Anda di halaman 1dari 14

Believe In Everything Because

Everything's Reachable

Home
 Posts RSS
 Comments

RESUME MATA KULIAH


AL-QUR'AN & HADIST
DIPOSTING OLEH UNKNOWN ON SABTU, 08 NOVE MBER 2014

RESUME QUR’AN HADIST


Oleh :
Riska Hardiani
Manajemen Pendidikan Semester 2-B
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Al-Qur’an Hadist
A. Pengertian Al-Qur’an dan Hadist
AL-Qur;an adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar
dengan yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Allah SWT sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mulai di Mekkah
kemudian di Madinah untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup
dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Al Qur’an
terdiri dari 30 juz, 114 surat, lebih dari 6362 ayat, 74.499 atau 325.345 huruf.
Hadist adalah ucapan Rasulullah SAW tentang sesuatu yang berkaitan dengan
kehidupan manusia atau tentang suatu hal, atau disebut pada Sunnah Qauliyyah. Dari sudut
sifat (atribut shahi) atau tidaknya si periwayat, hadist dapat dipecah menjadi 3, yaitu:
1. Hadist Shahih (benar), dimana perawinya terkenal orang baik dan boleh dipercayai.
Ciri-cirinya itu menyambung hingga ke Rasul, kualitas rawi diikat dari sanad yakni silsilah
hadist yang disampaikan.
2. Hadist Hasan (baik), dimana perawinya tidak mencapai derajat perawi hadis shahih
disebabkan ada sedikit cacatnya.
3. Hadist Dhaif (lemah), dimana perawinya diragukan keberadaannya (kebenarannya).

B. Kedudukan Al-Qur’an dan Hadist


1. Kedudukan Al-Qur’an
· Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman, seperti ilmu tauhid, ilmu
hokum, ilmu tasawuf, ilmu filsafat islam, ilmu sejarah islam dan ilmu pendidikan islam
· Al-Qur’an sebagai sumber hokum Islam yang Pertama dan paling utama.
· Al-Qur’an sebagai pedoman bagi seluruh manusia.
2. Kedudukan Hadist
· Al-Sunnah bersifat Zani Al-Wurud, yaitu kehadirannya pasti an tidak diragukan.
· Al-Sunnah berfungsi sebagai penjabaran Al-Qur’an.
· Ada beberapa hadis dan Atsar(dari sahabat bukan dari Rasul) yang menjelaskan bahwa
urutan dan kedudukan Al-Sunnah setelah Al-Qur’an
· Al-Qur’an sebagai wahyu dari sang pencipta yaitu Allah SWT sedangkan hadist berasal dari
hamba dan utusan-Nya.
· Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa kedudukan Al-Sunnah sesebagai
sumber kedua setelah Al-Qur’an dalam ajaran Islam.

C. Unsur-Unsur Al-Qur’an dan Hadist


1. Unsur-unsur Al-Qur’an
· Al-Qur’an berbentuk lafadz, artinya bahwa apa yang disampaikan Allah melalui Jibril
kepada Muhammad dalam bentuk makna dan dilafadzkan oleh Nabi.
· Al-Qur’an itu berbahasa Arab, Al-Qur’an tidak dialih bahasakan dengan bahasa lain, jika Al-
Qu’an dialih bahasakan dengan bahasa lain maka itu bukan Al-Qur’an.
· Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
· Al-Qur’an diturunkan secara mutawatir.

2. Unsur-unsur Hadist
· Sanad, adalah silsilah atau ahli hadist sanad berarti jalan yang dapat menghubungkan matan
hadist kepada Nabi Muhammad SAW.
· Matan, adalah isi hadist itu sendiri.
· Rawi, adalah orang yang meriwayatkan, menyampaikan suatu hadist.
· RIjal Al-Hadist, adalah tokoh-tokoh yang meriwayatkan hadist.
D. Fungsi Al-Qur’an dan Hadist
1. Fungsi Al-Qur’an
a. Petunjuk bagi manusia
b. Sumber pokok ajaran agama
c. Peringatan dan pelajaran bagi manusia
d. Sumber hokum yang pertama dan paling utama
e. Sebagai pedoman bagi manusia
2. Fungsi Hadist
a. Penguat dan penyokong kepada hokum-hukum yang terdapat didalam Al-Qur’an.
b. Penjelas, penguat, dan penafsir bagi ayat-ayat Al-Qur’an.
c. Menjadi tasyri, atau yang menentukan suatu hokum yang tidak ada di AL-Qur’an.

Manusia Sebagai Khalifah di Muka Bumi

A. Pengertian Khalifah
Kata khalifah menurut bahasa berasal dari kata khalafa yang berarti pengganti.
Sedangkan menurut istilah kata khalifah ialah pengganti kedudukan yang ditinggalkan
pendahulunya. Kata khalifa pada umumnya digunakan untuk menyebut pemimpin
pemerintahan atau kepala Negara yang berasaskan ajaran islam.
Ada didalam Q.S Al-Baqarah ayat 30 yang menunjukkan tentang fungsi kekhalifahan
yang lebih luas, baik terkait dengan kepemimpinan terhadap sesama manusia maupun
pengelolaan terhadap alam dan lingkungan. Namun, ada juga yang memberi penjelasan
bahwa khalifah adalh orang yang memipin dan mengatur jalannya roda kehidupan disuatu
tempat, walaupun dalam tingkatan yang berbeda-beda.

B. Karakteristik Seorang Khalifah


1. Adil, sifat adil artinya suatu sifat yang teguh, kokoh dan tidak menunjukkan memihak kepada
seseorang atau golongan. Adil merupakan sifat yang sangat penting bagi seorang khalifah
karena menjadi seorang khalifah harus memutuskan segala perkara dengan bijaksana dan
adil.
2. Jujur, modal yang paling utama menjadi seorang pemimpin adalah jujur. Seorang khalifah
harus bersikap jujur agar mendapat kecintaan dan kepercayaan oleh masyarakat tanpa adanya
sikap curiga kepada pemimpinnya.
3. Bertanggung jawab, tanggung jawab bermakna keadaan wajib menanggung segala sesuatu,
karena setiap perilaku apapun yang dilakukan oleh manusia pasti harus dipertanggung
jawabkan. Suatu kebijakan atau keputusan pemimpin harus bisa dipertanggung jawabkan
kepada rakyatnya.
4. Bersikap rendah hati, seorang pemimpin juga perlu rendah hati karena ilmu Allah luas.
Manusia dilarang bersikap sombong karena ilmunya sebab pada saat dilahirkanpun manusai
tidak mempunyai ilmu dan ilmu yang dimiliki sekarang tidak seberapa jika dibandingkan
dengan ilmu yang dimiliki oleh Allah.

C. Cara pengangkatan dan baiat Khalifah


1. Cara pengangkatan khalifah
a. Pemilahan secara langsung, dipilih melalui pemilihan umum, rakyatlah yang memiliki hak
pilih untuk memilih calon-calon yang ada.
b. Pemilihan secara tidak langsung, yaitu spemilihan seorang khalifah oleh ahlul halli wal aqli
atau wakil-wakil rakyat yang berhak memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan
urusan umat.
c. Melalui wasiat, yaitu usulan atau wasiat dari khalifah sebelumnya kepada seseorang untuk
menggantikan kedudukannya sebagai khalifah.

2. Baiat khalifah
Setelah khalifah terpilih lalu dilakukan pembaiatan. Baiat artinyasumpah janji atas amanah
berupa jabatan yang diterimanya. Jika seorang khalifah yang telah dibaiat lalu dia tidak bisa
menjalankan amanahnya maka bisa dilakukan pencopotan jabatan

Ikhlas dalam Beribadah

A. Pengertian Ikhlas
Secara bahasa ikhlas artinya membersihkan (bersih, jernih, suci dari campuran dan
pencemaran, baik berupa materi ataupun tidak). Secara istilah, ikhlas adalah usaha seseorang
melakukan perbuatan semata-mata berharap ridha Allah SWT.

B. Pengertian Ibadah
Ibadah secara khusus adalah taat dan doa, sedangkan secara umum ialah menurut
Fuqaha “segala hokum yang dikerjakan untuk mengharapkan pahala diakhirat, dikerjakan
sebagai tanda pengabdian kita kepada Allah SWT” Jadi, ibadah adalah kewajiban setiap
hamba, ibadah juga merupakan tujuan hidup manusai dan semuanya itu akan dipertanggung
jawabkan.
Allah Ta’ala tidak akan menerima suatu amalan kecuali setelah terpenuhinya dua
syrata yang sangat mendasar, yaitu amalan tersebut harus dilandasai dengan keikhlasan hanya
kepada Allah SWT, dan pelaksanaan amalan tersebut harus sesuai dengan petunjuk
Rasulullah SAW.

C. Rukun Ikhlas dalam beribadah:


1. Hatinya hanya menuju kepada Allah, tida atujuan kecuali kepada Allah saja.
2. Secara zahirnya dalam beribadah mengikuti aturan kaidah fiqhiyah (sesuai dengan syariat
islam), bahwa tidak akan diterima amalnya sesorang apabila sesuatu yang ia amalkan telah
menyalahi ajaranNya.

D. Beberapa factor yang mendorong Ikhlas:


1. Berdoa
2. Menyembunyikan amal
3. Melihat amal orang shalih yang berada di atasmu
4. Menganggap remeh amal
5. Khawatir amal tidak diterima
6. Tidak terpengaruh perkataan manusia atas amalan yang telah dikerjakan
7. Sadar bahwa manusai bukanlah pemilik surge dan neraka
8. Ingatlah anda sendirian didalam kubur

E. Ada beberapa hal yang merusak keikhlasan seseorang, yaitu:


1. Riya’, riya’ adalah sesorang menampakkan amalnya dengan tujuan orang lain melihat dan
memujinya.
2. Ujub, ujub adalah seseorang berbangga diri dengan amal-amalnya.
3. Sum’ah. Sum’ah adalah seseorang beramal dengan tujuan agar orang lain mendengar
amalnya tersebut lalu memujinya.

F. Kiat-kiat menjadi orang ikhlas:


a. Menumbuhkan Rasa takut kepada Allah SWT.
b. Tidak takut kepada siapapun kecuali Allah SWT.
c. Berjuang sekuat-kuatnya demi keridhaan Allah SWT.
d. Mengharapkan balasan hanya dari Allah SWT.
e. Membebaskan diri dari perkataan orang lain dan hanya mencari ridha Allah SWT.
f. Menguatkan hati nurani.
g. Memahami bahwa kehidupan didunia ini hanya sementara.
h. Memikirkan kematian dan hari pembalasan.
i. Seseorang dapat menghadapi kematian dimanapun danj kapanpun

G. Isi Kandungan Surat Al-An’am ayat 162-163 tentang keikhlasan dalam beribadah)
1. Allah SWT memerintahkan manusia untuk berserah diri hanya kepadaNya.
2. Allah SWT adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam mencipta, memelihara dan
mengatur alam semesta beserta isinya.
3. Perilaku Allah SWT untuk berlaku ikhlas dalam berakidah, beribadah, dan beramal.
4. Perilaku yang sesuai dengan surat Al-An’am ayat 162-163 antara lain:
a. Berserah diri hanya kepada Allah SWT.
b. Menghambakan diri dan mengabdi hanya KepadaNya.
c. Menjalankan perintah dan menjauhi segala laranganNya
d. Menjauhkan diri dari sikap syirik
e. Beribadah dengan ikhlas hanya mengharap RidhaNya.

H. Hadist Riyadhus Shalihin No. 1, 7 dan 8


1. Kandungan Hadist Riyadhus Shalihin No. 1 :
Niat merupakan suatu keharusan dalam suatu perbuatan baik itu yang ditunjukkan
pada wujud perbuatan itu sendiri seperti shalat maupun sesuatu yang menajdai sarana bagi
perbuatan lainnya, misalnya thaharah. Yang demikian itu karena ikhlas tidak tergambar
wujudnya tanpa adanya niat.
Niat itu tempatnya didalam hati dan tidak perlu dilafadzhkan dengan lisan dalam
semua ibadah, thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, pemerdekaan budak, jihad, dan ibadah-
ibadah lainnya.
2. Kandungan Hadist Riyadhus Shalihin No. 7 :
· Pahala amal perbuatan itu didasarkan pada apa yang diikuti oleh hati dengan rasa ikhlas dan
niat yang tulus.
· Memperbaiki hati itu lebih didahulukan daripada perbaikan terhadap anggota badan, sebab
anggota badan hanya akan menbgikuti perintah dan larangan. Olehkarena itu, jika hati itu
baik, maka akan baik seluruh tubuh dan jika hati telah rusak, maka akan rusak pula seluruh
tubuh.
· Seseorang bertanggung jawab dan akan dihisab berdasarkan niat dan amalnya. Oleh karena
itu dia harus benar-benar mengarahkan keduanya kejalan yang baik dan lurus yaitu jalan
petunjuk yang datang dari ALLAH dan berasal dari Rasulullah.

3. Kandungan Hadist Riyadhus Shalihin No, 8 :


· Amal shalih diperhitungkan berdasarkan niat yang benar.
· Keutamaan berjihada itu terwujud bagi orang yang berperang di jalan Allah dengan tujuan
meninggikan kalimatNya dan agar agama seluruhnya hanya menjadi milik Allah semata.
· Disunnahkan mempertanyakan alasan dilakukannya suatu perbuatan.
· Kewajiban mendahulukan ilmu atas amal,
· Celaan atas ketamakkan terhadap dunia dan berperang karena kepentingan pribadi dan bukan
karena ketaatan kepada Allah.

Cara Mensyukuri Nikmat Allah

A. Pengertian Syukur
Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran dan wa syukuran yang berarti
berterimakasih kepada-Nya. Jadi syukur berarti ucapan sikap dan perbuatan berterimakasih
kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia yang diberikan-Nya.

B. Cara Mensyukuri Nikmat Allah


1. Surat Al-Ankabut ayat 17
Menurut surat Al-Ankabut ayat 17 yang artinya “Sesungguhnya apa yang kamu
sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu
sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu
di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah
kamu akan dikembalikan.”
Pada surat Al-Ankabut ini Allah memerintahkan 3 hal kepada manusia yaitu:
1. Mencari rezeki hanya kepada-Nya
2. Beribadah hanya kepada-Nya
3. Bersyukur hanya kepada-Nya
Secara garis besar mensyukuri nikmat Allah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
yang dikemukakan oleh para ulama, yaitu:
a. Bersyukur dengan hati nurani, seperti meyakini didalam hati kita yang paling dalam atas
nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada kita, selalu ingat kepada Allah tentang apapun
yang telah Dia berikan kepada kita.
b. Bersyukur dengan lisan/ucapan, seperti berdzikir, bertahlil, bertahmid, istighfar senantiasa
mengucapkan hamdalah setiap kita selesai melakukan sesuatu.
c. Bersyukur dengan perbuatan, seperti kita mengerjakan shalat, zakat, puasa dan
melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

2. Hadist Ryadhus Shalihin no 1396


Menurut hadist Riyadhus Shalihin no. 1396 yang artinya “Dari Anas ra, berkata:
“Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah benar-benar meridhai seorang hamba, yakni
apabila ia makan suatu makanan ia memuji-Nya atas makanan tersebut dan apabila minum
suatu minuman ia memuji-Nya atas minuman tersebut.” (HR. Muslim)”
Jadi isi kandungan Hadist tersebut adalah tentang etika makan dan minum dengan
memanjatkan pujian kepada Allah, baik sebelum ataupun sesudah makan dan minum. Allah
sangat menyukai orang yang apabila ia makan dan minum lalu ia memujiNya yaitu dengan
bacaan basmalah dan hamdalah.
Perintah untuk bersyukur kepada Allah atas keluasan karuniaNya dan limpahan nikmat-
nikmatNya. Dan bahwasannya bersyukur merupakan jalan keselamatan sebabanya Allah saja
yang berhak mendapatkan pujian atas nikmatNya.

3. Surat Az-Zukhruf ayat 9-13 tentang cara mengingat nikmat Allah


Isi Kandungan dari surat Az-Zukhruf ayat 9-13 adalah
· Bahwa orang musyrik sekalipun mengakui bahwa yang memberi nikmat itu adalah Allah.
· Banyak nikmat Allah yang diberikan kepada manusia, bumi sebagai tempat hidup manusia
dengan berbagai sarananya. Hujan (air yang turun dari langit) sebagai sumber kehidupan.
Dengan air, tanah yang gersang menjadi subur.
· Kemudian Allah juga menciptakan pasangan semua hal yang Dia ciptakan. Ada siang ada
malam, ada laki-laki ada perempuan, ada panas ada dingin, ada positif ada negatif dan
seterusnya. Semua itu merupakan bagian dari nikmat Allah yang diberikan kepada
makhluknya khususnya manusia.
· Nikmat-nikmat itu diberikan kepada manusia agar mereka dapat hidup sejahtera. Dengan
nikmat yang diberikan Allah, sewajarnya manusia selalu mengingat nikmat itu dari mana
datangnya, sehingga tidak menjadi manusia yang kafir (mengingkari nikmat). Bagi yang
memiliki binatang ternak, tumbuhan (kebun atau lading) dan atau penghasilan lebih harus
mengeluarkan hak untuk fakir miskin dan sebagainya.

C. Mempraktikkan Perilaku Syukur kepada Allah SWT

1. Mengakui atau mengimani Allah swt. sebagai pemiberi nikmat yang tidak terhingga,

sehingga menghitungnya saja manusai tidak mampu

2. Senantiasa mengucap hamdalah dan mengikhlaskan dalam hati hanya bagi Allah swt.

3. Menggunakan nikmat-Nya sesuai dengan kehendak-Nya yaitu menggunakan nikmat tersebut

untuk maksud-maksud yang diridhai-Nya, tidak menggunakan nikmat itu untuk maksud yang

dimurkai-Nya seperti untuk maksiat.

4. Sebelum menggunakan nikmat-Nya, manusia perlu membaca basmalah dan kemudian

berdoa.

5. Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita, dan bila mungkin membalasnya

dengan yang lebih baik atau paling kurang dengan kebaikan yang setara. Tanda orang

bersyukur adalah berterimakasih kepada sesame manusia.

6. Jika engkau mendapatkan nikmat dari Allah, jangan lihat besar kecilnya nikmat, tapi

lihatlah yang memberi nikmat (Rabbul ’alamin).

7. Lihatlah yang berada di bawah kita (kaitannya dengan nikmat)


8. Sadarilah bahwa yang mampu memberikan hidayah untuk bersyukur hanyalah

Allah semata.

9. Meyakini dalam hati bahwa nikmat yang diterima semata-mata pemberian Allah Subhanahu

wa Ta’ala.

Lingkungan Hidup
A. Pengertian Lingkungan Hidup

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 “Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang

dnegan seluruh benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Lingkungan Hidup :

1) Jenis dan jumlah masing-masing lingkungan hidup

2) Hubungan atau interaksi antar manusia dalam lingkungan hidup

3) Kelakuan aatau kondisi unsur lingkungan hidup.

4) Factor non material seperti, suhu, cshaya, dan lain-lain

5) Keadaan fisik akan berpengaruh terhadap keadaan ekonomi, sedangkan kondisi ekonomi

akan berpengaruh terhadap keadaan social dan penduduk.

B. Q.S Al-Baqarah ayat 204-206

Pada surat Al-Baqarah ayat 204-206, menggambarkan dua tipe manusia yaitu:

1. Tipe pertama, orang yang ucapannya mengagumkan kita bahkan ditambah sumpah, padahal

ia adalah musuh yang sangat keras. Apabila ia telah berpaling atau berkuasa yakni setelah

tercapai keinginannya ia berkata lain serta membuat kerusakan. Kita diperingatkan untuk

berhati-hati karena ia adalah orang jahat dan musuh Islam.


2. Tipe kedua, orang yang mengorbankan segalanya untuk dakwah Islam dan manusia yang

berdagang hanya kepada Allah.

C. Q.S Ar Ruum ayat 41-42

Pada surat Ar Ruum ayat 41-42 , Allah memperingatkan bahwa kerusakan yang

terjadi didunia ini, baik di darat atau dilaut adalah akibat dari ulah perbuatan manusaia itu

sendiri. Allah memperingatkan itu karena dampak negatifnya akan dirasakan oleh manusia itu

sendiri. Dan untuk membuktikan bahwa kerusakan itu ulah manusia yang tidak bertanggung

jawab, kta dipersilahkan untuk mengadakan penelitian terhadap mereka yang berbuat

kerusakan dan bagaimana kesudahannya.

D. Q.S Al-A’raf ayat 56-58

Dalam surat Al-A’rf ayat 56, Allah memperingatkan bahwa semua yang diciptakan

Allah itu agar dipelihara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemanfaatan dan

kemaslahatan umat manusia, dan larangan untuk membuat kerusakan terhadap apa yang telah

Allah berikan kepada umat manusai.

Sementara pada ayat 57 dan 58, menjelaskan bagaimana proses terwujudnya rezeki

atau kenikmatan yang diterima manusia. Proses terwujudnya rezeki di analogikan Allah

dengan proses turunnya hujan. Begitulah tanda-tanda Allah bagi orang-orang yang bersyukur.

E. Q.S Sad ayat 27

Pada surat Sad ayat 27, menjelaskan bahwa segala yang diciptakan oleh Allah itu

pasti mempunyai hikmah atau mempunyai manfaat, langit dan bumi serta segala isinya

diciptakan oleh Allah tidak mungkin tanpa hikmah pasti ada hikmahnya, an jika ada orang
yang menganggap bahwa apa yang diciptakan oleh Allah itu tanpa hikmah adalah termasuk

orang-orang kafir, dan tentunya akan masuk neraka.

F. Q.S Al-Furqon 45-50

Pada surat Al-Furqon ayat 45-46 Allah mengajak umat manusia untuk memperhatikan

salah satu ciptaan kebesarannya yaitu berupa baying-bayang sesuatu dari sianr matahari dari

terbit sampai terbenam. Dan Dia jadikan matahari an bayangannya sebagai petunjuk bagi

umat manusia sehingga manusai mengenal waktu pagi, siang, sore dan malam.

Pada ayat 47, Allah menjelaskan ciptaanya, seperti malam hari Allah ciptakan agar

bisa tidur dan bisa beriistirahat dari segala aktivitas dan pada siang hari Allah ciptakan waktu

untuk bergerak mencari rezeki.

Pada ayat 48,49, dan 50, Allah menerangkan waktu dia cptakan angina sebagai kabar

pembawa gembira atas datangnya rahmat Allah, yaitu hujan. Allah menjelaskan tentang

keadaan hujan itu dan keadaan semacam itu harusnya menjadi pelajaran bagi umat manusia.

Akan tetapi justru kebanyakan umat manusia memungkiri nikmat Allah tersebut.

Pola Hidup Sederhana dan Kesehatan


A. Pengertian Pola Hidup Sederhana

Pola hidup adalah cara kita berperilaku sehari-hari,sejak bangun tidur hingga tidur lagi,

misalnya tidur, makan, mandi, berolahraga, dan belajar. Pola hidup dapat disamakan dengan

kebiasaan. Bila kita memiliki kebiasaan buruk, berarti kita juga memiliki pola hidup yang

buruk, begitu pun sebaliknya. Kebiasaan yang baik menandakan kita telah melakukanpola

hidup yang baik.Sederhana secara terminlogi adalah kebiasaan seseorang untuk berperilaku

sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Jadi, pola hidup sederhana adalah kebiasaan atau
perilaku sehari-hari yang dilakukan sesuai kebutuhan dan kemampuan serta tidak berlebih-

lebihan.

B. Pola hidup sederhana menurut Al-Quran dan Hadist

· Ciri-ciri pola hidup sederhana

1. Wajar, yaitu pola hidup hidup disesuaikan dengan kebutuhan bukan keinginan.

2. Pintar, yaitu menggunakan harta dengan perhitungan yang pintar.

3. Bijak, yaitu selalu mempertimbangkan manfaat dan kerugian atas barang yang ingin dibeli

atau perilaku yang di inginkan.

· Cara hidup sederhana

1. Tidak berlebihan.

ü Tidak bersikap sombong dengann harta yang dimilikinya.

ü Menjadikan harta sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT.

ü Menjadikan harta sebagai media untuk mencari ilmu.

ü Menghindari sikap boros.

2. Pemboros sahabatnya setan.

3. Larangan kikir dan boros.

4. Menyantuni dhuafa.

· Penerapan sikap dan perilaku di Surah Al-Baqarah ayat 177.

1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.

2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.

3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khususnya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan

tetangga terdekat.

5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehhari-hari.

C. Pengertian Kesehatan dalam Perspektif Islam

Dalam bahasa arab kata sehat diungkapkan dengan kata as-sihhah atau yang seakar

dengannya yaitu keadaan baik, bebas dari penyakit dan kekurangan sera dalam keadaan

normal. Adapun tujuan islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan

individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga umat manusia

mampu menjadi umat yang pilihan.

D. Pola hidup sehat menurut Al-Quran dan Hadist

1. Mengonsumsi makanan yang bergizi.

2. Makan makanan yang sesuai aturan.

3. Tidak makan dan minum secara berlebihan.

4. Urgensi gerak badan dan olahraga bagi kesehatan tubuh.

5. Menghindar/berhenti dari kebiasaan bodoh yang menjijikan.

6. Menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar kita.

7. Hindari stress.

8. Melakukan upaya penyumbuhan dan pencegahan.

9. Melakukan hubungan seksual yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai