LATAR BELAKANG
Ukuran kualitas lulusan tidak hanya diukur dari kematangan kognitif saja, akan
tetapi ukuran seorang peserta didik bisa dikatakan berkualitas apabila dia sudah
matang secara emosional, sosial, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, dapat
mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya, dapat memenuhi kebutuhannya
secara mandiri dan juga yang paling penting yaitu kematangan moral, siswa bisa
dikatakan berkualitas jika dia memiliki moral yang baik, baik itu moral yang
berlandaskan kepada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat maupun moral
yang ada dalam agama.
1
dari sebuah lembaga pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas dapat
tercapai dengan efektif dan efisien.
Oleh karena itu, kami melakukan suatu observasi disuatu sekolah untuk mencari
informasi bagaimana manejemen bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.
C. IDENTITAS NARASUMBER
2
D. METODE YANG DIGUNAKAN
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMP Negeri 22
Bandar Lampung, bahwa Manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah tersebut
sangat baik dalam pelaksanaan pemberian layanan terhadap siswa-siswa di sekolah
tersebut namun kurang baik dan tidak terstruktur dalam hal adminstrasi dan
programnya.
3
yang menangani masalah tersebut dan menginformasikan kepada guru BK, ketika
wali kelas merasa tidak mampu maka wali kelas menyerahkan siswanya ke guru BK
untuk dibantu/ditangani. Namun dari program tersebut terdapat kendala yang muncul,
yaitu terkadang wali kelas memiliki kesibukan tersendiri, kadangkala saat wali kelas
tidak ada di sekolah dan terdapat siswa bermasalah, guru BK menangani secara
langsung. Yang menjadi hambatan adalah, ketika guru BK telah berkordinasi dengan
kepala sekolah untuk mengambil keputusan terhadap siswa yang bermasalah tersebut
(misal dikeluarkan), wali kelas menjadi tidak menerima karena merasa
dilampaui/dilengkahi. Untuk mengatasi hal seperti itu, guru BK menjelaskan secara
baik-baik terhadap wali kelas tersebut dan meminta bantuan kepada kepala sekolah
untuk memberikan penjelasan bahwa keputusan tersebut juga atas dasar persetujuan
kepala sekolah.
Program tahunan BK di SMP Negeri 22 setiap tahunnya tidak selalu ada yang di
ubah atau di perbaiki, menurut narasumber bahwa masalah administrasi hanya
sebagai formalitas saja, yang terpenting adalah bagaimana seluruh siswa
mendapatkan bantuan dan layanan terbaik. Menurut narasumber, apa yang tertuang
dalam teori ataupun administrasi lebih banyak berbeda dengan kenyataan sehingga
program tidak selalu dijadikan acuan, kebutuhan siswa saat itu lah yang dijadikan
acuan.
F. KESIMPULAN
4
2. Kepala sekolah mendukung penuh kegiatan dan pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
4. Personil sekolah yang ikut terlibat dalam proses kegiatan bimbingan dan
konseling adalah para wali kelas, guru mata pelajaran, waka kesiswaan, dan
kepala sekolah.
6. Evaluasi dilakukan secara insidental yang artinya hanya akan dilakukan jika ada
yang perlu diperbaiki saja (tidak terjadwal) dan pelaksanaannya dilakukan secara
lisan, tidak terstruktur dan tidak di buat dalam bentuk laporan.
7. Tindak lanjut dari hasil evaluasi hanya dilakukan secara praktik di lapangan,
hasil evaluasi tidak dilaporkan dan tidak menjadi perbaikan tertulis di program
selanjutnya.
5
LAMPIRAN