Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi, barang yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa. Perkembangan industri tidak dapat dilepaskan dari peran
penting industri pengelasan. Pengelasan adalah penyambungan setempat antara
dua buah logam atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. Penggunaan
pengelasan mulai dari penyambungan pada konstruksi pembangunan, perakitan
otomotif, dan penambangan. Industri pengelasan merupakan industri informal
yaitu industri yang memiliki pola kegiatan tidak teratur, baik dalam arti jam kerja,
permodalan maupun perekrutan pegawai, serta pada umumnya tidak tersentuh
oleh peraturan dan ketentuan yang ditetapkan (Widharto, 2007).

Bengkel las listrik merupakan kegiatan usaha dibidang jasa yang


menawarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelasan. Kegiatan usaha ini
masuk dalam jenis industri pengelasan, yang dikategorikan lagi kedalam kegiatan
home industri. Home industri adalah rumah usaha produk barang ataupun
perusahaan kecil. Dikatakan perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini
dipusatkan dirumah. Home industri juga dapat berarti industri rumah tangga,
karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga. Bengkel las
listrik termasuk jenis usaha home industri karena umumnya kegiatan dilakukan
dipekarangan rumah dan biasanya hanya memiliki karyawan 1 sampai 5 orang.

Penggunaan produk pengelasan seperti teralis, pagar, rolling door umumnya


berfungsi untuk meningkatkan keamanan rumah. Seiring dengan kemajuan
teknologi dan bertambahnya kreativitas manusia. Fungsi produk pengelasan yang
mulanya hanya untuk meningkatkan keamanan juga dimanfaatkan untuk
menambah keindahan pada bangunan rumah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan
di bahas dalam penelitian ini adalah membuat sebuah analisis kelayakan investasi
Bengkel las menggunakan metode kriteria Investasi.
C. Tujuan penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui hasil analisa dan tingkat kelayakan investasi Bengkel las MITRA
WELDING
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi
yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem produksi merupakan
kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi
input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan
baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi
merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah,
informasi, dan sebagainya. Untuk menghasilkan output yang dimaksud, setiap
perusahaan memerlukan alat atau mesin – mesin dan tools guna menunjang proses
produksi. Mesin – mesin produksi ini didapat dengan cara membeli, tentu saja
pembelian ini merupakan investasi yang telah dilakukan oleh setiap perusahaan.
Agar investasi yang telah dilakukan dapat menghasilkan profit yang maksimal,
lebih – lebih tidak sampai mengakibatkan kerugian, perlu dilakukan yang
dinamakan studi kelayakan. Berbicara tentang kelayakan investasi, salah satu tools
yang dapat digunakan adalah metode kriteria Investasi.
Prinsip dasar kriteria investasi adalah Semua kriteria keputusan yang
dipertimbangkan menggabungkan beberapa pengukuran ekuivalen, atau dasar
untuk perbandingan alternative yang memperlihatkan perbedaan – perbedaan
sebenarnya di antara sejumlah alternative investasi. Dasar untuk perbandingan
adalah indeks yang berisi informasi khusus tentang serangkaian pemasukan dan
pengeluaran yang menggambarkan sebuah kesempatan investasi.
Pengurangan alternative – alternative ke bentuk dasar umum adalah perlu
agar perbedaan – perbedaan yang terlihat menjadi perbedaan yang sesungguhnya,
dengan mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Saat dinyatakan ke bentuk dasar
umum, perbedaan yang sebenarnya menjadi dapat dibandingkan secara langsung
dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Dasar yang paling umum untuk
perbandingan adalah harga sekarang, ekuivalen tahunan, nilai yang akan dating,
tingkat pengembalian internal, dan periode pembayaran kembali.
Berangkat dari konsep ini, diturunkan beberapa metode pembandingan yang
digunakan untuk mengevaluasi beberapa rencana investasi, yang kemudian
membandingkan nilai daya tarik ( attractivines ) relatif dan masing masing rencana
investasi tersebut, sehingga dapat dipilih rencana investasi tersebut, sehingga dapat
dipilih rencana investasi terbaik diantara alternatif yang tersedia.

Pada tahap identifikasi masalah dilakukan dengan melakukan wawancara


dengan pemilik usaha Bengkel las Mitra Welding. Dengan permasalahan yang ada
dilakukan studi literatur dan studi keadaan aktual dilapangan dari aspek finansial.
Diantaranya analisis metode Net Present Word (NPW), Internal Rate of Return
(IRR), dan Payback Period (PBP).

Net Present Word (NPW)

Net Present Word (NPW) adalah hasil selisih penerimaan dengan pengeluaran
yang sudah dilakukan (Nufaili & Utomo, 2014). Nilai NPW dapat dinyatakan
dengan

atau

Dimana :

Apabila nilai NPW > 0, maka investasi tersebut layak secara finansial. Namun
bila NPW < 0, maka investasi tidak layak secara finansial.
Internal Rate of Return (IRR)

Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari


suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur
kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR
menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol.

Apabila IRR > MARR, maka investasi layak secara finansial. Sebaliknya, jika
IRR < MARR, maka investasi tidak layak secara finansial.

Payback Period (PBP)

Menurut Abdul Choliq dkk (2004) payback period dapat diartikan sebagai jangka
waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang
diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan.

Apablia PBP > Umur ekonomis, maka investasi tidak layak secara finansial.
Sebaliknya, jika PBP < Umur ekonomis, maka investasi layak secara finansial.

B. Hasil dan Pembahasan

Analisis aspek finansial merujuk pada tingkat kelayakan usaha yang dilihat
dari aspek keuangan. Berikut adalah data-data finansial Bengkel las mitra welding
yang diperoleh dari hasil wawancara.
Dalam kurun waktu 5 tahun, dapat digambarkan aliran kasnya seperti sebagai
berikut

360 Juta 360 Juta 360 Juta 360 Juta 360 Juta

5 Juta

0 1 2 3 4 5

36.5 Juta

264 Juta 264 Juta 264 Juta 264 Juta 264 Juta

Net Present Word (NPW)

Dengan biaya investasi sebesar Rp.36.500.000 , pengeluaran tahunan sebesar Rp.


264.000.000 pemasukan tahunan sebesar Rp.360.000.000 . Mesin tersebut memiliki
nilai sisa sebesar Rp.5.000.000 dan perusahaan tersebut memperkirakan umur
ekonomis mesin tersebut adalah 5 tahun dengan tingkat suku bunga rata-rata di
daerah Tangerang adalah sebesar 7%.

Perhitungan dalam satuan 1 milyar (1.000.000.000)

𝑁𝑃𝑊 = −0.0365 + ((0.36 − 0.264) (𝑃 ; 7%; 1)) + ((0.36 − 0.264) (𝑃 ; 7%; 2)) +
𝐹 𝐹
𝑃 𝑃
((0.36 − 0.264) ( ; 7%; 3)) + ((0.36 − 0.264) ( ; 7%; 4)) +
𝐹 𝐹
𝑃
((0.36 + 0.005 − 0.264) (𝐹 ; 7%; 5))

𝑁𝑃𝑊 = −0.0365 + ((0.36 − 0.264)(0.9346)) + ((0.36 − 0.264)(0.8734)) +


((0.36 − 0.264)(0.8163)) + ((0.36 − 0.264)(0.7629)) + ((0.36 +
0.005 − 0.264)(0.7130))

𝑁𝑃𝑊 = 0.36

Karena nilai NPW diperoleh 0.36 yang artinya > 0, maka investasi Bengkel Cipta
Teknik Mandiri ini layak secara finansial.

Internal Rate of Return (IRR)

Perhitungan IRR dengan cara interpolasi, yaitu dengan mencari dua nilai NPW
dengan mensimulasikan nilai discount rate yang menghasilkan nilai NPW negatif
dan positif. Untuk mempermudah perhitungan, data diatas dapat diringkas menjadi

Data dan perhitungan dalam satuan 1 milyar (1.000.000.000)

𝑁𝑃𝑊 = 𝑃𝑊𝑟 − 𝑃𝑊𝑒


𝑃𝑊𝑟 = (0.36 (𝑃𝐹 ; 𝑖%; 1)) + (0.36 (𝑃𝐹 ; 𝑖%; 2)) + (0.36 (𝑃𝐹 ; 𝑖%; 3)) +
𝑃 𝑃
(0.36 (𝐹 ; 𝑖%; 4)) + (0.365 (𝐹 ; 𝑖%; 1))

𝑃𝑊𝑒 = −0.0365

Menghitung NWP dengan i 260% dan 270%

Untuk i = 260% didapatkan NPW= 0.0003703. Dan untuk i = 270% didapatkan


NPW= -0.000989. Maka langkah berikutnya adalah menentukan IRR dengan
NPW= 0 menggunakan metode interpolasi.

D
0.0003703
i%
260% A B C 270%

-0.000989
E
𝐴𝐵 0.0003703
=
𝐵𝐶 0.000989

𝐴𝐵
= 0.374
1 − 𝐴𝐵

𝐴𝐵 = (1 − 𝐴𝐵) 0.374

𝐴𝐵 = 0.374 − 0.374𝐴𝐵

1.374𝐴𝐵 = 0.374

0.374
𝐴𝐵 =
1.374
𝐴𝐵 = 0.27

260,27% > 7%

Jadi nilai i atau IRR yang didapatkan adalah sebesar 260,27% yang berarti nilai
tersebut lebih besar dari MARR. Maka investasi dapat diterima dan layak secara
finansial.

Payback Period (PBP)

Dengan menggunakan tingkat pengembalian i=0%, dan perusahaan memperkirakan


umur ekonomis dari mesin tersebut adalah 5 tahun, maka payback periodenya

0 = −0.0365 + (0.36 (𝑃 ; 7%; 𝑁′)) + (0.005 (𝑃 ; 7%; 𝑁′))


𝐴 𝐹

= −0.0365 + (0.36 𝑁′) + (0.005)

0.0365 − 0.005
𝑁′ = = 0.0875
0.36

Karena nilai PBP didapatkan sebesar 0.0875 yang berarti lebih kecil daripada umur
ekonomisnya, maka alternatif tersebut dapat diterima dan investasi tersebut
layak secara finansial.
BAB III

KESIMPULAN

Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil berupa

- NPW
0.36 > 0
Nilai NPW dari investasi Bengkel Cipta Teknik Mandiri didapatkan sebesar
0.36 yang artinya nilai tersebut > 0
- Internal Rate of Return
260.27 > 7%
Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai IRR sebesar 260.27%, nilai
tersebut lebih besar dari MARR sebesar 7%
- Payback Period
Nilai PBP didapatkan sebesar 0.0875 yang artinya nilai tersebut lebih kecil
daripada umur ekonomis mesin yang diperkirakan oleh perusahaan yaitu
selama 5 tahun.

Dari hasil analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa alternatif-alternatif tersebut


dapat diterima dan investasi pada Bengkel Cipta Mandiri layak secara finansial.

Anda mungkin juga menyukai