Anda di halaman 1dari 16

Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proses Kerja di

Bagian Trimming Chassis Final F-Series, PT Isuzu Astra Motor Indonesia


(IAMI), Assembling Plant Pondok Ungu (APPU) Tahun 2012

Nelvi Arvina dan Zulkifli Djunaidi


Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Abstrak
Skripsi ini membahas tentang penilaian risiko pada tujuh proses kerja yang terdapat di Bagian
Trimming Chassis Final, PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Assembling Plant Pondok Ungu.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang mengacu pada Australian
Standard/New Zealand Standard (AS/NZS) ISO 31000:2009. Metode yang digunakan dalam
penilaian risiko adalah metode semi-kuantitatif formula matematika W.T Fine. Tujuan
penelitian adalah mendapatkan tingkat risiko K3 pada proses kerja di Bagian TCF F-series,
PT IAMI, APPU. Hasil penelitian adalah lima risiko terbesar dari tujuh proses kerja yang
terdapat di bagian TCF F-series dan ditentukan berdasarkan nilai risiko yang dimiliki masing-
masing risiko yang terdapat pada tujuh proses kerja tersebut.

Kata kunci: penilaian risiko; tingkat risiko; nilai risiko

Abstract

This final paper discusses about the risk assessment of seven work process in Trimming
Chassis Final, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Assembling Plant Pondok Ungu
(APPU). This research used design of descriptive reasearch that refer to Australian
Standard/New Zealand Standard (AS/NZS) ISO 31000:2009. The Method which is used in
this risk assessment is semi-quantitative method of W.T Fine mathematical formula. The
objective of research is getting the level of occupational health and safety risk of work
process in Trimming Chassis Final F-series, PT IAMI, APPU. The research result is the top
five of seven work processes of TCF F-series, then they are determined based on risk values
which are had by each risks of seven work processes.

Keyword: risk assessment; risk level; risk value

1. Pendahuluan
Kecelakaan kerja tentu memiliki penyebab mengapa kecelakaan tersebut dapat terjadi.
Cara penggolongan sebab-sebab kecelakaan di berbagai negara tidak sama. Namun, terdapat
kesamaan umum penyebab terjadinya kecelakaan yang digolongkan menjadi dua, yaitu:
tindakan atau perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe action) dan
keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition). Berdasarkan hasil-hasil
penelitian, didapat bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan
manusia (Suma’mur, 1981).

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


PT. Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) adalah salah satu anak perusahaan Astra
Internasional, yaitu Astra Motor 3. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) merupakan
industri otomotif yang bergerak dalam bidang perakitan mobil Isuzu. Dengan tenaga kerja di
dalamnya, PT. Isuzu Astra Motor Indonesia telah memegang peranan penting dalam
perkembangan industri otomotif. Namun, tenaga kerja tersebut tentunya dihadapkan oleh
berbagai risiko kesehatan dan keselamatan yaitu berupa hazard fisik, kimia, biologi, mekanik,
elektrik, psikososial, perilaku dan ergonomi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan, baik
kerugian terhadap properti perusahaan, citra dan kerugian lainnya. Berdasarkan data
kecelakaan kerja PT IAMI, APPU dari tahun 2009-2011, jumlah kecelakaan kerja yang terjadi
adalah sebanyak 25 kasus. Berdasarkan data kecelakaan tersebut, bagian Trimming Chasiss
Final mengalami kecelakaan kerja tertinggi dibandingkan dengan bagian yaitu sebanyak 9
kasus. Berdasarkan data kecelakaan kerja tersebut, peneliti ingin melakukan penilaian risiko
keselamatan terhadap pekerja di area Trimming Chassis Final, PT IAMI, APPU, Bekasi, Jawa
Barat.
Berdasarkan observasi, studi literatur, dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada
bulan Juli 2012, di PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Assembling Plant Pondok Ungu
(APPU), peneliti menemukan bahwa banyaknya hazard yang terdapat di area Trimming
Chassis Final yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Hazard tersebut berupa
hazard fisik yaitu hazard mekanik yang terdapat pada chassis yang akan disatukan pada kabin.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah agar peneliti dapat mengetahui tingkat risiko
keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap aktivitas kerja di area Trimming Chassis Final
F-series, PT IAMI, APPU tahun 2012.

2. Tinjauan Teoritis
Kata hazard berasal dari bahasa Arab yaitu ‘az zahr’ yang berarti kematian. Hazard
adalah segala sesuatu yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian. Dalam praktiknya,
hazard seringkali dihubungkan dengan kondisi atau aktivitas yang jika tidak dikendalikan
maka dapat mengakibatkan cedera atau sakit (OSHA, 2002). Hazard dapat berupa hazard
fisik, hazard biologi, hazard ergonomi, hazard psikososial atau bahkan kombinasi dari
keseluruhan hazard tersebut (Australian Standard for Risk Management, 2004).
Jenis-jenis hazard berdasarkan buku Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja (Kurniawidjaja,
2010) adalah hazard lingkungan kerja, hazard ergonomi, hazard pengorganisasian dan budaya
kerja, hazard perilaku kesehatan, dan hazard somatik. Sedangkan menurut Ramli (2010),

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


hazard terdiri dari: hazard mekanik, hazard elektrik, hazard kimiawi, hazard fisik, dan hazard
biologik.
Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan menimbulkan dampak terhadap
suatu objek. Risiko juga seringkali disebut sebagai suatu kejadian atau peristiwa dan
konsekuensi atau akibat yang mengikutinya. Risiko merupakan hasil perhitungan dari
kombinasi antara konsekuensi dari suatu kejadian dengan kemungkinannya, sehingga risiko
tersebut dapat memberikan dampak positif atau bahkan dampak negatif (OHS Risk
Management Handbook, 2004).
Berdasarkan ISO 31000, manajemen risiko adalah mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas
secara langsung dan mengendalikan organisasi dengan memperhatikan risiko. Manajemen
risiko merupakan budaya, proses, dan struktur dalam mengelola suatu risiko secara efektif dan
terencana dalam suatu sistem manajemen yang baik. Manajemen risiko adalah bagian integral
dari proses manajemen yang berjalan dalam perusahaan atau lembaga. Manajemen risiko
terdiri dari banyak elemen dan aktivitas, dimulai dari identifikasi hazard dan risiko, penilaian
risiko, evaluasi risiko, dan pengendaliannya.
Proses manajemen risiko berdasarkan Australian Standard/New Zealand Standard ISO
31000:2009 tentang manajemen risiko yaitu: komunikasi dan konsultasi, menetapkan konteks,
(konteks eksternal dan internal), penilaian risiko (terdiri dari: identifikasi risiko, analisis
risiko, dan evaluasi risiko), dan pengendalian risiko.
 Teknik Semi-kuantitatif
Pada analisis semi-kuantitatif, skala kualitatif sama seperti yang telah dijelaskan di atas,
yang kemudian diberi nilai. Tujuannya adalah untuk menghasilkan skala peringkat yang
lebih luas dari yang biasa dicapai dalam analisis kualitatif, bukan untuk memberi kesan nilai
realistis untuk risiko seperti pada analisis kuantitatif. Namun, karena nilainya
mengalokasikan pada tiap deskripsi yang tidak menghasilkan sebuah hubungan yang akurat
terhadap besaran aktual dari konsekuensi atau kemungkinan, angka-angka seharusnya hanya
dikombinasikan menggunakan formula yang mengenal keterbatasan dari jenis skala yang
digunakan (AS/NZS 4360:2004).
Ciri-ciri analisis kuantitatif adalah sebagai berikut:
 Nilai risiko digambarkan dalam angka numerik. Namun, nilai ini tidak bersifat absolut.
Misalnya risiko A bernilai 2 dan risiko B bernilai 4. Dalam hal ini, bukan berarti risiko
B secara absolut dua kali lipat dari risiko A.
 Dapat menggambarkan tingkat risiko lebih konkrit dibanding metode kualitatif (Ramli,
2010).

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


Salah satu metode analisis semi-kuantitatif yang sering digunakan adalah kalkulasi
risiko dengan formula matematika Fine (Dickson, 2001). Metode ini memperhitungkan
tiga faktor penentu yaitu consequence, exposure, dan likelihood. Metode ini sedikit
berbeda dengan metode lainnya yang hanya mempertimbangkan dua faktor, yakni
consequence dan probablility, karena menurut Fine, probabilitas terdiri dari dua komponen
yaitu likelihood dan exposure, sehingga untuk medapatkan nilai risiko diperlukan perkalian
pada ketiga faktor di atas.
Risk = Consequence x Likelihood x Exposure
Gambar 2.4 Rumus Risiko
Sumber: (Dickson, 2001)
Tabel 2.2
Ukuran Tingkat Keparahan (Konsekuensi) pada Analisis Semi-kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Catastrophe Kerusakan fatal/parah beragam fasilitas lebih dari 100
$ 1.000.000, aktivitas dihentikan, terjadi
kerusakan lingkungan yang sangat luas.
Disaster Kematian, kerusakan permanen yang bersifat lokal 50
terhadap lingkungan, kerugian $500.000 -
$1.000.000.
Very Serious Terjadi cacat permanen/penyakit parah, kerusakan 25
lingkungan yang tidak permanen, dengan kerugian
Consquence

$50.000 - $500.000.
Serious Terjadi dampak yang serius tetapi bukan cedera 15
dan penyakit parah yang permanen, sedikit
berakibat buruk pada lingkungan, dengan kerugian
$5.000 - $50.000.
Important Membutuhkan penanganan medis, terjadi emisi 5
buangan di luar lokasi, tetapi tidak mengakibatkan
kerusakan, dengan kerugian $500 - $5.000.
Noticeable Terjadi cedera atau penyakit ringan, memar di 1
bagian tubuh, kerusakan kecil < $500, kerusakan
ringan atau terhentinya proses kerja sementara
waktu, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran di

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


luar lokasi.
Sumber: (Cross Jean, 1998)

Tabel 2.3
Ukuran Tingkat Probabilitas (Likelihood) pada Analisis Semi-kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Almost certain Kejadian yang paling sering terjadi 10
Likely Kemungkinan terjadi kecelakaan 50%:50 % 6
Unusually but Tidak biasa namun memiliki kemungkinan 3
possible terjadi
Likelihood

Remotely Suatu kejadian yang sangat kecil 1


possible kemungkinan terjadinya
Conceivable Tidak pernah terjadi kecelakaan dalam 0,5
tahun-tahun pemajanan tetapi mungkin
terjadi
Practically Sangat tidak mungkin terjadi. 0,1
impossible
Sumber: (Cross Jean, 1998)

Tabel 2.4
Ukuran Tingkat Pajanan (Exposure) pada Analisis Semi-kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Continously Terus-menerus: terjadi > 1 kali sehari. 10

Frequently Sering: terjadi kira-kira 1 kali sehari. 6


Exposure

Occasionally Kadang-kadang: terjadi 1 kali seminggu 3


sampai 1 kali sebulan.
Infrequent Tidak sering: terjadi sekali dalam sebulan 2
sampai sekali dalam setahun.
Rare Tidak diketahui kapan terjadinya. 1
Very rare Sangat tidak diketahui kapan terjadinya. 0,5
Sumber: (Cross Jean, 1998)

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


Tabel 2.5
Level Risiko Analisis Semi-kuantitatif
Risk Level Degree Action
>350 Very High Penghentian aktivitas hingga risiko
dikurangi mencapai batas yang dapat
diterima.
180 – 350 Priority 1 Perlu dilakukan penanganan secepatnya.
70 – 180 Substantial Mengharuskan ada perbaikan secara
teknis.
20 – 70 Priority 3 Perlu diawasi dan diperhatikan secara
berkesinambungan.
< 20 Acceptable Intensitas kegiatan yang menimbulkan
risiko dikurangi seminimal mungkin.
Sumber: (Cross, Jean, 1998)

3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan memakai Australian
Standard/New Zealand Standard (AS/NZS) ISO 31000:2009. Metode yang digunakan dalam
penilaian risiko adalah metode semi kuantitatif untuk menentukan tingkat risiko K3 di setiap
tahapan proses kerja pada Bagian Trimming Chassis Final (TCF) F-series, PT Isuzu Astra
Motor Indonesia (IAMI), Assembling Plant Pondok Ungu (APPU). Objek dari penelitian ini
adalah hazard dan risiko K3 yang terdapat pada proses kerja yang terlibat di Bagian Trimming
Chassis Final F-series. Namun tidak semua proses kerja yang terdapat di setiap Pos pada
Bagian TCF F-series dilakukan penilaian risiko, karena banyaknya proses kerja yang terdapat
di bagian ini. Oleh karena itu, peneliti mengambil proses kerja yang memiliki potensi bahaya
yang dapat mewakili seluruh proses kerja. Dalam melakukan identifikasi hazard dan risiko
K3, metode yang digunakan adalah Job Hazard Analysis. Selain itu, metode tersebut juga
digunakan dalam melakukan analisis risiko K3 pada suatu tahapan proses kerja untuk
menentukan tingkat risiko K3 dengan menghitung nilai konsekuensi, kemungkinan, dan
frekuensi pajanan dari setiap risiko. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data
primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui observasi, checklist, dan
wawancara pekerja agar mendapatkan gambaran identifikasi hazard dan risiko K3 serta

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan (existing control) dalam mencegah
terjadinya suatu kejadian. Sedangkan data sekunder didapatkan dari dokumen perusahaan.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


a. Evaluasi Risiko pada Proses Scribbing dan Fitting Chassis

Scribbing dan Fitting Chassis


3000
3000 2500 2500
2500
2000 1500 1500
Jumlah

1500 900 900 900900 750


1000 Basic Risk
500
0 Existing Risk
Kebakaran Fume & Terhirup Vibrasi Terjepit
smoke uap cat Gun Rivet
5 Risiko Terbesar

Gambar 6.1 Evaluasi Risiko pada Proses Scribbing dan Fitting Chassis
Pada proses kerja scribbing dan fitting chassis ditemukan sebanyak 76 risiko dari
seluruh tahapan kerja proses ini. Pada nilai basic risk, ditemukan sebanyak 49 risiko yang
termasuk ke dalam level risiko very high. Dengan adanya penurunan risiko secara
keseluruhan sebanyak 60,10%, maka pada nilai existing risk, jumlah risiko yang termasuk
dalam kategori very high berkurang menjadi 23 risiko. Jenis-jenis risiko tersebut adalah
potensi terjadi kebakaran, kesetrum/tersengat listrik, terhirup welding fume dan welding
smoke, terpajan vibrasi, potensi chassis terjatuh dan menimpa pekerja, terjepit gun rivet
serta terhirup uap cat.
Setelah dilakukan evaluasi risiko berdasarkan tabel analisis risiko, maka didapatkan 5
risiko terbesar, yaitu risiko kebakaran, risiko terhirup welding fume dan smoke, risiko
terhirup uap cat, risiko terpajan vibrasi, dan risiko terjepit gun rivet. Dengan nilai existing
risk tertinggi sebesar 1500 yang dimiliki oleh risiko terjadinya kebakaran. Risiko terbesar
ditentukan berdasarkan nilai existing risk yang dimiliki oleh masing-masing risiko.
Risiko potensi terjadinya kebakaran, kesetrum/tersengat listrik, terhirup welding fume
dan welding smoke ditemukan pada beberapa tahapan kerja. Risiko-risiko seperti risiko
terjadinya kebakaran dan potensi terjatuhnya chassis dan menimpa pekerja masih memiliki
nilai existing risk yang besar karena risiko-risiko tersebut memiliki dampak yang sangat
besar, sehingga yang nilai yang dapat dikurangi adalah nilai probabilitas. Selain itu, untuk

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


risiko terhirupnya welding fume dan welding smoke, terhirup uap cat, dan terpajan vibrasi
memiliki nilai existing risk yang besar dikarenakan alat pelindung diri yang tidak sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga dampak dari pajanan bahaya yang didapat oleh
pekerja masih besar.
b. Evaluasi Risiko pada Proses Pengelasan (Welding) dan Pengeboran (Drilling)

Pengelasan dan Pengeboran


3000 3000
3000 2500 2500
1500
Jumlah

2000
900 900 900900
1000 450
Basic Risk
0
Existing Risk
Kebakaran Fume & Terhirup Vibrasi Kesetrum
smoke uap cat
5 Risiko Terbesar

Gambar 6.9 Evaluasi Risiko Proses Pengelasan dan Pengeboran


Pada proses pengelasan (welding) dan pengeboran (drilling) ditemukan sebanyak 42
risiko dari seluruh tahapan proses kerja ini. Untuk nilai basic risk, ditemukan sebanyak 32
risiko yang termasuk ke dalam level risiko very high. Dengan adanya penurunan risiko
secara keseluruhan sebanyak 68,59%, maka untuk nilai existing risk, jumlah risiko yang
termasuk dalam kategori very high berkurang menjadi sebanyak 13 risiko. Mirip seperti
pada proses scribbing dan fitting chassis jenis-jenis risiko yang termasuk ke dalam kategori
very high tersebut adalah potensi terjadi kebakaran, kesetrum/tersengat listrik, terhirup
welding fume dan welding smoke, terpajan vibrasi, terkena percikan logam yang mengenai
mata pekerja, potensi chassis terjatuh dan menimpa pekerja, serta terhirup uap cat.
Setelah dilakukan evaluasi risiko berdasarkan tabel analisis risiko, maka didapatkan 5
risiko terbesar, yaitu risiko kebakaran, risiko terhirup welding fume dan smoke, risiko
terhirup uap cat, risiko terpajan vibrasi, dan risiko kesetrum/tersengat listrik. Dengan nilai
existing risk tertinggi sebesar 1500 yang dimiliki oleh risiko terjadinya kebakaran. Risiko
terbesar ditentukan berdasarkan nilai existing risk yang dimiliki oleh masing-masing risiko.
Risiko potensi terjadinya kebakaran, kesetrum/tersengat listrik, terhirup welding fume
dan welding smoke ditemukan pada hampir seluruh tahapan kerja. Selain itu risiko
terjadinya kebakaran dan potensi terjatuhnya chassis dan menimpa pekerja masih memiliki
nilai existing risk yang besar karena risiko-risiko tersebut memiliki dampak yang sangat
besar, sehingga yang nilai yang dapat dikurangi adalah nilai probabilitas. Selain itu, untuk

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


risiko terhirupnya welding fume dan welding smoke, terkena percikan logam, terhirup uap
cat, dan terpajan vibrasi memiliki nilai existing risk yang besar dikarenakan alat pelindung
diri yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga dampak dari pajanan
bahaya yang didapat oleh pekerja masih besar.
c. Evaluasi Risiko pada Proses Sub Trunnion

Sub Trunnion
3000
3000 2500
1500
Jumlah

2000 900 900900


1000 450 500
150 60
Basic Risk
0
Existing Risk
Terhirup Vibrasi Kesetrum Bising Tangan
uap cat tersayat
5 Risiko Terbesar

Gambar 6.10 Evaluasi Risiko pada Proses Sub Trunnion


Pada proses kerja Sub Trunnion ditemukan sebanyak 50 risiko dari seluruh tahapan
kerja proses ini. Pada nilai basic risk, ditemukan sebanyak 27 risiko yang termasuk ke
dalam level risiko very high. Dengan adanya penurunan risiko secara keseluruhan
sebanyak 56,23%, maka pada nilai existing risk, jumlah risiko yang termasuk dalam
kategori very high berkurang menjadi 9 risiko.
Setelah dilakukan evaluasi risiko berdasarkan tabel analisis risiko, maka didapatkan 5
risiko terbesar, yaitu risiko terhirup uap cat, risiko terpajan vibrasi, risiko
kesetrum/tersengat listrik, terpajan bising, dan tangan tersayat. Dengan nilai existing risk
tertinggi sebesar 900 yang dimiliki oleh risiko terhirup uap cat. Risiko terbesar ditentukan
berdasarkan nilai existing risk yang dimiliki oleh masing-masing risiko. Risiko terhirup
cat, risiko terpajan vibrasi, dan risiko kesetrum termasuk dalam level risiko dengan
kategori very high, sedangkan risiko terpajan bising termasuk dalam level risiko dengan
kategori substantial, dan risiko tangan tersayat termasuk dalam level risiko dengan
kategori priority 3.
Jenis risiko terpajan vibrasi dan kesetrum terdapat pada beberapa tahapan kerja. Pajanan
vibrasi terutama dihasilkan oleh penggunaan impact hammer. Pajanan vibrasi masih
memiliki nilai existing risk yang besar dikarenakan tidak adanya pengendalian yang
dilakukan oleh perusahaan.

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


d. Evaluasi Risiko pada Proses Kontrol Hoist (Control Hoist Process)

Control Hoist Process


3000
3000
2500
2000 1500 1500
Jumlah

1500 900900 900


1000 450
500 150 150 150 Basic Risk
0 Existing Risk
Vibrasi Kesetrum Kepala Bising Chassis
membentur terjatuh
hoist

5 Risiko Terbesar

Gambar 6.11 Evaluasi Risiko pada Proses Kontrol Hoist


Pada proses kontrol hoist ditemukan sebanyak 13 risiko dari seluruh tahapan proses
kerja ini. Untuk nilai basic risk, ditemukan sebanyak 8 risiko yang termasuk ke dalam level
risiko very high. Dengan adanya penurunan risiko secara keseluruhan sebanyak 65,49%,
maka untuk nilai existing risk, jumlah risiko yang termasuk dalam kategori very high
berkurang menjadi sebanyak 3 risiko.
Setelah dilakukan evaluasi risiko berdasarkan tabel analisis risiko, maka didapatkan 5
risiko terbesar, yaitu risiko terpajan vibrasi, risiko kesetrum/tersengat listrik, risiko kepala
membentur hoist, risiko terpajan bising, dan risiko chassis terjatuh. Dengan nilai existing
risk tertinggi sebesar 900 yang dimiliki oleh risiko terpajan vibrasi. Risiko terbesar
ditentukan berdasarkan nilai existing risk yang dimiliki oleh masing-masing risiko. Risiko
terpajan vibrasi dan risiko kesetrum termasuk dalam level risiko dengan kategori very high,
sedangkan risiko kepala membentur hoist, terpajan bising, dan chassis terjatuh termasuk
dalam level risiko dengan kategori substantial.

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


e. Evaluasi Risiko pada proses Drop Engine

Drop Engine
3000 3000 3000
3000
2500
1500 1500 1500
Jumlah

2000
1500 900900
1000 450
150 Basic Risk
500
0 Existing Risk
Engine Radiator Vibrasi Kesetrum Bising
terjatuh terjatuh
5 Risiko Terbesar

Gambar 6.12 Evaluasi Risiko Proses Drop Engine


Pada proses drop engine, ditemukan sebanyak 48 risiko dari seluruh tahapan kerja
proses ini. Pada nilai basic risk, ditemukan sebanyak 27 risiko yang termasuk ke dalam
level risiko very high. Dengan adanya penurunan risiko secara keseluruhan sebanyak
57,33%, maka pada nilai existing risk, jumlah risiko yang termasuk dalam kategori very
high berkurang menjadi 10 risiko.
Setelah dilakukan evaluasi risiko berdasarkan tabel analisis risiko, maka didapatkan 5
risiko terbesar yang terdapat pada proses drop engine, yaitu risiko potensi engine terjatuh,
potensi radiator terjatuh, terpajan vibrasi, adalah kesetrum/tersengat listrik, dan terpajan
bising. Dengan nilai existing risk tertinggi sebesar 1500 yang dimiliki oleh risiko potensi
engine terjatuh dan potensi radiator terjatuh. Risiko terbesar ditentukan berdasarkan nilai
existing risk yang dimiliki oleh masing-masing risiko. Risiko potensi engine terjatuh,
potensi radiator terjatuh, risiko terpajan vibrasi, dan risiko kesetrum termasuk dalam level
risiko dengan kategori very high, sedangkan risiko terpajan bising termasuk dalam level
risiko dengan kategori substantial.

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


f. Evaluasi Risiko pada proses Drop Cabin

Drop Cabin
3000 3000
2500
3000
1500 1500
Jumlah

2000 900900
450 450 150
1000
0 Basic Risk
Kabin Vibrasi Kesetrum Terhirup Bising Existing Risk
terjatuh uap
coolant
5 Risiko Terbesar

Gambar 6.13 Evaluasi Risiko pada Proses Drop Cabin


Pada proses drop cabin ditemukan sebanyak 32 risiko dari seluruh tahapan kerja proses
ini. Pada nilai basic risk, ditemukan sebanyak 21 risiko yang termasuk ke dalam level
risiko very high. Dengan adanya penurunan risiko secara keseluruhan sebanyak 61,65%,
maka pada nilai existing risk, jumlah risiko yang termasuk dalam kategori very high
berkurang menjadi 9 risiko.
Setelah dilakukan evaluasi risiko berdasarkan tabel analisis risiko, maka didapatkan 5
risiko terbesar yang terdapat pada proses drop cabin adalah risiko potensi kabin terjatuh,
terpajan vibrasi, kesetrum/tersengat listrik, terhirup uap coolant, dan terpajan bising. Dengan
nilai existing risk tertinggi sebesar 1500 yang dimiliki oleh risiko potensi kabin terjatuh.
Risiko terbesar ditentukan berdasarkan nilai existing risk yang dimiliki oleh masing-masing
risiko. Risiko potensi kabin terjatuh, risiko terpajan vibrasi, risiko kesetrum, dan risiko
terhirup uap cairan coolant termasuk dalam level risiko dengan kategori very high, sedangkan
risiko terpajan bising termasuk dalam level risiko dengan kategori substantial.

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


g. Evaluasi Risiko pada Proses Sub Bumper

Sub Bumper
1500
1500

1000
Jumlah

450 500
500
60 100 60 60 30 60 30 Basic Risk
0
Existing Risk
Terhirup Tangan Postur Tangan Tangan
uap tersayat janggal terjepit tergores
pertadex
5 Risiko Terbesar

Gambar 6.14 Evaluasi Risiko pada Proses Sub Bumper


Pada proses sub bumper ditemukan sebanyak 14 risiko dari seluruh tahapan kerja proses
ini. Pada nilai basic risk, ditemukan sebanyak 7 risiko risiko yang termasuk ke dalam level
risiko very high. Dengan adanya penurunan risiko secara keseluruhan sebanyak 64,28%,
maka pada nilai existing risk, jumlah risiko yang termasuk dalam kategori very high
berkurang menjadi 2 risiko.
Setelah dilakukan evaluasi risiko berdasarkan tabel analisis risiko, maka didapatkan 5
risiko terbesar yang terdapat pada proses sub bumper adalah risiko terhirup uap pertadex,
tangan tersayat, postur janggal, tangan terjepit, dan tangan tergores. Dengan nilai existing
risk tertinggi sebesar 450 yang dimiliki oleh risiko terhirup uap pertadex. Risiko terbesar
ditentukan berdasarkan nilai existing risk yang dimiliki oleh masing-masing risiko. Risiko
terhirup uap pertadex termasuk dalam level risiko dengan kategori very high, sedangkan
risiko tangan tersayat, postur janggal, tangan terjepit, dan tangan tergores termasuk dalam
level risiko dengan kategori priority 3.

5. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan oleh peneliti adalah:
a. Bahaya yang teridentifikasi pada tujuh proses kerja di Bagian Trimming Chassis Final
F-series (TCF), PT IAMI, APPU tahun 2012 adalah bahaya mekanik, bahaya fisik,
bahaya ergonomi, bahaya elektrik, dan bahaya kimia.
b. Risiko yang teridentifikasi pada tujuh proses kerja di Bagian Trimming Chassis Final
F-series (TCF), PT IAMI, APPU tahun 2012 adalah tangan tersayat, anggota tubuh
menyentuh peralatan atau bagian chassis yang panas, percikan api dari mesin las,

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


radiasi sinar UV dan infra merah, kesetrum/tersengat listrik, potensi kebakaran, postur
janggal, terhirup welding fume dan welding smoke, terpajan bising dan vibrasi, tangan
terjepit gun rivet, terhirup uap bahan kimia (cat, coolant, pertadex), tangan terjepit
chassis, anggota tubuh terbentur chassis, impact atau palu, tangan tergores, potensi
terjatuh, potensi benda kerja terjatuh (chassis, trunnion, rod asm, side, cross, kabin,
engine, ban, radiator), potensi kepala terbentur hoist, terkena percikan logam, terbentur
jig, mata bor patah dan terlempar ke tubuh pekerja dan peralatan.
c. Nilai rata-rata risk reduction dari pengendalian yang telah dilakukan pada ketujuh
proses kerja di Bagian Trimming Chassis Final F-series PT IAMI, APPU tahun 2012
adalah sebesar 61,39 %.
d. Lima risiko terbesar pada proses scribbing dan fitting chassis adalah potensi kebakaran,
terhirup welding fume dan welding smoke, terhirup uap cat, terpajan vibrasi, dan
terjepit gun rivet.
e. Lima risiko terbesar pada proses pengelasan dan pengeboran adalah potensi kebakaran,
terhirup welding fume dan welding smoke, terhirup uap cat, terpajan vibrasi, dan
kesetrum/tersengat listrik.
f. Lima risiko terbesar pada proses sub trunnion adalah terhirup uap cat, terpajan vibrasi,
kesetrum/tersengat listrik, bising, dan tangan tersayat.
g. Lima risiko terbesar pada proses kontrol hoist adalah terpajan vibrasi,
kesetrum/tersengat listrik, kepala membentur hoist, terpajan bising, chassis terjatuh.
h. Lima risiko terbesar pada proses drop engine adalah potensi engine terjatuh, potensi
radiator terjatuh, terpajan vibrasi, kesetrum/tersengat listrik, terpajan bising.
i. Lima risiko terbesar pada proses drop cabin adalah potensi potensi kabin terjatuh,
terpajan vibrasi, kesetrum/tersengat listrik, terhirup uap cairan coolant, terpajan bising.
j. Lima risiko terbesar pada proses sub bumper adalah terhirup bahan kimia pertadex,
tangan tersayat, postur janggal, tangan terjepit bumper, pedal gas, dan kopling, tangan
tergores.

6. Saran
Rekomendasi/saran yang diberikan peneliti untuk PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI),
Assembling Plant Pondok Ungu (APPU) adalah:
a. Perusahaan sebaiknya segera melakukan manajemen risiko yang termasuk bagian dari
SMK3 di seluruh proses kerja yang terdapat pada seluruh bagian yang terintegrasi
dengan keseluruhan sistem manajemen perusahaan. Manajemen risiko dapat mengacu

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


pada AS/NZS 4360:2004 atau AS/NZS ISO 31000:2009. Manajemen risiko dilakukan
secara keseluruhan dan berkesinambungan dari menentukan konteks, melakukan
identifikasi bahaya dan risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, pengendalian risiko,
komunikasi dan monitoring.
b. Meningkatkan efektivitas pengendalian bahaya dan risiko berdasarkan hierarki
pengendalian bahaya sesuai dengan tingkat risiko yang telah dinilai.
c. Meningkatkan promosi K3 seperti dengan mengadakan kegiatan safety campaign dan
health coaching.
d. Melakukan peningkatan terhadap inspeksi/patrol/survei jalan selintas, yaitu dengan
melakukan kegiatan tersebut setiap hari atau seminggu sekali.
e. Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan pekerja pada SOP atau Instruksi Kerja
(IK) dan kepatuhan terhadap pemakaian APD dengan cara melakukan inspeksi
menggunakan checklist.
f. Melakukan pengendalian terhadap risiko terkena vibrasi pada pekerja TCF yang
bekerja dengan menggunakan peralatan kerja yang menghasilkan vibrasi.

7. Kepustakaan
1) Australian Standard/New Zealand Standard.2009. Risk Management-Principles and
Guidelines. Sydney, Wellington: Australia/New Zealand Standards, ISBN 0-7337-
9289-8.
2) Australian Standard/New Zealand Standard.2004. Risk Management (4360). Sydney,
Wellington: Australia/New Zealand Standards, ISBN 0 7337 5904 1.
3) Bereau of Labor Statistic. 2012. April. “Issue in Labor Statistics Library. “BLS
Website. http://www.bls.gov/opub/ils/opbil/opbilshm.htm
4) Colling, David A. 1990. Industrial Safety Management & Technology. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
5) Citra Indonesia. Kerugian Kecelakaan Kerja 4 Persen,
http://citraindonesia.com/kerugian-kecelakaan-kerja-4-persen/ (diunduh pada tanggal
1 Desember pukul 15.00)
6) Fine, William T. 1971. “Mathematical Evaluation For Controlling Hazards.”Journal
Safety Research (Central Queensland University) 3 December 1971: 157-166.
7) Government of South Australia. Risk Management Framework,
http://www.decd.sa.gov.au/docs/documents/1/DecdRiskManagementFramewo.pdf
(diunduh pada tanggal 20 November pukul 15.00)

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


8) Government of South Australia. Risk Assessment Criteria Matrix,
http://www.decd.sa.gov.au/docs/documents/1/DecdRiskManagementFramewo.pdf
(diunduh pada tanggal 20 November pukul 15.00)
9) Geotsch, D. L. 2008. Occupational Safety and Health For Technologist, Engineers,
and Managers. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
10) Geotsch, D. L. 1996. Occupational Safety and Health In the Age of High Technology
for Technologist, Engineers, and Manager. New Jersey: Prentice Hall.
11) Government of South Australia. Risk Management Framework,
http://www.decd.sa.gov.au/docs/documents/1/RiskAssessmentToolPdf.pdf (diunduh
pada tanggal 20 November pukul 15.00)
12) Jean, Cross, Jhon Curran, and Bill Danahar. 2004. OHS Risk Management Handbook.
New South Wales: Standards Australia International Ltd.
13) Kolluru, R. V. 1996. Risk Assessment and Management Handbook: For
Environmental, Health, and Safety Professionals. New York: Mc Graw-Hill.
14) Kurniawidjaja, L. M. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI-Press.
15) OSHA 3071. 2002. Job Hazard Analysis. United States: Department of Labour.
16) Ridley, John. 2008. Health and Safety in Brief. 4th Edition. Oxford: Elvsevier Ltd
17) Ramli, S. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk
Management. Jakarta: Dian Rakyat.
18) Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
Jakarta: Dian Rakyat.
19) Wentz, Charles A. 1999. Safety, Health and Environmental Protection International
Edition. McGraw-Hill, Inc.
20) Workplace Safety and Health Council Singapore. 2011. Workplace Safety and Health
Council Singapore Manual Report 2011.

Penilaian risiko..., Nelvi Arvina, FKM-UI, 2013

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Anda mungkin juga menyukai