Portofolio 4 PAROTITIS
Portofolio 4 PAROTITIS
PAROTITIS
Oleh:
dr. Yosephine Setiawan
Pembimbing:
dr. Harijanto Winarko
dr. Titah Palupi
dr. Nurul Farida
RSUD BLAMBANGAN
KABUPATEN BANYUWANGI
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2019
Portofolio Kasus-4
No. ID dan Nama Peserta :dr. Yosephine Setiawan
No. ID dan Nama Wahana:RSUD Blambangan Banyuwangi
Topik :Parotitis (Kasus Anak)
Tanggal (kasus): 12 November 2018
Nama Pasien: An. Z No RM:205818
Tanggal Presentasi: (-) Pendamping:
dr. HarijantoWinarko
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Anak perempuan, 8 tahun, pipi bengkak sejak 1 hari
Tujuan:menyingkirkan diagnosis banding
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
bahasan
Cara
Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos
membahas
Vital Sign
Tekanan Darah :-
Nadi : 100 x/menit, teratur, kuat angkat
Suhu : 38,0o C
Respiratory rate : 24 x/menit, teratur
BB : 35 kg
Status Generalis
Kepala : anemia (-), ikterik (-), sianosis (-), dypsneu (-), pupil reguler isokor 3mm/3mm,
refleks cahaya pupil +/+
Leher : pembesaran KGB (-), JVP normal, pembesaran kel. Parotis (+/+)
Thorax : bentuk dada simetris (+), pergerakan pernapasan simetris (+)
Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+/+), rhonkii (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : bentukan dinding abdomen normal (+), bising usus normal (+), timpani, soepel,
hepar dan lien tidak teraba pembesaran
Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas, oedem (-)
2. Riwayat Keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita keluhan seperti yang diderita pasien saat ini.
3. Riwayat Sosial
• Pasien tinggal bersama keluarganya.
• Pasien sudah bersekolah kelas 2 SD.
4. Lain-lain:
Riwayat Pengobatan:
Tidak didapatkan riwayat pengobatan sebelumnya untuk keluhan ini.
Riwayat Imunisasi:
Imunisasi lengkap sesuai dengan usia.
Daftar Pustaka:
1. Behrman, Richard E., Robert M. Kliegman, Ann M. Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson.
Jakarta : EGC
2. C.George Ray, Parotitis Epidemika, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Harrison, Edisi
XIII,EGC, Jakarta, 1999, hal : 935-938.
3. Mumps, Pinkbook 2012, Epidemiology and Prevention of Vaccine Preventable Diseases, 12th
Edition Second Printing Revised May 2012
4. Pudjiadi, Marissa Tania S., Sri Rejeki S. Hadinegoro. 2009. Orkitis pada Infeksi Parotitis
Epidemika : laporan kasus. Sari Pediatri. Vol. 11 (1) : 47-51.
5. Ray, C. G. 2008. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Harrison. Jakarta : EGC.
6. Soedarmo, S. S. P., Garna H., Hadinegoro S. R. S., Satari H. I. 2008. Buku Ajar Infeksi dan
Pediatrik Tropis. Jakarta : IDAI.
7. Suprohaita, Arif Mansjoer, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan, Parotitis Epidemika,
dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid II, Media Aesculapius FK UI, Jakarta, 2000,
hal: 418-419.
Hasil pembelajaran:
1. Mengetahui patofisiologi Parotitis
2. Mengetahui etiologi Parotitis
3. Mengetahui cara mendiagnosis Parotitis
4. Mengetahui komplikasi dari Parotitis
5. Mengetahui tatalaksana Parotitis
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio Kasus-4
1. Subyektif
Pasien datang ke Poli Anak RSUD Blambangan pada tanggal 12 November 2019 pukul
08.10 WIB dengan keluhan pipi kanan dan kiri bengkak sejak 1 hari yang lalu. Ibu pasien
mengatakan anaknya merasa sulit untuk menelan dan nyeri saat menelan. Ibu pasien juga
mengatakan anaknya panas kemudian pipinya bengkak. Pasien belum berobat dan belum
minum obat. Nafsu makan menurun tapi masih mau minum. BAK/BAB tidak ada keluhan.
Riwayat imunisasi lengkap sesuai dengan usia.
2. Obyektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran :
Kualitatif : Kompos mentis
Kuantitatif : GCS 4 – 5 – 6
Vital Sign
Tekanan Darah :-
Nadi : 100 x/menit, teratur, kuat angkat
Suhu : 38,0o C
Respiratory rate : 24 x/menit, teratur
BB : 35 kg
Dalam pemeriksaan generalis ditemukan adanya pembesaran kelenjar parotis kanan dan kiri.
3. Assesment
Parotitis ialah penyakit akut, menular dengan gejala khas pembesaran kelenjar ludah terutama
kelenjar parotis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di
depan telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian yang meluas
ke muka di bawah lengkung zigomatik.
Parotitis merupakan self limiting disease yang disebabkan oleh infeksi virus Paramyxovirus A
yang paling sering terjadi di sekolah-usia anak dan remaja. Penyakit parotitis dapat ditularkan
melalui kontak langsung melalui droplet saliva. Masa inkubasi parotitis sekitar 14-24 hari
dengan rata-rata 17-18 hari. Pada anak, manifestasi prodormal jarang terjadi tetapi mungkin
tampak bersama dengan demam (suhu badan 38,5 – 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot,
kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai
kaku rahang (sulit membuka mulut), dan malaise. Pembengkakan terjadi dengan cepat dalam
waktu beberapa jam dengan puncak pada 1-3 hari. Pembengkakan jaringan mendorong lobus
telinga ke atas dan ke luar, dan sudut mandibula tidak lagi dapat dilihat. Pembengkakan
perlahan-lahan menghilang dalam 3-7 hari.
Penegakkan diagnosis dari parotitis yaitu berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yaitu
nyeri ketika mengunyah atau menelan, demam tinggi, pembengkakan kelenjar disertai nyeri
tekan yang terjadi setelah demam, nafsu makan berkurang dan nyeri kepala.
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh / hilang sendiri) yang
berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus mumps
oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif.
4. Plan
Diagnosis:
Didasarkan pada alloanamnesis dan didasarkan pada pemeriksaan fisik terhadap pasien.
Terapi:
Medikamentosa
Tanggal 12 November 2018
Loratadine 2 x ½ tab
Prednison 3 x 1 tab
Paracetamol 3 x ½ tab
Non Medikamentosa
Isolasi
Diet lunak
Monitoring:
Gambaran klinis
Konsultasi:Konsultasi kepada dokter Spesialis Anak