Metode Pelaksanaan Lanjutan Rehab Berat PDF
Metode Pelaksanaan Lanjutan Rehab Berat PDF
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pembersihan Lapangan.
3. Dokumentasi
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek
ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data
proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan,
pengawas pelaksana proyek, dll.
5. Pengukuran Awal
Campuran beton dibuat dengan mutu K. 225 untuk Tiang Kolom, Cor Pondasi serta
cor pondasi menberus menggunakan 1 ; 3 ; 5.
• Uraian Pelaksanaan .
Mutu besi beton kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, semua besi beton yang
digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
− Peraturan Beton Indonesia (NI.2.1971)
− Bebas dari kotoran-kotoran, lapis lemak/minyak, karat dan tidak cacat
(retakretak, mengelupas, luka dan sebagainya).
− Disesuaikan dengan gambar-gambar
− Besi Ulir BJTD 40
− Besi Polos BJTP 24
− Besi yang digunakan untuk dia lebih kecil atau sama dgn 12 mm
menggunakan besi polos dgn U 24, untuk besi lebih besar dari diameter 12
mm menggunakan Besi Ulir dengan mutu U 32.
− Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture)
− Toleransi besi tulagan :
Kawat pengikat terbuat dari baja lunak dengan Ø 1 mm, yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam P.B.I.
1971 NI-2.
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri /
daerah setempat kualitas yang baik, dibakar dengan baik, warna merah merata,
keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran.
Adukan untuk pemasangan Batu bata terdiri dari Semen, Pasir dan air sama
dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton dan dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata.
− Uraian Pelaksanaan.
Batu bata yang akan dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air atau
disiram sampai lenuh dengan air bersih dan sesuai dengan spesifikasi dan atas
persetujuan dari pengawas, Batu Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-
garis yang seharusnya dengan patokan benang yang sipat datar.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap
jarak 40 cm. Permukaan Beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen
harus dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pemasangan rollag.
Pemasangan dibuat rapi, baik dalam arah Vertikal maupun horizontal.
b. Pekerjaan Plesteran
− Pemakaian Bahan.
Campuran 1 Pc : 4 Pasir Untuk Plesteran dinding Bata. Material Semen, pasir dan air
sama dengan yang dipergunakan pada pekerjaan beton lainnya.
− Uraian Pelaksanaan .
• Sebelum diplaster tedebih dahulu permukaan beton tersebut harus rata, bila
pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang rata, maka
permukaan tersebut harus diplaster hingga menghasilkan permukaan seperti
yang ada pada gambar rancangan atas persetujuan Direksi Teknik.
• Permukaan yang akan diplaster dibuat kasar dengan pahat beton, dibasahi
air di sapu dengan air semen ( Pc ) atau bonding egent,
• Campuran Mortar untuk plesteran Beton sesuai dengan spesifikasi dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara benar-benar homogen,
• Permukaan Plasteran agar diaci agar mulus dan licin,
5. Pekerjaan Pembesian ,
a. Pekerjaan Rangka Baja (Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan)
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah baja ringan yang telah
disetujui pengawas. sebelum ranga baja dipotong terlebih dahulu diukur dan
dipotong. Gunakan ukuran rangka baja yang pertama sebagai contoh untuk
memotong yang berikutnya sehingga potongan untuk rangka atap tersebut memiliki
ukuran yang sama. Ukur dan potong rangka baja ringan untuk batang miring yang
akan dipasang pada kerangka atap.
Kemudian pasang rangka baja ringan balok atap di bagian tengah bangunan
yang bertumpu pada kolom, pastikan balok tersebut telah horizontal (dengan
bantuan waterpass). Setelah balok ditaruh pada kolom, pasang bagian-bagian
kudakuda atap berikutnya, pastikan letak bagian-bagian tersebut telah dapat
dipasang dengan baik (batang vertikal, dsb). Sesuaikan letak dan ketinggian
(dinaikkan diturunkan, dsb) dari rangka atap bagian tengah (batang miring, dsb)
dengan meng gunakan benang yang telah dibentangkan sebelumnya sebagai acuan.
Sambung bagian-bagian rangka kayu rangka atap tersebut Ikat bagian kuda-kuda
atap tersebut pada kolom dengan cara membengkokkan besi tulangan yang muncul
dari ujung kolom beton (stek/starter bars)tersebut sehingga membentuk ikatan yang
mengikat balok kayu tersebut pada kolom. Jika telah terpasang baut angkur maka
bagian balok dan kaki kuda-kuda kayu dibor terlebih dahulu untuk sehingga angkur
dapat menembus bagian kayu rangka kuda-kuda tersebut kemudian dipasang mur.
Pada saat rangka kuda-kuda atap telah terpasang dengan baik, maka gording
rangka baja ringan yang akan menjadi tempat pemasangan lembaran atap dapat
dipasang. Jarak maksimum antar balok gording adalah 60cm. Gording tersebut harus
keluar melewati batang miring paling luar sejauh minimal 80cm, jarak yang
sesungguhnya tergantung pada panjang bangunan dan jumlah lembaran penutup
atap yang akan digunakan dan atas persetujuan pengawas.
Pasang gording bagian paling atas dan paling bawah terlebih dahulu dengan
menggunakan klos (spacers) kayu. Kemudian bentangkan benang pembantu secara
diagonal dari ujung kiri atas ke ujung kanan bawah, dan dari ujung kiri bawah ke
ujung kanan atas untuk memeriksa atap telah rata, lurus, dan sejajar. Benang ini
harus bersentuhan pada bagian tengahnya yang berarti pemasangan telah sejajar,
jika belum bersentuhan maka perlu diatur lagiletak gording paling atas dan bawah
tersebut dengan menggunakan kloskayu hingga letaknya benar. Gording berikutnya
kemudian dapat dipasang dengan mengikuti benang acuan tadi. Semua gording
dipasang dengan menggunakan klos reng U.50.
Setelah itu tentukan garis batas pinggir atap bagian miring dengan
menggunakan bantuan benang. Pertama tentukan jarak keluar atap pada bagian
miring rangka atap, setelah didapat jarak tersebut (minimum 5cm) bentangkan
benang dari bagian gording paling bawah ke bagian gording paling atas pada kedua
sisi kiri kanan bagian miring tersebut, benang ini akan menjadi acuan batas lembaran
penutup atap pada bagian miring atap tersebut.
6. Pekerjaan Plafond
7. Pekerjaan Pengecatan
Untuk cat kayu dan besi harus memenuhi PUBI-1982 pasal 53 dan Nl-4
(peraturan Cat lndonesia) dan untuk cat tembok harus memenuhi pUBr- 1gg2 pasal
54.
Plamor dan dempul untuk pekerjaan cat tembok, cat kayu daan cat besi digunakan
merk sama.
− Uraian Pelaksanaan .
1. Untuk Pengecatan tembok
Saluran drainase terbuat dari beton berbentuk U. Pada awalnya tanah digali
dengan kedalam yang sesuai spesifikasi. Pekerjaan saluran batu bata ini
dilaksanakan dengan camp 1 : 4 dengan bentuk, kemiringan dan ukuran –ukuran
seperti tertera pada Gambar Rencana. Batu bata yang dipakai adalah batu bata yang
berbentuk siku dengan ukuran standar, keras, bersih dan memiliki pembakaran yang
sempurna. Batu bata harus cukup kuat pada saat dijatuhkan dari ketinggian 1m dan
apabila diketuk akan mengeluarkan suara nyaring.
Semen, pasir (agregat halus) dan air harus memenuhi ketentuan dalam
pekerjaan beton menurut SNI 03-1750-1990.
Pasir untuk pekerjaan ini dipakai pasir yang baik, pasir tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak pondasi dan ketahanannya.