php/modul
Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Kota Yang Sehat
Abstrak
Kota Lama merupakan salah satu kawasan di Kota Semarang yang memiliki nilai historis dan dilindungi sebagai
kawasan Cagar Budaya sekaligus sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah. Namun kondisi saat
ini dapat dikatakan cukup memprihatinkan khususnya pada saat hujan turun. Lingkungan di sekitar kawasan Kota
Lama dan sebagaian kawasan Kota Lama senantisa tergenang air. Selain banjir, kawasan ini selalu terkena rob
khususnya di beberapa spot area di sekitar kawasan Kota Lama. Disamping itu, kawasan Kota Lama merupakan
daerah yang cukup padat dilalui kendaraan bermotor, sehingga tingkat polusi didaerah tersebut relative cukup tinggi.
Kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi polusi lingkungan menjadi
salah satu penyebab. Ketidaksadaran masyarakat terhadap pentingya keberadaan ruang terbuka hijau menyebabkan
beberapa ruang terbuka dialihfungsikan menjadi bangunan-bangunan non permanen dan semi permanen. Seperti yang
terjadi di bantaran sungai Mberok sebagai batasan administrative kawasan Kota Lama Semarang. Berdasarkan pada
fenomena-fenomena diatas, maka melalui penelitian ruang terbuka ini peneliti berupaya untuk dapat memberikan
konsep dan strategi yang dapat digunakan secara implementatif oleh masyarakat guna membantu meningkatkan
kesadaran untuk peran serta secara aktif dalam meningkatkan kualitas lingkungannya khususnya di kawasan Kota
Lama. Metode penelitian yang akan diguanan adalah kualitatif deskriptif untuk memudahkan peneliti dalam
mendiskripsikan kondisi dan segala permasalahan yang muncul serta memberikan alternative solusi yang
dibutuhkan.Harapan yang diinginkan dari penelitian ini adalah dengan konsep peningkatan peran serta masyarakat
dalam menjaga kualitas lingkungan akan membantu pemerintah daerah dalam menciptakan suatu kawasan di Kota
Semarang yang sehat.
Keywords: Kota Lama, Peran Serta Masyarakat, Ruang Terbuka Hijau, Kota yang Sehat
pengelolaan ruang terbuka hijau kurang di sosialisasikan sumber pustaka atau sumber sekunder, sebagai suatu
oleh pemerintah daerah kepada masyarakat. Hal ini bentuk interpretasi dan ditulis untuk disajikan secara
terjadi di kawasan Kota Lama, banyak diantara diskriptif sebagai laporan hasil penelitian. Hasil
masyarakat yang tidak sepenuhnya memahami penelitian ataupun penjelasan-penjelasan yang disajikan
pentingnya mewujudkan kawasan kota yang sehat berfokus pada interpretasi atas makna-makna terhadap
melalui pengelolaan ruang terbuka hijau. Dengan data-data yang dapat dijaring.
demikian pemerintah lebih cenderung menerapkan
proses perencanaan top down atau dari pusat dibanding Kajian Teori
bottom up yang mengakomodasi keiinginan masyarakat. Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Hal ini dapat dilihat dari prosentasi peran serta RTH adalah bagian dari ruang terbuka yang
masyarakat Kota Lama yang pernah menerima merupakan salah satu bagian dari ruang-ruang di suatu
sosialisasi perencanaan kota Semarang yang sehat kota – yang biasa menjadi ruang bagi kehidupan
melalui pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dari manusia dan mahkluk lainnya untuk hidup dan
pemerintah yang hanya mencapai 10 persen dan hanya berkembang secara berkelanjutan. Ruang terbuka dapat
sebagian kecil masyarakat yang pernah dimintai dipahami sebagai ruang atau lahan yang belum dibangun
pendapatnya (public hearing), sehingga terjadi atau sebagian besar belum dibangun di wilayah
perbedaan yang mencolok antara yang pernah dan tidak perkotaan yang mempunyai nilai untuk keperluan taman
pernah. Pada area tertentu memang terdapat dan rekreasi; konservasi lahan dan sumber daya alam
kewenangan pemerintah untuk merencanakan ruang lainnya; atau keperluan sejarah dan keindahan (Green,
terbuka hijau tetapi pada area lebih luas keterlibatan 1959). Ruang terbuka hijau merupakan salah satu
masyarakat merupakan hal yang mutlak agar bentuk dari kepentingan umum. Penting untuk
perencanaan tersebut sesuai dengan kebutuhan disediakan di dalam suatu kawasan karena dapat
masyarakat dan menghadapi kompleksitas pertumbuhan memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas
kota. lingkungan sekitarnya dan menjadi pertimbangan
Pembangunan Kota Lama sendiri sering lebih penting dalam menentukan tata guna lahan di suatu kota
banyak dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik (Keeble, 1959). Pendefinisian menurut Permendagri
kota berupa sarana dan prasarana. Ruang terbuka hijau No.1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
banyak dialihfungsikan menjadi pertokoan, Kawasan Perkotaan, RTH kawasan perkotaan
permukiman, tempat rekreasi, industri dan lain-lain, merupakan bagian dari ruang terbuka suatu kawasan
sehingga lingkungan terganggu. Oleh karena perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna
terganggunya kestabilan ekosistem perkotaan, maka mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi
alam menunjukkan reaksinya yang negatif berupa: dan estetika. Ruang Terbuka Hijau dinyatakan sebagai
meningkatnya suhu udara di perkotaan, banjir/genangan, ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas,
rob, meningkatnya kebisingan, penurunan permukaan air baik dalam bentuk taman kota, taman kampus, taman
tanah, pencemaran air berupa air minum yang berbau, rumah, jalur hijau, hutan kota dan bantaran sungai (
air minum yang mengandung logam berat, pencemaran Depdagri No. 14 Tahun 1988).
udara dan sebagainya. Salah satu cara yang dapat Berdasarkan definsi dan fungsinya, peran RTH
dilakukan dalam rangka mengatasi masalah-masalah sangat esensial dalam membangun suatu kota sehat.
yang timbul akibat pembangunan kota adalah dengan Keberadaan suatu RTH sebagai ruang terbuka yang
mengembalikan keberadaan Ruang Terbuka Hijau bebas dan dilengkapi dengan elemen-elemen “hijau”
(RTH). seperti pepohonan dapat meningkatkan kesehatan warga
kota, baik secara jasmani (fisik) maupun rohani (jiwa).
Metodologi Penelitian Kondisi RTH di kota saat ini semakin menurun
Metode Penelitian yang digunakan adalah luasannya, terutama RTH yang ditangani oleh
metode penelitian kualitatif deskripif dengan Pemerintah kota, banyaknya bangunan yang melanggar
memfokuskan pada berbagai aktivitas masyarakat dalam sempadan bangunan, baik itu di perumahan,
memberikan kontribusinya terhadap peningkatan perkampungan yang berada di sempadan sungai dan
kualitas sehat di kawasan Kota Lama melallui sempadan jalur kereta api. Kondisi udara kota saat ini
pengelolaan RTH Kota. Observasi dan wawancara semakin tahun semakin meningkat, pencemaran udara
mendalam dilakukan untuk mengetahui sejauh mana untuk unsur-unsur tertentu sudah melebihi ambang batas
intensitas keterkaitan aktivitas-aktivitas masyarakat lingkungan.
tersebut. Semua data yang telah dikumpulkan melalui
berbagai pendekatan selanjutnya akan diklasifikasikan,
dihubung-hubungkan atau diakumulasikan antara data
satu dengan yang lainnya, dikaitkan dengan sumber-
82
ISSN : 0853-2877 MODUL vol 16 no.2 Juli-Desember 2016
Upaya Meningkatkan Peran Serta Masyarakat beberapa bangunan yang digunakan sebagai aktivitas
Dalam Pengelolaan RTH publik, seperti tempat makan dan tempat peribadatan.
Peran Serta masyarakat dalam pengelolaan Kualitas lingkungan yang buruk di Kota Lama juga
RTH dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor menjadi salah satu permasalahan rumit bagi pemerintah
eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan, Kota Semarang, serta keamanan kawasan Kota Lama
persepsi, dan sikap) dan faktor eksternal (sosial, sebagai salah satu tujuan wisatawan juga merupakan
ekonomi, budaya, luas tanah, Rencana Tata Ruang permasalahan lain yang harus diselesaikan. Kualitas
Wilayah (RTRW), Peran pemerintah dalam mendorong lingkungan ini menyangkut dengan permasalahan banjir
pelaksanaan RTH, Penegakan hukum yang berkaitan yang tidak kunjung usai di Kota Lama. Pada tahun 2013,
dengan Penataan ruang dan RTH). pesisir Kota Semarang yang mengalami banjir hebat
Untuk menjaga RTH sebagai paru-paru kota berdampak kepada Kota Lama. Aliran kali mberok dan
yang sehat memerlukan partisipasi masyarakat. polder tawang yang berada di Kawasan Kota Lama
Konsistensi perilaku/peran serta masyarakat dalam harusnya menjadi salah satu alternatif yang dapat
pengelolaan RTH dipengaruhi oleh sikap. Secara umum membantu pemerintah untuk menyelesaikan
para ahli menganggap bahwa sikap menentukan permasalahan ini. Mengoptimalkan kembali aliran Kali
perilaku/peran serta. Berkaitan dengan pengelolaan RTH Mberok dapat membantu pemerintah untuk
seseorang yang mempunyai sikap positif dia akan menyelesaikan permasalahan banjir di kawasan Kota
mengelola RTH di lingkungannya secara baik, tetapi Lama. Bangunan yang tidak mengikuti standar
kemungkinan lain bahwa kondisinya itu terbalik, yaitu sempadan sungai di sekitar bantaran kali harusnya tidak
sikap yang positif terhadap RTH tidak menentukan dibiarkan begitu saja. Serta pengerukan kali secara
tingginya seseorang dalam mengelola RTH di berkala dapat menjadi salah satu aternativ bagi
lingkungannya. Hal ini sesuai dengan teori disonansi pemerintah Kota Semarang. Selain dari Kali Mberok,
kognitif (cognitive dissonance) (Festinger dalam Sears, polder tawang merupakan salah satu ujung tombak
1985). Dalam teori disonansi kognitif situasi perilaku pemerintah yang dapat dioptimalkan untuk
tidak sesuai dengan sikap. Seorang individu melakukan menanggulangi banjir di Kota Lama. Polder tawang
tindakan tetapi tindakannya tidak sesuai dengan yang dia yang memiliki luas tangkapan air hingga 7 ha ini
pikirkan sehingga seseorang yang mempunyai sikap harusnya dapat kembali dioptimalkan perannya sebagai
positif terhadap RTH tetapi belum tentu mereka pemompa air. Dengan keberadaan pompa 8 pompa yang
berpartisipasi secara baik dalam mengelola RTH di ada di polder ini, pemerintah Kota Semarang dapat
lingkungannya tersebut. memanfaatkannya untuk memompa air yang mengalir
Untuk menarik supaya orang bersikap menjauh dari kawasan kota lama. Selain memanfaatkan
konsisten antara apa yang dia pikirkan dengan yang keseluruhan pompa secara keseluruhan dan berkala,
dilakukan perlu ditingkatkan melalui pembelajaran salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh
tentang lingkungan sejak dini, sehingga dia tidak hanya pemerintah Kota Semarang adalah dengan melakukan
tahu tetapi mempunyai sikap yang baik, bahkan terampil pengerukan terhadap polder tawang. Hal ini tentu akan
dalam mengelola RTH. Selain itu untuk meningkatkan menambah daya tampung polder, sehingga air yang
peran serta masyarakat dalam mengelola RTH dengan mengalir tidak serta merta mengalir ke seluruh bagian
memberikan doronga yang bisa dilakukan oleh tokoh kota lama. (http://www.kompasiana.com/aranputra/kota-
masyarakat/pemerintah untuk mengelola RTH tersebut. lama-kota-semarang-rumitnya-penataan-kawasan-
juga membuat RTRW yang jelas termasuk RTH, serta bersejarah_54f90a3ea33311e83f8b4989)
menerapkan aturan hukum yang tegas berkaitan dengan Permasalahan lain yang muncul adalah
pengelolaan RTH. kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
sehingga seringkali masyarakat memuang sampah di
Data dan Analisa sembarang tempat, berjualan di ruang terbuka hijau dan
Permasalahan utama yang terjadi di kawasan tidur-tiduran di beberapa street furniture di Taman Sri
Kota Lama adalah bangunan- bangunan di Kawasan Gunting satu-satunya ruang terbuka hijau di kawasan
Kota Lama umumnya dimanfaatkan sebagai gudang- Kota lama. Sementara kualitas Polder Tawang yang
gudang miliki pengusaha yang menjadi pemilik sah atas selayaknya digunakan juga untuk kegiatan rekreasi
tanah di Kota Lama. Pemanfaatan bangunan menjadi sangat memprihatinkan.
pergudangan ini memberikan kesan kumuh dan tidak
aman untuk kawasan Kota Lama. Hal ini dikarenakan Open Space di Kota Lama Semarang
aktivitas bongkar muat barang pada gudang yang tidak Lokasi open space pada Kawasan Kota Lama
rutin dan bersifat periodik membuat pemanfaatan Semarang
bangunan sangat minim aktivitas. Hal ini menjadikan
kota Lama terkesan sangat sepi pada malam hari. Hanya
83
ISSN : 0853-2877 MODUL vol 16 no.2 Juli-Desember 2016
Lama Semarang, dan agar pengunjung merasa lebih sekitar dalam merawat dan menjaga lingkungan pada
nyaman. open space di Kawasan Kota Lama Semarang, sangatlah
diperlukan, untuk menciptakan iklim yang sehat di
Kawasan Kota Lama, maupun Kota Semarang..
Daftar Pustaka
Depdagri. 1988. Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14
Tahun 1988 tentang Penataan RTH di Wilayah
Perkotaan.
Hakim Rustam, dkk, 2008. Persepsi Masyarakat
Terhadap Aspek Perencanaan RTH Kota
Jakarta. FALTL Universitas Trisakti. Jakarta.
Horoepoetri Arimbi dan Mas Achmad Dantoso, 2009.
Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan
Gambar 5. Polder Tawang Lingkungan. Jakarta. Rineka Cipta.
Sumber : photographyandcamera.com Irwan.1994.Pengelolaa RTH di pemukiaman Pondok
Indah dan Bintaro. Bogor.Disertasi tidak di
Sedangkan pada openspace di daerah Polder publikasikan .IPB.
Tawang, telah tersedia jalur pedestrian. Hambatan yang Jull Daneil, 1996. Mengukur Sikap Sosial. Bumi aksara,
ada pada pedestrian ini adalah kurangnya peneduh bagi Jakarta.
pejalan kaki. Dengan kondisi matahari yang menyengat Nirwono Joga, Sabtu, 02 Januari 2010 08:12 Ruang
kulit, unsur peneduh menjadi faktor yang sangat penting Terbuka Hijau Berfungsi Sebagai Spon. Redaksi
untuk menarik pengunjung. Tidak ada atau kurangnya Biruvoice Nuansa Biru Arsitektur Lanskap.
peneduh jalan membuat sebagian besar pengunjung, Pendong, Dintje Fientje. 1998. Studi Keanekaragaman
menjadi segan dan malas menyusuri pedestrian yang Tanaman Pekarangan Serta Hubungannya
telah tersedia. Dengan Pengetahuan, Sikap dan Keadaan Sosial
Ekonoi Penduduk di Kota Malang. Malang: Tesis
Kesimpulan tidak diterbitkan PPS Universitas Negeri Malang.
Kota Lama berpotensi sebagai citra kota Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007
Semarang dan area pariwisata, mengingat dahulunya Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
kawasan kota lama adalah embrio dari lahirnya kota Kawasan Perkotaan
Semarang. Selain itu langgam bangunan yang kental Rahardjo,S dkk. 2000. Berbagai Faktor yang
dengan suasana pada saat jaman dahulu masih sangat Berpengaruh Terhadap Perluasan Wilayah
kental. Maka perlu diadakan suatu peningkatan Tutupan pada Daerah Permukiman di Depok.
pemeliharaan arsitektural dan lingkungan yang utuh dan Makalah seminar dan lokakarya . Yogyakarta.
berkelanjutan, termasuk salah satunya adalah open space UGM.
yang berada di Kawasan Kota Lama Semarang. Pihak- Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta.
pihak yang berperan dalam pengelolaan ruang terbuka di LP3ES.
Kota Lama, selain pemerintah, msayarakat sekitar juga Sumarmi, 2006. Upaya peningkatan partisipasi
seharusnya turut terlibat dalam merawat lingkungan masyarakat dalam pengelolaan RTH. Naskah
Open Space tersebut. Tindakan-tindakan yang dapat Pidato Pengukuhan Guru Besar UM. Malang.
dilakukan masyarakat untuk menjaga linhkungan, dapat Tim Departemen ARL Faperta IPB. 2005. Ruang
dimulai dengan membuang sampah pada tempatnya, Terbuka Hijau (Rth) Wilayah Perkotaan. Lab.
serta tidak merusak street furniture seperti tempat duduk Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur
umum, lampu jalan, dll. Karena dampak negative Lanskap Fakultas Pertanian – IPB
apabila masyarakat tidak merawat lingkungan pada open Tuwoso, dkk. 1999. Tingkat Polusi Udara Pada Jalan-
space di Kota Lama Semarang, diantaranya adalah, jalan Protokol di Kota Malang. Malang:
lingkungan tersebut menjadi kurang terawat dan akan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.
menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung kesana. Undang-undang Nomer 26 Tahun 2007 Tentang
Selain itu, lingkungan yang kurang terawat juga Penataan Ruang
menyebabkan banyak gelandangan yang menjadikan Utaya, Sugeng dkk. 1995. Pemetaan Pulau Bahang di
open space di Kota Lama, seperti Taman Srigunting dan Kotamadya Malang. Malang: Lembaga
Polder Tawang sebagai tempat tidur. Hal ini pula yang Penelitian Universitas Negeri Malang..
menyebabkan lingkungan pada open space tersebut
menjadi kurang sehat. Karena itu, peran masyarakat
85