PENDAHULUAN
perkembangan dan pembangunan suatu negara baik dalam segi sosial, ekonomi,
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
Tingkat kesehatan negara yang satu dengan negara yang lain berbeda-beda.
1
2
Bersumber dari data tersebut dapat dilihat bahwa Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) cukup tinggi. Di sinilah peran negara sangat
secara umum dan menjamin masyarakatnya dapat hidup secara sehat. Titik
kematian yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari pasca persalinan.
Adapun penyebab ibu meninggal adalah tiga terlambat dan empat terlalu. Tiga
fasilitas kesehatan. Sedangkan empat terlalu meliputi: terlalu muda punya anak
(< 20 tahun), terlalu banyak melahirkan (> 3 anak), terlalu rapat jarak melahirkan
(< 2 tahun) dan terlalu tua (> 35 tahun). Faktor resiko penyebab kematian bayi
3
disebabkan oleh gagal nafas secara spontan dan teratur, berat bayi kurang dari
2500 gram, umur kelahiran kurang dari 37 minggu serta perubahan warna kuning
WHO memperkirakan bahwa di seluruh dunia lebih dari 585 ribu ibu
meninggal setiap tahun saat hamil dan bersalin, artinya setiap hari ada 1
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2010, AKI di Indonesia masih berada pada
angka 228 per 100.000 kelahiran hidup atau sedikitnya 11.534 ibu meninggal
setiap tahunnya. Hal ini berarti setiap jam terdapat 2 orang ibu hamil atau bersalin
meninggal karena berbagai sebab. Demikian pula dengan AKB, khususnya angka
kematian bayi baru lahir masih berada pada kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup.
(Hernawati, 2011:10)
Pada tahun 2010 capaian indikator kesehatan untuk umur harapan hidup
berada pada level usia 74,20 tahun. Angka kematian balita sebesar 18/1000
KH, angka kematian bayi sebesar 17/1000 KH, angka kematian ibu
melahirkan sebesar 103/100.000 KH. Prevalensi gizi buruk sebesar 0,70%,
cakupan rawat jalan puskesmas 16% sedangkan cakupan rawat inap rumah
sakitsebesar 1,32%. (diakses dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/
Daerah_Istimewa_Yogyakarta pada tanggal 29 September 2013)
Dalam rangka menurunkan tingginya AKI dan AKB serta untuk
pemeriksaan masa nifas (postnatal) dan pelayanan KB. Jampersal ini diberikan
kepada seluruh ibu hamil yang belum mempunyai jaminan kesehatan serta kepada
Berdasarkan data dari BPS, angka kematian ibu dalam 4 tahun terakhir
menunjukkan penurunan yang cukup baik. Angka terakhir yang dikeluarkan oleh
BPS adalah tahun 2008, di mana angka kematian ibu di DIY berada pada angka
104/100rb kelahiran hidup, menurun dari 114/100rb kelahiran hidup pada tahun
2004. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan
tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun
sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun angka kematian ibu terlihat
Target MDG’s di tahun 2015 untuk angka kematian Ibu nasional adalah
102/100rb kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif sudah mendekati target, namun
masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang
terlibat. (Profil-Kes-DIY-2012.pdf)
Tabel 1. Data Jumlah kematian ibu dan bayi di Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012
bayi di Kota Yogyakarta masih cukup tinggi. Hal itu bisa dilihat dari jumlah
angka kematian bayi yaitu 110 jiwa dengan jumlah kelahiran 4.611. Angka
kabupaten/ kota lain. Maka dengan adanya Kebijakan Jampersal ini diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi tersebut. Pelaksanaan Jampersal
dengan bidan, puskesmas, dan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta.
praktek swasta (BPS) dan 12 rumah sakit negeri maupun swasta yang menyebar
menyediakan fotokopi KTP yang masih berlaku (kemudian akan diurus oleh
Jampersal cukup membawa surat rujukan dari bidan atau puskesmas yang juga
tahun 2011. Kendala yang banyak ditemui adalah adanya kesalahpahaman antara
rumah sakit yang menyediakan Program Jampersal. Ibu yang melahirkan harus
mendapat surat rujukan dari bidan atau puskesmas terlebih dahulu. Hal ini juga
7
kebijakan Jampersal.
Kendala lain yang muncul adalah masalah sumber dana dan pendanaan
Jampersal seperti bidan praktek mandiri (BPM), puskesmas, dan rumah sakit
pencairan dana dari pemerintah menjadi kendala yang seharusnya tidak terjadi.
Berdasarkan masalah-masalah yang ada di atas, maka dari itu perlu diadakan penelitian
tahun 2013.
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut :
2. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih
4. Masalah pencairan dana yang terlambat untuk penggantian klaim dana dari
C. Pembatasan Masalah
yang luas dan banyaknya permasalahan yang ada, sehingga peneliti membatasi
D. Perumusan Masalah
adalah:
2. Apa saja hambatan atau kendala yang ada dalam implementasi Kebijakan
E. Tujuan Penelitian
kebijakan Jampersal di Kota Yogyakarta tahun 2013, serta hambatan atau kendala
yang dihadapi.
9
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kepustakaan untuk penelitian lanjutan terkait dengan tema dan topik dalam
penelitian ini. Selain itu, juga diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
2) Bagi Universitas
masyarakat.
4) Bagi Masyarakat