SAP Kel 6 Promkes
SAP Kel 6 Promkes
Dosen Pembimbing
2. Arsiana P07220118035
4. .Mustajam P07220118051
D. Pokok Materi
a. Pengertian gizi buruk
b. Penyebab gizi buruk
c. faktor-faktor gizi buruk
d. tanda dan gejal
e. pencegahan
f. Penanggulangan
E. Metode penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
F. Media
a. Laflet
b. Pengeras suara
c. Tanya jawab
d. Power point
e. Leptop
Pengertian dari gizi buruk adalah sebuah keadaan tubuh yang merusak
beberapa bagian dalam tubuh akibat dari kurangnya gizi yang di konsumsi anak
tersebut. Gizi buruk ini terjadi ketika kondisi tubuh dalam keadaan kekurangan gizi
yang diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan yang mengandung gizi dan juga
protein. Jadi dengan kata lain, gizi buruk terjadi ketika anak tidak mendapatkan
asupan energi dan protein yang cukup sehingga perkembangan organ tubuh sang
anak tidak bisa berkembang dengan maksimal (Helda sihombing, 2013).
Pengertian gizi buruk menurut Depkes RI, masalah gizi buruk adalah faktor
pembunuh utama bagi bayi dan balita. Gizi buruk pada balita tidak terjadi secara
tiba – tiba, tetapi diawali dengan tidak bertambahnya berat badan bayi sehingga
tidak mampu melewati batas minimal berat bayi yang sesuai dengan umurnya.
Petunjuk awal terjadinya gizi buruk adalah perubahan berat badan balita dari waktu
kewaktu. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat badannya tidak naik dua kali dari
berat awalnya berisiko mengalami gizi buruk 12,6 kali di bandingkan pada balita
yang berat badannya naik terus (Helda Sihombing, 2013).
Malnutrisi (gizi buruk) adalah suatu istilah umum yang merujuk pada
kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun
seringkali disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya
konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau
Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan
makanan dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat
bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara
klinis digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum.
Penentuan jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri
yang lengkap (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit),
dibantu dengan pemeriksaan laboratorium (Dirga, 2012)
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat
akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam
waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB)
dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau
marasmik kwashiorkor (Dirga, 2012).
B. Etiologi/ Penyebab
Dapat menyertai prematuritas atau merupakan penyakit pada neonatus, dimana
menyusuinya kurang baik karena daya isapnya belum baik. Juga terjadi apabila
terus-menerus hanya diberi susu ibu tanpa tambahan. Infeksi terutama diare,
seringkali merupakan penyakit penyerta.
Tanda – tanda:
a. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.
b. Wajah seperti orangtua
c. Cengeng, rewel
d. Perut cekung
e. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.
f. Sering disertai diare kronik atau konstipasi / susah buang air, serta penyakit
kronik.
g. Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang.
Pada marasmus kalori yang dibutuhkan kurang sekali. Pada diet yang
sempurna, kalori didapat dari :
Hidrat arang : 50-55%
Lemak : 30-35%
Protein : 15%
Apabila hidrat arang kurang, maka depot glycogen yang akan digunakan. Bila
depot sudah habis, maka akan menggunakan subcutant fat akibatnya anak akan
menjadi kurus. Bila protein lemak sudah habis, maka akan menggunakan protein
jaringan, akibatnya otot-otot menjadi atrophy. Lemak yang terak