Anda di halaman 1dari 147

Buku ini diterbitkan dengan penuh kesungguhan, bukan kebetulan ada di

hadapan Anda. Jika Anda menganggap buku ini mendatangi Anda dengan
sendirinya, maka kami persilakan Anda membiarkan buku ini meninggalkan
Anda dengan cara yang sama.
FISIKA ETER RAHASIA
William Lyne
Fisika Eter Rahasia
Copyright © 1998 William Lyne

Diterjemahkan dari: Occult Ether Physics (Second Revised Edition)


karangan William Lyne

Penerjemah : Didieu Drogboy


Penyunting : Tom Cansee
Penyerasi : Lev Harfler
Penata sampul : Lari Masamuda

Karya ini diterbitkan oleh:


Unseen Hands
Email : jookut@gmail.com
Blog : unseenhands.wordpress.com

Refray Library
Fisika Eter Rahasia
ID: Unseen Hands, Oktober 2016
147 hlm; 15 x 22 cm

Penerjemahan : April-Mei 2009


Penyuntingan : April-Mei 2009
Publikasi : Juni 2009
Perbaikan : Oktober 2016

Semua karya tercatat. Tak satupun bagian dari karya ini tertulis dengan sendirinya.
Dilarang mempertanyakan maupun mempersoalkan seluruh atau sebagiannya, apakah
karya ini muncul dengan sendirinya secara kebetulan, dalam bentuk dan cara apapun
tanpa yakin ditulis oleh penulis.

© 2008–2016 Overframe. Refray Library adalah identitas milik Overframe di negeri


anda saat ini.
Buku ini dipilih dengan maksud dan tujuan tertentu. Segala yang terjadi pada
pemikiran dan kebijakan Anda akibat membaca buku ini, sepenuhnya bukan
merupakan tanggungjawab kami.
Tidak termasuk dalam maksud dan tujuan tertentu penerbitan buku ini
adalah membuat Anda melalaikan kewajiban kepada Allah.

Wassalam,
Unseen Hands

Catatan: penerbitan karya terjemahan ini bukan untuk mengambil keuntungan.


Mohon perhatikan dan hormati.
Kebenaran bisa saja mengalir dari kebohongan,
tapi kebohongan tak dapat mengalir dari kebenaran.
Arthur Schopenhauer

Saya persembahkan untuk anak saya, Angus Lyne dan Matthew Olay.
DAFTAR ISTILAH

• Arc: discharge bercahaya yang terdapat di antara dua elektroda


• Brush: kol (dalam generator)
• cps: cycles per second (putaran per detik)
• rpm: rotates per minute (putaran per menit)
• Fluks: garis-garis gaya
• Flux: zat yang dicampur dengan logam untuk membantu fusi/peleburan
• Fusi: peleburan / penyatuan (nuklir)
• Gimbals: susunan cincin dan poros guna mempertahankan posisi horizontal
peralatan dalam kapal, pesawat, dan lain-lain
• Noble gas: unsur gas yang hampir tak pernah menyatu dengan unsur lain
• Osilasi: aliran bolak-balik
• Photon: quantum energi radiasi elektromagnetik, yang proporsional dengan
frekuensi radiasinya. [setelah elektron]
• Pitch: gerak maju baling-baling
• Tungsten: zat logam padat dengan titik lebur sangat tinggi
• Torch: sumber panas

* Istilah ‘benda’ (body) yang ada dalam buku ini bisa mencakup seluruh struktur
fisik ataupun materi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................11


PENDAHULUAN: Rencana Awal Nikola Tesla di tahun 1875 .........................16
Menyembunyikan yang Sebenarnya .............................................................21
BAB 1: Teori Eter Rahasia dan Elektropulsi ......................................................24
Karakteristik Partikel Eter Dasar ..................................................................25
Penyebab Hukum Gravitasi “Kuadrat Terbalik” ..........................................31
Pipa Gaya Mikrohelikal ................................................................................32
ZPR ...............................................................................................................34
Sebuah Kotak Kayu Tua dan
Sistem Pedoman Kelembaman Milik Jerman ...............................................36
Gelombang Low-Frequency dan High-Frequency
dan Transmisi Energi Nirkabel Tesla ............................................................41
Penemuan TELEFORCE Tesla .....................................................................44
BAB 2: Menggali Sifat Eter ................................................................................48
Latar Belakang ..............................................................................................48
“Momentum Elektromagnetik” J.J. Thomson ..............................................50
Pertunjukan Tesla ..........................................................................................51
Gerakan Kosmik dan Momentum Lokal ......................................................56
Momentum Lokal dan Pergerakan Angkasa .................................................57
BAB 3: Observasi ................................................................................................65
Rub-a-Dub-Dub, Tujuh Orang Dalam Bak Mandi Panas ............................68
Perbandingan Dengan Penampakan Lain .....................................................71
Eter dan “Materi Berat” ................................................................................73
Planet dan Satelit yang Mengorbit ................................................................78
BAB 4: Sejarah Perkembangan Teori .................................................................80
Gerak Rotasi dan “Efek Sekrup” ..................................................................80
Muatan Elektrostatis yang Diangkut ............................................................82
BAB 5: Tesla dan Good Old Boys’ Club ............................................................90
Teori Gravitasi Dinamis Tesla ......................................................................96
Rahasia Tesla ...............................................................................................104
Sifat Listrik .................................................................................................106
KESIMPULAN .................................................................................................110
BAB 6: Pembantaian Free Energy: Proses Atom Hidrogen .............................114
Tabir Asap dari Academia ...........................................................................122
Bukti Mengejutkan dan Metode Hidrogen Lainnya ...................................129
Bagaimana Cara Kerjanya? ........................................................................132
Penggunaan Proses Secara Tepat ................................................................139
Tungku Pembakaran Atom Hidrogen .........................................................142
Kejutan Free Energy ...................................................................................143
Kesimpulan .................................................................................................144
REFERENSI ......................................................................................................146
TENTANG PENULIS .......................................................................................147
KATA PENGANTAR

S ekarang ini terdapat kekhawatiran terhadap kata “cult” (pemujaan) dan


“occult” (gaib), serta pengertiannya. Banyak orang merasa cemas apakah
organisasi, kelompok, atau agamanya, masuk dalam kategori ini. Karena kata
“occult” hanya merujuk pada “secret” (rahasia) atau “hidden” (tersembunyi),
maka kalangan dokter memakai kata tersebut untuk menggambarkan bakteri tak
dikenal sebagai “occult”. Sedangkan dalam hal agama, filsafat, organisasi, atau
kelompok pergerakan lainnya, “cult” berarti “ajaran rahasia” (secret teaching)
yang hanya bisa dikenal oleh beberapa anggota atau “pendeta” tertentu. Apakah
mungkin jika seluruh area ilmu fisika telah dinyatakan “occult” (tersembunyi)
dan “off-limit” (terlarang) bagi masyarakat umum atau individu oleh suatu
kelompok kuat, sehingga semua pendidikan sains atau pun data-data yang pada
umumnya beredar di masyarakat telah “disaring” untuk menghilangkan
keterangan/bukti menuju sains itu sendiri? Apakah mungkin jika sains asli yang
digunakan dalam “elektro-propulsi” (electro-propulsion) telah diganti dengan
“sains palsu”, yang digembar-gemborkan dan disebarluaskan sedemikian rupa
sehingga tak seorang pun yang mengetahui kebenarannya, kecuali para “elit
esoterik”? Jika demikian, apakah sains “occult” telah menjadi wewenang
eksklusif yang dipegang oleh beberapa “pendeta” korporat/pemerintahan?
Saya mulai meneliti kontroversi ini—termasuk sains yang terlibat—saat
saya berusia 8 tahun, di tahun 1946, setelah mewawancarai pekerja pompa
ladang minyak yang pernah melihat “piring terbang” berwarna keperakan di
ladang minyak terpencil tersebut, di sebelah barat Texas dan sebelah selatan
gurun New Mexico. Saat berusia 13 tahun, saya menghabiskan hari-hari saya
dengan mengunjungi banyak tempat di Albuquerque, New Mexico, bersama Dr.
Lincoln La Paz. La Paz dipekerjakan oleh pemerintah AS untuk membantu
menutup-nutupi teknologi piring terbang milik Nazi yang dibawa ke New
Mexico setelah Perang Dunia II. Keyakinan awal saya kemudian menguat ketika
memperoleh sebuah kepingan hardware dari piring terbang Jerman tahun 1943

11
di Pangkalan Sandia di mana La Paz bekerja.
Karena kebenaran tentang elektropropulsi didasarkan pada fisika “eter”
(A.K.A. “aether”) yang dikumpulkan, dan lalu disembunyikan, atau dinyatakan
sebagai “rahasia keamanan nasional”, atau dilenyapkan melalui propaganda
palsu yang begitu hebat sehingga masyarakat umum tidak menyadari fakta yang
ada di depan mata, maka saya menjuluki fisika eter yang terkait dengan elektro-
propulsi sebagai “Occult Ether Physics” (Fisika Eter Rahasia). Buku ini
didedikasikan untuk menemukan kembali, menguji, dan menyatukan rahasia-
rahasia itu sehingga dapat diketahui oleh masyarakat.
Pendeta tinggi dalam pengetahuan rahasia ini adalah elit monopolis yang
berkuasa yaitu para korporat perbankan, industri, perusahaan pertambangan, dan
kelompok kepentingan lainnya, yang memperkenankan bergabungnya beberapa
ilmuwan, anggota militer, dan pejabat pemerintahan ke dalam ajaran rahasia
mereka jika memang diperlukan, untuk melaksanakan dan melangsungkan
konspirasi besar, supaya teknologi/pengetahuan tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai “rahasia negara” yang bisa dikendalikan dan dipaksakan melalui cara-
cara inkonstitusional berupa “undang-undang keamanan nasional”, otoritas
resmi sipil dan militer, serta kepolisian. Tindakan ini untuk melindungi teknologi
dan sumber daya usang yang dikendalikan oleh para elit tersebut, dari
persaingan pasar bebas.
Disebabkan oleh propaganda dan manipulasi pengetahuan dan sains selama
76 tahun (atau lebih) terakhir, mayoritas ilmuwan mengejek konsep eksistensi
eter dan piring terbang, seolah-olah pemikiran tersebut termasuk dalam kategori
teori “bumi datar” (dianggap sebagai pemikiran yang asing/aneh—penj) dan
hanya ocehan “manusia kecil hijau” dari planet lain, padahal yang benar adalah
sebaliknya. Para pendukung teori Relativitas dan Big Bang (“Big Bangers”)
ingin agar Anda meyakini bahwa alam semesta itu terbatas, jadi jika Anda pergi
“terlalu jauh”, Anda akan “terjatuh dari alam semesta”, hampir sama dengan
teori “bumi datar”. Apa bedanya? Bumi datar (flat earth)...alam semesta terbatas
(finite universe)..., keduanya adalah teori dungu.
Kebohongan apa yang harus dilakukan “manusia kecil hijau” dengan mesin

12
terbang elektrik eksklusif buatan manusia, teknologi berbasis suara, serta sains
dan fisika listrik yang (seperti eksistensi eter itu sendiri) disimpan dalam ruang
rahasia, untuk menjauhkan Anda dari pemanfaatannya, sementara Anda sendiri
disuapi dengan kepalsuan dan “teori-teori” tak berguna? Cakupan ini, mulai dari
“ruang melengkung” (curved space), “perjalanan waktu” (time travel), “Big
Bang”, dan kisah-kisah “penculikan oleh alien”, hingga “alam semesta paralel”
(parallel universe), “perjalanan antardimensi” (interdimensional travel), dan
cerita-cerita luar biasa lainnya, dibuat oleh hantu-hantu pemerintah, personel
keamanan nasional, dan agen-agen rahasia dalam komunitas “UFOlogy” dan
“pseudo-debunker” (“pseudo-debunker” dalam pengertian saya adalah juru
bicara resmi pemerintah atau ilmuwan serba tahu yang tugasnya adalah
menyangkal sepenuhnya eksistensi piring terbang, atau mencemooh sesama
rekan rahasianya, para UFOlog, para new-ager, atau para paranormal).
Sebelum Anda memutuskan bahwa tak ada yang namanya eter, atau piring
terbang, atau sebelum Anda mempercayai kebohongan “prime-time” yang
berulang kali menyebutkan bahwa alien ada “di sini”, atau bahwa perjalanan
waktu itu mungkin untuk dilakukan, Anda sebaiknya bertanya pada diri Anda
apakah pemikiran Anda dalam subjek-subjek ini telah dikondisikan oleh
Kebohongan Besar para Big Brother. Jika Anda meyakini Relativisme, saya
harus menunjukkan kepada Anda bahwa “perjalanan waktu” adalah bagian
integral dari itu, yang merupakan kemustahilan luar biasa dan membuat “sains”
sandaran Anda menjadi kepingan sampah pseudo-intelektual tak bernilai yang
diramu oleh seseorang yang ingin menyabotase pikiran Anda demi kepentingan
pendeta tinggi “Occult Ether Physics” (yang mengangkat dirinya sendiri).
Apakah pemikiran Anda menjadi barometer sifat pengendalian pikiran?
Apakah Anda begitu lepas kendali dari konsep dan filsafat epistemologi Anda
sendiri tentang metafisik, hingga Anda harus mengambil pemikiran dari
“barang-barang rekaman” NASA (NAZIA) atas kebaikan Kantor Intelijen
Saintifik CIA (“OSI”)? Apakah pendidikan Anda adalah program TV saat makan
malam, yang dipersiapkan oleh suatu Pemerintahan Rahasia, sehingga Anda
takkan pernah menemukan bahan yang benar untuk dipikirkan?

13
Bagi orang-orang yang tidak familiar dengan penjelasan lengkap saya
mengenai mengapa, kenapa, apa sebab, siapa, dan fakta lainnya terkait
propaganda berskala besar yang dirancang dan disebarkan untuk kepentingan
korporat negara yang monopolis dan berkuasa dalam rangka menyembunyikan
electropropulsion piring terbang, “free energy”, serta teknologi canggih lainnya,
Anda dapat membaca buku saya sebelumnya, “Space Aliens From the
Pentagon”, Wm. R Lyne, 1993, ISBN 0-9637467-0-7; Edisi ke-2, 1995, ISBN 0-
9637467-1-5; Edisi ke-3, 1999, ISBN 0-9637467-7-4.
Piring terbang adalah hasil kerja seumur hidup Nikola Tesla, itu adalah
penemuannya yang paling penting (penemuan lain miliknya masih dicari), meski
Anda belum pernah mendengar fakta ini dari siapapun. Lalu bagaimana saya
bisa tahu? Saya telah mendokumentasikannya melalui penelitian bertahun-tahun,
melacak pengembangan Tesla dan kata-katanya yang diucapkan dan dipublikasi-
kan (yang tersebar dalam sumber yang sedikit namun mencukupi), saat dia
berhasil menduduki pencapaian puncak mengungguli karya para pemikir
saintifik terbesar dunia abad 19, yang merupakan inspirasi Tesla. Ini diduga
terbukti pada 29 Mei 1919, “...bahwa kita hidup dalam ruang-waktu 4-dimensi
yang melengkung.” Albert Einstein mengatakan bahwa benda masif yang
berputar di ruang “...akan menyeret ruang dan waktu di sekitarnya...”, inilah
asal-mula dari apa yang disebut “frame-dragging” dan “space-curvature”.
“Gravitasi tak lagi menjadi kekuatan misterius di kejauhan, tapi merupakan hasil
dari objek yang berusaha berjalan lurus menerobos ruang dilengkungkan oleh
kehadiran benda materil.” (Gary Taubes, Relativists in Orbit, Discover, Maret,
1997).
Sekalipun teori-teori semacam itu...yang diketahui Relativistik, dijalin
dengan istilah-istilah seperti “the fabric of space-time”, “space-curvature”, dan
“frame-dragging”, walau disamarkan, semua itu menunjukkan eksistensi eter,
kendati dengan konsep eter yang keliru.
Sejak 1919, penemuan elektropropulsi Nikola Tesla telah disembunyikan
melalui tekanan pemerintah, pencurian, cemoohan, sementara “sains” telah
menjadi game matematis pseudo-saintifik yang membawa hasil baru yang kecil

14
dan kurang sesuai dengan realitas. Kini saatnya mengungkapkan kebenaran.

15
PENDAHULUAN:
RENCANA AWAL TESLA DI TAHUN 1875

V isi awal Tesla, dalam hari-hari kuliahnya di tahun 1872, mengenai “mesin
terbang ideal”-nya adalah mesin elektropropulsi, yang realisasinya
mendorongnya mengatakan bahwa dirinyalah yang pertama kali memasuki
bidang sains kelistrikan di tahun 1875. Ini adalah permasalahan yang dia
embankan pada dirinya sendiri sebagai pekerjaan utamanya sepanjang hidup.
(Frank Parker Stockbridge, The Tesla Turbine. The World’s Work, March, 1912,
pp. 543-48).
Pada mulanya, mengantisipasi jika kebutuhan tenaga listrik pesawat
elektropropulsif terlalu besar bagi generator listrik on-board (karena kapal
miliknya sama sekali tak memiliki bidang untuk menahan), dia memulai
pengembangan sistem “transmisi tenaga nirkabel” untuk mentransmisikan
tenaga listrik dari generator dan stasiun berbasis darat. Beberapa ide awal Tesla
ini tak berguna untuk mesin terbangnya, jadi dia mengubahnya untuk tujuan
komersial. Karena konsepnya bahwa eter bersifat relatif low-density, serta
konsepnya bahwa gaya elektromagnetik tidak jauh lebih besar dari gaya
gravitasi, temuan Tesla berikutnya (yakni antisipasi kebutuhan tenaga listrik
yang lebih besar) membawa pada pengubahan pesawat elektropropulsif-nya, dan
menghasilkan surplus teknologi “spin-off” yang berlimpah.
Selama tahun 1920-an, saat dia membutuhkan uang dalam jumlah besar
untuk menyelesaikan pesawat elektropropulsif, dia tak berhasil menarik minat
pemerintah AS terhadap surplus teknologi “spin-off” ini. Dalam sebuah artikel
yang tak pernah dipublikasikan, Tesla mengatakan, “..kita harus segera
mendorong pengembangan mesin terbang dan transmisi energi nirkabel dengan
dukungan kekuatan dan sumber daya negara.” Hubungan langsung di sini adalah
antara “mesin terbang” (bukan “pesawat”) dan “transmisi energi nirkabel”. Tesla
memiliki banyak hak paten yang tak menghasilkan uang sepeser pun, karena
Morgan dan Rockefeller telah menyatakan paten-paten tersebut terlarang. Tak

16
seorang pun yang sanggup meminjam uang dari bank untuk mempraktikkan
salah satu sistem ini, dan seorang yang cukup bodoh untuk melakukan hal
demikian terhadap uangnya sendiri boleh menanti turunnya murka dewa atasnya
seperti petir dari Zeus.
Karena penemuannya yang hampir rampung bahwa kebutuhan tenaga listrik
on-board tidak akan terlalu besar, dan kegagalannya menarik minat orang-orang
terhadap pengembangan sistem transmisi energi nirkabel miliknya, Tesla
mengajukan paten di tahun 1913 atas turbin hebat yang dia temukan sekitar
1909. Ini mungkin dilakukan mengingat meningkatnya perkembangan dan
pemahaman pengetahuan yang menunjukkan bahwa interaksi elektromagnetik
adalah 1040 kali lebih besar dari interaksi gravitasi (George Gamow, Gravity,
Anchor Books, N.Y. 1962, hal. 138). Menurut Hendrick Lorenz, gaya tarik
listrik adalah 2 x 1039 kali lebih besar dari gaya tarik gravitasi.
Perubahan strategi Tesla tampaknya terjadi antara tahun 1915 (waktu ketika
Tesla mengujicoba misil elektropropulsif yang menggunakan energi nirkabel
yang diarahkan ke misil dari darat melalui power beam [sorot daya]) dan 1934
(pengumuman hari kelahiran Tesla). Perkembangan baru ini mungkin dipicu
oleh temuan awal, sebab tanpa sistem energi nirkabel, konsep terdahulu akan
menjadi tak berguna. Para pengusaha energi menyingkirkan ini selama-lamanya,
jadi Tesla dibiarkan sendirian dengan peralatannya dan tak bisa mengharapkan
pihak manapun.
Miskonsepsi awal masih sedikit ada dalam benak Tesla saat dia
mengembangkan turbin secara komersial di bawah slogan Tesla Propulsion
Company, “20 Horsepower Per Pound”, dengan maksud tersembunyi yaitu
menggunakan turbin untuk menggerakkan alternator berfrekuensi tinggi (yang
dia rancang khusus) guna menghidupkan kapal. Setelah mengembangkan turbin
yang demikian ringan dan kuat (dapat mencapai kecepatan 30.000 rpm, di mana
unit seberat 20 pon dapat menghasilkan kekuatan 200 tenaga kuda atau lebih
dengan menggunakan bensin), dia juga merancang dan memperoleh paten di
tahun 1928 untuk jenis baru pesawat tipe “VTOL” berpenggerak baling-baling,
dihidupkan oleh 2 turbin yang dipasang bersama yang dapat menetralkan tenaga

17
putar baling-baling dan menghapuskan kebutuhan akan baling-baling
penyeimbang—seperti yang terdapat di badan belakang helikopter. Pesawat ini,
jika dibuat, dapat memiliki rasio berat:tenaga kuda yang superior—mungkin 3:1
—dan bisa sangat cepat dalam penerbangan datar, lepas landas secara vertikal.
Tesla, setelah memahami penggunaan mesin pesawat yang berat dan tidak
efisien yang kala itu digunakan, dan persyaratan pesawat yang tidak praktis
dengan area sayap yang lebih lebar, tampaknya ingin mengkomersilkan
turbinnya dengan merancang dan mempatenkan pesawat jenis baru, yang secara
spesifik menggunakan turbin buatannya, untuk mengumpulkan modal guna
merampungkan proyek elektropropulsi-nya yang berbiaya lebih tinggi.
Berdasarkan pengalamannya dengan paten terdahulu, Tesla tahu bahwa paten
takkan berharga sama sekali jika dirinya tidak bisa mendapatkan modal (dari
paten tersebut sebelum periodenya habis) untuk menjalankan proyek, dan dia
juga tahu bahwa pengungkapan paten dapat membuat orang lain melakukan hal
yang sama 17 tahun setelah paten miliknya diakui, yang selama 17 tahun itu bisa
saja penemuannya mengendur akibat kekurangan dana bagiannya, lantaran
kelompok kepentingan finansial menentang Tesla.
Saat dalam tahap pengembangan awal, Tesla tampak tidak terlalu peduli
dengan kemampuan sejati “tenaga” temuannya, hingga ujicoba di tahun 1915
membuktikan bahwa kemampuannya ternyata “dahsyat”. Pada tahun 1893 dan
1894, Tesla telah “menyelesaikan sepenuhnya” Teori Gravitasi Dinamis
(Dynamic Theory of Gravity)-nya, setidaknya dalam “teori”. Sistem
elektropropulsi inheren dengan teori tersebut, tapi dalam tahap formatif dan
teoritis. Namun mempublikasikan teori ini sama halnya dengan menyingkapkan
teknologi dasar, yang akan membuat para pesaing berdana dan bersumber daya
besar menyelesaikan dan mengambil penghargaan atas karya terpenting Tesla
dan penemuan terbesar dalam sejarah manusia tersebut. Tesla kekurangan uang,
dan tak bisa memperoleh uang. Dia tak dapat menolong dirinya sendiri lewat
paten, sebelum dia menyelesaikan dan mengujicoba contoh mesin berskala
cukup besar untuk menarik minat industri pesawat terbang dan pemerintah.
Mungkin takdir, selama masa kebutuhan finansial besar inilah, padahal dia

18
masih memiliki stamina untuk menjalankan proyeknya, dia diletihkan oleh
pungutan uang dan penyitaan atas perintah J.P. Morgan dan kelompoknya,
semua dimaksudkan untuk menghancurkan Tesla lantaran terus-menerus muncul
dengan sistem tenaga listrik baru yang membuat sistem terdahulu menjadi
usang. Karena sistem-sistem tersebut akan mengganggu Morgan dan
Rockefeller, dan karena semua penemuan yang dipasarkan oleh Tesla (untuk
mendapat laba besar) akan membuatnya memperoleh modal untuk membangun
sistem energi miliknya, maka dia harus disingkirkan. Tesla tampaknya tak
pernah menyadari bahwa kedermawanan palsu Morgan tak lebih dari sekadar
rencana untuk mengkompromikan kontrak Tesla dengan Morgan, dan sebagai
cara untuk membuat Tesla bergantung pada pihak lain dibanding pada dirinya
sendiri. Perlakuan ini melemahkan Tesla secara emosional, finansial, dan teknis,
serta menurunkan harga dirinya pada satu titik hingga menyembah-nyembah,
memohon pada Morgan supaya menepati janji, tidak memanfaatkan dirinya, tapi
seperti semua figur tragis lainnya, ada sebuah peripide—mempertegas kembali
kekuatan Arturian yang hebat dan sempurna milik sang pahlawan tragis—
sebelum dia meninggal secara heroik dan dilupakan, sementara penemuannya,
seperti pedang Excalibur, tenggelam ke bawah air danau dusta “keamanan
nasional”, kebiasaan korporat yang rakus, memaksa, dan memeras.
Satu-satunya kekuatan sisa yang tampaknya dimiliki Tesla adalah
menyembunyikan penemuannya dari dunia, untuk melindungi rahasianya dari
tangan para pencuri, kecuali jika dia menerima kompensasi atau penghargaan
yang pantas, tapi ini tidak penting, sebab mereka telah mencuri karyanya
sebelum mayatnya tenang, dan tak pernah membayarnya sepeserpun atas
kesulitan yang dia alami.
Setelah sadar akan kekuatan sejati “tenaga” temuannya—100.000.000.000.
000.000 kali lebih kuat dari gravitasi—Tesla mulai mengejar ide sistem tenaga
listrik “on-board” untuk pesawat berawak yang digunakan dalam transportasi, di
mana “transmisi daya nirkabel” miliknya dialihtugaskan ke “misil”
elektropropulsif robotik kendali jarak jauh, untuk digunakan dalam peperangan,
dengan tenaga listrik yang ditransmisikan ke misil dari darat. Setelah beberapa

19
waktu bungkam, menyusul ujicoba contoh mesin misil berpenggerak listrik di
tahun 1915, Tesla mulai menyebut tenaga penggerak tersebut sebagai “dahsyat”
dalam pengumuman berikutnya yang dimulai pada tahun ‘1930’-an. Kata
“dahsyat” tidak menunjuk pada sesuatu yang bereaksi secara lemah lalu terbang
sedikit di atas tanah, tapi menunjuk pada sesuatu yang naik dengan kekuatan
besar dan mengejutkan, seperti ketika saya melihat penampakan piring terbang
tahun 1953...hanya 10 tahun setelah kematian Tesla. Jika “dahsyat” menunjuk
pada sesuatu seperti pesawat terbang atau roket konvensional—sebagaimana
yang dikatakan para agen misinformasi CIA/NASA—lantas kata apa yang bisa
dipakai untuk melukiskan suatu kekuatan yang menggerakkan piring terbang
pada kecepatan 9.000 mil/jam dalam 3 detik?
Kata “alat propulsi”, yang digunakan Tesla dalam wawancaranya dengan
William L. Laurence dari New York Times di tahun 1940, adalah sangat penting
untuk orang-orang yang tertarik memahami konspirasi misinformasi dan
kekurangan dokumentasi atas penemuan Tesla yang disembunyikan. Dalam
konteks mereka, kata ini menunjuk pada alat elektropropulsif on-board yang
digunakan dalam mesin terbang “ideal” milik Tesla, baik berawak atau tanpa
awak, yang dikendalikan “secara mekanis” oleh pilot on-board, atau “secara
remote lewat energi nirkabel” oleh pengendali yang ada di darat. Kata “alat
propulsi” tidak menunjuk pada “proyektil” seperti “mimis” atau “peluru”, yang
sama sekali tidak memiliki “sistem propulsi” dan hanya didorong oleh senapan,
dan kata itu juga tidak menunjuk pada suatu jenis “pesawat terbang”—
karenanya alat Tesla disebut “mesin terbang”—sebab mesin Tesla tak memiliki
sayap, kemudi guling, baling-baling, atau perlengkapan luar lainnya. “Propulsi”
di sini maksudnya adalah sistem on-board untuk keberterusan gerakan, melalui
peralatan elektromagnetik, yang disuplai dengan tenaga listrik yang dihasilkan
oleh generator on-board, atau dengan energi listrik dan sinyal kontrol yang
ditransmisikan lewat power beam dari darat. Ide perjalanan antarplanet menarik
perhatian Tesla, dengan pemikiran bahwa sepanjang energi listrik untuk propulsi
dapat ditransmisikan dari bumi, maka kapal antariksa tak lagi memerlukan
tangki bahan bakar.

20
Dalam suratnya kepada teman yang juga penopang keuangannya, B.A.
Behrend, di tahun 1930-an, Tesla secara samar menyebutkan penemuannya
dalam elektropropulsi: “Apa yang akan saya capai dengan penemuan lain itu,
terutama mempertimbangkanmu, tak berani saya ceritakan padamu. Ini saya
nyatakan dengan sepenuh kesungguhan hati.” Tesla tampaknya sedang
menyimpulkan suatu rencana untuk menemukan “dunia lain” di luar angkasa
dengan mesin listriknya.
Tesla menyadari bahwa semua benda padat memuat “kandungan listrik”,
dan berperilaku seperti rongga gema, yang berinteraksi secara elektromagnetik
dengan berbagai gaya elektrostatis dan eter untuk menentukan interaksi dan
pergerakan gravitasinya di luar angkasa. Teori ini diujicoba dan dikonfirmasikan
hingga tingkat tertentu dalam Colorado Springs Experiments Tesla tahun 1899.
Pemerintah AS tak pernah memberi perhatian kepada Tesla, dan penemuan
besarnya dalam elektropropulsi jatuh ke tangan para elit Nazi saat Wernher von
Braun mendapatkan dan memulai pengembangan proyek “p2” di Los Alamos,
New Mexico, pada tahun 1936, dan membawa kembali proyek tersebut ke
Jerman saat musim gugur 1937 (yang kemudian dikembangkan di Peenemunde,
wilayah Baltik, sampai proyek rahasia ini dan lainnya dijual ke korporasi dan
pemerintah Amerika sebagai pertukaran, di bawah Operasi Paperclip, persis
setelah gencatan senjata - proyek rahasia ini ditukar dengan amnesti bagi banyak
penjahat perang, sejalan dengan perjanjian atas beberapa ribu orang untuk
bekerja bagi pemerintah dan korporasi AS). Semua orang yang memiliki
informasi teknis penting mendapat perlindungan.

Menyembunyikan yang SEBENARNYA


Sejak penemuan piring terbang Tesla berada di bawah pengawasan pemerintah
AS di tahun 1945, muncul program propaganda palsu—yang pada mulanya
dikembangkan oleh RSHA Amt VI (Reichsicherheithaupt Amt VI, diterjemahkan
menjadi National Security Agency Division 6), organisasi dalam Gestapo yang
dipenuhi rahasia tinggi German Reich dan yang berkuasa dalam Nazi Jerman,

21
setara dengan komunitas UFOlogy, new ager, dan jaringan misinformasi pesudo-
skeptik kita. Pemerintah AS mempekerjakan aparat kontra-intelijen yang pernah
bekerja dalam proyek piring terbang Nazi, dan beberapa dari agen misinforman
Nazi-lah (yang dipekerjakan di Holloman A.F.B., New Mexico) yang merancang
dan mengimplementasikan “Roswell Hoax” di tahun 1947. Meski dibayangi
dengan bekas kepura-puraan “kemananan nasional” dan militer, penutup-
nutupan ini diperpanjang atas nama negara korporat yang monopolis dan
berkuasa, bahkan sejak akuisisi rahasia tersebut oleh Nazi di tahun 1936, sebab
jika teknologi ini jatuh ke tangan swasta Jerman pada waktu itu, kematian Nazi
akan lebih cepat terjadi.
Bisakah Anda membayangkan akibatnya jika transportasi jenis ini berada di
tangan swasta? Alat ini dapat membawa seorang manusia biasa pergi ke semua
tempat di dunia, mengunjungi semua tempat yang bahkan tak bisa dia jangkau
saat ini dengan mahalnya ongkos penerbangan maskapai. Sebuah piring terbang
kecil milik pribadi akan berbiaya lebih rendah dibanding membangun mobil,
tidak memerlukan bahan bakar, berjalan dengan kecepatan ribuan mil per jam,
tahan lama, dan tidak memerlukan pemeliharaan.
Bisakah Anda membayangkan efeknya terhadap komunis totalitarian, fasis,
atau pemerintahan korporat, dan kelompok ekonomi ‘yang diistimewakan’?
Bisakah Anda membayangkan jika rakyat keluar dari pasar real-estate, ketika
mendadak kita semua dapat tinggal di mana saja, bahkan di tempat-tempat yang
tidak memiliki jalan raya? Bisakah Anda membayangkan masalah di sepanjang
perbatasan negara, saat piring terbang melintas dan kembali tanpa pemeriksaan
“kepabeanan”? Masalah utamanya adalah, seperti yang bisa Anda lihat, ada pada
para otoritas gila kekuasaan (yang paranoid dan khawatir pada kejahatan), yang
tiba-tiba akan kehilangan banyak wewenang yang diperlukan untuk
melangsungkan “pekerjaan” mereka, melindungi dan memelihara kepentingan
elit pemaksa.
Pertimbangan-pertimbangan di atas dapat mengindikasikan pelaku
“penutup-nutupan”. Ada banyak pembicaraan dalam program TV, talkshow
radio, surat kabar, buku, majalah, dan video-video, tentang “...penutup-nutupan

22
pemerintah kita yang berurusan dengan alien selama 50 tahun.” Jika Anda
melihatnya dalam program prime-time TV setiap malam, satu-satunya informasi
tentang “penutup-nutupan” yang dapat dipercaya adalah bahwa berita-berita
tersebut saling bertentangan, mereka berpura-pura menceritakan kebenaran
kepada Anda. Program-program tersebut adalah “penutup-nutupan” itu sendiri.
Volume kebohongan ini sangat besar sampai-sampai hampir tak masuk akal,
mengingat fakta bahwa itu merupakan bukti tentang pemerintah kita yang secara
tertutup beraksi di balik layar untuk membohongi kita. Kapan pun pemerintah
terlibat dalam penyiaran sampah KEBOHONGAN BESAR kepada setiap rumah
di Amerika, ada baiknya kita bertanya, “Kebohongan apa lagi yang mereka
katakan kepada kita?”
Buku ini, dan buku saya sebelumnya, didedikasikan untuk mengakhiri
kediktatoran sosio-ekonomi dan teknologi rahasia.

23
BAB 1
TEORI ETER RAHASIA DAN ELEKTROPULSI

T eori yang saya sertakan dalam buku ini didasarkan pada apa yang bisa
dibenarkan dalam seluruh ucapan dan pengembangan Nikola Tesla serta
implikasinya yang diuraikan secara logis, dan dikombinasikan dengan informasi
khusus lainnya yang terkait, sebagaimana tersaji di buku ini dan buku saya
sebelumnya (“Space Aliens From the Pentagon”). Teori saya ini dekat dengan
Teori Gravitasi Dinamis Tesla, dan saya sering berpikir bahwa teori saya bisa
menjadi koreksi, yang oleh Tesla sendiri mungkin telah atau akan dilakukan,
seandainya dia hidup cukup lama.
Seperti kebanyakan teori lainnya, teori saya ini tidak lengkap, bisa jadi
mengandung kekeliruan, dan memerlukan pengembangan, ujicoba, koreksi, dan
revisi lebih lanjut, baik oleh saya sendiri maupun oleh orang lain di masa
mendatang. Di sini saya telah menyatakan pemikiran dasar saya mengenai
subjek ini hingga sekarang, yang telah berkembang sedemikian rupa sejak buku
saya sebelumnya, memakai terminologi saya sendiri menyangkut “Materi
Omni” (A.K.A. “Ether”). Jika Anda mencermati judul bab ini, saya mengguna-
kan istilah baru—“Elektropulsi”—untuk menyingkat “Elektropropulsi”.
Karena buku ini ditujukan untuk masyarakat umum yang belum tahu, dan
juga para peneliti, saya berusaha menulis dengan istilah-istilah yang mudah
dipahami orang awam—sebab saya sendiri juga orang awam—dan menyediakan
beberapa ilustrasi yang dapat membantu, untuk memberi pemahaman masuk
akal atas konsep saya, daripada sekadar menjadi pesta matematis “mekanika
quantum” yang biasa diiringi dengan halaman berisi persaman-persamaan dan
angka-angka membosankan yang dihasilkan secara logis dari premis-premis
tidak logis, tidak terbukti, dan saling bertentangan, yang begitu dihargai oleh
para pendukungnya. Seolah-olah mereka mengatakan, “Hei! Lihat Bu, saya bisa
memahami matematika!” “Fisika Eter”, berdasarkan sifat dan namanya, adalah
fisika subatom, yang menurut saya berarti “subproton” dan “subelektron”. Saya

24
tidak terlalu memperhatikan partikel nuklir subatom sendiri, tapi lebih kepada
apa yang menurut saya sebagai blok penyusun terbatas proton dan elektron,
yang eksis dalam eter dalam bentuk lebih sederhana. Saya tidak membahas
quark, muon, meson, lepton, dan lain-lain, serta “Relativistic Quantum
Mechanics” (“R.Q.M.”) dan “persamaan elegan”-nya.

Karakteristik Partikel Eter Dasar


Saya menyebut partikel eter dasar sebagai “Omni”, yang memiliki nukleus
positif (“protette” yang disebut “Omnion”) dan subelektron negatif (“electrette”
yang disebut “Omnitron”). Seperti yang Anda perhatikan, pola ini adalah versi
sederhana atom hidrogen dasar beserta proton dan elektronnya. Seperti
kebanyakan atom, Omni normalnya bersifat netral dan setimbang, tapi jauh lebih
kecil, menjadikannya ultrahalus. Karena ukurannya yang kecil dan netralitasnya,
Omni dapat menembus “benda padat” dengan mudah (kecuali jika “benda
padat” tersebut sedang melewati dan menerobos Omni), dan berperilaku seperti
zat padat saat terkena radiasi elektromagnetik high-frequency berentang tertentu
yang berasal dari infra-red lewat frekuensi cahaya visible, yang mengganggu
kesetimbangannya, tapi, meski kita dapat merabanya, Omni tampak transparan
dan tak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Seperti gas hidrogen, terdapat suatu elastisitas, disebabkan oleh
ketermampatan medan magnet, yang menjadikannya sebagai “zat padat elastis”,
sebagaimana dikatakan Faraday. Dikarenakan ukuran Omni yang kecil, “ruang
kosong” yang ada betul-betul hampir disesaki dengan materi sangat halus ini,
yang berosilasi pada frekuensi demikian tinggi—jauh melebihi sinar X—tapi
ukurannya kecilnya dan netralitas normalnya membuatnya dapat mempenetrasi
“massa padat”—yang umumnya “kosong” (yang juga dipenuhi dengan Omni
yang dipindahkan oleh sebuah massa untuk membuat ruang bagi Omni lainnya).
Karena ‘ruang’ antarbintang adalah ekuivalen dengan ruang vakum yang
mengandung sedikit materi gas—seperti sebuah pipa Lenard di mana muatan
bergerak dengan mudah—Omni di ruang antarbintang bersifat sangat konduktif,

25
di mana muatan bebas berpindah dari satu benda ke benda lainnya sesuai garis
gaya magnet.
Ruang yang disesaki Omni juga diinterpenetrasi secara omnidirectional oleh
radiasi ultrahalus, yang normalnya setimbang, disebut “Zero Point Radiation”
(“ZPR”). ZPR ini secara konstan “mendentingkan” awan elektron materi atom,
menciptakan ilusi “orbit elektron”, yang kenyataannya merupakan gelombang
tetap di lapisan awan elektron berombak-ombak yang mengelilingi atom dan
molekul. Karena materi yang diasosiasikan dengan awan elektron ini bergerak
konstan, maka awan tersebut adalah arus, sebab “muatan yang diangkut
merupakan arus”. Tenaga penggerak di balik arus-arus tersebut adalah gerakan
yang, sepanjang seragam, “tidak memerlukan dorongan” (force-free).
Momentum yang hilang ‘diatasi’ oleh ZPR.
Omni memiliki rasio muatan:massa yang hampir seimbang (“1:1”), dan
merespon impuls positif dan negatif. Generator elektrostatis menjadi contoh
sempurna atas perilaku elektris Omni. Pada voltase cukup tinggi, submuatan
dinamis positif dan negatif dipisahkan oleh medan magnet dan berkondensasi
membentuk elektron dan proton. Ada suatu alasan pokok tak diketahui mengapa
muatan tersebut memiliki magnitudo tertentu, yang masih harus dijelaskan, tapi
teori quantum secara praktis mengakui bahwa terdapat subdivisi muatan listrik
dasar, dan bahwa elektron bersifat “divisible” (dapat dibagi/dipecah). Inilah
pokok perdebatannya, sebab jika elektron memang divisible, maka Relativisme
pasti runtuh. “Muatan dasar” yang dianggap sebagai muatan elektron,
kelihatannya terkait dengan waktu (time-related); karena arus listrik bergerak
pada kecepatan yang sama dengan cahaya, muatan elektron barangkali
merupakan kumpulan muatan yang terhimpun dari sejumlah Omni berlainan
pada suatu satuan waktu tersendiri, yang mencerminkan jarak yang ditempuh
dalam ruang proton selama waktu tersebut, dengan muatan-muatan yang betul-
betul beredar di antara Omni dan materi.
Daya bervoltase tinggi—baik dalam pelepasan listrik atau radiasi—
dibutuhkan untuk memutus ikatan Omnion-Omnitron. Prinsip yang sama
berlaku pula pada elektropulsi. Getaran (pulse) negatif yang kuat, berfrekuensi

26
tinggi, dan bervoltase tinggi dibutuhkan untuk mempenetrasi rintangan awan
Omnitron negatif, guna bereaksi dengan Omnion positif, untuk membuat
“penolakan kelembaman” Omni “muncul”, dengan maksud mengakses
massanya untuk ditarik berlawanan, sehingga menggerakkan kapal antariksa
menerobos ruang angkasa yang disesaki Omni, memanfaatkan gaya “sekrup”
mikrohelikal1 pipa elektromagnetik berotasi di sekeliling inti Omni yang vakum
dan tak berotasi. Pipa tersebut adalah hasil dari rotasi yang diberikan oleh fluks
magnetik kepada arus listrik, yang diperkuat oleh perubahan momentum.
Jumlah besar Omni per volume ruang melambangkan densitas materi positif
yang jauh lebih tinggi dibanding yang dipunyai oleh massa ‘padat’ normal,
karenanya Omni berfungsi sebagai “jangkar yang secara virtual tak bergerak”
yang bisa dikunci dan diikuti oleh kapal elektropulsif untuk menggerakkan diri
menerobos ruang angkasa. ‘Jangkar’ Omni nyatanya bersifat dinamis terhadap
bumi, dengan kecepatan relatif ribuan mil per jam yang melambangkan
kecepatan tertinggi bumi menerobos eter pada waktu tertentu. Meski gaya
“pengakses” elektropulsif, ketika berlaku, ditransmisikan mendekati kecepatan
cahaya, namun perbedaan komparatif antara kecepatan Omni dan bumi tidak
signifikan. Praktisnya “seolah-olah bumi tak bergerak terhadap eter”, kecuali
untuk efek yang disebut gravitasi. Implikasi dari kecepatan 186.000 mil per
detik adalah, sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan sekitar 20 mil per
detik secara virtual terlihat “diam”.
Perbedaan densitas antara hidrogen cair dan Omni, contohnya, berbanding
dengan perbedaan ukuran antara atom hidrogen dan Omni kecil, serta volume
ruang yang sebetulnya ditempati oleh Omnion dalam hubungannya dengan
Omnitron. Bisa diasumsikan bahwa Omnion kecil, sebagai subdivisi proton,
memiliki densitas jauh lebih tinggi per satuan ruang, disebabkan oleh
kekurangan ruang di antara Omni, yang berkumpul membentuk proton, seperti
ruang di antara batu bata yang diisi dengan adukan semen. ‘Adukan semen’ ini
mungkin adalah suatu “cairan insulatif (menyekat)” Tesla yang “membasahi”

1 Berbentuk kurva spiral [seperti pembuka tutup botol] atau kurva menggulung
[seperti pér arloji]—penj.

27
benda dan ‘partikel’ positif, seperti “cairan utuh”. Seperti halnya magnitudo
muatan elektron yang bersifat time-relative, magnitudo proton mungkin
demikian pula, tersusun dari sejumlah Omnion berlainan yang terhimpun selama
periode waktu berlainan.
Meski tak terlihat oleh mata—lantaran periode getarannya melampaui
frekuensi visible—Omni tidak imperceptible (tak terasa). Saat kita bergerak, kita
dapat merasakan Omni sedang mencepat, melambat, atau berubah arah di dalam
tubuh kita. Saat berlari, kita merasakan penolakan (“kelembaman”)—terhadap
perubahan momentum—tercipta dalam tubuh kita, karena pipa Omni tertekan ke
berbagai arah atau sedang mencepat/melambat menembus atom dan molekul
tubuh kita. Jika kita mencapai kecepatan konstan, kita dapat merasakan
bagaimana mikroheliks—dihasilkan oleh putaran pitch konstan Omnitron—
‘mengebor’ Omni, menciptakan “momentum” yang cenderung membawa kita
dalam garis lurus dan datar. Saat dalam kecepatan konstan, kita hanya perlu
menyediakan energi yang hilang akibat pergesekan mekanis atau angin, atau
gerakan tak menentu, demi mempertahankan kecepatan konstan. Kita juga bisa
melihat efek Omni dalam perilaku objek sehari-hari—bagaimana benda-benda
menolak perubahan gerak, jatuh, mencepat, meraih momentum, berjungkir-
balik, berguling-guling, bertubrukan, pecah, terpelanting, atau menjadi berhenti.
Saya menganalogikan sebuah massa padat dengan sekawanan angsa, yang
menjaga “formasi”-nya (“bentuk”) saat terbang di “udara” (“Omni”):

28
Bumi dan segala sesuatu di atasnya bergerak di ruang angkasa penuh eter,
pada kecepatan yang sangat besar. Selain itu, bumi berputar dan mengorbit, yang
secara gradual mengubah pola mikrohelikal secara relatif terhadap polaritas
“angin eterik” yang menginterpenetrasi. Magnitudo “gaya gravitasi”, diukur dari
pusat massa sebuah benda, adalah lebih besar di permukaan laut dibanding di
puncak Gunung Everest, di mana jarak antara pusatnya dengan pusat bumi
adalah lebih besar, tapi pernyataan ini—berdasarkan hukum Newton—gagal
memberitahu kita “mengapa” ada gravitasi, kekuatan apa yang menciptakannya,
atau mengapa gaya tersebut berubah-ubah “secara berbanding lurus dengan
massa, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara (pusat) 2 benda”.
Newton pun secara eksplisit mengakui bahwa hukumnya gagal menjelaskan
penyebab, dan hanya menyatakan menggambarkan efek secara matematis.
“Kandungan listrik” melekat pada semua materi padat. Atom mengandung
nukleus yang tersusun dari proton positif dan neutron netral (yang tersusun dari
proton dan elektron). Di sekeliling nukleus terdapat “elektron” negatif. Semua
materi yang sedang bergerak dan mengandung muatan elektrostatis,
melambangkan “pengangkutan muatan listrik”, karenanya disebut arus,
menciptakan medan magnet. Karena medan magnet memberi rotasi kepada
medan elektromagnetik, ini menciptakan pipa elektromagnetik mikrohelikal
berotasi di dalam benda, di sekeliling inti eter yang vakum dan tak berotasi.
Pipa-pipa ini disekutukan/disejajarkan oleh gerakan relatif benda, di sepanjang
poros gerakan seragam atau berubah-ubah, dan menciptakan momentum melalui
“pengeboran” eter. Karena pada waktu tertentu pitch dan diameter mikroheliks
bersifat konstan, maka ini bukan “pusaran”, yang melibatkan spiral logaritmik,
baik ke arah dalam maupun ke arah luar. Setiap kali kecepatan atau arah
berubah, pitch dan orientasi mikrohelis menolak, kemudian menyesuaikan diri
dengan momentum baru.
Bumi memiliki muatan negatif permukaan yang minimum, kira-kira sebesar
20 esu/cnr (20 unit elektrostatis per cm 2). Ini merupakan fenomena atmosfer
yang sebagian disebabkan oleh efek ionisasi radiasi kosmik, tapi hal ini tidak
dapat dijelaskan tanpa merujuk pada kecepatan bumi menerobos Omni. Sifat

29
atmosfer yang relatif non-konduktif, insulatif, dan dielektris turut memainkan
peran. Di bawah muatan permukaan bumi terdapat kerak semi-konduktif yang
mengandung surplus elektron berjumlah besar. Muatan permukaan bumi kurang-
lebih konstan, disebabkan oleh area permukaan bumi, bervariasi berdasarkan
ketinggian akibat perubahan tekanan atmosfer dan kadar lembap udara, serta
akibat timbulnya radiasi kosmik dan frekuensinya.
Semua atom—termasuk hidrogen—memiliki muatan positif netto. Ini
lantaran muatan positif dasar proton melebihi magnitudo muatan negatif dasar
elektron. Hidrogen, dengan proton dan elektron tunggalnya, memiliki rasio
muatan:massa tertinggi dan gravitasi terendah dibanding semua unsur. Saat
seseorang menyetel tabel periodik unsur, semakin meningkatkan kompleksitas di
atas unsur hidrogen, unsur-unsur memiliki rasio muatan:massa yang semakin
rendah, sebab rasio komparatif elektron sesuai dengan jumlah proton di dalam
nukleus. Karena neutron bukan negatif, ia menambah massa positif secara relatif
terhadap elektron, tapi tidak menyumbang apa-apa pada muatan listrik, dan rasio
neutron naik pada tabel. Ini menghasilkan kelebihan massa positif bumi, yang
permukaan semi-konduktifnya mampu menerima dan mempertahankan surplus
muatan negatif, yang sebagian besar dibawa ke bumi oleh ribuan petir per detik,
dan tertahan akibat sifat dielektris dan insulatif atmosfer.
Pelepasan listrik secara konstan dari atmosfer didorong oleh gerakan kosmik
bumi, yang mengkonversi muatan elektrostatis menjadi arus. Ini dikonfirmasi-
kan oleh eksperimen H.A. Rowland. Karena gas atmosfer merupakan insulator,
kerak semi-konduktif bumi (pada umumnya alkali) sebagian besar menjadi
material pendonor elektron, yang mempertahankan segudang besar muatan
negatif yang disekat oleh atmosfer. Sinar kosmik yang menghantam gas ringan
dan tipis ionosfer mempertahankan muatan positifnya. Efek gravitasi juga
membantu, sebab helium dan hidrogen (keduanya adalah gas elektropositif tipis)
mengendap ke ionosfer. Di antara ionosfer (kira-kira 620 mil di atas kita) dan
permukaan bumi terdapat gradien kira-kira sebesar 150 volt/meter, total sekitar
176 juta volt, menciptakan banyak medan listrik, tapi medan listrik tersebut
membentang jauh melebihi ionosfer. Medan listrik ini menghasilkan

30
pemindahan listrik di Omni dalam jangkauannya, yang merupakan penyebab
gravitasi. Efek medan listrik tersebut terhadap Omni hampir terjadi seketika,
sebab ini mendekati kecepatan cahaya, sementara Omni berubah dari “ruang
kosong” menjadi massa, di mana gaya gravitasi terkerahkan ke bawah, menuju
sumber medan listrik.
Tak ada efek gravitasi medan bumi yang signifikan di atas medan listrik ini.
Karena medan magnet bumi meliputi bulan, maka demikian pula dengan medan
listrik tersebut. Ketika “sub-ion” (Omni) ditempatkan di medan listrik, muatan
subnegatif (Omnitron) ditarik oleh kutub positif (ionosfer) dan ditolak oleh
kutub negatif (bumi). Efek gaya tarik/tolak ini adalah “pemindahan” setiap
Omni, dan menempatkan atmosfer dielektris dan Omni dalam ketegangan,
sehingga, di dekat bumi, awan Omnitron di sekitar masing-masing Omnion
terdorong ke atas secara eksentris, sedangkan zona netral berada lebih 300 mil
dari bumi.

Penyebab Hukum Gravitasi Kuadrat Terbalik


Saat bumi berputar, kecepatan permukaan—dan kecepatan atmosfer yang
menyertainya—pada titik tertentu berubah-ubah sesuai jaraknya dari pusat bumi.
Sebuah objek yang berada di permukaan laut bergerak menerobos Omni secara
lebih lambat dibanding benda di puncak Gunung Everest. Kekuatan voltase di
antara gas atmosfer ketinggian tinggi dan ionosfer adalah lebih kecil, tapi
kekuatan voltase di antara atmosfer dan permukaan Gunung Everest lebih besar.
Dengan demikian, bagi objek yang berada di permukaan laut, pemindahan awan
Omnitron lebih besar, disebabkan oleh kekuatan total medan listrik yang lebih
besar. Peningkatan kecepatan mengimbangi peningkatan efek medan terhadap
Omni sehingga gaya gravitasi kurang-lebih setara di antara ketinggian rendah
dan tinggi bagi objek di bumi, tapi efek gravitasi berkurang bagi objek terbang
yang melampaui muatan permukaan bumi di atas Gunung Everest.
Perbedaan tenaga listrik ini mengilustrasikan mengapa terdapat perbedaan
pemindahan relatif awan Omnitron di “medan gravitasi” bumi dan dalam benda-

31
benda yang bergerak di medan tersebut, dengan derajat pemindahan yang
berbanding lurus dengan perbedaan “gaya gravitasi” dan ketegangan dielektris.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa sebuah benda pada ketinggian dan
kecepatan lebih tinggi memiliki gravitasi lebih rendah karena medan listrik
memiliki pengaruh pemindahan yang lebih rendah terhadap awan Omnitron, dan
sebaliknya. Ini bertalian dengan elektropulsi, sebab kita harus mengurangi,
membalik, memperbesar, atau mengendalikan pemindahan ini untuk secara
instan mengumpulkan dan mengendalikan kelembaman, momentum, dan
“gravitasi”. Pemindahan tersebut mempengaruhi momentum lantaran ia
mempengaruhi pipa mikrohelikal yang bervibrasi dan cara pipa itu “mengebor”
ruang eterik. Karena medan listrik agak tertahan di dalam benda padat, pipa-pipa
cenderung jatuh ke rotasi konsentris, sehingga mentransfer downward force
(gaya ke bawah) ke massa yang mereka tempati. “Gravitasi” adalah hasil dari
penolakan terhadap perubahan pemindahan ini. Alasan mengapa sebuah bola
yang bergerak akan mengalami peningkatan “massa virtual” ketika diberi
muatan—yaitu peningkatan kebutuhan usaha untuk memindahkannya, bukan
peningkatan gravitasinya—adalah karena efek “sangkar Faraday” muatan yang
meningkat cenderung meningkatkan penolakan terhadap gerakan Omni
menembus massa, mempengaruhi muatan negatif pada Omni.
Karena medan listrik dan pengaruh pemindahannya diubah oleh perbedaan
konstanta dielektris di dalam dan di luar benda padat, pipa-pipa mikrohelikal
cenderung jatuh ke rotasi konsentris, sehingga mentransfer downward force ke
massa yang mereka tempati. “Gravitasi” adalah hasil dari penolakan terhadap
perubahan pemindahan ini.

Pipa Gaya Mikrohelikal


Dikarenakan gerakan kosmik bumi, muatan molekul elektrostatis menjadi arus,
yang menciptakan medan magnet dalam benda berat (ponderable). Arus dan
medan di “wilayah kekuasaan” atom atau molekul disatukan oleh momentum
atau medan magnet. Saat sebuah benda bergerak menerobos medan eter/Omni

32
bersama bumi, terdapat efek “angin eterik”, yang “meniupkan” massa secara
konstan dari arah yang berubah teratur. Karena Omnitron merupakan
“subelektron”, maka ia juga beresonansi. Saat kandungan listrik membentuk
jalur menembus Omni dalam benda, gerak resonan arus molekul membentuk
medan magnet yang menanamkan rotasi mikrohelikal bidang polarisasi di
sekeliling inti Omni yang tak berotasi. “Pipa-pipa” mikrohelikal ini memiliki
“pitch” yang ditentukan oleh laju pergerakan linier per detik, bersama dengan
diameter rotasinya (atau “gelombang”-nya) mendekati kecepatan cahaya.
Gelombang-gelombang kecil ini memiliki bagian muka yang bundar, yang dapat
bergabung membentuk gelombang bundar lebih besar.
Pipa mikrohelikal gaya elektromagnet, yang memiliki pitch, berfungsi
seperti bor, cenderung mengebor jalur secara lurus dengan pitch konstan dan
kecepatan linier, di sekeliling inti Omni yang vakum dan tak berotasi (konsisten
dengan hukum Newton untuk kelembaman dan momentum). Setiap perubahan
arah atau kecepatan ditutup/diatasi oleh penolakan (“kelembaman”). Karena
seluruh massa sedang bergerak, ia selalu memiliki momentum. Kelembaman
yang diperagakan oleh sebuah benda yang relatif diam terhadap bumi,
sebenarnya merupakan produk dari momentumnya, jadi kelembaman ini
sebetulnya adalah momentum. Karena itu kelembaman merupakan penolakan
benda terhadap perubahan status momentumnya. Dua istilah digunakan dengan
cara berbeda, untuk mendefinisikan “perubahan relatif” dalam kecepatan
dan/atau orientasi.
Karena Omni di dekat bumi yang berputar tunduk pada muatan negatif lebih
kuat dan massa positif bumi, Omnion tertarik ke bawah, sedangkan Omnitron di
sekelilingnya tertolak ke atas, membentuk ‘awan’ eksentris. Bagi benda (“yang
diam”) di permukaan laut, sewaktu Omni memasuki permukaannya, efek
terhadap Omni medan listrik bumi diubah oleh perubahan konstanta dielektris,
memaksa pipa mikrohelikal massa melompat ke bawah ke rotasi yang lebih
konsentris, sebab densitas dan rigidity (kekakuan) Omni menolak perubahan
semacam itu. Karena pipa elektromagnetik adalah bagian dari massa, maka
downward force dihasilkan oleh downward pressure Omnitron, yang kita sebut

33
“gravitasi”. Efek tersebut serupa dengan selang air yang memuat aliran air
bertekanan tinggi. Gaya helikal air menghasilkan stabilitas gyroskopis2 dan
cenderung meluruskan air, dengan presesi3 teratur. Tindakan “meluruskan” air
tersebut analogis dengan “gaya gravitasi”. Ini berlaku tak peduli ke arah mana
pun benda padat bergerak menerobos eter, akibat adanya kecepatan relatif
interaksi elektromagnetik pada kecepatan cahaya (secara virtual), dan polaritas
medan listrik bumi.
Oleh sebab itu, gravitasi merupakan hasil dari reaksi benda atas penolakan
Omni terhadap perubahan momentum benda, ditransfer ke massa akibat
perbedaan konstanta dielektrisnya, serta pergerakan, orientasi, dan kecepatannya
yang terus berubah selagi menerobos ruang eterik universal.

ZPR
Di samping Materi Omni, seluruh ruang juga diinterpenetrasi secara
omnidirectional oleh Zero Point Radiation (“ZPR”), yang berfrekuensi,
bertenaga, dan berdensitas sangat tinggi. Seorang ilmuwan mengatributkan

2 Gyroskop: roda berotasi yang porosnya bebas berubah tapi mempertahankan


arah yang sudah ditetapkan kecuali jika mengalami perturbasi, terutama
dipergunakan untuk stabilisasi atau bersama kompas dalam pesawat terbang—
penj.
3 Pergerakan lambat poros sebuah benda yang berputar mengelilingi poros lain—
penj.

34
“radiasi blackbody” pada ZPR (T.H. Boyer, Derivation of Blackbody Radiation
Spectrum Without Quantum Assumptions, Phys. Rev. 182 [5], pp. 1374-83
[1969]). Boyer juga menemukan bahwa dipole nonlinier dapat menyerap energi
dari mode tertentu spektrum ZPR (Random Electrodynamics: The theory of
classical electrodynamics with classical electromagnetic zero-point radiation,
Phys. Rev. D 11 [4], pp. 790-808 [1975]). Ilmuwan lain mengklaim telah
mengukur densitas energi ZPR pada 10 94 gram/cm3, untuk masing-masing
fluktuasi ZPR acak, pada skala panjang Planck (10 -33 cm), dengan memakai
detektor radiasi standar, yang respon frekuensinya diubah khusus untuk
membentang sampai spektrum super high-frequency yang dipergunakan (J.A.
Wheeler, Geometrodynamics, Academic Press, N.Y. [1962]). Di bab yang lalu,
saya menguraikan ekstraksi energi ZPR dalam proses atom hidrogen.
Penelitian istimewa tahun 1962 hingga 1975 ini merupakan ex post facto,
muncul jauh setelah penemuan besar Tesla. Penelitian ini menegaskan kembali
bahwa agar radiasi super high-frequency sedemikian kuat dapat menerobos
ruang, ia membutuhkan ruang yang benar-benar disesaki dengan eter yang lebih
halus lagi, terdiri dari bundelan massa positif ultrahalus, super high-frequency,
dan padat yang dikelilingi oleh muatan negatif subelektron. Kombinasi ini,
seperti keterikatan berketerusan atom-atom silicon dioxide tetrahedronal yang
menyusun kristal kwarsa padat, mampu bereaksi terhadap dan menghantarkan
radiasi elektromagnetik mulai dari berfrekuensi halus tak terhingga sampai
berfrekuensi paling kasar ke semua arah secara simultan (“secara
omnidirectional”). Materi padat ini berperilaku seperti zat padat untuk
menurunkan radiasi frekuensi di antara spektrum sinar X menjadi infra-red
rendah, tapi juga berperilaku seperti “cairan utuh” yang dapat membasahi,
menginterpenetrasi, dan merembes, berkenaan dengan (kandungan atom) benda
padat yang bergerak, yang struktur atomnya memuat banyak ruang sehingga
pada umumnya “kosong”.
Elektropulsi memanfaatkan IR yang diproyeksikan secara eksternal ke
radiasi berfrekuensi visible bervoltase sangat tinggi, untuk membuat Omni
memunculkan “penolakan kelembaman”-nya, dikombinasikan dengan

35
gelombang internal low-frequency untuk menciptakan pipa elektromagnetik
berotasi (terpolarisasi), yang secara seketika mengumpulkan momentum dengan
mengebor ruang penuh eter, untuk menggerakkan kapal antariksa
menerobosnya.

Sebuah Kotak Kayu Tua dan Sistem Pedoman Kelembaman Milik


Jerman
Pada 1979, di sebuah pasar loak di
Santa Fe, saya memeriksa sebuah
kotak kayu tua milik seorang pria
Pojoaque tua yang dipekerjakan
dalam proyek rahasia bernama “p2”
di tahun 1937, yang dijalankan oleh
Wernher von Braun. Pria tua itu
membuat kotak kayu tersebut untuk
menyimpan peralatan kerjanya. Dia mengukir, dengan “corak rakyat New
Mexico”, sebuah “peta” yang menunjukkan jalan raya, lokasi, nama proyek,
simbol proyek (segitiga dengan titik di tengahnya, yang merupakan simbol
Illuminati Prussia di mana Wernher von Braun adalah anggotanya), serta tanggal
proyek. Pojoaque—di mana pria tua itu tinggal—ditunjukkan secara mencolok
dengan huruf “P” besar dan terdapat simbol zia di sekelilingnya. Di bawah ini
terdapat gambar (buatan saya) kotak tua:
Minggu berikutnya, di musim semi 1979, saya pergi ke sebuah perusahaan
barang bekas di sebelah timur Pusat Albuquerque—bernama “King’s Surplus
City”—di mana saya sering membeli surplus barang-barang militer yang
berkaitan dengan penelitian dan penemuan saya, dan saya senang saat
menemukan gundukan material tak biasa yang tertumpuk dalam gundukan kecil
terpisah. Di puncak gundukan tersebut ada sebuah alat yang segera saya kenali
sebagai sejenis “kompas” navigasi yang pasti dibutuhkan dalam piring terbang
awal yang pernah saya saksikan saat berbaring di halaman belakang rumah di

36
Kermit, Texas, antara tahun 1949-1953; piring terbang tersebut berputar dengan
kenaikan kelipatan 30 derajat. Perangkat [navigasi] ini menunjukkan kenaikan
30 derajat, dan memiliki 14 kontak listrik—12 untuk masing-masing arah, 2
untuk motor 6 volt yang memutar cincin kompas—labelnya menunjukkan
bahwa ia diproduksi di Jerman Nazi oleh Lizt pada 1 Oktober 1943, di kavling
127-178 (52 perangkat), untuk proyek bernama “KT-p2” (“Kreisel Teller - p2”,
yang berarti “Gyrating Saucer - p2”). Perangkat ini disebut “Peiltochter-
kompass” (“polar slave compass”), yang dikendalikan oleh sinyal dari
“Meisterkreiselkompass” (“master gyro-compass”), yang berarti perangkat
tersebut adalah separuh dari sebuah sistem pedoman kelembaman.
Gambar perangkat tersebut ditunjukkan di bawah ini:

37
Huruf “p2”, yang menandakan bahwa proyek di Los Alamos tahun 1937
tersebut dijalankan oleh von Braun, dimasukkan ke dalam penandaan nama
rahasia resmi untuk proyek piring terbang Nazi di Jerman tahun 1943.
Sebagaimana saya uraikan secara eksplisit dalam buku Space Aliens, saya
melihat rol film kamera senjata original yang dibuat selama Perang Dunia II di
utara Jerman, pada tahun 1957, dan kemudian pada sore hari yang sama Mayor
Donald Kehoe membawakan hoax-nya dalam TV nasional. Beberapa film
tersebut dibuat oleh beberapa orang yang sama yang hadir kala itu, sebab
kelompok Intelijen Angkatan Udara saya dipekerjakan pada kelompok Angkatan
Udara ke-8 AS yang mengadakan pengebom khusus itu dalam pesawat
pengebom B-17. Film-film tersebut memperlihatkan “penyu terbang” berawak
—pesawat elektropulsif kecil—yang terbang pada kecepatan tinggi di sekitar
pesawat pengebom, untuk memancing penembakan dan mengganggu misi
mereka.
Pada musim semi 1945, saat Rusia mendekati dan mengepung Berlin,
Jenderal George Patton membawa pasukan khusus berlapis baja memasuki
teritori yang dikepung Rusia, menuju pusat roket Nazi di Peenemunde di Baltik.
Dipekerjakan pada pasukan khusus ini, dengan menyamar sebagai “komandan
tank”, adalah pejabat intelijen Tentara yang diberi tugas khusus untuk
memulihkan semua material piring terbang dan/atau menghancurkannya di
proyek Peenemunde, bersama dengan pengambilan semua gambar teknis (dll.)
yang strategis dan penting dalam proyek tersebut, sebelum direbut oleh Rusia.
Ketika menemukan 200 sistem pedoman angkasa (A.K.A., sistem pedoman
“kelembaman”) jauh di bawah tanah dalam sebuah gua garam, Jenderal Patton
marah lantaran diperintah untuk menghancurkan sistem-sistem ini oleh
atasannya, yang tidak mengetahui fakta bahwa gambar teknis dan spesifikasi
sistem sudah ada dalam genggaman Amerika.
Pengembangan sistem tersebut sangat penting untuk piring terbang, sebab
kompas magnetik akan tak berguna akibat efek “sangkar Faraday” medan listrik
di sekeliling piring, yang akan menghalangi medan magnet bumi. Master gyro
disesuaikan hingga pas ke utara sebelum lepas landas, dan akan terus

38
mempertahankan posisi tersebut selama penerbangan, sehingga kompas slave
menjadikannya sebagai referensi, dalam rangka menghidupkan motor 6 volt dan
mengarahkan kompas bergigi ke cincin untuk memantulkan arah penerbangan
yang tepat. Peiltochterkompass tipe khusus ini digunakan pada kapal sirkuler
yang dapat berputar secara peripheral—dalam 360 derajat, ke arah depan,
samping, belakang, dan lain-lain, dengan kenaikan atau kelipatan 30 derajat—
sementara perangkat lain digunakan pada beberapa tipe teranyar roket German
“V” (“Vergetungswaffen”, atau “Revenge-weapons”), yang mengangkut hulu
ledak bom neutron, dan ditembakkan dari bawah air dari kapal selam kecil
khusus yang digandeng di belakang “Electro-U-Boat” terbaru (yang digunakan
dalam “Stalemate” final yang saya uraikan dalam buku Space Aliens).
Setelah pembelian saya, para agen keamanan mendengar kepemilikan saya
atasnya dan pengetahuan saya mengenainya, jadi mereka pergi ke Mark King,
putra pemilik King’s Surplus City, dan menanyainya dengan keras. Mark
menunjukkan kepada mereka kwitansi penjualan dari Sandia Base, sesuai
dengan pembelian Mark atas tumpukan remeh barang-barang bekas dari
pegawai Sandia Base yang biasa membawa barang bekas dari pangkalan
tersebut untuk dia jual kepada Mark. Ternyata, pegawai tersebut mencuri
tumpukan barang bekas yang classified (rahasia) dan menjualnya untuk
keuntungan pribadi, dengan menggunakan ‘kwitansi ganda’ untuk menutupi
jejaknya, tapi petugas penjaga menempatkan dia di bawah pengawasan, dan
menangkap basah dia melakukannya lagi, kemudian menuntut, menghukum, dan
memenjarakannya. Mereka tidak bisa mengambil kembali perangkat tersebut
dari saya, karena saya adalah “pembeli tak bersalah”, dan karena hal itu akan
memperkuat adanya kegunaan tersembunyi perangkat tersebut, yang melanggar
prosedur keamanan. Saya membeli sebuah sistem pedoman kelembaman yang
berasal dari piring terbang Nazi tahun 1943 yang kemudian dibawa ke Sandia
Base di akhir 1945 di bawah Operasi Paperclip, bersama dengan lebih dari 116
ilmuwan piring terbang dan lebih dari 15.000 personel Jerman yang pernah
dipekerjakan di New Mexico, sebagai bagian dari “kesepakatan” rahasia khusus
yang dipangkas sesuai Stalemate.

39
Terhadap pertanyaan mengenai pengertian “p2” secara ilmiah, penandaan
serupa digunakan oleh Nikola Tesla untuk menandakan “tenaga”, “pelat”, atau
“primer”. Gambar di bawah ini berasal dari informasi yang termuat dalam kuliah
Tesla tahun 1890-an dan dikutip di halaman 70-73, dan menyediakan petunjuk
terbaik yang saya temukan tentang bagaimana Tesla menciptakan “p2”-nya:

Elektroda ‘brush’ D.C. dan elektroda ‘compression’ A.C. akan menarik


pengangkut eter menembus massa kapal dan isinya, menghasilkan pipa
mikrohelikal yang mengebor eter. Elektroda di kiri akan dibantu oleh bulb
khusus Tesla, sehingga, ketika dipasangkan dengan elektroda A.C. berlawanan,
itu akan menaikkan sudut pitch mikroheliks, mempercepat eter menembus
massa dan menggerakkan kapal.

40
Gelombang Elektromagnetik Low-Frequency dan High-Frequency
dan Transmisi Energi Nirkabel Tesla
Gelombang elektromagnetik low-frequency dapat menembus benda padat, dan
cenderung “merangkul bumi”, sedangkan gelombang high-frequency tidak
mempenetrasi benda padat, menimbulkan “skin effect” pada benda padat, dan
tidak “merangkul bumi”, tapi lebih cenderung pergi keluar bumi dalam garis
lurus. Nikola Tesla, dalam Colorado Springs Experiments-nya, merupakan orang
pertama yang menyelidiki gelombang low-frequency dan high-frequency
bervoltase tinggi, dan efeknya terhadap bumi, atmosfer, dan benda padat.
Lingkup eksperimen Colorado Spring Tesla itu begitu luas, sehingga sangat
sedikit atau tidak ada yang dikatakan dalam jurnal-jurnal ilmiah mengenainya,
karena eksperimen tersebut membuat ilmuwan lain begitu tercengang hingga
dilumpuhkan oleh kesalahpahaman.
Banyak dari ujicoba Tesla di Colorado yang berkaitan dengan elektropulsi.
Gelombang panjang mempengaruhi massa internal sebuah kapal antariksa,
“mengumpulkan momentum”, dengan memanggil gerak berotasi elektromagnet,
untuk menciptakan mikroheliks (“pipa gaya”) elektromagnetik mirip bor yang
“mengebor” eter selagi massa bergerak. Pada waktu yang sama, frekuensi lebih
tinggi di ujung lain kapal, berlawanan dengan arah tempuh perjalanan,
menyebabkan eter mencepat sewaktu menembus massa kapal dan isinya, dengan
sudut pitch yang naik, sehingga aksi pengeboran mikrohelikal mendorong kapal
menerobos ruang angkasa.
Gelombang low-frequency memungkinkan untuk memproyeksikan getaran
elektromagnetik longitudinal yang sangat kuat ke titik jauh tertentu, dengan
mengirimkan gelombang tersebut sepanjang konduktor atau “carrier beam”
atmosferik terpolarisasi dari Ultra Violet atau radiasi berfrekuensi lebih tinggi.
Gelombang panjang bervoltase tinggi, yang diangkut ke titik jauh oleh carrier
beam (sorot pengangkut), pada gilirannya dapat mengangkut gelombang high-
frequency tambahan yang melapisinya (superimpose), guna mengirimkan energi
pembangkit berfrekuensi tinggi, pada puncak gelombang panjang yang kuat. Ini

41
adalah dasar penemuan Tesla, “Transmisi Energi Listrik Tanpa Kabel”, power
beam, dan death ray, karena sistem yang sama dapat digunakan untuk ketiganya.
Manipulasi karakteristik gelombang ini pasti dilibatkan dalam elektropulsi,
didorong oleh studi Tesla atas penelitian “fisikawan eter” abad 19, serta intuisi
kreatif dan briliannya sendiri terhadap medan magnet berotasi, di Budapest
Hongaria, pada 1882. Penemuan medan magnet berotasi terliputi dalam
penemuan elektropulsi, karena Tesla sadar bahwa gaya berotasi medan magnet
dapat dipakai untuk mengumpulkan “pipa gaya” berotasi—fenomena alami
dalam benda padat yang dibicarakan oleh Faraday dan Maxwell serta diketahui
oleh Tesla—guna menggerakkan kapal menerobos ruang angkasa. Pipa-pipa
tersebut juga dibahas pada tahun 1881, oleh J.J. Thomson di Inggris, tapi
Thomson tak pernah secara spesifik mengaitkan pipa itu dengan eter sampai
Nikola Tesla menghubungkan pipa itu dengan calon elektropulsinya.
Tesla menemukan bahwa dengan menggunakan getaran low-frequency yang
diarahkan oleh sorot, dirinya dapat menghasilkan, pada seperempat panjang
gelombang, letusan getaran elektromagnetik besar yang mampu, dengan
mengangkut gelombang pembangkit yang jauh lebih tinggi, membangkitkan gas
atmosfer di satu kawasan, untuk secara eksplosif mengembangkan/
memperluasnya, diikuti oleh implosi (ledakan ke dalam) sangat besar dan
penyerapan sejumlah besar panas di kawasan tersebut, menyebabkan pembekuan
segera. Proses ini akan menciptakan gelombang kejut eksplosif awal yang
diikuti oleh gelombang balik implosif, serupa dengan peledakan nuklir. Sebagai
contoh, dengan menggunakan frekuensi rendah 60 putaran per detik, dengan
panjang gelombang 3.100 mil, yang diarahkan oleh carrier beam, sebuah
getaran dapat dibuat meletus pada seperempat panjang gelombang—775 mil,
terkoreksi menjadi 751 mil karena faktor kecepatan. Dengan melapiskan
frekuensi pembangkit misalnya 50 MHz atau lebih, gas atmosfer dapat
dibangkitkan untuk menimbulkan “implosi dingin” yang menyerap panas.
Dengan mengubah panjang gelombang dan arah perambatan (propagation),
hasilnya dapat diantarkan ke titik manapun di bumi.
Bulb ion Tesla, yang fundamental untuk sorot Tesla, adalah belahan bola

42
aluminium padat, yang terlingkungi dalam selubung vakum kaca, dibangkitkan
oleh D.C. bervoltase tinggi yang dikenakan pada pusat ujung belahan bola. Sorot
terpolarisasi dipancarkan normal ke pusat muka yang flat. Frekuensi ditentukan
oleh voltase. Sorot ion mempolarisasikan, mengkonsentrasikan, dan memandu
front gelombang panjang bundar, yang diperkuat oleh “gulungan ekstra” (extra
coil) Tesla, ke target jauh, yang memperkuat front gelombang berfrekuensi lebih
tinggi yang melapisinya, yang akan “berdering” di kawasan target pada
seperempat panjang gelombang, yang kenyataannya berdering berkali-kali.
Di bagian luar bulb, dekat dengan sorot Tesla, A.C. (“gelombang tenaga”)
low-frequency bervoltase tinggi dipancarkan oleh elektroda berbentuk cincin,
dan diarahkan sepanjang jalur konduktif (yang dihasilkan oleh sorot Tesla secara
atmosferik), dan diproyeksikan ke target jauh di mana puncak gelombang
seperempat mengantarkannya pada “titik” tenaga tertinggi. Ide Tesla ini
mungkin didorong oleh konsep Maxwell bahwa konduktifitas sebenarnya
terdapat pada zat dielektris sekeliling konduktor, di mana ‘konduktor’ bertugas
“memandu” arus saja. Ledakan/implosi di Tungushka, Siberia, 30 Juni 1908,
mungkin merupakan ujicoba beresiko atau akibat kecerobohan menggunakan
osilator Wardenclyffe raksasa temuan Tesla, dan mungkin menjadi alasan
tersembunyi mengapa proyek tersebut tak pernah dirampungkan. Juga harus
dikatakan bahwa metode ini melibatkan penyerapan energi “dari lingkungan”,
sebab panas berubah menjadi dingin. Ini adalah penemuan hebat lainnya dalam
energi. Metode Tesla “membuka” atmosfer terhadap kemungkinan ini, konsisten
dengan apa yang dia katakan mengenai energi nuklir yang berasal dari
“lingkungan”.
Ledakan Tungushka mungkin juga merupakan pendorong atas “tawaran
amat menggiurkan” yang disodorkan kepada Tesla bertahun-tahun sebelum V.I.
Lenin, disebutkan dalam tinjauan kembali dalam surat Tesla kepada J.P. Morgan
tertanggal 29 November 1934 (mikrofilm, Perpustakaan Kongres). Lenin
mengajukan penawaran antara tahun 1917 dan 1934, dan disebutkan tidak
berhasil dalam upaya menggoda Morgan. Senjata “sorot partikel” Tesla
ditunjukkan dengan ilustrasi berikut:

43
Penemuan TELEFORCE Tesla
Penemuan Teleforce Tesla, dikembangkan antara tahun 1900 dan 1940, terdiri
dari cara “baru” untuk menciptakan sinar di udara bebas tanpa kevakuman, cara
“baru” untuk menciptakan “gaya listrik amat besar”, cara “baru” untuk
“memperbesar” gaya, alat “baru” elektro-propulsi (William L. Laurence, New
York Times, Sept. 22,1940,11, p. 7). Empat penemuan “baru” ini—yang
semuanya dapat bekerja bersama—sebenarnya merupakan pensejajaran dan
penerapan berbeda perangkat-perangkat Tesla yang telah diujicoba secara
terpisah dalam eksperimen Colorado Spring atau kemudian di New York atau
Wardenclyffe, dengan pengecualian bahwa pada 1915 dia telah mengujicoba
misil elektropulsi bertenaga energi listrik yang diproyeksikan oleh sorot, dan
telah mengujicoba sebuah prototipe elektropulsi kecil bermuat satu awak yang

44
dia gunakan keluar dari jendela kamar hotelnya di malam hari di atas kota New
York dalam eksperimen penerbangan ujicoba, dan yang menjadi basis
eksperimen untuk kapal antariksa lebih besar dan lebih ambisius yang telah dia
rancang, yang berulang-kali ditolak oleh pemerintah AS, mungkin karena
mereka pikir dia sinting.
Bahkan Nazi skeptis apakah teknologi elektro-propulsi Tesla dapat bekerja,
mereka tidak yakin hingga Wernher von Braun betul-betul menguji konsep
tesebut di Los Alamos pada tahun 1936 dan 1937, dan dia memperoleh
persetujuan akhir dari Hitler. Sesaat setelah von Braun kembali ke Jerman di
akhir 1937, konstruksi dimulai pada kapal besar “berbentuk cerutu”, pada
mulanya menggunakan tekanan kuat lambung kapal U-boat, yang telah
dilengkapi dengan sistem yang dapat disegel rapat yang memuat generator diesel
untuk digunakan di atmosfer, serta baterei untuk digunakan di luar angkasa.
Dengan perbedaan besar antara kekuatan interaksi dan gravitasi
elektromagnetik, rupanya bobot bukan masalah.
Karena Tesla telah memperoleh tawaran dari Rusia sebelum waktu itu, saya
mempertimbangkan kemungkinan bahwa dia sadar atau tidak telah bekerjasama
dengan Nazi dalam eksperimen Los Alamos mereka, melalui beberapa
laboratorium rahasia yang dia bilang pernah bekerjasama dengannya, dan ini
kemungkinan yang sangat nyata..
Dalam mencari kemungkinan adanya mata-mata Nazi, terdapat seseorang
yang menyelinap ke dalam lingkungan orang-orang kepercayaan Tesla, yang
kemudian orang tersebut dihukum dan dipenjara atas kegiatan spionasenya di
Amerika, tapi sifat persis kegiatannya, selain penyebaran propaganda Nazi, tak
pernah dirincikan dalam catatan publik. Koneksi ini merupakan penjelasan
paling masuk akal tentang bagaimana penemuan elektropropulsi Tesla
mendapatkan jalan menuju proyek “p2” Nazi, di mana semua elemen benar-
benar bertepatan dalam hal waktu. Fakta bahwa petualangan von Braun di New
Mexico pra-perang telah disembunyikan dari publik oleh Pemerintahan Rahasia,
derajat kerahasiaan yang tak bisa dijelaskan kecuali dengan merujuk proyek
piring terbang Nazi, adalah sangat kuat.

45
Fakta bahwa saya adalah teman pribadi seorang ilmuwan roket Amerika
bernama Peter van Dresser, yang marah atas kerjasama Dr. Robert Goddard
dengan von Braun pada masa pra-perang, dan yang hadir di New Mexico sejak
tahun ‘1920’-an serta sangat familiar dengan hubungan tahun 1930-an dengan
aktivitas rahasia von Braun di Los Alamos, menyisakan sedikit hal yang masih
harus dibuktikan, sebab tak ada lagi alasan keamanan untuk menyembunyikan
hubungan semacam itu, jika “penelitian roket” merupakan satu-satunya hal yang
melibatkan kehadiran Amerika pra-perang bersama von Braun. Dia sudah
ditunjuk sebagai pimpinan proyek penelitian di Peenemunde, dan dipromosikan
oleh Hitler dan Himmler menjadi Ubersturmbannfuehrer dalam SS, dan diberi
“cuti” oleh Hitler untuk mengambil langkah beresiko dengan Amerika.
Dr. Robert Goddard, yang memiliki laboratorium di Mescalero, New
Mexico, dengan area peluncuran miliknya di Eden Valley, dekat Roswell, jauh
ke selatan, tidak terlibat dalam setiap penelitian di Los Alamos pra-Perang
Dunia II, dan mungkin tidak mengetahui apa-apa tentang proyek rahasia von
Braun di sana.
Salah satu kepingan bukti yang paling jitu menyangkut kesengajaan mis-
interpretasi atas penemuan Tesla—khususnya persis setelah kematian Tesla pada
Januari 1943, di mana semua paper dan peralatan Tesla jatuh ke tangan FBI—
adalah pengertian kentara nama sistem Tesla—“TELEFORCE”—yang berarti
“tenaga jarak jauh”, dalam konteks 4 bagian sistem yang digunakan bersamaan,
yang jelas dapat diterapkan pada propulsi piring terbang, setelah saya mengurai
penggelapan tersebut, dan menafsirkan pernyataan tersebut secara tepat pada
1993.
Saya harus menyerahkan hal ini kepada hantu-hantu, yang telah
mengerjakan tugas hebat dalam menyembunyikan hubungan antara piring
terbang dan satu-satunya orang yang bisa menemukannya—dan orang yang
harus diakui oleh publik sebagai penemu yang berhak dan layak memperoleh
penghargaan atasnya—meskipun dia tak pernah mendapat kesempatan yang adil
untuk memberikan temuan besarnya kepada dunia, karena kekurangan uang
untuk membangun contoh mesin dengan tenaga yang cukup dikembangkan

46
untuk membuat kita terkesan. Alasan mengapa dia tak pernah mempunyai uang
adalah lantaran “bill of attainder” rahasia yang dikenakan atas namanya oleh
para monopolis rakus yang khawatir akan kebebasan teknologi dan pasar ide,
barang, dan jasa yang betul-betul bebas.

47
BAB 2
MENGGALI SIFAT ETER

Latar Belakang

P ada tahun 1997, setelah bertahun-tahun penelitian dan pemikiran


mengenai kualitas eter, saya memutuskan memeriksa apa yang dikatakan
pihak lain, sebelum merampungkan buku ini. Beberapa material yang saya
peroleh adalah informasi pihak kedua, informasi yang sampai kepada orang lain
dari orang lain lagi. Saya ingin memastikan “pernyataan berulang” ini akurat.
Setelah mengalami beberapa kendala, saya mengakses salinan buku klasik,
History of the Theories of the Aether and Electricity, karya Sir Edmund
Whittaker (edisi kedua tahun 1951 yang telah direvisi dan diperbesar, Vol. I dan
II). Edisi pertama (1910) buku ini barangkali merupakan buku paling
komprehensif yang pernah diterbitkan berkaitan dengan teori eter ketika beredar
pada tahun 1910, tapi revisi 1951 hanya menjelaskan fisika eter “yang dapat
diakui”. Edisi pertama dicetak di Skotlandia, dengan judul History of the
Theories of the Ether and Electricity, front the age of Descartes to the close of
the nineteenth century. Edisi kedua memasukkan “material baru” terkait
mekanika quantum. Teori klasik ada di Vol I, sedangkan Vol II dan III
menyajikan asal-usul teori relativitas dan quantum hingga tahun 1926. Baik
edisi pertama (1910) maupun revisi (1951) tidak menyebutkan Tesla, tapi urutan
kronologisnya kelihatannya telah “diputar-balikkan” dalam edisi revisi, dengan
sedikit atau tak ada upaya untuk menguraikan apa sebetulnya yang dimaksud
oleh para ilmuwan dengan istilah elektropulsi. Meski informasi tentang Tesla
dihilangkan, terdapat banyak informasi terkait yang berharga.
Dalam kata pengantarnya, Whittaker menyatakan bahwa di mana ruang kini
dianggap “kehampaan”—kecuali untuk sifat gelombang elektromagnetiknya
yang merambat—perkembangan elektrodinamika quantum menyebut
kevakuman dengan status baru sebagai sebagai lokasi osilasi ‘zero point’ medan
elektromagnetik dan fluktuasi zero point muatan dan arus listrik, serta polarisasi

48
yang sesuai dengan polarisasi konstanta dielektris, yang non-unity (yakni yang
mengandung energi). Ini mengimplikasikan kesadaran adanya ZPR, tapi teori
quantum senantiasa mengesampingkan kemungkinan fluktuasi “zero point”,
sebab semua gelombang demikian selalu dianggap memiliki setengah
“quantum”.
Whittaker mengatakan bahwa kegagalan para pendukung teori eter untuk
mengamati gerakan bumi secara relatif terhadap eter telah menyebabkan
keruntuhan teori tersebut, tapi fakta menunjukkan bahwa para relativis,
disokong oleh kepentingan publikasi korporat, tergesa-gesa menggali kuburan
dan melemparkan kotoran ke atas mayat teori eter meski teori tersebut masih
hidup, untuk alasan yang keliru. Banyak kekeliruan muncul akibat fokus kepada
pendukung terlemah yang meyakini bahwa seporsi eter “diangkut” oleh bumi,
dan bahwa penyimpangan optis harus diamati pada suatu titik yang jauh dari
bumi, untuk eksisnya eter. Dinyatakan pula bahwa kegagalan pengamatan ini
adalah “kematian” teori eter “tersebut”. Dengan mengiklankan gagasan dan
pendukung terlemah dan ter-error teori eter, media mempermudah penguburan
tergesa-gesa RQM atas teori eter, dan meratakan jalan untuk penerimaan
relativitasme oleh publik yang mudah tertipu.
Saya menyimpulkan bahwa edisi tahun 1951 buku Whittaker secara sengaja
memutar-balikkan fakta penting mengenai elektropulsi, yang saya berusaha
luruskan dalam buku ini untuk Anda. Saya kini merasa lebih nyaman dengan
teori Tesla versi saya, dibanding yang saya rasakan sebelum membaca buku
Whittaker, tapi itu lantaran saya tahu apa yang saya cari. Fakta yang saya
temukan hampir sama persis dengan apa yang saya katakan dalam buku Space
Aliens saya edisi kedua.
Dengan menyusun ulang materi Whittaker ke dalam urutan yang lebih
benar, saya menemukan banyak dokumentasi “baru” (“lama”) bahwa para
ilmuwan abad 19 mengejar pengetahuan tentang elektropropulsi, dan bahwa
terdapat kesamaan minat antara pemikiran ilmuwan tertentu di era tersebut dan
di era saya, yang dapat menghilangkan beberapa konsep keliru mengenai apa
yang mereka ucapkan, dan menunjukkan kesamaan dengan apa yang saya amati

49
dalam banyak kesempatan mengenai perilaku “piring terbang” elektropulsif,
sebab “bukti manis”-nya muncul ketika piring terbang melintasi meja makan.
Tujuan saya adalah memeriksa teori dikenal yang membuka jalan untuk Tesla,
untuk mengetahui apa kontribusi Tesla terhadap penemuan mereka, dan untuk
menentukan apa yang terjadi sejak saat itu hingga mengaburkan, menyalah-
tafsirkan, dan akhirnya menyembunyikannya. Sampai bagian akhir ini, saya
menyajikan untuk Anda dokumentasi dan sejarah singkat dengan fisika eter yang
bersangkutan.

“Momentum Elektromagnetik” J.J. Thomson


Kembali ke konsep “pengangkutan” eter, Max Planck, pelopor mekanika
quantum, menuliskan bentuk teori eter ini secara sebagian, mengatakan bahwa
eter pasti tak berotasi, diangkut pada kecepatan konstan selagi bumi mendekati
permukaannya, dan dapat dimampatkan serta tunduk pada gravitasi seperti
atmosfer. Paling banter, keyakinan Planck memperlihatkan konseptualisasi
mekanis lemah, sesuatu yang tidak terduga dari seseorang yang sangat diakui
begitu mahir dalam “mekanika”.
J.J. Thomson (1856-1942), penemu elektron, menuliskan teori eter yang
berbeda dan lebih masuk akal. Thomson berteori—berdasarkan teori awal
Maxwell—bahwa konduktor bundar bermuatan yang bergerak dalam garis lurus
pasti menghasilkan arus pemindahan di medium tersebut (Phil. Mag. xi [1881],
p. 229). Dua belas tahun kemudian, tahun 1893, dia mengklaim telah
menemukan “momentum elektromagnetik”, dia mengatakan “...di setiap satuan
volume medan elektromagnetik tersimpan sejumlah momentum mekanis,
berbanding dengan hasil vektor vektor-vektor magnet dan listrik” (J.J. Thomson,
Recent Researches in Elect. And Mag. [1893], p. 13.). Konon Thomson juga
telah mengembangkan teori pipa gaya bergerak—yang mengingatkan kembali
kepada karya awal Faraday—, pada 1891 dia mengatakan bahwa struktur
molekul terkait erat dengan pipa gaya elektrostatis, sementara gaya magnet
dianggap sebagai gaya sekunder. Dia menyatakan bahwa “...eter sendiri

50
merupakan kendaraan momentum mekanis, sebesar (1/4 x 3,14 x C) [DB] per
satuan volume” (Phil. Mag. xxxi [1891], p. 149; Recent Researches in Elect. and
Mag. [1893], chap. 1.).

Pertunjukan Tesla
Menarik untuk dicatat bahwa “penemuan” Thomson ini, walaupun didapat
menyusul spekulasi awalnya yang didasarkan pada teori Maxwell, juga muncul
setelah kuliah Tesla di hadapan American Institute of Electrical Engineers di
Columbia College, New York, pada 20 Mei 1891, di mana Tesla menjelaskan
eksperimen (yang dijalankan dengan memperoleh terlebih dahulu penelitian
Thomson) dengan verifikasi, bersama dengan demonstrasi teknik dan mesin
buatannya yang mendapat frekuensi dan voltase yang menurut W. Thomson
(Lord Kelvin) (Inggris) terdahulu “mustahil dicapai”. Dalam hal tersebut,
semestinya “para pria tua baik” di Inggris mengakui bahwa karya Tesla muncul
lebih dahulu, setelah mengakui tanpa sangkalan bahwa “mereka” tidak mampu
menciptakan peralatan untuk menghasilkan frekuensi yang dibutuhkan untuk
menyelidiki dan memverifikasi fenomena ini melalui eksperimen.
Teori J.J. Thomson, yang menghubungkan gaya eletromagnet dengan
momentum dengan cara matematis dan menyatu, di atas teori, agak mengulang
kuliah Tesla terdahulu di tahun 1891, terbukti melalui eksperimen awalnya, tapi
teori Tesla berbeda dari teori Thomson, yang teorinya tidak tepat. Momentum
elektromagnetik Thomson dapat diciptakan secara seketika hanya dengan alat
Tesla, yang eksis sebelum “penemuan” Thomson, hanya di laboratorium Tesla,
jadi tak mungkin Thomson dapat mereduksi teori-”nya” untuk mempraktekkan
dan memverifikasinya melalui eksperimen.
Meski fakta menunjukkan bahwa Thomson lebih dulu dari Tesla dalam
upaya mempublikasikan teori yang sah, Tesla tak bisa mempublikasikan
teorinya sebelum penyempurnaan temuannya, sedangkan yang bukan
merupakan faktor bagi Thomson. Tesla adalah orang pertama yang
membuktikan teorinya dengan hasil eksperimen. Tesla tetap lebih dari seorang

51
pria terhormat dalam hal ini, sering tunduk kepada Thomson, meski Thomson
kemudian berusaha secara tak jujur mengklaim penemuan arus bolak-balik dan
high-frequency Tesla. Penelitian awal Thomson (Phil. Mag. xi [1881], p. 229),
menyangkut konduktor bundar bermuatan dan bergerak dalam garis lurus telah
membangkitkan rasa hormat Tesla dan mungkin mempengaruhi penelitiannya,
tapi penemuan Tesla tahun 1884 (penemuan medan magnet berotasi) telah
mendahului itu semua, dan dokumentasi menunjukkan bahwa Tesla berargumen
dengan “profesornya yang terpelajar” di Graz, yang menyebut Tesla “gila” sejak
hari-hari kuliahnya di tahun 1870-an, untuk membuktikannya.
Pasti sangat sulit bagi Tesla untuk tetap bisu mengenai teorinya yang
rampung, yang tidak bisa dia publikasikan tanpa menyerahkan teknologinya,
sebelum dia dapat menyempurnakan contoh mesin untuk memperoleh
perlindungan paten. Layaknya menara Wardenclyffe, berbalik dalam angin
ketidaklengkapan akibat kekurangan uang, disebabkan oleh bujukan palsu untuk
membangun sistem mahal yang akan menghabiskan energi dan sumber
finansialnya hingga menuju kebangkrutan.
Berkenaan dengan momentum, saya menganalogikannya sebagai berikut:
saat sebuah benda dipegang oleh lengan yang berputar atau membusur, itu
mengandung pipa gaya yang berubah yang dihasilkan oleh momentum sudut.
Ketika dilepaskan, itu bergerak dalam vektor garis lurus, sesuai dengan
kondisi/status pipa gaya pada waktu pelepasan. Sementara dipegang oleh
lengan, gaya sentrifugal dihasilkan oleh kecenderungan pipa untuk bergerak
dalam garis lurus, atau setidaknya untuk meneruskan pola melintang atau
kompleks pergerakan pipa yang terdapat kemudian, yang menciptakan
penolakan terhadap perubahan oleh pipa di waktu tertentu. Sekali dilepaskan,
“sesuatu” (pipa gaya mikrohelikal, saat terdapat kemudian) menentukan arah
pergerakan dan kecepatannya, yang di kevakuman akan menjadi force-free (tak
memerlukan dorongan). Fakta-fakta ini konsisten dengan “pipa gaya” Tesla
(Thomson, Faraday, Maxwell), yang nanti akan saya jelaskan secara detail.
Sebagian besar penelitian Thomson tahun 1881 berhubungan dengan
Maxwell, dan sebelum dia, Faraday, yang pada tahun 1831 telah menyatakan

52
bahwa pergerakan benda bermuatan elektrostatis adalah ekuivalen dengan arus,
yang digambarkan sebagai pipa gaya yang dihasilkan oleh pergerakan dan
momentum (Faraday, Experimental Res. Sec. 1644; Maxwell, Treatise, Secs.
768-70).
Dalam perhatiannya terhadap sifat “materi berat”, Faraday menyatakan
bahwa atom mungkin tak lebih dari sekadar sebuah medan gaya—listrik,
magnet, dan gravitasi—yang mengeliling titik pusat, yang sepenuhnya dapat
dipenetrasi (Bence Jones, Life of Faraday, ii, p. 178). Fresnel kemudian
menyatakan, “Dengan mempertimbangkan penyimpangan bintang-bintang, saya
cenderung meyakini bahwa eter berkilauan merembes zat semua benda materil
dengan sedikit atau tanpa penolakan, mungkin sebebas angin yang menerobos
pohon belukar.” Konsep Fresnel menduga bahwa eter sekeliling bumi tak
terpengaruh oleh gerakan bumi, dan secara umum selaras dengan apa yang
betul-betul teramati, kecuali untuk kegagalannya mempertimbangkan bagaimana
medan listrik dinamis bumi mempengaruhi eter.
Bersama dengan teori eter elektris padat (elastis)-nya di sekitar tahun 1831,
dan teori garis gaya magnet, Faraday menganggap bahwa semua ruang telah
“terisi”.
Wm. Thomson (A.K.A. Lord Kelvin) (1824-1907), pada usia 17 tahun,
didasarkan pada pengumuman awal Faraday, memperkenalkan ke dalam ilmu
matematika sebuah ide tenaga listrik jarak jauh dengan memakai eter secara
terus-menerus. Pada 1846, dia menganalogikan fenomena listrik dengan
elastisitas mekanis. Konsep awalnya adalah bahwa atom materi bergerak
menerobos eter ‘tanpa memindahkan atau memampatkannya’ (surat, FitzGerald
kepada Heaviside, 4 Feb. 1889), konsep yang kemudian diadopsi oleh Tesla
ketika mengatakan bahwa eter ‘berperilaku seperti cairan terhadap benda padat,
dan seperti benda padat terhadap cahaya dan panas’.
Sekitar tahun 1853, Bernhard Riemann (1826-1866) mengkonsepkan eter
yang menolak pemampatan dan perubahan orientasi (Ann. D. Phvs. Cxii [1867],
p. 237; Riemann’s Werke, 2e Aufl., p. 288; Phil. Ma2. xxxiv [1867], p. 368).
Riemann pikir penolakan terhadap pemampatan menimbulkan efek

53
elektrostatis dan gravitasi, sementara penolakan terhadap perubahan orientasi
menimbulkan fenomena magnet dan optis, tapi dia gagal mengembangkan
konsep ini lebih jauh. Bagaimanapun pandangan awal Riemann ini sangat
mempengaruhi para pemikir berikutnya. Dia mengkonsepkan stationary ether
(eter stasioner/tak bergerak) berdasarkan asumsi yang diterima umum bahwa
saat bumi bergerak menerobos ruang angkasa, kemampuan seseorang untuk
melihat bintang dengan citra tetap telah menyangkal keberadaan eter dinamis.
Mengenai perambatan tenaga listrik menerobos ruang angkasa, Riemann
mengajukan persamaan baru di mana voltase berubah keluar dari muatan
berkecepatan C, tapi dia juga gagal menindaklanjuti pertimbangan yang benar
atas sifat eter, karena dia meninggal terlalu muda. Pandangan Riemann
terverifikasi hampir 50 tahun kemudian, 10 tahun lebih panjang dibanding usia
hidupnya.
Bertahun-tahun kemudian, setelah membaca Experimental Researches in
Electricity (3 Volume) tahun 1831 milik Faraday, Maxwell menyusun konsepsi
mekanis medan elektromagnetik, menghubungkan ide garis gaya magnet dan
listrik Faraday dengan analogi matematis Wm. Thomson, membawa konsep
Faraday selangkah lebih jauh (saya selalu senang mengatakan bahwa Maxwell
“menanamkan matematika pada Faraday”, karena Faraday tak mampu
mengerjakan banyak persoalan matematika, meski dia diakui sebagai “filsuf
eksperimen” terbesar dalam sejarah. Faraday adalah seorang pemandu untuk
mantan penjilid buku asal Irlandia. Dia memperoleh pendidikan dasarnya dari
buku-buku yang dia jilid, dan pada usia 21 tahun menulis surat kepada profesor
kimia Sir Humphrey Davy di tahun 1812 dan membuatnya begitu terkesan
sehingga di musim semi berikutnya dia ditunjuk sebagai kepala Royal
Institution, sisanya adalah sejarah). Semacam Mozart-nya ilmu kelistrikan,
Faraday tidak seperti yang lain, dia hampir selalu benar sejak permulaan, di
pertengahan, dan jauh setelah kematiannya, dengan begitu banyak observasi dan
pandangan luar biasa yang dihasilkan tanpa mempelajari halaman-halaman
matematika yang menjemukan, dan Maxwell beruntung telah memberi
kontribusi dalam proses ini.

54
Faraday menyatakan bahwa gaya magnet yang terinduksi pada besi hanya
eksis pada besi, bernilai nol pada eter bebas eksternal, dan merupakan basis
untuk induksi listrik. “Pemindahan listrik pada zat dielektris” Maxwell analogis
dengan induksi B magnet, yang dia katakan mungkin memiliki harga berbeda
dari nol sekalipun pada eter bebas. Menurut Maxwell, terdapat pemindahan
(yakni pergerakan listrik dari posisi setimbang) di mana pun terdapat tenaga
listrik, baik ada ataupun tidak ada “benda materil” (dengan demikian
mengangkut pemindahan listriknya ke dalam eter (Maxwell, Scientific Papers i,
p. 451; p. 526).
Terpikir oleh saya bahwa karena bumi dan benda “diam” di atasnya berada
dalam gerakan seragam (atau gerakan yang berubah secara seragam) berkenaan
dengan eter stasioner, bahwa terdapat perbedaan pemindahan listrik eter di ruang
dalam benda padat dan ruang dalam eter bebas, disebabkan adanya polarisasi
eter oleh medan listrik bumi, dan perbedaan konstanta dielektris antara kedua
ruang tersebut. Saya menyimpulkan dari ini bahwa pergerakan konstan benda
menerobos ruang penuh eter stasioner, mengangkut muatannya, menciptakan
arus pemindahan.
Maxwell menggambarkan garis gaya magnet Faraday (vektor induksi
magnet) sebagai kecepatan cairan tak termampatkan (incompressible fluid),
berdasarkan gagasan Faraday bertahun-tahun sebelumnya bahwa mungkin
terdapat “kondisi dinamis” yang serupa dengan arus listrik, dan bahwa ‘garis
fisik gaya magnet merupakan arus’ “cairan” ini. Ini selaras dengan “kondisi
dinamis” medan listrik Faraday ’yang diangkut’ oleh bumi, ekuivalen dengan
arus, menghasilkan gravitasi dan medan magnet bumi, akibat efek terhadap eter
stasioner di medan listrik dinamis bumi. Ini juga mengimplikasikan bahwa garis
gaya magnet adalah reaksi “setara dan berlawanan” terhadap arus listrik
sebagaimana dinyatakan Faraday, dan sebaliknya, meskipun medan magnet
lebih merupakan efek sekunder arus listrik. Bagaimanapun, medan magnet sama
pentingnya, dalam menghasilkan gerakan berotasi yang diberikan kepada listrik,
yang bertanggung jawab atas “pipa gaya” mikrohelikal yang menghasilkan
momentum yang mempertahankan gerakan perpetual benda angkasa di alam

55
semesta, dan selamanya memandu arus listrik menerobos eter. Dan ini juga
terdengar sangat mirip teori Tesla.

Gerakan Kosmik dan Momentum Lokal


Bumi mengorbit matahari dengan kecepatan kira-kira 18,5 mil per detik (66.666
mil per jam). Tata surya mengorbit pusat bima Sakti secara jauh lebih cepat, dan
Bima Sakti mengorbit Awan Magellan jauh lebih cepat, dan seterusnya. Hirarki
kecepatan ini meningkat mulai dari bulan, bumi, Milky Way, dan lain-lain,
meskipun ini relatif tak signifikan dibanding kecepatan elektromagnetik, sebab
gerakan gaya bersifat time-relative. Secara keseluruhan, polaritas dan kecepatan
bumi terhadap eter terus berubah menurut rotasinya, posisi orbit, dan peredaran
galaksi. Saat berada di antara matahari dan pusat Bima Sakti, contohnya, bumi
bergerak lebih lambat dibanding saat menuju “keluar”. Ketika bumi berotasi
setiap hari, polaritas gerakannya menerobos eter berotasi 15,2 derajat per jam,
dengan kecepatan rotasi permukaan saat di khatulistiwa kira-kira mencapai
1.041 mil per jam. Perubahan polaritas yang berketerusan ini begitu bertahap
sehingga tak bisa dirasakan, tapi mungkin berkontribusi terhadap pemodulasian
gaya gravitasi (dan mungkin bahkan mempengaruhi keadaan emosional kita!).
Menurut W.B. Morton (Phil. Mag. xli [1896], p. 488), peningkatan muatan
benda meningkatkan “massa virtual”-nya, yang pada gilirannya meningkatkan
usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkannya sebesar 2e 2/3ac2. Ini adalah
koreksi terhadap angka J.J. Thomson. Kasus demikian mengisyaratkan sebuah
dinamo yang terdiri dari bola-bola konduktif tersekat besar di ujung tangkai,
yang secara bergantian di-charge (dialiri muatan) dan di-discharge (dihentikan
dari pengaliran muatan) untuk meningkatkan dan menurunkan massa bola,
sehingga merotasi tangkai. Tapi kemungkinan ini tampak seperti fantasi, sebab
“peningkatan usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan bola” (dalam teori
Thomson) berkaitan dengan peningkatan penolakan terhadap penetrasi oleh eter,
yang disebabkan oleh kehadiran muatan tambahan, yang menurut Faraday
menciptakan efek “sangkar Faraday” yang menghalangi masuknya garis gaya

56
magnet. Tanpa garis gaya magnet—atau dengan garis gaya yang tertahan atau
kurang—perotasian pipa gaya oleh medan magnet akan kurang atau berhenti,
mengakibatkan penyusutan atau penghapusan momentum. Proposisi ini
memberi cukup bahan untuk dipikirkan.
Andaikan Tesla terus meningkatkan muatan bumi dengan alat temuannya,
dia mungkin telah menanggalkan tempo bumi, memperlambatnya, dan mungkin
menyebabkannya mengeluyur ke arah matahari. Sadar akan fakta ini, dia
kemudian menandainya dan bahkan menggolongkannya sebagai kemungkinan
teknis di masa depan, yang juga menguatkan pengembangannya di bidang
elektropulsi, jika seseorang telah memperhatikan.

Momentum Lokal dan Pergerakan Angkasa


Momentum adalah sesuatu yang aneh. Jika sebuah benda bergerak secara relatif
terhadap bumi, momentumnya menuju ke arah gerakan, tapi saat benda
bertumpu di sebuah lokasi di bumi, dia masih memiliki momentum sepanjang
gerakan pokok lokasi tersebut terhadap eter. Gerakan ini campuran, tetapi
momentum pokok benda sesungguhnya merupakan vektor yang melambangkan
semua gaya yang beraksi terhadapnya.
Bumi berotasi dengan kecepatan 1.041 mil per jam di khatulistiwa, jadi di
situlah momentum berada, tapi kecepatan dan jalur orbit bumi di sekeliling
matahari mengandung arti bahwa jalur umum bumi menuju ke arah orbitnya.
Meski permukaan berotasi bumi, bagi seorang pengamat, tampak sedang
bergerak terbalik dari arah gerakan orbitnya dalam periode satu hari, bumi
senantiasa bergerak menuju jalur orbitnya karena kecepatan orbitnya (lebih dari
66.666 mil per jam) lebih besar daripada kecepatan rotasinya. Yang dilakukan
oleh rotasi tersebut adalah secara periodik mengurangi dan meningkatkan
kecepatan “lokasi” kita di permukaan bumi, dan secara gradual merotasi
orientasinya sebanyak satu kali setiap 24 jam, sementara bumi bergerak di ruang
angkasa. Dengan momentum dan gerakan campuran—bumi, tata surya, Bima
Sakti, dan lain-lain—kita memiliki pola gerakan yang lebih kompleks, dan

57
karena benda berada dalam gerakan konstan, campuran, gradual, dan selalu
berubah secara relatif terhadap eter, beberapa efek menarik pasti dijumpai. Efek
ini bukan, seperti digambarkan oleh hukum Newton, disebabkan oleh gaya tarik
yang beraksi di kejauhan, menerobos ruang angkasa hampa.
Disebabkan oleh perubahan orbit dan rotasi yang relatif gradual berkenaan
dengan gerakan bumi terhadap medan eter, gaya “eksternal” (“gravitasi”) relatif
kecil harus selalu hadir supaya hukum Newton dapat berlaku meski pada level
deskriptif belaka, kecuali untuk fenomena eter lokal (yang nanti akan saya
jelaskan lebih jauh) yang menjamin gerakan perpetual force-free, meskipun ada
efek gravitasi. Meski saya sependapat dengan bagian teori Einstein yang
mengatakan bahwa gravitasi bukan disebabkan oleh aksi langsung suatu objek
terhadap objek lainnya, saya tak sependapat dengan bagian yang mengatakan
bahwa itu disebabkan oleh benda yang “melilit” ruang di sekitarnya dan
“melengkungkannya”. Tanpa eter, tak ada yang dilengkungkan, dan dengan eter,
tak ada teori Relativitas.
Di awal tahun 1995, sebagai pertukaran salinan buku Space Aliens, saya
menerima salinan buku The Big Bang Never Happened karya Eric Lerner, dan
saya senang saat menemukan ada beberapa orang dalam dunia akademis fisika
(atau astrofisika) yang menambah sebagian pandangan saya tentang Teori Big
Bang, walaupun mereka tidak sejauh saya dalam mengatakan bahwa teori
tersebut dibuat dan dipromosikan oleh para monopolis energi yang pemaksa,
dengan maksud meniadakan free energy yang bisa didapat dari eter, disebabkan
oleh apa yang saya sebut “Hukum Kekekalan Gerakan Perpetual” Buku Lerner
juga menyegarkan saya, belum lagi bermanfaat dalam memetakan beberapa ide
saya mengenai skala yang lebih kosmik.
Pahlawan Lerner yang tak diakui itu adalah Hannes Alfven, seorang
astrofisikawan dan kosmografer asal Norwegia, yang “pemakaman akademis”-
nya oleh para Relativis dibalikkan pada tahun 1970 oleh Hadiah Nobel yang
dianugerahkan kepadanya atas pengembangan magnet-hidrodinamika serta
konsep garis beku gaya magnet, sebuah teori yang kemudian sebagian disangkal
oleh Alfven sendiri. Alfven mengganti kata “eter” dengan “plasma”, dan sangat

58
tidak setuju dengan penyalahgunaan teori matematika oleh para Relativis, yang
menurutnya ‘pasti senantiasa menjadi pelayan pemahaman dan observasi fisika,
ketimbang menjadi penguasanya’. Dia mengklaim bahwa arus raksasa yang
menerobos ruang angkasa, dari matahari menuju planet-planet, di sepanjang
garis gaya magnet, sebetulnya mentransfer momentum sudut ke planet-planet.
Penemuan ini, bersama dengan penelitiannya mengenai peristiwa MHD kosmik,
menjadikan penelitian Alfven sangat dekat dengan Teori Gravitasi Dinamis
Tesla.
Keberadaan buku-buku seperti milik Lerner tersebut merupakan
perkembangan positif, yang melambangkan perbedaan pendapat yang tidak bisa
ditolerir oleh para Relativis. Teori Big Bang sedang mengalami kemunduran Di
kalangan para ilmuwan, meskipun terdapat propaganda palsu NASA di pers dan
media massa yang berupaya untuk mempertahankan dan menyokongnya. Saya
merekomendasikan buku Lerner, meski dia tak pernah memberi dukungan tegas
terhadap teori eter, tapi dia berani menantang Relativitisme dan kosmologi Big
Bang.
Arah aktual yang diambil oleh lokasi tertentu di bumi melintasi alam
semesta adalah lebih kompleks dibanding lokasi yang ada di matahari, sebab
bumi melambangkan peredaran kecil dalam peredaran lebih besar. Relatif
terhadap medan eter, seluruh gerakan tata surya dan Bima Sakti yang saling
terkait membawa lokasi kita di bumi dalam garis bergelombang, yang di
sepanjangnya kecepatan kita terhadap eter melaju dan melambat secara periodik.
Prinsip momentum yang sama yang berlaku pada kosmos pasti juga berlaku
pada gerakan benda lokal, kecuali bahwa efek tersebut didistorsi oleh kehadiran
medan listrik, magnet, dan “gravitasi” bumi. Yang disinggung Alfven dalam
penemuan (yang tak diakui) arus listrik dan magnet raksasa yang menerobos
ruang angkasa, mirip dengan agen gaya tak diakui yang juga berlaku pada skala
lokal. Ketika planet kita terlempar di ruang angkasa dengan kecepatan 70.000
mil per jam, dan kita bersamanya, terdapat hal-hal penting yang terjadi pada
skala super-mikroskopis, yang memainkan peranan serba penting dalam
panorama raksasa ini.

59
Pertanyaan besarnya—yang diusahakan dikubur secara prematur oleh
penemu kosmografi Big Bang—adalah bagaimana segala sesuatu dapat bertahan
dalam gerakan perpetual di bawah teori Relativitas, tanpa melanggar hukum
kekekalan energi...dan juga dengan demikian membuktikan ketidakbenaran teori
Relativitas? Teori-teori Tesla yang terlahir mati masih menyedak kerongkongan
mereka, bersama dengan teori Alfven, jadi mereka ingin menyembunyikan
semua teori pesaing, dan mengabadikan diri mereka sendiri dalam sejarah ilmu
pengetahuan sepanjang masa. Metode mereka adalah mempabrikasi skenario di
mana satu ledakan raksasa awal merupakan ‘pangkal’ dan segala hal yang kita
lihat sekarang ini tak lain hanyalah efek yang pada akhirnya akan “habis”,
seperti mobil yang kehabisan gas.
Ide yang terlewatkan adalah bagaimana proses-proses alam semesta terus-
menerus terperbaharui. Melalui hubungan saling mempengaruhi antara materi
dan gaya kuat dan gaya lemah alami, gerakan perpetual terkekalkan. Gaya kuat
mengatasi gaya yang lebih lemah. Radiasi kosmik berjalan menerobos eter,
hingga bereaksi dengan plasma, membentuk materi. Ketika materi
berkonsentrasi, gayanya juga berkonsentrasi. Dalam kontak dengan materi lain
yang kurang berkonsentrasi, gaya kosmik kuat di ruang yang ditempatinya
terlepas, menghasilkan transmutasi dan akhirnya semakin banyak radiasi
kosmik, yang berjalan menerobos ruang angkasa hingga diserap dan dikonversi
oleh plasma atau massa lainnya, menjadi semakin banyak massa atau radiasi
berfrekuensi lebih rendah, dan proses ini terus berlangsung, tanpa akhir.
Para pemikir kaku harus memiliki jawaban sederhana terhadap pertanyaan
“dari mana materi berasal”, “ke mana materi menuju”, “apa tujuan kehidupan”,
“apa yang membuat segalanya tetap berjalan”, dan lainnya. Terkadang kita harus
menerima kenyataan, dan membuang teori-teori palsu yang berupaya memberi
kita jawaban sederhana atas apa yang harus kita akui tidak kita ketahui, atau
mesti mempertimbangkan beberapa pertanyaan yang terlalu bodoh untuk
diajukan. Fakta-fakta menyangkut eksistensi materi universal, gaya, jarak besar,
benda dan peristiwa masif, dan gerakan perpetual adalah “hukum pertama” atau
dasar yang tak dapat dikurangi lagi mengenai realitas, yang harus kita terima

60
sebelum kita bisa maju dengan menjawab pertanyaan khusus yang terkait
dengan aspek-aspek eksistensi yang lebih berguna.
Karena kecepatan orbit bumi mengelilingi matahari lebih besar dibanding
kecepatan rotasi bumi, lokasi kita di bumi tak pernah bergerak “terbalik”
terhadap eter. Karena kecepatan orbit Bima Sakti lebih besar dibanding
kecepatan orbit tata surya atau kecepatan rotasi bumi, lokasi kita di bumi terus-
menerus berada dalam jalur “bergelombang-gelombang” (wavy-wavy) di mana
kita mencepat dan melambat selama peredaran singkat satu hari, sementara bumi
bergerak dalam jalur bergelombang selama peredaran 365 hari, begitu
seterusnya. Masih ada peredaran gerakan yang lebih besar selama periode waktu
tertentu, di mana tata surya mengorbit Bima Sakti, Bima Sakti mengorbit Awan
Magellan, dan seterusnya. Sebagaimana bisa dilihat dari gerakan peredaran ini,
alam semesta adalah sistem tak terbatas berisi sistem-sistem saling berkaitan
yang bergerak dengan presisi mirip gigi/persneling, ketimbang dengan pola
ledakan ala Big Bang. Gerakan alam semesta adalah pola peredaran lingkaran
(atau elips) yang rapi, di dalam lingkaran-lingkaran, melambangkan osilasi
mekanis yang terkait dengan osilasi elektromagnetik lebih kecil dan lebih besar.
Pengecualian untuk ini—ledakan kosmik berkala, seperti ledakan supernova—
adalah pengecualian yang membuktikan kebenaran aturan ini ketimbang
menyanggahnya. Bahkan kadang-kadang komet mengikuti pola peredaran,
sementara puing-puing peristiwa kosmik akhirnya membentuk pola-pola. Meski
menurut skala kita ledakan semacam itu berukuran raksasa, menurut skala
kosmik itu seperti riak kecil di kolam, dan ini tidak boleh membiaskan
perspektif kita.
Jika pekan lalu teleskop berkendali jarak jauh—seperti teleskop Hubble—
memperlihatkan sebuah gerakan yang manakala dibandingkan dengan
pengukuran sebelumnya beberapa tahun lalu mengindikasikan pergerakan
menjauh dari titik jauh di semesta, ingatlah bahwa ini hanya observasi terhadap
pergerakan yang merupakan bagian dari pola osilasi jauh lebih besar dalam
periode waktu jauh lebih lama, di mana pergerakan tersebut kemudian akan
terlihat sedang menuju arah lain, dari sudut pandang kita, jika kita bisa

61
melakukan observasi jutaan tahun atau lebih di masa depan. Dikarenakan pola
memutar gerakan tersebut yang kita amati dalam hubungannya dengan bumi saat
ini, serta struktur-struktur lebih besar di “lingkungan kita” di alam semesta, kita
mempunyai alasan bagus untuk percaya bahwa semua gerakan semacam itu
merupakan peredaran, dan untuk memperhitungkan waktu ketika penampakan-
nya akan sungguh berbeda. Teori bahwa bumi dan benda angkasa lainnya
merupakan hasil peristiwa Big Bang adalah menggelikan. Alam semesta tidak
memiliki umur, sebab ia telah senantiasa eksis, dan akan senantiasa eksis. Semua
teori tentang bagaimana planet-planet “tercipta”, adalah keliru.
Bentuk kehidupan tak hanya harus eksis pada satu waktu di Mars, tapi di
semua planet dan bintang pada suatu waktu. Kenyataannya, planet-planet
tumbuh dari benda kecil sebagai akibat dari bentuk kehidupan, yang
mengkonversi radiasi antarbintang menjadi massa padat. Kita tak perlu menggali
kedalaman bumi, atau sebaliknya membuat bukti langsung, di mana kita takkan
menemukan materi yang di masa lalu merupakan bagian benda hidup. Tentu saja
teori ini membuat planet ini “terlalu tua” bagi para Big Banger, karena planet
akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kondisinya yang
sekarang, dan akan menyingkirkan “kalender” mereka—yang dipakai oleh
pendeta tinggi “Big Bangery” untuk menetapkan “tanggal kelahiran” bumi—.
Sebagai contoh, salah satu komponen klorofil adalah besi. Besi bersama
dengan endapan karbon dan unsur lainnya dihasilkan dari fotosintesis. Jika
lapisan bumi, setebal ribuan kaki atau bahkan mil, tersusun dari sisa kehidupan
binatang dan tumbuhan yang membusuk dan bermetaforfosis, biomassa awal
melambangkan konversi radiasi lewat fotosintesis menjadi banyak unsur dan
mineral yang menyusun lapisan tersebut, yang dapat dengan mudah ditelusuri
dari proses ini, seperti besi, kalsium, fosfor, sulfur, nitrogen, karbon, hidrogen,
oksigen, dan helium. Unsur-unsur semacam itu berakumulasi lewat tenaga
bentuk kehidupan yang digerakkan secara kosmik. Mungkin terdapat konstanta
proporsionalitas matematis universal antara bentuk kehidupan dan bentuk
anorganik.
Eter, medium yang menghantarkan ZPR, dapat dikonversi menjadi suatu

62
bentuk materi atau energi. Sangat mungkin bagi kita untuk mengendapkan suatu
unsur dari eter, menggunakan teknologi yang benar. Eter mengandung blok
penyusun “materi padat”, yang buktinya memperkuat kemungkinan ini.
Nikola Tesla akhirnya menyadari penggunaan eter dalam penemuan “gaya
penggerak sangat besar”-nya. Teknologi elektropulsi Tesla dapat bekerja, dan itu
lebih penting daripada membelah rambut...atau atom.
Hanya eter yang terkait dengan momentum yang dapat menjelaskan gaya
propulsi sebesar itu, seperti yang pernah saya amati pada tahun 1953. Gaya
propulsi ini eksis di alam, yang di tangan manusia menjadi pasal kemauan, jika
kita bisa mengetahui proses fisika dalam mengumpulkan dan memanipulasinya.
Dari laju dan cara akselerasi, bersama dengan massa kapal yang saya amati,
jelas terlihat seluruh volume bahan bakar kapal, jika diisi dengan bahan bakar jet
atau roket konvensional, akan habis dalam 3 detik untuk melaju sampai
kecepatan kira-kira 9.000 mil per jam dan menghilang di kejauhan, kecuali
dengan keberadaan teknologi Tesla yang secara elektromagnetis dapat
menghapuskan kelembaman dan mengumpulkan momentum baru secara
seketika.
Apa itu kelembaman? Kelembaman adalah momentum yang dimiliki benda
‘diam’ karena ia berada dalam kondisi gerakan seragam, namun bagi kita terlihat
diam. Teknologi Tesla memanfaatkan interaksi elektromagnetik, yang 10 40 kali
lebih besar dari gravitasi, untuk menciptakan “gaya penggerak sangat besar”
yang secara instan memprogram ulang atom dan molekul kapal dengan pipa
gaya mikrohelikal baru di sepanjang trayektori baru, dan menghancurkan
“memori” pipa gaya yang menghasilkan kelembaman/momentum sebelumnya.
Elektropulsi adalah proses “tanpa energi” di mana energi yang eksis di
lingkungan—“gravitasi” dan momentum—diatasi dan diganti oleh gaya
elektromagnetik yang secara alami lebih kuat, untuk melakukan sejumlah besar
usaha selama waktu yang tertentu, yang secara teoritis adalah usaha 10 40 kali
lebih besar, memanfaatkan “input energi” yang kecil untuk memicu perubahan.
Jika “energi” adalah “kemampuan untuk melakukan usaha”, dan “usaha” adalah
“gerakan massa menempuh suatu jarak”, maka gaya yang lebih kuat akan

63
melakukan lebih banyak usaha dalam periode waktu tertentu. Perubahan bentuk
energi dari gaya lemah menjadi kuat (yang eksis di lingkungan) memanfaatkan
“energi lingkungan” untuk melakukan lebih banyak usaha dengan cara yang
baru.
Proses yang memungkinkan elektropulsi adalah dinamisme alam semesta,
yang secara alami mempertukarkan gaya lemah dan kuat untuk mempertahankan
gerakan perpetual, di mana setiap momentum yang hilang disuplai ulang oleh
ZPR.

64
BAB 3
OBSERVASI

D engan teori Tesla dan latar belakang penelitian dan teori lama yang
untuk sementara ditahan terkatung-katung, mari kita cermati apa yang
telah diteliti oleh saya sendiri maupun orang-orang yang dikaitkan dengan diri
saya.
Apa yang mulai saya amati pada 1946, dan sejak saat itu terus berlanjut,
adalah mesin-mesin terbang elektropulsif buatan manusia yang dapat melayang-
layang, berbentuk kecil, terbang dengan kecepatan tinggi tanpa berjauhan, dan
melaju hampir bersamaan hingga kecepatan 9.000 mil per jam tanpa
menghasilkan suara terdengar atau dentuman sonik. Kapal yang pernah saya
lihat pada tahun 1953 di siang bolong, melayang-layang sekitar 250 kaki di atas
permukaan tanah, di jarak 300 kaki dari tempat saya berada, berpresesi
(precession4) pada sudut tinggi—sekitar 45 derajat—dengan laju putar rendah
yaitu sekitar 2 presesi per detik. Sesaat setelah saya melihatnya, kapal tersebut
mulai menjauh ke arah barat, melaju cepat hingga 800 mil per jam, dan pada
saat itu melakukan dua putaran persegi—satu putaran siku-siku lurus ke bawah
dan satu putaran siku-siku kembali ke level terbang—kemudian melaju hingga
titik terjauh di atas ufuk dalam waktu 3 detik. Konstruksi kapal tersebut seperti 2
buah mangkuk baja anti-karat berdiameter 50 kaki yang digabungkan menjadi
seperti kulit kerang. Kapal itu memiliki “punggung” konsentris—lekuk selebar
sekitar 1 inchi di atas permukaan—yang membuat separuh bagian bawahnya
tampak seperti mangkuk “logam berputar” raksasa, saat berpresesi bersama sinar
matahari yang menimpa permukaan logamnya yang terang. Pada saat itu
matahari berada sekitar 10 derajat di atas ufuk.
Ketika berputar, ia mengeluarkan korona elektris berkilauan “berwarna
pelangi”, seperti permukaaan logam yang dialiri arus Tesla bervoltase tinggi.
Pada bagian bayangan sebelah bawah kapal (akibat cahaya matahari), sementara

4 Pergerakan lambat poros sebuah benda berputar mengelilingi poros lain—penj.

65
kapal berpresesi, terlihat sinar inframerah yang ‘berawan’ dan lembut, yang
mengindikasikan kemungkinan adanya gelombang mikro, sedangkan korona
“pelangi” umum tampaknya berasal dari listrik bervoltase tinggi. Saat kapal itu
mulai melaju, korona pelangi membentuk jejak asap (trail) berkilauan di
belakang kapal, yang juga menunjukkan “tekstur” garis-garis pada jejak tersebut
yang tampaknya mengindikasikan frekuensi getaran. Karena garis-garis tersebut
terlihat berpisahan “sekitar” 5 kaki pada kecepatan “kira-kira” 200 mil per jam,
frekuensinya mungkin sebesar 60 putaran per detik—frekuensi yang sangat
rendah, dengan getaran berjarak 5 kaki muncul pada seperempat panjang
gelombang. Perkiraan kasar ini didasarkan pada seperti apakah “200 mil per
jam” dari titik yang menguntungkan. (Catatan: Di masa Tesla, “gelombang
mikro” adalah gelombang yang berukuran beberapa kaki atau inchi saja, seperti
gelombang yang Tesla ukur berasal dari bumi, saat dia menjalani Colorado
Springs Experiments tahun 1899). Frekuensi “internal” yang mungkin
digunakan bersama kapal ini—gelombang panjang yang mempenetrasi,
diorientasikan sesuai arah laju, untuk mempolarisasikan “pipa gaya” yang
dibutuhkan bagi gaya propulsi untuk beraksi terhadap eter—tampak dari luar
seperti efek bergetar yang diilustrasikan oleh ruang 5 kaki yang tertinggal pada
jejak ion berkilauan.
Sesuai dengan perilaku yang teramati, sistem elektro-propulsi terlihat
mengumpulkan kelembaman dan momentum secara seketika melalui cara atom
internal, sesuatu yang normalnya menciptakan masalah akselerasi dan
pembelokan, tapi diatasi oleh sistem tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh
bukti putaran persegi siku-siku. Sistem ini tampaknya hanya memiliki sedikit
urusan dengan “gravitasi”, meskipun terungkap juga bahwa gravitasi rupanya
disebabkan oleh jenis mekanisme elektromagnetik yang sama. Pengamatan ini
dilakukan begitu saja, sebagai bukti fakta tertentu menyangkut sifat-sifat eter,
gravitasi, kelembaman, momentum, dan “elektropulsi”.
Saya telah mengamati keseluruhan skuadron piring terbang di malam hari,
antara tahun 1947-1953; pada waktu-waktu itu saya tidur di luar rumah, di
halaman belakang. Skuadron tersebut muncul di langit kota kami dari arah New

66
Mexico (sekitar 10 mil dari perbatasan selatan New Mexico), dan pergi kembali
ke arah tersebut setelah melakukan beberapa manuver. (Catatan: Kapal itu
termasuk dalam penampakan tahun 1953 yang terbang dari arah timur, menuju
ujung utara Ft. Bliss, dekat El paso, Texas. Ft. Bliss merupakan lokasi Markas
Pusat U.S. Army Ordinance, dimana Wernher von Braun ditunjuk sebagai
direktur penelitian pada musim panas 1945. Markas tersebut kemudian pindah,
bersama dengan pangkalan utama operasi von Braun, ke Redstone Arsenal,
Alabama, sekitar tahun 1951).
Skuadron piring terbang di malam hari itu berputar dengan sudut 30 derajat
atau kelipatannya (30, 60, 90,120, 180, dan seterusnya). Itu berarti mereka
memiliki sistem kontrol dan navigasi yang sama dengan piring terbang Jerman
tahun 1943 yang memakai Peiltochterkompass.
Pengamatan saya, bersama dengan semua informasi yang tertulis pada
Peiltochterkompass, serta analisis terhadap perangkat tersebut sendiri,
mengungkapkan banyak sekali hal tentang “Kreisel Teller- p2” Jerman dan
sistem propulsinya:
1. Kapal tersebut digerakkan secara elektrik;
2. Sistem propulsi menciptakan medan listrik di sekitar kapal tersebut yang
mengharuskan pengembangan kompas dan sistem pedoman kelembaman,
sebab kompas magnet takkan berguna lantaran adaya efek “sangkar
Faraday”;
3. Kapal tersebut berbentuk cakram sirkuler, yang berputar ke 12 arah keliling
kompas, plus “ke atas” dan “ke bawah”;
4. Kapal tersebut menggunakan master gyro-compass (“Meisterkreisel-
kompass”) yang diarahkan secara horizontal, disesuaikan untuk lepas landas
lurus ke utara, sedangkan kerangka referensi untuk menavigasikan kapal
menggunakan slave compass elektromagnetik, yang terinterkoneksi dengan
stepping switch yang juga menggerakkan elektroda propulsi dwikutub
kapal;
5. Sistem tersebut meniadakan efek normal gravitasi, kelembaman, dan
momentum, serta secara instan mengumpulkan momentum ke arah yang

67
diinginkan, tanpa mengganggu operasi master-gyro (yang terus
mempertahankan arahnya selama penerbangan) disebabkan adanya
kelembaman/momentum ‘internal’ pada cangkang luar kapal;
6. Putaran instan itu memperlihatkan adanya eter tak termampatkan yang
secara utuh terkunci dengan massa dalam fenomena kelembaman,
momentum, dan gravitasi.
Sejak penampakan kapal di siang hari tahun 1953, saya telah melihat banyak
kapal elektropulsif lainnya, tapi salah satu penampakan terbaik yang saya lihat
adalah ketika saya berendam air panas saat malam diterangi sinar bulan.

Rub-a-Dub-Dub, Tujuh Orang Dalam Bak Air Panas


Pada Rabu malam, 24 Januari 1996, sekitar pukul 19.00, saya berendam air
panas dengan 7 orang lainnya, di Ten Thousand Waves Japanese Bath House,
yang terletak di lereng selatan Pegunungan Sangre de Christos, distrik Hyde
Park, di atas Santa Fe, New Mexico. Ketika saya berendam, perbincangan antara
saya dan suami-istri asal Denver mengeluyur dari topik tentang bahaya flouride
ke pertanyaan, “Apa kegiatan Anda saat ini?”, saya menjawab, “Saya menulis
beberapa buku”. Saat ditanya tentang apa yang telah saya tulis, saya menjawab,
“Sebuah buku berjudul ‘Space Aliens from the Pentagon’”.
Seorang wanita di sebelah kanan saya berseru, “Saya memiliki buku Anda.
Saya teman Alex dan Rex. Saya sangat menyukai buku Anda, begitu juga
mereka.” Saya berterima kasih padanya dan lalu kami saling memperkenalkan
diri, dan saya berkata, “Saya hampir selalu melihat piring terbang setiap kali
saya berada di sini saat malam...dan sebagai fakta, ada satu di atas sana” (sambil
menunjuk kapal kelap-kelip yang terbang perlahan sekitar 15 derajat di arah
timur menuju bagian kiri bawah bulan sabit, pada jarak kira-kira 10.000 kaki
dari kami).
Seseorang di seberang bak pemandian berteriak, “Wow, itu pesawat”,
kemudian saya merespon, “Ada satu lagi...kalau mereka adalah pesawat,
mengapa berhenti? Cahaya kelap-kelip menutupi cahaya utamanya. Mata terasa

68
sakit akibat kilasan cahaya, dan tak ada waktu untuk pulih kembali sebelum
kilasan berikutnya. Ketika bergerak lebih cepat, cahaya mereka lebih terang,
itulah alasannya kenapa mereka bergerak begitu pelan sekarang.”
Sesaat setelah saya berkata, kapal yang tidak bergerak di sebelah kiri
berhenti mengeluarkan kilasan, dan pergi menembus gelap, memancarkan
bentuk hijau seperti lapangan futbol yang dikelilingi lintasan lari. Di sekeliling
“lintasan” terdapat bidang gelap, dengan korona ungu di bagian luarnya,
dihasilkan oleh gulungan (coil) Tesla. Saya bisa melihat lekukan bagian
bawahnya ketika kapal bergerak, terbang dalam lingkaran besar, saya
mengikutinya dengan mengulurkan tangan dan jari telunjuk saya, dan rekan saya
di bak mandi mengerling takjub. Berikut adalah gambar hitam-putih yang saya
buat berkenaan dengan piring terbang tersebut, dilihat dari bawah:

69
Kapal itu kembali ke titik tolaknya, menyorong hingga berhenti, dan mulai
mengeluarkan kilasan lagi. Ini terjadi selama kira-kira 10 detik. Karena kapal
tersebut berukuran sekitar ½ sampai ¾ inchi di kejauhan (sekitar 2 kaki), pada
jarak 10.000 kaki, ia memiliki panjang 400 kaki dan lebar 250 kaki. Karena
diameter lingkaran dari atas ke bawah sekitar 30 derajat, kecepatannya sekitar
2.000 mil per jam (tidak membuat saya terkejut, sebab di tahun 1953 ketika
berada di halaman belakang rumah saya pernah melihat kapal dengan kecepatan
minimal 9.000 mil per jam saat ia pergi). Saya hampir tidak melihatnya, karena
saya tidak mengenakan kacamata, dan karena kapal itu terlihat telah “di-stealth-
kan”—dirancang agar tersembunyi oleh langit malam, dengan mengontrol
emisinya supaya berwarna ungu dan hijau gelap, agar lebih sesuai dengan
paduan dan tingkat cahaya di langit malam. ‘Rahasia’ utamanya adalah
perbedaan warna.
Teman-teman di bak mandi—yang sebagian besar tak mengenakan
kacamata—bisa melihatnya dengan jelas dibanding saya, tapi mereka takkan
melihatnya jika saya tidak menunjukkannya. Saya sendiri mungkin tidak akan
melihatnya, kalau tidak mengamati kapal kelap-kelip tersebut sebelumnya,
dengan bulan yang begitu dekat di atas, menghasilkan cahaya penerangan (back-
lighting) yang membantu saya melihat siluet gelap saat kapal itu mengembang.
Lagipula, alasan saya melihatnya adalah berkat kondisi pra-sadar saya.
Saya takjub akan ukurannya yang besar, karena, ketika mengeluarkan
kilasan, kapal itu tampak jauh lebih kecil. Ketika saya berpaling ke sisi lain bak
mandi, orang yang berteriak tadi sudah menghilang. Pemandangan piring
terbang rupanya terlalu berat bagi orang tersebut. Andai para kru piring terbang
mendengar ucapan saya, penampakan mereka mungkin akan lebih tepat waktu.
Bravo! Apakah mereka juga memiliki suatu software komputer yang bisa
membaca gerakan bibir? Menurut teori saya, pemerintah memilih lokasi tersebut
untuk melakukan suatu “ujicoba” karena adanya sejumlah bak pemandian
pribadi yang terbuka ke langit malam, ditempati oleh pasangan telanjang yang
sedang saling bercumbu, siap untuk direkam oleh mereka. Saya perhatikan
mereka menjual video rekaman di kalangan mereka sendiri, alasannya adalah

70
untuk “...menjaga rahasia”, untuk menghindari penuntutan.
Itulah pertama kalinya saya melihat tipe green-glowing yang dilaporkan
bertahun-tahun lalu oleh astronom Clyde Tombaugh, penemu planet Pluto.
Kesempatan di bak mandi itu adalah demonstrasi teknologi piring terbang paling
jelas kedua kali yang saya saksikan. Jika saya tidak memperhatikannya, tak ada
dari kami yang akan melihat sesuatu yang menakjubkan, kecuali wanita di
sebelah saya yang menyukai buku saya, dan ia menjadi pesaing kuat bagi piring
terbang. Secara kebetulan, bentuk payudaranya mungkin adalah “bentuk alami
paling sempurna untuk desain piring terbang”. Hmmmm...mungkin kapal
“berbentuk cerutu” didambakan oleh wanita. Tipe “green-glowing” sepertinya
adalah hasil penelitian yang didesain untuk menjadikan kapal kurang terlihat di
langit malam, sebab model awal—seperti “foo-fighter” (“Fliegende Schildkrote”
[“Flying Turtle”] dan “Kugelblitz” [“Ball Lightning”])—berpijar terang. Desain
bujur (dibedakan dari piring terbang sirkuler atau ‘peripheral’) bergerak dengan
“tipe linier”. Menurut seorang teman yang ahli dalam spektografi, korona hijau
mengindikasikan penyerapan atom (atomic absorption), yang saya duga sebagai
teknologi ‘stealth’ yang digunakan untuk menyembunyikan spektrum cahaya
putih. Dia menganggapnya lapisan berbasis sodium, sedangkan saya
menganggapnya berbasis chromium, karena terlihat berwarna hijau veridian
(“chrome”). Hijau ‘mendung’ lembut tersebut juga mengindikasikan korona
positif, berbeda dari korona (ungu) negatif ‘berambut’ di sekeliling bagian luar.

Perbandingan Dengan Penampakan Lain


Penampakan di pemandian air panas itu tidak jelas, tidak dalam “jarak dekat”,
dan bukan di “siang bolong”, tidak seperti penampakan bagus pertama yang
saya lihat pada suatu sore cerah di akhir musim panas di West Texas tahun 1953,
300 kaki tepat di atas halaman belakang rumah kami di Kermit, Texas, ketika
keluarga dan teman-teman sedang mengadakan pesta es krim. Saya adalah orang
terakhir—di antara keluarga dan tetangga—yang melihat penampakan piring
terbang secara jelas di siang bolong, sebab 3 piring terbang muncul dua hari

71
berturut-turut, 1 dan 2 Juni 1950, sementara saya berada di Davis Mountains
sekitar 120 mil arah barat. Ayah saya lebih sering melihat piring terbang
daripada saya, dan suatu kali dia tertahan dalam mobilnya selama 15-30 menit
pada malam 2 November 1957, di selatan Levelland, Texas, karena melihat satu
piring terbang berbentuk telur sepanjang 200 kaki, yang membuatnya tersentak.
Benda itu melayang-layang 10 kaki di atas mobil ayah, membuat mesin mobil
berhenti, dan semua lampu mobil mati, tapi tidak mematikan sekering single
pada sirkuit mobil. Medan listrik piring terbang begitu kuat sehingga
menangkap arus searah, dan cukup kuat untuk menghilangkan medan magnet
pada generator dan sirkuit. Filamen tungsten panas berpijar adalah bagian
terlemah di sirkuit, dan arus getar piring terbang tampaknya menundukkan
filamen-filamen tersebut kepada gaya gunting listrik dan magnet yang
membuatnya berantakan.
Ayah harus mengendarai mobilnya kembali menuju Levelland dalam
kegelapan, menginap di motel, lalu pulang ke Odessa, Texas, saat fajar. Dia tiba
di rumah sekitar pukul 7.00 pagi, selanjutnya dia makan pagi dengan cepat, dan
pergi ke Sewell Ford untuk memperbaiki lampu mobilnya tanpa mengatakan
apapun tentang piring terbang tadi. Setelah ayah pergi, saya menyalakan TV
untuk menonton berita pagi, lalu saya sadar bahwa ayah adalah salah satu dari
beberapa pengendara yang tertahan oleh kapal (atau kapal-kapal) tersebut pada
malam itu. Saya pergi menuju Sewell Ford dan menanyai ayah mengenai hal
tersebut sementara para montir memperbaiki lampu mobil. Ayah bertanya
bagaimana saya bisa tahu, lalu saya jawab bahwa peristiwa itu ada dalam berita
TV. Ayah bilang dirinya tak mau disebut “gila”. Inilah yang saya sebut dengan
“anti-paranoia”. Sangat beralasan untuk khawatir pada cemoohan yang
diciptakan oleh propaganda pemerintah.
Kemudian pada tahun 1963, saya berkesempatan mendiskusikan masalah ini
lebih jauh dengan sheriff Hockley County, sambil bekerja di Brownfield, Texas,
sebagai desainer grafis, mengerjakan pembuatan iklan untuk operasi penerbitan
dan manufaktur yang memiliki hubungan dengan distrik konservasi tanah (soil
conservation district) yang merupakan afiliasi sang sheriff. Kapal yang dilihat

72
oleh ayah memiliki bentuk, penampilan, dan performa yang cocok dengan tipe
yang pernah dilihat oleh deputi Lonnie Zamora, di dekat Soccorro, New Mexico.
Zamora pada awalnya menggambarkan awak kapal tersebut sebagai G.L khas
bersetelan hijau-kelabu Angkatan Udara, tapi kemudian dia mengubah ceritanya
dengan mengatakan bahwa mereka “...seukuran anak-anak”. Ini terjadi setelah
petugas keamanan ‘bersandar’ padanya.
Piring-piring terbang dapat dilihat hampir setiap malam di wilayah tempat
tinggal saya, dan sangat melimpah serta lebih jelas di sekitar wilayah Cheyenne
Mountain ke selatan Colorado Springs, dimana kompleks bawah tanah NORAD
berlokasi. Dengan beberapa pengamatan langsung, atau laporan dari anggota
keluarga saya atau dari teman dekat saya sebagai “bukti manis” yang tersimpan
kuat dalam pikiran, mari kita lihat apa lagi yang dapat ditemukan dalam sejarah
teori eter untuk memikirkannya.

Eter dan “Materi Berat”


Pada 1879, James Clerk Maxwell (1831-1879) mengatakan bahwa kecepatan
tata surya terhadap eter dapat ditentukan dengan mengamati perlambatan
gerhana satelit-satelit Yupiter. Perilaku yang diamati—di mana cahaya bintang
bisa dilihat dengan citra stabil meski bumi bergerak di angkasa—
mengindikasikan eter yang tak bergerak terhadap bumi, tata surya, dan benda
lainnya yang sedang bergerak. Eter tersebut ultrahalus, tapi sangat padat, dan
tersusun dari materi listrik positif dan negatif yang mengisi semua “ruang
kosong”, serta ruang yang “ditempati” oleh “massa”—yang oleh para fisikawan
eter lampau disebut “materi berat” (“ponderable matter”)—karena sebagian
besar “kosong”. Karena eter tidak bergerak, ‘benda berat’-lah yang
menerobosnya eter, seperti dikatakan Fresnel, bukan sebaliknya.
Eter bersifat transparan, dikarenakan oleh strukturnya yang berfrekuensi
tinggi dan ultrahalus, yang tidak merefraksikan atau merefleksikan cahaya
visible, sebab ukuran ultrahalusnya terlalu kecil untuk bereaksi terhadap radiasi
berfrekuensi serendah itu. Untuk tepat waktu “mengakses” eter dengan cara

73
propulsif, diperlukan getaran bervoltase tinggi. Ini sesuai dengan teori
“momentum elektromagnetik” J.J. Thomson, dan dikonfirmasi oleh ujicoba yang
dijalankan Tesla pada tahun 1891 (yang kemudian dijelaskan dalam kuliah Tesla
tahun 1891 di hadapan A.I.E.E., Columbia College, N.Y.). Ujicoba Tesla
mengkonfirmasi reaksi yang lebih besar daripada reaksi ionik gas ringan (seperti
misalnya “paten” T. Townsend Brown yang kemudian diupayakan untuk
membujuk publik agar diyakini sebagai teknologi yang benar). Setelah ujicoba
tersebut, Tesla menyatakan bahwa eter menjadi medium ‘wujud padat’ terhadap
“cahaya dan panas” (cahaya inframerah dan visible), dan bisa diakses dengan
menundukkannya kepada “frekuensi dan voltase yang cukup tinggi”.
Eter menjadi lebih nyata ketika terdapat perubahan mendadak pada arah
gerakan, laju akselerasi, atau kecepatan benda. Pergerakan benda bermuatan,
ekuivalen dengan arus, menciptakan derajat pemindahan listrik baru pada eter
yang karenanya ia bergerak, dan mempengaruhi penolakan terhadap perubahan
kecepatan melalui eter yang terpengaruh oleh proton dan elektron yang
menyusun benda itu sendiri. Peningkatan usaha yang diperlukan untuk
menggerakkan bidang (sphere)—disebabkan oleh peningkatan “penolakan”
yang disebut “kelembaman”—harus direfleksikan oleh peningkatan
kecenderungannya untuk tetap bergerak yang disebut “momentum”, yang
menunjukkan penyusunan ulang gaya pergerakan atau pemindahan muatan
positif dan negatif yang disamakan dengan gerakan. Karena itu, sekali bergerak
dengan kecepatan konstan, meski benda bermuatan membutuhkan lebih banyak
usaha konvensional untuk menetapkannya dalam gerakan tersebut,
momentumnya akan ditingkatkan oleh peningkatan muatan, sesuai dengan
peningkatan “massa virtual”-nya. Jelas bahwa kelembaman dan momentum
dihasilkan oleh hal yang sama, yakni persistensi oleh konfigurasi pola reaksi
struktur atom dan listrik massa guna mempertahankan kondisinya. Sebagaimana
perubahan medan magnet atau listrik diperlukan untuk induksi, perubahan
medan melalui perubahan gerak merupakan basis kelembaman dan momentum.
Semua benda berada dalam keadaan bergerak, dan di dalam semua benda
itu, proton-proton dan elektron-elektron juga sedang bergerak, sebab

74
“elastisitas” dan gerakan bervibrasi terdapat pada “materi berat” dan eter. Eter
menimbulkan pola gerakan tertentu pada elektron dan proton (dan atom dan
molekul) dalam materi berat yang sedang menerobosnya.
Ketika bumi menerobos eter, gaya elektrostatis eter—yang cepat berubah-
ubah—menjangkau jarak tertentu dan mempolarisasikan komponen listrik
negatif eter, dan mempengaruhi benda yang berada dalam jangkauannya,
menciptakan apa yang kita sebut “gravitasi”.
Stationary ether, yang terlihat bergerak menembus benda terikat bumi
(karena gerakan bumi menerobos eter), mengalami perubahan pemindahan
listrik, disebabkan oleh perbedaan konstanta dielektris antara ruang di luar
benda dan ruang di dalam benda. Pemindahan listrik dalam eter di luar benda
terjadi sebelum masuk, dan pemindahan listrik berubah ketika listrik memasuki
dan menembus benda akibat perubahan konstanta dielektris, dan mempengaruhi
“kandungan listrik” (proton dan elektron, muatan dan medan lsitrik, dan medan
magnet) dalam benda. Perubahan ini pada gilirannya menyebabkan perubahan
pemindahan listrik eter—downward thrust (daya dorong ke bawah) terhadap
atom benda, jauh dari “posisi setimbang” semula yang diduduki atom dalam
ketiadaan gravitasi—sebagaimana kata Maxwell. “Posisi setimbang” untuk
partikel listrik materi berat berubah-ubah sesuai dengan konstanta dielektris.
Perubahan konstanta dielektris mengakibatkan perubahan posisi setimbang,
melalui pemindahan listrik, yang pada akhirnya akan menghasilkan posisi
setimbang baru. Aspek time-relative gravitasi disebabkan oleh kelembaman
benda jatuh pada suatu tahap kejatuhan, yang mendorong peningkatan pitch pipa
mikrohelikal secara gradual.
Secara ringkas, di bagian dalam benda terikat bumi yang diam terhadap
bumi, terdapat perbedaan efek polarisasi dan pemindahan dengan benda-benda
luar yang terdapat di angkasa bebas. Karena medan listrik bumi didapat melalui
ruang tengah (intermediate space), di antara muatan negatif permukaan bumi
dan muatan positif ionosfer, sifat dielektris tunduk kepada ketegangan yang
diperoleh. Efek gravitasi dan pemindahan listrik berubah-ubah, mirip dengan
hukum “kuadrat terbalik” Newton. Di sinilah perbedaan antara “gaya gravitasi”

75
dan efek kelembaman dan momentum menjadi nyata terlihat.
Secara tradisional, kelembaman selalu dianggap (menurut Hukum Gerak
Pertama Newton) sebagai kecenderungan benda “diam” atau “berkecepatan
konstan” terhadap bumi untuk meneruskan kondisi diamnya atau kecepatan
konstannya, kecuali jika dipengaruhi oleh gaya eksternal. Namun karena semua
benda yang diam terhadap bumi sedang bergerak dengan “kecepatan konstan”
bumi yang sama, maka hanya perubahan pergerakan terhadap bumi yang
diperselisihkan, dan perubahan semacam itu mempengaruhi pola aliran dalam
massa pipa gaya, selagi bumi menerobos eter pada waktu tertentu. Secara
tradisional, karena hanya benda yang bergerak berkenaan dengan bumi yang
dikatakan memiliki “momentum” (“produk massa dan kecepatan benda”), aturan
ini keliru, sebab semua benda yang “diam” terhadap bumi telah memiliki
“momentum” dan “kelembaman”.
Momentum dan kelembaman disebabkan oleh “kecenderungan” yang sama,
yang akhirnya berhubungan dengan kerangka referensi terhadap eter universal,
tapi demi kemudahan—karena kita belum memiliki “ketetapan” absolut
mengenai eter—kita menggunakan bumi bergerak sebagai kerangka referensi
untuk mengukur laju perubahan benda terhadap eter, selagi bumi memelihara
kecepatannya yang relatif konstan. Terdapat keadaan istimewa di bumi—karena
eter dalam jangkauan medan listrik bumi telah “dikondisikan”—yaitu, konstanta
dielektris bumi telah tunduk kepada ketegangan listrik. Ini sesuai dengan
pernyataan Tesla menyangkut efek “gaya elektrostatis yang berubah-ubah cepat”
yang keluar dari bumi.
Bumi memiliki momentum dalam kerangka referensi matahari, sebagaimana
mobil bergerak yang memiliki momentum dalam kerangka referensi bumi.
Beberapa fisikawan telah keliru menerapkan gagasan “medan pengaruh” mereka
mengira “medan pengaruh gravitasi” ini mengisolasi sebuah benda dari referensi
di luar medan ini. Saya yakin bahwa “medan gravitasi” bumi adalah produk dari
medan listriknya yang bergerak (“arus”) ketika mempengaruhi eter di dalamnya,
dan bahwa “medan gravitasi” tak membentang melampaui medan listrik bumi.
Momentum disebabkan oleh terbentuknya vibrasi tubular mikrohelikal

76
struktur atom di dalam sebuah benda, yang tersusun dari partikel-partikel listrik
—elektron dan proton—ketika benda tersebut menerobos eter ultrahalus. Rotasi
mikrohelikal pipa ini merupakan hasil dari rotasi magnetik bidang polarisasi
yang teridentifikasi oleh Faraday. Variansi/keberbedaan dari gerakan seragam
bumi menghasilkan penolakan terhadap perubahan pitch mikrohelikal, sebab
pipa gaya berotasi memutari begitu banyak inti eter tak berotasi (“Omni”)
selama periode tertentu, dan perubahan gerakan mengharuskan pipa gaya untuk
memutari jumlah Omni yang semakin banyak atau semakin sedikit, tergantung
pada apakah perubahan itu merupakan percepatan atau perlambatan. Pipa-pipa
itu memiliki gaya elektromagnetik yang terkunci ke dalam pola aliran tersendiri
di antara Omni dan pipa, yang berpasangan dengan struktur ‘materi berat’ yang
merupakan penerima momentum. Sangat mungkin bahwa hubungan antara
materi dan eter tersebut disebabkan oleh arus—dipersepsikan sebagai “muatan
listrik”—yang secara konstan menembus materi pada laju yang sepadan dengan
selisih kecepatan relatif.
Meski pola aliran pipa mikrohelikal selalu berubah secara gradual—
disebabkan oleh reorientasi bumi secara terus-menerus ketika bergerak dengan
cara yang berubah “secara campuran seragam”—perubahan ini tak dapat
dirasakan secara inderawi karena bersifat gradual, dengan efek yang hampir
konstan. Meski perubahan tersebut terlalu lambat untuk dirasakan, peristiwa air
pasang mungkin terkait dengan hal ini.
Gaya gravitasi alami normalnya selalu mengarah ke bumi, yang bermuatan
negatif, dalam medan gravitasi/listrik bumi, disebabkan oleh polaritas medan
tersebut, karena komponen negatif eter di angkasa bebas dipindahkan ke atas
secara elektris oleh tolakan muatan, sementara karakteristik lembam komponen
positif yang lebih masif ditekan dan ditarik ke bawah, dan lebih tahan terhadap
perubahan pemindahan. Saat eter memasuki benda diam yang ada di bumi,
pemindahannya mengalami perubahan disebabkan oleh perubahan konstanta
dielektris, sebagaimana Maxwell katakan. Saat konstanta dielektris benda
berubah, pemindahan listrik eter dalam struktur atom benda yang tertekan juga
berubah, menciptakan gaya ke bawah ketika tiap-tiap komponen listrik negatif

77
eter bergerak ke bawah, menciptakan peningkatan gaya tarik terhadap proton
yang ada di atas dan peningkatan gaya tolak terhadap elektron yang ada di
bawah.
Partikel eter yang bergerak menciptakan gaya gravitasi, serupa dengan
bagaimana inverted aerodynamic airfoil pada pesawat terbang menciptakan gaya
ke bawah. Namun disebabkan oleh kecepatan interaksi elektromagnetik yang
lebih besar pada C, gaya ke bawah ini mengabaikan arah pergerakan bumi
terhadap eter, karena interaksi antara komponen listrik materi dan eter pada C
disebabkan oleh pengkondisian eter oleh medan listrik bumi, yang terpolarisasi
secara vertikal, dan menciptakan efek yang kurang-lebih sama terhadap massa,
mengabaikan orientasi bumi terhadap eter. Meski kecepatan bumi terhadap eter
adalah ribuan mil per jam, ini tidak cukup cepat untuk “melampaui” interaksi
elektromagnetik.

Planet dan Satelit yang Mengorbit


Konsep yang menyatakan bahwa satelit di orbit sekeliling bumi “ditahan” di
orbit oleh “medan gravitasi bumi”, tampaknya tidak benar. Implikasi logis dari
analisis saya adalah bahwa jalur orbit diambil oleh sebuah benda karena ia
“melihat” jalur tersebut sebagai salah satu jalur yang paling sedikit
resistensinya, seolah-olah itu merupakan jalur yang lurus dan datar. Karena
dalam radius tertentu di atas bumi, eter dipindahkan ke derajat tertentu, sebuah
benda yang sedang mengorbit akan mengalami gaya pemercepat yang akan
dipenuhi oleh kelembaman, seolah-olah bergerak ke atas, dan gaya pemerlambat
yang dipenuhi oleh momentum, seolah-olah bergerak ke bawah, sehingga
jalurnya dalam kecepatan konstan tanpa gaya (force-free) tetap berada pada
radius konstan atau level pemindahan eter, sebagai jalur yang paling sedikit
resistensinya.
Karena faktor penentu yang membatasi gerakan benda adalah reactance
kandungan listrik internalnya dengan eter pada derajat pemindahan tertentu oleh
medan listrik bumi, pada ketinggian tertentu, sebuah benda yang mengorbit

78
“melihat” jalur orbitnya sepanjang jalur pemindahan, sebagai jalur yang lurus
dan datar, sekalipun itu adalah jalur lurus dan mengorbit. Jalur ini agak
konsentris terhadap bumi pada ketinggian tertentu. Ini serupa dengan ucapan
Einstein bahwa ruang dan waktu “melilit” di sekeliling benda besar yang
berputar ketika menembus ruang angkasa, yang tanpanya “ruang hampa” tak
memiliki sesuatu untuk “dililit”, kecuali Einstein tidak mempercayai adanya
eter.
Salah satu fakta yang disingkirkan oleh film-film mengenai para astronot
yang melayang-layang di ruang “bebas gravitasi” di stasiun antariksa yang
sedang mengorbit adalah pernyataan kontradiktif bahwa stasiun antariksa
“tertahan” di orbit oleh gravitasi bumi. Jika gravitasi bumi mengerahkan cukup
gaya untuk menahan stasiun di orbit, lingkungan internal takkan “bebas
gravitasi”, melainkan menarik para astronot jatuh ke lantai, bukan membiarkan
mereka melayang-layang di dalam stasiun, sebagaimana sering kita lihat di TV.
Terdapat cukup elastisitas dalam massa internal tubuh astronot, antara
kandungan listrik dan eter, yang memperkenankan pergerakan seperti itu.
Maxwell mengatakan elastisitas ini terletak pada medan magnet.

79
BAB 4
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI

Gerak Rotasi dan “Efek Sekrup”

W m. Thomson (Lord Kelvin) pertama kali menyatakan bahwa magnet


memiliki karakter “rotasi” terkait dengan panas atau gerak termal
sebuah benda (Proc. R.S. viii [1856], p. 150). Nikola Tesla banyak merujuk
kepada Wm. Thomson, menunjuk penelitiannya sebagai pembuka untuk
penemuan dan aplikasinya sendiri yang terutama diintensifkan pada tahun 1892.
Sebuah tinjauan terhadap karya pemikir-pemikir besar dunia yang membawa
kepada solusi Tesla sangat dibutuhkan untuk menunjukkan apa persisnya yang
Tesla temukan dan apa pengaruhnya bagi fisika eter serta fisika secara umum.
Sekitar tahun 1870, Thomson telah melakukan eksperimen yang sepertinya
mengindikasikan bahwa “energi gravitasi” bisa dihasilkan oleh benda-benda
spheroid yang diosilasi oleh arus listrik atau pulse (denyut/getaran) mekanis (F.
Guthrie Phil. Mag. xli [1871], p. 405). Pulsation permukaan bisa menimbulkan
gaya tarik atau gaya tolak terhadap benda lain, sebagaimana diverifikasi oleh
Thomson. Tesla mengetahui tentang penelitian Thomson selama hari-hari
kuliahnya di Graz, Austria, mulai tahun 1875, ketika berusia 19 tahun. Penelitian
Thomson tak diragukan lagi menjadi percikan inspirasi bagi Tesla dalam
konsepsi awalnya mengenai “mesin terbang ideal” yang dapat digerakkan oleh
listrik yang beraksi terhadap eter. Ini menjelaskan mengapa Tesla terus-menerus
merujuk Thomson, seperti dalam demonstrasi tanda ‘kabel berkilau’ (saat
pidatonya di London tahun 1892) yang ditenagai oleh kumparan Tesla, yang
berbunyi “WILLIAM THOMSON”.
Pada awalnya Thomson menemukan bahwa ponderomotive force (gaya berat
dan lambat) beraksi di antara dua benda padat yang terbenam dalam cairan tak
termampatkan, jika salah satu benda tersebut dilumpuhkan/dihentikan dan
dibuat berosilasi dengan gaya yang beraksi sepanjang garis di antara pusat benda
dan pusat bola lebih besar yang bebas. Bola yang bebas tertarik ke bola lebih

80
kecil (yang dilumpuhkan/dihentikan) jika densitasnya lebih besar dibanding
cairan, sedangkan bola berdensitas lebih kecil daripada cairan akan tertolak atau
tertarik, tergantung rasio jaraknya ke vibrator dalam hubungan dengan kuantitas
tertentu (Phil. Mag, xli [1871], p. 405; Letter, Thomson to F. Guthrie, p. 427).
Eksperimen Thomson bersifat analogis, yang membuatnya memperoleh
pujian dari rekan sezamannya walau masih berusia remaja, meskipun
penolakannya untuk mempercayai pernyataan orang lain (kecuali orang itu
mampu membangun model analogis untuk membuktikan eksperimennya) sering
menimbulkan kekhawatiran orang-orang di zamannya, seperti Maxwell, yang
acapkali bersandar pada persamaan matematika. Eksperimen bola dirancang
agar menggunakan metode gelombang listrik dan mekanis dalam rangka
membangun sebuah model untuk menyelidiki reaksi gravitasi, kelembaman, dan
momentum benda padat di eter.
Efek Faraday—rotasi bidang polarisasi radiasi dalam medium dielektris
(seperti atmosfer, ruang angkasa, dan material padat tertentu) di medan magnet
—menyatakan bahwa sudut rotasi radiasi bersifat proporsional dengan kekuatan
medan magnet dan panjang jalur dalam medium di medan tersebut. Para pelaku
eksperimen awal ini mengetahui adanya hubungan antara gerak rotasi dan
momentum, dan berusaha menemukannya.
Karakter rotasi (versus linier) fenomena magnet diperkuat oleh kesimpulan
Thomson (yang telah dibuktikan melalui eksperimen) mengenai rotasi magnetik
cahaya. Sifat rotasi ini tak hanya mempengaruhi penemuan ‘medan magnet
berotasi’-nya Tesla, tapi juga sangat fundamental terhadap kelembaman dan
momentum, sebagaimana yang akan saya jelaskan nanti, karena pergerakan
benda bermuatan merupakan arus yang menciptakan medan magnet yang
menimbulkan gerak rotasi yang “mengebor” eter, layaknya alat bor, guna
menciptakan momentum.
Sistem Thomson kemudian diselidiki oleh C.A. Bjerknes antara tahun 1877
sampai 1910. Bjerknes memperlihatkan bahwa saat dua bola yang terbenam
dalam cairan incompressible digetarkan, mereka mengerahkan mutual attraction
(saling tarik) yang mematuhi hukum kuadrat terbaliknya Newton jika

81
getarannya sefase, sementara jika fasenya berbeda setengah gelombang, maka
kedua bola itu saling menolak. Pada perbedaan ¼ gelombang, tidak ada aksi.
Jika getarannya bersifat non-instan pada jarak yang jauh lebih besar dari ¼
panjang gelombang, maka gaya tarik dan gaya tolak menjadi terbalik
(Repertorium d. Mathematik I [Leipzig, 1877], p. 268; Proc. Camb. Phil. Soc. iii
[1879], p. 276; iv [1880], p. 29).
Publikasi riset dan eksperimen dalam jurnal-jurnal fisika Eropa ini didapat
oleh Nikola Tesla selama hari-hari kuliahnya di Polytechnic Institute di Graz,
Austria, dan di Universitas Prague, Cekoslowakia (kini pecah menjadi Ceko dan
Slowakia—penj). Tesla dapat membaca dan memahami semua jurnal relevan ini
dalam bahasa aslinya.
Sekitar tahun 1878, George Francis FitzGerald (1851-1901) (Phil Trans.
clxxi [1880], p. 691; FitzGerald’s Scientific Writings, p. 45) membandingkan
kecepatan dan gaya magnet di benda padat quasi-elastis, didasarkan pada sebuah
model yang ditemukan oleh James MacCullagh (1809-47) (Brit. Assoc. Rep.,
[1835], yang modelnya merupakan satu-satunya model yang dapat
mempropagasikan/menjalarkan gelombang beratribut cahaya—tak pelak lagi, ini
analogis dengan teori elektromagnetik cahaya—sebagaimana yang ditunjukkan
oleh teori eter dan persamaan gerak eternya MacCullagh yang memungkinkan
perluasan konsep-konsep eter guna menggambarkan fenomena optis, bersama
dengan interaksi magnet dan listrik.

Muatan Elektrostatis yang Diangkut


Pada tahun 1879, Edwin H. Hall (Amer. Jour. Math, ii [1879], p. 287), seorang
pelajar di Baltimore, mengulangi eksperimen yang diusulkan oleh H. A.
Rowland, profesornya, yang eksperimen awalnya dengan cakram eboni bertutup
kertas timah emas memperlihatkan bahwa muatan listrik pada cakram diangkut
serta saat cakram diputar (Ann, d. Phys, clviii [1876], p. 487). Dalam
eksperimen Hall, sehelai emas–yang di dalamnya arus mengalir—ditempatkan
ke dalam celah magnetik. Ini menghasilkan gaya electromotive yang siku-siku

82
terhadap medan magnet dan arus, yang proporsional dengan hasil kali keduanya.
Ini dinamakan “Efek Hall”, dan sudah inheren pada tiga efek sebelumnya yang
ditemukan jauh lebih dulu oleh Faraday.
Faraday telah menemukan induksi, dengan mendorong sebuah konduktor
melewati medan magnet, memotong garis gaya magnet dan menghasilkan arus
dalam konduktor. Efek kedua (dari tiga serangkai efek Faraday) adalah
pembentukan medan magnet di inti besi yang tidak termagnetisasi, dengan
mendorong sebuah konduktor pengangkut arus melewati celah di antara kutub-
kutub inti tersebut. Efek Faraday yang ketiga adalah pembangkitan arus.
Meskipun efek Hall adalah inheren, faktanya itu merupakan kebalikan dari gaya
yang diperoleh Faraday untuk mendorong konduktor melewati medan magnet.
Penelitian Hall melengkapi tiga serangkai efek Faraday, dengan mengumum-
kannya hingga disadari banyak pihak. Efek ini merupakan basis untuk generator
MHD (Magneto-Hydrodynamic), dan elektropropulsi, lewat alat khusus yang
akhirnya diperoleh melalui penelitian Tesla.
Karena jarum galvanometer dalam eksperimen Hall hanya terdefleksi saat
medan magnet timbul atau runtuh, gaya tolak fisikal yang tercipta merupakan
hasil vektor yang telah diutarakan secara tegas dalam Risalat Maxwell (1862),
hampir 15 tahun sebelumnya (diperoleh dari analisis Maxwell terkait dengan
penelitian Faraday sekitar tahun 1845), meski Maxwell gagal menindak-
lanjutinya dengan eksperimen (karena ia wafat), persamaannya masih tetap
digunakan.
Meski dinyatakan oleh Whittaker bahwa efek Hall, seperti rotasi magnetik
cahaya, hanya terjadi pada benda berat dan tidak pada “eter bebas”, pernyataan
ini jelas-jelas palsu, karena efek tersebut sebetulnya tergantung pada
konduktifitas suatu medium. Ini merupakan kebohongan nyata dari Whittaker,
mungkin “diharuskan” menurut revisi 1951. Fakta bahwa efek tersebut terjadi
pada “benda berat” dan “medium konduktif” merupakan hal yang penting bagi
elektropropulsi, karena menunjukkan reaksi antara benda dan medium demikian
dengan “kerangka eterik” pokok yang diakses dalam proses tersebut.
Karena “medium alami” (eter dan atmosfer), yang sering disebutkan oleh

83
Tesla dalam patennya, menjadi konduktif akibat pengaruh radiasi elektro-
magnetik berfrekuensi dan bervoltase cukup tinggi, efek-efek pada eter bebas
(tergantung pada kondisi yang tepat) dapat mempengaruhi eter di dalam benda
berat, sehingga mendorong benda tersebut melintasi eter bebas. Bukti paling
mengejutkan bahwa efek Hall bekerja pada eter bebas, adalah “transmisi” energi
listriknya Tesla lewat ruang melalui osilasi high frequency, sebagaimana
diuraikan dalam kuliahnya tahun 1892 di hadapan Institute of Electrical
Engineers, London.
Karena medan listrik “memindahkan” eter—yang merupakan basis untuk
pompa MHD (terutama saat digetarkan)—efek ini sebenarnya memperlihatkan
“gaya electromotive” yang dapat dioperasikan, atau “gaya elektro-propulsi”, di
antara benda berat dan eter, dengan memanfaatkan aksi elektromagnetik.
Frekuensi tinggi dan voltase tinggi dibutuhkan oleh densitas tinggi dan
kehalusan eter. Saat Tesla berhasil mentransmisikan energi listrik dengan
memanfaatkan arus—“gelombang radio”—berfrekuensi dan bervoltase tinggi,
eter “terakses”. Penelitian Tesla pada poin tersebut telah memverifikasi, melalui
eksperimen, semua hal yang telah dianalisis oleh Maxwell secara matematis
sebagai sifat elektromagnetik cahaya.
Meski hal ini sudah dinyatakan secara tidak langsung, literatur-literatur yang
saya peroleh tidak secara tegas menyatakan bahwa kelembaman dan momentum
merupakan produk dari gaya rotasi elektromagnetik yang beraksi dalam benda,
terhadap eter incompressible padat yang merembesi semua benda dan ruang.
Juga tidak dirinci bahwa bola bergetar atau benda berat lainnya dapat didorong
secara elektris melewati eter, tanpa kehadiran bola lain atau benda berat lain
untuk menarik—kecuali dalam pernyataan-pernyataan Nikola Tesla dan “mesin
terbang elektris ideal” “model T”/”flivver” temuannya.
Di tahun 1884, di mana Tesla menemukan medan magnet berotasi, J.J.
Thomson berupaya menetapkan medan yang dihasilkan oleh bola terelektrifikasi
yang bergerak, dan perkembangan matematis teori Maxwell mempercepat
jalannya. Tentu saja lebih mudah mengatasi masalah demikian berdasarkan
perilaku bentuk geometris sederhana yang dikenal—bidang datar, bola, dan

84
silinder (J.J. Thomson, Proc. Lond. Math. Soc. xv [1884], p. 197).
Kemungkinan bahwa eter terdiri dari muatan positif diam yang mengangkut
muatan negatif ‘sub-elektron’-nya sendiri yang elastis dan dapat dipindahkan
tampaknya telah terelak dari pemikiran Thomson. Walaupun dia berasumsi
bahwa arus pemindahan pasti terjadi pada eter, awalnya dia mengira ini
disebabkan oleh efek magnetik muatan yang bergerak, meski dia gagal
memperlihatkan bagaimana arus pemindahan terjadi, atau apa efeknya dari segi
kelembaman dan momentum.
Ada semacam pertarungan antara pendukung elektrodinamik klasik dan
pendukung teori elektromagnetik cahaya yang dipimpin Maxwell. Menurut
pendukung teori klasik, konduktivitas terjadi pada kabel logam, dan lain-lain,
sementara menurut Maxwell terjadi di ruang sekitar yang dielektris dan penuh
eter, di mana konduktor hanya membantu “memandu” aksi. Tampaknya Tesla
lebih cocok dengan Faraday/Maxwell. FitzGerald menyatukan dua pandangan
tersebut dengan membuktikan bahwa unifikasinya Maxwell adalah valid sebab
radiasi dapat dihasilkan melalui cara elektris murni.
Sejalan dengan ini, Thomson (1884) pertama-tama mempertimbangkan bola
bermuatan yang bergerak seragam dalam garis lurus. Dia berasumsi bahwa
muatan listrik terdistribusi secara seragam, dengan medan listrik yang sama di
semua arah, tak peduli di mana posisi bola tersebut, tetap sama seolah-olah
sedang berhenti. Asumsi ini terbukti benar sepanjang kecepatan bola dan
kecepatan cahaya diabaikan.
Di tahun 1889, Wm. Thomson (Proc. Roy. Irish Acad. i [30 Nov. 1889], p.
340), menyatakan, “Iinti pusaran rotasi harus dibuang; dan kita tidak boleh
menyisakan apapun selain revolusi irotasi dan inti vakum.” Dengan ini,
Thomson bermaksud bahwa “eter” vakum (di dalam pipa elektromagnet yang
berotasi) tidak berotasi, barangkali lantaran densitasnya, tapi mungkin pula
karena (jika inti tersebut berotasi bersama-sama dengan pipa gaya
elektromagnetik yang berotasi) ia akan menetralisir aksi elektro-mekanis yang
menghasilkan momentum.
FitzGerald menemukan error disengaja dalam penelitian Thomson, yang

85
menyatakan bahwa “syarat sirkuit” wajib tidak bisa terpenuhi kecuali kalau
muatan bergerak pada bola dianggap sebagai arus, berkombinasi dengan arus
pemindahan dan konveksi yang disebabkan oleh gerakan. Dalam mengkoreksi
error Thomson, FitzGerald sangat antusias menyimpulkan bahwa gaya magnet
yang disebabkan oleh arus pemindahan bola bergerak tidak menghasilkan efek
apapun. Dalam kesimpulan ini, FitzGerald tampaknya melupakan efek “sangkar
Faraday” dan efek “magneto-optical”, karena menurut pengakuannya bola
bermuatan yang bergerak merupakan arus, dan semua arus menciptakan medan
magnet, yang menimbulkan rotasi radiasi elektromagnetik dan cahaya di
sekeliling eter sebagai efek.
Pada tahun 1888, Oliver Heaviside menunjukkan bahwa unit-unit
elektromagnetik dan elektrostatis “menghilang” di dalam bola. Ini bertentangan
dengan eksperimen Faraday di mana muatan elektrostatis yang ditempatkan di
dalam bejana diam dan tertutup, “muncul” di bagian luar. Rupanya, bagi
Heaviside pergerakan bola—yang meningkatkan momentumnya—terlihat
mendorong muatan kembali ke dalam. Konsepsi Heaviside mengenai
kesimetrian spheris muatan selama pergerakan dibantah oleh G.C.F. Searle di
tahun 1896 (Phil. Trans, clxxxvii [1896], p. 675). Searle menemukan bahwa
sistem “muatan titik” yang bergerak bukanlah bola, melainkan oblate spheroid
(spheroid pipih), dengan poros kutub sepanjang arah gerakannya. Yang luput
dijelaskan oleh Whittaker adalah, yang penting dalam penemuan ini, kaitan
antara kelembaman, momentum, arus, muatan permukaan yang “menghilang”
dan “muncul kembali”, dan polaritas elektromagnetik sepanjang arah
momentum, serta jalinan elektro-mekanis dengan eter, karena pemindahan garis
listrik dan polaritas dapat disamakan dengan pergerakan, sesuai pemikiran saya
bahwa pipa-pipa tersebut menciptakan momentum di dalam benda bergerak.
Unit-unit elektrostatis/elektromagnetik yang “menghilang” ‘diduduki’ secara
internal oleh mikroheliks, dalam mengekalkan/mempertahankan pergerakan
benda melewati eter.
Pada waktu itu, Nikola Tesla belum tertinggal. Dia telah memperlihatkan
bahwa “syarat sirkuit” bisa dipenuhi dengan cara yang benar-benar baru. Dalam

86
kuliahnya di depan A.I.E.E. di Columbia College, N.Y., 20 Mei 1891, dia
mendemonstrasikan teknologi tuanya, dan menyatakan bahwa dirinya
mengkoneksikan “satu terminal” dengan sebuah lampu dan terminal lainnya
dengan “sebuah benda terisolasi berukuran sesuai. Dalam semua kasus, benda
terisolasi membantu melepaskan energi ke ruang di sekelilingnya, dan ekuivalen
dengan kabel pemulangan (return wire).” Dalam kuliah ini, Tesla juga
mendemonstrasikan “momentum elektromagnetik” yang diatributkan pada J.J.
Thomson dengan penemuan tahun 1893 (J.J. Thomson, Recent Researches in
Elect. And Mag., [1893], p. 13).
Di tahun yang sama dengan temuan Searle (1896), W.B. Morton (Phil. Mag,
xli |1896], p. 488) juga memperlihatkan bahwa densitas permukaan benda
bermuatan tidak diubah oleh gerakan, tapi garis gaya tak lagi meninggalkan
permukaan secara tegak lurus. Dia juga menemukan bahwa energi medan sekitar
jauh lebih besar ketika sedang bergerak dibanding ketika diam. Karena
dibutuhkan lebih besar tenaga guna menghasilkan kecepatan tertentu untuk bola
bermuatan, dibanding untuk bola tak bermuatan, dan karena bola tersebut dapat
bergerak sedemikian rupa sehingga mengurangi tenaga, hubungan antara muatan
bergerak dan eter terverifikasi. Ini dianggap benar karena muatan meningkatkan
“massa virtual” bola, dan induksi arus konveksi terbentuk manakala muatan
digerakkan oleh pergerakan bola, tapi rasanya tak satu pun dari penjelasan-
penjelasan ini yang mencatat secara eksplisit bahwa gaya di antara massa
bermuatan yang bergerak dan ruang yang dilaluinya harus memiliki kerangka
eter guna mendorong atau menarik, atau bahwa arus terdorong terbang di antara
materi dan eter akibat pergerakan.
J. Larmor (Phil. Trans, clxxxvi [1895], p. 697) mengusulkan bahwa
kelembaman materi berat mungkin pada akhirnya akan terbukti bersifat
demikian, karena atom terdiri dari sistem-sistem elektron. Satu-satunya
keberatan terhadap ini adalah inkonsistensi “ketidakterbagian” elektron. Saya
yakin ketidakterbagian ini disebabkan oleh “efek nyata” yang memperdaya,
dihasilkan oleh instrumen pengukur yang cuma mengukur “seluruh” elektron,
sebab instrumen cuma menggunakan “seluruh proton” ketimbang partikel-

87
partikel eter. “Elektron tak terbagi” merupakan respon “setara dan berlawanan”
terhadap “seluruh” muatan positif. Ini serupa dengan “prinsip ketidakpastian”
Werner Heisenberg, dalam arti bahwa pengukuran tepat elektron yang kurang
dari total menjadi mustahil akibat instrumen pengukuran.
Jika efek “masa virtual” yang lebih besar (W.B. Morton, supra) dihasilkan
secara elektris, yang meningkatkan atau menurunkan kemudahan pergerakan
benda melewati “eter bebas”, dan meningkatkan total energi sistem yang
bergerak, maka jalinan antara benda berat dan kerangka eterik dapat terbukti,
dan cara untuk menciptakan ketidakseimbangan gaya yang dibutuhkan untuk
elektro-propulsi—penggunaan muatan bergerak dengan cara spesifik guna
mengumpulkan arus-arus sistem yang bergerak—hanya merupakan soal waktu
dan uang bagi Nikola Tesla.
Dalam penelitian Faraday, Maxwell, Wm. Thomson, J.J. Thomson,
MacCullagh, Morton, Searle, Heaviside, Hall, dan FitzGerald, terdapat implikasi
mengenai hubungan jelas antara momentum dan pergerakan muatan yang
terhubung dengan massa, melewati eter (ultra-halus, netral, dinamis, dan seperti
gas) yang eksis di semua ruang dan benda berat, yang terhadapnya gaya
penderomotive elektromagnetik beraksi. Sekali ekuilibirum/kesetimbangan eter
dan ZPR “terganggu” oleh sistem bergerak, ‘pemindahan’ hanya dapat diralat
oleh reaksi setara dan berlawanan, yakni aliran arus antara sistem bergerak dan
eter. Thomson telah mengakui prinsip bahwa eter itu sendiri merupakan
kendaraan momentum mekanis. Efek Hall telah memperlihatkan bahwa gaya
tolak electromotive dihasilkan di sepanjang poros ketiga sebagai akibat dari arus
dan medan magnet yang siku-siku, dan meski diduga bahwa gaya tolak ini tidak
bisa dihasilkan “pada eter bebas”, melainkan hanya pada benda berat, penelitian
Heaviside, Searle, dan Morton, menunjukkan bahwa muatan bergerak dapat
meningkatkan atau menurunkan kemudahan normal pergerakan sebuah benda,
membuktikan kemungkinan elektro-propulsi.
Karena proses elektris dapat dibalik, metode Tesla terdiri dari penggunaan
metode MHD Hall untuk mendorong aliran arus di antara sistem ‘diam’ (relatif
terhadap bumi) dan eter—seakan-akan merupakan sistem “dinamis”—sebab

88
meniru arus sistem bergerak, dan menciptakan disturbansi pada eter yang hanya
bisa diralat oleh pergerakan sistem. Sekali arus mulai mengalir, medan magnet
tercipta, menanamkan gaya rotasi yang menghasilkan pipa-pipa gaya
mikroheliks yang ‘mengebor’ jalannya di sekeliling inti eter irotasional, dan
mengumpulkan momentum yang menggerakkan/mendorong sistem melintasi
eter.
Pernyataan Nikola Tesla (Kuliah di hadapan Institute of Immigrant Welfare,
12 Mei,1938), bahwa dirinya telah “menyusun” Teori Gravitasi Dinamis pada
tahun 1893, dan beberapa dokumentasi ‘yang tersedia’ mengenai penelitian
Tesla tahun 1891 atau lebih awal, menunjukkan bahwa dia telah mendahului
ilmuwan Eropa yang dipimpin oleh Thomson, Searle, Morton, dan Larmor, yang
pernyataan-pernyataannya muncul di akhir 1890-an.
Mengenai perkembangannya di tahun 1915, Tesla menyatakan pada 8
Desember 1915 dalam sebuah artikel New York Times bahwa “...pesawat tanpa
awak...” elektro-propulsif miliknya dapat menempuh “...300 mil per detik...”
(1,08 juta mil/jam), “...tanpa sayap atau mesin penggerak, didorong oleh listrik
ke titik manapun di bumi...”
Artikel New York Times 22 September 1940 yang ditulis oleh Wm. L.
Laurence melengkapi dokumentasi tersebut, menyatakan bahwa Tesla telah
mengujicoba sistem Teleforce empat-bagian miliknya, yang mencakup “...sebuah
metode baru untuk menghasilkan tenaga penggerak elektris yang sangat
besar...”, sebagaimana digunakan pada pesawat listriknya.

89
BAB 5
TESLA DAN GOOD OLD BOYS’ CLUB

K etika Tesla mulai muncul ke layar, “Good Old Boy’s Club” di Inggris
sudah memperdebatkan teori eter dalam waktu yang cukup lama, dan
Tesla, si pendatang baru, pasti telah merusak kebanggaan mereka sebagai hakim
garis, dengan melakukan perjalanan terakhir untuk pendaratan.
Pada tahun 1847, Wm. Thomson, dalam mendiskusikan gerakan benda
magnetizable di medan gaya non-seragam, mengatakan bahwa benda bermuatan
menarik benda yang memiliki kapasitas induksi spesifik yang lebih besar
daripada medium di sekelilingnya, dan menolak benda yang memiliki kapasitas
induksi spesifik yang lebih rendah, untuk menghasilkan jalur berkonduksi
terbaik menuju garis gaya.
Thomson juga menyatakan bahwa elektroda yang terbenam dalam medium
penyekat cair (analogi eksperimen dengan benda di ruang penuh eter), pada
“...frekuensi cukup tinggi”, akan menyebabkan gravitasi gas di sekelilingnya
semuanya menuju elektroda, tapi terdapat opini umum (darinya dan rekan-rekan
se-Eropanya) bahwa “mustahil” frekuensi seperti itu dapat dicapai. Opini
terakhir ini kemudian segera dibantah oleh seorang pengikut dan pengagum
penelitian Thomson.
Dalam pernyataan ulangan, Thomson yang lain—J.J. Thomson—mengklaim
telah secara matematis mengembangkan teori pipa-pipa gaya bergerak (Phil.
Mag, xxxi [1891], p. 149). Untuk penelitiannya, Recent Researches in
Electricity and Magnetism (1893, p. 13), dia berhipotesis bahwa “eter adalah
gudang momentum mekanis”, tapi apakah ini benar? Bukankah lebih mungkin
bahwa “gudang” “momentum mekanis” berada dalam “materi berat” yang
bereaksi dengan eter?
Kuliah Nikola Tesla di hadapan A.I.E.E. di Columbia College pada tahun
1891 didasarkan pada eksperimen-eksperimen sebelumnya. Dia menyebutkan
“pipa-pipa gaya” dan mengungkapkan beberapa penemuannya menyangkut eter

90
dan momentum. Kuliahnya pada Februari 1892 di hadapan Institute of Electrical
Engineers, London, pada masa Good Old Boys masih memperdebatkan apakah
aksi elektromagnetik dapat terjadi pada eter bebas, Tesla menjelaskan bahwa
dirinya berencana menjalankan motor di kejauhan lewat energi nirkabel, dengan
peralatan yang telah dia buat, serta berencana menyuling energi bebas dari
lingkungan.
Empat tahun kemudian, Wm. Thomson menyatakan “kecenderungan”-nya
untuk “berspekulasi” bahwa “perubahan gaya elektrostatis yang disebabkan oleh
elektrifikasi yang berubah-ubah dengan pesat” dijalarkan oleh “gelombang-
gelombang kondensasi pada eter bercahaya (luminiferous aether)” (Bottomley,
Nature liii [1896], p. 268). Ini tampaknya mengindikasikan bahwa Thomson
mulai menerima Tesla secara serius.
Dalam kuliahnya untuk Good Old Boys di London pada tahun 1892, Tesla
menyatakan bahwa frekuensi ‘yang diperlukan’ itu—yang oleh Thomson disebut
“mustahil” diproduksi—“...lebih rendah dari yang diperkirakan semula”, dan
selanjutnya (di bagian relevan, penekanan adalah tambahan dari saya): “Kita
bisa saja membuat molekul-molekul gas saling bertubrukan dengan
memanfaatkan impuls elektrik berfrekuensi tinggi yang berubah-ubah, sehingga
kita dapat meniru proses nyala api; dan dari eksperimen-eksperimen high
frequency yang telah mampu kita peroleh, saya pikir hasilnya dapat dibuat
dengan impuls-impuls yang bisa ditransmisikan melalui konduktor.” “...Saya
menaruh perhatian besar untuk mendemonstrasikan kekakuan gumpalan
gas”...”dengan frekuensi serendah itu, katakanlah 10.000 per detik, yang dapat
saya hasilkan dari alternator khusus tanpa kesulitan.” “...bagaimana medium gas
harus bertindak di bawah pengaruh tekanan-tekanan elektrostatis sangat besar
yang mungkin aktif di ruang antarbintang, dan yang mungkin berubah-ubah
dengan kecepatan tak terbayangkan?”
Dalam hal ini, Tesla tampaknya juga menyebut ZPR omnidirectional.
Pernyataannya juga memperlihatkan bahwa dia sedang berupaya menyusun
pikirannya tentang karakteristik eter, seperti pertanyaan apakah eter itu kaku
atau cair, dan di bawah kondisi apa eter akan berubah, serta sifat dinamis atau

91
statisnya, densitasnya tinggi atau rendah, dan seterusnya: “Apa yang
menentukan kekakuan sebuah benda? Pasti kecepatan dan jumlah materi yang
bergerak. Dalam lingkungan gas, kecepatan benda mungkin sangat tinggi, tapi
densitasnya kecil sekali, dalam lingkungan cairan, kecepatannya kemungkinan
besar kecil, meski densitasnya amat tinggi; dan dalam kedua kasus, penolakan
kelembaman mempertegas dirinya. Sebuah benda bisa saja bergerak dengan
sedikit atau banyak kebebasan melewati massa bervibrasi, namun secara
keseluruhan ia akan kaku.”
Pernyataan ini mencerminkan ujicoba Tesla sebelumnya, karena, sebelum
kuliahnya di London tahun 1892, dia telah menjalankan ujicoba antara dua pelat
yang yang dielektrifikasi, menyatakan bahwa “ruang” di antara kedua pelat
menjadi “solid state” (kondisi padat) saat terkena “frekuensi dan voltase cukup
tinggi”. Ini menjawab isu tentang bagaimana “benda padat” dapat melewati
massa eter yang padat, bervibrasi, dan interpenetrating (saling menembus) yang
secara keseluruhan bersifat kaku. Inilah esensi bagaimana “penolakan
kelembaman” ‘kerangka eter’ pokok dapat dikumpulkan oleh benda yang
dielektrifikasi yang mengaktifkan eter dengan arus-arus “berfrekuensi dan
bervoltase cukup tinggi”. Sementara penolakan kelembaman eter “memper-
tegas” diri, benda yang dielektrifikasi tersebut terdorong melintasi eter oleh gaya
tolak MHD, yang sebenarnya merupakan gaya “bor mikroheliks”.
“Alternator khusus” yang dibicarakan Tesla berdiameter 32 inchi, yang, jika
serupa dengan tipe yang digunakan pada piring terbang yang saya lihat di tahun

92
1953, barangkali dikendalikan oleh salah satu turbin tanpa bilah (bladeless
turbine) milik Tesla. Di tahun 1890-an, Tesla mengatakan bahwa alternator
tersebut telah menghasilkan hingga 10 ampere dan 30 kilocycle. Salah satu
alternator itu diperlihatkan dalam gambar di atas.
Piring terbang yang saya lihat di tahun 1953 memperlihatkan karakteristik
presesi yang boleh jadi disebabkan oleh penggunaan alternator demikian, yang
output dan rpm (rotate per minute)-nya di bawah keadaan tersebut dapat diubah-
ubah bersama level tenaga piring terbang, seakan-akan diputar semakin cepat
oleh turbin saat pesawat menggunakan semakin banyak tenaga untuk
berakselerasi. Sudut tinggi dan frekuensi rendah presesi sesuai dengan
penggunaan alternator berdiameter besar dan berfrekuensi tinggi, yang diputar
secara lebih lambat pada saat melayang-layang, dan rpm-nya ditingkatkan untuk
menghasilkan tenaga yang lebih besar ketika pesawat berakselerasi.
Karena alternator tersebut kemungkinan besar dipasangkan secara kuat pada
airframe pesawat, itu dapat membuat keseluruhan pesawat bergerak presesi pada
saat melayang-layang, sedangkan akselerasi menurun (downward acceleration)
akibat gravitasi diseimbangkan oleh akselerasi elektropulsi naik (upward
electropulsive acceleration), ketika pesawat melayang-layang pada tempatnya di
atas bumi. Fenomena ini menunjukkan bahwa gerakan presesi yang saya lihat
pada tahun 1953 disebabkan oleh mesin internal yang berotasi, atau oleh
momentum sudut “virtual” yang dihasilkan oleh efek-efek elektropulsi.
Gaya seimbang yang menahan pesawat di udara ekuivalen dengan
menahannya di “gimbals5 udara”, sehingga pesawat melakukan gerakan presesi
secara bebas menurut kecepatan massa dan momentum sudut alternator yang
berotasi. Ini memerlukan tenaga yang sangat kecil, sebab gaya elektropulsi
mengurangi kelembaman pesawat hingga hampir nol. Di sisi lain, gaya rotasi
yang ditanamkan medan magnet pada arus listrik, untuk menghasilkan
mikroheliks, boleh jadi merupakan penyebab presesi, sebagai “reaksi setara dan
berlawanan”, melalui aksi rotasi presesi kolektif yang ditanamkan pada semua

5 Susunan cincin dan poros guna mempertahankan posisi horizontal peralatan


dalam kapal, pesawat, dan lain-lain—penj.

93
atom seluruh massa pesawat.
Tesla memecahkan masalah bagaimana menetralkan kecenderungan pesawat
untuk berotasi akibat tenaga putar alternator atau turbin, dengan menggunakan
dua turbin atau alternator, dipasang pada poros paralel dalam satu arah atau
berotasi-imbang, sebagaimana dinyatakan dalam patennya nomor 1.655.114,
Apparatus for Aerial Transportation, 3 Januari 1928. Kenyataannya, alternator
dan turbin tunggal yang berputar pada poros paralel terpisah, yang dihubungkan
oleh gear box (kotak persneling), akan melakukan hal yang sama.
Ketika pesawat berakselerasi hingga kekuatan dan kecepatan penuh, laju
presesinya yang rendah dan sudut presesinya yang tinggi menjadi hanya
goyangan high frequency, sementara pesawat terlempar jauh dalam 3 detik (saya
perkirakan sejauh 7,5 mil). Ini cocok dengan alternator yang diputar dengan
kecepatan yang semakin tinggi. Goyangan presesi cepat keliling pesawat
cenderung mengaburkan garis bentuknya, sehingga membuat kita sulit untuk
memperoleh definisi tepat bentuk piring terbang dalam foto dan video.
Berpasangan dengan getaran fisik ini adalah “efek Faraday”—“efek magneto-
optical”—yang cenderung mengaburkan garis bentuk objek yang terkena medan
elektromagnetik kuat. Perluasan medan listrik pesawat juga memperluas medan
magnetnya, dan menimbulkan rotasi bidang optis, jadi di samping efek visual
osilasi presesi high frequency, bidang optis betul-betul diputar untuk
menciptakan “efek magneto-optical” aneh yang sering dilaporkan para saksi,
dan menjadi terdistorsi dalam pikiran penganut mistik, yang berpikir bahwa itu
adalah semacam efek “perjalanan waktu” atau “perjalanan antardimensi”,
“lengkungan ruang” atau “pembelitan” “ruang dan waktu” oleh “benda berotasi”
saat melintasi ruang, ala Einstein, kecuali piring terbang tidak “berputar”,
sebagaimana terbukti melalui Peiltochterkompass milik saya, dan Einstein hanya
omong-kosong.
Piring terbang mungkin digerakkan oleh alternator Tesla, kumparan Tesla,
atau kombinasi keduanya. Tesla menyatakan bahwa arus yang diperlukan dapat
disampaikan oleh konduktor, yang memperkenankan kontrol instan pesawat
dengan menggunakan stepping switch atau relay bervoltase tinggi. Karena

94
biasanya dibutuhkan generator daya on-board, penggunaan alternator lebih tepat
dibanding kombinasi kondensor, kumparan, dan spark gap, sebab pengubahan
high frequency yang dibutuhkan dapat dengan mudah dinaikkan ke voltase lebih
tinggi melalui beberapa kumparan “tambahan” yang terjalin erat, ditempatkan di
sekitar pesawat.
Mungkin juga kokpit berbentuk bola digunakan pada beberapa Kreisel
Teller (“Gyrating Saucer”) Jerman tahun 1940-an. Kokpit berbentuk bola itu
diberi tekanan udara, dipasang pada gimbals, dan digirostabilkan (gyro-
stabilized) dengan Meisterkreiselkompass (“Master-gyro-compass”) berorientasi
horizontal, yang tidak hanya akan menggirostabilkan kokpit saat bagian luar
piring bergerak presesi secara liar, tapi juga akan menyediakan polar compass
yang mengarah ke slave compass:

Ketika bagian luar pesawat bergerak presesi—lantaran alternator


dikuncikan ke airframe bagian luar—kokpit bagian dalam akan digirostabilkan,

95
sehingga pilot dan awak bisa melihat lingkungan luar. Dengan sudut presesi 45
derajat pun, pilot masih bisa melihat di mana dia berada, dan ke mana dia pergi.
Saya tidak dapat melihat bagian atas piring terbang yang saya saksikan di tahun
1953, sehingga tak dapat mengatakan bagaimana sistem penglihatan yang
dipakainya.

Teori Gravitasi Dinamis Tesla


Berdasarkan kuliah Tesla yang disiapkan untuk Institute of Immigrant Welfare
(12 Mei 1938), Teori Gravitasi Dinamis-nya merupakan salah satu dari dua
penemuan luas, yang dia “...susun secara detail”, di tahun 1893 dan 1894.
Kuliah 1893 tersebut terjadi kurang dari 5 tahun sebelum kematiannya.
Pernyataan yang lebih lengkap menyangkut penemuan-penemuan ini hanya
dapat dikumpulkan sedikit dari sumber-sumber yang terpencar dan berserakan,
sebab paper Tesla disembunyikan di ruangan besi milik pemerintah untuk alasan
“keamanan nasional”. Pada saat saya secara khusus meminta paper-paper ini di
“National Security Research Center”—kini menjadi “Robert J. Oppenheimer
Research Center”—di tahun 1979, saya tidak diberi akses karena dokumen
tersebut bersifat rahasia, meskipun pada hari yang sama saya menemukan
perencanaan bom hidrogen di sebuah rak terbuka, dan saya menceritakannya
kepada seorang mahasiswa sarjana Harvard di sebuah restoran di Santa Fe.
Orang tersebut kemudian pergi ke Los Alamos, menyalin dokumen perencanaan
itu, dan membeberkannya di Harvard.
Dalam kuliahnya di tahun 1938, Tesla mengatakan bahwa dirinya sedang
maju dengan penelitiannya, dan berharap untuk “segera” mempersembahkan
teorinya kepada dunia, jadi sangat jelas bahwa tujuannya adalah
“mempersembahkannya kepada dunia”, segera setelah dia menyelesaikan
pengembangannya yang rahasia.
“Dua penemuan besar” yang dihubungkan dengan Tesla adalah:
1. Teori Gravitasi Dinamis (Dynamic Theory of Gravity) – yang berasumsi
penyimpangan gaya (afield of force) sebagai penyebab gerakan benda-

96
benda di angkasa; asumsi medan gaya ini melepaskan konsep lengkungan
ruang (ala Einstein); eter memiliki fungsi tak terhindarkan dalam fenomena
tersebut (gravitasi universal, kelembaman, momentum, pergerakan benda-
benda langit, dan juga semua materi atom dan molekul);
2. Energi Lingkungan (Environmental Energy) – Penemuan Kebenaran fisikal
yang baru: tak ada energi dalam materi selain yang diterima dari
lingkungan. Pada pengumuman ulang tahun Tesla yang biasa—pada ulang
tahunnya yang ke-79 (1935)—Tesla memberi keterangan singkat mengenai
teori ini dengan mengatakan bahwa itu berlaku pada molekul dan atom dan
juga pada benda-benda langit yang paling besar, serta pada “...semua materi
di alam semesta dalam semua fase eksistensinya mulai dari
pembentukannya hingga kehancuran finalnya.”
Mereka yang terilhami teori relativis sering merujuk “energi murni” dalam
suatu “bentuk”, padahal tak ada hal semacam itu, sebab “energi” merupakan
“kemampuan” abstrak yang senantiasa ada seterusnya. Siapa yang mengatakan
“bentuk” mana yang “murni”, dan bentuk mana yang tidak?
Filsuf idola saya, Ayn Rand, mengatakan: “Pada kenyataannya, tidak ada
kontradiksi. Sesuatu adalah sesuatu, terlepas dari apakah kita mengetahuinya
atau tidak. Periksalah premis Anda.” Jika istilah “energi” adalah satu-satunya
abstraksi yang tepat, maka itu tak eksis dalam bentuk fisik, dan sebetulnya
menggambarkan potensi untuk melakukan work sebagai produk sampingan
materi dan radiasi elektromagnetik dalam gerakan perpetual, yang beberapa
gayanya dialihkan melewati satu jalur di mana ia melakukan work yang
diinginkan sambil berjalan sukaria di alam semesta. Setiap perubahan bentuk
materi atau radiasi melibatkan “work” yang merangsang perubahan, atau “work”
yang dirangsang oleh perubahan. Tanpa “work” tak ada perubahan, tetapi semua
work pada akhirnya merupakan produk alam semesta dalam gerakan perpetual
dan self-sustaining, sebagai satu kaidah dan bukan pengecualian.
Adapun teori Tesla, kita memiliki petunjuk, misalnya, bahwa bumi adalah
“bintang kelahiran manusia”. Dengan ungkapan puitis, dia menyembunyikan
maksud ilmiah dalam banyak pernyataannya, seperti, menggunakan “halilintar

97
Jove” (dewa langit Indo-Eropa), manusia “menghancurkan waktu dan ruang”,
sebagai kiasan terhadap penggunaan elektro-propulsi (“halilintar”), bepergian
sangat cepat sehingga waktu dan ruang menjadi “hancur”. Di manapun
pemerintah mencuri dokumennya, kita harus mencari pengertiannya di tempat
lain. Dalam sebuah artikel, Man’s Greatest Achievement6, Tesla menguraikan
Teori Gravitasi Dinamis-nya dalam bentuk puitis (sebagaimana saya uraikan):
• Eter bercahaya memenuhi seluruh angkasa
• Eter ditindak oleh gaya kreatif pemberi kehidupan
• Eter terlempar ke dalam ”pusaran infinitesimal” (“mikroheliks”) mendekati
kecepatan cahaya, menjadi materi berat
• Saat gaya surut dan gerakan berhenti, materi kembali ke eter (bentuk
“pembusukan atom”)
• Manusia dapat memanfaatkan proses-proses ini untuk:
- Mengendapkan materi dari eter
- Menciptakan apapun yang dia inginkan dengan materi dan energi yang
diperoleh
- Mengubah ukuran bumi
- Mengendalikan musim-musim di bumi (mengendalikan cuaca)
- Memandu jalur bumi di alam semesta, seperti pesawat antariksa
- Menyebabkan tubrukan planet-planet untuk menghasilkan matahari
baru, bintang, panas, dan cahaya
- Memulai dan mengembangkan kehidupan dalam bentuk-bentuk yang
tak terbatas
Tesla merujuk kepada energi tak terbatas, yang diperoleh dari lingkungan.
Beberapa penemuan utamanya dalam free energy telah menjadi harta curian
eksklusif Pemerintahan Rahasia kita. Pengkonversian energi menjadi gaya yang
lebih kuat—elektropulsi—yang digunakan untuk mengendalikan gaya gravitasi
yang jauh lebih lemah, akan menyelesaikan lebih banyak work dalam jumlah
waktu yang sama, dan menghasilkan hasil yang “over unity”.

6 John J. O'Neill, Prodigal Genius, 1944, pp. 251-252

98
Walaupun begitu, beberapa konseptualisasi Tesla yang luar biasa mengenai
eter telah diuraikan secara rinci, dalam kuliah-kuliahnya yang terdahulu di tahun
1890-an.7 Belakangan dia mencemooh teori-teori Maxwell, Hertz, Lorentz, dan
Einstein, yang keliru dan terbatas.
Eter Tesla bukanlah eter “padat” dengan “kerenggangan baja” ala Maxwell
dan Hertz, dan bukan pula eter gas ala Lorentz yang tanggung. Eter Tesla terdiri
dari “pengangkut yang terbenam dalam cairan penyekat”, yang mengisi seluruh
angkasa. Atributnya berubah-ubah sesuai pergerakan relatif, kehadiran massa,
dan lingkungan listrik dan magnet.
Eter Tesla dikakukan oleh gaya elektrostatis yang berubah-ubah cepat, dan
dengan demikian terlibat dalam efek gravitasi, kelembaman, dan momentum,
terutama di angkasa dekat bumi, karena, sebagaimana dijelaskan oleh Tesla,
bumi itu “...seperti sebuah bola logam bermuatan yang bergerak di angkasa”,
yang menciptakan gaya elektrostatis sangat besar yang berubah-ubah cepat yang
intensitasnya berkurang seiring kuadrat jarak dari bumi, persis seperti gravitasi.
Karena arah penjalaran menyebar dari bumi, gaya gravitasi tersebut mengarah
ke bumi.
Tesla mulai menyelesaikan Teori Gravitasi Dinamis-nya pada periode yang
hampir sama dengan pengungkapan hasil-hasil eksperimen dan teori-teorinya
dalam 3 kuliahnya, yang seringkali diilustrasikan dengan demonstrasi
penggunaan peralatan temuan Tesla, sebagaimana diungkapkan dalam 8 kutipan
berikut, di bagian relevan (penekanan adalah dari saya):
1. “Medium paling probabel yang memenuhi angkasa adalah medium yang
terdiri dari pengangkut independen yang terbenam dalam cairan penyekat.”
2. “Dalam eksperimen-eksperimennya, dia pertama-tama memikirkan suatu
fenomena yang dihasilkan oleh gaya elektrostatis, yang—berdasarkan
teori-teori modern—dia anggap sebagai gaya terpenting di alam yang
harus kita selidiki.”
3. “Dia mengilustrasikan bagaimana gerakan mekanis dihasilkan oleh gaya

7 T. C. Martin, Inventions, Researches and Writings of Nicola Tesla, 1894, Bab


XXV: Introduction – The Scope of the Tesla Lectures.

99
elektrostatis yang berubah-ubah yang beraksi di medium gas.”
4. “Salah satu hasil paling menarik yang dicapai dalam eksperimen-
eksperimen ini adalah demonstrasi fakta bahwa medium gas—yang
padanya vibrasi ditanamkan oleh perubahan cepat tenaga elektrostatis—
bersifat kaku.”
5. “Jika tekanan elektrostatis sangat besar (yang intensitasnya berubah-ubah
cepat) diasumsikan beraksi di medium ini, itu akan memperkenankan
gerakan benda melintasinya, tapi bersifat kaku dan elastis, walaupun cairan
itu sendiri barangkali sama sekali tidak memiliki atribut ini.”
6. “...berdasarkan asumsi bahwa pengangkut independen berkonfigurasi
sedemikian rupa sehingga resistensi cairan terhadap gerakan ke satu arah
lebih besar daripada terhadap gerakan ke arah lain, tekanan bersifat tersebut
akan menyebabkan pengangkut-pengangkut itu menyusun diri secara
berkelompok, karena mereka akan beralih ke sisi-sisi satu sama lain yang
berdensitas elektris paling besar, yang dalam posisi tersebut resistensi
cairan untuk mendekati akan lebih kecil daripada untuk menjauhi.”
7. “Jika kol terbentuk di medium berkarakteristik di atas oleh tenaga stabil,
pertukaran pengangkut akan berlangsung terus-menerus, dan akan ada lebih
sedikit pengangkut per unit volume pada brush daripada di ruang pada jarak
tertentu dari elektroda, ini dapat disamakan dengan penipisan (rarefaction).”
8. “Jika tenaga tersebut berubah-ubah cepat, maka hasilnya akan sangat
berbeda; semakin tinggi frekuensi pulse, semakin lambat pertukaran
pengangkut; pada akhirnya, gerakan translasi di ruang terukur akan berhenti
dan, dengan frekuensi dan intensitas tekanan cukup tinggi, pengangkut-
pengangkut itu akan tertarik menuju elektroda, dan pemampatan akan
dihasilkan.”
Kedelapan kutipan di atas bisa lebih disingkat menjadi 4 pernyataan berikut
yang relevan dengan teknologi elektro-propulsi:
1. Gerakan-gerakan mekanis bisa dihasilkan dengan mengubah-ubah gaya
elektrostatis yang beraksi di medium gas (eter), yang dengan demikian
menjadi kaku, tapi memperkenankan benda padat untuk lewat.

100
2. Di bawah pengaruh tekanan ke satu arah (di bawah pengaruh polarisasi
cahaya atau panas), pengangkut-pengangkut dapat mengelompok,
membentuk pipa-pipa gaya, menciptakan lebih banyak kemudahan
pergerakan ke arah tersebut.
3. Jika kol (DC) dihasilkan oleh kekuatan stabil, pertukaran pengangkut secara
terus-menerus terjadi sejalan dengan penipisan eter, sementara pipa-pipa
gaya ditarik ke dalam konduktor.
4. Dengan intensitas tekanan dan frekuensi cukup tinggi ke arah berlawanan,
pertukaran pengangkut terhalangi oleh pemampatan eter, memaksa pipa-
pipa gaya untuk larut dalam konduktor-konduktor pesawat, menanamkan
momentum elektromagnetik. Sistem ini, menggunakan dua jenis tenaga (AC
dan DC), dikenal sebagai “p2”.
Tenaga stabil kol menciptakan pertukaran pengangkut, ‘mengesahkan’
(meregangkan) medium kaku yang elastis (tersusun dari pengangkut-pengangkut
yang terbenam dalam cairan penyekat) mendahului pesawat, sementara AC high
frequency di bagian belakang pesawat memampatkan mereka, menghalangi
pertukaran dari bagian belakang pesawat, melarutkan pipa-pipa gaya
(“mikroheliks” saya), menciptakan momentum instan, normal terhadap
permukaan pesawat (yang siku-siku terhadap medan magnet dan listrik).
Di tahun 1884, teorema John Henry Poynting menyatakan bahwa fluks
energi di tempat manapun direpresentasikan oleh hasil vektor gaya magnet dan
listrik, dikalikan dengan C/4*PI.8 Ini mengimplikasikan bahwa gaya-gaya pada
konduktor dapat diubah ke dalam bentuk lain. Pada tahun 1893, J.J. Thomson
menyatakan hal yang sama, dia mengatakan, “...eter itu sendiri merupakan
kendaraan momentum mekanis, sebesar (1/4*PI*C) (D*B) per unit volume.9
(Menggunakan Unit e. -s. untuk D dan E
dan Unit e. -m. untuk B dan H)
E = electrical force (gaya listrik)
D = electrical displacement (pemindahan listrik)

8 Phil Trans. clxxv (1884), p. 343.


9 Recent Researches in Elect, and Mag. (1893), p. 13.

101
H = magnetic force (gaya magnet)
B = magnetic induction (induksi magnet)
Teori Heinrich Hertz10 menyatakan bahwa dua sistem arus yang berubah-
ubah semestinya mengerahkan gaya ponderomotive terhadap satu sama lain
akibat adanya perbedaan. Ketidaksetujuan Tesla rupanya didasarkan pada fakta
bahwa dirinya telah membuktikan bahwa “gaya ponderomotive” tidak
disebabkan oleh “arus-arus yang berubah-ubah” belaka, tapi oleh penipisan
(rarefaction) dan pemampatan pengangkut eter, secara berturut-turut, yang
dihasilkan oleh jenis arus lain (elektrostatis DC AC yang berubah-ubah cepat).
J.J. Thomson11 telah mengembangkan secara luas teori pipa-pipa gaya yang
bergerak, baik gaya magnet maupun listrik, yang menyatakan bahwa efek
magnetik adalah efek sekunder yang dihasilkan oleh pergerakan pipa-pipa
listrik, dan berasumsi bahwa:
• pipa-pipa eksis di setiap tempat di ruang, baik dalam sirkuit tertutup ataupun
penghentian pada atom-atom;
• gaya listrik hanya dapat dirasakan manakala pipa-pipa listrik memiliki
kecenderungan lebih besar untuk membentang ke satu arah;
• di medan magnet stabil, pipa-pipa positif dan negatif dapat bergerak dalam
arah berlawanan dengan kecepatan setara;
• sorot cahaya adalah sekelompok pipa-pipa listrik yang bergerak pada
kecepatan C yang siku-siku terhadap panjang mereka (ini menjadi
penjelasan yang baik atas polarisasi bidang rotasi).
Tesla mengatakan bahwa “dirigible torpedo” (torpedo zeplin) miliknya
dapat terbang dengan kecepatan maksimum 300 mil per detik, mungkin karena
kecepatan melajunya sekitar pecahan maksimum C. Publikasi Thomson
berikutnya mengenai subjek ini menyusul kuliah-kuliah Tesla tahun 1891 di
hadapan Royal Society di London, dan tampaknya mengungkap penelitian Tesla,
menyatakan bahwa:

10 Ann. d. Phys. Xxxi (1887), p. 421; Hertz's Electric Waves, translated by D.E.
Jones, p. 29.
11 Recent Researches in Elect. And Mag. (1893), p. 13.

102
• gaya ponderomotive dikerahkan pada konduktor yang mengangkut arus
listrik, terdiri atas pemindahan momentum mekanis dari agen yang
mengerahkan gaya tersebut ke benda yang mengalaminya;
• jika pipa-pipa bergerak yang memasuki konduktor terlarut di dalamnya,
momentum mekanis diberikan kepada konduktor tersebut;
• momentum demikian harus siku-siku terhadap pipa dan terhadap induksi
magnet;
• momentum yang tersimpan dalam unit volume medan adalah proporsional
dengan hasil vektor listrik dan magnet.
Hipotesis Momentum Elektromagnetik “Thomson” kemudian dikembangkan
oleh H. Poincare12 dan M. Abraham13.
Pada tahun 1910, konon14 konsekuensi dari pengumuman-pengumuman ini
meninggalkan 3 alternatif:
1. Memodifikasi teori tersebut untuk mengurangi gaya yang dihasilkan
terhadap elemen eter bebas hingga nol (sebagaimana Maxwell, Hertz, dan
Einstein);
2. Mengasumsikan bahwa gaya tersebut membuat eter bergerak (sebagaimana
Helmholtz);
3. Menerima prinsip bahwa eter adalah kendaraan momentum mekanis sebesar
[D-B] per unit volume (sebagaimana Poynting dan J.J. Thomson).
Kekeliruan Whittaker yang terbesar adalah mengabaikan teori Tesla secara
keseluruhan. Setelah eksperimen-eksperimen Tesla memverifikasinya, tepat di
hadapan para anggota Royal Academy yang terhormat, “ketiga alternatif
(terkemudian)” tersebut diperdebatkan, dan eksis sebuah teori baru, yaitu teori
Tesla.

12 Archives Ne erl (2) v (1900), p. 252.


13 Gott, Nach., 1902, p. 20.
14 Sir Edmund Whittaker, A History of the Theories of the Aether and Electricity,
1910, Edinborough.

103
Rahasia Tesla
Dikarenakan sikapnya yang suka damai, semula Tesla berpikir untuk
menyerahkan mesin terbang elektrisnya kepada Konvensi Genewa atau Liga
Bangsa-bangsa, untuk digunakan dalam ‘menjaga ketertiban dunia’ demi
mencegah perang. Kemudian, kecewa setelah Perang Dunia I dengan runtuhnya
Liga Bangsa-bangsa, dia mengatakan bahwa dirinya “...meremehkan kapasitas
tempur manusia”.15
Di tahun 1919, alasannya untuk meningkatkan kerahasiaan muncul dalam
sebuah wawancara dengan Frederick M. Kerby, untuk majalah Resolution, saat
mendiskusikan pesawat yang mampu terbang pulang-pergi antara New York dan
London dalam “tiga jam”: “...sekarang kita menghadapi kemungkinan
peperangan yang mengerikan antara bangsa-bangsa dari jarak ribuan mil,
dengan persenjataan yang begitu destruktif dan mengacaukan sehingga dunia tak
mampu memikulnya. Itulah mengapa tak boleh ada lagi perang.” Dengan
tolakan pemerintah terhadap sarannya mengenai pertahanan, satu-satunya jalan
bagi Tesla adalah menyembunyikan rahasianya dari dunia, dan mencegah
penemuan ke arah tersebut.
Pada tahun 1929, Tesla mengejek eksperimen-eksperimen Heinrich Hertz
selama 1887-1889 yang membuktikan teori Maxwellian, eter “tanpa struktur”
(structureless) yang mengisi semua ruang, dan “memiliki kerenggangan yang
tak terbayangkan namun padat dan memiliki kekakuan yang lebih besar
dibanding baja yang paling keras sekalipun”. Tesla waktu itu justru berargumen
sebaliknya, dia mengatakan selalu percaya akan eter “gas” di mana dia telah
mengamati gelombang yang lebih mirip dengan gelombang suara. Dia
menceritakan bagaimana dirinya mengembangkan “pipa vakum bentuk baru” di
tahun 1896 (yang saya sebut sebagai “Tesla bulb”) “...sanggup diisi muatan
hingga mencapai tenaga yang diinginkan, dan mengoperasikannya dengan
tekanan efektif sekitar 4.000.000 volt.” Dia menggambarkan bagaimana
discharge korona keunguan di sekitar bulb saat digunakan, membuktikan

15 New York Times, July 10, 1934.

104
eksistensi “partikel-partikel yang lebih kecil daripada udara”, dan gas yang
begitu ringan sehingga volume seukuran bumi pun hanya berbobot 1/20 pon.
Lebih jauh dia mengatakan bahwa gelombang suara bergerak dengan kecepatan
cahaya di medium ini.16
Tesla menyebutkan penggunaan pipa khususnya untuk menyelidiki sinar
kosmik17, mengatakan bahwa saat pancarannya ditimpakan pada material target,
emisi radioaktif dihasilkan, dan bahwa benda-benda radioaktif merupakan
“target” yang terus-menerus dibombardir oleh “peluru-peluru infinitesimal yang
diproyeksikan dari semua bagian alam semesta”, yang tanpanya “semua
keradioaktifan akan berhenti”. Deskripsinya soal “peluru-peluru” ini serupa
dengan ZPR.
Pada 15 April 193218, Tesla mengatakan bahwa teori Einstein yang
menyangkut pengubahan materi menjadi gaya, dan gaya menjadi materi, adalah
“absurd”. Dia menyamakannya dengan perbedaan antara tubuh dan pikiran,
mengatakan bahwa gaya adalah “...fungsi materi”, dan bahwa, persis
sebagaimana pikiran yang tak dapat hidup tanpa tubuh, “...tanpa materi, takkan
ada gaya”.
Pada 11 September 1932 (New York Herald Tribune), Tesla mencemooh eter
Maxwellian/Hertzian, sambil mengatakan bahwa gelombang berfrekuensi lebih
tinggi “...mengikuti lekukan bumi dan menekuki rintangan”, sedangkan dalam
sebuah surat kepada New York Times bertanggal 8 April 1934 mengatakan
bahwa gelombang pendek untuk “kegunaan daya” “berseni nirkabel” adalah
tidak tepat, dan bahwa daya akan berjalan dalam “gelombang panjang”.
Serangan Tesla di tahun 1929 terhadap teori eter Maxwellian/Hertzian—39
tahun kemudian, pada saat datangnya Relativisme—hanya relevan dengan teori
rahasianya, bukan untuk menyingkap atau mempromosikannya, melainkan
untuk menyembunyikannya.

16 New York Herald Tribune, Sept. 22, 1929, pp. 1,29.


17 Letter, New York Times, Feb. 6,1932, p. 16, col. 8.
18 Nikola Tesla Papers, Rare Books and Manuscript Library, Columbia University.

105
Sifat Listrik
Apa yang dirujuk oleh para fisikawan eter lama ketika mereka berusaha
melukiskan “cairan sempurna yang tak termampatkan”? Apa yang dapat
dilakukan oleh “cairan sempurna”? Ia mampu “membasahi” segala hal yang
bersentuhan dengannya, misalnya proton, dan dapat mengalir ke mana pun tanpa
resistensi. “Cairan” pertama—eter—dapat mengalir ke mana pun, dan berkat
densitas dan kehalusannya yang sangat tinggi, tak ada yang dapat
menghentikannya, dan ia tidak merasakan resistensi, tapi hanya materi yang
merasakan resistensi, tergantung pada keadaan. “Cairan” lain—listrik—dapat
mengalir di tempat-tempat tertentu, dan hanya membasahi benda tertentu, tapi
seringkali menemui resistensi.
Dalam rangka memahami eter, kita harus memahami listrik secara lebih
dalam. Sebagaimana air, proton hanya akan menampung begitu banyak listrik di
permukaannya, tapi ‘permukaan’ proton barangkali serupa dengan area luar
sekawanan lebah mekanis berbentuk bola yang melayang-layang, yang ditenagai
oleh ZPR, di mana kelompok “lebah” yang lebih sesak/padat mengarah ke pusat
“bola”. Jika kawanan lebah ini terkena gelombang kabut hujan (‘angin’ eterik),
semua lebah harus berputar untuk menghadap angin eterik tersebut demi
mempertahankan formasi mereka. Tetesan ‘air’—submuatan listrik yang
diangkut oleh angin eterik—cenderung mengelompok di sekitar sisi depan.
Masing-masing lebah, saat mengepakkan sayapnya, hanya akan begitu basah
(sehingga kelebihan ‘air’ terpercikkan dan terangkut ke lebah berikutnya, atau
kawanan lebah berikutnya) oleh angin eterik, dan begitu seterusnya, sehingga
‘arus’ tetesan terus mengalir melewati bola lebah akibat gerakannya melewati
angin eterik, dan mentransfer momentum di antara massa.
‘Air’ tersebut cenderung berguguran dalam tetesan lebih besar, yang
terbentuk dari tetesan-tetesan kecil yang mengumpul di setiap lebah.
Sebagaimana pada mekanika cairan, ukuran ‘tetesan’ adalah hasil dari
kekohesifan ‘cairan’ listrik, area permukaan setiap ‘lebah’, dan ruang di antara
setiap lebah, yang kesemuanya mempengaruhi ukuran akhir setiap ‘tetesan’

106
besar (“elektron”) yang cukup mengumpul untuk membentuknya. Jika seseorang
menganalisa aliran “tetesan” (yaitu “quantum”) per unit massa secara matematis,
maka dia akan mendapatkan laju rata-rata aliran charge/cm3 angin eterik, untuk
momentum, sebagaimana ditentukan oleh laju aliran “arus”.
Seperti lebah-lebah ini, saat berhenti di atas bumi, sebuah benda (elektron-
elektronnya, atom-atomnya, dan molekul-molekulnya, serta ‘ruang’ yang
melimpah di dalam dan di antaranya) bergerak dengan kecepatan fantastik dan
melewati medan eter alam semesta, akibat adanya revolusi bumi, orbit, dan
gerakan lainnya.
Dalam kuliah A.I.E.E.-nya di Columbia College tahun 1891, Tesla
mengatakan dalam bagian relevan (penekanan adalah dari saya): “Apa itu listrik,
dan apa itu magnetisme? ‘...Kita sekarang yakin bahwa fenomena listrik dan
magnet dapat diatributkan pada eter, dan barangkali kita benar ketika
mengatakan bahwa efek-efek listrik statis adalah efek-efek eter yang sedang
bergerak’, ‘...kita dapat membicarakan listrik atau kondisi, keadaan, atau efek
listrik’, ‘...kita harus membedakan dua efek semacam itu, berkarakter
berlawanan yang saling menetralkan’, ‘...sebab di medium beratribut eter, kita
tak mungkin bisa mengerahkan ketegangan/tekanan, atau menghasilkan
pemindahan atau gerakan apapun, tanpa menimbulkan efek setara dan
berlawanan di medium sekitarnya’. ‘...kondisinya menentukan sifat positif dan
negatif’. ‘Kita tahu bahwa ia bertindak seperti cairan tak termampatkan;’ ‘...teori
elektro-magnetik cahaya dan semua fakta yang kita teliti mengajarkan kita
bahwa fenomena listrik dan eter adalah identik’. ‘Perilaku eter yang
membingungkan sebagai benda padat terhadap gelombang cahaya dan panas,
dan sebagai cairan terhadap gerakan benda melewatinya, tentu saja dijelaskan
dengan cara yang paling alami dan memuaskan dengan mengaasumsikannya
sedang bergerak, sebagaimana dilontarkan oleh Sir William Thomson’.
‘Seseorang tak bisa membuktikan bahwa terdapat gelombang eter transverse
(melintang) yang dipancarkan dari sebuah mesin arus bolak-balik; terhadap
disturbansi selambat itu, eter, jika sedang diam, akan berperilaku seperti cairan
sungguhan’. Dalam pernyataan-pernyataannya, Tesla mengimbangkan berbagai

107
argumen dalam mempersiapkan keputusannya: “...Oleh karena itu, listrik tak
bisa disebut eter dalam pengertian yang luas; namun tak ada yang akan
menghalangi penyebutan eter listrik yang diasosiasikan dengan materi, atau eter
terikat; atau, dengan kata lain, bahwa muatan statis molekul adalah eter yang
diasosiasikan dengan molekul dalam suatu cara.”
“...Densitasnya tidak berbeda, agar eter tak termampatkan: karenanya, ia
harus berada di bawah suatu tekanan atau bergerak, dan yang terakhir adalah
yang paling probabel.” Karena itu, Tesla meyakini eter yang bergerak relatif
terhadap bumi, sebab bumi bergerak.
Satu hal yang disadari oleh Tesla adalah bahwa eter memiliki muatan listrik
yang tersimpan pada atom-atom. Dalam menopang konsep eter “dinamis”, dia
mendukung konsep “eter diam”, karena “gerakan” yang dia rujuk adalah
gerakan “tampak” eter yang dilihat oleh pengamat di bumi, relatif terhadap eter
diam.
Signifikansi gerakan kosmik terhadap efek elektromagnetik muatan statis
diangkat oleh Tesla dalam kuliahnya: “Sekitar 15 tahun lalu, Prof. Rowland
mendemonstrasikan fakta paling penting dan paling menarik, yaitu bahwa
muatan statis yang diangkut menghasilkan efek arus listrik.” “...dan dengan
memahami molekul-molekul bergerak yang diberi muatan secara elektrostatis,
fakta eksperimen ini memberi kita ide magnetisme yang jelas. Kita dapat
memahami garis-garis atau pipa-pipa gaya yang secara fisik eksis, terbentuk dari
deretan molekul bergerak yang diarahkan; kita bisa melihat bahwa garis-garis ini
pasti tertutup, sehingga mereka pasti cenderung memendek dan
meluas/mengembang, dan sebagainya. Itu juga menjelaskan secara masuk akal
fenomena yang paling membingungkan, yaitu magnetisme permanen, dan secara
umum memiliki semua keindahan teori Ampere tanpa adanya cacat vital yang
sama, yakni asumsi mengenai arus-arus molekul. Tanpa membicarakan lebih
jauh tentang subjek ini, saya ingin katakan bahwa saya menganggap semua
fenomena elektrostatis, arus, dan magnet disebabkan oleh gaya elektrostatis
molekul.”
Dalam pernyataan-pernyataan ini, Tesla menunjukkan dirinya menyadari

108
bahwa lokasi “diam” manapun di bumi sebetulnya bergerak dengan kecepatan
fantastis (“70.000 mil per jam). Muatan-muatan elektrostatis yang “diangkut”
adalah arus-arus antara atom dan eter, yang menghasilkan magnetisme.
Fenomena ‘magnetisme permanen’ atau magnetisme yang ‘ditimbulkan secara
kosmik’ rupanya disebabkan oleh muatan elektrostatis yang ‘diangkut’ oleh
gerakan kosmik, di medan eter alam semesta.
Karena tak ada yang bisa menahan sebuah atom atau molekul agar benar-
benar diam—sebab ia bergerak fantastik—semua atom dan molekul mengangkut
arus-arus yang menghasilkan medan magnet. Karena bidang magnet merupakan
produk arus, tak ada seorang pun yang dapat menghasilkan medan magnet tanpa
listrik, yang bergerak melintasi atau bergerak sepanjang konduktor, atau sebagai
muatan elektrostatis dalam gerakan lokal atau kosmik.
Teori Gravitasi Dinamis Tesla dan metode Spacial Electropulsion MHD
membawakan pencapaian puncak kosmik pada penelitian Faraday, Wm.
Thomson, J.J. Thomson, dan Edmund Hall.

109
KESIMPULAN

E ter adalah medium universal, yang mengisi semua ruang. Ia terlihat relatif
“dinamis” terhadap bumi yang bergerak ribuan mil per jam di angkasa.
Eter normalnya bersifat netral secara elektris, sangat halus, dan mempenetrasi
semua materi padat. Ada pula radiasi ultra high frequency yang tersebar di
mana-mana, normalnya dalam keadaan setimbang, yang disebut Zero Point
Radiation (“ZPR”), yang menginterpenetrasi eter, dan merepresentasikan radiasi
elektromagnet dalam bentuknya yang paling halus dan padat, yang, bersama
dengan eter, mempertahankan gerakan perpetual universal.
Eter, bersama dengan ZPR, adalah sumber semua materi dan gaya. “Energi”
tidak eksis dalam bentuk fisik, tapi ia adalah “kemampuan melakukan work”,
yang setara dengan “gaya terus-menerus”. Kata “energi” adalah fiksi yang tepat,
seperti “waktu”, yang merupakan ukuran acak laju gerakan materi di ruang
penuh eter. Semua peristiwa terjadi saat ini, sedangkan “masa lalu” dan “masa
depan” adalah metafora belaka.
Disturbansi elektromagnet pada eter mengekstrak “energi” dari ZPR, yang
hanya dapat dijelaskan oleh teori eter. “Energi bebas” ini, yang sebetulnya tidak
terbatas, bekerja secara universal, dihasilkan oleh gerakan perpetual materi, dan
pertukaran perpetual gaya lemah dan kuat, yang karenanya ekuilibrium alam
semesta jadi terjaga, sehingga jumlah total semua proses sama dengan nol.
Karena semua materi padat terus-menerus terlempar di angkasa, senantiasa
bergerak, mereka selalu terkena “angin eterik” dan interaksi ZPR. Efek-efek ini
tidak dapat dirasakan kecuali saat perubahan orientasi massa atau kecepatannya.
Semua massa dan ruang memiliki atribut dielektris. Perbedaan atribut dielektris
menyebabkan perubahan pemindahan elektromagnetik di dalam massa dan
angin eterik. Medan listrik bumi menghasilkan efek pemindahan dielektris di
dalam eter dan massa di medan listrik bumi. Perbedaan antara pemindahan
dielektris di dalam massa dan pemindahan dielektris di luar massa dalam angin
elektrik menghasilkan gaya ke bawah (down-force) ke arah polaritas negatif,

110
sementara angin eterik ‘bertiup’ melintasi massa. Ini disebut “gravitasi”.
Karena semua massa dalam keadaan bergerak, massa-massa tersebut
memiliki momentum, bahkan saat terlihat relatif “tak bergerak” terhadap bumi.
Momentum merupakan resistensi benda terhadap perubahan keadaan
gerakannya. Karena kelembaman juga merupakan resistensi benda terhadap
perubahan momentumnya, kelembaman dan momentum ditimbulkan oleh hal
yang sama, resistensi pipa-pipa mikroheliks elektromagnetik terhadap perubahan
kecepatan (dan “pitch”), arah, gerakan samping (lateral motion), atau orientasi.
Karena semua ruang dan massa hanya tersusun dari “kandungan listrik”,
momentum/kelembaman bersifat elektromagnetik, dan dapat dikumpulkan
secara elektromagnetik.
Semua massa mengandung muatan elektrostatis, yang manakala “diangkut”
di ruang penuh eter/ZPR oleh pergerakan ‘lokal’ atau angkasa akan menjadi
arus. Arus-arus ini sebenarnya mengalir antara massa dan eter, dan menjadi
bagian integral pada mekanisme tersebut yang dengannya momentum
ditanamkan pada massa bergerak. Arus-arus ini menciptakan medan magnet
sebagai imbangan setara-dan-berlawanannya, dan memberi gerakan rotasi pada
kombinasi arus dan medan magnet dan listrik bi-directional, di sekeliling inti
eter yang vakum dan irotasional. Aksi rotasi elektromagnetik ini menciptakan
momentum, sebagai reaksi “tipe sekrup” tanpa gaya di dalam massa,
menghasilkan gerakannya relatif terhadap inti eter, yang darinya gaya mekanis
dikirimkan ke massa atom yang diasosiasikan dengan elektromagnetisme.
Karena fenomena ini bersifat elektromagnetik, mereka dikumpulkan oleh
pembentukan ulang kondisi-kondisi elektromagnetik yang akan diperagakan
oleh benda akibat keadaan kinetis tertentu. Sebagaimana gelombang
elektromagnetik low frequency bisa mempenetrasi sebuah benda, gelombang
berfrekunsi tinggi—di atas LR dan di bawah UV—dapat menyebabkan eter
“mempertegas resistensi kelembamannya”.
Teknologi ini melibatkan arus ‘kol’ DC bervoltase tinggi, arus berfrekuensi
tinggi, gaya elektrostatis yang berubah-ubah cepat, dan sorot cahaya/panas.
Gaya elektrostatis yang berubah-ubah cepat akan “menipiskan” (meregangkan)

111
pengangkut eter, sementara sorot cahaya/panas mempolarisasi medium ke arah
yang diinginkan, sambil arus ‘kol’ DC menyebabkan pertukaran pengangkut,
menghasilkan kevakuman di arah tersebut, menimbulkan gerakan. Di ujung lain
pesawat, arus berfrekuensi tinggi menarik pengangkut melewati pesawat, dan
menghasilkan pemampatan eter, sementara ia menembus massa padat dan
mengumpulkan pipa-pipa mikroheliks berotasi, yang memutari inti eter
sepanjang poros kutub, pada pitch yang ekuivalen dengan laju tertentu
momentum. Karena kekuatan interaksi elektromagnetik 10 40 lebih besar dari
interaksi gravitasi, work yang jauh lebih banyak tersebut secara teoritis dapat
dilakukan pada waktu yang sama, menggunakan “energi” yang sama.
Ada pepatah “kalau sudah melihat baru percaya”, dan saya telah melihat,
maka dari itu saya percaya. Perilaku piring terbang buatan manusia
membuktikan eksistensi penemuan “free energy” Nikola Tesla ini, yang
menunjukkan bahwa dia memang benar dalam penentangannya terhadap
Relativisme, dan bahwa teori-teori umum yang diajarkan di lembaga-lembaga
ilmu pengetahuan dunia jelas-jelas curang.
Konsisten dengan ide bahwa “dinamit terdapat dalam kemasan-kemasan
kecil”, buku kecil ini, bersama dengan buku saya sebelumnya, Space Aliens
From the Pentagon, memprakarsai penemuan ulang, rekonstruksi, dan publikasi
Teori Gravitasi Dinamis Nikola Tesla dan teknologi elektropulsi terkait,
penemuan terbesar manusia.
Pemerintahan Rahasia—entitas negara-korporat yang inkonstitusional,
tersembunyi, dan curang—sampai sekarang menguasai teknologi elektropulsi
dengan menyembunyikannya dan teknologi free-energy canggih lainnya, demi
kepentingan para monopolis negara-korporat internasional yang memaksa.
Pesawat elektropulsi disembunyikan melalui “efek khusus”, dan “teknologi
penyamaran” (juga berbasis penemuan Nikola Tesla)—saat terbang dan
melayang-layang di langit, dan dengan cara-cara “psiko-politik” (penebaran
propaganda “alien” palsu dan “asal-usul extraterrestrial”)—lewat kelompok-
kelompok “UFOlogy” yang dipimpin oleh agen pemerintahan rahasia.
Sementara juru bicara resmi pemerintah menyangkal eksistensi piring terbang,

112
para agen pemerintahan rahasia, yang tampil sebagai “skeptis”, “UFOlog”, dan
“paranormal”, menarik perhatian publik ke dalam perdebatan palsu. Si “skeptis”
mencemooh para UFOlog dan paranormal, menyatukan mereka dengan
kesaksian rasional, seolah-olah “...melihat piring terbang” sama menggelikannya
dengan “...melihat hantu atau alien”. Perdebatan palsu berbasis logika palsu ini
sangat selaras dengan sistem penutup-nutupan secara keseluruhan, dirancang
untuk menyembunyikan “teknologi canggih manusia”, bukan teknologi “alien”.
Cengkeraman kediktatoran sosio-ekonomi rahasia ini bergantung pada
pendapatan yang diperas secara paksa, dengan memaksa kita membeli tenaga
dan bahan bakar kuno—yang mendanai pengendalian mereka atas komunikasi
kita, keputusan politik dan moneter kita, pemaksaan undang-undang, regulasi,
dan prosedur yang tak adil untuk memperluas kekuasaannya, sambil membatasi
atau meniadakan hak asasi individu kita, dan mengingkari akses kita terhadap
informasi, material, dan teknologi milik kita sebab kita membayarnya dengan
pajak kita). Akses kita terhadap kebenaran sangat dibutuhkan demi kebebasan
dan kelangsungan hidup kita sebagai manusia merdeka.
Meskipun terdapat kebingungan, penyembunyian, KEBOHONGAN
BESAR, dan penyalahgunaan pengadilan dan sosio-ekonomi oleh negara-
korporat, kita dapat menghidupkan kembali KEBENARAN itu, menentukan
teknologi yang benar, menyingkirkan penghalang, dan menggunakan kecerdasan
kreatif kita untuk membangun pesawat ini untuk kepentingan kita sendiri, untuk
membebaskan masyarakat kita dari Korpokrasi Fasis Rahasia.

113
BAB 6
PEMBANTAIAN FREE ENERGY:
PROSES ATOM HIDROGEN

A dakah cara lebih baik untuk mengakhiri sebuah buku mengenai “Occult
Ether Physics” selain dengan satu bab yang membahas proses “free
energy” tersembunyi, yang menyuling energi dari eter—menggunakan teknik
yang sama pada zat yang sama yang membuat elektro-propulsi Tesla menjadi
mungkin?
Dalam buku SPACE ALIENS FROM THE PENTAGON, saya merincikan
proses free energy di mana helium dibuat memproduksi 460.000 kalori/gram-
atom, melalui pelepasan spark sederhana, yang didasarkan pada data dari
sejumlah teks yang tersedia dan ensiklopedia saintifik. Ini adalah output energi
terbesar yang saya ketahui dari noble gas (unsur gas yang hampir tak pernah
menyatu dengan unsur lain—penj), dan gas tersebut dapat digunakan tanpa
batas, satu-satunya energi input yang dibutuhkan untuk pelepasan spark. Karena
helium rata-rata tidak tepat, dan karena outputnya mungkin lebih besar dari yang
bisa Anda tangani, saya akan secara lebih tepat memperlihatkan kepada Anda
bagaimana caranya menjalankan sebuah proses free energy lain, menggunakan
gas yang paling mudah diperoleh, hidrogen. Saya juga akan memberi Anda
penjelasan mengenai panas yang dihasilkan dalam “fusi dingin”, dan beberapa
proses free energy lainnya, semuanya terkait erat dengan proses atom hidrogen
dan fisika eter rahasia. Selama bertahun-tahun, “Relativistic Quantum
Mechanics” (“RQM”) menyembunyikan setiap proses atau reaksi yang
menunjukkan kecacatan teori-teori mereka, “...untuk kepentingan keamanan
nasional”. Teori-teori palsu mereka sebenarnya menjadi salah satu alat
terpenting yang dengannya, dari sudut biro rahasia pemerintah, “rahasia
nasional” itu tersembunyi, sementara pada saat yang sama, dari sudut para fasis
korporat penguasa, semua teknologi “efisien dan membahayakan” yang akan
menghancurkan cengkeraman keras mereka pada kita dapat disembunyikan.

114
Menurut mekanika quantum relativis yang dusta, semua energi yang keluar dari
sebuah reaksi, pasti masuk ke dalam reaksi tersebut, hanya dari sumber non-eter
yang diakui oleh mereka, dan hanya dalam “quantum-quantum” berlainan
yang dibolehkan oleh penerapan keliru mereka atas teori quantum Max Planck
awal. Ide dasar teori mekanika quantum Planck yang asli adalah bahwa level
energi atom pasti berubah seluruh bilangan bulatnya (1,2,3, dst), disebut
“quantum”, yang didasarkan pada muatan dasar elektron tunggal, yang hanya
menerima level energi tertentu di atom dan molekul yang berbeda-beda, dan
digunakan untuk menetapkan magnitudo semua kemungkinan perubahan—
terkecil, menengah, terbesar—energi atom dan molekul. Semua perubahan
energi atom harus sesuai dengan seluruh bilangan ekuivalen yang diperbolehkan
atau perkalian quantum-quantum ini. Dengan demikian, energi yang diserap oleh
atom harus sesuai dengan standar keras ini. Meskipun saya menganggap upaya
jelas untuk menyembunyikan data fisik dasar bertentangan dengan prinsip ini—
sebab disalahtafsirkan oleh para Relativis dan dimasukkan ke dalam teori
mereka, seolah-olah itu merupakan teori milik mereka secara eksklusif dan
bukan teori yang dipublikasikan lebih awal oleh Planck—proses yang akan saya
diskusikan dengan Anda ini memiliki inkonsistensi mencolok, bahkan saat
dilukiskan dan diukur secara keliru oleh para Relativis sekalipun. Mereka
mengatakan bahwa proses disosiasi/penguraian molekul dwiatom hidrogen
menjadi atom-atom terpisah sebagai atom hidrogen memerlukan penyerapan
109.000 kalori/gram molekul (“1,9 kilo kalori/gram molekul”). Tapi, dalam
menerima atom hidrogen dasar dan mempertimbangkan masing-masing
‘quantum’-nya—baik dalam status atom atau molekul—menurut saya tidak
terdapat status atom atau molekul hidrogen di mana energi tadi dapat
“disimpan”, sekalipun menggunakan teori-teori RQM, terutama mengingat
pernyataan irasional mereka bahwa energi masih dimiliki oleh molekul setelah
dilepaskan! Mereka beranggapan bahwa atom hidrogen independen hanya dapat
eksis demikian karena ia telah menyerap sejumlah besar panas, meskipun fakta
menunjukkan bahwa menurut kriteria mereka sendiri atom tidak memiliki
mekanisme yang dapat diidentifikasi oleh mereka hingga bisa berbuat demikian.

115
Saat dua atom hidrogen semacam itu bersatu dalam kehadiran energi inisiasi
yang cukup, menurut para Relativis sejumlah besar panas yang tersimpan dalam
atom hidrogen akan dilepaskan. RQM tak pernah secara langsung mengukur
jumlah energi penguraian yang dibutuhkan untuk membawa atom hidrogen dari
status dwiatom menuju status atom, sebab mereka tidak mengetahui bagaimana
melakukannya, tapi karena teori mereka menyatakan bahwa “semua reaksi
bersifat reversible (dapat dibalik)”, mereka mengatakan energi penguraian sama
dengan energi yang dilepaskan saat rekombinasi (penyatuan ulang) atom-atom
hidrogen. Lalu yang lebih buruk lagi, mereka mendefinisikan status atom
hidrogen (dasar) seolah-olah merupakan status terstimulasi (excited state), dan
mendefinisikan status molekul seolah-olah merupakan status dasar.
Realistisnya, reaksi atom hidrogen hanya dapat dijelaskan secara
memuaskan oleh perujukan, konstruksi, atau rekonstruksi teori eter. Sementara
diperdebatkan bahwa “energi pengikat” antara dua atom molekul entah
bagaimana ’memasukkan’ energi ini secara misterius dan tak dapat diterangkan,
argumen ini sebetulnya mendukung teori eter, sebab energi pengikat
bagaimanapun harus ditukar dengan energi yang dilepaskan ketika molekul
terbentuk, konsisten dengan kaidah reaksi setara dan berlawanan. Kalau tidak,
seseorang harus mempercayai pikiran ganda dan terbelakang ala Orwell,
semacam pikiran bahwa RQM telah berbuat kejahatan, karena “...segala sesuatu
sama relatif-nya, tuan.” Kebebasan seperti ini hanya dibolehkan untuk mereka,
sedangkan orang-orang yang tak setuju akan ditarik ke standar lebih tinggi.
Karakter pikiran ganda Relativisme berasal dari fakta bahwa Albert Einstein
adalah seorang Kaballis-Eksistensialis—dan Illuminis—yang epistemologinya
adalah epistemologi Platonis. Dalam filsafat, ada dua epistemologi dasar—teori
tentang asal-usul, sifat, dan batas pengetahuan manusia—yang mewakili dua
kategori dasar yang mencakup semua epistemologi filsafat, dan yang dianggap
menjelaskan bagaimana seseorang mengetahui sesuatu berdasarkan satu filsafat
tertentu...dengan cara apa mereka mengetahuinya...jika kenyataannya, mereka
memang “mengetahui”nya. Karena seseorang yang menyatakan sesuatu
mempunyai beban untuk membuktikannya, daripada orang yang tidak memper-

116
cayainya, maka cara-cara untuk mengetahuinya bisa menjadi pertanyaan. Tak
ada seorang pun secara legal, moral, atau ‘spiritual’ berkewajiban meyakini
sesuatu tanpa pertimbangan atau cara-cara valid untuk mengetahuinya sebagai
hal yang “benar”. Semua epistemologi digolongkan sebagai Platonis atau
Aristotelian.
“Epistemologi Platonis” dinamai demikian lantaran teori yang diilustrasikan
lewat analogi gua dalam buku Plato (filsuf Yunani kuno), The Republic. Dalam
analogi gua-nya Plato, seorang pengamat di dalam sebuah gua, berhadapan
dengan dinding sebelah dalam di malam hari, hanya dapat melihat bayangan-
bayangan kafilah yang sedang lewat yang terpantul pada dinding, diproyeksikan
oleh api yang menyala di balik jalan yang dilalui oleh kafilah. Menurut Plato,
manusia tak bisa mengetahui realitas, melainkan hanya melihat ‘bayangan’
realitas, sebab ada ‘dunia bentuk-bentuk sempurna yang lebih tinggi’, yang
hanya eksis ‘di surga’. Karena itu, menjadi jelas bagaimana epistemologi ini
mengikuti pemikiran keagamaan, dan bahwa banyak agama telah dipengaruhi
olehnya sambil dengan suatu cara menambahkan ‘kepercayaan ilmiah’ pada
gagasan-gagasan agama mereka, yang lebih didasarkan pada keyakinan daripada
akal. Argumentasi seperti ini telah digunakan oleh seniman ilmiah, filsafat,
ekonomi, politik, dan ‘spiritual’ selama berabad-abad, dan setiap filsafat
totalitarian yang kita kenal bersandar pada ‘argumentasi’ keliru ini, yang identik
dengan epistemologi Platonis. Kita bertanya-tanya bagaimana pengamat dalam
gua Plato akan menarik garis antara ‘mengetahui’ bayangan dan “bayangan dari
bayangan”, karena bayangan juga mungkin memiliki ‘bentuk yang lebih tinggi’,
dengan teori ini.
Sementara itu, “Epistemologi Aristotelian”—yang didasarkan pada teori
Aristoteles (filsuf Yunani kuno)—berpendirian bahwa perasaan/indera (sense)
adalah alat kognisi ilmiah dan valid yang dapat kita andalkan untuk mendeteksi
fakta realitas yang perceivable (dapat dipahami/dirasakan/dilihat), dan bahwa
dengan bersandar pada fakta tersebut kita dapat mengetahui realitas dan
memutuskan hal-hal lainnya, barangkali fakta-fakta realitas yang unperceivable.
Sebagaimana dapat dilihat dari perbandingan dua epistemologi ini dan

117
implikasinya, filsafat dan usaha keras berbasis Epistemologi Platonis dilapisi
mistik, dan/atau totalitarian, sedangkan filsafat dan usaha keras berbasis
Epistemologi Aristotelian lebih rasional dan objektif, khususnya manakal
diterapkan pada ilmu pengetahuan alam. Bisa dilihat pula bahwa penggunaan
Epistemologi Platonis oleh fisikawan mesti dianggap tak terampuni, sedangkan
teori Einstein—yang dibangun berdasarkan epistemologi cacat dan fatal ini—
telah dipopulerkan melalui monopoli komunikasi yang dikendalikan oleh elit-
kekuasaan, karena keadaan ini membuat masyarakat yang berpotensi untuk
bertanya-tanya dan ingin tahu akan lebih dungu dan lebih mudah untuk
dikendalikan. Citra Einstein terus-menerus dibangun seolah-olah dia adalah
makhluk mulia dan sempurna yang harus dihormati sebagai ‘dewa’. Propaganda
ini tak hanya melindungi teori yang palsu, tapi juga membantu menyembunyi-
kan teori valid dan teknologi canggih yang dapat mengakhiri struktur kekuasaan
korporat-negara di seluruh dunia, yang menganggap masyarakat telah
mempunyai teknologi yang ‘dibutuhkan’, kalau tidak, ‘cengkeraman’ elit
terhadap kepentingan industri dan perbankan dunia—yang tertahan di tempat
oleh teknologi kuno yang mengekspolitasi mineral—yang mereka miliki bisa
lepas.
Saya memiliki sedikit pertentangan dengan teori quantum level energi atom,
andaikata ia diperluas untuk mencakup teori eter, sebab semestinya telah
diuraikan secara logis, tapi saya mengangkat isu mengenai perkembangannya,
batasannya, dan penerapan kelirunya oleh RQM. Sikap saya adalah bahwa
mereka telah benar-benar menerapkannya pada teori eter, bahwa penerapan ini
disembunyikan dengan baik, dan bahwa buku ini diperlukan untuk memulai
rekonstruksi kebenaran tersembunyi ini, demi kepentingan publik. Saat Planck
mengatakan teori quantumnya berlaku pada sebuah “sistem”, dia tidak
mengatakan bahwa “sistem” para Relativis—yang muncul setelah teorinya—
adalah satu-satunya sistem yang bisa diterapi. Karena secara rasional teori
mekanika quantum yang diperluas tidak akan mengesampingkan eter, julukan
“RQM” saya membedakan antara penafsir keliru dan relativis mekanika
quantum dan apa yang boleh disebut “Integrated Reality Mechanics” (“IRM”).

118
Reaksi atom hidrogen pertama kali menarik perhatian saya pada tahun 1964,
ketika saya sedang mempelajari proses-proses industri di Sam Houston State
University, Huntsville, Texas, tahun setelah saya mengambil mata kuliah
pengantar di fakultas fisika. Saat membaca kembali bahasan proses-proses
pengelasan dalam sebuah buku teks, mata saya terpaku pada suatu proses lama
yang disebut “pengelasan atom hidrogen”. Pada waktu itu, proses ini telah
dianggap “usang”. Bagi saya, proses ini terlihat berharga, tak hanya karena ia
menghasilkan temperatur sedemikian tinggi—di atas 3.400 0 F, cukup untuk
melelehkan tungsten, temperatur tertinggi yang dapat dihasilkan oleh manusia—
tapi juga bersifat “self-shielding” dan dapat digunakan untuk mengelas
bermacam-macam logam, acapkali tanpa flux 19, dengan api terkonsentrasi yang
menghasilkan sedikit distorsi panas ketika mengelas logam tipis. Dalam proses
ini, dwiatom H2 ‘normal’ ditembakkan melewati arc20 listrik yang mengurainya
menjadi “atom” hidrogen, H1. Atom hidrogen ini menyatu ulang di permukaan
logam (yang dilas), menghasilkan panas sangat tinggi. Meski saat itu proses
tersebut menarik perhatian saya, saya belum pernah melihat satupun unit
pengelas atom hidrogen yang dijual, selama 31 tahun ini. Alasan jelas pihak
industri untuk mengesampingkan proses berharga ini adalah bahwa ia telah
‘digantikan’ oleh proses ‘yang lebih baik’, seperti pengelasan Heliarc, TIG, dan
MIG, meski mereka jarang menyebutkan “pengelasan arc plasma” (plasma arc
welding), yang juga telah hampir menghilang dari pasar. Karena plasma arc
welding hanya merupakan perluasan proses atom hidrogen, menggunakan torch
yang didesain ulang secara khusus, alasan-alasan ‘misteriusnya’ tak diragukan
sama.
Proses tersebut mendidih dalam lubuk hati saya selama bertahun-tahun
hingga tahun 1976, ketika saya mengobarkan kembali minat saya terhadap
proses tersebut untuk kemungkinan penggunaan dalam pengelasan stainless
steel serta pereduksian dan pemfusian senyawa logam platina, sebab hidrogen
mereduksi senyawa semacam itu (yang juga pasti terlindungi dari oksigen)

19 Zat yang dicampur dengan logam untuk membantu fusi—penj.


20 Discharge berkilau di antara dua elektroda—penj.

119
menjadi logam. Proses atom hidrogen tidak mengandalkan pembakaran
hidrogen dengan oksigen di udara, tapi mengandalkan energi “atom” yang
dilepaskan saat atom hidrogen menyatu ulang membentuk dwiatom hidrogen
‘normal’. Saya masih memiliki pertanyaan yang tak terjawab, karena berbagai
data pengelasan yang saya miliki gagal menyebutkan detail yang cukup spesifik.
Jika Nikola Tesla benar, dengan demikian saya pun benar, bahwa energi berasal
dari eter.
Karena saya tidak mengetahui satu sumber pun untuk membeli torch atom
hidrogen, saya memutuskan membuatnya sendiri, tapi informasi yang saya
miliki tidak cukup untuk bisa mengkonstruksi secara tepat. Dalam torch yang
saya buat, gas hidrogen memasuki arc secara konsentris, di sekeliling kedua
elektroda, ketimbang melewati arc secara siku-siku. Saya juga menggunakan
jenis trafo arc yang salah, sehingga tidak bekerja dengan baik sebagaimana
mestinya.
Meskipun kecewa, saya tahu torch tersebut dapat
bekerja lebih baik jika saya memperbaiki permasalah-
annya, jadi saya menaruh torch di dalam gudang
hingga mendapat informasi yang lebih baik dan waktu
yang cukup. Rasa penasaran saya akan hantu-hantu
industri menjadi bangkit ketika saya menyewa tangki
hidrogen berukuran besar di sebuah persediaan tukang
las lokal, dan ini barangkali ikut berperan dalam
percepatan mendadak gangguan yudisial yang diatur
oleh CIA terhadap diri saya antara tahun 1974 hingga
1992 (18 tahun). Sepertinya mereka beranggapan
bahwa saya sedang menggali proses tersebut karena
potensi energinya, ketimbang untuk pengelasan
semata, dan mereka memang benar. Torch milik saya diperlihatkan di atas.
Di tahun 1970-an, saya mendapatkan sebuah buku teks ilmu kimia
anorganik tua berbahasa Inggris, dibeli dari penampungan barang-barang bekas

120
Los Alamos Scientific Laboratory seharga 25 sen, yang memuat foto halftone21
sebuah torch pengelasan atom hidrogen model tahun 30-an, beserta beberapa
data pokok. Torch tersebut berbeda dari yang saya buat, ia menggunakan trafo
arc bervoltase tinggi, dan tak memiliki mekanisme untuk menabrak elektroda-
elektroda arc secara bersamaan untuk memulai arc, sebab voltase tinggi
membuat hal itu tak diperlukan. Buku itu juga memperlihatkan gas yang
melewati arc secara siku-siku. Dalam buku tua ini, di halaman 170 (penekanan
adalah dari saya) dinyatakan sebagai berikut: “Langmuir (1912) menemukan
bahwa hidrogen pada tekanan rendah dan bersentuhan dengan kawat tungsten
yang dipanaskan oleh arus listrik akan terurai hingga taraf tertentu menjadi
atom-atom: “...’Ini menyerap energi berjumlah besar, sekitar 100 kkal per
gram-molekul.” “...atom hidrogen yang terbentuk sangat aktif secara kimiawi.
Atom hidrogen terbentuk manakala arc listrik di antara elektroda-elektroda
tungsten dibiarkan terbakar dalam hidrogen pada tekanan atmosfir. (Fig 106).”
Kalimat tersebut bersambung:
“Atom hidrogen yang terhembus dari arc oleh jet molekul hidrogen di
seberang arc membentuk api yang sangat panas, mampu melelehkan tungsten
(titik lebur 34000). Api ini memperoleh
panasnya dari rekombinasi atom-atom
hidrogen menjadi H2.
“Hidrogen yang terlepaskan dalam
reaksi kimiawi seringkali lebih reaktif
dibanding gas hidrogen.”
“...aktivitas hidrogen yang mulai timbul
(baru lahir) seperti itu, dalam aksi
membebaskan diri dari senyawa Us, adalah
karena hidrogen tersebut berada dalam
status atom.”
Berikut adalah salinan “gbr. 106”:

21 Ilustrasi foto yang tersusun dari titik hitam besar dan kecil hingga menghasilkan
warna abu-abu—penj.

121
Saat mengecek data ini dalam Encyclopedia of Science milik Van Nostrand
yang lebih baru, pada halaman 1311 dinyatakan sebagai berikut dalam bagian
relevan:
“Molekul-molekul hidrogen terurai menjadi atom-atom secara endotermis
pada temperatur tinggi (panas penguraian sekitar 103 kal/gram mole) dalam
arc listrik, atau oleh penyinaran (irradiation).” “...atom-atom hidrogen
menyatu ulang di permukaan logam untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan
untuk pengelasan.”
Saya terkejut saat menemukan ini dalam ensiklopedia Van Nostrand, tapi
saya juga menemukan bahwa pada tahun 1910, D. Van Nostrand Company
menerbitkan sebuah buku karya Haller dan Cunningham yang berjudul The
High Frequency Coil (Pembuatan Tesla Coil untuk amatir tingkat lanjut. 119
halaman), jadi terdapat semacam riwayat tentang hubungan Van Nostrand
dengan Tesla.

Tabir Asap dari Academia


Bagi saya tampak aneh ketika kemudian diusulkan bahwa 103 kalori energi
penguraian yang diserap dari paparan singkat arc adalah panas yang sama
dengan yang “...dibutuhkan untuk pengelasan” sebagaimana dijelaskan, dan saya
yakin akan lebih masuk akal bahwa kelebihan panas pasti berasal dari “tempat
lain”. Energi penguraian dapat dianalogikan dengan seiris roti (@4 kal gram),
dan output brutonya setara dengan 60 helai roti (@1814 kal pon), menurut
kalorinya. Ada terlalu banyak disparitas di antara keduanya, dengan
melimpahnya penghilangan dan kekacauan yang mencurigakan, dalam rangka
menutup-nutupi kebenaran di antaranya.
Buku yang lebih tua memperlihatkan konstruksi sebuah perangkat dengan
lebih jelas, dan buku yang lebih anyar menunjukkan bahwa hanya 103 kal/gram
mole yang diperlukan untuk penguraian, sedangkan buku yang lebih tua
menunjukkan bahwa 100.000 kal/gram mole dilepaskan saat rekombinasi.
Hanya dengan membaca-baca kedua sumber tersebut saya mampu mengumpul-

122
kan dokumentasi utuh, dan menemukan pertentangannya.
Dari buku yang lebih anyar terlihat bahwa para penulisnya ingin agar kita
percaya bahwa panas akhir 100 kkal/gram molekul—yang kemudian dinaikkan
menjadi 109 kal/gram molekul—diserap dari arc, tapi angka panas penguraian
103 kal/gram molekul menunjukkan netto 108.897 cal/gram molekul yang tak
dijelaskan. Jika terdapat sekitar 65 cm 3 per mole hidrogen pada volume
kritisnya, sepertinya sangat tidak mungkin bahwa energi yang cukup untuk
mengelas diserap dari ‘arc pengurai’, selama waktu yang dibutuhkan oleh 65
cm3 gas untuk berlalu dari lubang dan melewati arc.
109.000 kal/gram mole setara dengan 432,6 BTU/gram mole—kasarnya
energi panas yang terkandung dalam 60 helai roti—“energi panas tambahan”
(yang mereka anjurkan agar kita percayai) ‘tersimpan’ dalam sejumlah atom
hidrogen yang berbobot 1/28 ons, selama perjalanan singkatnya melewati arc!
Bagaimana bisa trafo menghasilkan energi sebanyak itu, terutama jika ia hanya
menggunakan separuh dari apa yang ia pakai dalam proses pengelasan
konvensional? Kemungkinan besar kelebihan panas tersebut dapat disimpan
dalam molekul-molekul ketimbang dalam atom-atom hidrogen yang ‘hampir
telanjang’. Apa yang sesungguhnya terjadi pada atom kecil Bohr! Atom tersebut
terus membesar...
Di antara buku tua (1921-1950, dari edisi pertama hingga keenam) dan buku
ensiklopedia sains Norton yang lebih anyar (1976), terlihat jelas bahwa sains
jauh lebih berterus-terang pada saat sebelum diberlakukannya National Security
Act, dan bahwa dalam buku yang lebih anyar, terdapat bayangan upaya-upaya
mencurigakan, ditimbulkan oleh undang-undang keamanan nasional dan
penguasa RQM yang lebih teguh, untuk menyembunyikan pengetahuan ilmiah
tertentu yang telah ditemukan oleh Langmuir di tahun 1912. Selain diskrepansi
antara pengukuran lama (menyangkut output sebanding antara pembakaran
bensin dan pembakaran molekul hidrogen, dan output dari proses atom
hidrogen) dan buku yang lebih anyar, terdapat pelalaian, sepanjang temuan saya,
untuk menerangkan beberapa fakta penting mengenai atom hidrogen
berdasarkan referensi yang tepat (atau hal lainnya yang saya temukan), dan

123
bahkan misinterpretasi terhadap output komparatif aktual pembakaran bensin
dan hidrogen, melalui uraian berbelit-belit—“lencana penipuan”—yang pernah
saya bicarakan dalam buku Space Aliens. Norton tampaknya tertekan oleh
keadaan hingga bersandar pada beberapa ‘ilmuwan’ yang mewakili kartel-kartel
bahan bakar fosil dan kepentingan lainnya yang bertentangan, sedangkan buku
yang lebih tua relatif bebas dari pengaruh-pengaruh semacam itu.
Sebagai contoh, dalam buku yang lebih anyar, di halaman 1311, energi dari
pembakaran hidrogen dinyatakan sebesar 29.000 kalori per gram (52.200
BTU/pon). Dalam buku lama, harga ini sebesar 62.000 BTU per pon hidrogen,
dengan harga komparatif untuk bensin (“petroleum”) sebesar 19.800 BTU per
pon (naik menjadi 20.825 BTU per pon dalam ensiklopedia yang lebih baru).
Kasarnya, angka-angka ini menyesuaikan dengan angka-angka dalam
ensiklopedia untuk n-Heptane (“gasoline”) yang seharga 19.314 BTU/pon dan
hidrogen seharga 51.571,4 BTU/pon, yang sedikit banyak diulang-ulang di
halaman 1137 dengan n-Heptane seharga 10.737,2 kal/gram dan hidrogen
seharga 28.669,6 kal/gram, tapi saya masih belum menemukan total output dari
atom hidrogen dalam buku yang lebih baru, dan dalam buku baru maupun lama
tidak ada yang menyatakan secara tegas bahwa hidrogen tidak “habis” dalam
prosesnya.
Angka koreksi (52.200 BTU/pon) menunjukkan, dalam perbandingan antara
pembakaran “hidrogen normal” (untuk membentuk H 2O atau air) dan bensin
(untuk membentuk CO2), bahwa hidrogen memiliki berat kira-kira 2,7 kali lebih
besar dibanding bensin. Kemudian kita sampai kepada perbandingan antara
bensin dan atom hidrogen. Meskipun BTU dan pon keduanya bisa
diperbandingkan, yang memperlihatkan output fenomenal atom hidrogen,
ukuran riil proses atom hidrogen hanya terkumpul sedikit dari perbandingan
antara “energi input”—103 kal/gram molekul—dan output netto. “Energi input”
akan menjadi “unity” untuk proses, sebab proses tidak ‘menghabiskan’
hidrogen, tapi hanya mengembalikannya ke status tergabungnya (associated
state) sebagai H2. Energi penguraian, dikurangi output bruto, akan menjadi
output netto:

124
109.000 kal/gram mole (output panas bruto)
Dikurangi 103 kal/gram mole (energi penguraian = “Unity”)
Menyisakan 108.897 kal/gram mole (output netto – “Over-Unity”
sebab, pertama, hidrogen tidak memiliki energi kalor sebanyak itu,
dan, kedua, hidrogen tidak ‘terhabiskan’)
Dalam proses atom hidrogen, hidrogen bukanlah betul-betul “bahan bakar”,
tapi lebih sebagai “medium” yang digunakan dalam ekstraksi dan konversi
energi dari eter, dengan mengubah radiasi tak nampak dan energi listrik menjadi
radiasi infrared (panas). Energi yang diperlukan untuk memompa recombined
hydrogen menuju tangki penahan, sebelum didaur-ulang dan ditembakkan
kembali menyeberangi arc dan memasuki reaction chamber sekali lagi, tidak
dipertimbangkan dalam perhitungan ini. Energi ini semestinya dapat diabaikan,
karena energi penguraian hampir tidak lebih besar dari seperseribu output bruto,
dan barangkali ada satu cara untuk membuat proses ini bekerja tanpa pompa.
Para manipulator informasi telah berbohong dan membuat perbandingan
langsung antara atom hidrogen dan bensin menjadi sesulit mungkin, tapi saya
telah mengarungi proses multitingkat uniter, kimiawi, fisikal, dan matematis,
untuk memperoleh kebenaran. Atom hidrogen menghasilkan lebih dari 109
kkal/gram molekul, yaitu 109.000 kkal/kg. Dikurangi 103 kal/gram mole energi
penguraian endotermis, dan menyisakan netto sebesar 108.897 kkal/kg. Satu kg
setara dengan 2,205 pon, jadi satu pon setara dengan 453,51 gram. Anda harus
membagi netto kal/kg dengan pon/kg untuk mendapatkan kal/pon, kemudian
kalikan ini dengan 0F/0C (1,8) untuk mendapatkan 0F/pon. Ini kemudian dibagi
dengan gram/pon untuk mendapatkan 196.015 BTU/pon. Brutonya adalah
196.200 BTU/pon. Dibandingkan dengan 19.314 BTU/pon untuk n-Heptane,
atom hidrogen memiliki energi per pon (H1 per galon H 2O) 10,5 kali lebih besar.
Terdapat sebuah proses matematis yang lebih mudah, tapi ini memperlihatkan
secara lebih jelas apa yang saya lakukan.
Tak heran proses ini “lenyap dari penggunaan”. Dengan proses ini, seorang
konsumen rumahan tak perlu membayar satu sen pun untuk memperoleh bahan
bakar, sebab dia dapat memproduksi sejumlah kecil hidrogen di basement-nya,

125
kapanpun ia memerlukannya, dan dapat menggunakannya berulangkali, tanpa
batas. Dia bisa menghangatkan rumahnya, mengendarai mobilnya, dan
menggunakannya untuk “industri rumahan”. Untuk kapal pesiar di lautan,
seseorang tak perlu khawatir lagi tentang dari mana dia memperoleh “galon
bahan bakar berikutnya”, atau berapa “biayanya”, sebab, seperti halnya sinar
matahari, panas dari atom hidrogen bersifat “gratis”, selain itu, tak seperti sinar
matahari, Anda bisa memproduksinya sebanyak apapun yang Anda mau,
kapanpun, siang atau malam, musim panas atau musim dingin, saat hujan atau
cerah; seorang petani tak perlu lagi tergantung kepada kartel minyak untuk
energinya, dan dapat menjalankan mesinnya dan menghangatkan gudangnya
secara “gratis”. Dia dapat mengatakan kepada para penyedia bahan bakar dan
bank-bank untuk memutar diri mereka sendiri. Masyarakat di utara Alaska dapat
menghangatkan ruangan besar tanpa ongkos tinggi. “Industri utara” akan maju
kembali. Orang-orang Nazi pengendali populasi akan membenci saya.
Sudah jelas bahwa alasan korporasi-korporasi seperti ARCO banyak
memproduksi peralatan energi surya di awal tahun 70-an, adalah agar mereka
dapat mengendalikan dan akhirnya menaikkan biaya energi surya (yang gratis),
untuk membuatnya “kompetitif” dengan bensin dan bahan bakar fosil lainnya.
Ada banyak cara yang digunakan dalam buku-buku kontemporer untuk
mengacaukan fakta, tapi cara yang paling efektif adalah melalui penghilangan
secara menyeluruh. Fakta-fakta semacam itu tidak mungkin disembunyikan
“secara kebetulan” atau “kekhilafan” belaka, sebab fakta tersebut terlalu
fenomenal. Hanya dengan meneliti proses matematis berbelit-belit dan unit-unit
membingungkan serta faktor lainnya maka motif sesungguhnya atas
penyembunyian semacam itu pasti terungkap, tapi kenapa saya tak terkejut?
Secara konservatif, proses atom hidrogen mengemban rasio 10,5:1 terhadap
n-Heptane. Apakah Anda memperhatikan 315 mil per galon? Bagaimana dengan
550.000 mil? Itu semua tergantung pada seberapa kali Anda mendaur ulangnya.
Angka-angka untuk n-Heptane nyata sekali membingungkan, sebagaimana
anggapan orang, karena hanya ditunjukkan oleh perbandingan berat pembakaran
hidrogen terhadap n-Heptane dengan rasio 2,7:1. Penipuan ini dilancarkan

126
dengan bermain-main dengan unit berat dan panas berbeda, tekanan, dan
volume, dan perbedaan antara skala centrigrade22 dan Fahrenheit. Angka
“109.000 kal/gram mole” untuk atom hidrogen dihilangkan dari buku terbitan
baru, meski seseorang mungkin telah mampu memperhitungkan kemungkinan-
nya dari beberapa data kompleks yang dinyatakan di bidang lain di mana
seseorang yang bersifat ingin tahu diharapkan tidak melihatnya. Terdapat
ketiadaan total dalam buku baru atau data “baru” lainnya yang saya peroleh,
mengenai perbandingan langsung output energi antara pembakaran petroleum
dan hidrogen, kurang lebih proses atom hidrogen.
Saya belum pernah melihat perbandingan langsung oleh ribuan ilmuwan
bergelar Ph.D dalam bidang kimia atau fisika, yang semestinya telah menyadari
fakta ini selama studi sepintas mereka. Yang membuat angka-angka ini lebih
menggelikan lagi, dengan BTU (“British Thermal Units”), seseorang pasti
mengira bahwa berat itu ditunjukkan dalam kg berdasarkan sistem metrik, bukan
“pon” non-metrik. Akal bulus ini jelas terlihat bersandar pada asumsi yang
cukup beralasan bahwa semua ilmuwan yang paham telah dikendalikan dan
tidak bisa mengatakannya, sedangkan mereka yang belum dikendalikan akan
dianggap “dukun” jika mencoba mengatakannya. Lagi-lagi, ini kasus lazim soal
“Siapa yang tahu, tidak bisa mengatakannya, dan siapa yang mengatakannya
akan dianggap tidak tahu.”
Trik bodoh lainnya ialah membandingkan “berat sistem”, berdasarkan
asumsi palsu bahwa pengguna hidrogen hanya akan menggunakan sistem yang
mereka hadirkan, menaikkan berat “sebanding” hidrogen terhadap bensin,
menggunakan botol cyrogenic atau tangki penyimpan hydride yang tidak praktis,
dan lain-lain, padahal angka-angka sederhana jelas menunjukkan bahwa 1/3
berat hidrogen dibutuhkan untuk proses pembakaran sebanding. Setiap kali
sistem hydride disebutkan, terdapat penghilangan nyata sistem hydride cair yang
dikembangkan oleh Dr. Gerald Schafflander dari California, yang karena
pempromosiannya Schafflander dan rekan-rekannya dituntut secara licik oleh

22 Skala 100 derajat—penj.

127
SEC, sebagaimana dinyatakan sebelumnya dalam buku Space Aliens. Tapi,
proses atom hidrogen akan lebih dari cukup—bahkan fantastik—hanya dengan
satu pon hidrogen, dan seseorang dapat membawa tambahan 25 pon hydride cair
milik Dr. Schafflander di dalam koper. Di bawah ini terdapat perbandingan
langsung antara BTU/pon untuk pembakaran bensin dan molekul hidrogen, dan
proses atom hidrogen, secara berturut-turut:
Pembakaran bensin (n-Heptane) 19.314 BTU/pon
Pembakaran hidrogen (H2 + O) 52.200 BTU/pon
Atom hidrogen (H2<--->2H) 196.200 BTU/pon

Perhatikan bahwa proses atom hidrogen tidak melibatkan “konsumsi”


hidrogen, tapi sekalipun itu terjadi, rasio antara atom hidrogen dan bensin tetap
10,5:1. Perhitungkan juga bahwa semua metode terbaik untuk mencapai lebih
dari seratus mil per galon (bahkan ratusan mil per galon) bensin dalam mesin
mobil memanfaatkan penguapan bensin dan campurannya dengan udara
sebelum pembakaran, sesuatu yang lebih mudah dilakukan dengan hidrogen,
sebab ia berada dalam status gas pada tekanan dan temperatur normal.
Pertimbangkan pula bahwa meski n-Heptane adalah bensin yang ‘lebih murni’,
ia belum tersedia selama bertahun-tahun, dan kebanyakan “bensin” merupakan
campuran dengan air dan berbagai bahan tambahan, dengan hanya sekitar 50%
n-Heptane, jadi saya akan bersikap sebaik mungkin kepada “bensin”.
Jika satu pon bensin bisa menggerakkan mobil sejauh 30 mil, konsumsinya
sebesar 666,6 BTU/mil. Pada skala yang sama, satu pon atom hidrogen akan
mencapai jarak 315 mil. Kemudian Anda bisa menggunakannya berulang-ulang.
Satu pon hidrogen dapat menyuplai semua kebutuhan energi Anda seumur
hidup, dan Anda dapat memproduksi 100 pon lainnya secara elektrolitis, persis
di basement Anda, dari air keran! Inikah free energy, atau apa?!
Meski fakta-fakta proses hidrogen “rahasia” ini “tersembunyi dalam
penglihatan biasa”, kita harus mewaspadai disinformasi, serta kekeliruan umum
yang diciptakan oleh para “ilmuwan” yang telah ditipu oleh RQM. Sebagai
contoh, dalam Norton Encyclopedia tahun 1976, Edisi ke-5, halaman 1311,

128
sebagian besar fakta relevan mengenai hidrogen diperlihatkan. “109.000
kal/gram molekul” untuk recombined hydrogen, yang disebutkan dalam buku
yang lebih tua, tidak ditunjukkan secara langsung, meski fakta yang ditunjukkan
berikut merupakan catatan tersendiri:
Panas penguapan pada 20,40K 107 kal/gram
Energi yang dilepaskan saat pembakaran 29.000 kal/gram
0
Panas pembakaran pada 25 C 63.317,4 kal/gram mole –
bruto
Panas pembakaran pada 250C 57.791,6 kal/gram mole –
netto

Bukti Mengejutkan dan Metode Hidrogen Lainnya


Ketika itu ensiklopedia Norton merupakan edisi ke-5, dan penulisan energi
penguraian “103 kal/gram mole” tampaknya bukan merupakan kesalahan cetak,
dan pasti saat itu telah dikoreksi bila ditemukan. Berapa banyak buku yang
harus saya cari untuk menemukan ‘kesalahan cetak’ semacam itu, terutama
karena saya tidak menyangka menemukan anomali tersebut lantaran upaya
penyembunyian yang nyata? Tapi, dalam buku Physical Chemistry (1965) karya
E. A. Moelwyn-Hughes dari Cambridge (Pergamon Press, London), di halaman
418, terdapat kalimat berikut:
“Evaluasi spektroskopik energi penguraian
Energi penguraian (D e) dwiatom molekul adalah perbedaan antara energi
potensial atom-atom ketika terpisah secara tak terbatas, dan energinya ketika
atom-atom sedang tidak bergerak pada pemisahan kesetimbangan.”
Perhatikan bahwa status “tidak bergerak” molekul-molekul dituliskan dalam
bahasa yang membuat Anda berpikir bahwa atom-atom hidrogen yang “terpisah
secara tak terbatas” melambangkan “status terstimulasi” untuk unsur tersebut.
Dalam istilah orang awam, sederhananya RQM mengeluarkan pernyataan bahwa
energi penguraian dan rekombinasi harus sama, sebab teori mereka tergantung
pada level energi yang sama tersebut. Kemudian mereka mengukur energi

129
penguraian secara terbalik, dengan mengukur energi rekombinasi, dan
menyatakan bahwa pengukuran itu seolah-olah merupakan energi penguraian.
Pernyataan-pernyataan tersebut digantikan oleh banyak uraian RQM yang
berbelit-belit, dengan “evaluasi spektroskopik” yang dimasukkan seperti minyak
ular, sebab spektroskop “tidak mungkin bohong”. Terdapat pula pernyataan
bodoh berikut, di buku yang sama, di halaman 417:
“...Dalam satuan kilokalori per mole, De adalah sebesar 109.”
Jika atom-atom hidrogen secara eksotermis melepas energi ketika mereka
menyatu membentuk molekul-molekul, energi potensial telah hilang oleh
molekul-molekul tersebut, tapi orang-orang itu mengatributkan “energi
potensial” pada molekul-molekul hidrogen—terbalik—untuk mengelakkan
mereka dari kewajiban menarik kesimpulan logis. Kebohongan ini diperlihatkan
oleh sebuah grafik (“gbr. 4”) yang dimaksudkan untuk menunjukkan “energi
potensial molekul hidrogen dalam status elektron dasar (ground electronic
state)”. Ini jelas merupakan penggambaran keliru oleh seorang Ph.D. dalam
bidang fisika dari “Royal Society”, bahwa hidrogen dalam “status atom”
bukanlah berada dalam status dasar, melainkan dalam status terstimulasi.
Menurut buku kimia fisika dari Inggris terbitan 1965 ini, energi panas yang
dihasilkan saat rekombinasi atom hidrogen adalah 109.000 kal/gram mole, yang
kemudian digambarkan secara keliru sebagai “energi potensial” “molekul-
molekul hidrogen status dasar” yang baru terbentuk! Tapi “status dasar”
hidrogen adalah status atom, dengan elektron di level energi terendahnya, jadi
RQM terjebak oleh perbuatannya sendiri, karena tak mungkin atom-atom status
dasar dapat “menyimpan” 109.000 kal/gram molekul. Di mana tepatnya energi
ini “terletak”? Pada saat yang sama, angka ini secara palsu disamakan dengan
panas yang dihasilkan secara eksotermal ketika dua atom hidrogen—masing-
masing dalam “status terstimulasi”—bersatu membentuk sebuah molekul.
Karena energi panas dilepaskan saat rekombinasi, molekul-molekul kekurangan
energi potensial yang telah dilepaskan. Energi potensial atom-atom terpisah
dalam status dasarnya adalah lebih besar daripada energi potensial molekul-
molekul, sebab energi panas tersebut dilepaskan dari eter yang dilatih dan ZPR

130
yang dikonversi—bukan dari atom-atom hidrogen—ketika mereka bergabung
membentuk molekul-molekul.
Ini dengan demikian terbuka kedoknya sebagai pikiran ganda Orwellian.
Sejak kapan energi potensial atom sebuah unsur diukur dari status molekulnya?
Ini persis sama dengan mengatakan bahwa sebuah truk yang berada di dasar
bukit memiliki lebih banyak “energi potensial” daripada truk yang berada di
puncak bukit, lantaran energi yang dibutuhkan untuk mendorongnya ke puncak
bukit! Betapa anehnya cara yang dipakai untuk mendefinisikan “energi
potensial”. Ini sama dengan mengatakan bahwa gas hampa bisa memiliki energi
potensial gas yang diperlukan untuk mengisi penuh!
Hal unik mengenai atom hidrogen adalah bahwa ia “lahir” di puncak bukit!
Atributnya yang mengejutkan terletak pada kemampuannya untuk berperan
sebagai “pintu” antara eter dan dunia materi atom yang lebih familiar.
Pernyataan-pernyataan para relativis tanpa disadari telah diterima sebagai
hal yang benar, sebab menurut teori mereka tak mungkin ada eter atau Zero
Point Radiation (ZPR), dan molekul-molekul pasti memiliki lebih banyak energi
dibanding atom-atom terpisah, sebab “E = MC2”. RQM telah menyalah-
deskripsikan dan menyembunyikan proses ini di mana atom-atom terpisah—
dengan MASSA lebih rendah—memiliki lebih banyak energi “atom” dibanding
molekul! Hah! Fakta-fakta hidrogen ini memperlihatkan bahwa E JAUH LEBIH
BESAR DARI MC2.
Menurut relativisme dan mekanika quantum, materi “padat” secara keliru
dianggap sebagai bentuk tersimpan “energi atom” yangg paling “kompak”,
sebab energi tersebut dikira dilepaskan oleh “tubrukan” dan penghancuran atau
fusi atom-atom secara serentak, yang menurut Tesla tidak benar. Reaksi atom
hidrogen dengan jelas memperlihatkan bahwa Tesla benar dan Einstein dan para
relativis salah, sebab atom-atom hidrogen mempunyai lebih banyak energi
potensial dalam status atom terpisah (separate atomic state) dibanding dalam
status dwiatom molekul (diatomic molecular state)! Ini hanya boleh salah satu,
sebab ketika terpisah, atom-atom “mengumpulkan” energi dari ZPR, dan
menyemburkannya dari eter saat menyatu ulang! Dalam kedua kasus, energi

131
tidak disimpan oleh atom-atom, dan tak lagi dimiliki oleh molekul-molekul
setelah dilepaskan, kecuali jika ada kebohongan lebih besar lagi yang
tersembunyi dalam semak relativis.
Argumen menyesatkan dan menyimpang mengenai energi potensial ini juga
merupakan cara untuk mengacaukan molekul-molekul dwiatom hidrogen dengan
atom-atom hidrogen yang baru lahir yang dihasilkan oleh hidrolisis air. Energi
hidrolisis disamakan dengan energi penguraian, dan energi pembakaran
disamakan dengan energi rekombinasi, tapi informasi yang disajikan di sini
memperlihatkan bahwa dengan menggabungkan hidrolisis air, di mana atom
hidrogen dihasilkan secara langsung, dengan proses rekombinasi atom hidrogen,
bukan proses pembakaran—dan barangkali membuang oksigen—maka
sekurang-kurangnya 10,5 kali lipat energi input hidrolisis bisa dihasilkan, masih
dalam sepertiga proses free energy hidrogen yang mengejutkan. Ini benar sebab
proses atom hidrogen, tak diragukan lagi, melepaskan sekurangnya 3,75 kali
BTU menurut berat, sebagaimana hidrogen biasa dalam proses pembakaran.
Para relativis sependapat bahwa “energi pembakaran” setara dengan setidaknya
“energi hidrolisis” (meski diketahui luas bahwa produksi hidrogen industri
melalui elektrolisis pada umumnya menghasilkan 120%). Produksi atom
hidrogen langsung melalui hidrolisis, yang memangkas operasi penguraian
terpisah, merupakan kemungkinan lain yang menarik. Ini tidak menghabiskan
ekuivalen elektris 109.000 kal/gram molekul (hanya untuk memproduksi 65 cm 3
gas hidrogen).

Bagaimana Cara Kerjanya?


Sebagai sebuah “proses pengelasan”, proses ini ‘disuangkan’ oleh pengelasan
MIG dan TIG, yang tak satu pun dari keduanya mampu menyamainya dalam hal
penggunaan dan efisiensi pengelasan. Karena proses pengelasan tersebut
merupakan satu-satunya penggunaan “publik” bertahun-tahun lalu, proses-
proses “baru” memungkinkan industri melemparkan proses “usang” itu ke
dalam tumpukan sampah (kecuali untuk penggunaan ‘rahasia’ oleh mereka).

132
Proses-proses “baru” dipromosikan oleh “Anda-Tahu-Siapa-Mereka”, dengan
mendorong para penyuplai alat pengelasan dan perusahaan-perusahaan tenaga
listrik di level mereka sendiri. Banyak barang kuno seperti tangki, trafo,
meteran, torch, elektroda, gas, flux, tenaga listrik, dan lain-lain, yang dijual
dengan keuntungan besar. Jika masyarakat menghasilkan hidrogen sendiri untuk
pengelasan di rumah, berapa banyak peralatan, suplai, dan tenaga yang akan
mereka beli?
Bagaimanakah atom hidrogen memperoleh energinya, jika bukan dari
“eter”? Tak heran penguasa sains tidak ingin Anda mengetahui bahwa ada eter.
Jika kita mempercayai “hukum kekekalan energi”, sebagaimana ditafsirkan oleh
penguasa ‘sains’ (yang relativistik dan mengabaikan eter), proses ini mustahil,
tapi menggunakan data yang tersedia dari buku-buku ‘standar’, saya telah
membuktikan bahwa energi input sebesar 103 kal/gram dengan suatu cara telah
‘diperbesar’ menjadi 109.000 kal/gram molekul hidrogen—kelipatan lebih dari
1.058 kali—atau bahwa, dengan menggunakan hidrogen sebagai “medium”,
bahwa 103 kalori tersebut adalah ‘bibit’ energi (disebut “energi aktivasi”),
memicu penangkapan netto 108.897 kal/gram molekul oleh atom hidrogen, dari
“eter”.
Proses “atom helium” yang sama fenomenalnya (telah dijelaskan dalam
Space Aliens) adalah 4,6 kali lipat dari output ini. Itu bisa dilakukan dengan cara
yang sama, dan menghasilkan jenis energi listrik dan juga perubahan radiasi
menjadi energi panas yang sama, di mana “massa” hanya merupakan “medium”
yang digunakan dalam proses tersebut. Prinsip yang sama dipakai oleh Proses
Atom Hidrogen, dalam Method and Means of Converting Atomic Energy into
Utilizable Kinetic Energy-nya Josef Papp (Patent No. 3.670.494, 20 Juni 1972),
dan beberapa penemuan lain yang disebutkan di sini. Jika proses-proses ini
menggunakan energi listrik sebanyak yang dihasilkan, dan energi listrik
merupakan produk akhir yang dicari, apa jadinya penggunaan proses tersebut, ya
kan? Pada angka 30 mil per galon untuk n-Heptane, helium dapat mencapai
42,86 kali lipat dari itu, atau sekitar 1285,8 mil per pon.
Menurut Scientific Encyclopedia Van Nostrand, edisi ke-5, Van Nostrand

133
Reinhold Co. (1976), pembombardiran elektron sederhana gas helium, di sebuah
chamber khusus, menstimulasi atom helium menjadi isotop radioaktif temporer
yang ber-half-life23 sangat singkat. Dalam status ini, atom helium melepaskan
elektronnya, menaikkan satu elektron ke status 2 (ia bertahan dalam status ini
selama waktu yang sangat singkat), dan setelah itu melepaskan 460.000
kal/gram-atom (per gram helium) saat atom yang terstimulasi itu kolaps kembali
ke status dasarnya. Panasnya berbentuk photon. Ini serupa dengan proses atom
hidrogen, sebagaimana telah saya ilustrasikan. Menurut teori saya, sementara
awan-awan elektron berada dalam status terstimulasi (mengembang), mereka
menggumpal dan mengkonversi energi dari ZPR.
Rupanya saat hidrogen melewati arc, medan magnet dan listrik, plus panas,
menyediakan energi aktivasi yang memicu ‘penangkapan’ tambahan 108.897
kal/gram molekul energi penguraian endotermis oleh molekul. Mungkinkah hal
ini terjadi? Karena setiap atom hidrogen terdiri dari satu proton dan satu elektron
(masing-masing dengan sepasang muatan setara dan berlawanan), kita mengira
bahwa gaya pengikat di antara molekul-molekul sangatlah lemah, tapi ketika
atom-atom terpisah, mereka mengembang hingga berukuran sangat besar—
sebab ion-ion negatif lebih besar dibanding atom-atom non-logam yang darinya
mereka terbentuk—mencakupi volume besar Materi Omni (istilah yang saya
pakai untuk “eter”). Pada saat rekombinasi, volume atom-atom menyusut, sebab
kelebihan energi yang ‘terkumpul’ diperas dari eter sebagai free energy (panas).
Penguraian “endotermis” hanya menyerap 103 kal/gram molekul, tapi pada saat
rekombinasi, atom-atom secara “eksotermis” menghasilkan netto 108.897
kal/gram molekul. Bagaimana persisnya ini terjadi?
Sebagaimana dinyatakan dalam Space Aliens, menurut teori saya, seluruh
ruang dipadati dengan “Partikel Omni” (A.K.A. “eter”). Materi padat, sangat
halus, dan sepenuhnya transparan, tapi sulit ditangkap ini, diinterpenetrasi secara
omnidirectional oleh sesuatu yang disebut Zero Point Radiation (“ZPR”),
berfrekuensi dan bervoltase demikian tinggi, yang sulit untuk diukur atau

23 Waktu yang diperlukan bagi keradioaktifan untuk jatuh ke setengah harga


asalnya—penj.

134
dipahami. Radiasi ini berada dalam keadaan setimbang (non-relativistik), oleh
karenanya disebut sebagai radiasi “Zero Point”.
Fakta-fakta yang terbukti oleh proses atom hidrogen, dijelaskan dengan
keterlibatan Materi Omni dan ZPR, dilarang oleh teori relativitas dan mekanika
quantum, di mana osilator harmonis sederhana tak mungkin memiliki status
energi kinetik nol tak bergerak, sebab status dasar masih memiliki setengah
quantum energi dan gerakan sesuai, sedangkan menurut kaidah relativitas
‘lainnya’, prinsip energi kinetik tak dapat diterapkan pada radiasi
elektromagnetik (ZPR). Karena relativitas juga menolak eksistensi eter, tak ada
sesuatu di “ruang hampa” untuk memuat energi pancaran semacam itu, dan
proses atom hidrogen harus menciptakan energinya dari “nihil”, karenanya
melanggar hukum kekekalan energi, sebagaimana disalahtafsirkan oleh para
relativis, yang memandang semua fungsi energi sebagai bagian dari produk
‘turunan berliku-liku’ BIG BANG “awal”.
Anda bisa melupakan apa kata para relativis. Kesetimbangan ZPR dapat
dirusak oleh disturbansi yang dihasilkan dalam Materi Omni—yang saya bagi
menjadi Omnion (partikel “subproton” positif sangat halus) dan Omnitron
(muatan “subelektron” yang diangkut oleh Omnion)—yang kesemuanya
diinterpenetrasi oleh ZPR. Vibrasi (disturbansi) unidirectional dalam Materi
Omni menyebabkannya mengumpulkan gaya pindahan dari ZPR, melemparkan
Materi Omni dari kesetimbangan, dan mengembalikan kesetimbangan kepada
ZPR. Kelebihan gaya milik Materi Omni kemudian ditransfer melalui atom-
atom hidrogen (atau atom-atom lain yang membesar dan terstimulasi temporer
yang mencakupinya) menjadi frekuensi massa atom, selama disturbansi,
sehingga mengembalikan kesetimbangan kepada Materi Omni. Gaya pindahan
ini bukan “energi yang diciptakan dari nihil”, tapi hanya merepresentasikan
perubahan “bentuk” suatu energi tak terbatas (gaya terus-menerus), yang telah
eksis di ‘ruang angkasa’ dalam bentuk-bentuk lain (seperti ZPR, ataupun muatan
“subelektron”).
Setiap kali H2 terurai menjadi 2H (H1), dan awan-awan elektron tunggal
membesar hingga mencakupi lebih banyak Materi Omni (dipengaruhi oleh ZPR

135
yang lebih besar), terdapat reaksi dengan dan transfer gaya dari sumber-sumber
atom eksotermis, melewati molekul-molekul, menuju Omnion-Omnion
telanjang yang diperangkap untuk mengikat atom-atom secara serentak. Energi
eksotermis ini cukup untuk melemparkan Omnion dalam awan-awan elektron,
dan terkonsentrasi di ruang antara atom-atom, melebihi perbatasan quantum
elektronnya, sehingga energi tambahan yang dibutuhkan untuk menguraikan
atom-atom diperoleh kembali dari Materi Omni dan ZPR sekeliling,
mengembalikan kesetimbangan Materi Omni. Dengan rekombinasi atom
hidrogen membentuk 2H, energi pancaran ZPR yang dikonversi dan muatan
subelektron—yang saya sebut Omnitron—tersembur (terperas keluar) dari atom-
atom, sebagai panas atau energi pancaran yang diinterkonversi lainnya yang
berfrekuensi lebih rendah, sementara awan-awan elektron menyusut dengan
bertambahnya charge positif yang diangkut oleh Omnion. Alasan mengapa
densitas awan elektron molekul hidrogen lebih terkonsentrasi di area sekeliling
ruang antara atom-atom adalah lantaran kehadiran Omnion-Omnion terlatih di
situ. Kalau tidak, dua muatan negatif yang diangkut oleh dua atom akan
menyebabkan saling tolak. Sebenarnya, karena panas merupakan radiasi
berspektrum infrared, proses ini dapat dipahami sebagai cara pengkonversian
ZPR dari radiasi berspektrum positif (‘dingin’) yang ultra-penetrating menjadi
radiasi berspektrum infrared (panas) yang reaktif terhadap massa, dan itu kurang
lebih merupakan “sumber” “free energy”, dalam bentuk radiasi panas
eksotermis. ZPR adalah dapat dianalogikan dengan sinar matahari, tapi ia
mempenetrasi semua materi sepanjang waktu dan tidak terpengaruh oleh siang
atau malam, sehingga setiap saat dapat dikonversi menjadi energi yang berguna
dengan teknologi yang sesuai, misalnya proses atom hidrogen.
Secara kebetulan, proses atom hidrogen ini, sebagaimana pertama kali
dipublikasikan sampai sekarang, juga jelas merupakan sumber nyata panas
eksotermis ganjil yang dihasilkan dalam aqueous cavitation (peronggaan encer),
dan juga dalam proses “fusi dingin”, yang merupakan dua proses free energy
lainnya yang berbasis proses atom hidrogen. Tambahan pula, inilah fenomena
yang rupanya bertanggung jawab atas aksi pemompaan berbasis cavitation yang

136
kuat dan tanpa bahan bakar yang dihasilkan oleh “Hydro Vacuo Motor” milik
Ernst Worrell Keely sekitar tahun 1870
Atom-atom hidrogen memiliki elektron-elektron tunggal tak berpasangan di
dalam selongsong yang membesar. Atom-atom ini berada dalam Kelompok I-a
Mendeleev, dan semua atom dalam kelompok tersebut memiliki elektron-
elektron luar tak berpasangan, dan bersifat photo-reactive (reaktif terhadap
cahaya—penj) dan mengubah saat terpapar cahaya ultraviolet, sebagaimana
semua atom unsur-unsur di bawah nomor atom 19. Beberapa dari unsur ini
mengubah cahaya tampak dan infrared, dan mereka semua dapat digunakan
untuk mengubah ZPR menjadi free energy yang berguna. Sifat photo-reactive ini
menciptakan isotop temporer penghasil-radioaktif-buatan yang ber-half-life
singkat, dengan emisi energi photon yang mengembalikan kesetimbangan
kepada atom-atom saat mereka kembali ke status dasar. Energi untuk emisi
radioaktif ini berasal dari eter, bukan dari atom-atom itu sendiri. Atom-atom
tersebut dapat dianalogikan dengan kristal-kristal tertentu, tergambarkan melalui
Raman Effect, di mana cahaya yang melewati kristal “diturunkan” ke frekuensi
lebih rendah. Cahaya berspektrum infrared yang dihasilkan melalui proses atom
hidrogen bersifat reaktif termis terhadap atom dan molekul normal materi,
lantaran panjang gelombangnya yang lebih panjang.
Transfer gaya dari ZPR, via Materi Omni, melewati atom-atom H yang
terurai, rupanya adalah sesuatu yang dikatakan oleh Tesla secara tersamar, saat
dia menyatakan: “Tak ada energi dalam materi selain yang diterima dari
lingkungan.”24
Dalam “fusi dingin”, sel elektrolit memproduksi “hidrogen baru”, persis
seperti dalam proses atom hidrogen, dan rekombinasi monoatom hidrogen
menjadi 2H melepaskan panas, produk yang diminta. Proses atom hidrogen ini
juga membuktikan teori Tesla bahwa “energi atom” berasal dari lingkungan,
bukan dari atom-atom yang ‘bertubrukan’. Ini membuktikan bahwa “massa”
bahkan tidak masuk ke dalam persamaan, dan bahwa E = MC2 Einstein itu

24

137
salah. Teori Einstein menyatakan bahwa proses yang saya gambarkan ini hanya
mungkin terjadi jika hidrogen ‘dihancurkan’, mengkonversi “massanya”
menjadi panas, kalau tidak, maka akan mustahil. Tapi hidrogen tetaplah
hidrogen, sebelum, selama, dan setelah proses, dan Einstein telah salah, salah,
salah! Ini bertentangan dengan relativisme, prinsip “ketidakpastian” Heisenberg,
mekanika quantum yang disalahtafsirkan, dan BIG BANG!
Barangkali proses ini juga atau proses semacamnya yang dirujuk Leland
Anderson dalam pidatonya mengenai Tesla, ketika dia menyebutkan unit-unit
termal “penarik” miliknya “...tepat dari udara tipis”. Bagaimanapun juga, ketika
dalam bentuk molekul 2H, atom-atom hidrogen adalah lebih kecil, karenanya
mereka “termampatkan”. Pemampatan gas melepaskan radiasi panas, biasanya
dianggap berawal dengan energi yang secara endotermis diserap selama
decompression, tapi dalam kasus hidrogen, perubahannya dipengaruhi oleh
proses fisikal alami rekombinasi menjadi 2H. Atom-atom molekul dapat
‘didekompres’ melalui sedikit penggunaan panas penguraian, sebab gaya
pengikat (yang diciptakan oleh Omnion) yang kuat antara atom-atom lebih
mudah diperlemah oleh sejumlah kecil energi eksotermis yang cukup untuk
memisahkan atom-atom, sehingga Omnion memperoleh kembali muatan
Omnitronnya dari eter dan ZPR sekeliling. Atom-atom hidrogen dikenal
memiliki rasio muatan:massa paling tinggi, rasio yang menetralisir proton-
proton hampir secara menyeluruh. ‘Dekompresi’ awan-awan elektron terjadi
selama penguraian, sebab terdapat kekurangan massa positif di dalam awan-
awan tersebut untuk menarik awan turun menuju proton. Saat proton-proton
terurai dengan penggunaan 103 kal/gram molekul, ini memperkenankan awan-
awan elektron atom yang mengembang untuk mencakupi volume atau Omnion
yang lebih besar, mengangkut muatan Omnitron subelektron yang setara dengan
108.897 kal/gram molekul dari satu-satunya sumber yang tersedia, yaitu ZPR
dan Materi Omni (A.K.A. “eter”). Karena tak terdapat aktivitas pendinginan
yang tinggi di dekat area penguraian, ‘panas’ hanya bisa berasal dari Materi
Omni dan ZPR, dan pada akhirnya terjadi konversi energi berbentuk ZPR
‘dingin’ acak, dan muatan Omnitron, menjadi bentuk radiasi panas yang koheren

138
dan dapat dimanfaatkan. Proses ini, meski bisa dipicu secara termal, bukanlah
proses sekadar termal, sebab netto energi yang dilepaskan mulanya tidak
dikonversi dari energi termal, tapi dari ZPR dan Omnitron, menjadi radiasi
infrared (termal).
Yang mengherankan, data mentah mengenai proses ini berasal dari buku-
buku sains biasa, meski buku tertua diproduksi di Inggris, dan praktis tak bisa
diperoleh oleh sebagian besar pelaku eksperimen di Amerika. Output dan
magnitudo penuh yang sebanding dengan petroleum hanya tersingkir oleh
konversi skala berat, ukuran, satuan, dan temperatur, menjadi gambaran
konsisten, untuk mendapatkan netto output total. Sebagian besar fisikawan atau
kimiawan akan menolak mempercayai hasilnya, sekalipun mereka sendiri telah
mengkalkulasinya, dan bersikeras bahwa hitungan mereka keliru. Ini memang
KEBOHONGAN BESAR yang terbalik, yang dikatakan sangat kecil, dan
sering. KEBOHONGAN BESAR ini terdiri dari penolakan akan adanya eter,
distorsi mekanika quantum, serta melebih-melebihkan dan meminimalisir
pengukuran lain yang tidak cocok, dalam rangka menciptakan gambaran
menyeluruh yang palsu. Ini kemudian ditopang oleh kekosongan informasi,
dalam buku-buku dan sumber lainnya yang bisa diperoleh publik, yang
diciptakan melalui National Security Act oleh Kartel Energi/Bahan Bakar.

Penggunaan Proses Secara Tepat


Nah, kita mulai memahami sistem free energy atom hidrogen kita, dan
magnitudo outputnya yang besar, lalu bagaimanakah penggunaannya yang
paling tepat dan dapat segera diaplikasikan?
Penggunaan paling langsung dan tepat teknologi ini adalah menyediakan
panas untuk rumah-rumah, dan juga untuk home-industry, seperti agrikultur.
Penggunaan yang kedua adalah memproduksi panas untuk uap guna
menggerakkan pembangkit listrik bertenaga turbin, atau untuk daya penggerak
mobil, truk, perahu, kereta api, dan pesawat terbang. Sistem ini akan sangat luar
biasa jika dipasangkan dengan pembangkit listrik turbo ber-loop tertutup yang

139
digerakkan oleh refrigerant (zat pendingin), guna menyediakan tenaga listrik
untuk piring terbang elektro-propulsi, transportasi pribadi yang paling hebat.
Karena output nettonya adalah panas, pesanan pembelian yang pertama
adalah heat exchanger spesial, untuk mentransfer panas ke air atau media
lainnya, atau untuk menghasilkan uap untuk tenaga turbin. Panas di reaction
chamber tungku pembakaran atom hidrogen harus cepat dihilangkan oleh
exchanger tersebut untuk mencegah penambahan panas yang cukup untuk
melelehkan permukaan reaktor yang menerima dan mengkatalisasi atom-atom
gas yang menyatu ulang. Rancangan sederhana yang diperlihatkan di bawah ini
hanyalah sebuah usul.
Bertahun-tahun lalu, para ahli metalurgi Jerman mengembangkan tungku
pembakaran hidrogen yang menggunakan crucible25 berbahan tembaga dalam
sebuah sistem tertutup yang menghasilkan “lingkungan hidrogen” yang
diperlukan untuk mereduksi senyawa-senyawa golongan platina. Untuk bertahan

25 Wadah tempat melebur logam—penj.

140
terhadap temperatur tinggi yang diperlukan untuk reduksi tersebut, wadah
tembaga didinginkan dari bawah oleh air, yang menghilangkan panas dengan
cukup cepat untuk mencegah pelelehan tembaga, sementara logam-logam
platina dilelehkan di dalamnya dari atas dengan torch. Kemacetan oksigen
mencegah oksidasi wadah dan logam platina, dan memastikan reduksi senyawa
platina oleh hidrogen. Ide ini, bersama dengan keakraban dan penggunaan pyro-
technology selama 45 tahun serta pengelasan selama 34 tahun, telah
mempengaruhi rancangan tungku pembakaran atom hidrogen (versi sederhana)
ini, lihat gambar di atas.

141
Tungku Pembakaran Atom Hidrogen

142
Kejutan Free Energy: Eter, ZPR, dan “Environmental” Energy
Bagian ini membahas sebuah perangkat yang secara tegas membantah teori-teori
relativitas Einstein dan membuktikan teori-teori nuklir Nikola Tesla.
Berdasarkan material dalam Space Aliens (hal. vii, 185 dan 187), seorang
peneliti mengundang saya bekerjasama dalam pengembangan sebuah alat
(secara fifty-fifty) (serupa dengan yang diperlihatkan di halaman vii), dengan
syarat saya tidak membubuhkan namanya. Saya mengusulkan untuk
menggunakan pipa besi dan trafo 15 kv, berbasis penggunaan “antena” besi oleh
Tesla dalam eksperimen Colorado Spring. Dengan input kira-kira 1 amp/120
volt (12 watt), diperoleh output 48 kw. Karena level K-capture besi adalah 7.110
volt, saya menyarankan untuk mengeset dua kaki 7.500 volt ke 7.110 volt
dengan variac (voltase total 14.220), di mana output naik menjadi 66 kw,
meningkat lebih dari 38%.
Dengan 120 v/1 amp/60 cps/14,22 kv yang masuk ke dalam perangkat
ungrounded, outputnya (pada timah yang sama) rupanya terlapisi
(superimposed) pada frekuensi tinggi, sehingga, sambil mempertahankan
‘medan listrik excitation’ bervoltase tinggi, output tersebut dapat diekstrak oleh
filter dan rectifier26 berfrekuensi dan bervoltase tinggi, kemudian direduksi
menjadi tenaga listrik berguna dengan sebuah inverter.
Dalam “K-capture”, elektron “K-orbit” terdalam besi berjatuhan ke nukleus,
mengkonversi proton menjadi neutron tambahan. Ini untuk membuat besi
menjadi tak stabil (yakni “radioaktif” menurut pengertian Tesla), sehingga
mengganggu kesetimbangan ZPR dan bereaksi dengan ZPR, mengkonversi
beberapa di antaranya menjadi output listrik, via besi. Perangkat ini juga
dikatakan mampu mengubah seng menjadi merkuri, manakala digunakan
dengan satu cara lain untuk menghasilkan panas yang tinggi. Pada waktu itu,
perangkat tersebut agak membingungkan, tampak menghasilkan energi besar.
Begitu perangkat mengeluarkan dengungannya, tanpa menimbulkan arc,
pertukaran udara dingin keluar dari bagian atasnya, dengan medan magnet/listrik

26 Konverter AC menjadi DC—penj.

143
yang kuat di sekitarnya. Beberapa ozon tampak terbentuk. Ini mungkin adalah
(bagian dari) apa yang Tesla maksud saat dia mengatakan, “Saya menemukan
kegunaan baru pada besi”, dan “...ketika segalanya senyaplah sesuatu betul-betul
berlangsung”.
Jika Anda ingin mendapatkan salinan buku Free Energy Surprise (© 1997,
William R. Lyne), satu set perencanaan serta foto dokumenter, kirimkan uang
sebanyak $10 (sekaligus perangko) ke alamat: Creatopia Productions, General
Delivery, Lamy, New Mexico 87540; Tel/Faks (505) 466-3022.

Kesimpulan
196.200 BTU adalah banyaknya energi dari satu pon hidrogen. Saya harus
mencubit diri saya sendiri. Kemudian mengulanginya 10.000 kali.
Ketika “energi atom” jenis ini menghantam sebagian kecil publik Amerika
yang tak paham—para pengelas—di akhir tahun 1940-an, ada beberapa artikel
surat kabar yang mengatakan bahwa pelayaran trans-Atlantik Queen Mary boleh
jadi ditenagai oleh sebongkah material radioaktif berukuran bola golf. Mereka
mengatakan cerita yang dilebih-lebihkan seperti itu agar kita terpancing dan
membelinya, tapi “reaktor nuklir” masa kini menghasilkan listrik pada level
efisiensi yang sama dengan generator berbahan bakar batu bara dan gas (38%),
dan kita masih harus menghadapi masalah yang tak terhindari yakni ongkos
yang lebih besar, teknologi bahan bakar fosil dan “nuklir” yang stagnan, kuno,
dan telah berurat akar, serta kemungkinan kehancuran, pemborosan, dan
pembusukan nuklir ala Cernobyl. Batu sandungan untuk pemanfaatan hidrogen
sebetulya adalah ilusi, yang diciptakan oleh para monopolis korporat-negara
yang memaksa—CommuNazi (A.K.A. IllumiNazi). Proses atom hidrogen
ditemukan pada tahun 1912 oleh Langmuir, dan dikembangkan sebagai “proses
pengelasan” di tahun 1930-an. Para ‘ilmuwan’ DOE di Los Alamos mengatakan
bahwa pemanfaatan hidrogen membutuhkan peralatan dan tangki cyrogenic
yang berat dan tidak praktis, hingga sistem hydride cair dikembangkan oleh Dr.
Gerald Schafflander dari California, diuraikan oleh saya dalam sebuah surat

144
kepada New Mexico pada 1980, memperolok upaya-upaya palsu mereka di
tahun 1979. Kemudian Schafflander dan rekan-rekannya dituntut oleh SEC,
sebab hydride cair menyimpan hidrogen di dalam sesuatu seperti “garam
batu”—yang hancur pada suhu kira-kira 700C. Para ilmuwan DOE hanya
menyebutkan sistem hydride logam padat yang lebih berat dan lebih tidak
praktis. Sistem hydride cair yang lebih ringan milik Schafflander, yang
menggunakan solar-voltaic untuk menghasilkan hidrogen, akan menjadi cara
luar biasa untuk menyimpan dan melepaskan hidrogen untuk proses atom
hidrogen. Selamat tinggal para kartel minyak, selamat datang atom hidrogen,
saatnya membalas!
Ngomong-ngomong, alasan mengapa proses “fusi dingin” milik saya
(menggunakan katoda aneh berbasis timah), yang saya ujicoba di tahun 1980
silam, bekerja begitu baik (lihat Space Aliens from the Pentagon, hal. 198),
adalah karena Langmuir, di tahun 1912, mengatakan bahwa katoda campuran
timah menghasilkan “(atom) hidrogen baru”. Para pendukung fusi dingin
membuang katoda palladium27 Anda dan mendapatkan campuran timah!
Perhatikan, harga air naik jadi $1,4 per galon. Bagaimanapun, mengapa
“mereka” mesti membolehkan “kita” membeli seluruh galon “bahan kimiawi”
H2O murni dengan harga yang lebih rendah, terutama jika satu galon sudah
cukup untuk seumur hidup?

27 Unsur logam putih yang digunakan sebagai katalisator dan dalam perhiasan—
penj.

145
REFERENSI

1. J. R. Partington (Emeritus Prof. Of Chem., Univ. Of London), A Text-Book


of Inorganic Chemistry, (Sixth Edition, 1953), Macmillan & Co. Ltd.,
London
2. Van Nostrand’s Scientific Encyclopedia, Fifth Edition (Edited by Douglas
M. Considine), Van Nostrand Reinhold Company (1976)
3. E. A. Moelwyn-Hughes, Physical Chemistry (Second Revised Edition),
Pergamon Press, London (1965)
4. Nikola Tesla, Lecture Before the Institute of Immigrant Welfare, May
12,1938
5. William R. Lyne, Space Aliens From the Pentagon, (First Edition, 1993;
Second Edition, 1995), Creatopia Productions, General Delivery, Lamy,
New Mexico 87540

146
TENTANG PENULIS

William Lyne dilahirkan di Big Spring, Texas, pada tahun 1938, dan tumbuh
besar di kota-kota yang mengalami booming minyak di barat Texas, dua tahun di
Bay Area, utara California, selama Perang Dunia II, dan pedesaan Texas Big
Thicket tenggara. Dia memperoleh gelar B.S. dalam Fine Arts and Industrial
Arts (1965) dari Sam Houston State University, Huntsville, Texas, dan gelar
M.F.A. dalam Studio Arts (1969) dari University of Texas di Austin. Dia telah
tinggal di New Mexico selama 27 tahun, dan baru saja pindah ke selatan Santa
Fe, di kota Lamy yang memiliki sedikit jalur kereta api, bersama putranya yang
berusia 13 tahun, Angus.
Pada tahun 1993, dia menerbitkan Space Aliens from the Pentagon: Flying
Saucers are Man-Made Electrical Machines. Tahun 1995, dia mengeluarkan
edisi kedua yang telah direvisi dan dikembangkan. Alhasil, muncul penebaran
ilegal propaganda palsu pemerintah secara luas, melalui para agen intelijen
rahasia dalam komunitas “UFOlogy”, untuk mengatasi efek dari buku tersebut.

147

Anda mungkin juga menyukai