Jika dan ,
maka:
Sama halnya dengan penjumlahan, pengurangan dapat dilakukan hanya jika dua
matriks atau lebih, memiliki ordo yang sama. Pengurangan dilakukan terhadap elemen-
elemen yang berposisi sama.
Contoh:
Jika dan ,
maka:
1
2
A+B=B+A
(A + B) + C = A + (B + C)
A–B≠B–A
Perkalian Matriks
Matriks dapat dikalikan dengan sebuah bilangan bulat atau dengan matriks lain. Kedua
perkalian tersebut memiliki syarat-syarat masing-masing.
r(A + B) = rA + rB
r(A – B) = rA – rB
Perkalian dua matriks
Perkalian antara dua matriks yaitu matriks A dan B, dapat dilakukan jika jumlah kolom A
sama dengan jumlah baris B. Perkalian tersebut menghasilkan suatu matriks dengan
jumlah baris sama dengan matriks A dan jumlah saman dengan matriks B, sehingga:
2
3
Misalkan matriks A memiliki ordo (3 x 4) dan matriks B memiliki ordo (4 x 2), maka
matriks C memiliki ordo (3 x 2). Elemen C pada baris ke-2 dan kolom ke-2 atau
a22 diperoleh dari jumlah hasil perkalian elemen-elemen baris ke-2 matriks A dan kolom
ke 2 matriks B. Contoh:
dan
maka:
AxB≠BxA
Terbukti bahwa A x B ≠ B x A. Ada sifat-sifat lain dari perkalian matriks dengan bilangan
atau dengan matriks lain, sebagai berikut:
k(AB) = (kA)B
ABC = (AB)C = A(BC)
A(B + C) = AB + AC
(A + B)C = AC + BC
Determinan Matriks
Determinan dari suatu matriks A diberi notasi tanda kurung, sehingga penulisannya
adalah |A|. Determinan hanya bisa dilakukan pada matriks persegi.
1. Determinan A = Determinan AT
2. Tanda determinan berubah jika 2 baris/2 kolom yang berdekatan dalam matriks
ditukar
3. Jika suatu baris atau kolom sebuah determinan matriks memiliki faktor p, maka p
dapat dikeluarkan menjadi pengali.
4. Jika dua baris atau dua kolom merupakan saling berkelipatan, maka nilai
determinannya adalah 0.
5. Nilai determinan dari matriks segitiga atas atau bawah adalah hasil kali dari elemen-
elemen diagonal saja.
4
5
Invers Matriks
Suatu matriks A memiliki invers (kebalikan) jika ada matriks B yang dapat membentuk
persamaan AB = BA = I, dengan I adalah matriks identitas. Invers dari suatu matriks
AA-1 = A-1A = I
(A-1)-1 = A
(AB)-1 = B-1A-1
Jika AX = B, maka X = A-1B
Jika XA = B, maka X = BA-1
Pembahasan:
Pembahasan:
Diketahui bahwa kedua matriks tersebut saling invers, maka berlaku syarat AA-1 = A-1A
= I.
Sehingga:
9(x – 1) – 7x = 1
9x – 9 – 7x = 1
2x = 10
x=5