Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

Rancangan Percobaan

“Rancangan Acak Kelompok Faktorial Dan


Rancangan Acak Kelompok (Nested Design)”

Oleh :

Rusnandar Arif Putra


196100100111022

PROGRAM MAGISTER TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
Minitab Faktorial

a. Data di input dalam Microsoft Excel


b. Hasil Analisa ANOVA

c. Interpretasi data
Sukrosa memiliki nilai P-Value <0,05 artinya konsentrasi sukrosa yang
ditambahkan berpengaruh nyata terhadap aktivitas air pada selai buah naga merah.
Sedangkan faktor konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan serta adanya ulangan
tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas air selai buah naga karena nilai P-Value
>0,05. Serta sukrosa*asam sitrat juga memiliki nilai P-Value >0,05, artinya tidak ada
interaksi antara faktor konsenstrasi sukrosa dan konsentrasi asam sitrat yang
ditambahkan terhadap aktivitas air selai buah naga.
Model summary menunjukkan nilai 86,19% artinya sebanyak 13,81%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terangkum dalam analisis ini.

d. Perbandingan Berpasangan
Data yang diperoleh diatas menunjukkan konsentrasi sukrosa berpengaruh
nyata terhadap aktivitas air selai buah naga, sedangkan konsentrasi asam sitrat tidak
berpengaruh nyata terhadap aktivitas air selai buah naga. Sehingga perlu dilakukan
uji lanjut pada faktor konsentrasi sukrosa untuk mengetahui pada konsentrasi berapa
yang paling berpengaruh terhadap aktivitas air. Untuk mengetahui hal tersebut
dilakukan uji perbandingan berpasangan.
1) Hasil Analisa Uji Lanjut

2) Interpretasi Data
Hasil yang diperoleh adalah konsentrasi sukrosa yang
ditambahkan sebanyak 25%, 40% dan 50% memiliki notasi yang berbeda,
artinya penambahan konsentrasi sukrosa pada selai buah naga memiliki efek
yang berbeda signifikan antara pelakuan terhadap aktivitas air. Nilai rata-rata
aktivitas air yang diperoleh tertinggi pada pelakuan penambahan konsentrasi
sukrosa 25% yakni 0,745556 sedangkan terendah pada perlakuan penambahan
konsentrasi sukrosa 50% yakni sebesar 0,678889.

3) Kesimpulan
Penambahan konsentrasi sukrosa yang dipilih adalah 50% karena
menghasilkan aktivitas air paling rendah. Untuk faktor konsentasi asam sitrat,
ulangan dan interaksi antara sukrosa dan asam sitrat tidak perlu dilakukan uji
lanjut karena memiliki nilai P-Value >0,05.
Minitab (Nested Design)

a. Data hasil penelitian di input dalam Microsoft Excel


b. Hasil Analisa ANOVA

c. Interpretasi data
Perlakuan dan Suhu (Perlakuan) memiliki nilai P-Value <0,05 artinya perlakuan
pengeringan dan suhu berpengaruh nyata terhadap total klorofil daun pandan wangi
yang dikeringkan. Sedangkan ulangan tidak berpengaruh nyata terhadap pandan wangi
yang dikeringkan.
Model summary menunjukkan nilai 99,94% artinya sebanyak 0,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terangkum dalam analisis ini.

d. Perbandingan Berpasangan
Data yang diperoleh diatas menunjukkan perlakuan dan suhu (perlakuan)
berpengaruh nyata terhadap total klorofil pandan wangi, sehingga perlu dilakukan uji
lanjut untuk mengetahui pada perlakuan pengeringan yang manakah yang paling
berperan, serta penggunaan suhu dan waktu yang paling tepat terhadap
pengeringan pandan. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan uji perbandingan
berpasangan.
1) Hasil Analisa Uji Lanjut

2) Interpretasi Data
Hasil yang diperoleh adalah perlakuan pengeringan dengan Cabinet dryer
(C), Vacuum dryer (V) dan Maltodekstrin 3%+Vacuum dryer (MV) berbeda karena
memiliki notasi yang berbeda. Nilai rata-rata yang diperoleh tertinggi pada pelakuan
Cabinet dryer (C) yakni 151,900 sedangkan terendah pada perlakuan Maltodekstrin
3%+Vacuum dryer yakni sebesar 79,965.

3) Kesimpulan
Metode pengeringan dengan Cabinet dryer yang dipilih karena menghasilkan total
klorofil paling tinggi. Untuk analisa perbandingan berpasangan untuk faktor suhu
(perlakuan), dapat dilakukan dengan tahapan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai