Anda di halaman 1dari 10

Rio Marpaung, Maria Krisna

Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin terhadap Kinerja dan


Loyalitas Karyawan di PT Riau Andalan Pulp and Paper Bisnis
Unit Riau Fiber

Rio Marpaung
Fakultas Ekonomi Universitas Riau
Maria Krisna
Karyawan Perusahaan Swasta

Abstract: Becoming a leader is never an easy task. A leader is requied to take charge of his organization
and help it reach it’s goals. There are many ways that a leader could use to improve his subordinates’
perfomance and to get their loyalties. One of the characteristics that a leader must have is a high Emotional
intelligence, comprised of Emotional Awareness, Self-management, Motivation, Empathy, and Social skill.
This Emotional Intellegence could help a leader be more productive and more successful towards his goals
and help his subordinates to be more productive as well. This research is an analytical survey to analyze the
infuence of Emotional Intellegence of leadertowards the job perfomance and loyalty of employees in PT.
Riau Andalan Pulp and Paper, Riaufiber Business Unit. The population of this research is 141 employeesfrom
various levels, sexes, positions, ages, educational backgrounds and length of services. Questionnaire is
used as a method to gain the data for this research and SPSS 19 is used to analyze the data. The conclusion
of this research shows that the Emotional Intellegence of a leader do infuence the Job Perfomance (α=0,044),
the Emotional Intellegence of a leader do influence the Loyalty (α=0,356), and the Job Perfomance influ-
ences the Loyalty (α=0,288). It is recommende that a leader should improve his leadership by improving his
Emotional Intellegence so that the Job Perfomance and Loyalty Of his subordinates could also be im-
proved.

Keywords: emotional intellegence, job perfomance, loyalty, leader, employee

Abstrak: Menjadi pemimpin bukan merupakan tugas yang mudah. Seorang pemimpin diperlukan untuk
memimpin organisasi dan membantu mencapai tujuan organisasi. Beberapa cara yang bisa digunakan seorang
pemimpin untuk meningkatkan kinerja bawahannya dan untuk mendapatkan loyalitas mereka. Salah satu
karakteristik bahwa seorang pemimpin harus memiliki adalah Kecerdasan emosional yang tinggi, terdiri dari
Kesadaran Emosional, Self-manajemen, Motivasi, Empati, dan keterampilan sosial. Kecerdasan Emosional ini
dapat membantu seorang pemimpin menjadi lebih produktif dan lebih sukses menuju tujuan dan membantu
bawahannya untuk menjadi lebih produktif juga. Penelitian ini merupakan survei analitik untuk menganalisis
pengaruh dari Kecerdasan Emosional pemimpin terhadap kinerja karyawan dan loyalitas karyawan di PT. Riau
Andalan Pulp and Paper, Riaufiber Unit Bisnis. Populasi dalam penelitian ini adalah 141 berbagai tingkatan
karyawan,meliputi jenis kelamin, posisi, usia, latar belakang pendidikan dan waktu pelayanan. Kuesioner
digunakan sebagai metode untuk mendapatkan data untuk penelitian ini dan SPSS 19 digunakan untuk
menganalisis data. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kecerdasan Emosional seorang pemimpin
mempengaruhi kinerja karyawan (α = 0,044), dengan Kecerdasan Emosional seorang pemimpin mempengaruhi

Alamat Korespondensi:
Rio Marpaung, Fakultas Ekonomi Universitas Riau

682 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME682
10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin terhadap Kinerja dan Loyalitas Karyawan

pengaruh Loyalitas (α = 0,356), dan kinerja pekerjaan mempengaruhi Loyalty (α = 0,288). Hal ini
merekomendasikan seorang pemimpin untuk meningkatkan kepemimpinannya dengan meningkatkan
kecerdasan emosionalnya yang juga dapat meningkatkan kinerja karyawan dan loyalitasnya..

Kata Kunci: kecerdasan emosional, kinerja , loyalitas, pemimpin, karyawan

Turnover karyawan yang menjadi salah satu masalah atau gagal dalam karirnya. Ini artinya bahwa seorang
di perusahaan-perusahan di Indonesia juga dialami pemimpin yang memiliki peranan kuat dalam keber-
oleh perusahaan PT RAPP. Menurut Purjono (2008) hasilan sebuah organisasi tidak saja harus cerdas
hasil survei Global Strategic Rewards 2007/2008 secara intelektual tetapi harus juga memiliki kecerdas-
yang dilakukan oleh Watson Wyatt Indonesia, kehi- an emosional.
langan karyawan berprestasi tinggi dan karyawan Kecerdasan emosional seorang pemimpin sangat
dengan keahlian khusus sudah menjadi masalah yang dibutuhkan seperti yang dinyatakan oleh Sheridan bah-
perlu diwaspadai oleh industri di Indonesia. Hasil wa kepuasan bekerja dan loyalitas karyawan berkait-
survei yang dilakukan sejak pertengahan tahun 2006- an erat dengan hubungan mereka dengan pemimpin
2007 itu menunjukkan turnover untuk posisi-posisi organisasi (Sheridan & Vrendenburgh, 1984).
penting (level manajerial dan di atasnya) di industri Goleman (1998) mengungkapkan bahwa kecer-
perbankan antara 6,3%–7,5%. Sedangkan turnover dasan intelektual (IQ) menyumbangkan kira-kira 20%
karyawan di industri pada umumnya hanya berkisar bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam
0,1–0,74%. hidup, dan yang 80% lainnya diisi oleh kekuatan-
Berdasarkan data perusahaan, pertahunnya Riau kekuatan lain, termasuk kecerdasan emosional. Hal
Fiber kehilangan karyawan rata-rata 6,09%. Semen- senada juga diungkapkan oleh Ari Ginanjar (2001)
tara angka turnover di Indonesia pada umumnya yang mengemukakan bahwa kecerdasan emosional
hanya 0,1–0,74%. Salah satu alasan pokok karyawan memegang peranan penting dalam mencapai keber-
keluar dari perusahaan adalah masalah kepemim- hasilan disegala bidang. Ken Blanchard (2008)
pinan. mengatakan bahwa ketika orang-orang keluar dari
Alex Nitisemito (1991) mengatakan bahwa salah perusahaan, seringkali bukan karena perusahannya
satu sebab hilangnya loyalitas karyawan adalah tidak itu sendiri, melainkan karena pimpinan mereka.
cocoknya dengan gaya perilaku pemimpin serta ling- Jumlah pegawai yang keluar akibat ketidak-
kungan kerja yang buruk. cocokan dengan manajer dan supervisor lebih besar
Terkait dengan kepemimpinan dan loyalitas kar- ketimbang mereka yang keluar akibat ketidakcocokan
yawan, Stanley (2011) mengutip Arcus Buckingham dengan perusahaan atau pekerjaan. Bentuk lain dari
dan Curt Hoffman penulis buku First Break All the fenomena ini: Pegawai yang handal dan berbakat bisa
Rules, mengatakan alasan utama karyawan keluar jadi bergabung pada perusahaan karena pimpinannya
dari perusahaan adalah karena buruknya hubungan yang kharismatik, gaji yang besar, program pengem-
dengan atasan langsung atau atasan tertinggi di depar- bangan diri yang luar biasa atau yang lain. Tapi yang
temennya. Karyawan yang berhenti tersebut akan membuat dia bisa bertahan lama dan yang menentu-
membawa semua pengetahuan dan kemampuannya kan produktivitasnya adalah hubungan dia dengan
ke pesaing perusahaan tersebut. Masih dikutip dari pimpinan/supervisor terdekatnya atau yang langsung
Stanley (2011), survei majalah Fortune beberapa berada di atasnya.
tahun lalu menemukan bahwa hampir 75% karyawan Penelitian lainnya yang masih dilakukan oleh
telah menderita di tangan para atasan yang sulit. Hochwater (2010) dalam The Leadership Quaterly meng-
Penelitian yang dilakukan oleh Kenneth (2009) ungkapkan bahwa, ketertekanan seorang pegawai di
menyebutkan bahwa seorang manajer yang memiliki lingkungan kerjanya membuat dia merasa cepat lelah
kinerja tertinggi adalah yang memiliki emosional. dan akan menolak tugas-tugas tambahan lainnya. Dan
Miskin sosial dan kecerdasan emosional adalah predik- sikap ini akan memicu tindakan indispliner lainnya dan
tor kuat bagi seorang eksekutif untuk ”menyimpang” akan mengarah ke PHK dan bentuk turnover lainnya.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 683


Rio Marpaung, Maria Krisna

Tingginya turn over karyawan di PT. RAPP emosional diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emo-
salah satu penyebabnya adalah sumbangan dari sional orang lain (empati) dan kemampuan untuk
kurangnya kecerdasan emosional para pemimpin. membina hubungan (kerjasama) dengan anak
Dengan rendahnya kecerdasan emosional pemimpin buahnya.
di RAPP berakibat ketidaknyamanan dalam bekerja
sehingga karyawan lebih memilih keluar dari pada Kepemimpinan
bertahan. Ketidaknyamanan yang terjadi dapat beru- Menurut Weirich dan Koontz (1993), kepemim-
pa: pertama, kurangnya perhatian terhadap jenjang pinan merupakan seni atau proses mempengaruhi
karir karyawan. Pimpinan lebih mengutamakan tar- orang lain, sehingga mereka bersedia dengan kemam-
get kerja dan tidak memperhatikan kebutuhan lain dari puan sendiri dan secara antusias bekerja untuk
karyawan. Kedua, munculnya konflik di antara sesa- mencapai tujuan organisasi. Hal yang sama disam-
ma karyawan yang berlarut-larut dan kurang peduli- paikan oleh Hellriegel dan Slocum (1992) kepemim-
nya pemimpin terhadap masalah atau konflik yang pinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
terjadi. Berdasarkan fenomena yang terjadi, penulis memotivasi dan mengarahkan orang lain guna menca-
mencoba meneliti tentang ”Pengaruh Kecerdasan pai tujuan.
Emosional terhadap Kinerja dan Loyalitas Karyawan Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan
di PT. RAPP Bisnis Unit Riau Fiber”. berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kepe-
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah mimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
penelitian sebagai berikut: menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
• Apakah kecerdasan emosional pemimpin berpe- pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
ngaruh terhadap kinerja karyawan di PT. RAPP. memperbaiki kelompok dan budayanya.
• Apakah kecerdasan emosional pemimpin dapat Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat
mempengaruhi Loyalitas karyawan di PT.
dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keber-
RAPP.
hasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan or-
• Apakah kinerja karyawan berpengaruh baik
ang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara langsung maupun tidak langsung terhadap
sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga
loyalitas karyawan di PT. RAPP
pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penga-
setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpin-
ruh kecerdasan emosional pemimpin terhadap kinerja
an itu sendiri.
dan loyalitas karyawan serta pengaruh kinerja terha-
dap loyalitas karyawan di PT RAPP.
Kinerja
Kecerdasan emosional Menurut Timpe (1993) kinerja merupakan aksi
atau kreatifitas karyawan yang memiliki tingkat yang
Salovey dan Mayer (1990) pertama kali mem-
berbeda-beda dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja
perkenalkan konsep Kecerdasan emosional sebagai
tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha,
jenis kecerdasan sosial. Kecerdasan emosional dide-
dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa
finisikan sebagai kemampuan individu untuk mema-
kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam be-
hami secara akurat, menilai, dan mengekspresikan
kerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya
emosional, kemampuan untuk mengakses dan meng-
pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam
hasilkan perasaan manakala mereka berpikir, kemam-
periode waktu tertentu.
puan memahami emosional dan pengetahuan emosio-
Untuk menentukan tinggi rendahnya kinerja pada
nal, dan kemampuan untuk mengatur emosional untuk
karyawan, perusahaan melakukan penilaian tahunan
meningkatkan pertumbuhan emosional dan intelektual.
yang disebut annual performance appraisal. Pada
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
penilaian tahunan ini seorang atasan menilai kelemah-
kecerdasan emosional adalah kemampuan seorang
an, kekuatan, displin, kepemimpinan dan teamwork.
pemimpin untuk mengenali emosional diri, mengelola

684 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin terhadap Kinerja dan Loyalitas Karyawan

Loyalitas karyawan yang bekerja di PT RAPP divisi Bisnis Unit


Berbagai pendapat mengenai loyalitas karyawan Riaufiber.
disampaikan beberapa peneliti antara lain: Richard Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Coughlan dalam jurnalnya (Couglan, 2005) bahwa karyawan yang jumlahnya diketahui sebanyak 1646
Loyalitas adalah tindak etis seorang karyawan dalam orang. Pengambilan sampel adalah dengan
melakukan pekerjaan dan dalam membina hubungan menggunakan rumus Slovin.
dengan rekan kerja. N
Jasna Auer Antoncic (Antoncic, 2011) mengata- n =
1 + Ne 2
kan bahwa loyalitas adalah apabila karyawan memiliki n = Number of samples (jumlah sampel)
kesadaran dan tanpa paksaan untuk berkomitmen N = Total population (jumlah seluruh anggota
menjalankan tanggung jawab dan berupaya memberi- populasi)
kan kinerja mereka yang terbaik bagi perusahaan. e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat;
Untuk mendapatkan loyalitas dari karyawannya maka taraf signifikansi; untuk sosial dan pendidikan
perusahaan harus senantiasa menjaga keharmonisan lazimnya 0,05 dan yang terbaik adalah 0,01) –>
Tingkat turn over yang tinggi di sebuah perusa- (^2 = pangkat dua)
haan bisa menggambarkan rendahnya tingkat loyalitas
para pekerja terhadap perusahaan itu. Loyalitas yang 1646
rendah tentu saja merupakan penyakit serius yang n=
dapat menghambat kemajuan sebuah perusahaan. 1 + 1646 (0,1) 2
Kondisi itu tentu saja tidak boleh dibiarkan berlarut- n = 94, 2726
larut dan menjadi duri dalam daging di lingkungan sehingga diperoleh jumlah sampel untuk penelitian ini
kerja. sebanyak 95 responden, kuesioner yang dibagikan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebanyak 250.
adalah sebagai berikut: Pengambilan sampel ditentukan berdasarkan
H1 : Adanya pengaruh kecerdasan emosional jumlah persentase Jabatan di Riaufiber.
pemimpin terhadap kinerja karyawan.
H2 : Adanya pengaruh kecerdasan emosional Definisi Operasional Variabel
pemimpin terhadap loyalitas karyawan
Kecerdasan emosional
H3 : Adanya pengaruh Kinerja Karyawan terha-
dap loyalitas karyawan. Kecerdasan emosional pemimpin adalah serang-
kaian kemampuan baik verbal maupun nonverbal yang
METODE dimilki seorang pemimpin untuk menciptakan, me-
ngenal, mengekspresikan, memahami, dan meng-
Penelitian ini dilakukan di PT Riau Andalan Pulp evaluasi emosional yang diukur berdasarkan lima
And Paper yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, indikator.
Kabupaten Pelalawan Riau. Kawasan ini berada jauh • Kesadaran diri yaitu kemampuan untuk mema-
dari kota besar seperti Pekanbaru, yang perekonomian hami perasaan diri sendiri, memiliki rasa percaya
masyarakatnya baru berkembang sejak didirikannya diri, penilaian diri yang realistik dan rasa humor.
pabrik Pulp and Paper ditempat itu. Karakter karya- • Mengelola diri yaitu sifat yang layak dipercaya
wan terbentuk dari budaya perusahaan yang menguta- dan keterbukaan dengan perubahan
makan kerja dan disiplin serta pencapaian target • Motivasi diri yaitu dorongan yang kuat untuk men-
ditambah lagi dengan lokasi tertutup perumahan capai optimisme dan komitmen organisasi yang
karyawan membuat karyawan merupakan orang-or- tinggi.
ang eksklusif bagi masyarakt sekitarnya. • Empati yaitu keahlian untuk membangun dan
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pende- mempertahankan bakat, kepekaan terhadap
katan kuantitatif dengan objek penelitian adalah perasaan orang lain.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 685


Rio Marpaung, Maria Krisna

• Kecakapan sosial yaitu kemampuan untuk Pengukuran Variabel Penelitian


memimpin upaya perubahan, pembujukan dan Variabel penelitian ini menggunakan skala Likert,
keahlian dalam pembentukan tim. menurut Kinnear (1988) dari Husein Umar (1998)
mengatakan bahwa skala Likert berhubungan dengan
Kinerja Karyawan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu,
misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan
Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai
baik tidak-tidak baik. Dalam penelitian ini digunakan
oleh karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai
pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal
dengan tanggung jawab yang diukur dengan lima
dalam jumlah lima kategori dengan gradasi sangat
indikator yaitu:
positif sampai sangat negatif.
• Kekuatan karyawan yaitu berupa kualitas peker-
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan
jaan yang dihasilkan tepat waktu dalam penye-
menggunakan statistik infrensial yaitu dengan metode
lesaian pekerjaan.
statistik analisis jalur (Path analysis). Analisis jalur
• Sikap profesional karyawan adalah karwan me-
dimaksud adalah untuk mengetahui pengaruh langsung
miliki ketrampilan yang dibutuhkan dan melaku-
dan tidak langsung variabel kecerdasan emosional
kannya dengan sikap profesional.
pemimpin terhadap kinerja dan loyalitas karyawan.
• Pro aktif adalah penyelesaian masalah ditempat
Serta apakah Kinerja intervening dengan loyalitas
kerja dengan melaksanakan Continous impro-
karyawan.
vement (CI) dan sugestion system (SS) dalam
rangka mewujudkan motto perusahaan better,
faster dan lower cost. HASIL
• Team work adalah, kemampuan karyawan Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
bekerja dalam tim kerja penelitian
• Penilaian tahunan adalah hasil yang dicapai
Uji validitas instrument penelitian dimaksudkan
karyawan berdasarkan penilaian dari atasan
untuk menguji apakah instrument yang digunakan,
setiap tahun.
dalam hal ini apakah angket memenuhi persyaratan
validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Pearson.
Loyalitas
Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien
Loyalitas adalah kepatuhan dan kesediaan karya- korelasi antara masing-masing nilai pada nomor
wan yang diukur dalam empat indikator sebagai pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan
berikut: tersebut. Data diolah dengan program SPSS, asalkan
• Berkarir diperusahaan adalah keinginan untuk r yang diperoleh diikuti harga p ≤ 0,05 berarti nomor
menetap di perusahaan serta tidak memililki pertanyaan itu valid.
keinginan mencari pekerjaan ditempat lain. Uji Reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan
• Mengenal perusahaan yaitu memiliki pengeta- konsistensi internal dan instrument penelitian terhadap
huan tentang perusahaan serta mengetahui aktifi- masing-masing dimensi penelitian. Nilai-nilai untuk
tas perusahaan, mengenal pimpinan di divisi pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item
perkerjaan karyawan. angket yang valid. Instrument memiliki tingkat reliabi-
• Kebanggaan sebagai bagian dari perusahaan litas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh
adalah Merasa bagian dari perusahaan, merasa >0,60.
telah dibesarkan perusahaan, bersedia mendu- Untuk mempermudahkan perhitungan digunakan
kung tercapainya tujuan perusahaan, menjaga program aplikasi SPSS versi 19. Hasil perhitungan
nama baik perusahaan, menceritakan perusahaan validitas dan reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran.
sebagai perusahaan yang tepat untuk bekerja, Berdasarkan uji validitas dalam penelitian ini
bekerja di perusahaan merupakan pilihan terbaik. menunjukkan bahwa korelasi adalah 0,000. Dengan
• Disiplin jam kerja adalah masuk dan keluar kerja demikian seluruhnya ini berarti < dari 0,005 sehingga
sesuai jam kerja seluruh item yang diuji adalah valid karena memiliki

686 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin terhadap Kinerja dan Loyalitas Karyawan

harga p ≤ 0,05, sehingga dapat digunakan tahap dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena thitung
analisis selanjutnya. lebih besar dari ttabel (3,628>1,97718) atau signifi-
Hasil perhitungan reliabilitas instrument dengan kansi t lebih kecil dari 5% (0,000<0,05), maka
menggunakan alpha cronbach adalah tertinggi 0,930 variabel Kecerdasan emosional Pemimpin (X)
dan terendah adalah 0,748. Dengan demikian nilai berpengaruh signifikan terhadap variabel Loyali-
alpha seluruhnya adalah reliable karena memiliki al- tas (Y2) dapat disampaikan bahwa variabel
pha >0,60 sehingga seluruh variabel yang diteliti adalah Kecerdasan emosional Pemimpin (X) berpenga-
reliable dan dapat digunakan dalam tahap analisis. ruh signifikan terhadap variabel Loyalitas (Y1).
Hal ini berarti jika Kecerdasan emosional Pe-
Uji Normalitas mimpin ditingkatkan maka akan berdampak pada
peningkatan Loyalitas dan sebaliknya jika Kecer-
Uji ini untuk melihat bahwa data penelitian
dasan emosional Pemimpin menurun maka
berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji
mengakibatkan penurunan loyalitas. Dengan
normalitas dalam penelitian ini menggunakan
demikian Hipotesis 2 dapat diterima.
kolmogorov-spirnov . Kesimpulan uji ini adalah bahwa
• Uji terhadap variabel Kinerja (Y1) didapatkan
semua P< dari 0,05 dan mean lebih kecil dari stan-
thitung sebesar 4,490 dengan signifikansi sebesar
dard deviasi. Dengan demikian disimpulkan bahwa
0,000. Karena t hitung lebih besar dari t tabel
model yang dipakai dalam penelitian ini memenuhi
(4,490>1,97718) atau signifikansi t lebih kecil dari
asumsi kenormalan.
5% (0,000<0,05), maka variabel Kinerja (Y1) in-
tervening secara signifikan terhadap variabel Lo-
Uji Linieritas yalitas (Y2) disampaikan bahwa variabel Kinerja
Pengujian ini untuk melihat adanya hubungan (Y1) berpengaruh terhadap variabel Loyalitas
yang linier antar variabel dengan asumsi apabila (Y1). Hal ini berarti jika Kinerja meningkat maka
p<0,05 maka hubungannya linier dan apabila p> 0,05 akan berdampak pada peningkatan Loyalitas dan
maka hubungannya tidak linier. sebaliknya jika Kinerja menurun maka meng-
akibatkan penurunan loyalitas. Dengan demikian
Uji Hipotesis Hipotesis 3 dapat diterima.
Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yaitu Pengaruh langsung dan tidak langsung melalui
untuk menguji variabel bebas terhadap variabel terikat Kinenerja (Y1) serta pengaruh total kecerdasan
• Uji terhadap variabel Kecerdasan emosional emosional pemimpin (X) terhadap loyalitas (Y2) dapat
Pemimpin (X) didapatkan thitung sebesar 5,836 diuraikan sebagai berikut:
dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena thitung Pengaruh langsung X terhadap Y2: 0,356.
lebih besar dari ttabel (5,836>1,97718) atau signifi- Pengaruh tidak langsung X terhadap Y2 melalui Y1:
kansi t lebih kecil dari 5% (0,000<0,05), maka 0,444 x 0,288 = 0,127872 + 0,356 = 0,483872
variabel Kecerdasan emosional Pemimpin (X) Sehingga pengaruh total X terhadap Y2 melalui
berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Y1 adalah sebesar 0,483872.
(Y1) dapat disampaikan bahwa variabel Kecer- Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan
dasan emosional Pemimpin (X) berpengaruh bahwa secara sendiri-sendiri variabel kecerdasan
signifikan terhadap variabel Kinerja (Y1). Hal emosional pemimpin dapat mempengaruhi loyalitas
ini berarti jika Kecerdasan emosional Pemimpin karyawan, dan variabel kinerja menjadi variabel in-
ditingkatkan maka akan berdampak pada pe- tervening terhadap loyalitas. Ini berarti kecerdasan
ningkatan kinerja dan sebaliknya jika Kecerdas- emosional tidak hanya berpengaruh secara langsung
an emosional Pemimpin menurun maka meng- terhadap loyalitas karyawan tetapi dapat juga melalui
akibatkan penurunan kinerja. Dengan demikian kinerja karyawan. Pengujian tersebut membuktikan
Hipotesis 1 dapat diterima. bahwa Kecerdasan emosional lebih besar pengaruh-
• Uji terhadap variabel Kecerdasan emosional nya secara langsung terhadap loyalitas karyawan
Pemimpin (X) didapatkan thitung sebesar 3,628 daripada pengaruh tidak langsung apabila melalui

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 687


Rio Marpaung, Maria Krisna

kinerja karyawan terhadap loyalitas karyawan. Seca- Riggio (2008), Murianto (2007), Bred Antony Hay-
ra bersama-sama kecerdasan emosional pemimpin ward (2005) dan yang disampaikan oleh Goleman
dan kinerja karyawan dapat mempengaruhi loyalitas (2002) bahwa Pemimpin yang memiliki kecerdasan
karyawan. emosional menyadari bahwa suasana hati dan emosio-
nal orang yang dipimpinnnya mempengaruhi kinerja
PEMBAHASAN organisasinya. Sehingga dia selalu berusaha menjaga
Penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan suasana hati dan memberikan suasana yang kondusif
emosional pemimpin serta Loyalitas karyawan di PT dalam bekerja. Bila suasana hati baik maka kinerja
Riau Andalan Pulp And Paper Bisnis Unit Riaufiber pun akan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan
bisa disimpulkan rendah, dan kinerja karyawan tinggi. bahwa kecerdasan emosional pemimpin dapat mem-
Jika ditelusuri maka pernyataan-pernyataan yang pengaruhi kinerja karyawan.
mendapat nilai rendah adalah:
X1.1.2 : Atasan selalu suka bercanda (humoris) Pengaruh Kecerdasan emosional Pemimpin
X1.2.1 : Dalam situasi yang menekan atasan bisa terhadap Loyalitas
tetap bersikap rileks Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa hipo-
Y2.1.1 : Meluangkan sisa karir di perusahaan tesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini terbukti
Y2.1.2 : Tidak mempunyai keinginan mencari kerja dalam kata lain bahwa kecerdasan emosional pemim-
ditempat lain pin berpengaruh terhadap loyalitas hal ini menunjukkan
Y.2.2.3 : Mengenal semua pimpinan di divisi perus- seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan emosio-
ahaan nal yang baik dapat meningkatkan loyalitas anak
Y2.3.6 : Bekerja di perusahaan sebagai pilihan ter- buahnya.
baik Hasil penelitian ini mendukung pendapat dari hasil
Hal-hal diatas memerlukan perhatian khusus dan penelitian sebelumnya diantaranya oleh Atika
menjadi informasi yang berharga agar manajemen Modassir (2008), Caesar Douglas (2005) dan juga
perusahaan dapat melakukan pembenahan-pembenahan. senada dengan apa yang disampaikan oleh Amit Lohia
(Kongres HR 2008) mengungkapkan, pimpinan yang
Pengaruh Kecerdasan emosional Pemimpin baik dan perduli dengan anak buahnya menempati
terhadap Kinerja urutan pertama dari setidaknya lima faktor penggerak
karyawan. Menyusul kemudian ”empowerment”,
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa hipo-
”job charity and fit”, ”growth prospect” dan ”com-
tesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini terbukti
pensation and flexibel reward”.
dalam kata lain bahwa kecerdasan emosional pemim-
Tingkat turn over karyawan yang tinggi pada
pin berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini
sebuah perusahaan bisa menggambarkan rendahnya
berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan
loyalitas karyawan, banyak hal yang bisa menjadi
emosional dapat meningkatkan kinerja anggotanya,
penyebabnya. Tetapi salah satu yang terpenting ada-
karena kecerdasan emosional pemimpin merupakan
lah rasa aman dalam melakukan pekerjaan. Atasan
suatu kemampuan seorang pimpinan dalam memonitor
yang memiliki keperdulian tinggi akan membuat su-
perasaan dan emosional baik pada diri sendiri maupun
asana kerja yang nyaman. Kenyamanan bekerja yang
pada orang lain, seorang pemimpin akan mampu
dirasakan seorang karyawan tidak membuatnya
membedakan dua hal tersebut dan kemudian
pindah ke perusahaan lain.
menggunakan informasi itu untuk membimbing pikiran
Untuk itu seorang pimpinan harus dapat mencip-
dan tindakan untuk membimbing anak buahnya
takan suasana kenyamanan lewat sikap kekeluargaan,
mencapai kesuksesan dalam kinerja.
tidak kaku kepada anak buahnya dan dapat mem-
Hasil penelitian ini mendukung beberapa temuan
posisikan diri sebagai mitra diskusi dan tidak bersikap
sebelumnya tentang pengaruh kecerdasan emosional
otoriter. Terutama apabila sebagian besar karyawan
pemimpin terhadap kinerja yang dikemukakan
adalah kelompok usia muda dan produktif.
diantaranya oleh, Dwi Ari Wibawa (2010), Ronald E.

688 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin terhadap Kinerja dan Loyalitas Karyawan

Karena kelompok usia ini biasanya sangat kritis nyaman maka karyawan dapat meningkatkan kinerja
dan mudah berpindah apabila sudah merasa tidak dengan demikian mengurangi keinginan karyawan
nyaman dengan lingkungan kerjanya. untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Penelitian
Sebuah pendapat yang dikutip dari Jurnal Manaje- dan teori ini membuktikan bahwa Kinerja karyawan
men Karir (Ken Blanchard. 2008) menyatakan bahwa memiliki hubungan yang intervening dengan Loyalitas
sering sekali karyawan memutuskan keluar dari karyawan, artinya meningkatnya loyalitas karyawan
perusahaan bukan karena kekurangan yang dimiki dibarengi dengan meningkatnya kinerja karyawan.
perusahaan tetapi karena pimpinan mereka. Bentuk
lain dari fenomena ini: Pegawai yang handal dan KESIMPULAN DAN SARAN
berbakat bisa jadi bergabung pada perusahaan karena
Kesimpulan
pimpinannya yang kharismatik, gaji yang besar, pro-
gram pengembangan diri yang luar biasa atau yang Setelah dilakukan pembahasan dan penganalisa-
lain. Tapi yang membuat seorang karyawan bisa an terhadap data hasil penelitian pada PT Riau
bertahan lama dan produktif adalah hubungan antara Andalan Pulp And Paper Bisnis unit Riaufiber, maka
karyawan dengan pimpinan/supervisor terdekatnya dapat disimpulkan dari pengaruh Kecerdasan emosio-
atau yang langsung berada di atasnya. nal Pemimpin terhadap Kinerja dan Loyalitas adalah
Ini juga sebuah bukti bahwa kecerdasan emosio- sebagai berikut:
nal seorang pemimpin berpengaruh terhadap loyalitas • Kecerdasan emosional pimpinan di PT Riau
responden. Andalan Pulp And Paper masuk pada kategori
Pendapat lain yang mendukung adanya hubungan masih rendah. Penilaian karyawan pada pimpinan
kecerdasan emosional dan loyalitas adalah dari mendapat nilai terrendah terutama pada pimpinan
Steven, B. Wolf (2009) menyatakan bahwa salah satu yang kurang suka bercanda (tidak humoris), pim-
unsur dari Kecerdasan Emosional yaitu Empati apa- pinan tidak dapat bersikap rileks pada situasi yang
bila dimiliki oleh seorang pemimpin akan mendorong menekan serta pimpinan tidak mampu membaca
anggotanya memahami dan memenuhi tugas yang situasi bawahan. Dengan demikian pimpinan
diberikan kepadanya. Kecerdasan emosional melalui dianggap kurang memiliki kemampuan kesadaran
empati membuat seorang pemimpin memahami per- diri, mengelola diri dan kurang memiliki empati.
masalahan di tempat kerja sehingga mendorong • Kinerja karyawan dinilai oleh responden sudah
kemampuan dalam penyelesaian masalah. Hal ini tinggi, tetapi masih ada beberapa yang masih
membuat anggota kelompoknya memiliki keinginan memerlukan sedikit perbaikan terutama pada
untuk turut serta mencapai tujuan organisasi. Uraian kualitas kerja karyawan, kemauan menjalankan
ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional continous improvement yaitu keinginan mening-
pemimpin berpengaruh terhadap loyalitas karyawan. katkan kualitas kerja.
• Loyalitas karyawan dinilai sangat rendah teruta-
Hubungan Intervening antara Kinerja dan ma pada rendahnya keinginan karyawan untuk
Loyalitas tetap bekerja di perusahaan, serta kurangnya rasa
bangga karyawan sebagai bagian dari perusa-
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa haan.
hipotesis 3 yang diajukan dalam penelitian ini terbukti
dalam kata lain bahwa variabel kinerja memiliki Saran
hubungan yang intervening dengan loyalitas. Dengan
adanya peningkatan kinerja maka loyalitas juga akan Atas dasar kesimpulan yang ditarik dari hasil
meningkat penelitian ini dapat diajukan beberapa saran kepada
Hal ini mendukung hasil penelitian sebelumnya jajaran pimpinan adalah sebagai berikut:
seperti yang dikemukakan Kenneth Nowack (2010) • Rendahnya kecerdasan emosional pemimpin di
yang walaupun masih berhubungan dengan kepimim- PT Riau Andalan Pulp Andalan Paper Bisnis Unit
pinan Nowack menjelaskan apabila suasana kerja Riaufiber perlu disikapi oleh manajemen untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terutama pada

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 689


Rio Marpaung, Maria Krisna

posisi seorang pemimpin di perusahaan (devisi/ Coughlan, R. 2005, Employee loyalty as adherence to
departemen). Perlu dilakukan pelatihan terhadap shared moral value, Pittsburg State University-De-
kecerdasan emosional pemimpin. Karena Pela- partment of Economics, Journal BusinessHuman re-
tihan yang didapatkan selama ini hanya berupa sources and labor relations p 16–43.
Crimmon, M. 2009. Why Emotional Intelligence is not
pelatihan kompetensi sebagai atasan untuk
esscential for Leadership, Ivey Business Journal,
kenaikan golongan maupun untuk kemampuan January/ February 2009.
teknikal lainnya yang terkait dengan posisi peker- Douglas, C. 2003, Emotional Intelligence, Leadership ef-
jaan. fectiveness and teams outcomes, The International
• Perusahaan juga harus dapat menciptakan sua- Journal of Organizational Analysis, Vol 11, No. 1, p.21–
sana nyaman ditempat kerja dan suasana keke- 40.
luargaan. Adapun acara-acara Family gather- Ernesto, R., Paola, S., Luigi, Z. 2009. Can we teach emo-
ing masih bersifat kaku dan tidak mengena untuk tional intelligence?, Columbia University, North-
semua lapisan. Karena justru pimpinan yang western University, University Of Chicago p 1–19.
diharapkan hadir justru tidak hadir dengan alasan Goleman, D. 1995, Emotion concepts: Artikel pada majalah
manajemen, aremotional intelligence.
kesibukan pekerjaan. Hal ini menunjukkan niat
Gill, R. 2011, Using Storytelling to Maintain Employee
melakukan gathering hanya lib service. Loyalty during Change, Public Relations and Com-
• Pimpinan ataupun manajemen memperbaiki cara munications Faculty of Higher Education Swinburne
atau gaya kepemimpinan yang kaku serta cende- University of Technology Melba Avenue, Lilydale,
rung otoriter dalam mengejar terpenuhinya tar- Victoria 3140 Australia, International Journal of Busi-
get kerja. ness and Social Science Vol. 2 No. 15; August 2011
23.
DAFTAR RUJUKAN Gunawan, I. 2010. Analisa Jalur, Blog Imam Gunawan.
Hochwarter, W. 2007. Who’s afraid of the big bad boss?
Agustian, A.G. 2007, ESQ Emotional Spirit Quotient, Plenty of us, new FSU study shows, The Florida Uni-
Buku. Jakarta: Penerbit Arga versity news.
Antoncic, J.A. Antoncic, Bostjan, 2005, Employee Loy- Kurniawan, B.H. 2011,The Art Of Leadership, Consist Train-
alty And Its Impact On Firm Growth, University of ing Centre, Padang Sumatera Barat, Indonesia.
Primorska, Slovenia, University of Primorska, Slovenia Ming, C. 2010, Karyawan Loyal Perusahaan Maju, Harian
International Journal of Management & Informa- Kompas 23 Nopember 2010.
tion Systems-First Quarter 2011 Volume 15, Num- Modasir, A. 2008, Relationship of Emotional Intelligence
ber 1 © 2011 The Clute Institute 81. with transformational Leadership and Organiza-
Anthony, H., Bred. 2005, Relationship between employee tional, Wipro Technologies, Bangalore, Indian, In-
performance, leadership and emotional intelligence ternational Journal of Leadership Studies, Vol. 4 Iss.
in a south African Parastatal Organisation, A the- 1, 2008, p. 3–21.
sis submitted in fulfillment of the requirements for Murianto. 2007. Keefektifan Kepemimpinan Berdasarkan
the degree of Master of Commerce,Department of Kecerdasan Emosional Dalam Loyalitas Guru (Studi
Management, Rhodes University. di MIN Model Kawistolegi, MTS Miftahul Ulum
Ariwibawa, D. 2010. Kecerdasan emosional Pemimpin dan Kuluran, dan MA Matholi’ul Anwar Simo Sungelebak
Kualitas Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Per- Lamongan). Universitas Islam Negeri Malang.
bendaharaan, makalah Seksi Pencairan Dana KPPN Nitisemito, A.S. 1991. Manajemen Personalia: Manajemen
Rantauprapat, Sumater Utara. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Clemmer, J. 2003. Sang Pemimpin, Prinsip Abadi untuk Noriah, Mohd. Ishak, Ramlee, M., Siti, R.A., & Syed, N.S.H.
keberhasilan Tim dan Organisasi diterjemahkan dari 2003. Kecerdasan emosional dan hubungannya
The Leader’s Digest: Timeless principles for Team dengan nilai kerja.Jurnal Teknologi, 39(E) Dis. 2003:
and Organization, success, TCG Press (Clemmer 77–84 © Universiti Teknologi Malaysia.
Group Inc.) Ontario, Canada. Diterjemahkan oleh Nowack, K. 2010, Leadership, Emotional Intelligence and
Dahlia Siahaan & Litarini Hartanto, 2009. Employee Engagement: Creating a Psychologically
C.P. Khokhar. 2009, Emotional Intelligence and Work Per- Healthy Workplace, Envisia Learning ken@envisia
formance among Executives, Gurukul Kangri Univer- learning.com, www.envisialearning.com, page 1–13.
sity, Haridwar, Europe’s Journal of Psychology 1/2009,
p 1–13.
690 JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin terhadap Kinerja dan Loyalitas Karyawan

Oktaviana, R. 2010, Pengaruh Kecerdasan Emotional, Queen’s University, Canada, The Leadership Quar-
Konsep Diri, Motivasi Terhadap Kinerja Dosen Uni- terly 21 (2010) 496–508.
versitas Bina Darma Palembang, Fakultas Psikologi Stefanus, T., dan Shelvieana, S. 2010, Analisis Pemotivasi-
Universitas Bina Darma Palembang. an dan Loyalitas Karyawan Bagian Pemasaran PT.
Purjono, A.S. 2008. Tingginya ”Turnover” Karyawan Palma Abadi Sentosa di Palangka Raya, Jurnal Mitra
di Indonesia, WordPress.com weblog. Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 2, Oktober
Rahmat. 1999. Menakar Loyalitas Karyawan, Ulasan. 2010, 176–193, Alumni Fakultas Ekonomi, Universi-
Jakarta: Kompas Group. tas Kristen Petra.
Rahmat, I.S. 2010, Pengaruh Budaya Organisasi dan Somantri, G.R. Desember 2005, Memahami Metoda
Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan PT Riau Kualitatif, Tulisan, MAKARA, SOSIAL HUMANIORA,
Andalan Pulp And Paper Bisnis Unit Riaufiber, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005:57–65.
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumarni, T. 2008, Pengaruh Kecerdasan emosionalonil
Diponegoro. Pemimpin Terhadap Motivasi Kerja Perawat di Ru-
Riggio, R.E. 2008, The emotional and social intelligences mah Sakit Bangkatan Binjai, Universitas Sumatera
of effective Leadership, An emotional and social skill Utara.
approach, Journal of Managerial Psychology Vol. 23 Tommy Stefanus dan Shelvieana Saputra (2010) Analisis
No. 2, 2008 pp. 169–185. Pemotivasian dan Loyalitas Karyawan bagian Pe-
Rock, Michael, E. 1999, Emotional Intelligence (EQ) Quiz- masaran PT Abadi Sentosa di Palangkaraya,
Fuel for Success, Seneca College, Toronto. Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Jurnal
Sheridan, J., dan Vredenburgh, D. 1984, Contextual Model Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis Volume1.
of leadership in Hospital Unit, Academi of Manage- Tuti, S. 2008. Kecerdasan emosional Pemimpin terhadap
ment Journal, 1984 Vol. 27, No. 1, p. 57–78. Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Bangkatan
Stanley. 2010. Pengaruh Pemimpin terhadap Turnover di Binjai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
perusahaan, http://blog.bakulkomputer.com/ Sumater Utara.
uncategorized/mengapa-karyawan-meningggalkan- Umar, H. 1998, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis.
perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Stéphane Côté a, Paulo, N., Lopes, b., Peter, Salovey, C., Wibawa, D.A. Kecerdasan emosional Pemimpin dan
Christopher T.H. Miners 2010. Emotional intelli- Kualitas Kinerja, KPPN Rantauparapat-SUMUT.
gence and leadership emergence in small groups, Wolff, S.B. 2009. Emotional Intelligence as the Basis of
University of Toronto, Canada, b Catholic University Leadership Emergence in Self-Managing Teams,
of Portugal, Portugal, Yale University, United States, School of Manajemen Marist College 3399 North Road
Poughkeepsie, New York p 1–34.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 691

Anda mungkin juga menyukai