Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
asung kertha waranugrahanya kami dapat menyelesaikan Tugas Seni Budaya dengan Judul
Tradisi Lukat Gni, Puri Satria Kawan, Banjar Satria, Dawan Klungkung dengan lancar tanpa ada
halangan yang berarti. Atas kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1). Bapak Nyoman Juanda sebagai guru pengajar Seni Budaya yang telah memberikan kami
tugas ini
2). Orang tua kami yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan tugas
ini baik dalam bentuk materi maupun moral
3. Anggota kelompok 2 yang telah bekerja sama saling membantu dalam menyelesaikan tugas ini
Kami menyadari bahwa pembuatan laporan Seni Budaya ini masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, berbagai kritik yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
lebih lanjut. Kami berharap semoga karya kami ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
serta teman-teman. Sekian dan terima kasih.
KELOMPOK II
Semarapura, Bali
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Bab IV Penutup
4.2 Lampiran
Bab I
Pendahuluan
Pulau Bali adalah salah satu dari sekian banyak pulau-pulau di Indonesia yang mempunyai
kekayaan budaya dan tradisi yang masih mampu dijaga dan dilestarikan walaupun era
globalisasi dengan segala dampaknya menerjang dengan intensitas yang tinggi sehingga Bali
dijuluki surganya wisata. Masyarakat di Bali tetap konsisten dengan budayanya sendiri yang
sudah diwariskan oleh nenek moyang dari generasi ke generasi. Walaupun Pulau Bali
menjadi sasaran kunjungan para wisatawan dari berbagai belahan dunia, kehidupan
masyarakat Bali dan kultur budayanya tak mengalami pergeseran. Beberapa kalangan
mengatakan bahwa Pulau Bali dikatakan sebagai Surganya Pariwisata Indonesia bahkan para
wisatawan dari belahan dunia manapun sudah mengenalnya, dari mulut ke mulut bahkan
beberapa lebih mengenal Bali daripada Indonesia.
Daerah Bali sudah sejak lama merupakan suatu wadah terjainya pergaulan nasional
maupun internasional, dimana tamu-tamu mancanegara dan nusantara hadir di Bali untuk
menikmati keindahan alam, budaya, tradisi yang unik dan bernafaskan Agama Hindu. Salah
satu tradisi yang masih sarat dengan makna adalah Tradisi Lukat Gni yang hingga saat ini
masih dilestarikan oleh masyarakat Puri Satria Kawan, Banjar Satria, Dawan Klungkung.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pemangku Merajan Puri Satria Kawan AA Gede Oka Mangku tradisi lukat Gni
tersebut bukan merupakan unjuk kebolehan. Namun apa yang dilakukan murni untuk
mempertahankan tradisi yang sudah menjadi warisan dari tahun ke tahun. "Ini sudah
dilakukan secara turun temurun untuk penyucian bhuana agung baik air, api, udara, tanah
dan untuk pembersihan diri," ujarnya.
Tradisi ini dilaksanakan di catus pata desa Paksebali, dilaksanakan pada tilem sasih
kesanga. Dimana pada sasih kesanga masyarakat setempat melakukan somya atau
pengelukatan/peleburan Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Dalam Bhuana Agung dilakukan
tawur di perempatan, di Klungkung dipusatkan di catus pata dan di masing masing rumah
dilaksanakan caru kecil sebelum jam 12 siang. Sedangkan untuk Bhuana Alit manusia juga
melakukan pecaruan yang dilaksanakan dengan mebiakaon di rumah. Kemudian semua
peserta melakukan prosesi melukat di sumber mata air suci di Pura Segening dan meminta
tirta. Setelah itu mengikuti persembahyangan bersama di Merajan Agung untuk meminta
restu kepada beliau agar tidak ada rintangan dan berjalan dengan lancar. Selain itu juga
melakukan upakara upakara yaitu atur piuning di merajan atau tempat yang dipandang
khusus oleh warga Paksebali, dan di tempat pelaksanaan lukat gni.
Melukat Gni menggunakan sarana api dari daun kelapa kering yang diikat, kemudian
dihantamkan kemasing-masing lawan, tidak ada luka walaupun mereka menggunakan sarana
api. Terlihat seru dan menegangkan, diiringi oleh tabuh baleganjur, sehingga mereka tambah
semangat, peperangan ini tidak menimbulkan amarah apalagi dendam, malah bertujuan
merekatkan persaudaraan.
"Sebenarnya panas juga dik. Tapi ini kami lakukan dengan penuh kegembiraan jadi rasa
sakit dan panas terkena bara api hilang," aku Gung Oka salah seorang pemuda setempat.
Ada satu keyakinan yang ditanamkan kepada para peserta yang terlibat dalam lukat Gni
tersebut, yakni api dari perakpak tersebut tidak akan melukai atau membakar diri peserta.
Tetapi akan membersihkan diri para peserta. Diyakini juga percikan api yang menyala dan
membakar tubuh peserta tersebut akan membakar atau menghilangkan sifat sifat negatif
dalam tubuh.
BAB III
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini kami mengumpulkan data dalam bentuk laporan berdasarkan 3 metode,
yaitu Metode Observasi, Metode Interview, dan Metode Dokumentasi.
3.1 Metode Observasi
Metode Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
obyek yang akan diamati.
BAB IV
PENUTUP
4.2 Lampiran