Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA

DENGAN RETARDASI MENTAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. Efif Lula Fidayanti (820163025)


2. Eka Puspa Marlena (820163026)
3. Etiek Nafisah(820163029)
4. Fenny Cahaya Khaerani (820163038)
5. Fikrotus Shofa (820163039)
6. Fina Audina Sofiana (820163040)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019

Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. 0291- 442993/437218


Website : http://www.stikesmuhkudus.ac.id
Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Anak
Dengan Retardasi Mental “. Penulis sangat berharap makalah ini memberikan manfaat didalam
perkuliahan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Lambung Mangkurat.
Makalah ini disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca dan dimengerti serta makalah
ini di kutip dari berbagai sumber yang membahas mengenai Strategi Kelangsungan Hidup Anak.
Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.

Kudus, Agustus 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian retardasi mental ....................................................................... 3
B. Etiolog retardasi mental ............................................................................ 3
C. Manifestasi Klinis dari retardasi mental ................................................... 6
D. Patofisiologi dari retardasi mental ............................................................ 9\
E. Pathway dari retardasi mental ................................................................... 9\
F. Penatalaksanaan yang diberikan pada retardasi mental............................. 10
G. Pemeriksaan penunjang retardasi mental ................................................. 11
H. Intervensi keperawatan pada retardasi mental .......................................... 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 19
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Retardasi mental adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai
kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau sering juga disebut dengan tuna grahita
(Kaplan, 2010).
American Association on Mental Retradation (AAMR) memberikan batasan yang
menjelaskan bahwa keterbelakangan mental menunjukan adanya keterbatasan dalam fungsi
yang mencakup fungsi intelektual yang di bawah rata-rata, dimana berkaitan dengan
keterbatasan pada dua atau lebih dari keterampilan adaptif seperti komunikasi, merawat diri
sendiri, keterampilan sosial, kesehatan dan keamanan fungsi akademis, waktu luang dan lain-
lain. Keadaan ini nampak pada usia sebelum 18 tahun (Khoiri, 2012).
Menurut badan kesehatan dunia (WHO), tercatat sebanyak 15% dari penduduk dunia atau
785 juta orang mengalami gangguan mental dan fisik. Retardasi mental merupakan masalah
dunia dengan implikasi yang besar terutama di negara-negara berkembang. Di Asia sendiri
ada sekitar 3 % dari penduduknya yang mengalami keterbelakangan mental. Di Indonesia,
berdasarkan data Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) tahun 2009 terdapat 4.253
anak retardasi mental yang terdapat pada seluruh sekolah luar biasa (Norhidayah., Wasilah,
dan A.N. Husein, 2013).
Anak dengan retardasi mental biasanya mendapat tanggapan negatif masyarakat sehingga
hal tersebut menimbulkan berbagai reaksi pada orang tua mereka, seperti ada orang tua yang
mengucilkan anaknya atau tidak mau mengakui anak yang mengalami retardasi mental. Di
sisi lain, ada pula orang tua yang berusaha memberikan perhatian lebih dan memberikan yang
terbaik kepada anaknya (Novi, L., I.G. Agung., N.P.Y. Sutari, dan D. Andriana, 2014).
Anak dengan gangguan retardasi mental membutuhkan penanganan dini dan intensif
untuk membantu kesembuhannya. Disinilah peran orang tua dan tenaga kesehatan terhadap
kondisi anak (Aisha, M.N, 2012).

4
B. Rumusan Makalah
1. Apa itu pengertian retardasi mental?
2. Apa itu etiologi retardasi mental?
3. Apa saja Manifestasi klinis dari retardasi mental?
4. Apa patofisiologi dari retardasi mental?
5. Bagaimana pathway dari retardasi mental?
6. Apa saja penatalaksanaan yang diberikan pada retardasi mental?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang retardasi mental?
8. Bagaimana intervensi keperawatan pada retardasi mental?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian retardasi mental.
2. Untuk mengetahui etiologi retardasi mental.
3. Untuk mengetahui Manifestasi klinis dari retardasi mental.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari retardasi mental.
5. Untuk mengetahui pathway dari retardasi mental.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan yang diberikan pada retardasi mental.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang retardasi mental.
8. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada retardasi mental.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RETARDASI MENTAL.


Retardasi mental merupakan keadaan dengan intelegensi kurang
(abnormal) atau dibawah rata-rata sejak masa perkembangan (sejak lahir atau
sejak masa kanak-kanak). Retardasi mental ditandai dengan adanya keterbatasan
intelektual dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial (Sandra, 2010).
Retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata yang muncul
dengan kurangnya perilaku adaptif, awitannya sebelum 18 tahun (Wong, 2009).
Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi
(WHO)
Retardasi Mental adalah Kelainan fungsi intelektual yang subnormal
terjadi pada masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih
gangguan dari ;
a. Maturasi
b. Proses belajar
c. Penyesuaian diri secara social

B. ETIOLOGI RETARDASI MENTAL


Menurut Mutaqqin (2008) penyebab dari retardasi mental adalah sebagai berikut:
1. Faktor Genetik
Kelainan jumlah dan bentuk kromosom misalnya trisomi-21 atau dikenal
dengan Mongolia atau Down Syndrome
2. Faktor Prenatal
a. Gizi
b. Mekanis
c. Toksin

6
d. Endokrin
e. Radiasi
f. Infeksi yaitu virus seperti campak, influenza, TBC.
g. Stres
h. Imunitas
i. Anoksia embrio.
3. Faktor Perinatal
a. Proses kelahiran yang lama
Proses kelahiran yang lama misalnya plasenta previa, rupturetali umbilicus
b. Posisi janin yang abnormal seperti letak bokong atau melintang, anomali
uterus, dan kelainan bentuk jalan lahir.
c. Kecelakaan pada waktu lahir dan kegawatan fatal.
4. Faktor Pascanatal
a. Akibat infeksi (meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis)
b. Trauma kapitis dan tumor otak
c. Kelainan tulang
d. Tengkorak
e. Kelainan endokrin dan metabolik keracunan pada otak.

C. MANIFESTASI KLINIS

Pada pemeriksaan fisik pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam
perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan down
syndrome. Wajah pasien dengan retardasi mental sangan mudah dikenali seperti hipertelorisme,
yaitu lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah yang tampak
tumpul. Biasanya penderita retardasi mental juga mengalami keterlambatan motorik (Sandra,
2010).
Menurut Muttaqin (2008) anak tuna grahita dapat dikenali dari tanda sebagai berikut :

7
1. Penampilan fisik tidak seimbang: kepala terlalu kecil/terlalubesar, mulut melongo, mata
sipit/mongoloid, badan bungkuk,
2. Kecerdasan terbatas
3. Tidak mampu mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain sesuai usia
4. Arah minat sangat terbatas kepada hal-hal yang terbatasdan sederhana saja-
Perkembangan bahasa/bicara lambat
5. Tidak ada/kurang sekali perhatian terhadap lingkungannya(pandangan kosong) dan
perhatiannya labil, sering berpindah-pindah.
6. Koordinasi gerakan kurang, gerakan kurang terkendali
7. Daya ingatnya lemah, emosi sangat miskin dan terbatas,apatis, dan acuh tak
acuh terhadap sekitarnya.
8. Sering ngiler/keluar cairan dari mulut.

D. PATOFISIOLOGI
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuanh kognitif yang muncul pada masa kanak-
kanak ( Sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70
sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area
fungsi adaftif : Berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri,kerumahtanggaan, ketrampilan
social,penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan keamanan ,
akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca natal.
Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.

E. PATHWAY

Retardasi Mental

F.
Faktor Faktor Faktor Faktor
G.
Genetik Prenatal Perinatal Pascanatal
H.

I.  Gizi  Proses
 Akibat infeksi
 Mekanis kelahiran
yang lama  Trauma kapitis
Kelainan  Toksin dan tumor otak
jumlah dan 8
 Posisi janin
 Endokrin  Kelainan tulang
bentuk  Radiasi
yang
kromosom abnormal Tengkorak
 Infeksi  Kelainan
 Kecelakaan
J.

Kerusakan pada fungsi otak:


Hernisfer kanan : keterlambatan perkembangan motorik kasar danhalus
Hernisfer kiri : keterlambatan perkembangan bahasa, sosial dan
kognitif

Penurunan fungsi intelektual

Ketidakmampuan kognitif

Berbicara berbahasa ketrampilan merawat

Gangguan pertumbuhan
Gangguan
dan perkembangan Deficit perawatan diri
komunikasi verbal

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG RETARDASI MENTAL


Menurut Dorland (2010) beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak
yang menderita retardasi mental yaitu:
1. Kromosom kariotipe
Pemeriksaan analisis kromosom dilakukan bila dicurigai adanya kelainan
kromosom yang mendasari retardasi mental.
2. EEC (Elektro Ensefalogram)

9
3. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) kepala dapat membantu menilai adanya
kalsifikasi serebral, perdarahan intra kranial pada bayi dengan ubun-ubun masih
terbuka.
4. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis untuk pasien dengan retardasi mental hanya dengan memberikan
dukungan psikologis kepada pasien dari tenaga medis dan juga melibatkan keluarga.

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Menurut Wong (2009) pengkajian pada pasien retardasi mental adalah:
a. Data demografi : nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku,
alamat.
b. Riwayat kesehatan pasien :
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Alasan datang ke rumah sakit
3) Sejak kapan
c. Riwayat kesehatan dahulu
1. Genogram
2. Proses kehamilan, persalinan, dan perkembangan
3. Adanya trauma
d. Lakukan pemeriksaan fisik
Pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk
fisik, misalnya perubahan bentuk kepala : mikresefali, hidrosefali, dan sindrom down.
Wajah pasien retardasi mental sangat mudah dikenai seperti hipertelorisme, lidah yang
menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi, dan ekspresi wajah tampak tumpul.
e. Lakukan pengkajian perkembangan
Dengan pemeriksaan DDST untuk menilai tumbuh kembang anak. Lakukan atau bantu
dengan tes intelegensia. Stanford, binet, Wechsler Intellence, Scale, American
Assiciation of Mental Retardation Adaptif Behavior Scale.

10
f. Lakukan pengkajian mengenai riwayat keluarga dengan menanyakan apakah dalam
keluarga ada yang menderita retardasi mental karena retardasi mental merupakan
penyakit yang herediter/keturunan.
g. Pengkajian riwayat kesehatan
1. Kaji adanya trauma prenatal, perinatal/pascanatal atau cedera fisik.
2. Kaji adanya infeksi prenatal, infeksi yang menyerang otak (meningitis, ensefalitis)
3. Kaji apakah ibu pernah mengkonsumsi obat/alkohol.
4. Kaji apakah ada malnutrisi sewaktu ibu hamil.
5. Apakah ada abnormalitas kromosom
6. Observasi adanya manifestasi klinis dari retardasi mental, seperti :
a. Tidak responsif terhadap kontak
b. Kontak mata buruk selama menyusu
c. Penurunan aktivitas spontan
d. Penurunan kesadaran terhadap suara/gerakan
e. Menyusu lambat.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Gangguan komunikasi verbal.
3. Deficit perawatan diri.

I. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi
keperawatan
1. Gangguan setelah dilakukan tindakan Bina hubungan saling percaya
pertumbuhan dan keperawatan selama diharapkan dengan anak
perkembangan pertumbuhan dan O:
perkembangan berjalan sesuai  Kaji faktor-faktor penyebab
tahapan. Dengan KH : kelainan perkembangan pada
1. BB sesuai dengan jenis anak
kelamin.  Monitor pola dari
2. BB sesuai dengan umur pertumbuhan (TB, BB ,
3. BB sesuai dengan TB Lingkar kepala)

11
4. Kecepatan memperoleh N:
BB  Berikan stimulasi aktivitas
5. Kecepatan memperoleh sesuai umur
TB
6. Lingkar kepala sesuai E:

dengan umur  mengdentifikasi kebutuhan-


kebutuhan anak.

C:
 Kolaborasi dengan tim ahli
Psikolog menilai
perkembangan mental
anak terutama kemampuan
kognitifnya.

2. Gangguan setelah dilakukan tindakan


komunikasi verbal keperawatan selama diharapkan O:
komunikasi verbal sesuai tahap  Monitor dan tingkatan
perkembangan. Dengan KH : komunikasi verbal dan
1. Menggunakan pesan tertulis stimulasi taktil
2. Menggunakan bahasa N:
percakapan verbal  Berikan instruksi sederhana
3. Menggunakan percakapan secara berulang
yang jelas  Berikan waktu yang cukup
untuk berkomunikasi
E:
 Dorong atau ajarkan anak
untuk berkomunikasi
dengan dunia luar

C:
 Kolaborasi dengan tim
medis Ahli terapi wicara

12
3. Deficit perawatan setelah dilakukan tindakan O:
diri keperawatan selama diharapkan  Monitor kebutuhan pasien
dapat melakukan perawatan diri terkait dengan kebutuhan

sesuai tingkat usia dan personal hygiene

perkembangan anak. Dengan N:


 Berikan bantuansesuai
KH :
kebutuhan pasien
1. Menyatakan kenyamanan
E:
terhadap kemampuan
 Anjurkan atau dorong
untuk melakukan ADL
pasien untuk melakukan
2. Dapat melakukan ADL
ADL sehari-hari sampai
tanpa bantuan
batas kemampuan
C:
 Kolaborasi dengan tim
medis Ahli rehabilitasi
untuk merangsang
perkembangan motorik dan
sensoriknya

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Makalah ini membahas mengenai anak dengan retardasi mental.Pada retardasi mental atau
tuna grahita, anak akan mengalami penurunan kemampuan kognitif sehingga tingkat intelegensi
anak akan berada dibawah anak normal. Penatalaksanaan yang dilakukan tidak hanya berfokus
pada anak saja namun juga kepada orang tua dikarenakan orang tua pasti akan mengalami beban
psikologis akibat memiliki anak dengan retardasi mental. Identifikasi dini tanda awal anak
retardasi mental dapat membantu untuk menindak lanjuti gangguan secara cepat sehingga dampak
yang lebih berat dapat dihindari.

B. Saran
Disarankan kepada para ibu hamil agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti memperhatikan
gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi kebiasaan buruk seperti: minum-minuman
keras dan merokok.
Perawat dapat berperan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental
dan dapat menjadi konselor untuk orang tua dengan memberikan penerangan yang jelas mengenai
keadaan anaknya, dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan pada anak dengan
retardasi mental.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aisha, M, N. 2012. Hubungan antara pengetahuan dengan retardasi mental dan penerimaan
orang tua. Skripsi. Tidak diterbitkan : UIN sunan kalijaga Yogyakarta
Dorland, W.A, Newman., 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.
IDAI, 2011. Retardasi Mental dalam Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid II. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J. 2010. Retardasi Mental dalam Sinopsis Psikiatri. Tangerang :
Binarupa Aksara.
Khoiri, H.2012. Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Retardasi Mental Ditinjau dari Kelas
Sosial.Jurnal. Developmental and Clinical Psychology vol. 1 No. 1
Lumbantobing, S.M., 2006. Anak dengan Mental Terbelakang. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III.
Jakarta: Nuh Jaya.
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

15
Norhidayah; W, S & Husein, A.N., 2013. Gambaran Kejadian Kecemasan pada Ibu Penderita
Retardasi Mental Sindromik di SLB-C Banjarmasin. Journal Berkala Kedokteran Vol. 9 No.
1 http://ejournal.unlam.ac.id/index. php/bk/article/download/ 256/214.

16

Anda mungkin juga menyukai