Anda di halaman 1dari 9

Lampiran Keputusan Direktur

Nomor : 266/SK/RSIM/IV/2016
Tanggal : 01 April 2016
Tentang : Hygiene Respirasi Etika
Baruk di RS Intan Medika Lamongan

BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah salah satu tempat pelayanan publik yang sangat rawan terjadi
penularan penyakit infeksi. Beberapa penyakit infeksi saluran pernafasan adalah salah satu
jenis penyakit infeksi yang umum terjadi baik pada pasien maupun pengunjung. Seringnya
kontak interkasi antara pasien, petugas yang pengunjung menjadi salah satu sarana
penularan terhadap penyakit tersebut.
Mengingat tingginya pola interaksi antara pasien, petugas dan pengunjung, maka
diperlukan suatu tindakan pencegahan terhadap penularan penyakit infeksi. Edukasi
terhadap prosedur pencagahan penularan penyakit infeksi perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya infeksi nosokomial kepada pasien, petugas maupun pengunjung.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 1


BAB II
TUJUAN

2.1 Tujuan Umum


Sebagai pedoman langkah-langkah dalam melaksanakan hygiene respirasi/ etika
batuk dan meludah di Rumah Sakit Intan Medika Lamongan.

2.2 Tujuan Khusus


1. Mencegah terjadinya kontaminasi penyakit infeksi menular baik kepada pasien,
petugas maupun pengunjung.
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pasien, petugas dan pengunjung
dalam melakukan hygiene respirasi/ etika batuk.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 2


BAB III
DEFINISI

Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu direseptor batuk (hidung, saluran
pernafasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat
batuk yang berada diotak. Disini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk
mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

Bersin merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya zat asing
ke dalam tubuh. Karena itu jangan ditahan jika anda merasa ingin bersin. Bersin adalah
respon tubuh yang dilakukan oleh membrane hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan
kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomasti tubuh akan
menolak bakteri tersebut. Bersin juga dapat timbul akibat adanya peradangan
(rhinosinositis), benda asing, infeksi virus, atau reaksi alergi. Reaksi alergi tersebut muncul
karena paparan terhadap bahan allergen.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 3


BAB IV
LANDASAN HUKUM

SK Direktur Nomor 006/SK-DIR/RSIM/01/2016 tentang Kewaspadaan Isolasi poin 8 a-b:


Hygiene respirasi/ etika batuk dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Panitia Sub Komite PPI adalah koordinator dalam pelaksanaan edukasi hygiene
respirasi/ etika batuk.
b. Pasien, keluarga dan petugas rumah sakit yang sedang batuk disarankan untuk
menggunakan masker

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 4


BAB V
RUANG LINGKUP

1. Edukasi hygiene respirasi/ etika batuk diberikan kepada seluruh petugas, pasien dan
pengunjung.
2. Koordinator edukasi adalah panitia PPI bekerjasama dengan staf di unit kerja terkait.
3. Media edukasi meliputi brosur dan banner yang tersedia di seluruh area pelayanan.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 5


BAB VI
TATA LAKSANA

Berikut ini adalah tatacara hygiene respirasi/ etika batuk dan meludah yang dianjurkan
untuk mencegah penularan infeksi:
BATUK
1. tangan merupakan organ yang paling sering kontak dengan orang lain. Tutup mulut dan
hidung dengan tissue atau dengan lengan atas ketika batuk atau bersin. Hal ini
diharapkan benda asing yang keluar menempel pada tissue. Lengan atas merupakan
alternative bila tidak ada tissue, tidak disarankan untuk menggunakan telapak tangan
karena telapak
2. Buang tissue pada tempat sampah tertutup.
3. Segera cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, dapat juga menggunakan
larutan desinfektan yang telah tersedia diseluruh bagian area pelayanan.
4. Gunakan masker bila sedang influenza, sedang batuk atau sering bersin. Gunakan
masker disposable.
MELUDAH
1. Setiap orang tidak diperkenankan meludah disembarang tempat.
2. Ludah dapat dibuang dengan menggunakan tissue kemudian dibuang ditempat sampah
tertutup.
3. Bila tidak ada tissue, ludah dapat dibuang langsung ke kloset kamar mandi dan disiram
hingga bersih.
4. Segera cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 6


BAB VII

DOKUMENTASI

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 7


BAB VIII
PENUTUP

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga panduan
ini dapat diselesaikan. Semoga panduan ini dapat memberikan petunjuk dan arahan
bagi seluruh karyawan di Rumah Sakit dalam melaksanakan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit. Sehingga dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

DIREKTUR

dr. Kamal Mubarok

DAFTAR PUSTAKA

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 8


Depkes RI. 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Edisi
2. Jakarta: Depkes RI

Dirjen Bina Upaya Kesehatan. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2012. Workshop Keselamatan Pasien dan Manajemen
Risiko Klinis. Surabaya: 3-5 Juli 2012
World Health Organization. 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care

Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya
terbatas, JHPIEGO, Jakarta, 2004.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 9

Anda mungkin juga menyukai