Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral-mineral berharga dari mineral-mineral
pengganggu yang tidak diinginkan sehingga didapat suatu kosentrat dengan tidak merubah sifat kimia
dan hanya merubah sebagian sifat fisik dari mineral tersebut/mineral yang diolah.
2. Extractive Metallurgy, juga merupakan pengolahan bahan galian aborganik, tetapi dalam prosesnya
mineral-mineral tersebut mengalami perubahan seluruhnya atau sebagian dari sifat kimia dan fisik mineral-
mineral tersebut.
3. Fuel Technology, yaitu proses pengolahan bahan galian organic dimana dalam prosesnya mengalami
perubahan seluruhnya atau sebagian dari sifat kimia dan fisik mineral-mineral tersebut. Secara umum
Mineral Dressing adalah suatu proses pengolahan bahan galian/mineral hasil penambangan guna
memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapatnya bersama-
sama (gangue mineral). Proses Pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat kimia dan
fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik saja yang berubah.
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a.Jaw crusher
b.Gyratory crusher
c.Cone crusher
d.Roll crusher
e.Impact crusher
f.Rotary breaker
g.Hammer mill
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
a.Partition concept
b.Tapping concept
c.Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam
suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari
media. Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar
mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara
lain slimes) akan tidak sempat mengendap.
a. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan (manual), artinya yang
terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya, yaitu :
-Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium separation (HMS).
-Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral concentration.
-Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi pengendapan bebas (free
settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang
terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :
a.Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
b.Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat mengendap lebih dahulu.
c.Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri di antara
partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.
Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di
laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang berdasarkan bentuknya ada
2 (dua) macam, yaitu :
-Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya
magnetit (Fe3 O4).
-Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya hematit (Fe2 O3),
ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
-Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar
[(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
-Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
-Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :
a. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara. Misalnya : methyl
isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
b. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang semula suka air menjadi
suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll.
c. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor tidak ikut menempel
pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4 untuk menekan Zn S.
d. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman proses flotasi.
Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
c. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara
penguapan (evaporization/evaporation).
“Pengolahan dan Pemurnian (2) adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu
mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.” (Pasal 1 Angka
20 UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara).
Pengolahan adalah suatu cara untuk mengolah suatu akomoditas bahan tambang dengan berbagai
cara dan melihat tingkat keuntungan didalam pengolahan.
Pemurnian adalah lanjutan dari pengolahan ,dimana hasil dari pengolahan sudah dalam bentuk mineral
yang hanya tercampur partikel lain yang kemudian dilakukan pemurnian dengan berbagai cara salah
satunya adalah dengan zat kimia.
Jaw Crusher (Peremukan rahang) : untuk material yang keras pada prymari crusher.
· Gyratory crusher (untuk material yang keras pada prymari crusher)