Anda di halaman 1dari 23

1

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan di lahan percobaan Praktikum Kesuburan

Tanah Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara, Medan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2018 dengan

ketinggian ± 25 mdpl

Bahan dan Alat Percobaan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah Andisol

Tongkoh sebagai media tanam, benih jagung (Zea mays L.) sebagai tanaman

indikator, air untuk menyiram tanaman, karung goni sebagai tempat tanah, pupuk

urea, SP-36, KCl, CaMg(CO3)2 sebagai bahan perlakuan pada tanah, plastik

pupuk sebagai wadah setiap pupuk, plastik bening untuk melapisi label agar tidak

basah, spidol digunakan untuk penanda pupuk dan untuk menulis plank, polybag

sebagai wadah tanah, label sebagai penanda setiap perlakuan, plank sebagai

penanda lahan yang digunakan, stick es sebagai penanda permukaan tanah, dan

buku data sebagai media untuk mencatat data hasil pengamatan, kertas amplop

untuk menyimpan hasil panen.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul

sebagai alat untuk mengambil tanah, gembor untuk menyiram tanaman, ayakan

pasir untuk mengayak tanah, timbangan analitik sebagai alat untuk menimbang

berat sampel tanah dan pupuk, oven sebagai alat untuk mengeringkan tanah,

cawan untuk tempat contoh tanah, kalkulator sebagai alat bantu untuk menghitung

persentase berat tanah kering dan kebutuhan pupuk, meteran untuk mengukur

tinggi tanaman, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, dan alat tulis
2

untuk menulis data, spanduk untuk mengelilingi lahan agar terlindung dari OPT,

kamera untuk mengambil foto sebagai bukti melakukan praktikum, gunting dan

pisau untuk memotong.

Metode Percobaan

Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah secara sederhana yaitu

Metode).Dalam metode ini menggunakan ini tanaman indikator dimana satu pot

diberikan pupuk dengan unsur hara yang lengkap. Selanjutnya pada polybag yang

lain diberi pupuk dengan mengurangi satu atau dua unsur hara. Tanaman dipanen

pada akhir masa vegetatif dengan cara memotong bagian tanaman mulai dari batas

permukaan tanah. Penetapan berat kering tanaman dilakukan setelah tanaman

diovenkan selama 2 hari hingga akhirnya diperoleh gambaran status unsur hara.

Tabel 1. Perlakuan Pada Percobaan


No. Perlakuan Unsur Hara
1. Kontrol -
2. Lengkap N P K Ca Mg
3. -N P K Ca Mg
4. -P N K Ca Mg
5. -K N P Ca Mg
6. - Ca N P K Mg
7. - Mg N P K Ca
8. - NP K Ca Mg
9. - NK P Ca Mg
10. - NPK Ca Mg

Tabel 2. Dosis Pupuk Percobaan


Hara Dosis Sumber Pupuk JumlahPupuk
(g/pot)
N 250 ppm N Urea (45% N) 2.7 gr
P 150 ppm P SP-36 (36% 4.8 gr
K 100 ppm K KCl (60% K2O) 1.005 gr
Ca 75 ppm Ca CaCO3(56%
P2O5) 1.7 gr

CaO)
3

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Pengambilan Contoh Tanah

Tanah diambil secara komposit di daerah Tongkoh kabupaten tanah karo

Sumatera Utara.Pengambilan contoh tanah komposit dilakukan secara zig zag

pada setiap titik dengan kedalaman 0 – 20 cm setelah terlebih dahulu tumbuhan

diatasnya dibersihkan. Bahan tanah yang diambil dicampurkan secara merata dan

ditempatkan pada karung yang bersih bukan karung bekas pupuk atau pestisida.

Penanganan Contoh Tanah

Contoh tanah yang diambill harus segera dikering udarakan dengan cara

menganginkan ( jangan dijemur dibawah cahaya matari, bila telah kering maka

dilakukan pengayakan dengan ayakan 8 mesh ( ayakan pasir). Tanah yang telah

kering udara ( KA< 10 %) dimasukkan ke pot ( polybag) setara dengan 5 kg berat

kering mutlak/ pot. Setara dengan 5 kg berat kering mutlak/plot, yaitu dengan

menggunakan rumus :

BTKU = BTKO + ( %KA x BTKO )

BTKU : Berat Tanah kering udara

BTKO : Berat Tanah kering Oven

%KA : Persen kadar air tanah

Vair = ( %KL - %KA ) x BTKO

Vair : Volume air peyimpanan

Pemberian Label

Apabila seluruh plot telah diisi tanah maka dilakukan pemberian label

pada setiap pot sesuai dengan perlakuannya, label dibuat dari kertas dengan
4

ukuran 15 x 11 cm yang berisi plastik agar tidak basah dan tidak terkena air.

Label ditulis dengan huruf Times New Roman Font 50.

Pemupukandan Penanaman Tanaman Indikator

Pemupukan dilakukan sesuai perlakuan yang telah ditentukan.Pemberian

Pemupukan dilakukan dengan membuat lubang didalam polybeg yang kemudian

masukkan pupuk kedalamnya.

Benih tanaman indikator ditanam tepat ditengah polybeg sebanyak 2 per

lobang tanam. Masing masing lubang ditanami 2 biji pada kedalaman 2- 3 cm.

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada setiap hari yaitu pada pagi dan sore

hari.Penyiraman dengan menggunakan gembor atau dengan air hujan.Jika pada

musim kemarau skala air dalam penyiraman diperbanyak. Macam-macam rumput

liar yang sering tumbuh dalam lahan jagung adalah: Rumput teki, Alang-alang,

Kaki/tapak kuda, Meniran dan Krokot

Pembubunan

Pembumbunan adalah penimbunan tanah pada sekeliling tanaman jagung.

Caranya adalah sebagai berikut: Pertama-tama kita bersihkan rumput liar yang

tumbuh disekitar tanaman jagung, dengan cara dicabut, Ambil hasil cabutan

rumput liar tadi, dan timbun dengan tanah pada sekeliling tanaman jagung.

Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan agar tanaman indikator

dapat tumbuh dengan baik tanpa adanya gangguan dari hama dan penyakit, cara
5

pengendalian yang dilakukan didalam pengendalian hama dan penyakit ialah

dengan cara mekanik atau dengan mengambil hama yang terdapat pada tanaman.
6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan rataan tinggi tanaman

jagung. Hal ini disajikan pada Tabel 3 :

Tabel 3. Tinggi Tanaman Jagung pada tanah andisol


Perlakuan Tanaman Total Rataan
U1 U2
--cm--
Kontrol 179 109 288 144
Lengkap 173 181 354 177
-N 156 142 298 149
-P 115 149 264 132
-K 175 154 329 164,5
-Ca 154 143 297 148,5
-Mg 163 160 323 161,5
-NP 123 134 257 128,5
-NK 144 164 308 154
-NPK 138 112 259 125
Total 1520 1448 2977 1484

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa pada parameter tinggi tanaman jagung

pada tanah andisol, data tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan Lengkap dengan

rataan (177 cm) dan terendah pada - NPK dengan rataan ( 125 cm ).

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan rataan jumlah daun

tanaman jagung (Zea mays L.). Hal ini disajikan pada Tabel 4 yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4. Jumlah Daun Tanaman Jagung pada tanah andisol


Perlakuan Tanaman Total Rataan
U1 U2
--Helai--
Kontrol 8 7 15 7,5
Lengkap 7 8 15 7,5
-N 6 7 13 6,5
-P 5 6 11 5,5
-K 7 6 13 6,5
-Ca 6 7 13 6,5
-Mg 5 6 11 5,5
-NP 6 6 12 6
-NK 6 6 12 6
7

-NPK 6 6 12 6
Total 62 65 127 63,5
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa pada parameter jumlah daun tanaman

jagung pada tanah andisol, data tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan Kontrol dan

lengkap dengan rataan (7,5) dan terendah pada Lengkap, -P dan –Mg dengan

rataan ( 5,5 ).

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan rataan diameter batang

tanaman jagung. Hal ini disajikan pada Tabel 5 yaitu sebagai berikut :

Tabel 5. Diameter Batang Tanaman Jagung pada tanah andisol


Perlakuan Tanaman Total Rataan
U1 U2
--cm--
Kontrol 18,70 18,75 37,45 18,725
Lengkap 21,55 21,25 42,8 21,4
-N 19,35 16,70 36,05 18,025
-P 21,55 20,25 41,8 20,9
-K 22,35 20,60 42,95 21,475
-Ca 21,55 20,70 42,25 21,125
-Mg 16,90 21,15 38,05 19,025
-NP 15,55 16,15 31,7 15,85
-NK 20,95 18,15 39,1 19,55
-NPK 14,45 12,25 26,7 13,35
Total 192,9 185,95 378,875 189,425

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa pada parameter diameter batang

tanaman jagung pada tanah andisol, data tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan –K

dengan rataan (21, 475 cm) dan terendah pada –NPK dengan rataan (13,35 cm).

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi


tanaman jagung. Hal ini disajikan pada Tabel 6 yaitu sebagai berikut :
Tabel 6. Gejala Defisiensi Tanaman Jagung pada tanah andisol
Perlakuan Gambar Ulangan
U1 U2 U1 U2
8

Kontrol -Daun dan -Daun dan


batang batang
berwarna berwarna
kuning kuning
-terdapat bintik- -terdapat
bintik cokelat bintik-bintik
pada daun cokelat pada
daun
Lengkap -terdapat garis- -terdapat
garis putih pada garis-garis
daun putih pada
-batang kuning daun
-batang kuning
-N -Pinggir daun -Pinggir daun
tua membusuk tua membusuk
-Daun berwarna -Daun
kuning berwarna
kuning
-P Daun Daun
kekuningan dan kekuningan
tulang daun dan tulang
ungu daun ungu
-K Daun kuning Daun kuning
dan batang dan batang
kecil kecil

-Ca -Daun tua -Daun tua


membusuk membusuk
-batang -batang
menguning menguning

-Mg Daun Daun


kekuningan kekuningan

-NP Daun Daun


kekuningan dan kekuningan
Daun tua dan Daun tua
membusuk membusuk
9

-NK Ujung daun Ujung daun


kekuningan kekuningan

-NPK Bercak kuning Bercak kuning


dan batang dan batang
kecil kecil

Tabel 6 menunjukkan bahwa pada setiap parameter perlakuan memiliki


gejala defisiensinya masing – masing.
Dari hasil praktikum didapatkan bobot kering akar tanaman jagung pada
tanah andisol yang ditunjukkan pada tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Bobot Kering Akar Tanaman Jagung pada tanah andisol
Tanaman
Perlakuan Total Rataan
U1 U2
--gr--
Kontrol 14,44 6,41 20,85 10,425
Lengkap 13,29 86,8 100,09 50,045
-N 9,26 10,78 20,04 10,02
-P 7,11 10,35 17,46 8,73
-K 15,31 16,48 31,79 15,895
-Ca 16,39 9,10 25,49 12,745
-Mg 10,55 12,77 23,32 11,66
-NP 16,58 6,56 23,14 11,57
-NK 9,86 5,06 14,92 7,46
-NPK 7,79 2,89 10,68 5,34
Total 120,58 167,2 287,78 143,89

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa pada parameter bobot kering akar

tanaman jagung pada tanah andisol, data tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan

Lengkap dengan rataan ( 50,045 gr ) dan terendah pada perlakuan –NPK dengan

rataan ( 5,34 gr ).

Dari hasil praktikum didapatkan bobot kering tajuk tanaman jagung pada
tanah andisol yang ditunjukkan pada tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Bobot Kering Tajuk Tanaman Jagung pada tanah andisol
Tanaman
Perlakuan Total Rataan
U1 U2
--gr--
10

Kontrol 90,08 56,61 146,69 73,345


Lengkap 105 48,41 153,41 76,705
-N 29,34 50,78 80,12 40,06
-P 73,76 67,26 141,02 70,51
-K 45,08 51,77 96,85 48,425
-Ca 81,92 74,13 156,05 78,025
-Mg 57,43 97,83 155,26 77,63
-NP 38,90 87,63 126,53 63,265
-NK 91,61 60,67 152,28 76,14
-NPK 49,42 14,10 63,52 31,76
Total 662,54 609,19 1271,73 635,865

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa pada parameter bobot kering tajuk

tanaman jagung pada tanah andisol, data tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan -Ca

dengan rataan ( 78,025 gr ) dan terendah pada perlakuan –NPK dengan rataan

( 31,76 gr ).

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara

pada tanaman jagung dengan perlakuan kontrol. Hal ini disajikan pada Gambar 1

yaitu sebagai berikut :

Gambar 1. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan Kontrol U1

Gambar 1 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

( Zea mays L) dengan perlakuan kontrol U1 yaitu daun berwarna kekuningan dan

tanaman kecil.
11

Gambar 2. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan Kontrol U2


Gambar 2 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagun (
Zeamays L) dengan perlakuan kontrol U2 yaitu sama seperti U1 daun berwarna
kekuningan dan tanaman kecil.
Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara

pada tanaman jagung dengan perlakuan lengkap. Hal ini disajikan pada Gambar 3

yaitu sebagai berikut.

Gambar 3. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan Lengkap U1

Gambar 3 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

( Zea mays L) dengan perlakuan lengkap yaitu terdapat bercak kuning didaun.

Gambar 4. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan Lengkap U2


12

Gambar 4 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

( Zea mays L) dengan perlakuan lengkap yaitu terdapat bercak kuning didaun.

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara

pada tanaman jagung dengan perlakuan -N. Hal ini disajikan pada Gambar 5 yaitu

sebagai berikut :

Gambar 5. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –N U1

Gambar 5 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

( Zea mays L) dengan perlakuan –N U1 menunjukkan gejala pada daun yang

berwarna kuning pada bagian pinggir hingga kebagian dalam daun.

Gambar 6. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –N U2

Gambar 6 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

( Zea mays L) dengan perlakuan –N U2 menunjukkan gejala yang sama dengan

U1 pada daun berwarna kuning pada bagian pinggir hingga kebagian dalam daun.
13

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara pada

tanaman jagung dengan perlakuan -P. Hal ini disajikan pada Gambar 7 yaitu

sebagai berikut :

Gambar 7. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –P U1

Gambar 7 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

( Zea mays L) dengan perlakuan –P U1 menunjukkan gejala daun berwarna

kekuningan dan tulang daun berwarna ungu.

Gambar 8. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –P U2

Gambar 8 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –P U2 menunjukkan gejala yang sama dengan U1

yaiut daun berwarna kekuningan dan tulang daun berwarna ungu.

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara pada

tanaman jagung dengan perlakuan -K. Hal ini disajikan pada Gambar 9 yaitu

sebagai berikut :
14

Gambar 9. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –K U1

Gambar 8 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L) dengan perlakuan –K U1 menunjukkan gejala daun berwarna

kuning dan batang tanaman kecil.

Gambar 10. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –K U2

Gambar 10 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –K U2 menunjukkan gejala daun berwarna kuning

dan batang tanaman kecil.

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara pada

tanaman jagung dengan perlakuan -Ca. Hal ini disajikan pada Gambar 11 yaitu

sebagai berikut :
15

Gambar 11. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –Ca U1

Gambar 11 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –Ca U1 menunjukkan gejala daun keropos dan

memiliki batang yang kecil.

Gambar 12. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –Ca U2

Gambar 12 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –Ca U2menunjukkan gejala yang sama dengan U1

yaitu daun keropos.

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara pada

tanaman jagung dengan perlakuan -NP. Hal ini disajikan pada Gambar 13 yaitu

sebagai berikut :
16

Gambar 13. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –Mg U1

Gambar 13 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –NP U1 menunjukkan gejala daun berwarna

kuning dan tanaman kerdil.

Gambar 14. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –Mg U2

Gambar 14 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –NP U2 menunjukkan gejala yang sama pada U1

daun berwarna kuning namun disini tanaman lebih kerdil dari tanaman U1.

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara pada

tanaman jagung dengan perlakuan -NK. Hal ini disajikan pada Gambar 15 yaitu

sebagai berikut :

Gambar 15. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –NP U1


17

Gambar 15 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –NK U1 menunjukkan gejala daun berwarna

kuning dan tanaman kerdil.

Gambar 16. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –NP U2

Gambar 16 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –NK U2 menunjukkan gejala yang sama yaitu

daun berwarna kekuningan namun pada tanaman U2 terlihat lebih besar.

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara pada

tanaman jagung dengan perlakuan -NK. Hal ini disajikan pada Gambar 17 yaitu

sebagai berikut :

Gambar 17. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –NK U1


18

Gambar 17 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –NK U1 menunjukkan gejala daun berwarna

kuning pada bagian ujung daun.

Gambar 18. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –NK U2

Gambar 18 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –NK U2 menunjukkan gejala yang sama yaitu

daun berwarna kuning pada bagian ujung daun.

Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapatkan gejala defisiensi hara

pada tanaman jagung dengan perlakuan -NPK. Hal ini disajikan pada Gambar 19

yaitu sebagai berikut :

Gambar 19. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –NPK U1

Gambar 19 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –NPK U1 menunjukkan gejala daun berwarna

kekuningan.
19

Gambar 20. Gejala Defisiensi Unsur Hara Perlakuan –NPK U2

Gambar 20 menunjukkan gejala defisiensi hara pada tanaman jagung

(Zea mays L)dengan perlakuan –NPK U2 menunjukkan gejala yang sama pada

tanaman U1 yaitu daun berwarna kekuningan.


20

Pembahasan

Pada parameter tinggi tanaman didapat hasil bahwa data tinggi tanaman

tertinggi yaitu pada perlakuan lengkap yaitu 181 cm, sedangkan data terendah

terdapat pada perlakuan –NPK yaitu 112 cm. Hal ini disebabkan karena pada

perlakuan lengkap, pemberian pupuknya sesuai sehingga tidak memiliki

kekurangan unsur hara. Hal ini sesuai literatur Kasno (2009) yang menyatakan

bahwa ketersediaan hara yang cukup dan seimbang akan mempengaruhi proses

metabolisme pada jaringan tanaman. Proses metabolisme merupakan

pembentukan dan perombakan unsur-unsur hara dan senyawa organik dalam

tanaman.

Pada parameter diameter batang, didapat hasil bahwa data diameter batang

tanaman tertinggi yaitu pada perlakuan –K yaitu 22,35cm sedangkan yang

terendah yaitu –NPK yaitu 12,25 cm. Hal ini disebabkan tanah Andisol

merupakan tanah yang miskin akan unsur hara posfor. Hal ini sesuai literatur

Arsyad dkk(2012) yang menyatakan bahwaFraksi koloid Andisol didominasi oleh

mineral allofan, imogilite, dan ferihidrat atau kompleks Al-humus, kandungan

bahan organik tinggi.

Pada parameter jumlah daun, didapat hasil bahwa data jumlah daun

tanaman tertinggi yaitu pada perlakuan Kontrol yaitu 8 helai sedangkan rataan

terendah terjadi pada perlakuan –P dan -Mg yaitu 5.5 helai. Hal ini disebabkan

karena perlakuan –P da Mg mendapat unsur hara yag pas dibanding yang lain.

Arsyad dkk (2012) yang menyatakan bahwa Tanah mengandung bahan organik 8-

30% dengan pH4,5-6. Sifat fisika dan kimia tanah Andisol, mempunyai kejenuhan
21

basa rendah,kapasitas tukar kation dan KTA tinggi, mengandung C dan N tinggi

nisbah C/Nrendah.

Pada defisiensi hara tanaman, perlakuan –N terlihat jelas gejala defisiensi

nya yaitu tinggi tanaman lebih rendah dari pada tanaman dengan perlakuan

lainnya atau bisa diattakan kerdil. Kemudian diameter lebih kecil dan jumlah daun

juga lebih sedikit dari pada perlakuan lainnya. Ujung daun berwarna ungu mulai

dari ujung daun hingga tepi daun membentuk huruf u. Hal ini sesuai literatur

(Rinsema, 1986) yang menyatakan bahwa ketersediaan hara yang cukup dan

seimbang akan mempengaruhi proses metabolisme pada jaringan tanaman. Proses

metabolisme merupakan pembentukan dan perombakan unsur-unsur hara dan

senyawa organik dalam tanaman

Pada parameter bobot kering tajuk tanaman, perlakuan lengkap merupakan

bobot kering tajuk tanaman tertinggi yaitu 105 gr sedangkan yang terendah terjadi

pada perlakuan –NPK yaitu 14,10 gr. Hal ini dikarenakan pada perlakuan lengkap

kesesuaian haranya terpenuhi sedangkan pada -NPK tidak. Kasno (2009) yang

menyatakan bahwa ketersediaan hara yang cukup dan seimbang akan

mempengaruhi proses metabolisme pada jaringan tanaman. Proses metabolisme

merupakan pembentukan dan perombakan unsur-unsur hara dan senyawa organik

dalam tanaman.

Pada parameter bobot kering akar tanaman didapati hasil bahwa data

tertinggi bobot kering akar terdapat pada perlakuan lengkap yaitu 86,8 gr

sedangkan terendah terjadi pada perlakuan -NPK yaitu 2,89 gr. Hal ini

dikarenakan pada perlakuan -NK hara yang diserap kurang. Hal ini sesuai literatur

Kasno (2009) yang menyatakan bahwa ketersediaan hara yang cukup dan
22

seimbang akan mempengaruhi proses metabolisme pada jaringan tanaman. Proses

metabolisme merupakan pembentukan dan perombakan unsur-unsur hara dan

senyawa organik dalam tanaman.

Tanah yang digunakan dalam percobaan ialah Andisol adalah tanah yang

terdiri atas abu volkan atau terbentuk di dalam bahan abu volkan dan sering

mempunyai suatu horizon teratas yang tebal dan berwarna gelap. Fraksi koloid

Andisol didominasi oleh mineral allofan, imogilite, dan ferihidrat atau kompleks

Al-humus, kandungan bahan organik tinggi, dan tanah bagian bawahnya berwarna

coklat sampai coklat kekuningan, tekstur sedang, porous, pH 4,5 sampai 6,0 Hal

ini sesuai dengan literature dari Arsyad dkk (2012) yang menyatakan Fraksi

koloid Andisol didominasi oleh mineral allofan, imogilite, dan ferihidrat atau

kompleks Al-humus, kandungan bahan organik tinggi, dan tanah bagian

bawahnya berwarna coklat sampai coklat kekuningan, tekstur sedang, porous, pH

4,5 sampai 6,0

Tanaman jagung digunakan pada percobaan kerana tanaman jagung

merupakan tanaman indikator yang respon terhadap unsur haranya cepat dan

berumur pendek. Salah satu parameter yang diamati yaitu gejala defisiensi

contohnya pada unsur hara P yang jika kekurangan akan menyebabkan tanaman

kerdil. Hal ini sesuai dengan Tamad dkk (2013) yang menyatakan Kelebihan

fosfat pada tanaman akan menyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil. Pada

tanaman jagung daun meruncing berwarna hijau gelap, terjadi pematangan dini.
23

KESIMPULAN

1. Pada parameter tinggi tanaman didapat hasil bahwa data tinggi tanaman

tertinggi yaitu pada perlakuan lengkap yaitu 181 cm, sedangkan data

terendah terdapat pada perlakuan –NPK yaitu 112 cm

2. Pada parameter diameter batang, didapat hasil bahwa data diameter batang

tanaman tertinggi yaitu pada perlakuan –K yaitu 22,35cm sedangkan yang

terendah yaitu –NPK yaitu 12,25 cm.

3. Pada parameter jumlah daun, didapat hasil bahwa data jumlah daun

tanaman tertinggi yaitu pada perlakuan Kontrol yaitu 8 helai sedangkan

rataan terendah terjadi pada perlakuan –P dan -Mg yaitu 5.5 helai

4. Gejala defisiensi terlihat jelas pada perlakuan –N yaitu tanaman kerdil,

diameter batang kecil, jumlah daun sedikit, dan ujung daun berwarna ungu

membentuk huruf u mulai dari ujung hingga tepi daun.

5. Pada parameter bobot kering tajuk tanaman, perlakuan lengkap merupakan

bobot kering tajuk tanaman tertinggi yaitu 105 gr sedangkan yang terendah

terjadi pada perlakuan –NPK yaitu 14,10 gr

6. Pada parameter bobot kering akar tanaman didapati hasil bahwa data

tertinggi bobot kering akar terdapat pada perlakuan lengkap yaitu 86,8 gr

sedangkan terendah terjadi pada perlakuan -NPK yaitu 2,89 gr.

7. Tanah yang digunakan dalam percobaan ialah Andisol adalah tanah yang

terdiri atas abu volkan atau terbentuk di dalam bahan abu volkan dan

sering mempunyai suatu horizon teratas yang tebal dan berwarna gelap.

8. Tanaman jagung digunakan karena respon terhadap unsur hara cepat

terlihat dan berumur pendek.

Anda mungkin juga menyukai