Anda di halaman 1dari 12

Perencanaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing

Perencanaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing di PT. Dua Putri Kedaton Pamekasan

Sholeh Putra
S1 Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: ariekputra152@gmail.com

Dyah Riandadari
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: dyahreri@yahoo.com

Abstrak
Dengan semakin meningkatnya perkembangan pembangunan yang ada di wilayah indonesia, maka
perusahaan yang bergerak dalam bidang kontruksi mempunyai persaingan yang ketat dalam memproduksi
produk Aspal Beton dan dituntut untuk beroperasi secara efektif dan efisien agar dapat memenangkan
persaingan. Dari pengamatan dan observasi di PT. Dua Putri Kedaton, perencanaan persediaan bahan
baku di perusahaan yang selama ini tidak berdasarkan metode-metode yang sudah baku, melainkan
berdasarkan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya. Untuk membantu memecahkan permasalahan di
atas, khususnya masalah perencanaan kebutuhan bahan baku, telah dikembangkan sistem Material
Requirements Planning (MRP). MRP adalah penggunaan teknik lot sizing yang tepat. Lot sizing
merupakan penentuan ukuran lot pengadaan material yang dimaksud. Dengan menerapkan sistem tersebut
diharapkan pemenuhan kebutuhan bahan baku dapat dilakukan secara tepat, dan dapat ditetapkan
seoptimal mungkin. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa peramalan
permintaan bahan baku Aspal Beton di PT. Dua Putri Kedaton pada tahun 2016 menggunakan teknik
Linier yaitu sebagai berikut pada bulan Januari sebesar 5.335 Ton, bulan Februari sebesar 5.420 Ton,
bulan Maret sebesar 5.505 Ton, bulan April sebesar 5.590 Ton, bulan Mei sebesar 5.675 Ton, bulan Juni
sebesar 5.760 Ton, bulan Juli sebesar 5.845 Ton, bulan Agustus sebesar 5.930 Ton, bulan September
sebesar 6.015 Ton, bulan Oktober sebesar 6.100 Ton, bulan Nopember sebesar 6.185 Ton, dan pada bulan
Desember sebesar 6.270 Ton. Perencanaan persediaan masing-masing bahan baku menggunakan tujuh
perbandingan teknik lotting yaitu LFL (lot for lot), Fixed Period Requirement (FPR), Least Unit Cost
(LUC), Economic Order Quantity (EOQ), Fixed Order Quantity (FOQ), Period Order Quantity (POQ),
Least Total Cost (LTC) dan teknik Lot For Lot memiliki biaya total terendah sebesar Rp. 53.504.420
dibanding dengan teknik lain sehingga teknik lot for lot dipilih sebagai teknik lot yang tepat untuk
diterapkan di PT. Dua Putri Kedaton.
Kata kunci: Perencanaan persediaan, Material Requirements Planning, peramalan, Lot Sizing.

Abstract
With the increasing development of existing development in the area of Indonesia, the company engaged
in the construction field have stiff competition in producing Asphalt Concrete and required to operate
effectively and efficiently in order to win the competition. From observation and observation in PT. Dua
Putri Kedaton, raw material inventory planning in the company that is not based on the methods that is
standard, but based on previous experiences. To help solve these problems, especially the problem of raw
material requirements planning, has developed a system Material Requirements Planning (MRP). MRP is
the use of appropriate lot sizing techniques. Lot sizing is determining lot size material procurement in
question. By implementing such a system is expected to meet raw material requirements can be done
properly, and can be set optimally. Based on the analysis and discussion can be drawn the conclusion that
forecasting demand for raw materials Asphalt Concrete in PT. Dua Putri Kedaton in 2016 using a
technique Linear is as follows in January amounted to 5,335 tons, in February amounted to 5,420 tons, in
March amounted to 5505 tons, in April amounted to 5,590 tons, in May of 5675 tons, in June amounted to
5,760 tons, month July amounted to 5845 tons, in August amounted to 5,930 tons, in September
amounted to 6,015 tons, in October amounted to 6,100 tons, in November amounted to 6,185 tons, and in
December amounted to 6,270 tons. Inventory planning each raw material used seven comparison
techniques lotting namely LFL (lot for lot), Fixed Period Requirement (FPR), Least Unit Cost (LUC),
Economic Order Quantity (EOQ), Fixed Order Quantity (FOQ), Period Order Quantity (POQ), Least
total cost (LTC) and techniques Lot for Lot has the lowest total cost of Rp. 53.50442 million compared to
other techniques for making technique lot lot lot selected as the technique appropriate to be applied in PT.
Dua Putri Kedaton.
Keywords: inventory Planning, Material Requirements Planning, forecasting, Lot Sizing.

247
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 247-255

Seiring meningkatnya perkembangan pembangunan yang tepat serta terjadinya over atau minus produk saat proses
ada di wilayah indonesia, maka perusahaan konstruksi pengiriman.
juga semakin berkembang. Perusahaan konstruksi Berdasarkan hal tesebut, maka diperlukan suatu
dituntut untuk beroperasi secara efektif dan efisien agar sistem pengadaan material yang baik, agar jumlah
dapat memenangkan persaingan. Masalah utama yang persediaan berada dalam tingkat yang di inginkan.
sering muncul diperusahaan konstruksi biasanya Terdapat metode – metode yang berbeda untuk
berkaitan dengan manajemen persediaan. Persediaan menangani setiap bentuk persediaan, salah satunya adalah
harus dikelola dengan baik agar proses pengerjaan metode yang biasa digunakan untuk mengendalikan
dilapangan selesai tepat waktu. Suatu perusahaan tingkat persediaan bahan baku yang sifatnya tergantung
konstruksi sering kali mengalami masalah dalam pada jumlah produk akhir yang diproduksinya itu sistem
pengendalian atau pengadaan material (bahan baku), Material Requirement Planning (MRP).
diantaranya adalah persediaan yang terlalu banyak atau Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
bahkan terjadi sebaliknya. implementasi MRP adalah penggunaan teknik lot sizing
Selain itu juga perusahaan konstruksi dituntut untuk yang tepat sehingga dapat meminimalkan biaya total
dapat memuaskan konsumen dengan cara menyelesaikan persediaan. Lot sizing merupakan penentuan ukuran lot
pesanan konsumen tepat pada waktunya, oleh karena itu pengadaan untuk material yang dimaksud. Terdapat
perusahaan konstruksi haruslah mempunyai pelayanan, macam teknik lot sizing yang tujuannya adalah
kebijakan dan kualitas produk yang dapat diandalkan meminimalkan biaya total persediaan yang terdiri dari
guna memuaskan konsumennya, sehingga perlu ditunjang biaya penyimpanan dan biaya pemesenan, dan untuk
oleh suatu sistem produksi yang seefisien mungkin. memperlancar proses produksi, dalam penelitian ini
Untuk dapat menciptakan sistem produksi yang efisien peneliti ingin menganalisa 7 teknik Lot Sizing Di PT Dua
maka diperlukan suatu perencanaan produksi yang baik. Putri Kedaton sehingga dapat di tentukan teknik yang
Bagi perusahaan konstruksi perencanaan bahan baku, paling efektif untuk diterapkan di PT Dua Putri Kedaton,
baik produksi maupun persediaan bahan baku ini perlu supaya proses produksi tidak terhambat dan dapat
mendapat perhatian tersendiri. Perencanaan meliputi memperkecil biaya produksi khususnya pada biaya
merencanakan apa, bagaimana, kapan, dan berapa banyak pengadaan bahan baku.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meramalkan
suatu produk yang akan di produksi.
permintaan produk aspal beton di PT. Dua Putri Kedaton
Perncanaan persedian bahan baku merupakan fungsi
Pamekasan pada tahun 2016 dengan metode peramalan,
manajerial yang sangat penting. Dalam banyak hal bahan
untuk merencanakan persediaan bahan baku produk aspal
baku ini di peroleh dari tempat yang jauh bahkan dari
beton di PT. Dua Putri Kedaton pada periode 2016
kota lain. PT Dua Putri Kedaton yang bergerak di bidang
dengan menggunakan teknik FOQ, LFL, LUC, FPR,
industri Aspal Beton merupakan perusahaan yang sedang
POQ, EOQ, dan LTC dan untuk memilih teknik lot sizing
berkembang di Madura. Perusahaan ini menghasilkan
yang tepat untuk diterapkan di PT. Dua Putri Kedaton.
Aspal siap pakai atau siap untuk di gunakan dalam
Manfaat dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
proyek perbaikan jalan.
masukan dan bahan pertimbangan bagi jajaran
PT Dua Putri Kedaton termasuk perusahaan yang
manajemen ataupun pimpinan PT. Dua Putri Kedaton
proses produksinya berdasarkan job order (sesuai dengan
tentang sistem perencanaan persediaan bahan baku yang
permintaan konsumen). Untuk memenuhi permintaan
efektif dan efisien demi terdukungnya kelancaran proses
konsumen perlu ketersediaan bahan baku dalam jumlah
produksi. Dapat menambah pengetahuan serta wawasan
dan waktu yang tepat. PT Dua Putri Kedaton
tentang bagaimana menentukan perencanaan persediaan
memproduksi aspal beton dengan waktu produksi kira-
bahan baku menggunakan teknik Lot Sizing dapat
kira selama 10 jam perhari. Dengan proses produksi yang
bermanfaat terhadap kelancaran proses produksi.
seperti itu perusahaan di tuntut melakukan perencanaan
persediaan bahan baku dengan tepat supaya tidak terjadi
missed dalam proses produksi. Saat ini PT Dua Putri
Kedaton belum memiliki sistem perencanaan produksi
dan perencanaan baha baku yang kurang baik, sehingga
dalam proses pengadaan bahan baku banyak masalah
yang timbul seperti masalah keterlambatan pengiriman
bahan baku ke pabrik, proses pengiriman melalui
trucking ke pabrik, penjadwalan bahan baku yang kurang
Perencanaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing

METODE yang dibutuhkan untuk pemesanan bahan periode


Rancangan Penelitian tahun 2016..

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan beberapa metode, yaitu:
 Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati kondisi
persediaan secara umum, kapasitas gudang, dan jenis
bahan baku yang dipakai dalam proses produksi.
Selain itu dilakukan pengamatan terhadap dokumen
dan laporan produksi berupa struktur produk, lead
time, jumlah pemesanan, dan catatan persediaan bahan
baku.
 Metode Wawancara
Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu
manager produksi pabrik PT. Dua Putri Kedaton.
Adapun pertanyaan yang akan ditanyakan terdiri atas
beberapa elemen penelitian yaitu jenis bahan baku,
struktur produk, jumlah permintaan produk, lead time,
jumlah pemesanan bahan baku yang sudah dipesan,
dan kapasitas gudang.

Teknik Analisis Data


Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan metode Lot Sizing. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Rancangan Penelitian  Meramalkan permintaan produk 2016
Perhitungan peramalan untuk periode Januari –
Waktu dan Tempat Penelitian Desember 2106 atau 12 periode menggunaka 5
Penelitian ini dilakukan di PT. Dua Putri Kedaton yang metode yaitu Linier, konstan, eksponensial, moving
beralamat di JL. Raya Galis No.1 Simpang Empat Dasok, average, dan weight average lalu menghitung
Pamekasan pada Bulan Mei – Juni 2016. kesalahan peramalan dari masing – masing metode
Variabel Penelitian dengan menggunakan metode Mean Square Error
Berdasarkan data hasil observasi pada perusahaan yang (MSE).
akan dipakai dalam perhitungan analisis menggunakan  Menentukan Jadwal Induk Produksi
teknik Lot Sizing telah diperoleh dua variabel penelitian Pada penelitian ini jadwal induk produksi
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. didasarkan pada peramalan tahun 2016.
 Variabel Bebas  Menentukan Netting
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Netting adalah proses perhitungan untuk
bebas adalah jumlah permintaan produk, yaitu berupa menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya
data permintaan selama tiga tahun, yaitu mulai bulan merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan
Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2015, keadaan persediaan (yang ada dalam persediaan dan
data persediaan bahan baku di tangan, biaya yang sedang dipesan).
pemesanan bahan baku dan biaya penyimpanan bahan  Proses Offsetting
baku. Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang
 Variabel Terikat tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana
terikat adalah (a) hasil peramalan permintaan produk pemesanan diperoleh dengan cara mengurangkan saat
tahun 2016 (b) ukuran lot, menunjukkan jumlah awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan
barang atau bahan yang dipesan pada setiap besarnya lead time. Lead time adalah besarnya waktu
pemesanan. (c) biaya pemesanan, merupakan biaya antara saat barang mulai dipesan atau diproduksi

247
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 247-255

sampai barang tersebut selesai dan diterima siap untuk Tabel 1. Data Permintaan Produk Aspal Beton
dipakai. Jumlah Permintaan (ton)
Periode
 Proses Explosion 2013 2014 2015
Eksplosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor Januari 1.500 Libur Libur
untuk tingkat item/komponen yang lebih bawah. Februari 1.900 Libur 2.700
Perhitungan kebutuhan kotor ini didasarkan pada Maret 2.500 4.700 4.400
rencana pemesanan item-item produk pada level yang April 1.800 5.000 3.700
Mei 2.200 2.800 2.500
lebih atas. Proses Lot Sizing
Juni 4.900 3.600 4.000
Lot Sizing merupakan suatu proses untuk menentukan
Juli 2.200 5.700 6.600
besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item Agustus 1.500 3.700 4.700
secara individual didasarkan pada hasil perhitungan September 2.100 3.900 5.000
kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Penentuan Oktober 6.800 5.100 6.200
ukuran lot menggunakan lima metode Fixed Order November 5.000 6.200 5.100
Quantity (FOQ), Economic Order Quantity (EOQ), Desember 4.800 7.000 5.700
Least Unit Cost (LUC), Periodic Order Quantity Jumlah 37.200 47.700 50.600
(POQ), Lot for Lot (LFL), Fixed Periode
Requirements (FPR) dan Least Total Cost (LTC). Lalu Pada tabel 1 di atas pada bulan Desember 2015
akan dipilih proses lotting dengan kriteria biaya tertulis permintaan sebesar 5.700 , hal tersebut
minimal untuk diterapkan di PT. Dua Putri Kedaton. menunjukkan adanya permintaan produk aspal beton
pada bulan tersebut sebesar 5.700 Ton.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah
berupa lembar pertanyaan sebagai pedoman wawancara
dan beberapa format tabel untuk memperoleh data
produksi periode yang lalu, kapasitas produksi, catatan
keadaan persediaan produk, dan catatan ketersediaan
bahan baku.

HASIL DAN PEMBAHASAN


 Permintaan Produk
Data permintaan yang digunakan adalah data Gambar 2. Data Permintaan Produk Aspal Beton
permintaan produk selama tiga tahun, yaitu mulai
bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember  Struktur Produk (Bill of Materials)
2015. Data permintaan ini digunakan untuk Komponen bahan baku produk aspal beton
meramalkan permintaan selama tahun 2016 sebagai adalah material agregat dan aspal mentah. Setiap
Jadwal Induk Produksi (Master Production produksi aspal beton aval yang dihasilkan sekitar
Schedule). Tabel 1 menyajikan data permintaan 0,5% dari total produksi, apabila untuk
produk aspal beton selama tiga tahun, mulai bulan memproduksi 1000 ton aspal beton maka total
Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2015. bahan baku yang digunakan sekitar 1005 ton. Untuk
komposisi dari masing-masing bahan baku untuk
setiap seribu ton aspal beton dijelaskan pada
gambar 3.

Gambar 3. Struktur Produk Aspal Beton


 Lead Time
Perencanaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing

Lead time adalah masa tunggu untuk pemesanan  Model Moving Average (MA) : 2.345.679
setiap item bahan baku, dimana lead time dari  Model Weight Moving Average (WMA) :
masing-masing bahan baku memerlukan waktu yang 4.011.288
berbeda-beda, hal ini dikarenakan supplier dari
masing-masing bahan baku yang berbeda pula. Tabel Berdasarkan hasil perhitungan Mean Square
2 menjelaskan lead time atau masa tunggu dari Error (MSE) di atas, diketahui bahwa nilai MSE
masing-masing bahan baku. terkecil terdapat pada model Linier, sehingga dapat
dilakukan peramalan permintaan produk aspal beton
Tabel 2. Lead Time Masing-masing dengan model Linier.
Bahan Baku
No. Nama Barang Lead Time Tabel 4. Peramalan dengan Linier
1. Abu batu (Agregat) 2 Minggu
Periode Hasil Peramalan
2. Aspal Mentah 1 Minggu
Januari 5.335
Februari 5.420
 Penentuan Ukuran Lot Maret 5.505
Pada penelitian ini, penentuan ukuran lot April 5.590
menggunakan metode Lot for Lot, Economic Order Mei 5.675
Quantity, Least Unit Cost, Period Order Quantity, Juni 5.760
Fixed Period Requirement, Fixed Order Quantity, Juli 5.845
Least Total Cost dan akan ditentukan ukuran lot Agustus 5.930
dengan biaya minimal untuk masing-masing bahan September 6.015
Oktober 6.100
baku.
November 6.185
Desember 6.270
 Catatan Keadaan Persediaan Dari data permintaan pada tabel 1 dan data
Catatan persediaan menjadi salah satu input peramalan permintaan pada tabel 5 dapat
untuk Rencana Kebutuhan Bahan (Material digambarkan diagram peramalan produk aspal beton
Requirement Planning) yang terdiri dari persediaan pada tahun 2016.
produk aspal beton dan persediaan bahan baku yang
tersedia dan yang sedang dalam pemesanan.
Persediaan yang ada adalah persediaan bahan baku
yang terdiri material abu batu dan aspal mentah. Tabel
3 menyajikan data persediaan bahan baku produk,
yaitu pada Desember 2015.

.Tabel 3. Catatan Keadaan Persediaan Bahan Baku

POH
No. Nama Barang Gambar 4. Diagram peramalan permintaan produk
(ton)
1. Abu Batu (Agregat) 47. 500  Perhitungan Jadwal Induk Produksi (JIP)
2. Aspal Menta 30 Sebelum menghitung Jadwal Induk Produksi
Hasil Analisis Data dan Pembahasan (JIP) perlu dihitung persediaan di tangan (PoH).
 Menentukan Model Peramalan dan Kesalahan Pada penelitian ini, PoH dihitung sebagai Safety
Peramalan (MSE) Stock (SS).
Dari hasil perhitungan model peramalan  Perhitungan Safety Stock
permintaan produk aspal beton untuk model linier, Safety Stock dihitung dengan rumus:
model eksponensial, model konstan, model Moving SS = 1,64 x Sd (1)
Average (MA), dan model Weight Moving Average (Sumber: Hani Handoko, 2000:225)
(WMA), dapat ditentukan Mean Square Error (MSE)
dari masing-masing model peramalan tersebut, dan Sedangkan Sd adalah Standar Deviasi yang
hasilnya sebagai berikut: dihitung dengan rumus:
 Model Linier : 2.093.424 Sd = (2)
 Model Eksponensial : 6.347.787,38
 Model Konstan : 3.691.196 (Sumber: Hani Handoko, 2000:226)

247
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 247-255

bahan baku untuk produksi aspal beton


Dimana: X = Jumlah permintaan periode ditunjukkan pada tabel 6 berikut :
sebelumya
= Permintaan rata-rata Tabel 6. Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku
N = Jumlah periode Permintaan Abu Aspal
Hasil perhitungan safety stock untuk produksi Bulan Aspal Batu Mentah
aspal beton diperoleh sebesar 3.150,85 ton. Beton (ton) (ton)
 Jadwal Induk Produksi Januari 5.335 5.015 320,1

Untuk Jadwal Induk Produksi Aspal Beton dapat Februari 5.420 5.095 325,2
dilihat pada tabel 5. Pada Jadwal Induk Produksi Maret 5.505 5.175 330,3
dijelaskan mengenai beberapa hal berikut: April 5.590 5.255 335,4
 Jumlah permintaan yang datanya berasal dari hasil
Mei 5.675 5.335 340,5
peramalan pada tabel 4.
Juni 5.760 5.414 345,6
 PoH (Projected on Hand) atau persediaan di
tangan produk aspal beton, yang datanya didapat Juli 5.845 5.494 350,7
dari hasil wawancara dengan Manager produksi Agustus 5.930 5.574 355,8
PT. Dua Putri Kedaton. September 6.015 5.654 360,9
 Volume Produksi Oktober 6.100 5.734 366
Dari hasil wawancara dengan Manager produksi
November 6.185 5.814 371,1
PT. Dua Putri Kedaton, untuk volume produksi
Desember 6.270 5.894 376,2
aspal beton per bulan di PT. Dua Putri Kedaton
adalah sebesar 7.000 sampai 8.000 ton, sehingga
ditetapkan volume produksi tidak boleh melebihi
8.000 ton karena melebihi batas maksimal volume
produksi aspal beton di perusahaan.

Tabel 5. Jadwal Induk Produksi (JIP) Aspal Beton


Periode Tahun 2016
SS = 3.151 ton PoH = 1400

 Pemilihan teknik lot sizing


 Perhitungan LFL
Teknik penetapan ukuran lot dilakukan atas dasar
pesanan diskrit. Di samping itu, teknik ini
merupakan cara paling sederhana dari semua
 Perhitungan Kebutuhan Material ukuran lot yang ada. Teknik ini selalu melakukan
 Eksplosion perhitungan kembali (bersifat dinamis) terutama
Proses Eksplosion digunakan untuk menghitung apabila terjadi perubahan pada kebutuhan bersih.
kebutuhan kotor material abu batu dan aspal Penggunaan teknik ini bertujuan untuk
mentah yang perhitungannya didasarkan pada meminimumkan ongkos simpan. Oleh karena itu,
struktur produk (gambar 1). Secara rinci kebutuhan sering kali digunakan untuk item-item yang
mempunyai biaya simpan per unit sangat
Perencanaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing

mahal.apabila dilihat dari pola kebutuhan yang


mempunyai sifat diskontinyu atau tidak teratur,
maka teknik L-4-L ini memiliki kemampuan yang
Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan
baik. Untuk hasil perhitungan menggunakan LFL
LFL pada bahan baku aspal mentah adalah :
pada bahan baku abu batu adalah :

247
 Perhitungan EOQ  Perhitungan teknik POQ
Jumlah permintaan bahan baku harga bahan baku per POQ merupakan jumlah kebutuhan per periode yang
unit dan besarnya biaya pemesanan pada PT. Dua ditentukan dari jumlah demand tiap periode yang
Putri Kedaton periode 2016 dilihat pada tabel berikut saling menutupi satu terhadap lainnya. Kebutuhan
ini. beberapa periodedipesan sekaligus pada satu periode
Tabel 7. Permintaan Bahan Baku, Biaya tertentu. Perhitungannya diawali dengan perhitungan
Penyimpanan/Tahun dan Biaya Pemesanan EOI (Economic Order Interval)
Permint Biaya Biaya
No Bahan Baku
aan Pesan Simpan
dimana : R = Rata-rata demand / periode
1. Abu Batu 65.453 2.000.000 2.000
2. Aspal Mentah 4.178 1.500.000 12.100
Maka kuantitas pembelian bahan baku berdasarkan
teknik ini adalah
Dari tabel diatas dapat dihitung kuantitas pembelian
optimal dengan menggunakan rumus : A. Abu Batu (Agregat)
EOI = = 2,09 dibulatkan menjadi 2
Dari perhitungan di atas maka interval pemesanan
EOQ =
yang diperbolehkan adalah 2 period. Ukuran lot
Dimana: ditentukan berdasarkan kebutuhan bersih selama 2
EOQ = Economic Order Quantity periode.
A = Biaya Pemesanan per periode B. Aspal Mentah
D = Kebutuhan per periode EOI = = 2,9 dibulatkan menjadi 3
H = Biaya simpan per unit Dari perhitungan di atas maka interval pemesanan
Maka kuantitas Pembelian optimum tahun 2016 yang diperbolehkan adalah 3 period. Ukuran lot
adalah ditentukan berdasarkan kebutuhan bersih selama 3
periode. Untuk hasil perhitungan menggunakan POQ
A. Abu Batu (Agregat)
untuk bahan bahu abu batu adalah :

EOQ = = 11.441 dibulatkan

jadi 11.441 ton, karena sekali pemesanan abu batu Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan
dalam 1 truck berisi 10 ton. POQ untuk bahan baku aspal mentah adalah :
Jumlah permintaan bahan baku yang optimal setiap
kali pesan pada tahun 2016 sebesar 11.440 ton,
dengan frekuensi pembelian bahan baku yang  Perhitungan Teknik FPR
diperlukan perusahaan yaitu: = 5,7. Satu truck Dalam metode FPR penentuan ukuran lot
memuat abu batu (Agregat) 10 ton, agar dapat dibagi didasarkan pada periode waktu tertentu saja. Besarnya
10 maka dibulatkan menjadi 6. jumlah kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi
dengan menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode
B. Aspal Mentah yang akan datang. Bila dalam metode FOQ besarnya
EOQ = = 1.017 dibulatkan menjadi 1.020 ton. jumlah ukuran lot adalah tetap, sementara selang
Jumlah permintaan bahan baku yang optimal setiap waktu antar pemesanan tidak tetap. Dalam metode
kali pesan pada tahun 2016 sebesar 1.020 ton, dengan FPR ini selang waktu antar pemesanan dibuat tetap
frekuensi pembelian bahan baku yang diperlukan dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih.
perusahaan yaitu: = 4,09 dibulatkan menjadi 5. Dalam menentukan periode pemesanan bahan baku
Untuk hasil perhitungan menggunakan EOQ pada dengan metode ini dibuat dengan 2 periode sekali
bahan baku abu batu adalah : pesan, karena setelah dihitung dengan 2 setiap periode
diperoleh biaya pemesanan yang paling kecil biaya
pemesanannya. Untuk hasil perhitungan pemesanan
Sedangkan hasil perhitungan menggunakan EOQ dengan menggunakan teknik FPR untuk bahan baku
pada bahan baku aspal mentah adalah : abu batu adalah :
Sedangkan uuntuk hasil perhitungan pemesanan besar ongkos-ongkos tersebut sama atau hampir sama.
dengan menggunakan teknik FPR untuk bahan baku Sarana untuk mencapai tujuan tersebut adalah suatu
aspal mentah : faktor tang disebut Economic Part Periode (EPP).
Pemilihan ukuran lot ditentukan dengan jalan
membandingkan ongkos part period yang ditimbulkan
oleh setiap ukuran lot tersebut dengan EPP, yang
 Perhitungan teknik FOQ
paling dekat atau sama dengan EPP dipilih sebagai
Teknik FOQ menggunakan kuantitas pemesanan ukuran lot yang akan dilaksanakan. Part period adalah
yang tetap yang berarti ukuran kuantitas satu unit yang disimpan dalam persediaan dalam satu
pemesanannya (lot size) adalah sama untuk setiap kali periode. EPP dapat didefinisikan sebagai kuantitas
pemesanan. Ukuran lot tersebut ditentukan secara suatu item persediaan yang bila disimpan didalam
sembarangan atau berdasarkan intuisi/empiris, persediaan selama satu periode, akan menghasilkan
misalnya menggunakan jumlah kebutuhan kotor ongkos pengadaan yang sama dengan ongkos simpan.
tertinggi sebagai ukuran lotnya yaitu untuk bahan Sebagai contoh, berikut ini merupakan penerapan
baku abu batu (Agregat) sebesar 5.894 ton, untuk teknik LTC. EPP dapat dihitung secara sederhana
bahan baku aspal mentah sebesar 376,2 ton. Untuk dengan memberi ongkos setiap kali pesan (S) dengan
hasil perhitungan menggunakan FOQ pada bahan ongkos simpan perunit (h). Untuk hasil perhitungan
baku abu batu adalah : menggunakan LTC pada bahan baku abu batu adalah:

Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan
FOQ pada bahan baku aspal mentah adalah : LTC pada bahan baku aspal mentah :

PENUTUP
 Perhitungan teknik LUC
Teknik LUC ini dan ketiga teknik berikutnya Simpulan
mempunyai kesamaan tertentu, yaitu ukuran kuantitas Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab
pemesanan dan interval pemesanannya bervariasi. sebelumnya, dapat diambil beberapa simpulan sebagai
Pada teknik LUC ini ukuran kuantitas pemesanan berikut:
1. Peramalan permintaan bahan baku aspal beton di
ditentukan dengan cara coba-coba, yaitu dengan jalan
PT. Dua Putri Kedaton pada tahun 2016
mempertanyakan apakah ukuran lot disuatu periode
menggunakan teknik Linier dan didapatkan
sebaiknya sama dengan ukuran bersihnya atau
permintaan pada bulan Januari sebesar 5.335 Ton,
bagaimana kalau ditambah dengan periode-periode
bulan Februari sebesar 5.420 Ton, bulan Maret
berikutnya. Keputusan ditentukan berdasarkan ongkos
sebesar 5.505 Ton, bulan April sebesar 5.590 Ton,
per unit (ongkos pengadaan per unit ditambah ongkos
bulan Mei sebesar 5.675 Ton, bulan Juni sebesar
simpan per unit) terkecil dari setiap bakal ukuran lot
5.760 Ton, bulan Juli sebesar 5.845 Ton, bulan
yang akan dipilih. Untuk hasil perhitungan
Agustus sebesar 5.930 Ton, bulan September
menggunakan LUC dapat dilihat pada bahan baku abu
sebesar 6.015 Ton, bulan Oktober sebesar 6.100
batu adalah :
Ton, bulan Nopember sebesar 6.185 Ton, dan pada
bulan Desember sebesar 6.270 Ton.
2. Dari perhitungan Lot Sizing didapatkan biaya total
Sedangkan hasil perhitungan pada bahan baku aspal bahan baku Abu Batu (Agregat) pada metode LFL
mentah adalah : sebesar Rp. 33.082.000, pada metode EOQ sebesar
Rp. 132.142.000, pada metode POQ sebesar Rp.
86.948.000, pada metode FPR sebesar Rp.
86.982.000, pada metode FOQ sebesar Rp.
 Perhitungan teknik LTC 93.662.000, pada metode LUC sebesar Rp.
Teknik ini didasarkan pada pemikiran bahwa 44.330.000, dan pada metode LTC sebesar Rp.
jumlah ongkos pengadan dan ongkos simpan (ongkos 44.330.000. Biaya total untuk bahan baku Aspal
total) setiap ukuran kuantitas pemesanan yang ada Mentah pada metode LFL sebesar Rp. 20.422.420,
pada suatu horizon perencanaan dapat diminimasi jika pada metode EOQ sebesar Rp. 63.539.000, pada
metode POQ sebesar Rp. 37.088.640, pada metode diakses pada tanggal 8 April 2016 pukul 20.17
FPR sebesar Rp. 36.846.940, dan pada metode FOQ WIB)
sebesar Rp. 41.321.940, pada metode LUC sebesar
Rp. 22.356.000, dan pada metode LTC 22.356.000. Haming, Murdifing & Nurnajamuddin, Mahmud. 2007.
Manajemen Produksi Modern Operasi
Setelah dilakukan perhitungan dengan ketujuh Manufaktur dan Jasa. Jakarta. PT. Bumi
metode didapatkan biaya pemesanan dan biaya Aksara.
penyimpanan terendah yaitu sbesar Rp. 53.504.420
dengan menggunakan teknik Lot for Lot, sehingga Hendra, Poerwanto. 2016. Penentuan Lot Sizing. Artikel
untuk rencana pemesanan dilakukan secara diskrit (online). Manajemen Operasi dan Proyek.
dan dilakukan setiap periode dengan waktu (http://tradessi.co.id/wp-
pemesanan sesuai dengan lead time masing-masing content/uploads/2015/11/Slider-Tradessi-4.jpg,
bahan baku. di akses pada tanggal 8 April 2016 pukul 21.20
Saran WIB)
Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran kepada perusahaan Kusuma, Hendra. 2007. Manajemen
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Produksi:Perencanaan dan Pengendalian
adalah: Produksi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
1. Perusahaan disarankan memakai metode Linier
untuk melakukan peramalan pada tahun 2016 Mariyam, Murda. 2008. Analisis Persediaan Bahan Baku
karena memiliki tingkat kesalahan yang paling Kedelai pada Koperasi Produksi Tahu di
kecil dibanding dengan metode yang lain. Kampung Iwul Parung Bogor (Studi Kasus
2. Perlu ada penelitian lanjutan dengan Koperasi Ikhtiar Swaadara Masyarakat/ISM
menggunakan metode penentuan lot yang lain, Mitra Bersama. Skripsi. Jakarta. Jurusan
yaitu metode Part Period Balancing (PBB), Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi
Wagner Within (WW), Silver Mean (SM). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
3. PT. Dua Putri Kedaton melakukan pemesanan Jakarta.
bahan baku produk Aspal Beton dengan metode
Lot for Lot hanya untuk periode 2016 karena Nasution, Arman Hakim & Prasetyawan, Yudha. 2008.
memiliki biaya pemesanan dan biaya Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
penyimpanan terendah. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan:


DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi di Bidang Bisnis Edisi 2. Jakarta. PT.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Raja Grafindo Persada.
Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
Render, Barry & Heizer, Jay. 2001. Prinsip-Prinsip
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Manajemen Operasi. Jakarta. Salemba Empat.
Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia Press. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Bandung.
Produksi. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Wiwi, Umar. 2007. Modul Manajemen Industri.
Fitris, Herman. 2015. Cara Kerja Aspal Mixing Plant. Surabaya. Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Kontruksi dan Proyek. Teknik Universitas Negeri Surabaya.
(http://hermanfitris.blogspot.co.id/2015/03/pro
ses-pembuatan-aspal-jalan-asphalt.html,

Anda mungkin juga menyukai