Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pernapasan berhubungan dengan kegiatan memasukkan dan mengeluarkan


udara ke dalam paru-paru (respirasi). Ketika tubuh kekurangan oksigen, maka oksigen
yang berada diluar tubuh akan dihirup (inspirasi) melalui pernapasan.
Ketika tubuh kelebihan karbon dioksida, maka tubuh akan mengeluarkannya
melalui organ pernapasan (ekspirasi), sehingga tercipta keseimbagan oksigen dan karbon
dioksida dalam tubuh. Sistem respirasi berperan untuk menukar udara dari permukaan ke
paru-paru. Udara yang masuk akan disaring oleh trakea. Trakea akan menyaring,
menghangatkan, melembabkan udara yang masuk, dan melindungi permukaan organ
yang lembut.
Pernapasan berguna untuk :
a. Mengambil oksigen dari luar tubuh untuk masuk ke dalam tubuh, untuk kemudian
diedarkan kedalam tubuh melalui darah. Selanjutnya akan terjadi proses pembakaran
sel atau jaringan.
b. Mengeluarka karbon dioksida yang merupakan sisa dari pembakaran. Karbon
dioksida dibawa oleh darah untuk kemudian dikeluarkan oleh organ pernapasan.
c. Melindungi sistem permukaan dari kekurangan cairan dan mengubah suhu tubuh.

1
2

d. Melindungi sistem pernapasan dari jaringan lain terhadap serangan patogenik.


e. Membentuk komunikasi seperti berbicara, berteriak, dan komunikasi lain yang
berhubungan dengan suara.
Sistem pernapasan dibagi dalam 2 bagian yaitu saluran pernapasan atas (traktus
respiratorius superior) dan saluran pernapasan bawah (traktus respiratorius inferior).
Saluran pernapasan atas terdapat diluar rongga dada yaitu rongga hidung, faring, laring,
dan trakhea bagian atas. Saluran pernapasan bawah terdapat dalam rongga dada, terdiri
dari bagian bawah trakea dan paru. Jadi organ yang termasuk dalam sistem pernapasan
yaitu hidung, rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan paru (alvioli).
Udara masuk kedalam sistem pernapasan melalui mulut atau hidung, selanjutnya
kerongga hidung (yang mengandung banyak arteri, vena dan kapiler). Dari sini udara
masuk ke faring, selanjutnya dari faring udara bergerak ke laring, trakea, kemudian
trakea bercabang 2 menjadi bronkus kanan dan kiri (menuju paru kanan dan kiri),
bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus dan akhirnya ke alveolus (yang
terdapat dalam parenkim paru). Selama udara masuk kesaluran pernapasan, udara
disaring dari debu, asap, bakteri dan zat-zat bahay lainnya yang terbawa oleh udara.
B. Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar dan agar pembaca dapat
mengetahui tentang Sistem Pernapasan
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pernapasan?
2. Bagaimana proses pernapasan terjadi?
3. Dimana terjadinya proses pertukaran gas 𝑂2 dan 𝐶𝑂2 terjadi?

2
BAB II
ISI

A. Komponen Sistem Pernapasan


1. Hidung (Nasal)

Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 kavum nasi,


dipisahkan oleh septum nasi. Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk
menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
Hidung terdiri dari :
a. Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
b. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
c. Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang dinamakan
konka nasalis, yang berjumlah 3buah :
- Konka nasalis inferior.
- Konka nasalis media.
- Konka nasalis superior.
 Fungsi Hidung :
- Bekerja sebagai saluran udara pernapasan
- Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
- Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa.
- Membunuh kuman-kuman yang masuk.
- Melakukan penciuman.
- Melembabkan udara.
4

Hidung kadang merespon benda dari luar tubuh dengan batuk. Batuk merupakan cara
paru-paru mempertahankan diri dari benda asing yang masuk kedalam hidung. Bronkus dan
Trakea sangat sensitive, sehingga setiap benda asing yang menyebabkan iritasi akan
merangsang reflex batuk.

 Perdarahan dan Persarafan Rongga Hidung


Pembuluh darah yang mendarahi rongga hidung :
- A. Etmoidalis anterior dan posterior yang memperdarahi pangkal hidung.
- A. Sphenopalatina mendarahi mukosa dinding-dinding lateral dan medial
hidung.
- A. Palatine mayor
- A. Labialis superior mendarahi septum nasi

 Struktur Hidung
Hidung terdiri dari tulang rawan dan Lumina propia, dimana keduanya saling
berkaitan. Lamina propis mengandung banyak arteri vena dan kapiler yang membawa
nutrisi dan air yang dikeluarkan oleh sel. Bagian-bagian dari hidung adalah :
- Batang hidung
- Cuping hidung
- Septum nasi
- Dinding lateral rongga hidung (kavum nasi)
Pada dinding hidung terdapat alat-alatkecil yang berfungsi untuk menggerakkan
hidung dan menghirup udara. Dinding hidung meliputi :
- Piramida nasi
- Levator labii superior alaguenasi
- Dilator nares posterior
- Kompresor nasi
- Kompresor natrium minor
- M.kompresor alaris nasi
2. Faring
5

Faring (tekak) adalah saluran ototselaput yang tegak lurus antara basis kanii dan
veterbrate servikalis IV. Tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan memiliki panjang kurang lebih 13cm. terdapat dibelakang rongga hidung
dan rongga mulut, kebawahnya terdapat 2 lubang, kedepan lubang laring dan
kebelakang terdapat lubang esophagus, di sebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan
kanan. Disebelah belakang terdapat Epiglotis (berfungsi menutup laring pada saat
menelan makanan) .
Rongga Faring terbagi dalam 3 bagian :
a. Nasopharing
Merupaka faring bagian atas yang berhubungan dengan rongga hidung interna.
Pada bagian ini terdapat muara tubaeustachius yang berfungsi menyeimbangkan
tekanan pada membrane timpani.
b. Oropharing
Merupakan bagian tengah faring antar palatum lunak dan tulang hyoid
(dibelakang rongga mulut). Reflek menelan berawal dari orofaring menimbulakan
dua perubahan makanan terdorong masuk kesaluran pencernaan (esophagus) dan
secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk kesaluran
pernapasan. Pada dareah ini terdapat tonsil.
c. Laringopharing
Merupakan sisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya sistem respirasi
menjadi terpisah dari sistem disgestive. Makanan masuk kebagian belakang
esophagus dan udara masuk bagian depan (laring).
Faring berhubungan dengan suara yang dihasilkan oleh manusia. Lipatan-lipatan
vocal suara manusia mempunyai elastisitas tinggi dan dapat memproduksi suara dengan
bantuan pita suara. Factor yang menentukan frekuensi puncak bunyi dan produksi
bergantung pada panjang dan ketegangan regangan dari pita suara. Regangan pita suara
tersebut akan memproduksi frekuensi dan getaran. Ketegangan pita suara dikontrol oleh
otot kerangka dibawah control korteks.

3. Laring
6

Laring atau pangkal tenggorok merupakan jalinan tulang rawan yang dilengkapi
dengan otot, membrane, jaringan ikat, dan ligamentum. Tepi lubang dari pita suara
asli kiri dan kanan membatasi daerah epiglottis. Bagian atas disebut supraglotis dan
bagian bawah disebut subglotis.
Laring menerima udara dari faring. Laring terdiri dari Sembilan keping tulang
rawan yang bergabung dengan membrane dan ligamen. Epliglotis merupakan bagian
utama dari tulang rawan laring. Saat menelan makanan, epiglotis tersebut menutupi
pangkal tenggorokan untuk mencegah masuknya makanan dan saat bernapas, katup
tersebut akan membuka. Tulang rawan Tiroid melindungi bagian depan laring.
Tulang rawan yang menonjol membentuk jakun.
Fungsi utama laring adalah untuk vokalisasi. Laring juga melindungi saluran napas
bagian bawah dari obstruksi benda asing yang memudahkan batuk. Laring sering
disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas 3 tulang rawan :
a. Cartilago Epiglotis : Daun katup cartilage yang menutup ostium kearah laring
selama menelan.
b. Cartilage Thyroid : Cartilage terbesar pada trachea, sebagian dari cartilage ini
membentuk jakun.
c. Certilagi Krikoid : Satu-satunya cincin cartilage yang komplit dalam laring.
 Struktur Laring
7

Kerangka laring adalah :


- Kartilago tiroidea
- Kartilago krikoidea
- Kartilago aritenoidea
- Os hyoid kartilaines
Persendian (artikulasio) yang terdapat pada laring adalah :
- Artikulasio krikoitiroidea
- Artikulasio krikoariteniodea

Pada laring terdapat ligamentum :


- Ligamentum krikoideum
- Ligamentum krikoaritenoideum
- Ligamentum kornikulofaringkum
- Ligamentum hoitiroideum
- Ligamentum hiotiroidea
- Ligamentum hioepiglotikum
- Membrana kuadrangularis
 Fungsi Laring
Laring berfungsi dalam vokalisasi manusia. Vokalisasi adalah berbicara yang
melibatkan sistem respirasi. Sistem respirasi meliputi pusat khusus pengaturan bicara
dalam korteks serebri, pusat respirasi didalam batang otak, artikulasi, serta struktur
resonansi dari mulut dan rongga hidung.
Berbicara memiliki dua fungsi mekanisme yang terpisah, yaitu :
a. Fonasi
Fonasi menyesuaikan dengan vibrator atau pita suara yang merupakan lipatan-
lipatan sepanjang dinding lateral laring yang direnggangkan dan diatur posisinya.
Getran pita suara bergetar kearah lateral. Penyebab getaran ini adalah udara yang
berhembus diatara pita suara yang berdekatan. Tekanan udara yang mendorong pita
suara untuk meneruskan pola getaran. Tinggi anada diciptakan oleh laring dan dapat
diubah dengan dua cara, yaitu perenggangan dan pengedoran pita suara.
b. Artikulasi dan Resonansi
8

Ada tiga organ utama yang berfungsi dalam artikulasi, yaitu bibir, lidah, dan
palatum. Resonansi terdiri dari mulut, hidung, faring, dan rongga dada.

4. Trakea

Trakean atau batang tenggorokan adalah tabung seperti pipa dan berbentuk
menyerupai huruf C. Trakea dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang disempurnakan
oleh selaput. Terletak diantar vertebrae VI sampai ke tepi bawah kartilago krikoidea
vertebra torakalis V. memiliki panjang sekitar 13 cm dan diameter 2,5 cm. Dinding
trakea terdiri dari empat lapisa yang tediri dari :
a. Mukosa.
Mukosa merupakan lapisan terdalam trakea. Mukosa mengandung sel goblet
yang dapat memproduksi lendir dan epitel pseudostratified bersilia. Silia
menyapu kotoran, menjauhi paru-paru dan menuju kefaring.
b. Submukosa.
Submukosa merupakan lapisan jaringan ikat areolar yang mengelilingi mukosa.
c. Tulang Rawan Hialin.
16-20 cincing tulang rawan hialin berbentuk C membungkus sekitar submukosa
tersebut. Cincin kartilago memberikan bentuk kaku pada trakea, mencegahnya
agar tidak kolabs dan membuka jalan udara.
d. Adventita.
Adventita merupakan lapisan terluar dari trakea. Lapisan ini tersusun atas jaringan
ikat areolar (longgar).
9

 Struktur Trakea
Pada bagian dalam, trakea memiliki septum yang disebut karina, terletak agak
kekiri dari bidang median. Pada bagian dalam ini terdapat sel-sel bersilia yang berguna
untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama dengan udara.
Hubungan trakea dengan alat disekitarnya :
a. Sebelah kanan : N. Vagus dekstram, A. Anonima, dan V. Azigos.
b. Sebelah kiri : Aorta dan mervus rekuren sinistra.
c. Bagian depan menyilang : V. Anonima sinistra dan fleksus kardiakus profundus.
d. Bagan belakang : sedofagus
 Fungsi Trakea
Trakea memiliki bagian yang mampu berubah menjadi elastis ketka terjadi proses
menelan, sehingga akan membuka jalan makanan, sehinga makanan akan masuk kedalam
lambung. Rangsangan saraf simpatis akan memperlebar diameter trakea dan mengubah
besarnya volume saat terjadinya proses pernapasan.
5. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus
memiliki struktur yang sama dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama
dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea dan berjalan
kebawah menuju ke paru-paru.
Didalam paru-paru masing-masing brokus utama bercabang dengan diameter
yang lebih kecil, membentuk bronkus sekunder (lobar), bronkus tersier (segmental),
brokiolus terminal (0,5 mm diameter) dan bronkiols pernapasan mikroskopis.
Dinding utama bronkus dibangun seperti trakea, tetapi cabang dari pohon semakin
kecil, cincing tulang rawan dan mukosa yang digantikan oleh otot polos. Bronkus
terdiri dari 2 bagian, yaitu :
1. Bronkus prisipalis dekstra
Bronkus ini pada saat masuk ke hilus bercabang menjadi tiga, yaitu bronkus
lobaris medius, bronkus lobaris inferior, dan bronkus lobaris superior.
2. Bronkus prinsiparis sinistra
Bronkus ini lebih kecil, lebih sempit, serta lebih panjang dari bronkus
prinsipalis dekstra.
10

6. Pulmo
Pulmo atau paru adalah organ sistem pernapasan yang berada dalam kantong
bentukan pleura parietalis dan pleura viselaris. Paru-paru sangat lunak, elastis, dan
berada dalam rongga torak. Paru-paru memiliki sifat ringan dan mampu terapung
dalam air, berwarna biru keabu-abuan dengan bintik. Bintik-bintik ini antara lain
karena partikel debu yang masuk termakan oleh tagosi.
Paru-paru kanan terdiri atas 3 gelambir (lobus), yaitu :
1. Lobus superior
2. Lobus medius
3. Lobus inferior

Paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus, yaitu :


1. Lobus superior
2. Lobus inferior
Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru yang disebut pleura. Pleura adalah
membrane seorsa yang halus dan membentuk suatu kantong. Plueira terdiri atas 2
lapisan, yaitu :
1. Lapisan permukaan (parietalis), yakni lapisan yang langsung berhubungan dengan
paru dan memisahkan lobus dengan paru-paru.
2. Lapisan dalam pleura viseralis, yakni pleura yang berhubungan dengan fasia
endotorasika, yaitu permukaan dalam dari dinding toraks.

B. Mekanisme Pernafasan
Bernapas disini maksudnya adalah memasukkan dan mengeluarkan udara
kedalam dan keluar paru-paru. Memasukkan udara ke paru, dikenal dengan inhalasi atau
inspirasi, sedang mengeluarkan udara dari paru disebut exhalasi atau ekspirasi. Kedua
kejadian ini memungkinkan oksigen masuk kedalam alveoli dan karbondioksida keluar
dari paru. Siklus inspirasi dan ekspirasi terus menerus inilah yang dikenal dengan
bernafas. Gerakan inspirasi dan eksperasi ini berlangsung dengan bantuan otot-otot
diafragma dan intercostalis (otot-otot diantara tulang rusuk). Diafragma terletak
11

sepanjang bagian bawah tulang rusuk, yang juga berfungsi sebagai skat yang
memisahkan rongga dada dan abdomen (perut).
Sebelum inspirasi posisi diafragma melengkung ke atas rongga dada, dan saat inspirasi
diafragma kontraksi, bergerak ke arah bawah (mendatar) sehingga volume ronnga dada
lebih luas dan tekanan udara dalam rongga dada ini menurun. Pada saat ini udara masuk
melalui trakea ke dalam paru. Bila diafragma relaks, dia akan kembali ke posisi semula
dan volume udara dalam rongga dada menurun pada saat ini tekanan udara dalam rongga
dada diluar paru akan meningkat serta menekan paru sehingga ukuran paru mengecil dan
uadara keluar dari paru.

Proses bernafas terdiri dari dua fase yaitu Inspirasi (periode ketika aliran udara masuk ke
paru-paru) dan Ekspirasi (periode ketika udara meninggalkan paru-paru)
1. Inspirasi
Terjadi ketika tekanan alveoli dibawah tekanan atmosfer. Otot yang paling
penting dalam inspirasi adalah diafragma, bentuknya melengkung dan melekat
pada iga paling bawah dan otot interkosta eksterna. Ketika diafragma berkontraksi
bentuknya menjadi datar dan menekan dibawahnya yaitu pada isi abdomen dan
mengangkat iga. Keadaan ini menyebabkan pembesaran rongga thoraks dan paru-
paru. Meningkatnya ukuran dada menurunkan tekanan intrapleura sehingga paru-
paru menjadi mengembang. Mengembangnya paru-paru berakibat pada
penurunan tekanan alveolus sehingga udara bergerak menurut gradient tekanan
dari atmosfer ke dalam paru-paru.
Diaphragm and external intercostal muscles contract

Volume of thoracic cavity increases

Intrapleura pressure becomes more negative

Lungs expand
12

Intrapulmonary pressure becomes negate


Air flows into the lungs
2. Ekspirasi
Selama pernafasan biasa, merupakan proses pasif, tidak ada kontraksi
otot-otot aktif. Pada akhir inspirasi otot-otot respirasi relaks, membiarkan
elastisitas paru dan rongga dada untuk mengisi volume paru. Ekspirasi terjadi
ketika tekanan alveolus lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Relaksasi diafragma
dan otot interkosta eksterna mengakibatkan recoil elastic dinding dada dan paru
sehingga terjadi peningkatan tekanan alveolus dan menurunkan volume paru,
dengan demikian udara bergerak dari paru-paru ke atmosfer.
Diaphgram and external intercostal muscles relax

Volume of thoracic cavity decreases

Intrapleura pressure becomes less negative

Lungs recoil

Intrapulmonary pressure rises above atmospheric pressure

Air flows out of the lungs

C. Volume Pernafasan
Metode sederhana yang digunakan untuk mengukur volume paru adalah dengan
merekam pergerakan udara yang masuk dan keluar dari paru. Alat yang digunakan
dinamakan spirometri, yang mampu memperlihatkan perubahan volume pada berbagai
keadaan pernafasan.
Paru memiliki empat volume yaitu:
1. Volume tidal. Merupakan volume udara yang diinsfirasi dan diekspresikan
disetiap pernafasan normal (sekitar 500 ml).
13

2. Volume cadangan inspirasi. Merupakan volume tambahan udara yang dapat


diinspirasikan diatas volume tidak normal (sekitar 3000 ml).
3. Volume cadangan ekspirasi. Merupakan jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi tidal normal (sekitar 1.100 ml)
4. Volume sisa. Merupakan volume udara yang masih tersisa dalam paru setelah
kebanyakan ekspirasi kuat (sekitar 1.22 ml)
Volume paru-paru tertentu menghasikan kapasitas paru-paru sebagai berikut:
1. Kapasitas paru total (TLC), sekitar 6000 ml, adalah maksimum jumlah udara
yang dapat mengisi paru-paru (TLC=TV+IRV+ERV+RV).
2. Kapasitas vital (VC), sekitar 4.800 ml, adalah jumlah total atau udara dapat
berakhir setelah sepenuhnya menghirup (VC=TV+ERV=sekitar 80% TLC).
3. Kapasitas inspirasi(IC), sekitar 3.600 ml, adalah maksimum jumlah udara
yang dapat terinspirasi (IC=TV+IRV).
4. Kapasitas residual fungsional (FRC), sekitar 2.400 ml, adalah jumlah udara
yang tersisa diparu-paru setelah ekspirasi yang normal (FRC=RV+ERV).
D. Transport Gas
Transportasi gas dilakukan oleh sistem kardiovaskular. Transportasi gas merupakan
proses mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan mengumpulkan karbondioksida
untuk dikembalikan ke paru-paru. Oksigen dalam darah diangkat dengan dua cara:
a. Sejumlah kecil O2 (1,5 persen) dilakukan dalam plasma sebagai terlarut gas.
b. Sebagian oksigen (98,5 persen) dibawa dalam darah terikat dengan protein
hemoglobin dalam sel darah merah. Sebuah oksihemoglobin dalam sel darah
merah. Sebuah oksihemoglobin sepenuhnya jenuh (HbO2) memiliki empat O2
molekul terpasang. Tanpa oksigen, molekul disebut sebagai deoxygemoglobin
(Hb).
Keempat faktor berikut menurunkan afinitas, atau kekuatan tarik, Hb untuk O2 dan
menghasilkan pergeseran kurva 𝑂2 Hb disosiasi disebelah kanan.
a. Kenaikan suhu.
b. Peningkatan tekanan parsial 𝐶𝑂2 (𝑝𝐶𝑂2 ).
c. Peningkatan keasaman (penurunan pH). Penurunan afinitas Hb untuk 𝑂2,
disebut efek Bohr, hasil ketika H + mengikat Hb.
14

d. Peningkatan BPG dalam sel darah merah. BPG (bisphosphoglycerate) yang


dihasilkan dalam sel darah merah ketika mereka menghasilkan energi dari
glukosa.
Sementara itu, karbon dioksida diangkut dalam darah dengan cara berikut:
a. Sejumlah kecil 𝐶𝑂2 (8 persen) dilakukan dalam plasma sebagai gas
terlarut.
b. Beberapa 𝐶𝑂2 (25 persen) mengikat Hb dalam sel darah merah
membentuk carbaminohemoglobin (Hb𝐶𝑂2). ( 𝐶𝑂2 mengikat ke tempat
yang berbeda dari yang 𝑂2).
c. Sebagian besar 𝐶𝑂2 (65 persen) yang diangkut sebagai ion bikarbonat
terlarut (𝐻𝐶𝑂3− ) di dalam plasma. Pembentukan 𝐻𝐶𝑂3− , bagaimanapun,
terjadi pada sel-sel darah merah, dimana pembentukan asam karbonat
(𝐻2 𝐶𝑂3− ) adalah dikatalisasi oleh enzim karbonat anhydrase.

E. Pengaturan pernafasan
Mekanisme pernafasan dikendalikan oleh 2 faktor utama:
a. Kimiawi
Ada banyak faktor yang mempengaruhi laju dan kedalaman pernafasan
yang sudah diset oleh pusat pernafasan yaitu adanya perubahan kadar oksigen,
karbondioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri. Perubahan tersebut
menimbulkan perubahan kimia dan menimbulkan renspons dari sensor yang
disebut kemoreseptor. Peningkatan karbondioksida merangsang pusat
pernafasan untuk mengirim impuls saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
b. Saraf
Pusat pernafasan (medula oblongota) secara otomatis mengeluarkan
impuls eferen ke otot pernafasan. Diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus,
kemudian berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis untuk
merangsang otot interkostalis untuk merangsang otot interkostalis sehingga
menimbulkan kontraksi pada otot diafragma.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pernapasan berhubungan dengan kegiatan memasukkan dan mengeluarkan
udara ke dalam paru-paru (respirasi). Ketika tubuh kekurangan oksigen, maka oksigen yang
berada diluar tubuh akan dihirup (inspirasi) melalui pernapasan.
Ketika tubuh kelebihan karbon dioksida, maka tubuh akan mengeluarkannya melalui
organ pernapasan (ekspirasi), sehingga tercipta keseimbagan oksigen dan karbon dioksida
dalam tubuh.
Saluran pernafasan meliputi: hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan pulmo.

B. Saran
Demikian, makalah ini saya susun sebagaimana mestinya semoga bermanfaat bagi
kita semua mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada umumnya. Saran saya lebih banyak
membaca untuk meningkatkan pengetahuan.
Saya sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan yang
menyebabkan kekurang sempurnaan dalam makalah ini untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya agar laporan
selanjutnya dapat lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Mustikawati,S.Kep.,M.Kes. 2017, Anatomi dan Fisiologi untuk keperawatan, Jakarta,


CV.Transinfomedia
dr.Rusbandi Sarpini. 2013. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta. IN MEDIA
Drs.H. Kirnanoro,SKM.,M.Kes. Ns.Mariyana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.Kep. Anatomi Fisiologi.
Yogyakarta Pustaka baru pres.

16

Anda mungkin juga menyukai