Anda di halaman 1dari 31

MENGAPA KITA HARUS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi

sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam

perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai

upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas

karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting

dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang

sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih atau luas (tersier). Karena untuk

memenuhi kebutuhannya, setiap individu memerlukan suatu tempat untuk memenuhi

kebutuhannya. Maka dari itu, manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan

kebutuhan hidupnya. Baik itu organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dan lain –

lain. Dalam perilaku organisasi dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu,

karakter – karakter setiap individu, dan komunikasi antar individu yang berpengaruh

dalam pencapain tujuan itu.

Organisasi di sebut sebagai sistem sosial karena di dalamnya terdapat sekelompok

orang yang mempunyai hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga

bersosialisasi dengan para pelaku organisasi. Dalam perilaku organisasi, individu –

individu harus mampu menyesuaikan dirinya dengan bersosialisasi dengan yang lain. Ini

akan membuat tugas yang telah diberikan akan terasa mudah karena tugas tersebut bisa
dilakukan secara bersama – sama. Karena setiap orang mempunyai kebutuhan, maka

sebaiknya dalam berperilaku organisasi seseorang mampu bereksistensi dengan orang lain

agar mampu melaksanakan tujuan yang ingin dicapai.

Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran

tentang suatu sifat/karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi.

Karena manusia berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk

mengetahui sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku

organisasi akan mengetahui tentang cara–cara mengatasi masalah–masalah yang ada di

lingkungan organisasi.

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan

terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari

kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini.

Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau

kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-

kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan,

kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan

kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka

berkelompok dalam organisasi tertentu.

Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula

terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok adalah

mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori ini disebut

Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa seseorang
berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang dan daerahnya

atau (spatial and geographical proximity).

Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan

kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain.

Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu

sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan

juga merupakan penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.

Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya

perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan

membentuk prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi

untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan

bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas

kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi.

Hal ini akan saling bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain

dalam membentuk satu capaian yang di inginkan bersama. Kelompok dapat mengubah

motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi prilaku individu dalam satu

kondisi organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar kumpulan logika dari

perilaku individu. Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam

kelompok,

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Individu Dalam Organisasi

Menurut Soekidjo Notoatmojo, prilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang

masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Louis Thurstone, sedangkan

menurut Rensis Likert dan Charles Osgood, prilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau

reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak maupun perasaaan tidak mendukung atau tidak memihak pada

objek tersebut.

Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik

individudengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan

berperilakuberbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing

lingkungannya yang memang berbeda.

Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi,

pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik yangdipunyai

individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasiatau yg

lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai

karakteristikseperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas,

wewenang,tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.

Dalam kaitan antara individu dengan organisasi, maka ia membawa karakteristik

individu ke dalam organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu

dengankarakteristik organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan perilaku individu dalam

organisasi.Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari karakteristik

individu.
2.2 Dasar-Dasar Perilaku Individu

Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau

individu dengan lingkungannya. Semua perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa

karakteristik, yaitu:

A. Karakteristik biografis

Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:

1. Usia

Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam organisasi, semakin tua

usianya maka perilaku/ produktifitas akan semakin berkurang, termasuk bagaimana

kemampuannya untuk bekerja, merespon stimulus yang dilancarkan oleh individu lainnya.

2. Jenis kelamin

Penelitian membuktikan bahwa sebenarnya kinerja pria dan wanita dalam menangani

pekerjaan relatif sama. Keduanya hampir sama konsistensinya dalam memecahkan

masalah, keterampilan analitis dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, dan kemampuan

belajar

3. Status perkawinan

Status perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap

pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting karena bertanggung

jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah lebih puas dengan

pekerjaanya disbanding yang belum menikah.

4. Masa kerja
Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari seseorang

dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya dalam bekerja.

B. Kemampuan

Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda ada

yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya tersusun

dari dua faktor yaitu:

1. Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menjalankankegiatan

mental. Untuk mengungkap kemampuan ini digunakan tes IQ yang

berusahamengeksplorasi dimensi yang membentuk kemampuan intelektual yakni,

a. Kecerdasan numeris , yaitu kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,


b. Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengarserta
relasinya satu sama lain
c. Kecepatan perceptual, yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan beda visualdengan cepat
dan tepat,
d. Penalaran induktif, yaitu kemampuan mengenali suatu urutan secara logis dalamsuatu
masalah dan kemdian memecahkan masalah tersebut,
e. Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasidari
suatu argumen,
f. Visualisasi ruang, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akantampak
seandainya posisinya dalam ruang dirubah,
g. Ingatan (memory ), yaitu kemampuan menahan dan mengenang kembalipengalaman masa
lalu. Untuk pekerjaan yang memerlukan rutinitas tinggi dantidak memerlukan
intelektualitas tinggi, IQ tinggi tidak ada relevansinya dengankinerja. Namun pemahaman
verbal, kecepatan persepsi, visualisasi ruand daningatan banyak diperlukan di berbagai
bidang pekerjaan. Sehingga tes IQ tetapdiperlukan.

2. Kemampuan fisik, adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugasyang

menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan. Karyawan yangmempunyai

kemampuan intelektual dan fisiknya tidak sesuai dengan tuntutanpekerjaan, sipastikan

akan merupakan penghambat pencapaian tujuan kinerja atauproduktifitas. Seorang pilot

misalnya harus berkualitas tinggi kemampuan visualisasiruangnya, penjagapantai harus

kuat kemampuan visualisasi dan koordinasi tubuhnya.


C. Kepribadian

Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta

menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini paling sering

digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan oleh

seseorang. Determinan Kepribadian terdiri dari:

1. Keturunan

Karakteristik kepribadian tidak seluruhnya ditentukan oleh keturunan, tetapi kebanyakan

seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama dengan orang tuanya.

2. Lingkungan

Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian seseorang

seperti budaya, keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok social serta pengaruh-

pengaruh lain yang kita alami.

3. Situasi

Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam

situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan

aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang.

D. Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang

terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap seorang

individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum merupakan pembelajaran.

Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh: konsep diri,

cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah bagaimana anda
memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada menampilkan diri anda

didepan orang lain.

E. Sikap

Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak

menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana

seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap

penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja. komponen sikap terrdiri dari:

a. Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap

b. Afektif, segmen emosional dari suatu sikap

c. Perilaku,suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.

F. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau

persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.

G. Persepsi

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi atau

adanya perbedaanpersepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :

a. Pemberian Kesan (perceiver ). Bagaimana seseorang memberikan arti terhadap

sesuatusangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang tersebut. Misalnya umur,

lamabekerja, status, tingkat pendidikan, agama, budaya, dan lain-lain.

b. Sasaran. Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan

dipersepsikanmsehingga dapat mempengaruhi bagaimana orang mempersepsikan hal

tersebut.misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk tubuh, rambut, cara berpakaian, suara,
gerakan,bahasa tubuh maupun sikapnya yang memberikan berbagai persepsi yang berbeda

daritiap orang yang berbeda.

c. Situasi. Lingkungan sangat menentukan individu/kelompok dalam mempersepsikanobjek

atau kejadian. Contoh, setiap malam minggu Anda melihat sesorang di sebuahcafé. Menurut

Anda, orang tersebut tidak menarik. Tetapi ketika orang tersebut datangke masjid,

menurut Anda, orang tersebut menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain

tidak menilainya demikian.

Tiap-tiap individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi,

harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai suatu lingkungan

individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan yang diwujudkan dalam

susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system

pengajian, system pengendalian, dan lain-lain.

2.3 Perilaku Kelompok Dalam Organisasi

Setiap individu dalam kehidupannya mempunyai kepentingan dan tujuan yang

berbeda, sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda,

tentunya akan mempunyai potensi yang besar pula apabila diwujudkan kedalam suatu

kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.. Setelah setiap individu masuk kedalam

kepentingan dan tujuan kelompok, maka perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok

untuk kebersamaan.

2.4 Pengertian Perilaku Kelompok Dan Klasifikasi Kelompok


Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh dua atau lebih

individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk

menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri bila

satu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggotanya harus termotivasi untuk

bergabung, menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang berinteraksi,

berkontribusi da;lam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai kesepakatan dan

ketidaksepakatan melalui berbagi interaksi.

Suatu kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok formal dan kelompok

informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefenisikan oleh struktur organisasi

seperti: preiden dengan staf menterinya, ketua DPR dengan anggota komisi, dan lain-lain.

Kelompok informal adalah kelompok yang terstruktur atau tidak, formal atau tidak

ditetapkan secara organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak

sosial.

Kelompok merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan

terlibat dalam aktifitas kelompok, demikian juga kelompok merupakan bagian dari

organisasi, dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok. Karakteristik suatu

kelompok yaitu: adanya dua orang atau lebih, berinteraksi satu sama lain, saling memebagi

beberapa tujuan yang sama, dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok.

2.5 Dasar-dasar Perilaku Kelompok

Dasar-dasar perilaku kelompok terdiri dari:kondisi eksternal pada kelompok,

sumber daya anggota, sumber kelompok, proses kelompok,tugas-tugas kelompok,kinerja

dan kepuasan, teori psikologi.


A. Kondisi eksternal pada kelompok

1. Startegi organisasi: meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan tersebut.

2. Struktur otoritas: ketentuan mengenai otoritas yang dimilki oleh setiap bagian/ setiap

individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memilki otoritas

yang berbeda.

3. Peraturan formal: ketentuan mengenai aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain dari

peraturan induk membakukan perilaku karyawan

4. Sumber daya organisasional: merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah,

peralatan yang dialokasikan oleh organisasi pada kelompok.

5. Proses seleksi perilaku para personil: criteria-kriteria tertentu yang digun akan dalam

proses merekrut karyawan, proses seleksi tersebut akan menempatkan man in the right

place

6. Evaluasi kinerja dan system ganjaran: proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja

anggota kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system ganjaran akan

hasil evaluasi tersebut.

7. Budaya organisasi: merupakan standar untuk keryawan mengenai perilaku yang dapat

diterima dengan baik dan yang tidak dapat diterima.

B. Sumber daya anggota

Adapun sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu

kemampuan dan karakteristik kepribadian.

1. Kemampuan, ada hubungan antara kemampuan intelektual dengan relevansi tugas

terhadap kinerja kelompok


2. Karakteristik kepribadian, ada hubungan antara karakterisitik kepribadian yang positif

dalam budaya terhadap produktifitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.

C. Struktur kelompok

Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota

kelompok tertentu. Ada beberapa variable struktur kelomp[ok yaitu: kepemimpinan

formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan komposisi kelompok.

1. Kepemimpinan formal

Pemimpin formal hampir selalu ada dalam setiap kelompok kerja. Pemimpin ini

mempunyai peran penting dalam keberhasilan kelompok.

2. Peran

Tiap-tiap anggota kerlompok memainkan suatu peran. Hasilny akan baik apabila peran

dimainkan dengan konsisten. Tapi sering seseorang dituntu memainkan peran yang

berbeda. Didalam berperan juga seringkali terjadi konflik dan pengalaman selain tuntutan

dari pemberi peran dalam organisasi.

3. Norma

Adalah standar perlaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan

digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma tiap kelompok akan

berbeda denngan norma kelompok lainnya.

4. Status

Status adalah posisi yang didefenisikan secara social yang diberikamn kepada kelompok

atau anggota oleh orang lain. Status mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan dalam

kelompok.

5. Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragam

keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif disbanding kelompok yang anggotanya

homogen.

D. Proses kelompok

Dalam tugas kelompok, sumbangan tiap individu tidak tampak dengan jelas karena

ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompoktidak

maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (output) lebih besar dari

pada masukkan (input)

E. Tugas-tugas kelompok

Tugas yang memiliki tingkat ketidakpastian tinggi menuntut lebih banyak

pemrosesan informasi, tergantung pada:

1. Pengambilan keputusan kelompok

Keputusan yang diambil oleh dua orang atau lebih lebih naik dari pada satu orang.

Kenyataannya pada saat ini banyak keputusan dalam organisasi yang diambil oleh

kelompok, tim, komite. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari pengambilan

keputusan berdasarkan pada kelompok, yaitu:

Keuntungan kelompok: informasi dan pengetahuan lebih lengkap, lebih banyak

pendekatan dan alternativ dapat dikembangkan, meningkatkan dukungan dan keputusan

terhadap keputusan yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok, dan kegitimasi

meningkat. Keruguian dari kelompok: menghabiskan waktu, tekanan untuk sesuai,

dominasi oleh beberapa orang, tanggung jawab kembar.

2. Teknik pengambilan keputusan


Tekniki pengambilan keputusan dalam kelompok yaitu: interaksi, sumbang saran.

Teknik kelompok nominal, teknik delphhi, pertemuan elektronik.

F. Kinerja dan Kepuasan

Ada beberapa factor yang berhubungan dengan dengan kinerja yaitu: persepsi

peran, norma, status, ukuran kelompok, susunan demografis, tugas kelompok, dan

kekohesifan. Keputusan anggota dipengaruhi oleh hubungan persepsi, peran kinerja antara

atasan dan bawahan.

G. Teori psikologi

The collaborative Classroom. Kegiatan kerjasama adalah jika 2 orang atau lebih bekerja

sama untuk tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian terdapat dua

unsure yaitu kerjasama, saling ketergantungan yang positif. Kekompakan dalam kelompok

akan terwujud bila setiap anggota mempunyai perasaan bahwa dirinya merupakan begian

dari suatu kelompok dan perasaan tersebut harus beredasarkan pada kepercayaan.

2.6 Saling Pengertian Antar Kelompok

a. Pengaruh konflik antar kelompok

Konflik antar kelompok terjadi karena tiap-tiap kelompok ingin mengejar

kepentingan atau tujuan kelompoknya masing-masing. Konflik yang terjadi anatar

kelompok dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi (fungsional) atau

dapat memberikan hasil yang negative (disfungsional). Dan konflik mempunyai kaitan

dengan prestasi kerja kelompok atau organisasi, diman ia dapat bersifat deskruktif

maupun konstruktif.

b. Hubungan antar kelompok


Hubungan antar kelompok terdiri dari jaringan dan koalisi, peran ganda, peran

khusus manajemen.

c. Negosiasi

Proses negosiasi dapat menyebabkan kelanjutan kerjasama untuk mencapai tujuan

bersama dan usaha kerjasama untuk menciptakan nilai-nilai yang tidak terdapat

sebelumnya. Proses negosiasi adalah pengalaman yang sangat berorientasi pada manusia.

Untuk menambah pemahaman akan tujuan, kebutuhan, dan keinginan pihak lain,

perunding yang sukses beusaha untuk memahami sifat kepribadian yang relevan dari

individu yang lain yang berunding.

2.7 Teori-teori Pembentukan Kelompok

Ada beberapa kedekatan yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan

kelompok, yaitu:

a. Teori kedekatan

Teori ini adalah teori yang sangat dasar dan menjelaskan tentang adanya afiliasi

diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan

adanya kedekatan.

b. Teori interaksi

Teori ini menjelaskan pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas-aktivitas,

interaksi-interaksi, sentiment-sentimen (perasaan dan emosi). Dan semuanya saling

berhubungan.

- Semakin banyak aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka

interaksi-interaksinya dan semaki kuat tumbuhnya sentiment-sentimen mereka


- Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak

kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.

- Semakin banyak aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain, dan

semakin banyak sentiment seseorang dipahami olleh orang lain, maka semakin banyak

kemungkinan ditularkan aktivitas dan interaksi-interaskri.

c. Teori keseimbangan

Teori menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas

kesamaan sikap didalam menanggapi sesuatu tujuan

d. Teori pertukaran

Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori

kedekatan, teori interaksi, dan teori keseimbangan memeinkan peranan dalam teori ini.

2.8 Alasan Pembentukan Kelompok

Ada beberapa alasan mengapa mausia/setiap individu memerlukan kelompok atau

membentuk kelompok, yaitu:

a. Untuk pemuasan kebutuhan

Keinginan untuk memuaskan kebutuhan menjadi motifasi utama dalam pembentukan

kelompok, khususnya dalam hak keamanan, social, harga diri dan kebutuhan aktualisasi

diri. Khusus aktualisasi diri ini dapat dipuaskan apabila bergabung dengan kelompok.

b. Adanya kedekatan dan daya tarik


Setiap individu memerlukan adany interaksi antarpribadi, oleh karena itu perlu adanya

kedekatan atau daya tarik tertentu berdasarkan pada persepsi, sikap, prestasi, atau

kesamaan motivasi.

c. Adanya tujuan kelompok

Setiap manusia pasti emepunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan tersebut

diaplikasikan dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi, manakala setiap

keinginan dan tujuan tersebut menyatu dan menghasilkan tujuan kelompok

d. Alasan ekonomi

Suatu hal yang dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang mempunyai

nilai lebih. Jika ada motif ekonomi dapat mendorong adanya kerja kelompok yang lebih

optimal, dan jika individu bekerja optimal maka yang diuntungkan adalah kelompok.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita

pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam

mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif . motif adalah ikhwal

“mengapanya” perilaku. Motif timbul dan mempertahankan aktivitas serta menentukan

arah umum perilaku seseorang. Motif atau kebutuhan merupakan dorongan utama

aktivitas.

Setelah bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum

disepakati, bahwa:
a. Perilaku timbul karena sutu sebab

b. Perilaku diarahkan pada tujuan

c. Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun program,

merangkai sperpart computer, dll.

d. Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi juga penting

dalam mencapai tujuan

e. Perilaku bermotivasi.

Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur

sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki

dunia organisasi maka karakteristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan

pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Dan organisasi juga

mempunyai karakteristik yaitu keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki,

pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system penggajian, system

pengendalian dan lain sebagainya.

Jika karakteristik antara kelompok digabungkan dengan karakteristik organisasi

maka akan terwujud perilaku kelompok dalam organisasi. Jadi perilaku kelompok dalam

organisasi adalah suatu fungsi dari interaksi antara sebuah kelompok dengan

lingkungannya ( organisasi ).

DAFTAR PUSTAKA

Angelo kinicki, Robert kreitner. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: salemba empat.

Donnelly, Gibson, Ivancevich. 1985. Organisasi. Jakarta: Erlangga


KenBlanchard, Paul Hersey. 1982. Manajemen perilaku organisasi. Jakarta: Erlangga.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasonal. Yogyakarta : ANDI.

makalah Perilaku Individu dan Pengaruhnya Terhadap Organisasi

Februari 26, 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awalnya, organisasi merupakan suatu jembatan dalam membentuk suatu komponen
yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan suatu masalah. Inti organisasi belajar adalah
kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna
menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan itu.
Organisasi dimana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna
menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan
berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang
secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama, Akan tetapi
secara umum organisasi sempat menjadi wacana dalam aktifitas yang dapat dijadikan sebagai
bagian dari kelompok. pada dasarnya adalah karena manusia adalah makhluk sosial yang dalam
konteks ini adalah homo socius . Fakta tersebut adalah sebuah sifat kodrati.
Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari masyarakat, kelompok maupun
kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah makhluk yang berfikir dan dapat
berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup bermasyarakat. Untuk mmemenuhi
berbagai macam kebutuhan tersebut maka manusia harus melakukan kerjasama karena dia tidak
akan mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Di situlah tingkat keterbatasan manusia yang
merupakan cerminan bahwa manusia memerlukan kerjasama dan wadah itu terdapat dalam
organisasi.
B. Perumusan Masalah
1. Membahas tentang dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi,
2. membahas tentang bagaimana mengenali perilaku individu dalam organisasi.
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, supaya teman-teman bisa mengetahui sifat-sifat dan
perilaku individu serta menambah pengetahuan untuk teman-teman dan pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A. VARIABEL YANG MEMPENGARUHI INDIVIDU


1. Pengertian Perilaku Individu
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan
pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.
2. Dasar – Dasar Perilaku Individu
Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya.
Sajian berikut ini akan diarahkan pada empat variable tingkat – individual, yaitu karakter
biografis, kemampuan, kepribadian, dan pembelajaran.
a. Karakter biogarfis
Karakter biografis merupakan karakteristik pribadi terdiri dari :
 Usia
 Jenis kelamin
 Status perkawinan
 Masa kerja
b. Kemampuan
Kemampuan dibagi menjadi 2 : yaitu kemampuan fisik, adalah kemampuan tugas-tugas yang
menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa, dan kemampuan intelektual
adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, menalar, dan
memecahkan masalah. Individu dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan, dan
untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi. Individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi
pemimpin dalam suatu kelompok. Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang
membentuk kemampuan intelektual adalah : kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan
persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi parsial.

c. Kepribadian
Himpunan karakteristik dan kecendrungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan
perbedaan dalam perilaku seseorang.
d. Pembelajaran
Setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman.
3. Variable yang mempengaruhi perilaku individu
a. Variable – variable dependen
Variable dependen adalah faktor – faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan
yang terpengaruh sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variabel
bebas). Variable – variable dependen tersebut antara lan :
1) Produktivitas, yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efesiensi.
2) Keabsenan (kemangkiran), yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja.
3) Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan), yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak
sukarela dari suatu organisasi.
4) Kepuasan kerja, yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara
banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya mereka yakini seharusnya
mereka terima.
b. Variable – Variabel Independen
1) Variabel – variable individu: Usia, status perkawinan, jenis kelamin, masa kerja.
2) Variable – variable kelompok: Variable – variable level system organisasi

B. TEORI DAN PRINSIP MOTIVASI


Motivasi dapat diartikan sebagai factor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang
akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan
berpengaruh terhadap performansi pekerja. Berikut ini dikemukakan uraian mengenai motif yang
ada pada manusia sebagai pendorong dari perilaku manusia.
1. Motif Kekuasaan
Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melalui keunggulan-
keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motif kekuasaan dapat bersifat
negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan
seseorang. Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positif berkaitan dengan kekuasaan sosial
(power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok).
2. Motif Berprestasi
Merupakan keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna, atau
sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar n Ach
(needs for achievement) yang berlainan.
Karakteristik seseorang yang mempunyai kadar n Ach yang tinggi (high achiever) adalah :
a) Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat.
b) Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera
dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan
tujuan, cenderung.
c) Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat memberikan
kepuasaan pada dirinya.
d) Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan
usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya.
3. Motif Untuk Bergabung
Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk berada
bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinya yang mempelajari
hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.
4. Motif Keamanan
Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan
mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk
menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan memberikan
jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya.
5. Motif Status
Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam
sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi menyimpulkan
adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :
 Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yang memperoleh
status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai status yang tinggi di lingkungannya.
 kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik fisik,
usia, jenis kelamin, kepribadian.
 Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya, pekerja yang
berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.
 Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya. Misalnya, jumlah
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

C. PENERAPAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI


Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan
ketekunan. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang
memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.
Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama
seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya manusia
mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Keberadaan tujuan tersebut, menjadi tumpuan sinergi
dengan para ahli teori motivasi yang berusaha berfikir dan mencari cara agar manusia dapat
didorong berkontribusi memenuhi kebutuhan dan keinginan organisasi. Tenaga kerja penting
dimotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa motivasi mereka bekerja dalam keadaan
sakit hati yang menjurus pada ketiadaan kontribusi bahkan terbuka peluang kontribusi yang
merugikan. Teori hierarkhi kebutuhan Maslow menyiratkan manusia bekerja dimotivasi oleh
kebutuhan yang sesuai dengan waktu, keadaan serta pengalamannya. Tenaga kerja termotivasi
oleh kebutuhan yang belum terpenuhi dimana tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul
setelah tingkatan sebelumnya. Masing-masing tingkatan kebutuhan tersebut, tidak lain :
kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, perwujudan diri. Dari fisiologis bergerak
ke tingkat kebutuhan tertinggi, yaitu, perwujudan diri secara bertahap. Terlepas menerima atau
tidak kebutuhan berhierarkhi, mengetahui jenis-jenisnya adalah memberikan kontribusi silang
saling memenuhi.
Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang, maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak
akan bergerak sedikitpun dari tempatnya berada. Begitupun dalam kehidupan
berorganisasi,motivasi sangat mutlak adanya karena motivasi merupakan tujuan yang akan kita
capai. Sehebat apapun rencana yang telah dibuat oleh ketua organisasi, apabila dalam proses
aplikasinya dilakukan oleh anggota yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat,
maka akan menyebabkan tidak terealisasinya rencana tersebut.

D. IMBALAN, HUKUMAN DAN DISIPLIN


1. Definisi Imbalan Dalam Organisasi
Imbalan atau Kompensasi adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang berkaitan
dengan semua bentuk penghargaan yang dijanjikan akan diterima karyawan sebagai imbalan
dari pelaksanaan tugas dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan (Ivancevich,1998). Sistem
imbalan adalah pemberian salah satu bentuk penghargaan kepada karyawan atas sumbangannya
kepada organisasi terutama tercermin dari prestasi karyanya (Siagian,2002). Sistem imbalan baik
berupa financial maupun non financial yang dikendalikan oleh organisasi dapat digunakan
sebagai alat untuk memotivasi karyawannya (Simamora, 2001).
2. Maksud dan Tujuan dari Imbalan
Terdapat beberapa maksud dari pemberian reward di dalam sebuah organisasi, yaitu :
 Penghubung kepentingan organisasi dalam individu
Kepentingan individu seringkali tidak seiring dengan kepentingan organisasi, maka dengan
pemberian imbalan yang baik maka kesenjangan tersebut dapat diatasi.
 Pilihan organisasi
Dengan sistem imbalan yang baik akan memberikan keleluasan bagi organisasi untuk memilih
calon alternative individu yang diinginkan sesuai dengan bidangnya atau kompetensi.
 Mempengaruhi kepuasan
Didalam perilaku organisasi dikatakan bahwa kompensasi/imbalan dapat meningkatkan
kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya yang juga sekaligus memacu motivasi individu kerja.
 Umpan balik
Standar imbalan tertentu akan menunjukkan kinerja yang harus diberikan kepada individu di
dalam organisasi dari pekerjaan yang dilakukan.
 Pemberdayaan
Dengan imbalan yang cukup baik akan dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri di
dalam organisasi dalam berhadapan dengan lingkungannya.
3. Jenis – Jenis Imbalan
Jenis imbalan menurut Gitosudarmo (1997:227) Ada 2 yaitu imbalan intrinsik dan imbalan
ekstrinsik. Imbalan intrinsic adalah imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri.
Imbalan intrinsik meliputi penyelesaian, pencapaian prestasi, otonomi, dan
pertumbuhan pribadi. Imbalan intrinsik ini penting bagi para manajer karena imbalan ini
merupakan kunci untuk membuka kekuatan motivasi seseorang sebab motivasi merupakan
pekerjaan dari diri sendiri dan merupakan kemauan dari pribadi itu sendiri (Gibson, Ivancevich,
dan Donnelly, 1985). Imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan
tetapi berasal dari pekerjaan. Imbalan ekstrinsik ini merupakan ‘pemuas’ yang
datang dari lingkungan luar dimana kita kerja atau tinggal. Imbalan ekstrinsik meliputi
imbalan finansial, jaminan sosial, pembagian keuntungan, pengakuan, promosi,
supervisi, persahabatan, dan perbedaan kompensasi (Anonimous, 2002).
4. Pengaruh Imbalan dalam Kinerja Organisasi
Apabila seseorang memperhatikan pemberian imbalan kepada karyawan maka karyawan
dengan kesadarannya akan mengerjakan tanggung jawab mereka dengan baik dan juga akan
bekerja lebih keras untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi dengan meningkatkan hasil kerja
mereka yang akan semakin baik yang secara tidak langsung, produktivitas mereka pun
meningkat pula. Dengan meningkatkan produktivitas karyawan maka akan berdampak pada
pertumbuhan produktivitas perusahaan yang artinya meningkatkan laba organisasi yang mungkin
diperlukan untuk menjaga eksistensi organisasi, melakukan ekspansi maupun mengembangkan
usaha.
5. Definisi Hukuman dalam Organisasi
Hukuman mengacu pada perilaku bila segera diikuti oleh presentasi atau oleh pencabutan
atau penghentian rangsangan yang menurunkan tingkat perilaku dimasa depan (Azrin dan Holz,
1966). Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar
sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika
sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang
yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang
diharapkan.
6. Tujuan Hukuman Dalam Organisasi
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai. Dengan sanksi
hukum yang semakin berat, maka pegawai akan semakin takut untuk melanggar peraturan-
peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indispliner pegawai juga akan semakin berkurang.
Sanksi hukum harus diterapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan
secara jelas kepada seluruh pegawai. Sanksi hukum harus bersifat mendidik pegawai untuk
mengubah perilakunya yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang sudah disepakati
bersama.
Yang perlu diketahui dalam memberikan hukuman :
 Penentuan waktu, waktu penerapan hukuman merupakan hal yang penting.
 Intensitas. Hukuman mencapai keefektifan yang lebih besar jika stimulus yang tidak disukai
relatif kuat.
 Penjadwalan, Dampak hukuman tergantung pada jadwal. Pengertian konsistensi atau
kemantapan penerapan setiap jenis jadwal jenis hukuman adalah penting.
 Kejelasan alasan, kesadaran atau pengertian memainkan peranan penting dalam hukuman.
Dengan menyediakan alasan yang jelas mengapa hukuman dikenakan dan pemberitahuan tentang
konsekuensi mendatang, jika tanggapan yang tidak diharapkan terulang kembali.
 Tidak bersifat pribadi. Hukuman yang ditujukan pada suatu tanggapan khusus tidak kepada
orang atau pola umum perilaku.
7. Pengaruh Hukuman Dalam Kinerja Organisasi
Dengan adanya hukuman maka akan meningkatkan disiplin kerja yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan. Karena dengan memilki disiplin kerja yang tinggi maka seorang karyawan
akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dengan tertib dan lancar sehingga hasil kerjanya
(kinerjanya) akan meningkat serta akan berdampak pula pada tujuan perusahaan yang dapat
dicapai secara optimal.

E. TEKANAN (STRES INDIVIDU)

Stress individu adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi
emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut. Stress merupakan suatu respons
adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang.
Orang – orang merasa stress karena terlalu banyak pekerjaan, ketidakpahaman terhadap
pekerjaaan, beban informasi yang terlalu berat atau karena mengikuti perkembangan zaman.
Kejadian – kejadian tersebut menimbulkan distress, yakni derajat penyimpangan fisik, psikis dan
perilaku dari fungsi sehat.
Faktor pemicu stress disebut stressor. Stressor dibagi atas dua, antara lain :
1. Stressor On The Job (dalam lingkungan pekerjaan)
Stressor adalah penyebab stress, yakni apa saja kondisi lingkungan tempat tuntutan fisik dan
emosional pada seseorang. Stressor yang berhubungan dengan pekerjaan terbagi menjadi empat
tipe utama, yaitu:
a. Lingkungan Fisik
Beberapa stressor ditemukan dalam lingkungan fisik pekerjaan, seperti terlalu bising, kurang
baiknya penerangan ataupun risiko keamanan. Stressor yang bersifat fisik juga kelihatan pada
setting kantor, termasuk rancangan ruang kantor buruk, ketiadaan privasi, lampu penerangan
yang kurang efektif dan kualitas udara yang buruk.
b. Stres karena Peran atau Tugas
Stressor karena peran/tugas termasuk kondisi dimana para pegawai mengalami kesulitan dalam
memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dia mainkan dirasakan terlalu berat atau
memainkan berbagai peran pada tempat mereka bekerja. Stressor ini memiliki empat penyebab
utama, yakni:
 Konflik peran, konflik ini terjadi ketika orang-orang bersaing menghadapi berbagai tuntutan.
Terdapat tipe konflik peran dalam setting organisasional, antara lain: (1) inter-cole conflict,
terjadi ketika seorang pegawai memiliki dua peran yang masing-masing berlawanan. (2) intra-
cole conflict terjadi ketika individu menerima pesan berlawanan dari orang yang berbeda. Dan
(3) person-role conflict terjadi ketika kewajiban-kewajiban pekerjaan dan nilai-nilai
organisasional tidak cocok dengan nila-nilai pribadi.
 Peran mendua/ambiguitas, muncul dan dirasakan ketika para pegawai bimbang tentang tugas-
tugas mereka, harapan kinerja, tingkat kewenangan dan kondisi kerja yang lain.
 Beban kerja, merupakan stressor hubungan peran atau tugas lain yang terjadi karena pegawai
merasa beban kerjanya terlalu banyak.
 Karakteristik Tugas (task characteristics), karakteristik ini mempunyai tugas yang berat dalam
membuat keputusan pemecahan masalah.

c. Penyebab stress antarpribadi (inter-personal stressors)


Stresor ini akan semakin bertambah ketika karyawan dibagi dalam divisi-divisi dalam suatu
departemen yang dikompetisikan untuk memenangkan target sebagai divisi terbaik dengan
reward yang menggiurkan
d. Organisasi
Banyak sekali ragam penyebab stress yang bersumber dari organisasi. Pengurangan jumlah
pegawai merupakan salah satu penyebab stress yang tidak hanya untuk mereka yang kehilangan
pekerjaan.

2. Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)


Ada beberapa stress yang bukan disebabkan oleh pekerjaan, antara lain sbb:
a) Time bassed conflict, merupakan tantangan untuk menyeimbangkan tuntuta waktu untuk
pekerjaan dengan aktivitas keluarga dan aktivitas bukan pekerjaan lainnya. Stress ini lebih akut
pada wanita daripada pria.
b) Strain basic conflict, stress ini terjadi ketika stress dari satu sumber meluap melebihi
kemampuan yang dimiliki orang tersebut. Stress ini mengarah kepada kematian suami atau istri.
c) Role behavior conflict, stress ini memiliki peran dalam pekerjaan yang berhubungan dengan
karyawannya. Stress ini dituntut lingkungan yang adakalanya bertentangan dengan tuntutan
pekerjaan.
d) Stress karena adanya perbedaan individu, terdapat 3 alasan penyebab stress yang sama orang
memperlihatkan gejala-gejala stress yang berbeda. Pertama, penerimaan kita terhadap situasi
yang sama. Kedua, memiliki batas kemampuan dalam mengatasi stress. Dan ketiga,
kemungkinan orang memiliki tingkat stress yang sama yang ditimbulkan dari stress yang
berbeda.

3. Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu:


a. Sifat stressor, yaitu pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada
individu tersebut.
b. Jumlah stressor, yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan.
c. Lama stressor, yaitu seberapa sering individu menerima stressor yang sama.
d. Pengalaman masa lalu.
e. Tingkat perkembangan.

4. Strategi Manajemen Stress


Ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam strategi manajemen stress yaitu:

Ada banyak cara untuk menghilangkan sumber stress ditempat kerja. Salah satu solusi terbaik
adalah dengan memberdayakan para pegawai sehingga mereka memiliki control yang lebih atas
pekerjaan dan lingkungan pekerjaan mereka.
 Penggunaan atau Pemanfaatan waktu yang flexibel, perusahaan mengajak pegawainya untuk
menentukan kapan mulai dan berakhirnya waktu kerja sehingga mereka dapat lebih mudah
menyesuaikan antara aktivitas pribadi dan pekerjaan.
 Job Sharing, memisahkan posisi karir antara dua orang sehingga mereka yang mengalami stress
Time Bassed lebih sedikit diantara pekerjaan dan keluarga.
 Telecommuting, adalah bekerja dari rumah biasanya dilakukan dengan menghubungkan
computer ke kantor sehingga mudah untuk menukar kegiatan pekerjaan dan bukan pekerjaan.
b. With Drawing From the Stresscors
Para pegawai biasanya mengalami stress ketika tinggal dan bekerja dalam kultur yang berbeda.
Para ekspatriat harus membayar kontan bagaimana cara berpikir, bersikap, dan bertindak
dipersepsikan atau direspon dilingkungannya perlu waktu dan keinginan yang kuat agar mampu
beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan baru.
c. Merubah Persepsi Stress
Tingkat stress yang dialami pegawai dalam situasi yang sama dapat berbeda, hal ini disebabkan
adanya perbedaan persepsi. Stress sebenarnya dapat diminimumkan melalui perubahan persepsi
atas situasi yang ada sehingga dapat menerima pekerjaan sebagai tantangan dan bukan ancaman.
d. Mengontrol Konsekuensi Stress
Kadang-kadang para pegawai tidak dapat mengendalikan stress yang di alaminya. Program gaya
hidup sehat akan membantu pegawai belajar bagaimana gaya hidup yang sehat.
e. Menerima Dukungan Sosial
Dukungan lingkungan sekitar dapat mengurangi stress yang dialami seseorang. Ada 3 hal yang
bisa dilakukan untuk memberikan dukungan kepada pegawai yang mengalami stress yaitu:
1. Memperbaiki persepsi mereka bahwa mereka bernilai dan berguna.
2. Menyediakan informasi untuk membantunya memahami masalah yang sesungguhnya yang
memungkinkan untuk menghilangkan sumber stress.
3. Dukungan emosional dari yang lain dapat secara langsung mengurangi stress.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa factor-faktor yang berpengaruh terhadap
komiten Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi diantaranya adalah kejujuran
dalam pekerjaan,perhatian,kepedulian dan kepercayaan terhadap karyawan,perbedaan
karakteristik individu (usia,tingkat pendidikan ,jenis kelamin, , karakteristik yang berhubungan
dengan pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman dalam kerja,
kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi, keinginan bekerja
keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi
anggota organisasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek komitmen Perilaku Individu
dan Pengaruhnya terhadap organisasi meliputi kemauan yang kuat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi yang ditandai dengan kesetiaan pada organisasi atau
perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha semaksimal mungkin demi kemajuan dengan ikut
mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan sasaran organisasi serta adanya penerimaan
nilai, tujuan dan sasaran organisasi. Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur adalah perasaan
manunggal dengan organisasi, perasaan terlibat pada Perilaku Individu dan Pengaruhnya
terhadap organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai