BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi
sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam
karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting
Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang
sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih atau luas (tersier). Karena untuk
kebutuhan hidupnya. Baik itu organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dan lain –
lain. Dalam perilaku organisasi dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu,
karakter – karakter setiap individu, dan komunikasi antar individu yang berpengaruh
orang yang mempunyai hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga
individu harus mampu menyesuaikan dirinya dengan bersosialisasi dengan yang lain. Ini
akan membuat tugas yang telah diberikan akan terasa mudah karena tugas tersebut bisa
dilakukan secara bersama – sama. Karena setiap orang mempunyai kebutuhan, maka
sebaiknya dalam berperilaku organisasi seseorang mampu bereksistensi dengan orang lain
Karena manusia berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk
mengetahui sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku
lingkungan organisasi.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan
terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari
Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau
kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-
kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan,
kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan
kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka
terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok adalah
mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori ini disebut
Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa seseorang
berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang dan daerahnya
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan
kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain.
Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu
sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan
perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan
membentuk prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi
untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan
bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas
Hal ini akan saling bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain
dalam membentuk satu capaian yang di inginkan bersama. Kelompok dapat mengubah
motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi prilaku individu dalam satu
kondisi organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar kumpulan logika dari
perilaku individu. Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam
kelompok,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Individu Dalam Organisasi
Menurut Soekidjo Notoatmojo, prilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Louis Thurstone, sedangkan
menurut Rensis Likert dan Charles Osgood, prilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau
reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak maupun perasaaan tidak mendukung atau tidak memihak pada
objek tersebut.
berperilakuberbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing
individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasiatau yg
individu.
2.2 Dasar-Dasar Perilaku Individu
Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau
karakteristik, yaitu:
A. Karakteristik biografis
1. Usia
Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam organisasi, semakin tua
kemampuannya untuk bekerja, merespon stimulus yang dilancarkan oleh individu lainnya.
2. Jenis kelamin
Penelitian membuktikan bahwa sebenarnya kinerja pria dan wanita dalam menangani
belajar
3. Status perkawinan
pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting karena bertanggung
jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah lebih puas dengan
4. Masa kerja
Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari seseorang
dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya dalam bekerja.
B. Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda ada
yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya tersusun
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini paling sering
digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan oleh
1. Keturunan
seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama dengan orang tuanya.
2. Lingkungan
Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian seseorang
3. Situasi
Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam
situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan
D. Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap seorang
individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum merupakan pembelajaran.
Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh: konsep diri,
cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah bagaimana anda
memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada menampilkan diri anda
E. Sikap
seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap
penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja. komponen sikap terrdiri dari:
c. Perilaku,suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
F. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau
persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
G. Persepsi
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi atau
b. Sasaran. Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan
tersebut.misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk tubuh, rambut, cara berpakaian, suara,
gerakan,bahasa tubuh maupun sikapnya yang memberikan berbagai persepsi yang berbeda
atau kejadian. Contoh, setiap malam minggu Anda melihat sesorang di sebuahcafé. Menurut
Anda, orang tersebut tidak menarik. Tetapi ketika orang tersebut datangke masjid,
menurut Anda, orang tersebut menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain
harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai suatu lingkungan
individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan yang diwujudkan dalam
berbeda, sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda,
tentunya akan mempunyai potensi yang besar pula apabila diwujudkan kedalam suatu
kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.. Setelah setiap individu masuk kedalam
kepentingan dan tujuan kelompok, maka perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok
untuk kebersamaan.
individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk
menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri bila
satu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggotanya harus termotivasi untuk
bergabung, menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang berinteraksi,
berkontribusi da;lam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai kesepakatan dan
Suatu kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok formal dan kelompok
informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefenisikan oleh struktur organisasi
seperti: preiden dengan staf menterinya, ketua DPR dengan anggota komisi, dan lain-lain.
Kelompok informal adalah kelompok yang terstruktur atau tidak, formal atau tidak
ditetapkan secara organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak
sosial.
Kelompok merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan
terlibat dalam aktifitas kelompok, demikian juga kelompok merupakan bagian dari
kelompok yaitu: adanya dua orang atau lebih, berinteraksi satu sama lain, saling memebagi
beberapa tujuan yang sama, dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok.
1. Startegi organisasi: meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencapai tujuan
2. Struktur otoritas: ketentuan mengenai otoritas yang dimilki oleh setiap bagian/ setiap
individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memilki otoritas
yang berbeda.
3. Peraturan formal: ketentuan mengenai aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain dari
4. Sumber daya organisasional: merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah,
5. Proses seleksi perilaku para personil: criteria-kriteria tertentu yang digun akan dalam
proses merekrut karyawan, proses seleksi tersebut akan menempatkan man in the right
place
6. Evaluasi kinerja dan system ganjaran: proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja
anggota kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system ganjaran akan
7. Budaya organisasi: merupakan standar untuk keryawan mengenai perilaku yang dapat
Adapun sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu
C. Struktur kelompok
formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan komposisi kelompok.
1. Kepemimpinan formal
Pemimpin formal hampir selalu ada dalam setiap kelompok kerja. Pemimpin ini
2. Peran
Tiap-tiap anggota kerlompok memainkan suatu peran. Hasilny akan baik apabila peran
dimainkan dengan konsisten. Tapi sering seseorang dituntu memainkan peran yang
berbeda. Didalam berperan juga seringkali terjadi konflik dan pengalaman selain tuntutan
3. Norma
Adalah standar perlaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan
digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma tiap kelompok akan
4. Status
Status adalah posisi yang didefenisikan secara social yang diberikamn kepada kelompok
atau anggota oleh orang lain. Status mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan dalam
kelompok.
5. Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragam
keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif disbanding kelompok yang anggotanya
homogen.
D. Proses kelompok
Dalam tugas kelompok, sumbangan tiap individu tidak tampak dengan jelas karena
ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompoktidak
maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (output) lebih besar dari
E. Tugas-tugas kelompok
Keputusan yang diambil oleh dua orang atau lebih lebih naik dari pada satu orang.
Kenyataannya pada saat ini banyak keputusan dalam organisasi yang diambil oleh
kelompok, tim, komite. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari pengambilan
terhadap keputusan yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok, dan kegitimasi
Ada beberapa factor yang berhubungan dengan dengan kinerja yaitu: persepsi
peran, norma, status, ukuran kelompok, susunan demografis, tugas kelompok, dan
kekohesifan. Keputusan anggota dipengaruhi oleh hubungan persepsi, peran kinerja antara
G. Teori psikologi
The collaborative Classroom. Kegiatan kerjasama adalah jika 2 orang atau lebih bekerja
sama untuk tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian terdapat dua
unsure yaitu kerjasama, saling ketergantungan yang positif. Kekompakan dalam kelompok
akan terwujud bila setiap anggota mempunyai perasaan bahwa dirinya merupakan begian
dari suatu kelompok dan perasaan tersebut harus beredasarkan pada kepercayaan.
kelompok dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi (fungsional) atau
dapat memberikan hasil yang negative (disfungsional). Dan konflik mempunyai kaitan
dengan prestasi kerja kelompok atau organisasi, diman ia dapat bersifat deskruktif
maupun konstruktif.
khusus manajemen.
c. Negosiasi
bersama dan usaha kerjasama untuk menciptakan nilai-nilai yang tidak terdapat
sebelumnya. Proses negosiasi adalah pengalaman yang sangat berorientasi pada manusia.
Untuk menambah pemahaman akan tujuan, kebutuhan, dan keinginan pihak lain,
perunding yang sukses beusaha untuk memahami sifat kepribadian yang relevan dari
kelompok, yaitu:
a. Teori kedekatan
Teori ini adalah teori yang sangat dasar dan menjelaskan tentang adanya afiliasi
adanya kedekatan.
b. Teori interaksi
berhubungan.
- Semakin banyak aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka
- Semakin banyak aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentiment seseorang dipahami olleh orang lain, maka semakin banyak
c. Teori keseimbangan
Teori menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas
d. Teori pertukaran
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori
kedekatan, teori interaksi, dan teori keseimbangan memeinkan peranan dalam teori ini.
kelompok, khususnya dalam hak keamanan, social, harga diri dan kebutuhan aktualisasi
diri. Khusus aktualisasi diri ini dapat dipuaskan apabila bergabung dengan kelompok.
kedekatan atau daya tarik tertentu berdasarkan pada persepsi, sikap, prestasi, atau
kesamaan motivasi.
Setiap manusia pasti emepunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan tersebut
diaplikasikan dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi, manakala setiap
d. Alasan ekonomi
Suatu hal yang dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang mempunyai
nilai lebih. Jika ada motif ekonomi dapat mendorong adanya kerja kelompok yang lebih
optimal, dan jika individu bekerja optimal maka yang diuntungkan adalah kelompok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita
pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam
mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif . motif adalah ikhwal
arah umum perilaku seseorang. Motif atau kebutuhan merupakan dorongan utama
aktivitas.
disepakati, bahwa:
a. Perilaku timbul karena sutu sebab
c. Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun program,
d. Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi juga penting
e. Perilaku bermotivasi.
sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki
pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Dan organisasi juga
maka akan terwujud perilaku kelompok dalam organisasi. Jadi perilaku kelompok dalam
organisasi adalah suatu fungsi dari interaksi antara sebuah kelompok dengan
lingkungannya ( organisasi ).
DAFTAR PUSTAKA
Angelo kinicki, Robert kreitner. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: salemba empat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya, organisasi merupakan suatu jembatan dalam membentuk suatu komponen
yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan suatu masalah. Inti organisasi belajar adalah
kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna
menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan itu.
Organisasi dimana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna
menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan
berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang
secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama, Akan tetapi
secara umum organisasi sempat menjadi wacana dalam aktifitas yang dapat dijadikan sebagai
bagian dari kelompok. pada dasarnya adalah karena manusia adalah makhluk sosial yang dalam
konteks ini adalah homo socius . Fakta tersebut adalah sebuah sifat kodrati.
Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari masyarakat, kelompok maupun
kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah makhluk yang berfikir dan dapat
berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup bermasyarakat. Untuk mmemenuhi
berbagai macam kebutuhan tersebut maka manusia harus melakukan kerjasama karena dia tidak
akan mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Di situlah tingkat keterbatasan manusia yang
merupakan cerminan bahwa manusia memerlukan kerjasama dan wadah itu terdapat dalam
organisasi.
B. Perumusan Masalah
1. Membahas tentang dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi,
2. membahas tentang bagaimana mengenali perilaku individu dalam organisasi.
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, supaya teman-teman bisa mengetahui sifat-sifat dan
perilaku individu serta menambah pengetahuan untuk teman-teman dan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Kepribadian
Himpunan karakteristik dan kecendrungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan
perbedaan dalam perilaku seseorang.
d. Pembelajaran
Setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman.
3. Variable yang mempengaruhi perilaku individu
a. Variable – variable dependen
Variable dependen adalah faktor – faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan
yang terpengaruh sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variabel
bebas). Variable – variable dependen tersebut antara lan :
1) Produktivitas, yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efesiensi.
2) Keabsenan (kemangkiran), yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja.
3) Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan), yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak
sukarela dari suatu organisasi.
4) Kepuasan kerja, yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara
banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya mereka yakini seharusnya
mereka terima.
b. Variable – Variabel Independen
1) Variabel – variable individu: Usia, status perkawinan, jenis kelamin, masa kerja.
2) Variable – variable kelompok: Variable – variable level system organisasi
Stress individu adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi
emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut. Stress merupakan suatu respons
adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang.
Orang – orang merasa stress karena terlalu banyak pekerjaan, ketidakpahaman terhadap
pekerjaaan, beban informasi yang terlalu berat atau karena mengikuti perkembangan zaman.
Kejadian – kejadian tersebut menimbulkan distress, yakni derajat penyimpangan fisik, psikis dan
perilaku dari fungsi sehat.
Faktor pemicu stress disebut stressor. Stressor dibagi atas dua, antara lain :
1. Stressor On The Job (dalam lingkungan pekerjaan)
Stressor adalah penyebab stress, yakni apa saja kondisi lingkungan tempat tuntutan fisik dan
emosional pada seseorang. Stressor yang berhubungan dengan pekerjaan terbagi menjadi empat
tipe utama, yaitu:
a. Lingkungan Fisik
Beberapa stressor ditemukan dalam lingkungan fisik pekerjaan, seperti terlalu bising, kurang
baiknya penerangan ataupun risiko keamanan. Stressor yang bersifat fisik juga kelihatan pada
setting kantor, termasuk rancangan ruang kantor buruk, ketiadaan privasi, lampu penerangan
yang kurang efektif dan kualitas udara yang buruk.
b. Stres karena Peran atau Tugas
Stressor karena peran/tugas termasuk kondisi dimana para pegawai mengalami kesulitan dalam
memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dia mainkan dirasakan terlalu berat atau
memainkan berbagai peran pada tempat mereka bekerja. Stressor ini memiliki empat penyebab
utama, yakni:
Konflik peran, konflik ini terjadi ketika orang-orang bersaing menghadapi berbagai tuntutan.
Terdapat tipe konflik peran dalam setting organisasional, antara lain: (1) inter-cole conflict,
terjadi ketika seorang pegawai memiliki dua peran yang masing-masing berlawanan. (2) intra-
cole conflict terjadi ketika individu menerima pesan berlawanan dari orang yang berbeda. Dan
(3) person-role conflict terjadi ketika kewajiban-kewajiban pekerjaan dan nilai-nilai
organisasional tidak cocok dengan nila-nilai pribadi.
Peran mendua/ambiguitas, muncul dan dirasakan ketika para pegawai bimbang tentang tugas-
tugas mereka, harapan kinerja, tingkat kewenangan dan kondisi kerja yang lain.
Beban kerja, merupakan stressor hubungan peran atau tugas lain yang terjadi karena pegawai
merasa beban kerjanya terlalu banyak.
Karakteristik Tugas (task characteristics), karakteristik ini mempunyai tugas yang berat dalam
membuat keputusan pemecahan masalah.
Ada banyak cara untuk menghilangkan sumber stress ditempat kerja. Salah satu solusi terbaik
adalah dengan memberdayakan para pegawai sehingga mereka memiliki control yang lebih atas
pekerjaan dan lingkungan pekerjaan mereka.
Penggunaan atau Pemanfaatan waktu yang flexibel, perusahaan mengajak pegawainya untuk
menentukan kapan mulai dan berakhirnya waktu kerja sehingga mereka dapat lebih mudah
menyesuaikan antara aktivitas pribadi dan pekerjaan.
Job Sharing, memisahkan posisi karir antara dua orang sehingga mereka yang mengalami stress
Time Bassed lebih sedikit diantara pekerjaan dan keluarga.
Telecommuting, adalah bekerja dari rumah biasanya dilakukan dengan menghubungkan
computer ke kantor sehingga mudah untuk menukar kegiatan pekerjaan dan bukan pekerjaan.
b. With Drawing From the Stresscors
Para pegawai biasanya mengalami stress ketika tinggal dan bekerja dalam kultur yang berbeda.
Para ekspatriat harus membayar kontan bagaimana cara berpikir, bersikap, dan bertindak
dipersepsikan atau direspon dilingkungannya perlu waktu dan keinginan yang kuat agar mampu
beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan baru.
c. Merubah Persepsi Stress
Tingkat stress yang dialami pegawai dalam situasi yang sama dapat berbeda, hal ini disebabkan
adanya perbedaan persepsi. Stress sebenarnya dapat diminimumkan melalui perubahan persepsi
atas situasi yang ada sehingga dapat menerima pekerjaan sebagai tantangan dan bukan ancaman.
d. Mengontrol Konsekuensi Stress
Kadang-kadang para pegawai tidak dapat mengendalikan stress yang di alaminya. Program gaya
hidup sehat akan membantu pegawai belajar bagaimana gaya hidup yang sehat.
e. Menerima Dukungan Sosial
Dukungan lingkungan sekitar dapat mengurangi stress yang dialami seseorang. Ada 3 hal yang
bisa dilakukan untuk memberikan dukungan kepada pegawai yang mengalami stress yaitu:
1. Memperbaiki persepsi mereka bahwa mereka bernilai dan berguna.
2. Menyediakan informasi untuk membantunya memahami masalah yang sesungguhnya yang
memungkinkan untuk menghilangkan sumber stress.
3. Dukungan emosional dari yang lain dapat secara langsung mengurangi stress.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa factor-faktor yang berpengaruh terhadap
komiten Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi diantaranya adalah kejujuran
dalam pekerjaan,perhatian,kepedulian dan kepercayaan terhadap karyawan,perbedaan
karakteristik individu (usia,tingkat pendidikan ,jenis kelamin, , karakteristik yang berhubungan
dengan pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman dalam kerja,
kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi, keinginan bekerja
keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi
anggota organisasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek komitmen Perilaku Individu
dan Pengaruhnya terhadap organisasi meliputi kemauan yang kuat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi yang ditandai dengan kesetiaan pada organisasi atau
perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha semaksimal mungkin demi kemajuan dengan ikut
mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan sasaran organisasi serta adanya penerimaan
nilai, tujuan dan sasaran organisasi. Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur adalah perasaan
manunggal dengan organisasi, perasaan terlibat pada Perilaku Individu dan Pengaruhnya
terhadap organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.