Anda di halaman 1dari 48

Kementerian Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

PANDUAN PELATIH
SPB.2.3 MEMAHAMI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


60
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

2. PELATIHAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


SPB. 2.3 MEMAHAMI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
3
DESKRIPSI SINGKAT :
Pengelolaan keuangan desa menjadi bagian penting
dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan desa. Keluarnya Permendagri Nomor
20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa,
menjadikan Aparatur Pemerintahan Desa harus
mampu meningkatkan pengetahuan dan
kapasitasnya dalam memahami peraturan/regulasi
baru yang akan dijadikan sebagai rujukan dalam
mengelola keuangan di Desa. Pokok bahasan ini
membahas materi kebijakan pengelolaan keuangan
desa mempedomani regulasi baru.

WAKTU : 3 JAM PELAJARAN @ 45 MENIT = 135 MENIT

RENCANA PEMBELAJARAN
( LESSON PLAN )

NAMA PELATIHAN: KODE PELATIHAN:


PELATIHAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
PENYAJIAN : Ke 3
KODE UNIT KOMPETENSI: ----------------------
WAKTU : 3 JP
JUDUL
Memahami Pengelolaan Keuangan Desa

TUJUAN INSTRUKSIONAL:
Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan pokok kebijakan pengelolaan keuangan desa
2. Menguraikan struktur APB Desa
3. Menjelaskan tahapan pengelolaan keuangan desa

PERSIAPAN :
1. Persiapan ruang
2. Persiapan perlengkapan kelas
3. Persiapan peralatan dan bahan

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


61
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

PROSES PENYAJIAN
SUB-POKOK URAIAN KEGIATAN METODE ALAT PERAGA ALOKASI
BAHASAN WAKTU
Memahami I. Pembukaan / Motivasi - Ceramah - LCD 5’
Kebijakan 1. Fasilitator Menbukan - Slide power
Pengelolaan Sesi Dengan Salam point
keuangan Desa 2. Fasilitator
menyampaian judul
dan tujuan sesi
pembelajaran

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


62
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

II. Pokok Kebijakan - Ceramah - LCD 25’


Pengelolaan Keuangan - Tanya - Slide power
Desa jawab point
1. Fasilitator melakukan - Flipchart
presentasi tentang - Kertas plano
pokok-pokok
kebijakan pengelolaan
keuangan desa sesuai
dengan Permendagri
Nomor 20 Tahun
2018, meliputi:
a. Pengertian
pengelolaan
keuangan desa.
b. Dasar Hukum dan
Ketentuan
Pengelolaan
Keuangan Desa.
c. Asas-Asas
Pengelolaan
Keuangan Desa.
d. Peran Pemerintah
dan Masyarakat
dalam Pengelolaan
Keuangan Desa
e. Tugas PPKD
2. Fasilitator memberi
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya dan
menyampaikan
tanggapan atas
presentasi yang
dilakukan.
3. Fasilitator
menanggapi dan
menyampaikan
jawaban atas
pertanyaan peserta,
atau memberikan
kesempatan kepada
peserta lain untuk
menanggapi.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


63
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

III. Struktur APB-Desa - Diskusi - Kartu 60’


- Permainan permainan
1. Fasilitator mengajak
struktur APB
peserta untuk
Desa
mendiskusikan
Struktur APB Desa
dengan bermain kartu
APB Desa. Dengan
mengikuti petunjuk
permainan (M.2.3.1)
2. Setelah selesai
melakuan permainan,
fasilitator memberikan
penjelasan dan
penegasan dengan
menayangkan struktur
APB Desa yang benar.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


64
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

IV. Tahapan Pengelolaan - Ceramah - LCD 40’


Keuangan Desa - Tanya - Slide power
jawab point
1. Fasilitator kembali
- Flipchart
melakukan presentasi
- Kertas plano
untuk menjelaskan:
a. Tahapan
pengelolaan
keuangan desa
b. Pokok kebijakan
pada setiap
tahapan
pengelolaan
keuangan desa.
2. Fasilitator memberi
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya dan
menyampaikan
tanggapan atas
presentasi yang
dilakukan.
3. Fasilitator menanggapi
dan menyampaikan
jawaban atas
pertanyaan peserta,
atau memberikan
kesempatan kepada
peserta lain untuk
menanggapi.
V. Evaluasi 5’
1. Pelatih mengevaluasi
capaian pembelajaran
dengan memberikan
beberapa pertanyaan
kepada peserta untuk
memastikan
keterserapan materi
2. Membagikan lembar
evaluasi SPB

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


65
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

M.2.3.1

Permainan Kartu Struktur APB Desa


Pesiapan:

1. Siapkan formulir diskusi penyusunan struktur APB Desa yang terdiri dari:
a. Formulir Pendapatan Desa,
b. Formulir Klasifikasi Belanja Desa
c. Formulir Pembiayaan Desa
Dibuat dalam ukuran besar menggunakan kertas plano.
2. Tuliskan uraian Pendapatan Desa, Belanja Desa dan Pembiayaan Desa
sebagaimana uraian dalam kotak di bawah, tuliskan pada pada kartu, bisa
menggunakan kertas metaplan ukuran kecil atau post it.

Permainan:
1. Peserta dibagi dalam 4 kelompok
2. Fasilitator menjelaskan formulir tentang struktur APB Desa yang sudah
disediakan terdiri dari formulir pendapatan desa; formulir klasifikasi belanja
desa; dan formulir pembiayaan desa.
3. Fasilitator menunjukkan dan menjelaskan Kartu Struktur APB Desa, yang
berisi uraian pendapatan desa, klasifikasi belanja dan pembiayaan desa.
4. Setiap kelompok mendiskusikan untuk menyusun struktur APB Desa
berdasarkan Permendagri 20 Tahun 2018, dengan cara menempelkan kartu
struktur APB Desa yang berisi uraian pendapatan, belanja dan pembiayaan
pada kolom/kotak sesuai formulir yang sudah disiapkan.
5. Kelompok yang sudah menyelesaikan diskusinya dan sudah selesai
menempelkan kartu struktur APB Desa, silahkan menempelkan di dinding
kelas atau di depan kelas jika ada flipchart.
6. Fasilitator memilih salah satu kelompok untuk membacakan hasilnya,
kelompok lain menyesuaikan.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


66
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Formulir-Formulir Permainan Kartu Struktur APB Desa

FORMULIR PENDAPATAN DESA

Kelompok Pendapatan Jenis Pendapatan Rincian Pendapatan


1

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


67
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

FORMULIR KLASIFIKASI BELANJA

Bidang Sub Bidang Kegiatan


1

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


68
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

FORMULIR PEMBIAYAAN DESA

Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


69
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Kartu Struktur APB Desa

UAIAN PENDAPATAN DESA

Pendapatan Asli Desa Transfer Hasil Usaha

Bantuan Keuangan APBD Hasil Aset Swadaya, partisipasi, dan


Kabupaten/Kota gotong royong

Lain-lain pendapatan asli Pendapatan Lain-Lain Bagian dari Hasil Pajak


desa Daerah dan Retribusi Daerah
Kab/Kota

Bantuan Keuangan dari ADD


APBD Provinsi
Dana Desa

Penerimaan dari Hasil Pendapatan lain Desa Penerimaan dari Bantuan


Kerjasama Desa yang sah Perusahaan yang berlokasi di
Desa

Hibah dan sumbangan Koreksi kesalahan belanja Bunga Bank


dari Pihak Ketiga tahun anggaran sebelumnya

Bantuan keuangan dari Pungutan Desa Hasil BUMDES


PT Chevron

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


70
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

KLASIFIKASI BELANJA DESA

Penyelenggaraan Pelaksanaan Pembinaan Kemasyarakatan


Pemerintahan Desa Pembangunan Desa Desa

Penanggulangan bencana, Pemberdayaan Penyelenggaraan belanja


keadaan darurat dan mendesak penghasilan tetap, tunjangan dan
Desa
Masyarakat Desa operasional pemerintahan desa

Sarana prasarana administrasi kependudukan, Tata Praja Pemerintahan,


pemerintahan desa pencatatan sipil, statistik, dan Perencanaan, Keuangan dan
kearsipan Pelaporan

Pertanahan Penyediaan Penghasilan Tetap Pemeliharaan


dan Tunjangan Perangkat Gedung/Prasarana Kantor
Desa Desa

Pelayanan administrasi umum Penyelenggaraan Musyawarah Fasilitasi Sertifikasi Tanah


dan kependudukan Perencanaan untuk Masyarakat Miskin
Desa/Pembahasan APBDes

Pendidikan Kesehatan. pekerjaan umum dan


penataan ruang

kawasan permukiman. kehutanan dan perhubungan, komunikasi


lingkungan hidup dan informatika

energi dan sumber daya pariwisata Pemeliharaan Jalan


mineral Usaha Tani

Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan Sarana dan ketentraman, ketertiban, dan


Pembuangan Air Limbah Prasarana Pariwisata Milik pelindungan masyarakat
Desa

kebudayaan dan kepemudaan dan olah kelembagaan masyarakat


keagamaan raga

Pelatihan kelautan dan perikanan pertanian dan


Kesiapsiagaan/Tanggap peternakan
Bencana Skala Lokal Desa

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


71
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

peningkatan kapasitas pemberdayaan perempuan, koperasi, usaha micro


aparatur Desa perlindungan anak dan kecil dan menengah
keluarga

dukungan penanaman perdagangan dan Peningkatan kapasitas


modal perindustrian kepala Desa

penanggulangan keadaan darurat keadaan mendesak


bencana

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


72
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

PEMBIAYAAN DESA

SiLPA tahun sebelumnya pencairan dana cadangan hasil penjualan kekayaan


Desa yang dipisahkan

pembentukan dana penyertaan modal


cadangan

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


73
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Bahan Bacaan -1

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

1. Pengertian
Pengertian/definisi keuangan desa dan pengelolaan keuangan desa merujuk
pada Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa.
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa
Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan Desa
2. Dasar Hukum dan Ketentuan Pengelolaan Keuangan Desa
Semua uang yang dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa adalah uang negara dan uang rakyat, yang harus dikelola
berdasarkan pada hukum dan atau peraturan yang berlaku. Berikut
disampaikan landasan hukum pengelolaan keuangan desa:

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


74
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

UU Nomor 6 Tahun 2014


tentang Desa

PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU


Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, PP Nomor 47 tentang
Perubahan PP Nomor 43 Tahun 2014 dan PP Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, PP Nomor 22
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas PP Nomor 60 Tahun 2104
tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN dan PP Nomor 8
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua PP Nomor 60 Tahun 2014

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018


tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Peraturan Bupati

Peraturan Desa

Peraturan Kepala Desa

Serta peraturan lain yang terkait, antara lain:


 UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
 Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Desa.
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa.
 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa sesuai tahun fiskal.
 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Tata Cara
Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, Dan Evaluasi
Dana Desa.
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
75
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

3. Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Asas adalah nilai-niliai yang menjiwai Pengelolaan Keuangan Desa. Asas


dimaksud melahirkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar dan harus tercermin
dalam setiap tindakan Pengelolaan Keuangan Desa. Asas dan prinsip tidak
berguna bila tidak terwujud dalam tindakan. Sesuai Permendagri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, keuangan desa dikelola
berdasarkan asas-asas sebagai berikut:
a. Transparan
Terbuka - keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan informasi terkait
Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak lain
yang berwenang. Tidak ada sesuatu hal yang ditutup-tutupi
(disembunyikan) atau dirahasiakan. Hal itu menuntut kejelasan siapa,
melakukan apa serta bagaimana melaksanakannya.

Fatal....
Tidak adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan desa dapat
dilihat dari tidak tertata dan tidak disiplin dalam pencatatan
administrasi keuangan, adanya aliran dana tertentu ( Non
budgeter/dana taktis/dana yang tidak masuk dalam anggaran), yang
hanya diketahui segelintir orang, merahasiakan informasi, dan
ketidaktahuan masyarakat akan dana-dana tersebut, akan
memberikan keleluasaan terjadinya penyimpangan/penyelewengan
oleh oknum aparat yang berakibat fatal bagi masyarakat desa
bersangkutan.

Dengan demikian, asas transparan menjamin hak semua pihak untuk


mengetahui seluruh proses dalam setiap tahapan serta menjamin akses
semua pihak terhadap informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa.
Pemerintah Desa pro aktif dan memberikan kemudahan bagi masyarakat
maupun lembaga masyarakat desa tersebut dapat
mengakses/mendapatkan/mengetahui informasi tentang Pengelolaan
Keuangan Desa oleh aparatur desa.
b. Akuntabel
Setiap tindakan atau kinerja pemerintah/lembaga pemerintah dalam
mengelola keuangan desa dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-
pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan
akan pertanggungjawaban (LAN, 2003). Dengan demikian, pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan anggaran harus dapat dipertanggungjawabkan
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
76
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

dengan baik, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga


pertanggungjawaban.
c. Partisipatif
Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan dilakukan dengan
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan
aspirasinya.
Pengelolaan Keuangan Desa, dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggugjawaban wajib melibatkan
masyarakat dan para pemangku kepentingan di desa, khususnya
kelompok miskin dan marjinal sebagai penerima manfaat dari
program/kegiatan pembangunan di Desa, serta memperhatikan aspek
kesetaraan gender.
d. Tertib dan disiplin anggaran
Pengelolaan anggaran harus dilaksanakan secara konsisten dengan
pencatatan atas penggunaannya sesuai dengan prinsip akuntansi
keuangan di desa. Hal ini dimaksudkan bahwa pengelolaan keuangan
desa harus sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
APB Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan Desa dalam
masa 1 (satu) tahun anggaran yang dimulai tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember.

4. Tugas Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa ( PKPKD )

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang


Pengelolaan Keuangan Desa dijelaskan bahwa :
a. Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
(PKPKD) dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan
milik desa yang dipisahkan. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan desa mempunyai kewenangan:
1) Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa.
2) Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa.
3) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB
Desa.
4) Menetapkan Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD).
5) Menyetujui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Dokumen
Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA), dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Lanjutan (DPAL).
6) Menyetujui Rencana Anggaran Kas (RAK) Desa.
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
77
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

7) Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP).


Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa, kepala
Desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa
selaku PPKD. Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepada PPKD
ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.
b. PPKD berasal dari unsur Perangkat Desa, terdiri dari:
b. Sekretaris Desa
c. Kaur dan Kasi
d. Kaur Keuangan
c. Sekretaris Desa selaku koordinator Pelaksana Pengelolaan Keuangan
Desa mempunyai tugas:
1) Mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APB Desa.
2) Mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa dan rancangan
perubahan APB Desa.
3) Mengoordinasikan penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang
APB Desa, perubahan APB Desa, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APB Desa.
4) Mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan kepala Desa
tentang Penjabaran APB Desa dan Perubahan Penjabaran APB Desa.
5) Mengoordinasikan tugas‐tugas perangkat desa lain yang menjalankan
tugas PPKD.
6) Mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan desa dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.
Selain melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Sekretaris Desa
mempunyai tugas:
1) Melakukan verifikasi terhadap DPA, DPPA, dan DPAL.
2) Melakukan verifikasi terhadap RAK Desa.
3) Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran APB Desa.
d. Kaur dan Kasi bertugas sebagai pelaksana kegiatan anggaran yang terdiri
dari:
1) Kaur Tata Usaha dan Umum.
2) Kaur Perencanaan.
3) Kasi Pemerintahan.
4) Kasi Kesejahteraan.
5) Kasi Pelayanan.
e. Kaur dan Kasi mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja sesuai bidang tugasnya.
2) Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya.
3) Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya.
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
78
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

4) Menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang tugasnya.


5) Menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia atas
pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang berada dalam bidang
tugasnya.
6) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.
f. Pembagian tugas Kaur dan Kasi sebagai pelaksana kegiatan dan
anggaran dilakukan berdasarkan bidang tugas masing-masing dan
ditetapkan dalam RKP Desa.
g. Kaur dan Kasi dalam melaksanakan tugas dapat dibantu oleh tim yang
melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang karena sifat dan
jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri.

Tim berasal dari unsur perangkat desa (pelaksana kewilayahan), lembaga


kemasyarakatan desa, yang terdiri atas:
a. Ketua.
b. Sekretaris.
c. Anggota.
Pembentukan tim diusulkan pada saat penyusunan RKP Desa melalui
Keputusan Kepala Desa
Kaur Keuangan dalam PPKD melaksanakan fungsi kebendaharaan.
Kaur Keuangan mempunyai tugas:
a. Menyusun RAK Desa; dan
b. Melakukan penatausahaan yang meliputi menerima, menyimpan,
menyetorkan/membayar, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APB Desa.

Kaur Keuangan dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan memiliki


Nomormor Pokok Wajib Pajak pemerintah desa.
5. Peran Pemerintah
Berdasarkan pasal 102 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,
bupati/walikota menginformasikan rencana Alokasi Dana Desa (ADD), bagian
dari hasil pajak daerah dan retribusi kabupaten/kota untuk desa, serta
bantuan keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) kabupaten/kota.
Dalam pasal 154 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


79
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

camat melakukan tugas pembinaan dan pengawasan desa melalui fasilitasi


pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa.
Berdasarkan pasal 34 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa, pemerintah kabupaten/kota melalui
camat atau sebutan lain melakukan evaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa.
6. Peran dan Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan
Desa
Sesuai makna yang terangkum dalam pengertian desa sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang berhak mengatur dan mengurus kepentingannya
sendiri, maka peran dan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan desa menjadi keharusan, karena pada
dasarnya desa adalah organisasi milik masyarakat. Tata kelola desa secara
tegas juga menyaratkan hal itu, terlihat dari fungsi pokok musyawarah desa
sebagai forum pembahasan tertinggi di desa bagi kepala desa (pemerintah
desa), BPD, dan unsur-unsur masyarakat untuk membahas hal-hal strategis
bagi keberadaan dan kepentingan desa.

Dengan demikian, peran dan keterlibatan masyarakat juga menjadi


keharusan dalam pengelolaan keuangan desa. Oleh sebab itu, setiap tahap
kegiatan pengelolaan keuangan desa harus memberikan ruang bagi peran
dan keterlibatan masyarakat. Masyarakat dimaksud secara longgar dapat
dipahami sebagai warga desa setempat, 2 orang atau lebih, secara sendiri-
sendiri maupun bersama, berperan dan terlibat secara positif dan
memberikan sumbangsih dalam pengelolaan keuangan desa. Namun bila hal
itu dilakukan secara pribadi oleh orang seorang warga desa, tentu akan
cukup merepotkan. Oleh karena itu, peran dan keterlibatan dimaksud
hendaknya dilakukan oleh para warga desa secara terorganisasi melalui
lembaga kemasyarakatan dan/atau lembaga masyarakat yang ada di desa
setempat dengan memastikan keterlibatan kelompok perempuan dan
termarginalkan lainnya.
Peran dan keterlibatan masyarakat menjadi faktor penting, karena: 1)
Menumbuhkan rasa tanggungjawab masyarakat atas segala hal yang telah
diputuskan dan dilaksanakan. 2) Menumbuhkan rasa memiliki, sehingga
masyarakat sadar dan sanggup untuk memelihara dan mengembangkan
hasil-hasil pembangunan (swadaya), dan 3) Memberikan legitimasi/
keabsahan atas segala yang telah diputuskan.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


80
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Bagaimana peran dan keterlibatan itu diwujudkan dalam setiap tahap


kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa (PKD), apakah wujud peran dan
keterlibatan itu memiliki hubungan dengan asas-asas PKD, tabel di bawah ini
mencoba memberikan gambaran:

PERAN/ KETERLIBATAN MASYARAKAT

TERKAIT
TAHAP KEGIATAN PERAN DAN KETERLIBATAN
DENGAN ASAS

Memberikan masukan tentang rancangan APB


Perencanaan Partisipatif
Desa kepada Kepala Desa dan/atau BPD

 Bersama dengan Kasi, menyusun RAB,


memfasilitasi proses pengadaan barang dan
jasa, mengelola atau melaksanakan
pekerjaan terkait kegiatan yang telah Partisipatif
Pelaksanaan ditetapkan dalam Perdes tentang APB Desa. Transparan

 Memberikan masukan terkait perubahan APB


Desa

Transparansi
Meminta informasi dan penjelasan terkait Akutabel
Penatausahaan
dengan penatausahaan Tertib dan disiplin
anggaran

Pelaporan dan Meminta informasi, mencermati materi LPj, Partisipatif


Pertanggung- Bertanya/meminta penjelasan terkait LPj dalam Transparan
jawaban Musyawarah Desa Akuntabel

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


81
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Bahan Bacaan -2

TAHAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Pengelolaan keuangan desa dilaksanakan mengikuti tahapan sesuai dengan


regulasi taerbaru yaitu:
1. Tahap Perencanaan Keuangan Desa
2. Tahap pelaksanaan Keuangan Desa
3. Tahap Penatausahaan Keuangan Desa
4. Tahap Pelaporan Keuangan Desa, dan
5. Tahap Petanggungjawaban Keuangan Desa

A. TAHAP PERENCANAAN KEUANGAN DESA


Secara umum, Perencanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan
penerimaan dan pengeluaran pemerintahan Desa pada tahun anggaran
berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa.
Sekretaris Desa mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa
berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan APB
Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali Kota setiap tahun
Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa kepada Kepala Desa. Selanjutnya Kepala Desa menyampaikan kepada
BPD untuk dibahas dan disepakati bersama dalam musyawarah BPD.
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama paling
lambat bulan Oktober tahun berjalan. Atas dasar kesepakatan bersama
kepala Desa dan BPD Kepala Desa menyiapkan rancangan Peraturan Kepala
Desa mengenai penjabaran APB Desa. Tugas penyusunan Rancangan
Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa dikoordinasikan oleh
Sekretaris Desa.
Rancangan Peraturan Desa tentang APB disampaikan Kepala Desa kepada
Bupati/Wali Kota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari
sejak disepakati untuk dievaluasi. Bupati/Wali Kota dalam melakukan
evaluasi berpedoman dengan panduan Evaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa.
Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dilengkapi
dengan dokumen antara lain:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
d. peraturan Desa mengenai Kewenangan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa;
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
82
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

e. peraturan Desa mengenai Pembentukan Dana Cadangan, jika tersedia;


f. peraturan Desa mengenai Penyertaan Modal, jika tersedia;
g. berita acara hasil musyawarah BPD.
Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan Desa
tentang APB Desa kepada camat atau sebutan lain.
Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31
Desember tahun anggaran berjalan
Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi:
a. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun
berjalan;
b. sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan pembiayaan tahun
berjalan yang akan digunakan dalam tahun berkenaan;
c. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar bidang,
antar sub bidang, antar kegiatan, dan antar jenis belanja; dan
d. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya harus digunakan
dalam tahun berjalan.
Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Perubahan APB Desa
dilakukan dengan mempedomani RKP Desa
Peraturan Kepala Desa tentang Perubahan Penjabaran APB Desa dapat
dilakukan apabila terjadi:
a. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun
berjalan;
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar objek
belanja;
c. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan menyebabkan
SiLPA akan dilaksanakan dalam tahun berjalan.
Kepala Desa memberitahukan kepada BPD mengenai Peraturan Kepala Desa
tentang Perubahan Penjabaran APB Desa dan selanjutnya disampaikan
kepada Bupati/Wali Kota melalui surat pemberitahuan mengenai Peraturan
Kepala Desa tentang Perubahan Penjabaran APB Desa. Perubahan Peraturan
Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa selanjutnya ditetapkan dalam
Peraturan Desa mengenai Perubahan APB Desa

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


83
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

PANDUAN EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DESA


TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

A. DASAR PEMIKIRAN
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan Desa yang dibahas dan disepakati oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat
Desa ditetapkan tiap tahun dengan Peraturan Desa.
2. APB Desa disusun sesuai kebutuhan dan kewenangan Desa yang
berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta tertib dan
disiplin anggaran.
3. Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri ini, Rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa harus dievaluasi oleh Bupati/Walikota.
4. Berdasarkan ketentuan sebagaimana tersebut di atas, Menteri Dalam
Negeri perlu mengeluarkan Panduan Evaluasi APB Desa sebagai acuan
Bupati/Walikota melakukan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang
APB Desa dan Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan panduan ini, yaitu:
1. Maksud
Panduan ini dimaksudkan untuk menjamin tercapainya prinsip kepatuhan,
keselarasan, keseimbangan dan kejelasan pengelolaan keuangan Desa
dalam membiayai Pembangunan Desa berdasarkan kewenangan Desa
yang mengutamakan kepentingan umum dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
2. Tujuan Umum
Panduan ini bertujuan untuk memberikan acuan kepada Bupati/Walikota
dan/atau Camat dalam rangka evaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa atau Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan
APB Desa,
C. SASARAN EVALUASI
Sasaran pelaksanaan evaluasi, yaitu:
1. Diperoleh data dan informasi yang akan menjadi dasar untuk
memberikan penilaian kepada Desa dalam kaitannya dengan kepatuhan
penyusunan dan penetapan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
dan Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


84
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

2. Diperoleh data dan informasi yang akan menjadi dasar untuk memberikan
penilaian kepada Desa dalam kaitannya dengan substansi dan materi
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dan Rancangan Peraturan
Desa tentang Perubahan APB Desa.

D. RUANG LINGKUP EVALUASI


Ruang lingkup pelaksanaan Evaluasi, yaitu:
1. Aspek administrasi yang meliputi identifikasi kelengkapan data dan
informasi terkait dokumen pendukung dalam penyusunan Rancangan
Peraturan Desa tentang APB Desa dan Rancangan Peraturan Desa
tentang perubahan APB Desa;
2. Aspek legalitas yang meliputi identifikasi peraturan-peraturan yang
melandasi penyusunan Rancangan Peraturan Desa dimaksud;
3. Aspek kebijakan yang meliputi identifikasi konsistensi substansi dan
materi dengan RPJM Desa dan RKP Desa; dan
4. Aspek substansi anggaran dalam struktur APB Desa yang meliputi
pendapatan, belanja dan pembiayaan.

E. EVALUASI
1. Persiapan Evaluasi
a. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan persiapan
evaluasi, yaitu:
1) Pembentukan Tim Evaluasi APB Desa Kabupaten/Kota ditetapkan
dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang Pembentukan
Tim Pelaksanaan Evaluasi APB Desa dilampiri Pedoman
Pelaksanaan Evaluasi APB Desa, dalam hal pelaksanaan evaluasi
oleh Bupati/Walikota.
2) Tim Evaluasi APB Desa sebagaimana dimaksud huruf a, terdiri
dari:
a) Ketua : Pejabat pada Bagian Hukum Sekretariat
Daerah Kabupaten/Kota
b) Sekretaris : Pejabat pada Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya
b) Anggota : SKPD terkait
3) Berdasarkan Peraturan Menteri ini, Bupati/Walikota dapat
mendelegasikan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa dan Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB
Desa kepada camat atau sebutan lainnya.
Apabila pelaksanaan evaluasi APB Desa didelegasikan kepada
Camat, selanjutnya Bupati/Walikota menerbitkan Surat
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
85
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Keputusan Bupati/Walikota tentang Pendelegasian Evaluasi APB


Desa dilampiri Pedoman Pelaksanaan Evaluasi APB Desa.
4) Pendelegasian kewenangan melakukan evaluasi Rancangan
Peraturan Desa tentang APB Desa dan Rancangan Peraturan
Desa tentang Perubahan APB Desa kepada camat atau sebutan
lainnya, selanjutnya Camat membentuk Tim Evaluasi, yang terdiri
dari:
a) Ketua : Camat
b) Sekretaris : Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa
c) Anggota : Unsur pemerintah kecamatan dan UPT
Kecamatan terkait
5) Anggota Tim Evaluasi dimaksud adalah pejabat atau staf yang
memiliki kompetensi sesuai bidangnya dari unsur terkait untuk
melakukan evaluasi Rancangan peraturan Desa tentang APB
Desa dan Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB
Desa.
6) Segala biaya yang dibutuhkan oleh tim evaluasi dalam
melaksanakan tugasnya dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota.

b. Dokumen Evaluasi
1) Dokumen Utama
a) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah
disepakati bersama BPD; dan/atau
b) Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa
yang telah disepakati bersama BPD.
2) Dokumen Penunjang (alat verifikasi)
a) Disampaikan oleh Desa
- Keputusan Musyawarah BPD Pembahasan dan
Penyepakatan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
(untuk evaluasi Rancangan Perdes tentang APB Desa),
berita acara hasil musyawarah; atau
- Keputusan Musyawarah BPD Pembahasan dan
Penyepakatan Rancangan Peraturan Desa tentang
Perubahan APB Desa (untuk evaluasi Rancangan Perdes
tentang Perubahan APB Desa);
- Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM
Desa).
- Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) tahun
berkenaan.
- Dokumen yang relevan (misal, Perdes tentang pembentukan
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
86
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

dana cadangan, Perdes tentang pendirian BUMDesa, hasil


analisa kelayakan penyertaan modal BUMDes, dll)
b) Disiapkan oleh Tim Evaluasi
- Peraturan Bupati/Walikota tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
- Peraturan Bupati/Walikota tentang Daftar Kewenangan
berdasarkan hak asal-usal dan lokal berskala Desa
- Perdes tentang Penetapan Daftar Kewenangan berdasarkan
hak asal-usul dan lokal berskal desa
- Peraturan Bupati/Walikota tentang Pengadaan Barang/Jasa
di Desa
- Peraturan Bupati/Walikota tentang Dana Desa
- Peraturan Bupati/Walikota tentang Alokasi Dana Desa
- Peraturan Bupati/Walikota tentang Bagi Hasil Pajak dan
Retribusi Daerah
- Peraturan Bupati/Walikota tentang Satuan Harga
Kabupaten/Kota yang didalamnya mengatur Standar Harga
di Desa
- Peraturan Bupati tentang Lingkup Pembangunan Desa
- Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah

2. Pelaksanaan Evaluasi
Proses evaluasi dilaksanakan dengan menempuh 2 (dua) tahapan,
yaitu:
a. Pemeriksaan kelengkapan dokumen, evaluasi administrasi dan
legalitas.
1) Evaluasi administrasi dan legalitas meneliti beberapa hal sebagai
berikut:
a) Kepatuhan atas kelengkapan penyampaian dokumen evaluasi;
b) Kepatuhan atas penyajian informasi dalam Rancangan
peraturan yang akan dievaluasi;
c) Konsistensi penggunaan dokumen dan informasi dalam
Rancangan peraturan yang akan dievaluasi;
d) Kesesuaian Rancangan peraturan yang akan dievaluasi
dengan teknis penyusunan peraturan Desa;
2) Langkah-langkah evaluasi:
a) Langkah 1 : Pengumpulan dokumen evaluasi;
b) Langkah 2 : Pencatatan nomor, tanggal dan
kelengkapan lampiran semua dokumen;
c) Langkah 3 : Penelitian dan penganalisian nomor,
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
87
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

tanggal dan kelengkapan lampiran semua dokumen;


d) Langkah 4 : Pembandingan tanggal penyampaian
semua dokumen dengan ketentuan yang berlaku tentang
batas waktu penyampaian dokumen;
e) Langkah 5 : Kesimpulan secara narasi tentang hasil
langkah 1 s/d 4.
Catatan : Jika dari hasil pemeriksaan kelengkapan dokumen tidak
terpenuhi sesuai ketentuan, Tim Evaluasi meminta kepada
Pemerintah Desa untuk melengkapinya. Waktu pelaksanaan
evaluasi dihitung kembali setelah dokumen diterima secara
lengkap.
b. Evaluasi kebijakan dan struktur APB Desa/perubahan APB Desa.
Langkah-langkah evaluasi tertuang dalam lembar kerja, terlampir.

3. Hasil Evaluasi
Setelah selesai melaksanakan evaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa atau Rancangan Peraturan Desa tentang perubahan
APB Desa, Tim Evaluasi menyusun laporan hasil evaluasi yang
dituangkan dalam Keputusan Bupati/Walikota.
Laporan hasil evaluasi dimaksudkan untuk menyampaikan temuan
analisis terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa atau
Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa sebagai
umpan balik kepada pemerintah Desa untuk melakukan penyempurnaan
atau persetujuan terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa atau Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan ABDesa.
Laporan hasil evaluasi (LHE) tersebut secara garis besar menyajikan
informasi mengenai:
(a) evaluasi atas sistem APB Desa atau Perubahan APB Desa, dan
(b) evaluasi atas substansi APB Desa atau Perubahan APB Desa.
Laporan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
atau Rancangan Peraturan Desa tentang perubahan APB Desa
didistribusikan kepada :
a. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
atau sebutan lainnya; dan
b. Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


88
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Lembar Evaluasi APB Desa


Kabupaten/Kota :
Kecamatan :
Desa :

Kesesuaian
No. Aspek/ Komponen Periksa Alat Verifikasi Keterangan
Ya Tidak
1 Aspek Administrasi dan Legalitas
1.1 Apakah semua dokumen evaluasi
telah diterima dari Desa secara
lengkap
1.2 Apakah pengajuan Rancangan Keputusan hasil Musyawarah Berdasarkan aturan, 3 hari
Perdes tentang APB Desa atau BPD Pembahasan dan setelah disepakati bersama.
Rancangan Perdes tentang Penyepakatan Perdes tentang Perdes tentang APB
Perubaham APB Desa dilakukan APB Desa/Perubahan APB Desa Desa/Perdes tentang Perubahan
tepat waktu (lihat tanggal keputusan) APB Desa harus diajukan
kepada Bupati/Walikota atau
camat untuk dievaluasi
1.3 Apakah BPD telah menyepakati Keputusan hasil Musyawarah Berdasarkan Permendagri
Rancangan Perdes tentang APB BPD Pembahasan dan mengenai BPD
Desa/ Rancangan Perdes tentang Penyepakatan Perdes tentang
Perubaham APB Desa APB Desa/Perubahan APB Desa
Kesimpulan penilaian aspek Administrasi dan Legalitas:
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
88
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

2 Aspek Kebijakan dan Struktur APB Desa/Perubahan APB Desa


2.1 Umum
2.1.1 Apakah Rancangan Perdes tentang RKP Desa atau RKP Perubahan
APBDes/Perubahan APB Desa disusun tahun berkenaan
berdasarkan RKPDesa/RKPDesa
Perubahan tahun berkenaan
2.1.2 Apakah penempatan pos Pendapatan
telah sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan
2.2 Pendapatan
2.2.1 Apakah estimasi pendapatan rasional
dan realistis
2.2.2 Apakah estimasi pendapatan Desa Perdes terkait PADesa (misal
yang bersumber dari Pendapatan Asli Perdes tentang Pungutan, dll)
Desa rasional dan realistis, serta
didapatkan secara legal dan telah
diatur dalam Peraturan Desa

2.2.3 Apakah estimasi pendapatan Desa


yang bersumber dari Dana Transfer
rasional dan realistis
2.3 Belanja
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
89
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

2.3.1 Apakah penempatan pos Belanja telah


sesuai dengan peraturan Perundang-
undangan
2.3.2 Semua kegiatan Belanja Desa telah Perbup/Perwal tentang Daftar
sesuai dengan Kewenangan Desa Inventaris Kewenangan Desa
2.3.3 Apakah ada program/kegiatan yang
dilakukan lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran (multiyears)
2.3.4 Apakah belanja Desa yang ditetapkan
dalam APB Desa paling banyak 30%
dipergunakan untuk:
1. siltap dan tunjangan Kades dan
perangkat Desa;
2. operasional pemerintahan Desa;
3. tunjangan dan operasional BPD
4. insentif rukun tetangga dan rukun
warga.
2.3.5 Siltap, tunjangan dan operasional Peraturan Bupati tentang ADD
untuk Kepala Desa dan Perangkat atau Perbup tentang Penetapan
Desa sesuai yang ditetapkan dalam Siltap Kepala Desa dan
peraturan Bupati/Walikota. Perangkat Desa
2.3.6 Besaran Tunjangan dan Operasional Peraturan Bupati tentang ADD
untuk Anggota BPD, serta insentif atau Perbup tentang Penetapan
RT/RW dianggarkan sesuai yang Siltap Kepala Desa dan
ditetapkan dalam peraturan Perangkat Desa

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


90
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Bupati/Walikota
2.3.7 Alokasi belanja dengan output yang Standar Harga yang ditetapkan
akan dihasilkan logis karena telah Kabupaten/Kota
memperhitungkan tingkat kemahalan
dan geografis (Standar Harga)
2.4 Pembiayaan
2.4.1 Apakah penempatan pos Pembiayaan
telah sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan
2.4.2 Apakah ada pos pengeluaran
pembiayaan untuk pembentukan Dana
Cadangan
2.4.3 Apakah Pembentukan Dana Cadangan Peraturan Desa tentang Dana
telah ditetapkan dengan Peraturan Cadangan
Desa
2.4.4 Apakah ada pos pengeluaran
pembiayaan untuk penyertaan modal
pada BUMDes
2.4.5 Apakah penyertaan modal pada Peraturan Desa tentang
BUMDes, telah sesuai dengan Pembentukan BUMDes dan hasil
peraturan perundang-undangan dan analisa kelayakan usaha
ditetapkan melalaui Peraturan Desa
dan memenuhi nilai kelayakan usaha
2.4.6 Pada evaluasi Perubahan APB Desa,
pada pos penerimaan pembiayaan
terdapat SilPA tahun anggaran
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
91
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

sebelumnya

2.4.7 Pada evaluasi Perubahan APB Desa,


apakah SilPA tahun sebelumnya telah
digunakan seluruhnya.
Kesimpulan penilaian aspek Administrasi dan Legalitas:

Evaluasi dilakukan tanggal:


__________________ Tanda tangan Ketua Tim Evaluasi
Hasil Evaluasi (coret yang tidak sesuai):
 Untuk disetujui Bupati Nama :

 Untuk Diperbaiki Desa Jabatan :

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


92
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

B. TAHAP PELAKSANAAN KEUANGAN DESA


Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui rekening kas Desa pada bank
yang ditunjuk Bupati/ Wali Kota.
Berdasarkan APB Desa dan penjabaran APB Desa yang dihasilkan pada tahap
Perencanaan, dimulailah tahap pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang
mencakup: penyusunan DPA, pengajuan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP), dan selanjutnya pelaksanaan kegiatan di lapangan. Hal yang juga
sangat pentig untuk dipahami dengan tepat dan benar adalah tugas dan
tanggungjawab masing-masing pelaku (Pengelola). Bab ini akan
memaparkan secara rinci topik di atas.

1. Ketentuan
- Rekening kas Desa dibuat oleh Pemerintah Desa dengan spesimen tanda
tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan.
- Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya, rekening
kas Desa dibuka di wilayah terdekat yang dibuat oleh Pemerintah Desa
dengan spesimen tanda tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan dan
dilaporkan kepala Desa kepada Bupati/Wali Kota.
- Bupati/Wali Kota melaporkan daftar rekening kas Desa kepada Gubernur
dengan tembusan Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan
Desa sebagai pengendalian penyaluran dana.
- Kaur Keuangan dapat menyimpan uang dalam kas Desa pada jumlah
tertentu untuk memenuhi kebutuhan operasional pemerintah Desa.
- Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
sesuai tugasnya menyusun DPA paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang
Penjabaran APB Desa ditetapkan. DPA terdiri dari:
a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa;
b. Rencana Kerja Kegiatan Desa; dan
c. Rencana Anggaran Biaya.
- Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa merinci setiap kegiatan, anggaran
yang disediakan, dan rencana penarikan dana untuk kegiatan yang telah
dianggarkan.
Rencana Kerja Kegiatan Desa merinci lokasi, volume, biaya, sasaran,
waktu pelaksanaan kegiatan, dan pelaksana kegiatan anggaran.
Rencana Anggaran Biaya merinci satuan harga untuk setiap kegiatan.
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkan rancangan DPA
kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa paling lama 6 (enam) hari
kerja setelah penugasan. Sekretaris Desa melakukan verifikasi rancangan
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
93
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

DPA paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasi
menyerahkan rancangan DPA. Kepala Desa menyutujui rancangan DPA
yang telah diverifikasi oleh Sekretaris Desa.
- Dalam hal terjadi Perubahan Peraturan Desa tentang APB Desa dan/atau
Perubahan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa yang
menyebabkan terjadinya perubahan anggaran dan/atau terjadi perubahan
kegiatan, Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan
anggaran untuk menyusun rancangan DPPA yang terdiri dari:
a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa Perubahan; dan
b. Rencana Anggaran Biaya Perubahan
Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkan rancangan
DPPA kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa paling lama 6 (enam)
hari kerja setelah penugasan. Sekretaris Desa melakukan verifikasi
rancangan DPPA paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak Kaur dan
Kasi menyerahkan DPPA.
Kepala Desa menyutujui rancangan DPPA yang telah diverifikasi oleh
Sekretaris Desa.

- Kaur Keuangan menyusun rancangan RAK Desa berdasarkan DPA yang


telah disetujui kepala Desa. Selanjutnya disampaikan kepada kepala Desa
melalui Sekretaris Desa. Sekretaris Desa melakukan verifkasi terhadap
rencangan RAK Desa yang diajukan Kaur Keuangan.
Kepala Desa menyetujui rancangan RAK Desa yang telah diverifikasi
Sekretaris Desa. RAK Desa memuat arus kas masuk dan arus kas keluar
yang digunakan mengatur penarikan dana dari rekening kas untuk
mendanai pengeluaran berdasarkan DPA yang telah disahkan oleh kepala
Desa.
Arus kas masuk memuat semua pendapatan Desa yang berasal dari
Pendapatan Asli Desa, transfer dan pendapatan lain-lain. Setiap
pendapatan didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

- Arus kas keluar memuat semua pengeluaran belanja atas beban APB
Desa. Setiap pengeluaran didukung dengan bukti yang lengkap dan sah
serta mendapat persetujuan kepala Desa dan kepala Desa bertanggung
jawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti
tersebut.
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran bertanggungjawab terhadap
tindakan pengeluaran. Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
menggunakan buku pembantu kegiatan untuk mencatat semua
pengeluaran anggaran kegiatan sesuai dengan tugasnya.
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
94
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Kaur dan Kasi melaksanakan kegiatan berdasarkan DPA yang telah


disetujui Kepala Desa.
- Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pengadaan melalui swakelola
dan/atau penyedia barang/jasa namun lebih diutamakan melalui
swakelola. Pengadaan melalui swakelola dilakukan dengan
memaksimalkan penggunaan material/bahan dari wilayah setempat dan
gotong royong dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk
memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat setempat.
Dalam hal pelaksanaan kegiatan tidak dapat dilaksanakan melalui
swakelola, baik sebagian maupun keseluruhan dapat dilaksanakan oleh
penyedia barang/jasa yang dianggap mampu.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan
pengadaan barang/jasa di Desa diatur dengan peraturan Bupati/Wali Kota
berpedoman pada peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan
barang/jasa di Desa.
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan SPP dalam
setiap pelaksanaan kegiatan anggaran sesuai periode yang tercantum
dalam DPA dengan nominal sama besar atau kurang dari yang tertera
dalam DPA.
Pengajuan SPP wajib menyertakan laporan perkembangan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
- Pencairan anggaran sesuai SPP untuk kegiatan anggaran yang
dilaksanakan secara swakelola tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja.
Jika proses pengadaan barang/jasa belum dilakukan dalam waktu 10
(sepuluh) hari kerja, Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran wajib
mengembalikan dana yang sudah diterima kepada Kaur Keuangan untuk
disimpan dalam kas Desa.
- Kaur Keuangan mencatat pengeluaran anggaran ke dalam buku kas
umum dan buku pembantu panjar. Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan
anggaran menyampaikan pertanggungjawaban pencairan anggaran
berupa bukti transaksi pembayaran pengadaan barang/jasa kepada
Sekretaris Desa.
- Sekretaris Desa memeriksa kesesuaian bukti transaksi pembayaran
dengan pertanggungjawaban pencairan anggaran yang disampaikan oleh
Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran. Dalam hal jumlah realisasi
pengeluaran pembayaran barang/jasa lebih kecil dari jumlah uang yang
diterima, Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengembalikan sisa
uang ke kas Desa

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


95
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

- Pengajuan SPP untuk kegiatan yang seluruhnya dilaksanakan melalui


penyedia barang/jasa dilakukan setelah barang/jasa diterima dilampiri
dengan:
a. pernyataan tanggung jawab belanja; dan,
b. lampiran bukti transaksi

- Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyusun RAB


pelaksanaan dari anggaran belanja tak terduga yang diusulkan kepada
kepala Desa melalui sekretaris Desa untuk dilakukan verifikasi. Kepala
Desa menyetujui RAB pelaksanaan kegiatan anggaran belanja tak terduga
sesuai verifikasi yang dilakukan oleh sekretaris Desa.
Kepala Desa melaporkan pengeluaran anggaran belanja tak terduga kepada
Bupati/Wali Kota paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan kepala Desa
ditetapkan. Setiap pengeluaran kas Desa yang menyebabkan beban atas
anggaran Belanja Desa dikenakan pajak sesuai peraturan perundangan
mengenai perpajakan yang berlaku. Kaur Keuangan sebagai wajib pungut
pajak melakukan pemotongan pajak terhadap pengeluaran kas Desa meliputi
pengeluaran kas Desa atas beban belanja pegawai, barang/jasa, dan modal
dan wajib menyetorkan seluruh penerimaan pajak yang dipungut sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Tugas dan Tanggungjawab Pelaku

Unsur Pengelola Tugas dan Tanggungjawab


Kepala Seksi (Kasi) dan  Meyusun DPA – Dokumen Pelaksanaan
Kepala Urusan (Kaur) Anggaran.
 Mengajukan SPP – surat permintaan
pembayaran
 Memfasilitasi pengadaan Barang dan Jasa
 Mengerjakan Buku Kas Pembantu Kegiatan
Sekretaris Desa:  Memverifikasi DPA
 Memverifikasi persyaratan pengajuan SPP
Kepala Desa  Menyetujui DPA
 Menyetujui SPP
Kaur Keuangan sebagai  Menyusun RAK Desa
Bendahara  Melakukan pembayaran/pengeluaran uang
dari kas Desa
 Mencatat transaksi dan menyusun Buku Kas
Umum

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


96
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

 Mendokumentasikan bukti bukti pengeluaran


Rangkaian Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan awal yang harus dilakukan pada tahap ini meliputi: 1) Penyusunan
DPA. 2) Pengadaan Barang dan Jasa. 3) Pengajuan SPP. 4) Pembayaran, dan
5) Pengerjaan Buku Kas Pembantu Kegiatan.

3. Penyusunan RAB
Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB adalah suatu
dokumen yang berisi rincian kebutuhan dalam kegiatan pelaksanaan,rincian
komponen-komponen(input) danbesaranbiayadarimasing-
masingkomponensuatukegiatan. RAB mencakup penjabaran lebih lanjut dari
unsur perkiraan biaya (how much) dalam rangka pencapaian output
kegiatan yang telah direncanakan dalam APB Desa memuat antara lain:
a. Rincian aktivitas/belanja
b. Perhitungan harga satuan, volume, dan jumlah harga masing-masing
komponen
c. Jumlah total harga yang menunjukkan harga keluaran/output

Manfaat dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk:


a. perbandingan secara berkala antara hasil nyata yang telah tercapai
dengan target.
b. menetapkan tujuan khusus operasional kegiatan dimasa yang akan
datang.
c. menetapkan gambaran taksiran biaya kegiatan.
d. menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan.
e. menetapkan suatu rencana biaya dalam pengelolaan kegiatan.
f. mengadakan koordinasi semua jenis pekerjaan dalam kegiatan.
g. pemeriksaankualitas hasil kegiatan.
Dalam melakukan penyusunan RAB harus memperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Menghimpun informasi yang dibutuhkan, meliputi :
a) Gambar (bila pekerjaan konstruksi);
b) Menyusun jenis, volume dan spesifikasi barang;
c) Menyesuaikan standar harga barang dan jasa yang telah ditetapkan
oleh pemerintah kabupaten;
Sebelum menyusun RAB, harus dipastikan tersedia data tentang
standar harga barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan. Standar harga dimaksud diperoleh melalui
survey harga di lokasi setempat (desa atau kecamatan setempat).
Dalam hal atau kondisi tertentu, standar harga untuk barang dan jasa
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
97
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

(tertentu) dapat menggunakan standar harga barang/jasa yang


ditetapkan Pemerintah Kabupaten/Kota.
d) Informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
harga satuan material, harga satuan peralatan dan harga satuan
Upah.
2) Proses penyusunan Rencana Anggaran Biaya
a) Menentukan tahapan pelaksanaan kegiatan.
Dalam tahap perencanaan, sangatlah penting untuk menentukan
tahapan pelaksanaan kegiatan terlebih dahulu, karena setiap jenis
tahapanakan memberikan karakteristik pekerjaan yang berbeda,
mempengaruhi sumber daya yang akan digunakan yang selanjutnya
akan mempengaruhi estimasi biaya.Pada tahap pelaksanaan yang
telah di pilih pada tahap perencanaan dimungkinkan dilakukan
perubahan setelah mendapat persetujuan dari pelaksana kegiatan,
berbagai pertimbangan yang diajukan untuk merubah tahapan
kegiatan antara lain ketersediaan sumber daya, ataupun faktor teknis
yang lain yang selanjutnya akan mempengaruhi pada estimasi biaya.
Pada saat melaksanakan penawaran maupun biaya pelaksanaan.
Menjabarkan ruang lingkup masing-masing tahapan kegiatan;
Menguraikan kegiatan dalam struktur yang lebih rinci dan
menggambarkan riil kegiatan untuk mencapai hasil kegiatan secara
lebih optimal.
b) Menghitung volume masing-masing tahapan kegiatan.
c) Menganalisis dan menetapkan harga satuan.
d) Membuat rincian anggaran biaya.
Pelaksana Kegiatan menyiapkan RAB untuk semua rencana kegiatan.
Pelaksana Kegiatan mengajukan RAB kepada Sekretaris Desa untuk
dilakukan verifikasi. Pelaksana Kegiatan mengajukan RAB yang
sudah diverifikasi kepada Kepala Desa. Kepala Desa menyetujui dan
mensahkan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan (RAB).

4. Pengadaan Barang/Jasa
Berdasarkan RAB yang sudah disahkan Kepala Desa dan rencana teknis
pengerjaan kegiatan di lapangan, Kaur dan kasi (Pelaksana Kegiatan)
memproses/memfasilitasi Pengadaan Barang dan Jasa guna menyediakan
barang/jasa sesuai kebutuhan suatu kegiatan yang akan dikerjakan, baik
yang dilakukan secara swakelola maupun oleh penyedia.
Kaur dan kasi dalam melaksanakan tugas ini dapat dibantu oleh tim yang
melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang karena sifat dan
jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri. Tim yang dibentuk berasal unsur

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


98
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

perangkat desa (pelaksana kewilayahan) lembaga kemasyarakatan desa dan


atau masyarakat yang terdiri atas:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota
Tim tersebut ditetapkan melalui Keputusan Kepala Desa

C. TAHAP PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA


Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana
fungsi kebendaharaan dengan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran
dalam buku kas umum.
Pencataan pada buku kas umum ditutup setiap akhir bulan.
Kaur Keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum yang terdiri dari:
a. buku pembantu bank;
b. buku pembantu pajak; dan
c. buku pembantu panjar.
Buku pembantu bank merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran
melalui rekening kas Desa.
Buku pembantu pajak merupakan catatan penerimaan potongan pajak dan
pengeluaran setoran pajak.
Buku pembantu panjar merupakan catatan pemberian dan
pertanggungjawaban uang panjar.

1. Ketentuan Pokok Penatausahaan


Penerimaan Desa disetor ke rekening kas Desa dengan cara:
a. Disetor langsung ke bank oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
b. Disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor
pos oleh pihak ketiga; dan
c. Disetor oleh Kaur Keuangan untuk penerimaan yang diperoleh dari
pihak ketiga
Pengeluaran atas beban APB Desa dilakukan berdasarkan RAK Desa yang
telah disetujui oleh Kepala Desa.
Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang dilakukan secara
swakelola dikeluarkan oleh Kaur Keuangan kepada Kaur dan Kasi
pelaksana kegiatan anggaran atas dasar DPA dan SPP yang diajukan
serta telah disetujui oleh Kepala Desa.
Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang seluruhnya
dilakukan melalui penyedia barang/jasa dikeluarkan oleh Kaur Keuangan
langsung kepada penyedia atas dasar DPA dan SPP yang diajukan oleh
Kasi pelaksana kegiatan anggaran dan telah disetujui oleh Kepala Desa.
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
99
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Pengeluaran atas beban APB Desa untuk belanja pegawai, dilakukan


secara langsung oleh Kaur Keuangan dan diketahui oleh Kepala Desa.
Pengeluaran atas beban APB Desa dibuktikan dengan kuitansi
pengeluaran dan kuitansi penerimaan yang ditandatangani oleh Kaur
Keuangan dan Kepala Desa serta ditandatangani oleh penerima dana.

Buku kas umum yang ditutup setiap akhir dilaporkan oleh Kaur Keuangan
kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Sekretaris Desa melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
keuangan yang disampaikan oleh kaur keuangan untuk selanjutnya hasil
verifikasi, evaluasi dan analisis tersebut disampaikan kepada Kepala Desa
untuk disetujui.
2. Tugas, Tanggung jawab, dan Prosedur Penatausahaan
a. Kaur Keuangan yang menjalankan fungsi kebendaharaan desa wajib
melakukan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan maupun
pengeluaran.
b. Kaur Keuangan yang menjalankan fungsi kebendaharaan desa wajib
mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan
kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
c. Kepala Urusan dan Kepala Seksi, selaku Pelaksana Kegiatan
bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan
atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku
pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
kegiatan dan anggaran desa.
d. Prosedur penatausahaan penerimaan
1) Prosedur Penerimaan melalui Kaur Keuangan sebagai
Bendahara Desa
Penyetoran langsung melalui Bendahara Desa oleh pihak ketiga,
dilakukan sesuai prosedur dan tatacara sebagai berikut:
- Pihak ketiga/penyetor mengisi Surat Tanda Setoran (STS)/tanda
bukti lain.
- Bendahara Desa menerima uang dan mencocokan dengan STS dan
tanda bukti lainya.
- Bendahara Desa mencatat semua penerimaan
- Bendahara Desa menyetor penerimaan ke rekening kas desa
- Bukti setoran dan bukti penerimaan lainnya harus diarsipkan
secara tertib.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


100
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Dilarang..!!
Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa dilarang:
 Membuka rekening atas nama pribadi di bank dengan tujuan
pelaksanaan APB Desa.
 Menyimpan uang, cek atau surat berharga, kecuali telah
diatur melalui peraturan perundang-undangan.

2) Prosedur Penerimaan melalui Bank


Penyetoran melalui bank oleh pihak ketiga dilakukan sesuai
prosedur dan tata- cara sebagai berikut:
- Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Desa dlm rangka
menyimpan uang dan surat berharga lainnya yang ditetapkan
sebagai rekening kas desa.
- Pihak ketiga/penyetor mengisi STS/tanda bukti lain sesuai
ketentuan yang berlaku.
- Dokumen yang digunakan oleh bank meliputi:
 STS/Slip setoran
 Bukti penerimaan lain yang syah
- Pihak ketiga/penyetor menyampaikan pemberitahuan
penyetoran yang dilakukan melalui bank kepada Kaur
Keuangan sebagai bendahara desa dengan dilampiri bukti
penyetoran/slip setoran bank yang syah.
- Kaur keuangan sebagai Bendahara desa mencatat semua
penerimaan yang disetor melalui bank.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


101
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

3) Prosedur Penerimaan melalui Petugas Pemungut


Penerimaan melalui Petugas Pemungut adalah:
- Kepala Desa menetapkan Petugas Pemungut;
- penyetor mengisi STS/tanda bukti lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku;
- Petugas Pemungut menerima uang sesuai yang tercantum dalam
STS/tanda bukti lainnya;
- Petugas Pemungut dapat menyetorkan penerimaan melalui Kaur
keuangan senbagai Bendahara Desa atau bank;
- Petugas Pemungut menyampaikan pemberitahuan penyetoran
kepada Kepala Desa; dan
- Kaur Keuangan yang menjalankan fungsi kebendaharaan desa
mencatat semua penerimaan yang disetor melalui bank.

e. Prosedur penatausahaan pengeluaran


Prosedur pengeluaran meliputi:
Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dengan proses
sebagai berikut:
(1) Pelaksana Kegiatan anggaran mengajukan pendanaan untuk
melaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA).
(2) DPA di verifikasi oleh Sekretaris Desa dan di sahkan oleh Kepala
Desa.
(3) Pelaksana Kegiatan anggaran bertanggungjawab terhadap
tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran
belanja kegiatan dengan mempergunakan Buku Pembantu Kas
Kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
didesa.
(4) Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran pelaksana kegiatan
anggaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
kepada Kepala Desa.
(5) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) terdiri dari:
a. Rencana kegiatan dan anggaran
b. Rencana kerja kegiatan desa
c. Rencana anggaran biaya (RAB)
(6) Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran, Sekretaris Desa
berkewajiban untuk:
a. meneliti kelengkapan DPA yang diajukan oleh pelaksana
kegiatan;
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBdes
yang tercantum dalam permintaan pembayaran;
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
102
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

c. menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan


d. mengembalikan atau menolak pengajuan permintaan
pembayaran oleh pelaksana kegiatan anggaran apabila tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

D. TAHAP PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN


KEUANGAN DESA
Pelaporan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal
yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu
periode tertentu sebagai bentuk pelaksanaan tanggungjawab
(pertanggungjawaban) atas tugas dan wewenang yang diberikan.
Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan
oleh suatu organisasi kepada pihak internal dan eksternal, yang merupakan
salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi kepada pihak yang
membutuhkan.
Laporan pertanggungjawaban mempunyai pengertian keterangan secara rinci
baik tertulis maupun lisan atas segala pelaksanaan kegiatan suatu organisasi
atas sebuah mandat guna dipertanggungjawabkan kepada pemberi mandat
(masyarakat ataupun pemerintah diatasnya).
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran yang
selanjutnya disebut LPPD Akhir Tahun Anggaran adalah laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati/Walikota sebagai bentuk
pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi laporan semua
kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-tugas
dan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota selama satu tahun anggaran.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Masa Jabatan Kepala
Desa yang selanjutnya disebut LPPD Akhir Masa Jabatan adalah proses
kegiatan pelaporan Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat
sebelum berakhirnya masa jabatan, meliputi laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa selama 6 (enam) tahun.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran Kepala
Desa yang selanjutnya disebut LKPJ Akhir Tahun Anggaran adalah proses
kegiatan pelaporan Kepala Desa kepada rakyat melalui Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi keterangan seluruh proses
pelaksanaan peraturan-peraturan desa termasuk Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
1. Ketentuan Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pengelolaan
Keuangan Desa
Modul Pelatihan BPD Tahun 2018
103
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa semester


pertama kepada Bupati/Wali Kota melalui camat yang terdiri dari:
a. laporan pelaksanaan APB Desa; dan
b. laporan realisasi kegiatan.
Kepala Desa menyusun laporan dengan cara menggabungkan seluruh
laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran paling lambat minggu kedua
bulan Juli tahun berjalan.
Bupati/Wali Kota menyampaikan laporan konsolidasi pelaksanaan APB
Desa kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa
paling lambat minggu kedua Bulan Agustus tahun berjalan.

PERTANGGUNGJAWABAN
Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APB
Desa kepada Bupati/Wali Kota melalui camat setiap akhir tahun anggaran
dan disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun
anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Peraturan Desa tentang Laporan Pertanggungjawaban Realisasi APB Desa
disertai dengan:
a. laporan keuangan, terdiri dari:
- laporan realisasi APB Desa; dan
- catatan atas laporan keuangan.
b. laporan realisasi kegiatan; dan
c. daftar program sektoral, program daerah dan program lainnya yang
masuk ke Desa.
Laporan Pertanggungjawaban merupakan bagian dari laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa akhir tahun anggaran.
Bupati/Wali Kota menyampaikan laporan konsolidasi realisasi pelaksanaan
APB Desa kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan
Desa paling lambat minggu kedua Bulan April tahun berjalan.
Selain menyampaikan laporan kepada Bupati/Wali Kota, laporan
pertanggungjawaban wajib diinformasikan kepada masyarakat melalui
media informasi paling sedikit memuat:
a. laporan realisasi APB Desa;
b. laporan realisasi kegiatan;
c. kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana;
d. sisa anggaran; dan
e. alamat pengaduan.

2. Tujuan dan Manfaat

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


104
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Pelaporan merupakan salah satu mekanisme untuk mewujudkan dan


menjamin akuntabiltas pengelolaan keuangan desa, sebagaimana
ditegaskan dalam asas Pengelolaan Keuangan Desa (Asas Akuntabel).
Hakikat dari pelaporan ini adalah Pengelolaan Keuangan Desa dapat
dipertanggungjawabkan dari berbagai aspek seperti hukum, administrasi,
maupun moral. Dengan demikian, pelaporan pengelolaan keuangan desa
menjadi kewajiban Pemerintah Desa sebagai bagian tak terpisahkan dari
penyelengaraan pemerintahan desa.
Secara umum tujuan pelaporan keuangan disusun adalah bentuk
pertanggungjawaban lembaga atas penggunaan dan pengelolaan sumber
daya yang dimiliki dalam suatu periode tertentu.
Dari tujuan umum tersebut dapat diketahui beberapa manfaat pentingnya
pelaporan keuangan bagi Desa, diantaranya:
a. Mengetahui tingkat efektifitas, efisiensi dan kemanfaatan pengelolaan
sumber daya ekonomi oleh Desa dalam 1 tahun anggaran.
b. Nilai kekayaan bersih yang dimiliki Desa sampai dengan posisi terakhir
periode pelaporan akan dapat diketahui secara akurat.
c. Sebagai alat evaluasi kinerja aparatur desa utamanya Kepala Desa
yang lebih informulirif.
d. Sebagai sarana pengendalian terhadap kemungkinan terjadinya
praktik penyalahgunaan ataupun penyimpangan sumber – sumber
ekonomi yang dimiliki Desa.
e. Sebagai wujud riil implementasi azas transparansi dan akuntabilitas
yang diamanatkan peraturan perundangan yang dapat dijadikan
model praktis bagi entitas lain.
3. Penyampaian Informasi Laporan Kepada Masyarakat
Sejalan dengan prinsip transparansi, akuntabel, dan partisipatif yang
merupakan ciri dasar tata kelola pemerintahan yang baik ( Good
Governance), maka pertanggungjawaban tidak hanya disampaikan
kepada pemerintah yang berwenang, tetapi juga harus disampaikan
kepada masyarakat baik langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung, pertanggungjawaban kepada masyarakat bisa
disampaikan melalui Musyawarah Desa sebagai forum untuk membahas
hal-hal strategis, yang dihadiri BPD dan unsur-unsur masyarakat lainnya.
Selain itu, laporan pertanggungjawaban juga dapat disebarluaskan
melalui berbagai sarana komunikasi dan informasi seperti papan
Informasi Desa, web site resmi pemerintah kabupaten atau bahkan desa.
4. Sanksi

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


105
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Untuk pemberian sanksi, di dalam pasal 28 Undang-Undang Nomor 6


Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa Kepala Desa yang tidak
melaksanakan kewajiban dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan
dan/atau teguran tertulis. Dalam hal sanksi administratif tidak
dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat
dilanjutkan dengan pemberhentian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
pasal 25, dalam hal Kepala Desa tidak atau terlambat menyampaikan
laporan realisasi penggunaan dana desa, Bupati/Walikota dapat menunda
penyaluran dana desa sampai dengan disampaikannya laporan realisasi
penggunaan dana desa.
Dalam pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, disebutkan bahwa dalam hal terdapat SiLPA Dana Desa lebih
dari 30 % pada akhir tahun anggaran sebelumnya, Bupati/Walikota
memberikan sanksi administratif Kepala Desa yang bersangkutan. Sanksi
berupa penundaan penyaluran Dana Desa tahap I tahun anggaran
berjalan sebesar SiLPA Dana Desa. Dalam hal pada tahun anggaran
berjalan masih terdapat SiLPA Dana Desa lebih dari 30%, Bupati/Walikota
memberikan sanksi administratif Kepada Desa yang bersangkutan. Sanksi
berupa pemotongan Dana Desa tahun anggaran berikutnya sebesar SiLPA
Dana Desa tahun berjalan. Pemotongan penyaluran Dana Desa menjadi
dasar Menteri melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa untuk
Kabupaten/Kota tahun anggaran berikutnya.Ketentuan mengenai
pengenaan sanksi administratif diatur dengan peraturan Bupati/Walikota.

Modul Pelatihan BPD Tahun 2018


106

Anda mungkin juga menyukai