Anda di halaman 1dari 9

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN

DAN PERUBAHAN PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI 4.0

ARTIKEL
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan

Oleh :
Alma Nurita Maulidani
NIM 180210301065
Kelas B

Dosen pengampu:
Mukhammad Zulianto, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN
DAN PERUBAHAN PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Oleh : Alma Nurita Maulidani

Kemajuan pendidikan menjadi salah satu pemicu terhadap majunya peradaban manusia
zaman sekarang. Ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung membuat manusia
terdorong untuk selalu melakukan inovasi-inovasi baru. Kemajuan tersebut dibuktikan dengan
adanya perkembangan revolusi industri yang diawali dari revolusi industri pertama sampai saat ini
mencapai revolusi industri keempat. Lahirnya revolusi industri pertama dengan ditemukannya
mesin uap sebagai tenaga pengganti hewan dan manusia. Revolusi industri kedua lahir dengan
dikembangkannya konsep produksi masal melalui mesin produksi interchangeable part yang
menggunakan tenaga listrik. Revolusi industri ketiga lahir dengan diterapkannya sebuah teknologi
informasi yang dibantu oleh komputer dan jaringan internet yang memiliki dampak terhadap suatu
perubahan budaya manusia.
Dan saat ini peradaban manusia di zaman abad ke 21 telah mengalami revolusi industri yang
keempat yang ditandai dengan sistem cyber physical. Untuk menghadapi revolusi industri 4.0
dibutuhkan berbagai persiapan yang matang, terutama dalam hal pendidikan mengenai bagaimana
pembelajaran pendidikan yang tepat untuk diterapkan. Peserta didik dan pendidik dituntut untuk
mempunyai kemampuan yang sesuai pada zaman abad ke 21 ini dalam proses belajar mengajar.
Sejumlah tantangan dan peluang harus dapat dihadapi oleh siswa dan guru agar dapat bertahan
dalam abad pengetahuan di era informasi ini (Yana, 2013).
Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu prinsip pembelajaran seperti apa yang
sesuai dan harus terpenuhi dalam proses pendidikan abad ke-21 yang tertuang dalam buku
paradigma pendidikan nasional abad XXI yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP) yang didalamnya disebutkan terdapat 16 prinsip pembelajaran. Sedangkan Pemendikbud
No. 65 tahun 2013 mengemukakan bahwa terdapat 14 prinsip pembelajaran, terkait dengan
implementasi Kurikulum 2013. Menurut Jennifer Nichols terdapat 4 prinsip pokok pembelajaran
pada abad ke 21 yang dijelaskan seperti berikut:
1. Instruction should be student-centered
Pengembangan pembelajaran seharusnya menggunakan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. Peserta didik ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang
secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Peserta didik tidak lagi
dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan oleh pendidik,
tetapi berupaya untuk membangun pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas
dan tingkat perkembangan berpikirnya, sambil diajak berkonstribusi untuk memecahkan
masalah-masalah yang dialami oleh masyarakat disekitar lingkungannya.
2. Education should be collaborative
Peserta didik harus diajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain yang berbeda dalam
latar belakang budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam mencari informasi dan
membangun makna, peserta didik harus dituntut untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman
di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu diajarkan bagaimana juga
menghargai kekuatan dan potensi setiap orang serta bagaimana dalam mengambil peran dan
menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
3. Learning should have contest
Pembelajaran tidak aan memiliki banyak makna apabila tidak memberikan dampak terhadap
kehidupa peserta didik di luar sekolah. Oleh sebab itu materi mata pelajaran harus diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pendidik harus mengembangkan metode
pembelajaran yang dapat membuat peserta didik terhubung dengan dunia nyatanya. Pendidik
juga harus membantu peserta didik supaya dapat menemukan nilai, makna, dan sebuah
keyakinan terhadap apa yang sedang dipelajarinya, serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Schools should be integated with society
Dalam upaya untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki
tanggungjawab, sekolah seharusnya dapat memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam
lingkungan sosialnya. Contohnya yaitu mengadakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk
mengajak peserta didik mengabdi kepada masyarakat, dimana peserta didik disana dapat belajar
dalam mengambil peran dan dapat melakukan suatu kegiatan tertentu di lingkungan sosialnya.
Peserta didik dapat dilibatkan dalam pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti
program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu peserta didik
perlu untuk dilatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya, contohnya mengunjungi panti-
panti asuhan ataupun yayasan yatim piatu.
Empat prinsip tersebut dapat menjadi acuan yang harus diterapkan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran di kelas. Berhasil tidaknya pembangun sumber daya manusia masa depan,
sangat ditentukan dari kualitas pendidikan yang ada pada saat ini. Pendidik dituntut mampu menjadi
agent of change (agen perubahan) dan mampu menjadi ujung tombak bagi keberhasilan dunia
pendidikan di Indonesia.
Banyak hal yang perlu diubah oleh suatu negara yang ingin menuju kemajuan. Seperti di
Indonesia yang saat ini menghadapi era revolusi industri 4.0 yang memiliki tingkat kompetisi yang
semakin ketat. Dari beberapa perubahan yang perlu dilakukan, perbaikan sumber daya manusia
merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Perbaikan sumber daya manusia dapat terwujud
salah satunya dengan cara mengubah metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang ada pada
saat ini di Indonesia. Setidaknya terdapat beberapa hal yang harus diubah dari sisi pendidikan di
Indonesia. Pertama yang paling penting yaitu dengan mengubah sifat dan pola pikir anak-anak
muda di Indonesia saat ini. Dalam hal ini melibatkan guru dan orang tua yang memiliki peran
penting dengan memprioritaskan peserta didik memiliki penguasaan ilmu dan karakter yang positif.
Sehingga peserta didik memiliki karakter yang baik untuk menjadi generasi yang senantiasa selalu
belajar dan mendewasakan diri sendiri yang memiliki tanggug jawab besar terhadap masa depan
bangsa Indonesia.
Yang kedua yaitu bagaimana peran sekolah dalam mengasah dan mengembangkan bakat
generasi muda penerus bangsa. Misalnya dalam usaha untuk mengembangkan bakat peserta didik di
sekolah, guru wajib untuk melakukan berbagai jenis usaha dengan cara mengaplikasikan disiplin
sekolah, pelatihan yang mengasah keterampilan peserta didik, memberikan suatu motivasi dalam
proses pembelajaran, dan mengapresiasi setiap peserta didik yang mempunyai prestasi.
Kemudian yang terakhir yaitu pengembangan kemampuan institusi pendidikan tinggi dalam
mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pada zaman sekarang. Berdasarkan
hal tersebut, maka perguruan tinggi dituntut untuk bisa merancang metode pendidikan yang baru
sehingga mampu menyesuaikan kebutuhan pada zaman sekarang, yaitu seperti:
Pertama, pendidikan yang dilaksanakan atas dasar semangat discovery. Jadi model
pendidikan seperti ini memiliki tujuan dalam kegiatannya untuk bisa meraih penemuan-penemuan
besar yang berguna terhadap perubahan-perubahan kehidupan manusia di zaman yang akan datang.
Kedua, pendidikan yang diselenggarakan untuk melahirkan banyak tenaga profesional perakit yang
dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri. Ketiga, menjadikan para pelaku pasar dan dunia industri
yang telah berhasil sebagai praktisi atau penggiat dunia usaha dan industri. Mereka diminta untuk
menyampaikan apa yang mereka lakukan setiap saat serta memberikan motivasi supaya peserta
didik mempunyai semangat dan berinovasi untuk bisa menjadi seperti mereka. Keempat,
pendidikan yang selama ini diselenggarakan perlu dikembangkan kajian yang tidak hanya mengacu
pada disiplin semata melainkan mengacu pada basis kebutuhan pasar. Misalnya dengan
mendatangkan futurelog yang dapat memprediksi revolusi kehidupan seperti apa yang akan terjadi
di masa yang akan datang. Sehingga agar dunia pendidikan segera untuk menuju ke arah sana.
Selain itu, pemerintah mempunyai peran penting dalam mengubah metode pembelajaran
pendidikan yang ada di Indonesia saat ini. Pemerintah perlu menyediakan fasilitas yang cocok
dengan kebutuhan peserta didik . Salah satunya yaitu dengan memfasilitasi teknologi yang canggih
supaya peserta didik memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi berbagai tantangan di zaman
revolusi industri 4.0. Karena keadaan teknologi yang selalu berubah, dibutuhkan kemampuan
adaptasi supaya anak muda Indonesia tidak ketinggalan zaman dan mampu untuk bersaing dan
memiliki nilai-nilainya sendiri.
Dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dibutuhkan suatu pendidikan yang bisa
melahirkan generasi yang inovatif, kreatif, dan kompetitif. Tentu hal tersebut dapat dicapai salah
satunya denga cara menggunakan secara optimal teknologi yang ada sebagai alat yang membantu
pendidikan. Dan diharapkan mampu mewujudkan output yang dapat mengubah zaman menjadi
lebih baik lagi. Dan saat ini telah saatnya untuk mengubah proses pembelajaran yang cenderung
berfokus pada hafalan atau sekedar menemukan satu jawaban yang benar dari soal. Metode
pembelajaran pendidikan di Indonesia harus mulai untuk beralih kepada proses-proses pemikiran
yang dapat mengasah kemampuan cara berpikir yang kreatif dan inovatif. Tentu saja hal ini di-
butuhkan dalam menghadapi berbagai perkembangan dari teknologi dan ilmu pengetahuan.
Salah satu yang dapat menjadi solusi bagi lembaga pendidikan dalam menghadapi era
revolusi industri 40 yaitu dengan menggunakan Big Data. Big Data merupakan suatu sistem
teknologi yang dilahirkan untuk mengatasi ledakan informasi dimana pertumbuhan pengguna
mobile dan data internet yang semakin besar. Tenteu pertumbuhan tersebut sangat berpengaruh
terhadap perkembangan volume serta jenis data yang selalu meningkat secara signifikan di dunia
maya. Big Data dimanfaatkan dalam bidang pendidikan karena mampu membantu pendidik dalam
meneliti dan menganalisa kemampuan peserta didik dengan mudah. Selain itu dengan menggunakan
Big Data juga dapat memudahkan pendidik dalam menentukan bagaimana langkah yang harus
dilaksanakan untuk menjaga prestasi dari peserta didik. Seperti yang telah dilakukan oleh
Universitas Indonesia dengan menggunakan scele dan siak-ng yang adalah salah satu penerapan e-
learning pada perguruan tinggi tersebut yang membuat pengambilan dan pengumpulan data makin
mudah dan makin terkontrol dengan baik.
Dalam dunia pembelajaran abad ke 21 ini juga menuntut guru supaya memiliki karakteristik
antara lain: (1) Guru selain menjadi fasilitator, juga harus sebagai inspirator dan motivator. (2) Guru
harus mampu menyalurkan diri dalam era pedagogi siber atau disebut dengan era digital, yaitu
tingginya minat dalam membaca. (3) pada abad 21 seorang guru harus mempunyai kemampuan
untuk menulis. Karena memiliki minat tinggi saja dalam mebaca masih belum cukup sebagai guru,
tetapi harus juga memiliki skill dalam menulis. Selain itu, guru juga dituntut untuk dapat
memunculkan gagasan-gagasan yang inovatif ke dalam bentuk buku atau ke dalam suatu karya
ilmiah. (4) guru di abad 21 harus memiliki kreatifitas dan inovatif dalam mengembeangkan suatu
metode pembelajaran atau mencari solusi dalam pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berbasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Karena memiliki penguasaan terhadap e-learning bagi seorang pendidik pada abad 21
merupakan suatu kewajiban, supaya dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan mudah dan
dapat diterima oleh peserta didik. (5) karakteristik guru pada abad 21 di tengah perkembangan era
teknologi digital yang semakin pesat, harus dapat melakukan sebuah transformasi kultural. Sebab
itu transformasi mengandaikan terjadinya suatu proses perubahan dan pergantian dari sesuatu yang
dianggap lama menjadi sesuatu yang baru.
Saat ini yang menjadi poin penting adalah mampukah pendidikan tinggi di Indonesia untuk
beradaptasi dengan era revolusi industri 4.0?
Apabila di dunia industri sedang dihadapkan dengan tantangan era generasi keempat
revolusi industri 4.0, maka berbeda dengan halnya pendidikan di Indonesia yang masih saja saat ini
menghadapi ragam tantangan di era generasi ketiganya (3.0). kondisi seperti ini ditandai dengan
adanya tuntutan peningkatan kualitas dalam pembelajaran dan meninggalkan pola kebijakan lama
yang hanya berpusat pada permasalahan pemerataan akses dan pemenuhan saran prasarana
pendidikan.
Perubahan pola terhadap suatu kebijakan yang berorientasikan pada kualitas pembelajaran
yang seperti ini sejalan dengan tuntutan tentang apa dan bagaimana seharusnya pendidikan di
Indonesia sebagai media dalam menyiapkan sumber daya manusia yang siap untuk terlibat dalam
berbagai tantangan revolusi industri 4.0 tersebut. pertanyaan yang selalu muncul yaitu, “Siapkah
pendidikan kita memenuhi tuntutan dan menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0?”.
Terdapat beberapa hal tentang sejauh mana pendidikan di Indonesia dan persiapan apa saja
yang dibutuhkan, antara lain:
1) Kurikulum. Kebijakan kurikulum harus mampu mengkolaborasi kemampuan yang dimiliki
oleh peserta didik pada dimensi pedagogik, kecakapan hidup, kemampuan hidup bersama
(kolaborasi), dan berpikir kritis dan kreatif. Banyak yang mengatakan bahwa implementasi
kurikulum di lapangan mengalami degradasi yang tidak sesuai dengan konteks dan tidak lagi
berorientasi pada pencapaian kemampuan peserta didik dalam pemahaman ilmu pada konteks
praktik dan keseharian, tetapi hanya berkisar pada target pencapaian kompetensi peserta didik
yang dituangkan pada nilai-nilai akademik saja.
2) Metode Belajar. Selama ini orang menganggap bahwa pendidik merupakan kunci keberhasilan
dalam sebuah proses pembelajaran kepada peserta didik, tetapi tidak sadar untuk mengakui
bahwa pendidik bukanlah satu-satunya menjadi sumber belajar di dalam ruang kelas, sehingga
seperti merupakan bahwa peserta didik adalah subjek dalam proses pembelajaran juga
sesungguhnya merupakan sumber belajar bagi rekan sebayanya. Metode pembelajaran yang
beragam membuka peluang pendidik untuk mengeksplorasi peserta didik dan cara
pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Diharapkan dapat memperbanyak awasan
peserta didik tentang kontekstualitas suatu ilmu yang didapatkan saat pembelajaran menuju
praktik hidup yang dihadapinya nanti sebagai tantangan dan bagian dari realitas suatu
kehidupan.
3) Penguasaan Data, Informasi, dan Teknologi. Memberikan suatu stimulus dan memberikan
fasilitas kepada peserta didik serta seluruh warga pendidikan untuk dapat menguasai data dan
informasi secara global, dan teknologi informasi yang dielaborasi dengan membuat suatu
inovasi ruang-ruang kreativitas dan berbagai peluang yang dapat memberikan keuntungan
ekonomi yang bersifat luas. Dalam hal ini perguruan tinggi harus mampu mengakomodir
infrastruktur digital yang diperlukan oleh peserta didik dan warga pendidikan untuk
mewujudkan suatu penguasaan sata, informasi, serta teknologi tersebut.
4) Kapasitas Yang Adaptif. Mendorong perkembangan pendidikan yang berbasis vokasional, yang
memiliki berbagai keterampilan yang tidak sekadar mengutamakan konsep link dan match
antara perguruan tinggi dengan dunia industri, tetapi harus juga menekankan pada kapasitas
lulusan yang adaptif, lincah, dan sensitif terhadap suatu perubahan lingkungan ekonomi dan
industri.
Oleh karena itu, dengan media teknologi dan informasi dapat meningkatkan mengembangkan
kapabilitas pendidik supaya dapat memenuhi beragam peran dan tanggung jawabnya yang
berhubungan dengan dia menjadi seorang tenaga pendidik. Media teknologi informasi tersebut lebih
baik memberikan guru ruang gerak pada era digital untuk menyediakan dan merencanakan
pembelajaran yang interaktif.
Penggunaan media dan teknologi dengan efektif diharapkan supaya para pendidik lebih
terorganisasi dalam melaksanakan tugas pembelajarannya. Yang diawali dengan merencanakan
tujuan pembelajaran, mengubah kegiatan yang sering dilakukan di kelas sehari-hari sesuai dengan
kebutuhan, dan sehingga dapat mengevaluasi dalam menentukan dampak dari instruksi yang
dipakai pada kemampuan perasaan, mental, interpersonal skill, nilai, dan keterampilan motorik
siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Laksamana, Brimy. 2014. Pembelajaran abad ke 21 dan Transformasi Pendidikan. [online]


http://edukasi101.com?innovatedpembelajaran-abad-ke-21-dan-transformasi-pendidikan/ diunduh
pada Tanggal 13 Mei 2019 pukul 08.45 WIB

BSNP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. [online] http://www.bnsp-


indonesia.org/id/wpcontent/uploas/2012/04/Laporan-BNSP-2010.pdf diunduh pada tanggal 13 Mei
2019 pukul 09.43 WIB

Abdillah, Noval. 2018. Peran Pendidik Menghadapi Revolusi Industri 4.0Melalui Pembelajaran
Abad 21.

Saripudin, Udin. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Abad 21 dengan Menggunakan


Teknologi Web 2.0. [online] https://www.researchgate.net/publications/319702062 diunduh pada
tanggal 15 Mei 2019 pukul 19.45 WIB

Ahmad, Yusrin. 2019. Metode Pendidikan Baru dalam Beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0.
[online] http://staiddisidrap.ac.id/blog/metode-pendidikan-baru-dalam-beradaptasi-dengan-revolusi-
industri-4-0/ diunduh pada tanggal 19 Mei 2019 pukul 12.47 WIB

Anda mungkin juga menyukai