Anda di halaman 1dari 6

Perempuan Indonesia yang Berbudaya, Berilmu, dan Beretos Kerja

(Kartini 4.0)

Seperti kata Kartini dalam buku biografi karya Imron Rosyadi: “Dari perempuanlah pertama-tama manusia
itu menerima didikannya, diharibaannyalah anak itu belajar merasa, berpikir, dan berkata kata”

Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis
malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam. - R. A. Kartini

Tak ada kehidupan yang akan sama dari hari ke hari. Seiring berjalannya waktu, kehidupan akan terus
mengalami perubahan dan perkembangan.

Sedang wanita, seiring dengan berjalannya waktu akan terus semakin maju, semakin bijaksana dan
membawa kebahagiaan luar biasa buat orang-orang di sekitarnya.

Seiring dengan berkembangnya zaman, wanita pun bisa berkarya dan memiliki karir yang sejajar dengan
para pria tapi tidak melupakan kodratnya sebagai wanita.

Apa itu Era 4.0?

Secara singkat, pengertian industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi
otomatisasi dengan teknologi cyber.

Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal
tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Tantangan Kartini 4.0

Dalam Era Revolusi Industri 4.0, Era Digital, Era yang serba instan dimana informasi dapat kita peroleh
dengan mudah. Bukan berarti tantangan akan semakin mudah, justru tantangan perempuan indonesia
akan semakin meningkat.

Apa saja tantangannya?

1. Kartini 4.0 harus tetap menjunjung budaya bangsa walaupun akulturasi dari luar telah banyak
masuk ke Indonesia. Contoh: budaya korea dengan maraknya drama korea yang masuk ke
indonesia. Akhirnya menimbulkan akulturasi asing (korea) masuk ke indonesia, lifestyle,
contohnya: penggunaan cat rambut dan model rambut, lagu, makanan, dan lain sebagainya.
Sehingga walaupun negara kita gencar dimasuki akulturasi dari luar, tetapi hal tersebut tidak
menggoyahkan akar kebudayaan yang telah diajarkan sejak kecil. Semakin cerdas seseorang,
biasanya akan berbanding lurus dengan tingkat sopan santunnya (berdasarkan penelitian sendiri
dari mahasiswa yang kami temui)

2. Kartini 4.0 harus berilmu, tentunya dengan meningkatkan budaya literasi untuk diri sendiri
terlebih dahulu, selanjutnya bisa ditularkan di lingkungan sekitarnya. Dengan jaman yang serba
instan, kita dapat membaca literatur apapun dari sosial media. Tentunya kita harus pandai
mencari sumber informasi yang akurat, karena saat ini juga banyak berita-berita hoax. Biasakan
untuk membaca berita secara lengkap, tidakhanya headline nya saja.
bagaimana cara mengukur peran perempuan generasi now telah mengadopsi semangat Kartini?
Salah satu pendekatan terukur adalah merujuk pada angka partisipasi masyarakat (APM).
Parameter ini dapat melihat sudah sampai sejauh mana jumlah anak pada kelompok usia tertentu
sedang menempuh pendidikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015, APM SD perempuan sekitar 96,86% atau
sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang sekitar 96,45% di wilayah perkotaan. Hal
yang sama terjadi di wilayah perdesaan. Nilai APM SD perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-
laki.

APM SMP perempuan sekitar 81,80% lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang sekitar
79,50% di wilayah perkotaan. Di wilayah perdesaan, angka APM tingkat SMP perempuan 77,49%
atau lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang sekitar 73,07%.

Sementara, jenjang pendidikan SMA perempuan sekitar 66,68%, lebih tinggi dibandingkan laki-
laki yang hanya 64,88% di wilayah perkotaan. Dan, untuk wilayah perdesaan, SMA perempuan
sekitar 54,37% lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang hanya 52,52%.

Khusus perguruan tinggi, nilai APM perempuan memperlihatkan pula angka yang lebih besar
dibandingkan pria. Nilai APM perempuan sebesar 26,86% dan laki-laki hanya 22,54% untuk
wilayah tinggal perkotaan. Adapun wilayah perdesaan, APM jauh lebih rendah dari perkotaan,
yaitu 9,62% untuk perempuan dan 7,36% untuk laki-laki.

Dari data resmi BPS itu terlihat bahwa akses pendidikan bagi kaum perempuan masa kini
sebenarnya sudah semakin terbuka. Namun, kita juga tidak boleh mengabaikan realitas sosial
yang masih memarginalkan kaum perempuan di negeri ini.

Dalam banyak kasus kekerasan seksual atau kekerasan rumah tangga, kerap kali perempuan
diposisikan sebagai pihak yang lemah dan bersalah. Persoalan lain yang juga masih membelenggu
adalah dis kriminasi upah secara perbedaan gender. Data BPS Februari 2017, memperlihatkan
adanya perbedaan upah yang diterima antara perempuan dan pria.

Di sektor pertanian, misalnya. Upah yang diterima laki-laki sebesar Rp1,93 juta per bulan, upah
yang diterima perempuan setiap bulannya sebesar Rp1,14 juta. Hal yang sama juga terjadi di
sektor pertambangan hingga keuangan.

Persoalan yang tidak kalah penting adalah masih tingginya angka kematian ibu (AKI) selama
proses persalinan di Indonesia. Data survei indikator kesehatan nasional 2016 memperlihatkan
bahwa angka AKI di Indonesia mencapai 306 orang per 100.000.

Angka ini berada di atas target rencana pembangunan jangka menengah 2014-2019 sebesar 276
per 100.000 kelahiran. Terlepas dari tantangan yang masih mengadang, tentunya kaum
perempuan memiliki andil besar untuk merespons semua persoalan yang ada.

3. Kartni 4.0 pempunya etos kerja yang baik. Disini harus mendisiplinkan diri dalam mengatur waktu.
Baik tugas di tempat kerja, maupun tugas dirumah. Dikarenakan perempuan bila dirumah tentu
punyai tugas-tugas spesifik yang tidak hanya berhubungan dengan diri sendiri saja, namun terkait
juga dengan pekerjaan rumah tangga yang rutin dikerjakan setiap hari nya. Etos kerja yang baik
adalah selalu mengupgrade diri untuk menjadi lebih baik.

Dengan tantangan tersebut perempuan indonesia tidak hanya dapat mengembangkan diri dengan baik,
tetapi juga akan dapat mencetak generasi penerus yang handal.

Artinya, perempuan itu menjadi entitas penting dalam komunitas, baik di level keluarga maupun
bernegara dan berbangsa. Ketika seorang ibu yang notabene adalah seorang perempuan telah
mampu menjadi pengayom yang baik bagi anak dan suami, maka dari sanalah mulai dibangun
kekuatan untuk merekatkan komunitas di level terkecil bernama keluarga.
Fenomena 1, sebagai working mom

Sebagai working mom, tentunya perempuan harus lebih jeli dalam membagi waktunya. Ketika di
tempat kerja harus dapat fokus dengan pekerjaan, sehingga pekerjaan selesai tepat waktu tanpa harus
membawa pekerjaan ke rumah. Ketika dirumah ibu dapat banyak berkomunikasi dengan keluarga,
meluangkan waktu dengan anaknya (dengan mengajarkan ilmu baru). Karena masih banyak working mom
ketika dirumah hanya tinggal capeknya, dan anaknya dibiarkan bermain gadget, tanpa memberikan
pendampingan sebagai bekal ilmu anak.
Fenomena 2, sebagai ibu rumah tangga sejati

Sebagai ibu rumah tangga, tentunya ibu dapat meluangkan waktu lebih banyak dengan berkarya
di rumah. Ibu rumah tangga harus dapat meluangkan waktunya untuk hal-hal yang positif. Sehingga
dengan ilmu tesebut dapat berguna untuk anaknya. Pembekalan ilmu pada ibu rumah tangga dapat
disesuaikan dengan hobi masing-masing ibu.

Pemilihan Edukasi yang baik untuk anak di era digital 4.0 oleh bapak hardianto

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Edukasi adalah Pendidikan. Sedangkan Definisi pendidikan menurut
KBBI adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam proses pembelajaran semua
data akan tersimpan dalam otak manusia dan akan diproses sesuai dengan data yang telah ada
sebelumnya dalam proses pembelajaran masa lalunya. Oleh sebab itu sebelum memulai pembahasan
pemilihan edukasi yang sesuai maka kita harus terlebih dahulu mengetahui cara kerja system otak
manusia.

Bagian otak dibagi menjadi 4 bagian utama, pertama otak besar (Celebrum), otak kecil (Cerebellum),
Batang otak (Brainstem), dan yang keempat adalah Pons. Dari bagian otak yang berfungsi untuk mengolah
data dengan output kecerdasan serta berfungsi untuk membentuk kepribadian seseorang adalah bagian
otak besar atau Celebrum. Dalam otak besar dibagi menjadi 2 bagian, yang pertama otak bagian kanan
dan otak bagian kiri.

Fungsi otak pada bagian kanan dan kiri memiliki peran yang berbeda. Fungsi otak kanan adalah

 Mengontrol sisi tubuh bagian kiri


 Bertanggung jawab atas perkembangan Emotional Quotient (EQ) misalnya bersosialisasi,
berkomunikasi, mengendalikan emosi, serta berinteraksi dengan manusia yang lain
 Bertanggung jawab atas kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, serta
mengekspresikan tubuh seperti menari, melukis, bernyanyi, maupun kegiatan-kegiatan lainnya.

Sedangkan otak sebelak kiri berfungsi untuk

 Mengontrol sisi tubuh bagian kanan


 Merupakan pusat Intelegent Quotient (IQ) atau hal-hal yang memiliki hubungan dengan rasio dan
logika seperti kemampuan untuk membaca dan menulis.

Dari penjelasan diatas, system kerja otak manusia adalah memberikan data dalam system memory otak
manusia untuk diolah dan digunakan dalam mengolah data yang masuk berikutnya. Contohnya secara
normal semua orang bisa menendang bola, tapi yang bisa menendang dengan akurat hanya orang yang
telah melakukan latihan. Artinya semua orang bisa menjadi apapun yang dia inginkan, asalkan mau
berlatih. Permasalahan yang timbul dalam melatih otak kita berada pada pelatihnya. Kita harus
mendapatkan pelatih yang baik agar kita bisa mencapai tujuan kita.

Dalam industry 4.0 kekuatan berpusat pada IOT, siapa yang dapat memanfaatkan teknologi maka dia akan
menjadi pemenang. Pergeseran dalam industry tersebut menyebabkan pergeseran polah pikir manusia.
Jika pada masa lalu jalan-jalan itu adalah proses menghabiskan uang, maka dalam industry 4.0 jalan-jalan
bisa menjadikan proses mendapatkan uang. Dari sini sudah saatnya mengubah tujuan pemikiran kita yang
berasal dari pemikiran yang bersifat sarional menjadi rasional dan imajinatif, dan mengubah tujuan hidup
didunia bukan sekedar sejahtera dengan perhitungan matrialistik, tapi menjadi hidup yang bagahia,
karena akhir tujuan kita adalah surga.

Lembaga Kebudayaan

Divisi Lembaga Kebudayaan

1. Divisi Pendidikan Berbasis budaya

2. Divisi kajian ilmiah jurnal dan publikasi

3. Divisi pelestarian dan pertunjukkan budaya serta kerjasama

4. Divisi industri kreatif dan pariwisata

Produk yang telah dihasilkan:

Lagu Islamic wedding

Tari Bedhayan

Buku tentang diaspora

Buku motif batik se jawa timur.

Menjalin kerjasama dengan dekranasda di festival batik Jawa Timur.

Mengadakan festival seni budaya 2017

Program kerja untuk tahun 2019

Mengadakan pelatihan membatik

Focus pada pelestarian dolanan anak

Membuat pojok budaya di taman rekreasi sengkaling

Biograph
Name: Diah Risqiwati (Kiki)

Email: risqiwati@umm.ac.id

Mata Kuliah: Statistika, Keamanan Jaringan, Jaringan Wireless

Penelitian: Wireless Sensor Network, IoT- Wearable Device, Wireless Body


Area Network, Netwok Security
Nama : Hardianto Wibowo

Email : ardi.umm.it@gmail.com

Bidang keahlian : Game Cerdas

Penelitian : Game, Brainwave, Nervus facialis

Reference:
https://www.kominfo.go.id/content/detail/8566/mengenal-generasi-millennial/0/sorotan_media

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171007092000-185-246771/milenial-literasi-dan-media-
sosial

http://koran-sindo.com/page/news/2018-04-20/4/14/Kartini_dan_Perjuangan_Perempuan_Masa_Kini

https://www.maxmanroe.com/revolusi-industri-4-0.html

https://mobnasesemka.com/apa-itu-industri-4-0/

Anda mungkin juga menyukai