BIDANG KEGIATAN :
PKM – GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh :
Yogy Sutoro 3.39.18.0.24 (2018)
Tegar Almar Raihandi 3.39.18.0.21 (2018)
Latifah Rahmawati 3.39.18.0.10 (2018)
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN …............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang …........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan yang Ingin Dicapai …...................................................................................... 2
1.3 Manfaat yang Ingin Dicapai ….....................................................................................2
2. GAGASAN …......................................................................................................................... 3
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan …....................................................................... 3
2.2 Solusi yang Pernah ditawarkan …................................................................................4
2.3 Solusi Diajukan………..…...........................................................................................4
2.3.1 Cara Kerja GPS…………………………………………………………………5
2.3.2 Bagaimana Sinyal Menentukan Lokasi…………………………………...........6
2.4 Pihak-pihak yang Dapat Membantu ….......................................................................7
2.5 Langkah Strategis …...................................................................................................8
3. Kesimpulan …........................................................................................................................9
3.1 Gagasan yang Diajukan …..........................................................................................9
3.2 Teknik Implementasi …..............................................................................................9
3.3 Prediksi Hasil ….........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA …...........................................................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing …............................................................ 11
Lampiran 2. Susunan Organisasi, Tim Kegiatan, dan Pembagian Tugas …............................................ 19
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ….................................................................................. 20
1
1. PENDAHULUAN
Awal mula kemunculan pendakian gunung sudah dimulai sejak masa penjajahan
Belanda. Seorang pencinta alam, penjelajah, dan ilmuwan Frans Junghuhn yang
berkebangsaan Rusia-Jerman sejak tahun 1830 telah mendaki seluruh gunung yang ada di
Pulau Jawa. Kemudian jejaknya diikuti oleh petualang-petulang Eropa (Belanda) lainnya
seperti Wormser dan juga Stehn, pendaki berkebangsaan Eropa yang menulis buku
Panduan Mendaki 30 Gunung di Pulau Jawa pada tahun 1928 (Sastha, 2007).
Menurut Lailissaum dkk (2013), mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan favorit
di Indonesia. Jumlah pendaki gunung terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai
contoh, sebagaimana Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mencatat jumlah wisatawan
nusantara dan mancanegara yang berkunjung pada 2011 mencapai 15.030 orang,
meningkat dibandingkan 2010 sebanyak 13.956 orang (antara News, 5 Januari 2012).
Sedangkan di Gunung Gemeru, sebagaimana diberitakan oleh harian Kompas (9 Mei 2016)
pendakian pada Gunung Semeru mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Pada
minggu pertama pembukaan, yaitu tanggal 1-7 Mei saja Semeru didaki oleh 5.783 pendaki
lokal dan 64 orang turis mancanegara.
Bertambahnya minat jumlah pendakian juga diikuti dengan semakin banyaknya korban
yang meninggal maupun hilang diatas gunung. Sebagaimana dilaporkan oleh Kepala Resor
Ranu Pane berdasarkan data di pos Ranu Pane, jumlah korban pendakian di Gunung
Semeru semenjak meninggalnya Soe Hok Gie dan Idan Lubis karena menghirup gas
beracun dipuncak Semeru pada tahun 1969, tercatat ada 28 orang meninggal dunia, 3 orang
hilang, dan 25 orang mengalami luka-luka (harian sindonews, 10 Juni 2013). Situs yes-
outdoor.com sendiri melaporkan bahwa dari tanggal 1 januari 2013 sampai 12 agustus 2015
terdapat setidaknya 40 korban meninggal saat pendakian di gunung indonesia (diakses pada
22 april 2017).
Pendakian gunung sendiri didefinisikan sebagai olah raga, profesi, dan rekreasi wisata
alam bertujuan untuk menggapai tempat-tempat tertinggi untuk menikmati keindahan alam
(Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, 2015). Sedangkan
menurut Sumitro dkk (1997) pendakian gunung adalah suatu kegiatan yang berorientasi
pada alam tebuka dan mendaki ketempat yang lebih tinggi merupakan tujuan utama
aktivitas olah raga tersebut.
Ada banyak hal yang menjadi alasan dan tujuan dari mendaki gunung bagi masing-
masing orang. Sebagian besar adalah untuk mencapai puncak dari gunung yang didaki.
Akan tetapi tidak jarang tujuan yang ingin dicapai tidak dapat diraih karena tidak memiliki
keyakinan lagi untuk bisa mencapainya. Faktor keyakinan diri inilah yang banyak
menunjang terhadap keberhasilan. Oleh sebab itulah, Sastha (2007) mengingatkan untuk
2
selalu waspada dan menyadari terhadap berbagai macam bahaya dan ancaman, termasuk
ancaman dari dalam diri pendaki, seperti motivasi, dan keyakinan diri.
Selain itu kedisiplinan dalam pendakian juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan dalam proses pendakian. Seperti melakukan simaksi dalam pendakian.
Sebagai contoh, apa yang terjadi pada pendaki asal Swiss, Lionel Deu Creaux yang hilang
di Gunung Semeru yang dilaporkan mendaki tanpa izin. Beruntung, Alice, teman
pendakiannya yang juga hilang ditemukan oleh pendaki lain, sehingga bisa langsung
melapor ke basecamp (Kompas, 2016).
Berdasarkan hal tersebut penulis memiliki gagasan yaitu penggunaan gelang
berbasis GPS tracker utnuk setiap pendaki gunung. Gagasan ini dinamakan Smart
Bracelet Tracker. Diharapkan gagasan ini dapat mempermudahkan petugas dalam
pengawasan para pendaki gunung sehingga apabila terjadi hal yang tidak diinginkan
seperti tersesat atau hilang para petugas evakuator dapat dengan mudah melacak
keberadaan korban sehingga mempercepat proses evakuasi. Selain itu, gagasan ini
dapat memberikan feedback positif terhadap para pendaki dengan memberikan rasa
aman saat pendakian karena posisinya acak mudah terdeteksi oleh GPS.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam gagasan ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Mempermudah petugas basecamp untuk melacak posisi setiap pendaki
1.2.2 Mengefisienkan waktu pencarian pendaki yang tersesat atau hilang
1.3 Manfaat
1.3.1 Memudahkan tim SAR melakukan pencarian korban
1.3.2 Menghemat biaya dalam pencarian korban karena dapat mempersingkat durasi
pencarian.
1.3.3 Mempercepat waktu operasi pencarian korban yang hilang atau tersesat
2. GAGASAN
Meskipun dari data diatas menunjukan trend penurunan dalam kasus hilang atau
kecelakaan saat pendakian namun masih saja terdapat kasus setiap tahunnya. Biasanya
4
penyebab hilangnya para pendaki karena kurangnya pengetahuan tentang jalan yang akan
dilalui, terdapat jalan bercabang yang membingungkan, kurangnya informasi penunjuk
jalan.
Apabila seorang pendaki tersesat atau hilang dalam perjalanan pendakian, ini akan
menyulitkan proses evakuasi, biasanya tim SAR membutuhkan waktu berhari-hari bahkan
berbulan-bulan untuk menemukan korban. Hal ini di sebabkan karena luasnya area lokasi
pencarian serta sulitnya medan yang dilalui.
2.2 Solusi Yang Ditawarkan
1. Menggunakan jasa pemandu yang ahli
2. Memberikan informasi dan penunjuk arah perjalanan secara lengkap
3. Meningkatkan standar pengawasan dan kewaspadaan akan bahaya di jalur pendakian
Keunggulan alat ini diantaranya cepat, hemat, akurat, dan otomatis karena lebih
hemat waktu, hemat biaya dan digunakan untuk identifikasi dini. (Awl)
5
GPS merupakan alat untuk mengetahui posisi benda dalam sistem koordinat
bumi, sehingga dengan alat tersebut kita dapat mengetahui keberadaan letak kita.
Global Positioning System (GPS) adalah ruang berbasis sistem navigasi satelit
yang menyediakan lokasi dan informasi waktu dalam segala cuaca, di mana saja pada
atau dekat Bumi, di mana ada garis terhalang dari pandangan ke empat atau lebih satelit
GPS. Hal ini dikelola oleh pemerintah Amerika Serikat dan dapat diakses secara bebas
kepada siapa saja dengan penerima GPS. Program GPS menyediakan kemampuan
penting untuk pengguna militer, sipil dan komersial di seluruh dunia. Selain itu,
GPS adalah tulang punggung untuk memodernisasi sistem lalu lintas udara global
(Wibowo, Ari., dkk. 2013).
Kemajuan teknologi dan tuntutan baru pada sistem yang ada sekarang telah
menyebabkan upaya untuk memodernisasi sistem GPS dan menerapkan generasi
berikutnya dari satelit GPS III dan Generasi Sistem Operasional selanjutnya Control
(OCX) . Pengumuman dari Wakil Presiden dan White House tahun 1998 dimulai
perubahan ini. Pada tahun 2000, Kongres AS berwenang upaya modernisasi, disebut
sebagai GPS III (Wibowo, Ari., dkk. 2013).
Gambar 2.3.1
6
Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit yang
akurat dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever mengambil
informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan “triangulation”
menghitung lokasi user dengan tepat.GPS reciever membandingkan waktu
sinyal dikirim dengan waktu sinyal tersebut diterima.Dari informasi itu didapat
diketahui berapa jarak satelit.GPS receiver dapat melakukan perhitungan dan
menentukan posisi user dan menampilkan dalam peta elektronik.
Sebuah GPS receiver harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk
menghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika GPS
reciever dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat menghitung posisi
3D (latitude,longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi user,
selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah yang
dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari
terbenam dan masih banyak lagi. Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu
sangat presesi karena Satekit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada
pada satelit jalam dengan partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat
menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam biasa. Perhitungan
waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan
informasi lokasi kita. Selain itu semakin banyak sinyal satelit yang dapat
diterima maka akan semakin presesi data yang diterima karena ketiga satelit
mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama. Ketinggian itu
menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS, bagi kita karena
semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga gangguan semakin
sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang cocok. Satelit
harus teptap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus
7
memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presesi salalu di
cek tentang altitude,position dan kecepatannya (Panji R. W. 2012).
Untuk dapat menentukan posisi dari sebuah GPS secara dua dimensi (jarak),
dibutuhkan minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit akan dibutuhkan agar
didapatkan lokasi ketinggian (secara tiga dimensi). Setiap satelit akan
memancarkan sinyal yang akan diterima oleh GPS receiver. Sinyal ini akan
dibutuhkan untuk menghitung jarak dari masingmasing satelit ke GPS. Dari jarak
tersebut, akan diperoleh jari-jari lingkaran jangkauan setiap satelit. Lewat
perhitungan matematika yang cukup rumit, interseksi (perpotongan) setiap
lingkaran jangkauan satelit tadi akan dapat digunakan untuk menentukan lokasi
dari GPS di permukaan bumi (Panji R. W. 2012).
3. KESIMPULAN
Prinsip kerja dari system keamanan ini yaitu satelit menerima signal dari GPS
yang berkoordinat di bumi yang kemudian di transferkan ke stasiun referensi. Sehingga
posisi para pendaki dapat diketahui kapanpun dan dimanapun dengan mudah
DAFTAR PUSTAKA
Herdiansyah, Deden. (2017) Hubungan Antara Kedisiplinan Dalam Pendakian dan Efikasi
Diri Pada Pendaki Gunung. Skripsi. 2017
Lailissaum, A., dkk (2013) Pembuatan Jalur Pendakian Gunung Merbabu. Jurnal Geodesi
Undip, 2(4), 2013.
Panji, R. W. (2012) Prinsip Kerja GPS (Global Positioning System). Jurnal GPS. 2012
Sastha, H. B. (2007) Mountain Climbing for Every Body: Panduan Mendaki Gunung. Bogor:
PT. Mizan Publika.
Sumitro. (1997) Buku Pedoman Berolahraga Panjat Tebing. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Wibowo, Ari., dkk (2013) Pemakaian GPS dan GIS Untuk Para Pendaki Gunung. PKM GT,
2013
11
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMK
SMPN 2 Ngadirejo
SD N 1
Nama Institusi SMAN 2 Temanggunh
Purbosari
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 2015-2018
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyara dijumpai ketidak-sesuaian saya
siap menerima sanksi.
12
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan hibah PKM-GT
(Yogy Sutoro)
NIM. 33908024
13
Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Tegar Almar Raihandi
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknik Listrik
4. NIM 33918021
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 7 September 1999
6. E-mail tegaralmar7@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 08882552831
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMK
SD Islam SMPN 11 SMAN 7
Nama Institusi Raudhah Tangerang Tangerang
BSD Selatan Selatan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyara dijumpai ketidak-sesuaian saya
siap menerima sanksi.
14
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan hibah PKM-GT
Anggota 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Latifah Rahmawati
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknik Listrik
4. NIM 33918010
5. Tempat dan Tanggal Lahir Temanggung, 4 Februari 2000
6. E-mail latifahrhmwt@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081229071077
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMK
SMPN 2 Temanggung
SD N2
Nama Institusi SMAN 2 Temanggung
Jampiroso
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 2015-2018
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyara dijumpai ketidak-sesuaian saya
siap menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan hibah PKM-GT
(Latifah Rahmawati)
NIM. 33918010
17
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Drs Ari Santoso, S.ST., M.Eng.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIDN 0010035904
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 10 Maret 1959
6 E-mail ari.santoso@polines.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085878135135
B. Riwayat Pendidikan
S3/
Sarjana S2/Magister
Doktor
1. S1-FPTK, IKIP Negeri
S2-Cumlaude, FT
Nama Yogyakarta
Universitas Gadjah -
Institusi 2. D-IV Elektro, FTI, ITB
Mada, Yogyakarta
Bandung
1.Pend.Teknik Listrik
Jurusan Sistem Tenaga Listrik -
2.Teknik Kendali
Tahun
S1-1979 - 1982
Masuk- 2009 - 2012 -
DIV-1996 - 1999
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Gagasan Tertulis.