Anda di halaman 1dari 14

MODUL 4

3. KAPASITAS PRODUKSI DAN JUMLAH


KEBUTUHAN ALAT
a. Kapasitas Produksi Alat (lanjutan)

 Kapasitas Produksi Motor Scraper


Pemakaian Motor Scraper berkembang sedemikian pesatnya, sehingga
sudah memegang peranan penting di proyek-proyek besar, terutama
terutama untuk pekerjaan pemindahan tanah
Alat ini adalah merupakan hasil kombinasi antara alat penggali, pemuat
dan pengangkut yang baik, akan tetapi walaupun kemampuan memuat dan
mengangkut dari Motor Scraper cukup effisien, hanya dimaksudkan untuk
jarak tertentu, namun kenyataan di beberapa proyek banyak memberikan
keuntungan jika dibandingkan dengan kombinasi Dump Truck dan Loader
Kapasitas Produksi Motor Scraper dinyatakan dalam Meter Kubik Struck
atau Heaped Material yang berada dalam Bowl-nya
Kapasitas Produksi Motor Scraper dapat menggunakan rumus :

KB x f x 60 x FK
KB = ---------------------
Ct

Dimana : KB = Kapasitas Bowl


f = Faktor Muat
FK = Faktor Koreksi :
- Efisiensi Waktu
- Efisiensi Kerja
- Efisiensi Operator
Ct = Cycle Time
Ct = Cycle Time dari Motor Scraper terdirir dari :

Loading Time + Hauling Time + Spreading and Turning Time


+ Return Time + Spot and Delay Time

Kapasitas Bowl Motor Scraper dapat dihitung dengan cara :

28
V1 V2
V3

Top of Section V4

V1 V2

Section
Perhitungan Volume Motor Scraper

Dimana :
Loading Time, pada umumnya tergantung dari beberapa faktor yaitu :
- Tipe dan Kapasitas Motor Scraper
- Tipe dari Alat Pendorong
- Jenis Material yang akan dimuat
- Kondisi dari Borrow Pit
- Tingkat Keterampilan Operator
Dari data pengalaman, jika menggunakan Motor Scraper Komatsu tipe
WS16 dan WS23S dengan alat pendorong Bulldozer Komatsu tipe D155
dan D355, Loading Time akan tergantung atas kondisi kerja seperti pada
tabel di bawah ini :

Hauling Time dan Returning Time, dapat dihitung dengan menggunakan


Diagram Curve seperti terlihat pada Spesifikasi di bawah ini :
Pertama : Kondisi jalan dibagi menjadi per seksi, panjang setiap seksi
adalah sesuai dengan berbagai macam kondisi medan kerjanya, dimana
faktor penghambat terhadap kecepatan kerja Motor Scraper sangat
dipengaruhi oleh Grade Resistance dan Rolling Resistance

29
Travel Perfomance (WS23-2)

Kedua : Menentukan Kecepatan Kerja Motor Scraper untuk setiap


seksi, berbagai macam kondisi jalannya dan dapat menggunakan
Diagram Curve, seperti cara menghitung kecepatan kerja untuk Dump
Truck. Nilai ini adalah kecepatan maksimum secara teoritis, dan sudah
tentu berubah pada saat bekerja yang sebenarnya
Speed Factor, adalah kecepatan maksimum yang didapat dari prosedur di
atas, harus dirubah menjadi kecepatan rata-rata dengan menggunakan
faktor konversi kecepatan kerja atau Speed Factor
Speed Factor itu sendiri berbeda-beda tergantung apakah alat itu dalam
saat star atau apakah sedang memasuki suatu seksi Haul Road (sedang
perjalanan)
Dimana Motor Scraper memasuki suatu seksi dari Haul Road saat
Traveling, faktor kecepatan terbesar harus digunakan pada kondisi Down-
hill dan faktor terkecil pada kondisi Up-hill
Rata-rata Kecepatan; kecepatan kerja rata-rata dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

30
F rata-rata = Traksi Travel Speed x Speed Factor

Total Hauling + Returning Time, dalam setiap seksi adalah :

Panjang rata-rata setiap seksi (m)


Rata-rata kecepatan (m/menit)

Spreading dan Turning Time, adalah periode pada saat Motor Scraper
memasuki Spreading Area dari Haul Road sampai dengan waktu
membelok sesudah Spreading selesai, ditambah waktu kembali di
sepanjang Spreading Area, dan dapat dihitung sesuai dengan tabel berikut
ini :

Spot dan Delay Time, adalah jumlah waktu pada saat mengatur posisi
(parkir) di Borrow Pit, waktu mengatur kecepatan pada posisi akan
Scraping, waktu memilih material di Borrow Pit, waktu menunggu alat
pendorong dan lain sebagainya, dan secara teoritis dapat dipilih sesuai
tabel berikut ini :

Maka dari itu, Cycle Time dari Motor Scraper dapat dihitung berdasarkan
prosedur di atas
Contoh :
Tentukan Kapasitas Produksi Motor Srcaper tipe WS23 dengan alat
pendorong Bulldozer D355A. Material yang dimuat adalah tanah liat
berpasir, yang agak susah dikerjakan

31
Kondisi Borrow Pit sangat teratur dan rata, sehingga Motor Scraper
dengan mudah dapat mengatur posisi pemuatan, tetapi Spreading Area
suasananya sempit, sehingga menyulitkan operasi Motor Scraper
Jarak Angkut sejauh 1.5 km yang berupa jalan tanah, diperkeras dengan
batu koral dan agak menanjak dengan Grade Resistance 5 % pada ½ km
terakhir
Jawab :
KB x f x 60 x FK
KB = ---------------------
Ct
Dimana : KB = Kapasitas Bowl : 24 m³
f = Faktor Muat : 0.80
FK = Faktor Koreksi : - Efisiensi Waktu : 0.83)
 Efisiensi Kerja : 0.85) 0.50
 Efisiensi Operator : 0.70)
Ct = Cycle Time : * Loading Time = 0.60 menit
* Hauling Time dan Returning Time :
- Berat WS23S = 35,700 kg
- Berat Muatan = KBxfxBD =24x0.8x1.5 =28,800 kg
- Berat Total = 35,700 + 28,800 = 64,500 kg
- Kondisi jalan :

0.5 km, 5 %
C

A 1 km, 1 % B

- Berdasarkan Diagram Kurva dengan Rolling Resistance 3.3 % dan


Grade Resistance 5 %, kecepatan Hauling diperoleh :

Seksi A – B dengan kecepatan : 38.21 x 0.7 = 444.80 m/menit


Seksi B – C dengan kecepatan : 19.46 x 0.85 = 275.76 m/menit
Maka Hauling Time = 1,000 / 445.8 + 500/275.76 = 4.05 menit
 Returning Time diperoleh :
Seksi C – B = 53 x 0.95 = 50.35 km/jam = 839.17 m/menit
Seksi B – A = 53 x 0.85 = 45.05 km/jam = 750.83 m/menit
Maka Returning Time = 500/839.17 + 1,000/750.83 = 1.93
menit
 Total Loading Time + Returning Time = 4.05 + 1.93 =
5.98 menit
 Spreading dan Turn Time = 1.1 menit
 Spot dan Delay Time = 0.5 menit

32
Jadi Cycle Time = 0.6 + 5.98 + 1.1 + 0.5 = 8.18 menit
KB x f x 60 x FK
KP =
Ct

24 x 0.8 x60 x 0.50


= = 70.42 m3/jam
8.18

 Kapasitas Produksi Wheel Tractor dan Trailer (Pertanian)


Adalah merupakan laju (rate) dari performance Alat tersebut, yang
biasanya diukur dalam bentuk Kuantitas per Satuan Waktu (Ha per Jam)
Ha per jam adalah merupakan satuan yang paling umum digunakan dalam
mengukur Kapasitas Produksi Mesin Pertanian. Kapasitas Produksi Mesin
(FC), jika diukur dalam bentuk Ha per jam ditentukan oleh 3 (tiga) faktor
sesuai dengan rumus sebagai berikut :

WxVxE
FC = ---------------
10
Dimana :
Kecepatan Maju (V), merupakan rata-rata beroperasinya alat, yang
dinyatakan dalam meter per jam

 Lebar Kerja (W), adalah merupakan lebar kerja Attachment yang


menghasilkan Kerja Efektif, biasanya dinyatakan dalam satuan meter
 Efisiensi Kerja, adalah merupakan Ratio antara Kapasitas Kerja
Efektif alat dibandingkan Kapasitas Kerja Teoritis. Hal ini merupakan
indikator, berapa banyak waktu hilang karena membelok, istirahat
operator, perbaikan kecil di lapangan dan lain-lain
Di bawah ini disajikan tabel Kapasitas Produksi Alat dengan Efisiensi
sebesar 0.75 – 0.85 untuk Moldboard Plow dan 0.77 – 0.90 untuk untuk
Disk Plow

 Kapasitas Produksi Skidding (Penyaradan)


Produktivitas alat yang digunakan untuk skidding, baik itu Bulldozer
maupun Skidder dapat ditaksir dengan rumus sebagai berikut :

33
KT x 60 x FK
KP = ---------------------------------
J/F + J/R + CH + DCH + Z

Keterangan :
KP = Kapasitas Produksi (m3/jam)
FK = Faktor Koreksi
J = Jarak Sarad (m)
F = Kecepatan Sarad (m/menit)
R = Kecepatan Kembali (m/menit)
CH = Waktu untuk Ikat Sling (menit)
DCH = Waktu untuk Melepas Sling (menit)
Z = Waktu Tetap (menit)
KT = Kapasitas Tarik

Kapasitas Tarik
Bulldozer (Skidder) yang dipakai untuk menyarad Kayu Log memiliki
sejumlah tenaga, yang bersumber dari tenaga Engine (HP-Engine), karena
alat digunakan untuk menyarad (menarik), maka tenaga tersebut disebut
tenaga tarik (Drawbar Pull disingkat DBP)
Sesungguhnya apabila alat tersebut menyarad Kayu Log di suatu tempat,
maka tenaga yang tersedia tidak dapat dimamfaatkan seluruhnya, karena
ada faktor-faktor yang membatasi yaitu :
 Traksi kritis
Setiap alat memiliki kemampuan traksi, yang besarnya tergantung dari
Daya Cengkram bagian dari alat tersebut dengan landasan kerjanya.
Kemampuan traksi ini ada batas kritisnya, yang apabila dilampaui,
maka alat akan Slip. Besarnya Traksi Kritis dapat dihitung sebagai
berikut :

TK = G . µ . T

Keterangan : TK = Traksi Kritis (kg)


G = Berat Operasi Total (kg)
 = Koefisien Traksi
Nilai koefisien traksi tergantung Jenis Tanah dan Jenis Roda penggerak
dari suatu alat (lihat tabel)

Tabel Koefisien Tahanan Gelinding

34
 Ketinggian Daerah Kerja
Apabila alat beroperasi di tempat yang mempunyai ketinggian lebih
tinggi dari 750 m (dpl), maka tenaga alatnya harus dikoreksi, karena
tenaga mesin akan berkurang 1 % pada setiap kenaikan ketinggian 100
meter
Pada umumnya alat yang digunakan untuk logging, beroperasi di
bawah ketinggian 400 m (dpl.), karena hutan yang berada di atas
ketinggian ini umumnya sudah dijadikan hutan lindung
Tabel Konversi Sudut Kelandaian

Tabel Koefisien Traksi

35
Setelah tenaga yang tersedia kita koreksi, maka diperoleh tenaga tarik
yang bermamfaat (P), dimana nilai P inilah yang akan digunakan untuk
mengalahkan semua tahanan yang timbul waktu menyarad Kayu Log
Beberapa macam tahanan yang timbul pada pekerjaan penyaradan
adalah :
 Gesekan Kayu Log (SR), besarnya tergantung metode
penyaradan dan jenis alat yang digunakan, yaitu :
o Metode Ground Skidding : SR = BK (0,9  k %)
o Metode Arch Skidding : SR = BK (0,3  k %)

Keterangan : SR = Tahanan Gesekan Kayu Log (kg)


BK = Berat Log (kg)
k = Kelandaian Bukit (%)
 Tahanan Kelandaian Alat (GR)
Apabila alat mendaki suatu kelandaian, maka timbul gaya yang
yang berusaha menghambat gerak alat tersebut, sebaliknya apabila
menuruni kelandaian, maka gaya tersebut membantu kemampuan
alat
Gaya ini timbul sebagai akibatnya adanya pengaruh gaya tarik
(gravitasi) bumi, dimana besarnya tahanan kelandaian (bantuan
kelandaian) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

GR = G . k %
Keterangan : GR = Tahanan, bantuan kelandaian (kg)
G = Berat Operasi Total Alat (kg)
k = Kelandaian Bukit (%)
 Tahanan Gelinding (RR)
Diperhitungkan terhadap alat-alat yang menggunakan Roda Besi
atau Roda Ban. Tahanan ini timbul akibat pengaruh kondisi

36
landasan kerja alat terhadap roda, dan besarnya dapat dihitung
sebagai berikut :

RR = G . µ . R
Keterangan : RR = Tahanan Gelinding (kg)
G = Berat Operasi Total Alat (kg)
R = Koefisien Tahanan Gelinding (%)

Besarnya jumlah tahanan adalah merupakan nilai minimal dari besarnya


tenaga yang dibutuhkan (T). Dengan membandingkan nilai T dan P, maka
akan terjadi kemungkinan sebagai berikut :
o T > P = alat akan slip akibatnya tidak dapat menarik beban
o T < P = alat akan bekerja dengan kecepatan tertentu

Jadi dapat dikatakan bahwa syarat agar alat mampu menarik beban, adalah
T (jumlah tahanan atas tenaga yang dibutuhkan) harus lebih kecil dari P
(Traksi Kritis atau tenaga bermanfaat)
Dengan berpedoman pada persyaratan tersebut, maka Kapasitas Tarik
dapat ditaksir dengan perhitungan sebagai berikut :

G (  T - K)
> Kapasitas Tarik Bulldozer : KT  (f  K)

G (  T - fK   R)
> Kapasitas Tarik Skidder : KT  (f  K)

Keterangan : KT = Kapasitas Tarik (kg)


G = Berat operasi total alat (kg)
T = Koefisien traksi (%)
K = Kelandaian bukit
R = Koefisien tahanan gelinding (%)
f = Faktor : f = 0.9 untuk metode Ground Skidding
f = 0.3 untuk metode Arch Skidding
Untuk memperoleh besarnya taksiran Kapasitas Tarik yang mendekati
dengan keadaan yang sebenarnya, dapat dilakukan dengan jalan membagi
nilai KT hasil perhitungan, dengan rata-rata Berat Kayu (Log)
Contoh perhitungan :
Hitung Kapasitas Tarik Bulldozer Komatsu tipe D65E-6 (Jungle
Spec. dan Winch), jika diketahui Operating Weight = 18,090 kg,
Koefisien Traksi = 0.85, Kelandaian Bukit = 20 %, rata-rata Berat
Kayu Log = 5,125 kg, Metode Penyaradan Ground Skidding, BD
kayu = 0.85

Perhitungan :

37
G (  T - K)
KT 
(f  K)

KT < (18,090 x (0.85 – 0.20))/(0.90 + 0.20) = 10,689 kg


Jika Berat rata-rata sebesar 5,125 kg, maka
KT < (10,689/5,125 = 2.08 ~ 2 batang,
atau
2 x 5,125 kg = 10,250 kg
Jika BD kayu 0.85, maka KT = 12,085 m3
Jadi Kapasitas Tarik Bulldozer tipe D65E-6 sebesar 12,058 m3
Memilih Kecepatan Kerja
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan kerja alat antara lain,
Keterampilan Operator, Sistem Transmissi, Kondisi Medan Operasi, dan
lain-lain, dan salah satu cara untuk memilih Kecepatan, adalah dengan
jalan menggunakan Kurva Drawbar Pull dan Travel Speed.
Apabila jumlah Tahanan sudah diketahui, maka dengan menggunakan
kurva tersebut kita dapat mengetahui kecepatan yang paling optimal
Sebagai contoh, besarnya tahanan berdasarkan data perhitungan
sebelumnya, yaitu :
- Tahanan Kelandaian, D65E-6 = 18,090.0 x 0.2 = 3,618.0 kg
- Tahanan gesekan log :
 2 log = 10,250.0 x (0.9 + 0.2 ) = 11,275.0 kg
 1 log = 5,125.0 x (0.9 + 0.2) = 5,637.5 kg
- Total tahanan :
 2 log = 3,618.0 + 11,275.0 = 14,893.0 kg
 1 log = 3,618.0 + 5,637.5 = 9,255.5 kg
Dengan mengunakan kurva di bawah ini, maka kecepatan yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut :

- Menarik 2 log sekaligus, bisa menggunakan :


 F1 dengan kecepatan  1.92 km/jam (B)
 F2 dengan kecepatan  0.57 km/jam (A)
- Manarik 1 batang kayu log saja , bisa menggunakan :
 F1 dengan kecepatan  2.91 km/jam (D)
 F2 dengan kecepatan  2.74 km/jam (C)

38
Kesimpulan dari gambaran di atas adalah, bahwa Kecepatan Optimal Alat
adalah 1.92 km/jam bila menarik 2 batang kayu log sekaligus, dan 2.91
km/jam jika hanya menarik 1 (satu) batang kayu log saja
Apabila kurva semacam ini tidak ada, maka Kecepatan Kerja dapat
saja dengan mengambil taksiran posisi Transmissi F 1, F2, F3 dan
seterusnya, dengan tetap mempertimbangkan perkiraan kecepatan
yang wajar dan mungkin dicapai di suatu pekerjaan.

Untuk alat yang dilengkapi dengan sistem Transmissi Powershift, maka


dapat diambil kecepatan maksimal dari posisi gigi yang dipilih, kemudian
dikalikan dengan Faktor Kecepatan Maju sebesar 0.75 dan Faktor
Kecepatan Mundur sebesar 0.85
Waktu untuk Ikat atau Lepas Sling
Besarnya waktu untuk mengikatkan sling pada Kayu Log maupun untuk
melepaskannya sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
unsur, seperti blok tebangan, topografi, jenis pengikat, keterampilan tenaga
kerja dan sebagainya
Untuk keperluan taksiran perhitungan, angka pengalaman di bawah ini
sering dipakai :
- Waktu untuk Ikat Sling = 2 menit per batang
- Waktu untuk Melepas Sling= 1 menit per batang

Waktu tetap

39
Waktu tetap disini adalah total waktu yang diperlukan untuk :
- Manuver dari jalan sarad ke blok tebangan pulang pergi
- Manuver dari jalan ke TPK pulang pergi
- Waktu mengulur dan menarik Winch di perjalanan
- Waktu Pindah Gigi dan lain-lain
Besarnya Waktu Tetap bervariasi tergantung kemudahan yang dijumpai di
lapangan, makin sulit atau makin berat situasi dan kondisi di lapangan,
makin tinggi waktu tersebut dibutuhkan. Waktu tetap berkisar antara 1.8
– 6.0 menit
Contoh :
Hitunglah Produktivitas Skidding Bulldozer Komatsu tipe D65E-7
(Jungle Spec. + Winch), jika Berat Kayu rata-rata = 5,125 kg,
dengan Metode Penyaradan Ground Skidding, Jarak Sarad  50
meter, Operating Weight, D65E-7 = 18,090 kg, Koefisien Traksi =
0.85 dan Kelandaian Bukit 20 %, BD Kayu = 0.85, dan Faktor
Koreksi = 0.56

Perhitungan :
Dari hasil perhitungan sebelumnya telah diperoleh Kapasitas Tarik dan
Kecepatan yaitu sebagai berikut :
- Menarik 2 batang kayu :
Kapasitas Tarik = 2 x 5,125 kg = 10,250 kg
Kecepatan = 1.92 km/jam atau 32 m/menit
- Menarik 1 batang kayu :
Kapasitas tarik = 5,125 kg
Kecepatan = 2.91 km/jam atau 48,5 m/menit
Dengan data di atas, maka Produktivitas Skidding dihitung dalam alternatif
sebagai berikut :
- Menarik 2 batang kayu :
KT x 60 x FK
KP = --------------------------------- ton per jam
J/F + J/R + CH + DCH + Z
= (10.25 x 60 x 0.56)/(500/32 + 500/92 + 4 +2 + 3.4)
= 344.4/30.45 = 11.31 ton per jam
atau
KP = 11.31/0.85 = 13.30 m³ per jam

- Menarik 1 batang kayu :

40
KT x 60 x FK
KP = --------------------------------- ton per jam
J/F + J/R + CH + DCH + Z
= (5,125 x 60 x 0.56)/(500/48.5 + 500/92 + 2 +1 + 3.4)
= 172.2/22.14 = 7.77 ton per jam
atau
KP = 7.77/0.85 = 9.14 m³ per jam

41

Anda mungkin juga menyukai