4 Jan 2013
Uncategorized surayasulthan 0 Comments
.
BAB I
PENDAHULUAN
Acapkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan
didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar
atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk
dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam
pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar
yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Akhiran -kan
Akhiran kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun
bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata
yang diimbuhinya. Fungsi akhiran kan adalah membentuk kata kerja transitif, yang dapat
digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang predikatnya berbentuk
(aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan
tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran kan akan memberikan makna sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi akhiran kan harus diimbuhkan pada :
1) Kata sifat
Contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya jadikan tenang
2) Kata kerja yang menyatakan keadaan
Contoh : hubungan telepon telah mereka putuskan
Putuskan artinya jadikan putus
3) Beberapa kata benda yang memiliki sifat khusus
Contoh : daerah itu harus kita hutankan kembali
Hutankan artinya jadikan hutan
b. Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi berada akhiran kan harus diibuhkan pada kata
benda yang menyatakan tempat. Contoh :
Pinggirkan dulu mobil itu!
Pinggirkan artinya jadikan berada dipinggir
c. Untuk mendapatkan makna lakukan akhiran kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang
menyatakan tindakan. Contoh :
Lemparkan bola itu kesini!
Lemparkan artinya lakukan lempar akan bola
d. Untuk mendapatkan makna lakukan untuk orang lain akhiran -kan harus diimbuhkan pada
kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif. Contoh :
Tolong ambilkan buku itu!
Ambilkan artinya ambil untuk orang lain
e. Untuk mendapatkan makna bawa masuk ke akhiran kan harus digunakan pada beberapa
kata benda yang menyatakan ruang atau wadah. Contoh :
Asramakan saja anak-anak itu.
Asramakan artinya masukkan ke asrama
Catatan :
Akhiran kan lazim digunakan bersama dengan awalan me- sehingga menjadi me-kan yang
digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan di- sehingga menjadi di-kan
yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
2. Akhiran i
Akhiran I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja
bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang
kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak
dapat diberi akhiran i.
Pembubuhan kata dengan akhiran I ini akan memberikan makna antara lain yang menyatakan
:
a. Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran I harus diimbuhkan ada kata kerja yang
menyatakan tindakan. Contoh :
Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
b. Untuk mendapatkan makna tempat akhiran I harus diimbuhkan pada kata kerja yang
menyatakan tempat. Contoh :
Jangan duduki kursi itu.
Duduki artinya duduk di kursi.
c. Untuk mendapatkan makna merasa sesuatu pada akhiran I harus diimbuhkan pada kata
kerja yang menyatakan sikap batin. Contoh :
Hormatilah gurumu!
Hormati artinya merasa hormat pada gurumu.
d. Untuk mendapatkan makna memberi atau membubuhi akhiran I harus diimbuhkan pada
kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan. Contoh :
Tolong nasihati anak-anak itu!
Nasihati artinya memberi nasihat pada anak-anak itu.
e. Untuk menanyakan makna menjadi atau menganggap akhiran I harus diimbuhkan pada
beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya. Contoh :
Jangan kalian budaki anak itu!
Budaki artinya anggap sebagai budak
f. Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi akhiran I harus dibubuhkan pada kata sifat.
Contoh :
Lengkapi dulu syarat-syaratnya!
Lengkapi artinya jadikan lengkap pada
Catatan :
Akhiran I lazim digunakan bersama dengan awalan ME sehingga menjadi ME-I yaitu yang
digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan DI- sehingga menjadi DI-I
yaitu yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
3. Akhiran AN
Akhiran AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun
bentuknya tetap AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang
kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai
hasil pengimbuhan dengan akhiran AN itu antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna hasil akhiran AN harus digunakan pada kata kerja tertentu.
Contoh :
Tulisan adik sudah bagus.
Tulisan artinya hasil dari pekerjaan menulis
b. Untuk mendapatkan makna alat akhiran AN harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh :
Keranjangnya ada tetapi pikulannya tidak ada.
Pikulan artinya alat untuk memikul.
c. Untuk mendapatkan makna benda atau hal yang dikenal pekerjaan akhiran AN harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh :
Makanan ini lezat sekali
Makanan artinya sesuatu yang dimakan
d. Untuk mendapatkan makna tempat akhiran AN harus diimbuhkan pada beberapa kata
kerja. Contoh :
Di tengah sawah itu ada kubangan kerbau.
Kubangan artinya tempat kerbau berkubang.
e. Untuk mendapatkan makna tiap-tiap akhiran AN harus digunakan pada kata benda yang
menyaakan waktu atau satuan ukuran. Contoh :
Majalah bulanan ini terbit di Jakarta.
Bulanan artinya terbit tiap-tiap bulan.
f. Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata dasarnya akhiran
AN harus diimbuhkan pada kata benda tertentu. Contoh :
Ayah sudah ubanan
Ubanan artinya banyak ubannya
g. Untuk mendapatkan makna himpunan bilangan atau jumlah akhiran AN harus digunakan
pada kata bilangan. Contoh :
Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang.
Belasan artinya himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas
h. Untuk mendapatkan makna bersifat yang disebut kata dasarnya akhiran AN harus
digunakan pada beberapa kata sifat. Contoh :
Dia tak mau membeli barang murahan
Murahan artinya harganya murah.
4. Akhiran -NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun
bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata
yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik. Contoh :
saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Penggunaan akhiran nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Untuk membentuk kata benda akhiran nya harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja
yang menyatakan keadaan atau kata sifat. Contoh :
Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban.
b. Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran nya harus diimbuhkan pada kata
benda. Contoh :
Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
c. Untuk membentuk kata keterangan akhiran nya harus diimbuhkan pada beberapa kata
tertentu. Contoh :
Agaknya dia tidak akan dating.
5. Awalan ber-
Fungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna yang
diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna mempunyai atau memiliki awalan ber- harus diimbuhkan pada
kata benda umum. Contoh :
Anak itu sudah tidak berayah lagi
Berayah artinya mempunyai ayah
b. Untuk mendapatkan makna memaknai atau mengenakan awalan ber- harus diimbuhkan
pada kata benda yang menyatakan pakaian atau perhiasan. Contoh :
Orang yang berdasi itu bukan paman saya
Berdasi artinya memakai dasi
c. Untuk mendapatkan makna mengendarai, menaiki, atau menumpang awalan BER- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan kendaraan atau alat angkutan. Contoh : setiap
hari dia bersepeda ke kantor
Bersepeda artinya mengendarai sepeda
d. Untuk mendapatkan makna mengeluarkan atau menghasilkan awalan BER- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil perbuatan atau kejadian. Contoh : beliau
sudah banyak berkarya dibidang seni.
Berkarya artinya menghasilkan karya
e. Untuk mendapatkan makna berisi atau mengandung awalan ber- harus diimbuhkan pada
kata benda yang menyatakan zat. Contoh :
Bahan makanan ini cukup bergizi
Bergizi artinya mengandung gizi
f. Untuk mendapatkan makna mengusahakan atau melakukan sebagai mata pencaharian
awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bidang usaha. Contoh :
Banyak orang beternak ayam di daerah Bogor
Beternak artinya mengusahakan peternakan
g. Untuk mendapatkan makna memanggil, menyebut, atau menyapa awalan BER- harus
diimbuhkan pada beberapa kata ganti dan kata yang menyatakan tali perkerabatan. Contoh :
Sejak dulu dia berkakak kepada saya.
Berkakak artinya memanggil atau menyapa degan kata kakak
h. Untuk mendapatkan makna melakukan atau mengerjakan awalan BER- harus diimbuhkan
pada :
1) Kata benda yang menyatakan kegiatan.
Contoh : kita harus berolah raga untuk menjaga kesehatan. Berolah raga artinya melakukan
olah raga.
2) Beberapa kata kerja
Contoh : lebih baik kita berdamai saja dengan dia. Berdamai artinya melakukan perbuatan
damai.
3) Sejumlah bentuk dasar praktegonal yang menyatakan tindakan seperti :
Mereka berkelahi di kelas kemarin
Kami akan bertempur melawan musuh
Saya tidak dapat bergaul dengan mereka
a) Untuk mendapatkan makna merasakan, mengalami, atau dalam keadaan awalan BER-
harus diimbuhkan pada kata sifat yang menyatakan keadaan batin.
Contoh: kalau kamu lulus ujian, sayapun ikut bergembira.
Bergembira artinya merasa gembira
b) Untuk mendapatkan makna kelompok atau himpunan yang terdiri dari yang disebut kata
dasarnya awalan ber- harus diimbuhkan pada kata bilangan utama.
Contoh: kami berdua tidak dapat hadir.
Berdua artinya kelompok yang terdiri dari dua orang
Catatan: awalan ber- dengan arti kiasan banyak juga digunakan pada kata kerja. Umpanya:
- Berpulang dengan arti meningal
- Bertolak dengan arti melakukan perjalanan
- Bertekuk lutut dengan arti menyerah
8. Awalan PER
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk, yaitu PER, PE, dan PEL
PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri,
percepat, dan perketat.
PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan
perendah.
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam
a) Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+ aspek+pelaku+kata
kerja.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan PER- antara lain menyatakan
- Jadikan lebih
- Anggap sebagai
- Bagi
1). Untuk mendapatkan makna jadikan lebih awalan PER- harus diimbuhkan pada kata sifat.
Contoh: pertegas aturannya!
Pertegas artinya jadikan tegas
2). Untuk mendapatkan makna jadikan atau anggap sebagai awalan PER- harus diimbuhkan
pada beberapa kata benda, yang dikenal dengan sifatnya.
Contoh: jangan kalian perbudak anak-anak itu
Perbudak artinya jadikan atau anggap sebagai budak
3). Untuk mendapatkan makna jadikan atau bagi awalan PER- harus diimbuhkan pada
beberapa kata bilangan.
Contoh: uang sebanyak ini kita perdua saja
Perdua artinya jadikan dua
1) Untuk mendapatkan makna jadikan bahan imnbuhan gabungan PER-kan harus diimbuhkan
pada kata kerja tertentu
Contoh: jangan perdebatkan lagi masalah itu!
Perdebatkan artinya jadikan bahan p[erdebatan
2) Untuk mendapatkan makana jadikan supaya imbuhangabungan PER-kan harus
diimbuhkan pada beberapa kata sifat tertentu
Contoh: bahan-bahannya akan segera kami persiapkan
Persiapkan artinya jadilkan supaya siap
3) Untuk mendapatkan makna lakukan imbuhan gabung PER-kan harus diimbuhkan pada
beberapa kata kerja tertentu
Contoh: pertahankan benteg ini sekuat tenaga kalian
P[ertahankan artinya lakukan pertahanan
4) Untuk mendapatkan makna jadikan me imbuhan gabung per-kan harus diimbuhkan pada
beberapa kata kerja tertentu
Contoh: nanti akan kami perlihatkan kepadamu
Perlihatkan artinya jadikan orang lain melihat
5) Untuk mendapatkan makana jadikan ber imbuhan gabung per-kan harus diimbuhkan pada
kata kerja tertentu
Contoh: akan kita perhubungkan daerah-daerah itu dengan jalan-jalan baru
Perhubungkan artinya jadikan berhubungan
11. Awalan ME
Awlan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME mempunyai enam macam
bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta konsonan
sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
- merasa (me + rasa)
- melihat (me + lihat)
- mewarisi (me + warisi)
- meyakinkan (me + yakinkan)
- memerah (me + merah)
- menanti (me + nanti)
- menyanyi (me + nyanyi)
- menganga (me + nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v.
umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
- membawa (mem + bawa)
- memilih (mem + pilih)
- memfitnah (mem + fitnah)
- memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t. konsonan d
tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan
bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
- mendengar (me + dengar)
- menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan konsonan s itu
tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contoh:
- menyingkir (me + singkir)
- menyingkat (me + singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank kh; serta
vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal
dari awalan itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- mengirim (me + kirim)
- menggali (me + gali)
- menghitung (me + hitung)
- mengkhayal (me + khayal)
- mengambil (me + ambil)
- mengiris (me + iris)
- mengutus (me + utus)
- mengekor (me + ekor)
- mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya seperti:
- mengetik (me + tik)
- mengebom (me + bom)
Fungsi awalan Me- adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan intransitif. Sedangkan
makna yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara lain menyatakan: melakukan,
bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan bahan, memakan meminum
menghisap, menuju arah, mengeluarkan, menjadi, menjadikan lebih, menjadi atau berlaku
seperti, menjadikan menganggap atau memberlakukan seperti, dan memperingati.
Adapun aturan dengan menggunakan dengan menggunakan imbuhan Me-nini adalah:
a). untuk mendapatkan makna melakukan perbuatan yang disebutkan dasarnya awaln Me-
harus diimbuhkan pada kata dasar kata kerja.
Contoh: ayah membaca Koran.
Membaca artinya melakukan pekerjaan baca
b). Untuk mendapatkan makna bekerja dengan alat yang disebutkan kata dasarnya awalan
me- harus diimbuhkan dengan kata benda yang menyatakan alat atau perkakas.
Contoh: siapa yang sedang menggergaji itu?
Menggergaji artinya bekerja dengan alat gergaji
c). untuk mendapatkan makna membuat baraang yang disebut kata dasarnya awalan me-
harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil olahan atau kerajinan.
Contoh: adik menggambar dengan spidol.
Menggambar artinya membuat gambar
d). untuk mendapatkan makna bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya awalan ME-
harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bahan.
Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?
Mengecat artinya bekerja dengan cat sebagai dasarnya
e). untuk mendapatkan makna mamakan, meminum, dan menghisap awaln me harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan makanan atau minuman.
Dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda berawalan PE-
ada pasangannya kata kerja berawalan ME-, kata kerja berimbuhan gabung Me- KAN, atau
berimbuhan gabung ME- -I. Tetapi sebaliknya tidak setiap kata kerja berawalan ME-,
berimbuhan gbaubg ME- -kan, atau ME- -I, mempunyai pasangan kata benda berawalan PE-.
Umpamanya, kata-kata berawalan PE- berikut tidak ada:
membiasakan * pembiasa
merestui * perestu
melirik * pelirik
(c) Karena ada tiga macam bentuk kata kerja yang mempunyai hubungan dengan awalan PE-,
yaitu kata kerja berawalan ME-, kata kerja berimbuhan gabung ME- -kan, adan kata kerja
berimbuhan gabung ME- -I, maka ada kemungkinan sebuah kata benda berawalan PE-
mempunyai hubungan makna dengan lebih dari sebuah kata kerja itu. Umpamanya seperti
yang dipunyai kata benda berikut: pendengar, dapat berarti : (a) yang mendengar, atau (2)
yang mendengarkan
(2) Kata benda berawalan PE- yang mempunyai hubungan dengan kata berawalan BER-.
Oleh karena itu, maka:
(a) Kata benda berawalan PE- yang mempunyai hubungan dengan kata kerja berawalan BER-
ini tidak mengalami proses persengauan. Malah mempunyai variasi benda yang mirip dengan
variasi bentuk yang ada pada awalan BER-. Umpamanya seperti terdapat pada kata-kata
berikut:
pekerja bekerja
peternak beternak
pelajar belajar
(b) Arti yang dimiliki kata benda berawalan PE- tersebut ada hubungannya dengan arti yang
dimilki kata kerja berawalan BER-. Umpamanya:
pekerja, berarti yang bekerja
peternak, berarti yang beternak
pelajar, berarti yang belajar
Dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda berawalan PE-
ada pasangannya kata benada berawalan BER-. Tetapi sebaliknya tidak setiap kata kerja
berawalan BER- mempunyai pasangan kata benda berawalan PE-. Umpamanya kata-kata
benda berawalan PE- berikut tidak ada..
bersepeda * pesepeda
berkarya * pekarya
bermimpi * pemimpi
(3) Kata benda berawalan PE- selain mempunyai hubungan dengan kata kerja berawalan ME-
dan kata kerja BER- juga mempunyai hubungan dengan kata kerja dasar atau kata sifat dasar.
Dalam hal ini:
(a) kaidah persengauan yang berlaku pada kata benda berawalan PE- itu sesuai dengan kaidah
yang berlaku untuk awalan PE-, yang berhubungan dengan awalan ME-. Umpamanya seperti
terdapat pada kata-kata berikut :
pendatang datang
pemberani berani
penakut takut
(b) arti kata benda yamh dimiliki kata benda berawalan PE-, ada hubungannya dengan arti
yang dimiliki kata kerja atau kata sifat dasar itu. Umpamanya :
pendatang, berarti yang datang
pemberani, berarti yang berani
penakut, berarti yang takut
(4) Oleh karena sebuah kata benda yang berawalan PE-, mempunyai kemungkinan
berhubungan dengan kata kerja berawalan ME-, atau kerja yang berawalan BER- atau juga
kata kerja atau kata sifat dasar, maka ada kemungkinan makna yang dimiliki oleh sebuah kata
benda berawalan PE- menajdi lebih dari sebuah. Umpamanya kata-kata benda berikut :
Penakut berarti (a) orang yang takut atau (b) alat untuk menakuti seperti pada penakut
burung.
Pembesar berarti (a) orang besar (pemimpin), atau (b) alat untuk membesarkan, seperti pada
kata pembesar.
(5) Awalan PE- dengan sengau digunakan untuk membentuk kata benda yang mempunyai
hubungan dengan kata kerja berawalan ME- atau dengan kata kerja atau kata sifat dasar.
Sedangkan awalan PE- tanpa sengau digunakan untuk emmbentuk kata benda yang
mempunyai hubungan dengan kata kerja berawalan BER-. Oleh karena itu, perbedan arti
yang pokok diantara keduanya adlah PE- dengan sengau berarti yang me.., sedangkan PE-
tanpa sengau mempunyai arti yang ber… Jadi pengajar adalah orang yang mengajar, pelajar
adlah orang yang belajar. Peninju adalah orang yang meninju sedangkan peninju berarti
orang yang bertinju
Berdasarkan konsep dasar di atas, kini dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia sebagai
hasil proses analogo, kita jumpai pemakaian kedua bentuk awalan PE- itu dengan arti yang
berbeda.
Kata-kata itu antara lain :
Penyuruh x pesuruh
Penunjuk x petunjuk
Pengasih x pekasih
Penatar x petatar