Anda di halaman 1dari 5

Pengertian skizofrenia

Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai di mana-mana


sejak dahulu kala. Sebelum Kraepelin tidak ada kesatuan pendapat mengenai
berbagai gangguan jiwa yang sekarang dinamakan skizofrenia, (Kaplan dan
Sadock, 2003).

Kraepelin ialah seorang ahli kedokteran jiwa di kota Munich dan ia


mengumpulkan gejala-gejala dan sindroma itu dan menggolongkannya ke dalam
satu kesatuan yang dinamakannya demensia precox.

Menurut Kreapelin pada penyakit ini terjadi kemunduran intelegensi sebelum


waktunya; sebab itu dinamakannya demensia (kemunduran intelegensi) precox
(muda, sebelum waktunya), (Kaplan dan Sadock, 2003).

New Haven (Kaplan dan Sadock, 2003), memberikan indeks untuk merumuskan
pengertian skizofrenia, sebagai berikut :

1. a. Waham: tidak ditentukan atau selain dari deperesif

1. Halusinasi dengar
2. Halusinasi lihat
3. Halusinasi lain
2. a. Pikiran aneh

b. Automatisme atau pikiran pribadi yang jelas tidak realistik

c. Pengenduran asosiasi, pikiran tidak logis, overindusion.

d. Penghambatan

e. Kekonkretan

f. Derealisasi
g. Depersonalisasi

3. Afek yang tidak sesuai


4. Konfusi
5. Ide paranoid (pikiran merujuk pada diri sendiri, kecurigaan)
6. Perilaku katatonik (kegembiraan, stupor, flesibilitas lilin, negativisme,
mutisme, ekolalia, aktivitas motorik stereotipik).

Untuk dapat dianggap sebagai skizofrenia, pasien harus memiliki nilai pada butir
1 atau butir 2a, atau 2c. dan harus mendapatkan skor total sekurangnya 4 poin.

Gambaran klinis

Perjalanan penyakit skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase prodromal,
fase aktif dan fase residual. Pada fase prodromal biasanya timbul gejala-gejala
non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun
sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi
pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan
diri. Perubahan-perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat resah
keluarga dan teman, mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”.
Semakin lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya. Pada fase aktif gejala
positif/psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham,
halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu datang berobat pada
fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala-gejala tersebut dapat hilang
spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus bertahan. Fase aktif akan
diikuti oleh fase residual di mana gejala-gejalanya sama dengan fase prodromal
tetapi gejala positif/psikotiknya sudah berkurang. Di samping gejala-gejala yang
terjadi pada ketiga fase di atas, pendenta skizofrenia juga mengalami gangguan
kognitif berupa gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa,
kewaspadaan dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial), (Luana, 2007).
Skizofrenia simpleks

Skizofrenia simpleks, sering timbul pertama kali pada masa pubertas.


Gejala utama ialah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan
proses berfikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali
terdapat. Jenis ini timbul secara perlahan. Pada permulaan mungkin penderita
kurang memperhatikan keluarganya atau menarik diri dari pergaulan. Makin lama
ia semakin mundur dalam kerjaan atau pelajaran dan pada akhirnya menjadi
pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia akan mungkin akan
menjadi “pengemis”, “pelacur” atau “penjahat” (Maramis, 2004).

Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena


tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan
dan progresif dari :

– gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului


riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode
psikotik, dan

– disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang


bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang
mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan
diri secara sosial.

Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe


skizofrenia lainnya.

Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas.


Gejala utama pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya sukar
ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini
timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai
kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari
pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran
dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang
menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat.

DAFTAR PUSTAKA

Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed 2. Surabaya.


Airlangga UniversityPress
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5. Jakarta. EGC
Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 15 Oktober 2011
Schizophrenia. www.emedicine.com diakses tanggal 15 oktober 2011

Kaplan, HI, Sadock BJ, Greb JA, Skizofrenia, dalam : Sinopsis Psikiatri, ed 7, vol
1, Binarupa aksara, 1997 Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya, Jakarta, 2001.

Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Diunduh dari


http//www.idijakbar.com/prosiding/skizofrenia.htm tanggal 16 November 2010
Skizofrenia. Naruto. blogspot.
file:///C:/Documents%20and%20Settings/F%20A%20D%20L%20I/My%20Docu
ments/makalah-skizofrenia.html www.psikomedia.com/article/psikologi-
klinis/1006/skizofrenia diunduh tanggal 20 Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai