DISUSUN OLEH
Alhamdulillah, kamipanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah berjudul “pendidikan dalam pandangan filsafat” telah
selesai tepat waktu.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Juharyanto sebagai dosen mata kuliah
pengantar pendidikan, yang mana selalu memberikan motivasi kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini.
Tidak dapat dipungkiri jika makalah ini terdapat banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan, tata bahasa ataupun peletakan. Maka dari itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
membantu tercapainya keberhasilan makalah ini,semoga dengan adanya makalah ini, dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
Wasalamu’alaikum wr.wb
Malang,maret 2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan................................................................................................6
2.2 Pengertian Filsafat......................................................................................................6
2.3 Pendidikan dalam pandangan filsafat.........................................................................7
2.3.1 Pengertian filsafat pendidikan.....................................................................7
2.3.2 Peranan filsafat penidikan...........................................................................8
2.3.3 Hubungan filsafat dan pendidikan..............................................................9
2.3.4 Ruang lingkup filsafat pendidikan............................................................10
2.3.5 Urgensi filsafat pendidikan.......................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................13
Daftar Pustaka................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam,
dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari
semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia untuk kepentingan pribadi dirinya
dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Allah
Yang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa,
“Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal
perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Untuk mencapai suatu tujuan tersebut maka manusia perlu memiliki pengetahuan yang
luas, pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-
raguberbeda dengan filsafat, filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk
mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati
bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.
Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang,
seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah diangkau.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan
kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan
kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa
diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil
saja, diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan laut
saja. Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba
segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.
Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu
lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu,
ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan
berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan
pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami
kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.oleh karena itu
dalam makalah ini akan kami jelaskan tentang pendidikan dalam pandangan filsafat.
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
Ada beberapa pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan bisa diperoleh baik secarah formal dan nonformal. Pendidikan Formal
diperoleh dalam kita mengikuti progam-program yang sudah dirancang secara terstruktur oleh
suatu intitusi, departemen atau kementerian suatu negara. Pendidikan non formal adalah
pengetahuan yang didapat manusia (Peserta didik) dalam kehidupan sehari-hari (berbagai
pengalaman) baik yang dia rasakan sendiri atau yang dipelajarai dari orang lain (mengamati
dan mengikuti).
Secara etimologis, kata filsafat memiliki arti yang sepadan dengan kata falsafah dalam bahasa
Arab atau kata philosphy dalam bahasa Inggris, atau kata philoshopie dalam bahasa Prancis dan
Belanda, atau philoshophier dalam bahasa Jerman. Semua kata tersbut berasal dari kata Latin
philosophia sebuah kata benda yang merupakan hasil dari kegiatan philoshopien sebagai kata
kerjanya.
Kata philosphia sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni philein (mencintai) atau philia
(persahabatan, atau tertarik kepada…) dan sophos (kebijaksanaan, ketrampilan, pengalaman
praktis, dan intelgensi). Kata yang hampir sama dengan philien atau philia dan sophos tersebut
juga dijumpai dalam bahasa Latin, yaitu : philos (teman atau sahabat) dan sophia (kebijaksanaan).
Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan
akan kebijaksanaan, atau cinta pada pengetahuan yang bijaksana, atau dapat diartikan pula sebagai
cinta secara mendalam akan kebijaksanaan atau cinta sedalam-dalamnya akan kearifan atau cinta
secara sungguh-sungguh terhadap pandangan, kebenaran
Menurut Imanuel Kant Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan yaitu metafisika, etika agama dan
antropologi.
Pola dan system berpikir filosofis yang demikian dilaksanakan dalam ruang lingkup yang
menyangkut bidang-bidang sebagai berikut :
1. Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam
semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, serta
proses kejadian-kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata.
2. Ontology yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan
kearah mana proses kejadiannya.
Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup
yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga
obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat
pendidikan meliputi :
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of Education).
2. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan (The Nature Of
Man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (Ideology), filsafat pendidikan dan politik
pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan
Dengan demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi
obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk
mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana
pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-
citakan.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami sebagai manusia
sadar akan banyaknya kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan
makalah kami. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), hlm. 36
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 3
M. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional,
1988), hlm. 22
Dr. H. Jalaluddin , Dr. Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
cet. IV, hlm. 24-25
Irvan Jaya Musrida Batosai, Dasar, Tujuan, Dan Peranan Filsafat diakses dari
Https://Van88.Wordpress.Com/Dasar-Tujuan-Dan-Peranan-Filsafat/,
http://pendidikanadministrasi.blogspot.com/2012/01/filsafat-dan-teori-pendidikan.html
https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html
https://diandametinambunan.wordpress.com/2016/12/31/pandangan-filsafat-tentang-pendidikan/