Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN FILSAFAT

Mata kuliah Pengantar Pendidikan Di Bimbing Oleh Bapak Juharyanto

DISUSUN OLEH

1. Ainun jariyah 180231608002


2. Mir’atul mar’a 180231608053
3. Nailufar zahiroh 180231608004
4. Wasiatur rizqiyah 180231608051

JURUSAN SASTRA ARAB


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah, kamipanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah berjudul “pendidikan dalam pandangan filsafat” telah
selesai tepat waktu.

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Juharyanto sebagai dosen mata kuliah
pengantar pendidikan, yang mana selalu memberikan motivasi kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini.

Tidak dapat dipungkiri jika makalah ini terdapat banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan, tata bahasa ataupun peletakan. Maka dari itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
membantu tercapainya keberhasilan makalah ini,semoga dengan adanya makalah ini, dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
Wasalamu’alaikum wr.wb

Malang,maret 2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan................................................................................................6
2.2 Pengertian Filsafat......................................................................................................6
2.3 Pendidikan dalam pandangan filsafat.........................................................................7
2.3.1 Pengertian filsafat pendidikan.....................................................................7
2.3.2 Peranan filsafat penidikan...........................................................................8
2.3.3 Hubungan filsafat dan pendidikan..............................................................9
2.3.4 Ruang lingkup filsafat pendidikan............................................................10
2.3.5 Urgensi filsafat pendidikan.......................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................13
Daftar Pustaka................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam,
dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari
semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia untuk kepentingan pribadi dirinya
dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Allah
Yang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa,
“Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal
perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Dalam tujuan Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan ditujukan untuk


menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No. 2
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) 1993, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani
dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan,
kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan, dan
berorientasi pada masa depan.

Untuk mencapai suatu tujuan tersebut maka manusia perlu memiliki pengetahuan yang
luas, pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-
raguberbeda dengan filsafat, filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk
mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati
bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.
Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang,
seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah diangkau.

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan
kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan
kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa
diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil
saja, diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan laut
saja. Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba
segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.

Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu
lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu,
ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan
berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan
pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami
kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.oleh karena itu
dalam makalah ini akan kami jelaskan tentang pendidikan dalam pandangan filsafat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?


 Apa yang dimaksud dengan filsafat ?
 Bagaimana pandangan filsafat tentang pendidikan ?

1.3 TUJUAN

 Untuk memberikan informasi mengenai pengertian pendidikan


 Untuk memberikan informasi mengenai pengertian filsafat
 Untuk menjelaskan pandangan filsafat tentang pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN

Ada beberapa pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan bisa diperoleh baik secarah formal dan nonformal. Pendidikan Formal
diperoleh dalam kita mengikuti progam-program yang sudah dirancang secara terstruktur oleh
suatu intitusi, departemen atau kementerian suatu negara. Pendidikan non formal adalah
pengetahuan yang didapat manusia (Peserta didik) dalam kehidupan sehari-hari (berbagai
pengalaman) baik yang dia rasakan sendiri atau yang dipelajarai dari orang lain (mengamati
dan mengikuti).

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan , yang


berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi
“mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara,Pendidikan yaitu tuntutan di


dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2.2 PENGERTIAN FILSAFAT

Secara etimologis, kata filsafat memiliki arti yang sepadan dengan kata falsafah dalam bahasa
Arab atau kata philosphy dalam bahasa Inggris, atau kata philoshopie dalam bahasa Prancis dan
Belanda, atau philoshophier dalam bahasa Jerman. Semua kata tersbut berasal dari kata Latin
philosophia sebuah kata benda yang merupakan hasil dari kegiatan philoshopien sebagai kata
kerjanya.

Kata philosphia sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni philein (mencintai) atau philia
(persahabatan, atau tertarik kepada…) dan sophos (kebijaksanaan, ketrampilan, pengalaman
praktis, dan intelgensi). Kata yang hampir sama dengan philien atau philia dan sophos tersebut
juga dijumpai dalam bahasa Latin, yaitu : philos (teman atau sahabat) dan sophia (kebijaksanaan).
Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan
akan kebijaksanaan, atau cinta pada pengetahuan yang bijaksana, atau dapat diartikan pula sebagai
cinta secara mendalam akan kebijaksanaan atau cinta sedalam-dalamnya akan kearifan atau cinta
secara sungguh-sungguh terhadap pandangan, kebenaran

Menurut Imanuel Kant Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan yaitu metafisika, etika agama dan
antropologi.

2.3 PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN FILSAFAT

2.3.1 Pengertian Filsafat Pendidikan


Berbagai pengertian filsafat pendidikan telah dikemukakan para ahli. Filsafat pendidikan
adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mngatur,
menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat
menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal
ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany menyebutkan bahwa filsafat pendidikan adalah
pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah-kaidah filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan
yang disebut dengan pendidikan. M. Arifin M.Ed. mengemukakan bahwa filsafat pendidikan
adalah upaya memikirkan permasalahan pendidikan. Ali Khalil Abu Al-Ainain mengemukakan
pula bahwa filsafat pendidikan adalah upaya berpikir filosofis tentang realitas kependidikan dalam
segala lini, sehingga melahirkan teori-teori pendidikan yang berguna bagi kemajuan aktivitas
pendidikan itu sendiri.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan
yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falssafah umum dan menitikberatkan paa
pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar
yang fundamental, baik yang menyangkut daya piker (intelektual), maupun daya perasaan
(emosional), menuju tabiat manusia. Sementara menurut Thompson, filsafat artinya melihat suatu
masalah secara total dengan tanpa ada batas atau implikasinya; ia tidak hanya melihat tujuan,
metode atau alat-alatnya, tapi juga meneliti dengan saksama hal-hal yang dimaksud. Keseluruhan
masalah yang dipikirkan oleh filosof tersebut merupakan suatu upaya untuk menemukan hakikat
masalah, sedangkan suatu hakikat itu dapat dibakukan melalui proses kompromi.
Menurut Imam Barnadib, filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat
pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan. Sedangkan
menurut Brubachen, filsafat pendidikan adalah seperti menaruh sebuah kereta di depan seekor
kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat
pendidikan itu berarti secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena punya kaitan dengan
filsafat umum. Kendati kaitan ini tidak penting, tapi yang terjadi ialah suatu keterpaduan antara
pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori
pendidikan dalam segala tahap.
Untuk mendapatkan pengertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna (jelas), ada baiknya
kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah
bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan ruhani anak didik
menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimaksud
kepribadian yang utama atau ideal adalah kepribadian yang memiliki kesadaran moral dan sikap
mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip-
prinsip nilai (filsafat) yang menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat
bangsa dan Negara.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa filsafat
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-
kaidah, norma-norma dan ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh
manusia dalam hidup dan kehidupannya.

2.3.2 Penerapan Filsafat Pendidikan


Filsafat itu sangat penting didalam dunia pendidikan. Kenapa? Karena di dalam pengertian
secara mendalam tentang filsafat itu sendiri mempunyai arti yang sangat positif, murni, asli, dan
tanpa rekayasa. Dimulai dengan pengertian filsafat yaitu sebagai kecintaan, semangat, kebenaran,
absolute, mutlak, dsb. Tidak dapat dipungkiri filsafat itu adalah sebuah kunci jawaban atas segala
sudut pandang yang muncul di dunia. Filsafat sepatutnya dijadikan landasan berfikir oleh manusia-
manusia modern sekarang ini yang segala pola pikirnya sudah terkontaminasi oleh kepalsuan-
kepalsuan dunia yang bersifat global dan merusak.
Filsafat di dalam dunia pendidikan teramat sangat dibutuhkan sekali. Karena dengan segala
unsur-unsur makna yang terkandung dalam filsafat itu sendiri dapat mengarahkan pendidikan ke
jalan yang sebenar-benarnya tanpa dibelok-belokkan kearah yang tidak jelas
kebenarannya.Filsafat harus di masukkan secara mendalam dan menyeluruh di dalam ruang
lingkup pendidikan. Karena output-output dari pendidikan itu bila tidak didasari oleh filsafat maka
paham-paham yang dimilikinya akan mudah berbelok dan di belokkan oleh segala informasi atau
ilmu-ilmu yang mereka pelajari nantinya.
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan
dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau
proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-
rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni
menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat
dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep
yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak
terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
Filsafat pendidikan juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek
kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan
menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejala kependidikan yang tertentu pula.
Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat
berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan
untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan
selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik). Filsafat, juga berfungsi
memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang
berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang
telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan
dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan
kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam
memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan
tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.

2.3.3 Hubungan Filsafat dan Pendidikan


Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan horizontal. Istilah ini juga
akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat hubungan hozisontal, meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang
satu dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan sintesa yang merupakan terapan
ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema pendidikan
dan pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran atau
pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke
bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah
pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan.
Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan tingkat penguasaan atau keahlian
dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.
Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan adalah
cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan filosofis
pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan
manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.
Dalam buku filsafat pendidikan karangan Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi mengemukakan
bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat erat sekali
antara yang satu dengan yang lainnya. Kuatnya hubungan tersebut disebabkan karena kedua
disiplin tersebut menghadapi problema-problema filsafat secara bersama-sama.
Pendidikan dianggap sebagai wahana terbaik bagi pewarisan dan pelestarian nilai-nilai yang
nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui bahkan wajib diajarkan di semua sekolah
dengan satu penafsiran resmi yang seragam pula. Dinamika sistem pendidikan yang berlangsung
di Indonesia dalam berbagai era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini, betapa dunia
pendidikan memiliki keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang tengah dominan.
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas dan
pedoman yang melandasi semua aspek dan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia
menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat merupakan ide-ide dan
idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi
kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia.
Menurut Ali Saifullah, antar filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan terdapat
hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat
perhatian dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu:
1. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat
manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.
2. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola
akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.[3]

2.3.4 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan


Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan
manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan keluar yang terbaik agar dapat mengatasi semua
permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapi. Dalam pengertian yang luas, filsafat bertujuan
memberikan pengertian yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep-konsep hidup secara
ideal dan mendasar bagi manusia agar mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan
pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada
(nyata), baik material konkret maupun nonmaterial (abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak terbatas.
Dalam memahami dan mengembangkan pemikiran kefilsafatan pendidikan perlu dipahami
pola dan system pemikiran kefilsafatan pada umumnya. Pola dan system pemikiran kefilsafatan
sebagai suatu ilmu adalah :
1. Pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti dalam berpikirnya logis dan
rasional tentang hakikat masalah yang dihadapi;
2. Tinjauan permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya menyangkut persoalan-
persoalan mendasar samapai keakar-akarnya.
3. Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal artinya persoalan-persoalan yang
dipikirkannya bersifat menyeluruh;
4. Meskipun pemikiran-pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif, namun didasari
oleh nilai-nilai yang obyektif.

Pola dan system berpikir filosofis yang demikian dilaksanakan dalam ruang lingkup yang
menyangkut bidang-bidang sebagai berikut :
1. Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam
semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, serta
proses kejadian-kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata.
2. Ontology yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan
kearah mana proses kejadiannya.

Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup
yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga
obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat
pendidikan meliputi :
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of Education).
2. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan (The Nature Of
Man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (Ideology), filsafat pendidikan dan politik
pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan
Dengan demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi
obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk
mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana
pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-
citakan.

2.3.5 Urgensi Filsafat Pendidikan


1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun
diri sendiri.
2. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangna yang sintesis pula sehingga
seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
4. Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sebab itu mengetahuai pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui
dasar-dasar hidup diri sendiri.
5. Bagi seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang
memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia
seperti misalnya ilmu mendidik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat pendidikan ialah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadi filsafat tersebut
sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan . artinya,
bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusiaan
merupakan factor yang integral atau satu kesatuan. Ruang lingkup filsafat pendidikan Secara
makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang
menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga obyek
pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat
pendidikan.
Dengan demikian, filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan tentang
masalah kependidikan. Oleh karena ada kaitan dengan pendidikan, filsafat diartikan sebagai
teori pendidikan dengan segala tingkat. Peranan filsafat pendidikan merupakan sumber
pendorong adanya pendidikan. Dalam bentuknya yang terperinci kemudian filsafat pendidikan
menjadi jiwa dan pedoman asasi pendidikan.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami sebagai manusia
sadar akan banyaknya kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan
makalah kami. Sekian dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), hlm. 36

H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 3

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1991), hlm. 18

M. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional,
1988), hlm. 22

Dr. H. Jalaluddin , Dr. Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
cet. IV, hlm. 24-25

Irvan Jaya Musrida Batosai, Dasar, Tujuan, Dan Peranan Filsafat diakses dari

Https://Van88.Wordpress.Com/Dasar-Tujuan-Dan-Peranan-Filsafat/,

Kresinda, hubungan filsafat pendidikan (2012)

http://pendidikanadministrasi.blogspot.com/2012/01/filsafat-dan-teori-pendidikan.html

Novyta Arlianti,makalah filsafat pendidikan (2010/12/15)

https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html

https://www.zonareferensi.com/pengertian-filsafat/ Tri Bintang

https://diandametinambunan.wordpress.com/2016/12/31/pandangan-filsafat-tentang-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai