Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN KINERJA SUMBER DAYA

MANUSIA MELALUI INISIATIF DAN ORIENTASI


PEMBELAJARAN SERTA KEMAMPUAN
PENYESUAIAN
Wulan Asih
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
wulanasih94@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to describe and analyze the influence of initiative, learning
orientation, adaptability to HR performance. Data obtained from HR nurses in RSUD DR. R.
Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Grobogan using the questionnaires of 96 respondents. The
sampling technique non probability sampling method. Data analysis method used is multiple
linier regression. Results from this study showed that the variables of initiative and learning
orientation has a significant effect on adaptability. Learning orientation and adaptability has
a significant effect on HR performance. While of initiative is not a significant effect on HR
performance. The results show that adaptability is not able to become an intervening variable
between initiative influence on HR performance and adaptability is not able to become an
intervening variable between learning orientation influence on HR performance.

Keywords : Initiative, Learning Orientation, Adaptability, and HR performance.

PENDAHULUAN Frese (2009), menemukan bahwa inisiatif


Kualitas jasa rumah sakit yang profesional tidak berpengaruh terhadap kinerja.
dipengaruhi oleh KSA (Knowledge, Skill and Secara umum pengembangan inisiatif
Ability) yang tersirat dalam job specification disertai dengan pengembangan orientasi
yang harus dipenuhi oleh SDM saat awal pembelajaran yang dapat mendorong
penempatan kerja. KSA harus ditingkatkan SDM untuk bekerja keras sehingga
baik oleh individu yang bersangkutan atau memampukan SDM menghadapi perubahan
oleh organisasi melalui pengembangan lingkungan kerja yang sifatnya dinamis dan
inisiatif, praktek pelatihan dan pendidikan. uncontrollable (Sujan et al., 1994). Inisiatif
Inisiatif ini bukan merupakan sifat bawaan dan orientasi pembelajaran merupakan
namun sifat yang dapat dilatih oleh setiap karakter yang penting bagi setiap SDM
individu. dalam organisasi guna meningkatkan
Widodo (2013) mengutip pendapat kinerja SDM namun masih sedikit organisasi
Lumpkin, et al. (2007) menyatakan bahwa yang peduli untuk mengembangkannya
inisiatif individu berpengaruh terhadap karena pengembangan inisiatif dan
kemampuan individu dalam memahami orientasi pembelajaran dianggap sebagai
dan beradaptasi terhadap lingkungan sesuatu yang kurang penting yang hanya
kerja. Sejalan dengan itu Krauss, et al. berdampak pada jangka panjang sementara
(2012), menyatakan bahwa inisiatif dapat kebanyakan organisasi fokus mengejar
berpengaruh langsung terhadap kinerja dampak investasi jangka pendek (Sujan et
SDM. Namun berbeda dengan penelitian al., 1994).

96 EKOBIS Vol.18, No.1, Januari 2017 : 96 - 105


 
20000  

15000  

10000  

5000  

0  
2012   2013   2014   2015  
2011  

Sumber : Data Terolah KM, Tahun 2015

Adaptabilitas merupakan kemampuan kebijakan tentang mutu pelayanan bahwa


individu untuk menyesuaikan diri dengan RSU yakin bahwa pelayanan yang bermutu
perubahan yang terjadi di lingkungan tinggi dan memuaskan konsumen akan
organisasi (Pitt, 2000 dalam Widodo, 2013). membuahkan keberhasilan. Namun hasil
Dengan adanya kemampuan penyesuaian, penelusuran awal yang dilakukan peneliti
diharapkan SDM bisa menafsirkan, mendapat data yang diduga merupakan
memahami dan berperilaku menyesuaikan sebagian data yang memperlihatkan ketidak
terhadap pengaruh lingkungan kerja yang optimalan kinerja SDM seperti diperlihatkan
diharapkan kinerja dapat dipertahankan dengan data kunjungan pasien instalasi
dengan baik. gawat darurat rawat inap tahun 2011-2015
Taviyastuti (2013), Widodo (2009), Dari grafik kunjungan diatas menunjukan
Wiwoho (2013), Anggraini (2014), bahwa dalam kurun waktu 5 tahun
menemukan adanya pengaruh langsung tersebut mengalami kenaikan yang sangat
antara orientasi pembelajaran dengan baik namun di tahun 2014 mengalami
kinerja SDM. Penelitian lain (Saleh, 2010; penurunan. Rata-rata jumlah kunjungan
Suh, 2012 dalam Widodo, 2013) menemukan pasien pada tahun 2011 mencapai 15.848
orientasi pembelajaran tidak berpengaruh jiwa. Dan jumlah rata-rata kunjungan pasien
signifikan terhadap kinerja SDM. pada tahun 2012 mncapai 17.418 jiwa.
Penelitian ini dilakukan di RSU Dr. Kemudian tahun 2013 mencapai 19.167
Raden Soedjati Soemodiardjo yang jiwa. Namun pada tahun 2014 mengalami
terletak di Jl. D.I. Penjaitan 36, Purwodadi penurunan yaitu hanya 19.095 jiwa. Sedang
Kabupaten Grobogan. Rumah sakit ini pada tahun 2015 jumlah kunjungan pasien
merupakan rumah sakit negeri kelas B dan mengalami kenaikan kembali sebesar 7,8%
memiliki visi misi sebagai rumah sakit pilihan yaitu mencapai 20.600 jiwa.
keluarga yang berusaha menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bermutu prima, KAJIAN PUSTAKA
meningkatkan sarana prasarana untuk Inisiatif (Initiative)
kenyamanan dan keamanan pasien; Crant (2000) dalam Belschak (2010)
keluarga dan karyawan, meningkatkan inisiatif merupakan sikap proaktif yang
kemampuan SDM dalam melayani menentang status quo bukan hanya pasif
masyarakat, serta meningkatkan kinerja menerima kondisi yang ada. Sedangkan
pelayanan, kinerja keuangan dan kinerja sikap adalah keteraturan perasaan dan
manfaat. (Profil, RSU Dr. Raden Soedjati pikiran seseorang dan kecenderungan
Soemodiardjo, 2015). bertindak terhadap aspek lingkungannya.
Sejak tahun 1924, RSU sudah memiliki Inisiatif adalah sebuah konteks perilaku

Peningkatan Kinerja Sumber Daya………. (Wulan Asih) 97


kerja self-starting, proaktif, dan overcome (Widodo, 2009). Sedangkan menurut
barriers yang dapat dikembangkan Hendriyanto (2013) mengutip dalam
dan merupakan faktor utama yang Calantone, et al (2002) menyatakan bahwa
mempengaruhi keefektifan suatu organisasi orientasi pembelajaran merupakan suatu
dalam mencapai kinerja (Frese, 2001). proses dalam meningkatkan kemampuan-
Sejalan dengan itu, Inisiatif merupakan kemampuan diri dengan menggunakan
potensi diri yang harus dikembangkan pengetahuan yang mempengaruhi prestasi
karena bukan merupakan sifat bawaan dan kerja SDM didalam sebuah organisasi.
intensitasnya berbeda tergantung tingkat Anggraini (2014) mengutip dalam penelitian
pengembangannya. Inisiatif memudahkan Lee dan Tsai (2005) melihat orientasi
individu untuk mendewasakan cara berfikir. pembelajaran sebagai konteks yang
Selain itu inisiatif juga merupakan sebuah mempengaruhi kapabilitas SDM yang dapat
respon spontan yang diberikan individu mengarah dalam pembelajaran dengan
tanpa menunggu intruksi dari atasan dan nilai-nilai dan metodelogi baru dalam setiap
organisasi (Taylor, 2013). Menurut Spencer aktifitas kerja.
(1993) yang dikutip oleh Sutoto (2004) Hasil studi yang dilakukan Suliyanto
mendefinisikan inisiatif sebagai motivasi diri (2013), Widodo (2009), (2013), Saleh
dalam bekerja untuk bertindak melebihi apa (2010) dalam Naylor (1994), Anggarini
yang dituntutkan dalam perannya. (2014) Orientasi pembelajaran mempunyai
Hasil studi yang dilakukan Widodo pengaruh signifikan terhadap kemampuan
(2013), Frese dan Fay (2001), Taylor (2013), penyesuaian. Saleh (2010) mengutip Naylor
Millter (1983) dalam Suliyanto (2011) (1994), menjelaskan bahwa kinerja akan
inisiatif dengan adaptabilitas menunjukkan tercapai jika dipengaruhi oleh usaha-usaha
pengaruh yang signifikan. Menurut Taylor yang terarah dengan baik dibandingkan
(2013) inisiatif membutuhkan kemampuan dengan besarnya usaha yang dilakukan.
adaptasi terhadap lingkungan sekitar untuk Anggraini (2014) menjelaskan semakin baik
mengembangkannya. Sedangkan menurut dan berkualitas orientasi pembelajaran akan
Millter (1983) dalam Suliyanto (2011) meningkatkkan kinerja.
berpendapat bahwa adaptabilitas berkaitan H2 : Semakin tinggi orientasi pembelajaran
dengan tingkat inovasi, kemauan mengambil maka kemampuan penyesuaian akan
resiko dan orientasi strategi proakif. semakin meningkat.
H1: Semakin tinggi inisiatif maka
kemampuan penyesuaian akan Kemampuan Penyesuaian (Adaptability)
semakin meningkat. Kemampuan penyesuaian atau sering
juga disebut adaptabilitas sangat penting
Orientasi Pembelajaran (Learning dalam memonitor fenomena yang terjadi
Orientation) diluar organisasi dan dapat mengevaluasi
Daya saing dalam jangka panjang fenomena dengan berbagai pengembangan
tergantung dari tingkat belajar masing- sesuai rencana (Wexley dan Yuki, 2005).
masing individu. Orientasi pembelajaran Arif (2011) berpendapat bahwa kemampuan
sangatlah penting bagi SDM terutama penyesuaian merupakan tingkat penyesuaian
dalam pembentukan perilaku adaptif terhadap perubahan dan ketidakstabilan
dalam menghadapi perubahan yang penuh lingkungan di dalam organisasi yang sulit
ketidakpastian. Orientasi pembelajaran diperkirakan sebelumnnya. Sedangkan
merupakan keinginan dalam membentuk dalam penelitian Widodo (2009) menyatakan
sikap dalam meningkatkan kemampuan- bahwa work smart merupakan bentuk
kemampuan yang mengacu pada peran dari kemampuan penyesuaian. Pola kerja
SDM dalam meningkatkan prestasi kerja cerdas ini berkaitan dengan pengembangan

98 EKOBIS Vol.18, No.1, Januari 2017 : 96 - 105


pengetahuan untuk mengatasi situasi- sebuah penilaian yang diukur berdasarkan
situasi yang ada dalam pekerjaan. Pitt, dampak dari strategi-strategi dan orientasi
(2000) dalam Widodo, (2013) kemampuan di dalam organisasi (Arif, 2013). Sedangkan
penyesuaian merupakan kemampuan studi Widjaja (2004) berpendapat bahwa
menyesuaikan diri dengan perubahan yang kinerja mer upakan kesinambungan antara
terjadi di lingkungan organisasi. Hal ini dapat value dengan prosedur kerja yang dilakukan.
menunjang kemampuan dalam menerima Saleh (2010) menyatakan bahwa kinerja
dan menafsirkan berbagai pengaruh yang merupakan suatu hasil yang nampak lebih
berasal dari lingkungan baik dalam maupun dipengaruhi oleh usaha-usaha dan strategi
luar dan dapat mengimplementasikan ke yang baik dibandingkan dengn besarnya
dalam perilaku serta perubahan yang intensitas dari usaha yang dilakukan.
kognitif. Hasil studi yang dilakukan Widodo
Licuanan (2013), Frese dan Fay (2001) (2009), (2013), Sutanto (2009), Kohli, et
inisiatif mempunyai pengaruh signifikan al (1998), Taviyastuti (2013), Kraus, et al
terhadap kinerja. Krauss, et al (2012) (2010), Baker & Sinkula (1999), Day (1994),
menyatakan Perusahaan UKM yang Orientasi pembelajaran memiliki pengaruh
memiliki sikap proaktif positif memberikan signifikan terhadap kinerja SDM. Menurut
konstribusi yang baik terhadap kinerja UKM Sujan (1994) orientasi pembelajaran sebagai
selama krisis ekonomi. Perusahaan yang strategi pengendalian diri yang dapat
dapat mencapai dan mempertahankan membantu keterampilan dan kemampuan
kefleksibilitas strategi dalam merespon SDM memudahkan pencapaian kinerja.
ancaman pasar dan peluang secara proaktif Sedangkan menurut Wiwoho (2013)
dan reaktif dapat mencapai kinerja yang berpendapat bahwa orientasi pembelajaran
superior. merupakan hal yang sangat dasar namun
H3 : Semakin tinggi inisiatif maka kinerja menjadi cara strategis dalam peningkatan
SDM akan semakin meningkat. kinerja organsisi. Anggraini (2014) besarnya
konstribusi orientasi pembelajaran secara
Kinerja SDM langsung berkonstribusi terhadap kinerja.
Secara potensial, kinerja sebagai Lukas, et al (1996) dalam Prakoso (2005)
alat pendorong tercapainya perubahan menyatakan bahwa orientasi pembelajaran
budaya dan perilaku serta memberi SDM merupakan kunci sukses organisasi di masa
wewenang dalam melakukan pekerjaan yang akan datang.
dan perkembangan pribadi mereka. H4 : Semakin tinggi orientasi pembelajaran
Taviyastuti (2013) menyatakan bahwa maka kinerja SDM akan semakin
kinerja merupakan sebuah kriteria dari meningkat.
pencapaian hasil kerja SDM yang optimal
yang menentukan kelangsungan hidup Model Empirik Penelitian
sebuah usaha. Kinerja juga dapat diartikan Berdasarkan uraian tersebut diatas,

Gambar 1.1 Model Empirik Penelitian

Peningkatan Kinerja Sumber Daya………. (Wulan Asih) 99


maka model empirik yang dikembangkan pada indikator antisipasi (In.3) dominan
dalam penelitian ini ada pada gambar 1. responden menjawab setuju sebesar 67,7%
responden. Tanggapan responden yang
METODE PENELITIAN dominan terhadap indikator perencanaan
Jenis penelitian yang dipakai dalam tujuan (In.4) sebesar 51% responden
penelitian ini adalah penelitian explanatory yang menjawab setuju. Sehingga dapat
research. Peneliti menggunakan beberapa disimpulkan bahwa implementasi SDM
metode dalam pengumpulan / pengambilan dalam mempertimbangkan berbagai
data: 1) Data Primer adalah data langsung alternatif di tempat kerja dirasakan kurang
dari objek penelitian. Data primer diambil optimal dikarenakan perawat dalam bekerja
dengan cara survey serta membagikan harus menggunakan SOP. Jika tidak akan
kuesioner kepada responden 2) Data berakibat fatal bagi keselamatan pasien dan
Sekunder adalah data tidak langsung akan mendapatkan sanki.
dari objek penelitian yang ada di RSUD
Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Orientasi pembelajaran
Grobogan. Data sekunder ini diambil Berdasarkan tanggapan 96 responden
dari studi pustaka, dan artikel internet terhadap empat indikator orientasi
yang berhubungan dengan penelitian ini. pembelajaran yaitu indikator pertama yaitu
Responden penelitian ini adalah perawat kemauan menjadi lebih baik, dominan
yang bekerja di RSUD Dr. R. Soedjati menjawab Sangat setuju sebanyak
Soemodiardjo. Jumlah keseluruhan perawat 57,3% responden. Indikator kedua yaitu
adalah 345 orang. Berdasarkan perhitungan kemauan mengetahui hal yang baru,
penentuan jumlah responden yang menjadi dominan responden menjawab Setuju
sampel dalam penelitian ini menurut sebanyak 52,1% responden. Sedangkan
Lemeshow (1997) adalah 96 orang. Metode indikator ketiga yaitu kemauan menambah
penentuan sampel menggunakan non pengalaman, dominan responden
random sampling adalah teknik penentuan menjawab Sangat setuju sebanyak 51%
sampel dilakukan berdasarkan kemudahan responden. Serta indikator kelima yaitu
saja tanpa memperhatikan strata yang ada kemauan meningkatkan kemampuan,
dalam populasi itu. dominan responden menjawab Setuju
sebanyak 61,5% responden. Sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat disimpulkan bahwa implementasi
Deskripsi Variabel orientasi pembelajaran SDM di tempat kerja
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dirasakan cukup baik.
masing- masing deskripsi variabel adalah
sebagai berikut: Kemampuan penyesuaian
Inisiatif Berdasarkan tanggapan 96 responden
Berdasarkan tanggapan 96 responden terhadap tiga indikator kemampuan
terhadap empat indikator variabel inisiatif penyesuaian yaitu indikator pertama yaitu
dapat diuraikan sebagai berikut : berusaha mengembangkan penyelesaian.
Tanggapan responden yang dominan Dari 96 responden dominan menjawab
terhadap indikator mengembangkan Setuju sebanyak 71,9% responden.
pengetahuan terhadap tindakan alternatif Indikator kedua yaitu menyusun strategi
(In.1) sebesar 62,5% responden menjawab sebelum program kerja dilakukan, dominan
setuju. Namun indikator mempertimbangkan responden menjawab Setuju sebanyak
berbagai alternatif (In.2) dominan 75% responden. Sedangkan indikator
responden menjawab tidak setuju ketiga yaitu mengevaluasi setiap program
sebesar 40,6% responden. Sedangkan kerja yang dilakukan, jawaban responden

100 EKOBIS Vol.18, No.1, Januari 2017 : 96 - 105


dominan menjawab Setuju sebanyak Indikator kelima yaitu kreatifitas, dominan
71,9% responden. Dari jawaban responden responden menjawab Setuju sebanyak
dapat disimpulkan bahwa kemampuan 65,6% responden. Sehingga dapat
penyesuaian SDM di tempat kerja dirasakan disimpulkan bahwa kinerja SDM di RSUD
sudah sangatlah baik. Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi
Grobogan sudah sangat baik, namun
Kinerja SDM terdapat sedikit responden yang menjawab
Berdasarkan tanggapan 96 responden tidak setuju pada indikator kuantitas kerja
terhadap lima indikator kinerja SDM yaitu (4,2%) dan konstribusi pada organisasi
Indikator pertama yaitu kualitas kerja. Dari (2,1%), diduga SDM tidak mengetahui
96 responden dominan menjawab Setuju pentingnya kuantitas kerja dan distribusinya
sebanyak 56,2% responden. Indikator pada organisasi sehingga SDM tidak secara
kedua yaitu kuantitas kerja mendapat optimal mengimplementasikannya.
respon Setuju sebanyak 60,4% responden.
Indikator ketiga yaitu konstribusi pada Uji Validitas
organisasi, dominan responden menjawab Uji validitas dalam penelitian ini digunakan
Setuju sebanyak 75% reponden. Indikator untuk mengetahui apakah item indikator
keempat yaitu kualitas komunikasi, dominan menggambarkan variabel. Perhitungan
responden menjawab 56,2% responden. menggunakan SPSS versi 16. Apabila r

Tabel 1.2 Uji Validitas


R
Variabel Indikator R hitung Keterangan
tabel
M e n g e m b a n g k a n
Inisiatif pengetahuan terhadap 0,339 0,201 Valid
tindakan alternatif
Mempertimbangkan berbagai
0,645 Valid
alternatif
Antisipasi 0,438 Valid
Perencanaan tujuan 0,374 Valid
Orientasi
Kemauan menjadi lebih baik 0,873 0,201 Valid
Pembelajaran
Kemauan mengetahui hal
0,892 Valid
yang baru
Kemauan menambah
0,860 Valid
pengalaman
Kemauan meningkatkan
0,781 Valid
kemampuan
Kemampuan Berusaha mengembangkan
0,807 0,201 Valid
Penyesuaian penyelesaian
Menyusun strategi sebelum
0,762 Valid
program kerja dilakukan
Mengevaluasi setiap program
0,81 6 Valid
kerja yang dilakukan
Kinerja SDM Kualitas kerja 0,743 0,201 Valid
Kuantitas kerja 0,747 Valid
konstribusi kerja 0,602 Valid
Kualitas komunikasi 0,813 Valid
Kreatifitas 0,776 Valid
Sumber : Data hasil yang diolah, 2016

Peningkatan Kinerja Sumber Daya………. (Wulan Asih) 101


Tabel 1.3 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Inisiatif 0,668 Realiabel
Orientasi Pembelajaran 0,806 Realiabel
Kemampuan
0,824 Realiabel
Penyesuaian
Kinerja SDM 0,787 Realiabel
Sumber : Data hasil yang diolah, 2016

Tabel 1.4 Perhitungan Regresi Linear Berganda


Variabel T
Variabel bebas B ß Sign
terikat Hitung
Kemampuan
Constant 4,719
penyesuaian
Inisiatif 0,214 2,947 0,266 0,004
Orientasi
0,248 4,357 0,394 0,000
pembelajaran
Kinerja SDM Constant 2,415
Inisiatif 0,227 1,914 0,157 0,059
Orientasi
0,263 2,704 0,233 0,008
pembelajaran
Kemampuan
0,834 5,160 0,465 0,000
penyesuaian
Sumber : Data hasil yang diolah, 2016

hitung > r tabel (pada taraf signifikan 5%), berganda diatas dapat dijelaskan sebagai
maka kuesioner tersebut valid. Apabila r berikut :
hitung < r tabl (pada taraf signifikan 5%), Persamaan 1 :
maka kuesioner tersebut tidak valid. KP = (4,719)+0,214In+0,248OP+е
Persamaan 2 :
Uji Reliabilitas Kin = (2,415)+0,227In+0,263OP+0,834KP
Uji reliabilitas dalam penelitian ini +е
digunakan untuk mengukur derajad
konsistensi dan stabilitas data atau temuan, Pembahasan
baik ditinjau dari waktu ke waktu maupun Pengaruh Inisiatif Terhadap Kemampuan
dari kondisi satu dengan kondisi yang lain. Penyesuaian
Perhitungan menggunakan program SPSS Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan hasil
versi 16. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel yang signifikan dengan nilai t hitung sebesar
jika nilai cronbach alpha > 0,60. 2,947 lebih besar dari t tabel sebesar
1,660 dengan tingkat signifikansi sebesar
Analisis Jalur (Path Analysis) 0,04. Dengan demikian hipotesis pertama
Path analysis bertujuan untuk diterima, artinya semakin tinggi inisiatif
mengetahui pengaruh langsung maupun maka akan semakin meningkat kemampuan
tidak langsung antara variabel bebas penyesuaian.
dengan variabel terikat. Dalam penelitian
ini variabel intervening adalah kemampuan Pengaruh Orientasi Pembelajaran
penyesuaian diantara inisiatif dan orientasi Terhadap Kemampuan Penyesuaian
pembelajaran terhadap kinerja SDM. Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan hasil
Berdasarkan persamaan regresi linier yang signifikan dengan nilai t hitung sebesar

102 EKOBIS Vol.18, No.1, Januari 2017 : 96 - 105


Gambar 1.2 Kerangka Pikir Hasil Penelitian

4,357 lebih besar dari t tabel sebesar 1,660 kinerja SDM.


dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Dengan demikian hipotesis kedua diterima, Pengaruh Kemampuan Penyesuaian
artinya semakin tinggi orientasi pembelajaran Terhadap Kinerja SDM
maka akan semakin meningkat kemampuan Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan hasil
penyesuaian. yang signifikan dengan nilai t hitung sebesar
5,160 lebih besar dari t tabel sebesar
Pengaruh Inisiatif Terhadap Kinerja SDM 1,660 dengan tingkat signifikansi sebesar
Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan 0,000. Dengan demikian hipotesis kelima
hasil yang tidak signifikan dengan nilai diterima, artinya semakin tinggi kemampuan
t hitung sebesar 1,914 dengan tingkat penyesuaian maka akan semakin meningkat
signifikansi 0,059 lebih besar dari taraf kinerja SDM.
yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05.
Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak, SIMPULAN
artinya semakin tinggi inisiatif maka tidak Berdasarkan hasil penelitian dengan judul
akan mempengaruhi kinerja SDM. Hal “Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia
ini diduga dikarenakan jawaban atas Melalui Inisiatif Dan Orientasi Pembelajaran
item indikator inisiatif yang kedua yang Serta Kemampuan Penyesuaian di RSUD
menyatakan bahwa perawat dalam bekerja Dr. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi
mempertimbangkan berbagai alternatif di Grobogan” maka kesimpulan dalam
luar SOP mendapat respon tidak setuju yang penelitian ini adalah:
tinggi dari responden sebesar 40,6%. Hal ini Inisiatif berpengaruh terhadap
menunjukkan bahwa perawat dalam bekerja kemampuan penyesuaian artinya
terikat dengan SOP yang jika dilanggar peningkatan inisiatif dalam bekerja akan
maka dapat melanggar etika kerja dan meningkatkan kemampuan penyesuaian.
mendapatkan sanksi serta dapat berakibat Orientasi pembelajaran berpengaruh
fatal bagi keselamatan pasien. terhadap kemampuan penyesuaian artinya
peningkatan orientasi pembelajaran pada
Pengaruh Orientasi Pembelajaran diri SDM akan meningkatkan kemampuan
Terhadap Kinerja SDM penyesuaian.
Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan hasil Inisiatif tidak berpengaruh signifikan
yang signifikan dengan nilai t hitung sebesar terhadap kinerja SDM. Hal ini diduga
2,704 lebih besar dari t tabel sebesar dikarenakan jawaban atas item indikator
1,660 dengan tingkat signifikansi sebesar kedua yang menyatakan bahwa perawat
0,008. Dengan demikian hipotesis keempat dalam bekerja mempertimbangkan berbagai
diterima, artinya semakin tinggi orientasi alternatif di luar SOP mendapat respon tidak
pembelajaran maka akan semakin tinggi setuju yang tinggi dari responden sebesar
Peningkatan Kinerja Sumber Daya………. (Wulan Asih) 103
40,6%. Hal ini menunjukkan bahwa perawat pembelajaran pada SDM maka hal yang
dalam bekerja terikat dengan SOP yang dapat dilakukan oleh pihak manjerial adalah
jika dilanggar maka dapat melanggar etika dengan mengadakan training. Hal ini
kerja dan mendapatkan sanksi serta dapat bertujuan untuk menambah pengetahuan
berakibat fatal bagi keselamatan pasien. dan keterampilan SDM.
Orientasi pembelajaran berpengaruh Pada penelitian ini terdapat keterbatasan
terhadap kinerja SDM artinya peningkatan yaitu antara lain
orientasi pembelajaran pada diri SDM Penelitian ini mencakup kompleksitas
mampu meningkatkan kinerja SDM. lingkungan yang terjadi dalam lingkungan
Kemampuan penyesuaian berpengaruh organisasi dan masih perlu diteliti lebih
terhadap kinerja SDM artinya peningkatan dalam.
kemampuan penyesuaian bekerja mampu Pada penelitian ini hanya menggunakan
meningkatkan kinerja SDM. pengukuran kinerja yang bersifat umum
Sebesar 23,6% variasi dalam variabel maka penelitian ini kurang optimal dalam
kemampuan penyesuaian yang dapat mengukur ukuran kinerja khusus pada
dijelaskan oleh variasi independen inisiatif perawat.
terhadap orientasi pembelajaran. Dari hasil koefisien determinasi pada
Sebesar 42,4% variasi dalam kinerja SDM kedua persamaan dalam penelitian ini
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel menunjukan bahwa model lemah. Maka
independen inisiatif, orientasi pembelajaran untuk penelitian di masa yang akan
dan kemampuan penyesuaian. datang dalam variabel yang sama namun
Meskipun secara keseluruhan disarankan untuk melakukan penelitian
kemampuan penyesuaian SDM dalam pada obyek yang berbeda dari penelitian ini.
bekerja dirasakan sudah cukup baik, akan Dari hasil yang menunjukan tidak
tetapi masih ada indikator dari kemampuan signifikannya pengaruh variabel inisiatif
penyesuaian yang perlu ditingkatkan terhadap kinerja SDM maka untuk penelitian
yaitu indikator yang ditunjukkan dengan yang akan datang agar dapat meningkatkan
berusaha mengembangkan penyelesaian. pengaruh antara inisiatif terhadap kinerja
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh SDM bisa dilakukan dengan cara
pihak manajerial untuk meningkatkan menambah variabel yang dapat membantu
kemampuan penyesuaian SDM dalam meningkatkan pengaruh antara inisiatif
bekerja maka dengan lebih melibatkan SDM terhadap kinerja SDM, Seperti variabel
dalam berbagai kegiatan dalam organisasi komitmen.
agar SDM dapat menyesuaikan diri untuk Penelitian ini hanya menggunakan
menghadapi berbagai kemungkinan yang pengukuran kinerja yang bersifat umum untuk
terjadi dimasa mendatang dan dapat penelitian yang akan datang diharapkan
mengembangkan penyelesaiannya. dapat menggunakan pengukuran kinerja
Untuk dapat meningkatkan orientasi yang bersifat khusus pada perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Marnis, & Samsir. (2014). Strategi Orientasi Pasar, Inovasi, dan Orientasi
Pembelajaran Pengaruhnya Terhadap Keunggulan Bersaing. Jurnal Sosial Ekonomi
Pembangunan , 6 (12) : 295-310.
Arif, A. L., & Widodo. (2011). Model Peningkatan Kinerja Pemasaran Dalam Konteks Adaptabilitas
Lingkungan. Jurnal Analisis Manajemen, 5 (1) :30-44.
Belschak & Hartog. (2010). Pro-Self Prosocial And Pro-Organizational Foci of Proactive

104 EKOBIS Vol.18, No.1, Januari 2017 : 96 - 105


Behavior Differential Antencendents And Consequences. Journal Of Occupational, , 83
: 475-498.
Frese, M., & Fay, D. (2001). Personal Initiative : An Active Performance Concept For Work in
The 21st Century. Research in Organizational Behavior , 23 : 133-187.
Hendriyanto, Asepta. (2013). Orientasi Pembelajaran Organisasi Sebagai Anteseden Inovasi
Organisasi. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, 4 (2) : 27-33.
Kohli, A. K., Shervani, T. A., & Challagalla, G. N. (1998). Learning and Performance Orientation
of Salespeople : The Role of Supervisors. Journal of Marketing Research, 35 (2) : 263-
274.
Krauss, S., Rigtering, J. P., Hughes, M., & Hosman. (2012). Entrepreneurial Orientation and The
Business Performance of SMEs : A Quantitative Study From The Netherlands. Journal
Rev Manag Sci, 6 : 161-182.
Licuanan, V.S., Neelankavil, J. P., & Sengupta, K. (2013). Entrepreneurship and Innovation
Initiatives among Asian Multinational : A Cross-Country Analysis. Business and
Development Research : 1-30.
Saleh. H., & Sudarti, K. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pemasaran
. Jurnal Manajemen Bisnis, 1 (1) : 34-54.
Sujan. H., Weitz, B. A., & Kumar, N. (1994). Learning, Orientation, Working smart and Effective
Selling. Journal of Marketing, 58 (3) : 39-52.
Suliyanto. (2011). Pengaruh Adaptabilitas Pemasaran Terhadap Kinerja Pemasaran Melalui
Hubungan Dengan Pelanggan Dan Keunggulan Bersaing. Journal Performance, 20 (1)
: 87-102.
Suliyanto. (2013). Pengaruh Pengetahuan Pemasaran Terhadap Hubungan Dengan Pelanggan
Melalui Kualitas Komunikasi Dan Adaptabilitas. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 20 (1) : 40-52
Sutanto, J. (2009). Pengaruh Orientasi Pembelajaran dan Orientasi Pasar Terhadap Strategi
Bisnis dan Kinerja Keuangan. Jurnal Ekuitas, 13 (4) : 446-466.
Taviyastuti. (2013). Peningkatan Kinerja Tenaga Penjual Melalui Kompetensi Tenaga Penjual.
Jurnal JABPI, 21 (2) : 1-11.
Taylor, P. (2013). The Effect of Entrepreneurial Orientation on The Internationalization of SMEs
in Developing Countries. Academic Journals, 7 (19) : 1927-1937.
Wexley. K. N., & Yuki, G. A. (2005). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Widjaja, R. B., (2004). A Market Driven Corporate Strategy : Solusi Holistis untuk Tantangan
dan Peluang Masa Depan. Jakarta: Tira Pustaka.
Widodo. (2013). Model Peningkatan Kinerja UKM Berbasis Orientasi Entrepreneur. Jurnal
Dinamika Manajemen, 21 (1) : 204-219.
Widodo. (2009). Pengembangan Implementasi Strategi : Penelitian atas Pola Kerja Cerdas
dan Koordinasi untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi. Jurnal Manajemen Bisnis, 2 (1)
: 25-45.
Widodo. (2009). Upaya Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Komitmen Dan
Orientasi Belajar. Jurnal Manajemen Bisnis : 1-28.
Wiwoho, G. (2013). Analisis Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Pembelajaran Terhadap
Inovasi Produk Dan Kinerja Pemasaran. Jurnal Manajemen Bisnis, 12 (2) : 33-40.

Peningkatan Kinerja Sumber Daya………. (Wulan Asih) 105

Anda mungkin juga menyukai