Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa yang berjudul
tentang “TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS”. Selain itu
tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang Rencana
Strategi yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan diri.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.Desi Deswita, M. Kep, Sp
Kep. Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah Materi Keperawatan Komunitas.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan
maupun penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan memperbaiki kesalahan dimasa yang
akan datang.

Solok, 22 Agustus 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal. Salah
satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di
negara-negara seluruh dunia.
Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (Infodatin, 2014;
Sarwono, dkk, 2007).
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka
insiden dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia. Berdasarkan perolehan data
International Diabetes Federation (IDF) tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun
2013 sebesar 382 kasus dan diperkirakan pada tahun 2035 mengalami peningkatan menjadi
55% (592 kasus) diantara usia penderita DM 40-59 tahun (International Diabetes Federation,
2013). Tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia peringkat keempat jumlah pasien DM
terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan China (Suyono, 2006).

B. Rumusan masalah
a. Menjelaskan program pemerintah dan program puskesmas terkait penyakit DM (Nutrisi
pada penderita DM)?
b. Menjelaskan konsep terkait DM (diabetes mellitus) ?
c. Menjelaskan rencana strategi intervensi keperawatan tentang DM?

C. Tujuan
a. Untuk Menjelaskan program pemerintah dan program puskesmas terkait penyakit DM
(Nutrisi pada penderita DM)
b. Untuk Menjelaskan konsep terkait DM (diabetes mellitus)
c. Untuk Menjelaskan rencana strategi intervensi keperawatan tentang DM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Program pemerintah dan program kerja puskesmas terkait penyakit


DM (Nutrisi) pada penderita DM
1. Program pemerintah

90% penderita diabetes diseluruh dunia merupakan diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh
gaya hidup yang kurang sehat dan sebetulnya 80% dapat dicegah, ujar Menteri Kesehatan RI
Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) pada pembukaan Dialog Interaktif Hari Kesehatan
Sedunia 2016 di Jakarta Selatan (7/4).
Acara Hari Kesehatan Sedunia bertepatan dengan tanggal berdirinya Organisasi Kesehatan
Dunia atau WHO yang diperingati setiap tanggal 7 April. Tema global yang dipilih oleh
WHO adalah Diabetes dengan sub tema Diabetes Superhero. Sementara untuk tema nasional
untuk tahun ini adalah Cegah, Obati, Lawan Diabetes.
Diabetes sendiri merupakan penyakit yang disebakan oleh tingginya kadar gula darah
akibat gangguan pada pankreas dan insulin. Di Indonesia, data Riskesdas menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan prevalensi Diabetes di Indonesia dari 5,7% tahun 2007 menjadi
6,9% atau sekitar sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data International Diabetes Federation
tahun 2015 menyatakan jumlah estimasi penyandang Diabetes di Indonesia diperkirakan
sebesar 10 juta. Seperti kondisi di dunia, Diabetes kini menjadi salah satu penyebab kematian
terbesar di Indonesia. Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa
Diabetes merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase
sebesar 6,7%, setelah Stroke (21,1%) dan penyakit Jantung Koroner (12,9%). Bila tak
ditanggulangi, Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas,
disabilitias, dan kematian dini.
Berdasarkan data World Economic Forum April 2015, potensi kerugian akibat Penyakit
Tidak Menular di Indonesia pada periode 2012-2030 mencapai 4,47 triliun dolar, atau 5,1
kali PDB 2012. Besarnya pembiayaan kesehatan akibat Diabetes tampak dari klaim BPJS
sampai tahun 2015. Ternyata Diabetes dan komplikasinya adalah salah satu kelompok
klaim terbesar untuk biaya catastrophic JKN, yaitu 33 % dari total pengeluaran. Itulah
sebabnya, Agenda 2030 dari Sustainable Development Goals (SDGs) menetapkan indikator
runtuk mengurangi angka kematian prematur dari Penyakit Tidak Menular (PTM) salah
satunya Diabetes sebanyak sepertiga pada tahun 2030.
Lebih lanjut, Menkes menyatakan bahwa salah satu faktor predominan Diabetes adalah
berat badan berlebih dan obesitas. Pola makan atau diet kaya kalori, garam, lemak jenuh dan
gula, dan rendah serat dapat menyebabkan peningkatan berat badan berlebih dan dengan
demikian meningkatkan risiko Diabetes. Keadaan ini cukup tinggi prevalensinya di
masyarakat Indonesia.
Untuk mengendalikan Diabetes Kemenkes sendiri telah membentuk 13.500 Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) untuk memudahkan akses warga melakukan deteksi dini penyakit
diabetes.
Selain itu Menkes menghimbau masyarakat untuk melakukan aksi CERDIK, yaitu
dengan melakukan:

 Cek kesehatan secara teratur untuk megendalikan berat badan agar tetap ideal dan tidak
berisiko mudah sakit, periksa tensi darah, gula darah, dan kolesterol secara teratur.
 Enyahkan asap rokok dan jangan merokok.
 Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berolah raga, berjalan
kaki, membersihkan rumah. Upayakan dilakukan dengan baik, benar, teratur dan terukur.
 Diet yang seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi
buah sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat mungkin menekan konsumsi gula hingga
maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, hindari makanan/minuman yang manis
atau yang berkarbonasi
 Istirahat yang cukup.
 Kelola stress dengan baik dan benar.

2. Program puskesmas
Dalam program ini Puskesmas Dinoyo melakukan cek kesehatan mulai dari cek gula darah,
tekanan darah, hingga gizi selama 1 bulan penuh. Pengecekan dilakukan sesuai jadwal yang
telah ditentukan selama 1 bulan di masing-masing kelurahan.
“Jadi setahun sekali kami memantau penderita diabetes dan hipertensi dengan melakukan
cek kesehatan di Posyandu Lansia dan balita. Kita gandeng juga anggota Pos UKK Kampung
Keramik. Kalau tahun lalu full di Bulan Oktober, tahun ini kita laksanakan di Bulan Juni,”
terang kepala Puskesmas Dinoyo, dr. Rina Istarowati.
Tahun 2018 tercatat penderita diabetes dan hipertensi sebanyak 5.000 orang. Dengan
adanya program Gendis PTM, Puskesmas Dinoyo berhasil menjangkau hingga 6.000 orang
penderita termasuk anggota Kampung Keramik Dinoyo. Para penderia PTM yang disasar
adalah lansia usia 65 ke atas dan ibu dari balita yang terdata di Posyandu.
B. Konsep Diabetes mellitus(DM)
1. Pengertian DM
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya
(ADA, 2010).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2008).

2. Klasifikasi Diabetes Melitus


Klasifikasi etiologi Diabetes mellitus menurut American Diabetes
Association, 2010 adalah sebagai berikut:
a. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut):
1) Autoimun.
2) Idiopatik.
Pada Diabetes tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering ternyata pada usia
remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang memproduksi insulin mengalami kerusakan
secara permanen. Oleh karena itu, insulin yang diproduksi sedikit atau tidak langsung
dapat diproduksikan. Hanya sekitar 10% dari semua penderita diabetes melitus menderita
tipe 1. Diabetes tipe 1 kebanyakan pada usia dibawah 30 tahun. Para ilmuwan percaya
bahwa faktor lingkungan seperti infeksi virus atau faktor gizi dapat menyebabkan
penghancuran sel penghasil insulin di pankreas (Merck, 2008).

b. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin disertai
defesiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin). Diabetes tipe 2 ( Diabetes Non Insulin Dependent) ini tidak ada kerusakan pada
pankreasnya dan dapat terus menghasilkan insulin, bahkan kadang-kadang insulin pada
tingkat tinggi dari normal. Akan tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin,
sehingga tidak ada insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes tipe
ini sering terjadi pada dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan menjadi lebih umum
dengan peningkatan usia. Obesitas menjadi faktor resiko utama pada diabetes tipe 2.
Sebanyak 80% sampai 90% dari penderita diabetes tipe 2 mengalami obesitas. Obesitas
dapat menyebabkan sensitivitas insulin menurun, maka dari itu orang obesitas
memerlukan insulin yang berjumlah sangat besar untuk mengawali kadar gula darah
normal (Merck, 2008).

c. Diabetes tipe lain.


1) Defek genetik fungsi sel beta :
2) DNA mitokondria.
3) Defek genetik kerja insulin.
4) Penyakit eksokrin pankreas :
a) Pankreatitis.
b) Tumor/ pankreatektomi.
c) Pankreatopati fibrokalkulus.
5) Endokrinopati.
a) Akromegali.
b) Sindroma Cushing.
c) Feokromositoma.
d) Hipertiroidisme.
6) Karena obat/ zat kimia.
7) Pentamidin, asam nikotinat.
8) Glukokortikoid, hormon tiroid.

3. Definisi diet nutrisi pasien Dibetes Mellitus

Diet Diabetes mellitus merupakan pola makan bagi penderita diabetes mellitus bedasarkan
jumlah,jenis,dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati,2009).

Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat
sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme peraturan gula darah. Menjadi diabetisi sering
dikaitkan dengan tidak boleh makan gula,memang benar gula darah dapat menaikan gula
darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikan gula darah.

Pola makan penderita DM dipengaruhi oleh berbagai macam :

1. Usia
Menurut world health organization (WHO) usia lanjut merupakan usia pertengahan
(middle age) = antara 45-59 tahun,usia lanjut (elderly) = anatara 60-70,usia lanjut usia
(OLD) = antara 75-90 tahun. Usia berpengaruh terhadap keptuhan dalam menerapkan
terapi non farmakologis.
2. Jenis kelamin
Sattar et al,(2003) mengatakan laki-laki memiliki risiko lebih besar terkena DM tipe 2 di
bandingkan perempuan,hal ini karena pada laki-laki terjadi penumpukan lemak yang
terkonsentrasi di sekitar perut sehingga memicu obesitas sentral yang lebih berisiko
memicu gangguan metabolisme sehingga laki-laki lebih rentan terhadap DM tipe 2.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilkukan seseorang terutama untuk menunjang
kehidupan keluarganya. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa
pekerjaan dapat menyebabkan penderita tidak patuh karena sibuk bekerja sehingga tidak
bisa memperhatikan diet sesuai dengan yang di anjurkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2008).

Diet Diabetes mellitus merupakan pola makan bagi penderita diabetes mellitus bedasarkan
jumlah,jenis,dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati,2009).

Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat
sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme peraturan gula darah. Menjadi diabetisi sering
dikaitkan dengan tidak boleh makan gula,memang benar gula darah dapat menaikan gula
darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikan gula darah.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ACER/Downloads/BAB%2520II(1).pdf

file:///C:/Users/ACER/Downloads/KHAERUL%2520ANWAR%2520ROSADI%2520BAB
%2520II.pdf

Anda mungkin juga menyukai