Anda di halaman 1dari 3

BAHAN AJAR

I. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM

“ Pernahkah Kalian memperhatikan bilah kipas


angin dalam keadaan mati dan dalam keadaan
menyala?”

“ Apakah pada saat kipas angin dalam keadaan


mati, kalian dapat menentukan dimana posisi tiap
bilah yang ada pada kipas angin dan sebaliknya?

A. Teori Atom Mekanika Kuantum


1. Hipotesa de Broglie
Pada tahun 1924, Louis de Broglie mengemukan hipotesisnya tentang sifat dualisme materi
bahwa materi dapat bersifat baik sebagai partikel maupun sebagai gelombang. Persamaan de Broglie
berlaku untuk semua materi. Persamaan tersebut juga dapat menunjukkan bahwa materi bergerak
dengan massa seperti mobil, lebih baik dijelaskan oleh sifat partikelnya. Sedangkan materi bergerak
dengan massa sangat kecil seperti elektron, lebih baik dijelaskan oleh sifat gelombangnya.
Hipotesis de Broglie terbukti benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron. Elektron
mempunyai sifat difraksi seperti halnya sinar–X. Sebagai akibat dari dualisme sifat elektron sebagai
partikel dan sebagai gelombang, maka lintasan elektron yang dikemukakan Bohr tidak dapat
dibenarkan. Gelombang tidak bergerak menurut suatu garis, melainkan menyebar pada suatu daerah
tertentu (Johari dan Rachmawati, 2006).
2. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
Berdasarkan Hipotesis de Broglie yang menyatakan bahwa materi dapat bersifat sebagai partikel
dan sekaligus dapat mempunyai sifat sebagai gelombang. Akibat dualisme sifat tersebut maka letak
dan kecepatan elektron tidak dapat dipastikan secara serentak. Dengan demikian ada ketidakpastian
tentang letak dan kecepatan elektron tersebut. Keadaan ini dikenal dengan prinsip ketidakpastian
Heisenberg. Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa tidak mungkin secara bersamaan
dan akurat mengukur posisi dan momentum dari partikel yang sedang bergerak. Ketidakpastian dapat
diabaikan untuk materi dengan massa besar, tetapi tidak untuk objek dengan massa kecil (Johari dan
Rachmawati, 2006).
Upaya pengukuran hanya akan memberikan ketidakpastian dalam pengukuran posisi (Δx) dan
momentum (mΔv) dirumuskan sebagai berikut:
ℎ ℎ
Δx x mΔv ≥ 2𝜋 atau Δx x Δv ≥ 2𝜋𝑚 dengan h = 6,63 x 10-34 J/s

Menurut teori atom mekanika kuantum, posisi elektron dalam mengelilingi inti atom tidak dapat
diketahui secara pasti sesuai prinsip ketidakpastian Heisenberg. Oleh karena itu, kebolehjadian
(peluang) terbesar ditemukannya elektron berada pada orbit atom tersebut. Dengan kata lain, orbital
adalah daerah kebolehjadian terbesar ditemukannya elektron dalam atom (Yayan dan Agus, 2009).

Gambar 2.1 Atom mekanika kuantum


II. KONFIGURASI ELEKTRON

Dalam komedi putar tersbut terdapat dua bagian tunggangan


hewan menyerupai kuda . yaitu kuda bagian dalam (lintasan
dalam) dan kuda bagian luar(lintasan luar). kuda bagian bagian
dalam jumlahnya lebih sedikit daripada kuda yang ada pada
bagian luar. Para pengunjung yang akan bermain dalam wahana
tersebut diharuskan mengisi lerlebih dahulu kuda yang ada pada
bagian dalam. Setelah terisi penuh, pengunjung yang lain
dipersilahkan untuk mengisi kuda pada bagian luar, baru
permainan di jalankan.

A. PENGERTIAN KONFIGURASI ELEKTRON


Pada bagian sampul terdapat gambar sebuah komidi putar, dimana pada komidi putar tersebut
dapat dianalogikan seperti penyusunan elektron dalam suatu atom. Elektron-elektron dalam suatu atom
tersebar pada kulit (lintasan) utama dan sub kulit mengikuti suatu aturan tertentu juga.
Penulisan yang menunjukkan distribusi/ sebaran elektron dalam kulit (lintasan) disebut
konfigurasi elektron. Ada dua konsep yang mendasari penulisan konfigurasi elektron yaitu konsep
kulit atom (mengikuti teori Bohr) dan konsep sub-kulit mengikuti teori mekanika kuantum, di mana
elektron-elektron dalam suatu atom akan tersebar ke dalam orbital-orbital (s, p, d, f, dan seterusnya).
Dalam penulisan konfigurasi elektron konsep sub-kulit harus mengikuti tiga aturan yaitu aturan
Aufbau, larangan Pauli, dan aturan Hund. Pembahasan konfigurasi elektron kali ini hanya akan
membahas berkenaan dengan aturan Aufbau.
B. ATURAN AUFBAU
Penulisan konfigurasi elektron didasarkan pada atutan Aufbau, yaitu :
Elektron menempati orbital secara bertahap dimulai dari yang paling berenergi paling rendah. Setelah
orbital berenergi rendah terisi penuh, elektron menempati orbital yang energinya satu tingkat lebih
tinggi dan seterusnya sampai semua elektron dalam atom menempati orbitalnya

Berdasarkan jumlah energi yang dimiliki


setiap orbital, urutan pengisian orbital oleh
elektron dapat digambarkan sebagai berikut :

Berdasarkan diagram tersebut, kita dapat


menyusun konfigurasi elektron dengan urutan
sebagai berikut :

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14 6d10 7p6
C. PENYINGKATAN PENULISAN KONFIGURASI ELEKTRON
Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat berdasarkan konfigurasi elektron gas mulia.
Atom-atom yang memiliki elektron pada subkulit d, konfigurasi elektronnya dapat dituliskan
dengan dua cara, yaitu :
1) Berdasarkan urutan subkulit, atau
2) Berdasarkan urutan nomor kulit
Contoh :
1) 25𝑀𝑛 : [Ar] 4s2 3d5
2) 25𝑀𝑛 : [Ar] 3d5 4s2

D. PENULISAN KONFIGURASI ELEKTRON UNTUK ION


Cara penulisan konfigurasi elektron atom-atom yang bermuatan berbeda dengan konfigurasi
elektron atom pada keadaan dasar (netral). Jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima bergantung
pada jumlah muatannya. Contoh :
Konfigurasi elektron ion berikut :
1) 19𝐾 + : [Ar] 4s1
2) 38𝑆𝑟 2+ : [Kr]
3) 35𝐵𝑟 − : [Ar] 4s2 3d10 4p6

Anda mungkin juga menyukai