Anda di halaman 1dari 35

FRASA (Lengkap): Pengertian, Ciri, Jenis, Contoh

http://www.yuksinau.id/frasa-pengertian-ciri-jenis-contoh/#!

Sebuah kalimat tersusun atas beberapa satuan. Satuan itu tersusun dari satu kata
atau lebih. Dan satuan pembentuk kalimat tersebut menempati fungsi tertentu.

Fungsi tersebut yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.),
dan Keterangan (Ket.)

Fungsi diatas boleh ada atau tidak dalam sebuah kalimat. Tetapi ada fungsi yang
wajib ada yaitu Subjek (S) dan Predikat (P).

Nah fungsi di dalam kalimat bisa tersusun atas kata, frasa, maupun klausa.

Pengertian Frasa

Frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu
fungsi kalimat. Frasa tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak
mempunyai predikat.

Contoh frasa: Tiga orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di
perpustakaan.

Perhatikan penjelasan fungsi kalimat di atas:

 Tiga orang mahasiswa (S)


 sedang membaca (P)
 di perpustakaan (Ket. tempat).

Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa, yaitu ‘tiga orang mahasiswa’, ‘sedang
membaca’, dan ‘di perpustakaan’.

Ciri-Ciri Frasa

Untuk lebih memahami materi frasa ini, kamu harus mengerti ciri-ciri frasa berikut
ini yang Yuksinau.id dapat, yaitu:

 Frasa harus terdiri minimal dua kata atau lebih


 Menduduki atau mempunyai fungsi gramatikal dalam kalimat
 Frasa harus mempunyai satu makna gramatikal
 Frasa bersifat nonpredikatif
 Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat
Kategori Frasa

1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat


Suatu frasa disebut setara jika unsur penyusun nya mempunyai kedudukan yang
sama atau setara.

Contoh: Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman depan.

Frasa “saya dan adik” merupakan frasa sama, karena antara unsur “saya” dan unsur
“adik” memiliki kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan.

Demikian juga frasa “makan-makan” dan “minum-minum” termasuk frasa setara.

Frasa setara ditandai oleh adanya kata ‘dan‘ / ‘atau‘ di antara kedua unsur nya.

Selain frasa setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat merupakan frasa
yang terdiri atas inti dan atribut.

Contoh: Kakak akan pergi nanti malam.

Frasa “nanti malam” terdiri atas unsur atribut dan inti.

2. Frasa Idiomatik
Perhatikan 2 kalimat dibawah ini:

(a) Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko menjadi kambing
hitam.

(b) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih seekor kambing


hitam.

Kalimat (a) dan (b) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa ‘kambing hitam‘.

Pada kalimat (a) kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu
kejadian, sedangkan dalam kalimat (b) bermakna seekor kambing yang mempunyai
warna bulu hitam.

Artikel pendukung: Verba Transitif dan Intransitif Serta Contohnya

Makna kambing hitam di kalimat (a) tidak ada hubungannya dengan makna kata
kambing dan hitam.

Nah frasa yang maknanya tidak bisa dijelaskan berdasarkan makna kata yang
membentuknya dinamakan frasa Idiomatik.
Konstruksi Frasa

Frasa mempunyai 2 konstruksi, yaitu konstruksi endosentrik dan eksosentrik.

Perhatikan kalimat berikut: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.

1. Frasa Eksosentrik
Kalimat tersebut terdiri dari frasa ‘kedua saudagar itu’, ‘telah mengadakan’ dan
‘jual beli’. Menurut distribusi nya frasa ‘kedua saudagar itu’ dan ‘telah
mengadakan’ adalah frasa endosentrik. Sedangkan frasa ‘jual beli’ adalah frasa
eksosentrik.

Frasa kedua saudagar itu bisa diwakili kata saudagar. Frasa telah mengadakan juga
bisa diwakili kata mengadakan.

Tetapi frasa jual beli tidak bisa diwakili oleh kata jual maupun beli, Karena kedua
kata tersebut merupakan inti, sehingga mempunyai kedudukan yang sama.

Frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya
disebut frasa eksosentrik.

2. Frasa Endosentrik
Meliputi 3 jenis yaitu:

 Frasa Endosentrik yang Koordinatif: dihubungkan dengan kata “dan” dan


“atau”. Contoh: Pintu dan jendela sedang dicat.
 Frasa Endosentrik yang Atributif: tersusun dari unsur-unsur yang tidak
setara. Contoh: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik
Haji Manarul.
 Frasa Endosentrik yang Apositif: secara semantik, unsur yang satu pada
frasa endosentrik apositif mempunyai makna sama dengan unsur yang lain.
Unsur yang dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur
keterangan merupakan aposisi. Contoh: Arum, putri Pak Ruchan, berhasil
menjadi pelajar teladan.

Kelas Frasa

Frasa terbagi jenisnya menjadi 6 kelas kata. Meliputi frasa benda, kerja, sifat,
keterangan, bilangan, dan depan.

1. Frasa Benda atau Frasa Nomina


Frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda, yaitu
kata benda.

Contoh:
 Bara menerima hadiah ulang tahun.
 Bara menerima hadiah.

Alasannya karena frasa hadiah ulang tahu di kalimat distribusi sama dengan kata
benda hadiah.

Baca juga: TEKS DESKRIPSI (Lengkap): Pengertian, Ciri, Struktur, Contoh

2. Frasa Kerja atau Frasa Verba


Frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba.

Contoh: Arum sejak tadi akan menulis dengan pensil baru.


Disebabkan karena frasa akan menulis adalah kata kerja dan distribusinya sama
dengan kata kerja menulis.

3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva


Frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat. Memiliki inti berupa kata sifat.
Kesamaan distribusi tersebut bisa dilihat dari contoh frasa berikut.

Contoh:

 Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus.


 Lukisan yang dipamerkan itu-bagus-bagus.

4. Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia


Frasa yang distribusinya sama dengan kata keterangan. Umumnya inti frasa
keterangan juga berupa kata keterangan dan dalam kalimat sering menduduki
fungsi sebagai keterangan.

– Frasa keterangan sebagai keterangan


Frasa keterangan umumnya mempunyai keleluasan berpindah karena berfungsi
sebagai keterangan. Sebab itu frasa keterangan bisa terletak di depan atau belakang
subjek.

Contoh:

 Tidak biasanya dia pulang larut malam


 Dia tidak biasanya pulang larut malam
 Dia pulang larut malam tidak biasanya

– Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja

Contoh: Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu

5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia


Frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Biasanya frasa bilangan atau
frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu
bilangan.

Contoh: Tiga orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.

6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional


Frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas.

Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.

Frasa Yang Bersifat Ambigu


Ambiguitas kadang ditemukan dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan
makna.

Contoh: Kambing hitam dan mobil tetangga baru.

Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu.

Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu hitam dan
suatu ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan.

Frasa mobil tetangga baru juga bisa mempunyai 2 makna, yaitu yang baru adalah
mobil dan yang baru adalah tetangganya (bukan mobilnya.

Frasa ambigu akan menjadi jelas ketika digunakan dalam kalimat.

Definisi, Jenis, dan Macam Frasa


http://pelitaku.sabda.org/definisi_jenis_dan_macam_frasa_0

Kalimat terdiri atas beberapa satuan. Satuan-satuan tersebut terdiri atas satu kata
atau lebih. Satuan pembentuk kalimat tersebut menempati fungsi tertentu. Fungsi
yang dimaksud, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan
Keterangan (Ket.). Fungsi-fungsi tersebut boleh ada atau tidak dalam suatu kalimat.
Fungsi yang wajib ada, yaitu subjek dan predikat. Fungsi dalam kalimat dapat
terdiri atas kata, frasa, maupun klausa.
Definisi Frasa
Jadi apa arti frasa? Frasa adalah satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
menduduki satu fungsi kalimat.
Contoh frasa: Dua orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di
perpustakaan.
Perhatikan penjabaran fungsi kalimat di atas:
Dua orang mahasiswa (S)
sedang membaca (P)
di perpustakaan (Ket. tempat)
Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa, yaitu "dua orang mahasiswa," "sedang
membaca," dan "di perpustakaan".
Jadi, frasa memiliki sifat sebagai berikut:
1. Frasa terdiri atas dua kata atau lebih.
2. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.
A. Kategori Frasa
1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat
Sebuah frasa dikatakan setara jika unsur-unsur pembentuknya berkedudukan
sederajat atau setara.
Contoh: Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman depan.
Frasa "saya dan adik" adalah frasa setara, sebab antara unsur "saya" dan unsur
"adik" memunyai kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan. Demikian
juga frasa "makan-makan" dan "minum-minum" termasuk frasa setara. Frasa setara
ditandai oleh adanya kata "dan" atau "atau" di antara kedua unsurnya. Selain frasa
setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat adalah frasa yang terdiri atas inti
dan atribut.
Contoh: Ayah akan pergi nanti malam.
Frasa "nanti malam" terdiri atas unsur atribut dan inti.
2. Frasa Idiomatik
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini:
(1) Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko menjadi kambing
hitam.
(2) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih seekor kambing
hitam.
Kalimat (1) dan (2) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa "kambing hitam".
Kambing hitam pada kalimat (1) bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu
peristiwa, sedangkan dalam kalimat (2) bermakna seekor kambing yang warna
bulunya hitam.
Makna "kambing hitam" pada kalimat (1) tidak ada kaitannya dengan makna kata
"kambing" dan kata "hitam". Frasa yang maknanya tidak dapat dirunut atau
dijelaskan berdasarkan makna kata-kata yang membentuknya dinamakan frasa
idiomatik.
B. Konstruksi Frasa
Frasa memiliki dua konstruksi, yakni konstruksi endosentrik dan eksosentrik.
Perhatikan kalimat berikut: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.
Kalimat di atas terdiri atas frasa "kedua saudagar itu", "telah mengadakan", dan
"jual beli". Menurut distribusinya, frasa "kedua saudagar itu" dan "telah
mengadakan" merupakan frasa endosentrik. Sebaliknya, frasa "jual beli"
merupakan frasa eksosentrik.
Frasa "kedua saudagar itu" dapat diwakili kata "saudagar". Kata "saudagar" adalah
inti frasa bertingkat "kedua saudagar itu". Demikian juga frasa "telah mengadakan"
dapat diwakili kata "mengadakan". Akan tetapi, frasa "jual beli" tidak dapat
diwakili baik oleh kata "jual" maupun kata "beli". Hal ini disebabkan frasa "jual
beli" tidak memiliki distribusi yang sama dengan kata "jual" dan kata "beli". Kedua
kata tersebut merupakan inti, sehingga memunyai kedudukan yang sama.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa frasa "kedua saudagar itu" berdistribusi
sama dengan frasa "saudagar itu" dan kata "saudagar". Frasa "telah mengadakan"
berdistribusi sama dengan "mengadakan". Frasa yang distribusinya sama dengan
salah satu atau semua unsurnya dinamakan frasa endosentrik. Frasa yang
distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya disebut frasa
eksosentrik. Frasa "jual beli" termasuk frasa eksosentrik karena baik kata "jual"
maupun kata "beli" tidak dapat menggantikan "jual beli".
Frasa endosentrik meliputi beberapa macam frasa:
1. Frasa endosentrik yang koordinatif: frasa ini dihubungkan dengan kata "dan" dan
"atau".
Contoh: Pintu dan jendelanya sedang dicat.
2. Frasa Endosentrik yang Atributif: frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak
setara.
Contoh: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Haji Abdulah.
3. Frasa endosentrik yang apositif: secara semantik, unsur yang satu pada frasa
endosentrik apositif memunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang
dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan
aposisi.
Contoh: Alfia, putri Pak Bambang, berhasil menjadi pelajar teladan.
C. Kelas Frasa
Frasa dibagi menjadi enam kelas kata. Pembagian frasa meliputi frasa benda, kerja,
sifat, keterangan, bilangan, dan depan.
1. Frasa Benda atau Frasa Nomina: frasa yang distribusinya sama dengan kata
benda. Unsur pusat frasa benda, yaitu kata benda.
Contoh:
a. Dita menerima hadiah ulang tahun.
b. Dita menerima hadiah.
Frasa "hadiah ulang tahun" dalam kalimat distribusinya sama dengan kata benda
"hadiah". Oleh karena itu, frasa "hadiah ulang tahun" termasuk frasa benda atau
frasa nomina.
2. Frasa Kerja atau Frasa Verba: frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja
atau verba.
Contoh: Adik sejak tadi akan menulis dengan pensil baru.
Frasa "akan menulis" adalah frasa kerja, karena distribusinya sama dengan kata
kerja "menulis" dan unsur pusatnya kata kerja, yaitu "menulis".
3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva: frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat.
Frasa sifat memunyai inti berupa kata sifat. Kesamaan distribusi itu dapat dilihat
pada jajaran berikut.
Contoh:
a. Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus.
b. Lukisan yang dipamerkan itu-bagus-bagus.
4. Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia: frasa yang distribusinya sama dengan
kata keterangan. Biasanya inti frasa keterangan juga berupa kata keterangan dan
dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan.
a. Frasa keterangan sebagai keterangan:
Frasa keterangan biasanya memunyai keleluasaan berpindah karena berfungsi
sebagai keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau
di belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat.
Contoh:
1. Tidak biasanya dia pulang larut malam.
2. Dia tidak biasanya pulang larut malam.
3. Dia pulang larut malam tidak biasanya.
b. Frasa keterangan sebagai keterangan pada katSubjek:Bahasa
Indonesia/Materi:Frasa
a kerja.
Contoh: Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu.
5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia: frasa yang distribusinya sama dengan kata
bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan
menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan.
Contoh: Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.
6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional: frasa yang terdiri atas kata depan dengan
kata lain sebagai unsur penjelas.
Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.
D. Frasa Yang Bersifat Ambigu
Ambiguitas terkadang ditemui dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan
makna.
Contoh: Kambing hitam dan mobil tetangga baru.
Frasa kambing hitam dapat memunyai dua makna, yakni kambing yang berbulu
(berwarna) hitam dan sebuah ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan. Frasa
mobil tetangga baru juga dapat memiliki dua makna, yakni yang baru adalah mobil (milik
tetangga) dan yang baru adalah tetangga (bukan mobilnya). Frasa ambigu akan menjadi
jelas jika digunakan dalam kalimat.

Subjek:Bahasa Indonesia/Materi:Frasa
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Frasa

Frasa[sunting]
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi,
maksudnya kedua kata tersebut hanya menduduki satu jabatan kalimat.
Contoh:
Nenek saya
pohon rindang
Ciri-ciri Frasa[sunting]
Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat diketahui, yaitu :

1. Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.


2. Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
4. Bersifat non-predikatif.

Jenis-jenis Frasa[sunting]
Frasa berdasarkan jenis/kelas kata[sunting]

 Frasa Nomina
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan
memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi
menjadi 3 jenis yaitu :

1. Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : hari


senin, buku dua buah, bulan pertama, dll.
2. Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan),
misal : hak dan kewajiban, sandang pangan, ', lahir
bathin, dll.
3. Frasa Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia
sejak lama.
c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang
enak.

 Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja.
Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri atas


pewatas belakang, misal : a). Ia bekerja
keras sepanjang hari. b). Kami membaca buku itu
sekali lagi. Pewatas depan, misal : a). Kami yakin
mendapatkan pekerjaan itu. b). Mereka pasti
membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun
mendatang.
2. Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang
digabungkan menjadi satu dengan adanya
penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh
kalimat : a). Orang itu merusak dan
menghancurkan tempat tinggalnya sendiri. b). Kita
pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
3. Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan
yang ditambahkan atau diselipkan. Contoh
kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain,
kini semakin maju. b). jorong, tempat tinggalku
dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.

 Frasa Ajektifa
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau
keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang
berfungsi menerangkan, seperti : agak, dapat, harus, lebih, paling dan
'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :

1. Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi),


misal : cantik sekali, indah nian, hebat benar,
dll.
2. Frasa Adjektifa
Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap
kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera,
dll
3. Frasa Adjektifa Apositif, misal :
a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan
batubara.
Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan tambahan. Frasa Srikandi
cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat, sedangkan
frasa ayu menawan, dan tempat tinggalku dulu, merupakan keterangan
tambahan.

 Frasa Adverbial
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata
sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat
baik kata baik merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas. Frasa
yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besar, kurang
pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan
bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang
tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak
menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.

 Frasa Pronominal
Frasa Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan kata ganti, frasa ini
terdiri atas 3 jenis yaitu :
1. Modifikatif, misal kalian
semua, anda semua, mereka
semua, mereka itu, mereka
berdua.
2. Koordinatif, misal engkau dan
aku, kami dan mereka, saya dan
dia.
3. Apositif, misal :
a). Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan narkotika.

 Frasa Numeralia
Frasa Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan.
Frasa ini terdiri atas :

1. Modifikatif, contoh : a).


Mereka memotong dua
puluh ekor sapi kurban. b).
Kami membeli setengah
lusin buku tulis.
2. Koordinatif, contoh :
a). Entah dua atau tiga
sapi yang telah
dikurbankan. b). Dua atau
tiga orang telah
menyetujui kesepakatan
itu.

 Frasa Interogativ
Koordinatif ialah frasa yang
berintikan pada kata tanya.
contoh : a). Jawaban
dari apa atau siapa ciri dari
subjek kalimat. b). Jawaban
dari mengapa atau bagaimana
merupakan pertanda dari
jawaban predikat.
 Frasa Demonstrativ
Koordinatif ialah frasa yang
dibentuk oleh dua kata yang
tidak saling menerangkan.
contoh : a). Saya tinggal di
sana atau di sini sama saja. b).
Kami pergi kemari atau
kesana tidak ada masalah.

Frasa Preposisional
Koordinatif ialah frasa yang
dibentuk oleh kata depan yang
tidak saling menerangkan.
contoh : a). Petualangan
kami dari dan ke
Jawa memerlukan waktu satu
bulan. b). Perpustakaan
ini dari, oleh, dan
untuk masyarakat umum.
Frasa berdasarkan fungsi unsur
pembentuknya[sunting]
Berdasarkan fungsi dari unsur pembentuknya frasa terdiri dari beberapa
macam, yaitu :

 Frasa Endosentris yaitu


frasa yang unsur-unsurnya
berfungsi untuk
diterangkan dan
menerangkan (DM) atau
menerangkan dan
diterangkan (MD). contoh
frasa : kuda
hitam(DM), dua
orang (MD)..
Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu :

1. Frasa atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan


pola DM atau MD. contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD).
2. Frasa apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola
menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola
diterangkan). contoh : Alip si penari ular sangat cantik., kata Alip
posisinya sebagai diterangkan (D), sedangkan si penari
ular sebagai menerangkan (M).
3. Frasa koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya
menduduki fungsi inti (setara). contoh : ayah ibu, warta berita, dll.

 Frasa
eksosentris yaitu
frasa yang salah satu
unsur pembentuknya
menggunakan kata
tugas. contoh : dari
Bandung, kepada
teman, di kelurahan,
dll.
Frasa Berdasarkan satuan
makna yang
dikandung/dimiliki unsur-
unsur
pembentuknya[sunting]
Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang dikandung atau yang
dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi beberapa frasa,
yaitu :

1. Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki


makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah
membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ibu.
2. Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya
menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan
sebenarnya (konotasi). contoh kalimat : Orang tua Lintang baru
kembali dari Jakarta.

√ Pengertian Frasa, Ciri, Jenis Dan Contohnya


https://pendidikan.co.id/pengertian-frasa-ciri-jenis-dan-contohnya/
Pendidikan.Co.Id – Frasa adalah salah satu materi yang sangat berhubungan erat
dengat pelajaran bahasa indonesia. Tidak cukup dijadikan sebuah materi saja,
namun frasa ini juga sering dijadikan ialah sebagai soal ujian pada suatu jenjang
sekolah tertentu. Oleh karena itu didalam artikel saat ini kita akan membahas materi
mengenai apa itu frasa (pengertian dan cohtoh frasa). Untuk lebih memudahkan
memamahmi maka penjelasan materi mengenai frasa ini akan kita bagi menjadi dua
kelompok. Dibagian pertama kita akan membahas apa itu pengertian dan ciri frasa
terlebih dahulu, kemudian kita lanjutkan pada bagian kedua yang membahas
macam- jenis dari frasa yang disertai juga dengan contoh frasa tersebut. Langsung
saja kita simak ulasan mengenai frasa berikut ini.
Pengertian Frasa
Frasa merupakan sebuah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua
bagian kata atau juga lebih yang mempunyai satu makna gramatikal (makna yang
berubah-ubah dengan menyesuaikan sebuah konteks). Simple frasa ini adalah
gabungan atau pengelompokan dari dua kata atau lebih namun tidak bisa
membentuk kalimat sempurna oleh sebab tidak mempunyai predikat.

Ciri-ciri frasa
Dibawah ini meurpakan ciri-ciri frasa ialah sebagai berikut:
1. Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.
2. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
4. Frasa bersifat nonpredikatif.

Contoh Frasa
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa
merupakan suatu gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat atau bisa
membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat. Maka kita dapat
membuat contoh frasa ialah sebagai berikut:

1. Nasi goreng
2. Sedang Tidur
3. Sedang makan
4. Banting tulang
5. Tidur siang
6. Dengan tangan kanan

Jenis-jenis (Kategori) Frasa


Berdasarkan Jenisnya
frasa ini terbagi menjadi ialah sebagai berikut.

Frasa verbal
yaitu frasa yang mempunyai inti kata kerja dalam unsur pembentukannya dan juga
dapat difungsikan ialah sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam suatu
kalimat.
Contoh:

1. Sedang tidur
2. Akan muncul
3. Baru datang
4. Tidak makan

Frasa Nominal
yaitu frasa yang mempunyai inti kata benda dalam unsur pembentukannya dan juga
dapat difungsikan ialah sebagai pengganti dari kata benda.
Contoh:

1. Rumah kayu
2. Sepatu kaca
3. Lemari besi
4. Buku gambar
Frasa ajektiva
Adalah suatu frasa yang mempunyai inti berupa kata sifat dalam unsur
pembentukannya.

Contoh:

1. Sangat baik
2. Cukup hebat
3. Sangat cepat
4. Mahal sekali
5. Lumayan dekat

Frasa preposisional
Adalah frasa yang menggunakan sebuah kata depan didalam unsur
pembentukannya.

Contoh:

1. Dari sana
2. Ke Pasar
3. Dengan kaki
4. Di Solo
5. Kepada guru
6. Oleh saya

Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya


Dengan berdasarkan fungsinya frasa ini terbagi ialah sebagai berikut :

Frasa Endosentris

yakni suatu frasa yang salah satu unsur atau keduanya adalah merupakan unsur inti
atau pusat.

Contoh:

1. Kuda hitam
2. Anak sapi
3. Sudah selesai
4. Dua orang

Frasa endosentris sendiri memiliki 4 macam sebagai berikut

Frasa atribut, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan diterangkan


dan menerangkan atau menerangkan dan diterangkan.

Contoh:
1. Ayah kandung (diterangakan dan menerangkan)
2. Seekor nyamuk ( menerangkan dan diterangkan)

Frasa apositif

ialah suatu frasa yang salah satu dalam unsur pembentukannya itu dapat/bisa
digunakan sebagai pengganti dari unsur inti.

Frasa koordinatif

ialah suatu frasa yang unsur-unsur pembentukannya itu memiliki peran ialah
sebagai unsur inti.
Contoh:

1. Kakek nenek
2. Warta berita
3. Tua muda

Frasa Eksosentris

yakni suatu frasa yang pada salah satu unsurnya itu merupakan kata tugas.
Contoh:

1. Kepada ayah
2. Dari Solo
3. Di rumah
4. Pada hari

Berdasarkan kesatuan
Berdasarkan kesatuan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentukannya
frasa dapat dibagi menjadi :

1. Frasa biasa
frasa yang memiliki makna sebenarnya.
Contoh : Ibu membeli sayur bayam
2. Frasa idiomatik
frasa yang mempunyai atau memiliki makna baru atau makna yang bukan
sebenarnya (denotasi).
Contoh : Orang tua saya pergi ke luar kota
3. Frasa ambigu
Frasa ambigu ialah suatu frasa yang memiliki makna dua atau ganda dalam
pemakaian kalimat.
Contoh : tangan panjang

Dalam contoh tangan panjang diatas bisa diartikan bahwa tangan yang panjang itu
adalah orang yang suka mencuri.
Pembagian Frasa Dengan Berdasarkan Kedudukannya
Frasa dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kedudukannya, yakni frasa setara
serta frasa dan juga frasa bertingkat. penjelasannya dibawah ini

Frasa Setara

Frasa setara ialah suatu frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara. Contoh :

1. Keluar masuk.
2. Depan belakang.
3. Hitam putih.
4. Muda mudi.
5. Tua muda.
6. Suami istri
7. Maju mundur
8. Pergi kembali
9. Pulang pergi.
10. Asal usul

Frasa Setara Bertingkat

Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak
setara atau bertingkat. Contoh :

1. Uang tunai.
2. Cara baru.
3. Pedang tajam.
4. Bangku emas.
5. Mengayuh sepeda.
6. Sedang pergi.
7. Dari kantor.
8. Bahasa Indonesia.
9. Tanah air.
10. Musim panen.
19 Jenis-Jenis Frasa – Pengertian dan Contohnya

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-frasa

Jenis-Jenis Frasa – Pengertian dan Contohnya, Manusia memiliki kodrat


sebagai makhluk sosial, sehingga komunikasi dengan sesama manusia pasti tidak
terhindarkan setiap harinya. Salah satu media komunikasi antar perorangan adalah
bahasa. Dengan bahasa, manusia mampu menyampaikan pesan, gagasan, kehendak,
informasi ke manusia lainnya. Bahasa memiliki berbagai satuan yang
menyusunnya. Satuan terkecil dalam bahasa merupakan frasa. Dalam artikel kali
ini kita akan membahas mengenai jenis jenis frasa – pengertian dan contohnya.
Pengertian Frasa
Secara umum, frasa dapat diartikan sebagai gabungan atau suatu kesatuan kata yang
terbentuk dari dua kata atau lebih yang memiiliki satu makna gramatikal. Yang
dimaksud makna gramatikal di sini adalah makna yang berubah ubah sesuai dengan
konteks dalam kalimatnya. Menurut Ramlan (2001), frasa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan.
Dalam pengertian lain yang dikemukakan Chaer, frasa merupakan satuan yang
terdiri dari dua atau lebih yang membentuk atau menduduki satu fungsi kalimat
(subjek / predikat / objek / keterangan / pelengkap) dan juga bersifat nonprediktif.
perhatikan contoh berikut :

 Mahasiswa tahun pertama sedang kuliah di ruang kelas 301

Pada kalimat di atas, dapat kita temui tiga buah frasa, yakni :

 ‘mahasiswa tahun pertama’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai


subjek.
 ‘sedang kuliah’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai predikat.
 ‘di ruang kelas 301’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai keterangan
tempat.

Dalam uraian singkat pada kalimat diatas, frasa merupakan gabungan beberapa kata
yang tidak memiliki predikat, sehingga tidak dapat membentuk kalimat sempurna.

Ciri-Ciri Frasa
Untuk membedakan frasa dari satuan bahasa lain, berikut ini merupakan ciri ciri
atau sifat sifat yang dimiliki frasa, yaitu :

1. Frasa terdiri dari minimal dua kata atau lebih.


2. Frasa menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat (misal: subjek,
predikat, objek, atau lain sebagainya).
3. Frasa memiliki satu makna gramatikal.
4. Frasa bersifat non predikatif (frasa dapat menduduki fungsi sebagai predikat,
namun bukan merupakan kumpulan kata yang memiliki predikat seperti kalimat).

Jenis-Jenis Frasa
Frasa dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan persamaan dstribusi dengan
unsurnya, kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, kedudukan, serta makna yang
dikandungnya.

A. Pembagian Frasa Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya


(Pemadunya)
Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frasa dibedakan menjadi frasa
endosentris dan frasa eksosentris. Berikut penjelasannya.

1. Frasa Endosentris

Frasa Endosentris merupakan frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam


suatu fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat
menggantikan fungsi tertentu dari frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat.
Dengan kata lain frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki unsur pusat.

Contoh:

Sejumlah mahasiswa di kelas


(S) (P)
Tiga pria di pelabuhan
(S) (P)
Pemilihan umum lima tahun sekali
(S) (P)
Kalimat ‘Sejumlah mahasiswa di kelas’ tidak dapat ditulis menjadi ‘Sejumlah di
kelas’ karena kata ‘mahasiswa’ merupakan unsur pusat. Begitu pula dengan kalimat
‘Tiga pria di pelabuhan’ tidak dapat ditulis sebagai ‘Tiga di pelabuhan’ karena kata
‘pria’ merupakan unsur pusat pada frasa ‘tiga pria’. Sedangkan pada kalimat
‘Pemilihan umum lima tahun sekali’ tidak dapat ditulis menjadi ‘umum lima tahun
sekali’ atau pun ‘pemilihan lima sekali’ karena kata ‘pemilihan’ dan kata tahun
‘tahun’ merupakan unsur pusat.

Lebih lanjut, frasa endosentris masih dapat dibagi lagi menjadi tiga, yakni frasa
endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, serta frasa endosentris apositif.

1.1. Frasa Endosentris Kontributif


Frasa Endosentris Koordinatif merupakan frasa endosentris yang semua unsurnya
adalah unsur pusat. Untuk unsur yang mengacu pada hal yang berbeda pada tiap
unsurnya, frasa dapat diberi sisipan kata ‘dan’ atau ‘atau’.

Contoh :
 Pekarangan rumah
 Suami istri
 Ayah ibu
 Kakak adik
 Muda mudi
 Pembianaan dan pembangunan
 Pembangunan dan pembaharuan
 Maju atau mundur
 Bekerja atau belajar
 Kuliah atau bekerja

1.2. Frasa Endosentris Atributif


Frasa Endosentris Atributif adalah frasa endosentris yang mempunyai unsur pusat
serta unsur atribut. Atribut merupakan bagian frasa yang bukan termasuk unsur
pusat, akan tetapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang yang
bermakna.

Contoh :

 Pemilihan presiden

(UP) (Atribut)

 Pembangunan lima tahun

(UP) (Atribut)

 Sekolah Inpres
 Buku baru
 Kemarin malam
 Malam ini
 Minggu ini
 Sedang syuting
 Sangat bahagia
 Orang itu
 Anak Pak Ujang
 Sedang menari

Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut, sedangkan kata
yang tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan unsur pusat pada
frasa tersebut.

1.3. Frasa Endosentris Apositif


Frasa Endosentris Apositif merupakan frasa endosentris yang semua unsur di
dalamnya adalah unsur pusat serta menunjuk pada satu hal yang sama. Atau dengan
kata lain, unsur pusat yang satu merupakan aposisi dari unsur pusat lainnya.
Contoh:

Taufik Hidayat, pebulutangkis Indonesia, meraih medali emas Olimpiade Athena


‘Taufik Hidayat’ merupakan unsur pusat, sedangkan ‘pebulutangkis Indonesia’
merupakan aposisinya. Sehingga kalimat tersebut dapat dituliskan sebagai berikut
:

Taufik Hidayat, ……………………………………meraih medali emas Olimpiade


Athena
……………………..pebulutangkis Indonesia meraih medali emas Olimpiade Athena
Contoh lain frasa endosentris apositif adalah sebagai berikut :

 Bogor, kota Hujan, ………


 Leonardo di Caprio, pemenang Piala Oscar, ………
 Film ‘La La Land’, peraih lima piala BAFTA, ………..
 Sutarno, pesulap Indonesia, ……….
 Bapak Jokowi, presiden ketujuh Republik Indonesia, ………..
 Ahmad Dhani, calon wakil bupati Bekasi, ………….
 Aulia Rahman, temanku, ………….
 Ibu Ani Yudhoyono, istri Bapak SBY, …………..
 Solo, kota kelahiranku, …………
 Azza, pemain basket FEM, ………..

Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang tidak
dicetak miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut.

2. Frasa Eksosentris

Frasa Eksosentris merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan


dengan unsurnya. Dengan kata lain, frasa eksosenyris tidak memiliki unsur pusat
atau UP.

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan contoh dari frasa eksosentrik)

 Kedua saudagar mengadakan jual beli


 Mereka bertemu di pelabuhan
 Mahasiswa di lapangan
 Anak itu mengadu pada ibunya
 Saiful dan Aria ke perpustakaan
 Dia baru pulang dari Medan
 Ananda melakukan penelitian di Bogor
 Ia mengirimkan surat pada sahabatnya
 Sindikat pencuri biasa beraksi pada malam
 Ia menunggu di rumah
B. Pembagian Frasa Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur
Pusatnya
Menurut pembagian berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frasa
dibedakan menjadi enam kategori, yakni frasa nomina, frasa verba, frasa ajektifa,
frasa numeralia, frasa preposisi, dan frasa konjungsi.

1. Frasa Nomina

Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina. Frasa
nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut,

1.1. Nomina sebenarnya.


Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Pasir pantai itu sangat putih.


 Gerobak itu berwana merah.
 Rumah ini milik keluarga Hasim.
 Jeruk itu manis sekali.
 Roda motornya kempes.

1.2. Pronominal
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dia itu seorang penulis.


 Mereka semua tergabung dalam grup musik yang sama.
 Kami ini perwakilan universitas.
 Dia itu memang manis.
 Kita itu saudara.

1.3. Nama
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dian itu saudara sepupu saya.


 Ayah Ahmad seorang pelaut.
 Koki Andita sudah terkenal di mana mana.
 Rihanna itu memang terkenal baik dari dulu.
 Rumanah itu anak dari Pak RT.

1.4. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina


Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dia rajin (verba) – >rajin itu menguntungkan.


 Anak kucing kami tiga ekor (numeralia) -> Tiga itu cuma sedikit dibandingkan
yang diterima sebenarnya.
 Dia berlari (verba) -> Berlari itu bentuk olahraga yang murah dan mudah.
 Dia baik (adjektiva) -> Anak baik itu bernama Ananda.
 Harga rumah kami tiga juta rupiah (numeralia) -> Tiga juta itu hilang dirampok.

2. Frasa Verba

Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai
dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata ‘sedang’
untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan keadaan. Frasa
verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi
sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh :

 Berlari kencang.
 Memacu motornya kencang.
 Sedang menjemur.
 Menghitung penghasilan bulan ini.
 Berjalan memutari kompleks.
 Belajar beladiri.
 Membawa keranjang buah.
 Pergi berlibur.
 Membantu teman.
 Menjenguk pamannya.

3. Frasa Adjektiva

Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiva.
Unsur dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata
paling). Biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh :

 Rumahnya sangat besar.


 Alangkah senangnya kami.
 Dia itu sesukanya sendiri.
 Dia memang yang terbaik.
 Ananda sangat baik
 Jalannya sangat panjang.
 Panci itu sangat panas.
 Hasil ujiannya yang paling baik di antara teman temannya
 Pekarangangan itu sangat lebar.
 Dia anak paling penurut di antara saudaranya.
4. Frasa Numeralia

Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia
atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu. Frasa
numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata uang,
dan lain sebagainya.

Contoh :

 Dua puluh lima.


 Lima belas ribu.
 Dua ekor.
 Tiga puluh tangkai.
 Lima puluh lima tandan.
 Dua ratus juta rupiah.
 Enam milyar.
 Seratus juta rupiah.
 Tiga ribu dolar Amerika.
 Tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.

5. Frasa Preposisi

Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan
sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang bukan klausa,
yang berdiri sebagai petanda.

Contoh:

 Di teras.
 Di depan rumah.
 Dari sekolah.
 Untuk saya.
 Kepada hadirin yang terhormat.
 Untuk semua murid yang mengikuti upacara bendera.
 Ke stasiun.
 Dari arah utara.
 Menuju rumah.
 Ke arah yang berlawanan.

6. Frasa Konjungsi

Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata
penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau keterangan.
Contoh:

 Terus diam.
 Ketika belajar.
 Masa lampau.
 Kemarin malam.
 Akhir minggu.
 Tadi sore.
 Tengah malam.
 Kemarin siang.
 Besok petang.
 Terus berlari.

C. Pembagian Frasa Berdasarkan Kedudukannya


Frasa dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kedudukannya, yakni frasa setara
serta frasa setara bertingkat.

Pengertian Frasa, Ciri-ciri, Jenis Dan Contoh Frasa


http://materi4belajar.blogspot.com/2016/02/pengertian-frasa-ciri-jenis-dan-
contoh.html#
Pengertian Frasa, Ciri-ciri, Jenis Dan Contoh Frasa – Frasa merupakan salah satu
materi yang sangat erat kaitannya dengat pelajaran bahasa indonesia. Tidak cukup
dijadikan materi saja, namun frasa juga sering dijadikan sebagai soal ujian dalam
jenjang sekolah tertentu. Oleh sebab itu pada artikel kali ini kita akan membahas
materi mengenai frasa (pengertian dan cohtoh frasa). Untuk lebih memudahkan
maka penjelasan materi tentang frasa akan kita bagi menjadi dua bagian. Pada
bagian pertama kita akan membahas pengertian dari frasa terlebih dahulu, lalu
dilanjutkan pada bagian kedua kita akan membahas berbagai jenis dari frasa yang
disertai contoh frasa tersebut. Langsung saja kita simak pembahasan frasa berikut
ini.
Pengertian, Jenis, Dan Contoh Frasa

Untuk dapat memahami apa itu frasa, maka simaklah artikel dibawah ini yang sudah
dibagi menjadi sub-bagian pengertian frasa, jenis frasa, dan contoh frasa.

Pengertian Frasa

Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok kata
atau lebih yang memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah
menyesuaikan dengan konteks). Singkatnya frasa adalah gabungan dari dua kata
atau lebih namun tidak dapat membentuk kalimat sempurna karena tidak memiliki
predikat.

Ciri-ciri frasa
Adapun ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut:

Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.
Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
Frasa bersifat nonpredikatif.
Contoh Frasa
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa
adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat membentuk kalimat
sempurna. Maka kita dapat membuat contoh frasa sebagai berikut:

Nasi goreng
Sedang Tidur
Sedang makan
Banting tulang
Tidur siang
Dengan tangan kanan
Baca Juga : Contoh Frasa Nominal Dan Verbal
Kategori Frasa
Berdasarkan Jenisnya, frasa terbagi menjadi sebagai berikut.

Frasa verbal, yaitu frasa yang memiliki inti kata kerja dalam unsur pembentukannya
serta dapat berfungsi sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam kalimat.
Contoh:
Sedang tidur
Akan muncul
Baru datang
Tidak makan
Frasa Nominal, yaitu frasa yang memiliki inti kata benda dalam unsur
pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata benda.
Contoh:
Rumah kayu
Sepatu kaca
Lemari besi
Buku gambar
Frasa ajektiva, yaitu frasa yang memilik inti berupa kata sifat dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Sangat baik
Cukup hebat
Sangat cepat
Mahal sekali
Lumayan dekat
Frasa preposisional, yaitu frasa yang menggunakan kata depan dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Dari sana
Ke Pasar
Dengan kaki
Di Solo
Kepada guru
Oleh saya
Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya frasa terbagi sebagai berikut :

Frasa Endosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur atau keduanya merupakan
unsur inti atau pusat.
Contoh:
Kuda hitam
Anak sapi
Sudah selesai
Dua orang
Frasa endosentris sendiri memiliki 4 macam sebagai berikut

Frasa atribut, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan diterangkan


dan menerangkan atau menerangkan dan diterangkan.
Contoh:
Ayah kandung (diterangakan dan menerangkan)
Seekor nyamuk ( menerangkan dan diterangkan)
Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentukannya dapat digunakan
sebagai pengganti unsur inti.
Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentukannya berperan sebagai
unsur inti.
Contoh:
Kakek nenek
Warta berita
Tua muda
Frasa Eksosentris, yaitu frasa yang pada salah satu unsurnya merupakan kata tugas.
Contoh:
Kepada ayah
Dari Solo
Di rumah
Pada hari
Berdasarkan kesatuan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentukannya
frasa dapat dibagi menjadi :

Frasa biasa, frasa yang memiliki makna sebenarnya.


Contoh : Ibu membeli sayur bayam
Frasa idiomatik, frasa yang mempunyai makna baru atau makna yang bukan
sebenarnya (denotasi).
Contoh : Orang tua saya pergi ke luar kota
Frasa ambigu
Frasa ambigu merupakan frasa yang memiliki makna ganda dalam pemakaian
kalimat.
Contoh : tangan panjang

Pada contoh diatas tangan panjang dapat berarti tangan yang panjang dan juga bisa
diartikan sebagai orang yang suka mencuri.

Anda mungkin juga menyukai