http://www.yuksinau.id/frasa-pengertian-ciri-jenis-contoh/#!
Sebuah kalimat tersusun atas beberapa satuan. Satuan itu tersusun dari satu kata
atau lebih. Dan satuan pembentuk kalimat tersebut menempati fungsi tertentu.
Fungsi tersebut yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.),
dan Keterangan (Ket.)
Fungsi diatas boleh ada atau tidak dalam sebuah kalimat. Tetapi ada fungsi yang
wajib ada yaitu Subjek (S) dan Predikat (P).
Nah fungsi di dalam kalimat bisa tersusun atas kata, frasa, maupun klausa.
Pengertian Frasa
Frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu
fungsi kalimat. Frasa tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak
mempunyai predikat.
Contoh frasa: Tiga orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di
perpustakaan.
Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa, yaitu ‘tiga orang mahasiswa’, ‘sedang
membaca’, dan ‘di perpustakaan’.
Ciri-Ciri Frasa
Untuk lebih memahami materi frasa ini, kamu harus mengerti ciri-ciri frasa berikut
ini yang Yuksinau.id dapat, yaitu:
Frasa “saya dan adik” merupakan frasa sama, karena antara unsur “saya” dan unsur
“adik” memiliki kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan.
Frasa setara ditandai oleh adanya kata ‘dan‘ / ‘atau‘ di antara kedua unsur nya.
Selain frasa setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat merupakan frasa
yang terdiri atas inti dan atribut.
2. Frasa Idiomatik
Perhatikan 2 kalimat dibawah ini:
(a) Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko menjadi kambing
hitam.
Kalimat (a) dan (b) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa ‘kambing hitam‘.
Pada kalimat (a) kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu
kejadian, sedangkan dalam kalimat (b) bermakna seekor kambing yang mempunyai
warna bulu hitam.
Makna kambing hitam di kalimat (a) tidak ada hubungannya dengan makna kata
kambing dan hitam.
Nah frasa yang maknanya tidak bisa dijelaskan berdasarkan makna kata yang
membentuknya dinamakan frasa Idiomatik.
Konstruksi Frasa
Perhatikan kalimat berikut: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.
1. Frasa Eksosentrik
Kalimat tersebut terdiri dari frasa ‘kedua saudagar itu’, ‘telah mengadakan’ dan
‘jual beli’. Menurut distribusi nya frasa ‘kedua saudagar itu’ dan ‘telah
mengadakan’ adalah frasa endosentrik. Sedangkan frasa ‘jual beli’ adalah frasa
eksosentrik.
Frasa kedua saudagar itu bisa diwakili kata saudagar. Frasa telah mengadakan juga
bisa diwakili kata mengadakan.
Tetapi frasa jual beli tidak bisa diwakili oleh kata jual maupun beli, Karena kedua
kata tersebut merupakan inti, sehingga mempunyai kedudukan yang sama.
Frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya
disebut frasa eksosentrik.
2. Frasa Endosentrik
Meliputi 3 jenis yaitu:
Kelas Frasa
Frasa terbagi jenisnya menjadi 6 kelas kata. Meliputi frasa benda, kerja, sifat,
keterangan, bilangan, dan depan.
Contoh:
Bara menerima hadiah ulang tahun.
Bara menerima hadiah.
Alasannya karena frasa hadiah ulang tahu di kalimat distribusi sama dengan kata
benda hadiah.
Contoh:
Contoh:
Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu.
Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu hitam dan
suatu ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan.
Frasa mobil tetangga baru juga bisa mempunyai 2 makna, yaitu yang baru adalah
mobil dan yang baru adalah tetangganya (bukan mobilnya.
Kalimat terdiri atas beberapa satuan. Satuan-satuan tersebut terdiri atas satu kata
atau lebih. Satuan pembentuk kalimat tersebut menempati fungsi tertentu. Fungsi
yang dimaksud, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan
Keterangan (Ket.). Fungsi-fungsi tersebut boleh ada atau tidak dalam suatu kalimat.
Fungsi yang wajib ada, yaitu subjek dan predikat. Fungsi dalam kalimat dapat
terdiri atas kata, frasa, maupun klausa.
Definisi Frasa
Jadi apa arti frasa? Frasa adalah satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
menduduki satu fungsi kalimat.
Contoh frasa: Dua orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di
perpustakaan.
Perhatikan penjabaran fungsi kalimat di atas:
Dua orang mahasiswa (S)
sedang membaca (P)
di perpustakaan (Ket. tempat)
Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa, yaitu "dua orang mahasiswa," "sedang
membaca," dan "di perpustakaan".
Jadi, frasa memiliki sifat sebagai berikut:
1. Frasa terdiri atas dua kata atau lebih.
2. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.
A. Kategori Frasa
1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat
Sebuah frasa dikatakan setara jika unsur-unsur pembentuknya berkedudukan
sederajat atau setara.
Contoh: Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman depan.
Frasa "saya dan adik" adalah frasa setara, sebab antara unsur "saya" dan unsur
"adik" memunyai kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan. Demikian
juga frasa "makan-makan" dan "minum-minum" termasuk frasa setara. Frasa setara
ditandai oleh adanya kata "dan" atau "atau" di antara kedua unsurnya. Selain frasa
setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat adalah frasa yang terdiri atas inti
dan atribut.
Contoh: Ayah akan pergi nanti malam.
Frasa "nanti malam" terdiri atas unsur atribut dan inti.
2. Frasa Idiomatik
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini:
(1) Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko menjadi kambing
hitam.
(2) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih seekor kambing
hitam.
Kalimat (1) dan (2) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa "kambing hitam".
Kambing hitam pada kalimat (1) bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu
peristiwa, sedangkan dalam kalimat (2) bermakna seekor kambing yang warna
bulunya hitam.
Makna "kambing hitam" pada kalimat (1) tidak ada kaitannya dengan makna kata
"kambing" dan kata "hitam". Frasa yang maknanya tidak dapat dirunut atau
dijelaskan berdasarkan makna kata-kata yang membentuknya dinamakan frasa
idiomatik.
B. Konstruksi Frasa
Frasa memiliki dua konstruksi, yakni konstruksi endosentrik dan eksosentrik.
Perhatikan kalimat berikut: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.
Kalimat di atas terdiri atas frasa "kedua saudagar itu", "telah mengadakan", dan
"jual beli". Menurut distribusinya, frasa "kedua saudagar itu" dan "telah
mengadakan" merupakan frasa endosentrik. Sebaliknya, frasa "jual beli"
merupakan frasa eksosentrik.
Frasa "kedua saudagar itu" dapat diwakili kata "saudagar". Kata "saudagar" adalah
inti frasa bertingkat "kedua saudagar itu". Demikian juga frasa "telah mengadakan"
dapat diwakili kata "mengadakan". Akan tetapi, frasa "jual beli" tidak dapat
diwakili baik oleh kata "jual" maupun kata "beli". Hal ini disebabkan frasa "jual
beli" tidak memiliki distribusi yang sama dengan kata "jual" dan kata "beli". Kedua
kata tersebut merupakan inti, sehingga memunyai kedudukan yang sama.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa frasa "kedua saudagar itu" berdistribusi
sama dengan frasa "saudagar itu" dan kata "saudagar". Frasa "telah mengadakan"
berdistribusi sama dengan "mengadakan". Frasa yang distribusinya sama dengan
salah satu atau semua unsurnya dinamakan frasa endosentrik. Frasa yang
distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya disebut frasa
eksosentrik. Frasa "jual beli" termasuk frasa eksosentrik karena baik kata "jual"
maupun kata "beli" tidak dapat menggantikan "jual beli".
Frasa endosentrik meliputi beberapa macam frasa:
1. Frasa endosentrik yang koordinatif: frasa ini dihubungkan dengan kata "dan" dan
"atau".
Contoh: Pintu dan jendelanya sedang dicat.
2. Frasa Endosentrik yang Atributif: frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak
setara.
Contoh: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Haji Abdulah.
3. Frasa endosentrik yang apositif: secara semantik, unsur yang satu pada frasa
endosentrik apositif memunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang
dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan
aposisi.
Contoh: Alfia, putri Pak Bambang, berhasil menjadi pelajar teladan.
C. Kelas Frasa
Frasa dibagi menjadi enam kelas kata. Pembagian frasa meliputi frasa benda, kerja,
sifat, keterangan, bilangan, dan depan.
1. Frasa Benda atau Frasa Nomina: frasa yang distribusinya sama dengan kata
benda. Unsur pusat frasa benda, yaitu kata benda.
Contoh:
a. Dita menerima hadiah ulang tahun.
b. Dita menerima hadiah.
Frasa "hadiah ulang tahun" dalam kalimat distribusinya sama dengan kata benda
"hadiah". Oleh karena itu, frasa "hadiah ulang tahun" termasuk frasa benda atau
frasa nomina.
2. Frasa Kerja atau Frasa Verba: frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja
atau verba.
Contoh: Adik sejak tadi akan menulis dengan pensil baru.
Frasa "akan menulis" adalah frasa kerja, karena distribusinya sama dengan kata
kerja "menulis" dan unsur pusatnya kata kerja, yaitu "menulis".
3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva: frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat.
Frasa sifat memunyai inti berupa kata sifat. Kesamaan distribusi itu dapat dilihat
pada jajaran berikut.
Contoh:
a. Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus.
b. Lukisan yang dipamerkan itu-bagus-bagus.
4. Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia: frasa yang distribusinya sama dengan
kata keterangan. Biasanya inti frasa keterangan juga berupa kata keterangan dan
dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan.
a. Frasa keterangan sebagai keterangan:
Frasa keterangan biasanya memunyai keleluasaan berpindah karena berfungsi
sebagai keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau
di belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat.
Contoh:
1. Tidak biasanya dia pulang larut malam.
2. Dia tidak biasanya pulang larut malam.
3. Dia pulang larut malam tidak biasanya.
b. Frasa keterangan sebagai keterangan pada katSubjek:Bahasa
Indonesia/Materi:Frasa
a kerja.
Contoh: Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu.
5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia: frasa yang distribusinya sama dengan kata
bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan
menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan.
Contoh: Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.
6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional: frasa yang terdiri atas kata depan dengan
kata lain sebagai unsur penjelas.
Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.
D. Frasa Yang Bersifat Ambigu
Ambiguitas terkadang ditemui dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan
makna.
Contoh: Kambing hitam dan mobil tetangga baru.
Frasa kambing hitam dapat memunyai dua makna, yakni kambing yang berbulu
(berwarna) hitam dan sebuah ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan. Frasa
mobil tetangga baru juga dapat memiliki dua makna, yakni yang baru adalah mobil (milik
tetangga) dan yang baru adalah tetangga (bukan mobilnya). Frasa ambigu akan menjadi
jelas jika digunakan dalam kalimat.
Subjek:Bahasa Indonesia/Materi:Frasa
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Frasa
Frasa[sunting]
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi,
maksudnya kedua kata tersebut hanya menduduki satu jabatan kalimat.
Contoh:
Nenek saya
pohon rindang
Ciri-ciri Frasa[sunting]
Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat diketahui, yaitu :
Jenis-jenis Frasa[sunting]
Frasa berdasarkan jenis/kelas kata[sunting]
Frasa Nomina
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan
memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi
menjadi 3 jenis yaitu :
Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja.
Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
Frasa Ajektifa
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau
keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang
berfungsi menerangkan, seperti : agak, dapat, harus, lebih, paling dan
'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
Frasa Adverbial
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata
sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat
baik kata baik merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas. Frasa
yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besar, kurang
pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan
bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang
tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak
menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
Frasa Pronominal
Frasa Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan kata ganti, frasa ini
terdiri atas 3 jenis yaitu :
1. Modifikatif, misal kalian
semua, anda semua, mereka
semua, mereka itu, mereka
berdua.
2. Koordinatif, misal engkau dan
aku, kami dan mereka, saya dan
dia.
3. Apositif, misal :
a). Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan narkotika.
Frasa Numeralia
Frasa Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan.
Frasa ini terdiri atas :
Frasa Interogativ
Koordinatif ialah frasa yang
berintikan pada kata tanya.
contoh : a). Jawaban
dari apa atau siapa ciri dari
subjek kalimat. b). Jawaban
dari mengapa atau bagaimana
merupakan pertanda dari
jawaban predikat.
Frasa Demonstrativ
Koordinatif ialah frasa yang
dibentuk oleh dua kata yang
tidak saling menerangkan.
contoh : a). Saya tinggal di
sana atau di sini sama saja. b).
Kami pergi kemari atau
kesana tidak ada masalah.
Frasa Preposisional
Koordinatif ialah frasa yang
dibentuk oleh kata depan yang
tidak saling menerangkan.
contoh : a). Petualangan
kami dari dan ke
Jawa memerlukan waktu satu
bulan. b). Perpustakaan
ini dari, oleh, dan
untuk masyarakat umum.
Frasa berdasarkan fungsi unsur
pembentuknya[sunting]
Berdasarkan fungsi dari unsur pembentuknya frasa terdiri dari beberapa
macam, yaitu :
Frasa
eksosentris yaitu
frasa yang salah satu
unsur pembentuknya
menggunakan kata
tugas. contoh : dari
Bandung, kepada
teman, di kelurahan,
dll.
Frasa Berdasarkan satuan
makna yang
dikandung/dimiliki unsur-
unsur
pembentuknya[sunting]
Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang dikandung atau yang
dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi beberapa frasa,
yaitu :
Ciri-ciri frasa
Dibawah ini meurpakan ciri-ciri frasa ialah sebagai berikut:
1. Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.
2. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
4. Frasa bersifat nonpredikatif.
Contoh Frasa
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa
merupakan suatu gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat atau bisa
membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat. Maka kita dapat
membuat contoh frasa ialah sebagai berikut:
1. Nasi goreng
2. Sedang Tidur
3. Sedang makan
4. Banting tulang
5. Tidur siang
6. Dengan tangan kanan
Frasa verbal
yaitu frasa yang mempunyai inti kata kerja dalam unsur pembentukannya dan juga
dapat difungsikan ialah sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam suatu
kalimat.
Contoh:
1. Sedang tidur
2. Akan muncul
3. Baru datang
4. Tidak makan
Frasa Nominal
yaitu frasa yang mempunyai inti kata benda dalam unsur pembentukannya dan juga
dapat difungsikan ialah sebagai pengganti dari kata benda.
Contoh:
1. Rumah kayu
2. Sepatu kaca
3. Lemari besi
4. Buku gambar
Frasa ajektiva
Adalah suatu frasa yang mempunyai inti berupa kata sifat dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
1. Sangat baik
2. Cukup hebat
3. Sangat cepat
4. Mahal sekali
5. Lumayan dekat
Frasa preposisional
Adalah frasa yang menggunakan sebuah kata depan didalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
1. Dari sana
2. Ke Pasar
3. Dengan kaki
4. Di Solo
5. Kepada guru
6. Oleh saya
Frasa Endosentris
yakni suatu frasa yang salah satu unsur atau keduanya adalah merupakan unsur inti
atau pusat.
Contoh:
1. Kuda hitam
2. Anak sapi
3. Sudah selesai
4. Dua orang
Contoh:
1. Ayah kandung (diterangakan dan menerangkan)
2. Seekor nyamuk ( menerangkan dan diterangkan)
Frasa apositif
ialah suatu frasa yang salah satu dalam unsur pembentukannya itu dapat/bisa
digunakan sebagai pengganti dari unsur inti.
Frasa koordinatif
ialah suatu frasa yang unsur-unsur pembentukannya itu memiliki peran ialah
sebagai unsur inti.
Contoh:
1. Kakek nenek
2. Warta berita
3. Tua muda
Frasa Eksosentris
yakni suatu frasa yang pada salah satu unsurnya itu merupakan kata tugas.
Contoh:
1. Kepada ayah
2. Dari Solo
3. Di rumah
4. Pada hari
Berdasarkan kesatuan
Berdasarkan kesatuan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentukannya
frasa dapat dibagi menjadi :
1. Frasa biasa
frasa yang memiliki makna sebenarnya.
Contoh : Ibu membeli sayur bayam
2. Frasa idiomatik
frasa yang mempunyai atau memiliki makna baru atau makna yang bukan
sebenarnya (denotasi).
Contoh : Orang tua saya pergi ke luar kota
3. Frasa ambigu
Frasa ambigu ialah suatu frasa yang memiliki makna dua atau ganda dalam
pemakaian kalimat.
Contoh : tangan panjang
Dalam contoh tangan panjang diatas bisa diartikan bahwa tangan yang panjang itu
adalah orang yang suka mencuri.
Pembagian Frasa Dengan Berdasarkan Kedudukannya
Frasa dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kedudukannya, yakni frasa setara
serta frasa dan juga frasa bertingkat. penjelasannya dibawah ini
Frasa Setara
Frasa setara ialah suatu frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara. Contoh :
1. Keluar masuk.
2. Depan belakang.
3. Hitam putih.
4. Muda mudi.
5. Tua muda.
6. Suami istri
7. Maju mundur
8. Pergi kembali
9. Pulang pergi.
10. Asal usul
Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak
setara atau bertingkat. Contoh :
1. Uang tunai.
2. Cara baru.
3. Pedang tajam.
4. Bangku emas.
5. Mengayuh sepeda.
6. Sedang pergi.
7. Dari kantor.
8. Bahasa Indonesia.
9. Tanah air.
10. Musim panen.
19 Jenis-Jenis Frasa – Pengertian dan Contohnya
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-frasa
Pada kalimat di atas, dapat kita temui tiga buah frasa, yakni :
Dalam uraian singkat pada kalimat diatas, frasa merupakan gabungan beberapa kata
yang tidak memiliki predikat, sehingga tidak dapat membentuk kalimat sempurna.
Ciri-Ciri Frasa
Untuk membedakan frasa dari satuan bahasa lain, berikut ini merupakan ciri ciri
atau sifat sifat yang dimiliki frasa, yaitu :
Jenis-Jenis Frasa
Frasa dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan persamaan dstribusi dengan
unsurnya, kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, kedudukan, serta makna yang
dikandungnya.
1. Frasa Endosentris
Contoh:
Lebih lanjut, frasa endosentris masih dapat dibagi lagi menjadi tiga, yakni frasa
endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, serta frasa endosentris apositif.
Contoh :
Pekarangan rumah
Suami istri
Ayah ibu
Kakak adik
Muda mudi
Pembianaan dan pembangunan
Pembangunan dan pembaharuan
Maju atau mundur
Bekerja atau belajar
Kuliah atau bekerja
Contoh :
Pemilihan presiden
(UP) (Atribut)
(UP) (Atribut)
Sekolah Inpres
Buku baru
Kemarin malam
Malam ini
Minggu ini
Sedang syuting
Sangat bahagia
Orang itu
Anak Pak Ujang
Sedang menari
Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut, sedangkan kata
yang tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan unsur pusat pada
frasa tersebut.
Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang tidak
dicetak miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut.
2. Frasa Eksosentris
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan contoh dari frasa eksosentrik)
1. Frasa Nomina
Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina. Frasa
nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut,
1.2. Pronominal
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
1.3. Nama
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
2. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai
dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata ‘sedang’
untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan keadaan. Frasa
verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi
sebagai predikat dalam suatu kalimat.
Contoh :
Berlari kencang.
Memacu motornya kencang.
Sedang menjemur.
Menghitung penghasilan bulan ini.
Berjalan memutari kompleks.
Belajar beladiri.
Membawa keranjang buah.
Pergi berlibur.
Membantu teman.
Menjenguk pamannya.
3. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiva.
Unsur dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata
paling). Biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.
Contoh :
Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia
atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu. Frasa
numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata uang,
dan lain sebagainya.
Contoh :
5. Frasa Preposisi
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan
sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang bukan klausa,
yang berdiri sebagai petanda.
Contoh:
Di teras.
Di depan rumah.
Dari sekolah.
Untuk saya.
Kepada hadirin yang terhormat.
Untuk semua murid yang mengikuti upacara bendera.
Ke stasiun.
Dari arah utara.
Menuju rumah.
Ke arah yang berlawanan.
6. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata
penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau keterangan.
Contoh:
Terus diam.
Ketika belajar.
Masa lampau.
Kemarin malam.
Akhir minggu.
Tadi sore.
Tengah malam.
Kemarin siang.
Besok petang.
Terus berlari.
Untuk dapat memahami apa itu frasa, maka simaklah artikel dibawah ini yang sudah
dibagi menjadi sub-bagian pengertian frasa, jenis frasa, dan contoh frasa.
Pengertian Frasa
Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok kata
atau lebih yang memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah
menyesuaikan dengan konteks). Singkatnya frasa adalah gabungan dari dua kata
atau lebih namun tidak dapat membentuk kalimat sempurna karena tidak memiliki
predikat.
Ciri-ciri frasa
Adapun ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut:
Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.
Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
Frasa bersifat nonpredikatif.
Contoh Frasa
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa
adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat membentuk kalimat
sempurna. Maka kita dapat membuat contoh frasa sebagai berikut:
Nasi goreng
Sedang Tidur
Sedang makan
Banting tulang
Tidur siang
Dengan tangan kanan
Baca Juga : Contoh Frasa Nominal Dan Verbal
Kategori Frasa
Berdasarkan Jenisnya, frasa terbagi menjadi sebagai berikut.
Frasa verbal, yaitu frasa yang memiliki inti kata kerja dalam unsur pembentukannya
serta dapat berfungsi sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam kalimat.
Contoh:
Sedang tidur
Akan muncul
Baru datang
Tidak makan
Frasa Nominal, yaitu frasa yang memiliki inti kata benda dalam unsur
pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata benda.
Contoh:
Rumah kayu
Sepatu kaca
Lemari besi
Buku gambar
Frasa ajektiva, yaitu frasa yang memilik inti berupa kata sifat dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Sangat baik
Cukup hebat
Sangat cepat
Mahal sekali
Lumayan dekat
Frasa preposisional, yaitu frasa yang menggunakan kata depan dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Dari sana
Ke Pasar
Dengan kaki
Di Solo
Kepada guru
Oleh saya
Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya frasa terbagi sebagai berikut :
Frasa Endosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur atau keduanya merupakan
unsur inti atau pusat.
Contoh:
Kuda hitam
Anak sapi
Sudah selesai
Dua orang
Frasa endosentris sendiri memiliki 4 macam sebagai berikut
Pada contoh diatas tangan panjang dapat berarti tangan yang panjang dan juga bisa
diartikan sebagai orang yang suka mencuri.