Anda di halaman 1dari 2

Tangerang Selatan

Rabu tanggal 7 Agustus 2019, sekira pukul 09.30 WIB, guru-guru Bimbingan Konseling Madrasah
Aliyah Jakarta dan Banten mengikuti seminar tentang Mengenal Kecerdasan Digital (Digital Quotient)
untuk Memahami Peserta Didik di Universitas Prasetiya Mulya Serpong. Seminar ini merupakan
rangkaian dari seluruh kegiatan Pengembangan Keprofesian Guru Bimbingan dan Konseling
Madrasah Aliyah se-DKI Jakarta dan Banten yang diadakan oleh Direktorat GTK Madrasah Direktorat
Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 7 – 9 Agustus 2019, yang dipusatkan di HOTEL SAHID
Serpong Tangerang Selatan. Peserta merupakan undangan dari kabupaten/kota di DKI Jakarta dan
Banten (Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon,
Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Jakarta Selatan, Jakarta Barat,
Jakarta Timur, dan Jakarta Utara).

Tema yang diusung pada kegiatan ini adalah ”Tantangan Bimbingan Konseling di Era Indutri 4.0.”
Peserta yang berjumlah 40 orang ini disuguhi dengan materi-materi yang berkualitas dan cukup
baru bagi sebagian besar peserta. Di hari pertama, peserta diajak untuk memahami karakter peserta
didik di era serba modern dengan mengenal Digital Quotient (Kecerdasan Digital), dengan pemateri
Lely Sudjarwadinata, MBA-CPP Certified (Dosen Universitas Prasetiya Mulia). Pemahaman peserta
(guru BK) kemudian dipertajam dengan materi Strategi Memahami Peserta Didik Milenial di Era
Revolusi Industri 4.0 yang disampaikan dengan sangat lugas dan menarik oleh Dr. Mamat Supriatna,
M.Pd (UPI Bandung). Yang disoroti pada dua materi di atas lebih kepada apa dan bagaimana
kontribusi Bimbingan dan Konseling di Era Disrupsi dengan peserta didik generasi milenial yang
perilaku dan penanganannya mungkin sangat berbeda.

Di sesi selanjutnya, peserta dibimbing untuk menyusun program layanan bimbingan dan konseling
berbasis AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik) dengan tujuan agar program bimbingan lebih
berorientasi kepada kebutuhan peserta didik bukan hasil dari kontemplasi dan ramalan guru BK.
Materi ini diberikan oleh Dra. Ai Solihat, Kons, seorang praktisi BK dari SMAN Kramatmatu Kab.
Serang. Tidak hanya penyusunan program, lebih jauh lagi, pemateri memahamkan peserta (guru-
guru BK) akan teori-teori ke-BK-an untuk penanganan permasalahan-permasalahan yang terjadi di
madrasah.

Counseling Creative: Pendekatan dalam Layanan Konseling, materi yang sangat menantang ranah
kreativitas seorang guru BK. Praktisi BK dari MAN 2 Bandung ini memaparkan pengalaman beliau
dalam membantu peserta didik untuk mengentaskan problem-problem berat mereka dengan
mengalihkan aura-aura negative menjadi positif bahkan menghasilkan rupiah. Siti Kulsum, S.Psi,
berhasil mengubah paradigma negatif peserta didiknya menjadi hal yang positif dan produktif.
Kolaborasi dilakukan dengan semua pihak terkait (guru mata pelajaran) guna meningkatkan
pengembangan kompetensi peserta didik pada pelajaran-pelajaran lainnya.

Peserta kegiatan pengembangan profesi BK semakin terkagum-kagum atas kehadiran Prof. Dr.
Ichsan Setya Putra dari Universitas Pertamina, yang memberikan tips-tips untuk menjadi pendidik
istimewa. Pengalaman beliau ketika menempuh pendidikan baik di dalam maupun luar negeri telah
memberi pengalaman berharga untuk pengembangan pendidikan di Indonesia. Ditambah lagi
pengalaman beliau sebagai praktisi pendidikan (dosen) yang menghadapi ragam pribadi dan etnis
yang dengan sangat luwes namun tegas mampu menerapkan disiplin yang tinggi pada peserta
didiknya.

Untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru BK, peserta dilatih menggunakan aplikasi digital
(ZOHO) dalam layanan bimbingan dan konseling. Ilma Halimatus Saadiah, S.Pd memaparkan manfaat
dan keuntungan menggunakan aplikasi digital ini, diantaranya mengefisiensikan waktu dan
memudahkan guru BK dalam menyusun administrasi BK. Selain itu, peserta diajak untuk membuat
akun ZOHO dan mempraktikannya langsung dengan pendampingan dari pemateri.

Pengalaman praktisi BK, Dra. Rini Kristiani (MAN IC Serpong) pun ditampilkan pada kegiatan ini.
Pengalaman selama kurang lebih 22 tahun, telah mengantarkan banyak peserta didik ke perguruan
tinggi ternama dalam dan luar negeri. Alumninya telah tersebar di berbagai sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Keberhasilan beliau mengantarkan peserta didiknya ini tak lepas dari
kecermatan beliau dalam penyusunan layanan bimbingan dan konseling dilengkapi dengan kegiatan
membangun link yang memungkinkan tercapainya program layanan BK di MAN Insan Cendekia
Serpong.

Di sesi akhir, peserta pengembangan keprofesian bimbingan dan konseling diajak untuk
mengevaluasi kegiatan dan merencanakan tindak lanjut kegiatan yang dipandu langsung oleh
Kastolan, S.Pd, M.Si dari Direktorat GTK. Beliau sekaligus mengajak peserta untuk memikirkan
strategi peningkatan kualitas guru BK di satuan pendidikan masing-masing yang berujung pada
peningkatan kualitas lulusan agar dapat diterima di berbagai sector kehidupan di masyarakat.
Rencana tindak lanjut kegiatan akan difokuskan ke wilayah masing-masing dengan monitoring dari
pihak direktorat GTK bekerja sama dengan pengawas pendidikan yang diketahui oleh kankemenag
dan Kanwil Kemenag di provinsi masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai