BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Lingkup Penyusunan Dok. Review RPLP dan Ruang Lingkup Perencanaan
Secara lingkup pekerjaan penyusunan Review RPLP Kelurahan Mariana meliputi
lingkup wilayah dan lingkup subtansial yaitu :
1.4.1. Lingkup Wilayah
Wilayah yang dijadikan sebagai kawasan perencanaan dalam Rencana Penataan
Lingkup Permukiman (RPLP) adalah Kelurahan Mariana, Kecamatan Pontianak Kota - Kota
Pontianak. Adapun batas-batas Kelurahan Mariana adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Jawi Dalam;
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Tengah;
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sungai Kapuas Besar;
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Jawi.
Kota Pontianak
Kelurahan Mariana
IX. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor : 40/SE/DC/2016 tentang Pedoman Umum Program Kota
Tanpa Kumuh.
X. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor : 297/DIS PU/2013 tentang
Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Perencanaan dan Pengendalian Provinsi
Kalimantan Barat untuk Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Provinsi Kalimantan Barat.
XI. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 3 Tahun 2008 tentang Bangunan Gedung di
Kota Pontianak.
XII. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 5 Tahun 2016 tentang Drainase.
XIII. Peraturan Daerah Kota Ponianak Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penanggulangan
Bencana
XIV. Keputusan Walikota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat No. 398/D-CKTRP/Tahun
2015 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kota
Pontianak.
Bab ini membahas tentang road map dalam pencegahan permukiman kumuh,
scenario peningkatan kualitas permukiman kumuh, scenario penetapan lokasi
prioritas peningkatan kualitas permukiman kumuh yang terbagi menjadi 3
kawasan wilayah permukiman kumuh.
BAB V RENCANA DAN TEKNIS PENCEGAHAN SERTA PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
Bab ini membahas tentang rencana pencegahan dan peningkatan permukiman
kumuh yang ada di 3 kawasan deliniasi permukiman kumuh, serta rencana pola
ruang dan rencana sarana prasarana yang didukung dengan rencana
pengembangan penghidupan berkelanjutan masyarakat.
BAB VI RENCANA INVESTASI PROGRAM DAN KOLABORASI
Bab ini membahas indikasi program yang akan dilaksanakan di Kelurahan Mariana
dan Kolaborasi.
BAB II
GAMBARAN UMUM KELURAHAN MARIANA
KECAMATAN PONTIANAK KOTA
Tabel 2.1.
Jumlah Penduduk Kelurahan Mariana
Jumlah Penduduk Jumlah
Jumlah laki-laki 4278 jiwa
Jumlah perempuan 4481 Jiwa
Jumlah total 8759 Jiwa
Jumlah kepala keluarga 2445 KK
Kepadatan Penduduk - jiwa/Km2
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelurahan Mariana
Laki-Laki Perempuan
Usia
(Jiwa) (Jiwa)
0-12 Bulan 33 33
1- 5 Tahun 333 378
6-10 Tahun 406 424
11-15 Tahun 395 413
16-20 Tahun 319 320
21-25 Tahun 342 324
26-30 Tahun 329 348
31-40 Tahun 755 748
41-50 Tahun 600 603
51-60 Tahun 414 469
61-70 Tahun 236 252
>70 Tahun 132 184
Total 4294 4496
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Kelurahan Mariana
Laki-Laki Perempuan
Tingkatan Pendidikan
(Jiwa) (Jiwa)
Usia 3-6 Tahun Yang Belum Masuk TK 187 248
Usia 3-6 Tahun Yang Sedang TK/Play Group 101 115
Usia 7-18 Tahun Yang Tidak Pernah Sekolah 0 0
Usia 7-18 Tahun Yang Sedang Sekolah 891 923
Usia 18-56 Tahun Tidak Pernah Sekolah 0 0
Usia 18-56 Tahun Pernah SD Tetapi Tidak Tamat 109 141
Tamat SD/Sederajat 467 634
Jumlah Usia 12 – 56 Tahun Tidak Tamat SLTP 113 92
Jumlah Usia 18 – 56 Tahun Tidak Tamat SLTA 78 27
Tamat SMP/Sederajat 651 673
Tamat SMA/Sederajat 1392 1220
Tamat D-1/Sederajat 25 41
Tamat D-2/Sederajat 25 41
Tamat D-3/Sederajat 95 121
Tamat S-1/Sederajat 233 175
Tamat S-2/Sederajat 7 11
Tamat S-3/Sederajat 3 2
Tamat SLB A 0 0
Tamat SLB B 1 0
Tamat SLB C 0 0
Tidak/Belum Sekolah 0 0
Total 4378 4464
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kelurahan Mariana
Laki-Laki Perempuan
Jenis Pekerjaan
(Jiwa) (Jiwa)
Petani 7 2
Buruh tani 1 1
Buruh migran perempuan 0 0
Buruh migran laki-laki 0 0
Pegawai Negeri Sipil 132 90
Pengrajin industri rumah tangga 2 0
Pedagang keliling 29 0
Peternak 1 0
Nelayan 18 0
Montir 7 0
Dokter swasta 2 5
Bidan swasta 0 4
Perawat swasta 0 12
Pembantu rumah tangga 0 22
TNI 3 0
POLRI 18 2
Pensiunan PNS/TNI/POLRI 52 22
Pengusaha kecil dan menengah 1 0
Pengacara 1 0
Notaris 0 1
Dukun Kampung Terlatih 0 0
Jasa pengobatan alternatif 1 1
Dosen swasta 6 8
Pengusaha besar 0 0
Arsitektur 0 0
Seniman/Artis 1 0
Karyawan perusahaan swasta 1398 456
Karyawan perusahaan pemerintah 22 9
Buruh harian lepas 235 4
Pedagang 78 0
Total 2015 639
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Menurut Agama Kelurahan Mariana
Laki-Laki Perempuan
Agama
(Jiwa) (Jiwa)
Islam 2907 3082
Kristen 251 289
Katholik 303 360
Hindu 2 2
Budha 809 746
Khonghucu 6 2
Jumlah 4278 4481
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
Tabel 2.6.
Sarana Kesehatan Kelurahan Mariana
No Sarana Kesehatan Jumlah (Unit)
1. Rumah Sakit Umum 1
2. Puskesmas Pembantu 1
3. Toko Obat 1
4. Posyandu 8
5. Apotik 3
6. Praktek Dokter 5
7. Rumah Bersalin 1
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 201
Tabel 2.7.
Sarana Ekonomi Kelurahan Mariana
No Sarana Ekonomi Jumlah (Unit)
1. Warung Makan 12
2. Toko Kelontong -
3. Industri Makanan 12
4. Industri Meubel 1
5. Industri Kerajinan 6
6. Bengkel 6
7. Swalayan 22
8. Percetakan 4
9. Pasar 1
10. Usaha Perdagangan 80
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
Tabel 2.8.
Sarana Pendidikan Kelurahan Mariana
No Jumlah Penduduk Jumlah (Unit)
1. TK 5
2. SD / Sederajat 4
3. SLTP / Sederajat 2
4. SLTA / Sederajat 1
5. PAUD 3
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
Tabel 2.9.
Sarana Olahraga Kelurahan Mariana
No Jumlah Penduduk Jumlah (Unit)
1. Lapangan Sepakbola 0
2. Lapangan Bulutangkis 2
3. Lapangan Volly 4
4. Lapangan Golf 0
5. Lapangan Basket 0
6. Lapangan Futsal 0
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
Tabel 2.10.
LEGENDA
Sarana Ibadah Kelurahan Mariana
LEGENDA
No Jumlah Penduduk Jumlah (Unit)
PERSIL
1. Masjid 3
PENGGUNAAN LAHAN
PERSIL 2. Surau / Musholla 8
Ket 3. Gereja
PENGGUNAAN LAHAN 1
4. Wihara 1
Ket Buffer Zone
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
LEGENDA Kebudayaan & Pariwisata
Fasilitas
Buffer Zone
Fasilitas Kesehatan
Kebudayaan & Pariwisata
2.5. Kondisi Fungsi Penggunaan Lahan
Fasilitas OlahRaga
LEGENDA
PERSIL Kesehatan
Dikelurahan
LEGENDA Mariana tata guna lahan diperuntukkan untuk perdagangan, pelayanan
Fasilitas Pemerintahan
OlahRaga
PENGGUNAAN LAHAN
jasa,
Ketpendidikan dan permukiman. Melihat kondisi yang ada diKelurahan Mariana untuk di
Fasilitas Pendidikan
PERSIL Pemerintahan
area PERSIL
koridor Jalan
Fasilitas
Buffer Pak kasih merupakan kawasan perdagangan sedangkan dijalan Merdeka
Peribadatan
Pendidikan
Zone
PENGGUNAAN LAHAN
PENGGUNAAN
Hutan Kota LAHAN
Peribadatan & Pariwisata
Fasilitas Kebudayaan
Ketmerupakan
Barat kawassan pendidikan dan area permukiman.
Ket Industri
Hutan Zone&Kesehatan
Kota
Fasilitas
Buffer Pergudangan
Buffer Zone
Makam
LEGENDA
Industri &Kebudayaan
Pergudangan
OlahRaga
Fasilitas & Pariwisata
Fasilitas
Militer Kesehatan & Pariwisata
Kebudayaan
Makam Pemerintahan
Fasilitas
Fasilitas Pendidikan
PLTD
Militer
Fasilitas
PERSIL Kesehatan
OlahRaga
Fasilitas
Pelabuhan OlahRaga
PLTD Pemerintahan
PENGGUNAAN
Fasilitas LAHAN
Peribadatan
Fasilitas
Pelabuhan
Ket Hutan Pemerintahan
Perdagangan
Kota
Fasilitas & Jasa
Pendidikan
Fasilitas
Permukiman
Perdagangan
Industri
Buffer Pendidikan
& Jasa
&Peribadatan
ZonePergudangan
Fasilitas
Fasilitas
Pertanian
Permukiman
Makam
Fasilitas Peribadatan
& Peternakan
Kebudayaan & Pariwisata
Hutan Kota
Hutan Kota
Ruang
Pertanian
Militer
FasilitasTerbuka Hijau
& Peternakan
Industri &Kesehatan
Pergudangan
Industri
Sebaran &OlahRaga
Pergudangan
Gambut
Ruang Terbuka
PLTD
Fasilitas
Makam Hijau
Makam
TPA
SebaranPemerintahan
Pelabuhan
Fasilitas Gambut
Militer
Militer
Taman
TPA RT
Perdagangan
Fasilitas & Jasa
Pendidikan
PLTD
PLTD
Terminal
Taman RT
Permukiman
Fasilitas Peribadatan
Pelabuhan
Pelabuhan
Terminal
Pertanian
Hutan Kota& Peternakan
Perdagangan & Jasa
Perdagangan
Ruang
Industri Terbuka&Hijau
Jasa
& Pergudangan
Permukiman
Permukiman
Sebaran
PertanianGambut
Makam & Peternakan
Pertanian
TPA
Militer & Peternakan
Ruang Terbuka Hijau
Ruang RT
Taman
PLTD
Sebaran Terbuka
GambutHijau
Sebaran Gambut
Terminal
Pelabuhan
TPA
TPA
Perdagangan & Jasa
Taman RT
Taman RT
Permukiman
Terminal
Terminal & Peternakan
Pertanian
Ruang Terbuka Hijau
Sebaran Gambut
TPA
Taman RT
Terminal
Gambar 2.1.
Kondisi Rumah di Kelurahan Mariana
Gambar 2.2.
Kondisi Jaringan Jalan di Kelurahan Mariana
drainase di jalan lingkungan sebagian besar terputus disebabkandisebabkan karena beberapa masyarakat
membangun diatas drainase, dan di tutup karena dijadikan jalan. Melihat kondisi sistem drainase tersebut di
Lingkungan Mariana perlu dilakukan penataan kembali sehingga drainase akan berfungsi dengan baik.
Gambar 2.3.
Kondisi Jaringan Drainase di Kelurahan Mariana
Gambar 2.4.
Kondisi Persampahan di Kelurahan Mariana
BAB III
ANALISIS PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
RPJP Kota
RTRW Kota RPJMD Kota
Pontianak RP4D Kota Tinjuan
Pontianak Pontianak SPPIP
(2005- Pontianak Kebijakan
(2013-2033) (2015-2019)
2025)
1 Mewujudka Meningkatkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan
n kualitas pemenuhan permukiman permukiman
Masyarakat sumber daya kebutuhan sehat, baik yang sehat
Yang manusia yang perumahan melalui konsep melalui
Berkualitas, religius, cerdas, permukiman pengembangan konsep
Berahlak sehat, sesuai skala besar pengembanga
Mulia, berbudaya dan kebutuhan dan (ekstensif) n skala besar
Berbudaya harmonis. kemampuan maupun konsep sesuai
dan Beradab masyarakat. pengembangan kebutuhan
Misi
RPJP Kota
RTRW Kota RPJMD Kota
Pontianak RP4D Kota Tinjuan
Pontianak Pontianak SPPIP
(2005- Pontianak Kebijakan
(2013-2033) (2015-2019)
2025)
n, jasa, lingkungan swasta & perkotaan, dan jasa,
koperasi dan yang nyaman masyarakat dengan koperasi dan
UKM untuk aman dan layak terhadap mengedepankan UKM yang
menyerap huni; pemenuhan sistem berwawasan
tenaga kerja kebutuhan transportasi lingkungan
dan rumah dan ramah dengan
meningkatk peningkatan lingkungan. melibatkan
an kualitas pemerintah
kemakmura lingkungan dan swasta
n permukiman. serta
masyarakat
melalui
pelayanan
transportas
yang ramah
lingkungan
5 Mewujudka Menciptakan Mewujudkan Membangun dan Mewujudkan
n sarana, iklim usaha kerja sama & meningkatkan sarana dan
prasarana, yang kondusif koordinasi jaringan jalan prasarana
tata ruang guna memacu unsur/ satuan perkotaan. sesuai iklim
dan wilayah pertumbuhan kerja usaha yang
perkotaan ekonomi kota pemerintah kondusif
untuk yang berdaya dalam dalam
perdaganga saing pelayanan memacu
n dan jasa publik dalam pertumbuhan
yang pemenuhan ekonomi
berwawasan perumahan melalui kerja
lingkungan permukiman. sama dan
koordinasi
satua kerja
pemerintah
dalam
pelayanan
publik dengan
membangun
dan
meningkatkan
jaringan jalan
perkotaan
6 Mewujudka Membangun dan Mewujudkan
n tata kelola meningkatkan tata kelola
pemerintaha pelayanan listrik pemerintah
n yang baik perkotaan, yang baik
(good dengan dalam
governance) mengedepankan membangun
masyarakat sumber-sumber dan
yang energi meningkatkan
paham terbarukan. pelayanan
politik dan listrik
taat hukum perkotaan
7 Mengembangkan Mengembang
permukiman dan kan
infrastruktur infrastruktur
perkotaan di perkotaan
seluruh yang merata
kecamatan
secara merata,
untuk
RPJP Kota
RTRW Kota RPJMD Kota
Pontianak RP4D Kota Tinjuan
Pontianak Pontianak SPPIP
(2005- Pontianak Kebijakan
(2013-2033) (2015-2019)
2025)
mengurangi
kesenjangan
antar wilayah
kota.
8 Meningkatkan Meningkatkan
pelayanan pelayanan
fasilitas umum fasum dan
(fasum) dan fasos
fasilitas sosial
(fasos) di setiap
unit lingkungan
permukiman.
9 Meningkatkan Meningkatkan
pelayanan sistem
persampahan, pengelolaan
dengan persampahan
mengedepankan
sistem
pengelolaan
sampah yang
berkelanjutan.
1 Meningkatkan Meningkatkan
0 pelayanan pelayanan
prasarana telekomunikas
telekomunikasi i
perkotaan.
Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area sering dipandang
potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber
timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial
lainnya. Adapun salah satu penyebab terjadinya kumuh :
1. Terjadinya pertambahan penduduk yang lebih pesat dari padakemampuan pemerintah
dalammenyediakan hunian serta layananprimer lainnya secaralayak/memadai;
2. Tumbuhnya kawasan perumahan dan permukiman yang kurang layak huni, yang pada
berbagai daerah cenderung berkembang menjadi kumuh, dan tidak sesuai lagi dengan
standar lingkungan permukiman yang sehat;
3. Kurangnya perhatian / partisipasi masyarakat akan pendayagunaan prasarana dan
sarana lingkungan permukiman guna kenyamanan dan kemudahan dukungan kegiatan
usaha ekonomi.
Guna mengidentifikasi kawasan kumuh yang terdapat di kelurahan, terdapat 7
(tujuh) indikator kumuh, yaitu: (1). Kondisi Bangunan (keteraturan, kepadatan dan
persyaratan teknis bangunan); (2). Kondisi Jalan Lingkungan (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (3). Kondisi Drainage Lingkungan (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (4). Kondisi Penyediaan Air Minum (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (5). Kondisi Pengelolaan Limbah (Cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (6). Kondisi Pengelolaan Sampah (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (8). Kondisi Pengamanan Kebakaran (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur).
Berdasarkan pertimbangan potensi dan masalah di lapangan, hasil analisis dan
kajian, serta mengacu kepada tata ruang kota Pontianak, maka konsep pendekatan
perencanaan pola pemanfaatan ruang di Kelurahan Mariana yaitu kombinasi planning
style: (1) Ameliorative Problem-Solving, atau pendekatan perencanaan tata ruang yang
bersifat untuk memperbaiki dan ataumenyelesaikan permasalahan dan (2) exploitive
opportunity seeking ,atau perencanaan dengan memperhatikan peluangperkembangan di
masa yang akan datang.
Konsep perencanaan Ameliorative Problem-Solving berdasarkan permasalahan
penataan ruang di Kelurahan Mariana yaitu :
• Permukiman padat penduduk .
• Minimnya ruang terbuka hijau.
• Banjir yang disebabkan saluran air yang ada tidak cukupmenampung air hujan,
dikarenakan saluran air yang sempit dan tersumbat oleh sampah.
• Persampahan, yaitu belum ada tempat pengolahan sampah terpadu.
Fungsi Bangunan di
pergunakan sebagai tempat
tinggal dan tempat usaha
Fungsi Bangunan di
pergunakan sebagai tempat
tinggal
Tabel 3.16.
Kebutuhan Air
Jumlah
Tahun Minum (60
penduduk
liter/org/hari)
2015 8759 525540
2016 8807 528420
2017 8856 531360
2018 8904 534240
2019 8953 537180
2020 9003 540180
2021 9052 543120
2022 9102 546120
Tabel 3.18.
Kebutuhan Air Buangan Domestik Non Domestik
Tahun Minum (60 Limbah Perumahan Industri Sosial Ekonomi
Liter/Org/Hari) (Lt/Hari) (Lt/Hari) (Lt/Hari) (Lt/Hari)
2015 525540 367878 121400 99327 147151
2016 528420 369894 122065 99871 147958
2017 531360 371952 122744 100427 148781
2018 534240 373968 123409 100971 149587
2019 537180 376026 124089 101527 150410
2020 540180 378126 124782 102094 151250
2021 543120 380184 125461 102650 152074
2022 546120 382284 126154 103217 152914
BAB IV
SKENARIO / ROAD MAP PENCEGAHAN
DAN PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
Mengadopsi dari skenario fokus pembangunan kota dalam RPJM Kota Pontianak
tahun 2015-2019 fokus pembangunan pada tahun 2017direncanakan untukmereduksi
kemiskinan, pemerataan infrastruktur perkotaan dan meningkatkan aksesantar
wilayah.Sejalan denganarahan ini,skenario pengurangan kawasan kumuh di Kota
Pontianak pada tahun pertama berfokus pada penyiapan masyarakat untuk menerima
program terutama yang berada dikawasan prioritas1, pemenuhanakses air bersih dan
perbaikan sanitasi kawasan permukiman kumuh, pembangunan jalan,drainaseserta
saluran limbah berturut-turut sesua idengan urutan prioritas penanganannanya.
Pada tahun kedua yakni tahun 2018 masih difokuskanpada upaya
untukmengurangikemiskinan, pemantapan infrastruktur perkotaan. Pengurangan
permukiman kumuhmelalui pembangunan lingkungan permukiman,memperkuat sistem
sanitasi perkotaan serta meningkatkan interconection wilayah. Sehingga dalam skenario
pengurangan kawasan kumuh pada tahun kedua masih lanjutan penyiapan masyarakat
bisa berupa penyuluhan,sosialisasi dan penyadaran masyarakat terkait lingkungan
permukiman sehat sekaligus melanjutkan pembangunan fisik tahun sebelumnya.
Pada tahun ketiga, fokus pembangunan pada pemerataan kualitasdan peningkatan
kuantitasinfrastruktur perkotaan. Dalam skenariopengurangan kumuh pada tahun ketiga
berfokuspada pembangunan pada kawasan yang memiliki gejala sosialdengan pendekatan
peningkatan kapasitas masyarakat. Paralel dengan kegiatan tersebut juga diharapkan
terlaksana pembangunan RTH dan peningkatan kualitas infrastruktur. Selain itu,fokus
Tabel 4.20.
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Bangunan 0 % atau sama dengan 0 Pendekatan sosialisai Perubahan fungsi dan masa
Gedung unit bangunan hunian tidak pencegahan permukiman bangunan
memiliki keteraturan kumuh perkotaan
Sosialisasi & edukasi terkait Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai garis sempadan
Peningkatan peran serta Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam lahan pasang surut sungai
pengawasan dan rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan menghadap sungai
permukiman di daerah
bantaran sungai
151 unit/Ha tingkat Sosialisasi & edukasi aturan Pengendalian dan
kepadatan bangunan bangunan dan lingkungan di pembatasan perkembangan
daerah bantaran sungai permukiman
3,97% (12 Unit) bangunan Sosialisasi, edukasi dan Bantuan langsung
pada lokasi tidak memenuhi promosi rumah dan stimulant perbaikan rumah
persyaratan teknis lingkungan sehat tidak layak huni
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Jalan 100 % area tidak terlayani Pemeliharaan jalan Pembangunan akses jalan
Lingkungan oleh jaringan jalan lingkungan yang menghubungkan
lingkungan yang layak dalam kawasan
57 % area memiliki kualitas Peningkatan kualitas
permukaan jalan yg buruk jaringan jalan sesuai
peruntukan, kelas dan
standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak Pemasangan jaringan pipa Pengembangan akses
dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang sumber air minum baik
yg aman belum terpasang perpipaan dan non
perpipaan
50 % penduduk rumah Pembuatan sistem Peningkatan system
tangga tidak tercukupi pengolahan air minum cakupan pelayanan air
kebutuhan air minum sederhana yang airnya layak minum perpipaan PDAM &
minimal konsumsi non PDAM
Drainase 90,84% jalan tidak memiliki Normalisasi dan Rehabilitasi dan
Lingkungan saluran/drainase pemeliharaan saluran pembuatan saluran
drainase yg sudah ada drainase sesuai dengan
kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran
terhubung dengan system drainase yg terhubung
drainase kota dengan saluran di dalam
kawasan juga sistem
drainase kota
Pengelolaan Terdapat 16 Unit Rumah Sosialisasi dan edukasi Pembuatan jamban sesuai
Sanitasi tangga tidak memiliki akses Perilaku Hidup Bersih dan persyaratan teknis
jamban keluarga Sehat
16 rumah memiliki jamban
tidak sesuai persyaratn
teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak Mengoptimalkan Meningkatkan penggunaan
Air Limbah sesuai dengan standar kelembagaan dalam tangki septic berspesifikasi
teknis yang berlaku pengelolaan air limbah aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat
kawasan
100% wilayah tidak Meningkatkan keterlibatan Peningkatan cakupan
memiliki sapras air limbah masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air
sesuai syarat teknis dalam pengelolaan air limbah limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat tank komunal)
kawasan
Seluruh saluran Meningkatkan koordinasi Rehabilitasi sistem saluran
pembuangan air limbah antar organisasi perangkat air limbah
bercampur dg drainase daerah dalam pengelolaan air
lingkungan limbah domestik
Pengelolaan 81,79 % Rumah tangga Sosialisasi pengelolaan Meningkatkan cakupan
Persampahan sampah tidak terangkut ke persampahan dengan metode pelayanan infrastruktur
TPA minimal 2 kali 3R dan/atau pemisahan persampahan melalui
seminggu organic dan non-organic peningkatan infrastruktur
pewadahan &
pengangkutan sampah baik
secara konvensional
maupun 3R dan/atau
pemisahan organic dan
non-organic
Sistem Terdapat sarana proteksi Penyuluhan, sosialisasi dan Meningkatkan aksesbilitas
Proteksi kebakaran namun belum edukasi pentingnya memiliki kawasan permukiman
Kebakaran menjangkau ke seluruh sapras proteksi kebakaran padat untuk sistem
kawasan proteksi kebakaran dan
keadaan darurat lainnya
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
melalui peningkatan jalan,
sumber air dan pompa
hydrant
Tabel 4.21.
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Bangunan 0 % atau sama dengan 0 Pendekatan sosialisai Perubahan fungsi dan masa
Gedung unit bangunan hunian tidak pencegahan permukiman bangunan
memiliki keteraturan kumuh perkotaan
Sosialisasi & edukasi terkait Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai garis sempadan
Peningkatan peran serta Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam lahan pasang surut sungai
pengawasan dan rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan menghadap sungai
permukiman di daerah
bantaran sungai
180 unit/Ha tingkat Sosialisasi & edukasi aturan Pengendalian dan
kepadatan bangunan bangunan dan lingkungan di pembatasan perkembangan
daerah bantaran sungai permukiman
0% bangunan pada lokasi Sosialisasi, edukasi dan Bantuan langsung
tidak memenuhi promosi rumah dan stimulant perbaikan rumah
persyaratan teknis lingkungan sehat tidak layak huni
Jalan 100 % area tidak terlayani Pemeliharaan jalan Pembangunan akses jalan
Lingkungan oleh jaringan jalan lingkungan yang menghubungkan
lingkungan yang layak dalam kawasan
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
0 % area memiliki kualitas Peningkatan kualitas
permukaan jalan yg buruk jaringan jalan sesuai
peruntukan, kelas dan
standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak Pemasangan jaringan pipa Pengembangan akses
dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang sumber air minum baik
yg aman belum terpasang perpipaan dan non
perpipaan
100 % penduduk rumah Pembuatan sistem Peningkatan system
tangga tidak tercukupi pengolahan air minum cakupan pelayanan air
kebutuhan air minum sederhana yang airnya layak minum perpipaan PDAM &
minimal konsumsi non PDAM
Drainase 100% jalan tidak memiliki Normalisasi dan Rehabilitasi dan
Lingkungan saluran/drainase pemeliharaan saluran pembuatan saluran
drainase yg sudah ada drainase sesuai dengan
kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran
terhubung dengan system drainase yg terhubung
drainase kota dengan saluran di dalam
kawasan juga sistem
drainase kota
Pengelolaan Terdapat 0 Unit Rumah Sosialisasi dan edukasi Pembuatan jamban sesuai
Sanitasi tangga tidak memiliki akses Perilaku Hidup Bersih dan persyaratan teknis
jamban keluarga Sehat
0 Unit Rumah memiliki
jamban tidak sesuai
persyaratan teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak Mengoptimalkan Meningkatkan penggunaan
Air Limbah sesuai dengan standar kelembagaan dalam tangki septic berspesifikasi
teknis yang berlaku pengelolaan air limbah aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat
kawasan
100% wilayah tidak Meningkatkan keterlibatan Peningkatan cakupan
memiliki sapras air limbah masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air
sesuai syarat teknis dalam pengelolaan air limbah limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat tank komunal)
kawasan
Seluruh saluran Meningkatkan koordinasi Rehabilitasi sistem saluran
pembuangan air limbah antar organisasi perangkat air limbah
bercampur dg drainase daerah dalam pengelolaan air
lingkungan limbah domestik
Pengelolaan 100 % Rumah tangga Sosialisasi pengelolaan Meningkatkan cakupan
Persampahan sampah tidak terangkut ke persampahan dengan metode pelayanan infrastruktur
TPA minimal 2 kali 3R dan/atau pemisahan persampahan melalui
seminggu organic dan non-organic peningkatan infrastruktur
pewadahan &
pengangkutan sampah baik
secara konvensional
maupun 3R dan/atau
pemisahan organic dan
non-organic
Sistem Terdapat sarana proteksi Penyuluhan, sosialisasi dan Meningkatkan aksesbilitas
Proteksi kebakaran namun belum edukasi pentingnya memiliki kawasan permukiman
Kebakaran menjangkau ke seluruh sapras proteksi kebakaran padat untuk sistem
kawasan proteksi kebakaran dan
keadaan darurat lainnya
melalui peningkatan jalan,
sumber air dan pompa
hydrant
Tabel 4.22.
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Bangunan 0 % atau sama dengan 0 Pendekatan sosialisai Perubahan fungsi dan masa
Gedung unit bangunan hunian tidak pencegahan permukiman bangunan
memiliki keteraturan kumuh perkotaan
Sosialisasi & edukasi terkait Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai garis sempadan
Peningkatan peran serta Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam lahan pasang surut sungai
pengawasan dan rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan menghadap sungai
permukiman di daerah
bantaran sungai
180 unit/Ha tingkat Sosialisasi & edukasi aturan Pengendalian dan
kepadatan bangunan bangunan dan lingkungan di pembatasan perkembangan
daerah bantaran sungai permukiman
2,83% bangunan pada Sosialisasi, edukasi dan Bantuan langsung
lokasi tidak memenuhi promosi rumah dan stimulant perbaikan rumah
persyaratan teknis lingkungan sehat tidak layak huni
Jalan 100 % area tidak terlayani Pemeliharaan jalan Pembangunan akses jalan
Lingkungan oleh jaringan jalan lingkungan yang menghubungkan
lingkungan yang layak dalam kawasan
31 % area memiliki kualitas Peningkatan kualitas
permukaan jalan yg buruk jaringan jalan sesuai
peruntukan, kelas dan
standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak Pemasangan jaringan pipa Pengembangan akses
dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang sumber air minum baik
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
yg aman belum terpasang perpipaan dan non
perpipaan
34 % penduduk rumah Pembuatan sistem Peningkatan system
tangga tidak tercukupi pengolahan air minum cakupan pelayanan air
kebutuhan air minum sederhana yang airnya layak minum perpipaan PDAM &
minimal konsumsi non PDAM
Drainase 73,6% jalan tidak memiliki Normalisasi dan Rehabilitasi dan
Lingkungan saluran/drainase pemeliharaan saluran pembuatan saluran
drainase yg sudah ada drainase sesuai dengan
kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran
terhubung dengan system drainase yg terhubung
drainase kota dengan saluran di dalam
kawasan juga sistem
drainase kota
Pengelolaan Terdapat 4 Unit Rumah Sosialisasi dan edukasi Pembuatan jamban sesuai
Sanitasi tangga tidak memiliki akses Perilaku Hidup Bersih dan persyaratan teknis
jamban keluarga Sehat
0 Unit Rumah memiliki
jamban tidak sesuai
persyaratan teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak Mengoptimalkan Meningkatkan penggunaan
Air Limbah sesuai dengan standar kelembagaan dalam tangki septic berspesifikasi
teknis yang berlaku pengelolaan air limbah aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat
kawasan
100% wilayah tidak Meningkatkan keterlibatan Peningkatan cakupan
memiliki sapras air limbah masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air
sesuai syarat teknis dalam pengelolaan air limbah limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat tank komunal)
kawasan
Seluruh saluran Meningkatkan koordinasi Rehabilitasi sistem saluran
pembuangan air limbah antar organisasi perangkat air limbah
bercampur dg drainase daerah dalam pengelolaan air
lingkungan limbah domestik
Pengelolaan 100 % Rumah tangga Sosialisasi pengelolaan Meningkatkan cakupan
Persampahan sampah tidak terangkut ke persampahan dengan metode pelayanan infrastruktur
TPA minimal 2 kali 3R dan/atau pemisahan persampahan melalui
seminggu organic dan non-organic peningkatan infrastruktur
pewadahan &
pengangkutan sampah baik
secara konvensional
maupun 3R dan/atau
pemisahan organic dan
non-organic
Sistem Terdapat sarana proteksi Penyuluhan, sosialisasi dan Meningkatkan aksesbilitas
Proteksi kebakaran namun belum edukasi pentingnya memiliki kawasan permukiman
Kebakaran menjangkau ke seluruh sapras proteksi kebakaran padat untuk sistem
kawasan proteksi kebakaran dan
keadaan darurat lainnya
melalui peningkatan jalan,
sumber air dan pompa
hydrant
BAB V
RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
KUMUH
Pagi (kegiatan perdangangan dan jasa) skala perkotaan. Berikut dapat dilihat dalam arahan
penggunaan lahan di Kelurahan Mariana dibawah ini :
ZONA INDUSTRI
ZONA PELABUHAN
ZONA PERMUKIMAN
Rencana
Re
nu
Pe
Mi
an
an
ba
ng
ng
nc
Ai
m
m
Ketentuan Lokasi Kondisi Eksisting
r
Pengembangan
RT004- Terdapat 3 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW002 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT004- Terdapat 85 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW006 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT004- Terdapat 4 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW010 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT006- Terdapat 2 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW002 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
Saluran Seluruh Saluran pembuangan Pemenuhan septic tank pada setiap unit RT
pembuang RT limbah tidak terpisah Mengembangkan prasarana air limbah
Air Limbah
Rencana
Jenis Usaha Potensi Peluang Tantangan
Pengembangan
bank sampah
Usaha 1. Bahan baku 1. Ada Banyaknya usaha Membuat usaha
Gorengan mudah dicari dan permintaan serupa (pesaing) “Snack Street”
(Snack Street) tersedia dari pasar yaitu pada titik
2. Modal kerja 2. Banyaknya lokasi yang
tersedia masyarakat berpotensi
yang Harga jual yang
mengemari kompetitif
dan tidak Memasarkan
mengenal kepada acara
musim rumahan (ulang
3. Dapat tahun, arisan,
dinikmati pengajian dll)
semua
kalangan
masyarakat
Usaha 1. Bahan Baku 1. Adanya 1. Banyaknya usaha Membuat usaha
Makanan mudah dicari dan permintaan serupa (pesaing) makanan yaitu
(Nasi Kuning) tersedia pasar 2. Jam jualan pada titik lokasi
2. Moda kerja 2. Banyak rumah terbatas yang berpotensi
tersedia tangga tidak 3. Bukan jenis Harga jual yang
3. lingkungan sempat kuliner baru kompetitif
masyarakat padat membuat Memasarkan
penduduk sarapan pagi kepada acara
rumahan (ulang
tahun, arisan,
pengajian dll)
Menyediakan
pesanan nasi
kotak acara
kantor atau
rumahan
BAB VI
RENCANA INVESTASI DAN KOLABORASI
BAB VII
PENUTUP
Proses penyusunan RPLP ini memang memakan waktu yang singkat jika dilihat dari
awal proses, mulai dari Sosialisasi, Pembentukan tim Perencanaan Partisipatif (PP), sampai
dengan penyusunan indikasi kegiatan hingga tersusunya dokumen Review RPLP ini.
Review RPLP, merupakan karya besar bagi BKM dan masyarakat, mengingat proses
penyusunan Review RPLP merupakan hal yang baru, sehingga diperlukan kerja sama yang
solid dari berbagai pihak.
Tujuan disusunnya Review RPLP ini agar masyarakat dan pihak terkait baik Pemda
maupun Stakeholders dapat mengetahui secara persis persoalan-persoalan dan potensi
tentang permasalahan kumuh yang ada dilingkungan masing-masing sekaligus mampu
membuat dan melaksanakan Program Peningkatan Kualitas dan Pencegahan dan
mewujudkan kawasan yang bebas kumuh, terlayani air bersih dan sanitasi yang layak serta
menjadi kawasan yang berkesinambungan dalam perekonomian dimasa yang akan datang.
Keberhasilan pelaksanaan Review RPLP tidak akan terlepas dari peran serta
seluruh masyarakat, Aparat Kelurahan, Kelompok Peduli, maupun pelaku program
(stackholder). Untuk itu diperlukan koordinasi secara intensif sebagai awal pembangunan
solidaritas antar pelaku guna pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan agar
pemanfaatan dana sebagai media belajar bagi masyarakat dapat dipertaggungjawabkan
secara transpransi dan akuntabilitas.
Semoga dengan tersusunnya dokumen Review RPLP ini dapat memudahkan
masyarakat dan pihak terkait (stakeholders) dalam perencanaan bagi kawasan kelurahan
terutama kawasan kumuh permukiman.