Anda di halaman 1dari 56

REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen
Cipta Karya, dalam rangka percepatan penanganan kawasan kumuh dan gerakan 100-0-
100 pada tahun 2015-2019, adalah Strategi Pembangunan Infrastruktur berbasis
Masyarakat. Strategi Pembangunan Infrastruktur di Perkotaan diantaranya dilakukan
melalui pelaksanaan National Slum Up-grading Program (NSUP) atau Program Kota Tanpa
Kumuh (Program Kotaku) periode 2016-2020. Program KOTAKU menggunakan sinergi
pendekatan antara Pembangunan Infrastruktur Berbasis Masyarakat, Penguatan
Peran Pemda sebagai Nakhoda dan Kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan
pemangku kepentingan lainnya di Kabupaten/Kota. Melalui sinergi ketiga pendekatan
tersebut diharapkan dapat lebih mempercepat penanganan kumuh perkotaan dan gerakan
100-0-100 dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan
“Kota layak huni, produktif dan berkelanjutan” merupakan tujuan yang akan dicapai
melalui Program KOTAKU (Program Kota Tanpa Kumuh). Dalam rangka pencapaian tujuan
tersebut dilakukan serangkaian kegiatan di tingkat kabupaten/kota dan tingkat
kelurahan/desa. Program KOTAKU diterjemahkan ke dalam dua kegiatan yaitu
peningkatan kualitas permukiman dan pencegahan permukiman kumuh yang dilakukan
melalui pendekatan partisipatif. Pendekatan tersebut mempertemukan perencanaan
makro (top-down) dengan perencanaan mikro (bottom-up). Pemerintah kabupaten/kota
memimpin keseluruhan proses kegiatan penanganan tersebut. Di tingkat kelurahan/desa,
masyarakat bekerja bersama dengan pemerintahan kelurahan/desa dan kelompok peduli
lainnya berpartisipasi aktif dan turut serta dalam seluruh proses pengambilan keputusan
untuk penanganan permukiman kumuh di wilayahnya.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan pembangunan dan pengembangan
kawasan perkotaan melalui penanganan kualitas lingkungan permukiman yaitu
peningkatan kualitas permukiman kumuh, pencegahan tumbuh kembangnya permukiman
kumuh baru, dan penghidupan yang berkelanjutan. Pada tahun 2016 masih terdapat

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 1


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

35.291 Ha permukiman kumuh perkotaan yang tersebar di hampir seluruh wilayah


indonesia sesuai hasil perhitungan pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan
yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kondisi tersebut diperkirakan
akan terus mengalami penambahan apabila tidak ada bentuk penanganan yang inovatif,
menyeluruh, dan tepat sasaran. Permukiman kumuh masih menjadi tantangan bagi
pemerintah kabupaten/kota, karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata
merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian kota. Mengingat sifat pekerjaan dan
skala pencapaiannya yang sangat kompleks, diperlukan kolaborasi beberapa pihak antara
pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan/desa, pihak swasta,
masyarakat, dan pihak terkait lainnya.
Pelibatan beberapa pihak secara kolaboratif diharapkan memberikan berbagai
dampak positif, antara lain peningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam pencapaian
kota layak huni, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam
memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan, menjamin keberlanjutan, dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat dan swasta terhadap Pemerintah.
Oleh karena itu, sebagai salah satu langkah mewujudkan sasaran RPJMN 2015 -
2019 yaitu kota tanpa permukiman kumuh di tahun 2019, Direktorat Jenderal Cipta Karya
menginisiasi pembangunan platform kolaborasi melalui Program Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU). Program KOTAKU pendukung Pemerintah Daerah sebagai pelaku utama
penanganan permukiman kumuh dalam mewujudkan permukiman layak huni diantaranya
melalui revitalisasi peran Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
Program KOTAKU adalah Program Pencegahan dan peningkatan kualitas
Permukiman Kumuh Nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum & Perumahan
Rakyat tahun 2015-2019 (RPJMN). Sasaran program ini adalah tercapainya pengentasan
permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 (nol) Ha pada tahun 2019 melalui Pencegahan
& peningkatan kualitas permukiman kumuh seluas 38.431 Ha, serta meningkatkan akses
terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar dikawasan kumuh perkotaan untuk
mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan.

1.2. Visi, Misi Kelurahan Mariana


Adapun visi dan misi Kelurahan Mariana dalam pengembangan permukiman hunian
yaitu :

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 2


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

“Mewujudkan Mariana Sejahtera Dengan Kawasan Permukiman Yang Layak, Sehat,


Bersih, Produktif dan Berdaya Saing Yang Berkelanjutan”

Misi Kelurahan Mariana dalam mewujudkan visi yaitu :


 Memberdayakan masyarakat dan PEMDA
 Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana lingkungan permukiman
 Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana air minum, sanitasi, drainase dan
pengolahan limbah
 Mengembangkan dan memitrakan usaha ekonomi kreatif dengan Urban Economics
Chain
 Memadukan perencanaan penataan kumuh dengan perencanaan kota
 Mengintegrasikan kebijakan dan mengkolaborasikan kelembagaan
 Meningkatkan kerja sama antar berbagai unsur masyarakat dengan Pemda dan swasta
 Mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia
 Membangun masyarakat yang mandiri secara efektif dan berkelanjutan

1.3. Maksud, Tujuan Dan Sasaran


Dokumen RPLP merupakan dokumen yang menjadi acuan dan dasar dalam
perencanaan penataan lingkungan permukiman terutama permukiman kumuh.
Adapun maksud, tujuan dan sasaran penyusunan dokumen RPLP ini yaitu :
a. Maksud penyusunan dokumen RPLP ;
 Menyiapkan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program pembangunan
perkotaan.
 Penerapan prinsip-prinsip "komplementaritas" dalam rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Kelurahan Mariana
 Menyiapkan acuan pembangunan, yang dijadikan arahan dalam pemanfaatan dan
pengendalian ruang melalui perumusan indikasi program utama jangka menengah
lima tahunan.
 Menyiapkan rencana tata ruang yang mampu mendukung pengelolaan lingkungan
hidup yang berkelanjutan dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
ruang.
 Penyiapan rencana tata ruang yang dijadikan arahan dalam peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif.
 Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 3


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

 Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan perkotaan melalui pengendalian


program-program pembangunan Perkotaan.
 Rencana Pengembangan Permukiman diharapkan mampu Pengembangkan
komunitas yang berbasis nilai sehingga mendorong pengembangan ekonomi
masyarakat.
 Mampu mendukung transformasi menuju masyarakat madani melalui sejumlah
intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara Pemerintah, masyarakat dan
kelompok peduli
b. Tujuan Penyusunan Dokumen RPLP menyusun Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman yang berwawasan lingkungan untuk menghadapi tantangan
Perkembangan kota yang semakin kompleks pada masa mendatang dan dapat menjadi
pedoman untuk:
 Pemberian perizinan bangunan,
 Pengaturan dan pengendalian pemanfaatan ruang
 Penyusunan rencana teknik ruang kawasan perkotaan atau rencana tata bangunan
dan lingkungan.
 Penyusunan Program Pembangunan dan Investasi
 Pelaksanaan program pembangunan.
 Mampu mendukung transformasi menuju masyarakat madani melalui sejumlah
intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara Pemerintah, masyarakat dan
kelompok peduli.
 Meningkatkan partisipatif masyarakat dalam merencanakan lingkungan
huniannya, mampu memandang potensi dan masalah sebagai upaya untuk
mengembangkan peluang dan rencana tindakan ke depan.
 Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan
lingkungan hunian yang sehat, tertib, Selaras, produktif, berjatidiri dan
berkelanjutan.
c. Sasaran penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan
Mariana adalah sebagai berikut :
 Terumuskannya dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman yang
berkelanjutan dan mengintegrasikan perencanaan tata ruang wilayah darat guna
menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan
sehingga merupakan satu perencanaan yang terpadu dan saling mendukung.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 4


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

 Tumbuh dan berkembangnya komitmen seluruh stakeholder kota (Kelurahan


Mariana) untuk mengembangkan Kelurahan Mariana dengan berpedoman kepada
rencana tata ruang.
 Terumuskannya sistem, prosedur, dan mekanisme yang aplikatif dalam aktivitas
utama penataan ruang Kelurahan Mariana yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
dan pengawasan yang demokratis dan transparan.
 Terselenggaranya kegiatan penataan ruang Kelurahan Mariana secara partisipatif
yang mencerminkan proses perencanaan yang demokratis.

1.4. Lingkup Penyusunan Dok. Review RPLP dan Ruang Lingkup Perencanaan
Secara lingkup pekerjaan penyusunan Review RPLP Kelurahan Mariana meliputi
lingkup wilayah dan lingkup subtansial yaitu :
1.4.1. Lingkup Wilayah
Wilayah yang dijadikan sebagai kawasan perencanaan dalam Rencana Penataan
Lingkup Permukiman (RPLP) adalah Kelurahan Mariana, Kecamatan Pontianak Kota - Kota
Pontianak. Adapun batas-batas Kelurahan Mariana adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Jawi Dalam;
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Tengah;
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sungai Kapuas Besar;
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Jawi.

Kota Pontianak

Kecamatan Pontianak Kota

Kelurahan Mariana

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 5


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

1.4.2. Lingkup subtansial


Subtansi materi yang diatur dalam dokumen Review Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) ini meliputi :
• Visi dan misi permukiman Kelurahan;
• Permasalah dan potensi permukiman kelurahan;
• Konsep penanganan yang dilengkapi dengan Roadmap Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas yang disusun secara 5 (lima) tahun dengan pencapaian 0% luasan kumuh
tercapai di tahun 2019;
• Kajian Safeguard
• Aturan bersama;
• Rencana Livelihood.
• Rencana teknis kawasan terpilih;
• Rencana kegiatan investasi dan kolaborasi;

1.5. Landasan Hukum


Landasan hukum Program KOTAKU sebagai acuan kebijakan pembangunan di
Kelurahan Mariana merupakan integral dari kebijakan di Kota Pontianak. Sebagai acuan
Landasan Hukum dalam penyusunan model perencanaan tersebut, antara lain:
I. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
II. Undang-undang Nomor1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman
III. Undang-undang Nomor23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
IV. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
V. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan
Dan Kawasan Permukiman
VI. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
VII. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 01/PRT/M/2014
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
VIII. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatNomor 02/PRT/M/2016
Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman
Kumuh

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 6


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

IX. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor : 40/SE/DC/2016 tentang Pedoman Umum Program Kota
Tanpa Kumuh.
X. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor : 297/DIS PU/2013 tentang
Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Perencanaan dan Pengendalian Provinsi
Kalimantan Barat untuk Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Provinsi Kalimantan Barat.
XI. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 3 Tahun 2008 tentang Bangunan Gedung di
Kota Pontianak.
XII. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 5 Tahun 2016 tentang Drainase.
XIII. Peraturan Daerah Kota Ponianak Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penanggulangan
Bencana
XIV. Keputusan Walikota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat No. 398/D-CKTRP/Tahun
2015 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kota
Pontianak.

1.6. Sistematika Penyusunan


Sistematika penulisan dalam dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
(RPLP) Kelurahan Mariana akan diuraikan dalam beberapa bab yakni :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang dari dokumen RPLP, maksud, tujuan,
dan sasaran dari dokumen RPLP, serta tinjauan ruang lingkup penyusunan dengan
landasan hukum yang mendukung dalam penyusunan RPLP yang menerangkan
manfaat dokumen dan sistematika pembahasan.
BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN MARIANA
Bab ini membahas tentang gambaran umum pada Kelurahan Mariana yang
memuat karakteristik wilayah dan kondisi fisik dasar dan kondisi permukiman
Kelurahan Mariana, serta 7 indikator dalam permasalahan permukiman kumuh
dan kondisi ekonomi, sosial dan budaya yang ada di Kelurahan Mariana.
BAB III ANALISA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
Bab ini membahas tentang analisis pencegahan dan peninggkatan kualitas
permukiman yang didalamnya memuat analisis kebijakan terkait dan analisis
kebutuhan penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Mariana.
BAB IV SKENARIO PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 7


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Bab ini membahas tentang road map dalam pencegahan permukiman kumuh,
scenario peningkatan kualitas permukiman kumuh, scenario penetapan lokasi
prioritas peningkatan kualitas permukiman kumuh yang terbagi menjadi 3
kawasan wilayah permukiman kumuh.
BAB V RENCANA DAN TEKNIS PENCEGAHAN SERTA PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
Bab ini membahas tentang rencana pencegahan dan peningkatan permukiman
kumuh yang ada di 3 kawasan deliniasi permukiman kumuh, serta rencana pola
ruang dan rencana sarana prasarana yang didukung dengan rencana
pengembangan penghidupan berkelanjutan masyarakat.
BAB VI RENCANA INVESTASI PROGRAM DAN KOLABORASI
Bab ini membahas indikasi program yang akan dilaksanakan di Kelurahan Mariana
dan Kolaborasi.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 8


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

BAB II
GAMBARAN UMUM KELURAHAN MARIANA
KECAMATAN PONTIANAK KOTA

2.1. Letak Geografis dan Batas Administratif


Kelurahan Mariana secara administrasi masuk dalam kecamatan Pontianak Kota,
adapun Luas wilayah kelurahan 55,09 Ha yang terdiri dari 10 RW dengan 44 RT. Adapun
batas wilayah kelurahan Mariana adalah :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Jawi Dalam;
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Tengah;
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sungai Kapuas Besar;
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Jawi.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 9


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

2.2. Kondisi Fisik Dasar


Kelurahan Mariana merupakan bagian dari kecamatan Pontianak Kota, yang
terletak -0.019461 Lintang selatan 109.33 Bujur timur. Luas wilayah di Kelurahan
Mariana adalah 55,09 Ha, yang terdiri dari 44 RT. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), Kota Pontianak Tahun 2011 - 2031 disebutkan bahwa Kelurahan Mariana
masuk pada Rencana Pengembangan sistem perkotaan yaitu sebagai pusat kegiatan
wilayah ( PKW ) yang meliputi kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan peruntukan
permukiman serta pusat Pelabuhan.
Secara umum ketinggian tanah di Kelurahan Mariana relatif merendah ditengah dan
meninggi di pinggiran kota. Menurut keadaan topografi, Kelurahan Mariana ketinggian
tanah 1-3 meter di atas permukaan laut dan mempunyai kemiringan lahan melandai ke
arah aliran sungai dan kemiringan rata rata 0,8-1,5 meter.
Keadaan pasang surut Sungai Kapuas merupakan aspek hidrologis yang sangat
berperan dan berpengaruh terhadap aspek hidrologis ini, yaitu keadaan topografi yang
rata-rata rendah di atas permukaaan laut dan posisi geografis kota yang berada pada garis
khatulistiwa. Besarnya pengaruh pasang dan curah hujan yang tinggi terutama terjadi
pada daerah daerah pinggiran sungai. Besarnya pengaruh pasang surur ini berkisar 1-2
meter.
Berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi dan Geofosika Direktorat Jendral
Perhubungan Udara Supaadio Pontianak, keadaan klimatologi Kelurahan Mariana dan
sekitarnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Banyaknya curah hujan rata-rata dalam
setahun berkisar antara 2000-3500 milimeter per bulan, rata-rata tekanan udara berkisar
1,010-1,012 milibar per bulan, rata-rata penyinaran matahari berkisar antara 40-60 persen
per bulan, rata-rata temperatur udara berkisar 26-32 °C tiap bulan, kecepatan angin rata-
rata berkisar antara 4-5 knots.
Keadaan Geologi atau struktur tanah di Kelurahan Mariana termasuk dalam wilayah
peneplant dan sedimen aluvial yang secara fisik merupakan jenis tanah liat. Jenis tanah ini
berupa gambut bekas endapan lumpur sungai kapuas. Keadaan ini sangat labil dan
mempunyai daya dukung yang sangat rendah.

2.3. Kondisi Demografi


Kelurahan Mariana mobilitas penduduk termasuk tinggi, hal ini tidak terlepas dari
visi yang dimiliki oleh Kelurahan Mariana sebagai sentra kawasan jasa dan perdagangan,
adapun jumlah penduduk kelurahan Mariana :

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 10


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Tabel 2.1.
Jumlah Penduduk Kelurahan Mariana
Jumlah Penduduk Jumlah
Jumlah laki-laki 4278 jiwa
Jumlah perempuan 4481 Jiwa
Jumlah total 8759 Jiwa
Jumlah kepala keluarga 2445 KK
Kepadatan Penduduk - jiwa/Km2
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015

Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelurahan Mariana
Laki-Laki Perempuan
Usia
(Jiwa) (Jiwa)
0-12 Bulan 33 33
1- 5 Tahun 333 378
6-10 Tahun 406 424
11-15 Tahun 395 413
16-20 Tahun 319 320
21-25 Tahun 342 324
26-30 Tahun 329 348
31-40 Tahun 755 748
41-50 Tahun 600 603
51-60 Tahun 414 469
61-70 Tahun 236 252
>70 Tahun 132 184
Total 4294 4496
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015

Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Kelurahan Mariana
Laki-Laki Perempuan
Tingkatan Pendidikan
(Jiwa) (Jiwa)
Usia 3-6 Tahun Yang Belum Masuk TK 187 248
Usia 3-6 Tahun Yang Sedang TK/Play Group 101 115
Usia 7-18 Tahun Yang Tidak Pernah Sekolah 0 0
Usia 7-18 Tahun Yang Sedang Sekolah 891 923
Usia 18-56 Tahun Tidak Pernah Sekolah 0 0
Usia 18-56 Tahun Pernah SD Tetapi Tidak Tamat 109 141
Tamat SD/Sederajat 467 634
Jumlah Usia 12 – 56 Tahun Tidak Tamat SLTP 113 92
Jumlah Usia 18 – 56 Tahun Tidak Tamat SLTA 78 27
Tamat SMP/Sederajat 651 673
Tamat SMA/Sederajat 1392 1220
Tamat D-1/Sederajat 25 41
Tamat D-2/Sederajat 25 41
Tamat D-3/Sederajat 95 121
Tamat S-1/Sederajat 233 175
Tamat S-2/Sederajat 7 11
Tamat S-3/Sederajat 3 2
Tamat SLB A 0 0
Tamat SLB B 1 0
Tamat SLB C 0 0
Tidak/Belum Sekolah 0 0
Total 4378 4464
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 11


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kelurahan Mariana
Laki-Laki Perempuan
Jenis Pekerjaan
(Jiwa) (Jiwa)
Petani 7 2
Buruh tani 1 1
Buruh migran perempuan 0 0
Buruh migran laki-laki 0 0
Pegawai Negeri Sipil 132 90
Pengrajin industri rumah tangga 2 0
Pedagang keliling 29 0
Peternak 1 0
Nelayan 18 0
Montir 7 0
Dokter swasta 2 5
Bidan swasta 0 4
Perawat swasta 0 12
Pembantu rumah tangga 0 22
TNI 3 0
POLRI 18 2
Pensiunan PNS/TNI/POLRI 52 22
Pengusaha kecil dan menengah 1 0
Pengacara 1 0
Notaris 0 1
Dukun Kampung Terlatih 0 0
Jasa pengobatan alternatif 1 1
Dosen swasta 6 8
Pengusaha besar 0 0
Arsitektur 0 0
Seniman/Artis 1 0
Karyawan perusahaan swasta 1398 456
Karyawan perusahaan pemerintah 22 9
Buruh harian lepas 235 4
Pedagang 78 0
Total 2015 639

Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Menurut Agama Kelurahan Mariana
Laki-Laki Perempuan
Agama
(Jiwa) (Jiwa)
Islam 2907 3082
Kristen 251 289
Katholik 303 360
Hindu 2 2
Budha 809 746
Khonghucu 6 2
Jumlah 4278 4481
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015

2.4. Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya


a. Profil Kemiskinan
Pada tahap siklus ke RPK dan PS, telah dilakukan Refleksi Perkara kritis tentang
kemiskinan dan kumuh yang pada dasarnya memberikan profil umum uraian
mengenai kemiskinan yang mencakup definisi umum miskin , kriteria kemiskinan,

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 12


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

penilaian masyarakat terhadap kemiskinan, serta harapan dan aspirasai masyarakat


terhadap kemiskinan yang berada di lingkungan mereka sendiri. Adapun sebaran
MBR di Kelurahan Mariana dapat dilihat dibawah ini :

b. Faktor Penyebab Kemiskinan


Kemiskinan sudah menjadi masalah nasional bahkan Internasional. Kemiskinan
harus dituntaskan secara serius dan berkelanjutan. Sehingga penyebab kemiskinan
bisa diketahui dan masyarakat miskin dapat dikurangi. Peyebab Kemiskinan tiap
daerah berbeda. Sesuai dengan hasil musyawarah, faktor penyebab kemisikinan itu :
 Kurangnya lapangan pekerjaan
 Tidak punya modal usaha
 Banyak anak/tanggungan
 Pendidikan rendah
 Tidak punya ketrampilan
 Pendapatan tidak sesuai dengan pengeluaran
 Kepedulian orang kaya terhadap yang miskin kurang
 Hilangnya kejujuran dan hati nurani ( individualis)
 Biaya kebutuhan hidup mahal
 Kesehatan kurang

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 13


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

c. Sarana dan Prasarana Umum


Struktur perekonomian Kelurahan Mariana didominasi oleh Perdagangan dan
Jasa.Perdagangan yang berkembang di kawasan perencanaan pada umumnya
berupa perdagangan eceran, sementara bentuk perdagangan besar masih relatif
sedikit. Bentuk perdagangan di dalam kawasan permukiman diantaranya warung –
warung dan toko - toko kecil/ruko. Lokasi penyebaran kawasan perdagangan dan
jasa yangbesar terpusat di sepanjang jalan utama yang menjadi zona linier kawasan
perdagangan dan jasa. Di jln. Lembah Murai terdapat satu pasar tradisional yaitu
Pasar Pagi yang terletak di kelurahan mariana yang pasarnya 3x seminggu. Pasar
tersebut tidak hanya melayani lingkup wilayah kelurahan tapi lingkup Kecamatan.
Sektor informal cenderung menyebar dikawasan permukiman. Warung atau toko
lokasinya atau letaknya masih menjadi satu dengan tempat tinggal atau rumah. Adapun
sarana dan prasana yang terdapat di Kelurahan Mariana sebagai berikut :

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 14


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Tabel 2.6.
Sarana Kesehatan Kelurahan Mariana
No Sarana Kesehatan Jumlah (Unit)
1. Rumah Sakit Umum 1
2. Puskesmas Pembantu 1
3. Toko Obat 1
4. Posyandu 8
5. Apotik 3
6. Praktek Dokter 5
7. Rumah Bersalin 1
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 201

Tabel 2.7.
Sarana Ekonomi Kelurahan Mariana
No Sarana Ekonomi Jumlah (Unit)
1. Warung Makan 12
2. Toko Kelontong -
3. Industri Makanan 12
4. Industri Meubel 1
5. Industri Kerajinan 6
6. Bengkel 6
7. Swalayan 22
8. Percetakan 4
9. Pasar 1
10. Usaha Perdagangan 80
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015

Tabel 2.8.
Sarana Pendidikan Kelurahan Mariana
No Jumlah Penduduk Jumlah (Unit)
1. TK 5
2. SD / Sederajat 4
3. SLTP / Sederajat 2
4. SLTA / Sederajat 1
5. PAUD 3
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015

Tabel 2.9.
Sarana Olahraga Kelurahan Mariana
No Jumlah Penduduk Jumlah (Unit)
1. Lapangan Sepakbola 0
2. Lapangan Bulutangkis 2
3. Lapangan Volly 4
4. Lapangan Golf 0
5. Lapangan Basket 0
6. Lapangan Futsal 0
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 15


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Tabel 2.10.
LEGENDA
Sarana Ibadah Kelurahan Mariana
LEGENDA
No Jumlah Penduduk Jumlah (Unit)
PERSIL
1. Masjid 3
PENGGUNAAN LAHAN
PERSIL 2. Surau / Musholla 8
Ket 3. Gereja
PENGGUNAAN LAHAN 1
4. Wihara 1
Ket Buffer Zone
Sumber : Profil Kelurahan Mariana Tahun 2015
LEGENDA Kebudayaan & Pariwisata
Fasilitas
Buffer Zone
Fasilitas Kesehatan
Kebudayaan & Pariwisata
2.5. Kondisi Fungsi Penggunaan Lahan
Fasilitas OlahRaga
LEGENDA
PERSIL Kesehatan
Dikelurahan
LEGENDA Mariana tata guna lahan diperuntukkan untuk perdagangan, pelayanan
Fasilitas Pemerintahan
OlahRaga
PENGGUNAAN LAHAN
jasa,
Ketpendidikan dan permukiman. Melihat kondisi yang ada diKelurahan Mariana untuk di
Fasilitas Pendidikan
PERSIL Pemerintahan

area PERSIL
koridor Jalan
Fasilitas
Buffer Pak kasih merupakan kawasan perdagangan sedangkan dijalan Merdeka
Peribadatan
Pendidikan
Zone
PENGGUNAAN LAHAN
PENGGUNAAN
Hutan Kota LAHAN
Peribadatan & Pariwisata
Fasilitas Kebudayaan
Ketmerupakan
Barat kawassan pendidikan dan area permukiman.
Ket Industri
Hutan Zone&Kesehatan
Kota
Fasilitas
Buffer Pergudangan
Buffer Zone
Makam
LEGENDA
Industri &Kebudayaan
Pergudangan
OlahRaga
Fasilitas & Pariwisata
Fasilitas
Militer Kesehatan & Pariwisata
Kebudayaan
Makam Pemerintahan
Fasilitas
Fasilitas Pendidikan
PLTD
Militer
Fasilitas
PERSIL Kesehatan
OlahRaga
Fasilitas
Pelabuhan OlahRaga
PLTD Pemerintahan
PENGGUNAAN
Fasilitas LAHAN
Peribadatan
Fasilitas
Pelabuhan
Ket Hutan Pemerintahan
Perdagangan
Kota
Fasilitas & Jasa
Pendidikan
Fasilitas
Permukiman
Perdagangan
Industri
Buffer Pendidikan
& Jasa
&Peribadatan
ZonePergudangan
Fasilitas
Fasilitas
Pertanian
Permukiman
Makam
Fasilitas Peribadatan
& Peternakan
Kebudayaan & Pariwisata
Hutan Kota
Hutan Kota
Ruang
Pertanian
Militer
FasilitasTerbuka Hijau
& Peternakan
Industri &Kesehatan
Pergudangan
Industri
Sebaran &OlahRaga
Pergudangan
Gambut
Ruang Terbuka
PLTD
Fasilitas
Makam Hijau
Makam
TPA
SebaranPemerintahan
Pelabuhan
Fasilitas Gambut
Militer
Militer
Taman
TPA RT
Perdagangan
Fasilitas & Jasa
Pendidikan
PLTD
PLTD
Terminal
Taman RT
Permukiman
Fasilitas Peribadatan
Pelabuhan
Pelabuhan
Terminal
Pertanian
Hutan Kota& Peternakan
Perdagangan & Jasa
Perdagangan
Ruang
Industri Terbuka&Hijau
Jasa
& Pergudangan
Permukiman
Permukiman
Sebaran
PertanianGambut
Makam & Peternakan
Pertanian
TPA
Militer & Peternakan
Ruang Terbuka Hijau
Ruang RT
Taman
PLTD
Sebaran Terbuka
GambutHijau
Sebaran Gambut
Terminal
Pelabuhan
TPA
TPA
Perdagangan & Jasa
Taman RT
Taman RT
Permukiman
Terminal
Terminal & Peternakan
Pertanian
Ruang Terbuka Hijau
Sebaran Gambut
TPA
Taman RT
Terminal

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 16


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

2.6. Kondisi Fisik Bangunan


Status kepemilikin bangunan di Kelurahan Mariana terbagi atas Hak Milik, Kontrak
dan Hak Guna Bangunan. Kondisi bangunan dari hasil pemetaan swadaya, dapat
dimasukkan dalam kategori permanen, semi permanen dan panggung. Sedangkan material
bangunan yang digunakan bervariasi. Lantai terdiri dari dari keramik, dan semen.
Dinding terdiri dari semen, papan, tripleks dan seng. Sedangkan untuk atap terdiri dari
atap daun, seng dan metal roof.

Gambar 2.1.
Kondisi Rumah di Kelurahan Mariana

2.7. Kondisi Jaringan Jalan


Jalan perumahan yang baik, harus memberikan rasa yang aman dan nyaman bagi pergerakan
pejalan kaki, pengendara sepeda dan kendaraan bermotor. Selain itu,h arus didukung pula oleh ketersediaan
prasarana pendukung jalan seperti perkerasan jalan, trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas,
parkir dan lain-lain. Idealnya jalan lokal dengan lebar perkerasan 6-7 Meter mempunyai bahu
jalan selebar 1,5 – 2 M, trotoar lebar 1 M dan drainase lebar 0,5 M. Sedangkan jalan lingkungan dengan
lebar perkerasan 1,2 – 2 M mempunyai bahu jalan dan drainase yang masing-masing lebarnya adalah 0,5
M. Analisis Kondisi Umum Jalan yang berada di Kelurahan Mariana adalah berikut :
Jalan Lokal yang yang ada pada kawasan Pada umumnya dalamkondisi baik, disebelah kiri kanan belum
terdapat trotoar kecuali di jalan sunu, sedangkan untuk jalan lingkungan menggunakan paving
blok. Sebagian jalan trotoar beralih fungsi menjadi tempat PKL (pedagang kaki lima).

Gambar 2.2.
Kondisi Jaringan Jalan di Kelurahan Mariana

2.8. Kondisi Jaringan Drainase


Drainase, sistem drainase di lingkungan Mariana pada umumnyatidak berfungsi baik. Hal ini
disebabkan karena adanya sampahyang membuat sistem drainase tidak berfungsi dengan baik, sistem

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 17


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

drainase di jalan lingkungan sebagian besar terputus disebabkandisebabkan karena beberapa masyarakat
membangun diatas drainase, dan di tutup karena dijadikan jalan. Melihat kondisi sistem drainase tersebut di
Lingkungan Mariana perlu dilakukan penataan kembali sehingga drainase akan berfungsi dengan baik.

Gambar 2.3.
Kondisi Jaringan Drainase di Kelurahan Mariana

2.9. Kondisi Persampahan


Menurut Standar Nasional Indonesia, setiap orang dalam 1 harimenghasilkan sampah 2,5 lt. di
Kelurahan Mariana sampah merupakan merupakan permasalahan utama, di Kelurahan Mariana masih
kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya walaupun di wilayah tersebut telah
terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) yang tidak terkelolah dengan baik sehingga
sampah menumpuk.

Gambar 2.4.
Kondisi Persampahan di Kelurahan Mariana

2.10. Kondisi Air Minum


Sumber air bersih di Kelurahan Mariana berasal dari PAM dan air sungai, tapi tidak semua
masyarakat memiliki fasilitas air PAM,sehingga masyarakat mengambil air dari sungai ataumasyarakat
membeli air untuk di minum. Sehingga untuk air minum masyarakat Kelurahan Mariana menggunakan air
hujan dan air galon.

2.11. Kondisi Pengelolaan Air Limbah


Sanitasi dan pembuangan Limbah rumah tangga pada umumnya langsung di buang
ke drainase utama tanpa dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan
drainase mengalami penurunan fungsi dan berbau. Untuk kawasan pinggiran sungai
pembuangan limbah langsung dibuang kesungai oleh warga masyarakat.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 18


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Sedangkan untuk penggunaan WC sebagian masyarakat ada yang menggunakan


MCK umum dikarenakan tidka memiliki MCK pribadi. Dan MCK pribadi juga masih ada
beberapa masyarakat yang kondisinya tidak layak secara teknis.

2.12. Aspek Legalitas Lahan


Berdasarkan hasil baseline didadapatkan bahwa kepemilikan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) pada masyarakat di Kelurahan Mariana sedikit. Kepemilikan IMB masih
terbatas pada rumah-rumah yang dibangun ditepian jalan raya dan bangunan rumah baru.
Sedangkan untuk kawasan tepian sungai Kapuas hampir sebagian besar rumah tidak
memiliki IMB. Untuk legalitas lahan hampir seluruhnya masyarakat memiliki minimal
adanya SKT (Surat Keterangan Tanah).

2.13. Potensi Dan Resiko Bencana


Wilayah Kota Pontianak yang berada di Pulau Kalimantan tidak dilalui dengan jalur
gunung berapi aktif seperti kota-kota di hampir sebagian besar pulau lainnya. Tetapi
karena kondisipermukaan lahan yang rendah serta dilalui oleh beberapa sungai besar, Kota
Pontianak sangatdipengaruhi dengan arus pasang surut air sungai. Maka tidak jarang Kota
Pontianak seringtergenang saat intensitas hujan meningkat apalagi jika bersamaan dengan
pasang air sungai. Peristiwa alam lainnya yang pernah terjadi adalah Angin Puting Beliung
dan Kabut Asap akibatkebakaran hutan.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 19


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

BAB III
ANALISIS PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN

3.1. Analisa Kebijakan Perencanaan Kota terkait Kelurahan Mariana


Analisa kebijakan adalah salah satu tinjuan untuk mengetahui apa saja perencanaan
yang akan dilakukan dan pencegahan apa saja yang dapat di tanggulangi sebelum
peningkatan perkembangan permukiman di Kelurahan Mariana. Berikut adalah Analisa
Kebijakan terkait yang disesuaikan khusus di Kelurahan Mariana – Pontianak Kota :
3.1.1. Analisis Visi dan Misi
Dalam sub bab ini menjelaskan keterkaitan antar visi dan misi dalam Dokumen
RTRW Kota Pontianak, RPJP Kota Pontianak, RPJMD Kota Pontianak, RP4D dan SPPIP yang
terkait dengan pembangunan serta capaian peningkatan kedepan dalam keberlangsungan
Kota Pontianak, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1. Analisa Visi dan Misi sesuai Dokumen RTRW, RPJP, RPJMD dan SPPIP
RPJP Kota
RTRW Kota RPJMD Kota
Pontianak RP4D Kota Tinjuan
Pontianak Pontianak SPPIP
(2005- Pontianak Kebijakan
(2013-2033) (2015-2019)
2025)
“Mewujudkan Pontianak “Pontianak Pembangunan ”Terwujudnya Visi yang
Kota Kota Kota dan permukiman dan bertujuan
Perdagangan Khatulistiwa Khatulistiwa Pengembangan infrastruktur mewujudkan
Dan Jasa yang Berwawasan Perumahan & perkotaan yang Pontianak
Terdepan Di sejahtera Lingkungan, Permukiman mampu Kota
Kalimantan melalui Terdepan Kota Pontianak mendukung Khatulistiwa
Yang Aman, perdaganga dalam Kualitas “ yang Tertata, pengembangan yang sejahtera
Nyaman, n dan jasa Sumber Daya Terfokus, kota Pontianak melalui perjas
Produktif Dan berwawasan Manusia, Prima Tepat sasaran sebagai kota serta
Berkelanjutan” lingkungan dalam dan berkualitas khatulistiwa pembangunan
Pelayanan bagi segenap berwawasan dan
Visi

Publik, masyarakat lingkungan, pengembanga


Didukung Kota aman dan n perumahan
dengan Tata Pontianak”. nyaman untuk dan
Kelola dihuni serta permukiman
Pemerintahan dapat yang
yang Baik dan meningkatkan berwawasan
Bersih” produktifitas dan lingkungan,
kreatifitas aman dan
masyarakat”. nyaman untuk
dihuni, serta
meningkatkan
kualitas SDM
MISI

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 20


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

RPJP Kota
RTRW Kota RPJMD Kota
Pontianak RP4D Kota Tinjuan
Pontianak Pontianak SPPIP
(2005- Pontianak Kebijakan
(2013-2033) (2015-2019)
2025)
1 Mewujudka Meningkatkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan
n kualitas pemenuhan permukiman permukiman
Masyarakat sumber daya kebutuhan sehat, baik yang sehat
Yang manusia yang perumahan melalui konsep melalui
Berkualitas, religius, cerdas, permukiman pengembangan konsep
Berahlak sehat, sesuai skala besar pengembanga
Mulia, berbudaya dan kebutuhan dan (ekstensif) n skala besar
Berbudaya harmonis. kemampuan maupun konsep sesuai
dan Beradab masyarakat. pengembangan kebutuhan
Misi

hunian vertikal dan


(intensif) kemampuan
masyarakat
dengan
meningkatkan
kualitas SDM
yang
berbudaya dan
beradab
2 Mewujudka Menerapkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan
n prinsip-prinsip pembangunan kawasan kawasan
Masyarakat Good perumahan permukiman permukiman
Madani, governance permukiman yang bebas yaang sesuia
Manusiawi, dalam sesuai dengan genangan/banjir, daya dukung
Berkurangn penyelenggara daya dukung melalui lingkungan
ya an lingkungan peningkatan melalui
masalah pemerintahan dan arahan tata sistem drainase, peningkatan
sosial, makin dan ruang. kawasan resapan sistem
berdaya dan implementasi dan kawasan drainase,
terjamin Zona Integritas ruang terbuka kawasan
hak-hak melalui hijau. resapan, dan
warga penetapan kawsan RTH,
Wilayah Bebas dengan arahan
Korupsi di tata ruang
sektor yang
pelayanan bermasyaraka
publik. t madani dan
manusiawi
3 Mewujudka Meningkatkan Mewujudkan Mengoptimalkan Mewujudkan
n sarana dan perumahan sistem perumahan
pertumbuha prasarana permukiman infrastruktur air permukiman
n ekonomi dasar yang tertata bersih di yang tertata
dan perkotaan baik permukiman, baik dengan
penanaman untuk rumah, dengan target mengoptimalk
modal untuk mendukung prasarana 90% kawasan an sistem
kesejahteraa pertumbuhan dasar & perkotaan infrastruktur
n dan dan lingkungannya. terlayani PDAM. air bersih dan
keadilan perkembangan meningkatkan
kota dan sarana dan
wilayah. prasarana
dasar
perkotaan
untuk
mewujudkan
pertumbuhan
ekonomi
4 Mewujudka Mewujudkan Mewujudkan Mengoptimalkan Mewujudkan
n kota tata ruang kota keterlibatan pelayanan kota
perdaganga berwawasan pemerintah, transportasi perdagangan

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 21


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

RPJP Kota
RTRW Kota RPJMD Kota
Pontianak RP4D Kota Tinjuan
Pontianak Pontianak SPPIP
(2005- Pontianak Kebijakan
(2013-2033) (2015-2019)
2025)
n, jasa, lingkungan swasta & perkotaan, dan jasa,
koperasi dan yang nyaman masyarakat dengan koperasi dan
UKM untuk aman dan layak terhadap mengedepankan UKM yang
menyerap huni; pemenuhan sistem berwawasan
tenaga kerja kebutuhan transportasi lingkungan
dan rumah dan ramah dengan
meningkatk peningkatan lingkungan. melibatkan
an kualitas pemerintah
kemakmura lingkungan dan swasta
n permukiman. serta
masyarakat
melalui
pelayanan
transportas
yang ramah
lingkungan
5 Mewujudka Menciptakan Mewujudkan Membangun dan Mewujudkan
n sarana, iklim usaha kerja sama & meningkatkan sarana dan
prasarana, yang kondusif koordinasi jaringan jalan prasarana
tata ruang guna memacu unsur/ satuan perkotaan. sesuai iklim
dan wilayah pertumbuhan kerja usaha yang
perkotaan ekonomi kota pemerintah kondusif
untuk yang berdaya dalam dalam
perdaganga saing pelayanan memacu
n dan jasa publik dalam pertumbuhan
yang pemenuhan ekonomi
berwawasan perumahan melalui kerja
lingkungan permukiman. sama dan
koordinasi
satua kerja
pemerintah
dalam
pelayanan
publik dengan
membangun
dan
meningkatkan
jaringan jalan
perkotaan
6 Mewujudka Membangun dan Mewujudkan
n tata kelola meningkatkan tata kelola
pemerintaha pelayanan listrik pemerintah
n yang baik perkotaan, yang baik
(good dengan dalam
governance) mengedepankan membangun
masyarakat sumber-sumber dan
yang energi meningkatkan
paham terbarukan. pelayanan
politik dan listrik
taat hukum perkotaan
7 Mengembangkan Mengembang
permukiman dan kan
infrastruktur infrastruktur
perkotaan di perkotaan
seluruh yang merata
kecamatan
secara merata,
untuk

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 22


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

RPJP Kota
RTRW Kota RPJMD Kota
Pontianak RP4D Kota Tinjuan
Pontianak Pontianak SPPIP
(2005- Pontianak Kebijakan
(2013-2033) (2015-2019)
2025)
mengurangi
kesenjangan
antar wilayah
kota.
8 Meningkatkan Meningkatkan
pelayanan pelayanan
fasilitas umum fasum dan
(fasum) dan fasos
fasilitas sosial
(fasos) di setiap
unit lingkungan
permukiman.
9 Meningkatkan Meningkatkan
pelayanan sistem
persampahan, pengelolaan
dengan persampahan
mengedepankan
sistem
pengelolaan
sampah yang
berkelanjutan.
1 Meningkatkan Meningkatkan
0 pelayanan pelayanan
prasarana telekomunikas
telekomunikasi i
perkotaan.

3.1.2. Analisis Struktur Ruang


Dalam sub bab ini menjelaskan keterkaitan kebiajakan struktur ruang yang ada di
RTRW Kota Pontianak dengan peningkatan dan arahan rencana yang ada di Pontianak Kota
yang terkhusus di Kelurahan Mariana, untuk lebih jelasna dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 3.2. Analisis Struktur Ruang
Rencana Struktur Ruang Rencana Pengembangan Arahan Rencana Kebijakan
Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota
Kelurahan Mariana Pusat Pelayanan Kota (PPK) → Sub a. perdagangan dan jasa;
PPK III b. Pendidikan menengah dan tinggi
c. Pelayanan kesehatan
d. Perumahan kepadatan sedang
e. perkantoran
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Kota
1 rencana sistem prasarana Sistem Jaringan Jalan Arteri Primer
utama (rencana sistem (Ruas Jalan Pak Kasih) -
jaringan transportasi darat)

Sistem Jaringan Jalan Arteri


Sekunder (K.H. Wahid Hasyim) -

Sistem Jaringan jalan kolektor


sekunder (Ruas Jalan Merdeka) -

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 23


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pengembangan Arahan Rencana Kebijakan


2 Sistem jaringan pelayanan Jalur Angkutan barang regional Jalur angkutan barang dari
jalan pelabuhan ke wilayah Regional
seperti:
1. Jalan Kom Yos. Sudarso – Jalan
Pak Kasih – Jalan Rahadi Usman
– Jl. Tanjung Pura – Jalan Imam
Bonjol – Jalan Adi Sucipto –
Jembatan Kapuas II.

Jalur Angkutan barang dari


pelabuhan ke kawasan industri dan
pergudangan seperti :
1. Jalan Kom Yos.Sudarso – Jalan
Pak Kasih – Jalan Rahadi Usman
– Jl. Tanjung Pura – jalan parallel
Tol – Jalan Ya’ M Sabran – Jalan
Tritura – Jalan Selat Panjang – Jalan
Gusti Situt Mahmud – Jalan
Khatulistiwa.
2. Jalan Kom Yos. Sudarso – Jalan
Pak Kasih – Jalan Rahadi U
3 Rencana sistem prasarana Sistem Penyediaan Air Minum Meningkatkan cakupan wilayah
lainnya (Sistem jaringan pelayanan distribusi air minum
infrastruktur perkotaan) untuk seluruh wilayah Kota
Sistem Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan air limbah domestik
dilakukan dengan sistem Septic
Tank.
Pengelolaan air limbah non
domestik yang mencakup limbah
berupa
bahan kimia dan bahan berbahaya
dan beracun (B3) ditampung di
Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) pada masing-masing
penggunaan lahan yang
menghasilkan limbah berbahaya
dan
beracun (B3)
Pengembangan jaringan dan
pengolahan limbah domestik
wilayah
kota pontianak
Sistem Persampahan Pengembangan program
pengelolaan sampah secara
berkelanjutan
dengan mengembangkan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) di setiap kecamatan
Pengembangan sistem
pengangkutan sampah lingkungan
Mengembangkan dan menerapkan
model pengelolaan sampah 3R
(reuse, reduce, recycle

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 24


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pengembangan Arahan Rencana Kebijakan


Sistem Drainase Sistem Jaringan Drainase Tersier
adalah parit-parit yang tersebar
mengikuti sistem jaringan jalan
lokal
Prasarana dan Sarana Jaringan Peningkatan jalur pejalan kaki di
Jalan Pejalan Kaki kawasan komersial dan
perkantoran

Jalur Evakuasi Bencana Jalur Evakuasi di Kecamatan


Pontianak Kota dan Pontianak
Barat
meliputi Jalan Pattimura, Jalan
Hassanuddin, Jalan Zainuddin,
Jalan Pak Kasih, Jalan Gusti
Hamzah, Jalan Putri Candramidi,
Jalan Sutan Syahrir, jalan Prof. M
Yamin, Jalan Ampera, Jalan Kom.
Yos Sudarso dan jalan R.E.
Martadinata.
Sumber : Hasil Analisa RTRW ( 2013-2033) Kota Pontianak,2017

3.1.3. Analisis Pola Ruang


Dalam sub bab ini menjelaskan keterkaitan Kebijakan Pola Ruang yang ada di RTRW
Kota Pontianak (2013-2033) dengan peningkatan arahan rencana yang ada di Pontianak
Kota yang terkhusus di Kelurahan Mariana, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Rencana Pola Ruang Rencana Pengembangan Arahan Kebijakan
KAWASAN LINDUNG
1 Kawasan yang
Memberikan
Perlindungan - -
terhadap Kawasan
Dibawahnya
2 Kawasan Kawasan sempadan Di daratan sepanjang tepian Sungai Kapuas
Perlindungan sungai Rencana pengelolaan kawasan perlindungan
Setempat setempat meliputi:
 Pembuatan tata batas kawasan;
 Melakukan rehabilitasi lahan pada kawasan yang
telah rusak;
 Penanaman vegetasi/penghijauan pada
sempadan sungai sebagai
ruang terbuka hijau;
 Pembangunan jalan Inspeksi pada sempadan
Sungai
 Pengembangan tembok/tanggul penahan daya
rusak air;
 Melakukan pembebasan lahan pada kawasan
sempadan yang
termasuk lahan milik Negara; dan
 Penataan, pengamanan dan penertiban
pemanfaatan lahan pada
sempadan sungai sesuai peruntukannya.
3 Kawasan Ruang RTH Privat kurang lebih
-
Terbuka Hijau Kota 945

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 25


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Rencana Pola Ruang Rencana Pengembangan Arahan Kebijakan


(sembilan ratus empat
puluh lima) hektar atau
sekitar 8,76 % dari luas
wilayah kota meliputi:
RTH pekarangan rumah,
kantor, pelayanan
umum, pertokoan dan
tempat usaha.
RTH Publik seluas 2.659
(dua ribu
enam ratus lima puluh
sembilan) hektar atau
sekitar 24,60% dari luas
wilayah kota terdiri atas :
 RTH taman;
-
 RTH hutan kota;
 RTH Lapangan
olahraga;
 RTH jalur hijau;
 RTH pemakaman
umum;
 RTH sabuk hijau kota.
4 Kawasan Cagar -
-
Budaya
5 Kawasan Rawan - Kawasan rawan terdapat di bagian wilayah kota
Bencana yang mempunyai tingkat kepadatan
dan kerapatan bangunan yang tinggi terutama
kawasan pusat pelayanan kota dan sub pusat
pelayanan kota.
KAWASAN BUDIDAYA
1 Kawasan Perumahan Kawasan peruntukan
perumahan seluas 4.358 -
hektar
2 Kawasan Pasar Tradisional -
Perdagangan dan Jasa Pusat perbelanjaan -
3 Kawasan Kawasan peruntukan Kawasan peruntukan perkantoran swasta
Perkantoran perkantoran swasta dikembangkan secara merata di pusat pelayanan
kota dan subpusat pelayanan kota.
4 Kawasan Industri dan Industri rumah Industri rumah tangga/kecil dikembangkan di
Pergudangan tangga/kecil seluruh kawasan permukiman
5 Kawasan Pariwisata - -
6 Kawasan Ruang Kawasan peruntukan
Terbuka Non Hijau ruang terbuka non hijau
seluas kurang lebih 277
hektar, meliputi:
 Kawasan Sepanjang
Kanan Kiri Tepian
Sungai Kapuas Mulai
dari
Persimpangan Sungai
Kapuas-Sungai Landak -
sampai Kelurahan Parit
Mayor;
 Lahan Parkir Komunal
yang diperkeras di
pusat-pusat
perdagangan dan
perkantoran;
 Plaza dan pedestrian
yang telah diperkeras

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 26


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Rencana Pola Ruang Rencana Pengembangan Arahan Kebijakan


tersebar di bagian
wilayah kota;
 Lapangan Olahraga
terbuka yang
diperkeras; dan
 Ruang terbuka biru
berupa Alur Sungai
Kapuas, Sungai Landak
serta parit-parit primer.
7 Kawasan Ruang
- -
Evakuasi Bencana
8 Kawasan Ruang bagi Kawasan peruntukan kawasan pujasera di pelataran pusat pertokoan, di
Kegiatan Sektor ruang bagi kegiatan sekitar pasar, terminal
Informal sektor informal dan pelabuhan
kawasan pedagang kaki lima yang merupakan
bagian dari taman-taman
kota
Pemanfaatan beberapa ruas jalan pada waktu-
waktu tertentu yang diatur
melalui peraturan walikota
9 Kawasan Peruntukan Kawasan peruntukan
-
Lainnya perikanan
Kawasan peruntukan
-
pelayanan umum
Kawasan peruntukan Puskesmas dan balai pengobatan diarahkan di
kesehatan setiap pusat lingkungan
Kawasan peruntukan Kawasan peruntukan peribadatan diarahkan
peribadatan menyebar dan merata di seluruh kawasan kota
dan/atau permukiman
Sumber : Hasil Analisis RTRW (2013-2033) Kota Pontianak, 2017

3.2. Analisis Kebutuhan Penanganan Permukiman Kelurahan


Permukiman kumuh merupakan permasalahan klasik yang sejak lama telah
berkembang di kota-kota besar. Walaupun demikian, permasalahan permukiman kumuh
tetap menjadi masalah dan hambatan utama bagi pengembangan kota. Laju perkembangan
kota yang semakin pesat membuat pemanfaatan lahan yang semakin kompetitif, sedangkan
di sisi lain, perkembangan kota menjadi daya tarik urbanisasi yang pada akhirnya
menyebabkan tingginya tingkat permintaan akan tempat tinggal di dalam kota. Selain itu
pesatnya perkembangan penduduk perkotaan tersebut yang umumnya berasal dari
urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga telah
berakibat pada semakin meluasnya lingkungan permukiman kumuh. Meluasnya
lingkungan permukiman kumuh di perkotaan telah menimbulkan dampak pada
peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan banjir di perkotaan, meningkatnya potensi
kerawanan dan konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat, menurunnya
kualitas pelayanan prasarana dan sarana perrmukiman1 . Keluhan yang paling sering
disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya
kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang perlu disingkirkan.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 27


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area sering dipandang
potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber
timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial
lainnya. Adapun salah satu penyebab terjadinya kumuh :
1. Terjadinya pertambahan penduduk yang lebih pesat dari padakemampuan pemerintah
dalammenyediakan hunian serta layananprimer lainnya secaralayak/memadai;
2. Tumbuhnya kawasan perumahan dan permukiman yang kurang layak huni, yang pada
berbagai daerah cenderung berkembang menjadi kumuh, dan tidak sesuai lagi dengan
standar lingkungan permukiman yang sehat;
3. Kurangnya perhatian / partisipasi masyarakat akan pendayagunaan prasarana dan
sarana lingkungan permukiman guna kenyamanan dan kemudahan dukungan kegiatan
usaha ekonomi.
Guna mengidentifikasi kawasan kumuh yang terdapat di kelurahan, terdapat 7
(tujuh) indikator kumuh, yaitu: (1). Kondisi Bangunan (keteraturan, kepadatan dan
persyaratan teknis bangunan); (2). Kondisi Jalan Lingkungan (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (3). Kondisi Drainage Lingkungan (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (4). Kondisi Penyediaan Air Minum (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (5). Kondisi Pengelolaan Limbah (Cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (6). Kondisi Pengelolaan Sampah (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur); (8). Kondisi Pengamanan Kebakaran (cakupan pelayanan, kualitas
infrastruktur).
Berdasarkan pertimbangan potensi dan masalah di lapangan, hasil analisis dan
kajian, serta mengacu kepada tata ruang kota Pontianak, maka konsep pendekatan
perencanaan pola pemanfaatan ruang di Kelurahan Mariana yaitu kombinasi planning
style: (1) Ameliorative Problem-Solving, atau pendekatan perencanaan tata ruang yang
bersifat untuk memperbaiki dan ataumenyelesaikan permasalahan dan (2) exploitive
opportunity seeking ,atau perencanaan dengan memperhatikan peluangperkembangan di
masa yang akan datang.
Konsep perencanaan Ameliorative Problem-Solving berdasarkan permasalahan
penataan ruang di Kelurahan Mariana yaitu :
• Permukiman padat penduduk .
• Minimnya ruang terbuka hijau.
• Banjir yang disebabkan saluran air yang ada tidak cukupmenampung air hujan,
dikarenakan saluran air yang sempit dan tersumbat oleh sampah.
• Persampahan, yaitu belum ada tempat pengolahan sampah terpadu.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 28


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

• Pasar Pagi di Mariana yang kurang tertata


Dalam rencana pengembangan ruang suatu kawasan,konsep tata hijau menjadi
penting untuk mendapat perhatian khusus terkait Undang-Undang No. 20 tahun 2007
tentang penataan ruang bahwa suatu kawasan perkotaan harus tersedia minimal 20%
RTH. Di kelurahan Mariana tata hijau belum tertata dengan baik,Rencana Tata Hijau di
Kelurahan Mariana adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan kawasan hijau (menghijaukan jalur hijau)
2. Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau yang masih ada
3. Potensi lahan yang tidak dimanfaatkan agar dibuat menjadi Ruang Terbuka Hijau.
4. Dibuat tanaman-tanaman hias di setiap pekarangan rumah,sehingga lingkungan
menjadi lebih hijau dan asri.
5. Menghijaukan lorong-lorong dengan tanaman pot.

3.2.1. Analisa Demografi


Berdasarkan profil baseline 100-0-100 Kelurahan Mariana, jumlah penduduk
Tahun 2015 adalah 8759 Jiwa dengan laju pertumbuhan 0.55% pertahun.
Tabel 3.11.
Proyeksi Penduduk
Jumlah Kepadatan
Jumlah
Tahun Rumah penduduk
penduduk
Tangga (KK) (Ha/jiwa)
2015 8759 2445 159
2016 8807 2458 160
2017 8856 2472 161
2018 8904 2486 162
2019 8953 2499 163
2020 9003 2513 163
2021 9052 2527 164
2022 9102 2541 165
Sumber : Hasil Analisa,2017

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 29


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Kebutuhan ruang kawasan permukiman dapat mengikuti standarnya 60% hunian :


30% SPU : 10% RTH. Berdasarkan SNI 03-1733-2004, Standar Kebutuhan luas lantai
minimum per KK (5 orang) adalah 51 m2. Untuk standar ideal KDB bagi kawasan hunian
adalah 50%. Dari standar tersebut maka ditentukan Kebutuhan Luas Kavling Minimum
adalah 100 m2/KK atau 0,01 ha/KK.
Jika luas kawasan hunian (X) adalah 60% dari total kebutuhan luas ruang wilayah
(Z), maka kebutuhan luas untuk SPU (Y) adalah 20% dan kebutuhan lahan RTH adalah
10% dari total kebutuhan luas ruang permukiman (Z). Sebelum mengetahui kebutuhan
ruang ruang SPU, maka
terlebih dahulu harus diketahui Kebutuhan Ruang Total.
Adapun kebutuhan ruang total (Z) yaitu 70% x Z = X (Luas kebutuhan ruang hunian)
atau jika disederhanakan menjadi:
Z = 100 (Luas kebutuhan ruang hunian) / 60
Jadi, kebutuhan luas untuk SPU (Y) = 30% x total kebutuhan luas ruang permukiman (Z)
Kebutuhan luas untuk RTH = 10% x total kebutuhan luas ruang permukiman (Z)
Tabel 3.12. Analisa Kebutuhan Ruang
Kebutuhan Ruang (Ha)
Jumlah Kebutuhan
Rumah Ruang Kebutuhan
Tahun Kebutuhan Kebutuhan
Tangga Keseluruhan ruang
(KK) (Ha) SPU (Ha) RTH (Ha)
hunian (Ha)

2015 2445 24.45 14.67 7.34 2.45


2016 2458 24.58 14.75 7.37 2.46
2017 2472 24.72 14.83 7.42 2.47
2018 2486 24.86 14.92 7.46 2.49
2019 2499 24.99 14.99 7.50 2.50
2020 2513 25.13 15.08 7.54 2.51
2021 2527 25.27 15.16 7.58 2.53
2022 2541 25.41 15.25 7.62 2.54
Sumber : Hasil Analisa,2017

3.2.2. Analisa Ekonomi, Sosial dan Budaya


Ekonomi  Mayoritas Sektor  Kawasan kota dengan bentuk  Memunculkan jiwa
Informal cluster permukiman kampung, entrepreneur yang
bukan dengan tipe distrik kota mengandalkan kreatifitas dan
yang terbentuk dari improvisasi inovasi dalam berusaha
gaya hidup, teknologi dan mengbah lingkungan
ekonomi modern menjadikan permukiman yang lebih baik
masyarakat dapat memilih
beragam profesi sesuai kebutuhan
dan keadaan dan warisan dari
keluarga tidak terikat pada satu
mata pencaharian
Sosial  Penduduk multi  Dikunjungi dari berbagai daerah  Keberagaman multi budaya-
etnis untuk kepentingan perdagangan etnis berkontribusi
 Penduduk lokal dan jasa perumusan aturan bersama
berbaur dengan  Tidak ada pendataan jumlah warga dalam berbagai

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 30


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

pendatang penduduk yang akurat perspektif kajian masyarakat


 Keberagaman multi-budaya-
etnis berkontribusi
perumusan aturan bersama
Pendidikan  Tingkat  Lokasi strategis memudahkan  Memudahkan penataan
pendidikan akses ke sarana pendidikan lingkungan, perumusan
masyarakat  Tergolong urbanist dengan tingkat kebijakan dan melahirkan ide
merata kesadaran pendidikan sedang kreatif dengan dukungan SDM
yang capable
Kesehatan  Akses pelayanan  Lahan terbatas dan mahal harga  Melakukan pendataan dan
kesehatan tanah lebih memprioritaskan land sosialisatsi tentang pelayan
terbatas use komersil dibanding pelayanan publik
:posyandu, umum
puskesmas  Kurangnya sosialisasi tentang
pelayanan publik termasuk
kesehatan dan administrasi
kependudukan dan pemerintahan

3.2.3. Analisa Fisik Bangunan


Analisa fisik bangunan yaitu melihat fungsi bangunan baik berupa permukiman,
maupun fasilitas umum, adapun Kelurahan Mariana dapat dilihat dibawah ini :

Fungsi Bangunan di
pergunakan sebagai tempat
tinggal dan tempat usaha

Fungsi Bangunan Komersil

Fungsi Bangunan di
pergunakan sebagai tempat
tinggal

 41,24 % Bangunan hunian


memiliki luas lantai ≤ 7,2 m2 per
orang
 3,01 % Bangunan hunian tidak
memiliki kondisi Atap, Lantai,
Dinding sesuai persyaratan teknis

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 31


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

3.2.4. Analisa Prasarana Permukiman


 Analisa Jaringan Jalan
Tabel 3.13.
Masalah Akibat Potensi Peluang
 Kondisi beberapa  Konstruksi jalan  Adanya kemauan  Perbaikan Jalan sesuai
jalan lingkungan sebagian rusak masyarakat untuk ikut umur jalan
tidak sesuai beban  Terjadi cekungan di berpartisipasi dalam  Adanya aturan
muatan sebagian ruas jalan pemeliharaan bersama tentang
lingkungan yang  Masyarakat siap penanganan jalan
membuat genangan bila berswadaya dan berlubang
terjadi hujan bergotong royong
dalam melakukan
perbaikan.
 Terdapat program-
program pemerintah
untuk upaya perbaikan
jalan wilayah
perkotaan

 Analisa Jaringan Drainase


Tabel 3.14.
Masalah Akibat Potensi Peluang
 Drainase tidak  Konstruksi drainase  Adanya kemauan  Rehabilitasi dan
mengalir dan sebagian rusak dan masyarakat untuk ikut normalisasi drainase
menimbulkan bau tersumbat karena berpartisipasi dalam sekunder dan tersier
 Terjadi genangan sampah dan sedimentasi penataan dan  Pembuatan drainase
dan banjir  Volume bangunan pembersihan drainase yang terintegrasi
 Konstruksi bangunan drainase tidak sesuai  Masyarakat siap dengan saluran induk/
drainase tidak dengan curah hujan dan berswadaya dan terhubung dengan
dilengkapi bak produksi aliran air bergotong royong drainase kota
kontrol  Drainase tidak dalam melakukan  Penerapan eco-
terintegrasi dengan perbaikan. manhole drainage
saluran induk/tidak  Terdapat program-  Adanya aturan
terhubung dengan program pemerintah bersama tentang
untuk upaya perbaikan
system drainase kota drainase wilayah pembersihan drainase
perkotaan  Penyuluhan dan
Sosialisasi mengenai
pentingnya drainase

 Analisa Jaringan Kebutuhan Air Minum


Tabel 3.15.
Masalah Akibat Potensi Peluang
 Sumber Air PDAM  Masyarakat siap  Peningkatan kualitas  Pengembangan
dan sumur gali dan berswadaya dan pelayanan SPAM alternative cadangan
sumur bor SPAM bergotong royong dalam  Peningkatan cakupan air : pemanfaatan
tidak memenuhi melakukan perbaikan. pelayanan SPAM sumur lingkungan
persyaratan teknis  Masyarakat yang  Peremajaan sumur  Pemeliharaan sumber
di beberapa bagian berpenghasilan rendah lingkungan air bersih
wilayah dan akses jalan ke  Penyuluhan dan  Pemeliharaan sumber
 Cakupan pelayanan permukiman yang Sosialisasi mengenai air bersih
SPAM belum cukup sulit Pentingnya air minum
memadai. Hanya  Lingkungan dan sanitasi
sekitar 51 - 75 % permukiman yang padat
dari luas dan kotor
 Sumber air minum
kurang higienis

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 32


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Tabel 3.16.
Kebutuhan Air
Jumlah
Tahun Minum (60
penduduk
liter/org/hari)
2015 8759 525540
2016 8807 528420
2017 8856 531360
2018 8904 534240
2019 8953 537180
2020 9003 540180
2021 9052 543120
2022 9102 546120

 Analisa Sistem Pengelolaan Air Limbah


Tabel 3.17.
Masalah Akibat Potensi Peluang
 Sistem  Permukiman padat  Adanya kemauan  Penataan saluran
pengolahan air tanpa pengaturan masyarakat untuk pembuangan limbah
limbah kawasan akses sanitasi ikut berpartisipasi yang baik dan
dan cakupannya lingkungan  Ketersediaan space teratur
belum memenuhi  Masyarakat masih  Pembuatan
standar, berpengasilan rendah memungkinkan septiktank komunal
khususnya di area dan kurangnya untuk penataan  Pembuatan IPAL
permukiman kesadaran warga limbah kawasan rumah tangga
lorong terhadap sanitasi dan  Penyuluhan dan
 Peletakan khususnya hidup Sosialisasi mengenai
penampungan sehat penting Pengolahan
limbah dan Limbah
sumber air tanah
perletakannya
sporadic tidak
tertata.
 Sistem
pengolahan air
limbah
masyarakat
bertipe
sistempengolahan
limbah setempat

Tabel 3.18.
Kebutuhan Air Buangan Domestik Non Domestik
Tahun Minum (60 Limbah Perumahan Industri Sosial Ekonomi
Liter/Org/Hari) (Lt/Hari) (Lt/Hari) (Lt/Hari) (Lt/Hari)
2015 525540 367878 121400 99327 147151
2016 528420 369894 122065 99871 147958
2017 531360 371952 122744 100427 148781
2018 534240 373968 123409 100971 149587
2019 537180 376026 124089 101527 150410
2020 540180 378126 124782 102094 151250
2021 543120 380184 125461 102650 152074
2022 546120 382284 126154 103217 152914

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 33


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

 Analisa Sistem Pengelolaan Persampahan


Tabel 3.19.
Masalah Akibat Potensi Peluang
 Pengelolaan  Jumlah dan distribusi  Adanya kemauan  Penataan Kawasan
Persampahan tempat sampah belum masyarakat untuk Tanpa Kumuh
belum memenuhi sebanding dengan ikut berpartisipasi  Pemenuhan
kriteria teknis unit kebutuhan dalam penataan dan pelayanan
 Cakupan  Pengangkutan pembersihan pengelolaan
pelayanan sampah sering drainase persampahan
pengelolaan berubah-ubah  Terdapat program- kawasan
persampahan terjadwal program pemerintah  Pemenuhan standar
belum cukup  Tidak ada pemisah untuk upaya kebutuhan sarana
memadai. jenis sampah pengelolaan sampah persampahan
 Lingkungan perkotaan (MTR,  Mengikutsertkan
terlihat kumuh Mabello, LISA) dalam program
akibat sampah pemerintah sebagai
dan limbah lorong percontohan
rumah tangga
yang tidak
tertangani baik

3.2.5. Analisa Safeguard dan Resiko Bencana


Keteraturan  Lahan ilegal  Bermukim sejak lahir  Rehabilitasi Permukiman
Bangunan  Tidak Memiliki
IMB
Jalan  Genangan pada  Beban muatan yang melawati  Badan Jalan dibuat miring
Lingkungan Jalan untuk mencegah genangan
Drainase  Tangkapan air  Kondisi permukiman tidak  Saluran drainase
Lingkungan pada drainase di memberikan ruang untuk lingkungan harus menyatu
lingkungan drainase pada saluran induk
permukiman
kurang efektif
Pelayanan Air  Menggunakan Air  Sebagian penduduk tidak  Sosialisasi dampak
Minum Hujan menggunakan PDAM kesehatan dalam
mengkosumsi air minum
sesuai kualitas air yang
memenuhi syarat kosumsi
Pengelolaan  Menyatu dengan  Limbah buangan rumah tangga  Pembuatan tangki septik
Air Limbah drainase sesuai kebutuhan
penduduk pengguna yang
belum memiliki
Sistem  Jangkauang  Kondisi permukiman padat  Sosialisasi pemilahan
Persampahan buangan Sampah penduduk sampah pada rumah tangga
(organik – non organik)
Banjir  Hujan lebat tiba  Buruknya kondisi kontruksi  Mengaktifkan satgas
bangunan drainase drainase sesuai dengan
 Saluran dranase ada yang tidak program pemerintah Kota
terintegrasi secara menyeluruh Pontianak
pada kawasan
 Banyaknya sampah dan
sedimentasi pada saluran
drainase
 Kurangnya kesadaran warga
terhadap lingkungan

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 34


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Kebakaran  Permukiman  Kawasan permukiman yang  Penerapan konsep


padat penduduk bangunannya tergolong semi redevelopment dan
 Bangunan dengan permanen dengan material renewal pada kawasan
kepadatan tinggi yang mudah terbakar permukiman mencangkup
tanpa IMB dan  Instalasi listrik yang tidak utilitas lingkungan
standar teknis sesuai kelayakan
 Kawasan  Kelalaian personal
Kampung Sawah  Ruang pergerajan dan sirkulasi
dan sekitarnya lingkungan yang sempit
 Isu dan motif ekonomi dan
politik yang kerap memicu
kebakaran yang terorganisir

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 35


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

BAB IV
SKENARIO / ROAD MAP PENCEGAHAN
DAN PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH

4.1. Skenario Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh


Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 –
2019 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dalam Program Permukiman Berkelanjutan adalah: terpenuhinya penyediaan air
minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sebanyak 100%, pemenuhan
kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung (Kawasan
Kumuh 0%) dan terpenuhinya penyehatan lingkungan permukiman (Sanitasi 100%).
Langkah awal untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya kawasan
permukiman kumuh dan peningkatan kualitas permukiman kumuh sebagaimana
disyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 36


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Mengadopsi dari skenario fokus pembangunan kota dalam RPJM Kota Pontianak
tahun 2015-2019 fokus pembangunan pada tahun 2017direncanakan untukmereduksi
kemiskinan, pemerataan infrastruktur perkotaan dan meningkatkan aksesantar
wilayah.Sejalan denganarahan ini,skenario pengurangan kawasan kumuh di Kota
Pontianak pada tahun pertama berfokus pada penyiapan masyarakat untuk menerima
program terutama yang berada dikawasan prioritas1, pemenuhanakses air bersih dan
perbaikan sanitasi kawasan permukiman kumuh, pembangunan jalan,drainaseserta
saluran limbah berturut-turut sesua idengan urutan prioritas penanganannanya.
Pada tahun kedua yakni tahun 2018 masih difokuskanpada upaya
untukmengurangikemiskinan, pemantapan infrastruktur perkotaan. Pengurangan
permukiman kumuhmelalui pembangunan lingkungan permukiman,memperkuat sistem
sanitasi perkotaan serta meningkatkan interconection wilayah. Sehingga dalam skenario
pengurangan kawasan kumuh pada tahun kedua masih lanjutan penyiapan masyarakat
bisa berupa penyuluhan,sosialisasi dan penyadaran masyarakat terkait lingkungan
permukiman sehat sekaligus melanjutkan pembangunan fisik tahun sebelumnya.
Pada tahun ketiga, fokus pembangunan pada pemerataan kualitasdan peningkatan
kuantitasinfrastruktur perkotaan. Dalam skenariopengurangan kumuh pada tahun ketiga
berfokuspada pembangunan pada kawasan yang memiliki gejala sosialdengan pendekatan
peningkatan kapasitas masyarakat. Paralel dengan kegiatan tersebut juga diharapkan
terlaksana pembangunan RTH dan peningkatan kualitas infrastruktur. Selain itu,fokus

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 37


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

pengurangan kumuh juga pada pemerataan kualitas dan kuantitas infrastruktur


permukiman dan lanjutan peningkatan kapasitas masyarakat.

4.2. Skenario Penetapan Lokasi Prioritas Peningkatan Kualitas Permukiman


Kumuh
A. Lokasi Kawasan Kampung Sawah

Tabel 4.20.
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Bangunan 0 % atau sama dengan 0 Pendekatan sosialisai Perubahan fungsi dan masa
Gedung unit bangunan hunian tidak pencegahan permukiman bangunan
memiliki keteraturan kumuh perkotaan
Sosialisasi & edukasi terkait Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai garis sempadan
Peningkatan peran serta Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam lahan pasang surut sungai
pengawasan dan rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan menghadap sungai
permukiman di daerah
bantaran sungai
151 unit/Ha tingkat Sosialisasi & edukasi aturan Pengendalian dan
kepadatan bangunan bangunan dan lingkungan di pembatasan perkembangan
daerah bantaran sungai permukiman
3,97% (12 Unit) bangunan Sosialisasi, edukasi dan Bantuan langsung
pada lokasi tidak memenuhi promosi rumah dan stimulant perbaikan rumah
persyaratan teknis lingkungan sehat tidak layak huni

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 38


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Jalan 100 % area tidak terlayani Pemeliharaan jalan Pembangunan akses jalan
Lingkungan oleh jaringan jalan lingkungan yang menghubungkan
lingkungan yang layak dalam kawasan
57 % area memiliki kualitas Peningkatan kualitas
permukaan jalan yg buruk jaringan jalan sesuai
peruntukan, kelas dan
standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak Pemasangan jaringan pipa Pengembangan akses
dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang sumber air minum baik
yg aman belum terpasang perpipaan dan non
perpipaan
50 % penduduk rumah Pembuatan sistem Peningkatan system
tangga tidak tercukupi pengolahan air minum cakupan pelayanan air
kebutuhan air minum sederhana yang airnya layak minum perpipaan PDAM &
minimal konsumsi non PDAM
Drainase 90,84% jalan tidak memiliki Normalisasi dan Rehabilitasi dan
Lingkungan saluran/drainase pemeliharaan saluran pembuatan saluran
drainase yg sudah ada drainase sesuai dengan
kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran
terhubung dengan system drainase yg terhubung
drainase kota dengan saluran di dalam
kawasan juga sistem
drainase kota
Pengelolaan Terdapat 16 Unit Rumah Sosialisasi dan edukasi Pembuatan jamban sesuai
Sanitasi tangga tidak memiliki akses Perilaku Hidup Bersih dan persyaratan teknis
jamban keluarga Sehat
16 rumah memiliki jamban
tidak sesuai persyaratn
teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak Mengoptimalkan Meningkatkan penggunaan
Air Limbah sesuai dengan standar kelembagaan dalam tangki septic berspesifikasi
teknis yang berlaku pengelolaan air limbah aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat
kawasan
100% wilayah tidak Meningkatkan keterlibatan Peningkatan cakupan
memiliki sapras air limbah masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air
sesuai syarat teknis dalam pengelolaan air limbah limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat tank komunal)
kawasan
Seluruh saluran Meningkatkan koordinasi Rehabilitasi sistem saluran
pembuangan air limbah antar organisasi perangkat air limbah
bercampur dg drainase daerah dalam pengelolaan air
lingkungan limbah domestik
Pengelolaan 81,79 % Rumah tangga Sosialisasi pengelolaan Meningkatkan cakupan
Persampahan sampah tidak terangkut ke persampahan dengan metode pelayanan infrastruktur
TPA minimal 2 kali 3R dan/atau pemisahan persampahan melalui
seminggu organic dan non-organic peningkatan infrastruktur
pewadahan &
pengangkutan sampah baik
secara konvensional
maupun 3R dan/atau
pemisahan organic dan
non-organic
Sistem Terdapat sarana proteksi Penyuluhan, sosialisasi dan Meningkatkan aksesbilitas
Proteksi kebakaran namun belum edukasi pentingnya memiliki kawasan permukiman
Kebakaran menjangkau ke seluruh sapras proteksi kebakaran padat untuk sistem
kawasan proteksi kebakaran dan
keadaan darurat lainnya

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 39


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
melalui peningkatan jalan,
sumber air dan pompa
hydrant

B. Lokasi Kawasan Tantina

Tabel 4.21.
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Bangunan 0 % atau sama dengan 0 Pendekatan sosialisai Perubahan fungsi dan masa
Gedung unit bangunan hunian tidak pencegahan permukiman bangunan
memiliki keteraturan kumuh perkotaan
Sosialisasi & edukasi terkait Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai garis sempadan
Peningkatan peran serta Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam lahan pasang surut sungai
pengawasan dan rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan menghadap sungai
permukiman di daerah
bantaran sungai
180 unit/Ha tingkat Sosialisasi & edukasi aturan Pengendalian dan
kepadatan bangunan bangunan dan lingkungan di pembatasan perkembangan
daerah bantaran sungai permukiman
0% bangunan pada lokasi Sosialisasi, edukasi dan Bantuan langsung
tidak memenuhi promosi rumah dan stimulant perbaikan rumah
persyaratan teknis lingkungan sehat tidak layak huni
Jalan 100 % area tidak terlayani Pemeliharaan jalan Pembangunan akses jalan
Lingkungan oleh jaringan jalan lingkungan yang menghubungkan
lingkungan yang layak dalam kawasan

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 40


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
0 % area memiliki kualitas Peningkatan kualitas
permukaan jalan yg buruk jaringan jalan sesuai
peruntukan, kelas dan
standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak Pemasangan jaringan pipa Pengembangan akses
dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang sumber air minum baik
yg aman belum terpasang perpipaan dan non
perpipaan
100 % penduduk rumah Pembuatan sistem Peningkatan system
tangga tidak tercukupi pengolahan air minum cakupan pelayanan air
kebutuhan air minum sederhana yang airnya layak minum perpipaan PDAM &
minimal konsumsi non PDAM
Drainase 100% jalan tidak memiliki Normalisasi dan Rehabilitasi dan
Lingkungan saluran/drainase pemeliharaan saluran pembuatan saluran
drainase yg sudah ada drainase sesuai dengan
kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran
terhubung dengan system drainase yg terhubung
drainase kota dengan saluran di dalam
kawasan juga sistem
drainase kota
Pengelolaan Terdapat 0 Unit Rumah Sosialisasi dan edukasi Pembuatan jamban sesuai
Sanitasi tangga tidak memiliki akses Perilaku Hidup Bersih dan persyaratan teknis
jamban keluarga Sehat
0 Unit Rumah memiliki
jamban tidak sesuai
persyaratan teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak Mengoptimalkan Meningkatkan penggunaan
Air Limbah sesuai dengan standar kelembagaan dalam tangki septic berspesifikasi
teknis yang berlaku pengelolaan air limbah aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat
kawasan
100% wilayah tidak Meningkatkan keterlibatan Peningkatan cakupan
memiliki sapras air limbah masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air
sesuai syarat teknis dalam pengelolaan air limbah limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat tank komunal)
kawasan
Seluruh saluran Meningkatkan koordinasi Rehabilitasi sistem saluran
pembuangan air limbah antar organisasi perangkat air limbah
bercampur dg drainase daerah dalam pengelolaan air
lingkungan limbah domestik
Pengelolaan 100 % Rumah tangga Sosialisasi pengelolaan Meningkatkan cakupan
Persampahan sampah tidak terangkut ke persampahan dengan metode pelayanan infrastruktur
TPA minimal 2 kali 3R dan/atau pemisahan persampahan melalui
seminggu organic dan non-organic peningkatan infrastruktur
pewadahan &
pengangkutan sampah baik
secara konvensional
maupun 3R dan/atau
pemisahan organic dan
non-organic
Sistem Terdapat sarana proteksi Penyuluhan, sosialisasi dan Meningkatkan aksesbilitas
Proteksi kebakaran namun belum edukasi pentingnya memiliki kawasan permukiman
Kebakaran menjangkau ke seluruh sapras proteksi kebakaran padat untuk sistem
kawasan proteksi kebakaran dan
keadaan darurat lainnya
melalui peningkatan jalan,
sumber air dan pompa
hydrant

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 41


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

C. Lokasi Kawasan Walet

Tabel 4.22.
Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Bangunan 0 % atau sama dengan 0 Pendekatan sosialisai Perubahan fungsi dan masa
Gedung unit bangunan hunian tidak pencegahan permukiman bangunan
memiliki keteraturan kumuh perkotaan
Sosialisasi & edukasi terkait Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai garis sempadan
Peningkatan peran serta Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam lahan pasang surut sungai
pengawasan dan rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan menghadap sungai
permukiman di daerah
bantaran sungai
180 unit/Ha tingkat Sosialisasi & edukasi aturan Pengendalian dan
kepadatan bangunan bangunan dan lingkungan di pembatasan perkembangan
daerah bantaran sungai permukiman
2,83% bangunan pada Sosialisasi, edukasi dan Bantuan langsung
lokasi tidak memenuhi promosi rumah dan stimulant perbaikan rumah
persyaratan teknis lingkungan sehat tidak layak huni
Jalan 100 % area tidak terlayani Pemeliharaan jalan Pembangunan akses jalan
Lingkungan oleh jaringan jalan lingkungan yang menghubungkan
lingkungan yang layak dalam kawasan
31 % area memiliki kualitas Peningkatan kualitas
permukaan jalan yg buruk jaringan jalan sesuai
peruntukan, kelas dan
standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak Pemasangan jaringan pipa Pengembangan akses
dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang sumber air minum baik

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 42


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Kebutuhan Penanganan
Aspek Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
yg aman belum terpasang perpipaan dan non
perpipaan
34 % penduduk rumah Pembuatan sistem Peningkatan system
tangga tidak tercukupi pengolahan air minum cakupan pelayanan air
kebutuhan air minum sederhana yang airnya layak minum perpipaan PDAM &
minimal konsumsi non PDAM
Drainase 73,6% jalan tidak memiliki Normalisasi dan Rehabilitasi dan
Lingkungan saluran/drainase pemeliharaan saluran pembuatan saluran
drainase yg sudah ada drainase sesuai dengan
kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran
terhubung dengan system drainase yg terhubung
drainase kota dengan saluran di dalam
kawasan juga sistem
drainase kota
Pengelolaan Terdapat 4 Unit Rumah Sosialisasi dan edukasi Pembuatan jamban sesuai
Sanitasi tangga tidak memiliki akses Perilaku Hidup Bersih dan persyaratan teknis
jamban keluarga Sehat
0 Unit Rumah memiliki
jamban tidak sesuai
persyaratan teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak Mengoptimalkan Meningkatkan penggunaan
Air Limbah sesuai dengan standar kelembagaan dalam tangki septic berspesifikasi
teknis yang berlaku pengelolaan air limbah aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat
kawasan
100% wilayah tidak Meningkatkan keterlibatan Peningkatan cakupan
memiliki sapras air limbah masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air
sesuai syarat teknis dalam pengelolaan air limbah limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat tank komunal)
kawasan
Seluruh saluran Meningkatkan koordinasi Rehabilitasi sistem saluran
pembuangan air limbah antar organisasi perangkat air limbah
bercampur dg drainase daerah dalam pengelolaan air
lingkungan limbah domestik
Pengelolaan 100 % Rumah tangga Sosialisasi pengelolaan Meningkatkan cakupan
Persampahan sampah tidak terangkut ke persampahan dengan metode pelayanan infrastruktur
TPA minimal 2 kali 3R dan/atau pemisahan persampahan melalui
seminggu organic dan non-organic peningkatan infrastruktur
pewadahan &
pengangkutan sampah baik
secara konvensional
maupun 3R dan/atau
pemisahan organic dan
non-organic
Sistem Terdapat sarana proteksi Penyuluhan, sosialisasi dan Meningkatkan aksesbilitas
Proteksi kebakaran namun belum edukasi pentingnya memiliki kawasan permukiman
Kebakaran menjangkau ke seluruh sapras proteksi kebakaran padat untuk sistem
kawasan proteksi kebakaran dan
keadaan darurat lainnya
melalui peningkatan jalan,
sumber air dan pompa
hydrant

Berikut hasil identifikasi isu – isu strategis penanganan permukiman kumuh di


Kelurahan Mariana:

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 43


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

a. Pengoptimalan SDM dalam penanganan permukiman kumuh


b. Pengembangan permukiman dengan memanfaatkan potensi lokal/ daerah agar dapat
mengakomodasi berkembangnya budaya multi-culture untuk mendukung pelaksanaan
Undang – Undang tentang perumahan dan kawasan permukiman
c. Peningkatan kerjasama dan peran swasta dalam penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur permukiman secara terpadu, sinergi dan berkelanjutan
d. Peningkatan revitalisasi sarana dan prasarana perumahan dan permukiman untuk
memenuhi akses masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana permukiman
yang memadai
e. Penguatan kelembagaan pembiayaan perumahan dan permukiman
f. Peningkatan sarana prasarana dinas sebagai pendukung upaya penanganan kawasan
permukiman kumuh
g. Pengoptimalan pengawasan dan evaluasi hasil program kegiatan penanganan
permukiman kumuh dengan melibatkan masyarakat
h. Pengoptimalan dalam penyusunan database sasaran program penanganan
permukiman kumuh secara integratif
i. Peningkatan sosialisasi program penanganan kawasan permukiman kumuh sebagai
upaya membangun partisipasi dan usaha mandiri/swadaya masyarakat.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 44


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

BAB V
RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
KUMUH

5.1. Arahan Rencana Pola Ruang


Adapun arahan pembinaan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan sebagai Peraturan Daerah
didasarkan pada bentuk pelanggaran yang dilakukan, sebagai berikut :
1. Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang
Kegiatan pembinaan yang dilakukan antara lain peringatan, penghentian
kegiatan/pembangunan dan pencabutan sementara izin yang telah diterbitkan dan
pencabutan tetap izin yang diberikan.
2. Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang tetapi intensitas pemanfaatan ruang
yang menyimpang
Penyimpangan intensitas pemanfaatan ruang dan pembangunan mencakup besar
luasan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) atau
Koefisien Dasar Hijau (KDH) yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang atau
ketentuan lainnya yang berlaku. Dalam kaitan ini, bentuk kegiatan yang dapat
diterapkan adalah penghentian kegiatan, atau pembatasan kegiatan pada luasan yang
sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
3. Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang tetapi tidak sesuai dengan ketentuan
teknis
Ketentuan teknis yang dimaksud mencakup garis sempadan bangunan (GSB), parker
serta prasarana lainnya yang ditetapkan dalam r encana tapak kawasan atau Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), atau standar yang telah ditetapkan. Kegiatan
pembinaan yang dilakukan adalah penghentian kegiatan dan pemenuhan persyaratan
teknis.
Dalam hal ini dari hasil tinjauan lapangan beberapa wilayah menunjukkan pola
mixed use di Kelurahan Mariana yaitu permukiman yang bercampur dengan kegiatan
perdagangan dan jasa, salah satu faktor pembentuk permukiman kumuh di lokasi Pasar

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 45


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Pagi (kegiatan perdangangan dan jasa) skala perkotaan. Berikut dapat dilihat dalam arahan
penggunaan lahan di Kelurahan Mariana dibawah ini :

ZONA INDUSTRI

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA SARANA PELAYANAN UMUM

ZONA PELABUHAN

ZONA PERMUKIMAN

ZONA RUANG TERBUKA

5.2. Rencana Sarana dan Prasarana


 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Pengawasan
Penangganan dan/atau perbaikan (Rehab)

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 46


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase


Normalisasi Drainase

 Rencana Pengembangan Air Minum


Rencana
Ketentuan Lokasi Kondisi Eksisting
Pengembangan
 Terpenuhi RT001- Terdapat 60 Kepala Rumah Tangga yang tidak Pemasangan
1 Orang RW002 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air sambungan baru air
60 Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang minum
Liter/hari terpenuhi.
Rencana Pengembangan Air Minum

RT002- Terdapat 7 Kepala Rumah Tangga yang tidak


RW002 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT002- Terdapat 8 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW003 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT002- Terdapat 1 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW010 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT003- Terdapat 44 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW004 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT003- Terdapat 93 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW010 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 47


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Rencana
Re

nu
Pe

Mi
an

an
ba
ng

ng
nc

Ai
m

m
Ketentuan Lokasi Kondisi Eksisting

r
Pengembangan
RT004- Terdapat 3 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW002 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT004- Terdapat 85 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW006 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT004- Terdapat 4 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW010 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT006- Terdapat 2 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW002 memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.

 Rencana Pengelolaan Air Limbah


Ketentuan Lokasi Kondisi Eksisting Rencana Pengembangan
Rencana Pengelolaan

 Saluran Seluruh Saluran pembuangan  Pemenuhan septic tank pada setiap unit RT
pembuang RT limbah tidak terpisah  Mengembangkan prasarana air limbah
Air Limbah

an Limbah komunal (terpuasat) yang ramah


terpisah lingkungan
 Penempatan system pengelolaan air
limbah pada beberapa titik strategis pada
kawasan

 Rencana Proteksi Kebakaran


Ketentuan Lokasi Kondisi Eksisting Rencana Pengembangan
 Hidran Seluruh Kawasan Padat  Menertibkan bangunan diatas
Rencana Proteksi

Kebakaran RT Permukiman berpotensi prasarana , dan menata permukiman


Kebakaran

 Damkar terjadi yang tidak teratur


bencana kebakaran  Penempatan Fire hydrant sebagai
keterbatasan akses mobil pemadam
kebakaran
 Penerapan sistem drainase terpadu
(manhole/eco drainage) untuk
antisipasi genangan dan banjir

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 48


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

 Rencana Pengelolaan Persampahan


 Penerapan Pemilahan Sampah Organic dan
Non-Organic
 Pengelolaan Penanganan Sampah melalui
Aturan Bersama lingkup RT

Radius Cakupan Penanganan Sampah

5.3. Rencana Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Livelihood)


Rencana pengembangan penghidupan berkelanjutan pada masyarakat adalah
konsep pengembangan dari usaha kecil menengah yang ada di Kelurahan Mariana. Berikut
adalah matriks rencana pengembangan usaha yang menjadikan rumusan dalam
mengembangkan penghidupan masyarakat MBR serta mendongkrak pertumbuhan
perekonomian Kelurahan Mariana.
Rencana
Jenis Usaha Potensi Peluang Tantangan
Pengembangan
Usaha 1. Kelurahan 1. Membangkitkan 1. Mencari investor Membuat usaha
Pengelolaan Mariana memiliki ekonomi rumah yang bersedia pengelolaan Bank
Sampah Fasilitas Umum tangga menanamkan Sampah pada titik
(Bank berupa Pasar Pagi 2. Dapat modal lokasi yang
Sampah) 2. Masyarakat menggurangi 2. Masyarakat mau berpotensi
sekitar pasar angka berperan aktif memiliki kegiatan
memiliki produksi pengangguran dalam produksi sampah
sampah yang 3. Distributor pengelolaan yang yang cukup tinggi
cukup besar dan resmi produk berkelanjutan (Asumsi 1 Lokasi
dari hasil produksi bank sampah, 3. Kurangnya pengelolaan bank
sampah tersebut mendapat sosialisasi dan sampah
dapat keuntungan pengetahuan mencangkup atau
dimanfaatkan mitra yakni fee masyarakat menangani 3
dan/atau dijual atas penjualan tentang sampai 4 RT)
kembali dengan produk mulai pemanfaatan
memilah-milah dari 10% sampah
(Organic dan Non- 4. Pemerintah mau
Organic) berperan aktif
pula dalam usaha

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 49


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Rencana
Jenis Usaha Potensi Peluang Tantangan
Pengembangan
bank sampah
Usaha 1. Bahan baku 1. Ada Banyaknya usaha  Membuat usaha
Gorengan mudah dicari dan permintaan serupa (pesaing) “Snack Street”
(Snack Street) tersedia dari pasar yaitu pada titik
2. Modal kerja 2. Banyaknya lokasi yang
tersedia masyarakat berpotensi
yang  Harga jual yang
mengemari kompetitif
dan tidak  Memasarkan
mengenal kepada acara
musim rumahan (ulang
3. Dapat tahun, arisan,
dinikmati pengajian dll)
semua
kalangan
masyarakat
Usaha 1. Bahan Baku 1. Adanya 1. Banyaknya usaha  Membuat usaha
Makanan mudah dicari dan permintaan serupa (pesaing) makanan yaitu
(Nasi Kuning) tersedia pasar 2. Jam jualan pada titik lokasi
2. Moda kerja 2. Banyak rumah terbatas yang berpotensi
tersedia tangga tidak 3. Bukan jenis  Harga jual yang
3. lingkungan sempat kuliner baru kompetitif
masyarakat padat membuat  Memasarkan
penduduk sarapan pagi kepada acara
rumahan (ulang
tahun, arisan,
pengajian dll)
 Menyediakan
pesanan nasi
kotak acara
kantor atau
rumahan

Contoh Pengelolaan Bank Sampah :

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 50


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Contoh Pengelolaan Usaha “Snack Street” (Gorengan) di Kelurahan Mariana :

Pemilik Usaha bernama Ibu


Erni, wilayah pemasaran
sekitaran kelurahan Mariana,
biasa menghabiskan gorengan
3000/pcs sehari. Total
keuntungan perbulan ± 4 juta.
Alamat rumah Ibu Erni di Jalan
Merdeka Barat gg.Murai.

Contoh Pengelolaan Usaha Makanan (Nasi Kuning) di Kelurahan Mariana :

Pemilik Usaha bernama Mak


Ami, wilayah pemasaran
sekitaran kelurahan Mariana,
biasa menghabiskan 65/porsi
sehari. Total keuntungan
perbulan ± 3 juta. Alamat
rumah Ibu Erni di Jalan
Merdeka gg.Merak 1

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 51


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

BAB VI
RENCANA INVESTASI DAN KOLABORASI

RPLP adalah dokumen rencana penataan lingkungan permukiman tingkat


kelurahan berjangka waktu 5 tahun yang merupakan penjabaran RP2KP-KP/SIAP, serta
disusun oleh masyarakat, didampingi oleh pemerintah daerah, fasilitator, dan tim ahli
perencanaan kota. Dokumen ini dijabarkan lagi ke dalam RTPLP / RKM, yang memuat
rencana kegiatan sosial, ekonomi, dan lingkungan, dilengkapi Rencana O&P dan Rencana
Investasi. Prioritas kegiatan lingkungan akan dibuatkan DED untuk infrastruktur tersier,
dan untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi, beberapa lokasi terpilih akan menyusun
Rencana Aksi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan berbasis Masyarakat. DED dan
proposal investasi perlu dilengkapi dengan instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial
sesuai konteks / kebutuhan, seperti surat ijin pakai / ijin dilewati / hibah tanah, rencana
konsolidasi tanah, SPPL, dsb.
Kegiatan peningkatan kualitas dan pencegahan permukiman kumuhdi tingkat
kelurahan didukung oleh dana stimulan yang akan dialokasikan melalui Bantuan dana
Investasi (BDI) kolaborasi. BDI kolaborasi diberikan kepada kabupaten/kota terpilih
namun dana BDI dicairkan langsung ke kelurahan sesuai PetunjukTeknis Pencairan dan
Pemanfaatan Bantuan Dana Investasi.Pemda dan masyarakat akan menyepakati kriteria
untuk menentukan kelurahan yang akan menerima BDI kolaborasi.
Investasi ditujukan untuk perbaikan atau peningkatan skala kawasan seperti
sistem sanitasi,pengelolaan sampah,air minum dan drainase serta hubungannya dengan
jaringan tersier dan sambungan rumahtangga, serta jaringan jalan sekunder.Agar
penanganan permukimankumuh tuntas, penyediaan infrastrukturlintas kelurahan/desa
juga diperlukan, khususnya yangmenyangkutkegiatanpembuangan limbahmanusia,
pengelolaan sampah, drainase dan penyediaan air minum. Investasi yang akan
dilaksanakan harus sesuai dengan rencana dan DED yang disetujui oleh Pemerintah
Daerah, serta sesuai dengan instrumen-instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial yang
melengkapi dokumen-dokumen rencana tersebut
Permasalahan permukiman kumuh menjadi tantangan bagi setiap kota, dan dalam
penanganan diharapkan peran sertas semua pihak yang berkepentingan. Untuk itu perlu
dibangun kolaborasi dari berbaga elemen yang diharapkan dapat memberikan dampak
positif dalam pencegahan dan penanganan kualitas kumuh.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 52


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

Rencana Kegiatan Investasi dan Kolaborasi


RENCANA INVESTASI PER -
KEBUTUHAN DANA TAHUN SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN
NO PROGRAM KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN
APBN APBD APBD KPS /
2018 2019 2020 2021 DAK BUMD MASY LAINNYA
Rupiah Rupiah PHLN PROV KOTA SWASTA
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
A. FISIK
PENINGKATAN KUALITAS
1 Bangunan Hunian
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RT002-RW002 2 Unit 30,000,000.00
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RT004-RW002 2 Unit 30,000,000.00
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RT006-RW002 2 Unit 30,000,000.00
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RT002-RW003 2 Unit 30,000,000.00
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RT002-RW010 4 Unit 60,000,000.00
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RT004-RW010 6 Unit 90,000,000.00
2 Jalan Lingkungan
Perbaikan Jalan LingKungan RT006-RW002 86 meter 83,420,000.00
Perbaikan Jalan LingKungan RT002-RW003 147 meter 142,590,000.00
Perbaikan Jalan LingKungan RT003-RW010 198 meter 192,060,000.00
3 Drainase Lingkungan
Pembuatan Saluran Drainase RT001-RW002 32 meter 11,200,000.00
Pembuatan Saluran Drainase RT002-RW002 43 meter 15,050,000.00
Pembuatan Saluran Drainase RT004-RW002 122 meter 42,700,000.00
Normalisasi Saluran Drainase 33 meter 11,550,000.00
Pembuatan Saluran Drainase RT006-RW002 24 meter 8,400,000.00
Normalisasi Saluran Drainase 62 meter 21,700,000.00
Pembuatan Saluran Drainase RT003-RW004 208 meter 72,800,000.00
Normalisasi Saluran Drainase 20 meter 7,000,000.00
Pembuatan Saluran Drainase RT002-RW010 80 meter 28,000,000.00
Normalisasi Saluran Drainase RT003-RW010 120 meter 42,000,000.00
4 Penyediaan Air Minum
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT001-RW002 60
Unit 15,000,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT002-RW002
7 Unit 1,750,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT004-RW002
3 Unit 750,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT006-RW002
2 Unit 500,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT002-RW003
8 Unit 2,000,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT003-RW004
44 Unit 11,000,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT004-RW006
85 Unit 21,250,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT002-RW010
1 Unit 250,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT003-RW010
93 Unit 23,250,000.00
baru air minum)
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb. RT004-RW010
4 Unit 1,000,000.00
baru air minum)
5 Pengelolaan Air Limbah
Pembangunan WC Rumah warga RT002-RW002 2 Unit 14,000,000.00

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 53


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

RENCANA INVESTASI PER -


KEBUTUHAN DANA TAHUN SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN
NO PROGRAM KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN
APBN APBD APBD KPS /
2018 2019 2020 2021 DAK BUMD MASY LAINNYA
Rupiah Rupiah PHLN PROV KOTA SWASTA
kurang mampu
Pembangunan WC Rumah warga RT004-RW002 2 Unit
14,000,000.00
kurang mampu
Pembangunan WC Rumah warga RT002-RW010 3 Unit
21,000,000.00
kurang mampu
6 Pengelolaan Persampahan
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT001-RW002 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT002-RW002 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT004-RW002 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT006-RW002 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT002-RW003 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT003-RW004 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT004-RW006 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT002-RW010 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT003-RW010 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah Pilah RT004-RW010 1 Unit 1,000,000.00
Pengadaan Tong Sampah untuk RT001-RW002 Unit
60 6,000,000.00
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk RT002-RW002 Unit
5,800,000.00
Rumah Warga 58
Pengadaan Tong Sampah untuk RT004-RW002 Unit
5,900,000.00
Rumah Warga 59
Pengadaan Tong Sampah untuk RT006-RW002 35 Unit
3,500,000.00
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk RT003-RW004 Unit
44 4,400,000.00
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk RT004-RW006 Unit
85 8,500,000.00
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk RT002-RW010 Unit
29 2,900,000.00
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk RT003-RW010 Unit
93 9,300,000.00
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk RT004-RW010 Unit
83 8,300,000.00
Rumah Warga
Pengadaan Gerobak Motor Kelurahan 1 Unit 25,000,000.00
7 Proteksi Kebakaran
Mesin Sedot / pompa (Portabel) Kelurahan 1 Unit 3,500,000.00
Alat Pemadam Kebakaran (Selang) Kelurahan 1 Unit 2,500,000.00
APAR (Fire Extinguisher) 6kg Kelurahan 9 Unit 9,000,000.00
TOTAL FISIK 1,178,820,000.00
B EKONOMI
1 Pengembangan Ekonomi Lokal
Bantuan Uang Pembinaan Kelurahan 30 Orang 90,000,000.00
Pembinaan Rutin kepada UMKM Kelurahan 12 Kali 30,000,000.00
Dana Bergulir ( Melalui UPK) Kelurahan 1 paket 200,000,000.00
Bantuan Modal Usaha Kelurahan 1 Paket 100,000,000.00
TOTAL EKONOMI 420,000,000.00
C SOSIAL
1 Pendidikan
Beasiswa Pendidikan Kelurahan 10 Orang 3,000,000.00
2 Kesehatan

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 54


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

RENCANA INVESTASI PER -


KEBUTUHAN DANA TAHUN SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN
NO PROGRAM KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN
APBN APBD APBD KPS /
2018 2019 2020 2021 DAK BUMD MASY LAINNYA
Rupiah Rupiah PHLN PROV KOTA SWASTA
Mengoptimalkan Fasilitas kesehatan Kelurahan 32,000,000.00
di lingkungan dan tenaga kesehatan, 8 unit
contoh : Posyandu Anak, Lansia, dll
3 Pelayanan Peningkatan Kualitas SDM
Pelatihan / kursus jahit, komputer,
Kelurahan 40 Orang 20,000,000.00
bengkel, kecantikan
Sosialisasi pentingnya pendidikan
Kelurahan 50 Orang 6,250,000.00
kepada orangtua dan anak
Pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja Kelurahan 40 Orang 20,000,000.00
Pelatihan Pelayanan Terpadu (PLUT) Kelurahan 50 Orang 6,250,000.00
Pelatihan dari Disperindag Kota Kelurahan 50 Orang 6,250,000.00
sosialisasi ketentuan dari BPJS Kelurahan 53 Orang 7,950,000.00
Sosialisasi peningkatan penjualan
Kelurahan 50 Orang 6,250,000.00
(usaha KSM)
3 Pelayanan Peninggkatan Kualitas Fisik
Penyuluhan /Sosialisasi terkait s
Kelurahan 2 Paket 6,000,000.00
pengelolaan sampah
Penyuluhan/sosialisasi terkait standar
Kelurahan 2 Paket 6,000,000.00
air minum berkualitas
Penyuluhan/sosialisasi terkait
Kelurahan 2 Paket 6,000,000.00
pengelolaan air limbah
Menyediakan lahan untuk lokasi
Kelurahan 2 unit 300,000,000.00
penjualan
Pembangunan kios pasar murah Kelurahan 10 unit 300,000,000.00
TOTAL SOSIAL 725,950,000.00
REKAPITULASI BIAYA (FISIK, EKONOMI DAN SOSIAL) 2,324,770,000.00

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 55


REVIEW DOKUMEN RPLP (RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN)

BAB VII
PENUTUP

Proses penyusunan RPLP ini memang memakan waktu yang singkat jika dilihat dari
awal proses, mulai dari Sosialisasi, Pembentukan tim Perencanaan Partisipatif (PP), sampai
dengan penyusunan indikasi kegiatan hingga tersusunya dokumen Review RPLP ini.
Review RPLP, merupakan karya besar bagi BKM dan masyarakat, mengingat proses
penyusunan Review RPLP merupakan hal yang baru, sehingga diperlukan kerja sama yang
solid dari berbagai pihak.
Tujuan disusunnya Review RPLP ini agar masyarakat dan pihak terkait baik Pemda
maupun Stakeholders dapat mengetahui secara persis persoalan-persoalan dan potensi
tentang permasalahan kumuh yang ada dilingkungan masing-masing sekaligus mampu
membuat dan melaksanakan Program Peningkatan Kualitas dan Pencegahan dan
mewujudkan kawasan yang bebas kumuh, terlayani air bersih dan sanitasi yang layak serta
menjadi kawasan yang berkesinambungan dalam perekonomian dimasa yang akan datang.
Keberhasilan pelaksanaan Review RPLP tidak akan terlepas dari peran serta
seluruh masyarakat, Aparat Kelurahan, Kelompok Peduli, maupun pelaku program
(stackholder). Untuk itu diperlukan koordinasi secara intensif sebagai awal pembangunan
solidaritas antar pelaku guna pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan agar
pemanfaatan dana sebagai media belajar bagi masyarakat dapat dipertaggungjawabkan
secara transpransi dan akuntabilitas.
Semoga dengan tersusunnya dokumen Review RPLP ini dapat memudahkan
masyarakat dan pihak terkait (stakeholders) dalam perencanaan bagi kawasan kelurahan
terutama kawasan kumuh permukiman.

BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 56

Anda mungkin juga menyukai