Antena Jaringan
Antena Jaringan
TEORI DASAR
2.1 Umum
Pada tahun 1600, William Gilbert dari Inggris yang membuat eksperimen
sistematis pertama tentang fenomena listrik dan medan magnet. Gilbert jugalah
yang pertama menyatakan bahwa bumi sendiri adalah sebuah magnet yang sangat
besar. Beberapa penemu juga ikut memberikan andil yang besar pada proses
(Italia, 1800), Michael Faraday (Inggris, 1831) dan James C. Maxwell (1873),
teorinya tersebut. Memerlukan lebih dari satu dekade hingga teori Maxwell
mengumpulkan alat yang akan menyempurnakan sistem radio dengan end loaded
dipole sebagai antena pengirim dan resonant square lop sebagai antena penerima.
panjang gelombang, gelombang radio adalah sama dengan cahaya yaitu sama-
6
Walaupun Hertz sering disebut sebagai ‘bapak radio’, namun selama
keingintahuan Guglielmo Marconi (yang pada saat itu berusia 20 tahun) yang
melihat majalah tentang eksperimen Hertz, apakah gelombang Hertz itu bisa
itu ia mencobanya dengan antena yang lebih besar untuk jarak yang lebih jauh.
Pada tahun 1901, ia mengumumkan kepada dunia bahwa ia telah menerima sinyal
dari sebuah stasiun yang telah dibangun nya dari Cornwall, Inggris [1].
listrik dan sifat magnet secara bersamaan. Gelombang radio merupakan bagian
Panjang gelombang (λ) memiliki hubungan dengan frekuensi (ƒ) dan kecepatan
= (2.1)
Kecepatan (ν) bergantung pada medium. Ketika medium rambat adalah hampa
7
v = c = 3 x 108 m/s (2.2)
fungsi antena sebagai transmitter (Tx). Energi listrik dari transmitter dikonversi
gelombang tersebut dipancarkan menuju udara bebas. Pada receiver (Rx) akhir
penerima.
Antena Antena
Gelombang Elektromagnetik
Rx
Tx
antena yang sering digunakan yaitu direktivitas antena, gain antena, pola radiasi
8
antena, polarisasi antena, beamwidth antena, bandwidth antena, impedansi antena
kerapatan daya maksimum terhadap daya rata-rata yang menembus seluruh kulit
bola yang diamati pada medan jauh. Nilai D diperoleh melalui persamaan [3] :
( ,∅)
= = ( ,∅)
(2.3)
arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada
umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan.
Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah decibel [4].
Gain dari sebuah antena adalah kualitas nyala yang besarnya lebih kecil
Gain = G = k. D (2.4)
Dimana :
k = efisiensi antena, 0 ≤ k ≤1
9
Gain antena dapat diperoleh dengan mengukur power pada main lobe dan
diukur dalam satuan decibel. Decibel dapat ditetapkan dengan dua cara yaitu [6] :
= 10 (2.5)
= 20 (2.6)
antena yang diukur dengan antena referensi yang diketahui gainnya. Maka dapat
( )
= ( )
× ( ) (2.8)
Atau jika dihitung dalam nilai logaritmik dirumuskan oleh persamaan [3] :
10
Dimana :
Pola radiasi antena pada umumnya terdiri dari sebuah lobe utama (main
lobe) dan beberapa lobe kecil (minor lobe). Lobe utama merupakan gambaran
kualitas antena yang menunjukkan energi yang tersalurkan sesuai dengan yang
diinginkan (Gambar 2.2). Diagram arah sebenarnya tiga dimensi, tetapi biasa
digambarkan sebagai dua dimensi, yaitu dua penampangnya saja yang saling
elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu antena di mana arah elemen antena
11
terhadap permukaan bumi sebagai referensi arah. Dalam jaringan wireless,
diinginkan dan mengurangi derau dan interferensi dari sinyal yang tidak
diinginkan.
listrik memiliki orientasi dalam perambatannya. Ada tiga macam polarisasi secara
a. Polarisasi Linier
Arah dari polarisasi ditentukan oleh arah dari medan listrik. Polarisasi linier,
artinya, dengan berjalannya waktu arah dari medan listrik tidak berubah, hanya
orientasinya saja.
linier yang vertikal. Medan listrik terletak secara vertikal. Di gambar, arah medan
listrik selalu menunjuk ke arah sumbu x positif atau negatif (Ex) dan arah medan
magnet-nya selalu ke sumbu y positif atau negatif (Hy). Polarisasi linier yang
12
b. Polarisasi Eliptis
polarisasi eliptis, dengan berjalannya waktu dan perambatan, medan listrik dari
Pada kasus tertentu panjang sumbu utama dari penampang elips tersebut
c. Polarisasi Circular
13
Gambar 2.5 Polarisasi Circular
Ada dua jenis turunan pada antena polarisasi circular berdasarkan cara
membuatnya yaitu left hand circular dan right hand circular. Medan
elektromagnetik pada right hand circular berputar searah jarum jam ketika
radio utama (main lobe) yang dihitung pada titik 3 dB menurun dari puncak lobe
,
= .
(2.10)
14
Dimana :
B = 3 dB beamwidth (derajat)
= frekuensi (GHz)
Gambar 2.6 menunjukkan tiga daerah pancaran yaitu lobe utama (main
lobe, nomor 1), lobe sisi samping (side lobe, nomor 2) dan lobe sisi belakang
(back lobe, nomor 3). Half Power Beamwidth (HPBW) adalah daerah sudut yang
dibatasi oleh titik-titik setengah daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum
pada lobe utama. First Null Beamwidth (FNBW) adalah besar sudut bidang
diantara dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol.
15
pola, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR, return loss, axial ratio)
atas dan fc merupakan frekuensi tengah. Dengan melihat Gambar 2.7 bandwidth
%= × 100% (2.11)
untuk menyatakan bandwidth antena yang memiliki band sempit (narrow band).
Sedangkan untuk band yang lebar (broad band) biasanya digunakan definisi rasio
elektrik terhadap medan magnetik pada suatu titik [5]. Dengan kata lain pada
16
V
ZT (2.12)
I
Dimana :
ZT = impedansi terminal
I = arus terminal
Pada saat sinyal merambat ke arah tertentu dalam saluran transmisi, maka
perbandingan antara tegangan dan arus sinyal dapat dipandang sebagai impedansi
karakteristik saluran. Akan tetapi setelah sinyal mencapai ujung saluran dimana
beban berada, keadaan akan lain tergantung pada kondisi beban tersebut.
saluran, maka daya sinyal yang datang ke beban akan diserap seluruhnya oleh
beban. Tetapi bila besar impedansi beban tidak sama dengan impedansi
karakteristik saluran, maka sebagian sinyal yang datang ke beban itu akan
Perbandingan antara level tegangan yang datang menuju beban dan yang
17
Harga koefisien pantul ini dapat bervariasi antara 0 sampai 1. Jika bernilai
0 artinya tidak ada pantulan dan jika bernilai 1 artinya sinyal yang datang ke
persamaan [8] :
V
(2.13)
V
Z L Zo
(2.14)
Zl Zo
tegangan pantul dan arus pantul di sepanjang saluran akan bertemu dengan
maksimum dan minimum dalam saluran yang besarnya tergantung pada tegangan
minimum ini disebut voltage standing wave ratio (VSWR). Secara sederhana
Vmax
VSWR (2.15)
Vmin
suatu sinyal dari sumber ke beban. Besar nilai VSWR yang ideal adalah 1, yang
artinya dalam saluran tidak ada gelombang pantul atau semua daya yang
18
diradiasikan antena pemancar diterima semua oleh antena penerima. Semakin
besar nilai VSWR menunjukkan daya yang dipantulkan semakin besar. Gambar
1
VSWR (2.16)
1
Amplitudo
s
t
Gambar 2.8 Voltage Standing Wave Ratio
segala arah dengan intensitas yang sama, seperti permukaan bola. Karena itu
dikatakan pola radiasi antena isotropis berbentuk bola. Antena ini tidak ada dalam
dunia nyata dan hanya digunakan sebagai dasar untuk merancang dan
19
Gambar 2.9 Antena Isotropis
yang memancarkan dan menerima sinyal hanya dari satu arah. Sedangkan antena
segala arah.
arah. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk pola radiasinya yang terarah. Antena
jenis-jenis antena lainnya. Kemampuan direktivitas ini membuat antena ini lebih
banyak digunakan untuk koneksi jarak jauh. Dengan kemampuan direktivitas ini
membuat antena mampu mendengar sinyal yang relatif kecil dan mengirimkan
20
tinggi tetapi beamwidth kecil. Hal ini menguntungkan karena kecilnya beamwidth
wireless yang berarti semakin sedikit derau yang ditangkap oleh antena tersebut.
parabola, antena Helix, antena log-periodic, dan lain-lain [1]. Gambar 2.10
arah dengan daya yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain
dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak
adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi
interferensi. Antena jenis ini biasanya digunakan untuk posisi pelanggan yang
21
pola radiasi antena omnidirectional digambarkan seperti bentuk kue donat
lebih kompleks contoh antena omnidirectional antara lain antena dipole, antena
collinear, antena slot wave guide, dan lain-lain [1]. Gambar 2.11 memperlihatkan
Antena Dipole adalah bentuk yang sangat penting dari antena RF yang
sangat banyak digunakan untuk transmisi radio dan menerima aplikasi. Dipol
sering digunakan sendiri sebagai antena RF, tetapi juga membentuk elemen
22
penting dalam banyak jenis antena RF. Karena itu adalah mungkin bentuk paling
gelombang pada frekuensi kerjanya, dipole ini adalah salah satu dipole yang
antena yang akan digunakan. Berikut penjelasan dari komponen yang diperlukan
23
2.8.1 Panjang Antena Dipole- /2
Dalam menentukan panjang dari Antena Dipole- /2, terdapat beberapa hal
yang mempengaruhinya yaitu panjang gelombang dari elemen Antena Dipole- /2,
panjang gelombang dalam ruang bebas dan frekuensi kerja dari antena. Berikut
= λ = kλ = k (2.17 )
Dimana:
dan besi. Salah satu parameter yang diperlukan yaitu nilai konduktivitas dan luas
penampang dari bahan tersebut. Bahan antena yang dipakai dapat dilihat pada
24
Tabel 2.1 Bahan Antena
- Kekuatan mekanisnya
lain impedansi, beamwidth, direktivitas, gain, daya radiasi antena, dan pola
radiasi.:
25
a. Impedansi antena diketahui dari Persamaan (2.18).
= (2.18)
b. Beamwidth (lebar berkas) pada suatu pola radiasi antena merupakan besar
sudut antena antara 2 buah titik pada pola radiasi, yang mempunyai rapat
daya ½ (-3dB) dari nilai rapat daya maximum. Secara teoritis diketahui
θ = θ2 – θ1 (2.19)
26
c. Direktivitas (keterarahan) ialah perbandingan intensitas radiasi maksimum
(U(θ,φ)max) dengan intensitas radiasi rata-rata (Uav), sesuai Persamaan
(2.20)
D= = ,
= 1,64 (2.20)
G = k.D (2.21)
Secara teoritis, Gain Antena Dipole- /2 adalah 2.15 dBi yang dijelaskan
e. Panjang fisik antena (L) adalah fungsi panjang gelombang (λ) yang
27
2. 300 MHz (pada siaran FM) dapat dihitung yaitu :
,
= = 0,03 meter , maka l = = 0,015 meter = 1,5 cm
suatu antena. Pola radiasi terjadi karena arus listrik dalam suatu kawat selalu
dikelilingi oleh medan magnetis. Arus listrik bolak balik (alternating current)
percepatan, sehingga timbul suatu medan elektromagnetik bolak balik yang akan
medan dekat reaktif, medan dekat, dan medan jauh. Sketsa medan radiasi dapat
28
a. Pembagian Medan Radiasi b. Aliran Energi pada Antena Dipole
Pada Gambar 2.14 (b), dapat dilihat pola radiasi antena dipole ke berbagai arah
dalam medan radiasi. Daerah medan antena yang mempunyai kriteria jarak
.
= (2.23)
Dimana:
Batas maksimum daerah medan jauh ini tak terhingga. Pola radiasi dapat
digambarkan dengan sistem koordinat 3 (tiga) dimensi, sebab pola radiasi antena
29
Gambar 2.15 Koordinat-koordinat Bola (spherical coordinates)
(r,θ,φ) bisa digunakan untuk menggambarkan pola radiasi pada suatu jarak
tertentu (r) dari antena. Pola radiasi sering digambarkan dengan pola dua dimensi
dengan koordinat kutub maupun koordinat xy (absis : x, ordinat : y), seperti pada
Gambar 2.16.
(a)
30
(b)
Pada umumnya, pola radiasi antena mempunyai berkas atau cuping utama
(major lobe) maupun berkas atau cuping pada arah yang lain (minor lobe). Major
lobe adalah berkas yang arah radiasinya ke depan (arah tujuan). Sedangkan minor
lobe ialah berkas radiasi yang sebenarnya tidak diinginkan, yaitu berkas yang
berada di sebelah major lobe (disebut side lobe) dan berkas yang berlawanan
dsb sangat sulit didapatkan secara eksak, yang dilakukan pada bab-bab sebelum
adalah dengan melakukan berbagai macam asumsi yang secara praktis sering bisa
diterima. Yang menjadi pertanyaan adalah, sejauh mana formulasi pendekatan ini
memberikan hasil yang masih bisa diterima akurasinya. Untuk menjawab hal ini,
perlu diketahui prosedur pensolusian masalah dengan cara yang lebih akurat,
31
lebih akurat dilakukan dengan menggunakan metode komputasi yang berbasiskan
pada perhitungan numerik dari Maxwell dan turunannya. Ada banyak metode
diffraction/UTD) dan metode kombinasi beberapa buah metode single diatas yang
menerapkan MEH. Saat ini MEH merupakan salah satu metode numerik
kontinuum.[12].
bidang mekanika benda padat (solid mechanic), tetapi kini MEH sudah
32
(electro magnetism), getaran (vibration), analisis modal (modal analysis),
sederhana dapat dengan mudah diperoleh. Solusi dari setiap elemen jika
Gambar 2.17 menjelaskan cara kerja MEH dimana solusi suatu problem
33
Gambar 2.17 Diskretisasi Elemen menggunakan Metode Elemen Hingga
penutup wilayah kerja ini adalah bidang yang memiliki sifat absorbsing
34
2. Metode Diferensi Hingga Wilayah Waktu (Finite Difference Time
Domain)
pada suatu saat, lalu medan magnet diselesaikan di detik berikutnya, dan
35
Selain itu CST Microwave Studio Suite yang dapat ditemui di alamat
36