Anda di halaman 1dari 8

UBPOH Bali PLTU Jeranjang Unit 3

MATERI
IN HOUSE TRAINING
MENGOPERASIKAN SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK

DISUSUN OLEH :
TIM 2 (DUA )
1. S.BUDJONO PT.IP.UBP SURALAYA
2. ASEP MAMAN PT.IP.UBP SURALAYA
3. FIRMAN BAHTIAR PT.IP.UBP SURALAYA
4. HERI HERMAWAN PT.IP.UBP SURALAYA
5. USMAN PT.IP. PUSAT
6. MELKY VICTOR B. PT.IP.PUSAT
7. GUSJAYA PT.IP.UBP BALI
8. ROBI DANU BRATA PT.IP.UBP PUSAT

PT INDONESIA POWER
UNIT BISNIS PEMBANGKITAN OPERASI & PEMELIHARAAN BALI
2014
MATERI IN HOUSE TRAINING

MENGOPERASIKAN SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK


UBPOH Bali – PLTU Jeranjang

DASAR-DASAR, KONSTRUKSI DAN PRINSIP KERJA

Sistem bahan bakar minyak (HSD) adalah, sistem penyalaan awal pada Boiler
batubara,penyalaan awal disini menggunakan Solar ( HSD ). Adapun peralatan tersebut
dinamakan fuel oil (burner) , adapun prosesnya adalah HSD bertekanan > 1.0 mpa kemudian
dikabutkan secara mecanical sehingga terjadi pengabutan didalam ruangan furnace, dan
dihembuskan udara pembakaran dan kemudian disulut dengan penyalaan dari sparkplug (busi),
maka akan terjadi penyalaan. Pengabutan akan sempurna bila persyaratan yang diperlukan
sesuai dengan design yang ada pada buku manualnya, flow dan tekanannya memnuhi
standardnya.
Besar kecilnya nyala burner akan diatur oleh oil cecirculation valve dengan batasan
tekanan antara > 1.0 s/d 2.0 mpa, dan penambahan udara pembakaran dengan melihat flame
detector serta cahaya terangnya yang dihasilkan.

PRINSIP DASAR PEMELIHARAAN.

Burner dalam perawatannya perlu ada jadwal preventif untuk menjaga kehandalan dan
kinerjanya sesuai design yang diharaapkan,oleh karena itu perlu perawatan yang tersecedule
dan perbaikan dengan benar.
Untuk menjaga kegagalan operasionalnya perlu ada rutin cleaning tip ignitor (spuyer),agar
pengabutannya memancar dengan sempurna,sehingga penyalaannya atau terjadi pembakaran
dengan semurna.
Menurut pengalaman dilapangan sering terjadi kebocoran pada paking ignitor bila terjadi
pendinginan,misalnya setelah adanya stop Unit dalam waktu tertentu,karena terjadi
penyusutan matrial paking tersebut sehingga bila terkena panas kembali akan mengalami
kebocoran,oleh karena itu yang lazim dilakukan adalah setiap ada stop unit diusahakan ada
pergantian paking burner.

PRINSIP DASAR OPERASIONAL.


Pembakaran sempurna akan terjadi oleh tiga faktor,yaitu apa bila ada bahan bakar yang akan
dibakar,ada udara yang cukup untuk proses pembakaran dan ada panas yang cukup sampai titik
nyala bahan bakar itu sendiri.

2
MATERI IN HOUSE TRAINING

MENGOPERASIKAN SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK


UBPOH Bali – PLTU Jeranjang

Kejadian dalam proses pembakaran pada PLTU Unit 3 Jeranjang adalah, panas yang dihasilkan
dari pembakaran HSD akan digunakan untuk memanaskan udara primery dan udara
scundery,kemudian setelah berbeban dan temperatur gas buang sudah mencukupi untuk
pemanasan pada udara pembakaran pada air heater, maka burner minyak dapat dimatikan.
Yang mana udara panas tersebut akan digunakan untuk memanaskan pasir kwarsa yang ada
didalam boiler atau biasa disebut pada lower bed dan upper bed, yang selanjutnya udara panas
tadi akan mendorong pasir yang ada dilower bed dan uper bed, dan dengan adanya tekanan
yang ada maka pasir akan bergerak gerak berhamburan keatas kebawah dalam batas tertentu.
Setelah pasir menjadi panas maka panas tersebut akan menghantarkan energinya secara radiasi
- konveksi ke dinding-dinding boiler yang sudah terisi air.
Kemudian bila ruangan didalam Furnace sudah mencapai temperatur tertentu lebih dari
450 deg C ,baru batubara akan dimasukan kedalam ruang bakar menggunakan Coal Feeder dan
dikontrol perlahan sesuai kebutuhan agar mengontrol dengan jumlah yang masuk. Selanjutnya
batubara tersebut akan jatuh diatas pasir kwarsa yang berada di lower bed dan upper bed,dan
dengan perbedaan berat jenisnya maka baatubara akan selalu berada diatas dan terbakar
hingga habis terus berkelanjutan.
Setelah batubara terbakar menjadi abu dan abu kasarnya akan jatuh pada hopper yang
berada dibawahnya dan keluar menuju slage cooler, sebelum abu kasar keluar terlebih dahulu
melaului proses pendinginan di slage cooler dan setelah dingin abu kasar akan
ditransportasikan menuju silo hoper melalui conveyor scraper.

KETERANGAN GAMBAR:

MAIN FUEL VALVE FUEL VALVE GROUP

3
MATERI IN HOUSE TRAINING

MENGOPERASIKAN SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK


UBPOH Bali – PLTU Jeranjang

BURNER MINYAK HSD DAMPER UDARA PEMBAKARAN

PURGING AIR VALVE SPARKPULG(BUSI)

BURNER RECIRCULATING VALAVE TANGKI HSD

4
MATERI IN HOUSE TRAINING

MENGOPERASIKAN SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK


UBPOH Bali – PLTU Jeranjang

MONITORING PROSES PURGING

MONITORING MFT TRIP CONDITION

5
MATERI IN HOUSE TRAINING

MENGOPERASIKAN SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK


UBPOH Bali – PLTU Jeranjang

Persiapan dan persyaratan dalam penyalaan awal ignitor diantaranya sbb:


 Level Tangki cukup minimum 10.000 liter
 Pompa HSD siap
 Strainer HSD bersih
 Semua isolation valve yang terkait terbuka
 Tekanan pompa HSD cukup
 Udara Insrument normal (7kg/cm2)
 Control valve bekerja dengan baik
 Main damper udara primery terbuka
 Manual sealing burner terbuka

Ignitor diperlukan hanya saat penyalaan awal saja pada Boiler Batubara,karena pertimbangan
harga bahan bakar HSD lebih mahal bila dibandingkan dengan bahan Batubara,sesuai peraturan
pemerintah bahwa PLN tidak disubsidi lagi dalam pengoperasian pembangkitan tenaga listrik
dalam hal bagahn bakar minyak.

PURGING BOILER

 Lakukan langkah purging sebelum start burner HSD. Paramater yang harus terpenuhi untuk
menjalankan proses purging adalah :
 Tidak terjadi MFT.
 Air flow > 30%.
 Level drum terpenuhi antara -200 mm s/d + 175 mm.
 Semua burner tidak ada nyala api.
 PAF dioperasikan.
 Salah satu IDF dioperasikan.
 Valve supply HSD (MV 190) posisi tertutup.
 Pastikan MFT telah direset dan lakukan purging. Purging akan berjalan selama 5 menit.
 Proses Start Up Burner
 Operasikan salah satu pompa HSD dari DCS (MK182SCS atau MK183SCS).

6
MATERI IN HOUSE TRAINING

MENGOPERASIKAN SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK


UBPOH Bali – PLTU Jeranjang

 Atur tekanan HSD oil sekitar 1 MPa pada PT185 dengan cara mengatur bukaan return
valve HSD (CV181).
 Start burner #1 dengan cara menekan tombol berikut :

 Pilih # 1

 Pilih # Type

 Pikih # OK

 jika sudah stabil lanjutkan dengan start burner #2 dengan cara yang sama pada tombol
#2 program di DCS.
 Setelah kedua burner beroperasi (nyala), turunkan tekanan HSD (PT185) menjadi 0,43
MPa agar kenaikan temperature di windbox tidak terlalu cepat.
 Naikkan pressure HSD burner dengan cara mengecilkan bukaan valve return HSD
(CV181) untuk menaikkan temperature ruang bakar setelah temperature ruang bakar
mendekati konstan (tidak ada kenaikan).
 Pastikan kenaikan temperature di wind box tidak lebih dari 3 °C/menit.
 Operasikan pompa HSD berikutnya jika kebutuhan HSD tidak mampu disupply dengan
hanya operasi 1 pompa.
Ketika temperatur material bed sudah mencapai + 450 °C, operasikan Coal Feeder sesuai IK
Pengoperasian Sistem Coal Feeder.

 Pastikan temperature air box di bawah 700 °C.


 Perhatikan tekanan suction pompa, jika rendah bersihkan strainer.
 Pastikan tekanan discharge pompa normal (2.45 MPa).
 Perhatikan level tanki HSD, jika level sangat rendah pompa harus di-stop.
Perhatikan arus motor pompa, jika melewati arus nominal di name plate (14,5
Ampere), informasikan ke operator DCS untuk penyesuaian bukaan valve return
HSD.
 Ketika temperatur bed material sudah mencapai sekitar 850 °C, lakukan stop burner #1
dengan menekan tombol berikut :
 Pilih # 1

7
MATERI IN HOUSE TRAINING

MENGOPERASIKAN SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK


UBPOH Bali – PLTU Jeranjang

 Pilih # Terminate
 Pilih # OK

PROSES STOP

Stop burner #2 dengan cara yang sama pada tombol #2 program di DCS.

 Jika burner 1 dan 2 sudah tidak beroperasi, stop pompa HSD yang beroperasi.
Pastikan semua peralatan dalam kondisi stop operasi.

Anda mungkin juga menyukai