Anda di halaman 1dari 15

ASKEP CAD ( CORONARY ARTERY DISEASE )

KONSEP MEDIK
A. PENGERTIAN
Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila
satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
(kerusakan pada otot jantung).
B. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi
ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan bourgeois
penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
1. Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria).
Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung koroner. Pria
berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung ketimbang pria yang
berusia jauh di bawah 45 tahun.
2. Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat operasi (bagi
wanita).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis ataupun secara
dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner apalagi ketika usia wanita itu
telah menginjak usila (usia lanjut).
3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang
tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam segi diet keluarga.
4. Diabetes.
Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah,
namun karena kondisi komplikasi ke jantung mereka.
5.
1
Merokok.
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner.
Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel) pembuluh darah sehingga
mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan pembuluh darah.
6. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding
pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner
(faktor koroner) yang merupakan penyebab penyakit arteri/jantung koroner.
7. Kegemukan (obesitas).
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak yang
terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan kecenderungan
terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner.
8. Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin serta pola
makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit jantung koroner.
9. Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang tegang, dapat
terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.
C. ANATOMI FISIOLOGI
2
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan
besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi
jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.

Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit.
Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah
atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium)
memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner.
Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan
darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.
Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner.
Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung (infark
miokardial).
D. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan
ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan
ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
3
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut,
selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang
menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini
menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli,
yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan,tetapi tidak satu
pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan
thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus
plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan
kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme aterosklerosis. Arteri
tersebut terpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung, menimbulkan kondisi yang rentan
untuk terbentuknya ateroma.
E. GAMBARAN KLINIS
Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:
1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut
iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan
menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau
perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah
yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap
orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan
nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia).
2. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung.
Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-
paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran
darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita
merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya,
penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini
sebagai bagian dari penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
5. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung
yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan
pusing dan pingsan.
F.
4
PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
1. ECG menunjukan: adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T inversi atau
hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan adanya
nekrosis.
2. Enzym dan Isoenzym Pada Jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai
puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.
3. Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan
kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
4. Whole Blood Cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
5. Analisa Gas Darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis atau
akut.
6. Kolesterol atau Trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya
arteriosklerosis.
7. Chest X-Ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikiler.
8. Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas
masing-masing ruang pada jantung.
9. Exercise Stress Test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/
aktivitas.
G. PENGOBATAN
Pengobatan penyakit jantung koroner tergantung jangkauan penyakit dan gejala yang
dialami pasien.
1. Perubahan Gaya Hidup.
Pola makan sehat dan seimbang, dengan lebih banyak sayuran atau buah-buahan, penting
untuk melindungi arteri jantung kita. Makanan yang kaya lemak, khususnya lemak jenuh, dapat
mengakibatkan kadar kolesterol tinggi, yang merupakan komponen utama kumpulan yang
berkontribusi terhadap penyempitan arteri jantung.
5
Olah raga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung. Olah raga membantu
kita untuk menjadi fit dan membangun system sirkulasi yang kuat. Ini juga membantu kita
menurunkan berat badan. Obesitas biasanya tidak sehat, karena mengakibatkan insiden
hipertensi, diabetes mellitus, dan tingkat lemak tinggi menjadi lebih tinggi, semua yang dapat
merusak arteri jantung.
2. Pengendalian Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner.
Diabetes melitus, merokok, tingkat kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi adalah
empat faktor utama yang mengakibatkan resiko penyakit jantung koroner lebih tinggi.
Pengendalian keempat faktor resiko utama ini dengan baik melalui perubahan gaya hidup
dan/atau obat-obatan dapat membantu menstabilkan progresi atherosklerosis, dan
menurunkan resiko komplikasi seperti serangan jantung.
3. Terapi Medis.
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling umum
diantaranya:
a. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah
terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko serangan
jantung.
b. Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah, sehingga
menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
c. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan aliran
darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada.
Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau
semprot di bawah lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
d. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and
Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga membantu
menurunkan tekanan darah.
e. Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin,
Rosuvastatin).
6
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah), yang
merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung koroner dini atau lanjut.
Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.
4. Intervensi Jantung Perkutan.
Ini adalah metode invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang menyempit.
Melalui selubung plastik ditempatkan dalam arteri baik selangkang atau pergelangan, balon
diantar ke segmen arteri jantung yang menyempit, dimana itu kemudian dikembangkan
untuk membuka penyempitan.
Kemudian, tube jala kabel kecil (cincin) disebarkan untuk membantu menahan arteri
terbuka. Cincin baik polos (logam sederhana) atau memiliki selubung obat (berlapis obat).
Metode ini seringkali menyelamatkan jiwa pasien dengan serangan jantung akut. Untuk
penyakit jantung koroner stabil penyebab nyeri dada, ini dapat meringankan gejala angina
dengan sangat efektif. Umumnya, pasien dengan penyakit pembuluh darah single atau
double mendapat keuntungan dari metode ini. Dengan penyakit pembuluh darah triple, atau
keadaan fungsi jantung buruk, prosedur bedah dikenal dengan Bedah Bypass Arteri Jantung
sering merupakan alternatif yang baik atau pilihan pengobatan yang lebih baik.
5. Operasi.
a. Bedah Bypass Arteri Jantung (CABG).
CABG melibatkan penanaman arteri atau vena lain dari dinding dada, lengan, atau kaki
untuk membangun rute baru untuk aliran darah langsung ke otot jantung. Ini menyerupai
membangun jalan tol parallel ke jalan yang kecil dan sempit.
Ini adalah operasi yang aman, dengan rata-rata resiko kematian sekitar 2%. Pasien
tanpa serangan jantung sebelumnya dan melakukan CABG sebagai prosedur elektif, resiko
dapat serendah 1 persen.
Operasi biasanya dilakukan melalui sayatan di tengah dada, ahli bedah memilih untuk
melakukan prosedur dengan jantung masih berdetk, menggunakan alat khusus yang dapat
menstabilkan porsi jantung yang dijahit.
b. Operasi Robotik.
7
Sebagai tambahan, NHCS juga mulai melakukan CABG melalui program operasi robotic.
Penggunaan instrument ini sekarang membolehkan operasi untuk dilakukan menggunakan
sayatan kecil keyhole di dinding dada.
Metode ini menghasilkan pemulihan lebih cepat, mengurangi nyeri, dan resiko infeksi
luka lebih rendah. Namun, ini sesuai untuk bypass hanya satu atau dua pembuluh darah.
c. Revaskularisasi Transmiokardia.
Untuk pasien dengan pembuluh darah yang terlalu kecil untuk melakukan CABG,
prosedur disebut Revaskularisasi Transmiokardia juga tersedia di NHCS.
Pada prodesur ini, laser digunakan untuk membakar banyak lubang kecil pada otot
jantung. Beberapa lubang ini berkembang ke pembuluh darah baru, dan ini membantu
mengurangi angina.
8

KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas dan Istirahat.
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan dan dispnea pada
saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2. Sirkulasi.
Mempunyai riwayat IMA, penyakit jantung koroner, CHF, tekanan darah tinggi, diabetes melitus.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya
capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara jantung tambahan mungkin mencerminkan
terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan
akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin
meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension, odema
anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit mungkin pucat baik di
bibir dan di kuku.
3. Eliminasi.
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Nutrisi.
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan berat badan.
5. Neuro Sensori.
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
6.
9
Kenyamanan.
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat
yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang
menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama
jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
7. Respirasi.
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah
muda/ pink tinged.
8. Interaksi sosial.
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
9. Pengetahuan.
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi,
perokok.

100

B. PENYIMPANGAN KDM
Usia, Jenis Kelamin, DM, Merokok, Diet Tinggi Lemak
Sirkulasi Terganggu
Arteriosklerosis

Risiko Infeksi
11
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Rencana Pembedahan
Post Op
Sirkulasi Perifer Terganggu
Nyeri Akut/Kronik
Denyut Nadi Terganggu
Nyeri/Kram Otot
Penumpukan Metabolik & Asam Laktat
Suplai O2 & Nutrisi Terganggu
Ekstremitas/Perifer
Nyeri Akut
Luka Operasi
Ansietas
Prosedur Tindakan Yang Kompleks
Pre Op
Kurang Pengetahuan
Kurang Informasi
Modifikasi Gaya Hidup
Risiko Kerusakan Integritas Kulit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d gangguan sirkulasi.
2. Nyeri b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan
danterpotongnya saraf akibat luka operasi.
3. Ansietas b.d rencana pembedahan yang kompleks.
4. Risiko infeksi b.d adanya port de entry (luka operasi).
5. Risiko kerusakan integritas kulit b.d luka operasi.
6. Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.
12

D. RENCANA KEPERAWATAN
Dx 1 : Gangguan perfusi jaringan perifer b.d gangguan sirkulasi.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien menunjukan perbaikan perfusi dengan
kriteria hasil: adanya nadi perifer / sama, warna kulit dan suhu normal, peningkatan perilaku
yang meningkatkan perfusi jaringan.

Intervensi Rasional
Observasi warna kulit bagian yang Warna kulit khas terjadi pada saat
sakit. sianosis, kulit dingin. Selama perubahan
warna, bagian yang sakit menjadi dingin
kemudian berdenyut dan sensasi
kesemutan.
Catat penurunan nadi, perubahan Perubahan ini menunjukkan kemajuan
trafik kulit(tak berwarna, atau proses kronis.
mengkilat/tegang).
Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum
lesi, area gangren. peniti sampai melibatkan seluruh ujung
jari dan dapat mengakibatkan infeksi
atau kerusakan/kehilangan jaringan
serius.
Dorong nutrisi dan vitamin yang Keseimbangan diet yang baik meliputi
tepat. protein dan hidrasi adekuat, perlu untuk
penyembuhan.
Pantau tanda-tanda kecukupan Untuk mengetahui tanda-tanda dini dari
perfusi jaringan. gangguan perfusi.
Dorong pasien melakukan latihan Untuk melancarkan sirkulasi.
jalan atau latihan ekstremitas
bertahap.

13

Dx 2 : Nyeri b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke


jaringan dan terpotongnya saraf akibat luka operasi.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil
pasien menyatakan nyeri dada hilang atau terkontrol, pasien tidak tampak meringis,
mendemonstrasikan teknik relaksasi.

Intervensi Rasional
Monitor karakteristik nyeri melalui Masing-masing pasien mempunyai
respon verbal dan hemodinamik respon yang berbeda terhadap nyeri,
(menangis, kesakitan, meringis, tidak perubahan respon verbal dan
bisa istirahat, irama pernafasan, hemodinamik dapat mendeteksi
tekanan darah dan perubahan heat adanya perubahan kenyamanan.
rate).
Kaji adanya gambaran nyeri yang Nyeri merupakan perasaan subyektif
dialami pasien meliputi: skala,
yang dialami dan digambarkaan
tempatnya, intensitas, durasi, kualitas
sendiri oleh pasien dan harus
dan penyebarannya. dibandingkan dengan gejala penyakit
lain sehingga didapatkan data yang
akurat.
Ciptakan lingkungan yang nyaman, Membantu mengurangi rangsangan
kurangi aktivitas, batasi pengunjung. dari luar yang dapat menambah
ketenangan sehingga pasien dapat
beristirahat dengan tenang dan daya
kerja jantung tidak terlalu keras.
Ajarkan teknik relaksasi dengan Membantu mengurangi rasa nyeri
menarik nafas panjang. yang dialami pasien secara psikologis
dimana dapat mengalihkan perhatian
pasien sehingga tidak terfokus pada
nyeri yang dialami.
Identifikasi atau tingkatkan posisi Bantal atau gulungan selimut berguna
nyaman menggunakan alat bantu bila untuk menurunkan tegangan otot
perlu. atau meningkatkan kenyamanan.
Observasi tanda-tanda vital sebelum Obat jenis narkotik dapat
dan sesudah pemberian obat narkotik. menyebabkan depresi pernafasan
dan hipotensi.
14
Dx 3 : Ansietas b.d rencana pembedahakan yang kompleks.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kecemasan hilang atau berkurang dengan
kriteria hasil pasien dapat mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor
yang memengaruhinya, menyatakan cemas berkurang.

Intervensi Rasional
Kaji dan pantau tanda ansietas yang Untuk mengetahui intensitas
terjadi. nyeri.
Jelaskan prosedur pembedahan secara Untuk mengurangi tingkat
sederhana sesuai tingkat pemahaman ansietas
pasien.
Diskusikan ketegangan dan harapan Untuk mendorong dan menambah
pasien. semangat pasien.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran
menganggap pasien seperi sebelumnya. dan kerja tidak berubah.
Beritahu pasien program medis yang Mendorong pasien untuk
telah dibuat untuk menurunkan atau mengontrol tes gejala, untuk
membatasi serangan akan dating dan meningkatkan kepercayaan pada
meningkatkan stabilitas jantung. program medis dan
mengintegrasikan kemampuan
dalam persepsi diri.
Kolaborasi pemberian sedative, Mungkin diperlukan untuk
tranquilizer, sesuai indikasi. membantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk
membuat strategi koping adekuat.

15
Dx 4 : Risiko infeksi b.d adanya port de entry (luka operasi).
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi tanda-tanda infeksi, dengan
kriteria hasil tidak ada kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolaesia, dan ttv dalam batas normal.

Intervensi Rasional
Kaji dan pantau tanda-tanda infeksi. Untuk mengetahui perkembangan
infeksi.
Jelaskan hal-hal yang harus Untuk menghindari terjadinya infeksi
dihindari agar luka tidak infeksi . lebih lanjut.
Rawat luka dengan teknik sepsis Mencegah kontaminasi.
dan asepsis.
Kolaborasi pemberian antibiotik. Untuk mencegah infeksi.
Tunjukkan atau dorong teknik Efektif untuk menurunkan penyebaran
mencuci tangan yang baik dan infeksi.
benar.

16

Dx 5 : Risiko kerusakan integritas kulit b.d luka operasi.


Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi kerusakan integritas kulit,
dengan kriteri hasil : menunjukkan penyembuhan luka tepat waktu

Intervensi Rasional
Lihat semua insisi. Evaluasi proses Penyembuhan mulai dengan segera,
penyembuhan. Kaji ulang harapan tetapi penyembuhan lengkap
terhadap penyembuhan dengan memerlukan waktu.
pasien
Perhatikan atau laporkan pada dokter Tanda atau gejala yang menandakan
: insisi yang tidak sembuh; kegagalan penyembuhan terjadinya
pembukaan kembali insisi yang telah komplikasi yang memerlukan evaluasi
sembuh, adanya drainase, area lokal atau intervensi lanjut.
yang bengkak dengan kemerahan,
rasa nyeri meningkat dan panas
pada sentuhan.
Tingkatkan nutrisi dan masukkan Membantu untuk mempertahankan
cairan adekuat. volume sirkulasi yang baik untuk
perfusi jaringan dan memenuhi
kebutuhan energy seluler untuk
memudahkan proses regenerasi atau
penyembuhan jaringan

17

Dx 6 : Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.


Setelah diberikan asuhan keperawaan diharapkan pasien menyaakan pemahaman penyakinya,
rencana pengobaan, tujuan pengobatan dan efek samping pengobatan.
Kriteria hasil : pasien menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat mampu
mengidentifikasi perubahan pola hidup yang perlu.

Intervensi Rasional
Tetapkan dan nyatakan tekanan Memberikan dasar untuk pemahaman
darah normal. Jelaskan tentang tentang peningkatan tekanan darah dan
hipertensi dan efek penyakitnya mengklarifikasi istilah medis yang sering
pada pembuluh darah, ginjal dan di gunakan. Pemahaman tentang
mata ( pada organ tubuh lainnya ). penyakitnya memungkinkan pasien
untuk melanjutkan pengobatan
meskipun ketika masih sehat.
Bantu pasien dalam Faktor-faktor resiko ini telah
mengidentifikasi faktor-faktor resiko menunjukkan hubungan dalam
yang dapat di ubah, misal : menunjang timbulnya arteriosklorosis.
Obesitas, merokok, pola hidup
monoton.
Atasi masalah dengan pasien untuk Faktor-faktor resiko dapat meningkatkan
mengidentifikasi cara di mana proses penyakit atau memperburuk
perubahan gaya hidup yang tepat gejala. Dengan mengubah pola prilaku
dapat dibuat untuk mengurangi yang biasa atau memberikan rasa aman
faktor-faktor di atas. dapat sangat menyusahkan, dukungan,
petunjuk dan empati dapat
meningkatkan keberhasilan pasien
dalam menyelesaikan masalah ini.
Anjurkan pasien untuk memantau Keterlibatan pasien dalam memantau
respon fisiologi sendiri terhadap toleransi aktivitasnya sendiri penting
aktivitas, laporkan penurunan untuk keamanan dan atau memodifikasi
toleransi terhadap aktivitas. aktivitas kehidupan sehari-hari.

18

E. EVALUASI
Evaluasi dari diagnosa diatas antara lain :
1. Suplai darah arteri ke akstremitas meningkat (teraba hangat, warna kemerahan/tidak pucat).
2. Klien mengatakan nyerinya berkurang, pasien tampak rileks, skala nyeri 0.
3. Ansietas pasien berkurang.
4. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi, seperti tidak ada kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolaesia, ttv
dalam batas normal.
5. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
6. Pasien sudah dapat memahami tentang penyakitnya.
19

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi
3. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Kardiofaskuler. Jakatra : Salemba Medika
www.singhealth.com.sg
www.cardiaccenter.com.sg
www.gizi.net.
www.medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai