Anda di halaman 1dari 12

PENGENALAN ALAT SAMPLING DAN ANALISIS LABORATORIUM DAN

LAPANGAN BIOTA PERAIRAN


OLEH:
DR. TUGIYONO,M.Si
Dalam setiap tubuh air, jumlah kehidupan binatang berbanding langsung dengan jumlah
kehidupan tumbuhan yang ada didalamnya. Habitat perairan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu
air tawar, air laut dan air estuaria dan cara penelitian untuk setiap habitat pada dasarnya sama.
Organisme perairan dapat digolongankan sesuai dengan bentuk dan kebiasaan hidup, wilayah
atau subhabitat atau sesuai dengan letaknya dalam rantai makanan.

Bentuk Kehidupan atau Kebiasaan Hidup

Benthos Perifiton/aufwuchs Plankton Nekton Neuston

Benthos: organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup didasar endapan,
dibedakan benthos pemakan penyaring/filter feeder (kerang) dan pemakan deposit/deposite
feeder (siput).
Periphyton atau aufwuchs: organisme (baik tanaman maupun binatang dan daun dari tanaman
yang berakar atau permukaan lain yang menonjol dari dasar
Plankton : Organisme mengapung yang pergerakannya kira-kira tergantung pada arus. Bebera
zooplankton menunjukkan gerakan berenang aktif yang membantu mempertahankan secara
vertikal.
Nekton: organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri, seperti ikan,
amfibi, serangga air. Dapat menghindar apabila ditangkap dengan jaring.
Neuston: Organisme yang beritirahat atau berenang pada permukaan sperti kumbang air
(Dineutes) Gyrinidae, peluncur air (Gerris) Gerridae, peluncur bahu lebar (Rhagovelia (Veliidae).
Dalam hal ini dibahas lebih lanjut mengenai plankton dan benthos.
Plankton

Plankton merupakan istilah umum untuk kelompok organisme yang melayang bebas dalam
perairan (laut/tawar) dan sangat lemah daya renangnya. Plankton dibedakan menjadi fitoplankton
dan zooplankton. Fitoplankton merupakan tumbuhan perairan yang bebas melayang dan hanyut
dalam laut serta mampu berfotosintesis. Dikarenakan kemampuan berfotesintesis ini,
fitoplankton merupakan penyumbang fotosintesis terbesar di perairan terutama perairan laut,
sehingga fitoplankton sangat penting sebagai pengikat awal energi matahari dan menjadikan
fitoplankton sangat penting bagi ekonomi laut. Dengan kata lain tanpa adanya tumbuhan
fitoplankton tidak mungkin ada kehidupan di dalam laut.

Zooplankton merupakan hewan-hewan perairan planktonik yang merupakan pemangsa utama


fitoplankton di perairan atau sebagai herbivore primer. Zooplankton merupakan makanan larva
udang atau pun ikan di laut/air tawar, sedangkan larva udang dan ikan kecil merupakan makanan
bagi ikan besar lainya, demikian rantai makanan di ekosistem perairan laut/air tawar. Dengan
kata lain, zooplankton berperan sebagai mata-rantai yang penting antara produksi primer
fitoplankton dengan para karnivora besar dan kecil (ikan, singa dan anjing laut, burung dan
manusia).

Plankton merupakan produser primer ekosistem perairan yang sangat penting dalam rangkai
makanan. Berkurangnya produktivitas primer berarti akan menurunkan produktivitas secara
keseluruhan. Plankton adalah organisme yang paling sensitif terhadap perubahan kualitas
air.

Pada umumnya zooplankton berukuran lebih besar dari pada fitoplankton. Penggolongan
plankton menurut Dussart untuk air tawar dan air laut sebagai berikut:
Ultra nanoplankton < 2 µm
Nanoplankton 2 - 20 µm
Mikroplankton 20 – 200 µm
Mesoplankton 200 – 2000 µm
Megaplankton > 2000 µm
Beberapa fitoplankton, sedikit protozoa dan bakteri ukuran < 1/100 mm dan dapat lolos dan
dapat lolos meskipun melalui jaring-jaring plankton yang terhalus, dan plankton ini disebut
nanoplankton. Sedangkan bentuk yang lebih besar yang tertahan oleh jaring plankton standar
disebut plankton jaring atau plankton tersaring.

Metode Pengumpulan sampel Plankton

Pada umumnya pengambilan sampel plnkton dapat dibagi menjadi tiga jenis, pengambilan
sampel dengan botol, pompa dan jaring.

Pengambilan sampel dengan botol

Pengambilan dengan botol memberi keuntungan dapat mengambil sampel air dengan volume
yang tepat, dari kedalaman yang diketahui, sesumua jenis palnkton dapat terwakili. Air yang
terkumpul dalam botol, disentrifuse, disaring dengan nilon halus atau kertas saring. Botol air
digunakan dalam penelitian kuantitatif plankton. Kekerungannya hilangnya plankton motil,
volume botol yang kecil (2 liter) pengumpulan sampel berulang-ulang. Sebagai contoh botol
Kemmerer, Van Dorn dan botol biasa

Botol Kemmerer Botol Von Dorn


Pengambilan Pompa dan pipa

Pengambilan sampel dg pompa sederhana


Air dipompa melalui pipa pada kedalaman tertentu dan dialirkan melalui jaring
atau ditampung dalam botol. Keuntungan seperti pengambilan dengan botol yaitu
dapat mengambil sampel air dengan volume yang tepat, dari kedalaman yang
diketahui, sesumua jenis palnkton dapat terwakili. Air yang terkumpul dalam
botol, disentrifuse, disaring dengan nilon halus atau kertas saring, Kekurangan
plankton yang besar akan cidera karena terhisap, karena air yang terhisap dari
berbagai penjuru maka sulit untuk menentukan asal air dikumpulkan

Pengambilan dengan Jaring Plankton (plankton net).

Jaring plankton digunakan dalam kajian kualitatif. Pada umumnya jaring plankton berbentuk
kerucut dengan mulut melingkar, dan dibuat bahan yang tebal. Bahan yang tebal ini terbuat dari
sutra, nilon atau serat sintetik lainnya. Serat sintetik lebih baik dari pada sutra, sutra cenderung
mengkerut bila dalam air, dan mengurangi ukuran mesh. Jaring berfungsi untuk menyaring air
serta plankton yang berada didalamnya. Sehingga plankton yang tertangkap tergantung pada
ukuran mata jaring yang digunakan. Plankton yang relatif besar (zooplankton) biasanya
digunakan jaring no 0 atau no.3 (nomor kode dagang) dengan mata ukuran jaring 0,30 mm atau
dengan jaring Norpac , dan plankton yang ukuran kecil (fitoplankton) digunakan no 15 atau no
20 dengan mata ukuran jaring 0,08mm atau jaring Kitahara. Sedangkan Wickstead (1965)
menganjurkan untuk perairan tropis dangkal menggunakan mata jaring 30-50 µm untuk
mengoleksi fitoplankton dan zooplankton kecil, dan untuk zooplankton yang ukuran besar
digunakan mata jaring ukuran 150-175 µm.

Tabel 1 Ukuran mata jaring (Muller gauze) berdasarkan nomor dagang (Motoda 1957).

Nomor Jumlah Ukuran rerata Nomor Tujuan koleksi


Dagang mata panjang mata Dagang
Muller jaring per jaring Jepang
Gauze inch
0000 18 1,364 mm GG 18
000 23 1,024 mm GG 24
0 38 0,569 mm GG 40 Hydromedusa, Euphausii dll
3 58 0,333 mm GG 54 Capepoda dll
5 66 0,282 mm GG 70 Capepoda, diatom, dll
15 150 0,094 mm XX 13 Diatome, dinoflagellata, dll
20 173 0,076 mm Mikrozooplankton
25 200 0,064 mm Mikrozooplankton

Dalam penelitian plankton secara kuantitatif (kemelimpahan individu/liter), diperlukan data


tentang volume air yang tersaring melalui jaring sehingga plankton dapat dinyatakan dalam sel
atau ekor per liter (m3) air yang tersaring. Untuk keperluan iti digunakan alt pencatat masukan
air kedalam jaring yang dikenal dengan flowmeter. Penentuan volume air dengan rumus:
V = R .A.P

V = volume air yang tersaring (m3)


R =jumlah rotasi
A = luas mulut jaring (m2)
P = panjang kolom air (m) yang ditempuh untuk satu putaran

Atau untuk perair dangkal dihitung volume air yang disaring dengan menggunakan ember yang
sudah diketahuim volumenya. Sedangkan jika tidak ada flowmeter volume air yang tersaring
ditentukan denga rumur sebagai berikut:

V = A.T

V = volume air yang tersaring (m3)


A = luas lingkaran mulut jarring (m2)
T = panjang tarikan /kedalaman air (m)
Macam macam plankton net

Fikasasi dan Pengawetan Plankton


Untuk hampir kajian kuantitatif 2-5% formalin digunakan untuk fiksasi dan mengawetkan
plankton.

Metil alkohol murni 80% adalah pengawet yang baik namum menyebabkan pengisutan dan
penghilangan warna. Alkohol formal (campuran formalin 5% dan alkohol 70% dengan jumlah
yang sama) adalah pengawet yang sama baiknya. Namun campuran ini tidak memiliki kelebihan
dengan formalin.

Analisis sampel plankton

Ada 4 kategori analisis plankton : volume, berat basah, berat kering dan pencacahan individu.

1. Pengukuran Biomassa atau Berat Basah.


Dihilangkan air dari sampel plankton dengan penyaringan, bila perlu digunakan kertas
saring untuk menyerap air sebanyak mungkin. Timbanglah sampel dan catatlah
biomassanya dalam gram. Metode ini tidak dapat menberikan gambaran mengenai
jumlah palnkton dan harus hati-hati dalam penghilangan air sampel.

2. Pengukuran volume
Volume plankton dalam sampel diukur baik dgn pendiaman atau pemindahan .
Pengukuran volume dengan pendiaman/pengendapan, diletakan sampel plankton
dalam selinder yang sempit, semakin sempit selindir semakin bagus
ketelitiannya.Dibiarkan air minimal 1 hari agar plankton turun, dan diukur volume yang
ditempati plankton.
Pengukuran volume dengan pemindahan, metode ini lebih terliti dibandingkan dengan
pemdiaman/pengendapan.
Cara pengukuran:
Diletakkan sampel plankton dlm silinder pengukur dan dibuat volume menjadi 100 ml.
Dituangkanlah sampel melalui penyaring dan dikumpulkan sampel air yang tersaring
dalam silinder pengukur yang lain, dan baca volume filtratnya. Ini merupakan volume
cairan tampa plankton. Perbedaan antara volume total (100 ml) dan volume filtrat
(misalnya 90 ml) akan menghasilkan volume pemindahan plankton (100-90= 10 ml).
Cara lain dengan cara disaring plankton terlebih dulu, dan dimasukkan plankton
tersaring ke dalam silinder pengukur yang mengandung 100 ml air. Ketinggian air akan
naik bila plankton dimaksukkan. Perbedaan ketinggian pertama dan kedua sebagai
volume plankton.

3. Berat Kering.
Sampel plankton air laut harus dicuci dengan air tawar untuk menghilangkan kandungan
garam pada saat air laut kering. Dan Jangan ditambahkan bahan pengawet dlm sampel,
karena akan menyebabkan bhn organik akan tercuci dan hilang selama penyaringan.
Diletakkan setiap sampel dlm botol timbang bermulut lebar, botol dan tutup harus
ditandai dengan cara yang sama. Bila sampel tidak dapat dikeringkan dengan segera,
penguraian sampel harus dicegah dengan cara dimasukkannya botol timbang yang
mengandung sampel dalam lemari pendingin, atau tabung hampa yang berisi es. Sampel
harus dikeringkan sampai beratnya tetap dalam tungku udara panas pada 50 oc. Suhu
tinggi akan menyebabkan hilangnya gabungan air, lemak yang menguap dan potong2an
senyawa organik. Botol timbang tetap terbuka saat pengeringan dalam tungku, dan tutup
juga harus di letakan dalam tungku. Jika sampel telah kering botol timbang ditutup dan
didinginkan sampai suhu kamar, dan lebih baik dalam desikator. Timbanglah botol
dengan cepat, bila dingin. Kelaurkan sampel, dan timbanglah botol kosong. Perbedaan
antara dua berat sebagai berat kering plankton.

4. Perhitungan Jumlah (kelimpahan) Plankton


Perhitungan jmlah plankton adalah tahap penting yang membutuhkan waktu dan
keterampilan. Berbobot tidaknya hasil perhitungan tergantung pada pengalaman serta
buku acuan identifikasi yang digunakan. Karena sampel plankton jumlahnya jutaan sel
atau individu plankton maka tidak mungkin dihitung semuanya, cara yang umum dengan
melakukan pengenceran sampel dan kemudian di fraksi (bagian) dari sampel yang
dihitung. Sampel plankton yang tersaing ditam[pung dalam botol sampel yang volume
telah diketahui, kemudian difraksi dengan menggunkan pipet yang ujung tumpul dan
lebar dimasukan dalam gelas benda penghitung dengan volume 1mm atau dikenal dengan
nama Sedgwick Rafter Counting Cell, dan dicacah dibawah mokroskop dengan
pembesaran 10X10, atau 10X45.
Metoda Analisis Data

Analisis kondisi komunitas plankton di suatu perairan dilakukan dengan menggunakan indeks
kemelimpahan, keanekaragaman, kemerataan, kekayaan, kesamanaan, dengan rumus sebagai
berikut:
Indeks Kemelimpahan (individu per liter atau m3)
Perhitungan kemelimpahan plankton per liter berdasarkan rumus:

( ax1000)b
N=
L

Keterangan
N= Jumlah plankter per liter air sungai
a = Rata-rata jumlah plankter yang terhitung dalam 1 cc air sampel yang disaring
b = Volume air sampel yang tersaring (ml)
L = Volume air sungai yang disaring (l)

Jika tidak ada Sedgwick Rafter Counting Cell dapat digunakan gelas benda biasa. Pencacahan sel
dilakukan berdasarkian rumus sebagai berikut:

N = (n/m) x (s/a) x (l/v)

N = Jumlah sel plankton per m3


n = jumlah sel yang dihitung dalam m tetes
m = jumlah tetes contoh yang diperiksa
s =volume contoh dengan pengawetnya (ml)
a = volume tiap tetes contoh (menggunakan pipet otomatik 0,05 ml)
v = volume air tersaring (m3)

Indeks Keanekaragaman (Diversity Index)

Indeks ini digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis biota (plankton), apabila nilai
indeks makin tinggi, berarti komunitas biota (plankton) di perairan makin beragam dan tidak
didominasi oleh satu atau dua takson saja. Indeks keanekaragaman ditentukan menurut
persamaan Shannon & Weaver (1963) sebagai berikut:
s
H=-  pi ln pi
i 1

Keterangan :
H: Indeks Keanekaragaman
pi : ni/N
ni :Jumlah individu plankter ke i
N :Jumlah total seluruh plankton
S :Jumlah jenis plankton dalam contoh

Untuk menilai tingkat pencemaran suatu perairan dapat ditentukan berdasarkan nilai dari indeks
keanekaragaman berdasarkan kreteria dari Mason (1981) seperti disajikan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Mutu Perairan berdasarkan nilai indeks diversitas menurut Mason (1981)
Nilai keanekaragaman Katagori Kondisi Perairan
Plankton (H)

H≥3 Tinggi Tidak tercemar


1<H<3 Sedang Tercemar sedang
H≤1 Rendah Tercemar berat
________________________________________________________________

Indeks Kemerataan (Evenness) Pielau


Indeks ini menunjukkan pola sebaran biota, yaitu merata atau tidak. Apabila nilai indeks ini
tinggi menandakan bahwa kandungan setiap takson (jenis) tidak berbeda banyak. Indeks
kemerataan ditentukan dengan rumus Pielou sebagai berikut:
H
E = --------
ln S

E = indeks kemerataan
H = indeks diversitas Shannon-Wiener
S = jumlah jenis (takson) di dalam contoh
Nilai indeks kemerataan adalah 0 – 1, sebaliknya nilai dominansi dinyatakan dengan D= 1- E

Nilai E Kondisi struktur komunitas Katagori


> 0,81 Sangat Merata Sangat Baik
0,61-0,80 Lebih merata Baik
0,41-0,60 Merata Sedang
0,21-0,40 Cukup merata Buruk
<0,20 Tidak merata Sangat buruk

Indeks Dominansi (Odum, 1993)


D = ∑ (ni/N)2
D = indeks dominansi
Ni = jumlah spesies ke i
N = jumlah total spesies

Nilai D Katagori Kondisi struktur komunitas


0 < D ≤0,5 Rendah Kondisi perairan tidak stabil
0,5 < D ≤0,75 Sedang Kondisi perairan kurang stabil
0,75 < D ≤1 Tinggi Kondisi perairan stabil

Indeks kekayaan (richness index)


Indeks ini juga disebut ideks Margalef digunakan untuk mengetahui banyak sedikitnya takson
serta konsentrasi biota dalam satu komunitas. Kalau komunitas hanya terdiri dari satu takson,
indeks akan sama dengan nol. Indeks ini dinyatakan dengan rumus:

d = (S - I)/ln N
d = Indeks kekayaan (richness index)
S = jumlah takso (jenis) pada satu sampel
N = jumlah sel dalam jenis
I = satu takson (jenis)

Indeks Kesamaan
Untuk membandingkan komposisi jenis tertentu dari seluruh stasiun antara satu penelitian dan
penelitian lain di stasiun-stasiun yang sama. Indeks kesamaan yang biasa dipakai menurut
Sorensen (Odum, 1993) dengan rumus:
S = 2 C/A+B
S = Indeks kesamaan Sorensen
A = Jumlah spesies dalam sampel lokasi A
B = Jumlah spesies dalam sampel lokasi B
C = jumlah spesies dalam kedua sampel

Daftar Pustaka

Arinardi, OH. et al, 1997. Kisaran Kemelimpahan dan komposisi plankton Predominan di
Perairan Kawasan Timur Indonesia
Michael, P. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, diterjemahkan
Yanti, R. Koestoer, Penerbit Ui-Press
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Jambatan, Jakarta, 356 hal.
Odum, 1993. Dasar-dasar ekologi, diterjemahkan Tjahjono Samingan, Gadjah Mada University
Press.
Welch, P.S. 1948. Limnologi Methods, Mc Graw Hill, New York

Anda mungkin juga menyukai