Anda di halaman 1dari 6

1

BAB II

PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI

A. Pengertian etika

Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”, yang berarti karakter, watak kesusilaan
atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau masyarakat
untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
buruk atau baik.

B. Pengertian profesi

Dalam Prayitno; Erman Amti (2004) disebutkan bahwa profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan
yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu.

Profesi merupakan pekerjaan atau karir yang bersifat pelayanan bantuan keahlian
dengan tingkat ketepatan yang tinggi untuk kebahagiaan pengguna berdasarkan norma-
norma yang berlaku. Kekuatan dan eksistensi profesi muncul sebagai akibat interaksi
timbal balik antara kinerja tenaga profesional dengan kepercayaan publik (publik trust).
(Depdiknas, 2004).

3
2

C. Pengertian kode etik profesi

Kode etik adalah seperangkat standar, peraturan, pedoman, dan nilai yang
mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu perusahaan, profesi, atau
organisasi bagi para pekerja atau anggotanya, dan interaksi antara para pekerja atau
anggota dengan masyarakat (Yusuf, 2009).

Kode etik profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap tenaga
profesi dalam menjalankan tugas profesi dan dalam kehidupannya dimasyarakat. Norma-
norma itu berisi apa yang tidak boleh, apa yang seharusnya dilakukan, dan apa yang
diharapkan dari tenaga profesi. Pelanggaran terhadap norma-norma tersebut akan
mendapat sanksi (Depdiknas, 2004).

Dari beberapa pendapat tentang pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kode etik profesi adalah
pola aturan atau norma-norma, tata cara dan pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan yang harus perhatikan oleh setiap tenaga profesi.

2. Pengertian Kode Etik Profesi Konselor

kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila
ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak uk dalam kategori norma hukum yang didasari
kesusilaan.

Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan kode etik agar profesionalisme memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.

3
3

Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman
tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap profesional
Bimbingan dan Konseling Indonesia.

Etika adalah suatu sistem prinsip moral, etika suatu budaya. Aturan tentang tindakan
yang dianut berkenaan dengan perilaku suatu kelas manusia, kelompok, atau budaya
tertentu. Etika profesi bimbingan dan konseling adalah kaidah-kaidah periaku yang menjadi
rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya memberi layanan
bimbingan dan konseling kepada konseli. Kaidah-kaidah perilaku yang dimaksud adalah :

1. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebangai manusia ; dan
mendapatkan layanan konseling tampa melihat suku bangsa, agama, atau budaya.
2. Setiap orang/individu memiliki hak untuk mengembangkan dan mengarahkan diri.
3. Setiap orang memiiki hak untuk memilih dan bertanggung jawab terhadap keputusan
yang diambilnya.
4. Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli, melalui layanan bimbingan
dan konseling secara profesional.
5. Hubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang didasarkan kepada
kode etik (etika profesi).

3. Tujuan Dan Fungsi Profesi Konselor

a) Kode etik Profesi Konselor Indonesia memiliki lima tujuan, yaitu:

1. Melindungi konselor yang menjadi anggota asosiasi dan konseli sebagai penerima
layanan.
2. Mendukung misi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.
3. Kode etik merupakan prinsip-prinsip yang memberikan panduan perilaku yang
etis bagi konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling.
4. Kode etik membantu konselor dalam membangun kegiatan layanan yang
profesional.

3
4

5. Kode etik menjadi landasan dalam menghadapi dan menyelesaikan keluhan serta
permasalahan yang datang dari anggota asosiasi.

b) Fungsi kode etik profesi

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang di gariskan
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol social bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan
3. Kode etik profesi mencegah caampur tangan pihak di luarorganisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keangggotaan profesi

c) Mekanisme Penerapan Sangsi


Apabila terjadi pelanggaran seperti tercantum diatas maka mekanisme penerapan sangsi
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengaduan dan informasi dari konseli dan atau masyarakat
2. Pengaduan disampaikan kepada dewan kode etik di tingkat daerah
3. Apabila pelanggaran yang dilakukan masih relatif ringan maka penyelesaiannya
dilakukan oleh dewan kode etik di tingkat daerah.
4. Pemanggilan konselor yang bersangkutan untuk verifikasi data yang disampaikan
oleh konseli dan atau masyarakat.
5. Apabila berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh dewan kode etik daerah
terbukti kebenarannya maka diterapkan sangsi sesuai dengan masalahnya.

3
5

BAB III

PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
Kode etik konselor adalah serangkaian aturan-aturan susila, atau sikap akhlak
yang ditetapkan bersama dan di taati bersama oleh para konselor atau serangkaian
ketentuan dan peraturan yang di sepakati bersama guna mengatur tingkah laku para
konselor saat proses wawancara maupun kehidupan sehari-hari sehingga mampu
memberikan sumbangan yang berguna dalam pengabdiannya di masyarakat. Kode etik
konselor di buat untuk mengatur perilaku konselor dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya serta mengatur secara moral peranan konselor di dalam masyarakat.

2. SARAN
Hendaknya kode etik konselor di pahami dan di amalkan oleh setiap konselor.
Dalam memainkan peran di dalam masyarakat, konselor hendaknya senantiasa
mengedepan nilai-nilai pendidikan. Konselor hendaknya senantiasamembangun
kesadaran berpendidikan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Perilaku konselor di
dalam kehidupan sehari-hari hendaknya menjadi contoh cerminan seseorang yang
berpendidikan.

3
6

DAFTAR PUSTAKA

http://sarkomkar.blogspot.com/2009/02/asas-asas-bimbingan-dan-konseling.htm, diakses
31 maret 2012 09.00 wib.

http://bimbingan-konseling.com/ pengertian-bimbingan-dan-konseling-oleh-beberap-
ahli.htm , diakses 31 maret 2012 09.00 wib.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Cetakan ke


dua (Jakarta: Pustaka Ilmu, 2004) .

W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi.(Jakart a:


Gramedia, 2005).

[1] http://bimbingan –konseling.webs.com/pengertian bimbingan dan konseling oleh beberapa ahli.htm, diakses 31
maret 2012 09.00.
[2] Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Cetakan ke dua (Jakarta: Pustaka Ilmu, 2004)
105.
[3] Ibid, 107.
[4] Winkel, W.S,. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. (Jakart a: Gramedia, 2005) 34.
[5] http://sarkomkar.blogspot.com/2009/02/asas-asas-bimbingan-dan-konseling.htm, diakses 31 maret 2012

Anda mungkin juga menyukai