Anda di halaman 1dari 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

PROFIL DERMATITIS SEBOROIK DI POLIKLINIK KULIT DAN


KELAMIN RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE
JANUARI-DESEMBER 2012

1
Ranita O. Terroe
2
Marlyn G. Kapantow
2
Renate T. Kandou

1
Kandidat skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2
Bagian/SMF Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: ranitaolivia@gmail.com

Abstract: Seborrheic dermatitis (SD) is a chronic, recurrent skin disease in areas which are
abundant in sebaceous glands, with a prevalence of 3-5% worldwide. Though its pathogenesis
is still unknown, SD is related to sebum overproduction and the fungus Malassezia. SD can be
suffered by all kinds of ages, most commonly found in men. The skin lesions found are
erythematous, yellowish, oily squamas with uncircumscribed border. Pitiriasis sika, also
known as dandruff, is a mild type of SD often suffered by people.This research is a
retrospective descriptive study based on the number of cases, gender, age, location of lesion,
and type of medication. Results shown that out of 134 seborrheic dermatitis cases (3,3%), this
disease is often suffered by the age group 45-65 years old (55,2%) and male (67,2%), with
most lesions located on the face (53,7%) and with combined medication of corticosteroid +
antifungal agent (62,7%).
Keywords: seborrheic dermatitis

Abstrak: Dermatitis seboroik (DS) adalah penyakit kulit kronis berulang pada area yang
memiliki banyak kelenjar sebasea, dengan prevalensi 3-5% di dunia. Patogenesis DS belum
diketahui, namun DS memiliki hubungan terhadap produksi sebum yang berlebih dan adanya
jamur Malassezia.DS dapat diderita oleh semua golongan umur, biasanya lebih sering diderita
laki-laki.Kelainan kulit DS berwujud ritema dan skuama berminyak dan agak kekuningan
dengan batas kurang tegas.Pitiriasis sika, atau ketombe, adalah jenis ringan DS yang paling
sering diderita.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif berdasarkan jumlah
kasus, jenis kelamin, umur, lokasi lesi, dan jenis pengobatan.Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dari 134 kasus dermatitis seboroik (3,3%), penyakit ini sering terjadi pada kelompok
umur 45-65 tahun (55,2%), jenis kelamin laki-laki (67,2%), lokasi lesi wajah (53,7%), dan
pengobatan kombinasi topikal antara kortikosteroid + antijamur (62,7%).
Kata kunci: dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit golongan umur, dari bayi sampai orang
kronis yang berulang dengan predileksi dewasa, dapat menderita dermatitis
pada area yang memiliki banyak kelenjar seboroik.Dermatitis seboroik pada bayi
sebasea. Walaupun patogenesis dari terjadi pada bulan-bulan pertama
penyakit ini belum secara penuh kehidupan, dan insidensnya mencapai
dimengerti, dermatitis seboroik memiliki puncak pada umur 18-40 tahun. Puncak
hubungan terhadap produksi sebum yang kedua biasanya terjadi pada umur decade
berlebih dan adanya Malassezia.1 Semua ke-4 sampai ke-7 kehidupan.2 Penyakit ini
237
Terroe, Kapantow, Kandou: Profil dermatitis seboroik...

lebih sering diderita laki-laki daripada digunakan shampoo yang mengandung


perempuan.3 selenium sulfide dan seng. Untuk
Prevalensi dermatitis seboroik di penanganan dermatitis seboroik yang
dunia adalah 3-5%.4 Di Amerika, data berat, dapat diberikan kortikosteroid
mengenai prevalensi dermatitis seboroik secara oral, dosis prednisone 20-30 mg
adalah sekitar 1-3%,2 sedangkan data di sehari. Bila terjadi perbaikan, dosis
RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta diturunkan secara perlahan-lahan..6,9,13
tahun 2000-2002 menunjukkan rata-rata Penelitian terakhir mengenai
prevalensi dermatitis seboroik 8,3% dari dermatitis seboroik di RSUP Prof. Dr. R.
jumlah kunjungan.5 Riset di RSUP Prof. D. Kandou dilaksanakan pada tahun
Dr. R. D. Kandou pada periode Januari 2009.Diperlukan penelitian baru
2005-Desember 2007 membuktikan mengenai profil dermatitis seboroik di
bahwa dari 12,236 pasien yang datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof.
Poliklinik Kulit dan Kelamin, didapatkan Dr. R. D. Kandou pada tahun 2012.
267 pasien (2,18%) dengan dermatitis
seboroik.6 METODOLOGI PENELITIAN
Kelainan kulit pada dermatitis Penelitian ini merupakan penelitian
seboroik terdiri atas eritema dan skuama deskriptif bersifat retrospektif dengan
yang berminyak dan agak kekuningan, melihat dan mencatat kembali catatan
dengan batas kurang tegas.Bentuk rekam medik pasien dermatitis seboroik
dermatitis seboroik yang berat ditandai yang tercatat di Poliklinik Kulit dan
dengan adanya bercak-bercak yang Kelamin dan Instalasi Rekam Medik
berskuama dan berminyak disertai RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas periode Januari-Desember 2012. Populasi
ke dahi, glabela, post auricular dan mencakup seluruh kasus yang tercatat
leher.7-8 Pada bentuk yang lebih berat lagi, menderita penyakit kulit di Poliklinik
seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.
kotor, dan berbau tidak sedap, sehingga Kandou Manado periode Januari-
sangat berpengaruh terhadap kepercayaan Desember 2012 dan sampel penelitian
diri penderita penyakit ini. yaitu seluruh kasus yang tercatat
Pada bayi, skuama-skuama yang menderita dermatitis seboroik. Variabel
kekuningan pada kulit kepala disebut penelitian yaitu jumlah kasus, umur, jenis
dengan cradle cap. Lesi-lesi dermatitis kelamin, lokasi lesi, dan jenis pengobatan.
seboroik dapat terjadi juga pada daerah
supraorbital, disertai dengan blefaritis, HASIL PENELITIAN
dan juga pada liang telinga luar, lipatan Berdasarkan penelitian
nasolabial, daerah sterna, aerola mammae, retrospektif di Poliklinik Kulit dan
dan daerah lipatan-lipatan tubuh. 2,9-10 Kelamin serta Instalasi Rekam Medik
Terapi yang diberikan pada pasien BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
berbeda-beda, bergantung pada variasi Manado tahun 2012, diperoleh data
morfologi dan respon terhadap sebanyak 134 kasus (3,3%) dari 4023
pengobatan sebelumnya. Secara umum, pasien yang berkunjung ke Poliklinik
terapi ditujukan untuk melepaskan, Kulit dan Kelamin.
menghilangkan skuama dan krusta, Distribusi kasus dermatitis seboroik
menghambat kolonisasi ragi, mengontrol berdasarkan umur di RSUP Prof. Dr. R. D.
infeksi sekunder, serta mengurangi Kandou Manado tahun 2012 didapatkan
eritema dan gatal.4,12 Untuk penanganan jumlah terbanyak pada golongan umur 45-
secara topikal, obat-obatan yang biasa 65 tahun sebanyak 74 kasus (55,2%), dan
digunakan adalah krim ketokonazol, diikuti golongan umur 25-44 tahun
hidrokortison, primecrolimus, dan sebanyak 27 kasus (20,1%). Golongan
tacrolimus. Pada pitiriasis sika dapat usia yang paling sedikit berada pada
238
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

golongan umur 1 – 4 tahun sebanyak 1 adalah jumlah lokasi paling banyak yaitu
kasus (0,7%). 72 kasus (53,7%). Kemudian lokasi pada
wajah dan kepala adalah lokasi kedua
Tabel 1. Distribusi Kasus Dermatitis terbanyak yaitu 38 kasus (28,4%). Lokasi
Seboroik Berdasarkan Jumlah Kasus di RSUP kombinasi adalah jumlah lokasi yang
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2012 paling sedikit, yaitu 24 kasus (17,9%).
Jumlah Tabel 4.Distribusi Kasus Dermatitis Seboroik
seluruh Jumlah Berdasarkan Lokasi
kasus di kasus
Tahun %
Poliklinik dermatitis
Kulit & seboroik Lokasi Jumlah kasus %
Kelamin
2012 4023 134 3,3% Wajah 72 53.7
wajah, kepala 38 28.4
Tabel 2.Distribusi Kasus Dermatitis Seboroik kombinasi 24 17.9
Berdasarkan Umur
Total 134 100.0
Jumlah Kombinasi: predileksi pada seluruh bagian tubuh
Umur %
kasus
<1 2 1,5 Tabel 5.Distribusi Kasus Dermatitis Seboroik
1–4 1 0,7 Berdasarkan Jenis Pengobatan
5 - 14 3 2,2
15 - 24 10 7,5 Jumlah
Jenis pengobatan %
25 - 44 27 20,1 kasus
45 - 65 74 55,2
> 65 17 12,7 KS 22 16.4
KS + AJ 103 76.9
Total 134 100,0
KS + AJ + AB 9 6.7

Tabel 3.Distribusi Kasus Dermatitis Seboroik Total 134 100.0


Berdasarkan Jenis Kelamin KS: kortikosteroid topikal; AJ: antijamur topikal;
AB: antibiotik topikal
Jumlah
Jenis kelamin %
kasus Distribusi kasus dermatitis seboroik
laki-laki 90 67.2 berdasarkan jenis pengobatan di RSUP
perempuan 44 32.8 Prof. Dr. R. D. Kandou tahun 2012
didapatkan pengobatan kombinasi antara
Total 134 100.0 kortikosteroid + anti jamur adalah
pengobatan yang terbanyak yaitu 103
Distribusi kasus dermatitis seboroik kasus (76,9%). Kemudian, pengobatan
berdasarkan jenis kelamin di RSUP Prof. dengan kortikosteroid adalah pengobatan
Dr. R. D. kandou Manado tahun 2012 terbanyak kedua dengan 22 kasus (16,4%),
didapatkan jumlah pasien laki-laki lebih dan pengobatan kombinasi antara
banyak daripada pasien perempuan. kortikosteroid + antijamur + antibiotik
Jumlah pasien laki-laki sebanyak 90 adalah kombinasi pengobatan yang paling
(67,2%) sedangkan jumlah pasien sedikit, yaitu sembilan kasus (6,7%).
perempuan sebanyak 44 (32,8%).
Distribusi kasus dermatitis seboroik BAHASAN
berdasarkan lokasi di RSUP Prof. Dr. R. Setelah dilakukan penelitian
D. Kandou Manado tahun 2012 retrospektif di Poliklinik Kulit dan
didapatkan jumlah lokasi pada wajah Kelamin serta Instalasi Rekam Medik

239
Terroe, Kapantow, Kandou: Profil dermatitis seboroik...

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan aktivitas dari kelenjar sebasea. Hal
tahun 2012 didapatkan sebanyak 134 tersebut bisa terjadi karena pada bayi
kasus dermatitis seboroik (3,3%) dari mengalami produktivitas sebum sampai
4035 pasien yang datang ke Poliklinik beberapa minggu setelah lahir, kemudian
Kulit dan Kelamin. Jika dibandingkan menjadi tidak aktif selama usia
dengan angka prevalensi pasien dermatitis prapubertas.1,8 Pada awal pubertas sampai
seboroik periode 2005 – 2007 sejumlah dekade-dekade selanjutnya, aktivitas
2,18%,6 maka terlihat adanya kenaikan kelenjar sebasea mencapai puncak
jumlah pasien dermatitis seboroik yang keduanya, sampai akhirnya menetap lebih
datang berkunjung memeriksakan diri ke lama pada laki-laki yaitu mencapai umur
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. 50 – 60an, dan menurun pada perempuan
Dr. R. D. Kandou Manado. Walaupun akibat menopause.8,11
demikian, angka tersebut masih jauh lebih Distribusi kasus dermatitis seboroik
rendah jika dibandingkan dengan angka bedasarkan jenis kelamin pada tabel 3
insidens pasien dermatitis seboroik di didapatkan jumlah pasien laki-laki lebih
RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta pada banyak daripada pasien
periode 2000 – 2002 yaitu 8,3% dari perempuan.Jumlah pasien laki-laki
jumlah kunjungan.5 Hal ini mungkin sebanyak 90 (67,2%) sedangkan jumlah
dikarenakan lebih sedikitnya jumlah pasien perempuan sebanyak 44 (32,8%).
pasien yang datang ke RSUP Prof. Dr. R. Demikian pula pada riset yang dilakukan
D. Kandou Manado daripada ke RSUP oleh Lalompoh di RSUP Prof. Dr. R. D.
Cipto Mangunkusumo Jakarta atau Kandou lima tahun silam, laki-laki
penyimpanan rekam medis yang lebih merupakan pasien dermatitis seboroik
lengkap di RSUP Cipto Mangunkusumo terbanyak yaitu 164 pasien (61,42%),
Jakarta. sedangkan perempuan sebanyak 103
Pada tabel 2, dapat dilihat bahwa pasien (38,58%).6
golongan usia 45 – 65 tahun memiliki Didapatkan pada tabel 4 wajah
paling banyak kasus yaitu 74 (55,2%), merupakan jumlah lokasi paling banyak
diikuti golongan usia 25 – 44 tahun yaitu yaitu 72 kasus (53,7%). Kemudian
27 kasus (20,1%), kemudian golongan predileksi pada wajah dan kepala adalah
usia > 65 tahun dan 15 – 24 tahun masing- lokasi kedua terbanyak yaitu 38 kasus
masing sebanyak 17 kasus (12,7%) dan 10 (28,4%). Lokasi kombinasi adalah jumlah
kasus (7,5%). Tidak jauh berbeda dengan lokasi lesi yang paling sedikit, yaitu 24
penelitian yang dilakukan oleh Lalompoh kasus (17,9%). Sesuai dengan
selang tahun 2005 – 2007 di Poliklinik kepustakaan, dermatitis seboroik memiliki
Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. lokasi pada daerah-daerah yang
Kandou Manado, didapatkan golongan mengandung banyak kelenjar sebasea,
umur yang paling sering menderita yang salah satunya adalah wajah dan kulit
dermatitis seboroik adalah golongan usia > kepala.1-2,8,12
50 tahun.6 Berdasarkan survey di Pada tabel 5, jenis pengobatan
Amerika, dermatitis seboroik paling dermatitis seboroik yang paling banyak
sering terjadi pada usia 30 – 60 tahun diberikan terhadap pasien adalah
yaitu dengan prevalensi 4,1%.12 kombinasi kortikosteroid topikal +
Dikatakan bahwa insidens dermatitis antijamur topikal, yaitu 103 kasus
seboroik mempunyai dua puncak, yang (76,9%). Kemudian, pengobatan dengan
pertama pada bayi pada tiga bulan kortikosteroid topikal adalah pengobatan
pertama kehidupan dan puncak yang terbanyak kedua dengan 22 kasus (16,4%),
kedua biasanya terjadi pada usia dekade dan pengobatan kombinasi antara
ke 4 – 7 kehidupan.1-2,8-9 Insidens kortikosteroid topikal + antijamur topikal
dermatitis seboroik yang tinggi pada bayi + antibiotik topikal adalah kombinasi
baru lahir berhubungan dengan ukuran pengobatan yang paling sedikit, yaitu
240
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

sembilan kasus (6,7%). Penggunaan DAFTAR PUSTAKA


kombinasi kortikosteroid topikal + 1. Fritsch PO, Reider N. Other
antijamur topikal ini banyak dipilih eczematous eruptions. In:
karena tujuan dari pengobatan dermatitis Bolognia, Joziono, Rapini, editors.
seboroik yaitu menurunkan populasi Dermatology. New York: Mosby
jamur Malassezia, menurunkan dan Elsevier; 2008. p. 197-200.
mengeliminasi gejala inflamasi,dan 2. Burns T, Breathnach S, Cox N,
mencegah rekurensi. Pada kasus Griffiths C. Rook's Textbook of
dermatitis seboroik ringan, kulit biasanya Dermatology. 8th ed. Chichester:
sensitif terhadap krim kortikosteroid yang Wiley-Blackwell; 2010.
ringan. Pengobatan dengan tambahan 3. Schwartz RA, Janusz CA, Janninger
antibiotik biasanya digunakan dengan CK. Seborrheic dermatitis: an
dermatitis seboroik yang terinfeksi overview. American Family
Physicians. 2006; 74.
bakteri.2,8 Sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lalompoh tahun 2005 – 4. Selden S, Travers R, Vinson R,
Meffert J. [Medscape
2007, pengobatan dermatitis seboroik
Reference].; 2014 [cited 2014
terbanyak di Poliklinik Kulit dan Kelamin September 14. Available from:
RSUP Prof. Dr. R D. Kandou adalah http://emedicine.medscape.com/ar
kombinasi kortikosteroid topikal + ticle/1108312-
antijamur topikal yaitu 151 pasien overview#aw2aab6b2b3aa.
(56,55%).6 5. Kurniati DD. Dermatitis seboroik,
gambaran klinis. In: Rihatmaja R,
SIMPULAN editor. Metode diganostik dan
Dari hasil penelitian retrospektif di penalaksanaan psoriasis dan
Poliklinik Kulit dan Kelamin serta dermatitis seboroik. Jakarta: Balai
Instalasi Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. Penerbit FKUI; 2003. p. 53-59.
D. Kandou Manado tahun 2012, dapat 6. Lalompoh BY. Profil Dermatitis
disimpulkan bahwa kasus dermatitis seboroik di poliklinik kulit dan
seboroik berjumlah 134 kasus (3,3%) dari kelamin BLU RSUP Prof. R. D.
4023 kasus. Kasus dermatitis seboroik Kandou Manado periode Januari
paling banyak ditemukan pada golongan 2005-Desember 2007 (Skripsi).
Manado: Fakultas Kedokteran
umur 45-65 tahun dan pada laki-laki
Universitas Sam Ratulangi; 2009.
daripada peremupan. Wajah merupakan
lokasi lesi terbanyak, serta pengobatan 7. DeAngelis YM, Gemmer CM,
Kaczvinsky JR, Kenneally DC,
yang terbanyak digunakan adalah
Schwartz JR, Dawson TL.
kombinasi topikal antara kortikosteroid + Three etiologic facets of dandruff
antijamur. and seborrheic dermatitis:
Malassezia fungi, sebaceous
SARAN lipids, and individual sensitivity.
Agar memperoleh gambaran yang Journal of Invest Dermatol. 2005
lebih baik dan jelas mengenai kasus December; 10.
dermatitis seboroik, perlu dilakukan 8. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.
pendataan yang lebih lengkap pada buku Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin.
register dan rekam medik pasien, serta 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit
dijaga dengan baik.Akhirnya, diperlukan FKUI; 2010.
juga waktu yang lebih lama untuk dapat 9. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D.
melaksanakan penelitian yang lebih Fitzpatrick's Color Atlas &
komprehensif mengenai dermatitis Synopsis of Clinical
seboroik. Dermatology. 5th ed.: The
McGraw-Hill Companies; 2007.
10. Habif T. Clinical Dermatology: A
241
Terroe, Kapantow, Kandou: Profil dermatitis seboroik...

Color Guide to Diagnosis and 13. Goldenberg G. Optimizing treatment


Therapy. 5th ed. Philadelphia: approaches in seborrheic
Elsevier Mosby; 2009. dermatitis. Journal of Clinical
11. Berk T, Scheinfeld N. Seborrheic Aesthetic Dermatology. 2014
dermatitis. Pharmacy & February; 6(2).
Theurapetics. 2010 June; 35(6).
12. Naldi L, Rebora A. Seborreic
dermatitis. NEJM 2009 January;
360.

242

Anda mungkin juga menyukai