Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Kimia Anorganik

REAKSI-REAKSI LOGAM

NUR FATIN RAFIDAH

H031181327

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Ilmu yang mempelajari cara memperoleh logam dari sumbernya di bumi

adalah ilmu metalurgi ekstraktif, yaitu cabang ilmu yang menggabungkan kimia,

fisika dan teknik dalam metode-metodenya. Sebagai ilmu, ini adalah bidang yang

baru. Logam yang pertama kali dikenal adalah emas, perak dan tembaga, sebab

logam-logam ini dapat dijumpai dalam keadaan alaminya (unsur). Emas dan perak

bernilai karena manfaat ornamentalnya, tetapi logam ini terlalu lunak untuk dibuat

perkakas. Besi juga dijumpai dalam bentuk unsur (meskipun jarang) dalam

meteorit (Oxtoby dkk., 2003).

Kebanyakan logam bergabung dengan unsur lain, seperti oksigen dan

sulfur, di dalam bijih, proses kimia diperlukan untuk membebaskannya. Enenrgi

bebas pembentukan kebanyakan oksida logam adalah negatif, yang menunjukkan

reaksi kebalikannya, yang menghasilkan logam bebas dan oksigen, memiliki

perubahan energi bebas positif. Semakin besar energi bebas yang diperlukan,

semakin sulit memproduksi logam bebas. Jadi, perak dan emas berada di alam

sebagai unsur dan merkurium dapat dibebaskan dari bijih oksidanya atau

sulfidanya hanya dengan pemanasan sedang (Oxtoby dkk., 2003).

Kereaktifan logam alkali tanah terhadap air lebih kecil dibandingkan

logam alkali. Masih banyak hal yang belum diketahui mengenai kereaktifan dan

daya reduksi oksidasi logam. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan mempelajari

lebih lanjut reaksi oksidasi reduksi dan kereaktifan logam alkali dan alkali tanah

terhadap air, maka dilakukanlah percobaan ini.


1.1 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari sifat

reduksi-oksidasi dari logam yang direaksikan dengan iodin serta kereaktifan dari

logam alkali dan alkali tanah dengan air.

1.2.2 Tujuan percobaan

Tujuan dari percobaan ini antara lain:

1. mengetahui sifat reduksi-oksidasi dari logam Cu, Fe, Zn dan Al terhadap iodin.

2. mengetahui kereaktifan logam alkali (Li dan Na) dan logam alkali tanah (Mg

dan Ca) dengan air.

1.3 Prinsip percobaan

1.3.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Penentuan sifat reduksi oksidasi logam ditentukan dengan mereaksikan

serbuk Al, Fe, Cu dan Zn dengan serbuk iodin menggunakan akuades sebagai

pereaksi.

1.3.2 Kereaktifan Logam Alkali dan Alkali Tanah Terhadap Air

Kereaktifan logam alkali dan alkali tanah ditentukan dengan mereaksikan

logam Mg, Ca, Na dan Li dengan akuades melalui proses pemanasan, kemudian

penambahan indikator PP pada logam Mg, Ca, Na dan Li untuk mengetahui sifat

kebasaan dari logam tersebut


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logam Alkali

Logam alkali adalah unsur-unsur kimia yang berada pada golongan IA dari

tabel periodic unsur. Logam alkali meliputi litium (Li), natrium (Na), kalium (K),

rubidium (Rb), cesium (Cs), dan fransium (Fr). Sementara itu hidrogen juga ada

di golongan 1, namun tidak termasuk dalam logam alkali karena tidak

menunjukkan sifat yang sama. Kata "alkali" berasal dari bahasa Arab yaitu

"Al Qali," yang berarti "abu". Unsur-unsur tertentu diberi nama "alkali" karena

mereka bereaksi dengan air untuk membentuk ion hidroksida, sehingga bersifat

basa (pH>7), yang juga disebut larutan alkali (Cotton, 1976).

2.2 Logam Alkali Tanah

Alkali tanah merupakan kelompok unsur kimia glongan IIA yang

semuanya tediri dari unsure logam. logam alkali tanah berwarna putih keperakan

dan memiliki sifat densitas relative rendah. Ikatan metalik logam-logam alkali

tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali. Beberapa sifat yang

dimiliki oleh logam alkali tanah yaitu mempunyai energi ionisasi yang rendah,

ditentukan oleh hilangnya dua elektron terluarnya menghasilkan ion M 2+ dan

cenderung bersifat ionik. Logam-logam ini juga sulit direduksi menjadi logam

bebas, karena memiliki harga pontensial reduksi yang besar dan negatif. Ciri

khusus pada logam alkali tanah ada lah keraktifannya yang tinggi menyebabkan

logam-logam ini tidak terdapat dialam secara bebas, melainkan terikat

dengan unsur lain. Semua unsur alkali tanah terdapat sebagai ion yang

positif (Chambers, 1975).


2.3 Logam Alumunium (Al)

Alumunium adalah logam dalam wujud padat, lunak, tahan lama, ringan

dan dapat ditempa, dengan warna keperakan hingga keabu-abuan. Aluminium

terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi, karena fenomena pasivasi,

yaitu proses pembentukan lapisan aluminium oksida. Aluminium memiliki massa

jenis 2,70 gram/cm3, titik lebur 2792 K, 2519 °C, 4566 °F dan titik didih sebesar

24,2 J/mol K (Majanasastra, 2016).

2.4 Logam Besi (Fe)

Logam besi (Fe) merupakan logam essensial yang keberadaannya dalam

jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah

berlebih dapat menimbulkan efek racun (Supriyanti dan Endrawati, 2015). Besi

bukan merupakan unsur yang paling keras, titik lelehnya (1538 °C), masih jauh di

bawah logam yang paling tinggi titik lelehnya, yakni tungsten (3422 °C). Bila

ditinjau dari sifat kimia pun, besi sangat mudah berkarat, masih kalah

dibandingkan tembaga. Besi memiliki simbol kimia Fe (Suhendar, 2011).

2.5 Logam Seng (Zn)

Seng (Zn) adalah salah satu unsur yang terdapat di kerak bumi. Zn adalah

logam yang memiliki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan, pudar

bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan apit hijau terang.

Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, seng (Zn)

bebas memiliki toksisitas tinggi namun tidak untuk senyawa (Zulfiah dkk., 2017).

2.6 Logam Tembaga (Cu)

Tembaga adalah salah satu logam ringan, beratnya sekitar 8.096 kg/m3,
tahan karat dan penghantar listrik dan panas yang baik. Tembaga mempunyai sifat

laju korosi yang lambat, konduktivitas termal dan elektrik yang baik, relatif lunak

(Majanasastra, 2016). Konfigurasi elektron ioniknya adalah 3d104s1. Ada tiga

keadaan oksidasi penting tembaga (Cu) yaitu nol (0) (Logam murni), senyawa

tambahan 1 ous-akhiran, +2 senyawa tambahan ic-sufiks. Tembaga dapat

bertindak sebagai anti oksidan serta pro-oksidan (Mustafa dan Alsharif, 2018).

2.7 Logam Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan unsure logam alkali tanah yang reaktif keberadannya

dialam melimpah, mudah ditempa dan dibentuk serta satu golongan dengan

barium dan stronsium (Harianto dan Darminto, 2013). Kalsium merupakan sebuah

elemen kimia yang memiliki simbol Ca dan nomor atom 20. Logam ini digunakan

dalam paduannya dengan aluminium untuk bearing mesin, sebagai katalis untuk

membuang kandungan bismuth dari timbal. Kalsium berwarna putih keperakan

dan merupakan logam yang lunak (Fan dkk., 2016).

2.8 Logam Magnesium (Mg)

Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen

terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan

unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah

ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat

campuran aluminium-magnesium yang sering disebut “magnalium” atau

“magnelium”. Magnesium merupakan salah satu jenis logam ringan dengan

karakteristik sama dengan aluminium tetapi titik cair yang lebih rendah daripada

aluminium (Sidabutar, 2017).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, serbuk logam

aluminium (Al), serbuk logam besi (Fe), serbuk logam seng (Zn), serbuk logam

tembaga (Cu), serbuk iodin, logam magnesium (Mg), logam kalsium (Ca), logam

natrium (Na), logam litium (Li) dan indikator fenolftalein (PP).

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, cawan petri,

batang pengaduk, tabung reaksi, penjepit tabung, gelas kimia 500 mL, gelas ukur

10 mL, lampu spritus, rak tabung, korek, kertas saring, tissu dan pinset.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Daya Reduksi Logam terhadap Iodin

Empat buah kaca arloji masing-masing dimasukkan serbuk Al, Fe, Zn dan

Cu lalu dimasukkan serbuk Iodin dengan perbandingan logam-logam tersebut

terhadap iodin sebesar 1:2. Masing-masing campuran tersebut diaduk dengan

batang pengaduk dalam keadaan kering sampai campuran merata. Kemudian

ditambahkan akuades secukupnya pada masing-masing campuran tersebut dengan

menggunakan pipet tetes sebanyak 2-3 tetes. Setelah itu, diamati perubahan yang

terjadi.

3.3.2 Reaksi Logam-logam Alkali dan Alkali Tanah terhadap Air

Dua buah tabung reaksi masing-masing dimasukkan serbuk Mg dan Ca.

Kemudian pada tabung reaksi ditambahkan akuades 5 mL dan diamati apa yang
terjadi pada masing-masing tabung. Selanjutnya, kedua tabung dipanaskan secara

perlahan di atas nyala lampu spiritus sambil digoyang-goyang agar panas merata,

kemudian diamati lagi yang terjadi pada tabung reaksi. Selanjutnya, ditambahkan

larutan indikator PP pada masing-masing tabung reaksi. Lalu diamati warna yang

terbentuk.

Dua buah cawan petri diisi dengan air secukupnya, lalu diletakkan

potongan kertas saring pada permukaan air (usahakan kertas saring mengapung di

permukaan). Selanjutnya diambil sepotong kecil logam Na dan Li, dikeringkan

terlebih dahulu dengan menggunakan tissu. Dengan menggunakan pinset

potongan logan Na dan Li masing-masing diletakkan di atas kertas saring dalam

cawan petri kemudian diamati reaksi yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan Reduksi Logam terhadap Iodin

Setelah Setelah Warna


No Logam Reaksi
dicampurkan ditambahkan air zat

Tidah Kuning
1 Al Bereaksi L
bereaksi keemasan
Tidah Ungu
2 Zn Bereaksi H
bereaksi pekat
Tidah Coklat
3 Fe Bereaksi S
bereaksi kehitaman
Tidak
4 Cu Tidak bereaksi - -
bereaksi

Tabel 2. Pengamatan Kereaktifan Logam Alkali dan Alkali Tanah

Warna larutan
Timbul Setelah
setelah
N gelembung dipanaskan Reaksi
Logam penambahan
o gas timbul gas
PP

1 Ca Tidak timbul Timbul S Ungu muda

2 Mg Tidak timbul Timbul H Ungu

3 Na Timbul - H Ungu

4 Li Timbul - S Ungu

Keterangan:

H : Reaksi hebat

S : Reaksi sedang

L : Reaksi lemah
4.2 Reaksi

1. Fe(s) + 2I2(s) FeI2(aq)+ H2O(l) + I2(g) ↑ E0 = +0,98

Oksidasi : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e- E0 = +0,44

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) E0 = +0,54

Fe(s) + I2(s) Fe2+(aq) + 2I-(aq) E0 = +0,98

H2O
2. Cu(s) + 2I2(s) CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g) ↑ E0 = +0,20

Oksidasi : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e- E0 = -0,34

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) E0 = +0,54

Cu(s) + I2(s) Cu2+(aq) + 2I-(aq) E0 = +0,20

3. 2Al(s) + 4I2(s) 2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g) ↑ E0 = +2,20

Oksidasi : Al(s) Al3+(aq) + 3e- x2 E0 = +1,66

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) x3 E0 = +0,54

2Al(s) + 3I2(s) 2Al3+(aq) + 6I-(aq) E0 = +2,20

4. Zn(s) + 2I2(s) ZnI2(aq) + H2O(l) + I2(g) ↑ E0 = +1,30

Oksidasi : Zn(s) Zn2+ + 2e- E0 = +0,76

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) E0 = +0,54

Zn(s) + I2(s) Zn2+(aq) + 2I-(aq) E0 = +1,30

5. Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) +2OH-(aq) + H2(g)↑ E0 = +1,53

Oksidasi : Mg(s) Mg2+(aq) + 2e- E0 = +2,36

Reduksi : 2H2O(l )+2e- H2 + 2OH-(aq) E0 = -0,83

Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) + H2 + 2OH-(aq) E0 = +1,53


6. Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) +2OH-(aq) +H2(g)↑ E0 = +2,04

Oksidasi : Ca(s) Ca2+(aq) +2e- E0 = +2,87

Reduksi : 2H2O(l ) + 2e- H2 + 2OH-(aq) E0 = -0,83

Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) + H2 + 2OH-(aq) E0 = +2,04

7. Na(s) + 2H2O(l) Na+(aq) +2OH-(aq) +H2(g)↑ E0 = +2,04

Oksidasi : Na(s) Na+(aq) +e- E0 = +2,71

Reduksi : 2H2O(l ) + 2e- H2 + 2OH-(aq) E0 = -0,83

Na(s) + 2H2O(l) Na+(aq) + H2 + 2OH-(aq) E0 = +1,88

8. Li(s) + 2H2O(l) Li+(aq) +2OH-(aq) + H2(g)↑ E0 = +2,04

Oksidasi : Li(s) Li+(aq) +e- E0 = +3,05

Reduksi : 2H2O(l ) + 2e- H2 + 2OH-(aq) E0 = -0,83

Li(s) + 2H2O(l) Li+(aq) + H2 + 2OH-(aq) E0 = +2,22

4.3 Pembahasan

Percobaan reaksi-reaksi logam ini menggunakan beberapa logam yaitu

aluminium, tembaga, besi, magnesium, kalsium, dan seng. Percobaan daya

reduksi logam terhadap iodin menggunakan empat logam yaitu aluminium,

tembaga, besi, dan seng. Pertama-tama serbuk logam tersebut dicampur dengan

serbuk iodin dengan perbandingan 1:2 (iodin dua kali lebih banyak dari logam

yang digunakan) hingga semuanya bercampur rata dengan menggunakan batang

pengaduk. Kemudian ditambahkan akuades dengan menggunakan pipet tetes.

Tujuan penambahan akuades yaitu untuk mempercepat jalannya reaksi karena

kedua zat masih dalam bentuk padatan dan kerapatannya sangat tinggi, sehingga
kereakifannya sangat kecil dan dibutuhkan air untuk mengurangi kerapatan

molekul iodin, sehingga mudah bereaksi dengan logam.

Hasil dari perlakuan di atas yaitu logam aluminium ketika direaksikan

dengan iodin dan diteteskan dengan akuades menghasilkan kuning keemasan

tanpa adanya gelembung yang terbentuk, kemudian untuk logam besi ketika

direaksikan dengan iodin dan diteteskan dengan akuades menghasilkan warna

coklat kehitaman juga terbentuk gelembung-gelembung kecil, selanjutnya logam

seng ketika direaksikan dengan iodin dan diteteskan dengan akuades

menghasilkan warna ungu pekat juga terbentuk gelembung-gelembung kecil

hingga megeluarkan asap, sedangkan untuk logam tembaga ketika direaksikan

dengan iodin dan diteteskan akuades tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa

reaksi sedang berlangsng.

Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa Zn>Fe>Al dan Cu tidak

bereaksi. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa semakin ke kanan unsur dalam

deret volta, maka sifat pereduksinya akan semakin lemah, Al> Zn> Fe> Cu.

Percobaan kereaktifan logam alkali tanah terhadap air, ketika logam Ca

ditambahkan akuades tidak terdapat gelembung gas yang didapat dari pereaksian

ini logam Ca hanya mengendap pada tabung reaksi dan ketika logam Mg

ditambahkan dengan akuades juga tidak terdapat gelembung gas. Kemudian

magnesium dan kalsium dilakukan pemanasan setelah logam tersebut

dicampurkan dengan air dalam tabung reaksi. Tujuan pemanasan ini ialah untuk

mempercepat jalannya reaksi karena pemanasan akan meningkatkan gerak

partikel dalam campuran, sehingga momentum tumbukan antara partikel yang

bereaksi akan semakin besar.


Setelah direaksikan dengan air, magnesium dan kalsium dipanaskan diatas

nyala spiritus sambil digoyang-goyang agar campurannya merata. Pada saat

magnesium dipanaskan, terdapat gelembung gas yang sangat banyak dan

reaksinya berlangsung sangat hebat dan ketika logam Ca dipanaskan terdapat juga

gelembung gas tapi tidak sebanyak reaksi pada saat Mg dipanaskan ternyata

larutannya lebih cepat mendidih daripada kalsium. Setelah itu, ditambahkan

indikator phenolptalein. Setelah kalsium ditambahkan dengan indikator PP

ternyata warnanya berubah dari bening merah muda. Berbeda halnya dengan

magnesium, saat ditambahkan dengan indikator PP ternyata warnanya berubah

dari bening menjadi merah muda pekat. Penambahan indikator PP dalam hasil

reaksi dapat memberikan penjelasan mengenai kereaktifan logam, dimana

semakin kuat warna merah yang terbentuk setelah penambahan indikator, berarti

semakin banyak ion OH- yang telah terbentuk, yang menunjukkan semakin

reaktifnya logam tersebut (Sugiyanto dan Suyanti, 2010).

Adapun urutannya yaitu Ca < Mg. Jadi pada percobaan penentuan

kereaktifan logam alkali tanah terhadap air yang telah dilakukan tidak sesuai

dengan teori yang ada. Menurut teori, kereaktifan logam alkali tanah dengan air

dalam sistem periodik semakin ke bawah dan semakin ke kiri letak unsur, maka

sifatnya akan semakin reaktif. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran jari-jari atomnya,

dimana semakin besar jari-jari suatu atom, maka kereaktifannya akan semakin

besar karena kemampuan untuk melepaskan elektron pada kulit terluar semakin

besar.

Percobaan kereaktifan logam alkali terhadap air, natrium bereksi hebat

dengan air ditandai dengan adanya percikan api. Sedangkan untuk litium, terdapat

gelembung dan berlangsung hingga keseluruhan logam larut. Hal ini telah sesuai

dengan teori yang ada, yaitu kerektifan logam alkali bertambah dari atas ke

bawah.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Urutan daya reduksi logam Fe, Zn, Cu dan Al terhadap iodin adalah Zn >

Fe > Al > Cu. Hal ini tidak sesuai dengan teori.


2. Urutan kereaktifan logam alkali tanah (Ca dan Mg) dengan air berdasarkan

percobaan yaitu Mg > Ca, sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan

teori. Dan untuk urutan kereaktifan logam alkali (Na dan Li) dengan air

berdasarkan percobaan yaitu Na > Li, hasil yang diperoleh telah sesuai dengan

teori.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium, sebaiknya fasilitas laboratorium yang rusak

segera diperbaiki sehingga jalannya praktikum dapat lebih kondusif.

5.2.2 Saran untuk Praktikum

Saran untuk praktikum, sebaiknya dalam melakukan pemanasan tabung

reaksi diarahkan pada tempat yang tidak terdapat praktikan lain.


DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F.A., dan Wilkinson, G., 1976, Kimia Anorganik Dasar, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Chambers, C., dan Holliday, A.K., 1975, Modern Inorganic Chemistry An
Intermediate Text, The Butterworth Group, London.
Fan, Chen, N., dan Xue, S., 2016, Calcium Intake, Calcium Homeostasis and
Health, Food Science and HumanWellness, 5(1): 8-16.
Majanasastra, R.B.S., 2016, Analisa Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Hasil
Proses Hydroforming pada Material Tembaga (Cu) dan Aluminium Al,
ejournal unisma, 4(2): 15-30.
Mustafa, S.K., dan Alsharif, M.A., 2018, Copper (Cu) an Essential Redox-Active
Transition Metal in Living System a Review Article, American Journal of
Analytical Chemistry, 9(1): 15-26.
Sidabutar, T.E., 2017, Pembuatan dan Karakterisasi Keramik Alumina Silika dari
Abu Vulkanik Gunung Sinabung, Jurnal Teknik Mesin, 6(1): 28-35.
Suhendar, D., 2011, Meninjau Bukti Ilmiah Kekuatan Besi Menurut Cara Pandang
Ilmu Kimia Dan Sains Yang Berkaitan Beserta Beberapa Konsekuensinya
Sebagaimana Disebut Dalam Al-Quran Qs. Al Hadiid: 25, Jurnal Istek,
5(2): 179-180.
Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., dan Nachtrieb, N.H., 2003, Kimia Modern, Erlangga
Jakarta.
Zulfiah, A., Seniwati dan Sukmawati, 2017, Analisis Kadar Timbal, Seng dan
Tembaga Pada Ikan Bandeng, As-syifa, 9(01): 85-91.
Lampiran 1. Bagan Kerja
A. Daya Reduksi Logam terhadap Iodin

Logam Zn Logam Fe Logam Al Logam Cu

- Masing-masing dimasukkan ke dalam cawan

petri yang bersih dan kering


- Dicampurkan dengan iodin padat
- Diaduk dengan batang pengaduk sampai

campuran merata
- Diamati reaksi yang terjadi
- Ditambahkan air dengan menggunakan pipet tetes
- Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

B. Kereaktifan Logam Alkali dan Alkali Tanah dengan Air


Logam Na Logam Li

- Diambil menggunakan pinset


- Dikeringkan menggunakan tissu
- Dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah

berisi air dan potongan kertas saring


- Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

Logam Mg Logam Ca

- Masing-masing dimasukkan ke dalam tabung

reaksi
- Ditambahkan 5 mL akuades
- Diamati yang terjadi pada tabung reaksi
- Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala pembakar

sambil digoyang-goyang agar panas merata


- Diamati perubahan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan larutan indikator PP
- Diamati warna larutan yang terbentuk

Hasil

Anda mungkin juga menyukai