REAKSI-REAKSI LOGAM
H031181327
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
adalah ilmu metalurgi ekstraktif, yaitu cabang ilmu yang menggabungkan kimia,
fisika dan teknik dalam metode-metodenya. Sebagai ilmu, ini adalah bidang yang
baru. Logam yang pertama kali dikenal adalah emas, perak dan tembaga, sebab
logam-logam ini dapat dijumpai dalam keadaan alaminya (unsur). Emas dan perak
bernilai karena manfaat ornamentalnya, tetapi logam ini terlalu lunak untuk dibuat
perkakas. Besi juga dijumpai dalam bentuk unsur (meskipun jarang) dalam
perubahan energi bebas positif. Semakin besar energi bebas yang diperlukan,
semakin sulit memproduksi logam bebas. Jadi, perak dan emas berada di alam
sebagai unsur dan merkurium dapat dibebaskan dari bijih oksidanya atau
logam alkali. Masih banyak hal yang belum diketahui mengenai kereaktifan dan
daya reduksi oksidasi logam. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan mempelajari
lebih lanjut reaksi oksidasi reduksi dan kereaktifan logam alkali dan alkali tanah
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari sifat
reduksi-oksidasi dari logam yang direaksikan dengan iodin serta kereaktifan dari
1. mengetahui sifat reduksi-oksidasi dari logam Cu, Fe, Zn dan Al terhadap iodin.
2. mengetahui kereaktifan logam alkali (Li dan Na) dan logam alkali tanah (Mg
serbuk Al, Fe, Cu dan Zn dengan serbuk iodin menggunakan akuades sebagai
pereaksi.
logam Mg, Ca, Na dan Li dengan akuades melalui proses pemanasan, kemudian
penambahan indikator PP pada logam Mg, Ca, Na dan Li untuk mengetahui sifat
TINJAUAN PUSTAKA
Logam alkali adalah unsur-unsur kimia yang berada pada golongan IA dari
tabel periodic unsur. Logam alkali meliputi litium (Li), natrium (Na), kalium (K),
rubidium (Rb), cesium (Cs), dan fransium (Fr). Sementara itu hidrogen juga ada
menunjukkan sifat yang sama. Kata "alkali" berasal dari bahasa Arab yaitu
"Al Qali," yang berarti "abu". Unsur-unsur tertentu diberi nama "alkali" karena
mereka bereaksi dengan air untuk membentuk ion hidroksida, sehingga bersifat
semuanya tediri dari unsure logam. logam alkali tanah berwarna putih keperakan
dan memiliki sifat densitas relative rendah. Ikatan metalik logam-logam alkali
tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali. Beberapa sifat yang
dimiliki oleh logam alkali tanah yaitu mempunyai energi ionisasi yang rendah,
cenderung bersifat ionik. Logam-logam ini juga sulit direduksi menjadi logam
bebas, karena memiliki harga pontensial reduksi yang besar dan negatif. Ciri
khusus pada logam alkali tanah ada lah keraktifannya yang tinggi menyebabkan
dengan unsur lain. Semua unsur alkali tanah terdapat sebagai ion yang
Alumunium adalah logam dalam wujud padat, lunak, tahan lama, ringan
terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi, karena fenomena pasivasi,
jenis 2,70 gram/cm3, titik lebur 2792 K, 2519 °C, 4566 °F dan titik didih sebesar
jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah
berlebih dapat menimbulkan efek racun (Supriyanti dan Endrawati, 2015). Besi
bukan merupakan unsur yang paling keras, titik lelehnya (1538 °C), masih jauh di
bawah logam yang paling tinggi titik lelehnya, yakni tungsten (3422 °C). Bila
ditinjau dari sifat kimia pun, besi sangat mudah berkarat, masih kalah
Seng (Zn) adalah salah satu unsur yang terdapat di kerak bumi. Zn adalah
bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan apit hijau terang.
Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, seng (Zn)
bebas memiliki toksisitas tinggi namun tidak untuk senyawa (Zulfiah dkk., 2017).
Tembaga adalah salah satu logam ringan, beratnya sekitar 8.096 kg/m3,
tahan karat dan penghantar listrik dan panas yang baik. Tembaga mempunyai sifat
laju korosi yang lambat, konduktivitas termal dan elektrik yang baik, relatif lunak
keadaan oksidasi penting tembaga (Cu) yaitu nol (0) (Logam murni), senyawa
bertindak sebagai anti oksidan serta pro-oksidan (Mustafa dan Alsharif, 2018).
dialam melimpah, mudah ditempa dan dibentuk serta satu golongan dengan
barium dan stronsium (Harianto dan Darminto, 2013). Kalsium merupakan sebuah
elemen kimia yang memiliki simbol Ca dan nomor atom 20. Logam ini digunakan
dalam paduannya dengan aluminium untuk bearing mesin, sebagai katalis untuk
simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen
unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah
karakteristik sama dengan aluminium tetapi titik cair yang lebih rendah daripada
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, serbuk logam
aluminium (Al), serbuk logam besi (Fe), serbuk logam seng (Zn), serbuk logam
tembaga (Cu), serbuk iodin, logam magnesium (Mg), logam kalsium (Ca), logam
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, cawan petri,
batang pengaduk, tabung reaksi, penjepit tabung, gelas kimia 500 mL, gelas ukur
10 mL, lampu spritus, rak tabung, korek, kertas saring, tissu dan pinset.
Empat buah kaca arloji masing-masing dimasukkan serbuk Al, Fe, Zn dan
menggunakan pipet tetes sebanyak 2-3 tetes. Setelah itu, diamati perubahan yang
terjadi.
Kemudian pada tabung reaksi ditambahkan akuades 5 mL dan diamati apa yang
terjadi pada masing-masing tabung. Selanjutnya, kedua tabung dipanaskan secara
perlahan di atas nyala lampu spiritus sambil digoyang-goyang agar panas merata,
kemudian diamati lagi yang terjadi pada tabung reaksi. Selanjutnya, ditambahkan
larutan indikator PP pada masing-masing tabung reaksi. Lalu diamati warna yang
terbentuk.
Dua buah cawan petri diisi dengan air secukupnya, lalu diletakkan
potongan kertas saring pada permukaan air (usahakan kertas saring mengapung di
Tidah Kuning
1 Al Bereaksi L
bereaksi keemasan
Tidah Ungu
2 Zn Bereaksi H
bereaksi pekat
Tidah Coklat
3 Fe Bereaksi S
bereaksi kehitaman
Tidak
4 Cu Tidak bereaksi - -
bereaksi
Warna larutan
Timbul Setelah
setelah
N gelembung dipanaskan Reaksi
Logam penambahan
o gas timbul gas
PP
3 Na Timbul - H Ungu
4 Li Timbul - S Ungu
Keterangan:
H : Reaksi hebat
S : Reaksi sedang
L : Reaksi lemah
4.2 Reaksi
H2O
2. Cu(s) + 2I2(s) CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g) ↑ E0 = +0,20
4.3 Pembahasan
tembaga, besi, dan seng. Pertama-tama serbuk logam tersebut dicampur dengan
serbuk iodin dengan perbandingan 1:2 (iodin dua kali lebih banyak dari logam
kedua zat masih dalam bentuk padatan dan kerapatannya sangat tinggi, sehingga
kereakifannya sangat kecil dan dibutuhkan air untuk mengurangi kerapatan
tanpa adanya gelembung yang terbentuk, kemudian untuk logam besi ketika
bereaksi. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa semakin ke kanan unsur dalam
deret volta, maka sifat pereduksinya akan semakin lemah, Al> Zn> Fe> Cu.
ditambahkan akuades tidak terdapat gelembung gas yang didapat dari pereaksian
ini logam Ca hanya mengendap pada tabung reaksi dan ketika logam Mg
dicampurkan dengan air dalam tabung reaksi. Tujuan pemanasan ini ialah untuk
reaksinya berlangsung sangat hebat dan ketika logam Ca dipanaskan terdapat juga
gelembung gas tapi tidak sebanyak reaksi pada saat Mg dipanaskan ternyata
ternyata warnanya berubah dari bening merah muda. Berbeda halnya dengan
dari bening menjadi merah muda pekat. Penambahan indikator PP dalam hasil
semakin kuat warna merah yang terbentuk setelah penambahan indikator, berarti
semakin banyak ion OH- yang telah terbentuk, yang menunjukkan semakin
kereaktifan logam alkali tanah terhadap air yang telah dilakukan tidak sesuai
dengan teori yang ada. Menurut teori, kereaktifan logam alkali tanah dengan air
dalam sistem periodik semakin ke bawah dan semakin ke kiri letak unsur, maka
sifatnya akan semakin reaktif. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran jari-jari atomnya,
dimana semakin besar jari-jari suatu atom, maka kereaktifannya akan semakin
besar karena kemampuan untuk melepaskan elektron pada kulit terluar semakin
besar.
dengan air ditandai dengan adanya percikan api. Sedangkan untuk litium, terdapat
gelembung dan berlangsung hingga keseluruhan logam larut. Hal ini telah sesuai
dengan teori yang ada, yaitu kerektifan logam alkali bertambah dari atas ke
bawah.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Urutan daya reduksi logam Fe, Zn, Cu dan Al terhadap iodin adalah Zn >
percobaan yaitu Mg > Ca, sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
teori. Dan untuk urutan kereaktifan logam alkali (Na dan Li) dengan air
berdasarkan percobaan yaitu Na > Li, hasil yang diperoleh telah sesuai dengan
teori.
5.2 Saran
Cotton, F.A., dan Wilkinson, G., 1976, Kimia Anorganik Dasar, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Chambers, C., dan Holliday, A.K., 1975, Modern Inorganic Chemistry An
Intermediate Text, The Butterworth Group, London.
Fan, Chen, N., dan Xue, S., 2016, Calcium Intake, Calcium Homeostasis and
Health, Food Science and HumanWellness, 5(1): 8-16.
Majanasastra, R.B.S., 2016, Analisa Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Hasil
Proses Hydroforming pada Material Tembaga (Cu) dan Aluminium Al,
ejournal unisma, 4(2): 15-30.
Mustafa, S.K., dan Alsharif, M.A., 2018, Copper (Cu) an Essential Redox-Active
Transition Metal in Living System a Review Article, American Journal of
Analytical Chemistry, 9(1): 15-26.
Sidabutar, T.E., 2017, Pembuatan dan Karakterisasi Keramik Alumina Silika dari
Abu Vulkanik Gunung Sinabung, Jurnal Teknik Mesin, 6(1): 28-35.
Suhendar, D., 2011, Meninjau Bukti Ilmiah Kekuatan Besi Menurut Cara Pandang
Ilmu Kimia Dan Sains Yang Berkaitan Beserta Beberapa Konsekuensinya
Sebagaimana Disebut Dalam Al-Quran Qs. Al Hadiid: 25, Jurnal Istek,
5(2): 179-180.
Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., dan Nachtrieb, N.H., 2003, Kimia Modern, Erlangga
Jakarta.
Zulfiah, A., Seniwati dan Sukmawati, 2017, Analisis Kadar Timbal, Seng dan
Tembaga Pada Ikan Bandeng, As-syifa, 9(01): 85-91.
Lampiran 1. Bagan Kerja
A. Daya Reduksi Logam terhadap Iodin
campuran merata
- Diamati reaksi yang terjadi
- Ditambahkan air dengan menggunakan pipet tetes
- Diamati reaksi yang terjadi
Hasil
Hasil
Logam Mg Logam Ca
reaksi
- Ditambahkan 5 mL akuades
- Diamati yang terjadi pada tabung reaksi
- Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala pembakar
Hasil