Oleh :
Kelompok 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Granul merupakan gumpalan partikel-partikel yang lebih kecil dan
umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang
lebih besar. Granul dibuat dengan metode granulasi basah dan granulasi kering.
Granulasi basah dilakukan dengan cara membasahi massa tablet menggunakan
larutan pengikat sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu dan granulasi
kering dilakukan dengan cara membuat granul secara mekanis dan tanpa
bantuan pengikat basah.
Granul yang sudah jadi harus dilakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum
dikempa menjadi tablet. Granul yang dihasil dari granulasi dapat
mempengaruhi absorpsi dan distribusi dari tablet yang dibuat. Umumnya
evaluasi granul yang dilakukan adalah dengan menguji sifat alir, prorositas dan
densitas dari granul tersebut. Granul yang baik adalah granul yang memenuhi
syarat uji evaluasi tersebut. Granul yang lolos uji akan dikempa untuk
menghasilkan tablet.
Uji sifat alir ini memiliki tujuan untuk mengetahui sifat alir dari suatu
granul yang akan dibuat menjadi tablet yang dinyatakan dalam kecepatannya.
Sifat alir ini memiliki peranan penting dalam pembuatan tablet karena
berkaitan dengan keseragaman bobot dan dosis obat. Pembuatan tablet
dipengaruhi oleh granul yang menyusunnya. Kerusakan pada tabel sering
menjadi hal yang tidak baik untuk terlihat konsumen, hal ini menyebabkan
sebelum terjun dalam pemasaran, granul dan tablet yang diproduksi dalam
industri harus dilakukan evaluasi terlebih dahulu. Proses granulasi juga
mempengaruhi proses absorbs dan distribusi dari suatu obat terutama pada
tablet dan kapsul. Agar suatu obat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus
larutan dalam cairan pada tempat absorbs. Tablet atau kapsul tidak dapat tidak
dapat diabsorbsi sampai partikel-partikel obat larut dalam cairan pada suatu
tempat dalam saluran lambung-usus.
1
2
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada granul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Granulasi
Granulasi merupakan proses perlekatan partikel serbuk menjadi partikel
yang lebih besar. Tujuan proses granulasi:
1. Mencegah segresi campuran serbuk
2. Memperbaiki sifat alir serbuk atau campuran, yang pada akhirnya dihasilkan
keseragaman dosis
3. Meningkatan densitas ruahan produk
4. Memperbaiki kompresibilitas serbuk
5. Mengontrol kecepatan pelepasan obat
6. Memperbaiki penampilan
7. Mengurangi terjadinya debu, dan kontaminasi pekerja oleh bahan obat
(granulasi basah).
Metode granulasi dibedakan menjadi dua, yaitu metode granulasi basah dan
metode granulasi kering.
1. Granulasi basah
Granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara
membasahi massa tablet menggunakan larutan pengikat sampai diperoleh
tingkat kebasahan tertentu, lalu digranulasi. Metode granulasi basah sesuai
untuk bahan aktif sukar larut dalam air dan bahan aktif yang tahan akan
pemanasan dan lembab. Pada umumnya, metode granulasi basah digunakan
untuk zat aktif yang sulit dicetak karena mempunyai sifat alir dan
kompresibilitas yang buruk.
2. Granulasi kering
Granulasi kering adalah metode yang dilakukan dengan cara membuat
granul secara mekanis dan tanpa bantuan pengikat basah atau pelarut
pengikat. Metode granulasi kering digunakan dalam keadaan kandungan
bahan aktif dalam tablet tinggi, bahan aktif sukar mengalir, serta bahan aktif
sensitive terhadap panas dan lembab.
3
4
B. Evaluasi Granul
Evalusi atau pengujian granul bertujuan agar granul yang dihasilkan
memenuhi persyaratan dan menghasilkan tablet yang baik, beberapa evaluasi
atau pengujian pada granul salah satunya yaitu uji sifat alir.
1. Sifat Alir
Sifat aliran sangat penting untuk pembuatan tablet yang efisien. Aliran
serbuk atau granul yang baik untuk dikempa sangat penting untuk memastikan
pen-campuran yang efisien dan keragaman bobot yang dapat diterima untuk
tablet kempa. Jika suatu zat aktıf pada tahap formulasi didentifikasi
mempunyai sifat aliran yang buruk, masalah ini dapat diatasi dengan memilth
eksipien yang tepat. Dalam beberapa hal, serbuk-serbuk zat aktif atau massa
tablet perlu diprakempa atau digranulasi untuk menyempurnakan sifat
alirannya. Oleh karena itu, selama evaluasi praformulasi terhadap zat aktif,
karakteristik mampu alirnya harus dipelajari, terutama apabila dosis obat yang
diantisipasi besar. Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk
pengisian yang seragam ke dalam lubang cetak mesin tablet (lesung tablet) dan
untuk memudahkan gerakan bahan di sekitar fasilitas produksi Sifat aliran
dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel, partikel yang lebih besar dan
bulat menunjukkan aliran yang lebsh baik. Selain itu, kebanyakan sifat aliran
sangat dipengaruhi oleh bobot jenis, muatan elektrostatik, dan lembap yang
diadsorpst. Hal ini dapat timbul dari proses atau mulasi. Akibatnya serbuk yang
mengalir bebas menjadi kohesif pada pengembangan sehingga diperlukan
strategi formulasi yang paling baru.
Investigasi aliran serbuk praformulasi harus secara kuantitatif menilai
konsekuensi farmasetik dari tiap maan proses dan memberikan petunjuk untuk
tim pengembangan formu- lasi. Petunjuk ini dapat terdiri atas rekomendasi
formulasi seperti granulasi atau pe madatan melalui prakempa (slugging),
kebutuhan corong pengisi lubang cetak mesin luas tablet khusus dilengkapi
dengan gurdi atau sistem pengujian untuk mengeva perbaikan aliran serbuk
yang dihasilkan oleh formulasi. Pengembangan suatu sediaan tablet yang
mengandung bahan kohesif dalam persentase besar merupakan hal yang sangat
penting" Serbuk ruah agaknya analog dengan cairan non-Newton, yang
5
b. MetodePengetapan
(𝑉0 −𝑉𝑡 )
T (%) = x 100
𝑉0
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7
8
b. Uji Pengetapan
Masukkan serbuk secara perlahan kedalam gelas ukur yang ada di alat
volumenometer
Atur waktu selama 5’, 10’ dan 15’ dengan masing-masing ketukan
1230 ketukan dalam 5’
Uji Pengetapan
V0 = 84 ml V0 = 84 ml V0 = 84 ml
V5 = 65 ml V10 = 63 ml V15 = 62 ml
= 22,61 % = 25 % = 26,19 %
9
10
11
12
ketukan, keseragaman bentuk dan ukuran granul juga mempengaruhi bisa atau
tidaknya granul mengiri rongga-rongga yang ada.
Evalusai granul yang kedua adalah pengujian sifat alir dengan pengamatan
sudut dian dan kecepatan alir granul. pengujian sifat alir ini bertujuan agar
mendapatkan granul yang baik sehingga tidak terjadi pelengketan pada mesin
pencetak saat dilakukan pencetakan tablet. Evaluasi ini dilakukan dengan cara
granul dimasukan kedalam corong kemudian yang ditutup lubang bagian
bawahnya, kemudian corong diangkat setinggi kilan orang dewasa diatas bidang
datar dan dibuka tutup lubang bagian bawah corong agar granul mengalir keluar
dan membentuk kerucut. Waktu yang digunakan granul untuk mengalir sampai
habis dicatat dan dihitung, selain itu sudut kerucut juga dihitung. Evalusi ini
dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Sudut yang dihasilkan dalam percobaan ini
yaitu 40º, 35º dan 35º, sedangkan waktu yang dibutuhkan granul untuk mengalir
habis keluar yaitu 28 detik, 18 detik dan 39 detik. Setelah dilakukan perhitungan
kecepatan alir granulnya yaitu 0,98 g/detik, 1,52 g/detik dan 0,70 g/detik.
Hasil percobaan pada sudut diam dipercobaan ini sesuai dengan literature
yaitu nilai sudut diam 25º-45º menunjukan karakteristik sifar alir yang baik, tetapi
untuk kecepatan alir granul juga sesuai dengan literature. Menurut literatur
kecepatan alir granul yang baik umumnya ≤10 g/detik dan kecepatan alir granul
yang dihasilkan dari 3 kali replikasi semuanya dibawah dari ≤10 g/detik. Hal ini
berarti granul yang dihasilkan memiliki sifat alir yang baik jika dtinjau dari
pengamatan sudut istirahatnya. Tetapi hasil yang didapat dari uji sifat alir ini
tidak dapat dijadikan suatu acuan karena prosedur percobaan yang dilakukan tidak
sesuai dengan teori. Saat dilakukannya uji ini granul tidak dapat mengalir keluar
dari corong sehingga memerlukan bantuan dengan ketukan agar granul yang ada
dicorong dapat mengalir keluar, hal ini sangat mempengaruhi hasil karena
seharusnya pada uji ini tidak boleh ada getaran saat pengujian. Selain itu
kelembaban granul juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi, karena granul
yang lembab menyebabkan granul lengket satu sama lain sehingga susah untuk
mengalir kleuar.
Kedua evaluasi granul yang dilakukan pada percobaan ini memiliki hasil
yang berbeda. Hasil evaluasi granul untuk uji pengetapan menghasilkan
13
karakteristik granul yang jelek, sedangkan untuk uji sifat alir dengan pengamatan
sudut diam dan kecepatan alir granul mengahasilkan sifat alir yang bagus. Hasil
percobaaan yang berbeda ini dapat terjadi karena adanya faktor yang
mempengaruhi, selainn faktor dari masing-masing evaluasi faktor yang paling
berpengaruh pada percobaan evaluasi granul ini yaitu kurangnya jumlah granul
yang digunakan pada percobaan dan prosedur yang dilakukan saat percobaan.
BAB VI
KESIMPULAN
Evalusi sifat alir granul yang dilakukan pada percobaan ini menggunakan
dua metode yaitu uji sifat alir dan uji pengetapan. Hasil yang didapat pada uji
pengetapan dengan waktu 5, 10 dan 15 menit yaitu 22,61%, 25% dan 26,19%,
hasil ini menunjukan sifat alir yang jelek. Hasil percobaan untuk pengamatan
sudut istirahat dari 3 kali replikasi yaitu 40º, 35º dan 35º dan untuk hasil
kecepatan alir granul yaitu 0,98 g/detik, 1,52 g/detik dan 0,70 g/detik, hasil ini
menunjukan karakteristik sifat alir yang baik. Kedua evaluasi granul yang
dilakukan pada percobaan ini memiliki hasil yang berbeda karena banyaknya
faktor yang mempengaruhi terutama kurangnya bobot granul yang digunakan
untuk evaluasi.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1975. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Lachman L., Herbert A. L. dan Joseph L. K., 2008. Teori dan Praktek Industri
Farmasi Edisi III. Jakarta: Universitas Indonesia.
Siregar, C.J.P dan Wikarsa, S., 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-
dasar Praktis. Jakarta: EGC.
Lannie H. dan Achmad F., 2013. Sediaan Solida. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
16
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan sudut diam?
Sudut yang terbentuk oleh setumpuk partikel terhadap bidang datar
pada kondisi stabil.
2. Jelaskan metode yang dapat mengukur sudut diam!
a. Metode Sudut Istirahat
Metode sudut istirahat digunakan sebagai metode untuk mengukur
mampu alir serbuk karena hubungannya dengan kohesi antarpartikel .
Banyak metode yang berbeda untuk menetapkan sudut istirahat dan salah
satunya yang sering digunakan adalah metode corong. Serbuk seberat 100
g dilewatkan melalui corong, dan jatuh ke atas sehel grafik Setelah
onggokan serbuk membentuk kerucut stabil, sudut istirahatnya diukur.
Metode ini disebut “uji sudut jatuh”. Untuk kebanyakan serbuk farmasetik
(massa tablet), nilai sudut istirahat 25° sampai 45° dengan nilai yang
rendah menunjukkan karakteristik yang lebih baik. Suatu serbuk yang
tidak kohesif mengalir baik, menyebat, membentuk timbunan yang rendah.
Bahan yang lebih kohesif membentuk timbunan yang lebih tinggi yang
kurang menyebar, Definisi sudut istirahat adalah sudut permukaan bebas
dar tumpukan serbuk dengan bidang horizontal.
b. Metode Pengetapan