Perusahaan Publik
Non-Keuangan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013)
RIDA NURAFIATI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengaruh Corporate Governance terhadap Pengungkapan Lingkungan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Publik
Non-Keuangan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013)
RIDA NURAFIATI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
hukum selama delapan tahun, ketiga perusahaan ini dikenai denda sebesar
Rp49.184.000 dan usahanya ditutup (Nicholson, 2010).
Berdasarkan kedua kasus di atas, secara umum penyebab dari
munculnya gugatan dari masyarakat atas aktivitas operasi perusahaan
adalah buruknya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut. Jika diruntut ke akar permasalahannya, buruknya pengelolaan
lingkungan dipicu oleh kurangnya perhatian manajemen perusahaan atas
etika, kepatuhan dan corporate governance (British Petroleum, 2015).
Perbedaan yang ditemukan pada dua kasus di atas terdapat pada
pembenahan corporate governance setelah gugatan diajukan. Sejak kasus
tumpahan minyak di Teluk Meksiko, U.S. Environmental Protection
Agency menangguhkan kontrak kerja hingga Maret 2014, setelah BP
memenuhi syarat untuk mematuhi aturan keselamatan kerja, etika dan
kepatuhan, serta pembenahan corporate governance (British Petroleum,
2015). Sementara itu, pada kasus di Pekalongan, Jawa Tengah, ketiga
perusahaan tidak meningkatkan kepatuhan dan etika lingkungan serta tidak
melakukan pembenahan corporate governance. Akibatnya, Pengadilan
Tinggi Jawa Tengah menutup ketiga perusahaan ini pada tahun 1997.
Keputusan ini merupakan bentuk konsekuensi atas tindakan manajemen
perusahaan yang tidak mematuhi peraturan lingkungan hidup yang berlaku
(Nicholson, 2010).
Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan oleh perusahaan
dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI
Nomor 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Peraturan
ini memberikan mandat salah satunya kepada perusahaan publik yang
tercatat di bursa untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup. Dengan
adanya peraturan ini, perusahaan akan merespons tekanan dari pemerintah
seperti yang diungkapkan oleh Guthrie & Parker (1990) dalam Lee &
Hutchison (2005), bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial dan
2
Pengaruh Corporate Governance terhadap Pengungkapan Lingkungan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Publik
Non-Keuangan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013)
RIDA NURAFIATI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
lingkungan terjadi karena adanya reaksi atas tekanan dari pemerintah dan
publik.
Kasus-kasus gugatan lingkungan yang mengemuka akibat dampak
aktivitas operasi perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan perlu
memiliki sensitivitas tinggi terhadap pemenuhan tanggung jawab
lingkungan. Di samping itu, jika perusahaan memperoleh gugatan akibat
pencemaran lingkungan, maka informasi mengenai gugatan tersebut wajib
diungkapkan di laporan tahunan. Tidak hanya informasi mengenai perkara
penting seperti gugatan, namun status penyelesaian gugatan dan
pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan wajib dimuat dalam laporan
tahunan (BAPEPAM LK, 2012a). Hal ini dilakukan demi mewujudkan
komitmen perusahaan pada lingkungan. Komitmen perusahaan pada
lingkungan dapat tercermin dari aktivitas pengelolaan dan pemulihan
lingkungan yang secara sukarela diungkapkan dalam laporan
keberlanjutan.
Informasi mengenai perhatian perusahaan pada lingkungan yang
diungkapkan perusahaan dalam voluntary disclosure merupakan media
komunikasi antara manajemen perusahaan dengan pemangku kepentingan
yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Hal ini didukung oleh teori
pemangku kepentingan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk
menciptakan nilai, salah satunya bagi lingkungan hidup. Pengungkapan
lingkungan membuat investor dan pemangku kepentingan mampu
memberikan penilaian terkait efisiensi dan dampak dari keputusan dan
tindakan yang diambil oleh manajer dengan menilai prospek, peluang dan
risiko masa depan (Deegan, 2004 dalam Iatridis, 2013). Pengungkapan
lingkungan pada perusahaan terkait diperlukan pula oleh manajemen dan
pemangku kepentingan untuk mempengaruhi persepsi publik (Patten, 2000
dalam Cong & Freedman, 2011) agar terhindar dari pemberitaan buruk di
media dan risiko litigasi.
Teori keagenan, salah satu teori yang mendasari corporate
governance mengasumsikan adanya perbedaan kepentingan dan tujuan
3
Pengaruh Corporate Governance terhadap Pengungkapan Lingkungan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Publik
Non-Keuangan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013)
RIDA NURAFIATI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/