Anda di halaman 1dari 332

CERITA

PERNIKAHAN

JOHN & LISA


BEVERE
The Story of Marriage (Bahasa Indonesia) by John P. Bevere, Jr. and Lisa Bevere
Copyright © 2016 Messenger International

Previously published in English as


The Story of Marriage
Copyright © 2014 Messenger International
ISBN 978-1-933185-97-2
MessengerInternational.org

Additional resources in Bahasa Indonesia are available for free download at:
www.CloudLibrary.org

This book has been distributed to leaders and emergent leaders FREE OF CHARGE
and is not to be sold.
It is a gift from Messenger International, the Ministry of John and Lisa Bevere.

To contact the authors: JohnBevere@ymail.com & LisaBevere@ymail.com

Printed in Indonesia.

Cerita Pernikahan oleh John & Lisa Bevere


© 2016 Messenger International

Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris dengan judul


Story of Marriage
© 2014 Messenger International
P.O. Box 888
Palmer Lake, CO 80133-0888
MessengerInternational.org
ISBN: 978-1-933185-93-4

Bahan-bahan pengajaran tambahan dalam bahasa Indonesia dapat


diunduh secara gratis di: www.CloudLibrary.org

Buku ini disebarkan secara CUMA-CUMA kepada para pemimpin


Kristen dan calon pemimpin Kristen yang akan muncul kemudian
dan bukan untuk diperjualbelikan.

Ini adalah hadiah dari Messenger International, lembaga pelayanan


John dan Lisa Bevere.

Untuk menghubungi penulis (disarankan dengan Bahasa Inggris):


JohnBevere@ymail.com, LisaBevere@ymail.com

Penerjemah: Slamat P. Sinambela & Hembang Tambun


Penyunting dan proofreader: Slamat P. Sinambela
Layout: Yosua A. Sirait

Dicetak di Indonesia.
Ucapan Terima Kasih
Kepada anak-anak kami, pasangan hidup mereka, dan cucu-cucu kami,
dalam begitu banyak hal, kalianlah alasan mengapa cerita pernikahan
kami ditulis. Kami bersukacita ketika kami mengamati masing-masing
kalian bangkit dan mengasihi satu sama lain dengan begitu baik.

Brave Addison, hanya kekekalanlah yang dapat mengukur sumbangsih


Anda dengan cermat. Mengatakan bahwa kami tidak akan dapat
menyelesaikan ini tanpa Anda masih jauh dari kebenaran. Terimakasih
telah bertekun dan memadukan kata-kata kami dengan hikmat kitab
suci untuk menciptakan sesuatu yang akan menjamah kehidupan.

Si bijak Jaylynn yang terkasih, perangai Anda yang menawan hati dan
ketekunan Anda yang luar biasa telah menenun Cerita Pernikahan
dengan begitu baik. Kiranya semua yang telah Anda taburkan di ladang
ini terjadi dalam hidup Anda.

Kepada Vincent dan Allison, terimakasih atas semua yang telah kalian
lakukan untuk menolong membuatkan renungan. Karya Anda telah
memperkaya dan meluaskan buku ini.

Kepada anggota-anggota tim dan rekan Messenger International,


terima kasih telah mendampingi kami. Kami tidak perlu lagi meminta
pada Allah lebih banyak rekan yang setia dan sejati untuk menjelajah
bersama kami dalam menjangkau bangsa-bangsa di dunia ini dengan
Injil Yesus Kristus yang mulia.

III
Terutama, terima kasih, Allah Bapa, untuk kasih-Mu yang tidak
pernah gagal; dan Yesus, Raja kami, karena telah menyerahkan hidup-
Mu yang berharga; dan Engkau, Roh Kudus, untuk kuasa, penghiburan,
pengajaran, dan persekutuan karib-Mu yang ajaib. Terima kasih karena
tidak pernah membiarkan atau meninggalkan kami.
DAFTAR ISI

Mengenai Buku Interaktif Ini . . . . . . . . . . . . . . . . . . VII

Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . IX

1. Rencana Semula . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

2. Mulai dengan Akhir di dalam Pikiran . . . . . . . . . . . 45

3. Bersihkan Geladak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 95

4. Bangkit dan Membangun . . . . . . . . . . . . . . . . . . 151

5. Keintiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 201

6. Memulai Kembali . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 251

Tambahan: Bagaimana Menerima Keselamatan . . . . . . . . 297

Catatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 301

Bahan-bahan yang Disarankan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 304


Mengenai Buku Interaktif Ini

Buku ini boleh dibaca mulai dari sampul depan hingga sampul belakang,
sama seperti buku yang lain. Namun, kami mendorong Anda untuk
menggali bagian-bagian interaktif pilihan untuk memperoleh suatu pe-
ngalaman yang lebih pribadi.
Tiap bab dalam buku ini dibagi ke dalam lima bacaan harian yang
disarankan, dengan renungan yang sesuai di akhir bab tersebut. Anda
dapat memilih untuk menyelesaikan satu bacaan dan satu renungan
per hari, atau Anda dapat menyesuaikan bagian-bagian ini menurut apa
yang lebih Anda sukai. Kami menyarankan agar mereka yang bersekutu
dalam sebuah kelompok belajar menyelesaikan bacaan dan renungan se-
banyak satu bab per minggu.
Jika Anda membaca buku ini sebagai bagian dari studi Messenger
Series mengenai Cerita Pernikahan, kami merekomendasikan agar Anda
menonton atau mendengarkan sesi pengajaran setiap minggunya, dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan diskusi sebagai sebuah kelompok. Ke-
mudian, bacalah bab-bab dalam buku ini dan selesaikanlah renungan-
nya. Ada satu sesi pengajaran bagi setiap bab di dalam buku ini. Per-
tanyaan-pertanyaan diskusi untuk setiap bab terdapat setelah bahan
renungan harian.
Selamat menikmati!

VII
Pendahuluan

Anda mungkin bertanya, “Mengapa pesan tentang pernikahan lagi?”


Ini juga reaksi pertama kami.
Ada tiga alasan mengapa kami menulis buku ini. Pertama, kami
merasa Allah menuntun kami melakukannya. Berikutnya, anak-anak
dan staf kami meminta kami menuliskannya. Dan terakhir, banyak dari
antara Anda yang juga memintanya.
Kami merasa ada begitu banyak bahan tentang pernikahan yang
luar biasa di pasar, banyak di antaranya telah bermanfaat bagi kami
sendiri. Namun ketika kami melihat lebih dekat, kami memperhatikan
suatu celah. Kami menemukan bahwa sejumlah bahan-bahan ini uta-
manya ditulis dari sudut pandang salah satu pasangan saja. Suatu per-
nikahan yang hebat adalah produk dari kerjasama yang hebat, sehingga
kami percaya ada nilai dalam keberadaan kami yang dapat dibagikan
bersama-sama mengenai topik ini.
Kami juga tahu bahwa setiap cerita itu berbeda – termasuk cerita
kami. Kami berdua, harus kami katakan, individu yang berkemauan
keras. Kami telah menikah selama lebih dari tiga dekade, dan selama
itu, kami telah menghadapi tantangan-tantangan yang unik. Kami me-
nyadari bahwa karena pengalaman-pengalaman kami unik adanya,
demikian jugalah cara pandang kami.
Lagi pula, kami ingin mendorong para pria dan wanita untuk meli-
hat bahwa pernikahan bukanlah suatu cetakan yang mengurung mer-
eka. Kami yakin setiap orang memiliki lisensi kreatif untuk merancang
pernikahan mereka sebagai setelan terbaik bagi kebutuhan individual
dan tujuan ilahi mereka. Kami berharap buku ini menolong Anda men-
emukan dan menuliskan cerita unik Anda.

IX
Untuk Siapa Buku Ini

Buku ini ditujukan bagi mereka yang sedang bersiap untuk menikah,
mereka yang sudah menikah, dan bagi siapapun yang ingin memperoleh
suatu pengertian yang lebih baik tentang pernikahan.
Karena kita hidup di zaman di mana ada begitu banyak perceraian
dan penyimpangan, banyak yang takut bahkan untuk memulai cerita
mereka. Apa yang telah Anda lihat tidak mendefinisikan apa yang terle-
tak di depan Anda.
Lalu ada orang-orang yang merasa terperangkap di tengah-tengah
suatu bab yang tidak mereka sukai. Kami tidak ingin Anda menutup
buku pernikahan Anda. Kami ingin menolong Anda untuk membalik-
kan halamannya.
Juga ada teman yang tidak terhitung banyaknya yang mempercayai
kisah-kisah cinta mereka tidak akan pernah berakhir, hanya untuk
mendapati halaman-halamannya telah dikoyakkan dengan kasar dari
hidup mereka melalui perceraian atau kehilangan pasangan. Cerita
Anda belum berakhir.
Ini bukanlah sebuah buku lengkap yang membahas setiap sisi per-
nikahan. Berjilid-jilid buku dapat ditulis mengenai topik itu, dan kita
tidak menemukan semua jawaban. Namun kami memutuskan menulis-
kan cerita kami – termasuk banyak momen yang paling menghancur-
kan – karena kami tahu apa yang telah kami hidupi dan yakin itu akan
menolong orang lain.
Terakhir, Yesus masih berpikir bahwa pernikahan adalah suatu ceri-
ta yang layak dikisahkan. Itu adalah gambaran-Nya tentang bagaimana
Dia mengasihi kita. Kami berdoa halaman-halaman ini mengobarkan
iman, pengharapan, dan kasih dalam diri mereka yang masih lajang
maupun menikah, mereka yang muda dan tua. Kami menantang Anda
untuk kembali bermimpi!

X
S AT U

Rencana Semula
Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang
menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di
tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat.
—Kejadian 2:9

Hari 1

P ada zaman dahulu, ada sebuah taman yang dikitari oleh dua
pohon. Seperti yang mungkin Anda sudah tahu, ini bukanlah
taman yang biasa. Keberadaanya terbebas dari kesusahan dan
kekurangan. Sungai-sungai melintasi bentang alam Eden, menyediakan
air yang jernih seperti kristal bagi semua yang menghuni taman itu.
Kita hanya dapat membayangkan kecemerlangan pepohonan yang
tumbuh dalam lingkungan yang sedemikian. Masing-masing pohon
merupakan suatu lambang kehidupan sempurna yang berakar di dalam
tanah yang subur, dibangunkan oleh air yang mengalir, dan diberi
makan oleh sinar matahari yang berseri-seri, namun lembut. Ada ban-
yak pohon di taman itu, namun Kitab Suci hanya menyebutkan dua:
pohon kehidupan dan pohon tentang pengetahuan akan yang baik dan
yang jahat. Kedua pohon ini menikmati kondisi tak bernoda dan tak
tercemar yang sama – suatu keadaan dari keberadaan yang tidak akan
2 CERITA PERNIKAHAN

pernah dapat ditiru oleh dunia yang telah jatuh ini. Namun satu pohon
mendatangkan kehidupan, sedangkan yang lain mendatangkan kema-
tian.
Barangkali Anda telah mendengarkan kisah ini sebelumnya, sebab
setiap cerita pernikahan memiliki asal-usulnya dengan kedua pohon di
Eden ini. Dalam begitu banyak hal, pernikahan kita dapat diserupakan
dengan pohon kehidupan. Pernikahan bertumbuh pada kecepatan yang
berbeda di musim yang berbeda dan bekerja paling baik ketika ditopang
oleh akar-akar yang dewasa. Keduanya mengalami masa-masa meng-
hasilkan buah dan tahun-tahun yang gersang, begitu juga tahun-tahun
pertumbuhan yang luar biasa dan tahun-tahun lainnya ketika pertum-
buhannya kerdil. Setiap pernikahan dipengaruhi oleh iklim asalnya,
musim-musim yang berbeda-beda, dan badai yang menerpa, namun
pernikahan menawarkan tempat perlindungan dari angin kehidupan
yang terus-menerus berubah.
Gambar pada sampul buku ini menyediakan suatu gambaran sepin-
tas akan kehidupan sebatang pohon. Apa yang kita lihat dalam kum-
pulan lingkaran itu sebenarnya merupakan cerita kehidupan sang po-
hon – sidik jari perjalanannya.
Di sekolah, banyak dari antara kita mempelajari dendrologi dasar
(pelajaran tentang tanaman-tanaman hutan) dan dengan perkiraan
kasar dapat menentukan usia sebatang pohon dengan menghitung
jumlah lingkarannya. Walaupun kami berdua mungkin mahir meng-
hitung lingkaran-lingkaran sebatang pohon, kami masih jauh dari
menjadi dendrologis (meskipun kami sangat menyukai sebatang po-
hon yang baik). Lagi pula soal ketepatan usia sebatang pohon, para ahli
tentang pengetahuan akan pohon dapat memberi kita rincian-rincian
mendalam akan kehidupan sebatang pohon hanya dengan mengama-
ti bagiannya yang bersilang. Bagi mata yang terlatih, setiap lingkaran
adalah sebuah cerita. Lebar lingkaran yang berbeda-beda menceritakan
RENCANA SEMULA 3

apakah pohon itu mengalami satu musim dingin yang lembut atau sa-
ngat ganas, menyingkapkan pola-pola kekeringan atau limpahan hujan.
Pemeriksaan yang teliti akan menyingkapkan peristiwa-peristiwa luka
dan serangan-serangan wabah. Setiap lingkaran adalah satu tahun dari
musim-musim, melingkar dalam pola dan unik secara alamiah.
Setiap tahun pernikahan dapat disamakan dengan lintasan dari
satu lingkaran pohon: melingkar dalam pola dan unik secara alamiah.
Ulang tahun pernikahan menandai akhir dari satu tahun dan permu-
laan tahun berikutnya. Tanggal tahunan itu ditandai dengan jelas, na-
mun bulan-bulan, minggu-minggu, dan hari-hari yang mengisi tahun
kalender itu adalah suatu kumpulan dari sukacita, kesakitan, kerja, dan
bahkan kejutan-kejutan.

Cerita Anda

Seraya Anda memulai perjalanan ini bersama kami, ingatlah bahwa ceri-
ta Anda (atau cerita Anda di masa mendatang) hanyalah: milik Anda.
Setiap kehidupan dan pernikahan adalah suatu koleksi dari sukacita,
kemenangan-kemenangan, dan tantangan-tantangan. Sudah terlalu
lama, banyak gereja yang merasa puas dengan menawarkan resep obat
generik untuk persoalan-persoalan pernikahan kita yang merana. Kita
telah mendengar, “Hai istri-istri, tunduklah. Hai suami-suami, kasihi-
lah.” Meskipun terdapat kebenaran dan nilai yang berharga dalam hal
ini, sejujurnya, tidak ada satu-panduan-yang-cocok-untuk-semua untuk
membangun suatu pernikahan, karena setiap pernikahan hadir dengan
sidik jarinya sendiri yang unik.
Mari kita melihatnya demikian. Cetak biru untuk setiap rumah
meliputi sebuah fondasi, tembok-tembok penopang, dan sebuah atap,
namun sang arsitek memiliki kebebasan kreatif untuk mengubah ran-
4 CERITA PERNIKAHAN

cangan itu menurut kebutuhan-kebutuhan dan keinginan khusus si


penghuni. Begitu juga dengan pernikahan kita. Kita diberikan lisensi
kreatif untuk merancangnya sehingga pernikahan akan cocok dengan
kita dengan cara yang terbaik. Masing-masing bidang seharusnya ter-
lihat berbeda dan punya kebebasan untuk mengubah sesuai dengan
musim-musim kehidupan. Dalam pernikahan kami, misalnya, kami
sedang bergerak ke dalam suatu masa di mana pengasuhan anak bukan
lagi menjadi peran rumah tangga kami yang dominan. Ini artinya tidak
lama lagi rumah kami tak akan membutuhkan kamar-kamar tidur lagi
sebanyak sebelumnya. Perubahan demikian dalam pernikahan kita
sama alaminya dengan perubahan musim-musim. Semua ini normal
adanya.
Ada kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai kekal yang universal yang
akan menggerakkan pernikahan Anda ke dalam segala sesuatu yang
ke dalamnya Allah memanggil Anda. Allah menghendaki setiap perni-
kahan dibangun dengan kasih, rasa hormat, sukacita, ketundukan,
ketetapan, kesetiaan, pengasuhan, keintiman, dan warisan – untuk
menyebut beberapa. Tetapi cara bagaimana balok-balok bangunan ini
diungkapkan dalam kehidupan Anda akan mencerminkan keunikan
kepribadian Anda dan musim pernikahan Anda. Allah menetapkan
prinsip-prinsip besarnya namun menyediakan ruang untuk ekspresi
Anda dalam hal-hal yang khusus.
Allah mencintai perbedaan. Suatu pandangan sekilas pada alam
ciptaan akan meneguhkan hal ini. Kami ingin membuatnya jelas sejak
awal sehingga kita tidak meyakini bahwa semua pasangan cocok dengan
satu cetakan pernikahan yang umum. Di zaman kita, kedua pasangan
lebih sering bekerja di luar rumah (di tahun 2012, hampir 60% dari
wanita usia kerja di Amerika Serikat aktif sebagai tenaga kerja1), dan
seorang istri bisa jadi menghasilkan uang lebih banyak dari suaminya.
Kemampuannya menghasilkan pendapatan tidak berarti bahwa ia tidak
RENCANA SEMULA 5

tunduk atau bahwa sang suami bukanlah seorang pemimpin. Itu hanya
berarti bahwa keduanya berkontribusi soal pendapatan rumah tangga,
yang berarti pernikahan mereka terlihat sangat berbeda dengan perni-
kahan kakek-nenek mereka.
Begitulah pernikahan kami. Kami berdua bekerja dan kami ber-
dua adalah pemimpin di luar pernikahan kami. Kadang-kadang kami
bekerja bersama (seperti halnya dengan buku ini), kadang-kadang kami
bekerja terpisah, namun tujuan pernikahan kami dan nilai-nilai pokok
kami tidak berubah. Peran-peran hubungan suami dan istri tidak
berubah sesuai kemampuan kami menghasilkan uang.
Di taman yang pertama itu, Allah memerintahkan Adam dan Hawa
untuk beranakcucu dan bertambah banyak. Dia tidak mengatakan
agar Hawa tinggal di rumah dan mengatur anak cucu Adam. Wanita
yang cakap dalam Amsal 31 adalah seorang manajer rumah tangga dan
pengusaha yang luar biasa. Jika itulah yang nampaknya benar bagi per-
nikahan Anda, lakukanlah! Atau salah satu dari Anda mungkin ingin
tinggal di rumah sepenuh waktu – dengan anak-anak atau tanpa mere-
ka. Tidak ada yang salah dengan satupun pendekatan ini.
Awalnya, adalah terlihat alamiah untuk berpikir bahwa apa yang
berhasil begitu baik bagi orang lain akan berhasil baik untuk semua
orang. Tetapi kita ada di zaman yang unik dengan tantangan-tantangan
yang unik di setiap lini. Kami ingin pernikahan Anda kuat. Ini berarti
Anda harus memiliki kebebasan untuk membangun pernikahan yang
Anda idam-idamkan, bukan pernikahan yang orang lain mimpikan.
Kami mendorong Anda untuk mengambil jeda sejenak untuk
meminta Roh Allah, yang adalah Roh kebenaran, untuk menyatakan
bagaimana kebenaran-kebenaran-Nya yang kekal dapat mengubah per-
nikahan Anda menjadi satu penyatuan yang khusus – yang Dia ran-
cangkan hanya untuk Anda sebelum permulaan zaman.
6 CERITA PERNIKAHAN

Day 2

Ketika Cerita Anda Ditantang

Jumlah tahun dalam sebuah perjalanan tidak menceritakan kisah leng-


kapnya. Suatu pernikahan berusia lima puluh tahun bisa jadi lima pu-
luh tahun kesukaran atau lima puluh tahun kebahagiaan yang terus-
menerus. Namun, lebih sering dari tidak, pernikahan adalah susunan
potongan-potongan dari musim-musim yang berubah dan bermacam-
macam.
Ketika kita mengamati gambar pohon pada sampul buku ini, itu-
lah bukti bahwa setiap lingkaran menambah diameter pohon itu.
Bagaimanapun cuaca dalam setahun yang penuh kesukaran atau ke-
limpahan, ia menambah kelebaran cerita dan makna perjalanan itu.
Akankah The Pilgrim’s Progress karya John Bunyan – sebuah buku yang
telah dicetak selama lebih dari tiga abad – akan menjadi karya agung
yang bertahan lama seandainya Christian (karakter utama ceritanya)
tiba di Kota Celestial (tujuannya) tanpa mengalami Rawa Kesedihan
atau menang atas raksasa Keputusasaan? Tanpa tenunan sukacita dan
tantangan-tantangan yang rumit, ceritanya akan membosankan dan
tidak banyak peristiwanya. Christian yang mengalami banyak bahaya
dan bertahan serta menaklukkannya, itulah yang membuat ceritanya
layak dibaca. Tantangan-tantangan dalam pernikahan kita memiliki
potensi memasukkan cerita-cerita kita dengan kegembiraan dan makna
yang serupa.
Jangan anggap rendah masa-masa yang membuat tawar hati. Pa-
kailah mereka untuk mendekat pada anugerah Allah dan menemukan
kekuatan ilahi-Nya yang akan menantang batas-batas kemampuan
emosi dan rohani Anda. Setelah masa lebih dari tiga dekade pernikahan,
kami menemukan bahwa saat-saat yang nampaknya paling gelap itulah
RENCANA SEMULA 7

yang kemudian menjadi menara api yang menerangi jalan kami. Mere-
ka memaksa kami untuk bangkit dan berdiri. Pergumulan-pergumulan
Anda saat ini dapat menjadi masa-masa terhebat di dalam cerita Anda.

Roh Pernikahan

Sebelum kita menyelam ke dalam cerita pernikahan, mari sejenak meng-


gali tujuannya. Tidak ada keraguan bahwa pernikahan itu luar biasa, na-
mun ada kalanya ia adalah suatu proses yang menyakitkan. Kebanyakan
kita cenderung lebih sabar terhadap rasa sakit dalam sebuah proses jika
kita mengerti tujuannya. Misalnya, Anda dapat bertahan berjam-jam di
kursi dokter gigi jika Anda tahu prosedur itu akan menyelesaikan tujuan-
nya untuk menghentikan sakit gigi yang tak ada putus-putusnya. Dalam
pernikahan Anda, barangkali Anda telah mengalami hari-hari yang ter-
asa seperti di kursi dokter gigi daripada berjalan-jalan di sebuah pantai
(dan jika belum, Anda akan mengalaminya). Pada masa-masa yang me-
nyakitkan inilah suatu kesadaran akan tujuan Anda paling diperlukan.
Saat ini, tujuan pernikahan sedang dipertanyakan, dan karena banyak
orang tidak mengerti tujuan penyatuan mereka, mereka dengan cepat
melarikan diri dari kapal ketika goncangan air menghantam perahu mer-
eka. Yang lain berdalih bahwa seluruh lembaga pernikahan lebih hancur
dari semuanya dan perlu dirundingkan ulang atau dihilangkan. Sebagian
orang bahkan mengusulkan agar kontrak pernikahan sebaiknya dibatasi
dengan suatu jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya – selaman-
ya itu terlalu lama untuk diharapkan, nampaknya begitu. Orang-orang
ini berdalih bahwa tidaklah realistis untuk membuat keputusan-kepu-
tusan tentang apa yang akan kita rasakan dua puluh tahun dari sekarang
sedangkan kita hampir tidak dapat mengendalikan apa yang akan kita
rasakan besok.
8 CERITA PERNIKAHAN

Dalam lagu “Ms. Jackson” yang terkenal, kelompok hip-hop OutKast


mengungkapkan suatu sentimen yang populer:

Aku dan putrimu


Punya sesuatu hal yang istimewa
Kau bilang itu cinta remaja
Kami bilang itu sudah matang
Berharap agar kami merasakan ini, merasakannya selamanya
Kau dapat merencanakan suatu piknik yang indah
Namun kau tidak dapat memperkirakan cuacanya

“Ms. Jackson” adalah suatu pembelaan seorang pria kepada ibu dari
seorang gadis muda yang dia hamili namun tidak lagi merasakan cinta
kepadanya. Sedihnya, lagu ini dengan sempurna mencerminkan sebuah
pandangan yang lazim tentang cinta dan pernikahan: mereka seharus-
nya membuat saya merasa baik. Cara pandang ini didasarkan pada
kepercayaan bahwa emosi kita memberitahu kita apa yang benar dan
salah dan bahwa kita tidak dapat mengelolanya. Jika saya tidak mera-
sa bahagia, maka tampaknya saya harus melakukan suatu perubahan.
Bagaimanapun juga, saya tidak dapat mengendalikan apa yang saya ra-
sakan lebih dari kemampuan saya mengendalikan perubahan musim.
Atau, seperti yang dikatakan OutKast, Anda dapat merencanakan se-
buah piknik yang indah tetapi Anda tidak dapat memperkirakan cua-
canya.
Ada yang lain yang menginginkan definisi pernikahan untuk
disesuaikan dengan waktu. Mereka bertanya, “Mengapa kita tidak
dapat menjadi lebih fleksibel? Jika lembaga ini ingin bertahan, ia perlu
dikembangkan hingga meliputi penyatuan antara seorang pria dengan
pria dan seorang wanita dengan wanita.” Beberapa selebritas tertentu
bahkan menolak untuk menikah hingga alat ukur pernikahan dirun-
RENCANA SEMULA 9

dingkan kembali. (Agar jelas, setiap pernikahan seharusnya selalu ber-


tumbuh dan menyesuaikan diri, namun pengertian dan pelaku perni-
kahan itu tidak berubah.)
Lalu siapa yang harus kita dengarkan? Siapa yang punya hak untuk
mendefinisikan – atau mendefinisikan ulang – pernikahan? Siapa yang
memiliki wewenang untuk memberitahu kita tentang bagaimana perni-
kahan seharusnya mempengaruhi hidup kita?
Kita percaya bahwa Allah adalah satu-satunya yang memegang hak
itu. Firman-Nya mengatakan:

Allah, bukan kamu, yang menciptakan pernikahan. Roh-Nya


menghuni bahkan rincian-rincian terkecil dari pernikahan…
Maka jagalah roh pernikahan di dalam kamu. (Maleakhi 2:15
The Message)

Ayat ini tidak meninggalkan celah untuk keraguan: “Allah, bukan


kamu, yang menciptakan pernikahan.” Dia bukan hanya menciptakan
pernikahan, namun Dia secara pribadi juga terlibat di dalam proses dua
orang menjadi satu. Setiap pernikahan terdiri dari banyak elemen yang
berbeda, ada yang sederhana dan ada yang sangat rumit, namun Al-
lah mempercepat (membawa kehidupan kepada) rincian-rincian perni-
kahan yang paling dalam dengan Roh-Nya.
Perhatikan bahwa Maleakhi 2:15 mengatakan, “Roh (Allah) meng-
huni bahkan rincian-rincian terkecil dari pernikahan.” Dengan kata
lain, Allah mengizinkan kita melakukan ekspresi kreatif dalam perni-
kahan, namun Dia tetap menguasai seluruh hak Pencipta tentang apa
itu pernikahan dan siapa yang termasuk di dalamnya. Pernikahan tidak
dapat diciptakan ulang tanpa izin dan peran serta-Nya, dan Dia sangat
jelas mengenai hal-hal yang mendasar: “AKU, TUHAN, tidak berubah”
(Maleakhi 3:6).
10 CERITA PERNIKAHAN

Kembali ke Eden

Marilah kita kembali ke taman itu. Ingat kedua pohon itu? Salah satu-
nya, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, adalah sa-
tu-satunya pohon yang buahnya dilarang bagi Adam dan Hawa. Allah
memperingatkan bahwa jika mereka memakan buahnya, mereka akan
mati. Namun sesuatu tentang pohon itu menyebabkan mereka mema-
lingkan telinga pada peringatan Allah dan memakan buah larangan itu.

Ketika perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik un-
tuk dimakan dan menyenangkan bagi pandangan, dan juga
menarik hati karena memberi pengertian… (Kejadian 3:6 NIV,
penekanan ditambahkan)

Tentu saja banyak pohon di taman ini yang baik untuk dimakan
dan sedap dipandang. Tetapi sebatang pohon yang buahnya berkuasa
menaikkan seseorang pada status Allah adalah hal yang benar-benar
berbeda. Hawa berpikir ada sesuatu lebih dari apa yang telah diberi-
kan kepadanya. Kita mendapati hal menakjubkan bahwa perempuan itu
hendak menggenggam sesuatu yang tidak dia miliki (kesetaraan dengan
Allah) dan dalam proses itu ia kehilangan sesuatu yaitu memperoleh
peluang yang sudah dia miliki (hikmat).
Adam dan Hawa ingin menjadi seperti Allah terlepas dari pengaruh
dan otoritas-Nya. Mereka menggenggam suatu peran yang tidak diwa-
riskan pada mereka. Ini sama sekali bertolak belakang dengan pilihan
yang dibuat oleh seorang keturunan mereka:

[Yesus] yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap


kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus digeng-
gam… (Filipi 2:6 NIV)
RENCANA SEMULA 11

Adam dan Hawa diciptakan dalam gambar Allah, namun tidak


setara dengan Dia. Gambar dari sesuatu berbicara tentang suatu ba-
yangan, bukan suatu perwakilan dalam keseluruhannya. Janji palsu
tentang kesetaraan dengan Allah menyebabkan laki-laki dan perem-
puan itu mengira mereka sedang menerima sesuatu, ketika sebenarnya
mereka berdua kehilangan sesuatu. Mereka tidak menerima hikmat;
mereka mendapatkan penipuan.2
Pasangan yang tertipu dan tidak taat itu diusir dari taman itu. Me-
reka tidak akan pernah lagi memiliki jalan masuk pada buah yang di
dalamnya terdapat pohon kehidupan. Tanpa buah kehidupan ini, Adam
dan Hawa dihukum dengan kematian. Mereka mati, dan taman me-
reka menghilang. Namun dalam suatu cara, mereka hidup, karena kita
adalah keturunan mereka. Laki-laki dan perempuan tidak lagi memi-
liki kekekalan individu di bumi ini, namun pernikahan adalah suatu
cara untuk melanjutkan kehidupan melalui reproduksi.
Kabar baiknya ialah bahwa salib Kristus adalah pohon kehidupan
kita yang utama. Ia memulihkan segala sesuatu yang telah hilang di
taman itu. Dan suatu pernikahan yang saleh dapat berfungsi sebagai
suatu pohon kehidupan yang abadi. Ia menyediakan kerangka yang di-
perlukan akan warisan dan keintiman. Inilah alasan mengapa begitu
penting bagi Allah agar kita menghargai pernikahan, menjaga rohnya,
dan mengasihi satu sama lain dengan baik.
Tidak diperlukan seorang pakar hubungan untuk memberitahu kita
bahwa sesuatu yang penting telah bergeser antara taman itu dan seka-
rang. Banyak pernikahan yang merupakan kebalikan dari satu pohon
kehidupan yang abadi. Perceraian, perzinahan, kekecewaan, ketidakba-
hagiaan, dan sakit hati memporak-porandakan pernikahan dan rumah
kita. Karena penyelewengan-penyelewengan cinta ini, banyak orang
tidak memahami tujuan pernikahan – atau bahkan mengapa mereka
ingin menikah. Yang lain yang menikah semata-mata mencoba untuk
12 CERITA PERNIKAHAN

bertahan dari tembakan yang bersilangan. Bagi mereka, pernikahan


bukanlah suatu tempat perlindungan yang aman. Itu adalah sebuah
zona perang.

Hari 3

Sumber Kasih

... “Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara


bangsa-bangsa lain.” (Roma 2:24)

Ketika kita, Tubuh Kristus, tidak hidup dan mengasihi dengan baik,
orang-orang akan menghujat nama Allah. Ini tidaklah mengejutkan,
sebab jika kita menyebut diri kita “orang Kristen”, kita menyatakan diri
menjadi duta-duta Kristus. Rasul Paulus menulis:

Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus


dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami
ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasi-
hati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami
meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
(2 Korintus 5:19-20)

Seorang duta ialah seorang utusan atau perwakilan yang sah.3


Sebagai orang-orang Kristen, kita berbicara bagi Kristus. Sungguh suatu
kehormatan! Kita telah diundang, bahkan dituntut, untuk mengambil
bagian dalam pelayanan pendamaian dari Allah. Kita berbicara bagi
Allah dengan kata-kata dan tindakan-tindakan kita. Inilah tujuan kita
RENCANA SEMULA 13

dalam hidup. Kita adalah rekan-rekan sekerja Allah yang meluaskan


kerajaan-Nya di bumi ini.
Jadi apa yang Kristus minta untuk kita lakukan, sebagai duta-duta-
Nya? Yesus berkata, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi
kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yohanes 13:34).
Syukurnya misi ini bukanlah sesuatu yang harus kita selesaikan
melalui kemauan keras kita sendiri. Kitab Suci membuatnya jelas bahwa
untuk menggenapi tujuan kita, kita harus pertama-tama berada di
dalam Kristus – pewaris-pewaris anugerah-Nya melalui karya penyela-
matan-Nya di atas salib. Kemudian kita dapat bergerak di dalam kuasa
Roh-Nya yang mengubahkan, dan hanya dengan itu kita lalu dapat
mengasihi satu sama lain sebagaimana Dia mengasihi kita.
Di bawah perjanjian anugerah yang baru ini, Allah tidak pernah
memberikan kita suatu perintah bahwa Dia tidak akan memampu-
kan kita untuk menggenapinya. Karena kita berada di dalam Kristus,
Roh-Nya akan memampukan pernikahan dan kehidupan individual kita
untuk menyingkapkan kehadiran dan kasih-Nya pada dunia. Namun,
kita tidak dapat menyingkapkan kasih-Nya hingga kita pertama-tama
mengalaminya sendiri. Dalam Efesus 3:16-19, Paulus menawarkan
kunci untuk menerima kuasa kasih Kristus:

Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, me-


nguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam ba-
tinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu
dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa,
supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat
memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan
dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, seka-
lipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya
kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
14 CERITA PERNIKAHAN

Agar menerima pewahyuan akan kasih Kristus, pertama-tama kita


harus mengizinkan Allah memampukan kita dengan kekuatan dari
dalam melalui Roh-Nya. Tetapi ini tidak dapat terjadi jika Anda tidak
menyerahkan hidup Anda kepada-Nya. Bila hidup Anda telah men-
jadi milik-Nya, Anda akan memiliki kesempatan untuk terus-menerus
bertumbuh di dalam kasih-Nya, suatu perjalanan yang pada akhirnya
akan memimpin Anda pada suatu kehidupan yang lengkap dan utuh.
(Untuk mempelajari tentang penyerahan hidup Anda kepada Kristus,
lihat halaman 297.)
Hanya dua ayat setelah Paulus menuliskan tentang kuasa yang
datang dari pengenalan akan kasih Kristus, ia menjelaskan tujuan kua-
sa ini:

Sebab itu aku menasihatkan kamu, …supaya hidupmu sebagai


orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan pang gil-
an itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan
sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan
berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai se-
jahtera. (Efesus 4:1-3, penekanan ditambahkan)

Perhatikanlah Paulus menulis, “supaya hidupmu … berpadanan


dengan panggilan itu”. Sekali lagi, ia sedang berbicara mengenai tujuan
kita: untuk menyingkapkan kasih, kebenaran, dan cara hidup Allah
(kerajaan-Nya) kepada dunia. Tak satupun hal ini menjadi mungkin
tanpa suatu pengetahuan karena mengalami kasih Allah. Pengetahuan
teoritis tidak akan berarti. Hanya ketika kita memiliki pengalaman
pribadi mengenai kasih Allah itulah kita dimampukan membangun ke-
hidupan – dan pernikahan – yang berpadanan dengan panggilan kita.
Dalam pasal ini, Paulus menggambarkan pola-pola perilaku ter-
tentu yang kedengarannya seperti praktik-praktik pernikahan terbaik:
RENCANA SEMULA 15

rendah hati, lemah lembut, sabar, menghargai kekurangan satu sama


lain, dan giat berusaha memelihara kesatuan dalam damai sejahtera.
Bukanlah kebetulan bahwa tepat pada pasal berikutnya di Efesus, kita
menemukan beberapa ayat Alkitab yang sangat terkenal mengenai per-
nikahan. (Ingatlah, penandaan pasal dan ayat ditambahkan oleh gereja
pada abad ketiga belas dan tidak ada di dalam surat-surat asli Paulus.)
Mungkinkah bahwa dalam Efesus 1-4, Paulus sedang mempersiapkan
hati para pembacanya untuk sesuatu yang hendak dibagikannya – ke-
benaran-kebenaran radikal mengenai pernikahan yang akan menuntut
pengetahuan radikal tentang kasih Allah?
Jadi beginilah urutannya: Sebelum Anda dapat mengasihi dengan
baik (apakah itu pasangan Anda atau orang lain), Anda harus pertama
sekali menemukan betapa dalamnya kasih Allah bagi Anda. Pengeta-
huan Anda akan kasih Allah tidak dapat didasarkan pada informasi
dari tangan kedua; Anda harus mengalaminya sendiri. Ketika Anda
mengalami kasih Kristus, “kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenu-
han dan kuasa yang datang dari Allah.” Hanya dengan begitu Anda lalu
dapat menjalani hidup yang berpadanan dengan panggilan Anda. Kua-
sa untuk hidup dan mengasihi dengan baik berasal dari pengetahuan
yang mendalam akan kasih Allah yang begitu besar bagi Anda.

Tujuan Pernikahan

Jika tujuan individual Anda ialah menjadi seorang perwakilan Kristus


di bumi ini, apa yang menjadi tujuan pernikahan Anda?
Mari kita mulai dengan ini: Allah adalah kasih. Kasih bukan hanya
sesuatu yang Allah lakukan. Itu bukanlah sesuatu yang Dia miliki saja.
Kasih itulah Dia. Pernikahan ialah sebuah lembaga kasih, lembaga per-
tama yang Allah dirikan. Pernikahan bukan hanya lembaga pertama
16 CERITA PERNIKAHAN

yang Allah dirikan, namun itu juga simbol puitis yang Dia gunakan
untuk mewakili kedalaman kasih dan komitmen-Nya bagi kita, Gereja
dan mempelai-Nya. Mempelai wanita dan mempelai pria adalah suatu
gambaran dari Gereja dan Kristus.
Karena perlambangan yang sangat dalam ini, bahkan ada suatu
maksud yang lebih dalam dan lebih gelap di balik serangan menentang
pernikahan, suatu motif yang hanya disadari oleh segelintir orang. Se-
rangan-serangan menentang pernikahan – definisinya, peruntukannya,
dan akar-akar ilahinya – merupakan sesuatu yang lebih dari perkem-
bangan politik dan sosial. Kitab Suci membuatnya jelas bahwa kita tidak
hanya berjuang melawan daging dan darah, bahwa lawan kita bukanlah
suatu pemerintahan atau organisasi (lihat Efesus 6:12). Ada satu musuh
kuno – musuh jiwa kita – sedang bekerja di balik layar untuk membe-
lokkan dan menyelewengkan penyatuan ilahi. Ia tidak akan berhenti
menyerang pernikahan hingga dia benar-benar mengubah kerangka
rujukan kita terhadap bagaimana Allah mengasihi dan berhubungan
dengan umat-Nya. Hal terakhir yang Setan inginkan ialah agar kita
menemukan dan menerima kasih Allah yang mengubahkan. Tetapi
oleh anugerah Allah, kita dapat mengalahkan musuh kita dan merang-
kul segala sesuatu yang Allah inginkan di dalam dan bagi pernikahan
kita.

Apa yang Yesus Pikirkan?

Allah bukan hanya menciptakan pernikahan, Dia juga memiliki satu


rencana dan tujuan yang tidak berubah bagi pernikahan. Meskipun
perdebatan mengenai fakta-fakta pernikahan telah menjadi suatu topik
yang hangat selama ribuan tahun, Dia masih berdiri dengan kokoh di
belakang rencana awal-Nya. Lihatlah apa yang Yesus katakan kepada
RENCANA SEMULA 17

orang-orang Farisi di dalam salah satu percakapan-Nya yang sangat ter-


kenal mengenai pernikahan:

Suatu hari orang-orang Farisi sedang mengganggu-Nya: “Apa-


kah diperbolehkan bagi seorang laki-laki untuk menceraikan
istrinya dengan alasan apa saja?”

Dia menjawab, “Tidakkah kamu baca dalam Alkitabmu bahwa


sang Pencipta sejak semula menjadikan laki-laki dan perempuan
untuk satu sama lain, laki-laki dan perempuan? Dan karena ini,
seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan teri-
kat dengan kokoh kepada istrinya, menjadi satu daging – bukan
lagi dua tubuh melainkan satu. Karena Allah menciptakan pe-
nyatuan organik dari kedua jenis kelamin ini, tak seorangpun
boleh menajiskan karya seni-Nya dengan memisahkan mereka.”
(Matius 19:3-6 The Message)

Orang-orang Farisi bermaksud ingin tahu apa yang diperbolehkan,


namun Yesus ingin mereka memahami kuasa kasih.
Kita tidak dapat menyangkal fakta bahwa Allah sejak semula me-
rencanakan laki-laki dan perempuan untuk satu sama lain. Dalam
pernikahan, mereka meninggalkan orangtua mereka untuk memben-
tuk penyatuan kehidupan. Begitu kedua jenis kelamin itu bersatu, tak
seorangpun boleh memutuskan ikatan mereka.

Mengapa Allah Peduli tentang Perceraian?

The Message menyebut perceraian suatu penajisan terhadap karya seni


Allah. Itulah fakta bahwa pernikahan adalah karya seni Allah – sesuatu
18 CERITA PERNIKAHAN

yang Dia ciptakan – yang membuat perceraian adalah suatu hal yang
begitu serius.
Menajiskan ialah memperlakukan sesuatu yang kudus dengan san-
gat tidak hormat.4 Sinonim dari menajiskan meliputi kata-kata seperti
menghujat, menfitnah, merendahkan, merusakkan, menista, dan meng-
hina. Semua istilah ekstrim ini menyampaikan suatu nuansa kekerasan.
Kita merujuk pada parafrase The Message, namun setiap terjemahan
menyampaikan betapa seriusnya memisahkan apa yang telah dipersa-
tukan oleh Allah. Dan melalui kajian kontekstual yang tepat, kita dapat
menarik kesimpulan bahwa Yesus sedang berbicara tentang seluruh
pernikahan.5
Dapatkah Anda bayangkan bagaimana dunia ini akan menanggapi
jika seseorang merendahkan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci? Se-
tiap saluran berita akan mengangkat kisah itu. Pelakunya akan dihu-
kum oleh masyarakat dan barangkali menghabiskan sisa hidupnya di
dalam penjara. Bagaimana mungkin seseorang berani merendahkan
salah satu karya seni terbesar manusia? Leonardo akan berguling-gul-
ing di dalam kuburnya.
Jadi, Allah memandang pernikahan sebagai salah satu dari karya
seni terbesar untuk diungkapkan melalui ciptaan favorit-Nya. Gairah-
Nya bagi pernikahan ialah bukti di dalam tanggapan Yesus kepada
orang-orang Farisi. Mereka mendapati kata-kata-Nya terlalu agung un-
tuk mereka hadapi, sehingga mereka menolak untuk menjawab-Nya.
Tidak dapat memahami pernikahan dari sudut pandang maksud Al-
lah sejak semula, mereka bersembunyi di balik Hukum Musa – suatu
pendekatan yang memberi mereka lisensi untuk meninggalkan perni-
kahan dan bukannya kemampuan untuk bertahan.

Mereka bertanya lagi untuk membantah, “Jika demikian, me-


ngapa Musa memberikan perintah mengenai surat cerai dan
prosedur perceraian?”
RENCANA SEMULA 19

Yesus berkata, “Musa menetapkan perceraian sebagai suatu


kelonggaran bagi ketegaran hatimu, namun itu bukanlah bagian
dari rencana Allah yang semula. Aku sedang menarik kamu ke-
pada rencana semula itu, dan sedang menarikmu terkena akan
perzinahan jika kamu menceraikan istrimu yang setia dan ke-
mudian menikahi orang lain. Aku membuat suatu pengecualian
dalam hal si pasangan telah melakukan perzinahan.” (Matius
19:7-9 The Message)

Di bawah Hukum Musa, kelonggaran dibuat karena kekerasan hati


manusia. Ini adalah suatu ketetapan, bukan tujuan Allah sejak semula.
Tidak melakukan kekeliruan; Allah membenci dampak perceraian. Ke-
tika seorang suami dan istri berpisah, salah satu dari rahasia ciptaan
Allah (sebagaimana pernikahan digambarkan dalam Efesus 5:31-32) di-
hina dan dikoyak-koyak.

Hari 4
Suatu Hati yang Baru

…“Aku sedang menarik kamu kepada rencana semula itu,


dan sedang menarikmu terkena akan perzinahan jika kamu
menceraikan istrimu yang setia dan kemudian menikahi orang
lain….” (Matius 19:9 The Message)

Sekali lagi, Yesus tidak akan pernah meminta kita melakukan se-
suatu yang Dia tidak akan mampukan kita menyelesaikannya. Dia
menarik kita kepada rencana awal Allah bagi pernikahan karena Dia
dengan rela memperlengkapi kita untuk menjalaninya. Hukum Musa
membuat kelonggaran bagi hati yang dikeraskan, namun melalui pe-
20 CERITA PERNIKAHAN

ngorbanan Yesus kita menerima hati baru yang dilahirkan dari Roh dan
bukannya dari batu.

… Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di
dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati
yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (Yehezkiel
36:26)

Kita melihat ini bergema di Perjanjian Baru. Rasul Paulus me-


nyemangati kita dengan kata-kata ini:

… Karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh


Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5)

Kebaruan hati ini bukanlah sesuatu yang dapat kita kerjakan. Itu
tergantung pada kuasa Allah dan kebesaran kasih-Nya. Namun, kita
bertanggung jawab untuk merendahkan diri kita dan menerima kuasa
itu. Ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah memaksakan kasih-Nya
atas Anda. Dia adalah seorang yang tidak pernah memaksakan diri-
Nya atas kita.
Karena kita telah memiliki hati yang baru, hati yang mampu mene-
rima kasih Kristus, sekarang kita dapat merangkul pernyataan Yesus
yang menakutkan tentang rencana Allah semula bagi pernikahan dan
perceraian.
The Message menggunakan kata terkena (berarti “bertanggung
jawab dengan hukum; dapat dijawab secara sah”6) untuk menggambar-
kan keadaan seseorang yang menceraikan seorang pasangan yang setia.
Kita tahu ini mungkin terdengar seperti suatu perintah yang dilebih-
lebihkan, namun jika Allah menarik kita pada standar ini, Dia lebih
rela memberi kita karunia untuk menggenapinya. Namun karena per-
RENCANA SEMULA 21

jalanannya tidaklah mudah atau otomatis, begitu banyak pilihan untuk


keluar justru ketika mereka seharusnya tertancap di dalamnya.
Menurut sebuah penelitian, dua dari tiga pasangan menikah yang
tidak bahagia akan menjadi bahagia dengan pernikahan mereka di
dalam lima tahun, asalkan mereka tidak bercerai.7 Jadi, jangan me-
nyerah! Kami tidak tahu keadaan pernikahan Anda saat ini, namun
bahkan jika Anda merasa tidak berdaya, masih ada harapan. Terobosan
Anda mungkin ada di sekitar topik ini. Yesus datang untuk membuat
pernikahan yang baik menjadi lebih baik dan pernikahan yang hancur
menjadi utuh.*

Pengecualian

Aku membuat suatu pengecualian dalam hal si pasangan telah


melakukan perzinahan.” (Matius 19:9 The Message)

Yesus membuatnya jelas bahwa ada suatu pengecualian bagi ren-


cana semula itu. Bahkan dalam kasus perzinahan pun, akhir suatu
pernikahan adalah masalah pilihan. Jika pasangan Anda telah tidak se-
tia, Anda tidak harus bertahan, namun Anda juga tidak harus mening-
galkannya. Yang manapun yang Anda pilih, Anda benar-benar harus
mengampuni.
Ada suatu perbedaan yang sangat besar antara pengampunan dan
rekonsiliasi. Anda sebaiknya mengampuni seseorang yang merampok
Anda, namun itu tidak berarti Anda harus mengundang si pencuri
masuk ke rumah Anda. Rekonsiliasi hanya mungkin terjadi jika satu

*Anda sebaiknya tidak pernah berada dalam suatu situasi yang berbahaya bagi Anda atau anak-anak
Anda. Jika ada pelecehan dalam pernikahan Anda, harap mengambil tindakan segera untuk menyelamat-
kannya. Hubungi gereja Anda atau pemerintah setempat untuk dukungan dan tuntunan selanjutnya.
22 CERITA PERNIKAHAN

pasangan dapat dipulihkan pada suatu tingkat kesatuan setelah suatu


pelanggaran yang memilukan terhadap perjanjian, iman dan rasa per-
caya.
Kami tidak pernah mengalami kepiluan karena perzinahan, namun
kami telah mendampingi rekan-rekan yang mengalami kengeriannya.
Beberapa dari pasangan ini memilih untuk merangkul rekonsiliasi.
Mereka bekerja keras untuk memperbaiki potongan-potongan perjanji-
an mereka yang telah hancur. Dalam setiap kasus, pasangan yang tidak
setia itu datang pada suatu tingkat kehancuran dan pertobatan. Mari
kita perjelas: rekonsiliasi tidak dapat terjadi tanpa pertobatan. Bah-
kan Allah, dalam kebaikan dan kemurahan-Nya yang tidak terbatas,
menuntut pertobatan dari kita – memiliki suatu perubahan pikiran dan
hati – sebelum kita diperdamaikan dengan Dia.
Kami juga mengenal pasangan-pasangan yang tidak dapat diperda-
maikan. Mereka tidak perlu merasakan beratnya penghukuman. Yesus
mengerti gawatnya pengkhianatan dan membuat suatu ketetapan yang
dibutuhkan. Kami telah menyaksikan Allah memberkati kawan-kawan
ini setelah mereka dipulihkan dari gelombang perceraian.
Jika Anda telah mengalami perceraian, kami mendorong Anda untuk ti-
dak membiarkan perceraian itu mendefinisikan hidup Anda. Itu adalah
satu bagian dari masa lalu Anda, namun itu tidak harus menentukan
masa depan Anda.
Masa lalu bukanlah milik Anda. Itu milik Allah. Musuh jiwa Anda
akan berusaha menggunakan masa lalu Anda untuk menggagalkan
rencana-rencana Allah bagi masa depan Anda. Ingatlah bahwa Allah
telah memberi Anda hari ini dan bahwa pilihan-pilihan yang Anda buat
hari ini akan membentuk esok Anda – bukan kemarin Anda. Jika Anda
membuat pilihan-pilihan yang menyedihkan, rangkullah hikmat dan
kuasa Allah. Rendahkanlah hati Anda melalui pertobatan dan alamilah
keajaiban anugerah-Nya, yang berkuasa mengubahkan keadaan yang
paling suram.
RENCANA SEMULA 23

Apakah Saya Buntu?

Penjelasan Yesus akan rancangan Allah mengenai pernikahan pasti-


lah menjadi suatu permulaan radikal dari kebiasaan umum. Bukannya
mengilhami murid-murid-Nya, kata-kata-Nya justru menekan mereka.
Lihatlah keluhan mereka:

Murid-murid Yesus keberatan, “Jika demikianlah halnya dengan


pernikahan, kami berhenti saja. Mengapa menikah?” (Matius
19:10 The Message, penekanan ditambahkan)

Berhenti? Sungguh suatu cara pandang yang mengerikan terhadap


hidup pernikahan! Namun, seperti murid-murid itu, banyak dari an-
tara kita yang memandang pernikahan sebagai sesuatu yang menyesak-
kan dan membatasi. Berapa banyak pria dan wanita lajang yang terkena
wabah ketakutan menikahi orang yang salah dan berakhir buntu?
Apa yang kita pelajari ialah bahwa pernikahan bukanlah melulu soal
menemukan orang yang tepat seolah pernikahan itu ialah soal menjadi
orang yang tepat. Jangan salah paham dengan kami, ketika mencari satu
pasangan, memang penting untuk mencari petunjuk ilahi dan damai
sejahtera dari Roh. Namun terlalu sering kita meyakini Tuan atau Nona
Tepat akan memenuhi semua celah lubang dalam kehidupan kita secara
ajaib. Tidak ada manusia yang dapat melakukan tugas itu. Itu adalah
peran yang hanya dapat dipenuhi oleh Allah. Dan Anda tidak dapat
mengatur kondisi siapapun, mengubah mereka persis seperti yang Anda
pikir Anda perlukan. Yang dapat Anda lakukan ialah merangkul proses
pemurnian dari Allah dan menjadi seorang pria atau wanita yang de-
ngan tanpa mementingkan diri sendiri menyerahkan hidup Anda bagi
pasangan Anda saat ini atau di masa mendatang. Dalam proses menye-
rahkan hidup ini, Anda akan menemukan lebih banyak pemenuhan
24 CERITA PERNIKAHAN

dibandingkan jika Anda mencari kepentingan bagi diri Anda sendiri.


Matius 6:22 mengatakan bahwa pelita dari seluruh tubuh ialah mata.
Ini berarti bahwa cara pandang Anda akan menjadi realitas Anda. Suatu
pandangan “Aku buntu” akan membatasi apa yang dapat Allah lakukan
di dalam dan melalui pernikahan Anda. Jika Anda merasa pernikahan
Anda sebagai suatu perangkap keputusasaan, maka akan menjadi se-
perti itulah dia. Lingkungan alamiah Anda pada akhirnya akan diten-
tukan oleh pandangan rohani Anda, dan tidak terkecuali pernikahan.
Anda mungkin berpikir, John dan Lisa, Anda terlalu banyak menun-
tut. Anda ingin saya menyerahkan diri bagi pasangan saya? Itu mengge-
likan. Bagaimana dengan kebutuhan, harapan dan mimpi-mimpi saya?
Yesus menginginkan saya bahagia. Apa yang Anda bagikan hanyalah
pikiran yang indah, sesuatu yang dicita-citakan. Kami dapat meyakink-
an Anda, Allah sungguh ingin Anda bahagia – namun kebahagiaan
sejati ialah efek samping dari suatu pengejaran yang lebih besar. Ke-
bahagiaan berasal dari memenuhi suatu tujuan yang lebih tinggi dan
setiap tujuan yang pantas akan menuntut Anda menyerahkan hidup
Anda. Dalam menghilangkan keegoisan, kita menemukan kebahagiaan
yang sejati. Pernikahan menyediakan lingkungan yang sempurna un-
tuk mengubah hidup yang berpusat pada diri sendiri.
“Jika dua pasangan,” tulis Timothy dan Kathy Keller, “masing-mas-
ing berkata, ‘Saya akan menghilangkan keegoisan saya sebagai masalah
utama dalam pernikahan’, Anda memiliki peluang akan suatu pernika-
han yang sungguh hebat.”8 Berpusat pada diri sendiri menghalangi kita
menikmati pernikahan dalam kepenuhannya. Jika Anda sedang bergu-
mul di dalam hubungan Anda dengan pasangan, barangkali berpusat
pada diri sendiri adalah sumber masalahnya.
RENCANA SEMULA 25

Hari 5

Luasnya Pernikahan

Tetapi Yesus berkata, “Tidak semua orang cukup dewasa untuk


menjalani suatu
hidup pernikahan. Itu menuntut suatu kecerdasan dan karunia
tertentu. Pernikahan bukanlah untuk semua orang. Sebagian
orang, nampaknya sejak lahirnya, tidak pernah memikirkan
pernikahan. Yang lain tidak pernah ditanya – atau menerima.
Dan sebagian orang memutuskan tidak menikah karena alasan-
alasan kerajaan. Tetapi jika engkau mampu bertumbuh ke dalam
luasnya pernikahan, menikahlah.” (Matius 19:11-12 The Mes-
sage, penekanan ditambahkan)

Sementara murid-murid berfokus pada perasaan buntu, Yesus se-


dang membuat suatu pernyataan yang berpotensi menambah batas-ba-
tas keberadaan mereka. Yesus tidak melihat pernikahan sebagai suatu
perangkap. Dia melihatnya sebagai sesuatu yang dapat meluaskan ke-
hidupan Anda.
Mungkin terlihat bahwa pernikahan mengurangi jumlah dan ni-
lai pelakunya; bagaimanapun, bukankah itu dua menjadi satu? Namun
bukannya mengurangi atau membagi, pernikahan menyebabkan per-
tambahan. Ketika dua menjadi satu, ada pelipatgandaan dalam setiap
bidang kehidupan. Bahkan sebelum menciptakan Hawa, Allah telah
memberikan Adam perintah untuk beranakcucu dan bertambah ba-
nyak –sebuah perintah yang tidak terbatas pada menghasilkan bayi-
bayi semata. Potensi pelipatgandaan yang sebenarnya dalam perni-
kahan mustahil dan terlalu luas untuk diukur.
26 CERITA PERNIKAHAN

Kami dapat meyakinkan Anda bahwa Anda tidak akan membaca


buku ini (atau buku manapun dari salah satu dari kami berdua) jika bu-
kan karena pernikahan kami. Kami hanya akan menjalani kehidupan
yang sempit. Saya (John) menjadi siapa saya hari ini adalah karena anu-
gerah Allah dan karena karunia-Nya pada Lisa Bevere. Apakah perni-
kahan kami selalu mudah? Sama sekali tidak! Namun Allah telah me-
makai pernikahan kami untuk meluaskan hidup saya dalam setiap hal.
Saya (Lisa) merasakan hal yang persis sama dan saya begitu bersyu-
kur atas bagaimana Allah telah meluaskan hidup saya melalui suami
saya. Pada awal ketika kami menikah, saya takut dengan orang-orang,
terlebih karena merasa tidak aman setelah kehilangan satu mata karena
kanker ketika saya berusia lima tahun. John mengetahui kelemahan
saya, namun ia tetap berbicara tentang karunia Allah dalam hidup saya.
Dorongannya menolong membebaskan saya masuk dalam rencana Al-
lah dan suatu kehidupan yang lebih besar, yang ternyata melibatkan
banyak melayani orang-orang.
Seperti yang telah kami katakan, ketika Allah memerintahkan kita
untuk berlipat ganda, Dia tidak hanya sedang berbicara tentang mem-
buat bayi. Allah menyadari bahwa penyatuan laki-laki dan perempuan
(yang kelihatan sebagai penambahan sederhana dari satu tambah satu)
akan menciptakan kesempatan bagi pelipatgandaan yang besar. Prin-
sip ini mengandung kebenaran dalam setiap bidang kehidupan: karir
Anda, kehidupan keluarga Anda, kehidupan rohani Anda, dan lain-
lain. Dalam pernikahan, Allah telah memberi kita sesuatu yang dapat
mendorong batas-batas kita. Jika hidup Anda kekurangan berkat dan
pelipatgandaan, kini saatnya berhenti berusaha dan mulai menghargai
dan mencintai pasangan Anda.
RENCANA SEMULA 27

Itu Tidak Mudah

Seorang ahli strategi militer yang baik akan memberitahu Anda bahwa
satu unsur penting dari setiap pertempuran yang besar ialah suatu pe-
ngetahuan yang mendalam akan sang musuh dan rencana-rencananya.
(Menurut Anda, mengapa tim sepak bola menghabiskan begitu ban-
yak waktu untuk menonton video pertandingan lawan-lawan mereka?)
Ketika sang musuh menyerang pernikahan, khususnya pernikahan
Kristen, tujuannya ialah untuk memecah-belah dan menaklukkan. Pe-
ngetahuan ini seharusnya memberi kita motivasi untuk menahan tipu
dayanya.
Ketika kita berjuang demi pernikahan kita, kita sedang berjuang
demi suatu gagasan Allah. Ingatlah: Allah, bukan Anda, yang mencip-
takan pernikahan. Setan membenci pernikahan karena itu lebih dari
sekadar suatu hubungan seksual – itu adalah suatu penyatuan rohani.
Karena pernikahan Anda memiliki arti yang sedemikian penting, ia
akan menghadapi penentangan. Tetapi Anda harus terus berlari untuk
meraih hadiahnya (lihat Filipi 3:14). Yesus tidak pernah mengatakan
bahwa pernikahan itu mudah. Malahan, Dia menantang kita dengan
kata-kata ini:

…“Tidak semua orang cukup dewasa untuk menjalani suatu


hidup pernikahan. Itu menuntut suatu kecerdasan dan karunia
tertentu.” (Matius 19:11 The Message)

Satu bagian besar dari kedewasaan ialah kerelaan untuk bertumbuh


dan belajar. Dalam bukunya Sacred Marriage, pengarang Gary Thomas
menuliskan, “Jika Anda ingin menjadi semakin seperti Yesus, saya ti-
dak dapat membayangkan cara yang lebih baik untuk dilakukan selain
dengan menikah. Menikah memaksa Anda menghadapi beberapa sifat
28 CERITA PERNIKAHAN

yang tidak akan pernah akan Anda hadapi jika tidak menikah.”9 Ye-
sus membuatnya jelas bahwa kehidupan pernikahan akan membongkar
ketidakdewasaan kita, namun jika kita dengan rela bertumbuh dalam
anugerah-Nya (yang menuntut kerendahan hati, tidak mementingkan
diri sendiri, dan kesabaran), pada akhirnya kita akan menikmati luas-
nya pernikahan.

Kontrak atau Perjanjian

Orang-orang sering memandang sebuah janji pernikahan sebagai suatu


kontrak. Ini adalah suatu masalah. Sebuah kontrak hanyalah suatu ke-
sepakatan yang diciptakan untuk membatasi gerakan. Kontrak secara
tersirat berkata, “Inilah batas-batasnya. Anda tidak akan melanggar ke-
sepakatan ini. Jika Anda melanggar syarat-syarat kami, maka saya pu-
nya hak untuk keluar dari sini.” Dengan kata lain, saya tidak tertancap.
Kontrak juga merupakan sebuah kata kerja, sebuah kamus Mer-
riam-Webster mengartikannya sebagai “mengurangi tekanan atau pak-
saan bersama-sama.” Tak satupun terdengar seperti apa yang Yesus se-
but luasnya pernikahan. Pernikahan dimaksudkan untuk meluaskan
kehidupan kita, bukan mempersempitnya.
Allah tidak memandang pernikahan sebagai suatu kontrak sema-
ta; Dia melihatnya sebagai suatu perjanjian rohani. Itu adalah suatu
kesepakatan yang berseru, “Aku sedang memberikan seluruh diriku
kepadamu. Seluruh diriku dan segala milikku adalah milikmu, dan
seluruh milikmu adalah milikku sekarang. Apapun yang kita lakukan
akan berlipat ganda, bertambah luas, dan meningkat karena pertukaran
yang indah ini.” Perjanjian menyatakan dengan gembira, “Aku tertan-
cap! Dan saya bahagia dengannya!” Itulah perluasan.
Paulus mengatakan kepada orang-orang Efesus:
RENCANA SEMULA 29

Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah me-


ngasihi jemaat …. (Efesus 5:25, penekanan ditambahkan)

Paulus mendorong suami-suami untuk mengasihi istri-istri mereka


sama seperti Kristus mengasihi Jemaat. Kasih ini ialah kasih perjanjian
yang lebih dari pada suatu kontrak. Para suami, tidakkah Anda senang
bahwa Yesus mengasihi Anda bahkan ketika Anda sangat tidak layak
dikasihi? Tidakkah Anda senang bahwa Yesus tidak pernah meman-
dang hubungan-Nya dengan Anda hanya sebagai suatu kontrak, sesuatu
yang Dia “tertancap” di dalamnya? Tujuan kita haruslah meneladani
kasih Yesus dalam tanggapan dan sikap kita terhadap mempelai wanita
kita. (Ngomong-omong, Paulus tidak berhenti di sana. Dia lanjutkan
dengan mengatakan agar kita mengorbankan nyawa kita demi istri kita.
Perintah yang hebat!)
Ingatlah bahwa dalam Efesus 3, persis sebelum ia menuliskan ka-
ta-kata ini, Paulus menjelaskan betapa dalamnya kasih Allah kepada
umat-Nya. Hanya dua pasal kemudian, ia memerintahkan bahwa jenis
kasih yang sama harus ditemukan dalam pernikahan kita – bahwa kita
mengasihi “sama seperti Kristus mengasihi Gereja.”
Pernikahan kita dimaksudkan menjadi model kasih Kristus bagi
Mempelai Wanita-Nya. Mengapa orang-orang yang tidak mengenal Ye-
sus ingin punya hubungan dengan-Nya jika hubungan di antara umat-
Nya ialah hampa akan cinta, kuasa, harmoni, dan komitmen? Apakah
Anda sudah melihat mengapa pernikahan Anda begitu penting? Itu bu-
kan hanya mengenai Anda. Itu soal kerinduan Allah menjangkau dunia
dengan kasih-Nya.
Seperti yang sudah kami bagikan sebelumnya, kasih sejati bagi pa-
sangan Anda haruslah karena limpahan penerimaan kasih Allah bagi
Anda. Suatu kasih yang sebesar ini tidak dapat diciptakan. Itu harus
diterima dari Dia yang kasih-Nya menantang pemahaman manusia.
30 CERITA PERNIKAHAN

Kami akan menjadi yang pertama memberitahu Anda bahwa


pendekatan Allah terhadap pernikahan tidaklah mudah. Ada waktu
dalam pernikahan kami ketika kami lebih suka mengakhirinya. Nam-
pak seperti semua harapan telah sirna. Namun setelah menikah lebih
dari tiga puluh tahun, hari ini kami lebih bahagia dibanding sebelum-
sebelumnya, dan kami terus maju pada tiga puluh tahun berikutnya
dengan asa dan pengharapan.

Sebatang Pohon Kehidupan atau Sebatang Pohon Kematian?

Saya (Lisa) suka berkebun, tetapi John tidak tertarik dengan ini. Dia
menikmati apa yang dihasilkan kebun, tetapi bukan kerja keras yang
dituntutnya. Berkebun membutuhkan banyak pekerjaan, dan menyita
banyak waktu. Untungnya bagi John, kami tinggal hanya beberapa me-
nit dari Whole Foods, jadi ia tidak perlu mengotori tangannya.
Seperti halnya berkebun, mengusahakan suatu pernikahan menun-
tut banyak waktu dan tenaga. Jika kita ingin pernikahan kita sehat, tidak
ada pilihan makanan cepat saji yang akan membiarkan kita mengelak-
kan perlunya bekerja, yang adalah satu hal yang baik. Mengapa? Karena
kita menghargai sesuatu yang untuknya kita bekerja, dan kita perlu
menghargai pernikahan kita.
Kabar baiknya (dan kadang-kadang buruk) ialah bahwa semua yang
Anda tanam dalam pernikahan Anda, akan Anda tuai di bidang yang
berbeda dari kehidupan Anda. Sebelumnya dalam bab ini, kami meng-
gali konsep tentang pernikahan kita yang seperti pohon kehidupan.
Kebalikannya juga benar. Pernikahan Anda juga dapat menjadi suatu
pohon kematian.
Mari kembali pada gambaran kami tentang kedua pohon di Eden:
RENCANA SEMULA 31

Kedua pohon ini menikmati kondisi tak bernoda dan tak terce-
mar yang sama. Namun satu pohon mendatangkan kehidupan,
sedangkan yang lain mendatangkan kematian.

Lembaga Allah tentang pernikahan ialah seperti tanah, dan perni-


kahan Anda saat ini atau di masa depan ialah seperti sebatang pohon.
Rencana semula tentang pernikahan adalah tanah yang baik yang di
dalamnya penyatuan Anda dapat bertumbuh, namun pilihan di tangan
Anda: Akankah pernikahan Anda akan menjadi sebatang pohon yang
menghasilkan kehidupan? Akankah pasangan, keluarga, teman-teman,
dan rekan kerja Anda mengalami kasih, sukacita, dan damai sejahtera
melalui pertumbuhannya? Atau apakah ia menawarkan keputusasaan,
keegoisan, dan kepahitan kepada mereka yang memakan buahnya?
Banyak dari kita yang telah memandang lembaga pernikahan itu
sendiri sebagai sumber masalah kita. Yang lain berusaha menyalahkan
pasangan mereka. Kedua pandangan ini membongkar suatu penolakan
terhadap pengetahuan dan menegur kemerosotan hati kita sendiri.
Kami berharap ini bukan lagi jadi masalah bagi Anda.
Sebelum Anda melanjutkan perjalanan ini, satu keputusan harus
diambil. Anda harus memilih untuk percaya bahwa pernikahan Anda
dapat dan akan menjadi seperti apa yang ditentukan oleh Allah.
Mungkin Anda cenderung berpikir, Saya akan mempercayainya ke-
tika saya melihatnya. Namun percaya pada perubahan selalu menda-
hului terjadinya perubahan, sebab semua janji Allah diterima dengan
iman. Kabar baiknya ialah bahwa pernikahan Anda bukanlah mengenai
Anda – semua itu mengenai Dia. Yang perlu Anda lakukan ialah yakin-
kan diri Anda sendiri dan biarkan Allah menjadi Allah. Bagaimanapun,
pernikahan Anda adalah karya seni-Nya. Jika Anda mengizinkan-Nya,
Dia akan mengubahkannya menjadi suatu karya agung yang indah.
Renungan Hari 1

MUSIM-MUSIM PERNIKAHAN
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit
ada waktunya.
—Pengkhotbah 3:1

Musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin – empat
musim yang berbeda, masing-masing dengan sukacita dan tantangan-
nya sendiri. Pernikahan Anda sama seperti itu. Anda akan mengalami
banyak musim dalam pernikahan, melewati beberapa musim lebih
dari sekali. Dalam setiap musim, ada hal-hal untuk dipelajari dan ke-
sempatan untuk bertumbuh. Pengarang dan pendeta Charles Swin-
doll membagikan pemahaman ini mengenai topik musim-musim:

“Saya senang Allah mengubah waktu dan musim-musim, apa-


kah Anda juga senang? ...Sang Tuan tidaklah bungkam ataupun
tidak peduli ketika Dia mengubah waktu kita dan mengubah
musim-musim kita. Alangkah salahnya berjalan susah payah
secara buta dan rutin melewati perubahan musim seumur hidup
tanpa menemukan jawaban terhadap rahasia-rahasia baru dan
belajar menyanyikan melodi-melodi yang baru! Musim-musim
dirancang untuk memperdalam kita, untuk memerintah kita
dalam hikmat dan jalan-jalan Allah kita. Menolong kita bertum-
buh kuat… seperti sebatang pohon yang ditanam di tepi aliran
air.”10

Apa yang akan Anda katakan tentang salah satu musim terindah yang
Anda bagikan dengan pasangan Anda? Jelaskanlah dengan singkat
dan ceritakanlah mengapa itu begitu istimewa bagi Anda.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Apa yang akan Anda katakan tentang salah satu badai yang paling
menantang yang Anda hadapi sebagai suatu pasangan? Bagaimana
Anda melaluinya, dan apa yang Tuhan ajarkan pada Anda?

32
RENCANA SEMULA 33

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Sebagai penyemangat, silakan periksa Pengkhotbah 3:11; Roma 8:28; 2 Korintus 2:14.

Lihatlah ke sekitar Anda. Menurut Anda, musim apakah pernikahan


Anda saat ini? Apa yang dapat Anda lakukan untuk lebih menikmati
musim ini?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Berhentilah sejenak dan berdoa, “Tuhan, apa yang dapat kami lakukan untuk dapat lebih baik
menikmati musim kehidupan yang sedang kami jalani? Berilah kami mata untuk melihat segala
sesuatu sebagaimana Engkau melihatnya. Tolonglah kami untuk menghargai kebaikan yang
akan kami tuai di masa depan karena musim ini. Dalam nama Yesus, amen.”

Seraya tahun-tahun berlalu, “sidik jari” pernikahan Anda yang unik


menjadi lebih jelas. Ambillah waktu sekarang untuk berdiam diri dan
menghargainya. Apa yang membuat pernikahan Anda istimewa? Pikir-
kanlah karunia-karunia, talenta, kepribadian, kerinduan-kerinduan, gol-
gol, pengalaman, dll, Anda dan pasangan Anda.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Berdoalah dan mintalah Roh Kudus untuk menyingkapkan keunikan hubungan Anda dan apa
yang rindu Dia kerjakan secara khusus melalui Anda dan pasangan Anda. Tuliskanlah apa yang
Dia tunjukkan pada Anda, lalu ambillah waktu untuk membagikannya dengan pasangan Anda.
Renungan Hari 2

ALLAH MENCIPTAKAN PERNIKAHAN


Allah, bukan kamu, yang menciptakan pernikahan. Roh-Nya menghuni bah-
kan rincian-rincian terkecil dari pernikahan….
—Maleakhi 2:15 The Message

Pada mulanya, sebelum lembaga manapun didirikan, pernikahan


diciptakan. Dalam kata-kata pendeta dan juru cerita yang hebat Max
Lucado:

“Allah menciptakan pernikahan. Tidak ada panitia kecil pemer-


intah yang memimpikannya. Tidak ada organisasi sosial yang
mengembangkannya. Pernikahan dikandung dan terlahir
dalam pikiran Allah.”11

Allah menciptakan pernikahan, dan itu sangatlah penting bagi-Nya –


begitu pentingnya Dia ingin terlibat secara mendalam dalam setiap as-
pek hubungan Anda. Firman-Nya berkata, “Roh yang dibuat-Nya ber-
diam di dalam kita menginginkan kita dan Dia menginginkan agar Roh
itu [disambut] dengan suatu kasih yang cemburu” (Yakobus 4:5 AMP).

Berhentilah dan pikirkanlah. Apakah Anda telah mengundang Roh


Allah masuk ke dalam setiap wilayah pernikahan Anda? Apakah tun-
tunan-Nya sangat penting bagi rencana harian Anda? Jika Anda hanya
sesekali saja mengundang-Nya, bagaimana kehidupan jadi berbeda
ketika Anda lupa melibatkan-Nya?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Anda punya kehormatan berbicara dengan Allah kapan saja, di mana


saja, tentang apa saja. Apakah Anda bergumul dengan rasa takut,
keuangan, tantangan, atau kesulitan berkomunikasi? Mengapa tidak

34
RENCANA SEMULA 35

membawa kekhawatiran Anda kepada Allah di dalam doa? Bacalah


bagian-bagian ini dengan cermat dan tuliskanlah apa yang dikatakan
Roh Kudus kepada Anda.

Filipi 4:6-7 • Matius 6:25-34 • 1 Petrus 5:7 • Yakobus 5:13-16


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Matius 7:7-11 • Yohanes 14:13-14 • 1 Yohanes 5:14-15


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Dan kami yakin akan hal ini, bahwa Dia akan mendengarkan kita kapanpun
kita meminta kepada-Nya apa saja yang sesuai dengan kehendak-Nya. Dan
jika kita sungguh-sungguh mengetahui Dia sedang mendengarkan ketika kita
berbicara kepada-Nya dan menaikkan permohonan-permohonan kita, maka
kita dapat yakin bahwa Dia akan menjawab kita.
—1 Yohanes 5:14-15 TLB

Allah tidak menginginkan pernikahan Anda menjadi suatu zona perang.


Dia mengiginkannya menjadi Eden Anda, suatu kata yang berarti tem-
pat “kesenangan dan kegirangan.” Apa yang paling Anda inginkan
Tuhan ubahkan dalam pernikahan Anda? Setelah Anda menjawabnya,
tanyalah Dia, “Apa bagian saya untuk melihat hal ini terjadi? Apa yang
perlu diubah dalam hidup saya?”
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Renungan Harian 3

MEWAKILI KRISTUS
Kita adalah wakil-wakil Kristus. Allah memakai kita untuk mengajak para
pria dan wanita untuk membuang perbedaan-perbedaan mereka dan masuk
ke dalam pekerjaan Allah yang membuat segala sesuatu benar di antara
mereka. Kita sedang bicara sekarang demi Kristus sendiri…
—2 Korintus 5:20 The Message

Allah, Pencipta Agung dari segala sesuatu, telah memberi kita


kehormatan bekerjasama dengan-Nya untuk menyingkapkan sifat-Nya
dan membawa kehendak dan jalan-jalan-Nya pada dunia. Ini berlaku
bagi kita baik secara individu maupun sebagai pasangan yang menikah.
Pengarang dan pendeta misionaris Rick Renner menjelaskan:

“Menurut perkataan Paulus di 2 Korintus 5:20, kita adalah utus-


an-utusan surgawi – ‘duta-duta’ yang telah diutus sebagai wakil-
wakil Surga ke planet bumi! Sebagai duta-duta bagi Kristus,
kita adalah suara Surga. Sebagai perwakilan-Nya, kita memiliki
wewenang berbicara dan bertindak atas nama Tuhan. Dan se-
bagai duta-duta Surga, kita sepenuhnya didukung, sepenuh-
nya dibiayai, sepenuhnya dibela, dan sepenuhnya dibantu oleh
kuasa dan sumber-sumber daya dari Surga!”12

Anda dan pasangan Anda ialah wakil-wakil Allah bagi dunia. Dia se-
dang “membuat daya tarik-Nya” melalui Anda, memohon dengan sa-
ngat agar orang-orang yang tidak percaya berbalik kepada-Nya. Jadi,
seberapa menarikkah Anda? Jika Anda tidak mengenal Allah dan Anda
melihat satu pasangan meniru pernikahan Anda, aspek-aspek apa
yang akan menyebabkan Anda tertarik kepada Dia? Apa yang akan
menjauhkan Anda dari-Nya?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

36
RENCANA SEMULA 37

Ketika Tubuh Kristus tidak hidup dan mengasihi dengan baik, orang-
orang menghujat nama Allah (lihat Roma 2:24). Apakah Roh Kudus se-
dang menunjukkan pada Anda sesuatu yang perlu diubah – mungkin
suatu sikap, tindakan, atau aspek pernikahan Anda yang tidak mewakili
Dia dengan baik? Jika ya, apa itu?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Tidak perlu merasa dihukum atau berputus asa! Apapun yang ditunjukkan Roh Kudus pada
Anda, Dia bermaksud mengubahnya. Yang Anda butuhkan ialah berserah kepada-Nya dan
minta pertolongan-Nya.

Ada bidang-bidang dalam kehidupan kita di mana kita dapat bertumbuh


dan belajar untuk mewakili Tuhan lebih baik. Bagaimana kita melaku-
kannya? Melalui pemampuan dari Roh-Nya! Karena Anda secara
pribadi telah menerima kasih-Nya, Anda menerima kemampuan untuk
mengasihi pasangan Anda dan mereka di sekitar Anda. Bacalah bagian-
bagian ini dengan cermat dan tuliskanlah apa yang disingkapkan Roh
Kudus pada Anda tentang menerima dan bertumbuh dalam kasih-Nya.

Roma 5:5 • Efesus 3:16-19 • 1 Yohanes 4:7-17


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

…Allah adalah kasih, dan setiap orang yang hidup dalam kasih, ia hidup
bersama Allah dan Allah hidup di dalamnya. Dan karena kita hidup bersama
Kristus, kasih kita bertumbuh semakin sempurna dan lengkap…
—1 Yohanes 4:16-17 TLB
Renungan Hari 4

SEBUAH HATI YANG BARU


Aku akan memberimu suatu hati yang baru, menaruh suatu roh yang baru di
dalammu. Aku akan memindahkan hati yang keras dari tubuhmu dan meng-
gantikannya dengan sebuah hati yang Allah inginkan, bukan yang diinginkan
dirimu sendiri. Aku akan menaruh Roh-Ku di dalam kamu dan memung-
kinkan kamu untuk melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu dan
menghidupi perintah-perintah-Ku.
—Yehezkiel 36:26-27 The Message

Mungkin Anda menghampiri pernikahan dengan beberapa ketakutan


dan kekhawatiran. Barangkali pengalaman-pengalaman pribadi atau
norma-norma budaya kita telah menyebabkan Anda memandang an-
ugerah pernikahan sebagai suatu beban. Bisa jadi Anda telah menge-
raskan hati Anda dalam rasa takut akan kegagalan. Barangkali Anda
juga telah bertanya, “Apakah saya buntu?” Allah ingin menerobos se-
tiap penghalang dan memberi Anda satu hati yang baru, yang lembut
dan peka terhadap sentuhan kasih-Nya, sehingga Anda dapat berkem-
bang dan menggenapi rencana awal-Nya.

Tidak ada yang lebih penting bagi Yesus selain hati Anda. Bacalah kata-
kata dalam Lukas 8:5-15 dengan cermat. Apa yang Roh Kudus sedang
tunjukkan pada Anda dalam bagian ini? Apa yang sedang disingkap-
kan-Nya tentang hati Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Perumpamaan tentang penabur juga dapat ditemukan dalam Matius 13:3-23
dan Markus 4:3-20.

Dari diri sendiri, Anda tidak dapat mengetahui apa yang ada di dalam
hati Anda. Tetapi Allah dapat menyingkapkan dan menyembuhkannya.

Ambillah waktu sejenak untuk merenungkan kebenaran ini.

38
RENCANA SEMULA 39

…Sebab TUHAN menyelidiki setiap hati dan mengerti setiap


maksud di balik pemikiran. Jika engkau mencari-Nya, Dia akan
ditemukan olehmu…
—1 Tawarikh 28:9 NIV

“Hati adalah…suatu teka-teki yang tak seorangpun dapat


menjelaskannya. Tetapi Aku, Allah, menyelidiki hati dan memer-
iksa pikiran. Aku masuk ke dalam hati manusia. Aku masuk ke
dalam akar segala sesuatu. Aku memperlakukan mereka seba-
gaimana mereka adanya, bukan seperti yang pura-pura me-
reka tunjukkan.”
—Yeremia 17:9-10 The Message

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan ke-
nallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan
tuntunlah aku di jalan yang kekal!
—Mazmur 139:23-24

Berhentilah sejenak dan berdoa: “Tuhan, tunjukkanlah padaku apa yang


ada di dalam hatiku mengenai pernikahanku. Singkapkanlah sehingga
Engkau dapat memulihkannya, dalam nama Yesus.” Berdiamdirilah.
Dengarkanlah apa yang Dia singkapkan. Tuliskanlah dan serahkanlah
kepada-Nya.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Apakah Anda memerlukan satu hati yang baru, yang rela menerima
kasih dan anugerah Allah? Bapa Surgawi Anda tidak akan menahan-
nahan Anda pada rencana-Nya bagi pernikahan tanpa membuat per-
lengkapan untuk menolong Anda menggenapinya. Mengapa tidak
meminta pertolongan-Nya sekarang? Anda dapat berdoa…

“Bapa, terimakasih untuk anugerah pernikahan. Bebaskanlah aku


dari apapun yang membuatku melihat pernikahanku secara salah dan
karenanya kehilangan berkat-berkatnya. Berilah aku satu hati yang
baru yang lembut dan peka kepada sentuhan-Mu. Berilah aku mata
yang baru untuk melihat pernikahanku sebagaimana Engkau melihat-
nya. Tolonglah aku untuk meyakini yang terbaik, bukan mengharap-
kan yang terburuk. Tolonglah kami untuk menempatkan-Mu lebih
utama dalam semua yang kami lakukan. Terimakasih, Bapa. Dalam
nama Yesus, amen.”
Renungan Hari 5

LUASNYA PERNIKAHAN
“Tidak semua orang cukup dewasa untuk menjalani suatu hidup pernikahan.
Itu menuntut suatu kecerdasan dan karunia tertentu. …Tetapi jika engkau
mampu bertumbuh ke dalam luasnya pernikahan, menikahlah.”
—Matius 19:11-12 The Message

Meluaskan. Artinya menambah, memperluas, memperlebar atau mem-


perkuat. Allah, sang Pencipta pernikahan, ingin memakai penyatuan
Anda sebagai suatu alat perluasan. Jika Anda rela berserah pada ren-
cana-Nya yang agung, Dia akan bekerja melalui pasangan Anda untuk
membuat Anda semakin seperti Yesus dan memampukan Anda berke-
limpahan dalam segala yang Anda lakukan.

Seperti besi menajamkan besi, demikianlah seseorang menajamkan yang lain.


—Amsal 27:17 NIV

Dikatakan bahwa dalam pernikahan, pertentangan itu menarik. Ada


kekuatan di sini: perbedaan-perbedaan kitalah yang memampukan kita
menjadi satu. Namun pada waktunya, hal-hal yang dulunya menarik
kita dapat menjadi sesuatu yang justru menolak kita.

Apa tiga kualitas tertinggi yang pertama-tama menarik Anda pada pa-
sangan Anda? Apa tiga hal yang paling membuat Anda frustrasi saat ini?
Apakah ada kaitannya?

Tiga Hal Utama yang Menarik Saya Tiga Hal Utama Yang Membuat
Saya Frustrasi
_______________________________________ ________________________________________
_______________________________________ ________________________________________
_______________________________________ ________________________________________
Ingatlah, perbedaan-perbedaan Anda dibuat untuk menyatukan, bukan memisahkan.

Roh Allah mengucapkan kata-kata hikmat pada Anda dan pasangan


Anda, dan tuntunan-Nya tidak selalu diberikan ketika Anda berdoa
bersama-sama. Sering Dia akan berbicara kepada salah satu dari Anda

40
RENCANA SEMULA 41

secara terpisah tentang sesuatu yang Anda berdua perlu tahu. Untuk
membuat keputusan-keputusan yang Allah kehendaki dan Allah berkati,
Anda memerlukan pemahaman yang disimpan-Nya di dalam diri Anda
masing-masing. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan jujur:

Apakah saya terbuka atau tertutup pada masukan (hikmat, nasihat, kritik
membangun) pasangan saya di dalam hidup saya?
__________________________________________________________________________________

Dalam bidang-bidang apa saya terbuka terhadap masukannya? Dalam


bidang-bidang apa saya tertutup padanya? Mengapa?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Pasangan yang Allah berikan untuk Anda adalah seorang kontributor


utama untuk membentuk Anda menjadi siapa Anda saat ini. Sebutkan-
lah sedikitnya satu perubahan positif pada sifat atau kualitas hidup Anda
yang diakibatkan hubungan Anda dengan pasangan Anda. Bagaimana
Allah saat ini menggunakannya untuk meluaskan kehidupan Anda?
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Apakah Anda pernah berterimakasih kepada pasangan Anda karena menolong mempertajam
dan meluaskan hidup Anda? Jika belum, ambillah waktu sekarang untuk menyatakan rasa teri-
makasih Anda dengan tulus.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
Jika Anda sedang menggunakan buku ini sebagai bagian dari Messenger
Series mengenai Cerita Pernikahan, silakan mengacu pada Sesi 1.

1| Dari semula, pernikahan ialah sebuah gagasan Allah. Dia mencip-


takannya dan Dia punya sebuah rencana dan tujuan untuk itu.
Bacalah Kejadian 1:27-28, 31 dan Maleakhi 2:15 dengan cermat.
Sebutkanlah lima hal yang Allah maksudkan bagi pernikahan.
Di sebelahnya, tuliskanlah lima kesesatan yang berusaha Setan
hasilkan sebagai gantinya.

TUJUAN ALLAH TIRUAN SETAN YANG MENYESATKAN


________________________________ ________________________________________
________________________________ ________________________________________
________________________________ _________________________________________
________________________________ ________________________________________
________________________________ ________________________________________

2| Pernikahan yang saleh mempengaruhi kehidupan mereka yang


disentuhnya. Dapatkan Anda menyebutkan satu pasangan yang
menjalani pernikahan yang baik? Bagaimana mereka mendatang-
kan nama baik bagi cinta? Apa yang dapat Anda pelajari dari me-
reka untuk menolong Anda menjaga roh pernikahan Anda?

3| Dalam Matius 19:6, Yesus berkata, “Karena Allah menciptakan


penyatuan organik dari kedua jenis kelamin ini, tak seorangpun
boleh menajiskan karya seni-Nya dengan memisahkan mereka”
(The Message). Ketika Anda mendengar kata organik, apa yang
ada di benak Anda? Bagaimana gagasan ini menolong Anda
melihat pernikahan dengan sebuah sudut pandang yang segar
dan positif?

42
RENCANA SEMULA 43

4| Dalam Matius 19:1-12, Yesus berkata, “Tidak semua orang cukup


dewasa untuk menjalani suatu hidup pernikahan. Itu menuntut
suatu kecerdasan dan karunia tertentu. Pernikahan bukanlah
untuk semua orang. Tetapi jika engkau mampu bertumbuh ke
dalam luasnya pernikahan, menikahlah” (The Message). Seperti
apakah keluasan pernikahan itu? Bagaimana kita dapat mengala-
minya?

5| Pernikahan adalah kudus dan dimaksudkan menjadi suatu per-


janjian antara seorang laki-laki dan seorang perempuan seu-
mur hidup. Apa yang telah Anda dengarkan dalam sesi ini yang
memotivasi Anda berjuang demi pernikahan Anda? Pemahaman
apa yang memberikan Anda suatu cara pandang yang baru dan
positif?

6| Yesus berkata bahwa pelita seluruh tubuh ialah mata (lihat Ma-
tius 6:22). Itulah, bagaimana Anda melihat segala sesuatu itu san-
gat penting – itu menjadi kenyataan Anda. Ini benar khususnya
dalam pernikahan. Apa yang akan terjadi jika Anda memiliki sudut
pandang “Saya buntu”?

Kitab suci mengatakan bahwa kita ada dalam suatu peperangan


rohani (lihat Efesus 6:12-13 dan 2 Korintus 10:3-4). Bagaimana ini
menolong Anda memandang ketidaksetujuan dan kesulitan-ke-
sulitan dengan pasangan Anda dalam suatu cara pandang yang
berbeda?

7| Cerita Pernikahan dimaksudkan untuk menolong mereka yang


sudah bertunangan atau lajang dan juga mereka yang telah me-
nikah. Yang manapun gambaran yang cocok untuk Anda, apa
yang Anda harapkan Anda terima dari pelajaran ini?

Jika Anda (atau telah) menikah, apa yang Anda harap sudah Anda
tahu sebelum Anda berkata “Saya bersedia”? Apa perkataan bijak-
sana yang dapat Anda tawarkan kepada orang-orang yang be-
lum menikah dalam kelompok Anda?
44 CERITA PERNIKAHAN

RINGKASAN BAB:

• Allah menciptakan perjanjian pernikahan sebelum Dia


menciptakan lembaga lain apapun. Dia mendefinisi-
kannya, dan pengertian itu tidak pernah berubah.

• Pernikahan-pernikahan yang saleh dimaksudkan men-


jadi seperti pohon-pohon kehidupan. Kita hendaknya
meneladankan kasih Allah sebagai duta-duta yang
melaluinya Dia menawarkan pemulihan kepada segala
sesuatu yang telah hilang di Eden.

• Jagalah roh pernikahan Anda dengan mengundang Al-


lah masuk ke dalam setiap bagiannya. Dia akan mem-
berikan Anda sebuah hati yang baru untuk menerima
dan memberikan kasih-Nya dan mata yang baru untuk
memandang pernikahan Anda dari sudut pandang-
Nya.

• Berpusat pada diri sendiri adalah penghalang terbesar


untuk mengalami dan menikmati keajaiban pernikahan
yang Allah ingin Anda miliki.

• Sebuah serangan terhadap pernikahan adalah sebuah


serangan terhadap bagaimana Allah berhubungan
dengan umat-Nya.

• Allah menciptakan pernikahan untuk meluaskan setiap


bidang kehidupan kita.
DUA

Memulai dengan Akhir


di dalam Pikiran

Hari 1

A pakah Anda pernah memperhatikan bahwa film-film atau


buku-buku yang paling romantis hanya berfokus pada per-
mulaan sebuah kisah cinta? Pikirkanlah film klasik kesu-
kaan Anda. (Kami sadar ini mungkin lebih mudah bagi sebagian Anda
dibanding yang lainnya). Apa jalan ceritanya? Apakah ditandai de-
ngan ketegangan emosi yang terungkap di lantai dansa? Apakah Anda
menempel di tepi tempat duduk Anda ketika film-nya menggoda Anda
dengan belokan-belokan cerita yang mencegah pasangan yang sedang
berkasih-kasihan itu menikmati puncak ciuman pertama mereka?
Tentu, ada halangan sementara – seorang pesaing, percekcokan yang
menegangkan, atau trauma yang tidak diharapkan – tetapi kita semua
tahu bahwa semua itu akan selesai pada akhirnya. Meskipun masalah-
masalah yang mengancam hendak memisahkan mereka, para pencinta
dengan mata bercahaya itu akan menemukan suatu jalan untuk menang
46 CERITA PERNIKAHAN

dan kisahnya ditutup dengan, “Dan mereka hidup bahagia selama la-
manya.”
Kita tahu mereka hidup bahagia selama-lamanya, tetapi bagaimana
caranya? Suatu permulaan yang luar biasa adalah bagian yang mudah.
Kerja keras datang di dalam meramu pertengahan dan akhir cerita.
Itulah bukti bahwa budaya kita memiliki suatu obsesi yang be-
rat sebelah dengan bagaimana cerita-cerita cinta bermula. Satu pa-
sangan mungkin menghabiskan berjam-jam yang tidak terhitung
merencanakan pernikahan mereka namun sangat sedikit waktunya
memetakan tahun-tahun yang akan mengikuti upacaranya. Seorang
mempelai wanita mungkin menghabiskan berjam-jam mencari pakaian
yang sempurna, sementara hanya memberi sedikit waktu untuk kon-
seling pra-nikah. Akibatnya, pasangan itu begitu tidak siap ketika sang
peri dongeng lenyap dan mereka mendapati diri mereka menuju sebuah
hubungan yang nyata dengan masalah-masalah yang sangat nyata.
Hari pernikahan diharapkan penuh dengan pengharapan, kein-
dahan dan perayaan. Namun, harapan dan keindahan suatu hubungan
jangka panjang paling disadari ketika pasangan menanamkan kegai-
rahan yang sama dalam merencanakan akhir bahagia mereka seperti
yang mereka lakukan dalam merayakan permulaan mereka. Bahagia
selama-lamanya bukanlah sesuatu yang membuat kita tersandung; itu
adalah suatu tujuan yang ditentukan untuk kita kejar dan bangun de-
ngan hati-hati.
Lihatlah sekitar Anda dan tetapkanlah sebuah obyek keindahan,
sesuatu yang dikerjakan dengan sangat mahir oleh kepintaran manusia.
Mungkin itu sebuah rumah, sebuah mobil, atau bahkan kursi yang se-
dang Anda duduki. Apapun itu, itu adalah hasil pekerjaan tangan yang
dipikirkan dengan sangat baik. Apa yang mungkin tidak Anda sadari
ialah bahwa obyek itu sebenarnya dibangun dua kali, pertama ketika ia
masih dirancang secara kreatif di dalam pikiran dan sekali lagi ketika
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 47

rancangan itu dibangun. Rancangan kognitif selalu mendahului pem-


bangunan materialnya. Pemasangan yang pertama menuntut suatu visi
yang jelas akan hasil yang diharapkan; yang kedua pengerjaan bahan-
bahan serta bekerja untuk mewujudkannya. Segala sesuatu yang kita
bangun, apakah itu sesederhana sebuah sandwich ataupun serumit se-
buah gedung pencakar langit, pertama-tama dibayangkan sebelum di-
wujudkan.
Anda tidak akan bermimpi membangun sebuah rumah tanpa ce-
tak biru apapun. Itu akan berantakan! Setiap rumah yang indah ber-
mula dengan suatu rancangan yang dipikirkan dengan matang. Hanya
setelah rencana itu dikonsep, maka rumah itupun dapat dibangun, me-
lalui kerja keras dan dengan bahan-bahan yang tepat.
Cetak biru juga sangat penting dalam menentukan harga konstruk-
si. Apakah Anda yakin membangun sebuah rumah tanpa terlebih da-
hulu tahu berapa banyak biaya yang Anda perlukan? Yesus mengaju-
kan pertanyaan ini ketika mengajarkan kita bagaimana kita sebaiknya
membangun hidup kita:

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan se-


buah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya,
kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihat-
nya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan,
tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. (Lukas 14:28-30)

Apa yang benar dalam membangun sebuah rumah juga berlaku


dalam membangun pernikahan. Jadi, apa tipe pernikahan yang sedang
Anda bangun? Apakah Anda telah menghitung biayanya dan mencapai
kesepakatan soal bangunan apa yang akan dituntut pernikahan dari
Anda?
48 CERITA PERNIKAHAN

Allah tidak menghendaki pernikahan kita berakhir dengan menya-


kitkan atau memalukan. Dia tidak ingin kita berhenti sebelum perni-
kahan itu lengkap. Apakah pernikahan Anda baru saja dimulai atau
telah berjuang selama bertahun-tahun, tidak pernah terlalu lambat un-
tuk merangkul rencana Allah. Di dalam Dia, kita menemukan visi, per-
lengkapan dan kuasa yang diperlukan untuk membangun pernikahan
yang mencerminkan kebesaran-Nya. Kebenaran yang luar biasa ialah
bahwa Allah menginginkan akhir bahagia Anda – bangunan karya
agung-Nya yang sempurna – bahkan lebih dari Anda menginginkan-
nya.
Bab ini berisi kebenaran-kebenaran yang akan menempatkan Anda
merencanakan, dan karenanya menghidupi cerita Anda dengan baik.
Kami akan membagikan apa yang kami lakukan sebelumnya dalam
pernikahan kami untuk membangun satu dasar yang kuat terhadap
badai cuaca kehidupan. Dan kami akan memperlengkapi dan menu-
gaskan Anda untuk menuliskan sebuah rencana yang akan menuntun
Anda pada bahagia sampai selama-lamanya. Kami akan memulai de-
ngan prinsip-prinsip dan mengakhirinya dengan sesuatu yang sangat
praktis. Bab ini bukan hanya bagi mereka yang baru menikah atau yang
belum menikah. Orang-orang yang sudah berpengalaman dalam per-
nikahan, Anda juga dapat memperoleh keuntungan dengan suatu pan-
dangan baru pada hubungan Anda. Kami sudah melakukannya!

Allah Memulai dengan Mengakhiri di dalam Pikiran

Adalah kebodohan memasuki suatu hubungan perjanjian tanpa terlebih


dahulu bertanya, “Mengapa kita melakukan ini dan ke mana kita menu-
ju?” Setiap perjanjian seharusnya memiliki sebuah visi yang sama. Am-
billah Allah sebagai contoh. Dia punya satu tujuan khusus di benak-Nya
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 49

ketika Dia memilih untuk mengadakan perjanjian dengan Abraham.


Menurut Anda, mengapa Allah memilih Abraham menjadi bapa
dari umat pilihan-Nya? Kapanpun kita mengajukan pertanyaan ini,
jawaban yang paling umum ialah, “Karena ia mempunyai iman yang
besar.” Walaupun iman adalah bagian sangat penting untuk bekerjasa-
ma dengan rencana Allah, bukan karena itu Allah memilih Abraham.
Allah memilih Abraham karena Dia tahu bahwa ia akan mengajari ke-
turunannya untuk mengikuti Tuhan:

“Sebab Aku telah memilih dia, agar dia dapat memerintahkan


anak-anaknya dan seisi rumahnya setelah dia untuk memelihara
jalan TUHAN dengan melakukan kebenaran dan keadilan, se-
hingga TUHAN dapat membawa pada Abraham apa yang telah
dijanjikan-Nya kepadanya.” (Kejadian 18:19 ESV, penekanan
ditambahkan)

Ketika Allah memilih pengembara yang tak punya anak ini, Dia me-
lihat melampaui Abraham dan melihat silsilahnya. Adalah penting bagi
Allah bahwa Abraham “memerintahkan anak-anaknya untuk memeli-
hara jalan-jalan Tuhan” karena Allah ingin menenun cerita penebusan-
Nya melalui garis keluarga Abraham. Dia tahu Abraham dan Sara akan
melakukan kesalahan-kesalahan, tetapi Dia juga tahu mereka memiliki
bahan-bahan mentah yang tepat. Kapanpun Allah mengadakan per-
janjian dengan kita, Dia selalu berpikir secara generasional karena Dia
telah mengunjungi hari esok dan tahu apa yang perlu terjadi hari ini
untuk membawa kita ke sana.
Perjanjian yang Allah perbuat dengan Abraham diperluas hingga
menjangkau kehidupan kita juga. Melalui iman, Abraham diubahkan
dari seorang pria tanpa anak menjadi seseorang dengan keturunan
sebanyak bintang-bintang. Seorang pria yang dulunya adalah seorang
50 CERITA PERNIKAHAN

pengembara tanpa suatu negeri menjadi seorang bapa iman bagi bang-
sa-bangsa.

“…Sesungguhnya Abraham akan menjadi sebuah bangsa yang


besar dan hebat, dan semua bangsa di bumi ini akan diberkati
di dalam dia…” (Kejadian 18:18 ESV)

Kehidupan kita akan terlihat berbeda dari kehidupan Abraham,


tetapi prinsipnya tetap sama. Allah mencari orang-orang yang secara
sengaja membiarkan perjanjian-Nya menyebar melalui mereka. Cerita
Anda lebih daripada sekadar Anda dan pasangan Anda.
Hanya surga yang akan menyingkapkan dampak sepenuhnya dari
perjanjian Allah yang diungkapkan melalui hubungan Anda dengan-
Nya. Dia rindu menjangkau setiap kehidupan yang melintas melalui
Anda (warisan Anda) dan setiap kehidupan yang berada di dalam
wilayah pengaruh Anda. Ini berarti Anda harus merangkul sebuah visi
yang tidak berakhir pada Anda dan tidak dibatasi pemahaman Anda
yang terbatas. Tujuan Allah untuk kisah Anda akan selalu meliputi ge-
nerasi-generasi yang akan datang.

Hari 2

Anak-anak Allah

Allah, bukan kamu, yang menciptakan pernikahan. Roh-Nya


menghuni bahkan rincian-rincian terkecil dari pernikahan.
Dan apa yang Dia inginkan dari pernikahan? Anak-anak Allah,
itulah yang… (Maleakhi 2:15 The Message)
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 51

Anak-anak Allah. Itulah yang Allah cari dari pernikahan. Apakah


ini berarti bahwa Dia mencari lebih banyak bayi untuk menghuni dunia
ini? Ya dan tidak.
Maleakhi 2:15 tidak mengatakan bahwa Allah menginginkan per-
nikahan untuk menghasilkan anak-anak. Dikatakan bahwa Dia meng-
inginkan pernikahan menghasilkan anak-anak Allah. Allah merin-
dukan anak-anak – dari segala usia – yang akan memuliakan Dia dan
melangkah dalam jalan-jalan-Nya. Ingatlah, kita adalah duta-duta-Nya.
Tujuan-Nya ialah untuk menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada dan
melalui kita.
Westminster Shorter Catechism berkata, “Akhir seseorang yang uta-
ma ialah untuk memuliakan Allah, dan menikmati-Nya selama-lama-
nya.” Kami suka itu! Memuliakan bukanlah satu kata yang biasa digu-
nakan dalam percakapan sehari-hari; karena kata itu sering digunakan
dalam Kitab Suci, kata itu dipandang sebagai sesuatu yang rohani dan
kabur. Sederhananya, memuliakan berarti bahwa kita membuat Allah
dikenal. Kerinduan Allah ialah untuk diperkenalkan melalui kehi-
dupan, pernikahan dan warisan kita. Dan tidak ada katalisator seperti
pernikahan untuk menumbuhkan kita menjadi anak-anak Allah.
Bahkan jika Anda tidak pernah membesarkan seorang anak, Allah
ingin memakai pernikahan Anda untuk menjadikan Anda seorang anak
Allah. Dia ingin memurnikan Anda ke dalam suatu alat kemuliaan-Nya
dan membentuk Anda pada keserupaan dengan Bapa Anda. Membagi-
kan hidup Anda dengan orang lain menciptakan banyak kesempatan
bagi Anda untuk menjadi makin seperti Allah. Kami telah temukan
bahwa lebih sering daripada tidak, karakter yang saleh tidak terbentuk
dalam samudera kemakmuran. Itu ditempa dalam dapur api perni-
kahan.
Saya (John) menyerupakan pernikahan sebagai suatu dapur api dan
kehidupan kita sebagai suatu campuran atau perpaduan logam ber-
52 CERITA PERNIKAHAN

harga. Apa yang dilakukan sebuah dapur api yang menyala-nyala ter-
hadap logam campuran? Ia membongkar ketidakmurniannya. Cincin
pernikahan saya bisa saja terlihat seperti emas murni, tetapi sekitar lima
puluh persen darinya terdiri dari bahan-bahan lain. Jika saya menem-
patkan cincin saya di dalam suatu dapur api, ketidakmurnian ini akan
terbongkar. Serupa dengan itu, tantangan-tantangan yang kita hadapi
dalam pernikahan – dari ketidaksetujuan remeh-temeh hingga masa-
masa sulit yang sangat besar – akan menyingkapkan ketidakmurnian
hidup kita. (Sebagian ketidakmurnian menuntut lebih banyak panas
dibanding yang lainnya agar tersingkap.)
Ketika pernikahan tanpa kenal ampun menyingkapkan ketidaksem-
purnaan kita, mudah untuk menyalahkan pasangan kita. Bagaimana-
pun, hal-hal ini tidak akan terjadi sebelum kita menikah. Ketika kita
dapati diri kita frustrasi dengan pasangan kita karena mereka memper-
buruk “kelemahan-kelemahan” kita, kita seharusnya berterimakasih
kepada Allah bahwa pernikahan sedang menjadikan kita makin seperti
Yesus. Bukankah itu tujuan akhirnya?

Menemukan Tujuan di Masa-masa Sulit

Kami tahu kiasan kami soal dapur api tidaklah menyenangkan, na-
mun perjalanan menuju sebuah akhir bahagia jauh dari suatu dongeng.
Ada kalanya cerita Anda terasa tidak seperti berkendara menuju ma-
tahari terbenam dan lebih seperti mendaki Gunung Everest.
Mereka yang berani menantang lereng salju Himalaya untuk meng-
adakan perjalanan yang keras dan menantang untuk mendaki Everest
harus melakukannya dengan dua hal di dalam benak. Pertama, me-
reka harus tahu bahwa usaha itu akan menguji batas-batas kemampuan
emosi dan fisik mereka. Pria-pria dan wanita yang berani ini tidak me-
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 53

ngetahui semua fakta tentang bahaya yang akan datang, namun mereka
tahu tantangan sedang datang. Kedua, mereka harus mengingat tujuan
mereka: mendaki gunung tertinggi di dunia. Bagi mereka, kemenangan
dengan jelas didefinisikan ketika mencapai ketinggian 29.029 kaki di
atas permukaan laut. Tanpa kesadaran akan tujuan ini, para petualang
ini akan berbalik dengan cepat begitu mereka menemui halangan besar
yang pertama.
Hal yang sama berlaku bagi pernikahan. Jika kita mengenali bahwa
tantangan-tantangan adalah satu bagian yang melekat dalam memba-
ngun cerita kita, maka kita tidak akan remuk ketika kemampuan emosi,
fisik dan rohani kita diuji. Jika kita mulai – dan membangun – dengan
mengakhiri di dalam pikiran, kita tidak akan berhenti ketika kita ber-
temu masalah-masalah besar.
Ketika mengajar tentang kedewasaan rohani, Yesus berkata bahwa
kesengsaraan dan penganiayaan akan datang terhadap mereka yang
mempercayai Firman Allah (lihat Markus 4:17). Dalam bahasa Yunani
aslinya, kata-kata ini adalah thlipsis dan diogmos. Thlipsis adalah “ke-
sukaran yang menimbulkan kesusahan, tekanan, penderitaan, keseng-
saraan”.1 Diogmos adalah “suatu program atau proses yang dirancang
untuk mengusik dan menindas seseorang”.2 Keduanya tidak terdengar
menyenangkan, tetapi paksaan-paksaan ini menolong pertumbuhan
kita di dalam Allah. Paulus menggemakan perkataan Yesus:

Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan [thlipsis] kita,


karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan kete-
kunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengece-
wakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma
5:3-5)
54 CERITA PERNIKAHAN

Paulus menulis bahwa kita harus bermegah dalam kesulitan dan


pencobaan. Mengapa? Pencobaan-pencobaan menciptakan suatu ke-
sempatan bagi kita untuk mengembangkan kekuatan karakter. Kesu-
litan menempatkan kita menjadi makin seperti Allah. Dan kita dapat
berpengharapan dalam pengetahuan bahwa Allah mengasihi kita dan
selalu melihat kepentingan terbaik kita – sangat mengasihi kita sehing-
ga Dia memberi kita Roh-Nya untuk mengisi hati kita dengan kasih
bahkan di tengah-tengah pergumulan kita yang terbesar.
Kitab Suci juga membuatnya jelas bahwa Allah bukanlah sumber
kesukaran-kesukaran kita. Setanlah yang berada di balik kesukaran dan
penganiayaan (lihat Markus 4:15 dan Yakobus 1:12-13), namun Allah
akan memakai rencana sang musuh untuk menentangnya. Di tangan
sang Penebus agung, sesuatu yang dimaksudkan hendak memisahkan
kita dari Allah justru menjadi sebuah alat untuk membuat kita semakin
seperti Dia.
Ingatlah, sang musuh membenci pernikahan dan segala sesuatu yang
diwakilinya. Ia akan melakukan segala yang dia bisa untuk memisah-
kan penyatuan kita dan membebaninya dengan pencobaan-pencobaan
yang nampaknya tak dapat tertanggung. Memiliki visi bagi penyatuan
kita – dan beriman bahwa Allah akan membawa kita melewati berb-
agai kesulitan – memampukan kita berpengharapan untuk menghadapi
serangan-serangannya. Allah tidak menghendaki kita hanya untuk ber-
tahan dari serangan yang menentang pernikahan kita. Dia ingin kita
bertumbuh lebih kuat melalui mereka. Kuncinya ialah dengan mengin-
gat untuk apa kita berjuang (tujuan Allah), siapa yang sedang kita lawan
(Setan), dan siapa yang menyertai kita (Roh Allah). Iman dan harapan
kita sebenarnya diperkuat melalui tantangan-tantangan – sepanjang
kita tidak berhenti sebelum Dia dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya di
dalam kita.
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 55

Bahagia Yesus Selama-lamanya

Yesus menderita lebih hebat dari manusia manapun. Dia, Allah


yang sempurna, menjadi seperti kita untuk menderita rasa sakit dan
penghinaan akan suatu kematian mengerikan yang tidak adil. Dia me-
nyediakan suatu jalan bagi kita untuk diperdamaikan dengan Allah,
namun mayoritas manusia masih menolak Dia.
Bagaimana Yesus dapat bertahan dalam rasa sakit dan penolakan
yang begitu besar? Jawabnya sederhana saja, namun sangat dahsyat:
Dia tidak pernah kehilangan pandangan akan kebahagiaan-Nya yang
sampai selama-lamanya. Dalam teladan-Nya, kita menemukan sebuah
kerangka untuk menuliskan cerita kita:

Arahkanlah matamu kepada Yesus, yang memulai dan meng-


akhiri perlombaan ini yang di dalamnya kita berada. Pela-
jarilah bagaimana Dia melakukannya. Karena Dia tidak per-
nah kehilangan pandangan akan ke mana Dia menuju – yang
menggembirakan untuk menyelesaikan di dalam dan bersama
Allah – Dia dapat menanggung segala sesuatu di sepanjang ja-
lan: Salib, rasa malu, apa saja. (Ibrani 12:2 The Message)

Yesus bertahan karena Dia tahu ke mana Dia menuju. Dia meman-
dang melampaui penderitaan itu dan melihat pada janji.
English Standard Version mengungkapkan Ibrani 12:1-2 demikian:

…Marilah kita dengan tekun berlari pada perlombaan yang


ditetapkan di hadapan kita, dengan melihat pada Yesus, pendiri
dan penyempurna iman kita, yang demi sukacita yang ditetap-
kan di hadapan-Nya tekun memikul salib… (penekanan di-
tambahkan)
56 CERITA PERNIKAHAN

Apakah Anda menangkapnya? “Sukacita yang ditetapkan di ha-


dapan-Nya.” Apakah Yesus senang memikul salib? Tentu saja tidak. Dia
begitu tertekan hingga Dia menghabiskan malam sebelum penyaliban-
Nya dengan memohon pada Bapa agar ada satu jalan alternatif. Tetapi
Yesus memiliki sesuatu yang tidak ada dalam banyak pernikahan. Dia
punya visi yang luar biasa. Dia dapat melihat melampaui keadaan-Nya
dan masuk dalam kuasa dan janji yang akan datang melalui pilihan-
pilihan-Nya. Dan apakah yang sedang Yesus lihat? Kita mendapati ja-
wabannya di dalam Efesus 5:

…Kristus telah mengasihi jemaat [Gereja-Nya] dan telah menye-


rahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan fir-
man, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di ha-
dapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau
yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(ayat 25-27, penekanan ditambahkan)

Kita adalah akhir bahagia Yesus. Kitalah sukacita yang ditaruh di


hadapan-Nya. Yesus memikul salib dengan tekun supaya Dia dapat
berdamai dengan kita, Mempelai Wanita-Nya. Sekarang Gereja dapat
merangkul-Nya tanpa merasa malu akan keadaannya yang sebelumnya
menyedihkan, sebab di dalam Dia kita memiliki satu indentitas baru.
Inilah jenis ketekunan, kemurahan, dan kasih tanpa syarat yang seha-
rusnya ada di dalam pernikahan kita. Namun itu memerlukan sebuah
visi – satu harapan demi apa yang akan terjadi – untuk menopang kita
melalui berbagai tantangan.
Penulis Ibrani melanjutkan dengan nasihat ini:
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 57

Ketika kamu mendapati dirimu mengendor dalam imanmu,


ulangilah cerita itu kembali, rincian demi rincian, hingga rang-
kaian doa panjang terhadap kebencian Dia panjatkan. Itu akan
menembakkan adrenalin ke dalam jiwamu! (Ibrani 12:3 The
Message)

Ada kalanya kita semua merasa lemah dalam iman kita. Itu sebabnya
penulis Ibrani mengatakan ketika, bukan seandainya, kamu mendapati
dirimu mengendor dalam imanmu. Sebuah pernikahan yang hebat ti-
dak memerlukan apapun selain iman yang besar, sebab untuk menjadi
setia berarti menjadi penuh dengan iman. Ketika pernikahan Anda se-
dang bergumul, ingatlah apa yang telah Kristus pikul. Kembalilah ke-
pada kisah-Nya sekali lagi. Kesulitan Anda yang bersifat sementara,
semenyakitkan apapun mereka, menjadi tak ada apa-apanya dibanding-
kan dengan salib itu. Ketika kesetiaan Anda terhadap pasangan Anda
meredup, ingatlah kembali kesetiaan Yesus pada Anda. Ingatlah semua
yang telah Dia pikul untuk berdamai dengan Anda. Teladan-Nya akan
menembakkan adrenalin ke dalam jiwa Anda!

Hari 3

Percayai demi yang Terbaik

Akulah Allah, dan…tidak ada yang seperti Aku, yang memberi-


takan akhirnya sejak dari permulaan… (Yesaya 46:9-10 KJV)

Nampaknya sudah basi menuliskan bahwa “tidak ada yang seperti


Allah kita,” namun terlalu sering kita melupakan kuasa dan kebenaran
58 CERITA PERNIKAHAN

dari pernyataan ini. Sebagai anak-anak Allah, kita diundang menjadi


seperti Dia dan mengenakan kodrat-Nya. Dengan iman kita dapat men-
jadi para pembentuk masa depan, mendandani kehidupan kita, anak-
anak kita, dan pernikahan kita dengan memberitakan kisah akhirnya
sejak awal.
Kita telah membuatnya jelas sekarang bahwa bahagia selama-la-
manya bukanlah sesuatu yang membuat kita tersandung; itu adalah se-
suatu yang dibangun dengan sengaja. Pertanyaan berikut yang muncul
ialah, “Bagaimana saya membangun akhir bahagia saya?” Anda mung-
kin telah membaca ayat-ayat ini berkali-kali, namun bacalah lagi:

Sekarang iman ialah hakekat dari hal-hal yang diharapkan…


Dengan iman kita mengerti bahwa dunia ini dibentuk oleh fir-
man Allah, jadi hal-hal yang terlihat tidak diciptakan dari hal-
hal yang dapat dilihat. (Ibrani 11:1,3 NKJV)

Tujuan kita ialah untuk membangun suatu bahagia selama-lamanya


yang masih belum ada, dan iman adalah bahan bangunan dari sesuatu
yang belum nyata.
Allah percaya kepada kita sebelum kita melakukan apapun yang la-
yak untuk dipercayai. Dia punya iman yang besar di dalam Anda kare-
na Dia punya iman yang besar di dalam Diri-Nya sendiri. Satu-satunya
hal yang menahan kita tidak menikmati kuasa Allah yang meluap-luap
ialah ketidakpercayaan, yang pada akhirnya berakar dalam kesom-
bongan.
Kesombongan muncul sebagai kepercayaan diri yang arogan atau
ekstrim kepada kemampuan diri sendiri. Ada juga suatu bentuk ke-
sombongan tak kentara yang menyamar sebagai keengganan menerima
diri sendiri. Dalam bentuk yang lain, itu adalah suatu penolakan untuk
merangkul semua yang telah dibeli oleh kuasa Allah yang besar melalui
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 59

karya Kristus yang telah selesai di atas salib. Yesus mati untuk membuat
Anda luar biasa. “Kita mungkin merasa puas,” tulis C.S. Lewis, “tetap
menjadi apa yang kita sebut ‘orang biasa’: tetapi Dia ditentukan men-
jalankan sebuah rencana yang benar-benar berbeda. Mengurungkan
diri dari rencana ini bukanlah kerendahan hati; itu adalah kemalasan
dan pengecut. Menyerahkan diri kepadanya bukanlah kesombongan
atau penyakit gila yang mengkhayalkan dirinya seorang yang mulia; itu
adalah ketaatan.”3 Kita merangkul hidup yang menakjubkan yang Allah
tawarkan pada kita ketika kita mengangkat pikiran-pikiran kita pada
level ketentuan-Nya.
Apakah Anda berpikir bahwa Anda layak akan suatu pernikahan
yang hebat? Mungkin pemikiran ini mengganggu benak Anda:

Saya punya terlalu banyak beban.


Saya bukan berasal dari satu keluarga yang baik.
Orangtua saya tidak punya pernikahan yang hebat.
Saya sudah melakukan terlalu banyak kesalahan.
Saya merasa puas dengan membuatnya berjalan begitu saja.

Barangkali Anda tidak perhatikan, Allah suka sebuah tantangan.


Tetapi kurangnya iman akan membatasi efek kuasa-Nya di dalam ke-
hidupan kita. Suatu pewahyuan akan kebesaran-Nya mengilhami kita
untuk merasa pasti di dalam Dia, sementara pada waktu yang sama
menjaga kita tetap rendah hati. Kerendahan hati membuka pintu pada
yang terbaik dari Allah bagi kehidupan kita. Yesaya 55:8-9 menyatakan:

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bu-


kanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tinggi-
nya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari
jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
60 CERITA PERNIKAHAN

Anda mungkin juga menerima bahwa Allah itu lebih pintar, lebih
berpengertian, dan lebih mampu daripada Anda. “Di dalam Allah,” tu-
lis Lewis, “Anda tiba pada sesuatu yang dalam segala hal superior tak
dapat diukur dibanding diri Anda sendiri.”4 Anda harus percaya ini jika
Anda ingin mengakses bahan-bahan yang sangat penting bagi suatu
pernikahan yang hebat.
Apapun yang mungkin kita pikirkan tentang potensi pernikahan
kita, Allah memiliki sebuah mimpi yang jauh lebih besar. Dia bukan
hanya banyak memikirkannya, namun Dia juga membuat sejumlah
rencana besar.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada


pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
(Yeremia 29:11)

Janji ini memberi kita dua pilihan: mempercayai pernyataan ini se-
bagai kebenaran dan merangkul visi Allah bagi pernikahan kita atau
mengira Dia seorang pembohong. Ketika Allah melihat ke dalam masa
depan penyatuan Anda, Dia melihat ekspresi Putra-Nya. Satu-satunya
cara agar visi ini akan terwujud ialah dengan menerima anugerah-Nya
(pemampuan-Nya) melalui kerendahan hati dan iman. Sementara ba-
hagia selama-lamanya adalah sesuatu yang kita rencanakan, itu tidak
dibatasi oleh kekuatan kita sendiri. Itu adalah suatu pengungkapan ka-
sih Allah yang diselesaikan oleh Roh-Nya yang bekerja melalui kita.
Anda mungkin berpikir, Saya sangat yakin Allah telah menyerah
atas pernikahan saya. Tidak ada harapan bagi kami. Kami tidak memi-
liki visi untuk masa depan. kami telah kehilangan perasaan cinta itu.
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 61

Mungkinkah Anda merasa seperti ini karena Anda telah berjerih


payah dengan kekuatan Anda sendiri? Tukarlah usaha dan cita-cita per-
nikahan Anda dengan usaha dan cita-cita Allah. Ketika Anda memper-
cayakan pernikahan Anda kepada-Nya, Dia akan mengambil mimpi-
mimpi Anda, memompa mereka dengan kehidupan, dan menanam satu
versi surgawi dalam hati Anda.
Ini berarti, suami-suami, Dia akan memampukan Anda untuk
mengasihi istri Anda sebagaimana Kristus mengasihi Jemaat, mening-
galkan semua hal yang berpusat pada diri sendiri. Istri-istri, demikian
juga Dia akan memampukan Anda untuk menghormati suami Anda.
Dengan cara ini, Anda berdua akan berada pada posisi siap bertumbuh
ke dalam luasnya pernikahan.
Alkitab membuatnya jelas bahwa tanpa iman adalah mustahil un-
tuk menyenangkan Allah (lihat Ibrani 11:6). Mengapa Allah begitu sa-
ngat mencintai iman? Karena melalui iman di dalam Dia, kita mene-
rima kuasa untuk menjadi seperti Dia, dan tidak ada keberadaan yang
lebih baik daripada satu kehidupan seperti Allah. Dia senang dalam
kesenangan Anda – dan kita tidak sedang berbicara tentang kebaha-
giaan yang bersifat sementara. Yang sedang kita jelaskan ialah sukacita,
kepuasan, dan pemenuhan yang kekal. Allah menghendaki yang ter-
baik dari-Nya bagi pernikahan Anda, dan yang terbaik dari-Nya hanya
terbentuk dalam penyatuan yang menemukan hakekatnya di dalam
Dia.

Cetak Birunya

Iman dan pengharapan seringkali dipahami keliru karena dikira sama


saja, namun keduanya berbeda. Jika iman adalah bahan bangunan
dari suatu pernikahan yang hebat, pengharapan adalah cetak birunya.
62 CERITA PERNIKAHAN

Menjelaskannya dengan cara lain, pengharapan ialah seperti suatu ce-


takan, dan iman ialah sesuatu yang mengisinya. Tanpa pengharapan,
iman adalah suatu isi tanpa bentuk, hampir sama bergunanya seperti
bahan-bahan bangunan tanpa sebuah cetak biru.
Anda akan ingat bahwa Allah memilih Abraham sebagai penerima
dari satu perjanjian dengan satu tujuan yang spesifik: bahwa Abraham
akan mengajar keturunannya di jalan Tuhan. Abraham tidak mempu-
nyai anak saat Allah memanggilnya masuk ke dalam janji ini, tetapi
Tuhan meyakinkannya bahwa ia akan menjadi bapa dari suatu bangsa
yang besar.
Abraham ialah seorang pria dengan iman yang luar biasa, seorang
yang Kitab Suci katakan “tidak pernah bimbang dalam mempercayai
janji Allah” (Roma 4:20). Namun di Kejadian 15, kita dapati bahwa
ia berjuang melawan keputusasaan sebelum ia melangkah ke dalam
wilayah iman.

Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam


suatu penglihatan: “Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu;
upahmu akan sangat besar.”

Abram menjawab: “Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Eng-


kau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan ti-
dak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah
Eliezer, orang Damsyik itu.” Lagi kata Abram: “Engkau tidak
memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku
nanti menjadi ahli warisku.”

Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: “Orang


ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandung-
mu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.”
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 63

Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba


lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat
menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah
banyaknya nanti keturunanmu.”

Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN mem-


perhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (Kejadian
15:1-6)

Kita mungkin mengharap Allah memberi Abraham satu ukuran


iman yang baru. Namun alih-alih Dia memberikan iman Abraham
suatu visi untuk berpaut. Ini menguatkan imannya dengan memberi
kerangka bagi pengharapannya. Allah mengundang Abraham ke luar
untuk menghitung bintang-bintang. Langit malam melukiskan suatu
cetak biru bintang bagi imannya ketika bintang-bintang yang tak ter-
hitung di atasnya berubah jadi wajah-wajah anak-anaknya pada layar
di dalam benaknya. Bukannya sekadar memberitahu Abraham bahwa
keturunannya akan sama banyaknya dengan bintang-bintang, Allah
memberikan suatu ilustrasi fisik yang tetap dan bersemangat tentang
takdirnya. Melalui menunjukkan-dan-menceritakan benda angkasa ini,
visi Allah ditanamkan pada imajinasi Abraham.
Dalam cara yang sama, Allah ingin memakai imajinasi Anda untuk
menanamkan visi-Nya bagi pernikahan Anda, karena di mana ada visi
di situ ada harapan. Itulah sebabnya mengapa Paulus mendorong kita
untuk mematahkan setiap imajinasi yang akan meninggikan dirinya
sendiri di atas pengenalan akan Allah (lihat 2 Korintus 10:4-5). Anda
harus melindungi kanvas pikiran Anda karena itu akan menentukan
hakekat dan nilai dari tindakan-tindakan Anda. Pikirkan imajinasi
Anda seperti papan gambar pengharapan.
64 CERITA PERNIKAHAN

Allah telah berjanji untuk memenuhi kita dengan pengharapan,


tetapi bagaimana kita mengaksesnya? Di dalam doalah Roh-Nya me-
masukkan pengharapan yang transenden ke dalam roh kita:

Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan


segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya
oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam peng-
harapan. (Roma 15:13)

Allah adalah sumber pengharapan kita. Jika kita meminta, Dia akan
memenuhi kita dengan sukacita dan damai sejahtera, yang kita semua
inginkan ada dalam pernikahan kita. Ketika kita datang kepada-Nya
dalam kerendahan hati, kita akan melimpah dengan pengharapan yang
pasti melalui kuasa Roh-Nya. Janji yang luar biasa!
Amsal 29:18 memberitahu kita bahwa kita akan binasa tanpa visi.
Sesungguhnya, pernikahan tanpa visi ilahi adalah kehidupan yang
hampa. Maka kami menantang Anda untuk bermimpi besar! Keti-
ka Anda bersiap untuk menuliskan mimpi-mimpi dan tujuan-tujuan
Anda, berdoalah agar Allah akan membangunkan hati Anda ke dalam
rencana-Nya.

Hari 4

Restoran Cina

Ketika kami baru menikah, kami mempunyai satu tempat istimewa


ke mana akan pergi untuk berbincang mengenai masa depan kami.
Itu adalah sebuah restoran Cina kecil tidak jauh dari apartemen kami.
Kami baru tamat kuliah, dan keuangan kami begitu ketat sehingga
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 65

kami akan membagi satu pesanan ayam mu shu dengan satu panekuk
tambahan dan banyak saus prem. Itu adalah satu tempat yang sepi dan
sederhana, namun asing, yang mendorong satu pasangan muda untuk
berani bermimpi tentang negeri-negeri dan harapan-harapan yang jauh
sambil menyesap teh mereka.
Saat itu kami belum begitu mengenal, namun kami yakin akan satu
hal: kami ingin melayani Allah bersama-sama dengan segenap hati,
pikiran, dan kekuatan kami. Kami dengan sangat bergairah rindu men-
jalani kehidupan dan keluarga yang baik. Dapat dibilang bahwa kami
tidak tahu ke mana kami akan bertualang atau mendarat dalam kehi-
dupan ini, namun kami tahu betapa inginnya kami bepergian. Kami
ingin hidup sedemikian rupa sehingga Allah dapat mendirikan suatu
warisan baru melalui kami.
Saya (John) berasal dari sebuah latar belakang keluarga besar. Orang
tua saya telah menikah selama lebih dari enam puluh lima tahun. Ayah
saya dengan setia telah mengasihi dan menafkahi keluarga kami, dan
ibu saya adalah gambaran dari seorang ibu rumah tangga klasik. Orang
tua saya telah meneladankan banyak hal menakjubkan tentang perni-
kahan dan kehidupan bagi saya, dan saya akan selamanya bersyukur
atas teladan mereka.
Saya (Lisa) berasal dari satu dinamika keluarga yang sangat ber-
beda. Orang tua John terlihat sempurna bila dibandingkan dengan ke-
luarga saya, yang diporak-porandakan oleh alkoholisme, perzinahan,
pelecehan, pengkhianatan, keserakahan, kehilangan dan perceraian.
Ketika John dan saya mulai hidup bersama, terlihat jelas bahwa saya
tidak memiliki pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman apapun
mengenai seperti apakah satu keluarga yang sehat itu; namun benar-
benar memiliki kerinduan yang teramat sangat untuk menjadi bagian
dari salah satunya.
66 CERITA PERNIKAHAN

Ketika kami berbincang di restoran Cina itu, kami tahu kami ingin
menjalani pernikahan secara berbeda. Meskipun kami memiliki peng-
hormatan penuh tentang bagaimana orang tua John menjalankan per-
nikahan, pola mereka tidak tepat bagi kami. Kami berdua tahu bahwa
ada sesuatu lagi tentang pernikahan selain apa yang telah kami lihat;
ada suatu panggilan atas lembaga itu sendiri. Pernikahan bukan hanya
tentang kita yang menjadi bersatu sepanjang sisa hidup kita; namun
juga tentang membangun suatu warisan yang kekal melalui penyatuan
Anda. Tentu saja ini akan mencakup anak-anak dan cucu-cucu kami,
namun ini juga termasuk mempengaruhi sejumlah kehidupan orang-
orang lain.
Kami mulai melukis suatu visi tentang pernikahan kami. Kami
saling mengajukan pertanyaan, menetapkan ukuran-ukuran, dan ber-
mimpi sebesar yang kami bisa. Kami sepakat bahwa tujuan utama kami
ialah melayani Allah bersama-sama dan menghormati Dia dengan
pilihan-pilihan kami. Segala sesuatu yang lain akan berjalan melalui
saringan itu.
Setelah masa tiga puluh dua tahun pernikahan, kami telah menga-
lami musim-musim ketika satu-satunya alasan mengapa kami memilih
untuk tetap bersama ialah karena komitmen kami untuk menghormati
Allah. Ada satu masa waktu ketika saya (Lisa) merasa tidak lagi men-
cintai John, dan John benar-benar memberitahu saya bahwa dia tidak
merasakan cinta untuk saya. Dia menyibukkan dirinya ke dalam suatu
jadwal perjalanan yang intens sementara saya tertinggal di belakang
dengan anak-anak kami yang masih muda.
Sejujurnya, saya melihat tidak ada harapan untuk cinta di masa
mendatang. Jiwa saya takut akan suatu musim berliku. Saya merasa
benar-benar ditinggalkan secara emosi dan fisik. Seandainya saya per-
nah mempertimbangkan perceraian menjadi suatu pilihan, saya sudah
menempuh jalan itu dengan gembira. Saya tidak memiliki visi bagi per-
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 67

nikahan kami, hanya sebuah bayangan redup dari apa yang mungkin
terjadi. Pada satu titik saya benar-benar berpikir, Ya Allah, aku akan
tetap di dalam pernikahan ini selama Engkau berjanji padaku bahwa
aku tidak akan hidup bersama John di surga. Saya merasa begitu sen-
dirian, dan sangat sulit bagi istri pelayan Tuhan untuk membagikan
rasa sakit mereka dengan seseorang.
Saya (John) juga berperang melawan keputusasaan pada waktu itu.
Saya merasa saya tidak dapat melakukan apapun yang benar di mata
Lisa, dan saya percaya taksiran saya tepat karena kurangnya rasa hor-
mat dan perkataan-perkataan tajam yang dia ucapkan kepada saya.
Kami sedang melingkar turun dengan cepat, dan tak seorang pun dari
kami yang melihat potensi apapun tentang cinta, rasa hormat, dan pe-
ngasuhan dipulihkan.
Penderitaan emosi dan rohani tentang musim itu nampaknya tak
tertanggungkan. Mengerikan, namun hanya satu musim, dan musim-
musim berganti. Suatu masa untuk menangis mungkin bertahan untuk
satu malam yang sangat panjang, namun kita memiliki janji Allah bah-
wa sukacita datang di waktu pagi (lihat Mazmur 30:5). Menoleh ke be-
lakang, periode masa itu terlihat tidak nyata, seolah-olah itu menimpa
pasangan lain. Oleh anugerah Allah, kami tetap setia pada tujuan kami
tentang menghormati Allah. Melalui pertobatan yang murni terhadap
keegoisan kami, pasangan yang taat pada hikmat ilahi, kami telah me-
nyaksikan pernikahan dan kasih kami bertumbuh hingga pada satu po-
sisi dengan kekuatan yang besar.
Salah satu kekuatan penggerak yang menjaga kami tetap maju mele-
wati musim yang sulit itu ialah pandangan hidup kami. Kami tidak me-
lihatnya sebagai suatu rentang waktu tujuh puluh atau delapan puluh
tahun; malahan kami melihatnya melalui suatu sudut pandang keke-
kalan. Masa tujuh puluh atau delapan puluh tahun hanyalah suatu uap
dibandingkan dengan kekekalan. Kitab Suci mengajarkan bahwa apa
68 CERITA PERNIKAHAN

yang kita lakukan dengan salib menentukan di mana kita akan meng-
habiskan kekekalan; namun, bagaimana kita hidup sebagai orang per-
caya menentukan bagaimana kita akan menghabiskan kekekalan. Pau-
lus menulis:

…Terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada
Tuhan. …Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diteri-
manya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini,
baik ataupun jahat. (2 Korintus 5:8, 10)

Jelaslah bahwa Paulus tidak sedang menulis tentang orang-orang


yang tidak percaya, sebab ketika orang-orang yang tidak percaya absen
dari tubuh itu, mereka tidak ada di hadapan Tuhan. Ia sedang merujuk
pada mereka yang telah datang ke dalam keluarga Allah melalui an-
ugerah keselamatan Yesus Kristus. Kita akan berdiri di hadapan-Nya
dan memberikan suatu pertanggungjawaban tentang keputusan-kepu-
tusan yang kita buat dan perilaku tentang bagaimana kita hidup sebagai
orang percaya. Penghakiman Kristus akan berakhir pada upah kekal
atau kehilangan kekal, mulai dari apapun hasil kehidupan kita akan
dibakar sedemikian rupa untuk mendapatkan upah kekal dan bah-
kan memerintah di sisi-Nya sepanjang kekekalan. Mengetahui doktrin
yang fundamental ini menjaga kita tetap bertahan. Tidak ada dari kita
yang ingin memberi suatu pertanggungjawaban di hadapan takhta Ye-
sus seperti mengapa kita menajiskan karya seni-Nya tentang penyatuan
pernikahan. (Lebih lanjut mengenai Takhta Penghakiman, baca buku
John berjudul Driven by Eternity).
Setelah tujuan kami tentang menghormati Allah, tujuan kami yang
kedua ialah jadi semakin mengasihi satu sama lain di akhir perjalanan
kami dibanding kami yang semula. Tujuan ini memaksa kami bergerak
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 69

melewati masa-masa yang sulit dan mengasihi satu sama lain bahkan
ketika kami merasa tidak menyukainya. C.S. Lewis menulis:

Kasih…ialah suatu penyatuan yang dalam, dipelihara oleh ke-


mauan dan secara sengaja diperkuat oleh kebiasaan; dikuatkan
oleh (dalam pernikahan Kristiani) anugerah yang diminta dan
diterima kedua pasangan dari Allah. Mereka dapat memiliki ka-
sih ini terhadap satu sama lain bahkan pasa masa-masa ketika
mereka tidak menyukai satu sama lain.5

Pastilah ada masa-masa ketika kami tidak menyukai satu sama lain.
Tetapi Allah menganugerahi kami untuk menempuh masa-masa sukar
itu, dan Dia akan melakukan hal yang sama bagi Anda. Kami lebih
saling menyukai dan mengasihi satu sama lain saat ini dibandingkan
pada hari pernikahan kami – itulah kebenarannya! Dan kami meman-
dang ke depan dengan bertumbuh lebih lagi dalam kasih di tiap dekade
yang berlalu.

Allah Sedang Mencatat

Ketika kami dengan tergesa-gesa menuliskan mimpi-mimpi kami pada


serbet kertas restoran itu, kami berbincang tentang bagaimana kami
akan membesarkan anak-anak yang bahkan belum kami miliki. Kami
berdiskusi bagaimana kami akan menangani pendisiplinan, uang kan-
tong, berbagi tugas dan berbagi kamar. Kami berbincang tentang wa-
risan kami dan dampak keputusan-keputusan yang akan kami ambil
terhadap anak-anak dan cucu-cucu kami. Adalah penting bagi kami
untuk menanamkan warisan rohani dan keuangan bagi mereka (lihat
Amsal 13:22).
70 CERITA PERNIKAHAN

Kami membayangkan rumah masa depan kami. Tidaklah penting


bagi kami untuk memiliki sebuah rumah yang besar atau bagus sekali;
kami menginginkan rumah kami ramah dan hangat, suatu tempat di
mana orang-orang merasa aman begitu mereka melangkah ke dalam-
nya. Kami menghendakinya jadi satu tempat yang menyenangkan di
mana anak-anak kami akan berkeinginan membawa teman-teman
mereka.
Kami berbincang lebih lanjut mengenai apa yang kami yakini sebagai
panggilan Allah untuk kami kerjakan dan bagaimana panggilan kami
akan mempengaruhi dinamika pernikahan kami. Kami mendiskusikan
peran perempuan dan peran laki-laki. Kami menentukan bagaimana
kami akan mengelola uang kami dan tidak akan berhutang. Lagi dan
lagi kami berbincang hingga kami melihat apa yang ada di tangan kami
dan mendapati bahwa tulisan cakar ayam pada serbet kertas itu telah
berubah menjadi cetak biru pengganti sementara bagi kehidupan yang
ingin kami bangun.
Kami suka berpikir bahwa ketika kami membuat rencana-rencana
di atas potongan-potongan kertas, Allah juga sedang menuliskannya.

Kemudian mereka yang takut akan TUHAN berbicara satu sama


lain, dan TUHAN memperhatikan dan mendengarkan mereka;
maka satu buku peringatan telah dituliskan di hadapan-Nya
bagi mereka yang takut akan TUHAN dan yang merenungkan
nama-Nya. (Maleakhi 3:16 NKJV)

Ada banyak hal yang kami bicarakan di hari-hari pertama itu yang
Allah ingat bahkan ketika kami telah melupakannya, dan Dia membawa-
nya pada penggenapan. Allah merekam percakapan-percakapan yang
terjadi di antara mereka yang takut akan Dia. Ketika Anda memetakan
sebuah pernikahan yang menghormati Pencipta kehidupan, surga pun
mencatatnya.
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 71

Hari 5

Menuliskan Visi Anda

…“Tuliskanlah penglihatan itu; buatlah jelas di atas loh-loh, se-


hingga orang yang berlari pun dapat membacanya.” (Habakuk
2:2 ESV)

Sekali lagi, tidak pernah terlalu terlambat untuk menuliskan visi


Anda bagi pernikahan Anda. Jangan segan-segan menulisnya dan me-
nuliskan ulang hingga Anda telah menciptakan sesuatu yang jelas dan
mudah dimengerti. Sebuah visi yang jelas akan memberi Anda energi
yang Anda perlukan untuk berlari sepanjang jalan menuju garis akhir.
Silakan mengambil waktu untuk berbicara dengan pasangan Anda
(atau pasangan masa depan Anda) tentang visi yang Anda bagikan demi
pernikahan Anda. Jika Anda masih lajang, mulailah mendokumenta-
sikan visi dari sisi Anda sekarang. Temukanlah suatu tempat di mana
Anda dapat bermimpi. Jadilah spesifik dengan kerinduan-kerinduan
dan harapan-harapan Anda. Tentukan hal-hal yang mutlak bagi Anda,
dan jangan takut untuk bermimpi besar! Visi ini akan menjadi bintang
kejora Anda di hari-hari mendatang.
Pernikahan seperti suatu perlombaan jangka panjang dengan be-
berapa dekade di antara garis awal dan garis akhir. Terlalu banyak pa-
sangan yang bermimpi untuk jangka pendek. Mereka bermimpi soal
membeli sebuah rumah dan memelihara satu keluarga, yang adalah tu-
juan-tujuan yang hebat, namun tidak satu pun di antaranya yang akan
membawa Anda cukup jauh. Ada begitu banyak hal yang lebih dari situ.
Teruslah bermimpi!
Simpan dalam benak Anda bahwa Anda dan pasangan Anda se-
dang berlari bersama-sama, bukan sedang bersaing terhadap satu sama
72 CERITA PERNIKAHAN

lain. Anda tidak dapat menyelesaikan pertandingan Anda sendirian,


jadi Anda perlu bekerja sebagai satu tim. Jika Anda memiliki satu per-
mulaan yang berat, ambillah penghiburan dengan mengetahui bahwa
bagaimana Anda mengakhiri jauh lebih berarti daripada bagaimana
Anda mengawali. Menuliskan rencana Anda ialah satu cara untuk
mendefinisikan garis akhir Anda. Anda perlu menempatkan visi itu di
hadapan Anda sehingga Anda punya sesuatu untuk dikejar.

Sebab penglihatan itu masih menantikan saatnya; ia segera


sampai pada akhirnya – ia tidak akan berdusta. Jika ia terli-
hat lambat, nantikanlah; ia datang dengan pasti; ia tidak akan
menunda-nunda. …Orang benar akan hidup dengan imannya.
(Habakuk 2:3-4 ESV)

Visi yang diilhamkan Allah bagi Anda akan berjalan di depan


Anda untuk menempa sebuah jalan untuk penggenapannya. Jika Anda
memelihara visi itu dalam pandangan Anda, ia tidak akan gagal. Mung-
kin akan ada waktunya ketika nampaknya bahwa Apa yang Allah ucap-
kan itu tidak mungkin benar. Jalan Anda mungkin memimpin Anda ke
tempat-tempat yang tidak Anda inginkan atau pergi ke tempat yang ti-
dak Anda harapkan. Percayalah pada proses. Allah tahu apa yang perlu
dilucuti dari Anda agar Anda menyelesaikan perjalanan itu. Kuasa Dia
yang mengilhami visi Anda akan menguatkan Anda dalam masa-masa
yang diperlukan. Namun Anda harus menjaga visi itu tetap di depan
Anda.
Rencana Anda haruslah suatu dokumen organik yang hidup dan
bernapas. Ini berarti ia harus mencakup dua hal:
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 73

Hal-hal yang mutlak didefinisikan dengan jelas

Kepercayaan dan komitmen tertentu akan menyediakan satu


kerangka kerja yang perlu bagi visi Anda, hal-hal seperti “per-
nikahan kami akan menghormati Allah” atau “kami akan me-
nempatkan kepentingan yang lain di atas kepentingan sendiri.”
Ini adalah hal-hal yang Anda anggap tidak dapat ditawar-ta-
war. Mereka tidak akan pernah berubah dan seharusnya tidak
dikompromikan.

Ruang untuk bertumbuh

Satu rencana yang baik tidak menyediakan jawaban-jawaban


untuk setiap pertanyaan. Tapi ia menyediakan kejelasan. Hanya
Allah yang tahu apa yang ada di hadapan kita, namun secara
berangsur-angsur Anda dapat membuka aspek-aspek rencana-
Nya dengan tuntunan Roh-Nya. Seiring waktu visi Anda harus
bertumbuh dalam cakupan dan definisinya, dengan menye-
suaikan muatan keuntungan dan tantangan di setiap musim.
Bidang-bidang perubahan ini mungkin termasuk banyaknya
waktu yang Anda investasikan dalam pengasuhan anak sesuai
usia anak-anak Anda atau cara-cara bagaimana Anda mendu-
kung karir dan panggilan satu sama lain.

Berikut ini adalah lima langkah praktis yang kami usulkan


untuk Anda kerjakan dalam menuliskan rencana pernikahan
Anda:

1. Berdoa
Mintalah Allah untuk mengisi percakapan, pikiran dan aspirasi
74 CERITA PERNIKAHAN

Anda dengan Roh-Nya. Mintalah Dia menyediakan kerangka


pengharapan yang Dia inginkan untuk digenapi oleh iman
Anda.

2. Kumpulkan Ilham
Kumpulkanlah ayat-ayat Kitab Suci, artikel, cerita-cerita, foto,
lirik lagu, kliping majalah, dan apa saja yang berbicara kepada
Anda.

3. Pergilah ke suatu tempat yang Anda mimpikan


Tempat ini tidak harus yang besar atau mahal. Itu bisa saja se-
sederhana restoran di jalan menurun atau bangku taman di
sekitar rumah Anda.

4. Kenali tujuan-tujuan Anda


Bermimpi besarlah! Jangan biarkan diri Anda dibatasi oleh ke-
adaan Anda saat ini atau apa yang telah Anda lihat terpola di
masa lalu.
Topik-topik untuk dipertimbangkan meliputi: keuangan,
pengasuhan anak, dinamika keluarga, pengembangan pribadi,
pertumbuhan rohani, komunikasi, istirahat dan rekreasi, karir,
tanggung jawab di rumah, keterlibatan gereja, komunitas, dan
banyak lagi.

5. Tentukanlah bagaimana mencapainya


Begitu Anda telah menetapkan visi Anda, lakukan inventarisasi:
di mana posisi Anda sekarang dalam kaitannya dengan ke mana
yang Anda inginkan? Nilailah status Anda saat ini dan siasatilah
standar-standar, langkah-langkah atau perubahan-perubahan
yang akan menempatkan – atau menjaga – Anda di jalan Anda.
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 75

Rencana Anda akan mencakup banyak musim dalam ke-


hidupan. Dengan memikirkan tujuan-tujuan Anda, jawablah
pertanyaan-pertanyaan ini:

Seperti apa kelihatannya pernikahan kita ketika kita…

Menikah tanpa anak?


Membesarkan anak-anak yang masih belia?
Mengasuh anak-anak remaja?
Menjadi orang tua ketika anak-anak meninggalkan rumah?
Menikmati cucu-cucu kita?
Berada di musim terakhir kita bersama-sama?

Jika Anda masih lajang, berpacaran, atau bertunangan,


bagaimana Anda secara sengaja menempatkan diri Anda bagi
pernikahan yang Anda inginkan di masa depan?

Anda telah menetapkan tujuan-tujuan untuk keuangan, pe-


ngasuhan anak, dan banyak lagi. Ini adalah tujuan-tujuan gam-
bar-besar, namun mereka akan didukung oleh standar-standar,
pilihan-pilihan dan kebiasaan-kebiasaan Anda dari sehari-ke-
sehari. Pikirkanlah tentang pertanyaan-pertanyaan ini:

Bagaimana dan kapan Anda menangani anggaran bulanan


Anda?
Liburan seperti apa yang akan Anda ambil, dan bagaimana
Anda akan merencanakannya?
Aktifitas dan hiburan seperti apa yang akan Anda nikmati
bersama-sama?
Bagaimana Anda akan melanjutkan berkencan dengan pa-
sangan Anda?
76 CERITA PERNIKAHAN

Bagaimana Anda akan mengatasi perbedaan-perbedaan


dengan pasangan Anda?
Bagaimana Anda akan menghabiskan waktu dengan anak-
anak Anda?
Bagaimana Anda akan mendisiplinkan anak-anak Anda?
Apakah Anda berdua ingin mengejar karir di luar rumah?
Jika ya, apakah ini akan terlihat berbeda di musim-musim
yang berbeda dari pernikahan Anda?
Bagaimana Anda akan mendukung karir satu sama lain atau
tujuan-tujuan utama yang lain?
Jenis kesempatan pendidikan yang seperti apa yang akan
Anda kejar bagi diri Anda? Bagi anak-anak Anda?
Jenis kesempatan rekreasi seperti apa yang akan tersedia bagi
anak-anak Anda? Bagaimana Anda akan memfasilitasi mi-
nat dan talenta mereka?
Bagaimana Anda akan berinvestasi dalam kehidupan jas-
mani Anda? (Olah raga, istirahat, nutrisi, dll.)
Bagaimana Anda akan berinvestasi dalam kehidupan rohani
Anda?
Bagaimana Anda akan membesarkan anak-anak Anda
dalam pengenalan akan Allah?
Bagaimana pernikahan dan keluarga Anda akan mengun-
tungkan bagi dunia di sekitar Anda? (Gereja, komunitas,
tetangga, tempat kerja Anda, dll.)

Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, rencana Anda yang spesifik


mungkin akan berubah dan berkembang sembari Anda dewasa dalam
hikmat dan berpengalaman. Itu baik. Namun sangatlah penting bahwa
Anda menetapkan sebuah kerangka kerja bagi rencana Anda dan setia
pada standar-standar mendasar demi sesuatu yang akan datang.
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 77

Mendaki Everest

Bayangkan satu pasangan sedang naik satu pesawat. Mereka sangat


senang dengan perjalanan mereka, namun mereka tidak ada gagasan
hendak pergi ke mana. Yang mereka tahu hanyalah bahwa pesawat ini
akan membawa mereka pada suatu petualangan hebat. Mereka mengira
bahwa mereka sedang pergi ke suatu tempat yang hangat, sehingga me-
reka hanya mengemas pakaian pantai dan beberapa sweater tipis seki-
ranya menjadi dingin di malam hari. Setelah terbang beberapa jam,
mereka tiba di tempat tujuan mereka – hanya untuk mendapati me-
reka mendarat di Nepal. Yang tadinya mereka pikir sebagai suatu dar-
mawisata tropis berubah menjadi suatu pendakian yang menggigilkan
ke Gunung Everest. Mereka jelas-jelas tidak mempersiapkan diri untuk
menjalani petualangan yang sedemikian berbahaya dan penuh risiko,
maka mereka kembali ke rumah dengan segera.
Banyak orang yang memandang pernikahan sebagai suatu per-
jalanan ke pantai, namun itu lebih seperti satu pendakian ke puncak
gunung; upahnya dan kesegarannya, namun juga kerja kerasnya. Dan
ketika gambaran ini mungkin terlihat sedikit menggelikan, angka ke-
matian pernikahan sebenarnya sekitar dua puluh lima kali lebih tinggi
dibandingkan para pendaki Everest.6
Mengapa para pendaki Everest begitu jauh lebih sukses dari pada
pasangan yang menikah? Karena mereka memiliki visi bagi perja-
lanan mereka dan mereka tahu apa yang mereka harapkan. Mereka ti-
dak terkejut ketika mereka berjumpa dengan udara basah, suhu yang
membekukan, dan angin yang tak kunjung berhenti. Sedihnya, terlalu
banyak pernikahan gagal karena harapan-harapan yang tidak realistis
dan kurangnya visi. Tepatlah sekarang Anda mengambil waktu untuk
menetapkan rencana Anda.
78 CERITA PERNIKAHAN

Mengerjakan dengan Baik

Sementara cerita Anda terbentang, Allah akan meluaskan kerangka


kerja visi Anda dan menambahkan perhiasan yang indah ke dalamnya,
namun Dia tidak akan pernah merendahkan kehidupan yang sedang
Anda bangun dengan pasangan Anda. Berbagai pencobaan mungkin
terasa seperti usaha Allah untuk menghancurkan cerita Anda, dan
Anda mungkin tergoda mencaci-Nya dalam kemarahan atau frustra-
si. Tetapi ketahuilah bahwa Allah bukanlah sumber pencobaan Anda,
dan Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan Anda (lihat
Roma 8:28). Anugerah dan Roh-Nya tidak akan pernah meninggalkan
Anda, dan Dia telah berjanji bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan
Anda melalui satu pencobaan yang tidak akan dapat Anda atasi.

…Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan


kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dico-
bai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu
dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)

Ada kalanya Anda mungkin merasa seperti segala sesuatunya se-


dang runtuh, namun jika Anda berpegang pada pengharapan, Anda
dapat dan akan dapat bertahan dalam badai itu. Ketika segalanya telah
diucapkan dan dikerjakan, Anda akan mendengar ucapan dari sang
Tuan yang berkata:

“Kerja yang baik, hamba yang baik dan setia!...” (Matius 25:23
NIV)

Bukankah menarik bahwa sang Tuan berkata “dikerjakan dengan


baik,” bukan “dikerjakan dengan sempurna”? Tak seorangpun dari kita
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 79

yang menjalankan segala sesuatu dalam hidup ini dengan sempurna.


Tetapi kita dapat menjalankan kehidupan dan pernikahan dengan baik.
Ini berarti bahwa kita menjalankan pernikahan kita dengan sehat dan
dengan kerendahan hati, dengan belajar dari kesalahan-kesalahan kita
dan terus berlari dalam anugerah Allah untuk menerima yang terbaik
dari-Nya. Jika Anda memilih untuk berjalan di jalan ini, pernikahan
Anda akan berjalan lebih dari sekadar bertahan. Ia akan bertumbuh
dengan subur. Allah akan melihat Anda dari awal hingga akhirnya.

…Kami merindukan masing-masing dari kamu…memiliki


jaminan pengharapan yang penuh sampai pada akhirnya, se-
hingga kamu tidak mungkin melempem, tetapi menjadi peniru
mereka yang melalui iman dan kesabaran mewarisi janji-janji
itu. (Ibrani 6:11-12 ESV)

Allah ingin Anda mewarisi janji-janji-Nya bagi pernikahan Anda.


Letakkanlah hak itu pada pengharapan yang diberikan oleh Roh-Nya.
Bersabarlah terhadap pasangan Anda dan berimanlah pada seperti apa
pernikahan Anda nantinya. Anda akan kagum dengan apa yang Allah
dapat lakukan di dalam dan melalui dua orang yang tidak sempurna.
Allah bergairah membangun pernikahan orang-orang yang kisah-
kisah terbesar mereka terletak pada bagaimana mereka mengakhirinya,
bukan bagaimana mereka mengawalinya.
Renungan Hari 1

SUATU KARYA AGUNG


DALAM PENCIPTAANNYA
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melaku-
kan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita
hidup di dalamnya.
—Efesus 2:10

Segala sesuatu yang Allah ciptakan mempunyai tujuan – termasuk


pernikahan Anda. Melalui keterlibatan pribadi Roh-Nya di dalam kehi-
dupan Anda, Dia rindu membuat pernikahan Anda jadi suatu karya
agung anugerah-Nya.

Pikirkan kembali ketika Anda masih lajang atau bertunangan. Bagaima-


na Anda memandang pernikahan? Gambaran sempurna atau ide-ide
apa yang Anda miliki dalam hati dan pikiran Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Bagaimana pernikahan Anda berbeda dari yang Anda mimpikan?


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Rancangan Allah adalah agar pernikahan menjadi suatu perjanjian. Ini


adalah suatu kesepakatan seumur hidup, “sampai maut memisahkan
kita”. Dalam perjanjian, masing-masing pihak menyerahkan diri dan
menawarkan segala sumber dayanya kepada yang lain. Kesulitan yang
satu menjadi kesulitan yang lain, dan masing-masing bersumpah un-
tuk melindungi dan menyediakan apapun yang dibutuhkan pasangan
mereka.

Pengarang dan pembicara Bob dan Audrey Meisner membagikan


pemahaman ini mengenai perjanjian:

80
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 81

“Perjanjian ialah suatu hal tentang Allah. Alkitab dengan jelas


berbicara tentang berkat yang berjalan dalam perjanjian, yang
mencakup kemurahan hati Allah, berkat keuangan, keamanan
dan kepercayaan, panjang umur dan kesehatan dan karakter
ilahi! …Dalam lingkungan perjanjian yang benar kita merasa
bebas mengakui kegagalan-kegagalan kita dan tantangan yang
lagi-lagi timbul dalam kehidupan karena kita tahu kita tidak akan
ditolak karena kejujuran kita. Lalu pasangan kita merasa bebas
untuk mengucapkan kebenaran dalam kasih untuk menolong
kita mengatasi kegagalan-kegagalan kita, sembari berjalan
bersama kita melalui kesulitan-kesulitan itu. Inilah kehidupan
perjanjian di dalam Kristus pada bagian terbaiknya.”7

Apa yang sedang Allah katakan kepada Anda mengenai perjanjian?


Tanyalah diri Anda sendiri, Apakah aku sedang menikmati sebuah per-
nikahan perjanjian? Apa yang akan kulakukan untuk mengalaminya?
Berdoalah dan mintalah tenaga dan kekuatan dari Roh Kudus.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Allah memiliki suatu tujuan yang dahsyat bagi pernikahan perjanjian


Anda, menjangkau jauh melampaui hanya Anda dan pasangan Anda.
Dia menghendaki penyatuan Anda, seperti penyatuan Abraham dan
Sara, untuk mengirimkan kasih dan kebenaran-Nya jauh ke masa de-
pan. Tanyalah diri Anda sendiri, dan Tuhan, Siapa yang dipengaruhi
pernikahan saya, dan apa dampak yang ditinggalkannya?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Berhentilah sejenak dan berdoa, “Roh Kudus, bagaimana saya dapat


secara sengaja memperluas perjanjian-Mu kepada anak-anak, cucu-
cucu saya dan mereka yang Engkau tempatkan dalam lingkungan
pengaruhku?”
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Berdiam dirilah di hadapan Allah. Dengarkan apa yang Dia katakan sekarang dan di hari-hari men-
datang. Tuliskanlah perintah-Nya dan mintalah anugerah-Nya untuk mematuhinya.
Renungan Hari 2

DITEMPA DALAM DAPUR API


Saudara-saudara, ketika hidup benar-benar sulit, janganlah asal menyim-
pulkan bahwa Allah sedang tidak bekerja. Sebaliknya, bersukacitalah bahwa
kalian berada di tengah-tengah apa yang dialami Kristus. Ini adalah suatu
proses pemurnian rohani, dengan kemuliaan berada di sekeliling sudutnya.
—1 Petrus 4:12-13 The Message

Pernikahan ialah suatu proses pemurnian rohani, dan Allah adalah


sang Pemurni. Dia bukanlah sumber permasalahan Anda, Dia akan
memakai mereka untuk membuat Anda dan pasangan Anda menjadi
seperti Yesus.

Mari menghadapinya. Tak ada yang menyukai pencobaan. Seandainya


kita dapat melewatkannya, akan kita lakukan. Namun ada yang berhar-
ga di jalan yang sulit.

Ambillah waktu sejenak dan renungkanlah kebenaran-kebenaran ini


mengenai manfaat pencobaan. Kami telah

“Tetapi [Allah] mengetahui setiap rincian dari apa yang sedang


terjadi padaku [dan pasanganku]; dan ketika Dia menguji aku,
Dia akan menyatakan bahwa aku sepenuhnya tidak bersalah –
semurni emas padat!”
—Ayub 23:10

Engkau telah memurnikan [aku dan pasanganku] dengan api,


ya Tuhan, seperti perak dalam suatu tempat peleburan. …Kami
melewati api dan banjir. Tetapi pada akhirnya, Engkau memba-
wa kami ke dalam kelimpahan yang kaya dan hebat.
—Mazmur 66:10, 12

Anggaplah itu suatu anugerah belaka, [para suami dan istri],


ketika ujian dan tantangan mendatangimu dari segala sisi.
Kamu tahu bahwa di bawah tekanan, kehidupan imanmu
dipaksa terbuka dan menunjukkan warnanya yang sebenarnya.

82
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 83

Maka janganlah berusaha keluar darinya terlalu cepat. Biarkan


ia melakukan pekerjaannya sehingga kamu menjadi dewasa
dan berkembang dengan baik, tidak kurang sempurna dalam
hal apapun.
—Yakobus 1:2-4 The Message

Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian


imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang
fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu
[dan pasanganmu] memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan
kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
—1 Petrus 1:7

Jelaskanlah dengan singkat suatu dapur api penderitaan (sebuah


konflik) yang Anda dan pasangan Anda sedang hadapi baru-baru ini.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Apa yang ditunjukkan Roh Kudus pada Anda mengenai Anda, pasang-
an Anda dan situasi Anda melalui ayat-ayat di atas?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Mengetahui apa yang salah dengan pasangan Anda tidak akan me-
nolong Anda berubah. Perubahan bermula dengan mengetahui apa
yang perlu ditangani di dalam Anda. Berhentilah sejenak dan berdoa,
“Roh Kudus, apa yang sedang terjadi di dalam hati dan pikiran saya?
Apa yang Engkau cari untuk diubah? Apa yang saya percayai tentang
diri saya yang tidak benar? Tolonglah saya mendengar suara-Mu dan
mematuhi perintah-perintah-Mu. Dalam nama Yesus.”

Kebenaran yang sedang disingkapkan Roh Kudus mengenai saya


ialah…
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
84 CERITA PERNIKAHAN

Tindakan-tindakan yang didorong Roh Kudus untuk saya ambil


ialah…
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Renungan Hari 3

IMAN, PENGHARAPAN, DAN


KERENDAHAN HATI
May God, the source of hope, fill you with joy and peace through your faith
in him. Then you will overflow with hope by the power of the Holy Spirit.
—Roma 15:13 GW

Iman menyediakan balok-balok bangunan bagi suatu pernikahan yang


fantastis, dan pengharapan adalah cetak birunya untuk mewujudkan-
nya. Allah, sumber pengharapan, memiliki iman di dalam Anda dan
pasangan Anda. Ketika Anda percaya kepada-Nya, Dia akan memberi
Anda cetak biru-Nya bagi pernikahan Anda dan memampukan Anda
untuk mengalami pernikahan yang Anda idam-idamkan.

Dalam bukunya Abraham, Or The Obedience of Faith, pendeta dan


pengarang F.B. Meyer menjelaskan:

“Iman ialah benih kecil yang berisi semua parfum yang langka
dan warna-warni yang indah dari kehidupan Kristiani, hanya
menunggu perawatan dan berkat Allah. Ketika seseorang
percaya, itu hanya soal pendidikan dan waktu untuk mengem-
bangkan apa yang telah menjadi embrio di dalamnya… Iman
menyatukan kita begitu mutlak dengan Anak Allah sehingga
kita adalah Satu dengan Dia selama-lamanya; dan semua
kemuliaan sifat-Nya…diperhitungkan pada kita.”8

Jadi apa itu iman? Dari mana datangnya? Dan bagaimana Anda dapat
melihatnya bertumbuh makin kuat dalam hidup Anda? Renungkanlah
ayat-ayat ini dengan cermat dan tuliskanlah apa yang disingkapkan
Roh Kudus kepada Anda.

Roma 1:11-12; 10:17; 12:3 • Ibrani 11:1, 6 • Efesus 2:8 • Kolose 2:6-8
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

85
86 CERITA PERNIKAHAN

Seiring dengan iman, Anda memerlukan pengharapan, suatu cetak-bi-


ru yang Allah berikan untuk penyatuan Anda. Berhentilah sejenak dan
berdoa, “Tuhan, simpanlah di dalam saya dan pasangan saya diagram
ilahi-Mu bagi pernikahan kami. Sebagaimana Engkau memberikan
Abraham sebuah gambaran dalam bintang-bintang di langit, pahat-
kanlah dalam hati kami suatu gambar yang dapat kami mengerti dan
ingat selamanya. Dalam nama Yesus.” Lihat, dengar, dan tuliskan apa
yang disingkapkan Tuhan.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Ada satu kunci kebajikan yang Anda perlukan agar menerima iman dan
pengharapan. Itu adalah kerendahan hati. Kerendahan hati berkata,
“Saya tak dapat melakukan apapun tanpa-Mu, Tuhan, tetapi aku dapat
melakukan segala sesuatu melalui Engkau.” Ketika Anda memiliki satu
kerendahan hati, pintu kepada yang terbaik dari Allah untuk pernikahan
Anda terbuka dengan lebar!

Penulis dan pendeta abad kesembilan belas, Andrew Murray berkata,


“Yesus datang untuk membawa kerendahan hati kembali ke bumi ini,
menjadikan kita pengambil bagian darinya, dan olehnya kita diselamat-
kan. …Kerendahan hati-Nya adalah keselamatan kita. Keselamatan-Nya
adalah kerendahan hati kita. …Hanya dengan tinggal di dalam Kristus
dalam kerendahan hati ilahi-Nyalah kita menjadi orang-orang rendah
hati yang sebenarnya.” 9

Renungkanlah ayat-ayat ini dengan cermat. Apa yang sedang Allah


singkapkan bagi Anda?

Matthew 11:28-30 • John 13:1-17 • Philippians 2:1-11 • James 4:6


• 1 Peter 5:5
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 87

…Terimalah kehidupan dengan kerendahan hati dan kesabaran, dengan


menghargai satu sama lain karena Anda saling mengasihi. Jadikan tujuan
Anda ialah menjadi satu di dalam Roh, dan Anda pasti akan berada dalam
damai sejahtera satu sama lain.
—Efesus 4:2-3 Philips
Renungan Hari 4

BERMIMPI BESAR BERSAMA-SAMA


Dua dapat menyelesaikan lebih dari dua kali banyaknya dari pada satu,
sebab hasilnya dapat menjadi lebih baik. …Tiga bahkan lebih baik,
sebab tali yang dikepang tiga tidak mudah dipatahkan.
—Pengkhotbah 4:9, 12 TLB

Menghidupi dan mengalami luasnya pernikahan – ini adalah rancang-


an ilahi Allah bagi setiap suami dan istri. Dengan Roh Kudus-Nya bera-
da di pusat penyatuan Anda, Anda dan pasangan Anda akan ada di
posisi yang tepat untuk menjadi hebat!

Apakah Anda ingin hidup hebat? Ambillah waktu untuk bermimpi besar.
Pada akhir bab ini, Anda akan diperlengkapi untuk menuliskan sebuah
visi bagi pernikahan Anda. Sekarang, Anda dapat mempersiapkan diri
untuk waktu menuangkan visi yang istimewa ini.

Tuliskanlah beberapa tempat di mana Anda dan pasangan Anda


menikmatinya bersama-sama, tempat-tempat yang santai di mana
Anda bebas bermimpi.

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Diskusikan tanggapan-tanggapan Anda, lalu pilihlah satu tempat atau lebih di mana Anda dapat
menjadwalkan suatu rangkaian kencan impian.

Bermimpi bersama membiarkan Anda dan pasangan Anda untuk ber-


bagi dengan jujur dari hati Anda dan mimpikanlah hal-hal yang luar
biasa yang dapat Anda lakukan bersama-sama dengan kekuatan, hik-
mat, kemurahan, dan ketetapan dari Allah. “Apa yang dapat Anda laku-
kan sebagai satu pasangan untuk membuat pengejaran Anda lebih
efektif?” tanya pengarang Bill dan Pam Farrel. “Berhati-hatilah. …Un-
tuk mengetahui apakah Anda sedang membuat kemajuan atas suatu
mimpi, Anda perlu menuliskan seperangkat tujuan yang menjelaskan
bagaimana mencapai mimpi itu. Satu tujuan haruslah spesifik… reaslis-
tis…[dan] dapat dicapai dengan pertolongan Allah.”10

88
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 89

Kita akan membahas lebih banyak tentang perencanaan tujuan pada


bacaan hari berikutnya. Untuk sekarang, mimpi-mimpi apa yang ada
dalam hati Anda? Pikirkanlah tentang kerinduan Anda mengenai hu-
bungan Anda satu sama lain, memelihara satu keluarga, keamanan
finansial, pendidikan dan karir, membeli atau membangun sebuah
rumah, pensiun, dll.

Mimpi-mimpi terbesar saya bagi pernikahan kami ialah…


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Begitu Anda membagikan dan menuliskan mimpi-mimpi Anda, minta-


lah pasangan Anda untuk membagikan mimpinya dan menuliskannya.

Mimpi-mimpi terbesar pasangan saya bagi pernikahan kami ialah…


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Aspek apa dari mimpi-mimpi ini yang tumpang tindih? Di mana ada
persamaannya? Diskusikanlah ini bersama-sama.

Mimpi-mimpi terbesar yang kami bagikan bagi pernikahan kami


ialah…
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Ingatlah, “Allah dapat melakukan segala sesuatu, kamu tahu – jauh melampaui apa yang dapat
kamu bayangkan atau perkirakan atau minta di dalam mimpi-mimpimu yang paling liar!” (Efe-
sus 3:20 The Message). Serahkanlah mimpi-mimpimu kepada Tuhan di dalam doa dan min-
talah Dia mulai menunjukkan pada Anda langkah-langkah spesifik yang dapat Anda tempuh
menuju mimpi-mimpi tersebut.
Renungan Hari 5

TULISKAN VISI ANDA


“…Tuliskanlah visi itu, dan buatlah jelas di atas loh-loh…”
—Habakuk 2:2 KJV

Sekarang karena Anda dan pasangan Anda telah mulai bermimpi


bersama-sama, langkah berikutnya ialah menuliskan visi Anda. Mempu-
nyai satu visi berarti memiliki satu mimpi yang realistis bagi pernikahan
Anda dan hendak menjadi apa Anda dan pasangan Anda bersama-
sama dengan tuntunan dan anugerah Allah.

Pengarang, profesor, dan konselor keluarga H. Norman Wright


menawarkan pemahaman yang berharga mengenai topik visi ini:

“Visi dapat digambarkan sebagai ramalan, dengan pentingnya


memiliki suatu kesadaran yang tajam akan situasi dan kemung-
kinan-kemungkinan masa kini dan akan nilai yang dipelajari
dari masa lalu. Visi juga dapat dijelaskan sebagai melihat hal
yang tidak terlihat dan membuatnya terlihat. Ini berarti memi-
liki sebuah gambar di dalam pikiran Anda tentang bagaima-
na segala sesuatu dapat atau seharusnya terjadi di hari-hari
mendatang. Visi juga berarti suatu potret dari kondisi-kondisi
yang belum terjadi. Ini berarti mampu berfokus lebih banyak
pada masa depan daripada terhenti dengan masa lalu atau
masa kini. Visi adalah proses menciptakan suatu masa depan
yang lebih baik dengan pemampuan dan tuntunan Allah.”11

Suatu visi tentang pernikahan yang berhasil memiliki hal-hal yang


mutlak. Catatlah beberapa standar yang tidak dapat ditawar-tawar
yang Anda dan pasangan Anda akan rela pelihara tanpa kompromi.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

90
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 91

Ini bisa jadi mencakup hal-hal seperti menghindari pertengkaran, menjauh dari hutang, selalu
rela memaafkan, tidak pernah merendahkan satu sama lain, dll.

Baca ulang penjelasan Wright tentang visi. Apa yang dikatakannya ke-
pada Anda? Apa saja gol-gol jangka-pendek bagi pernikahan Anda,
hal-hal yang Anda dan pasangan Anda ingin capai di tahun berikutnya?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Apa yang menjadi visi jangka-menengah Anda bagi pernikahan? Gol-


gol apa yang hendak Anda capai dalam lima atau sepuluh tahun beri-
kutnya? Ingatlah, jadilah spesifik dan realistis, dan fokuslah pada apa
yang ingin Anda lihat.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Apa visi jangka-panjang Anda bagi pernikahan Anda? Gol spesifik apa
yang hendak anda capai dalam dua puluh atau tiga puluh tahun beri-
kutnya? Pikirkan tentang pensiun, cucu-cucu, peluang-peluang pela-
yanan atau liburan, bepergian, dll.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

“Tetapi hal-hal yang Aku rencanakan ini tidak akan terjadi saat ini. Dengan
lambat, dengan mantap, dengan pasti, waktunya mendekat ketika visi itu
akan digenapi. Jika ia terlihat lambat, jangan putus asa, sebab hal-hal ini
akan pasti terjadi. Bersabarlah! Mereka tidak akan terlambat
walau hanya satu hari!”
—Habakuk 2:3 TLB
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
Jika Anda sedang menggunakan buku ini sebagai bagian dari Messenger
Series mengenai Cerita Pernikahan, silakan mengacu pada Sesi 2.

1| Banyak pasangan menikah hidup dalam pola bertahan. Tetapi


Allah tidak ingin pernikahan yang hanya bertahan. Dia ingin perni-
kahan yang bertumbuh dengan subur! Ambillah waktu untuk
berbagi mengapa penting untuk meluaskan visi Anda tentang
pernikahan Anda melampaui hanya Anda dan pasangan Anda?

2| Tanpa pertanyaan, Anda akan menghadapi berbagai kesulitan


dalam pernikahan. Anda dan pasangan Anda adalah dua individu
dalam proses menjadi satu. Ibrani 12:2-3 memberi kita satu
rencana yang telah terbukti berkaitan dengan berbagai kesulitan.
Bacalah ayat-ayat ini dengan cermat dan kenalilah strategi Allah
demi membawa Anda dari dapur api pemurnian seperti emas
murni.

Arahkanlah matamu kepada Yesus, yang memulai dan men-


gakhiri perlombaan ini yang di dalamnya kita berada. Pelaja-
rilah bagaimana Dia melakukannya. Karena Dia tidak pernah
kehilangan pandangan akan ke mana Dia menuju – akhir yang
gembira di dalam dan bersama Allah – Dia dapat menanggung
segala sesuatu di sepanjang jalan: Salib, rasa malu, apa saja.
Ketika kamu mendapati dirimu mengendor dalam imanmu,
ulangilah cerita itu kembali, rincian demi rincian, hingga rang-
kaian doa panjang terhadap permusuhan Dia sampaikan. Itu
akan menembakkan adrenalin ke dalam jiwamu!
—Ibrani 12:2-3 The Message

3| Kesombongan menghindarkan kita dari menikmati yang terbaik


dari Allah bagi kehidupan kita. Bagaimana Anda telah membiar-
kan kesombongan membatasi visi Anda bagi pernikahan Anda?

92
MEMULAI DENGAN AKHIR DI DALAM PIKIRAN 93

Perubahan-perubahan apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk


menyadari pernikahan yang Allah persiapkan bagi Anda?

4| Pernikahan yang berbahagia dan sehat yang sedang bertumbuh


hebat mempunyai visi. Sebuah visi yang baik didukung oleh suatu
rencana spesifik yang realistis. Masing-masing pasangan menya-
makan rencana mereka, dan suami serta istri berkomitmen untuk
melihatnya digenapi. Sebutkanlah beberapa bidang pernikahan
di mana diperlukan memiliki satu visi yang rinci. Mengapa begitu
menolong dan sangat penting untuk mencatat suatu rencana
spesifik? Mengapa penting bagi visi itu untuk menyesuaikan
seiring waktu?

Pemimpin: Pastikan kelompok Anda membaca Habakuk 2:2-3;


Amsal 29:18.

5| Dalam Matius 25:23, hamba yang “baik dan setia” dipuji karena
melayani kepercayaan tuannya “dengan baik”. Menjalani perni-
kahan dengan sempurna berbeda dengan menjalaninya dengan
baik. Bagaimana suatu harapan akan kesempurnaan dapat
menghindarkan kita dari menjalani pernikahan yang baik? Apa
artinya menjalaninya dengan baik bagi standar kita? Sikap kita?
Tanggapan-tanggapan kita kepada kesalahan?
94 CERITA PERNIKAHAN

RINGKASAN BAB:

• Cerita pernikahan Anda lebih dari sekadar diri Anda.


Itu mengenai setiap kehidupan yang akan Anda dan
pasangan Anda jamah seumur hidup kalian, dan itu
menjangkau hingga warisan Anda bagi generasi-
generasi yang akan datang.

• Pernikahan menciptakan sebuah lingkungan ideal bagi


para pria dan wanita untuk dibentuk dan dimurnikan ke
dalam gambar Kristus. Ini membawa kemuliaan besar
bagi Allah, membuat-Nya dikenal.

• Iman adalah bahan bangunan dari suatu pernikahan


menakjubkan yang masih belum menjadi satu kenyata-
an. Pengharapan ialah cetak birunya – atau visi yang
diberikan Allah – yang dibangun oleh iman.

• Kerendahan hati membuka pintu pada hal-hal terbaik


dari Allah bagi kehidupan Anda. Melalui kerendahan
hati kita menerima anugerah (pemampuan) Allah
untuk mengalami keluasan pernikahan yang Dia
rancang.

• Bagaimana pun kondisi pernikahan Anda saat ini, ia


dapat bertumbuh ke dalam suatu keadaan bahagia
sampai selama-lamanya.

• Tuliskan sebuah visi bagi pernikahan Anda: suatu


rencana hidup dan bernapas yang bertumbuh seiring
waktu dan mencakup harapan-harapan, mimpi-mimpi,
dan standar-standar yang tidak dapat ditawar-tawar.
TIGA

Membersihkan Geladak

Membersihkan Geladak: (kata kerja) Bersiap untuk suatu peristiwa


atau tujuan khusus dengan membereskan apapun yang terjadi sebelum-
nya yang mungkin menghalangi untuk maju.1

Hari 1

I stilah pelayaran ini awalnya adalah satu perintah yang diberi-


kan di atas kapal menjelang pertempuran. Ketika diperintah-
kan demikian, para pelaut tahu harus memindahkan semua
peralatan, tali-tali, atau perlengkapan lain yang bisa menghalangi me-
reka bergerak dengan bebas di sekeliling kapal.2 Sekarang istilah ini
diterapkan pada persiapan apapun yang menempatkan kita untuk ber-
tindak tanpa terbebani.
Di bab terakhir, kita membahas tentang pernikahan Anda sebagai
suatu cetak biru yang hidup dan berjalan. Tujuan bab ini ialah mem-
bahas topik apapun yang bisa menghalangi Anda bergerak maju dan
mengalami keluasan pernikahan. Tindakan sengaja membersihkan ge-
ladak suatu kapal berguna untuk menghindari tali-tali dari kekusutan
satu sama lain. Jika geladak kacau dengan serpihan-serpihan atau keti-
96 CERITA PERNIKAHAN

dakteraturan, pada saat-saat yang sulit atau saat lautan bergelora, akan
sangat mudah tersandung oleh sesuatu yang dapat dengan mudah Anda
langkahi ketika pelayaran berjalan mulus.
Kami senang dengan gagasan menempatkan Anda berlayar ke masa
depan dengan membawa semua yang akan menopang Anda, dan pada
saat yang sama membuang ke laut apapun yang akan membebani Anda
atau mengikat Anda ke masa lalu. Memiliki terlalu banyak tidak hanya
bisa “menyandung di geladak” dan terluka, tetapi mereka juga bisa jatuh
dan terhilang di lautan.
Rancangan Allah bagi pernikahan ialah sempurna. Namun perni-
kahan nampaknya lebih menyoroti kekurangan masing-masing pasan-
gan, berbeda dengan lembaga-lembaga lainnya. Alih-alih menunggu
hingga Anda mengarahkan kapal yang putus asa di luar jalur – dengan
layar robek, kehilangan muatan, palka bocor, dan tali-tali yang berjum-
bai – kami ingin menempatkan Anda untuk merintis jalan.
Masih dengan gambaran pelayaran kita, suatu penolakan terha-
dap pembahasan topik-topik hubungan yang mendasar serupa dengan
bertolak ke laut dengan sebuah gabus menyumbat suatu kebocoran di
bawah kapal Anda. Itu akan berhasil untuk sesaat, namun ketika berha-
dapan dengan tekanan yang cukup besar, ia tidak akan bertahan.
Kami tidak ingin Anda tersandung atau tenggelam. Kami ingin per-
nikahan Anda menjadi suatu bahtera yang dapat menahan badai apa-
pun yang Anda temui. Seraya Anda mengerjakan cetak biru pernikahan
Anda dari bab sebelumnya, Anda mungkin telah mengenali beberapa
topik yang perlu dibahas sebelum Anda dapat bergerak maju dengan
apa yang Anda impikan. Jadi marilah kita mencari setiap cacat yang
mengkompromikan sesuatu yang berakar di dalam keegoisan, kesom-
bongan, dan sakit hati. Mari bebaskan diri kita dari setiap kutuk yang
mengikat dan ikatan ketakutan dan biarlah pengharapan menjadi jang-
kar kita.
MEMBERSIHKAN GELADAK 97

Permulaan Kami

Kami tahu membersihkan geladak ini penting karena ini bukanlah


bagaimana kami memulai perjalanan kami bersama. Kami tidak sung-
guh-sungguh menyimak selama konseling pranikah. Ketika konselor
memberi kami saran tentang berlayar di dalam konflik dan gelombang
badai, kami berpikir, Bertengkar? Kami tidak akan pernah bertengkar!
Allah yang menyatukan kami. Nasihat ini berlaku untuk orang-orang
yang tidak mencintai sama seperti kami. Kami bukanlah orang-orang
itu. Tangan Allah ada dalam kehidupan kami.
Hanya beberapa minggu setelah menikah, berbagai masalah dimu-
lai. Tidak perlu waktu lama untuk menyadari betapa kami telah salah.
Kami memasuki pernikahan dengan visi tentang pasangan yang sem-
purna, tetapi segera kami makin menyadari setiap kekurangan dari
masing-masing pasangan kami. Kami mulai bekerja keras mengubah
satu sama lain. Sebagai akibatnya, pernikahan kami yang sangat baha-
gia menjadi suatu medan pertempuran antara dua orang yang sangat
berkemauan keras. Percikan api beterbangan seperti besi yang berusaha
menajamkan besi.3
Kami masih belum menyadari bahwa penyatuan kami benar-benar
lemah dan rentan. Ya, kami sangat berkomitmen satu sama lain, namun
kami memikirkan terlalu tinggi dari karakter kami sendiri, khususnya
dalam hal kesabaran dan tidak mementingkan diri sendiri. Kami mem-
punyai lebih banyak persoalan dari yang kami akui, dan bahkan jadi
kubu pertahanan yang sangat diperlukan untuk menahan tantangan-
tantangan yang akan datang.
Bukannya membiarkan Allah membersihkan geladak kami, kami
hanya ingin saling mengatur. Pasangan yang meyakini bahwa mereka
benar-benar cocok dan diciptakan di surga telah jatuh dari kebahagia-
an. Kami masih memasang wajah manis di gereja, namun kehidupan
98 CERITA PERNIKAHAN

rumah tangga kami mulai terlihat seperti suatu adegan dari WWF
Monday Night Raw.
Di tahun pertama pernikahan kami, ada kalanya saat kami sibuk
dengan apa yang kami sebut “persekutuan intens.” John tidak ingin saya
(Lisa) meninggalkan kamar, jadi ia menyuruh saya duduk di tempat ti-
dur kami. Saya ingin keluar dari kamar sebelum saya dapat mengatakan
apapun yang akan saya sesali pagi itu. John menyuruh saya duduk, na-
mun saya sudah bergerak ketika ia berusaha mendudukkan saya kem-
bali di atas tempat tidur untuk berbincang. Kombinasi gerakan maju
saya dan dorongan John menjatuhkan saya ke lantai.
Saya berdiri dengan sebuah lampu lantai di tangan saya. John me-
mandangi saya dalam ketidakpercayaan, satu tatapan ketakutan terlihat
di wajahnya. “Apa yang akan kau lakukan dengan itu?” tanyanya.
“Aku tidak tahu,” saya berkomat-kamit. Adegan yang menggelikan ini
menciptakan satu kesempatan bagi kami berdua untuk tenang dan
membicarakan masalah itu, namun akar masalahnya tetap belum ter-
pecahkan.
Beberapa hari setelah episode ini, saya sedang makan siang de-
ngan salah satu teman saya. Ia telah menikah lebih lama dari saya, jadi
entah bagaimana saya merasa nyaman membukakan pergumulan-
pergumulan pernikahan saya kepadanya. Namun alih-alih mengatakan
rincian-rincian tentang insiden lampu lantai itu, saya memutuskan me-
makai pendekatan yang halus. Saya bertanya sambil lalu, “Apakah kau
pernah mengalami suatu perselisihan dengan suamimu dan tiba-tiba
kau dapati sebuah lampu lantai di tanganmu?”
Dia menatap saya seolah pertanyaan itu tak masuk akal. “Tidak!”
Saya membalas dengan cepat, “Aku juga tidak!”
Tak pelak lagi, saya sedang berbohong. Teman saya mungkin menyim-
pulkan bahwa yang diduganya pertanyaan asal-asalan itu adalah suatu
seruan minta tolong. Tetapi kepura-puraan pernikahan menghindar-
MEMBERSIHKAN GELADAK 99

kan kami meneruskan percakapan selanjutnya.


John dan saya merasa sepertinya kami berjalan di tempat. Masalah-
masalah utama sedang berkembang dalam pernikahan kami, tetapi
kami tidak tahu kepada siapa meminta tolong. Di gereja kami me-
nyembunyikan pergumulan kami dan menutupi rasa sakit kami. Kami
tahu gesekan hubungan kami sedang meningkat, tetapi kami tidak tahu
bagaimana menanggapinya. Keputusasaan dan rasa malu terhadap
situasi kami menyebabkan segala sesuatu berubah dari buruk menjadi
semakin buruk. Akibatnya, ketegangan di dalam rumah tangga kami
menjadi tak tertanggungkan.
Lalu terjadilah. Konflik kami mencapai satu puncak tertinggi se-
lama ini ketika saya (John) memukul Lisa. Sebelum insiden ini, kami
telah memiliki persoalan fisik – saya menolak dan mendorongnya –
namun inilah pertama kalinya saya memukulnya. Dengan segera, saya
menyadari apa yang telah saya lakukan dan benar-benar dikejutkan
oleh perilaku dan kemarahan saya dengan penyesalan yang mendalam.
Lisa memukul balik dan kemudian mengunci dirinya di kamar mandi.
Kami berdua naik ke tempat tidur malam itu dengan merasa ada se-
suatu yang telah hilang.
Besok paginya ketika kami berdua bersiap-siap berangkat kerja, Lisa
masih bungkam dan kerenggangan meningkat. Tampaknya hubungan
kami sama sekali hampa akan kekudusan dan rasa percaya. Kami ber-
dua bekerja penuh waktu, dan ketika minggu kerja berlalu, jarak di an-
tara kami semakin lebar. Lisa sedang bekerja di bagian penjualan saat
itu, dan ia mulai sengaja berlama-lama di luar, memeriksa persediaan di
wilayah kerjanya untuk menghindari kontak dengan saya. Ketika ak-
hirnya ia pulang, ia menolak bicara atau makan malam dengan saya
dan langsung menuju tempat tidur untuk membaca. Saya menantikan
akhir pekan supaya kami akhirnya dapat menyelesaikan apa yang telah
terjadi.
100 CERITA PERNIKAHAN

Sumpah Saya

Sebagai seorang perempuan muda, saya (Lisa) membuat suatu sumpah


jika suami saya nantinya pernah memukul saya, saya akan meninggal-
kannya. Saya dibesarkan dalam sebuah rumah yang mudah bergolak
dan adalah menakutkan mendapati diri saya sendiri berada dalam situ-
asi kasar yang lain. Ketika John memukul saya, saya teringat dengan
sumpah saya dan diperhadapkan dengan satu keputusan yang berpe-
luang mengubah kehidupan. Dapatkah saya bertahan di dalam perni-
kahan ini? Dapatkah saya mencintai dan menyerahkan diri saya pada
seorang laki-laki yang telah memukul saya?
Teman-teman kerja saya tahu sesuatu benar-benar sedang berma-
salah dengan saya. Salah satu pengawas saya menebak apa yang telah
terjadi. Dia mendesak saya untuk segera meninggalkan John, tanpa
menanyakan apapun. Saya sedang menunggu akhir pekan yang akan
datang sehingga saya dapat mengunci John di luar rumah. Selain bicara
dengan rekan-rekan kerja, saya sedang membaca bukunya Dr. James
Dobson Love Must Be Tough, yang mengilhami saya untuk meningkat-
kan situasi itu sebagai suatu krisis.
Ketika John pulang malam itu, ia tidak dapat masuk ke dalam
apartemen. Saya telah mengunci gerendel pintu, yang hanya dapat diak-
ses dari dalam. Dia tidak punya jalan untuk masuk. Ini terjadi sebe-
lum zaman telepon selular, sehingga ia berdiri di luar dan berteriak,
“Lisa, saya pulang. Tolong izinkan saya masuk!” Akhirnya saya mem-
buka sebuah jendela untuk memberitahunya bahwa saya tahu dia su-
dah pulang, namun ia perlu menemukan tempat lain untuk menginap
malam itu. John benar-benar tidak bisa percaya. Setelah beberapa saat,
ia menyadari bahwa ia tidak diperbolehkan masuk, jadi ia memutuskan
tinggal malam itu bersama seorang teman dengan berpura-pura sedang
berdoa dan berpuasa.
MEMBERSIHKAN GELADAK 101

Kini bahwa saya sudah punya tempat untuk diri sendiri, saya me-
mutuskan melakukan suatu percakapan yang serius dengan Allah. Saya
kira pembukaan doa saya kira-kira seperti ini: “Baiklah, Allah, saya pu-
nya beberapa gagasan untuk-Mu. Sementara John sedang pergi, ia perlu
suatu pewahyuan tentang alangkah mengerikannya ia terhadap saya.
Mungkin Kau dapat memberinya sebuah mimpi buruk atau menakuti-
nya dengan satu sambaran petir. Hanya, tolong jangan bunuh dia kare-
na saya tidak punya asuransi jiwa yang cukup baginya.”
Tetapi tak peduli seberapa banyak saya berdoa mengenai John, satu-
satunya orang yang ingin Allah bicarakan dengan saya ialah diri saya
sendiri. Allah tidak tertarik membahas masalah John dengan saya. Dia
ingin membahas keadaan hati saya. Dia memberitahu saya, “Lisa, kau
memerlukan intervensi supernatural dalam pernikahanmu. Dan jika
kau menginginkan intervensi supernatural dalam pernikahanmu, kau
harus bertindak secara supernatural. Itu berarti kau harus mengampu-
ni ketika kau berpikir itu tak layak diampuni.”
“Lisa,” Allah tetap berbicara, “kau mengadakan suatu perhitungan
terhadap John.”

Mengadakan Suatu Perhitungan

Ketika John dan saya bertengkar, kami tidak hanya bertengkar menge-
nai masalah yang terjadi. Kami memakai amunisi dari berbulan-bulan
pernikahan kami untuk mengecilkan dan merendahkan satu sama lain.
Suatu catatan yang akan selalu bertambah tentang sakit hati, penghu-
kuman dan kepahitan adalah dasar bagi setiap perselisihan. Bahkan
dalil-dalil kecil berkembang menjadi peperangan yang terasa seperti
bagian-bagian dari syair kepahlawanan.
102 CERITA PERNIKAHAN

Saya, orang yang telah melakukan kejahatan terbesar dalam konflik-


konflik yang timbul ini, tidak rela memaafkan John atas sakit hati saya
di masa lalu. Karena luka yang saya bawa ke dalam hubungan kami,
saya takut bahwa seandainya saya menghapuskan kesalahan-kesalahan-
nya, saya akan membahayakan keamanan emosi dan fisik saya. Namun
Allah memberitahu saya bahwa selagi John jauh dari sempurna, ia layak
mendapatkan pengampunan saya.
Saya terus berusaha mengarahkan perhatian Allah kembali kepada
John, tetapi Dia tidak mau bekerjasama. Saya memohon, “Mengapa aku
yang selalu harus berubah? Kuharap Kau sedang memberitahu John un-
tuk melakukan hal yang sama karena ia tidak akan berubah kecuali Kau
memberitahunya.”
Tetapi melalui semua ini, Allah sedang menyingkapkan kebejatan
hati saya sendiri. Kesombongan dan keegoisan segera memunculkan
kepala mereka yang buruk. Saya mendapati diri saya sedang berpikir
tentang bagaimana orang-orang akan bereaksi seandainya John dan
saya tidak sedang duduk bersama atau berpegangan tangan di gereja
pada hari Minggu. Saya putuskan saya akan membiarkannya pulang ke
rumah tepat ketika waktunya berkemas dan berangkat bersama saya ke
gereja sehingga kami dapat menjaga penampilan kami. Saya tidak pedu-
li tentang John atau hubungan kami. Saya khawatir tentang apa yang
akan orang-orang pikirkan tentang kami. Kesombongan saya menahan
saya dari mengalami efek mengubahkan dari anugerah Allah tepat di
mana saya paling membutuhkannya.
Akhirnya saya berhenti dan membiarkan Allah bekerja dengan
cara-Nya di dalam hati saya. Bahkan dalam timbulnya kesalahan John
yang paling mengerikan, saya memilih untuk mengakui peran saya
dalam apa yang telah terjadi. Begitu saya merendahkan diri saya, anu-
gerah Allah merasuk. Kerendahan hati selalu membuka pintu-pintu air
anugerah:
MEMBERSIHKAN GELADAK 103

…”Allah menentang orang congkak tetapi memberikan anu-


gerah kepada orang yang rendah hati.” (1 Petrus 5:5 ESV)

Itu menjadi bukti bagi saya bahwa saya tidak dapat mengubah John.
Hanya Allah yang dapat melakukannya. Tetapi saya dapat membiarkan
Allah mengubah saya.
John pulang dari perjalanan akhir pekan itu sebagai seorang pria
yang berbeda. Setelah Allah berurusan dengannya di tahun-tahun
pertama pernikahan kami, ia tidak pernah memukul saya lagi – dan
sekarang itu sudah hampir tiga dekade. Penyatuan kami diubahkan
karena kami berdua menanggapi dengan kerendahan hati di hadapan
Allah dan satu sama lain dengan harapan terjadinya pembaharuan dan
rekonsiliasi yang menyeluruh.

Moral Ceritanya

Kami ingin kami dapat berkata bahwa luka-luka dari musim kehidupan
kami itu disembuhkan dalam satu malam, namun tidaklah demikian.
Dua tahun berikutnya dari kelanjutan pernikahan kami ditandai de-
ngan kekacauan dan pergumulan emosional yang besar seraya kami
berusaha belajar bagaimana hidup bersama dalam suatu cara yang
menghormati Allah. Kami telah mendengarkan nasihat mulai dari kami
berdua yang menjadi bos hingga Lisa yang sama sekali tidak bersuara
dan tidak berperan.
Dalam ketidakdewasaan kami, kami sering menyerang satu sama
lain ketika Allah sedang melakukan suatu pekerjaan dalam kehidupan
individual kami. Sejak empat tahun pertama, pernikahan kami merasa
sangat hancur. Dalam beberapa cara, kami menghidupi buntut dari ke-
salahan-kesalahan kami. Bahkan ada bukti fisik di sekitar kami tentang
104 CERITA PERNIKAHAN

kegagalan kami, termasuk sebuah kulkas yang rusak dan satu jendela
yang diganti. Tetapi Allah tidak kehilangan harapan pada kami. Dia se-
dang menebus kesalahan-kesalahan kami dengan mengubahnya men-
jadi kesempatan-kesempatan untuk membersihkan geladak. Apa yang
dimaksudkan sang musuh untuk menghancurkan pernikahan kami,
Allah pakai sebagai satu fondasi untuk apa yang akan datang.
Meskipun kami selalu berkata bahwa kami memiliki berbagai
pergumulan, kami tidak pernah masuk serinci ini dalam pengajaran-
pengajaran kami. Sekarang kami sedang membagikan lebih banyak in-
formasi bukan untuk membenarkan perilaku kami, tetapi untuk men-
dorong Anda bahwa perubahan dapat terjadi. Pada waktu yang sama,
kami tahu bahwa tidak semua perlakuan kejam memiliki akhir bahagia,
dan kami tidak sedang mendorong setiap wanita atau pria untuk ber-
tahan dalam satu situasi di mana mereka atau anak-anak mereka tidak
aman. Jika ini adalah Anda, pergilah ke suatu tempat yang aman. Ja-
ngan malu. Amankan diri Anda dan dapatkan pertolongan yang Anda
butuhkan. Lebih lanjut lagi tentang ini sejenak.
Selama tahun-tahun yang menantang ini, pernikahan kami terlihat
benar-benar putus asa; namun tiga puluh tahun kemudian, kami sedang
menikmati hidup bersama lebih dari pada yang pernah sebelumnya.
Pernikahan kami luar biasa, yakni benar-benar suatu perjanjian dari
kuasa karya-mukjizat Allah. Ini bukan untuk mengatakan bahwa kami
tidak mengalami lembah-lembah tambahan di sepanjang jalan. Namun
ini yang kami tahu: karena kami telah memilih untuk mengasihi, Allah
telah setia membawa kami melewatinya satu per satu.
Kami tidak tahu seperti apa hubungan Anda sekarang, namun kami
dapat meyakinkan Anda bahwa masih ada harapan! Tujukan hati Anda
kepada Allah dan biarkan Dia berurusan dengan Anda. Anda tidak
dapat mengubah pasangan Anda, tetapi Dia dapat. Alihkanlah tang-
gung jawab itu kepada-Nya. Dia akan memulai suatu perubahan yang
indah jika Anda mengizinkan-Nya.
MEMBERSIHKAN GELADAK 105

Satu Kata tentang Pelecehan

Kami ingin membuat ini jelas. Suami, tidak pernah dibenarkan bagi
Anda untuk menyakiti istri Anda secara fisik. Alkitab mengatakan
Anda harus menghormatinya sebagai ciptaan yang lebih lemah (lihat
1 Petrus 3:7). Serangan emosional atau fisik dari istri Anda tidak mem-
benarkan tanggapan serupa. Menjauhlah jika Anda memang harus.
Jangan menanggapi secara fisik, bahkan jika itu hanya untuk memba-
las serangannya, atau Anda akan kehilangan kepercayaan istri Anda.
Ia tidak akan merasa aman lagi dalam tangan Anda. Jika Anda telah
berlaku kasar terhadap istri Anda, segeralah bertobat di hadapan Allah
dan mintalah pengampunan dari pasangan Anda.
Istri, kerinduan alami suami Anda ialah untuk melindungi Anda.
Allah memberikan kekuatan superior kepada pria untuk tujuan ini.
Anda mungkin menganggap serangan-serangan fisik pada suami Anda
sebagai serangan kemarahan yang sepele, tidak berbahaya selama itu
tidak menimbulkan cedera fisik. Tetapi baginya, serangan-serangan
Anda sangat menghancurkan. Benar atau salah, pria dirancang untuk
membalas secara fisik ketika mereka diserang. Kami tidak mau meng-
hasut atau menimbulkan hal terburuk pada satu sama lain; kami ingin
membawa yang terbaik. Jika Anda telah berlaku kasar kepada suami
Anda, bertobatlah dan segeralah hentikan perilaku yang demikian.
Mungkin Anda tumbuh dalam satu budaya keluarga yang melaku-
kan kekerasan. Barangkali keluarga Anda terbiasa dengan perlakuan
kasar secara verbal, emosi dan fisik. Kami ingin Anda mengetahui ini
tidak pernah menjadi satu cara yang sehat untuk menyelesaikan kon-
flik. Konseling Kristen dapat memberi Anda bahan-bahan yang Anda
perlukan untuk menyelesaikan tantangan-tantangan kehidupan dan
keluarga dalam satu cara yang sehat. Banyak gereja menawarkan ke-
lompok kecil yang mempelajari topik-topik ini. Jangan pernah malu
mencari orang profesional dan pertolongan rohani.
106 CERITA PERNIKAHAN

Ini berlaku bagi suami dan istri: jika pasangan Anda merasa tidak
aman di dekat Anda, jauhkan diri Anda dari dekatnya dan berusahalah
mendapatkan kembali rasa percayanya. Jangan coba memaksakan per-
cakapan dalam situasi di mana mereka merasa berbahaya. Jika Anda
melakukannya, semuanya hanya akan bertambah buruk, dan akhirnya
Anda akan melakukan sesuatu yang nantinya akan Anda sesali.

Hari 2

Sakit Hati

Mengampuni berarti membebaskan seorang tahanan


dan menyadari bahwa tahanan itu adalah Anda.
—Lewis B. Smedes

Hal pertama yang perlu dibersihkan dari geladak pernikahan Anda


ialah sakit hati. Karena sakit hati sangatlah beracun, kita akan gunakan
banyak dari bab ini untuk membahas masalah yang satu ini.
Suatu penolakan untuk mengampuni merampas kemerdekaan
dan menghalangi gairah kita. Terdapat kepuasan menyesatkan dalam
pengejaran akan pembalasan dendam – suatu pencarian tanpa ujung
yang hanya berteman penderitaan. Tindakan pengampunan ialah suatu
tindakan kebebasan baik bagi pelaku maupun yang tersakiti.
Banyak yang percaya pengampunan sebaiknya ditahan sampai gan-
jaran yang memadai diterima. Berapa dari kita yang berkata, “Saya akan
mengampuni mereka saat mereka berubah”? Namun dalam kerajaan
Allah, pengampunan bukanlah pilihan. Itu satu-satunya jalan hidup.
Semakin kita mengampuni, semakin kita menjadi seperti Bapa kita di
sorga. Jika kita hendak menjadi agen-agen kebesaran-Nya, kita harus
merangkul kuasa pengampunan.
MEMBERSIHKAN GELADAK 107

Paulus memerintahkan kita:

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah


seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh den-
dam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni
kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13)

Seringkali ini sulit diterima. Ini adalah sebuah perintah, bukan


suatu usulan. Dan tidak ada kondisi atau pengecualian yang diberikan.
Allah memberitahu kita untuk mengampuni siapapun yang menyakiti
hati kita. Selesai cerita.
Kita sering membuat kelonggaran dan alasan-alasan yang libe-
ral terhadap kesalahan-kesalahan kita dan mengharapkan orang lain
melakukan hal yang sama. Namun kita temukan jauh lebih sulit me-
maafkan kesalahan orang lain, khususnya pasangan kita. Tetapi siapa-
pun yang tidak dapat mengampuni telah lupa bahwa mereka telah diam-
puni. Banyak dari kita yang membenarkan diri sendiri dan lupa bahwa
kita semua layak menghabiskan kekekalan di neraka. Pelanggaran kita
kepada Allah begitu parahnya sehingga Dia harus mengorbankan Pu-
tra tunggal-Nya sebagai balasannya. Kristus mengucapkan pengampu-
nan-Nya dari salib, ketika kepahitan akan menjadi satu pilihan yang
jauh lebih mudah. Dia mengampuni kita sebelum perilaku kita layak
mendapatkan pengampunan-Nya, dan kita harus melakukan hal yang
sama untuk orang lain.
Barangkali kami tidak harus meyakinkan Anda bahwa pasangan
Anda tidaklah sempurna. Tidak ada yang sempurna! Namun kesa-
lahan-kesalahan menciptakan berbagai kesempatan bagi kita untuk
mengulurkan anugerah Allah. Kerelaan kita mengampuni adalah salah
satu bukti terbesar Kristus berada di dalam kita.
108 CERITA PERNIKAHAN

Melepaskan Luka-luka

Ketika kami baru menikah, saya (Lisa) ada di antara mereka yang ber-
dosa dengan berkata, “Aku akan mengampunimu saat kamu berubah.”
Hingga John mengubah perilakunya, daftar panjang saya terhadap
kejahatan-kejahatannya akan terus bertambah. Saya berpikir dengan
menahan pengampunan akan mendorongnya ke dalam perubahan, na-
mun itu membuatnya merasa dihukum, putus asa dan dilemahkan.
Segalanya berubah ketika Allah menunjukkan kepada saya bagaima-
na Dia mengampuni. Pengampunan-Nya bukanlah sebuah hadiah un-
tuk perilaku yang diubah. Itu adalah satu pilihan kepercayaan. Ketika
Allah memperbaharui pemahaman saya tentang pengampunan, Dia
menggantikan kata-kata di mulut saya dengan kata-kata yang mencer-
minkan isi hati-Nya: “Aku percaya kamu ingin berubah, dan Aku me-
ngampunimu.”
Saat itu, saya tidak mengerti betapa pentingnya bagi saya untuk
mengampuni John. Kemudian saya menyadari bahwa kepahitan saya
terhadap suami saya sedang berperang melawan kemampuannya untuk
berubah, sebab Yesus berkata:

“Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni,


dan jikalau kau menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap
ada.” (Yohanes 20:23)

Selama berabad-abad ayat ini telah disalahgunakan dan dibelokkan


menjadi satu alat untuk menyebarkan ketakutan dan penindasan. Ini
bukanlah maksud Yesus. Ketika kita mempelajari keseluruhan pokok
pelayanan-Nya, kita dapat memahami tujuan dan pentingnya kata-kata
ini. Yesus, lebih dari siapapun juga, memahami kuasa pengampunan,
MEMBERSIHKAN GELADAK 109

sebab melaluinya Dia telah memperdamaikan yang tidak dapat diper-


damaikan.
Ingat, menurut 2 Korintus 5:17-20, kita adalah pelayan-pelayan pen-
damaian yang melaluinya Allah menarik dunia ini. Kita dimaksudkan
untuk meneguhkan dan mengulurkan pengampunan yang ditawar-
kan di dalam Kristus. Ketika alih-alih kita memilih untuk memelihara
suatu sakit hati, kita berhenti memberitakan harapan Allah dan malah-
an setuju dengan dia yang disebut pendakwa saudara-saudara kita. Kita
mengucapkan penghukuman dengan jelas kepada mereka yang Allah
ingin tawarkan suatu awal yang baru. Dalam penjelasannya mengenai
perkataan Yesus, G.L. Borchert melakukannya demikian: “Ada kebu-
tuhan akan suatu pengakuan tentang peran penting bahwa pernyataan
pengampunan dapat memerdekaan orang-orang untuk mengesam-
pingkan dosa-dosa dan rasa bersalah mereka di masa lalu dan menga-
lihkan perhatian mereka kepada sukacita kehidupan bersama Kristus
yang bangkit di bawah tuntunan Roh Kudus.”4
Pengampunan ialah suatu tindakan ilahi. Tidak ada kebajikan lain
yang menuntut pengorbanan diri yang sedemikian. Itu adalah suatu pi-
lihan sadar untuk terluka alih-alih mempertahankan diri. Tetapi dalam
pengorbanan diri kita mendapati rangkulan Allah. Dengan memilih
pengampunan, kita menolak untuk menyembah perasaan-perasaan
kita dan bukannya menyerahkan diri kita pada kebenaran Allah. Dan
dengan mengampuni pasangan, kita menciptakan kesempatan bagi me-
reka untuk mengenali dan menerima undangan Allah untuk dibentuk
kembali oleh anugerah-Nya.
Ketika kita datang kepada Allah dalam pertobatan, tanggapan-Nya
bukanlah, “Akulah Allah, dan Aku tahu kau akan melakukan ini lagi
dalam dua minggu ini.” Dia hanya berkata, “Aku mengampunimu,”
dan menawarkan kita kemampuan untuk berubah. Allah tidak mengu-
capkan kegagalan pada masa depan kita; Dia menyatakan harapan dan
110 CERITA PERNIKAHAN

janji atas setiap pergumulan. Mari kita melakukan hal yang sama bagi
satu sama lain.

Membuka Roh Anda

Sakit hati membuat kita menutup roh kita. Dalam usaha kita agar tidak
lagi terluka, kita membangun tembok-tembok di sekeliling hati kita.
Kita mungkin berpikir tembok-tembok ini melindungi kita, namun
kenyataannya mereka menghalangi kemampuan kita untuk menerima
dan memberikan kasih Kristus. Tanpa kasih-Nya, kehidupan kita sama
sekali tidak memiliki tujuan dan kuasa. Tujuan kita ialah menjaga diri
sendiri, dan tindakan-tindakan kita akan memancarkan keegoisan.
Akhirnya, hati kita akan menjadi seperti batu dan kehidupan kita akan
ditandai dengan sikap acuh tak acuh kepada orang lain. Ini adalah la-
wan yang tepat dari pesan Injil.
Anda mungkin mengenali nama Laut Galilea dan Laut Mati. Ini
adalah dua kumpulan air yang terbesar dan paling terkenal di Israel.
Laut Galilea menerima air dari utara dan melepaskannya ke selatan.
Aliran yang terus-menerus ini membuat Laut Galilea aman untuk
hidup, dan berbagai penghuni perairan bertumbuh dengan subur di
kedalamannya. Sebaliknya, Laut Mati hanya menampung air. Semua
yang diterimanya, disimpannya. Karena Laut Mati tidak punya saluran
keluar, tak lebih dari bakteri atau jamur yang sangat kecil yang dapat
bertahan dalam ekosistem garamnya – sesuai namanya.
Ketika kita menyimpan sakit hati, kita menjadi seperti Laut Mati. Roh
kita yang tertutup menyebabkan pernikahan kita menjadi lingkungan
di mana tidak ada hal baik yang akan bertumbuh dengan subur atau
bahkan bertahan hidup. Melalui pengampunan, kita membuka kembali
hati kita sehingga kuasa Allah dapat mengalir di dalam dan melalui kita.
MEMBERSIHKAN GELADAK 111

Suatu penolakan untuk memberikan dan menerima pengampunan


pasti memimpin pada keracunan jiwa. Kita tidak dapat mencukupi
kebutuhan diri sendiri. Hanya Allah yang demikian. Daya hidup kita
menuntut suatu pertukaran harmonis dengan mereka yang hidup de-
ngan kita; kita harus memberi dan menerima dengan cuma-cuma.

Batas Pengampunan

Anda mungkin berpikir, Saya merasa sepertinya pasangan saya terus-


menerus membutuhkan pengampunan. Pengampunan saya bukannya
tidak ada habisnya. Pasti ada satu batas! Murid-murid memikirkan hal
serupa:
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan,
sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat
dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”

Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bu-


kan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh
kali. (Matius 18:21-22)

Ketika Petrus mengajukan pertanyaan ini, ia sedang mencoba men-


jadi semurah hati mungkin. Petrus dibesarkan di bawah hukum Tau-
rat, yang mengatakan, “Janganlah engkau merasa sayang kepadanya,
sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tan-
gan ganti tangan, kaki ganti kaki.” (Ulangan 19:21). Jadi ketika Petrus
menawarkan untuk mengampuni hingga tujuh kali, ia berharap Yesus
berkata, “Ya, Petrus, kamu sudah memahaminya!”
112 CERITA PERNIKAHAN

Kita tahu dari bagian lain dalam Perjanjian Baru bahwa tawaran Pe-
trus untuk mengampuni tujuh kali adalah jumlah yang ia pikir mung-
kin dibutuhkannya untuk mengampuni seseorang dalam satu hari (li-
hat Lukas 17:3-4). Jadi jawaban Yesus – mengampuni “tujuh puluh kali
tujuh kali” – bukanlah semata-mata Dia sedang memerintahkan satu
batas pengampunan yang lebih besar untuk sakit hati seumur hidup.
Dia sedang mengkomunikasikan kepada Petrus bahwa pengampunan
harus diberikan tanpa batasan.
Bagi seseorang yang berdosa hingga level yang Yesus jelaskan, me-
reka pastinya melakukan 490 sakit hati dalam satu hari! Untuk berdosa
sebanyak itu, pasangan Anda harus menyakiti hati Anda sekali dalam
setiap tiga menit – bahkan tidak memberikan Anda waktu untuk tidur.
Itu dosa yang banyak, lebih dari siapapun mungkin mencapainya. Na-
mun bahkan jika pasangan Anda dapat berdosa terhadap Anda lebih
dari 490 kali dalam sehari, itu tidak berarti Anda dapat berhenti me-
maafkannya setelah 490 sakit hati.
Dalam Kitab Suci, angka tujuh melambangkan kesempurnaan,
khususnya antara bumi dan sorga. Yesus menggunakan angka 490, satu
kelipatan dari angka tujuh, untuk menyampaikan bahwa kita harus
mengampuni secara menyeluruh, dengan mengikuti standar Bapa sor-
gawi kita. Pengampunan yang murah hati ini hanya mungkin karena
kita telah dipulihkan kepada Allah melalui Kristus. Di dalam Dia, ada
keselarasan antara sang Bapa dan anak-anak-Nya. Karena itu, kita di-
mampukan untuk mengampuni karena kita adalah ciptaan baru dengan
hati yang baru. Hati kita telah menerima pengampunan-Nya dengan
cuma-cuma, kita harus menawarkan pengampunan dengan cuma-cu-
ma kepada orang lain.
Kita tahu Yesus ingin pengampunan kita tiada habis-habisnya kare-
na setelah percakapan-Nya dengan Petrus, Dia menyampaikan satu pe-
rumpamaan tentang seorang raja pengampun dan seorang hamba yang
MEMBERSIHKAN GELADAK 113

tidak mengampuni, yang disimpulkan dengan penjelasan ini:


Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algo-
jo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.

Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga ter-


hadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni
saudaramu dengan segenap hatimu.” (Matius 18:34-35)

Kita tidak akan menerima pengampunan jika kita menolak untuk


mengampuni. Tidak ada pengecualian. Mengapa begitu penting bagi
Allah agar kita mengampuni? Karena dalam pengampunan kita mene-
mukan dan meniru sifat dasar-Nya. Kita melampaui batasan-batasan
keburukan yang melekat dengan kemanusiaan kita dan sebaliknya,
menyesuaikan diri pada keserupaan dengan Bapa kita. Dalam pengam-
punan Allah kita dijadikan utuh, dan kita diundang – bahkan diperin-
tahkan – untuk mengulurkan kepenuhan-Nya kepada mereka yang kita
ampuni. Jika pasangan Anda sering meminta pengampunan, maka Al-
lah telah memberkati Anda dengan kesempatan menjadi seorang agen
kuasa pemulihan-Nya.
Lebih lanjut mengenai topik sakit hati, carilah buku John The Bait of
Satan.

Hari 3

Pertengkaran: Cerita John

Ada suatu masa dalam pernikahan kami ketika kami saling menyakiti
hati satu sama lain selama kira-kira delapan belas bulan terus-menerus.
Dalih yang sama kembali muncul ke permukaan, lagi dan lagi. Kami
114 CERITA PERNIKAHAN

bahkan membuat serangan-serangan halus satu sama lain di depan


anak-anak kami. Anak yang lebih tua tidak menyadari apa yang sedang
terjadi, dan mereka akan berkomentar seperti, “Bisakah kalian tidak
membahas soal ini pada saat makan malam?” Rasa sakit dan ketidak-
satuan kami adalah sumber ketegangan yang terus-menerus dalam
rumah tangga kami, dan mereka sedang merusak pernikahan dan ke-
luarga kami.
Suatu malam, setelah kami saling mencaci-maki dalam gaya kami
yang biasa, saya (John) mengamuk di rumah. Saya marah terhadap Lisa,
dan segera saya mulai mengeluh kepada Allah. Saya meratapi keku-
rangan dan kepicikan Lisa. Saya merasa sepertinya Allah telah menan-
capkan saya dengan seorang istri yang tidak mendukung dan selalu
mencela hal-hal yang tidak perlu. Saya heran, bagaimana saya dapat
terus hidup dengan seorang istri seperti ini?
Saya tidak akan pernah lupa bagaimana Allah menanggapinya. Roh
Kudus tidak mengatakan sepatah kata pun kepada saya tentang betapa
sedih yang Dia rasakan karena saya. Dia juga tidak menyinggung rasa
sakit yang saya alami. Malahan Dia hanya berbisik kepada saya, “Nak,
Aku mau kamu memikirkan satu hal yang kamu hargai tentang Lisa
dan kemudian berterimakasihlah kepada-Ku karenanya.”
Diperlukan waktu untuk menjawabnya, namun akhirnya saya
menggerutu, “Ia seorang ibu yang baik.” Begitu kata-kata itu meluncur
dari mulut saya, saya merasakan suatu adukan kehidupan di dalam jiwa
saya. Allah mendorong saya untuk meneruskan. Saya berkata, “Tuhan,
terimakasih untuk-Mu karena Lisa adalah seorang koki yang sangat
baik.” Kemudian, “Terimakasih untuk-Mu karena dia cantik.” Lebih
banyak kata-kata mulai mengalir, dan saya lanjutkan mendaftarkan
kualitas-kualitas baik dari Lisa dengan penuh syukur dengan kecepatan
satu senjata mesin.
MEMBERSIHKAN GELADAK 115

Pada titik itu saya tidak lagi marah pada Lisa; saya marah pada diri
saya sendiri. Saya berpikir, Kau benar-benar idiot! Istrimu luar biasa,
dan kau telah menjadi seorang tolol baginya. Apa yang salah dengan-
mu? Saya menjadi tersiksa menyadari betapa mengerikannya saya telah
memperlakukan Lisa. Ia adalah istri pilihan saya dan ibu dari anak-anak
kami, suatu berkat mutlak dari Allah, dan saya telah memperlakukan-
nya seperti suatu gangguan bagi panggilan saya.
Ketika saya meninggalkan rumah itu, Lisa merasa muak dengan
saya dan saya muak dengannya. Namun sekarang saya hanya ingin per-
gi dan memberitahunya alangkah bersyukurnya saya atas dia. Ketika
saya buru-buru pulang ke rumah, saya berpikir pada diri sendiri, mung-
kin saya tidak akan diterima dengan baik, namun saya harus memberi-
tahunya betapa bersyukurnya saya karena dia.
Begitu saya tiba di rumah, saya mendapatkan Lisa dan berteriak,
“Lisa, aku sangat minta maaf! Aku telah begitu tolol. Tolong maafkan
aku. Kau adalah seorang ibu yang luar biasa dan istri yang sangat hebat,
dan kau adalah kerinduan hatiku.” Saya membagikan apa yang Allah
bawa ke dalam ingatan saya, lalu mulai memujinya untuk semua sifat,
kualitas dan karunianya yang sangat baik.
Ketika saya berbicara, Lisa melunak dan mulai menangis. Tanpa
sepengetahuan saya, sementara saya pergi, ia telah berdoa, “Ya Allah,
jika Engkau membawa John kembali dan ia memberitahuku ia menye-
sal, aku akan membuka hatiku kembali.”

Pertengkaran: Cerita Lisa

Semuanya begitu buruk selama delapan belas bulan itu sehingga saya
berhenti mengenakan cincin pertunangan saya. Saya akan memberi-
tahu John bahwa kami sudah menikah, tetapi bukan bertunangan, apa-
pun artinya itu. Saya mulai percaya bahwa saya tidak punya cinta untuk
116 CERITA PERNIKAHAN

John. Penolakan saya untuk mengampuni telah menyebabkan hati saya


menjadi dingin, dan hubungan kami ada dalam bahaya besar.
Waktu itu, John banyak bepergian, dan saya mulai menikmati saat-
saat dia pergi jauh lebih dari pada saya menikmati kehadirannya di
rumah. Hidup lebih mudah ketika dia pergi, pikir saya. Ia hanya mem-
buatku gila saat ia ada di rumah – semua pertengkaran dan ketegangan
itu.
Putus asa, saya mulai berteriak kepada Tuhan, “Ya Allah, kami be-
rada di satu perhentian. John sama sekali tidak baik! Bapa, aku tahu
Kau pasti marah dengan perilakunya!”
Lagi dan lagi saya lakukan; nyaris tiap hari saya membawa perkara
saya di hadapan Bapa. Tetapi ketika akhirnya saya berdiam diri, saya
mendengar-Nya berbicara. “Lisa, beritahu Aku bahwa Aku cukup
bagimu.”
Awalnya saya merasa sedikit takut. Jika saya katakan bahwa Allah
sudah cukup, apakah itu berarti John tidak akan berubah? Saya kembali
menggemakan kata-kata itu: “Bapa, Engkau cukup bagiku.”
Lalu saya mendapati diri saya mengulang pertanyaan itu. “Namun
bagaimana tentang John?”
Kembali saya mendengar, “Beritahu Aku bahwa Aku cukup bagimu.”
“Engkau cukup bagiku.”5
Kata-kata itu saya ulang-ulang. Kapanpun konflik atau kekecewaan
timbul, saya berdoa, “Yesus, Engkau cukup bagiku.” Seiring waktu,
pewahyuan itu berakar di dalam hati saya dan doa-doa saya diubahkan.
Apa yang awalnya bagai suatu pengakuan yang hancur (“Yesus, Engkau
cukup bagiku”) menjadi suatu limpahan kepuasan dalam Allah: “Yesus,
Engkau lebih dari cukup bagiku!”
Segera Allah telah menyelesaikan pekerjaan-Nya dalam hati kami
berdua. John pulang dari sebuah perjalanan, dan saya dengan gembira
MEMBERSIHKAN GELADAK 117

menjemputnya dari bandara (sebuah tugas yang telah saya biarkan di-
urus orang lain selama berbulan-bulan ketika saya lebih suka ia tidak di
rumah sama sekali). Saya bahagia menyambut suami saya, dan ternyata
ia membawakan sebuah hadiah yang indah bagi saya.
Momen itu menandai satu permulaan baru bagi pernikahan kami.
Adalah menarik bahwa bahkan sebelum perubahan terjadi, Allah telah
membuka hati kami berdua melalui ucapan syukur.
Dalam pernikahan, jika kita bertekad untuk meniru teladan Yesus
akan pengampunan bahkan ketika kita menderita, kita akan melihat
penyatuan kita tetap sehat dan bahkan bertumbuh subur. Tanpa sepen-
getahuan kami saat itu, salah satu teladan terhebat yang kami berikan
kepada anak-anak kami ialah mengucapkan maaf satu sama lain dan
kemudian saling mengampuni. Anak-anak kami jadi mengerti bahwa
kami adalah penghuni yang tidak sempurna yang tinggal di sebuah du-
nia yang tidak sempurna, namun pengampunan Allah yang sempurna
di dalam hati kami dapat menutupi banyak sekali dosa. Dosa-dosa itu,
dirancang untuk mendatangkan malapetaka dan membinasakan pe-
nyatuan kami, sesungguhnya berakhir menjadi pelajaran hidup bagi
anak-anak kami mengenai kasih, anugerah, dan pengampunan Allah.
Kami melihat kata-kata hikmat ini digenapi dalam keluarga kami:

Kasih menjadi makmur ketika satu kesalahan diampuni ….


(Amsal 17:9)

Jika Anda memilih untuk menahan sakit hati itu, semua orang rugi
karena kasih menjadi berkurang. Namun, ketika Anda memilih untuk
mengampuni, setiap orang dalam keluarga Anda menang karena cinta
bertumbuh dengan subur.
118 CERITA PERNIKAHAN

Rasa Takut

Hal berikutnya yang perlu dibicarakan dalam hubungan Anda ialah


rasa takut. Selama sepuluh tahun pertama pernikahan kami, saya (Lisa)
bergumul dengan rasa takut akan ditinggalkan. Ayah saya dan pendeta
pertama saya meninggalkan istri-istri mereka demi wanita-wanita yang
lebih muda. Karena apa yang telah saya alami, saya membiarkan pi-
kiran-pikiran menakutkan tetap hidup tak terkendali dalam benak saya.
Mereka tidak berteriak; mereka berbisik, pada akhirnya semua laki-laki
akan pergi. Jangan biarkan mereka berada terlalu dekat. Maka mereka
tidak akan dapat mengecewakanmu. Pemikiran macam ini membuat
saya bahkan menolak pertunjukan kasih sayang yang kecil. Ketika John
memeluk saya, tak lama kemudian saya mulai menepuknya sehingga
saya dapat segera pergi.
Suatu hari, setelah melakukan “tepuk-dan-selalu-pergi,” John ber-
tanya terus terang, “Harus seberapa tua kita sebelum kau menyadari
aku tidak akan meninggalkanmu? Apakah kau akan menunggu hingga
kita berumur tujuh puluh tahun?” Saya seolah tuli.
“Aku akan menunggu selama yang diperlukan,” ia melanjutkan,
“namun kita akan kehilangan banyak hal menyenangkan dalam kurun
waktu itu.”
Saya menyadari saya sedang membuat John membayar kekecewaan-
kekecewaan yang saya miliki dengan laki-laki lain. Saya pikir, Mengapa
harus John yang membayar kesalahan mereka? Itu tidak adil. Dalam
usaha melindungi diri sendiri, saya sedang merusakkan hubungan kami.
Ketakutan saya akan kehilangan John di masa mendatang sedang me-
rampas kami berdua saat ini. Maka saya memutuskan bahwa saya lebih
baik mengasihi John sepenuhnya, bahkan hingga risiko kehilangannya,
daripada mencintainya setengah hati dan melihat ke belakang dengan
menyesali apa yang mungkin terjadi.
MEMBERSIHKAN GELADAK 119

Rasa takut dan tidak percaya mencegah kita bertumbuh dengan


subur dalam pernikahan, sebab rasa takut melekat kuat pada masa lalu,
sementara menolak mempercayai sesuatu yang lebih baik yang bisa
muncul di masa depan. Jika kita ingin Allah hendak melakukan suatu
hal yang baru dalam pernikahan kita, kita harus memilih meninggal-
kan ketakutan dan menerima apa yang akan diramalkan cinta bagi
masa depan kita. Rasa takut memikirkan kegagalan, sedangkan cinta
pada akhirnya tidak dapat gagal.
Rasa takut ialah suatu senjata rohani yang mengarahkan ke arah
yang berlawanan dengan kasih dan perlindungan Allah dalam ke-
hidupan kita. Ia adalah kebalikan dari kasih, sebab kasih dan rasa ta-
kut bekerja dari keyakinan pada hal-hal yang tidak terlihat. Rasa takut
mendesak kita mempercayai apa yang terlihat dan meragukan yang ti-
dak terlihat. Ketika berhadapan dengan takut akan kegagalan atau ber-
harap akan kasih, kita dapat memilih mempercayai yang satu atau yang
lain, namun bukan dua-duanya. Rasa takut menggantikan kasih; kasih
melenyapkan ketakutan.6

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna me-


lenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman
dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. (1 Yo-
hanes 4:18-19)

Kemampuan kasih untuk mengubah lebih besar daripada kemam-


puan rasa takut untuk menjerat. Kasih yang sempurna yang melenyap-
kan ketakutan hanya ditemukan dalam pengalaman akan kasih Allah.
Melalui kuasa kasih-Nya, kita dapat tinggalkan mementingkan diri
sendiri, sebab kita tahu bahwa Allah akan setia memelihara kebutuhan
kita. Namun jika kita tidak menghabiskan waktu dalam hadirat Allah,
120 CERITA PERNIKAHAN

kita tidak dapat mempunyai satu pengetahuan yang intim akan kodrat-
Nya yang mengasihi; karena kesetiaan-Nya terwujud dalam kehadiran-
Nya.
Tanpa pengetahuan akan sifat dasar Allah yang benar, kita akan
hidup dalam rasa takut yang terus-menerus akan ditinggalkan oleh-
Nya atau oleh pasangan kita, yang adalah satu bentuk jalinan penghu-
kuman. Seraya kita semakin dan semakin aman dalam kasih Allah bagi
kita, kita dapat menjadi bebas dari rasa takut dan menawarkan kasih
yang tidak mementingkan diri sendiri kepada pasangan kita. Firman
Allah berkata:

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi,


sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang me-
ngasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak
mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (1
Yohanes 4:7-8)

Benteng-benteng ketakutan adalah apa yang menyebabkan kita


mengatakan hal-hal seperti, “Jika pasanganku pernah menipuku, aku
tidak akan pernah mengampuninya.” Sumpah yang demikian, yang di-
maksudkan untuk membentengi kita di masa depan, menjauhkan kita
dari merangkul kuasa kasih Allah saat ini. Kita harus belajar untuk
mempercayai Allah untuk memelihara hati kita, bahkan jika seorang
pasangan melukai, menolak atau mengkhianati kita. Allah telah me-
minta kita untuk menyerahkan rasa takut kita kepada-Nya. Penolakan
untuk melakukannya mengatakan kepada Allah bahwa kita tidak per-
caya Dia sanggup mengarahkan hidup kita. Kita tidak dapat tunduk
pada ke-Tuhanan Yesus tanpa menyerahkan ketakutan-ketakuan kita
kepada-Nya.
MEMBERSIHKAN GELADAK 121

Hari 4

Kutukan-kutukan Keluarga

Ketika kami mengawali pernikahan kami, kami tahu Allah ingin


melakukan sesuatu yang baru di dalam kami dan anak-anak kami. Na-
mun tampaknya ada benteng-benteng di antara orang tua dan kakek-
nenek kami: hal-hal seperti alkoholisme, pelanggaran susila, dan sihir
yang menulahi silsilah keluarga kami. Sebelum kami dapat menerima
satu warisan baru, kami harus menentang kutukan-kutukan yang
menulahi keluarga kami selama beberapa generasi. Hal-hal ini hanya
dapat diperangi dalam doa dan dibongkar oleh Firman Allah.
Kutukan-kutukan keluarga yang spesifik terlihat berbeda bagi se-
tiap pasangan, namun ini adalah salah satu contohnya. Dalam satu bab
sebelumnya, kami menyebutkan bahwa latar belakang keluarga kami
sangatlah berbeda. Saya (Lisa) khawatir soal bagaimana keluarga John
akan bereaksi pada disfungsi yang menyolok dalam keluarga saya. Pada
malam pertunangan kami, ayah saya mabuk dan tanpa rasa malu meng-
goda ibunya John – tepat di depan suaminya! Tindakan-tindakannya
difokuskan untuk menyakiti ibu saya dibandingkan dengan maksud
apapun yang sebenarnya terhadap ibu John. Kemudian, ibu John meng-
ungkapkan keprihatinannya yang mendalam bahwa pernikahan kami
akan menjadi yang pertama yang punya latar belakang perceraian ber-
gabung dengan kaum keluarga mereka yang murni. Saya menyahuti
ucapannya, “Tidak pernah ada perceraian dalam keluarga kami sebe-
lumnya.”
Saya berpikir, Begitukah dia memandang saya? Apakah saya akan
merusak garis keturunan ini?
Saya meninggalkan makan malam itu dengan merasakan sakit hati
ibu saya dan rasa malu saya yang teramat besar. Nampaknya jika ada
122 CERITA PERNIKAHAN

neraca yang dapat menimbang “baik” dan “buruk”nya kontribusi ke-


luarga sebelum pernikahan, yang baik itu akan merosot secara drastis
dalam kebaikan John. Saya sedang membawa masuk semua hal buruk:
perzinahan, perceraian, dan kecanduan di antara masalah-masalah
yang ada dalam garis keluarga saya.
Terobosan datang ketika saya menyadari Allah tidak khawatir me-
ngenai kebaikan John atau keburukan saya. Dia menginginkan satu
garis keturunan yang kudus.

Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu,


lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja
menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Su-
judlah kepadanya! … Para bapa leluhurmu hendaknya diganti
oleh anak-anakmu nanti; engkau akan mengangkat mereka
menjadi pembesar di seluruh bumi. Aku mau memasyhurkan
namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan ber-
syukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya. (Mazmur
45:10-11, 16-17)

Bagian ini utamanya ialah satu gambaran Yesus dan Mempelai


Wanita-Nya, namun Allah menggunakannya untuk melukiskan satu
gambaran tentang janji-Nya untuk hidup saya, sebuah janji yang ti-
dak dibatasi oleh kesalahan-kesalahan di masa lalu keluarga saya. Ke-
tika saya membaca kata-kata hai puteri, sesuatu di dalam saya menjadi
hidup. Allah sedang berbicara kepada saya sebagai puteri kerajaan-Nya.
Pada saat itu, satu pengertian baru tentang identitas saya di dalam Kris-
tus disingkapkan. Saya menolak benteng-benteng masa lalu saya dan
merangkul satu harapan baru untuk masa depan keluarga saya.
Saya menyadari bahwa sebagai pengganti gambar ayah alami saya
(seorang pezinah, alkoholik, dan orang yang sangat rusak), anak-anak
MEMBERSIHKAN GELADAK 123

saya akan mewarisi bukan hanya gambar ayah duniawi mereka (seorang
yang saleh), namun lebih lagi, mereka akan mewarisi gambar Tuhan
mereka. Saya berdiri di atas janji bahwa putra-putra saya akan menjadi
pangeran-pangeran dari Yang Maha Tinggi.
Ketika kami membicarakan kutukan-kutukan keluarga kami, kami
melihat Firman Allah terbukti benar. Keluarga kami telah bertumbuh
subur dalam janji-janji yang Allah Allah bangun atas kehidupan kami
pada masa penuh doa dan deklarasi itu.

Doa untuk Memutuskan Kutukan-kutukan Keluarga

Galatia 3:13 berkata, “Kristus menebus kita dari kutuk hukum Taurat
dengan menjadi suatu kutuk bagi kita” (ESV). Apapun kutukan yang
telah mengikuti keluarga Anda melintasi generasi demi generasi, di
dalam Kristus, Anda tidak lagi menjadi sasaran mereka.
Jika Anda sadar akan kutukan-kutukan dalam garis keluarga Anda,
kami ingin menempatkan Anda untuk memutuskan sesuatu yang
membatasi dan menetapkan warisan Anda. Doa ini akan menolong
Anda mengatasi benteng-benteng Setan dengan pedang Firman Al-
lah. Kemerdekaan dari kutukan-kutukan keluarga tidak terjadi secara
kebetulan; Anda harus mengenali dan menyerang siasat Setan. Tujuan-
nya ialah menjauhkan Anda dari menikmati sukacita, damai sejahtera,
dan pemenuhan dari apa yang telah Allah tetapkan di hadapan Anda.
Namun melalui otoritas yang sekarang Anda miliki di dalam Kristus,
Anda dapat melihat musuh Anda ditaklukkan.
Silakan ambil waktu berhenti sejenak dan ambillah waktu khusus
sebelum meneruskan dengan doa ini. Jika Anda berencana mendoakan-
nya sekarang, pastikan Anda sendirian atau hanya bersama pasangan
Anda atau seorang teman dekat atau rekan doa. Ini adalah satu waktu
124 CERITA PERNIKAHAN

pribadi, dan Anda akan perlu mengucapkan permohonan, pengakuan


dan tanggapan Anda dengan keras.
Doa berikut ini membahas beberapa kutukan spesifik yang meng-
ancam pernikahan dan keluarga kita. Kami telah menggagas doa ini
dengan menggabungkan ayat Kitab Suci, karena Firman itu tajam dan
berkuasa, Pedang Roh bermata dua. Jika ada pokok persoalan dalam
garis keluarga Anda yang belum tercakup dalam doa ini, kami mendo-
rong Anda untuk menemukan ayat Kitab Suci yang membahas pokok-
pokok persoalan itu bersama kebenaran dan janji Allah. Buatlah suatu
deklarasi berani sesuai dengan Firman Allah dan patahkan kutukan-
kutukan hidup Anda dengan kuasa nama Yesus. Kami memasukkan
beberapa rujukan untuk Anda pelajari lebih lanjut dalam penutup doa
ini.

Bapa sorgawi yang terkasih,


Aku datang ke hadapan-Mu dalam nama Putra-Mu, Yesus,
yang mulia; aku memasuki gerbang-Mu dengan ucapan syukur
dan masuk ke pelataran-Mu dengan puji-pujian. Aku diliputi
oleh kemurahan hati dan kasih-Mu kepadaku, dan aku bersyu-
kur kepada-Mu karena karya agung penebusan yang telah Eng-
kau perbuat dalam hidupku.
Sekarang aku bermaksud mengadakan satu perjanjian
dengan TUHAN, Allah Israel. Engkaulah TUHAN, Allah langit
dan bumi, Allah yang besar dan ajaib, yang memelihara perjan-
jian kasih-Nya dengan mereka yang mengasihi-Nya dan menaati
perintah-perintah-Nya. Kiranya telinga-Mu penuh perhatian dan
mata-Mu terbuka mendengarkan doa hamba-Mu. Aku mengakui
dosa-dosaku dan dosa-dosa nenek moyangku, setiap pelanggaran
yang kami perbuat menentang Engkau. Ampunilah kami, sebab
kami telah bertindak dengan sangat jahat terhadap Engkau.
MEMBERSIHKAN GELADAK 125

Kami telah dibungkus dengan rasa malu karena kami berdosa


terhadap Engkau. Namun Engkau Tuhan, Allah kami, adalah
murah hati dan pengampun, meskipun kami telah memberontak
terhadap Engkau dan tidak menaati TUHAN, Allah kami atau
memelihara hukum-hukum yang diberikan-Nya kepada kami
melalui hamba-hamba-Nya, para nabi. Kami meminta Engkau
menyunat hati kami dan menyingkirkan dosa, rasa malu dan
cela dari masa lalu kami.
Aku mengakui dan meninggalkan dosaku dan dosa-dosa ne-
nek moyangku, untuk setiap keterlibatan dalam okultisme, sihir,
atau ramalan. (Berhentilah sejenak, dan bersikaplah peka un-
tuk menambahkan apapun yang Roh Kudus munculkan pada
perhatian Anda untuk ditinggalkan secara khusus sebelum
meneruskannya. Ini mungkin meliputi, namun tidak terba-
tas pada, astrologi, berhubungan dengan roh orang mati, film
horror, permainan, buku-buku, dll.) Aku meninggalkan keterli-
batanku dalam perkara-perkara ini dan mematahkan kutukan
mereka dari hidupku dan dari kehidupan anak-anakku, anak-
anak mereka, dan cucu-cucu mereka.
Aku mengakui dan meninggalkan dosaku dan/atau dosa ne-
nek moyangku dalam bidang penyalahgunaan obat-obatan dan
alkohol. Bapa, tutuplah setiap pintu yang dapat dibuka di dalam
dunia roh terhadap dosa, belenggu, atau tekanan. Aku mening-
galkan keterlibatanku dengan (sebutkan nama obat-obatannya
secara khusus, jika relevan), dan aku mematahkan kuasa ku-
tukan mereka dari hidupku dan dari kehidupan anak-anakku,
anak-anak mereka dan cucu-cucu mereka. Dalam nama Yesus,
amen.
126 CERITA PERNIKAHAN

Kita akan lanjutkan membangun prinsip ini dengan membahas


kutukan-kutukan dan ikatan-ikatan jiwa berkaitan dengan dosa sek-
sual dalam satu bab berikutnya. Karena hasil kemenangan Kristus di
salib, Anda terbebas dari kutukan-kutukan ini. Anda tidak perlu takut
kepada mereka ataupun khawatir bahwa dosa-dosa ini akan mengikuti
Anda atau anak-anak Anda. Anda telah mendirikan satu warisan baru
bagi keluarga Anda hari ini.

Untuk belajar lebih lanjut, lihat: Mazmur 100:4; 2 Tawarikh 29:10-11;


Nehemiah 1:5-7; Daniel 9:8-10; Yosua 5:9; Matius 10:34; Ibrani 4:12; 2
Tawarikh 29:5-6.7

Hari 5

Mengendalikan Ipar-ipar

Topik mengendalikan ipar-ipar ini lebih umum di antara pasangan


yang baru menikah, namun tentu saja itu dapat menjadi satu faktor
melampaui hari-hari pertama pernikahan. Ketika kita menghadapai
konflik antara pasangan kita dan keluarga kita, adalah alamiah untuk
ingin membela orang tua kita (atau kerabat lain) yang telah kita kenal
sepanjang hidup kita. Kita semua haruslah punya kasih dan rasa hor-
mat yang besar bagi orang tua kita. Namun sementara mungkin Anda
sering menerima nasihat orang tua Anda, begitu Anda menikah, kewa-
jiban pertama Anda ialah pada pasangan Anda.
Sebelum putra tertua kami menikah, saya (John) berkata kepada-
nya, “Addison, aku tidak akan memberitahumu apa yang harus dilaku-
kan di bidang apapun kecuali kau meminta saranku. Aku tidak akan
lagi mengajukan bimbingan bagi hidupmu. Engkau sedang mendirikan
MEMBERSIHKAN GELADAK 127

rumah tanggamu sendiri, dan aku ingin memberimu ruang untuk be-
lajar dan bertumbuh.” Addison mengungkapkan rasa terimakasihnya
terhadap sikap ini dan mendekati saya kapanpun dia menginginkan na-
sihat saya.
Kerinduan saya ialah bukan mengendalikan anak saya atau mem-
bentuknya menjadi tiruan mini dari saya. Saya ingin Addison menjadi
apapun Allah menciptakannya, dan terlalu banyak keterlibatan saya
dalam pernikahannya dapat menjauhkannya dari memikul perannya
sebagai pemimpin rumah tangganya. (Terus terang, saya takjub dengan
apa yang dilakukannya dengan rumah tangganya. Itu jauh lebih baik
dari apa yang telah saya capai ketika saya seumuran dia!)
Kitab Suci jelas mengatakan:

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibu-


nya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi
satu daging. (Kejadian 2:24, penekanan ditambahkan)

Meninggalkan ayah dan ibu Anda dalam hal ini berarti mening-
galkan otoritas rumah tangga orang tua Anda. Itu juga berarti Anda
meninggalkan pengaruh tidak sehat yang dimiliki orang tua Anda atas
Anda. Penting untuk menghormati orang tua Anda, namun Anda dapat
menghormati mereka tanpa menaati mereka. Anda telah membangun
satu rumah tangga yang baru dengan satu hirarki baru. Orang tua Anda
bukan lagi menjadi figur otoritas Anda, jadi mereka seharusnya tidak
mengarahkan kehidupan pernikahan Anda.
Anda mungkin harus berurusan dengan ipar-ipar yang berusaha
begitu terlibat dalam pernikahan Anda. Awalnya, salah satu ipar kami
berusaha memanipulasi kami dan membawa perpecahan pada penya-
tuan kami. Keterlibatannya jadi menghancurkan, dan usaha kami yang
halus untuk membahas persoalan ini tidak membantu. Akhirnya, kami
128 CERITA PERNIKAHAN

bertemu dengan orang ini (yang kami berdua hormati dan kasihi) dan
mengungkapkan posisi kami dengan jelas.
Saya (John) berkata, “Anda tidak akan terlibat dalam menjalan-
kan rumah tangga saya. Ini satu rumah tangga yang benar-benar baru.
Kami menghormati Anda, namun keinginan Anda tidak mengenda-
likan keputusan-keputusan di rumah ini. Anda tidak akan mema-
nipulasi untuk bisa berhasil.” Saya harus menggunakan perkataan keras
karena pendekatan yang lebih halus tidak berhasil. Syukurnya, kerabat
ini menyadari apa yang sedang terjadi, dan sekarang dia memegang
satu tempat yang tepat dan sehat dalam hubungan kami.
Sebagai pasangan, kita harus menjaga kesatuan kita terhadap setiap
bentuk serangan, termasuk dari anggota-anggota keluarga kita. Sering
kali serangan ini tidak terlihat jahat dan bisa terlihat tidak berbahaya.
Mereka seringkali hadir dalam bentuk senda-gurau yang menghina,
tetapi perkataan halus yang demikian selalu bersifat merusak. Ketika
saya memimpin upacara pernikahan, saya menatap pada semua teman
dan keluarga yang hadir dan berkata, “Terkutuklah kamu yang menen-
tang penyatuan ini. Ini adalah satu penyatuan yang ditetapkan oleh Al-
lah. Jangan Anda berani-berani berusaha memanipulasi atau memisah-
kannya. Katakan hanya kehidupan atas apa yang telah Allah dirikan
hari ini.”
Ketika Addison menikah, secara sengaja kami memutuskan untuk
tidak membuatnya memilih antara istrinya Juli dan kami. Kebenaran-
nya ialah, ia membuat pilihannya pada hari ia menikahi Juli, dan kami
bergetar dengan keputusannya! Dalam konteks dinamika keluarga ini,
kasih tidak pernah membuat manusia memilih. Kasih mendukung dan
membangun jembatan-jembatan antara hubungan-hubungan yang
lama dan baru. Kami mengasihi Juli dan merasa dia lebih pada seorang
putri dari pada seorang menantu perempuan. Kedekatan ini hanya
mungkin karena kami menghormati rumah tangga barunya dan mem-
biarkannya dan Addison menuliskan cerita mereka sendiri.
MEMBERSIHKAN GELADAK 129

Harapan-harapan yang Tidak Realistis

Harapan-harapan yang tidak realistis terdapat di antara alasan-alasan


tertinggi bagi perceraian di Amerika Serikat.8 Banyak dari kita mema-
suki pernikahan dengan harapan akan bahagia terus-menerus, seks
tanpa henti, dan kesenangan yang relasional. Kita tidak mengharapkan
pernikahan yang selalu dan tanpa pantang menyerah akan membong-
kar keegoisan dan ketidaknyamanan kita, kita juga tidak mengantisi-
pasi kelemahan-kelemahan dan kesalahan yang akan kita jumpai dalam
diri pasangan kita. Harapan-harapan kita yang salah arah dapat men-
jadi satu sumber kepahitan dan ketidakpuasan, yang tanpa kecuali akan
menjauhkan kita dari membangun penyatuan yang kudus.
Harapan-harapan yang tidak realistis seringkali bersumber dari
perbandingan yang tidak bijaksana. Kita berada dalam satu budaya
yang berorientasi kepada hiburan. Karenanya kita secara terus-menerus
disuguhkan dengan peluang membandingkan pernikahan kita dengan
mereka yang digambarkan di layar kaca. Film dan televisi menawarkan
kita cinta tanpa perbuatan, kecantikan tanpa pengorbanan, dan keper-
cayaan tanpa risiko. Mereka menyoroti sisi-sisi romantis dari hubungan
tanpa menggambarkan kekurangan momen-momen kehidupan “Hol-
lywood”.
Jika Anda telah menikah untuk waktu yang lama, Anda telah me-
nyadari bahwa pernikahan tidak hanya terdiri dari kencan-kencan ro-
mantis, keselarasan yang mulus, dan hari-hari terbebas dari tanggung
jawab. Pernikahan ialah kerja keras, dan ia seringkali berantakan.
Hanya karena pernikahan Anda sulit tidak berarti bahwa Anda se-
harusnya tidak menikah. Tantangan-tantangan dalam pernikahan itu
baik karena mereka melenturkan Anda. Mereka memurnikan karakter
Anda dan meningkatkan kemampuan Anda. Hubungan ini ialah me-
ngenai keluasan, ingat? Semua orang menyukai gagasan tentang ber-
130 CERITA PERNIKAHAN

tumbuh dan menjadi dewasa hingga mereka berjumpa dengan sesuatu


yang menuntut kedewasaan.
Persoalan harapan-harapan yang tidak realistis ini bukan hanya
tentang penggambaran media soal pernikahan. Kita juga membuat ke-
salahan dengan membandingkan pernikahan kita dengan pernikahan
teman-teman atau tetangga kita. Ini adalah ide yang mengerikan. Kita
tidak tahu apa yang terjadi di balik layar hubungan mereka. Segalanya
mungkin terlihat lancar dan sangat baik, namun bisa jadi mereka saling
menghancurkan di balik pintu-pintu yang tertutup.
Adalah juga hal yang menggoda untuk membandingkan musim-
musim dalam hubungan kita. Mungkin kita membandingkan satu
musim saat ini – dengan anak-anak, pembalut, dan sedikit waktu be-
bas – dengan seperti apa hubungan kita sebelum punya anak. Secara
logis, ini tidak berarti apapun. Hidup Anda tidak mungkin dapat tetap
persis sama setelah Anda punya anak. Pengasuhan anak melibatkan
berkurangnya kebebasan dan bertambahnya tanggung jawab. Memi-
liki anak pasti mengubah hidup Anda, sehingga hubungan pernikahan
Anda akan terlihat berbeda juga. Kami tahu ini bukanlah ilmu sains
roket, namun betapa seringnya kita temukan diri kita membuat perban-
dingan bodoh yang mengerdilkan atau melukai sukacita dan peme-
nuhan yang tersedia di masa kini?
Theodore Roosevelt berkata, “Pembandingan ialah pencuri sukaci-
ta.” Jika Anda hendak menemukan sukacita dalam pernikahan Anda,
Anda harus berhenti membandingkan hubungan Anda dengan mereka
yang nampaknya lebih baik, apakah itu hubungan tetangga-tetangga
Anda ataupun yang digambarkan di layar kaca. Anda tidak akan per-
nah menemukan sukacita dalam pembanding-bandingan. Sukacita bu-
kanlah hal remeh dan karenanya tidak dapat diraih melalui keremehan.
Ia melampaui situasi, tidak tergantung pada perasaan, dan menemukan
kekuatannya dalam satu kesadaran akan gambar besar – totalitas ren-
cana Allah bagi hidup Anda.
MEMBERSIHKAN GELADAK 131

Sukacita ialah buah Roh (lihat Galatia 5:22-23), yang berarti itu
diterima dari Allah dan bukan dari situasi sekitar. Ia tidak dapat di-
hasilkan kehendak manusia. Sementara kesenangan adalah satu per-
asaan yang dipengaruhi oleh pergumulan sementara, sukacita melam-
paui berbagai kesukaran. Ia berasal dari pengharapan yang diilhami
oleh kedudukan kita di dalam Kristus. Jika kita kekurangan sukacita
di dalam Allah, kita akan kekurangan tenaga yang kita perlukan un-
tuk menjalankan pernikahan dengan baik, karena sukacita-Nya adalah
kekuatan kita (lihat Nehemia 8:10. Paulus menggemakan perasaan ini
dalam kata-katanya kepada jemaat di Filipi:

Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan; sekali lagi akan ku-


katakan, bersukacitalah. Biarlah kelayakanmu diketahui semua
orang. Tuhan sudah dekat; jangan khawatir tentang apapun,
namun dalam segala hal dengan doa dan permohonan dengan
ucapan syukur, biarlah permohonanmu disampaikan kepada
Allah. Dan damai Allah, yang melampaui segala pengertian,
akan menjaga hatimu dan pikiranmu di dalam Kristus Yesus.
(Filipi 4:4-7 ESV)

Ketika diri Anda khawatir tentang hubungan Anda, bawalah per-


mohonan Anda kepada Allah dengan ucapan syukur penuh sukacita.
Dia berjanji menggantikan kekhawatiran Anda dengan damai-Nya. Itu
satu pertukaran yang baik!
Harapan-harapan yang tidak realistis akan mencuri sukacita Anda
dan karenanya merampas kekuatan pernikahan Anda. Jangan menjadi
umpan dari perangkap ini. Kenalilah setiap harapan yang menciptakan
satu benteng dalam hubungan Anda dan bertobatlah karena membiar-
kan mereka lebih utama dari kebenaran Firman Allah dan rencana-Nya
yang unik bagi hidup Anda.
132 CERITA PERNIKAHAN

Giliran Anda

Silakan mengambil waktu sejenak untuk berbicara dengan pasangan


Anda tentang isi yang dibahas dalam bab ini. Mintalah Roh Kudus
memimpin Anda ketika Anda menuliskan apa yang perlu dibersihkan
dalam pernikahan Anda. Beberapa penggantian yang perlu ialah penye-
suaian sikap dan perubahan perilaku, di mana Allah akan mampukan
dengan kuasa anugerah-Nya. Yang lainnya, seperti kutukan-kutukan
turun-temurun, harus dilawan dengan doa.
Jangan berkecil hati jika Anda temukan daftar Anda memenuhi
beberapa halaman. Latihan ini bukanlah tentang berapa banyak “ke-
salahan” di masa kini, bukan juga tentang pihak mana yang paling me-
miliki banyak masalah dalam pernikahan Anda. Ini tentang hal-hal
besar yang dapat dibawa untuk masa depan Anda. Dengan membahas
persoalan-persoalan ini sekarang, Anda sedang menempatkan keluarga
Anda menuliskan sebuah cerita yang brilian, satu warisan dari surga
yang dinyatakan di bumi. Kami ingin Anda membersihkan geladak
Anda sehingga Anda dapat bergerak maju, terbebas dari segala sesuatu
yang akan merintangi Anda dari menerima semua yang Allah miliki
bagi Anda. Kami telah menyusun doa berikut untuk Anda mulai di ja-
lan Anda.
Kiranya ini menjadi satu momen yang sakral.

Bapa, kami bersyukur kepada-Mu karena menawarkan satu per-


mulaan yang baru dan satu warisan baru bagi kami. Ketika kami
membuat catatan tentang hal-hal yang perlu dibersihkan dari
hubungan kami, kami berdoa untuk satu atmosfir sorga menge-
lilingi kami.
Kami mohon Engkau, Roh Kudus, memimpin dan meng-
arahkan kami.
MEMBERSIHKAN GELADAK 133

Kami berdoa agar malaikat-malaikat Allah berkemah di


sekeliling kami, siap melakukan pembalasan atas musuh yang
menulahi keluarga kami dari generasi ke generasi.
Kami berdoa untuk anugerah besar yang memampukan
pengampunan dan perubahan.
Kami berdoa untuk pembaharuan pikiran kami sesuai den-
gan Firman-Mu.
Kami meminta satu pewahyuan akan kasih-Mu yang akan
melenyapkan setiap ketakutan.
Kami memohon pemulihan rasa percaya dan pemurnian
hubungan.
Kami berdoa agar Engkau membawa kesatuan di mana ada
perpecahan.
Kami memohon agar Engkau mengilhami kami untuk ber-
mimpi sesuai dengan janji-Mu, bukan menurut harapan apapun
yang tidak kudus.
Kami ucapkan kemerdekaan atas rumah tangga kami. Kami
ucapkan kemerdekaan dalam pernikahan kami dan dalam ke-
hidupan pribadi kami, di dalam nama Yesus Kristus. Kami men-
yatakan bahwa kerajaan Allah telah datang di dalam kami. Ke-
hendak Allah akan dilakukan di dalam pernikahan dan rumah
tangga kami, di bumi sama seperti di sorga. Dalam nama Yesus
yang berkuasa, amen.
Renungan Hari 1

PEMERIKSAAN KELUARGA
Ujilah dirimu untuk memastikan kamu teguh di dalam iman. Jangan
menyimpang dengan melakukan segala sesuatu secara sia-sia. Beri dirimu
pemeriksaan yang teratur. Kau memerlukan bukti dari tangan pertama,
bukan hanya kabar angin, bahwa Yesus Kristus ada di dalammu.
Ujilah. Jika kamu gagal dalam ujian itu, lakukanlah sesuatu mengenainya.
—2 Korintus 13:5 The Message

Agar bergerak maju, menoleh ke belakang itu kadang-kadang memban-


tu dan memahami bagaimana Anda bisa ada di tempat di mana Anda
berada. Pemeriksaan keluarga ini akan menolong Anda menilai dan
membahas kekacauan yang perlu dibersihkan dari geladak pernikahan
Anda. Ambillah waktu sejenak untuk berhenti, berpikir dan menjawab
dengan jujur.

Pikirkan kembali tentang masa kanak-kanak Anda. Bagaimana Anda


akan menggambarkan keseluruhan suasana rumah Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Contoh: penuh damai, kacau, penuh kasih, tidak penuh kasih, terbuka, tertutup, murah hati, pelit,
menakutkan, luar biasa, hangat dan ramah atau dingin dan bersifat bermusuhan.

Uraikanlah secara singkat keseluruhan hubungan orang tua Anda


(komunikasi, cinta, persahabatan, dll).
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Bagaimana orang tua Anda menangani perbedaan pendapat dan kon-


flik? Bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Ketika Anda kacau atau berlaku tidak pantas, bagaimana Anda akan
dikoreksi? Setelah koreksi itu, apakah kesalahan Anda dipakai untuk

134
MEMBERSIHKAN GELADAK 135

menentang Anda selama beberapa waktu, atau apakah Anda sepenuh-


nya dipulihkan dan dikasihi?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

LENGKAPILAH KALIMAT-KALIMAT INI:

“Hal-hal yang saya nikmati tentang masa pertumbuhan dan ingin


menirunya di dalam rumah saya ialah…”
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

“Hal-hal yang saya tidak sukai dan tidak ingin diulangi di dalam perni-
kahan dan keluarga saya ialah…”
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Periksa ulang jawaban-jawaban Anda dan bandingkanlah dengan


kehidupan pernikahan dan rumah tangga Anda saat ini. Apa kemirip-
an-kemiripan yang Anda lihat dalam suasana rumah Anda, hubungan
Anda dengan pasangan Anda, bagaimana Anda menangani konflik,
dan bagaimana Anda mendisiplin anak-anak Anda? Apakah Anda meli-
hat ada kaitan?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Berdasarkan pada penemuan ini, apa yang perlu Anda dan pasangan
Anda bersihkan dari geladak pernikahan Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Bagikanlah jawaban Anda dengan pasangan Anda. Berdoalah dan serahkan apa yang perlu
dibersihkan oleh Roh Kudus.
Renungan Hari 2

MEMBERIKAN KELONGGARAN
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan
yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama
seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
—Kolose 3:13

Apakah Anda memberi kelonggaran pada pasangan Anda? Bukan,


bukan uang. Kita sedang berbicara tentang ruang untuk melakukan
kesalahan – ruang untuk bertumbuh ke dalam gambar Allah oleh
anugerah-Nya. Kenyataannya ialah, kita semua butuh kelonggaran
karena kita semua memiliki kesalahan. Ketika kita mengampuni, kita
meneladani Bapa sorgawi kita, dengan menjadi saluran anugerah-Nya
yang memampukan pasangan kita berubah. Dalam kata-kata penga-
rang C.S. Lewis,

“Menjadi seorang Kristen berarti mengampuni yang tak dapat


dimaafkan, karena Allah telah mengampuni yang tak termaaf-
kan di dalam Anda. Ini sulit. Barangkali tidaklah begitu sulit
mengampuni hanya satu luka. Tetapi mengampuni provo-
kasi yang tak putus-putus dari kehidupan setiap hari – terus
mengampuni ibu mertua yang bersikap seperti bos, suami
yang menggertak, istri yang mengomel, anak perempuan yang
egois, anak lelaki penipu – bagaimana kita melakukannya?
Hanya, saya pikir, dengan mengingat di mana kita berdiri, artin-
ya kata-kata kita ketika kita sebutkan dalam doa-doa kita setiap
malam, “Ampunilah kami akan kesalahan kami sebagaimana
kami telah mengampuni orang yang bersalah kepada kami.’
Kita ditawari pengampunan tanpa syarat lain. Menolaknya
berarti menolak kemurahan Allah bagi diri kita sendiri. Tidak
ada petunjuk pengecualian dan Allah serius dengan apa yang
Dia katakan.”9

Di bidang-bidang apa Anda perlu pasangan Anda memberi Anda


kelonggaran? Di mana Anda memerlukan ruang untuk berbuat kesa-
lahan dan bertumbuh dalam karakter yang saleh? Sebutkan tiga bidang
yang Anda sadari serta sedang Anda gumulkan.

136
MEMBERSIHKAN GELADAK 137

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Sebutkan tiga bidang di mana pasangan Anda memerlukan kelong-


garan dari Anda. Apakah Anda menyediakannya? Jika tidak, mengapa?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Apa yang Allah katakan akan terjadi jika Anda memilih untuk menyim-
pan sakit hati terhadap pasangan Anda? Bacalah Matius 6:14-15; 18:21-
35; Markus 11:25 dengan cermat dan tuliskan apa yang disingkapkan
Roh Kudus.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Pengampunan Allah tidak terbatas! Jika Anda sedang menghadapi satu


saat yang sulit untuk mengampuni pasangan Anda, ambillah waktu
menoleh ke belakang atas hidup Anda. Dalam cara-cara apa Anda telah
menyakiti Tuhan dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan? Ketika
Anda mengingat dalamnya dosa Anda sendiri dan ngerinya kesakitan
yang Yesus derita untuk membayarnya, Roh Kudus akan melembutkan
hati Anda dan memberi Anda anugerah untuk mengampuni.
138 CERITA PERNIKAHAN

SATU DOA UNTUK PERTOBATAN DAN PELEPASAN


“Tuhan, ampunilah aku karena menyimpan sakit hati terhadap pa-
sanganku. Aku tidak lagi ingin menyimpan satu catatan tentang ke-
salahan-kesalahannya. Engkau mengampuniku dari dosa-dosaku dan
tidak pernah mengungkit-ungkitnya lagi. Berilah aku kuasa dan ke-
rinduan untuk melakukan hal yang sama. Aku melepaskan pasanganku
ke dalam tangan-Mu. Curahkanlah kasih dan anugerah-Mu ke dalam
hatiku. Tolonglah aku untuk sungguh-sungguh mengasihi dan me-
ngampuninya dan memberinya kelonggaran untuk berbuat salah dan
bertumbuh. Aku memberkatinya dengan kesehatan, hikmat, damai se-
jahtera, sukacita, kasih, kebaikan hati, kepercayaan diri, pewahyuan
akan Firman-Mu, demi pemulihan pernikahan kami. Dalam nama Ye-
sus, amen.”

Izinkan Roh Kudus mengerjakan sifat dasar-Nya yang pengasih dan pengam-
pun masuk ke dalam Anda melalui saat-saat di hadirat-Nya dan melalui pere-
nungan yang cermat atas bagian-bagian seperti berikut: 1 Korintus 13; Roma
5:5; Efesus 3:16-19; 1 Petrus 3:8-9.
Renungan Hari 3

SEMUA TENTANG CARA PANDANG


…Tujukanlah pikiran-pikiranmu pada apa yang benar dan baik dan tepat.
Pikirkan tentang hal-hal yang suci dan manis, dan tinggallah di atas hal-hal
yang baik dalam diri orang lain. Pikirkanlah semua hal yang untuknya eng-
kau dapat memuji Tuhan dan bergembira.
—Filipi 4:8 TLB

Ketika sedang berpikir tentang pasangan Anda, pada apa Anda


berfokus? Jika Anda menujukan pikiran-pikiran Anda pada kesalah-
an dan kegagalan pasangan Anda, masalah dalam pernikahan Anda
akan bertambah besar. Di sisi lain, jika Anda menujukan pikiran-pikiran
Anda pada hal-hal yang untuknya Anda dapat mengucap syukur, Anda
akan melihat hubungan Anda dalam satu terang baru yang lengkap!
Pernikahan Anda, sama seperti seluruh kehidupan, adalah semua hal
mengenai cara pandang.

Kaca mata yang melaluinya Anda memandang pasangan Anda akan


mempengaruhi hubungan Anda secara langsung. Secara keseluruhan,
bagaimana Anda memperlakukan pasangan Anda? Pikirkanlah jenis
perkataan, tindakan dan sikap yang biasanya Anda tunjukkan.

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Berdoalah dan mintalah Tuhan menyingkapkan kebenaran tentang perlakuan Anda. Apa yang
sedang Dia tunjukkan pada Anda? Apa yang sedang Dia minta untuk Anda ubah dengan per-
tolongan-Nya?

Ingin satu cara pandang tentang nilai pasangan Anda? Renungkan-


lah Filipi 4:8 dengan cermat. Lalu buatlah satu daftar tentang sepuluh
teratas dari segala sesuatu (sifat, kualitas, karunia) mengenainya yang
untuknya Anda dapat mengucap syukur kepada Allah.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

139
140 CERITA PERNIKAHAN

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Lanjutkanlah berpikir dan menambahkan pada daftar ini selama tiga puluh hari berikutnya.
Lakukan secara sengaja untuk mengungkapkan rasa terimakasih Anda yang tulus untuk kuali-
tas-kualitas ini kepada pasangan Anda juga!

Rasa takut mengalihkan visi kita. Itu membuat kita berfokus pada apa
yang terlihat salah dalam diri pasangan kita, diri kita sendiri, dan situasi
kita. Dalam banyak cara, takut ialah Bukti Palsu yang Tampak Nyata.
Apa ketakutan terbesar Anda mengenai hubungan Anda dengan pa-
sangan Anda? Mintalah Tuhan menyingkapkannya.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Bawalah ketakutan-ketakutan ini melewati saringan Filipi 4:8. Apakah mereka benar, baik dan
tepat? Apakah mereka suci dan manis? Dapatkah Anda memuji Allah untuknya? Segala sesuatu
yang gagal melewati ujian ini harus dibuang dan digantikan dengan kebenaran.

Sering kali ketakutan-ketakutan kita di masa kini lahir dari kekecewaan-


kekecewaan dan luka-luka dari masa lalu. Takut terluka kembali, tanpa
sadar kita berusaha membuat pasangan kita membayar harga untuk
kekurangan-kekurangan orang tua kita, pacar terdahulu, atau pa-
sangan sebelumnya.

Berhentilah sejenak dan berdoa, “Roh Kudus, bagaimana ketakutan-


ketakutan ini terbentuk? Mereka didasarkan atas apa? Bagaimana saya
dapat lebih mempercayai-Mu dan melihat mereka terhapus dari ke-
hidupanku?” Tenanglah dan dengarkan. Apa yang sedang Dia singkap-
kan?

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Renungan Hari 4

MERDEKA DARI
KUTUKAN-KUTUKAN KELUARGA
Kristus membayar harga untuk memerdekakan kita dari kutukan…
dengan menjadi kutuk sebagai ganti kita…
—Galatia 3:13 GW

Allah ingin melakukan sesuatu yang benar-benar baru di dalam keluar-


ga Anda! Dia berkata, “Lihat, Aku sedang melakukan satu hal yang baru;
sekarang ia bersemi, tidakkah kamu melihatnya? Aku akan membuat
satu jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara”
(Yesaya 43:19 ESV). Seperti yang Joyce Meyer bagikan:

“Yesus datang untuk membuka pintu-pintu penjara dan


membebaskan para tawanan. …Anda mungkin punya satu masa
lalu yang menyedihkan, bahkan mungkin situasi Anda saat ini
sangat negatif dan muram. Anda bisa jadi sedang menghada-
pi situasi yang begitu buruk sehingga nampaknya Anda tidak
punya alasan yang nyata untuk berharap. Namun saya katakan
pada Anda dengan berani, masa depan Anda tidak ditentukan
oleh masa lalu Anda atau masa kini Anda! Milikilah satu pola
pikir baru. Percayalah bahwa bersama Allah segala sesuatu
menjadi mungkin (Lukas 18:27).”10

Kristus telah membayar harga untuk memerdekakan Anda, pasangan


Anda, anak-anak Anda dari setiap kutuk yang bersembunyi dalam garis
darah Anda. Yang perlu Anda lakukan ialah menjalankan kemenangan-
Nya. Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan berdoa, “Roh Kudus, kutuk-
an-kutukan perilaku cemar apa yang sedang bekerja di dalam garis
darahku? Di dalam pasanganku? Tolong tunjukkan pada kami sehing-
ga kami dapat menanganinya dan mengalami kemerdekaan sejati.”
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Begitu Roh Kudus menyingkapkan kutukan-kutukan itu, serahkanlah mereka kepada-Nya. Ber-
doalah seperti rujukan yang tersedia di bab ini dan percayailah Dia untuk membawa terobosan.

141
142 CERITA PERNIKAHAN

Kadang-kadang kita tanpa sadar mengabadikan persoalan-persoalan


yang menimpa keluarga kita dengan bersumpah (atau berjanji) pada
diri kita sendiri. Ketika sumpah diucapkan, tembok-tembok didirikan di
sekeliling hati kita. Sumpah-sumpah ini dimaksudkan melindungi kita
dari luka hati yang lebih lanjut, namun mereka malah memenjarakan
dan menyebabkan kesakitan yang lebih besar.
Engkau dijerat oleh kata-kata mulutmu sendiri, ditangkap oleh
janjimu sendiri.
—Amsal 6:2 GW

Berhentilah sejenak dan berdoa, “Roh Kudus, apakah aku telah mem-
buat sumpah pada diriku sendiri? Jika ya, apa itu?” Berdiam dirilah dan
dengarkan. Bertobatlah dari setiap sumpah yang Dia nyatakan dan
mintalah Dia membebaskan Anda dari semua ketakutan, dalam nama
Yesus.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Kita mengucapkan sumpah yang dihasilkan oleh rasa takut. Takut akan kembali terluka, kita
sering kali mengatakan hal-hal seperti, “Aku tidak akan pernah membiarkan seorang laki-laki/
perempuan untuk… Jika suami/istriku pernah (menipuku, memukulku, dll), aku akan…” Jika
Anda telah mengucapkan sumpah-sumpah seperti ini secara diam-diam atau dengan bersuara
keras, bertobatlah. Mintalah Tuhan menolong Anda mempercayai-Nya untuk membela dan
melindungi Anda.

Tidak ada senjata yang ditempa melawan engkau yang akan


berhasil, dan setiap lidah yang akan bangkit menentang engkau
di dalam pengadilan akan engkau buktikan salah. Ini [damai se-
jahtera, kebenaran, keamanan, kemenangan atas perlawanan]
adalah warisan dari hamba-hamba Tuhan [orang-orang yang di
dalamnya Hamba Tuhan yang ideal dihasilkan]…
—Yesaya 54:17, penekanan ditambahkan

Melalui hubungan Anda dengan Yesus, Anda dimerdekakan dari setiap


kutuk dan mewarisi setiap berkat rohani (lihat Efesus 1:3). Bacalah ayat-
ayat Kitab Suci ini dengan cermat dan kenalilah beberapa berkat yang
tersedia bagi Anda dan keluarga Anda di dalam Kristus: Matius 11:28;
16:19; Lukas 10:19; 11:13; Yohanes 4:14; 7:38-39; 14:27; 15:11; 1 Korintus
1:30; 2 Korintus 3:21; 2 Petrus 1:3-4. Apa lagi yang disingkapkan Roh
Kudus dalam ayat-ayat ini?
______________________________________________________________________
MEMBERSIHKAN GELADAK 143

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Renungan Hari 5

MENGELOLA HARAPAN-HARAPAN
…[Allah] sendiri berkata, Aku tidak akan sekali-kali meninggalkan engkau
atau membiarkanmu menyerah ataupun meninggalkan engkau tanpa dukun-
gan. [Aku] tidak, tidak, tidak akan sekalipun meninggalkan engkau putus asa
ataupun melupakan atau membiarkan (engkau) terpuruk (tenanglah, Aku
memegangmu)! [Pasti tidak!]
—Ibrani 13:5

Harapan. Itu adalah “satu kepercayaan yang kuat bahwa sesuatu


akan terjadi atau menjadi nyata di masa depan.”11 Ketika kita memi-
liki harapan-harapan terhadap orang-orang, kita memiliki perasaan
atau keyakinan yang kuat tentang betapa berhasil atau baiknya mereka
nantinya, khususnya berkaitan dengan kita. Umumnya kita mempunyai
harapan-harapan terbesar pada orang-orang yang terdekat dengan
kita, khususnya pasangan kita. Penulis dan pembicara Patrick M.
Morley menjelaskan:

“Kita semua membawa harapan-harapan ke dalam pernikah-


an – berbeda, sering kali harapan-harapan yang tidak realistis.
Harapan-harapan itu didasarkan pada (1) gambaran kita terha-
dap pernikahan dan (2) kebutuhan kita yang tidak terpenuhi.
Masing-masing kita memiliki satu gambaran seperti apa keli-
hatannya pernikahan yang ideal dalam benak kita. Bisa jadi
kita memperoleh gambaran itu dari orang tua kita – apa yang
mereka katakan dan lakukan, cerita keluarga tentang nenek
moyang kita, seorang teman dari orang tua, menonton televisi,
membaca buku-buku, bintang film, atau seorang pahlawan.”12

Harapan-harapan yang tidak realistis dapat terjadi di segala bidang


pernikahan Anda. Perkara uang, komunikasi, nilai-nilai rumah tangga,
membesarkan anak-anak, relasi dengan teman-teman, seks – sebut-
kan saja. Berhentilah sejenak dan berdoa, “Tuhan, apakah aku memiliki
harapan-harapan yang tidak realistis terhadap pernikahanku? Jika ya,
apa saja itu?”
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

144
MEMBERSIHKAN GELADAK 145

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Apa yang Roh Kudus tunjukkan pada Anda? Tuliskanlah, bersama dengan segala tindakan yang
Dia dorong untuk Anda ambil.

Bagaimana Anda dapat mengubah harapan-harapan yang tidak realis-


tis menjadi sesuatu yang realistis? Patrick Morley melanjutkan:

“Kita harus belajar memberi tanpa mengharapkan apapun se-


bagai balasannya. Kita harus belajar untuk mengkomunikasikan
harapan-harapa kita kepada pasangan kita, lalu mendengarkan
untuk melihat apakah mereka setuju bahwa kita sudah realis-
tis.”13

Tanyalah pasangan Anda, “Apakah kau merasa aku memiliki harapan-


harapan yang realistis darimu? Jika ya, apa saja itu?” Bersikaplah penuh
hormat dan dengarkanlah tanpa memotong percakapan. Tuliskan apa
yang dibagikannya.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Jika Anda telah memiliki harapan-harapan yang tidak realistis terhadap pasangan Anda,
ambillah waktu untuk meminta maaf dengan tulus karena memberinya tekanan. Berdoalah
dan mintalah Tuhan untuk membawa pemulihan atas pernikahan Anda dan mengerjakan
harapan-harapan yang realistis dalam diri Anda berdua.

Pada akhirnya, harapan-harapan kita seharusnya pada Allah dan apa


yang dijanjikan-Nya di dalam Firman-Nya. Dia setia dan tidak akan per-
nah gagal! Berdoalah, “Tuhan, apakah aku sedang menaruh berbagai
harapan pada pasanganku untuk memenuhi kebutuhan yang hanya
dapat Engkau penuhi? Jika ya, tolong tunjukkan kepadaku. Berilah aku
anugerah untuk mempercayai-Mu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
ini.” Berdiamdirilah dan dengarkan. Apa yang Roh Kudus tunjukkan
pada Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
Jika Anda sedang menggunakan buku ini sebagai bagian dari Messenger
Series mengenai Cerita Pernikahan, silakan mengacu pada Sesi 3.

1| Perbedaan-perbedaan pendapat dalam pernikahan tidak


dapat dihindarkan, namun bagaimana kita berurusan dengan
merekalah yang membuat segala sesuatunya berbeda. Pikirkan-
lah soal itu. Suami dan istri adalah dua orang yang berbeda
dalam proses menjadi satu. Masing-masing sepenuhnya unik.
Akibatnya, masing-masing pasangan berpikir, memproses, dan
merasa secara berbeda. Cara-cara bagaimana pasangan melihat
satu situasi, satu orang, satu kesempatan, dll., akan berbeda.
Pernahkah Anda memikirkan ini? Bagaimana pemahaman akan
keunikan pasangan Anda menolong Anda menghargainya dan
melihatnya dalam satu cara pandang baru yang positif?

2| Melalui Kristus, pengampunan tersedia bagi semua orang yang


memintanya. Namun bagaimana jika Anda meminta Allah
mengampuni Anda untuk sesuatu dan Dia berkata, “Aku tidak
tahu apakah Aku ingin mengampunimu. Kau mungkin akan
melakukannya lagi. Aku ingin melihat beberapa perbedaan lebih
dulu’? Bagaimana perasaan Anda atas tanggapan ini? Pernahkah
Anda mengatakan atau memikirkan ini ketika pasangan Anda
meminta maaf? Bagaimana perasaan mereka terhadap hal ini?

3| Pengampunan Allah bukanlah satu hadiah atas perilaku yang


diubah. Itu adalah pilihan kepercayaan-Nya. Berhentilah dan
berpikir: Bagaimana kasih dan pengampunan Allah yang tanpa
syarat menguatkan dan memotivasi Anda untuk berubah?
Dalam pemahaman ini, sikap apa yang seharusnya Anda adopsi
terhadap pasangan Anda mengenai pengampunan? Apa yang
akan dihasilkannya baginya?

“Pengampunan adalah satu-satunya jalan mematahkan lingkaran kesalahan


– dan penderitaan – dalam suatu hubungan… Ia tidak menyelesaikan semua

146
MEMBERSIHKAN GELADAK 147

pertanyaan menyalahkan dan keadilan dan kejujuran… Namun ia sungguh-


sungguh mengizinkan hubungan berawal.”
—Philip Yancey14

4| Rasa takut adalah satu kekuatan rohani yang bertentangan lang-


sung dengan kasih dan perlindungan Allah di dalam kehidupan
kita. Jika tidak dikenali dan diselesaikan, ketakutan akan melum-
puhkan kita dari bertumbuh ke dalam luasnya pernikahan. Para
suami, apa ketakutan-ketakutan yang dihadapi laki-laki dalam
hubungan mereka dengan istri mereka? Para istri, apa ketakutan-
ketakutan yang dihadapi perempuan dalam hubungan mereka
dengan suami mereka? Apa cara-cara spesifik yang Anda temu-
kan untuk mengatasinya?

KETAKUTAN KETAKUTAN
YANG DIHADAPI SUAMI YANG DIHADAPI ISTRI
_____________________________________ ___________________________________
_____________________________________ ___________________________________
_____________________________________ ___________________________________
_____________________________________ ___________________________________
_____________________________________ ___________________________________

5| Harapan-harapan yang tidak realistis dalam pernikahan


merupakan suatu tempat berkembang biak bagi sakit hati, frustrasi,
dan kekecewaan. Sang musuh dengan cerdik memperguna-
kan hiburan dan media untuk menghasilkan dan menyuburkan
pandangan-pandangan yang tidak berguna tentang pasangan
kita dan menaburkan benih-benih ketidakpuasan. Berhentilah
sejenak dan pikirkanlah. Bagaimana film-film, musik, pertunjukan
televisi, majalah, buku-buku, dan internet mempengaruhi dan
menulari cara pandang kita tentang pasangan kita dan pernikahan
kita? Apa langkah-langkah praktis yang dapat kita ambil untuk
menjaga hati dan pikiran kita terhadap harapan-harapan yang
tidak realistis?

Pemimpin: Bagikanlah Filipi 4:8 sebagai satu tes lakmus untuk pi-
lihan-pilihan media kita.
148 CERITA PERNIKAHAN

Karena sebagaimana dia pikirkan di dalam hatinya, maka begitulah dia…


—Amsal 23:7 NKJV

6| Apakah Anda telah menjumpai situasi-situasi sulit dengan ipar-


ipar yang berusaha mengendalikan? Tanpa menyebutkan nama,
bagikanlah salah satunya. Jika Anda mampu mengatasi tantangan
itu, jelaskanlah bagaimana Allah menolong Anda melakukannya.
Jika Anda masih sedang berurusan dengan itu, mintalah kelom-
pok Anda berdoa bagi anugerah Allah untuk memampukan Anda
untuk menanganinya dengan patut.
MEMBERSIHKAN GELADAK 149

RINGKASAN BAB

• Membersihkan geladak pernikahan Anda akan


menempatkan Anda bergerak ke dalam keluasan yang
Allah maksudkan.

• Pengampunan adalah satu tindakan kebebasan bagi


yang menyakiti dan yang tersakiti. Dengan anugerah
Allah, kita dapat dengan bebas dan tanpa ukuran
mengampuni orang lain dan menerima pengam-
punan-Nya.

• Kita tidak dapat mengubah pasangan kita: hanya Allah


yang mampu. Namun kita dapat bekerja bersama-Nya
dan membiarkan-Nya mengubah kita.

• Suatu sikap berterimakasih terhadap pasangan Anda


akan membuka hati Anda untuk mengasihi, mengam-
puni, dan mengulurkan anugerah Allah kepadanya
sehingga mereka – dan Anda – dapat bertumbuh dan
berubah.

• Ketika Anda memilih untuk mengampuni, semua


orang di dalam keluarga Anda jadi menang karena
kasih membuat kita bertumbuh dengan subur.

• Mengalami kasih Allah membongkar dan melenyap-


kan ketakutan dari kehidupan kita. Mengizinkan kasih-
Nya bekerja di dalam dan melalui kita membantu
menghancurkan ketakutan di dalam diri pasangan kita
dan menutupi kesalahan dan kegagalan kita.

• Sebelum Anda dapat membangun satu warisan,


Anda harus menentang kutukan-kutukan yang telah
menjangkiti keluarga Anda. Melalui karya sempurna
Tuhan Yesus, semua kutuk telah dihancurkan!

• Bagaimanapun kondisi pernikahan Anda, Allah dapat


mengubahnya karena Dia berada di dalamnya. Tidak
ada yang mustahil bersama-Nya!
E M PAT

Bangkit dan Membangun


…”Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kua-
sanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barang-
siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia
menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dila-
yani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.”

—Matius 20:25-28

Hari 1

H Hanya ada satu cara yang efektif untuk membangun se-


buah pernikahan yang sehat. Bagi banyak dari antara
kita, ia tersembunyi di depan mata. Kami harus meng-
ingatkan Anda bahwa cara ini tidaklah menyenangkan, dan itu sama
sekali tidak mudah. Namun itulah satu-satunya cara untuk memahami
penggenapan, tujuan, dan kasih yang kita semua inginkan dalam per-
nikahan kita. Apakah Anda siap untuk rahasia besar? Inilah dia: me-
layani. Satu-satunya cara Anda dapat membangun pernikahan impian
Anda ialah dengan mendedikasikan hidup Anda untuk melayani pa-
sangan Anda.
Tolong tahan hasrat untuk meletakkan buku ini atau melompat ke
bab berikutnya. Kita tahu konsep melayani biasanya tidak membangkit-
152 CERITA PERNIKAHAN

kan kesenangan besar. Kemungkinan ia lebih menginspirasi perasaan


enggan atau bahkan ketakutan. Kita cenderung kecut hati pada pemi-
kiran tentang menjadi subyek dari kepentingan, keinginan, atau pilihan
orang lain. Namun Yesus, Anak Allah dan Raja segala raja, memilih
menjadi seorang hamba dalam mengejar apa yang terbaik bagi kita. Ke-
pentingan terbaik kita menjadi perhatian terbesar-Nya. Dia menolak
otoritas dan kehormatan yang menjadi hak-Nya untuk menjembatani
jurang antara Allah dan manusia. Dan sekarang karena Dia telah mem-
buat satu jalan pendamaian kita kepada Allah, Dia senang mengge-
napi mimpi-mimpi, kerinduan-kerinduan dan sukacita terdalam kita
dengan memampukan kita menjalani satu kehidupan yang luar biasa
dan menjadi seperti Dia. Bahkan ketika Yesus memberikan nyawa-Nya
sendiri, Dia menawarkan untuk menjadikan hidup kita berkelimpahan.
Sikap melayani yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tanpa batas
inilah standar bagi bagaimana kita seharusnya menjalankan semua hu-
bungan, khususnya pernikahan kita.
Sekarang karena geladaknya telah dibersihkan, Anda memiliki ke-
sempatan untuk membangun pernikahan yang Anda idam-idamkan.
Namun satu-satunya cara Anda akan menyadari mimpi pernikahan
Anda – yang cetak biru kebahagiaannya diilhamkan secara ilahi – ialah
dengan menukarkan kehidupan Anda untuk itu. Dalam kerajaan Allah,
Anda hanya memegang hal-hal yang Anda berikan dengan cuma-cu-
ma. Sukacita, kasih dan pemenuhan yang Anda inginkan dalam perni-
kahan Anda hanya dapat datang ketika Anda mengorbankan penge-
jaran terhadap kepentingan terbaik Anda demi pasangan Anda.
Apakah Anda memperhatikan bahwa orang-orang Kristen yang
paling menyedihkan cenderung menjadi orang yang haus akan penge-
jaran terhadap diri sendiri? Yang paling timpang dari semuanya ial-
ah mereka yang tidak pernah melakukan apapun bagi orang lain. Itu
karena di dalam Kristus, DNA rohani Yesus tentang melayani terjalin
BANGKIT DAN MEMBANGUN 153

ke dalam sifat dasar kita. Yesus adalah hamba yang utama. Ketika kita
menolak untuk merangkul identitas kita di dalam-Nya – yang di anta-
ranya mencakup hidup sebagai hamba – kita memisahkan diri kita dari
kuasa-Nya yang mengubahkan. Kuasa ini sangat penting untuk mem-
bangun kehidupan dan pernikahan yang saleh, dan kita hanya dapat
memasukinya ketika kita berupaya hidup sebagaimana Dia hidup. Jika
kita tidak melayani, kita tidak dapat membangun pernikahan yang kita
inginkan.

Menjadi Yang Terkecil

Pada waktu perjamuan terakhir-Nya dengan murid-murid, Yesus mem-


beritahu teman-teman terdekat-Nya ini bahwa kematian-Nya sudah
dekat dan Dia akan segera dikhianati. Bagaimana mereka menanggapi?
Pertama-tama mereka dengan semangat menyangkal peluang apapun
soal mengkhianati Yesus. Kemudian dengan cepat mereka beralih pada
satu perdebatan tentang siapa yang terbesar di antara mereka.
Alangkah konyolnya! Yesus sedang menceritakan rincian-rincian
kematian-Nya yang akan segera terjadi, dan yang dapat dilakukan
semua teman terdekat-Nya hanyalah berdebat tentang kebesaran me-
reka sendiri. Lihatlah bagaimana Yesus menanggapi kebodohan me-
reka:

“… Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai


yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. Sebab siapak-
ah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani?
Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-
tengah kamu sebagai pelayan. (Lukas 22:26-27)
154 CERITA PERNIKAHAN

Barangkali perkataan Yesus menghantam murid-murid itu seperti satu


bola sepak mengenai wajah. Jelas-jelas mereka menunjukkan bahwa
mereka tertarik soal menjadi besar. Sekarang Dia sedang memberitahu
mereka bahwa menjadi besar berarti mereka harus unggul dalam me-
layani.
Namun Yesus tidak berhenti pada kata-kata yang sulit itu. Dia
melanjutkan dengan melakukan sesuatu yang membuat murid-murid-
Nya bahkan lebih tidak nyaman dan bingung. Kitab Suci berkata:

Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu


kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada
Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia
mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada ping-
gang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi,
dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya
dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yohanes 13:
3-5)

Hal yang mengejutkan tentang bagian ini ialah mengapa Yesus


membasuh kaki murid-murid-Nya. Jawabannya ditemukan dengan
memperhatikan satu kata lebih dekat: lalu. Yesus telah diberi kuasa atas
segala sesuatu, lalu Dia merendahkan diri-Nya dan merangkul tang-
gung jawab seorang hamba yang rendah. Yesus tidak bergumul dengan
kerendahan hati yang palsu. Jelas-jelas Dia menyadari posisi kuasa-Nya.
Namun, alih-alih memamerkan atau menyalahgunakan kuasa-Nya
yang besar, Dia menggunakan posisi-Nya sebagai satu panggung bagi
satu tindakan pelayanan yang tidak terpikirkan.
Pada abad pertama, jalan-jalan tidak beraspal, dan tidak ada mal-
mal di mana para petualang dapat memperoleh sepasang sepatu Nike.
Orang-orang memakai sandal (atau tanpa sepatu sama sekali), sehingga
BANGKIT DAN MEMBANGUN 155

kaki mereka terkena limpahan tanah dan kotoran binatang. Dapat di-
katakan bahwa dalam situasi saat ini, kaki kotor yang bau dibawa pada
satu level yang tidak lagi dikenal di dunia modern.
Karena banyaknya kotoran pada kaki, hamba-hamba atau budak-
budak dituntut untuk membersihkan kaki tuan-tuan mereka dan tamu-
tamu mereka. Di satu rumah yang kaya, ada banyak tanggung jawab:
mengatur kandang-kandang kuda, menyiapkan makanan, membersih-
kan kamar-kamar. Tetapi pekerjaan membasuh kaki disediakan bagi
hamba yang paling rendah. Dalam beberapa kalangan, penugasan ini
bahkan lebih jauh lagi, dan tugas yang menjijikkan ini secara khusus
ditugaskan pada hamba-hamba perempuan, satu-satunya yang diang-
gap “tidak cukup layak” mengerjakan sesuatu yang begitu merendah-
kan dan menjijikkan.
Yesus memilih melakukan tindakan pelayanan yang paling rendah.
Mengapa? Karena Dia perlu murid-murid-Nya memahami pentingnya
pelajaran yang diberikan-Nya tentang melayani. Bahkan Dia menang-
galkan jubah-Nya, satu simbol posisi-Nya sebagai Guru, dan mengikat-
kan sebuah handuk di sekeliling pinggang-Nya dalam gaya seorang bu-
dak. Ingatlah bahwa Yesus melakukan semua ini untuk membasuh kaki
laki-laki yang akan segera menyangkal, mengkhianati atau mening-
galkan Dia.

Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pak-


aian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada
mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepada-
mu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu te-
pat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku
membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,
maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku
telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu
156 CERITA PERNIKAHAN

juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku


berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih
tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia
yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berba-
hagialah kamu, jika kamu melakukannya.” (Yohanes 13:12-17)

Setelah membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus kembali menge-


nakan jubah-Nya, melanjutkan peran-Nya sebagai Guru, dan memberi-
kan sentuhan akhir pada satu pelajaran yang tidak akan pernah dilu-
pakan oleh murid-murid-Nya. Pelajaran abadi yang dapat disimpulkan
dalam empat poin:

1. Sebagai Tuhan dan Guru, Akulah contoh yang utama.


2. Karena Aku dengan rela melakukan tindakan yang hina ini,
jangan bayangkan itu atau tindakan pelayanan apapun meren-
dahkanmu.
3. Akulah Tuanmu, Dia yang lebih besar dari pada kamu, namun
rela melayani sebagai hamba yang paling rendah.
4. Aku memberkati siapa yang mengikuti teladan-Ku tentang
kepemimpinan hamba.

Dipanggil Untuk Melayani

Yesus mengatakan bahwa kita akan diberkati jika kita mengikuti te-
ladan-Nya. Ini berarti berkat-berkat-Nya akan tinggal atas pernikahan
kita ketika kita meneladani-Nya dengan jalan melayani pasangan kita.
Kami tidak sedang mendorong Anda untuk meniru Yesus dengan
melakukan ritual pembasuhan kaki setiap malam. Intinya ialah mem-
perkenalkan pola pelayanan-Nya di dalam hidup kita. Dalam perni-
BANGKIT DAN MEMBANGUN 157

kahan, kita meniru teladan Yesus dengan cara yang terbaik ketika kita
menggunakan peranan kita masing-masing sebagai panggung bagi
pelayanan. Paulus menuliskan:

Jangan egois… Jadilah rendah hati, menganggap yang lain


lebih baik dari pada dirimu sendiri. Kamu harus memiliki si-
kap yang sama dengan yang dimiliki Kristus Yesus. (Filipi 2:3, 5,
penekanan ditambahkan)

Apa itu sikap Kristus? Dia memilih melihat diri-Nya sendiri sebagai
seorang hamba yang menempatkan kepentingan terbaik orang lain di
atas kepentingan-Nya sendiri. Dia membawanya hingga titik ekstrim
dengan mati bagi mereka yang Dia kasihi. Kebanyakan kita tidak per-
nah dipanggil membuat pengorbanan setinggi itu bagi pasangan kita,
namun kita telah dipanggil untuk meninggalkan keegoisan kita demi
mereka.
Lalu jika melayani ternyata begitu hebat – jika itu mengundang
berkat Allah – mengapa tidak lebih banyak orang melakukannya?
Masalahnya ialah kodrat manusia kita yang telah jatuh, yang terus-
menerus berjuang melawan cara-cara Roh Allah dan mendorong kita
menjadikan kepentingan kita sendiri menjadi tujuan kita. Kedagingan
kita menuntut agar kita mengakui keinginan-keinginannya, bersikeras
agar keinginannya dipenuhi. Namun tak peduli seberapa banyak kita
meladeninya, sifat dasar manusia akan selalu menginginkan lebih lagi.
Kodrat yang berdosa terus-menerus meningkatkan keegoisan dan
ketidakpuasan, sedangkan Roh Allah memampukan kita untuk tidak
mementingkan diri sendiri dan menawarkan pemenuhan yang kekal.
Setiap saat, kita memilih apakah kita akan dipimpin oleh Roh Allah
atau oleh keinginan daging kita yang tidak pernah puas:
158 CERITA PERNIKAHAN

Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan


keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--kare-
na keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak
melakukan apa yang kamu kehendaki. (Galatia 5:17)

Yesus memerdekakan kita dari kodrat dosa kita sehingga kita


dapat menyerahkan hidup kita dengan cuma-cuma. Keselamatan tidak
memerdekakan kita untuk meminta lebih banyak; ia memerdekakan
kita untuk memberi lebih banyak! “Memang kamu telah dipanggil,” tu-
lis Paulus, “untuk merdeka… Tetapi janganlah kamu mempergunakan
kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Galatia 5:13).
Kita telah diberikan kemerdekaan sehingga kita dapat mengor-
bankan hidup kita. Jika kita hanya hidup bagi diri sendiri, kita menyia-
nyiakan kemerdekaan kita di dalam Kristus dan menempatkan diri kita
pada keegoisan dan dosa karena Kristus mati agar kita terbebas darinya.
Namun dengan belajar hidup dengan melayani orang lain, khususnya
pasangan kita, kita mengambil bagian di dalam kehidupan berkelim-
pahan yang disediakan-Nya.

Hari 2

Dipenuhi oleh Roh

Ketika orang-orang mengacu pada apa yang disebut “pasal pernikahan”


di Efesus 5, biasanya mereka mulai dengan ayat 22 – ayat yang mem-
beritahu istri-istri agar menundukkan diri. Namun nasihat Paulus se-
benarnya bermula di awal pasal itu. Untuk sepenuhnya memahami
bagaimana pernikahan kita menggambarkan hubungan antara Kristus
BANGKIT DAN MEMBANGUN 159

dan Gereja, mari kembali ke ayat 18:

…Hendaklah kamu dipenuhi dan dirangsang oleh Roh [Kudus].


(Efesus 5:18 AMP)

Dalam bahasa asli Yunani, kata yang diterjemahkan di sini sebagai


dipenuhi menggambarkan proses menjadi penuh dengan Roh sebagai
suatu pengalaman yang terus-menerus. Sekali tidaklah cukup. Ketika
kita tidak secara terus-menerus dipenuhi dan dirangsang oleh Roh
Kudus, kita akan melihat pada pasangan kita untuk memenuhi kebu-
tuhan yang hanya dapat dipenuhi Allah. Tak peduli seberapa hebatnya
pasangan Anda, ia tidak akan pernah dapat menggantikan Allah. Jika
Anda mengharapkan pasangan Anda mengaliri hidup Anda dengan tu-
juan dan arti, berkat-berkat yang hanya dapat ditawarkan Allah, maka
Anda akan mendapati diri Anda kecewa, frustrasi, dan tidak mampu
menunjukkan kasih Allah.
Pernikahan kita hanya akan memantulkan Kristus hingga tingkat
Roh-Nya disambut di dalam hidup kita. Kristus adalah batu penjuru
keselamatan kita, namun Roh Kudus adalah sang agen perubahan.
Dengan membiarkan hidup kita terus-menerus dipenuhi oleh Roh, kita
dapat mengalami pembaharuan pikiran kita dan transformasi perilaku
kita. Allah berfirman:

Tanggalkanlah dirimu dari kodratmu yang dahulu… Dan


jadilah diperbaharui terus-menerus di dalam roh pikiranmu
[mempunyai suatu sikap mental dan rohani yang baru], dan ke-
nakanlah kodrat yang baru (diri yang telah diperbaharui) yang
diciptakan dalam gambar Allah, [keserupaan dengan Allah]
dalam kebenaran dan kekudusan yang sejati. (Efesus 4:22-24
AMP)
160 CERITA PERNIKAHAN

Berusaha mengasihi dan melayani seperti Kristus terpisah dari


Roh-Nya sama seperti berusaha memperoleh air dari selang yang tidak
terhubung pada suatu keran air. Sebuah selang tidak dapat menghasil-
kan air dari dirinya sendiri; ia hanyalah sebuah saluran. Demikian juga,
hanya ketika kita merangkul kekuatan Roh Kudus kita dapat mengasihi
dan melayani pasangan kita dengan cara yang Allah inginkan.
Modifikasi tekad dan perilaku terjadi, namun pada akhirnya me-
reka tidak dapat memperbaharui pikiran kita atau mengatasi keinginan
daging kita. Hanya ketika kita merangkul Pribadi dan kuasa Roh Al-
lah kita dapat mengalami pengaruh-Nya yang mengubah kehidupan
di dalam dan melalui hidup kita – suatu pengaruh yang menunjukkan
dirinya dalam sikap-sikap dan tindakan seperti Kristus terhadap pa-
sangan kita. Segala usaha memperbaiki perilaku tanpa keterlibatan Roh
Allah akan memimpin pada frustrasi dan tipu muslihat.
Kami telah menerima pesan yang tak terhitung banyaknya dari laki-
laki dan perempuan yang pernikahannya dirusak oleh manipulasi dan
dominasi. Dalam banyak kasus, individu-individu ini memiliki penge-
tahuan luas akan Kitab Suci namun kekurangan kasih dan anugerah
Roh. Sebagai hasilnya, kata-kata yang dimaksudkan untuk membebas-
kan dan memberdayakan dipakai untuk membatasi, merongrong dan
menyalahkan. Kejahatan-kejahatan yang demikian hadir di manapun
keegoisan mengendap. Keegoisan akan tumbuh subur ketika kita tidak
memanfaatkan diri kita pada pekerjaan Roh Allah dan dengan demiki-
an menolak pelayanan sebagai peran pernikahan kita yang utama.
Untuk sisa bab ini, kami akan menggali seperti apakah melayani di
dalam konteks pernikahan. Tujuan kita ialah menawarkan satu kerang-
ka alkitabiah bagaimana kita dapat menjalankan dan membangun per-
nikahan kita melalui melayani. Dengan semangat ini, kami mendorong
Anda untuk tidak memakai bab ini sebagai satu lisensi untuk meng-
hakimi perilaku masa kini atau masa lalu pasangan Anda. Sebaliknya,
gunakanlah itu sebagai satu kerangka untuk bergerak maju.
BANGKIT DAN MEMBANGUN 161

Kami memahami bahwa kami sedang membingkai konsep ini de-


ngan anggapan bahwa kedua pasangan ingin menghormati rencana
Allah bagi perjalanan pernikahan mereka. Kami tahu situasinya ti-
dak selalu demikian. Apapun situasi Anda, ingatlah, Anda tidak dapat
mengubah pasangan Anda. Jika Anda berusaha melakukannya, Anda
hanya akan memperolehnya di jalan Allah. Bukalah hati Anda pada pe-
kerjaan Roh Kudus, dan berilah ruang bagi-Nya untuk melakukan apa
yang hanya Dia dapat lakukan dalam diri pasangan Anda.

Indentitas dan Peran

Untuk memahami peran pelayanan yang kita miliki dalam pernikahan,


kita perlu kembali lagi ke Taman Eden:

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,


menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perem-
puan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:27)

Baik laki-laki maupun perempuan adalah pembawa-gambar yang


mencerminkan sifat dasar Allah. Laki-laki dan perempuan memang
berbeda, namun mereka sama pentingnya dalam menampilkan sifat
dasar Allah di bumi ini.
Suami dan istri adalah peran. Mereka adalah peran yang unik, dan
Alkitab memberikan masukan yang spesifik mengenai apa yang mereka
perlukan, namun peran-peran ini bukanlah identitas kita. Identitas kita
berkenaan dengan rancangan awal kita. Kita diciptakan sebagai pem-
bawa rupa Allah di bumi ini. Kejatuhan mengubah tujuan ini, tetapi pe-
ngorbanan Kristus memulihkannya. Keselamatan kita di dalam Kristus
adalah satu perubahan identitas kita yang pertama dan yang terutama.
162 CERITA PERNIKAHAN

Tidak ada peran – suami, istri, kaum profesional, pelayan Tuhan,


orang tua, sahabat – yang dapat mempertaruhkan identitas Anda. Dan
karena satu perubahan di dalam peran (misalnya, lajang jadi menikah)
tidak sama dengan satu perubahan dalam identitas, laki-laki dan perem-
puan sama berharganya di mata Allah setelah pernikahan sebagaimana
mereka sebelumnya.
Sedihnya, banyak orang (khususnya perempuan) merasa bahwa ni-
lai mereka berubah setelah mereka menikah. Perempuan takut bahwa
untuk menghormati suami mereka, mereka harus menjadi yang kedua
dalam hal pentingnya atau kontribusinya. Dalam skenario ini, alih-alih
bangkit untuk bertindak dalam kasih dan pelayanan, perempuan me-
nyusut ke dalam perbudakan sampai ia sepenuhnya menghilang.
Walaupun pada awalnya kelihatannya bahwa sang suami diun-
tungkan karena pengaturan ini, sebenarnya tidak. Sebenarnya, kedua
pasangan merugi ketika keegoisan dikembangkan sebagai suatu gaya
hidup. Seorang suami yang tidak memandang istrinya sebagai seorang
partner yang setara dalam pernikahan tidak hanya kerampokan seorang
sekutu yang intim, namun ia juga kehilangan salah satu kesempatan
terbesarnya untuk bertumbuh. Laki-laki menjadi lebih seperti Kristus
ketika mereka melayani pasangan mereka sebagaimana Yesus melayani
Jemaat. Ingat, Yesus mencontohkan kepemimpinan-Nya dengan mela-
yani mereka yang Dia pimpin dan kasihi.
Kasih, rasa hormat, dan penghargaan sangatlah penting bagi kedua
pasangan. Kedua pasangan punya arti dan keduanya melayani. Mema-
hami pernikahan dengan sikap demikian menolong memulihkan kehe-
batan kuasa pada laki-laki dan perempuan, anugerah Allah akan kekua-
tan dan otoritas yang dipercayakan kepada kita dari sejak penciptaan
kita.
BANGKIT DAN MEMBANGUN 163

Kuasa vs. Dominasi

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:


“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan bu-
rung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi…. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, dan
itu sungguh amat baik….” (Kejadian 1:28, 31 NKJV)

Pada mulanya laki-laki dan perempuan bukanlah musuh. Mereka


adalah sekutu yang intim dan rekan-sekerja – dua orang berbeda yang
dipersatukan dengan satu hati. Mereka dipercayakan dengan mandat
memenuhi dan menaklukkan bumi. Allah memberi mereka tugas (be-
ranakcucu dan bertambah banyak) dan membiarkan mereka menentu-
kan rincian-rinciannya. Dia memberi mereka kuasa.
Kuasa dikaitkan dengan kuasa memerintah, wewenang, atau ken-
dali. Itu menggambarkan satu wilayah pengaruh dan dihubungkan
dengan kepemilikan kuasa. Seperti yang telah kita pelajari dari kisah
Perjamuan Terakhir, segala otoritas, apakah itu dipercayakan kepada
seorang lelaki atau seorang wanita, diberikan untuk melayani orang
lain demi keuntungan dan pertumbuhan mereka.
Peperangan antar jenis kelamin bermula setelah Kejatuhan. De-
ngan pelanggaran yang menyeluruh antara Allah dan ciptaan-Nya,
kuasa berubah menjadi dominasi dan manipulasi. Pemutarbalikan dari
kekuatan yang Allah berikan secara terus-menerus berperang mela-
wan rancangan-Nya terhadap suatu penyatuan yang indah. Pernikahan
menjadi satu alat pemecahan alih-alih pelipatgandaan.
Pernikahan tidak pernah dimaksudkan menjadi satu pertarungan
kuasa. Ia diciptakan untuk menjadi satu penyatuan kuasa. Pernikah-
an mempersatukan dua orang dengan keuntungan dan kekuatan yang
164 CERITA PERNIKAHAN

berbeda lalu kemudian menggunakan perbedaan-perbedaan itu untuk


menciptakan peluang untuk berlipatganda. Ini adalah bagian dari ren-
cana Allah untuk memperdamaikan apa yang tampaknya tak dapat di-
perdamaikan. Yesus berkata:

“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamat-


kan apa yang telah hilang.” (Lukas 19:10 KJV)

Kita sering memahami ayat ini hanya untuk menggambarkan pen-


jangkauan yang berkaitan dengan penginjilan ketika ia memikul satu
penugasan yang sedemikian banyak. Yesus tidak hanya datang untuk
menyelamatkan yang hilang; Dia datang untuk menyelamatkan apa
yang telah hilang. Dalam Kejatuhan, kita kehilangan persekutuan kita
dengan Allah. Namun kita juga kehilangan kesatuan hubungan kita satu
sama lain. Ini mencakup hubungan kita antara saudara dengan saudara,
saudari dengan saudari, orang tua dengan anak, dan suami dengan istri.
Dan kita kehilangan keindahan hubungan kita dengan ciptaan lainnya.
Karya Yesus akan keselamatan lebih dari sekadar bertahan hingga
ke sorga. Itu tentang kelimpahan dan pemulihan saat ini. Oleh karena
salib, ada potensi pemulihan di setiap hubungan yang telah menderita
kehilangan. Ini berarti kita dapat mengalami pemulihan dalam perni-
kahan kita sekarang. Laki-laki dan perempuan kembali dapat hidup se-
bagai kesatuan!
Ketika kita satu dalam hati dan tujuan, kita berlipatganda; sebab Al-
lah berfirman bahwa di mana ada kesatuan, Dia memerintahkan berkat
ke sana (lihat Mazmur 133). Musuh jiwa kita tidak menghendaki kita
mengalami berkat Allah, dan ia juga tidak menghendaki kita berlipat-
ganda. Karenanya ia melakukan segala sesuatu sekuat tenaganya untuk
menghancurkan kesatuan kita. Dengan berjuang melawan penipuan
terhadap dominasi dan merangkul sifat dasar yang benar dari kuasa,
BANGKIT DAN MEMBANGUN 165

kita bekerjasama dengan Allah untuk melihat kehendak-Nya terjadi di


bumi ini.
Sekarang kita akan beralih pada satu diskusi yang lebih berfokus
pada perbedaan peran di mana laki-laki dan perempuan melayani di
dalam pernikahan. Tanpa memahami cara pandang Allah tentang iden-
titas, nilai, dan kuasa, seseorang dapat dengan mudah keliru berpikir
bahwa peran yang ditetapkan secara ilahi ini bersikap baik pada satu
pasangan di atas yang lain. Dengan mempelajari mandat pertama Allah
bagi pernikahan, dan dengan mengenali perbedaan antara identitas dan
peran, kami percaya Anda akan melihat betapa menyenangkan, penting
dan sahnya peran-peran kedua pasangan ini.1

Hari 3

Suami: Hormati Istrimu

Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana


dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah
mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehi-
dupan, supaya doamu jangan terhalang. (1 Petrus 3:7)

Rasa hormat bekerja dua arah. Alkitab membuatnya jelas bahwa kedua
pasangan harus saling menghormati, dan kita akan membahas tentang
peran istri kemudian. Untuk sekarang, mari fokus pada peran laki-laki.
Suami, istri Anda tidak lebih rendah dari Anda. Ia adalah sesama
pewaris di dalam Kristus, dan Anda harus menghormatinya sedemiki-
an. Ketika Petrus mengatakan bahwa ia lebih lemah dari pada Anda, ia
mengacu pada kekuatan fisiknya, bukan potensinya terhadap penger-
tian, pemahaman, ataupun kuasa rohani. “Kelemahan” fisik istri Anda
166 CERITA PERNIKAHAN

tidak membuatnya kurang berharga dibanding Anda; itu hanya berarti


ia mungkin tidak dapat melakukan olah raga angkat beban sebanyak
Anda. Ulasan Petrus ialah satu pernyataan dari pengamatan nyata, bu-
kan suatu deklarasi tentang nilai. Ini adalah topik penting karena kita
menahan pelayanan dari mereka yang kita pandang tidak layak dihor-
mati. Sebelum kita dapat menyerahkan hidup kita untuk istri kita, kita
harus mengenali nilai mereka yang luar biasa.
Kami langsung membahas tentang ini, bukan karena kami yakin
Anda ingin mengerdilkan atau mengabaikan istri Anda, namun karena
kami tidak dapat mengaburkannya. Laki-laki dan perempuan dicip-
takan dalam rupa Allah, jadi pengungkapan Bapa kita dilecehkan di
bumi ketika laki-laki tidak menghormati, menghargai dan melindungi
perempuan.
Pada mulanya, Allah berfirman tidak baik bagi laki-laki itu un-
tuk menjadi sendirian (lihat Kejadian 2:18). Jawaban-Nya untuk ma-
salah pertama ini – kesendirian laki-laki – adalah dengan menciptakan
Hawa. Perempuan adalah jawaban Allah, bukan ciptaan pelengkap. Se-
bagai seorang laki-laki milik Allah, Anda telah dipercayakan dengan
kesempatan untuk mengasihi, mendukung, berinvestasi, dan melayani
istri Anda sebagai suatu pernyataan berani dari hati Allah kepada suatu
dunia yang telah tersesat.
Petrus juga menuliskan bahwa laki-laki harus memperlakukan is-
tri mereka dengan penuh pengertian. Kita harus berusaha memahami
mereka yang berbeda dengan kita. Semua lelaki itu berbeda, semua
wanita itu berbeda, dan laki-laki dan perempuan itu sangat berbeda.
Saya (John) tidak merendahkan Lisa karena ia berbeda dari saya. Mala-
han saya merayakannya dan berusaha memahami apa yang membuat-
nya berbeda.
Hidup saya akan sangat monoton dan membosankan jika Lisa
dan saya benar-benar persis sama. Meskipun perbedaan-perbedaan
BANGKIT DAN MEMBANGUN 167

kami kadang-kadang menimbulkan kesulitan, mereka menghadirkan


kesempatan-kesempatan agar bidang-bidang kelemahan kami berdua
dibongkar, ditantang, dan dikuatkan. Saya perlu Lisa berbeda dengan
saya. Saya menghormatinya, dan menguntungkan bagi saya dan kelu-
arga kami, dengan mengejar pengetahuan yang lebih besar tentang apa
yang menggerakkannya.
Akhirnya, perhatikan bahwa 1 Petrus 3:7 mengatakan bahwa dengan
tidak menghormati istri akan menghalangi doa-doa kita. Kesejahteraan
perempuan begitu penting bagi Allah sehingga Dia menjadikan rasa
hormat dan pengertian terhadap istri kita merupakan faktor mendasar
bagi kehidupan doa kita!

Kepala dari Penyatuan

Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah


kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. (Efesus 5:23)

Ayat ini tidak berbicara tentang suatu topik mengenai superioritas dan
inferioritas. Itu mengungkapkan satu gambaran antara Kristus dan
Mempelai Wanita-Nya, sebab itulah yang dilambangkan oleh perni-
kahan. Karena suami adalah sejajar dengan Kristus dalam kiasan or-
ganik ini, mereka berperan memimpin penyatuan ini. Mereka memi-
liki tanggung jawab memimpin yang menakjubkan dengan melayani
seperti yang Kristus lakukan, sehingga dunia yang tidak percaya dapat
menyaksikan sifat dasar Yesus. (Dan ketika Anda memikirkan betapa
besarnya Kristus mengasihi Jemaat, tak sedetik pun Anda dapat percaya
Dia bermaksud mengecilkan atau merendahkan istri dengan menyeja-
jarkan mereka dengan peran Mempelai Wanita-Nya.)
168 CERITA PERNIKAHAN

Suami tidak diberikan otoritas sebagai kepala penyatuan ini agar ia


dapat memotong apapun yang dikatakan istrinya. Sebaliknya, seorang
suami yang pintar tidak akan ingin mengabaikan masukan istrinya; ia
akan menyadari bahwa dia begitu penting dalam proses membuat kepu-
tusan.
Di tahun-tahun pertama pernikahan kami, saya (John) berdoa sela-
ma sekitar satu setengah jam sehari. Tampak bagi saya bahwa Lisa, yang
sedang bekerja penuh waktu, hanya berdoa untuk waktu yang singkat
yang dihabiskannya sambil mandi atau mengendarai mobil. Ketika ia
tidak setuju tentang satu keputusan, saya melakukan kesalahan dengan
beranggapan bahwa karena saya menghabiskan lebih banyak waktu
berdoa dari pada dia, saya dapat menggunakan otoritas saya sebagai ke-
pala dari penyatuan kami untuk mengambil keputusan sendiri. Namun
sekitar setengah dari pertentangan yang saya tangani dengan cara ini,
saya akan mengambil satu keputusan hanya untuk mendapati kemu-
dian bahwa Lisalah yang benar!
Terus terang, saya merasa frustrasi. Mengapa pemahaman Lisa be-
gitu akurat, pikir saya, padahal saya menghabiskan jauh lebih banyak
waktu untuk berdoa? Maka suatu hari saya berdoa, “Allah, saya berdoa
selama satu setengah jam setiap pagi. Lisa berdoa mungkin sepuluh me-
nit sambil mandi. Namun dia benar di lebih dari separuh hal yang tidak
kami sepakati.”
Sebagai jawabannya, Tuhan berkata, “Gambarkan satu lingkaran.”
Saya temukan sepotong kertas dan menggambar lingkaran di atasnya.
“Tuliskan tanda X di atas lingkaran itu,” perintah Tuhan. Ketika
BANGKIT DAN MEMBANGUN 169

lingkaran itu penuh dengan tanda X, Dia berkata, “Sekarang gambar


satu garis menurun di tengahnya.”
“Apakah engkau perhatikan,” kata Allah, “sekitar setengah dari
tanda X ada di sisi yang satu dari garis itu dan sekitar setengah tanda
X ada di sisi yang lain? John, ketika kau masih lajang, kau seutuhnya
di dalam-Ku dengan dirimu sendiri. Kau adalah satu lingkaran penuh.
Namun ketika kau menikahi Lisa, kau menjadi satu daging dengannya.
Sekarang, lingkaran itu mewakili kalian berdua. Kau adalah yang sepa-
ruh, dan dia separuh yang lain.”
“Apakah kau tahu apa tanda X itu?” Tuhan melanjutkan. “Mereka
mewakili informasi yang engkau perlukan dari-Ku sehingga engkau
dapat membuat keputusan-keputusan yang bijaksana. Persoalannya
ialah bahwa engkau sedang mengambil keputusan-keputusanmu ber-
dasarkan hanya pada setengah informasi. Kau perlu belajar bagaimana
menggali dari dalam istrimu apa yang Aku tunjukkan kepadanya se-
hingga kamu, sebagai kepala rumah tangga, dapat membuat keputusan-
keputusan dengan semua informasi yang Kuberikan.”
Pewahyuan itu merevolusi cara pandang saya tentang apa artinya
bagi saya menjadi kepala dari pernikahan kami. Saya tidak ingin lagi
mengambil keuntungan dari peran saya untuk mengabaikan nasihat
Lisa. Saya bersukacita mengambil keuntungan dari apa yang Allah sam-
paikan melaluinya, dan saya bersukacita dalam proses mengerjakan ke-
satuan di dalam keputusan-keputusan kami.

Hamba Pemimpin

Sekali lagi, peran laki-laki bukanlah satu dominasi. Mendominasi sa-


ngat berbeda dengan memimpin. Kepemimpinan mencakup martabat
dari pilihan, sedangkan dominasi menuntut tanpa memberi pilihan.
170 CERITA PERNIKAHAN

Bagi laki-laki, kunci menjadi pemimpin yang saleh di dalam rumah


tangga kita ialah dengan memahami apa artinya memegang satu posisi
otoritas. Ingatlah perkataan Yesus: “pemimpin harus menjadi seperti
seorang hamba” (Lukas 22:26). Sebagai kepala dari penyatuan, suami
menjadi hamba yang memimpin.
Laki-laki bukanlah bos, dengan perempuan mengerjakannya un-
tuknya. Ia adalah pemimpin yang bekerja bersamanya. Sebenarnya, jika
ia bijaksana, ia akan memberitahunya secara berulang-ulang bahwa ia
tidak dapat melakukannya tanpanya. Saya (Lisa) suka ketika suami saya
memberitahu saya bahwa ia memerlukan saya. Itu membuat saya merasa
dikuatkan secara unik untuk memenuhi apapun kekurangannya. Dan
jika saya tidak tahu bagaimana menjadi perempuan yang demikian,
saya akan melakukan semua yang bisa saya lakukan. Saya bertumbuh
saat ia menganggap saya begitu penting.2
Suami, melayani istri Anda tidak berarti bahwa Anda harus mem-
berikan segala sesuatu yang diinginkannya. Sebaliknya, itu berarti
Anda menyerahkan hidup Anda dan membuat keputusan-keputusan
Anda berdasarkan apa yang terbaik baginya. Kita sedang memimpin
pasangan kita seperti cara Yesus memimpin kita. Ada banyak hal yang
Yesus lakukan untuk kebaikan kita yang belum kita nikmati. Anda
pasti akan menjumpai berbagai situasi di mana kesejahteraan pasangan
Anda bertentangan dengan apa yang disukainya. Dengan mengikuti te-
ladan Yesus, dalam situasi demikian kita tahu untuk memilih apa yang
terbaik, bukan apa yang paling nyaman atau menyenangkan. Namun
prasyarat untuk menentukan apa yang terbaik bagi istri Anda ialah
mengasihi dan menghormatinya sebagaimana Kristus mengasihi dan
menghormati Gereja.
Setelah membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus membuatnya jelas
bahwa Dia masih Tuhan mereka. Dia tidak pernah melepaskan jabatan
kuasa-Nya. Tetapi Dia pada dasarnya mendefinisikan ulang tujuan dari
BANGKIT DAN MEMBANGUN 171

kuasa. Seperti yang Dia tunjukkan, kita diberi kuasa supaya saling me-
layani. Kaum lelaki, kita harus menggunakan otoritas kita sebagai ke-
pala dari pernikahan kita untuk menciptakan lingkungan terbaik un-
tuk melayani pasangan kita. Karena kita adalah kepala dari penyatuan
kita, adalah tanggung jawab kita menjadi hamba yang hina. Dengan
melakukan ini, kita menyerahkan diri kita kepada istri kita.

Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam


takut akan Kristus. (Efesus 5:21)

Apakah Anda ingat perintah Paulus dalam Efesus 5:18, yaitu “hen-
daklah kamu dipenuhi dan dirangsang oleh Roh [Kudus] (AMP)? Ia
melanjutkan perintah ini dengan satu uraian tentang apa yang akan
dilakukan seseorang yang dipenuhi Roh Kudus, seperti menyanyikan
lagu-lagu rohani atau mengucap syukur. Kemudian di ayat 21, ia ber-
kata, “Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain.” Umumnya ini
dipahami menjadi permulaan dari bahasan Paulus mengenai perni-
kahan. Tetapi dalam The Meaning of Marriage, Timothy dan Kathy
Keller menjelaskan:

Dalam bahasa Inggris, [ayat 21] biasanya diterjemahkan seb-


agai satu kalimat terpisah, namun itu menyembunyikan dari
para pembaca satu poin penting yang sedang dibuat oleh Paulus.
Dalam teks Yunani, ayat 21 adalah anak kalimat terakhir dalam
kalimat panjang sebelumnya, yang di dalamnya Paulus menjelas-
kan sejumlah tanda dari seseorang yang “dipenuhi oleh Roh.”3

Karenanya pasangan Keller berkata:


172 CERITA PERNIKAHAN

Tanda terakhir kepenuhan Roh ada di dalam anak kalimat yang


terakhir ini: Hilangnya kesombongan dan keinginan diri sendiri
yang memimpin seseorang untuk melayani orang lain dengan
rendah hati.4

Dalam konteks pernikahan, ini berarti pasangan yang hidup dengan


kuasa Roh (hal pentingnya dari apa yang telah kita bahas sebelumnya)
akan dikenal melalui ketundukan mereka kepada pasangannya.
Banyak orang secara eksklusif menyamakan ketundukan ini dengan
peran istri, namun Paulus secara jelas memerintahkan kedua pasangan
untuk menundukkan diri seorang kepada yang lain. Kata Yunani untuk
tunduk dalam ayat ini sama dengan kata Yunani yang digunakan ketika
Paulus memerintahkan istri untuk tunduk kepada suami mereka. Kata
ini memiliki arti ketundukan atau menempatkan diri lebih rendah. Se-
jauh struktur otoritas rumah tangga diperhatikan, ya, para istri harus
tunduk pada suami mereka sebagai kepala. Tetapi laki-laki diminta un-
tuk merangkul bentuk ketundukan yang lain terhadap istri mereka.
Paulus menuliskan bahwa kita harus tunduk sebagai ungkapan
penghormatan bagi Kristus. Kata penghormatan di sini adalah kata Yu-
nani phobos, dan itu mengandung gagasan tentang rasa ngeri atau rasa
takut yang membangkitkan rasa hormat. (Anda akan memperhatikan
bahwa phobos sangat terlihat seperti phobia.) Kata penghormatan tidak
ada kaitannya dengan berlaku adil pada naskah aslinya; satu terjemahan
yang lebih baik ialah “tunduk kepada satu sama lain karena rasa takut
akan Kristus yang membangkitkan rasa hormat.”
Suatu hari ketika saya (John) tidak berlaku baik pada Lisa, Allah
berbicara kepada saya, “Lisa pertama-tama adalah putri-Ku. Barulah
kemudian dia istrimu.” Itu membuat rasa takut akan Tuhan di dalam
diri saya!
BANGKIT DAN MEMBANGUN 173

Suami, Allah selalu hadir. Dia tahu cara Anda berbicara dan ber-
perilaku terhadap putri-Nya. Dia melihat melalui kata-kata Anda dan ke
dalam motif hati Anda. Apakah Anda sedang menghormati Dia dengan
jalan bagaimana Anda memperlakukan mempelai wanita Anda? Jika
Anda tidak menghormati mempelai wanita Anda, Anda tidak meng-
hormati Bapanya. Jagalah dia dengan rasa takut dan gentar.
Paulus lebih lanjut menjelaskan bahwa seorang suami tunduk kepa-
da istrinya dengan menyerahkan nyawanya baginya. Dengan kata lain,
dia tunduk kepadanya dengan merendahkan dirinya pada kepentingan
terbaik istrinya.

Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah me-


ngasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. (Efe-
sus 5:25)

Kristus tidak pernah menggunakan kuasa kedudukan-Nya untuk


keuntungan pribadi. Dia mempergunakannya untuk menguatkan kita.
Demikian juga, kita sebagai suami dipanggil untuk menggunakan po-
sisi otoritas kita demi keuntungan dan pemberdayaan istri kita. Kristus
menyerahkan nyawa-Nya untuk mempermuliakan dan menguduskan
Mempelai Wanita-Nya. Sukacita-Nya yang terdalam – akhir bahagia-
Nya, kita dapat katakan – adalah dalam pemuliaannya. Tidak ada ru-
ang untuk keegoisan ketika Anda berjalan mengikuti jejak Yesus. Peran
Anda sebagai seorang suami ialah menghabiskan hidup Anda dengan
melayani istri Anda, dengan tujuan akhir untuk menyatakan Kristus
kepadanya dan kepada dunia di sekitar Anda. Ketika Anda memimpin
istri Anda dengan cara ini, itu akan menjadi lebih mudah baginya un-
tuk bersukacita dalam menundukkan dirinya kepada jabatan otoritas
yang ditetapkan Allah bagi Anda.
174 CERITA PERNIKAHAN

Hari 4

Istri: Dukunglah Suami Anda

Istri-istri, pahami dan dukunglah suamimu dalam cara yang menun-


jukkan dukunganmu bagi Kristus. Suami memberikan kepemimpinan
kepada istrinya sebagaimana Kristus melakukannya pada Gereja-Nya,
bukan dengan menguasainya, melainkan dengan menghargainya. Jadi
sebagaimana Gereja tunduk kepada Kristus ketika Dia melakukan
kepemimpinan yang demikian, begitu juga para istri harus tunduk ke-
pada suami mereka. (Efesus 5:22-24 The Message)
Anda akan mengingat bahwa Paulus mendahului perintahnya kepa-
da suami dan istri dengan memberitahu mereka untuk “merendahkan
diri satu kepada yang lain sebagai ungkapan pernghormatan bagi Kris-
tus” (Efesus 5:21). Dalam ayat berikutnya, ia menguraikan: “Hai istri,
tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan” (ayat 22). Banyak
orang telah melihat perintah ini sebagai satu kerugian bagi wanita, na-
mun tidak demikian.
Karena pernikahan bukanlah soal dominasi, sang istri berbagi
dalam menjalankan kuasa sebagai seorang rekan yang setara. Ini tidak
bertentangan dengan kepemimpinan suami sebagai kepala, sebab sua-
mi dan istri memiliki bidang-bidang otoritas dan pengaruh yang unik
di dalam pernikahan mereka dan di dalam dunia di sekitar mereka.
Kuasa berkata, “Aku akan menggunakan otoritas dan kuasa kuatas na-
mamu, dan engkau akan menggunakan otoritas dan pengaruhmu atas
namaku.”
Dukungan istri bagi suaminya ialah sebuah tindakan pelayanan.
Istri, Anda telah dipercayakan dengan hati suami Anda. Melindungi
hatinya dengan mengatakan kebenaran dengan kasih dan rasa hormat
dapat menjadi salah satu tindakan pelayanan Anda yang terbesar. Be-
BANGKIT DAN MEMBANGUN 175

lajarlah untuk melayaninya dengan menolongnya mengungkapkan isi


hatinya. Alih-alih asal menyimpulkan, tolonglah dia bertumbuh dalam
visi dan tujuan dengan meningkatkan hidupnya dengan komunikasi.
Perempuan rentan dalam bidang kekuatan fisik, dan laki-laki sering
kali mendapati hati mereka berbahaya. Wanita adalah penjaga hati la-
ki-laki, sama pastinya dengan laki-laki seharusnya menjadi pelindung
dan penyedia terhadap segala kelemahan fisik dalam diri istri mereka.
Apakah ada penugasan yang lebih terhormat daripada menjadi pelin-
dung sebuah hati?5
Ketika suami memulai pelayanan dan menyerahkan hidupnya un-
tuk istrinya, istri menanggapi dengan menghormatinya sebagai kepala
dari penyatuan itu. Ini adalah perannya dalam menyingkapkan kasih
Kristus kepada dunia. Penghargaan, cinta dan rasa hormatnya untuk
suaminya menunjukkan seperti apa nampaknya dipimpin oleh Yesus.
Allah tidak meminta perempuan untuk tunduk karena mereka adalah
yang kedua. Dia sedang mengundang mereka untuk menunjukkan se-
perti apa kelihatannya Gereja yang seharusnya. Dalam pernikahan, kita
memiliki satu kesempatan untuk menunjukkan seperti apakah kehi-
dupan ketika kita dipimpin oleh satu Tuhan dan Penyelamat yang baik,
setia, pengasih dan pemurah. Alangkah tragisnya jika kita membiarkan
sang musuh menyesatkan ini menjadi satu peran yang dianggap rendah
dan disesali. Dengan memberikan peran ini kepada perempuan, Allah
telah meminta putri-putri-Nya untuk menunjukkan bahwa Dia layak
dipercaya.
Allah tahu Dia menjadikan perempuan itu kuat dan mampu.
Sepanjang sejarah, Dia telah memilih perempuan untuk memimpin,
menghakimi, bernubuat, bersyafaat, dan bahkan mengandung dan
membesarkan Putra tunggal-Nya. Dengan memanggil perempuan un-
tuk menghormati kepemimpinan suami mereka, Dia tidak sedang me-
ngatakan bahwa mereka itu lemah atau tidak layak. Malahan Dia sedang
176 CERITA PERNIKAHAN

berkata, “Aku tahu kamu mampu dan kuat karena engkau adalah putri-
Ku. Namun dalam gambaran kekal akan pernikahan, Aku memerlukan
seseorang untuk menunjukkan kebaikan yang terdapat dalam ketun-
dukan kepada-Ku. Akankah engkau dengan rela masuk ke dalam peran
mendukung dan merendahkan diri sebagai satu cara untuk menunjuk-
kan kepada orang lain bahwa Aku layak menerima ketaatan?”

Beban Kepemimpinan

Tidak seperti Allah, para suami tidaklah sempurna. Mereka tidak se-
lalu membuat keputusan yang benar, dan mereka tidak selalu melayani
istri mereka sebagaimana seharusnya. Ini dapat menjadi satu sumber
frustrasi yang besar bahkan bagi perempuan yang ingin menghormati
dan mendukung suami mereka. Seiring waktu, mereka mungkin ter-
goda mengatur segala hal di tangan mereka. Namun penolakan pada
posisi kepemimpinan suami, yang mungkin terlihat seperti satu sumber
kebebasan, sebenarnya dapat membawa banyak penderitaan dan sakit
hati bagi perempuan.
Ketika anak pertama kami masih bayi, saya (Lisa) bekerja selama
berjam-jam dengan satu jadwal yang menuntut lembur hingga di ak-
hir pekan saya. Saya menghadapi tantangan profesi dan pribadi dalam
pekerjaan, dan pada waktu yang sama saya sedang berjuang menjadi
ibu dan istri yang sempurna. Sementara itu, John sedang berada dalam
satu masa transisi. Ketika saya sedang tertekan dengan pekerjaan dan
merindukan anak saya, John sedang bekerja paruh waktu, berdoa, ber-
puasa, berbincang dengan teman-temannya, dan bermain golf. Saya
merasa tekanan yang sangat besar dan menyalahkan dia sepenuhnya.
Saya merasa bahwa saya sedang memegang segala sesuatu bersamaan,
dan pegangan saya sedang tergelincir.
BANGKIT DAN MEMBANGUN 177

Saya ingin John mengkhawatirkan saya, namun tidak. Ketika saya


menyampaikan satu keprihatinan yang menakutkan pada suami saya,
ia memberitahu saya, “Lisa, biarkan saja dan serahkan kepada Tuhan.”
Takkan pernah! Pikir saya. Jika saya tidak mengurusi semua ini, itu tidak
akan selesai. Ketegangan mencengkeram saya seperti seorang pemberi
tugas ketika tekanan-tekanan yang tak dapat dielakkan dibebankan
atas saya.
Suatu malam ketika saya sedang mandi, saya mengeluh kepada Allah
tentang beban berat saya. Saya tidak dapat membagikan sedikitpun be-
ban saya kepada John, saya berdalih. Saya harus mengingatkannya bah-
kan untuk membuang sampah. Bagaimana bisa saya mempercayainya
untuk sesuatu yang lebih penting? Saya terus-menerus bergumul, de-
ngan membenarkan mengapa saya tidak dapat melepaskan kendali.
“Lisa, apakah menurutmu John adalah seorang pemimpin yang
baik?” Tuhan bertanya pada saya dengan lembut.
“Tidak!” Saya menegaskan. “Aku tidak percaya padanya!”
“Lisa, kau tidak harus percaya pada John,” jawab-Nya. “Kau hanya ha-
rus mempercayai-Ku. Kau berpikir John tidak sedang mengerjakan tu-
gas sebagai kepala rumah tangga ini dengan baik. Kau merasa bahwa
kau dapat melakukannya dengan lebih baik. Ketegangan dan keresa-
han yang sedang kau alami adalah beban dan tekanan karena menjadi
kepala dari satu rumah tangga. Itu adalah suatu beban bagimu, tetapi
adalah suatu jubah bagi John. Letakkan itu, Lisa.”
Saya segera memahami sumber beban saya. Kepemimpinan rumah
tangga kami, yang coba saya pikul, menekan saya karena itu bukanlah
posisi untuk saya isi. Itu tidak akan menekan suami saya, karena Allah
telah menetapkannya sebagai kepala rumah tangga.
Saya menyadari betapa saya telah merebut dan berjuang demi posisi
pimpinan dalam rumah tangga kami. Saya telah mengoyakkan suami
saya, alih-alih membangunnya dan percaya kepadanya. Ia, pada giliran-
178 CERITA PERNIKAHAN

nya, telah melepaskan posisi otoritasnya kepada saya, dan saya telah
membuat kekacauan.
Dengan perasaan hancur, saya selesai mandi dan meraih handuk.
Saya segera mendapati John di kamar tidur kami. Saya menangis dan
meminta maaf. “Maafkan aku. Aku telah berperang denganmu atas
segala hal,” kata saya. “Aku takut percaya padamu. Aku akan berhenti
dari pekerjaanku besok kalau kau menginginkannya. Aku hanya ingin
menjadi satu kembali.”
“Aku tidak ingin kau berhenti dari pekerjaanmu,” John menjawab.
“Kurasa itu bukanlah masalahnya. Tetapi kupikir kau perlu berhenti
berpikir bahwa kaulah yang jadi sumbernya.”
Ia benar. Saya bukanlah sumbernya; melainkan Allah. Kehilangan
pemahaman akan kebenaran itu membuat saya tertekan dan tidak
mendukung. Kami berbincang lebih lanjut, dan saya berjanji pada
John, “Aku akan ada di belakangmu dan mendukungmu. Aku percaya
kepadamu.”
Pada saat itu saya tidak bisa pastikan apa yang sedang saya dukung
atau percayai. Saya hanya tahu John memerlukan dukungan ini lebih
dari pada saya membutuhkan semua rincian soal apa dan mengapa.
Saya mengakui bahwa semuanya sangat tidak beraturan dalam rumah
tangga kami. Saya ingin Allah membawa keteraturan pada kekacauan
yang telah saya ciptakan. Pada gilirannya John juga meminta maaf
karena tidak memimpin dan menarik diri dari saya. Kami melanggar
satu perjanjian untuk saling mengasihi dan mendukung, dan menarik
diri dari satu sama lain.
Malam itu adalah yang pertama kalinya saya tertidur lelap selama
bertahun-tahun dan benar-benar menemukan kelegaan. Beban perbu-
dakan saya telah hilang.
Kapanpun kita memikul sesuatu yang tidak pernah dimaksudkan
Allah untuk kita pikul, kita menanggung satu kuk perbudakan yang be-
BANGKIT DAN MEMBANGUN 179

rat. Di sisi lain, apapun yang Allah tetapkan untuk kita lakukan menen-
teramkan kita seperti sebuah jubah, satu tanda posisi dan kuasa yang
membawa perlindungan dan perlengkapan bersamanya.
Dengan mengambil alih kepemimpinan rumah tangga kami, saya
telah dibebani, dan John telah ditelanjangi. Itu satu kekacauan! Ketika
saya tunduk pada aturan yang ditentukan oleh Allah, kuk saya hancur
dan John terbungkus dalam jubah kepemimpinan Allah. Saya juga ter-
tutupi, sebab jubah itu dibentangkan untuk menutupi dan melindungi
saya dan semua orang yang ada di bawah pemeliharaan John.6

Hari 5
Membiasakan Peran Anda

Alkitab banyak berbicara tentang peran laki-laki dan perempuan dalam


pernikahan, namun masih banyak yang belum dibahas. Dalam cara
yang sama ketika Allah mengatakan kepada Adam dan Hawa untuk
beranakcucu dan memenuhi bumi tanpa rincian-rincian khusus, Allah
memberi batas-batas pada pernikahan kita tanpa mengurung kita. Dia
menyediakan kerangkanya dan mencontohkan bagaimana kita harus
melayani, namun Dia tidak mengatur tiap bagian terkecilnya.
Anda dapat menyerupakan ini dengan diberikan sebidang tanah
yang luas, membangun di atasnya dan menikmati apapun yang Anda
suka. Sebagian orang akan menginginkan sebuah kolam, yang lain
mungkin ingin membuat sebuah lapangan bola basket, dan yang lain
ingin membuat keduanya atau tidak keduanya. Mirip dengan itu, per-
nikahan adalah “rumah dan ladang” untuk Anda bangun dan nikmati.
Jika sang istri lebih baik dalam hal bercocok tanam, biarkan ia ber-
cocok tanam. Jika sang suami senang berkebun, biarkan ia berkebun.
Keduanya akan menikmati keuntungan dari pelayanan yang lain. Tak
180 CERITA PERNIKAHAN

seorang pun berhak mengatakan hanya laki-laki yang dapat bercocok


tanam dan perempuan seharusnya memelihara taman. Lakukan apa
yang berarti bagi Anda, dengan selalu mengingat kerangka pelayanan.
Rincian-rinciannya terserah pada Anda, pasangan Anda, dan pimpinan
Roh Allah.
Salah satu sumber pertikaian utama seputar topik pelayanan dalam
pernikahan ialah bahwa kita mengharapkan pasangan kita melayani
kita sebagaimana kita melayani mereka, dan itu tidak selalu terjadi.
Dalam keluarga kami, kami biasanya tertawa ketika John memberita-
hu kami bahwa ia adalah seorang pelayan. Ia terkenal menghilang dari
dapur segera sesudah makan malam selesai, meninggalkan saya (Lisa)
bersama anak-anak kami untuk bersih-bersih dan membereskan pi-
ring-piring. Bagi kami, tampaknya ia tidak sedang melayani.
Kami tidak mengenali bahwa John sedang melayani dengan satu ke-
mampuan yang berbeda. Sementara kami sedang membersihkan meja,
ia sedang memeriksa keuangan kami, membuka surat, dan membayar
tagihan-tagihan. Ia memilih keluar dari satu tugas yang dapat kami ker-
jakan tanpanya untuk mengerjakan hal-hal lain yang perlu dikerjakan –
tugas-tugas yang paling baik dikerjakannya dibandingkan semua ang-
gota keluarga kami.
Contoh ini membawa kita pada satu poin penting: pembagian tang-
gung jawab. Salah satu dari hal yang paling membantu yang dapat Anda
lakukan untuk menciptakan suatu budaya melayani di dalam perni-
kahan Anda ialah menentukan apa yang akan Anda tanggungjawabi
masing-masing. Mengetahui tanggung jawab yang telah Anda sepakati
akan menolong Anda dalam dua hal. Pertama, penatalayanan yang baik
dari peran Anda merupakan satu bagian penting dalam melayani pas-
angan Anda. Mengerjakan tanggung jawab Anda menyediakan waktu
dan ketenangan pikiran bagi pasangan Anda. Kedua, ketika Anda tahu
apa tanggung jawab pasangan Anda, Anda tahu di bidang apa Anda
dapat mencari kesempatan untuk melangkah lebih untuk melayaninya.
BANGKIT DAN MEMBANGUN 181

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa tidak ada ayat dalam


Efesus 5 yang menguatkan stereotip tentang kepentingan atau keahlian
laki-laki dan perempuan. Anda tidak perlu merasakan tekanan apapun
untuk membatasi pembagian kewajiban dalam rumah tangga Anda
pada apa yang dianggap “tradisional” atau “normal”. Beberapa suami
suka memasak. Beberapa istri senang merawat mobil. Salah satu dari
Anda mungkin senang memeriksa pekerjaan rumah anak-anak semen-
tara yang lain lebih suka mengantar jemput mereka latihan sepak bola.
Siapapun yang terbaik soal finansial dapat jadi penanggung jawab
keuangan. Orang itu dapat melayani dengan memberikan uang untuk
dipergunakan pasangannya dan dengan menolong untuk memastikan
keluarga tidak berhutang.
Anda juga dapat melayani pasangan Anda dengan merawat tu-
buh Anda, menjaga penampilan Anda, dan tidak terpengaruh dengan
pendapat teman-teman Anda dengan mengorbankan kepentingan pas-
angan Anda. Anda dapat melayani dengan kata-kata dan bahasa tubuh
yang sama baiknya dengan tindakan Anda. Ada banyak ruang untuk
bergerak dalam pernikahan, dan ada banyak kesempatan untuk mela-
yani.

Menikmati Berkat

Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika


kamu melakukannya. (Yohanes 13:17)

Meskipun pelayanan memberkati orang yang menerimanya, berkat


terbesar turun atas dia yang melayani.
Pernikahan Anda, dengan geladak yang bersih dan visi yang telah
disiapkan menjadi satu gambar indah dari kasih Allah di bumi. Pendeka-
182 CERITA PERNIKAHAN

tan terbaik Anda untuk membangunnya dengan baik ialah mengambil


setiap kesempatan yang Anda punya untuk melayani. Bangunlah satu
sama lain dan lihatlah berkat-berkat Allah mengalir.
Ketika kita mulai saling membangun, Allah mulai membangun
kita. Dia meluaskan batas-batas dunia kita dan membiarkan kita mem-
bagikan kasih dan anugerah-Nya dengan banyak orang di sekitar kita.
Ketika Anda saling membangun melalui pelayanan, Allah akan mem-
buka kesempatan-kesempatan bagi Anda untuk melayani mereka yang
ada dalam lingkaran pengaruh Anda. Rencana-Nya yang brilian ialah
untuk membuat pernikahan Anda menjadi satu karya agung sehingga
itu akan memalingkan kepala orang-orang, bahkan orang-orang tidak
percaya yang paling sinis.
Melayani ialah soal tindakan dan sikap. Setiap kali Anda memiliki
kesempatan untuk melayani pasangan Anda, Anda dapat memilih satu
dari tiga tanggapan ini: menolaknya dan lebih memilih keegoisan, me-
layani dengan perasaan bersungut-sungut karena itu kewajiban, atau
dengan sukacita menyerahkan hidup Anda karena Anda senang untuk
mendukung pasangan Anda.

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran


dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, me-
lainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengam-
bil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(Filipi 2:5-7)

Ketika Anda menikahi seseorang, Anda pada hakekatnya menan-


datangani kontrak untuk melayaninya seumur hidup Anda. Pernyataan
“aku bersedia” Anda benar-benar suatu cara lain untuk berkata, “Aku
BANGKIT DAN MEMBANGUN 183

akan memberikan hidupku demi kepentingan-kepentingan terbaikmu.


Aku memilih bersukacita dengan menyerahkan hidupku demi eng-
kau. Mimpi-mimpi, keinginan-keinginan, dan tujuan-tujuanmu seka-
rang menjadi kepentingan yang paling utama bagiku. Aku akan belajar
bagaimana menunjukkan kasih Allah bersamamu.”
Jika Anda memahami pernikahan dari kedudukan seorang pelayan
yang benar-benar rendah hati, Anda akan mengalami satu penyatuan
ilahi. Itu tidak akan selalu mudah, namun jika Anda berjuang demi
yang terbaik dari Allah dan memilih untuk hidup dengan tidak me-
mentingkan diri sendiri, rumah tangga Anda akan melimpah dengan
kasih, sukacita, damai sejahtera, kebahagiaan, dan pemenuhan – dan
Anda akan memberikan satu gambaran akan kasih Allah kepada dunia.
Renungan Hari 1

RAHASIA SUKSES
“Aku ada di antaramu sebagai Seorang yang melayani.”
—Lukas 22:27 NKJV

Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.


Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai ke-
sempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang
akan yang lain oleh kasih.
—Galatians 5:13

“Kasih adalah dasar bagi pernikahan: kasih kepada Allah dan kasih kepa-
da orang lain,” jelas pengarang dan pembicara Dr. Henry Cloud dan Dr.
John Townsend. “Ia mengekspresikan dirinya dengan mencari yang
terbaik bagi orang lain tak masalah apakah mereka layak mendapat-
kannya atau tidak. Ia menempatkan orang lain di atas kebutuhan dan
keinginan egois dirinya sendiri. Ia berkorban, memberi dan menderita.
Ia dapat bertahan melalui luka-luka dan badai demi menjaga perjanjian
untuk jangka waktu yang panjang.”7

Mencari kepentingan terbaik pasangan Anda, menempatkan kebutuhan


dan keinginannya di atas kebutuhan dan keinginan Anda, dan mengor-
bankan seluruhnya untuk mewujudkan satu hal: melayani. Inilah rahasia
bagi satu pernikahan yang sukses.

Berhentilah dan pikirkan: Apa sajakah minat pasangan Anda? Apa yang
membuatnya terwujud? Apa yang mereka senangi dalam hal rekreasi
dan hobi? Apa yang membuat mereka santai, tersenyum dan merasa
bahagia?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Dalam cara praktis apa Anda dapat mendorong mereka dalam minat
mereka dan menjadikan minat tersebut satu prioritas?
______________________________________________________________________

184
BANGKIT DAN MEMBANGUN 185

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Tanyalah diri Anda sendiri dan Roh Kudus, Apa yang menahan saya
dari melayani pasangan saya? Apakah ada hal spesifik di dalam diri
saya yang sedang mengisi atau meningkatkan keegoisan? Apakah ada
sesuatu yang saya takutkan terjadi jika saya merendahkan diri saya dan
melayani? Berdoalah agar Roh Kudus menunjukkan isi hati Anda.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Yesus adalah hamba yang utama, dan sebagai anak Allah, Anda telah
menerima DNA-Nya. Itu benar! Anda memiliki gen rohani-Nya –
seseorang yang melayani. Ambillah waktu sejenak untuk merenung-
kan ayat ini.

Tak ada yang lahir (diperanakkan) dari Allah [dengan senga-


ja, dengan sadar, dan terbiasa] melakukan dosa, sebab sifat
dasar Allah ada di dalamnya [prinsip kehidupan-Nya, sperma
ilahi, tinggal secara permanen di dalamnya]; dan ia tidak dapat
melakukan dosa terus-menerus karena ia lahir (diperanakkan)
dari Allah.
—1 Yohanes 3:9 AMP

Hidupmu yang baru tidaklah seperti hidup lamamu. Kelahiran


lamamu berasal dari sperma makhluk hidup; kelahiran barumu
berasal dari Firman Allah yang hidup. Pikirkan saja: satu kehi-
dupan yang dikandung oleh Allah sendiri!
—1 Petrus 1:23

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,


Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang
Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lem-
but dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
—Matthew 11:28-30
186 CERITA PERNIKAHAN

Apa yang sedang disingkapkan Roh Kudus pada Anda? Bagaimana


ayat-ayat ini mendorong Anda dan memotivasi Anda untuk berdoa?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Renungan Hari 2

MELATIH KUASA
Apakah manusia itu sehingga Engkau memikirkannya…
Engkau telah membuatnya memiliki kuasa atas pekerjaan tangan-Mu;
Engkau telah meletakkan segalanya di bawah kakinya…
—Mazmur 8:4, 6 NKJV

Tidak mementingkan diri sendiri dan satu hati yang melayani adalah
bagian dari warisan kita sebagai orang-orang percaya di dalam Kris-
tus. Karakteristik dari Bapa sorgawi kita yang luar biasa ini diusahakan
dan jadi nyata dalam hidup kita ketika kita menghabiskan waktu dalam
hubungan dengan Dia. Demikianlah, kehidupan dan pernikahan kita
memantulkan kehambaan Kristus hingga pada tingkat di mana kita
membiarkan Roh Kudus-Nya terus-menerus memenuhi kita.

Renungkanlah saat ketika Anda memulai hubungan Anda dengan


Tuhan. Dalam cara spesifik apa Roh-Nya mengubahkan Anda menjadi
lebih baik? Bagaimana Dia telah mengubahkan pernikahan Anda?

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Dengan berdiamnya Roh Kudus, Allah ingin agar Anda dan pasang-
an Anda melatih untuk berkuasa atas segala yang dipercayakan-Nya
kepada Anda. Menurut kamus Webster’s 1828, kata kuasa berarti
“kuasa untuk memerintah atau mengatur; kuasa untuk mengarahkan,
mengendalikan, dan menggunakan; otoritas yang tertinggi.”8

Dengan cermat bacalah kembali definisi dari kuasa. Sekarang berhen-


tilah dan pikirkan: Secara pribadi dan sebagai pasangan, siapa atau
apa yang telah ditempatkan di bawah kendali atau dalam pengawasan
Anda untuk diarahkan, dikendalikan, atau yang atasnya otoritas Anda
dijalankan? Apa yang sedang Anda lakukan dalam bidang-bidang ini?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

187
188 CERITA PERNIKAHAN

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Apakah ada bidang dalam kuasa Anda yang telah berbalik menjadi
sesuatu yang sekarang menguasai dan mengendalikan Anda? Jika ya,
jelaskanlah.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Doakan dan serahkanlah bidang ini kepada Roh Kudus. Mintalah Dia mengampuni Anda dan
memberikan anugerah (kuasa)-Nya bagi Anda serta satu rencana untuk meraih kembali kuasa
dalam bidang tersebut.

Dalam cara praktis apa Anda dapat bekerja bersama pasangan


Anda sebagai satu sekutu alih-alih sebagai musuh? Bagaimana Anda
menggunakan kuasa dengan lebih baik atas anak-anak Anda, sumber-
sumber daya Anda, bidang-bidang pekerjaan dan pelayanan Anda, dll?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Ketika Anda dan pasangan Anda satu dalam hati dan tujuan, Anda
berlipatganda. Di mana ada kesatuan, Allah memerintahkan berkat (lihat
Mazmur 133). Dalam bidang(-bidang) apa sang musuh telah bekerja
lembur untuk menyebabkan perpecahan dan percekcokan antara
Anda dan pasangan Anda? Rendahkanlah diri Anda dan serahkan-
lah masalah-masalah ini kepada Allah. Sambutlah Roh-Nya, mintalah
kesatuan dengan pasangan Anda, dan harapkanlah berkat Allah.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Renungan Hari 3

MENGHORMATI SATU SAMA LAIN


SECARA SETARA
…Setiap istri harus menghormati suaminya.
—Efesus 5:33 The Message

Hal yang sama berlaku untuk kalian, suami-suami: Jadilah suami yang baik
bagi istrimu. Hormatilah mereka, bergiranglah di dalam mereka… Dalam
kehidupan baru dari anugerah Allah, kalian adalah setara. Maka perlaku-
kanlah istrimu secara setara sehingga doa-doamu tidak terdampar.
—1 Petrus 3:7 The Message

Laki-laki dan perempuan setara di dalam pernikahan. Sang istri tidaklah


kurang penting bagi suaminya, begitu juga sang suami tidak kurang
penting bagi istrinya. Kedua pasangan ini ialah sesama pewaris dan
memiliki bagian yang sama dalam anugerah Allah. Bagaimana kita
secara paling baik saling menghormati secara setara? Dengan mempe-
lajari dan menghidupi peran-peran yang diberikan Allah.

Pendeta Jimmy Evans membagikan bahwa :

“Kebutuhan utama seorang pria menikah ialah kebutuhan


akan rasa horat. Tidakkah menarik bahwa Allah memerintah-
kan seorang perempuan untuk tunduk kepada seorang laki-
laki ‘seperti halnya kepada Tuhan’? Ketika seorang perempuan
menghormati seorang laki-laki dan tunduk kepadanya dengan
satu sikap penuh sukacita, ia memenuhi kebutuhan pernikah-
annya yang terdalam.

Demikian juga, ketika seorang laki-laki dengan berkorban


menyerahkan dirinya untuk memelihara dan merawat istrinya,
ia memenuhi kebutuhan pernikahannya yang terdalam – kebu-
tuhan akan rasa aman. Seorang perempuan membutuhkan
seorang pemimpin yang akan melindungi dan menyediakan
keperluannya. Ketika seorang laki-laki melakukan ini dengan
satu sikap penuh sukacita, kerinduan batin seorang perempuan
dipuaskan.”9

189
190 CERITA PERNIKAHAN

Kaum lelaki, istri Anda pertama-tama ialah putri Allah, dan kedua baru-
lah menjadi istri Anda. Kaum wanita, suami Anda pertama-tama ialah
putra Allah, dan kedua barulah menjadi suami Anda. Kita menghor-
mati Bapa sorgawi kita dengan saling menghormati sebagai sesama
pembawa gambar Allah. Dengan cermat bacalah perintah-perintah
Allah bagi suami dan istri di dalam ayat-ayat ini:

Istri-istri, pahami dan dukunglah suamimu dalam cara yang


menunjukkan dukunganmu bagi Kristus. Suami menyediakan
kepemimpinan kepada istrinya sebagaimana yang Kristus laku-
kan kepada Gereja-Nya, bukan dengan mendominasi, namun
dengan memeliharanya. Maka sama seperti Gereja tunduk
kepada Kristus ketika Dia menjalankan kepemimpinan yang
demikian, demikianlah istri-istri harus tunduk kepada suami
mereka.

Suami-suami, lakukanlah segalanya di dalam kasihmu kepada


istrimu, sama seperti yang Kristus lakukan bagi Gereja – satu
kasih yang ditandai dengan memberi, bukan mengambil.
Kasih Kristus membuat Gereja utuh. Kata-kata-Nya memun-
culkan kecantikannya. Segala yang dilakukan dan dikatakan-
Nya dirancang untuk membawa yang terbaik keluar darinya,
mendandaninya dalam pesona sutera putih, bercahaya dengan
kekudusan. Dan seperti itulah bagaimana suami-suami harus
mengasihi istri mereka. Mereka benar-benar sedang melaku-
kan satu kebaikan bagi mereka – karena mereka telah “satu” di
dalam pernikahan.

Tak seorangpun yang memperlakukan dirinya sendiri dengan


kasar, bukan? Tidak, dia memberinya makan dan memanjakan-
nya. Demikianlah Kristus memperlakukan kita, Gereja, karena
kita adalah bagian dari tubuh-Nya. Dan inilah alasan mengapa
seorang laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya dan menghar-
gai istrinya. Tidak lagi dua, mereka menjadi “satu daging.”
—Efesus 5:22-31 The Message

Apa yang sedang ditunjukkan Roh Kudus pada Anda tentang peran
suami? Peran istri?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
BANGKIT DAN MEMBANGUN 191

__________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Apakah Anda menghormati pasangan Anda dengan menghidupi


peran yang diberikan Allah? Dalam bidang-bidang apa Anda memiliki
ruang untuk bertumbuh?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Berhentilah sejenak dan berdoa, “Roh Kudus, apa yang menahanku dari menghormati pa-
sanganku? Apa yang hilang dariku karena tidak menghormatinya? Apa potensi dalam diri pa-
sanganku yang kubiarkan tidak dimanfaatkan? Tolonglah aku untuk melihat nilainya yang luar
biasa.” Berdiamdirilah dan dengarkan. Apa yang disingkapkan Roh Kudus kepada Anda?
Renungan Hari 4

SEBUAH GAMBAR YESUS


Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini
besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
—Efesus 5:31-32

Allah merancang peran-peran suami dan istri. Peran-peran ini bukan-


lah soal inferioritas atau dominasi. Mereka adalah gambaran utama
tentang hubungan antara Kristus dan Gereja.

Sekarang karena Anda telah membaca tentang peran-peran kedua


pasangan, bandingkanlah apa yang Anda pelajari dalam bab ini
dengan apa yang mungkin telah Anda dengar atau pikirkan sebelum-
nya. Apakah ada hal berbeda dalam bab ini dari apa yang telah Anda
dengarkan atau percayai? Apa yang menantang Anda? Mendorong
Anda? Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Pikirkanlah tentang peran suami: memimpin istrinya dengan mela-


yaninya sebagaimana Yesus melayani. Dalam pernikahan, ia menye-
diakan satu gambaran tentang kepemimpinan, pelayanan, dan kasih
dari Yesus. Kaum lelaki, apa yang membuat Anda senang mengenai
peran Anda? Apakah ada sesuatu tentangnya yang membuat Anda
merasa bimbang?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Anda tidak pernah dimaksudkan untuk memenuhi peran ini dengan kekuatan Anda sendiri.
Berhentilah sejenak dan berdoa, “Roh Kudus, Engkau adalah Roh Yesus Kristus, dan Engkau
hidup di dalamku. Ajarlah aku bagaimana mengasihi dan melayani seperti Yesus. Berilah aku
anugerah untuk memimpin dengan baik, membuat keputusan-keputusan yang benar, dan
menghormati istriku sebagai rekan yang setara di dalam penyatuan kami.

192
BANGKIT DAN MEMBANGUN 193

Kaum perempuan, apa yang membuat Anda senang mengenai peran


suami? Bagaimana Anda dapat menghormati peran suami Anda untuk
membawa kesatuan dalam pernikahan Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Berikutnya, pikirkanlah peran istri: untuk masuk dengan sukarela ke


dalam peran menundukkan diri dan mendukung, menggambarkan
dukungan dan ketundukan Gereja kepada Kristus. Kaum perempuan,
apa yang membuat Anda senang mengenai peran Anda? Apakah
sesuatu tentangnya membuat Anda merasa ketakutan atau lebih
rendah? Mengapa?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Suara, karunia dan kontribusi Anda adalah sah dan berharga. Ambillah satu waktu untuk
berdoa, “Tuhan, terima kasih karena memintaku untuk meneladani kebaikan yang terdapat
dalam ketundukan kepada-Mu. Aku tidak akan membiarkan apapun selain Firman-Mu untuk
membentuk pengertianku mengenai identitasku. Berilah aku anugerah untuk melayani dan
mendukung suamiku sebagaimana aku seharusnya rindu melayani-Mu.”

Kaum lelaki, apa yang membuat Anda senang tentang peran istri?
Bagaimana Anda dapat menghormati peran istri Anda untuk memba-
wa kesatuan dalam pernikahan Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Bicarakanlah tentang jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertan-


yaan ini dengan pasangan Anda. Diskusikanlah visi Anda untuk
membangun kesatuan dalam pernikahan Anda, membahas kekha-
watiran apapun atau penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Jika
Anda memiliki perasaan takut atau bimbang, bacalah Firman Allah. Apa
yang dikatakannya?

Naikkanlah doa ini bersama: “Bapa, kami bersyukur kepada-Mu karena


Engkau telah menghormati masing-masing kami dengan satu peran
yang indah, penting, dan terhormat dalam pernikahan kami. Tolonglah
194 CERITA PERNIKAHAN

kami untuk melayani satu sama lain dan meneladankan kesatuan dan
mengasihi dengan baik, bagi kemuliaan-Mu. Dalam nama Yesus,
amen.”
Renungan Hari 5

BEKERJA SAMA
Hiduplah dengan damai satu sama lain; jangan sombong (suka membang-
gakan diri, memikirkan hal-hal yang tinggi, eksklusif), tetapi dengan mudah
menyesuaikan dirimu [pada orang-orang, persoalan-persoalan] dan berilah
dirimu pada tugas-tugas yang rendah. Jangan pernah menganggap dirimu
terlalu tinggi atau bijaksana dalam kesombonganmu sendiri.
—Roma 12:16 AMP

Barangkali Anda telah mendengar perkataan ini, “Tidak ada AKU dalam
team.” Ini benar bukan hanya dalam olah raga namun juga dalam
pernikahan. Anda dan “pasangan” tim Anda masing-masing memain-
kan peran yang penting dan perlu, dan Anda tidak lebih tinggi dari yang
lain. “Menjadi berbeda seharusnya tidak menjadi satu masalah dalam
pernikahan,” kata Dr. Henry Cloud dan Dr. John Townsend. “Ketika
pasangan Anda memiliki cara pandang alternatif terhadap pandangan
Anda dalam pengasuhan anak atau perabotan rumah tangga, Anda
telah diperkaya. Dunia Anda telah diperluas.”10

Jadi, siapa yang paling baik memainkan masing-masing posisi dalam


pernikahan Anda? Akan selalu ada berbagi tanggung jawab, dan penu-
gasan ini bisa beradaptasi seiring waktu. Namun secara keseluruhan,
siapa yang lebih baik memposisikan dirinya saat ini untuk menyele-
saikan setiap tugas?

Lakukan suatu inventarisasi tim. Buatlah sebuah daftar untuk rumah


tangga Anda. Tuliskan situasi-situasi berbeda yang perlu diisi dan
tugaskanlah pemain terbaik untuk setiap peran. Beberapa tugas bisa
diserahkan ditangani salah satu pasangan atau seluruh sisanya. Yang
lain mungkin paling baik ditangani bersama-sama, dengan ragam
tanggung jawab dari hari ke hari atau minggu ke minggu.

Berikut ini adalah contoh-contohnya:

Membersihkan dan merawat mobil Perencanaan & persiapan


makan
Perencanaan liburan Mencuci piring setelah
makan malam

195
196 CERITA PERNIKAHAN

Penganggaran Menyedot debu


Pembayaran tagihan Membersihkan debu
Binatu Memotong rumput halaman
Memeriksa PR Berkebun / memangkas
tanaman
Membawa anak-anak ke sekolah, Belanja bahan makanan/
bermain, dll persediaan

Apakah Anda memasuki pernikahan dengan gagasan-gagasan sebe-


lumnya tentang tugas-tugas mana yang “seharusnya” menjadi tang-
gung jawab Anda? Jika ya, apa saja itu? Evaluasilah jawaban-jawaban
Anda dengan membandingkan daftar Anda. Apakah Anda melihat
bidang-bidang mana yang perlu penyesuaian?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Buanglah hal-hal yang klise. Jangan biarkan orang-orang lain mende-


finsikan rincian-rincian pernikahan Anda.

Lihatlah daftar Anda sekali lagi dan bandingkanlah dengan milik pasang-
an Anda. Diskusikan jawaban-jawaban Anda bersama-sama. Kemudian
tuliskanlah satu kesepakatan tentang daftar tanggung jawab.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Marilah kita lihat seberapa perhatiannya kita dalam mendorong


dengan kasih dan menolong…
—Ibrani 10:24

Dalam cara-cara apa Anda dapat menggunakan sikap, kata-kata, dan


tindakan Anda untuk mendukung pasangan Anda dalam tanggung
jawab mereka?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
Jika Anda sedang menggunakan buku ini sebagai bagian dari Messenger
Series mengenai Cerita Pernikahan, silakan mengacu pada Sesi 4.

1| Yesus memberi kita satu teladan yang hebat ketika Dia


mengambil tempat pelayanan paling rendah dan membasuh kaki
murid-murid-Nya (lihat Yohanes 13:1-17). Meskipun pentingnya
pembasuhan kaki sebenarnya tidak ada dalam budaya barat kita,
pentingnya melayani satu sama lain tetap ada. Apa saja cara-cara
praktis yang dapat kita lakukan untuk meniru Yesus dan secara
simbolik “membasuh kaki pasangan kita”?

2| Kaum lelaki, mengapa penting bagi Anda sebagai seorang suami


untuk memandang istri Anda sebagai seorang rekan yang setara
di dalam pernikahan (lihat 1 Petrus 3:7)? Apa yang akan terjadi
jika Anda tidak berpandangan demikian? Kaum perempuan,
mengapa penting bagi Anda sebagai istri untuk tidak menahan
penghormatan dari suami Anda? Apa yang akan terjadi jika Anda
melakukannya?

Bagaimana jawaban-jawaban ini menanamkan rasa takut akan


Tuhan di dalam Anda untuk menjalani peran-peran yang telah
ditetapkan Allah dengan anugerah-Nya?

3| 3.Hubungan pernikahan antara seorang laki-laki dan seorang


perempuan dimaksudkan untuk mencerminkan gambaran
hubungan Yesus dengan kita, Mempelai Wanita-Nya. Jelaskanlah
siapa yang dilambangkan oleh suami dan istri dalam hubungan
pernikahan. Bagaimana peran-peran suami dan istri menying-
kapkan kasih Yesus terhadap Gereja-Nya dan terhadap orang-
orang yang tidak percaya? Bagaimana kita dimampukan untuk
menjalankan tugas-tugas kita?

197
198 CERITA PERNIKAHAN

Para pemimpin: Untuk bagian kedua dari pertanyaan ini, fokuslah


pada Efesus 5:18, bersama dengan Kisah Para Rasul 1:8; Zakharia
4:6; Yakobus 4:6; Filipi 4:13.

4| Allah ingin kita dipersatukan, bukan dipisahkan, oleh perbedaan-


perbedaan kita. Pikirkanlah sejenak: Akan seperti apa jadinya jika
Anda dan pasangan Anda persis sama, memiliki kelemahan-
kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang identik? Uraikanlah
skenario ini, dan kemudian bagikanlah beberapa cara baru
bagaimana Anda dapat menghargai dan merayakan perbedaan-
perbedaan Anda.

5| Mengenali tanggung jawab yang Anda sepakati di dalam


rumah tangga Anda sangatlah menolong dan penting. Apakah
ini sesuatu yang Anda tegakkan di dalam pernikahan Anda?
Bagaimana pengetahuan ini menolong Anda menciptakan satu
lingkungan pelayanan, dan pada saat yang sama menguatkan
pasangan Anda?
BANGKIT DAN MEMBANGUN 199

RINGKASAN BAB:

• Metode paling efektif untuk membangun suatu perni-


kahan yang sehat adalah dengan menjadi seorang
pelayan bagi pasangan Anda – belajar mengorbankan
kepentingan terbaik Anda dalam mengejar yang
terbaik baginya.

• Pernikahan kita hanya akan mencerminkan Kristus


hingga pada tingkat di mana Roh-Nya disambut di
dalam hidup kita. Dengan membiarkan hidup kita
secara terus-menerus dipenuhi oleh Roh Kudus,
kita dapat mengalami pembaharuan pikiran kita dan
perubahan perilaku kita.

• Laki-laki dan perempuan adalah pembawa gambar


yang mencerminkan sifat dasar Allah di bumi. Kedua-
nya sama berharganya, dan keduanya dipercaya
dengan otoritas melayani satu sama lain.

• Suami-suami, Allah telah mempercayakan Anda


untuk menyediakan kebutuhan, melindungi, dan
memberdayakan istri Anda. Anda harus mengasihi
dan menghormatinya dengan menyerahkan hidup
Anda dengan penuh pengorbanan, menempatkan
kepentingan-kepentingannya lebih dulu.

• Istri-istri, Allah telah mempercayakan Anda untuk


melayani sebagai penjaga dan pelindung hati suami
Anda. Anda harus menghormatinya dengan tunduk
pada kepemimpinannya sebagaimana Anda akan
tunduk kepada Kristus.

• Mengenali tanggung jawab yang Anda sepakati


bersama dalam rumah tangga Anda akan mengurangi
konflik, menolong menghasilkan damai sejahtera, dan
melayani untuk menciptakan sebuah mentalitas tim.
LIMA

Keintiman
Seks diperuntukkan bagi hubungan yang sepenuhnya terikat karena itu
merupakan suatu rasa pendahuluan dari sukacita yang berasal dari
penyatuan yang utuh dengan Allah melalui Kristus. Cinta yang paling
menggairahkan antara seorang laki-laki dan perempuan di bumi hanyalah
satu petunjuk tentang seperti apa rasanya ini.

—Timothy dan Kathy Keller, The Meaning of Marriage1

…Makanlah, teman-teman, minumlah, minumlah sampai mabuk cinta!

—Kidung Agung 5:1

Hari 1

K itab Suci tidak malu dalam menggambarkan rencana


Allah tentang percintaan. Faktanya, ia agak eksplisit
dan ada kalanya bersinggungan dengan sifat erotis. Jika
Anda tidak percaya, sempatkan saja beberapa menit membaca Kidung
Agung dengan pasangan Anda dan lihat apa yang terjadi.
Tidak seperti banyak dari kita, Allah tidak malu tentang seks. Dia
bergirang dalam keindahannya dan merayakan tujuannya. Allah ingin
terlibat secara intim di dalam keintiman kita. Seks di dalam konteks
pernikahan bukan hanya baik dan diperbolehkan – itu luhur dan dian-
jurkan!
“Minumlah sampai mabuk cinta!” kata Kidung Agung. Dengan kata
lain, seks bersifat rahasia dan mendalam; tidak ada alasan untuk me-
202 CERITA PERNIKAHAN

milih satu pengalaman tiruan. Rasakan dan nikmatilah kepuasan kein-


timan yang tidak ada tandingannya.
Seks seperti memukul satu tombol hubungan yang menyegarkan,
jadi tidaklah mengejutkan bahwa Kitab Suci sering menggunakan air
sebagai suatu kiasan untuk kesenangan dan pemenuhan seksual. Air
sangat penting bagi kelanjutan kehidupan. Ia memberikan kesegaran
dan vitalitas. Suatu kehidupan seks yang sehat bukanlah hakekat penuh
dari pernikahan, namun nilainya tidak dapat terlalu ditekankan. Tu-
juan Allah untuk percintaan ialah untuk perayaan, suatu pengingat
menakjubkan akan perjanjian yang begitu dalam yang menjalin dua
kehidupan.
Dan apakah Anda tahu bahwa seks itu baik bagi kesehatan Anda?
Selain meningkatkan keintiman hubungan Anda, ia menambah sistem
kekebalan Anda, menolong Anda menjaga berat badan yang sehat,
menurunkan tekanan darah Anda, mengurangi rasa sakit, dan menu-
runkan risiko serangan jantung – hanya untuk menyebut beberapa
manfaatnya.2
Sejumlah kelompok Gereja telah telah memberi cap buruk terhadap
keinginan untuk keintiman seksual sebagai suatu hasrat yang bejat dan
jasmaniah. Karena hal ini, bahkan seks di dalam pernikahan dianggap
sebagai hukuman yang buruk. Sebagian kita percaya itu merupakan
suatu kewajiban yang harus dilakukan si istri demi suaminya. Namun
yang sebenarnya ialah bahwa seks diperuntukkan bagi kesenangan ke-
dua pasangan! Sebagian orang memberi cap buruk bahwa seks meru-
pakan sesuatu yang jahat yang ditolerir demi mendapatkan keturunan.
Gagasan yang keliru ini, berbarengan dengan banyaknya pemutarba-
likan terhadap tindakan yang sakral ini, telah menyebabkan banyak
orang memandangnya dengan ketakutan yang besar.
Reproduksi merupakan satu tujuan dari seks, namun dari semula
Allah merancangnya juga menjadi satu sumber kebahagiaan. “Biarlah
KEINTIMAN 203

mata airmu diberkati,” perintah Kitab Suci, “dan bersukacitalah dengan


istri masa mudamu, rusa yang manis, kijang yang jelita. Biarlah buah
dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa dimabuk-
kan di dalam cintanya” (Amsal 5:18-19 ESV). Terjemahan-terjemahan
lain dari ayat ini mengatakan: digairahkan (NKJV), terpesona (NLT),
kiranya engkau berdebar-debar (KJV).
Jelas-jelas Allah bukanlah pemalu. Dia menciptakan organ-organ
seksual dan tidak malu dengan fungsi-fungsi mereka. Dia menciptakan
seks dan terhubung dengan sensasi-sensasinya. Kesenangan kita adalah
kebahagiaan-Nya. Dia tidak ingin membatasi keinginan-keinginan sek-
sual kita. Dia ingin menguduskannya.

Seks yang Dikuduskan

Pengudusan adalah perjalanan kesucian, yang dapat juga kita katakan


perjalanan menuju yang terbaik dari Allah bagi kehidupan kita. Pikir-
kanlah itu sebagai ekstraksi dari sifat dasar manusia dan masuknya
keilahian. Mengembangkan suatu kehidupan seks yang menakjubkan
(yang merupakan bagian terbaik dari Allah bagi kita) berawal dengan
merangkul panggilan Allah pada kekudusan di tempat tidur. Dengan
melakukan hal yang demikian, kita akan menemukan kepuasan seksual
yang melampaui batas-batas imajinasi manusia.
Tetapi Allah hanya dapat menguduskan, atau menyucikan, apa yang
kita persembahkan kepada-Nya. Sayangnya, banyak dari kita menolak
mempersembahkan seksualitas kita kepada-Nya karena kita malu den-
gan kesalahan-kesalahan di masa lalu atau menjadi tawanan dari pe-
nyelewengan-penyelewengan di masa lalu. Pengalaman-pengalaman ini
menyebabkan kita memandang kodrat seksual kita sebagai sesuatu yang
tidak kudus, sehingga kita berusaha menyembunyikan dunia kelam ini
204 CERITA PERNIKAHAN

dari Yang Maha Kudus. Mengejutkan betapa cepatnya banyak orang


lupa bahwa sang Pencipta seks memiliki kuasa untuk menebusnya dan
menjadikannya kudus.
Rasa malu ingin menjadikan kita sebagai fokus dan menjauh dari
Allah. Ia memerangkap kita dalam suatu usaha yang menyebabkan
kita menolak kemurahan dan anugerah Allah. Pada akhirnya, apa yang
semula kelihatannya memalukan dapat benar-benar berubah menjadi
suatu bentuk kesombongan. Kita menghina kemurahan Allah, seolah-
olah apa yang dilakukan-Nya tidak cukup untuk memulihkan bidang
yang intim ini dari kehidupan kita. Kita terus-menerus menggenggam
erat rasa sakit kita alih-alih melepaskannya ke dalam terang kasih. Me-
reka yang merasa Allah telah abai untuk melindungi mereka dalam
masa lalu seksual mereka sering kali takut mengundang-Nya pada masa
kini mereka. Kenyataannya ialah, Allah tidak mengecewakan Anda;
yang terjadi ialah konsekuensi manusia yang telah jatuh. Jangan biar-
kan rasa malu akan dosa atau pelecehan menahan Anda dari menik-
mati keluasan sepenuhnya dari keintiman pernikahan dan kebahagiaan
seksual. Allah rindu memulihkan setiap bidang yang hancur dan men-
jadikannya utuh.
Seperti banyak pasangan Kristen, awal-awal ketika kami meni-
kah, kami menganggap sumpah pernikahan kami akan menghapus-
kan catatan seksual masa lalu kami dan menempatkan kami pada ja-
lan ke surga. Kami percaya bahwa karena kami saling mengasihi dan
berkomitmen satu sama lain, tidak ada bayang-bayang dari masa lalu
yang dapat menyeberangi ambang batas masa depan kami. Kami mem-
bayangkan bahwa akses yang teratur pada keintiman seksual akan
membuang pola-pola keegoisan atau rasa malu yang cemar. Sayangnya
kami salah, dan kami akan membahas cerita-cerita unik kami di sini
untuk membagikan pilihan-pilihan pewahyuan yang membawa kami
pada kemerdekaan.
KEINTIMAN 205

Baik warisan maupun kegagalan tidak dapat membatalkan anak-


anak Allah menegakkan suatu warisan seksual yang baru. Namun
hanya Allah yang dapat menguduskan seksualitas kita dan menebus
kesalahan-kesalahan masa lalu, masa kini dan masa depan kita. Dan
hanya dengan anugerah-Nyalah ranjang pernikahan kita menjadi satu
tempat perlindungan dari pemenuhan dan kasih.
Apapun masa lalu Anda, Allah ingin memperbaharui seksualitas
Anda secara radikal dan utuh. Anugerah-Nya lebih besar dari apapun
yang pernah Anda lakukan atau pikul. Namun Anda tidak dapat masuk
ke dalam anugerah-Nya kecuali Anda pertama-tama menjadikan-Nya
Tuhan atas seksualitas Anda. Akuilah kehancuran Anda dan serahkan-
lah kepada Allah. Dia akan mengubahkan mimpi buruk seksual Anda
menjadi satu mimpi yang indah.

Menghormati Ranjang Pernikahan

Biarlah pernikahan dipegang dalam rasa hormat di antara semua


orang, dan biarlah ranjang pernikahan tidak dinajiskan, sebab
Allah akan menghakimi orang-orang yang tidak bermoral se-
cara seksual dan para penzinah. (Ibrani 13:4 ESV)

Jika ada suatu masalah dalam pernikahan Anda, itu akan terlihat
pertama kali di ranjang Anda. Kurangnya gairah di ranjang pernikahan
biasanya suatu tanda dari persoalan lain, bukan soal penampilan sek-
sual yang buruk. Masalah-masalah tersembunyi menjelma di tempat-
tempat yang rentan, dan kita tidak pernah lebih rentan selain pada saat-
saat keintiman seksual.
Prinsip paling penting dalam keintiman seksual adalah rasa hor-
mat. Banyak orang yang secara salah percaya bahwa ranjang pernikah-
206 CERITA PERNIKAHAN

an tidak dapat dicemarkan atau dinajiskan, sehingga semuanya terjadi.


Tak ada yang lebih penting dari kebenaran itu.
Kita menghormati pernikahan kita ketika kita masih lajang atau
bertunangan dengan tetap suci dan menjaga diri bagi pasangan masa
depan kita. Kita menghormati ranjang pernikahan kita setelah hari per-
nikahan dengan tidak pernah membiarkan orang lain masuk (melaku-
kan perzinahan) dan dengan tidak membiarkan apapun yang lain men-
gurangi keindahan keintiman seksual (seperti pornografi, perilaku
menyimpang, atau kecemaran).3 Ranjang pernikahan tidak mengudus-
kan kegemaran seksual yang tidak kudus; malahan perilaku yang ti-
dak kudus akan menajiskan ranjang pernikahan dan menahan kita dari
menikmati keintiman yang sejati. Kita juga menghormati ranjang per-
nikahan kita dengan melihatnya sebagai tempat di mana kita melayani
minat terbaik pasangan kita, seperti yang telah kita bahas di bab yang
terakhir. Melayani pasangan kita secara seksual berarti menghormati
kebutuhan mereka di dalam pengertian Allah akan kekudusan.
Ada kalanya kita melayani pasangan kita dengan melakukan
hubungan seks bahkan ketika kita tidak merasa seksi. Semakin tua
Anda, semakin kurang persoalan tentang merasa seksi. Anda berhenti
memandang seks hanya sebagai sesuatu yang menegaskan ketertarikan
fisik kepada pasangan Anda. Itu jadi lebih pada suatu daya tarik kein-
timan. Allah menciptakan seks sebagai suatu cara bagi suami dan istri
untuk saling terhubung satu sama lain; jangan biarkan ketidaknyaman-
an menjauhkan Anda dari menikmati hubungan ini. (Dalam roh pela-
yanan yang sama, Anda tidak seharusnya menekan pasangan Anda ke
dalam tindakan apapun di mana ia tidak merasa nyaman demi kepuas-
an Anda sendiri.)
Karena kami telah menjadikan ranjang pernikahan kami sebagai
suatu tempat yang terhormat, kami memiliki seks yang lebih baik ke-
tika kami berusia lima puluhan dibanding yang kami miliki saat usia
KEINTIMAN 207

kami dua puluhan – meskipun kami terlihat melakukan banyak hal


dengan lebih baik pada saat kami berusia dua puluhan daripada yang
kami lakukan sekarang. Percintaan yang hebat bukanlah soal bagaima-
na Anda kelihatannya atau bagaimana penampilan Anda. Itu soal siapa
Anda bersama-sama.
Ketika kami bercinta, kami sedang merayakan lebih dari tiga pu-
luh tahun kehidupan pernikahan kami. Sukacita, penderitaan, pergu-
mulan-pergumulan dan kemenangan-kemenangan kami menambah
makna dan nilai pada keintiman kami. Keintiman rohani, emosi, dan
fisiologis kami berpuncak pada kesenangan dan kepuasan yang kudus.
Budaya seksual yang telah kami dirikan dalam pernikahan kami ialah
suatu kesaksian kepada kuasa penebusan Allah, sebab kami telah jauh
dari titik di mana kami memulai.

Hari 2

Cerita Lisa

John dan saya membawa bentuk-bentuk berbeda dari dosa seksual dan
kehancuran ke dalam pernikahan kami. Sementara John memerangi
pertarungan-pertarungannya yang unik, saya harus berperang mela-
wan keintiman saya sendiri. Saya tidak pernah membayangkan apa
nampak sebagai pilihan seksual yang tidak pernah terpikirkan yang
saya buat sebagai seorang pelajar berumur sembilan belas tahun akan
kembali menentang kemerdekaan saya sebagai seorang yang baru me-
nikah yang berusia dua pulu dua tahun.
Ketika orang tua saya awalnya berbicara kepada saya mengenai topik
seks, mereka menjelaskan bahwa itu disediakan untuk pernikahan, na-
mun mereka tidak memberitahu saya apa alasannya. Cara saya meng-
208 CERITA PERNIKAHAN

ingatnya, penekanan utamanya ditempatkan pada rasa takut terkena


Penyakit Menular Seksual atau malu tentang suatu kehamilan sebelum
pernikahan.
Pernikahan orang tua saya berada di atas dasar yang goyah, dan ter-
lihat ada banyak ketidak-konsistenan antara apa yang dikatakan dan
bagaimana mereka memilih untuk hidup. Misalnya, nenek dan ayah
saya masing-masing mempunyai banyak perselingkuhan seksual. Kon-
sep kemurnian atau kebajikan tidak pernah masuk dalam percakapan.
Dari pengamatan saya, taktiknya ialah melakukan apa yang Anda
inginkan sepanjang Anda bertindak dengan bertanggung jawab dan ti-
dak ketahuan.
Saya mengadopsi jalan pemikiran ini sebagai milik saya sendiri di
kampus dan menggabungkannya dengan suatu pengertian tentang mo-
ralitas yang saya bentuk bersama teman-teman sebaya saya: saya hanya
akan tidur dengan orang-orang yang saya cintai, dan saya akan ber-
tanggung jawab secara seksual. Salah satu aspek “tanggung jawab” ini
adalah dengan memakai alat pengendali kelahiran. Ada kalanya, saya
bahkan membawa beberapa teman saya sesama mahasiswi yang kurang
bertanggung jawab kepada dokter saya sehingga mereka juga dapat
memperoleh pil pencegah kehamilan.
Lalu saya bertemu John, dan pada kencan pertama kami, ia me-
mimpin saya kepada Tuhan. Saya berusia dua puluh satu tahun. Saya
dilahirkan kembali, dipenuhi Roh Kudus, dan dipulihkan pada malam
yang sama. Saat berlangsungnya percakapan kami, saya mengatakan
sesuatu yang konyol. Saya katakan, “Saya sangat senang karena saya
bermoral.”
Saya harus bertanya-tanya dalam hati mengapa saya pernah me-
ngatakan sesuatu yang begitu bodoh. Saya tidak tahu apapun, kecuali
bahwa saya tidak memahami perbedaan antara moral dan kudus. Ingat,
saya mengira tidur dengan orang-orang yang Anda cintai sama artinya
KEINTIMAN 209

dengan bermoral. Meskipun saya telah dilahirkan kembali, dalam be-


berapa jam pertama itu, pikiran saya masih jauh dari diperbaharui.
Kemudian, ketika kami mulai berkencan dengan serius, saya ber-
harap John akan melupakan apa yang telah saya katakan. Bayangkan
ketakutan saya ketika ia berkata padaku, “Saya begitu gembira karena
kita berdua telah menjaga diri kita.”
Saya ingin berteriak, “Itu adalah suatu percakapan seorang bayi
Kristen baru yang dungu!” Itulah saatnya ketika saya dapati alangkah
menyakitkannya akibat-akibat dari pilihan-pilihan pribadi saya pada
orang lain.
Kemudian saatnya tiba ketika saya tahu John hendak meminta saya
untuk berbagi hidup dengannya, dan saya tahu saya harus mencerita-
kan kebenaran kepadanya.
Saya merasa seolah saya tidak layak mendapatkan John, percaya
saya telah mengompromikan kesempatan berharga untuk membangun
hidup saya dengan seorang pria yang mengasihi Allah dan peduli de-
ngan saya. Saya berjalan-jalan dan berseru kepada Allah. Saya tahu saya
telah diampuni, namun saya diliputi dengan penyesalan atas akibat-aki-
bat dari pilihan-pilihan seksual saya.
Saya pergi ke apartemen John untuk berbicara kepadanya. Namun
sebelum saya dapat mengakui rahasia saya yang memalukan, ia berkata,
“Apakah kau keberatan jika aku membacakan padamu suatu ayat Kitab
Suci? Aku merasa terkesan untuk membagikannya denganmu.”
Saya mengangguk, dan John mulai membaca: “Karena itu, jika se-
seorang ada di dalam Kristus, ia adalah suatu ciptaan baru; hal-hal yang
lama telah berlalu; lihatlah, segala sesuatu telah menjadi baru” (2 Korin-
tus 5:17 NKJV).
“Saya tahu ini terdengar aneh,” ia melanjutkan, “namun saya merasa
sepertinya Allah menyuruh saya memberitahumu bahwa hal-hal yang
lama telah berlalu. Kau benar-benar baru, dan kamu seperti… seorang
perawan.”
210 CERITA PERNIKAHAN

Saya pikir saya ingin pergi cepat-cepat. “Aku bukan seorang pe-
rawan,” kata saya. “Itulah yang ingin kuberitahukan padamu.”
John memegang pundak saya, menatap ke dalam mata saya, dan
berkata, “Jika Allah mengatakan siapa kamu, siapakah kita untuk mem-
bantahnya?” Saat itu juga, semua rasa malu saya hilang.4

Memulihkan Seksualitas yang Hancur

Masih saja, saya telah membangunkan seksualitas saya di dalam dunia


hawa nafsu dan bukan di dalam kasih. Ketika saya memasuki perni-
kahan dan ingin mencintai, saya tidak tahu bagaimana caranya. Dalam
benak saya, seks itu buruk. Itu salah. Itu dilarang. Sekarang setelah
kami menikah, seks itu tiba-tiba baik dan dirayakan dan kudus. Saya
tidak tahu bagaimana membuat peralihan.
John dan saya akan sendirian secara bersama-sama, dan saya akan
tiba-tiba mengalami suatu kilas balik menakutkan tentang suatu gam-
bar dalam beberapa film berkategori dewasa yang saya tonton lima ta-
hun sebelumnya di kampus. Atau saya akan dapati diri saya terkurung
secara seksual dengan rasa malu dari kenangan-kenangan perjumpaan
seksual di masa lalu dengan seorang bekas pacar. Itu mengerikan.
Ketika saya seharusnya dapat menyerahkan diri saya dengan rela
kepada suami saya dengan kebebasan total, saya dapati diri saya tertam-
bat pada masa lalu. John layak mendapatkan keseluruhan diri saya, dan
saya tidak lagi mampu merdeka secara seksual karena pelanggaran saya
yang sebelumnya. Saya bergulat dengan pikiran-pikiran, gambar-gam-
bar, perbandingan dan rasa malu yang cemar. Saya berjuang melawan
mereka, namun nampaknya itu tidak ada faedahnya. Dalam musim
kehidupan saya inilah saya belajar tentang kuasa memutuskan ikatan-
ikatan jiwa dan kutukan-kutukan turun-temurun.
KEINTIMAN 211

Kami membahas kutukan-kutukan keluarga sebelumnya dalam


buku ini. Seperti yang saya sebutkan, ada satu sejarah asusila dan
perselingkuhan di dalam silsilah saya, yang harus saya tinggalkan. Na-
mun saya juga harus memutuskan ikatan-ikatan jiwa dari perjumpaan-
perjumpaan masa lalu sehingga seksualitas saya yang berkeping-keping
dapat dipulihkan. Marilah melihat pada satu ayat Kitab Suci yang mem-
bahas hal ini:

Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah anggota-anggota


Kristus sendiri? Lalu akan kuambilkah anggota-anggota Kristus
dan menyatukan mereka dengan seorang pelacur? Tidak akan
pernah! Tidak tahukah kamu bahwa orang yang menyatukan
dirinya sendiri dengan seorang pelacur menjadi satu dengannya
secara daging? Sebab demikianlah katanya, “Keduanya akan
menjadi satu daging.” (1 Korintus 6:15-16 NIV)

Saya tidak sedang menyebut mantan teman-teman lelaki saya se-


bagai pelacur, namun prinsipnya di sini sama saja. Saya telah menjadi
satu dengan mereka, dan sekarang saya telah memiliki satu perjanjian
dengan yang lain. Dengan setiap penyatuan dan pemisahan, jiwa saya
telah berkeping-keping hingga saya tidak lagi utuh melainkan hancur
secara seksual. Ketika Anda hancur secara seksual, itu membuat benar-
benar sulit bagi Anda untuk menyerahkan diri Anda sepenuhnya ke-
pada pasangan Anda, karena Anda tidak utuh lagi.
Untuk berjalan dalam kekudusan dan menikmati karunia keinti-
man, kita harus menjadi utuh, dan hanya Allah yang dapat memulih-
kan kita kepada keutuhan di mana telah ada kehancuran. Hanya Allah
yang dapat memulihkan rasa hormat kepada seksualitas kita ketika ter-
dapat pelanggaran dan kecemaran. Hanya Allah yang dapat mengambil
kecemaran dan kenajisan dan menjadikannya suci dan murni kembali.
212 CERITA PERNIKAHAN

Hanya Allah yang dapat memberikan kita keindahan untuk abu yang
kita bawa kepada-Nya.
Jika seksualitas Anda telah hancur karena amoralitas di masa lalu
(apakah itu persetubuhan dengan siapa saja, pornografi yang berpas-
angan dengan masturbasi, atau segala kecemaran lain), kami ingin
mengundang Anda sekali lagi untuk menyediakan waktu untuk suatu
doa pemulihan. Sekali lagi, harap persiapkan diri Anda secara rohani
sebelum Anda berdoa, dan berdoalah hanya dengan pasangan Anda,
sahabat dekat, rekan doa, atau hanya kehadiran Roh Allah. Ucapkan
kuat-kuat:

Bapa Sorgawi,
Terimakasih karena telah mengutus Anak-Mu untuk
menanggung hukuman dosaku. Karena kini aku ada di dalam
Kristus, semua hal yang lama telah berlalu dari hidupku. Segala
sesuatunya sekarang menjadi baru. Menurut 2 Korintus 5:21, Ye-
sus mengambil dosaku sehingga aku dapat menjadi kebenaran-
Mu. Itulah siapa aku hari ini.
Sekarang aku mengakui dan meninggalkan dosaku dan dosa-
dosa nenek moyangku untuk setiap keterlibatan di dalam dosa
seksual dan segala kecemaran, perilaku menyimpang, dan per-
setubuhan dengan sembarang orang. (Harap peka di sini untuk
secara khusus menyebutkan dosa-dosa yang Anda lepaskan.
Ucapkan kuat-kuat di hadapan Allah tanpa malu-malu. Tidak
ada yang tersembunyi – Dia sudah mengetahui semuanya dan
rindu menghilangkan rasa bersalah dan rasa malu dari Anda.
Kemudian, ketika Anda siap, lanjutkanlah).
Bapa, ambillah pedang Roh Kudus dan putuskanlah setiap
ikatan jiwa seksual yang tidak kudus antara aku dan … (dengar-
kanlah Roh Kudus, dan ucapkan setiap nama ketika Anda men-
KEINTIMAN 213

dengarnya. Sangat mungkin nama-nama itu bahkan mungkin


orang-orang yang tidak pernah melakukan persetubuhan de-
ngan Anda, namun dengan mereka Anda terlibat secara seksual
atau emosional dalam cara yang seharusnya hanya diperboleh-
kan untuk pasangan dan Juruselamat Anda sendiri.)

Setelah mengucapkan setiap nama secara individu, doakan-


lah ini:

Bapa, lepaskanlah malaikat-malaikat-Mu untuk mendapat-


kan kembali kepingan-kepingan jiwaku dari orang-orang ini.
Pulihkanlah itu padaku dengan Roh-Mu sehingga aku menjadi
utuh, kudus, dan dikhususkan untuk kesenangan-Mu.
Bapa, aku melepaskan genggaman dari setiap gambar pe-
nyelewengan dan persetubuhan dengan sembarang orang. Am-
punilah aku karena membiarkan gambar-gambar yang sangat
buruk dan jahat ada di depan mataku. Aku tidak akan mem-
birkan hal buruk apapun ada di depan mataku. Aku meninggal-
kan setiap roh yang cemar dan memerintahkannya serta penga-
ruhnya meninggalkan hidupku.
Bapa, basuhlah aku di dalam darah Yesus yang menyuci-
kan, sebab itu sajalah yang memiliki kuasa untuk menyucikan
dan mendamaikan. Aku mengabdikan diriku sekarang sebagai
bait-Mu; dengan kuasa Roh Kudus-Mu, hilangkanlah segala ke-
najisan dari roh, jiwa, dan tubuh dari bait suci ini. Penuhilah
aku secara limpah dengan kehadiran Roh Kudus-Mu. Bukalah
mataku untuk melihat, telingaku untuk mendengar, dan hatiku
untuk menerima segala sesuatu yang Engkau miliki bagiku. Aku
milik-Mu. Bekerjalah di dalam hidupku.

Dengan cinta, anak-Mu5


214 CERITA PERNIKAHAN

Hari 3

Cerita John

Secara teknis saya memelihara diri saya untuk istri saya, namun saya
terikat pada pornografi bersamaan dengan masturbasi. Saya membawa
kecanduan ini ke dalam pernikahan saya, dengan berpikir bahwa seks
dengan istri saya yang hebat akan menyembuhkan kecemaran saya.
Ternyata tidak. Saya terus-menerus berperang dengan hawa nafsu se-
lama bertahun-tahun setelah upacara pernikahan kami. Kecanduan
saya benar-benar menghambat kehidupan seks kami. Saya malu dan bi-
ngung. Saya tidak ingin terikat dengan hawa nafsu, namun tak peduli se-
keras apa saya berusaha, saya tidak dapat bebas. Sesuatu harus berubah.
Tahun 1984 saya bertanggung jawab untuk mengantar-jemput para
pembicara tamu yang datang ke gereja kami. Suatu hari saya memu-
lai percakapan tentang pergumulan saya kepada salah satu tamu itu,
seorang pria saleh yang sangat saya hormati. Dia terkenal dengan pela-
yanan pelepasannya. Jika ada orang yang dapat menolong saya, pikir
saya, dialah orangnya. Saya memberitahunya tentang pergumulan saya.
Tanggapannya tidak seperti yang saya harapkan. “Hentikan!” kata-
nya. “Kau hanya perlu menghentikannya!”
“Oke,” kata saya, “Tapi maukah Anda berdoa untukku?”
Ia berdoa, namun tak ada yang terjadi. Saya pikir, Mungkin saya
perlu menemukan seseorang yang memiliki satu karunia yang lebih be-
sar untuk menolong melepaskan orang-orang. Namun saya tak dapat
memikirkan siapapun yang memiliki pelayanan pelepasan yang lebih
berkuasa dari padanya. Saya merasa buntu di dalam dosa saya.
Sekitar sembilan bulan kemudian, seorang teman kami mengizin-
kan saya tinggal di kondominiumnya selama empat hari. Saya menga-
KEINTIMAN 215

singkan diri ke bangunan itu dalam kesunyian demi tujuan satu-satu-


nya yaitu menghadapi kecanduan saya. “Tuhan, cukuplah itu,” kata saya
akhirnya, “Ini harus berakhir!” Hari itu – 6 Mei 1984 – saya terbebas
sepenuhnya secara ajaib.
Setelah beberapa bulan berjalan dalam kebebasan, saya berta-
nya, “Tuhan, saya tidak mengerti. Mengapa saya tidak dibebaskan ke-
tika saya berdoa? Saya merendahkan diri saya dengan terbuka kepada
seorang hamba Allah yang hebat. Mengapa pembebasan itu terjadi be-
gitu lama?”
Tiba-tiba Allah mengarahkan perhatian saya pada suatu perubahan
di dalam kehidupan doa saya. Untuk suatu waktu yang lama, hakikat
doa-doa saya ialah, “Tuhan, pakailah aku. Tolong pakai aku.” Saya men-
jadi pusat dari kehidupan doa saya. Semua doa saya berkisar di seputar
keberadaan saya dan panggilan saya. Kerinduan saya untuk terbebas
dari hawa nafsu tidak bersumber dari kasih untuk Allah atau bahkan
kasih untuk Lisa. Itu didorong oleh rasa takut bahwa masalah saya de-
ngan hawa nafsu akan menahan saya suatu hari nanti untuk melangkah
masuk ke dalam panggilan saya. Pemikiran yang berpusat pada diri
saya sendiri menghalangi keintiman saya dengan Allah, dan kurangnya
keintiman itu menjauhkan saya dari mengalami kuasa-Nya yang meng-
ubahkan.
Lalu saya memiliki suatu perubahan hati, dan inti dari doa-doa saya
menjadi, “Tuhan, aku ingi mengenal-Mu. Jangan biarkan ada sesuatu
di antara kita.” Saya melangkah dari hanya berpusat pada diri sendiri
menjadi berfokus pada Allah. Ketika saya mengalihkan mata saya dari
diri sendiri dan tertuju kepada Tuhan, saya membuka kehidupan saya
kepada anugerah-Nya. Dia membebaskan saya dan membawa keutuhan
ke dalam seksualitas saya. Saya telah merangkul apa yang disebut Kitab
Suci sebagai dukacita yang kudus.
216 CERITA PERNIKAHAN

Dukacita yang Kudus

Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan perto-


batan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesal-
kan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.
(2 Korintus 7:10)

Selama bertahun-tahun, saya mengalami dukacita atas kecanduan


saya. Sebagaimana saya sebutkan sebelumnya, saya tidak ingin terikat
oleh nafsu dan merasa jijik dengan perilaku saya. Banyak orang yang
mengalami dukacita atas dosa mereka. namun ada suatu dukacita yang
kudus yang memimpin kepada pertobatan dan transformasi, dan ada
suatu dukacita duniawi yang memimpin kepada penghukuman tanpa
perubahan.
Dukacita duniawi ialah berfokus pada diri sendiri dan ditimbulkan
oleh kesombongan. Itu ditandai oleh keputusasaan dan kebencian pada
diri sendiri karena ia hanya melihat solusi yang mungkin dalam keter-
batasan manusia. Ia buta terhadap harapan yang terdapat dalam penge-
tahuan akan kuasa Allah dan karenanya akan selalu memimpin pada
kematian rohani.
Di sisi lain, dukacita yang kudus, tidak menimbulkan kebencian
pada diri sendiri dan berfokus pada diri sendiri. Ia berpusat pada Al-
lah. Meskipun ia datang dengan rasa sakit, ia membawa harapan bagi
masa depan; sebab kekuatannya terdapat di dalam kemampuan Allah
untuk menguduskan, menguatkan, dan menebus. Dukacita yang ku-
dus mungkin menyengat untuk sesaat, namun sukacita dan kehidupan
segera menyusul langkah-langkahnya.
Dukacita duniawi dan penghukuman memperkuat genggaman
hawa nafsu di dalam kehidupan saya. Saya pikir saya telah jadi orang
saleh ketika saya berdoa agar Allah terus memakai saya, namun saya
KEINTIMAN 217

sebenarnya telah menjadi sombong. Keinginan saya untuk bebas adalah


soal kepentingan saya. Sangat sedikit urusannya dengan alangkah saya
menyakiti hati Allah.
Banyak orang menginginkan kemerdekaan semata-mata karena
mereka tidak ingin dosa-dosa mereka menciptakan lumbung-lumbung
penyesalan, menghalangi kesuksesan di masa depan, atau mengakibat-
kan penghukuman. Watak ketakutan demi melindungi diri sendiri ini
tidak akan pernah menghasilkan kuasa untuk berubah.
Kita tidak dapat menjadi seperti Allah jika kita tidak mengenal
dan membagi hati-Nya. Keintiman dengan-Nya selalu merupakan satu
pendahuluan menuju perubahan. Kita memperoleh dan memelihara
kemerdekaan dari dosa dengan tinggal dalam hubungan dengan-Nya.
Ketika kita mendekat kepada Allah dalam kerendahan hati, Dia akan
menyatakan diri-Nya dan memampukan kita untuk menjadi kudus:

…”Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberikan


kasih karunia kepada orang yang rendah hati.” Karena itu tun-
dukkanlah dirimu kepada Allah. …Mendekatlah kepada Allah,
dan Dia akan mendekat kepadamu [menyatakan diri-Nya ke-
padamu]. …Biarlah tertawamu berubah menjadi perkabungan
dan sukacitamu berubah menjadi kemuraman [dukacita yang
kudus]. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Dia akan
meninggikan kamu. (Yakobus 4:6-10 ESV)

Allah meninggikan kita dengan membebaskan kita dari keinginan


dan perangkap-perangkap sifat dasar kita yang berdosa. Untuk men-
jadi bebaslah sehingga Dia telah memerdekakan kita. Namun kita tidak
dapat menemukan kebebasan hingga kita mengenal sang Pembebas.
Jika Anda menginginkan kebebasan, kejarlah hati Allah. Keintiman ini
akan membawa suatu dukacita kudus yang mendalam kapan pun Anda
218 CERITA PERNIKAHAN

tidak sedang berjalan di jalan-Nya, yang pada gilirannya akan menarik


Anda semakin dalam pada hubungan dengan-Nya dan memampukan
Anda berjalan dalam kemerdekaan.
Ingatlah, Anda adalah seorang anak Allah, dan penghukuman tidak
punya tempat dalam hidup Anda. Jika Anda goyah dengan cara Anda
untuk mengalami kemerdekaan, jangan biarkan diri Anda tinggal di
atas ketidakmampuan Anda sendiri. Jangan takut dengan akibat-akibat
kesalahan Anda. Sebaliknya, tinggallah di atas kehebatan Allah dan
kuasa penebusan dari anugerah-Nya.

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka


yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup
telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan
hukum maut. (Roma 8:1-2)

Pornografi dan Keintiman

Sementara saya (John) secara naïf berpikir kecanduan saya kepada por-
nografi akan lenyap setelah saya menikah, justru yang sebalik nyalah
yang terjadi. Banyak pasangan yang telah mengalami apa yang saya
temukan: menggunakan pornografi berdampak negatif kepada pria dan
wanita yang menikah, bukan hanya yang lajang. Dampaknya dalam
pernikahan ialah selalu merugikan, menentang kemampuan suatu pa-
sangan untuk menikmati keintiman yang sejati.
Mengejutkannya, kita telah mendengarkan laporan-laporan dari
konselor-konselor Kristen yang menyuruh pasangan yang menikah
untuk menonton pornografi bersama-sama sebagai suatu rangsangan
seksual. Ini adalah satu kesalahan besar. Jangan melakukannya. Anda
akan temukan suatu waktu bahwa Anda membangunkan seekor naga
KEINTIMAN 219

yang tertidur yang akan memusnahkan keintiman Anda dengan api


hawa nafsu. Dan “[keinginan] mata manusia tidak akan pernah puas”
(Amsal 27:20 AMP). Pornografi adalah satu ancaman serius terhadap
pernikahan sebelum dan sesudah upacara pernikahan. Dan apakah
kita sedang bersama pasangan kita ataupun sedang sendirian, kita tidak
pernah dimaksudkan untuk melihat hal-hal lain yang memalukan.
Sementara pornografi menawarkan rangsangan dan kepuasan yang
bersifat sementara karena ia menarik pada keinginan daging kita, ia
akan merusakkan kemampuan kita untuk menjadi intim dengan pa-
sangan kita dan dengan Allah. Pada akhirnya, ia meninggalkan ketida-
kpuasan kita dengan pasangan kita dan dengan diri sendiri. Pornografi
mungkin merangsang pengalaman seksual, namun ia tidak memberes-
kan persoalan yang mendasarinya dalam sebuah hubungan. Apa yang
tampak sebagai suatu perbaikan yang cepat hanya menambahkan be-
ban berat pada suatu dasar yang sudah goyah. Ketika kelihatannya por-
nografi menyalakan suatu percikan kehidupan, ia sebenarnya menya-
lakan suatu sumbu mematikan yang pada akhirnya akan menimbulkan
ledakan kebingungan, ketidakpercayaan, dan ketidakamanan.
Allah menginginkan kesenangan seksual menjadi sesuatu yang
Anda terima secara eksklusif dengan memberikan diri Anda kepa-
da seseorang yang untuknya Anda telah menyerahkan hidup Anda.
Ini memupuk keintiman yang melampaui ranjang pernikahan dan
meningkatkan hubungan pernikahan yang utuh. Kesenangan di dalam
pornografi, sebaliknya, ialah mengejar kesenangan di dalam kurungan
diri sendiri. Ia tidak menuntut keintiman, hanya suatu desakan dan se-
buah obyek ketertarikan. Kesenangan pornografi hanyalah suatu ba-
yang-bayang sementara dari pengalaman euforia melalui keintiman
yang dirancang Allah.
Ketika suatu pasangan membawa pornografi masuk ke dalam pe-
nyatuan mereka, mereka menajiskan ranjang pernikahan mereka de-
220 CERITA PERNIKAHAN

ngan memasukkan orang lain di dalam keintiman mereka. Ini tidak


pernah jadi rencana Allah. Pengalaman seksual seharusnya menjadi
suatu pengingat akan perjanjian yang mempersatukan dua kehidupan,
dan perjanjian nikah tidak punya ruang untuk pihak ketiga. Apa yang
kudus di antara dua orang jadi tercemar di tengah-tengah banyak orang.
Allah ingin kita menghormati ranjang pernikahan – dan perjanjian
yang diwakilinya – karena Dia menginginkannya menjadi satu tempat
kesenangan yang menakjubkan dan kepuasan yang kekal.

Hari 4

Menjaga Hati Kita

Hingga saat ini, situs-situs pornografi merupakan tujuan online yang


paling populer. (Mereka baru saja dilewati oleh situs-situs media sosial.)
Lebih dari satu dalam setiap sepuluh situs internet merupakan situs
yang bersifat pornografi. Lebih dari 40 juta orang Amerika secara tera-
tur mengunjungi situs-situs ini, dan setiap menit ada 28.258 pengguna
internet yang menonton pornografi.6 Tidak pernah sebelumnya hasrat
seksual begitu berkembang dan dinikmati secara salah.
Dengan kelaziman rangsangan seksual yang palsu, banyak percin-
taan yang telah digantikan oleh hawa nafsu. Seks di dunia maya meng-
hancurkan keintiman dan merusak pernikahan. Bahkan laki-laki muda
sekarang bergumul dengan disfungsi ereksi karena kendali seks mereka
telah disesatkan oleh kecanduan kepada pornografi internet. Wanita se-
jati tidak lagi memuaskan mereka; banyaknya pengalaman dunia maya
yang mereka miliki begitu berbeda dengan perjumpaan yang sebena-
rnya, secara jasmani.
KEINTIMAN 221

Ini bukanlah suatu persoalan laki-laki secara eksklusif, dan isi


pornografi bertambah banyak di luar internet. Sekitar satu dari lima
perempuan menonton pornografi online dalam waktu seminggu.7 Laki-
laki dan perempuan juga meladeni kecanduan offline mereka dengan
hal-hal seperti majalah dan buku-buku erotis, yang terakhir ini khusus-
nya populer di kalangan perempuan.
Pornografi dan segala bentuk dosa seksual lainnya menawarkan
kesenangan yang terlarut di luar rencana Allah yang semula. Namun
perilaku seksual yang terlarang, bahkan jikapun hanya di dalam piki-
ran atau di depan layar, memiliki akibat-akibat yang lebih dalam dari
pada kepuasan perilaku menyimpang. Yesus berkata, “Siapapun yang
bahkan melihat pada seorang perempuan dengan nafsu telah berbuat
zinah dengannya di dalam hatinya” (Matius 5:28).
Bentuk penyelewengan yang melekat pada menonton pornografi ini
merupakan suatu ancaman kepada pernikahan, sebab setiap penyim-
pangan dari maksud Allah untuk seksualitas menyerang kondisi hati
kita. “Jagalah hatimu di atas semua yang lain,” kata Amsal, “sebab ia
menentukan jalan hidupmu” (4:23). Dosa seksual mencemarkan hati
kita dan sebagai akibatnya dapat menghancurkan kehidupan dan per-
nikahan kita. Dalam peneguhan yang menyedihkan terhadap kebena-
ran ini, telah dilaporkan bahwa dalam 56% kasus perceraian, satu pihak
memiliki “suatu minat yang berlebihan dengan situs-situs pornografi.”8
Semua dosa pada akhirnya merupakan suatu serangan atas vitalitas
kita. Karena kita adalah orang-orang Kristen, sang musuh telah kalah
memerangi roh kita – maka ia memerangi jiwa kita. Ia ingin kita ter-
perosok ke dalam akibat-akibat dosa karena ia tidak ingin kita menik-
mati hidup dalam segala kelimpahannya (lihat Yohanes 10:10).
Kristus telah memerdekakan kita dari dosa, namun kita gagal men-
galami kemerdekaan ini ketika kita membiarkan dosa mengendalikan
hidup kita. Untuk alasan ini, Paulus menulis:
222 CERITA PERNIKAHAN

Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tu-


buhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keingi-
nannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota
tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman,
tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang,
yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-
senjata kebenaran. (Roma 6:12-13, penekanan ditambahkan)

Seluruh tubuh mencakup seksualitas kita. Kita memuliakan Allah


ketika kita memberikan diri kita sepenuhnya kepada-Nya dan mem-
biarkan Roh-Nya memimpin pilihan-pilihan seksual kita. Dia akan
memerdekakan kita dari apa yang mengikat dan merampas kita dari
kehidupan yang diinginkan-Nya. Dia akan memimpin kita ke dalam
pengungkapan seksual yang membawa kebebasan, keintiman dan ke-
senangan.
Kami tidak sedang mengatakan bahwa adalah mudah untuk mena-
klukkan tirani kebiasaan dosa seksual. “Bekerja keraslah,” tulis Paulus,
“untuk menunjukkan hasil keselamatanmu, dengan menaati Allah de-
ngan hormat dan rasa takut yang mendalam” (Filipi 2:12). Menyalib-
kan daging merupakan sebuah proses yang menyakitkan, meskipun
pengudusan adalah suatu pekerjaan dari anugerah Allah. Ada kalanya
perjalanan menuju kekudusan – dan keutuhan – menuntut perlawanan
yang terus-menerus terhadap godaan dan kesombongan. Namun jika
kita mengijinkan Roh Kudus melakukan karya pengudusan-Nya di
dalam diri kita, kita akan masuk ke dalam sukacita rohani yang jauh
melampaui rasa sakit pergumulan itu.
KEINTIMAN 223

Suatu Visi bagi Kesucian

Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena


aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi
aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan
kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperda-
yakan oleh ular itu dengan kelicikannya. (2 Korintus 11:2-3)

Kesucian di dalam pernikahan kita lebih dari sekadar tentang kita.


Itu mengenai visi Kristus bagi seorang mempelai yang suci.
Sekarang ini, hawa nafsu terjadi merajalela di dalam Gereja. Riset
yang baru saja dilakukan menunjukkan bahwa lima puluh persen laki-
laki Kristen dan dua puluh persen perempuan Kristen kecanduan ter-
hadap pornografi.9 Untuk melawan masalah ini, banyak laki-laki dan
perempuan telah beralih pada metode akuntabilitas dan modifikasi
perilaku untuk mengurangi kecanduan seksual mereka. Ini adalah satu
tanda berharga tentang keinginan untuk berubah, dan metode-metode
ini tentu saja bermanfaat, namun akuntabilitas dan disiplin saja tidak
cukup kuat untuk menaklukkan sifat dasar dosa. Jika seseorang ingin
terlibat dalam amoralitas seksual, tidak ada bentuk pengendalian ala-
miah yang akan menahan mereka kembali. Bahkan jika perilaku luar
mereka dapat dikendalikan untuk sementara, kehidupan batin mereka
akan dikuasai oleh hawa nafsu dan penghukuman.
Pola-pola perilaku kita benar-benar akan berubah ketika pikiran
kita diperbaharui. “Janganlah kamu meniru perilaku dan kebiasaan
dunia ini,” Paulus memohon dengan sangat, “tetapi biarlah Allah meng-
ubahkanmu menjadi seorang pribadi baru dengan mengubah cara ber-
pikirmu” (Roma 12:2). Sebagai anak-anak Allah, kita merdeka dari
kuasa dosa (Roma 6:19-23). Namun, untuk menikmati sukacita ini, per-
224 CERITA PERNIKAHAN

tama-tama kita harus mengizinkan Allah menguduskan perilaku kita


dengan pembaharuan pikiran kita.
Pikiran kita diperbaharui ketika kita meluangkan waktu di dalam
Firman Allah dan di dalam hadirat-Nya. Tidak ada jalan lain. Firman
Allah ditanam di dalam hati kita, dan ditegakkan oleh Roh-Nya, mem-
beri kemerdekaan dari dosa (lihat Mazmur 119:11 dan Yakobus 1:21).
Banyak orang Kristen meratapi rasa malu seksual mereka namun gagal
membawa rasa malu itu ke hadirat Dia yang menuntun kita pada kebe-
basan.
Banyak lembaga agamawi telah berusaha melakukan taktik rasa ta-
kut dan cara-cara pengendalian untuk memperbaiki amoralitas. Usaha-
usaha ini tidak berhasil dan telah membawa pada suatu limpahan ke-
munafikan dan dosa. Rasa malu menyetir dosa ke dalam kekelaman, di
mana ia bertumbuh dengan subur.
Hukum-hukum agama dan peraturan-peraturan buatan manusia
tidak dapat membebaskan kita dari dosa. Faktanya, hukum dan aturan
menciptakan suatu lahan subur membiakkan kesalahan (lihat Roma 7
dan 2 Korintus 3:6). Allah tidak menginginkan kita bergairah dengan
aturan-aturan; Dia menginginkan kita bergairah mengenai Dia. Kita
disempurnakan dalam pengalaman akan kasih Bapa kita dan dijadikan
utuh melalui hubungan dengan-Nya. Kitab Suci berkata:

Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya


Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.
Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak
berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak
melihat dan tidak mengenal Dia. (1 Yohanes 3:5-6, penekanan
ditambahkan).

Kata Yunani ginōskō, diterjemahkan di sini sebagai mengenal, arti-


nya “mengetahui seorang pribadi melalui pengalaman langsung secara
KEINTIMAN 225

pribadi, yang menyatakan suatu hubungan yang terus-menerus.”10 Ke-


merdekaan dari sifat dasar dosa ditemukan di dalam hubungan dengan
Allah, bukan dalam pengetahuan tak langsung akan Dia.
Rasul Yohanes, dengan ilham Roh Kudus, menyatakan bahwa
seorang Kristen yang terlibat dalam kebiasaan berdosa tidak sedang
mengalami suatu hubungan pribadi yang intim dengan Kristus. Kare-
nanya, solusinya terhadap pergumulan dan dosa yang mengancam
keintiman di dalam pernikahan ialah bertumbuh dalam keintiman
dengan Tuhan.
Jika dosa sedang mengendalikan hidup Anda, berlarilah kepada
Allah. Hanya dalam pengetahuan yang dialami tentang kasih dan an-
ugerah Kristus sajalah Anda akan merdeka dari dosa. Ketika Anda ber-
paling kepada Allah dalam kerendahan hati, Dia akan memperbaharui
pikiran Anda dan melenyapkan selubung yang merintangi pengetahuan
akan kemerdekaan Anda di dalam Kristus.

Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka se-


lubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan
di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua
mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak ber-
selubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang
adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-
Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. (2 Korintus 3:16-18)

Allah tidak ingin Anda bergumul dengan dosa seksual – atau dosa
apapun tentang hal itu. Dia ingin Anda berjalan dalam keutuhan dan
kekudusan. Ketika kasih Anda akan Allah bertumbuh – suatu kasih
yang merupakan satu tanggapan untuk menemukan kasih-Nya bagi
Anda – hidup Anda akan dipenuhi dengan cara pandang yang diper-
baharui dan keinginan untuk menghormati Dia. Dalam menunduk-
226 CERITA PERNIKAHAN

kan diri kepada kehendak dan jalan-jalan-Nya, Anda akan menemukan


kuasa untuk hidup seperti Yesus. Seperti doa Paulus bagi orang-orang
percaya di Filipi, kami berdoa bagi Anda:

Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam


pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,
sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci
dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah ke-
benaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan
dan memuji Allah. Filipi 1:9-11)

Ketika kita memahami seks dengan suatu gairah untuk menyenang-


kan Kristus, kita dapat belajar menikmati keintiman dengan pasangan
kita dalam setiap musim kehidupan kita.

Hari 5

Musim-Musim Seks

Untuk segala sesuatu ada musimnya, dan ada suatu waktu un-
tuk setiap tujuan di bawah langit... (Pengkhotbah 3:1 KJV)

Dalam begitu banyak bidang kehidupan, waktu bukan hanya pen-


ting – ia adalah segalanya. Jika segala sesuatu dalam kehidupan ini bersi-
fat musiman dan waktu terikat pada setiap tujuan, maka pengungka-
pan seksual kita juga bukanlah pengecualian. Setiap tahun adalah suatu
gabungan dari empat musim, dan kami percaya setiap pernikahan juga
demikian. Jadi marilah mengamati seks menurut pemahaman konsep
ini.
KEINTIMAN 227

Musim Semi: Dekade Pertama

Untuk tujuan ilustratif, kami akan menyerupakan setiap musim seks


dengan suatu dekade pernikahan. Demi contoh ini, mari memilih suatu
pasangan yang menikah pada sekitar usia rata-rata dua puluh delapan
tahun. Lalu, marilah menandai sepuluh tahun pertama pernikahan
(usia 28-38) sebagai musim yang murni dan permulaan baru yang kita
kenal sebagai musim semi. Untuk mengutip Alexander Pope, inilah saat
ketika “berharap musim semi itu abadi.” Dalam musim semi, hidup
Anda penuh dengan kemungkinan.
Dekade pertama ini adalah sebuah musim pengharapan dan pene-
muan ketika Anda memasuki kehidupan dengan satu perspektif seksual
yang baru. Apa yang tertidur pada waktu menunggu yang penuh gai-
rah sekarang terbangun di musim semi pernikahan Anda. Anda berdua
masih menemukan siapa diri Anda sebagai individu dan seperti apa
rasanya hidup bersama. Setiap aspek kehidupan seksual Anda bersama
masih segar dan baru.
Jika Anda sedang berencana membangun satu keluarga, kemungki-
nan besar ini akan menjadi musim di mana Anda mengalami sukacita
dan tantangan kehamilan. Kehidupan seks Anda akan terlihat dan te-
rasa berbeda dengan anak-anak dalam kehidupan Anda. Kalian bukan
hanya para pencinta lagi, Anda adalah ayah dan ibu juga. Anda mung-
kin memiliki anak-anak yang mengganggu istirahat Anda atau bahkan
tidur di kamar Anda.
Ini dapat menjadi satu musim dengan tantangan-tantangan yang
menyenangkan. Saya (Lisa) senang menjadi seorang ibu muda. Saya
senang mengasuh anak-anak saya, dan saya menyusui keempat anak
saya selama satu hingga dua tahun. Yang terasa pada titik ini: di dalam
semangat saya mengasuh mereka, saya dapati lebih mudah mengabai-
kan John. Ibu-ibu muda seharusnya tidak pernah dipaksa memilih an-
228 CERITA PERNIKAHAN

tara anak-anak mereka dan pasangan mereka, namun berhati-hatilah


agar sang bayi yang Anda gendong di lengan Anda tidak menggantikan
suami Anda.
Saya merasa begitu sesak antara merawat dan memeluk bayi-bayi
pujaan saya sehingga saya tidak menciptakan cukup ruang bagi suami
saya. Saya lupa bahwa bahkan meskipun ia mengasihi anak-anak kami,
ia tidak memperoleh koneksi keintiman yang sama dengan yang saya
miliki dengan mereka. Ia memerlukan saya, namun kebutuhan anak-
anak yang terlahir dari cinta kami jauh lebih nampak dibanding kebu-
tuhannya. Sebaliknya, beberapa suami memehuhi kehendak putri-putri
mereka, dan sementara memberikan limpahan pujian pada mereka,
mereka lupa mengikutkan istri-istri mereka.
Rawatlah anak-anak Anda dan pada saat yang sama rawatlah kein-
timan Anda satu dengan yang lain. Berinvestasilah dalam satu sama
lain. Tidurkanlah anak-anak lebih cepat sehingga punya waktu bers-
ama-sama. Bagikanlah beban sehingga Anda dapat berbagi dari pada
hanya sekadar tidur di tempat tidur Anda. Berbicaralah secara terbuka
dengan pasangan Anda mengenai kebutuhan dan kekhawatiran Anda.
Kadang-kadang hanya dengan berkata, “Aku merindukan keintiman
kita bersama. Bagaimana kita dapat mewujudkannya?” akan menyu-
suri jalan panjang menuju terhentinya segala rasa frustrasi.
Lakukanlah secara sengaja di dalam dekade pertama Anda untuk
menemukan kebutuhan yang intim satu sama lain. Jangan biarkan
pola-pola seksual apapun berkembang atau bertumbuh yang nantinya
akan Anda benci. Berbicaralah kepada satu sama lain. Dalam dekade
pertama atau musim pernikahan ini, adalah penting untuk memikir-
kan keintiman Anda sebagai suatu taman yang Anda tanami dengan
baik di musim semi agar menikmati buahnya pada musim panas dan
musim gugur.
Musim Panas: Dekade Kedua

Saat musim panas selalu yang terbaik dari apa yang bisa terjadi.
—Charles Bowden

Jika musim semi mewujudkan harapan, musim panas adalah visi


yang hidup dan bernapas. Hidup begitu penuh di musim ini. Perjalanan
karir dipilih dengan sangat baik saat ini, dan Anda barangkali tahu jika
Anda akan menjadi orang tua. Anak-anak yang sudah hadir sekarang
bertumbuh menjadi yang terbaik yang bisa mereka capai; dan semen-
tara anak-anak sedang tumbuh, orang tua juga menyadari siapa mereka.
Anda tidak ingin kehilangan momen-momen keemasan musim
panas! Anda harus menyisihkan waktu untuk terjadinya keintiman di
tengah panas matahari kesibukan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler,
dan karir. Jika dekade musim semi Anda ditanam dengan baik, Anda
akan menikmati musim dekade ini bahkan lebih dari yang sebelumnya.
Jika taman Anda tidak diusahai dengan baik dalam dekade pertama
Anda, belum terlalu terlambat untuk menanam.
Musim panas adalah satu musim ketika segalanya dapat bertumbuh
dengan cepat, termasuk rumput-rumput liar. Lakukanlah pekerjaan
membersihkan jalur-jalur Anda dari pertumbuhan yang berlebihan
yang dapat berasal dari kebiasaan. Teruskanlah menyirami apa yang
sehat di dalam keintiman Anda dan itu akan bertumbuh bahkan lebih
cepat karena Anda memiliki satu dekade rasa percaya untuk menyubur-
kan tanah Anda.
Musim panas berarti hari yang panjang, tawa, piknik, dan badai
di sore hari. Kami menemukan di dalam dekade musim panas kami
bahwa seks yang terbaik terjadi di sore hari. Kami selalu terlalu lelah di
malam hari, dan pada siang hari ketika anak-anak berada di luar atau
di sekolah menjadi lebih baik dari pada mencari kesempatan di malam
hari.
230 CERITA PERNIKAHAN

Musim Gugur: Dekade Ketiga

Berikutnya adalah dekade yang kami sebut musim gugur. Sejauh ini, ini
adalah musim favorit kami dari semuanya. Kami menyukai kombinasi
hari-hari cerah yang cepat dan malam-malam yang sejuk. Kami jauh
lebih santai dengan tubuh kami yang rileks.

Musim gugur adalah suatu musim semi kedua ketika setiap


daun menjadi sebuah bunga.
—Albert Camus

Kami suka ini! Alih-alih berusaha menangkap kembali masa muda


Anda, rayakanlah musim gugur Anda. Kami mendapati bahwa dalam
musim ini, keintiman sekali lagi lebih memiliki ruang di dalam kehi-
dupan kami. Di usia lima-puluhan kami, hari-hari kami telah menjalani
satu irama yang berbeda. Kami tidak lagi mengerjakan tugas rumah
dengan anak-anak atau menghadiri acara-acara sekolah dan olah raga.
Kami punya lebih banyak waktu untuk satu sama lain.
Sekarang kami bahkan sedang menuliskan hal-hal yang kami ingin
kerjakan dalam dekade musim gugur ini sehingga musim dingin tidak
akan membuat kami terkejut. Salah satu dari hal-hal yang harus dipeli-
hara ialah kesehatan seksual kami dengan menjaga tubuh kami dengan
suatu diet yang sehat dan menghirup udara segar dengan teratur serta
berolahraga. Kami secara sengaja lebih banyak berjalan kaki bersama-
sama. Ini yang suka kami lakukan ketika kami kencan untuk pertama
kalinya.
Begitu banyak pasangan yang tidak terhubung di dalam musim gu-
gur kehidupan. Ketika anak-anak mereka pindah, pasangan menemu-
kan mereka sedang hidup dengan seorang asing. Dalam dekade ini kita
semua memiliki satu pilihan. Kita dapat menangisi kehilangan yang
KEINTIMAN 231

telah terjadi atau memilih bergembira tentang apa yang akan terjadi.
Kami mendorong Anda untuk memandang musim ini sebagai satu ke-
sempatan untuk menata ulang pernikahan Anda. Anda dapat menjadi
seperti pasangan yang baru menikah sekali lagi, kecuali kali ini Anda
akan menjadi lebih tua dan lebih bijaksana.

Musim Dingin: Tahun-Tahun yang Tersisa

Di kedalaman musim dingin, saya akhirnya belajar bahwa


di dalam diri saya terdapat suatu musim panas
yang tidak terkalahkan.
—Albert Camus

Kami tidak akan berbohong, bertambah tua tampaknya sulit dan


sangat tidak adil. Orang tua John telah menjalaninya dengan baik.
Meskipun mereka telah melalui beberapa tantangan kesehatan, komit-
men mereka untuk berjalan-jalan, berolahraga, dan makan teratur ber-
sama teman-teman telah menjaga mereka tetap aktif, dan keduanya
masih tidur bersama di atas satu tempat tidur ganda – dengan sengaja.
Menua memang paling baik dijalani bersama-sama, dan seks luar biasa
indah ketika diungkapkan seiring musim.
Penulis ayat musim-musim kita di dalam Pengkhotbah lebih lanjut
berkata, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” (Pengkhot-
bah 3:11 KJV). Hal yang benar di musim yang tepat memanglah indah.
Kami ingin menua bersama-sama dengan sehat dan menari mengikuti
irama musim-musim kami.
Satu contoh terakhir untuk dipikirkan. Pakaian renang cepat terli-
hat hebat bagi atlet peserta Olimpiade, namun saya (Lisa) memalingkan
muka ketika saya melihat laki-laki tua mengenakannya. Apa yang dulu
berguna untuk mendorong Anda melintasi air dengan cepat tidak di-
232 CERITA PERNIKAHAN

perlukan pada musim berenang santai dan mengapung. Intinya ialah


jangan pernah berhenti berenang. Anda jangan berhenti menyukai air
hanya karena Anda tidak lagi terlihat keren dalam bikini. Berenang dan
seks keduanya menyenangkan di setiap musim; ia hanya terlihat ber-
beda seiring dengan berlalunya waktu.
Saya awali di musim semi pernikahan kami dengan memakai se-
buah bikini olah raga, kemudian beralih ke musim panas kami sebagai
seorang ibu dengan mengenakan sepotong kain. Pada musim gugur
kami saat ini, saya mengenakan celana pendek dan atasan bikini. Sia-
pa yang tahu, begitu musim berikutnya yang disebut musim dingin
mendekat, saya mungkin hanya mengenakan pakaian renang dengan
rok. Namun saya tidak akan berhenti berenang.
Kami mungkin tidak akan berenang sesering yang kami lakukan
di musim semi kami, ataupun berenang dengan hati-hati karena keha-
diran anak-anak kami seperti yang kami lakukan di musim panas
kami. Namun kami akan berenang di musim gugur dan musim din-
gin hidup kami. Dalam berbagai banyak cara, seks adalah musim panas
abadi kami.

Saran-saran Praktis

Tidak masalah di musim manapun Anda mendapati diri Anda saat ini,
berbicaralah. Jika Anda masih lajang, bagikan keinginan dan kerin-
duan-kerinduan Anda dengan Allah. Berbicaralah kepada seorang sa-
habat yang dapat berbagi soal pengejaran Anda akan kebajikan ini serta
saling meneguhkan satu sama lain. Jika Anda sudah menikah, berbi-
caralah satu sama lain. Bagikan kekhawatiran-kekhawatiran Anda.
Yang sebenarnya ialah, siapapun dapat menjadi seorang pencinta
yang lebih baik – namun terjadi hanya jika mereka diajari. Laki-laki
KEINTIMAN 233

dapat menjadi bersifat metodik. Mereka berpikir, Jika cara ini telah ber-
hasil sepuluh kali terakhir ini, mengapa mengubah satu hal yang baik?
Para perempuan, beritahu suami Anda jika Anda ingin mereka meng-
ubahnya. Katakanlah hal-hal seperti, “Saya suka ketika kau mencium
leherku.” Jangan buat suami Anda menebak-nebak. Bagikan keinginan
Anda secara terbuka.
Berpeganganlah satu sama lain sepanjang hari ketika Anda tidak
dapat berhubungan seks sehingga Anda merasa nyaman berangkulan
ketika Anda bisa. Lakukanlah mengemong. Berjalan-jalanlah ketika
Anda perlu berbicara tentang seks sehingga tidak ada yang yang merasa
bahwa ia sedang membuat satu kesalahan saat itu. Jangan percayai apa
yang dikatakan majalah; Anda punya hak untuk menentukan kehi-
dupan seks Anda sama seperti bagian lain dari pernikahan Anda.
Jika Anda memerlukan bantuan, carilah bantuan. Jangan serahkan
satu bidang yang demikian sakral kepada nasib. Kami telah menyer-
takan satu daftar bahan-bahan yang disarankan di bagian belakang
buku ini, dan gereja Anda dapat menolong mengarahkan Anda selan-
jutnya.
Karena ini bukanlah bidang keahlian kami, hanya satu bidang de-
ngan pengalaman yang terbatas, pemahaman kami berlaku khususnya
kepada pasangan yang keduanya menginginkan keintiman alih-alih
kepuasan semata. Kami mengerti ada kalanya ketika salah satu pasan-
gan benar-benar tidak tertarik dengan yang lain. Kami tahu jenis peno-
lakan keintiman ini sangatlah menyakitkan. Jangan berpaling kepada
orang lain, berpalinglah kepada Allah. Curahkanlah hati Anda kepada-
Nya dan percayalah Dia akan memulihkan penyatuan Anda. Menuntut
seks dari satu sama lain tidak akan pernah berhasil.
Kami juga tahu ada musim-musim yang menantang ketika seorang
pasangan sakit, berkecil hati, atau memiliki satu kondisi medis yang
menghalangi atau mencegah keintiman Anda. Berbicaralah kepada
234 CERITA PERNIKAHAN

dokter Anda untuk melihat apa yang dapat dilakukan.


Doa kami bagi Anda ialah bahwa Anda akan menemukan gairah
seumur hidup dan menciptakan warisan seksual Anda sendiri, didiri-
kan pada rancangan kudus Allah dan tidak dikekang oleh luka-luka
atau kegagalan masa lalu. Kiranya Anda “selalu mabuk” cinta satu sama
lain!
Renungan Hari 1

SUATU PERAYAAN AKAN KEINTIMAN


…Nikmatilah istri yang kau nikahi sebagai seorang laki-laki muda! Manis
seperti seorang malaikat, cantik seperti sekuntum mawar – jangan pernah
berhenti bergirang dengan tubuhnya. Jangan pernah sia-siakan cintanya!
—Amsal 5:19-20 The Message

Allah menciptakan seks sebelum kejatuhan manusia. Di dalam per-


nikahan, itu sangatlah baik. sebenarnya, itu luar biasa! Tidak ada ikat-
an kasih dan keintiman yang lebih kuat antara seorang laki-laki dan
perempuan.

Sikap apa mengenai seks yang Anda bawa ke dalam pernikahan Anda?
Apakah Anda melihatnya dengan gambaran yang murni dan positif
seperti yang dimaksudkan Allah? Mengapa atau mengapa tidak?

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Tak peduli apa yang diajarkan masa lalu Anda tentang seks, Bapa sor-
gawi Anda ingin Anda tahu bahwa Dia benar-benar menyetujui dan
memberkati keintiman seksual Anda dengan pasangan Anda. Ambil-
lah waktu sejenak untuk merenungkan perintah-perintah ini mengenai
seks dari Firman Allah:

Biarlah istrimu menjadi suatu sumber mata air berkat bagimu.


Bersukacitalah dengan istri masa mudamu. Ia adalah rusa yang
manis, kijang betina yang jelita. Biarlah buah dadanya selalu
memuaskan engkau. Kiranya engkau selalu terpesona oleh cin-
tanya.
—Amsal 5:18-19 NLT

Suami dan istri seharusnya saling memuaskan kebutuhan sek-


sual satu sama lain.
—1 Korintus 7:3 GW

235
236 CERITA PERNIKAHAN

Biarlah pernikahan dijalankan dengan rasa hormat (dianggap


layak, mulia, sangat mahal, dan sangat berharga) di dalam se-
gala sesuatu. Dan dengan demikian, biarkanlah ranjang perni-
kahan tidak dinajiskan (dijaga tidak tercemar)…
—Ibrani 13:4 AMP

Jujurlah. Bagaimana Anda memandang seks yang cocok dengan


gambaran pernikahan Anda? Apakah itu telah menjadi sesuatu yang
Anda tahankan atau sesuatu yang Anda rayakan? Bagaimana ayat-ayat
ini menolong Anda melihat seks dalam satu pengertian yang lebih
positif?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Allah memberi kita satu gambaran terperinci tentang keintiman seksual yang sehat di dalam
kitab Kidung Agung. Galilah kesenangan dari hubungan ini, khususnya seperti yang dicatat di
pasal 4 dan 7, dan mintalah Tuhan menyesuaikan visi dan harapan-harapan Anda mengenai
seks yang selaras dengan kehendak-Nya.

Prinsip yang paling penting mengenai keintiman seksual ialah rasa hor-
mat. Apakah ada perilaku Anda saat ini yang tidak menghormati ran-
jang pernikahan Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Dalam Alkitab Amplified, Ibrani 13:4 mendefinisikan rasa hormat bukan


hanya dengan menjaga ranjang pernikahan tidak tercemar, namun
dengan menganggap pernikahan sebagai sesuatu yang layak, mulia,
sangat mahal, dan sangat berharga). Apa langkah-langkah praktis yang
dapat Anda ambil bukan hanya untuk melindungi namun juga mera-
yakan keintiman di dalam pernikahan Anda?
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Renungan Hari 2

PEMULIHAN BAGI YANG HANCUR HATI


[Allah] memulihkan yang hancur hati dan membalut luka-luka mereka [me-
nyembuhkan rasa sakit mereka dan dukacita mereka].
—Mazmur 147:3 AMP

Kebanyakan kita memiliki luka-luka dan rasa sakit dari pilihan-pilihan


salah yang telah kita perbuat di masa lalu, termasuk pilihan-pilihan sek-
sual yang penuh dosa. Namun Bapa sorgawi kita, dalam hikmat-Nya
yang luar biasa dan kerinduan yang teramat dalam untuk berhubungan
dengan kita, membuat satu jalan untuk menyembuhkan dan memulih-
kan hidup kita melalui Anak-Nya, Yesus. Paulus meringkaskan cerita
tentang kasih Allah di dalam suratnya kepada Titus:

Belum terlalu lama di masa lalu bahwa kita sendiri adalah orang
bodoh dan keras kepala, korban penipuan dosa, memerintah-
kan segala sesuatunya menurut kemauan kita sendiri, hidup
dengan sifat mudah tersinggung, dibenci dan balas membenci.
Namun ketika Allah, Allah Juruselamat kita yang baik dan penuh
kasih, melangkah masuk, Dia menyelamatkan kita dari semuan-
ya itu. Semua itu adalah pekerjaan-Nya; tidak ada yang perlu
kita lakukan mengenainya. Dia mempermandikan kita dengan
baik, dan kita menjadi orang-orang yang baru, membasuh di
dalam dan di luar dengan Roh Kudus. Juruselamat kita, Yesus,
mencurahkan kehidupan baru dengan begitu murah hati. Kasih
karunia Allah telah memulihkan hubungan kita dengan Dia dan
mengembalikan kehidupan kita.
—Titus 3:3-7 The Message, penekanan ditambahkan

Apakah ada pengalaman di masala lalu Anda, atau masa lalu pasangan
Anda, yang membuat Anda berdua merasa seolah-olah Anda tidak la-
yak menerima satu sama lain – atau tidak layak untuk menikmati seks?
Ambillah waktu sejenak untuk tetap tenang, berdoa, dan pikirkanlah
mengenai ini. Jika Roh Kudus mengingatkan Anda akan sesuatu, tulis-
kanlah dan serahkan kepada-Nya di dalam doa.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

237
238 CERITA PERNIKAHAN

______________________________________________________________________
Bersama pasangan Anda, bagikanlah isi hati Anda tentang masalah ini satu sama lain. Ber-
doalah dan undanglah Roh Kudus untuk menyembuhkan hati Anda dan memulihkan apa yang
telah hilang.

Allah hanya dapat menguduskan apa yang kita persembahkan kepada-


Nya. Jujurlah. Apakah Anda sedang menyembunyikan suatu bidang
seksualitas Anda dari-Nya? Apakah ada satu bagian dari kehidupan
seks Anda yang telah Anda jadikan di luar batas? Berdoalah dan minta
Roh Kudus menunjukkan Anda mengapa Anda menyembunyikannya.
Tuliskan apa yang Dia singkapkan.
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

…Siapa saja yang dipersatukan dengan sang Mesias memperoleh satu


permulaan yang baru, dijadikan baru. Hidup yang lama telah berlalu;
satu kehidupan baru berkembang! Lihatlah!
—2 Korintus 5:17 The Message

Hati kita dipulihkan dan kembali dijadikan utuh ketika kita menyerah-
kan seluruh hati kita kepada Tuhan. Itulah yang telah Anda lakukan de-
ngan berdoa dan melepaskan masa lalu Anda kepada Allah. Sekarang,
renungkanlah bagian-bagian berikut ini dengan cermat: Ulangan 6:5;
Mazmur 119:2; Amsal 3:5-8; Yeremia 29:11-14; Markus 12:29-30. Apa
yang disampaikan Roh Kudus kepada Anda tentang pernikahan dan
seksualitas Anda melalui ayat-ayat ini?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Renungan Hari 3

KEMERDEKAAN DALAM PERSEKUTUAN


YANG INTIM
…Setiap orang yang hidup dalam penyatuan dengan Kristus
tidak terus-menerus berbuat dosa….
—1 Yohanes 3:6 GNT

Keintiman dengan Kristus, yang ditemukan melalui persekutuan di


dalam Roh-Nya, merupakan landasan bagi kemerdekaan dari segala
dosa. Keintiman artinya persekutuan yang karib. Itulah satu hal yang
dirindukan oleh Raja Daud, rasul Paulus, dan Maria.11 Persekutuan yang
intim adalah apa yang dimaksudkan dengan berada di dalam Kristus –
satu ungkapan yang yang digunakan hampir 100 kali dalam Perjanjian
Baru. Yesus menggambarkan keintiman sebagai tinggal di dalam Dia.
Bagaimana kita dapat memperoleh dan memelihara satu hubungan
yang intim dengan Kristus? Dengan memberi-Nya waktu dan perha-
tian kita secara teratur.

“Tempat rahasia harus memiliki prioritas puncak dalam kalen-


der dan jadwal kita karena itulah tempat di mana pengera-
man keintiman terjadi. …Dimensi terbesar dari kuasa kerajaan
akan dijamah oleh mereka yang sungguh-sungguh dibakar
dan disemangati oleh hubungan kasih pribadi mereka dengan
Tuhan Yesus.”
—Bob Sorge12

Tanpa pertanyaan, kemerdekaan dari dosa ditemukan dalam perseku-


tuan yang intim dengan Yesus. Jadi bagaimana Anda akan menggam-
barkan hubungan Anda dengan Dia? Berapa seringkah Anda memberi-
Nya waktu dan perhatian yang tidak terbagi? Apa yang mendorong
Anda mencari hadirat-Nya? Apa yang paling mengarahkan doa-doa
Anda – keinginan Anda akan hal-hal lain atau keinginan Anda untuk
mengenal Allah?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

239
240 CERITA PERNIKAHAN

Jika keintiman dengan Yesus bukanlah prioritas puncak, jangan merasa


dihakimi. Jujur sajalah pada-Nya dan mintalah anugerah-Nya. Berdoa-
lah, “Tuhan, aku mengasihi-Mu dan ingin mengenal-Mu, tetapi saat
ini, hubunganku dengan-Mu bukanlah seperti yang kutahu Engkau
inginkan. Aku memerlukan pertolongan-Mu. Bukalah mataku untuk
melihat nilai yang tak dapat dibandingkan tentang mengenal Engkau.
Tunjukkanlah hatiku kepadaku. Apa yang menahanku sehingga tidak
menempatkan-Mu sebagai yang pertama? Apa yang dapat kulakukan
untuk menolong mengipasi nyala api cinta untuk-Mu? Aku memohon
pengertian dan anugerah-Mu, di dalam nama Yesus.”

Berdiam dirilah dan dengarkan apa yang ditunjukkan Roh Kudus pada
Anda. Tuliskanlah dan mohonkanlah anugerah-Nya untuk melakukan
apa yang Dia katakan.

Hal-hal yang menahan saya sehingga tidak menempatkan Allah se-


bagai yang pertama ialah:
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Bagian saya dalam memperkuat satu hubungan yang intim dengan


Dia ialah:
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

MENYENDIRI BERSAMA ALLAH


Salah satu cara terbaik agar terhubung secara intim dengan Yesus,
menemukan hati-Nya, dan mengalami level-level kemerdekaan yang
baru ialah dengan mengasingkan diri demi suatu waktu doa yang ter-
fokus dan persekutuan dengan-Nya. Anda mungkin pergi dalam suatu
retreat bersama gereja Anda, atau Anda dapat menjadwalkan suatu
perjalanan hanya bagi Anda dan pasangan Anda. Beberapa hari sen-
dirian dengan Allah – terputus dari gangguan-gangguan yang menun-
tut perhatian Anda sehari-hari – dapat mengubah kehidupan dan per-
nikahan Anda selamanya.
KEINTIMAN 241

Temukanlah satu waktu ketika Anda dapat mengasingkan diri dan ber-
sama dengan Allah. Masukkanlah itu di dalam kalender Anda dan ja-
dikan itu satu prioritas. Jangan bawa agenda apapun dan tidak ada
gangguan apapun – hanya sebuah Alkitab, jurnal, dan pulpen. Bersiap-
lah menerima limpahan kebaikan hati-Nya!

Temukan keajaiban dari tempat rahasia. Baca lebih lanjut di:


1 Tawarikh 16:27; Mazmur 16:11; 27:4-6; 31:19-20; 91:1-16; Ye-
saya 40:31; Yohanes 15:4-8; Ibrani 6:16.
Day 4 Devo

MENUMBUHKAN KERINDUAN-
KERINDUAN YANG BENAR
Namun kukatakan, berjalan dan hiduplah [dengan terbiasa] di dalam Roh
[Kudus] [mendengarkan dan dikendalikan dan dipimpin oleh Roh itu]; maka
kamu pasti tidak akan memuaskan impian dan keinginan-keinginan daging
(dari sifat dasar manusia tanpa Allah).
—Galatia 5:16 AMP

Kesucian pernikahan Anda pada akhirnya mengenai kesucian yang


Kristus inginkan dalam Mempelai Wanita-Nya. Keinginan-keinginan
seksual tidaklah buruk – mereka adalah ciptaan Allah, dan Dia meraya-
kannya! Namun ketika tindakan-tindakan atau pengaruh-pengaruh
yang salah mencemarkan penyatuan kita, mereka berperang melawan
keintiman dan menodai apa yang Allah sebutkan baik. Kunci untuk
menumbuhkan keinginan-keinginan yang benar ialah dengan membi-
arkan kodrat manusia Anda kelaparan dan memberi makan roh Anda.

Sementara tak diragukan lagi bahwa Alkitab memiliki satu


pandangan yang baik dan positif mengenai seks – saksikan
Kidung Agung, sebagai contoh – para penulis Alkitab juga
benar-benar sadar tentang perangkap dosa seksual dan kecen-
derungan kita untuk merusak karunia yang diberikan Allah pada
kita. …[Inilah] tepatnya mengapa lembaga pernikahan begitu
penting untuk melayari lautan keinginan seksual. Itulah satu-
satunya konteks di mana seksualitas menjadi bermakna dan
bermanfaat secara rohani.”
—Gary Thomas13

Apa yang Anda masukkan melalui mata dan telinga Anda pada akhirnya
akan masuk ke dalam pikiran dan hati Anda. Mata dan telinga Anda
adalah jalan masuk kepada jiwa dan roh Anda. Segala sesuatu yang
Anda lihat dan dengarkan memberi makan kodrat manusia Anda atau
roh Anda.

Berhentilah dan pikirkanlah. Dalam cara apa Anda sedang memberi


makan kodrat manusia Anda? Apakah Anda menonton atau mende-

242
KEINTIMAN 243

ngarkan film, pertunjukan TV, atau musik yang menyalakan api keing-
inan-keinginan yang cemar? Apakah Anda sedang “menyantap” buku-
buku, majalah, atau situs-situs internet yang sedang mencemarkan
pikiran dan hati Anda? Bagaimana dengan teman-teman dan penga-
ruh-pengaruh lainnya – apakah ada di antara mereka yang sedang
mendorong sikap-sikap atau tindakan-tindakan yang salah?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Mintalah Roh Kudus menyingkapkan apapun pengaruh yang tidak sehat. Apa atau siapa yang
Dia dorong untuk Anda jauhi?

Perubahan perilaku datang ketika kita memperbaharui pikiran kita


dengan Firman Allah. Renungkanlah ayat-ayat ini.

…Sebab Firman yang Allah ucapkan itu hidup dan aktif; ia


memotong dengan lebih tajam dari pedang bermata-dua
manapun: ia menembus hingga ke tempat di mana jiwa dan
roh bertemu, hingga keintiman paling dalam dari keberadaan
seorang manusia: ia membongkar pikiran-pikiran dan motif-
motif dari hati seseorang….
—Ibrani 4:12 Phillips

Maka buanglah segala kekotoran dan kejahatan yang tumbuh


merajalela, dan dalam satu roh yang rendah hati (lembut, sopan)
terimalah dan sambutlah Firman yang tertanam dan berakar [di
dalam hatimu] yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
—Yakobus 1:21 AMP

Bukankah Firman-Ku seperti api [yang menghanguskan segala


sesuatu yang tidak tahan uji]? Firman Tuhan, dan seperti sebuah
palu yang menghancurkan bukit batu berkeping-keping [dari
penolakan yang paling keras kepala]?
—Yeremia 23:29 AMP
JUGA PIKIRKANLAH: Yosua 1:8; Mazmur 1:1-3; 119:103; Yeremia 15:16; Roma 12:1-2;
Kolose 3:1-5; 1 Petrus 2:2
244 CERITA PERNIKAHAN

Dalam hal-hal spesifik apa Anda sedang memberi makan roh Anda
dengan kebenaran Firman Allah tentang seks, keintiman, dan
kekudusan? Bagaimana Anda dapat meningkatkan asupan Anda akan
kebenaran? Berdoalah dan minta Roh Kudus menunjukkan Anda cara-
cara praktis yang kreatif untuk memberi makan roh Anda dan menum-
buhkan keinginan-keinginan yang benar.
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Jika Anda menanyakan-Nya, Roh Kudus akan menunjukkan pada Anda bagaimana menum-
buhkan suatu gairah untuk kekudusan dan memperdalam keintiman penyatuan Anda.
Renungan Hari 5

KOMUNIKASI DAN KEINTIMAN


…Ketika kita mengatakan kebenaran dengan penuh kasih,
kita akan bertumbuh sepenuhnya dalam hubungan kita dengan Kristus,
yang adalah kepala.
—Efesus 4:15 GW

Kunci kepada seks yang luar biasa di dalam setiap musim pernikahan
ialah komunikasi. Dalam begitu banyak pernikahan, keintiman “binasa
karena kurangnya pengenalan” (Hosea 4:6 NKJV). Jika harapan dan
kesukaan kedua pasangan tidak dikomunikasikan secara teratur,
persoalan akan berkembang. Ketika Anda dan pasangan Anda dengan
penuh kasih mengatakan kebenaran kepada satu sama lain tentang
keinginan seksual Anda, Anda akan bertumbuh ke dalam luasnya
pernikahan yang Allah maksudkan. Penulis dan pembicara Bob dan
Audrey Meisner menjelaskan:

“Menjadi sahabat terbaik dan menjadi transparan dengan satu


sama lain ialah keuntungan yang sangat besar bagi kenik-
matan seksual Anda. …Percakapan yang transparan tentang
harapan-harapan Anda akan satu sama lain begitu juga pergu-
mulan-pergumulan dan tantangan-tantangan Anda membawa
kehangatan dan penerimaan ke dalam hubungan seksual Anda.
Jadikanlah itu satu prioritas untuk memahami pasangan Anda,
yang berbeda dengan Anda dalam rangsangan seksual, tingkat
kekuatan dan pengungkapan. Dan bersabarlah; akan diperlu-
kan waktu seumur hidup bagi Anda untuk mengenal satu sama
lain dalam rincian yang sangat intim.”14

Lengkapilah kalimat-kalimat ini:

“Saya memahami bahwa waktu terbaik kami untuk bercinta di musim


ini ialah _______________________________________________________________________.”

“Pasangan saya merasa aman dan paling mampu berpartisipasi ketika


_________________________________________________________________________________.”

245
246 CERITA PERNIKAHAN

“Saya pikir halangan terbesar kami untuk dapat bercinta secara teratur
di musim pernikahan kami ialah ___________________________________________.”

“Hal yang paling penting yang saya ingin bagikan dengan pasangan saya
mengenai keintiman seksual kami saat ini ialah _____________________________
_________________________________________________________________________________.”

Apa yang paling saya nikmati dengan pasangan saya secara seksual:
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Apa yang tidak suka saya lakukan secara seksual dengan pasangan
saya:
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Apakah Anda pernah secara terbuka dan jujur membagikan apa yang Anda sukai dan tidak sukai
dengan pasangan Anda? Karena ia tidak dapat membaca pikiran Anda, kami mendorong Anda
untuk merencanakan satu waktu dan tempat khusus di mana Anda berdua dapat membagikan
jawaban-jawaban Anda dengan satu sama lain di satu tempat yang aman. Ingatlah, katakan
kebenaran dengan kasih dan berdoalah untuk anugerah Allah untuk mengerti dan menghargai
kebutuhan dan keinginan pasangan Anda.

Suami, apakah Anda sedang memberi lebih banyak waktu dan perha-
tian kepada pekerjaan Anda atau kepada anak-anak Anda dari pada
yang Anda berikan kepada istri Anda? Apa yang dapat Anda lakukan
untuk melayani kebutuhan-kebutuhan seksualnya dengan lebih
baik? Rendahkanlah diri Anda di hadapan istri Anda dan tanyakanlah
masukannya, lalu berdoalah mengenai hal ini bersama-sama.
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
KEINTIMAN 247

Istri, apakah keluarga atau pekerjaan Anda telah menjadi prioritas


melebihi upaya menumbuhkan keintiman seksual Anda dengan suami
Anda? Bagaimana Anda dapat melayani kebutuhan-kebutuhan seksu-
alnya dengan lebih baik? Rendahkanlah diri Anda di hadapannya dan
tanyakanlah masukannya, lalu berdoalah mengenai hal ini bersama-
sama.
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
Jika Anda sedang menggunakan buku ini sebagai bagian dari Messenger
Series mengenai Cerita Pernikahan, silakan mengacu pada Sesi 5.

1| Menurut kitab Kejadian, Allah membentuk laki-laki dari debu


tanah dan kemudian membentuk perempuan dan membawanya
kepada laki-laki itu. Bacalah dengan cermat Kejadian 2:21-25. Apa
yang menonjol bagi Anda dari kisah tentang reaksi awal laki-laki
saat melihat dan berada bersama istrinya? Bagaimana semuanya
berbeda setelah mereka tidak menaati Allah (lihat Kejadian 3:6-8)?

2| Apakah Anda percaya kemurahan, pengampunan dan anugerah


Allah tersedia dan mampu membereskan segala dosa? Jika
demikian, mengapa Anda berpikir begitu sulitnya bagi banyak
orang untuk menerima kebebasan berkaitan dengan dosa-dosa
seksual mereka? Jika Anda sedang berbicara dengan seseorang
yang bergumul dengan dilema ini, bagaimana Anda akan
mendorong mereka untuk melepaskan dosa-dosa masa lalu
mereka dan menerima pengampunan dan anugerah Allah?

3| Dalam kata-kata Anda sendiri, apa artinya menghormati ranjang


pernikahan Anda? Seperti apakah ia kelihatannya dalam istilah
praktisnya? Bagaimanakah ranjang pernikahan dicemarkan?

4| 4.Kitab Suci berbicara tentang dua jenis khusus dari dukacita yang
kita alami: dukacita duniawi dan dukacita yang kudus. Diskusikan-
lah perbedaan-perbedaan di antara keduanya – apa karakteristik
dan hasil akhirnya masing-masing?

DUKACITA DUNIAWI DUKACITA YANG KUDUS


____________________________________ ____________________________________
____________________________________ ____________________________________

248
KEINTIMAN 249

____________________________________ ____________________________________
____________________________________ ____________________________________

5| Keintiman dengan Allah merupakan rasa pendahuluan untuk


mengalami kebebasan dari segala dosa, termasuk dosa seksual.
Berhentilah dan pikirkanlah. Apa yang akan terjadi jika kita
mampu mengalami kemerdekaan kekal dan pembebasan dari
dosa dengan kemampuan kita sendiri? Bagaimana hal itu akan
mengubah hubungan kita dengan Allah dan orang lain?

Pikirkan: Apakah ada hal berharga apapun dalam kemampuan jasmaniah kita sendiri?
Periksalah Roma 7:18; Yohanes 15:5; Filipi 3:3; dan 1 Korintus 10:12.

6| Tambahan pada persekutuan kita yang intim dengan Allah,


apa sajakah beberapa langkah praktis yang dapat kita ambil
untuk menjaga mata dan telinga kita, juga pikiran dan hati kita,
dari penyelewengan dan gambaran-gambaran kotor, standar,
dan perilaku yang didukung oleh masyarakat? Tawarkanlah
usulan-usulan tentang apa yang dapat kita lakukan di tempat
pribadi dan juga di tempat-tempat umum.

Pikirkanlah ayat-ayat ini:


“Aku akan menolak untuk melihat apapun yang kotor dan tidak sopan…” (Mazmur 101:3
NLT)
“Aku membuat sebuah perjanjian dengan mataku untuk tidak memandang dengan
hawa nafsu terhadap seorang perempuan muda.” (Ayub 31:1 NLT)

7| Salah satu kunci untuk menjaga kesucian secara seksual ialah


tetap terpuaskan secara seksual di dalam zona aman pernikahan
Anda. Bacalah dengan cermat perintah terus terang yang
diberikan Allah kepada kita melalui tulisan rasul Paulus dalam
1 Korintus 7:2-5. Apa yang sedang disingkapkan Roh Kudus
pada Anda dalam setiap ayat ini? Bagaimana bagian ini dapat
mengubah cara pandang Anda terhadap seks dalam pengertian
umum dan secara khusus dalam melayani pasangan Anda?

Para Pemimpin: Pastikan anggota-anggota kelompok membaca


bagian Kitab Suci yang sama dalam versi The Message.
250 CERITA PERNIKAHAN

RINGKASAN BAB:

• Allah menginginkan Anda dan pasangan Anda


mengembangkan satu kehidupan seks yang
menakjubkan, yang berawal dengan merangkul
panggilan-Nya terhadap rasa hormat dan kesucian di
tempat tidur.

• Jangan biarkan rasa malu akan dosa atau pelecehan


menjauhkan Anda dari menikmati tingkat yang penuh
dari keintiman pernikahan dan kebahagiaan seksual.
Allah rindu memulihkan setiap tempat yang hancur
dan menjadikannya utuh.

• Percintaan yang hebat terjadi ketika kedua pasan-


gan bergairah untuk menyenangkan satu sama lain.
Keintiman seksual menghubungkan Anda dengan
pasangan Anda secara fisik, emosi, mental dan rohani,
dengan bertumbuh dalam kesenangan dan kepuasan
yang kudus.

• Sementara berpusat pada diri sendiri menghalangi


keintiman kita dengan Allah dan menahan kita dari
mengalami kuasa-Nya yang mengubahkan, berpusat
kepada Allah dan keintiman dengan-Nya menghidup-
kan kuasa-Nya di dalam hidup kita.

• Pikiran kita diperbaharui dan hati kita disucikan ketika


kita menghabiskan waktu di dalam Firman dan hadirat
Allah. Firman Allah tertanam di dalam hati kita, dan
ditegakkan oleh Roh-Nya, menyediakan kemerdekaan
dari dosa seksual.

• • Setiap musim pernikahan itu berbeda, yang artinya


Anda akan mengalami musim-musim yang berbeda
di dalam kehidupan seks Anda. Masing-masing musim
memiliki sukacita dan tantangannya sendiri. Bicara-
kanlah seks secara terbuka dan teratur di dalam setiap
musim, dan berinvestasilah dalam keintiman Anda satu
dengan yang lain.
ENAM

Memulai Kembali
Hidup bahagia sampai selama-lamanya
hanya mungkin berdasarkan atas sehari ke sehari.

—Margaret Bonanno

Hari 1

K etika anak-anak kami masih kecil, saya (Lisa) memba-


cakan satu cerita rakyat kepada mereka tentang seorang
laki-laki miskin yang memiliki satu mimpi yang jelas
tentang menemukan harta karun yang terkubur di dasar sebuah po-
hon apel. Lokasi tepatnya dari pohon itu tidak jelas, namun mimpi itu
memenuhi hati laki-laki itu dengan harapan.
Laki-laki ini memiliki suatu kebun buah-buahan yang luas dan
tua yang telah merosot kesuburannya, yang membawanya pada suatu
keadaan yang melarat. Sebelum mimpi itu, ia telah berpikir untuk
menjual kebun buah-buahan itu. Namun setelah mimpi itu, ia mulai
bekerja dengan sungguh-sungguh dan bersemangat. Ia mengerti bahwa
menemukan pohon yang tepat mungkin sangat menuntut berjam-jam
kerja keras yang tak terhitung banyaknya. Tanpa gentar, ia menger-
jakan tugas menggali secara teratur di sekeliling setiap tanamannya.
252 CERITA PERNIKAHAN

Setiap pohon yang tidak menunjukkan harta karun menjadi petunjuk


kemungkinan menemukan harta karun di pohon yang masih tersisa.
Namun ketika ia telah menggali parit terakhir di sekeliling pohon yang
terakhir dan masih tidak menemukan harta karun yang dia mimpikan,
dia jatuh ke dalam perasaan tawar hati serta kelelahan.
Ketika musim semi berikutnya tiba, laki-laki itu menemukan harta
karunnya. Ia berjalan di sekeliling kebun buahnya dan bernapas dalam-
dalam, udara memberat dengan wangi bunga apel. Semua pohonnya
yang tua telah berselubung dalam taburan bunga-bunga. Masing-ma-
sing kuncup yang wangi menyimpan janji akan apel-apel musim gugur.
Laki-laki miskin itu menemukan harta karunnya dengan merawat
apa yang selalu ada dalam penjagaannya. Ketika ia menggali sekeliling
setiap pohon, tanpa sadar ia mengisi udara ke akar-akarnya dan mem-
balikkan tanahnya. Proses ini membawa pohon-pohon itu pada satu
musim penuh buah yang baru. Apa yang dulunya gersang sama seka-
li telah bersemi kembali ke dalam kehidupan. Tahun itu dan banyak
tahun mendatang, ia dan keluarganya menikmati suatu panen yang
melampaui mimpi-mimpi terliar mereka!
Ketika kami memulai perjalanan di sepanjang buku ini, kami meny-
erupakan pernikahan dengan sebatang pohon. Ketika tanah di sekeliling
sebatang pohon menjadi padat, akar-akarnya menjadi saling berjalin,
dan mereka tidak dapat menyebar untuk menerima air dan nutrisi yang
diperlukan pohon itu untuk bertumbuh dengan subur. Lima bab per-
tama dari buku ini dirancang untuk menolong Anda melakukan peker-
jaan untuk kembali menggemburkan tanahnya. Dengan menghilang-
kan efek sakit hati, ketakutan, dan keegoisan yang melemahkan dan
mempersempit, Anda telah mengisi udara ke dalam akar-akar Anda.
Karena Anda berani bermimpi dan memilih menegakkan nilai-nilai,
peran, dan tujuan-tujuan, Anda seharusnya melihat janji pengharapan
pada cabang-cabang dan harta karun Anda pada masa depan Anda.
MEMULAI KEMBALI 253

Setiap pernikahan menyimpan janji akan suatu panen yang belum


disadari. Kita mengerjakan bagian kita dengan menjaga hati dan rumah
tangga kita, dan Allah mengerjakan bagian-Nya dengan memerintah-
kan suatu berkat atas penyatuan kita. Pohon muda dengan cabang-ca-
bangnya yang lembut, pohon yang dewasa dengan lengan-lengannya
yang dimakan cuaca, dan ya, bahkan benih yang kecil yang masih akan
bersemi – semua punya kuasa potensial. Allah kita mengambil keger-
sangan dan menjadikannya berkelimpahan. Yang lama Dia jadikan
baru, dan yang mati Dia bangkitkan ke dalam hidup.

Membuat Segala Sesuatu Baru

Kasih tidak menghapuskan masa lalu,


tetapi ia menjadikan masa depan berbeda.
— Gary Chapman1

Mari alihkan perhatian kita untuk terakhir kalinya kepada taman di


mana semuanya bermula.

Allah menciptakan manusia; Dia menciptakan mereka seperti


Allah, mencerminkan sifat dasar Allah. Dia menciptakan mer-
eka laki-laki dan perempuan. Allah memberkati mereka: “Jadi-
lah makmur! Beranakcuculah! Penuhilah bumi! Berkuasalah!
Bertanggungjawablah untuk ikan-ikan di lautan dan burung-
burung di udara, untuk segala makhluk hidup yang bergerak di
muka bumi.” (Kejadian 1:27-28 The Message)

Ini selalu menjadi tujuan Allah bagi kita. Masa lalu kita, ketakutan-
ketakutan kita, dan tekanan-tekanan serta penyimpangan-penyimpang-
254 CERITA PERNIKAHAN

an dari lingkungan kita datang meracuni atau menyamarkan tujuan


semula sang Pencipta. Barangkali Anda telah merasa terlalu jauh berge-
ser dari penugasan Eden untuk meyakini bahwa itu adalah hak Anda
sepenuhnya. Bersemangatlah. Setiap kehidupan dan pernikahan dapat
dilahirkan kembali dan suatu permulaan yang baru dirangkul.

Dan Dia yang duduk di atas takhta itu berkata, “Lihat, Aku men-
jadikan segala sesuatu baru.”… (Wahyu 21:5 ESV)

Allah tidak hanya memperbaiki masa lalu. Dia menjadikan segala-


nya baru. Dia mengambil pohon-pohon dari Eden – mereka penanda
kejatuhan kita – dan menciptakannya kembali. Dia merentangkan Pu-
tra-Nya sepanjang satu pohon kematian sehingga Dia dapat menyambut
kita ke dalam kota-Nya yang kekal, rumah bagi pohon kehidupan yang
daun-daunnya berguna untuk penyembuhan bangsa-bangsa. Tidak ada
sesuatupun yang telah hilang melampaui kuasa-Nya untuk menebus.
Ini termasuk pernikahan kita. Dia memperbaharui segala sesuatu se-
hingga kita dapat memulai kembali.
Masa lalu Anda sudah berlalu. Itu dilekatkan dalam tarikh waktu
dan melampaui jangkauan usaha manusia. Tetapi ada Satu yang berada
di luar waktu, dan Dia tidak terikat dengan batasan-batasan. Dia adalah
“yang Mahatinggi dan Mahamulia” yang “hidup dalam kekekalan” (Ye-
saya 57:15). Allah akan menebus kegagalan-kegagalan masa lalu Anda
ketika Dia menuliskan cerita masa depan Anda. Dalam kerajaan Allah,
penderitaan kemarin tidak menghalangi potensi hari esok. Setiap hari
kemurahan-Nya selalu baru dan janji-janji-Nya menantikan Anda. Dia
mengasihi – dan rindu – membuat hal-hal yang mustahil terjadi bagi
Anda.
MEMULAI KEMBALI 255

[Dia] dapat melakukan jauh lebih banyak melebihi semua yang


kita minta atau pikirkan, menurut kuasa yang bekerja di dalam
kita… (Efesus 3:20 NKJV)

Kesuburan, keberhasilan dan pemenuhan yang dapat Allah bawa –


kepada Anda secara pribadi dan kepada pernikahan Anda – melampaui
apapun yang dapat Anda pahami. Pikirkanlah mengenai mimpi-mim-
pi, tujuan-tujuan, dan keinginan-keinginan yang telah Anda tuliskan
bagi pernikahan Anda di hari-hari atau minggu-minggu yang lalu. Al-
lah tidak ingin hanya menggenapi visi itu. Dia ingin melampauinya de-
ngan limpahnya. Dia ingin memperdalam keintiman Anda dan melu-
askan pengaruh Anda sehingga penyatuan Anda menegakkan kerajaan
sorgawi-Nya di bumi. Dia ingin bekerja di dalam dan melalui Anda
dengan cara yang radikal dan belum pernah terjadi sebelumnya. Mung-
kin Anda tidak berani bermimpi ketika Anda membaca bab-bab yang
sebelumnya. Beranilah melakukannya sekarang!
Sebuah prinsip mendasar tentang hidup bersama Allah ialah bahwa
meskipun Dia tidak memerlukan bantuan kita untuk menyelesaikan
sesuatu, Dia menyambut kerjasama kita. Dia tidak menuntut bantuan
kita, namun Dia menginginkan keterlibatan kita. Kita harus berperan
serta dalam mencapai hal-hal yang mustahil. Itulah yang kami minta
Anda lakukan ketika Anda memulai kembali dalam pernikahan Anda:
untuk memperoleh sesuatu yang bahkan saat ini kelihatannya mustahil.
Satu cerita khusus memberi kita pemahaman tentang bagaimana hal
yang mustahil bisa dicapai. Itu berasal dari suatu masa yang agaknya
tidak mungkin terjadi dalam sejarah manusia, satu waktu ketika ma-
nusia memberontak melawan perintah Allah untuk memenuhi bumi.
Alih-alih pergi menyerakkan diri, nenek moyang kita berkumpul ber-
sama-sama dan berupaya untuk membangun naik, mencoba mencapai
suatu tempat di langit seperti yang Adam dan Hawa miliki di Eden.
256 CERITA PERNIKAHAN

Anda mungkin sudah tahu bagaimana Allah turut campur tangan di


Menara Babel.

…Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang


didirikan oleh anak-anak manusia itu. Dan TUHAN berfirman:
“Lihat, mereka ini satu bangsa, dan mereka semua satu bahasa,
dan ini barulah permulaan dari apa yang akan mereka lakukan.
Dan sekarang tidak ada yang mereka rencanakan yang menjadi
mustahil bagi mereka. Ayo, marilah Kita turun dan mengacau-
balaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak dapat
mengerti ucapan satu sama lain.” Maka TUHAN menyerakkan
mereka dari sana ke seluruh muka bumi, dan mereka berhenti
membangun kota itu. (Kejadian 11:5-8 ESV, penekanan dit-
ambahkan)

Usaha keras ini bukanlah gagasan Allah, namun seandainya Dia


tidak mengacaukan pekerjaan mereka, itu akan tercapai karena dua
faktor: satu bahasa yang sama dan satu umat yang bersatu.2 Jika kedua
elemen ini memiliki kuasa yang nampaknya mustahil bagi orang-orang
yang tidak taat, alangkah lebihnya lagi elemen ini memampukan orang-
orang yang satu daging di dalam Kristus?
Memiliki bahasa dan tujuan yang sama akan sangat penting bagi
Anda ketika Anda memulai kembali, dengan merangkul “jauh lebih
banyak melebihi semua” yang Allah miliki untuk penyatuan Anda.
Mari memeriksa dinamika dan permulaannya dengan bahasa.
MEMULAI KEMBALI 257

Hari 2

Bahasa Sorga

“…Apa yang kamu katakan meluap dari apa yang ada di dalam
hatimu.” (Lukas 6:45)

Sepanjang buku ini, kami telah berulang-ulang menyoroti pen-


tingnya membiarkan Allah bekerja di dalam hati Anda lebih dulu.
Perubahan datang ketika kita menyerahkan diri kita kepada Roh-Nya
dan menundukkan diri kita pada Firman-Nya. Seperti yang telah kami
katakan, modifikasi perilaku bukanlah pengganti dari perubahan ba-
tin. Namun ketika Anda mulai diubahkan dari dalam, dunia luar Anda
akan diciptakan ulang. Bukti pertama dari pekerjaan yang Allah laku-
kan dalam hati Anda akan ditemukan di dalam perkataan dari mulut
Anda.
Dalam setiap situasi yang kita hadapi, kita memiliki satu pilihan:
akankah kita mengucapkan bahasa sorga atau bahasa bumi? Bumi men-
gatakan realitas yang tampak. Sorga berbicara menurut satu Sumber ke-
benaran yang lebih tinggi.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bu-
kanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit
dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancang-
an-Ku dari rancanganmu.
Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kem-
bali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada
penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah
firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali ke-
pada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang
258 CERITA PERNIKAHAN

Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan


kepadanya.” (Yesaya 55:8-11)

Untuk mengucapkan bahasa Allah, kita harus mengetahui Firman-


Nya. Itu akan mengubah visi kita, membuat kita melihat yang tidak ter-
lihat dan mengatakan apa yang masih akan terjadi. Itu akan mengubah-
kan kata-kata kita ke dalam logat iman, yang lebih dari pada sikap positif
atau optimisme emosional. Itu tentang keyakinan yang teguh pada apa
yang telah dijanjikan.
Berikut ini adalah beberapa contoh tentang bagaimana bahasa sorga
dan bahasa bumi berbeda:

Bumi kita berkata, “Perceraian.” Sorga mengatakan, “Penyatuan.”


Bumi kita berkata, “Tidak ada harapan.” Sorga berkata, “Segala
sesuatu adalah mungkin.”
Bumi kita berkata, “Penolakan.” Sorga berkata, “Penerimaan.”
Bumi kita berkata, “Kau berhutang padaku!” Sorga berkata,
“Aku memberi dengan cuma-cuma.”
Bumi kita berkata, “Balas dendam.” Sorga berkata, “Pengam-
punan.”
Bumi kita berkata, “Aku tidak akan menjadi budakmu.” Sorga
berkata, “Aku akan menjadi hambamu.”
Bumi kita berkata, “Aku memandang rendah kelemahanmu.”
Sorga berkata, “Aku melihat potensimu, dan kasih-Ku menutupi
kelemahanmu.”
Bumi kita berkata, “Kau tidak memenuhi kebutuhan-kebu-
tuhanku.” Sorga berkata, “Aku ingin memenuhi kebutuhan-ke-
butuhanmu.”
MEMULAI KEMBALI 259

Kata-kata ini bisa jadi menginspirasi Anda karena maknanya, na-


mun mereka bertahan dan berkuasa ketika didasarkan pada kebenaran
yang lebih dalam dari Firman Allah. Kami mendorong Anda merang-
kul bahasa sorga dengan belajar memasangkan Kitab Suci dengan se-
tiap sikap dan pernyataan yang Anda bawa ke dalam pernikahan Anda.
Sebagai umat Allah, kita tahu bahwa “penderitaan ringan yang seka-
rang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-
galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena
yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah
kekal” (2 Korintus 4:17-18).
Lidah memiliki kuasa kehidupan dan kematian, dan dengan iman
kita dapat memanggil bahkan hal-hal yang belum nyata seolah-olah
mereka sudah nyata (lihat Amsal 18:21 dan Roma 4:17). Biarlah Firman
Allah membentuk dunia Anda.

Mengatakan Kebenaran

… berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh


di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus…. (Efesus 4:15)

Mengucapkan bahasa sorga selalu berarti mengatakan kebenaran.


Namun tidak semua cara menyampaikan kebenaran itu benar. Meng-
ucapkan bahasa Allah berarti kita mengatakan kebenaran di dalam ka-
sih.
Banyak pasangan berbuat salah dengan mengadopsi salah satu dari
dua pendekatan ekstrim ini. Sebagian pasangan menggunakan Firman
Allah untuk menyerang atau mengerdilkan pasangan mereka. Mereka
mengatakan kebenaran, namun mereka mengatakannya sebagai akibat
260 CERITA PERNIKAHAN

rasa frustrasi, kemarahan, dendam, atau sakit hati. Yang lainnya tidak
ingin menyebabkan penderitaan atau menciptakan konflik, sehingga
mereka mendiamkan kebenaran yang perlu diucapkan dan menjalan-
kan satu kasih tiruan yang palsu. Seiring waktu hal yang tak terelakkan
ini membantu berkembangnya perasaan mendalam akan kekecewaan
dan sakit hati, yang pada akhirnya akan membawa pada suatu ledakan
atau semacamnya. Pendekatan ini juga tidak akan mencapai apa yang
dimaksudkan Allah – agar kita menjadi semakin dan semakin seperti
Kristus.
Sebagai seorang suami atau istri, Anda menyadari kelemahan-
kelemahan pasangan Anda dalam cara yang tak dipahami seorang pun.
Anda dapat dengan mudah mengambil keuntungan terhadap pengeta-
huan Anda yang unik itu untuk melukai, mempermalukan, atau me-
nyalahkan pasangan Anda. Namun kita telah merangkul satu panggilan
yang lebih tinggi, bukan? Kita telah berkomitmen menjadi hamba ter-
besar dari pasangan kita, mengusahakan kepentingan terbaik mereka.
Perkataan-perkataan kita akan kebenaran dapat membantu pasangan
kita bertumbuh lebih menjadi seperti Kristus – namun kita tidak akan
pernah mengatakan perkataan-perkataan dengan nilai kekal jika kita
memakai lidah kita sebagai senjata yang melukai.
Jika kita ingin pernikahan kita sehat, kita harus menangani perilaku
yang bersifat merusak dan salah, namun ada suatu saat yang tepat dan
suatu tempat yang tepat untuk melakukannya. Apakah Anda pernah
memperhatikan bahwa menunjukkan kelemahan pasangan Anda di
tengah suatu perdebatan tidak akan pernah menuntun pada perubahan
positif? Malahan, biasanya itu akan menimbulkan perilaku yang lebih
buruk dan interaksi yang merugikan. Ketika Anda merasa sesuatu perlu
didiskusikan, tunggulah sampai Anda dan pasangan Anda telah men-
jadi tenang. Jika persoalannya serius, mungkin adalah gagasan yang
baik untuk merencanakan sebuah kencan sehingga Anda dapat men-
MEMULAI KEMBALI 261

gungkapkan diri Anda dalam kondisi yang lebih intim. Ini memban-
tu mengembangkan suatu lingkungan di mana pasangan Anda lebih
mungkin mendengarkan Anda.
Saya (Lisa) mengingat dengan jelas Allah pernah berkata pada saya,
“Lisa, jika kau ingin didengar, katakanlah dengan cara bagaimana kau
ingin didengar.” Untuk ini, kita dapat menambahkan dengan mudah,
“Katakanlah kapan Anda ingin didengar.” Pertengahan suatu konflik
biasanya bukanlah suatu saat yang tepat untuk menawarkan kritik yang
membangun. Saat terbaik membagikan koreksi ialah ketika pasangan
Anda merasa tenang dan siap menerima. Ketika Anda kelelahan, itu
saatnya untuk beristirahat. Ampuni, peluk satu dengan yang lain, dan
tentukan untuk kembali memulai diskusi esok paginya.
Sangatlah penting agar kita mengungkapkan kebenaran-kebenaran
yang sensitif dengan bermandikan kasih. Tidak ada yang senang dibi-
carakan tentang kegagalan dan kesalahan mereka, namun mereka yang
mau diajar mengambil manfaat dengan menyadari bidang-bidang di
mana mereka berkesempatan untuk bertumbuh.
Sebelum Anda menawarkan saran, periksalah motif Anda. Tanyalah
diri Anda sendiri, Apakah aku membagikan ini karena kasih, ataukah
aku sedang mencari keuntungan atau perlindungan untuk diri sendiri?
Apakah aku benar-benar peduli dengan kesejahteraan pasanganku, atau
apakah aku mencari balas dendam karena aku telah disakiti? Jika Anda
sedang menawarkan rekomendasi perilaku di tengah suatu perdebatan,
kemungkinannya usulan-usulan itu berasal dari keegoisan. Bagaimana-
pun juga, Anda bertanggung jawab untuk membuat bagaimana pa-
sangan Anda membuat Anda merasakan sesuatu.
Sangat sulit mengatakan kebenaran dalam kasih ketika Anda ter-
ganggu secara emosional. Namun, jika Anda menahan lidah Anda,
salah satu dari dua hal ini akan terjadi: Anda akan menyadari bahwa
Anda salah dan akan bersyukur karena Anda tidak mengatakan apa-
262 CERITA PERNIKAHAN

pun, atau Anda akan dapat dengan tenang dan tepat menyampaikan
sesuatu yang perlu didengar oleh pasangan Anda dengan jelas.
Kita telah belajar bahwa yang terbaik ialah selalu mengabaikan
pelanggaran-pelanggaran sepele dengan mempercayakan mereka ke-
pada Allah. Namun kita menyadari bahwa sebagian orang yang terluka
memang sulit melupakan. Dalam kasus perilaku merusak yang sudah
terbiasa, sebenarnya tidaklah sehat untuk menahan lidah Anda. Namun
perlunya menentang sesuatu bukanlah suatu lisensi untuk melukai.
Anda dapat mengatakan kebenaran dalam kasih dengan:

• Memeriksa motif Anda dalam terang Firman Allah.


• Memecahkan konflik dengan menyerang masalahnya, bukan
pasangan Anda.
• Mengendalikan lidah Anda dengan tidak berbicara secara
destruktif.
• Bersikap penyayang.
• Bersikap jujur.
• Menjawab dengan lembut.
• Terus-menerus menawarkan harapan.
• Berbicara dengan cara yang Anda inginkan orang lain berbicara
pada Anda.
• Memilih kata-kata, waktu, dan tempat untuk konfrontasi
dengan bijak.3

Salomo berkata, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesa-


manya” (Amsal 27:17). Ada ruang bagi gesekan dan bahkan perselisihan
yang kudus dalam hubungan kita. Jika ditangani dengan baik, momen-
momen pergesekan ini akan mengasah kekudusan dalam hidup kita.
Adalah penting untuk membahas persoalan-persoalan yang dapat
mengganggu kesatuan pernikahan Anda. Luka-luka kecil dapat men-
MEMULAI KEMBALI 263

jadi luka yang mendalam jika tidak ditangani dengan benar, dan sering
kali pasangan kita tidak menyadari rasa sakit yang mereka sebabkan
pada kita. Dengan mendiskusikan berbagai keprihatinan yang lahir
dari kasih terhadap Allah dan satu sama lain akan menolong kita ber-
tumbuh dalam kesatuan dan menjadi pasangan yang lebih baik.

Hari 3

Bahasa Kasih

Sejauh ini, kita telah mendiskusikan bahasa dalam suatu pengertian


yang kurang lebih tradisional, dengan berfokus pada kata-kata yang
kita ucapkan dan bagaimana kita berbicara kepada mereka. Sekarang
kami ingin sedikit menyesuaikan fokus kita dan mendiskusikan satu
aspek lain dari bahasa bersama. Di bab empat, kami membagikan bah-
wa pernikahan kita akan menjadi lebih kuat jika kita menyadari bahwa
pasangan kita mungkin tidak melayani kita dengan cara yang sama se-
perti kita melayani mereka. Demikian pula, orang-orang memberi dan
menerima kasih dengan cara yang berbeda-beda. Sebuah buku yang
luar biasa untuk menolong Anda menafsirkan berbagai bahasa kasih
– satu buku yang telah sangat menguntungkan hubungan kami – ialah
The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your
Mate oleh Gary Chapman.
Untuk menolong Anda memahami mengapa ini penting, kami akan
memakai pernikahan kami sebagai satu contoh. Cara-cara utama saya
(Lisa) untuk menunjukkan kasih ialah melalui waktu yang berkualitas
dan tindakan pelayanan. Ini berarti bahwa di awal-awal pernikahan
kami, saya sibuk mengerjakan banyak hal (mencuci, meletakkan ubin,
memasak, bersih-bersih, menjaga anak-anak, mengecat, dan berkebun)
264 CERITA PERNIKAHAN

untuk menunjukkan kasih saya yang melimpah kepada John. Saya juga
berusaha melakukan percakapan mendalam yang penuh makna se-
bagai cara menghabiskan waktu berkualitas dengan John sementara
saya melakukan berbagai hal yang saya rasa dieja sebagai kasih.
Saya (John) tidak berada di halaman yang sama seperti Lisa. Saya
menunjukkan kasih dengan berbeda, melalui sentuhan fisik dan kata-
kata yang meneguhkan. Lisa memasak makanan yang lezat, menarik
karpet, dan meletakkan ubin, namun saya tidak mendengar, “Aku me-
ngasihimu.” Dan ketika saya dengan sungguh-sungguh mengucapkan
kata-kata yang meneguhkan dan menawarkan kasih sayang secara fisik
kepadanya, dia juga tidak mendengar, “Aku mengasihimu.” Seolah-olah
kami berdua sedang mengucapkan satu bahasa asing.
Agar suatu pernikahan menjadi sehat, kedua pasangan seharus-
nya merasa gembira dan dicintai, dan setiap orang layak untuk dicin-
tai dengan satu cara yang dapat mereka dengar. Dalam pengertian ini,
tidak ada yang salah dengan membiarkan satu sama lain mengetahui
bagaimana Anda mendengarkan kasih disampaikan. Kami mendo-
rong Anda dan pasangan Anda untuk belajar tentang bagaimana Anda
menunjukkan kasih dengan membaca buku Dr. Chapman atau dengan
melakukan evaluasi gratis di 5lovelanguages.com. Diskusikanlah hasil-
hasil Anda. Kira-kira bagaimana rasanya mengatakan bahasa kasih satu
sama lain dalam hubungan Anda yang unik? Percakapan ini paling baik
dilakukan dalam cara yang baik dan tidak menuduh. Katakanlah hal-
hal seperti, “Aku merasa dicintai ketika kau…” dan kemudian jelaskan
dengan terperinci.4
Pemakaian kata-kata atau tindakan-tindakan sengaja yang telah ter-
biasa dengan pengetahuan Anda terhadap sikap pasangan Anda dalam
menunjukkan kasih sayang akan meluaskan perbendaharaan kasih di
dalam penyatuan Anda. Ini akan menguatkan dasar yang Anda dirikan
dengan menggunakan bahasa sorga dan mengatakan kebenaran dalam
MEMULAI KEMBALI 265

kasih. Saat dipergunakan bersama-sama, faktor-faktor ini akan mem-


bentuk satu bahasa bersama dalam penyatuan Anda.
Berikutnya, kita akan melihat pada bagaimana Anda dapat mem-
bangun aspek kedua yang memampukan apa yang tidak mungkin:
kesatuan.

Di Bawah Misi

Salah satu hal yang sering Yesus tegaskan selama pelayanan-Nya ialah
pentingnya menjadi satu. Sebagai contoh, ambillah satu cerita yang di-
catat dalam Injil Yohanes. Pada malam Dia dikhianati, Yesus berdoa
agar kita hidup dalam kesatuan:

Aku berdoa bukan hanya untuk [murid-murid-Ku]


Namun juga untuk mereka yang akan percaya kepada-Ku
Karena mereka dan kesaksian mereka mengenai Aku.
Tujuannya ialah supaya mereka semua menjadi satu hati dan
pikiran –
Sama seperti Engkau, Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau,
Sehingga mereka menjadi satu hati dan pikiran dengan kita.
Maka dunia akan percaya bahwa sebenarnya Engkaulah yang
mengutus Aku.
Kemuliaan serupa yang Engkau berikan pada-Ku, Kuberikan
pada mereka,
Sehingga mereka akan satu dan bersama, sama seperti kita –
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku.
Maka mereka akan menjadi dewasa di dalam kesatuan ini,
Dan memberikan bukti kepada dunia yang tidak percaya pada
Allah ini.
266 CERITA PERNIKAHAN

Bahwa Engkaulah yang mengutus Aku dan mengasihi mereka


Sama seperti Engkau telah mengasihi Aku.
(Yohanes 17:20-23 The Message, penekanan ditambahkan)

Kesatuan menunjukkan kemuliaan Allah. Itu memperlihatkan


kuasa karya pendamaian Anak-Nya. Sementara banyak orang berusa-
ha membuktikan injil dengan pemikiran atau argumen yang memak-
sa, bukti pertama dan terbaik tentang kasih Allah untuk dunia ialah
bagaimana kasih-Nya ditunjukkan di tengah-tengah umat-Nya.
Kesatuan tidak hanya berbicara kepada mereka yang berada di luar
kerajaan Allah; ia juga bermanfaat bagi kita. Di dalam kesatuan inilah
Allah memerintahkan suatu berkat (lihat Mazmur 133). Dengan cara
ini, kesatuan merupakan suatu ancaman ganda untuk kerajaan kege-
lapan: ia membawa rahmat kepada umat Allah dan pada saat yang sama
mendorong orang-orang yang terhilang memperhatikan kasih Allah
bagi mereka.
Maka tidaklah mengejutkan bahwa sang musuh akan melakukan
apapun yang dia bisa untuk menciptakan perpercahan di dalam per-
nikahan Anda – dan setiap keegoisan dan rasa takut yang Anda sem-
bunyikan hanya akan menolong maksudnya. Karena tetap bersama
menuntut kita memerangi musuh dan sifat dasar manusia kita, itu kerja
keras. Itu menuntut anugerah dari Roh Allah dan satu kesadaran akan
tujuan yang jelas yang melampaui berbagai kesulitan saat ini. Dengan
menyimpan ini dalam pikiran, mari kembali sekali lagi melihat pada
Efesus 5:21:

Dan selanjutnya, tunduklah kepada satu dengan yang lain, yang


berasal dari penghormatan bagi Kristus.
MEMULAI KEMBALI 267

Dalam bab sebelumnya, kami membahas peran-peran yang di-


mainkan kedua pasangan dalam ketundukan kepada satu dengan yang
lain sebagai hamba yang tidak egois. Sekarang kami akan meluaskan
pengertian Anda tentang ketundukan diri dan bagaimana hal itu me-
nolong kita menjadi satu.
Pikirkan ini: kata depan sub berarti “di bawah,” dan misi adalah
suatu penugasan. Gabungkan mereka bersama-sama, dan kita dapat
menarik satu kesimpulan bahwa submission (ketundukan) berarti “di
bawah penugasan atau misi yang sama.”5 Anda telah menghabiskan
waktu yang penting untuk mendokumentasikan tujuan-tujuan perni-
kahan Anda dan menetapkan strategi tentang langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapainya. Karena itu, biarlah panggilan pada ke-
tundukan ini, berguna sebagai satu pengingat bahwa setiap tujuan yang
Anda miliki bagi pernikahan Anda tunduk di bawah tujuan utama un-
tuk menunjukkan kasih dan kemuliaan Allah. Kedua pasangan adalah
subyek pada otoritas misi yang Allah berikan, dan itulah yang akan
mendorong kita menjadi satu.
Cara pandang inilah yang memampukan kedua pasangan menjadi
kuat di dalam pernikahan mereka. Ketundukan diri tidak menuntut
satu pasangan untuk menjadi kuat dan yang lain menjadi lemah. Kare-
na pernikahan menegakkan suatu misi dengan begitu hebat, lebih besar
dari siapapun kita, ia memerlukan dua orang kuat untuk membangun
satu penyatuan yang kuat. Harap mengerti bahwa dalam mengguna-
kan kata kuat, kami tidak merujuk pada kepribadian atau kemampuan
fisik. Kami sedang membahas tentang peran serta. Seperti sudah kami
nyatakan sebelumnya, pernikahan bukanlah tentang dominasi; itu ten-
tang kuasa. Itu tentang memperoleh wilayah, bukan soal mengambil
wilayah orang lain.
Ada bidang-bidang dari pernikahan dan keluarga kami, dan pe-
ngaruh yang lebih besar di mana saya (John) lebih terampil dari pada
268 CERITA PERNIKAHAN

Lisa. Ia dengan senang hati menyerahkan bidang-bidang itu pada saya.


Begitu juga, ada bidang-bidang di mana Lisa jauh lebih terampil dari
saya. Dalam hal-hal itu, dengan senang hati saya mempercayakannya
pada pengertian dan keahliannya. Kami disatukan di bawah misi yang
sama, dan misi kami menuntut yang terbaik yang kami berdua harus
tawarkan.
John selalu lebih unggul dalam menangani keuangan kami. Ia ti-
dak pernah punya kesulitan apapun dalam mempercayai bahwa Allah
akan memenuhi kebutuhan kami dan memberkati kehidupan kami.
Setiap rumah yang kami miliki, dialah yang menemukannya. Ketika
dia mengambil alih pembayaran tagihan-tagihan, rasanya seperti suatu
batu besar berguling dari pundak saya (Lisa). Saya telah menangani-
nya karena perjalanan dan jadwal kantor John yang padat. Melihat rasa
frustrasi saya dengan tugas itu, ia menawarkan untuk mengambil alih-
nya. Apa yang menjadi beban bagi saya mudah saja baginya. Ia ung-
gul dengan rumah, mobil dan pembelian-pembelian besar lainnya. Ia
juga terhubung baik dengan putra-putra kami melalui perlombaan, per-
mainan, dan kegiatan serupa.
Di sisi lain, saya telah menangani urusan rumah tangga. Saya selalu
menginginkan adanya suatu tempat di mana makan bersama keluarga
terjadi di sekeliling meja. Saya senang memberi makan keluaga saya,
dan saya ingin agar putra-putra saya mengundang teman-teman me-
reka juga. Saya juga ingin rumah kami menjadi satu tempat di mana
John dapat mengurangi tekanan ketika ia kembali dari suatu perja-
lanan.
Temukanlah di mana Anda dan pasangan Anda paling baik diper-
lengkapi untuk memimpin. Belajarlah untuk mempercayakan kepada
satu sama lain dalam bidang-bidang karunia Anda masing-masing.
Dengan rela, berserahlah pada kepemimpinan satu dengan yang lain di
bidang-bidang kekuatan yang akan memampukan Anda mencapai misi
Anda bersama.
MEMULAI KEMBALI 269

Hari 4

Prioritas

Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka mene-
rima upah yang baik dalam jerih payah mereka. (Pengkhotbah
4:9)

Misi dan prioritas bukanlah hal yang sama, namun keduanya ber-
jalan beriringan. Menyepakati dan mendukung prioritas yang sama sa-
ngatlah penting untuk memelihara kesatuan.
Prioritas-prioritas kita didikte oleh tujuan terbesar kita: untuk me-
ngenal dan menyatakan kasih Allah. Karena ini adalah suatu misi mi-
lik setiap orang percaya, kita semua dapat menegakkan prioritas yang
sama, meskipun strategi untuk melakukannya akan terlihat berbeda
dari setiap pasangan dan dari musim ke musim. Kami mengusulkan
agar Anda melihat prioritas-prioritas Anda demikian:
1. Allah. Allah sesungguhnya bukan “yang pertama”. Dia ada
di atas segalanya, dan hubungan dengan-Nya sangatlah pen-
ting untuk keberhasilan serta setia dalam setiap bidang lain
dalam kehidupan. Dia seharusnya mencakup dan mendiami
setiap prioritas kita. Namun demi untuk memperjelas, kami
akan menandai-Nya sebagai yang pertama dalam daftar ini.
Jadi, dapat dikatakan, Allah adalah yang terutama.
Namun hubungan kita dengan Allah dan pekerjaan yang
kita lakukan untuk-Nya bukanlah hal yang sama. Adalah
menggoda, khususnya bagi para pelayan atau orang-orang
lain yang melayani di gereja, untuk memprioritaskan peker-
jaan pelayanan di atas keluarga kita. Harap jangan biarkan
keluarga Anda menjadi mangsa dari penyimpangan ini.
270 CERITA PERNIKAHAN

2. Pasangan. Sekali lagi, ada potensi tak kentara namun meru-


pakan penyimpangan yang sangat merugikan di sini. Anak-
anak Anda memang penting, namun mereka tidak seharus-
nya diurus hingga mengabaikan pasangan Anda. Anak-anak
Anda suatu hari nanti akan dewasa dan meninggalkan
pengasuhan Anda, namun Anda berada dalam hubungan
perjanjian dengan pasangan Anda seumur hidup. Pastikan
Anda membangun kehidupan Anda bersama sedemikian,
sehingga ketika anak-anak Anda meninggalkan rumah,
Anda berdua masihlah sahabat yang terbaik.

3. Anak-anak. Rincian-rincian pasti tentang keterlibatan ma-


sing-masing pasangan dan peran dalam pengasuhan anak-
anak mereka akan bervariasi dari musim ke musim, khusus-
nya bergantung pada prioritas berikutnya – panggilan Anda.
Jika salah satu atau Anda berdua bekerja di luar rumah,
Anda akan memiliki tanggung jawab dalam bidang-bidang
tambahan akan bisnis atau pelayanan. Jika menggenapi
panggilan Anda saat ini berarti tinggal di rumah dengan
anak-anak Anda, perbedaan yang kami lakukan antara pri-
oritas ini dan yang berikutnya tidak dapat diterapkan. Na-
mun seperti yang C.S. Lewis katakan, “Ibu rumah tangga
memiliki karir yang utama.”

4. Panggilan. Sebenarnya, panggilan Anda termasuk se-


galanya pada daftar ini – dan segalanya dalam kehidupan
Anda. Namun sekali lagi, kami akan membatasi cakupan
istilah ini demi memperjelas. Apa yang kami rujuk sebagai
“panggilan” ialah apa yang telah Allah panggil untuk Anda
dan pasangan Anda lakukan sebagai pribadi dalam dunia
MEMULAI KEMBALI 271

pemerintahan, bisnis, pemeliharaan kesehatan, pendidikan,


pelayanan, seni, media atau yang lainnya.
Dalam pernikahan kami, ini menjadi suatu bidang yang
kami lakukan bersama, namun banyak pasangan yang tidak
bekerja atau melayani di lembaga yang sama dengan pa-
sangan mereka. Jika ini adalah keadaan dalam pernikahan
Anda, Anda masih dapat saling memperhatikan pekerjaan
satu dengan yang lain dan saling meminjamkan dukungan
vital satu dengan yang lain. Seperti yang dikatakan Salomo,
ketika dua orang bekerja bersama-sama, mereka dapat me-
nolong keberhasilan satu sama lain.

5. Istirahat. Sabat ditetapkan oleh Allah, bukan manusia. Ke-


tika kita beristirahat, setiap prioritas lainnya berjalan de-
ngan baik. Allah ingin hidup kita memerlukan istirahat dan
rekreasi – yang artinya tidak sama dengan bermalas-malas.
Kita beristirahat dengan memberi waktu untuk hal-hal yang
memulihkan kita secara rohani, fisik, dan emosional. Hal
penting dalam pernikahan ialah agar kita menemukan cara
untuk beristirahat bersama, bukan hanya beristirahat sen-
dirian. Bagi kami, ini berarti menemukan dasar dan minat
yang sama untuk dinikmati bersama, seperti menghabiskan
waktu dalam percakapan biasa tentang mimpi-mimpi kami
untuk keluarga dan pelayanan kami. Belajar beristirahat dan
rekreasi bersama-sama merupakan bagian dari menyatukan
dua kehidupan menjadi satu.

6. Komunitas. Dalam begitu banyak pernikahan, suami dan is-


tri memelihara kehidupan sosial yang terpisah sama sekali.
Sementara memang penting mempunyai waktu dengan se-
272 CERITA PERNIKAHAN

sama pria atau wanita dan untuk membangun persahabatan


dengan orang-orang lain selain pasangan Anda, dalam suatu
pernikahan yang sehat, kehidupan sosial pasangan akan sa-
ling silang-menyilang. Teman-teman kita memainkan peran
yang penting dalam mendorong, mendukung, dan menguat-
kan kita. Karena kita satu daging, kita seharusnya memiliki
banyak teman yang mengenal dan mengasihi kita berdua.

Kami tidak dapat cukup menekankan betapa pentingnya memiliki


teman-teman yang dengan sengaja memberkati penyatuan Anda. Kami
berdua memiliki teman-teman yang melayani peran-peran yang sangat
berbeda dalam kehidupan kami. Saya (John) mempunyai teman-teman
bermain golf yang dengannya saya hanya melakukan rekreasi bersama.
Saya juga punya teman-teman bermain golf yang dapat saya curahkan
isi hati dan jiwa saya. Orang-orang yang saya bagikan tantangan-tan-
tangan dan kelemahan-kelemahan saya dengan kasih, baik Lisa mau-
pun saya.
Karena hidup saya (Lisa) begitu padat dan saya tidak bermain golf,
saya benar-benar hanya punya teman-teman sehati yang menantang
saya bertumbuh lebih dalam di setiap bidang tentang kasih. Mereka
adalah para perempuan yang mehamami tantangan-tantangan unik
yang menyatakan diri mereka dalam hidup dan pernikahan saya. Seba-
gian adalah teman terbaik pada saat tantangan-tantangan timbul dalam
pelayanan, dan yang lain adalah teman terbaik untuk berkonsultasi ke-
tika muncul konflik dalam hubungan. Kami menghargai mereka semua
lebih dari pada emas.
Ada beberapa orang yang merupakan teman kami di masa lalu na-
mun yang pada akhirnya kami harus menjauhkan diri dari mereka.
Mereka lebih menyukai salah satu dari kami lebih dari yang lain dan ti-
dak mendukung kesatuan dalam pernikahan kami. Jika seorang teman
MEMULAI KEMBALI 273

bukanlah untuk Anda berdua, janganlah berteman dengan mereka.


Mereka dengan pasti akan menciptakan perpecahan dalam penyatuan
Anda.

Memilih untuk Mengasihi

Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan


dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, ke-
rendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu
seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang
lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain,
sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat ju-
galah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih,
sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
(Kolose 3:12-14, penekanan ditambahkan)

Kasihlah yang mengikat kita berdua dalam keharmonisan. Itulah


landasan kesatuan, kunci sejati untuk melihat hal-hal yang mustahil.
Dalam Efesus 5:28, Paulus mengatakan bahwa “suami-suami harus
mengasihi istri-istri mereka.” Kata harus menekankan bahwa ini adalah
suatu kewajiban yang sangat keras. Prinsip yang lebih besar yang diko-
munikasikan – satu hal yang diterapkan kepada suami dan istri – ialah
bahwa kita harus mengasihi satu dengan yang lain tak peduli bagaima-
na yang kita rasakan.
Budaya kita melukiskan kasih sebagai suatu perasaan, sesuatu yang
tidak dapat dikendalikan namun hanya dapat ditanggapi. Jika kita
merasakan cinta, kita bertindak seperti mereka yang sedang jatuh cinta.
Tidak diperlukan waktu yang lama untuk menemukan bahwa perasaan
cinta tidak selalu hadir, namun kasih selalu merupakan suatu pilihan.
274 CERITA PERNIKAHAN

Allah memilih mengasihi kita. Jika kita akan memilih mengasihi, pera-
saan pada akhirnya akan mengikuti tindakan-tindakan kita. Tindakan
iman – seperti menunjukkan kasih ketika tidak ada bukti perasaan –
dapat memindahkan gunung. Allah rindu memberkati tindakan-tin-
dakan kita. Dietrich Bonhoeffer berkata:

Bukanlah cinta Anda yang memelihara pernikahan, namun


pernikahanlah yang memelihara cinta Anda.

Satu-satunya cara pernikahan Anda dapat memelihara cinta Anda


ialah jika pemenuhan emosi dan rohani Anda berasal dari persekutuan
dengan Roh Allah. Ketika kita bersandar pada sumber yang salah – yai-
tu dari kekuatan kita sendiri – cinta kita akan gagal ketika diuji oleh
absennya perasaan. Namun ketika kita mendasarkannya pada kasih Al-
lah, tindakan-tindakan kasih kita dapat menjaga kita dalam kesatuan
ketika perasaan kita tertatih-tatih.
Jangan salah. Pernikahan tidak dimaksudkan hampa akan pe-
rasaan. Namun seperti yang dijelaskan oleh C.S. Lewis:

Peraturan untuk kita semua benar-benar sederhana. Jangan sia-


siakan waktu dengan menyusahkan apakah Anda ‘mengasihi’
tetangga Anda; bertindaklah seolah jika Anda mengasihinya.
Begitu Anda melakukan ini, kita akan menemukan salah satu
dari rahasia terbesar. Ketika Anda berperilaku seolah jika Anda
mengasihi seseorang, Anda akan segera mengasihinya.6

Anda dapat terus menunjukkan kasih kepada pasangan Anda bah-


kan ketika Anda tidak mengalami perasaan cinta. Anda dapat memilih
untuk melayani, merayakan dan mendukung. Ketika hidup Anda se-
laras dengan kasih, emosi Anda pada akhirnya akan meneguhkan apa
yang ditunjukkan oleh tindakan-tindakan Anda.
MEMULAI KEMBALI 275

Hari 5

Menghasilkan yang Terbaik

Kasih Kristus menjadikan Gereja utuh. Firman-Nya membang-


kitkan kecantikan-Nya. Segala sesuatu yang Dia lakukan dan
katakan dirancang untuk menghasilkan yang terbaik darinya…
(Efesus 5:26-27 The Message)

“Seorang perempuan yang bijak,” tulis Salomo, “membangun


rumahnya” (Amsal 14:1). Karena perempuan-perempuan bijaksana
membangun rumah mereka, laki-laki bijaksana akan membangun
perempuan-perempuan mereka! Dengan membangun satu sama lain,
kita menunjukkan keserupaan dengan Kristus kepada pasangan kita.
Menemukan yang terbaik dari Allah bagi pernikahan kita berarti
menghasilkan yang terbaik dalam satu sama lain.
Kasih kita bagi pasangan kita ialah suatu tindakan bekerjasama
dengan sorga, suatu kesepakatan dengan kasih sayang dari Allah. Allah
tidak mendefinisikan pasangan Anda dengan kelemahannya, melain-
kan dengan anugerah dan kasih-Nya. Allah berbicara terhadap potensi
pasangan Anda dan mengundang Anda melakukan hal yang sama.
Seperti yang kami sebutkan, ketika Lisa masih seorang gadis kecil,
ia kehilangan satu matanya karena kanker. Karena hal ini, ia punya satu
ketakutan yang teramat besar saat berada di depan orang-orang. Saya
(John) mengetahui tentang ketakutan Lisa, namun saya juga tahu bah-
wa Allah menganugerahinya dengan hikmat yang luar biasa.
Ketika saya masih seorang pendeta untuk pemuda, kadang-kadang
saya akan mengatakan pada Lisa bahwa saya menginginkannya ber-
bicara kepada gadis-gadis di kelompok pemuda. “Tentu saja tidak!” ia
akan protes. “Saya bukan satu paket transaksi. Gereja menyewamu se-
bagai pendeta pemuda, bukan saya.”
276 CERITA PERNIKAHAN

Saya akan mendengarkan keberatan-keberatannya, mengetahui itu


berakar pada ketakutan dan bukan pada satu keinginan untuk membe-
rontak terhadap anugerah Allah atas hidupnya. Ia begitu ketakutan un-
tuk berbicara, namun kapanpun ia melakukannya, orang-orang akan
menemui saya setelah kebaktian untuk memberitahu saya alangkah
dalamnya pesannya mempengaruhi mereka. Jadi ketika ia protes, saya
akan membalas, “Bersiap-siap sajalah kau untuk saya panggil malam
ini.”
Saya (Lisa) berpikir John sedang berusaha membuat saya menjadi
sesuatu yang bukan saya. Ia tahu gadis-gadis di kelompok pemuda me-
merlukan satu suara perempuan dalam kehidupan mereka, namun saya
merasa sangat tidak memenuhi syarat. Saya tidak sadar bahwa selain
mencari satu teladan bagi mereka, ia sedang berusaha menciptakan
suatu lingkungan bagi karunia-karunia saya untuk bertumbuh subur.
Ia melihat sesuatu di dalam saya yang tidak saya lihat dalam diri saya.
Dan meskipun saat itu saya akan terus-menerus sepanjang malam
memohon kepada John untuk tidak membuat saya berbicara, ia tidak
pernah berhenti mengatur posisi saya sehingga Allah dapat mengelu-
arkan yang terbaik-Nya dalam diri saya. Saya membencinya pada saat
itu. Namun, menoleh ke belakang, itulah bukti bahwa ia dengan penuh
kasih mendorong saya melampaui ketakutan dan keterbatasan saya.
Seperti halnya John telah menolong saya, saya meminjamkan kekua-
tan saya kepadanya dalam cara yang berbeda. Di tahun-tahun awal itu,
saya sangat aktif mengedit buku-bukunya dan memastikan buku-buku
itu menyampaikan isi hatinya dengan tepat. Sedemikian banyak dari
kesempatan yang kami miliki untuk melakukan pelayanan bersama
muncul karena kami menyukai satu sama lain bertumbuh.
Barangkali Anda dan pasangan Anda belum belajar bagaimana
mengeluarkan yang terbaik dalam diri satu sama lain. Bahkan mung-
kin Anda telah terbiasa dengan perilaku yang bertentangan, menggu-
MEMULAI KEMBALI 277

nakan posisi keintiman dan pengaruh Anda untuk saling mematahkan


satu sama lain. Hari ini dapat menjadi permulaan hari yang baru. Anda
dapat menegakkan satu standar yang baru.
Tidak pernah terlalu terlambat untuk memulai kembali. Jika Anda
ingin belajar menghasilkan yang terbaik dalam diri pasangan Anda,
harap temukan satu waktu dan tempat yang tenang sendirian untuk
berdoa bersama pasangan Anda. Ucapkan kata-kata berikut ini kepada
Allah:

Bapa sorgawi, kami bertobat karena merusak penyatuan yang


Engkau bangun di antara kami. Pernikahan kami ialah karya
agung-Mu, dan kami tidak mengurusnya dengan rasa hormat
yang layak didapatkannya. Kami bersyukur pada-Mu karena
kemurahan-Mu yang baru atas hidup kami yang memampukan
kami untuk memulai kembali. Roh Kudus, kami memohon Eng-
kau memberi kami anugerah yang kami perlukan untuk melihat
pada satu sama lain melalui kasih-Mu. Berilah kami pemahaman
yang lebih luas tentang bagaimana kami dapat merayakan dan
melayani satu sama lain. Berilah kami mata untuk melihat ka-
runia-karunia dan kekuatan yang Engkau inginkan untuk di-
perkuat di dalam diri kami masing-masing, dan tunjukkanlah
pada kami bagaimana kami dapat menjuarai karya-Mu. Kami
percaya bahwa kami lebih baik bersama dari pada mengandal-
kan diri kami sendiri. Kami ingin bertumbuh dalam kepenuhan
yang Engkau rancangkan bagi hidup dan penyatuan kami, untuk
kemuliaan-Mu. Dalam nama Yesus, amen.

Berikutnya, kami telah memasukkan pernyataan untuk Anda laku-


kan secara langsung kepada pasangan Anda. Tataplah matanya dan
ucapkan kata-kata ini:
278 CERITA PERNIKAHAN

Suami:
Ampunilah aku karena menggunakan kekuatanku untuk
menekan dan menjatuhkanmu. Ampunilah aku karena tidak
berkata-kata tentang kebajikanmu, kecantikanmu, kebijaksa-
naanmu, dan kebaikanmu. Ampunilah aku karena tidak men-
ciptakan suatu lingkungan yang di dalamnya kau dapat bertum-
buh dengan subur. Ampunilah keegoisanku dalam percakapan
kita, saat kita bersama, dan di ranjang kita. Aku percaya Allah
dapat menyembuhkan, memulihkan dan memuliakan penyatuan
kita. Aku percaya kepadamu dan aku dapat melakukan apapun
melalui Dia yang menguatkan kita. Kita akan mengambil kuasa,
berlipatganda, dan berbuah subur bersama-sama di dalam nama
Yesus.

Istri:
Ampunilah aku karena menggunakan kekuatanku untuk menun-
jukkan kelemahan-kelemahanmu. Ampunilah aku karena tidak
menghormatimu dan menjadi egois dalam komunikasi kita. Mu-
lai sekarang aku akan menggunakan kata-kataku untuk mem-
bangun hidupmu. Ampunilah aku untuk saat-saat di mana aku
bukanlah seorang penjaga hatimu. Aku percaya kepadamu, dan
aku percaya pada kita. Aku percaya Allah dapat membuat se-
gala sesuatunya menjadi baru. Aku memilih untuk mengasihi
dan mengampunimu. Ini adalah satu hari baru yang dipenuhi
dengan kemurahan dan kebenaran. Marilah kita mencintai dan
bermimpi kembali.

Teman-teman yang terkasih, kami percaya semua yang terbaik


masih ada di hadapan Anda. Dengan anugerah Allah, warisan Anda,
keintiman Anda, dan pengaruh Anda dapat melampaui semua harapan
MEMULAI KEMBALI 279

dan dugaan-dugaan Anda. Dalam kesatuan satu sama lain, dan dengan
kuasa dan ilham dari Roh Kudus, Anda akan menuliskan sebuah cerita
yang menyampaikan kasih Kristus di bumi ini – dan menyenangkan
Dia yang bertakhta di sorga.
Penugasan untuk memulai kembali ini layaknya suatu pilihan atas
kepercayaan. Ini bukanlah suatu kesempatan sekali seumur hidup; ini
adalah suatu kesempatan yang terus-menerus selagi masih ada kehi-
dupan. Memulai kembali berarti kita hidup di masa kini dengan me-
lupakan masa lalu kita sementara kita menata hati kita untuk sesuatu
yang ada di depan.
Semua hal yang kami sajikan di sini tidak ada lebihnya dari sekadar
gagasan-gagasan yang baik jika kita tidak memalingkan penyatuan kita
kepada Dia yang sanggup melakukannya. Yudas 1:24-25 menempatkan
kita pada satu pewahyuan akan segala sesuatu yang mungkin terjadi:

Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersan-


dung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh
kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juru-
selamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah ke-
muliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad
dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.

Allah adalah penjaga kita. Dia sendirilah yang dapat memindahkan


pernikahan kita keluar dari dunia bayang-bayang. Dia mempercayakan
kita dengan sukacita dan kemuliaan pernikahan agar kita dapat memu-
liakan Dia. Hidup kita adalah pesan yang hidup dan bernapas kepada
orang-orang lain yang mengamati kita untuk mengasihi dan bertum-
buh dengan baik.
Setiap musim semi ialah satu permulaan yang baru.
280 CERITA PERNIKAHAN

Karena lihatlah, musim dingin telah berlalu;


Hujan sudah berhenti dan sudah lalu.
Bunga-bunga tampak di bumi,
Saat untuk bernyanyi telah tiba. ...
(Kidung Agung 2:11-12 ESV)
Renungan Hari 1

MENGHARAPKAN HAL-HAL BESAR


[Apa, apa yang akan terjadi denganku] jika aku tidak percaya bahwa aku
akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikan-
lah dan berharaplah dan harapkanlah Tuhan; Beranilah dan teguhlah dan
biarlah hatimu kuat dan bertahan. Ya, nantikanlah dan berharaplah dan
harapkanlah Tuhan.
—Mazmur 27:13-14 AMP

Bapa sorgawi Anda sangat mengasihi Anda dan pasangan Anda. Dia
ingin pernikahan Anda berhasil. Bahkan, Dia sedang “[mengharapkan,
memandang, dan rindu] untuk menunjukkan kasih kepadamu” (Yesaya
30:18 AMP).

Pertanyaannya ialah, harapan-harapan apa yang saat ini Anda miliki


untuk pernikahan Anda? Apa kemungkinan-kemungkinan yang diil-
hami Allah yang sedang Anda doakan dan percayai?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Ambillah waktu untuk merenungkan apa yang Firman Allah katakan


tentang harapan.

…Karena Engkau melakukan hal-hal menakjubkan melampaui


harapan-harapan tertinggi kami, dan betapa gunung-gunung
berguncang! Sebab sejak dunia dimulai, tidak seorangpun
yang pernah melihat atau mendengar satu Allah yang demikian
seperti Allah kita, yang bekerja untuk orang-orang yang
menantikan Dia!
—Isaiah 64:3-4 TLB

Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi


pengertian kepada orang-orang bodoh. Mulutku kungangakan
dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-
perintah-Mu. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, se-

281
282 CERITA PERNIKAHAN

bagaimana sepatutnya terhadap orang-orang yang mencintai


nama-Mu.
—Mazmur 119:130-132

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena
rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh ke-
bangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu
hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu ba-
gian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang
tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
—1 Petrus 1:3-4

…Karena Tuhan ialah satu Allah yang adil. Berbahagia-


lah (bergembiralah, beruntunglah, irilah) semua orang yang
[sungguh-sungguh] menantikan Dia, yang mengharap dan
memandang dan merindukan Dia [untuk kemenangan-
Nya, perkenanan-Nya, kasih-Nya, damai-Nya, sukacita-Nya,
dan penyertaan-Nya yang tiada bandingannya dan tiada
putus-putusnya!
—Yesaya 30:18 AMP
[penekanan ditambahkan kepada ayat-ayat ini]

Sebelumnya dalam buku ini, kita membahas tentang bahaya dari


harapan-harapan yang tidak realistis. Berdasarkan apa yang telah Anda
pelajari dari ayat-ayat ini, apa sajakah manfaat dari memiliki jenis peng-
harapan yang benar?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Harapan-harapan terbesar ialah harapan-harapan yang dibentuk oleh


pengetahuan akan janji-janji, sifat dan rencana Allah.

Tidak ada yang terlalu sulit atau mustahil bagi Allah. Bacalah Kejadian
18:13-14; Matius 19:26; Markus 9:23-24; Lukas 1:36-37; Efesus 3:20.
Apa yang sedang Tuhan tunjukkan pada Anda mengenai kuasa dan
kemampuan-Nya yang tidak terukur?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
MEMULAI KEMBALI 283

Lihat, Aku sedang melakukan suatu hal yang baru! Sekarang ia


berkembang; tidakkah kau merasakannya?...
—Yesaya 43:19 NIV

Kita melayani satu Allah yang menjadikan segala sesuatu baru. Apa-
kah Anda menginginkan sesuatu dalam pernikahan Anda untuk diper-
baharui? Apakah Anda memerlukan cinta yang baru, mimpi-mimpi
yang baru, kesatuan yang baru, atau keintiman yang baru? Anda dapat
mengharapkan Bapa Anda untuk melakukan satu hal yang baru ketika
Anda memintanya dari-Nya. Tuliskanlah apa yang Anda inginkan untuk
diperbaharui, lalu doakanlah dan serahkanlah itu kepada Allah.
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Renungan Hari 2

UCAPKAN KEHIDUPAN
Kata-kata memuaskan pikiran sama seperti buah memuaskan perut;
perkataan yang baik sama memuaskannya seperti suatu panen yang baik.
Kata-kata membunuh, kata-kata memberi kehidupan;
mereka beracun atau berbuah – kau pilihlah.
—Amsal 18:20-21 The Message

Bahasa bumi atau bahasa sorga – yang mana yang paling sering
Anda ucapkan? Yang pertama mengakibatkan kematian, yang kedua
membawa kehidupan. Dalam setiap situasi yang Anda hadapi, Anda
memiliki pilihan untuk mengucapkan yang satu atau yang lainnya.
Seperti yang dibagikan Pendeta Jimmy Evans:

“Komunikasi bertindak sebagai jembatan yang menghubung-


kan kehidupan dua orang, menciptakan kemungkinan jalan
masuk bebas ke dalam hati dan pikiran orang lain. Komuni-
kasi bukan hanya penting, namun sangat mendasar, bagi suatu
pernikahan. …Kata-kata memiliki kuasa yang tak terbayangkan
– kuasa untuk melukai atau menyembuhkan, merusak atau
membangun. Kita harus mendisiplinkan diri kita untuk memakai
kata-kata yang membangun, menguatkan, membesarkan hati
dan menyembuhkan.”7

Seperti yang telah kita pelajari, ada satu waktu untuk segala sesuatu –
satu waktu untuk berbicara dan satu waktu untuk diam. Berhentilah dan
pikirkanlah: Kapankah waktu terburuk untuk membahas satu persoalan
dengan pasangan Anda? Kapankah waktu terbaik? Mengapa?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Gambarkanlah dengan singkat situasi yang paling menantang yang


Anda dan pasangan Anda hadapi saat ini. Apa kata-kata atau ungkapan
negatif yang sering keluar dari mulut Anda ketika Anda membicarakan
tentang hal ini?

284
MEMULAI KEMBALI 285

__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Berhentilah sejenak dan berdoa: “Roh Kudus, aku tidak ingin lagi
mengucapkan kata-kata yang negatif. Aku mohon Engkau menolong-
ku melenyapkan ketakutan dan kemarahan dari perbendaharaanku.
Berilah aku kata-kata positif tentang hidup – bahasa sorga – untuk
diucapkan di dalam iman atas pernikahan kami. Dalam nama Yesus.”

Anda dapat meluaskan perbendaharan Anda dalam bahasa sorga


dengan bertumbuh dalam pengetahuan akan Firman Allah. Dengan
cermat bacalah bagian-bagian berikut. Lalu tuliskanlah satu atau lebih
pernyataan positif yang diilhami oleh ayat-ayat ini yang dapat Anda
ucapkan secara teratur atas pernikahan Anda. Kami telah mengisi yang
pertama sebagai contoh.

AYAT ALKITAB APA YANG DIKATAKAN BAHASA SORGA


Amsal 5:18-19 “Pasanganku dan aku akan saling menikmati
secara seksual dan dipuaskan sepanjang umur
hidup kami.”
Efesus 4:15, 29 ________________________________________________________
________________________________________________________
Efesus 4:26-27 ________________________________________________________
________________________________________________________
Efesus 5:21-33 ________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
Filipi 2:3-5 ________________________________________________________
________________________________________________________
Mazmur 133 ________________________________________________________
________________________________________________________
286 CERITA PERNIKAHAN

1 Korintus 13:4-8 ________________________________________________________


________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
Renungan Hari 3

MENGUCAPKAN BAHASA
PASANGAN ANDA
Kejarlah satu kehidupan yang penuh kasih seolah-olah hidupmu
bergantung padanya – sebab itu mengerjakan…
—1 Korintus 14:1 The Message

Kasih memiliki banyak bahasa. Pasangan Anda berkata-kata dengan


salah satunya dengan paling fasih, dan kemungkinan besar ialah
bahwa Anda paling pandai berbicara dalam bahasa yang lainnya. Dr.
Gary Chapman, penulis The Five Love Languages, menjelaskan:

“Bahasa kasih emosional Anda dan bahasa pasangan Anda


mungkin sama berbedanya seperti bahasa Cina dari bahasa
Inggris. Tidak masalah sekeras apapun Anda berusaha untuk
mengungkapkan kasih dalam bahasa Inggris, jika pasangan
Anda hanya mengerti bahasa Cina, Anda tidak akan pernah
memahami bagaimana mengasihi satu sama lain. …Kita harus
rela mempelajari bahasa kasih utama pasangan kita jika kita
ingin menjadi komunikator kasih yang efektif. Kesimpulan saya
ialah…bahwa pada dasarnya ada lima bahasa kasih emosional –
lima cara sehingga orang-orang mengucapkan dan memahami
kasih emosional.”8

Menurut Dr. Chapman, kelima bahasa kasih itu ialah kata-kata


peneguhan, waktu yang berkualitas, pemberian, tindakan pelayanan,
dan sentuhan fisik. Banyak orang, termasuk diri kita sendiri, mendapati
bahwa mereka memiliki satu bahasa kasih yang utama dan satu bahasa
kasih yang kedua. Seperti yang kami sebutkan, Anda dapat belajar
lebih banyak tentang bahasa kasih dengan bahan-bahan yang tersedia
melalui buku atau situs Dr. Chapman.

Anda dapat melihat peran yang dimainkan oleh bahasa kasih Anda
dalam dinamika pernikahan Anda dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini: Apa yang dilakukan pasangan saya yang membuat
saya paling merasa dicintai? Apa yang gagal ia lakukan yang melukai
saya paling dalam? Apa yang paling sering saya minta dari pasangan

287
288 CERITA PERNIKAHAN

saya: kata-kata peneguhan atau penghargaan, waktu bersama, hadiah


istimewa, kasih sayang secara fisik, atau membantu seputar urusan
rumah tangga? Dengan cara apa saya biasanya mengungkapkan cinta
kepada pasangan saya? Catatlah pikiran-pikiran dan kesan-kesan Anda.
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Berikutnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan itu sekali lagi mengenai


pasangan Anda. Di mana perbedaan-perbedaan yang paling penting?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Apakah Anda menyadari perbedaan-perbedaan antara cara Anda dan


pasangan Anda mengkomunikasikan cinta? Jika ya, bagaimana hal ini
menolong pernikahan Anda? Jika tidak, apakah sekarang Anda melihat
bahwa hal ini telah menyebabkan persoalan atau kesalahpahaman?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Bicarakanlah dengan pasangan Anda tentang cara-cara bagaimana


Anda menunjukkan dan menerima kasih. Tanyalah pasangan Anda,
“Apa tiga hal praktis yang dapat saya lakukan untuk mengungkapkan
bahwa saya mengasihimu dalam bahasamu?” Tuliskanlah jawabannya
di sini.
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Ambillah waktu sejenak hari ini untuk berbicara dengan Roh Kudus
mengenai cara-cara terbaik menunjukkan kasih Anda kepada pasang-
an Anda. Tidak ada yang mengenal pasangan Anda dengan lebih baik
selain dari pada Dia!
Renungan Hari 4

PRIORITASKAN HIDUP ANDA


Aku memohon kepada kamu, saudara dan saudari, dengan otoritas Tuhan
kita Yesus Kristus, untuk hidup dengan rukun dengan satu sama lain. …Jadi-
lah sepemikiran, satu dalam pikiran dan tujuan.
—1 Korintus 1:10

Ada begitu banyak kuasa dalam kesatuan! Kesatuan kita dengan satu
sama lain merupakan jalan Allah untuk menyatakan kasih-Nya kepada
mereka yang belum mengenal-Nya. Tidak ada tempat lain di mana
kita memiliki level kesempatan yang sama untuk bersatu sebagaimana
yang kita lakukan dalam pernikahan. Ketika Anda membaca bab dua
buku ini, Anda membangun visi dan tujuan bersama Anda bagi perni-
kahan Anda. Sekarang, ketika kita mendekati akhir perjalanan kita me-
lalui Cerita Perjalanan, kami mendorong Anda untuk berpikir tentang
prioritas harian yang mendukung misi Anda.

Prioritas “pertama” dan yang terbesar dalam hidup Anda ialah hu-
bungan Anda dengan Allah. Mengapa menempatkan Dia sebagai yang
pertama begitu penting, dan seperti apakah tampaknya menghormati
Dia dalam segala hal bagi Anda? Bagaimanakah suatu hubungan yang
sehat dengan Allah secara positif mempengaruhi pernikahan, keluar-
ga, pekerjaan Anda, dan segala sesuatu yang lain dalam hidup Anda?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Menggenapi misi dan tujuan yang ditetapkan Allah bagi Anda berarti
memprioritaskan pasangan, anak-anak, panggilan, istirahat dan komu-
nitas Anda – dalam urutan itu. Berhentilah sejenak dan berdoa, “Tuhan,
apakah prioritas-prioritasku keluar dari jalur? Jika ya, di mana? Siapa
atau apa hal-hal praktis yang dapat saya lakukan untuk memperoleh
atau memelihara urutan yang benar?” Catatlah pemahaman dan lang-
kah-langkah tindakan yang Dia nyatakan kepada Anda.
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
289
290 CERITA PERNIKAHAN

__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Anda berjanji untuk mendukung dan merayakan pasangan Anda se-


lama sisa hidup Anda. Anak-anak meninggalkan rumah, karir berubah,
dan persahabatan datang dan pergi, namun pernikahan Anda ialah
suatu perjanjian yang dirancang untuk meliputi setiap musim.

Berdasarkan keadaan hubungan Anda saat ini, apakah Anda dan pa-
sangan Anda ditempatkan untuk mengakhiri hidup sebagai sahabat
terbaik? Apakah Anda berinvestasi dalam mendukung panggilan dan
karir satu dengan yang lain?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Praktek-praktek apa dalam pernikahan Anda yang mengkomunikasi-


kan nilai dan mendorong kesatuan? Apakah ada sikap-sikap atau tin-
dakan Anda yang merusak kesatuan Anda?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Bacalah Pengkhotbah 4:9 dan Kolose 3:12-14. Lalu ucapkanlah doa ini:

Allah, Engkau memilih pasanganku dan aku untuk menjadi kudus dan
yang terkasih. Dengan Roh-Mu, berilah aku anugerah untuk menun-
jukkan kemurahan, kebaikan, kerendahan hati, kelembutan dan ke-
sabaran kepada pasanganku. Tolonglah aku untuk menjadikan kehi-
dupan pasanganku jadi lebih baik dengan kata-kata dan perbuatanku.
Aku percaya bahwa kami lebih baik berdua dari pada kami terpisah
karena kami dapat menolong keberhasilan satu sama lain. Berilah
kami hikmat untuk memprioritaskan dengan bijak, sehingga kami
dapat mengenal-Mu dengan lebih baik dan melayani satu sama lain
dengan baik. dalam nama Yesus, amen.
Renungan Hari 5

MENGHASILKAN YANG TERBAIK


…Pergunakanlah dengan baik setiap kesempatan. Bersikap ramahlah dalam
kata-katamu. Tujuannya ialah untuk menghasilkan yang terbaik dalam
diri orang lain dalam suatu percakapan, bukan untuk menjatuhkan mereka,
bukan untuk menghentikan mereka.
—Kolose 4:5-6 The Message

Sebagai suami dan istri, Anda dan pasangan Anda adalah satu. Ini ber-
arti Anda berbagi dalam segalanya. Ketika pasangan Anda berhasil,
Anda berhasil. Ketika pasangan Anda puas dan produktif, Anda dapat
menjadi lebih puas dan produktif. Dengan menghasilkan yang terbaik
dalam diri pasangan Anda, Anda menghasilkan yang terbaik dalam diri
Anda. Demikianlah Yesus memperlakukan kita, Mempelai Wanita-Nya.
Kitab Suci berkata, “Kasih Kristus menjadikan Gereja utuh. Firman-Nya
membangkitkan kecantikannya. Segala yang Dia lakukan dan katakan
dirancang untuk menghasilkan yang terbaik darinya…” (Efesus 5:25-
27 The Message).

Jadi, apa karunia, talenta dan kekuatan-kekuatan pasangan Anda?


Pikirkanlah tentang di bidang apa mereka benar-benar terampil dan
apa yang mereka nikmati atau dari mana kepuasan yang mereka teri-
ma? Untuk apa biasanya orang-orang memuji dan berterimakasih ke-
pada mereka?

Karunia, talenta dan kekuatan-kekuatan yang saya lihat dalam pa-


sangan saya ialah…
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Jika kekuatan-kekuatan ini sudah bermanfaat bagi orang lain dalam


konteks pekerjaan atau pelayanan, bagaimana Anda mendukung gairah
dan komitmen pasangan Anda sehingga ia dapat terus bertumbuh?
Jika Anda lihat bahwa pasangan Anda memiliki satu talenta yang masih

291
292 CERITA PERNIKAHAN

belum digunakan, dapatkah Anda memikirkan (atau menciptakan) satu


lingkungan di mana karunia itu akan bertumbuh subur?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Dan marilah kita memikirkan dan memberi kepedulian yang


penuh perhatian dan berkelanjutan untuk saling menjaga satu
sama lain, mempelajari bagaimana kita dapat menimbulkan
(merangsang dan mendorong) untuk mengasihi dan tindakan
yang bermanfaat dan kegiatan yang mulia…
—Ibrani 10:24 AMP, penekanan ditambahkan

Maka, selagi saat dan kesempatan terbuka bagi kita, marilah kita
melakukan yang baik (secara moral) kepada semua orang [bu-
kan hanya berguna atau menguntungkan bagi mereka, namun
juga melakukan sesuatu untuk kebaikan dan keuntungan ro-
hani mereka]. Pikirkanlah untuk menjadi suatu berkat, khusus-
nya kepada orang-orang seiman [orang-orang yang termasuk
keluarga Allah yang bersama Anda, orang-orang percaya].
—Galatia 6:10 AMP, penekanan ditambahkan

Renungkanlah dengan cermat Ibrani 10:24; Galatia 6:10; dan Kolose


4:5-6 9 (temukan pada permulaan judul hari ini). Dalam cara-cara
praktis apa Anda dapat merangsang dan menghasilkan yang terbaik
dalam diri pasangan Anda? Ini berupa, apa yang dapat Anda katakan
atau lakukan untuk mendorongnya mempergunakan karunia-karunia
dan kekuatan-kekuatannya? Bagaimana Anda dapat memberkatinya
dan melihatnya bertumbuh?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Ambillah waktu untuk membagikan semua jawaban Anda dengan pasangan Anda. Tanyakan
tanggapannya, dan izinkan dia membagikan isi hatinya. Pada poin-poin apa Anda setuju? Apa
hal-hal baru yang Anda pelajari tentang pasangan Anda dan diri Anda sendiri? Berhentilah se-
jenak dan doakan berkat atas pasangan Anda.
MEMULAI KEMBALI 293

“Pelajarilah pasangan Anda. Pelajarilah diri Anda. …Anda mungkin terkejut


dan takjub dengan apa yang Anda temukan. …Petualangan pernikahan ialah
menemukan siapakah sebenarnya pasangan Anda. Kesenangannya ialah
menemukan siapakah pasangan Anda nantinya.”
—H. Norman Wright9
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
Jika Anda sedang menggunakan buku ini sebagai bagian dari Messenger
Series mengenai Cerita Pernikahan, silakan mengacu pada Sesi 6.

1| Perintah Allah kepada Adam dan Hawa ialah berlipat ganda dan
memenuhi seluruh bumi. Setelah beberapa generasi, bangkitlah
satu masyarakat dari orang-orang yang tidak menaati perintah
ini. Bacalah Kejadian 11:1-6 dengan cermat. Dalam hal apakah
orang-orang satu? Jika kesatuan orang-orang yang tidak taat
menempatkan mereka pada keberhasilan, apa yang dikatakannya
mengenai kita, orang-orang yang menjadi satu dalam pernikah-
an dan di dalam Kristus dan yang berusaha menaati Allah?

2| Kesatuan melepaskan kuasa dan upah yang besar. Galilah


bagian-bagian ini dan terapkanlah secara khusus pada hubungan
pernikahan Anda: Mazmur 133; Matius 18:19-20; Yohanes 17:21,
23; 2 Korintus 13:11. Berkat-berkat apa yang dapat terlahir ketika
Anda hidup dalam kesatuan dengan pasangan Anda?

3| Kata-kata terakhir seseorang adalah penting, dan dalam hal


Yesus, kata-kata-Nya juga bersifat nubuatan dengan penuh
kuasa. Bacalah Yohanes 17:9-11, 20-23. Kata-kata ini adalah apa
yang Dia doakan bagi kita tepat sebelum disalibkan. Perhatikanlah
kesatuan yang bersama-sama dimiliki oleh Dia dan sang Bapa.
Apa yang dinyatakan Roh Kudus kepada Anda melalui bagian ini?
Bagaimana itu memotivasi Anda mengejar untuk menjadi satu
dengan pasangan Anda?

4| Allah adalah Allah dari awal yang baru! Dia menyatakan bahwa
Dia sedang menjadikan segala sesuatunya baru (lihat Wahyu 21:5).
Dia ingin kita mengalami dan membagikan persekutuan, harapan,
iman, keintiman seksual dan mimpi-mimpi yang diperbaharui
dengan pasangan kita di sepanjang tahun-tahun pernikahan kita.

294
MEMULAI KEMBALI 295

Dalam cara-cara praktis apa kita sebagai suami dan istri dapat
menolong meningkatkan kebaruan dalam hubungan kita?

5| Amsal 14:1 berkata bahwa seorang perempuan bijaksana


membangun rumahnya. Ini artinya seorang laki-laki yang
bijaksana akan membangun perempuannya! Perempuan, dalam
cara-cara praktis apa Anda sebagai istri dapat membangun
rumah tangga Anda? Laki-laki, dalam cara-cara praktis apa Anda
sebagai suami dapat membangun istri Anda?

6| Sementara sebagian pasangan yang menikah bekerja


bersama-sama dalam bisnis atau pelayanan, banyak yang tidak
demikian. Ini membuat semuanya lebih penting agar mereka
tetap terhubung dan mendorong satu sama lain dalam panggilan
dan minat-minat pribadi mereka. Apa cara-cara praktis agar suami
dan istri dapat mendukung satu sama lain dan tetap terhubung?
296 CERITA PERNIKAHAN

RINGKASAN BAB:

• Di dalam Kristus, setiap pernikahan dapat diperbaha-


rui! Roh-Nya terus menawarkan kesempatan untuk
permulaan baru dalam setiap bidang.

• Dalam setiap situasi, kita punya pilihan untuk mengu-


capkan bahasa bumi atau bahasa sorga. Dengan iman,
kita dapat sepakat dengan sorga dengan berkata-kata
menurut janji-janji Firman Allah.

• Tujuan pernikahan ialah kesatuan. Kita harus bekerja


menuju kesatuan di dalam seluruh bidang kehidupan.

• Ketika kita mengejar kesatuan dengan pasangan kita –


dengan mengucapkan bahasa yang sama dan menge-
jar misi yang sama – berkat-berkat Allah turun atas kita
dan hal yang mustahil menjadi mungkin.

• Kasih sejati antara suami dan istri menunjukkan


kemuliaan dan kasih Allah kepada dunia ini. Kesatuan
kita menarik orang lain kepada Yesus.

• Seorang perempuan bijaksana membangun rumah-


nya, dan seorang laki-laki yang bijaksana membangun
perempuannya. Ketika setiap pasangan mengucapkan
kehidupan pada kekuatan-kekuatan orang lain, mereka
meluaskan kehidupan mereka dan menghasilkan
kehendak Allah di bumi.
LAMPIRAN

Bagaimana Menerima
Keselamatan
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara
orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang per-
caya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

—Roma 10:9-10

U ntuk membagikan kasih Allah dengan pasangan Anda, per-


tama-tama Anda harus menerima kasih dan keselamatan
dari-Nya melalui Putra-Nya, Yesus Kristus. Melalui kema-
tian dan kebangkitan Yesus, Allah telah membuat jalan bagi Anda untuk
memasuki kerajaan-Nya sebagai seorang putra atau putri yang terkasih.
Pengorbanan Yesus di kayu salib membuat tersedianya kehidupan yang
kekal dan berkelimpahan dengan cuma-cuma bagi Anda. Keselamatan
adalah karunia Allah bagi Anda; Anda tidak dapat melakukan apapun
untuk memperolehnya atau menjadi layak mendapatkannya.
Untuk menerima karunia yang berharga ini, terlebih dahulu akuilah
dosamu yang hidup bebas dari Penciptamu (sebab inilah akar dari
semua dosa yang telah Anda perbuat). Pertobatan ini adalah suatu ba-
gian sangat penting dalam menerima keselamatan. Petrus membuatnya
jelas pada hari di mana 5.000 orang diselamatkan dalam kitab Kisah
Para Rasul: “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu di-
hapuskan” (Kisah Para Rasul 3:19). Kitab Suci menyatakan bahwa se-
tiap kita terlahir sebagai seorang budak dosa. Perbudakan ini berakar
298 CERITA PERNIKAHAN

di dalam dosa Adam, yang memulai pola ketidaktaatan yang disengaja.


Pertobatan adalah suatu pilihan untuk berjalan menjauhi ketaatan ke-
pada diri sendiri dan kepada Setan, bapa segala dusta, dan berbalik pada
ketaatan kepada Tuan Anda yang baru, Yesus Kristus – Dia yang telah
memberikan hidup-Nya bagi Anda.
Anda harus menjadikan Yesus Tuhan dalam hidup Anda. Mem-
buat Yesus “Tuhan” berarti Anda memberi-Nya kepemilikan dari hidup
Anda (roh, jiwa, dan tubuh) – seluruh diri Anda dan semua yang Anda
miliki. Otoritas-Nya atas hidup Anda menjadi mutlak. Pada saat Anda
melakukan ini, Allah membebaskan Anda dari kegelapan dan memin-
dahkan Anda ke dalam terang dan kemuliaan kerajaan-Nya. Anda
benar-benar pindah dari kematian kepada kehidupan – Anda menjadi
anak-Nya!
Jika Anda ingin menerima keselamatan melalui Yesus, ucapkanlah
doa ini:

Allah di Sorga, aku mengakui bahwa aku adalah seorang berdosa


dan telah jatuh dari standar kebenaran-Mu. Aku layak dihukum
sampai selama-lamanya karena dosaku. Terima kasih karena
Engkau tidak meninggalkanku dalam keadaan ini, karena aku
percaya Engkau mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu yang tunggal,
yang telah dilahirkan oleh perawan Maria, telah mati bagiku dan
menanggung hukumanku di atas kayu salib. Aku percaya Dia
telah bangkit kembali pada hari yang ketiga dan sekarang duduk
di sebelah kanan-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Maka
pada hari ini, aku bertobat dari ketidakbergantunganku dari-Mu
dan memberikan seluruh hidupku pada Ketuhanan Yesus.
Yesus, aku mengakui Engkau sebagai Tuhan dan Penyelamat-
ku. Masuklah ke dalam hidupku melalui Roh-Mu dan ubahlah
aku menjadi seorang anak Allah. Aku meninggalkan hal-hal ke-
LAMPIRAN 299

gelapan yang dulu kupegang, dan sejak hari ini dan seterusnya,
aku tidak akan lagi hidup untuk diriku sendiri; tetapi dengan
anugerah-Mu, aku akan hidup bagi Engkau yang telah memberi-
kan diri-Mu bagiku sehingga aku dapat hidup selamanya.
Terimakasih, Tuhan; sekarang hidupku sepenuhnya berada
di dalam tangan-Mu, dan sesuai dengan firman-Mu aku tidak
akan pernah dipermalukan.

Selamat datang dalam keluarga Allah! Saya mendorong Anda mem-


bagikan berita sukacita ini kepada orang percaya yang lain. Adalah juga
penting agar Anda bergabung dengan sebuah gereja lokal yang percaya
kepada Alkitab dan terhubung dengan orang lain yang dapat mendo-
rong Anda di dalam iman Anda yang baru. Kami berdoa kiranya Anda
akan bertumbuh dalam pengenalan dan kasih akan Allah setiap hari!
Catatan
Bab 1
1. “Women of Working Age,” Departemen Buruh Amerika Serikat, diakses pada 14
Maret 2014, http://www.dol.gov/wb/stats/recentfacts.htm#age.
2. Sebagian isi dari bagian ini diadaptasi dari: Lisa Bevere, Fight Like a Girl: The Power
of Being a Woman (New York: Warner Faith, 2006), 5-6.
3. “Ambassador,” Dictionary.com, diakses pada 19 April 2014, http://dictionary.refer-
ence.com/browse/ambassador?s=t.
4. C. Soanes and A. Stevenson, Concise Oxford English Dictionary (Oxford: Oxford
University Press, 2004).
5. “Ayat 6a memperjelas bahwa hukum penciptaan ini tetap berlaku bahkan setelah
kejatuhan manusia, pemberian hukum Taurat, dan datangnya kerajaan ber-
sama Yesus. Ayat 6b mengemukakan teks yang terkenal melalui ribuan upacara
pernikahan – manusia seharusnya tidak melakukan apapun untuk memisahkan
penyatuan yang ditetapkan secara ilahi tentang pemberkatan pernikahan kudus.
Tanpa ayat 4-6a, seseorang dapat membayangkan ayat 6b sedang menyatakan
bahwa sebagian pernikahan tidak ditetapkan oleh Allah; dalam konteksnya, pan-
dangan ini tidak dapat dipertahankan. Sebaliknya, justru karena Allah ingin agar
semua pernikahan bersifat permanen, kita jangan berani melakukan apapun untuk
membahayakan mereka.” Craig Blomberg, The New American Commentary Vol. 22:
Matthew (Nashville: Broadman & Holman Publishers, 1992), 290.
6. Soanes and Stevenson, Concise Oxford English Dictionary.
7. Linda J. Waite, Don Browning, William J. Doherty, Maggie Gallagher, Ye Luo,
and Scott M. Stanley, Does Divorce Make People Happy? (New York: Institute for
American Values, 2002), 5.
8. Timothy and Kathy Keller, The Meaning of Marriage: Facing the Complexities of
Commitment with the Wisdom of God (New York: Riverhead Books, 2011), 64.
9. Gary Thomas, Sacred Marriage (Grand Rapids, MI: Zondervan, 2000), 21.
10. Charles R. Swindoll, Growing Strong in the Seasons of Life (Portland, OR: Multnomah
Press, 1983), 13.
11. “Marriage Quotes by Max Lucado,” Fierce Marriage, diakses pada 7 Maret, 2014,
http://fiercemarriage.com/quote-author/max-lucado.
12. Rick Renner, Sparkling Gems from the Greek (Tulsa, OK: Teach All Nations, 2003), 55.

Bab 2
1. W. Arndt, F.W. Danker, and W. Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament
and Other Early Christian Literature (Chicago: University of Chicago Press, 2000).
2. Ibid.
3. C.S. Lewis, Mere Christianity (San Francisco: HarperSanFrancisco, 2001), 204.
4. Ibid., 124.
5. Ibid., 109.
6. 1,6% dari para pendaki Everest tewas selama perjalanan, sementara 40-50% dari
pernikahan pertama berakhir dengan perceraian. Sumber-sumber: (1) “Death on
Mount Everest,” About.com, diakses pada 19 April 2014, http://climbing.about.
com/od/mountainclimbing/a/Death-On-Mount-Everest.htm. (2) The State of Our
302 CERITA PERNIKAHAN

Unions: Marriage in America (Charlottesville, VA: The National Marriage Project


and the Institute for American Values, 2012), 1.
7. Bob and Audrey Meisner, Best Friends, Best Lovers (Huntsville, AL: Milestones
International Publishers, 2006), 52.
8. F. B. Meyer, Abraham, Or The Obedience of Faith (Chattanooga, TN: AMG Publish-
ers, 2001), 70-71.
9. Andrew Murray, Humility (Fort Washington, PA: CLC Publications, 2006), 13, 42.
10. Bill and Pam Farrel, Men Are Like Waffles—Women Are Like Spaghetti (Eugene, OR:
Harvest House Publishers, 2001), 140, 142-143.
11. H. Norman Wright, The Secrets of a Lasting Marriage (Ventura, CA: Regal Books,
1995), 70.

Bab 3
1. “Clear,” Oxford Dictionaries, diakses pada 19 April 2014,
http://www.oxforddictionaries.com/us/definition/american_english/clear.
2. Mike MacKenzie, Seatalk, The Dictionary of English Nautical Language
(Nova Scotia: 2005), keyword “clear the deck.” www.seatalk.info
3. Lisa Bevere, Be Angry But Don’t Blow It! (Nashville: Thomas Nelson, 2000), 56.
4. G.L. Borchert, The New American Commentary Vol. 25B: John 12–21 (Nashville:
Broadman & Holman Publishers, 2002), 311.
5. Bevere, Fight Like a Girl, 60.
6. Lisa Bevere, Out of Control and Loving It! (Lake Mary, FL: Charisma House, 1996),
106-107.
7. This section was adapted from: Lisa Bevere, Kissed the Girls and Made Them Cry:
Why Women Lose When They Give In (Nashville: Thomas Nelson, 2002), 123-124.
8. “How common is divorce and what are the reasons?”, Utah Divorce Orientation,
diakses 21 Januari 2014, http://www.divorce.usu.edu/files/uploads/Lesson3.pdf.
9. “Quotes on Forgiveness and Unforgiveness,” Daily Christian Quote, diakses 22
Maret 2014, http://dailychristianquote.com/dcqforgive2.html.
10. Joyce Meyer, Battlefield of the Mind (New York: Faith Words, 2003), 192.
11. “Expectation,” Oxford Dictionaries, diakses 25 Maret 2014, http://www.oxforddic-
tionaries.com/us/definition/american_english/expectation.
12. Patrick M. Morley, Two-Part Harmony (Nashville: Thomas Nelson, 1994), 138.
13. Ibid., 139.
14. “Quotes on Forgiveness and Unforgiveness,” diakses 24 Maret 2014.

Bab 4
1. Lisa menulis tentang topik ini dalam Fight Like a Girl. Sebagian dari kata-katanya
dari halaman 121-122, 128 diadaptasi di sini.
2. Bevere, Fight Like a Girl, 124.
3. Keller, Meaning, 47.
4. Ibid.
5. Bevere, Fight Like a Girl, 109.
6. Lisa membagikan cerita ini dalam Out of Control and Loving It! (pages 87-93). Seba-
gian kata-katanya diadaptasi di sini.
7. Dr. Henry Cloud and Dr. John Townsend, Boundaries in Marriage (Grand Rapids,
MI: Zondervan, 1999), 122.
CATATAN 303

8. Diadaptasi dari Noah Webster’s 1828 American Dictionary of the English


Language (San Francisco: Foundation for American Christian Education).
9. Jimmy Evans, Marriage on the Rock (Dallas: Marriage Today, 2012), 87.
10. Cloud and Townsend, Boundaries, 163.

Bab 5
1. Keller, Meaning, 260.
2. “10 Surprising Health Benefits of Sex,” WebMD, accessed April 12, 2014,
http://www.webmd.com/sex-relationships/guide/sex-and-health.
3. Bevere, Kissed the Girls, 121.
4. Ibid., 178-179.
5. Ibid., 121-125.
6. “The Stats on Internet Pornography,” Daily Infographic, diakses 24 Januari 2014,
http://dailyinfographic.com/the-stats-on-internet-pornography-infographic.
7. “How Many Women are Addicted to Porn? 10 Stats that May Shock You,”
Covenant Eyes, diakses 27 Maret 2014, http://www.covenanteyes.com/2013/08/30/
women-addicted-to-porn-stats.
8. Covenant Eyes, Pornography Statistics: 2013 Edition, 11. http://www.covenanteyes.
com/pornstats/
9. Ibid., 18.
10. J.P. Louw and E.A. Nida, Greek-English Lexicon of the New Testament: Based on
Semantic Domains (New York: United Bible Societies, 1996).
11. Lihat Mazmur 27:4; Filipi 3:10-14; Lukas 10:39-42.
12. Bob Sorge, Secrets of the Secret Place (Lee’s Summit, MO: Oasis House, 2005),
180, 182.
13. Thomas, Sacred Marriage, 205.
14. Meisner, Best Friends, 127-128.

Bab 6
1. Gary Chapman, The Heart of the Five Love Languages (Chicago: Northfield
Publishing, 2007), 72.
2. Lisa Bevere, Girls with Swords: How to Carry Your Cross Like a Hero (Colorado
Springs, CO: WaterBrook Press, 2013), 127.
3. Bevere, Be Angry, 120.
4. Sebagian isi dalam bagian ini diadaptasi dari: Lisa Bevere, Nurture: Give and Get
What You Need to Flourish (New York: FaithWords, 2008), 166-168.
5. Lisa Bevere, Lioness Arising: Wake Up and Change Your World (Colorado Springs,
CO: WaterBrook Press, 2010), 94.
6. Lewis, Mere, 131.
7. Evans, Marriage on the Rock, 213.
8. Gary Chapman, The Five Love Languages (Chicago: Northfield Publishing, 1995),
15.
9. Wright, Secrets, 129.
BAHAN-BAHAN YANG DISARANKAN
Pilihlah bahan-bahan untuk menolong memulihkan kehancuran seksual,
melindungi keintiman, dan menyembuhkan luka hati.

BUKU-BUKU

Kissed the Girls and Made Them Cry: Why Women Lose When They Give In
oleh Lisa Bevere (Thomas Nelson, 2002)
Jailbreak: Breaking Free from the Prison of Porn oleh Vincent and Allison
Newfield (New Fields Creative Services, 2014)
The Purity Principle: God’s Safeguards for Life’s Dangerous Trails oleh Randy
Alcorn (Multnomah Books, 2003)
Every Man’s Battle: Winning the War on Sexual Temptation One Victory at a
Time oleh Stephen Arterburn dan Fred Stoeker bersama Mike Yorkey
(WaterBrook Press, 2000)
Every Woman’s Battle: Discovering God’s Plan for Sexual and Emotional Fulfill-
ment oleh Shannon Ethridge (WaterBrook Press, 2003)
Sexual Addiction: One Couple’s Journey to Discover Strategies for Healing oleh
Gary and Sharon Worrell (Selah Publications, 2012)
Torn Asunder: Recovering from an Extramarital Affair oleh Pastor Dave Card-
er (Moody Publishers, 2008)
Boundaries in Marriage oleh Dr. Henry Cloud and Dr. John Townsend
(Zondervan, 1999)

ORGANISASI

New Life Ministries – NewLife.com


Bahan pengajaran untuk pria dan wanita, termasuk radio panggil nasional
dan pertunjukan perbincangan TV, lokakarya, dan jaringan konseling.
Heart to Heart Counseling Center – DrDougWeiss.com
Bahan pengajaran untuk pria dan wanita, mencakup konseling, konferensi
dan kursus, dan lain-lain

PENYARINGAN INTERNET

CovenantEyes.com
Pertanggungjawaban saringan internet dan situs untuk pribadi dan keluarga

304
UMPAN
IBLIS

Umpan Iblis memperlihatkan salah satu jerat yang paling menipu yang
musuh gunakan untuk menarik orang percaya keluar dari kehendak Allah:
pelanggaran. Kebanyakan orang telah terjerat oleh perangkap ini dan bah-
kan tidak menyadarinya.

Jangan tertipu! Kristus berkata, “Mustahil bahwa pelanggaran takkan


datang” (Lukas 17:1, NKJV). Anda tidak dapat memilih apakah Anda akan
tersinggung, tetapi Anda dapat memilih bagaimana Anda akan merespons.
Jika Anda menangani pelanggaran secara benar, Anda akan menjadi lebih
kuat dan bukannya mengalami kepahitan. Hanya respons yang tepat yang
memungkinkan Anda untuk memiliki hubungan tanpa hambatan dengan
Allah.

Melalui pesan ini, John Bevere memberdayakan Anda untuk tetap berada
dalam kehendak Allah dan membebaskan diri dari kecurigaan dan ketidak-
percayaan. Anda dapat melepaskan diri dari mentalitas korban dan hidup
tanpa beban kejengkelan dan frustrasi. Ketika Anda menemukan ketun-
dukan pada tingkatan yang lebih tinggi kepada Tuhan, hidup Anda akan
berlimpah dengan pengampunan, rekonsiliasi, dan sukacita.
TAK KENAL
MENYERAH

Anda mengalami kesulitan. Anda tahu apa rasanya menanggung penderitaan.


Anda bertahan, bekerja keras, dan mengalami gelombang nasib buruk, berharap
Anda bisa keluar hidup-hidup. Anda hanya melakukan apa yang diperlukan
untuk bertahan hidup.

Tapi bagaimana jika pencobaan ini memiliki potensi untuk mengubah hidup
Anda? Bagaimana jika kesulitan yang Anda hadapi bisa mendorong Anda ke
tingkat iman dan kedewasaan berikutnya? Bagaimana jika Anda dirancang
untuk berkembang dalam kesulitan, bukan hanya bertahan hidup?

Melalui Tak Kenal Menyerah, John Bevere ingin membawa Anda dalam perja-
lanan untuk mengeluarkan keuletan Anda. Ketika ia menceritakan kisah tokoh
Alkitab dan kontemporer, ia menyajikan pola yang kuat: Laki-laki dan perem-
puan beriman tidak hanya bertahan dan menaklukkan masalah. Wajah mereka
menunjukkan kesulitan dan menatap ke bawah.

Dilengkapi dengan Firman Allah dan kekuatan doa, Anda akan menemukan
kebenaran pengubah kehidupan tentang penderitaan, perlawanan, dan pemenu-
han takdir Allah dalam hidup Anda. Sebagai anak Allah, Anda memiliki apa
yang diperlukan untuk mengubah kesulitan menjadi kekuatan dan mengakh-
irinya dengan baik!
ROH
KUDUS

Selama tiga tahun, para murid telah bersama dengan Yesus, berjalan bersama-
Nya dan mendengar segala sesuatu yang Dia katakan. Namun Yesus memberi
tahu teman-teman terdekat-Nya ini bahwa Dia harus meninggalkan mereka
agar Roh Kudus dapat datang dan agar mereka menjadi lebih baik karenanya
(Yohanes 16:7, 13-14). Jika ini berlaku untuk para murid, yang menghabiskan
waktu setiap hari dengan Yesus, betapa lebihnya lagi kita memerlukan Roh
Kudus untuk terlibat secara aktif di dalam kehidupan kita hari ini!

Roh Kudus sering digambarkan sebagai sesuatu yang “aneh.” Tetapi Alkitab
membuatnya jelas bahwa Roh itu bukanlah sesuatu. Dia adalah Seseorang –
sebuah pribadi yang telah berjanji tidak akan pernah meninggalkan Anda.
Dalam buku interaktif ini, John Bevere mengundang Anda masuk ke dalam
suatu penemuan pribadi tentang Pribadi yang paling diabaikan dan disalah-
mengerti di dalam Gereja: Roh Kudus.

Buku interaktif ini dilengkapi:

- Renungan setiap hari


- Pertanyaan diskusi kelompok
- Bonus bab yang memuat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang sulit tentang Roh Kudus.
GADIS-GADIS
DENGAN PEDANG

Di seluruh dunia, wanita menjadi target dari prasangka buruk, perdagang-


an manusia, penganiayaan dan pemusnahan gender. Satu musuh rohani
sedang melucuti para wanita di setiap tingkatan. Lisa Bevere menjelaskan
bagaimana Firman Allah merupakan sebuah pedang yang harus dipelajari
dan digunakan. Jika pernah ada suatu waktu bagi wanita untuk dipersenja-
tai, sekaranglah saatnya.

Menempa pedang yang digambarkan secara kreatif, yaitu antara Firman Al-
lah dan Salib, Gadis-gadis dengan Pedang akan mengajar Anda:

- Bagaimana mengucapkan bahasa-bahasa surga di bumi


- Apa artinya bersyafaat
- Apa artinya memikul salib
- Apa artinya menjadi bijaksana
- Bagaimana melucuti sang musuh
- Mengapa para wanita menjadi target sang musuh –
dan mengapa Allah memerlukan mereka menjadi pahlawan.
CERITA
PERNIKAHAN

Buku yang Anda pegang sekarang adalah bagian dari Kurikulum Pengajaran
Cerita Pernikahan oleh John dan Lisa Bevere. Dengan membaca buku ini
dan menggunakan materi pendukung yang disertakan dalam DVD ROM
dan yang diunduh dari CloudLibrary.org, Anda akan dapat mempelajari
setiap bagian dari seri pengajaran yang dinamis dan mengubahkan kehi-
dupan ini. Pelajarilah dengan baik, ia akan memengaruhi dan meningkat-
kan kehidupan perjalanan kerohanian Anda, yang memampukan Anda
melakukan lebih banyak lagi bagi Allah.

Kurikulum Pengajaran Cerita Pernikahan lengkap berisi antara lain:

- Buku teks Cerita Pernikahan


Satu-satunya bagian yang tercetak dalam kurikulum ini.
Buku ini juga tersedia dalam bentuk PDF di dalam DVD
ROM.
- DVD ROM Materi pendukung Cerita Pernikahan
Disc yang disertakan memuat seluruh materi kurikulum
pengajaran dalam format digital. Anda tidak dapat menik-
mati DVD ROM ini di pemutar DVD Anda. Berkas-berkas
di dalamnya hanya dapat diakses di dalam computer, tablet,
atau ponsel pintar Anda.
- Buku Audio Cerita Pernikahan
Rekaman pembacaan enam bab buku Cerita Pernikahan
tersedia dalam format MP3.
- Video Sesi Pengajaran Cerita Pernikahan
Video Enam Sesi Pengajaran Cerita Pernikahan tersedia
dalam format MP4.
- Audio Sesi Pengajaran Cerita Pernikahan
Audio Enam Sesi Pengajaran Cerita Pernikahan tersedia
dalam format MP3.
- Materi Bonus
DVD ROM ini juga memuat buku Roh Kudus dan Gadis-
gadis dengan Pedang.
SEMUA MATERI KURIKULUM INI
ADALAH HADIAH UNTUK ANDA!

Silakan menggandakan
dakan DVD ROM iniini, men
menyalin
alin materi d
di dalamnya,
mengirimkannya melalui email ke sahabat, menyalinnya ke dalam doku-
men pengolah kata, mengirimkan bahan pengajaran ini ke gereja Anda dan
mengungggahnya di Internet untuk kegunaan lainnya. Distribusikan materi
ini ke tempat-tempat yang haus akan Firman Allah dan memerlukan kehi-
dupan Kristen mereka dikuatkan.
Informasi lebih lanjut tentang komponen kurikulum Cerita Pernikahan:

- File-file dalam CD ROM ini tidak dapat diputar pada video player
biasa. Karena file-filenya campuran, antara lain video, audio dan file
teks, maka mereka hanya dapat diputar dan ditampilkan pada kom-
puter atau peralatan digital.
- File Video MP4 dapat dimuat dan dimainkan di tablet/komputer
sabak atau komputer.
- File audio MP3 dapat dimuat di player audio digital, telepon pintar
atau komputer.
- File digital PDF dapat dimuat di tablet atau komputer Anda. File-fi le
ini mudah dibaca, dicetak dan digandakan. Ukuran filenya cukup
kecil sehingga mudah diemailkan kepada teman. Anda bahkan
dapat menyalin dan rekatkan pada dokumen Anda.
- Pengajaran tambahan tersedia dalam berbagai bahasa di
Cloudlibrary.org

Ingin tahu lebih lanjut? Pindai ini.

Kunjungi CloudLibrary.org untuk materi-materi


pengajaran lainnya dari John dan Lisa Bevere.

Anda mungkin juga menyukai