“MONOHIBRIDA”
NIM :1701070015
2018
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bermacam-macam jenis muatan yang ada pada
Drosophila melanogaster.
2. Untuk melakukan pembuktian hokum Mendel 1 yang akan
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipenyan 3:1
3. Untuk dapat mengaplikasikan analisis chi-kuadrat untuk mengetahui
penyimpangan yang terjadi antara jumlah imdividu yang di amati (ft)
dengan jumlah individu yang diharapkan (Ft) sebagai suatu hipotesis
B. DASAR TEORI
Gregor Mendel merupakan pencetus berbagai prinsip dasar genetika.
Pada akhir abad ke-19,beliau mengenali adanya unit informasi yang
diwariskan untuk pembentukan sifat yang diamati pada organisme. Ini
merupakan konsep pertama gen (Brensick,2003)
Individu yang bervariasi dipengaruhi oleh adanya peristiwa
persilangan dua DNA melalui perkawinan dua organisme. Beberapa ciri
tampak menyatu, tetapi seringkali hilang,dan muncul pada generasi
berikutnya. Ada individu yang tampak sama dengan individu asal, tetapi
adapula individu asal. Misteri ilmu Genetika tersebut berhasil di ungkap
oleh seorang pastur bernama Gregor Mendel pada tahun 1865 (Raven
1996)
Hukum Mendel 1 dikenal dengan istilah hokum segregasi, hal ini
disebabkan karena pada hokum ini dinyatakan bahwa alel memisah
(segregasi) satu dari yang lain selama pembentukan gamet dan diwariskan
secara rambang kedalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai
dasar segregasi satu pasang alel terletak pada lokus yang sama pada
kormosom homolog. Kromosom homologini memisah secara bebas pada
anafase 1meiosis dan tersebar kedalam gamet-gamet yang berbeda
(Crowder, 2006)
D. melanogater merupakan salah satu hewan yang sering digunakan
sebagai model percobaan genetika sejak tahun 1910-an. D-melanogaster
berasal dari filum Arthropoda, kelas Insekta, dan Ordo Diptera. Spesies ini
si organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik
(Campbell,2002).
D.melanogaster mempunyai empat stadium metamofosis,yaitu
telur,larva,pupa, dan imago. Telur lalat buah berbentuk bulat panjang,
berwarna putih. Telur tersebut akan mengalami perkembangan selama
kurang lebih 24 jam dan menetas menjadi larva (Hartati,2008). D
melanogaster melalui tiga tahapan larva, dimana larva makan, tumbuh,
dan larva berganti kulit. Apabila larva sudah dewasa, kemudian akan
keluar dari buah dan memasuki stadium pupa tepat di bawah permukaan
tanah. Setelah itu keluarlah serangga muda(imago) yang kemudian
menjadi dewasa (Campbell, 2003)
Kebanyakan penemuan di bidang genetika di dapatkan melalui
penelitian dengan menggunakan lalat tersebut sebagai bahan, dikarenakan
lalat ini kecil sehingga suatu populasi yang besar dapat dipelihara dalam
laboratorium , daur hdiup sangat cepat, tiap 2 minggu dapat dihasilkan satu
generasi dewasa yang baru, lalat ini sangat subur yang betina dapat
menghasilkan ratusan telur yang di buahi dalam hidupnya yang pendek itu
(Kimball, 2001)
Selain itu, D. melanogaster dapat menghasilkan 20 hingga 25 generasi
tiap tahun. Seekor D. melanogaster dapat bertelur ribuan kali semasa
hidupnya. Organisme dengan jumlah keturunan yang besar itu memenuhi
persyaratan sebagai materi percobaan genetika. D-melanogaster memiliki
kromosom yang ukurannya relative besar dan jumlahnya hanya empat
pasang. Penanganan kultur lalat buah sangat mudah dilakukan dan hanya
dengan menggunkan media dengan komposisi dan pembuatan yang dan
berkembang biak dengan cepat (Susanto, 2011)
Berikut merupakan klasifikasi Drosophila melanogaster :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Speciess : Drosophila melanogaster
(Borror, 1992:273)
Mementukan apakah suatu fenomena yang diamati sesuai atau tidak
dengan teori tertentu,perlu dilakukan suatu pengujian dengan melihat
besarnya penyimpangan nilai pengangamatan terhdap nilai harapan.
Selanjutnya bessarnya penyimpangan tersebut dibandingkan terhadap
kriteria model tertentu. Dalam percobaan persilangan akan dibandingkan
frekuensi genotype yang diamati terhadap frekuensi harapannya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
X2 hitung = ∑(Oi-Ei)2/Ei
Keterangan:
Oi = nilai pengamatan
Fenotipe ke – i
Ei = nilai harapan fenotipe ke- i
Suatu percobaan ,jarang ditemukan hasil yang tepat betul,karena
selalu saja ada penyimpangan. Yang menjadi masalah ialah beberapa
banyak penyimpangan yang masih bisa kita terima. Menurut perhitungan
para ahli statistic tingkat kepercayaan itu adalah 5 % yang masih dianggap
batas normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana
biasanya dilakukan analisis Chi-squrae (Nio, 1990)
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat yang digunakan:
1. Botol Kultur yang berisi lalat buah (Drosophila melanogaster)
2. Botol kecil sebagai tempat pembiusan
3. Botol berisi eter dengan pipetnya
4. Cawan petri sebagai tempat perhitungan
5. Kuas kecil
6. Gabus/styroform
7. Wadah yang digunakan pada air sabun
b. Bahan yang di butuhkan:
1. Eter
2. Mutan berupa lalat buah (Drosophila melanogaster)
3. Air sabun
D. CARA KERJA
Peluang
1. Menyiapkan dua botol plastic yang di dalamnya terdapat benik
berwarna merah dan putih
2. Mencampurkan kedua benik tersebut
3. Mengambil dua pasang dari dalam gelas tersebut
4. Mencatat pada tabel tiap pasang benik yang diambil
Persilangan Monohibrid
1. Menyiapkan botol kultur berisi lalat buah yang akan diamati,lalat ini
merupakan keturunan F1 dari persilangan Drosophila melanogaster
dengan jenis tertentu
2. Sebelum memasukan lalat kedalam botol pembiusan, botol kultur
terlebih dahulu diketuk-ketuk di atas papan gabus dengan posisi setengah
miring berlawanan dengan cahaya
3. Memindahkan lalat ke dalam botol pembiusan dengan cara membuka
sumbatan/penutup botol kultur dan menutupnya dengan botol pembiusan
4. Memutar botol kultur perlahan-lahan sesuai dengan sumbu untuk
merangsang lalat buah agar masuk kedalam botol pembiusan.
5. Setelah beberapa saat lalat nantinya akan masuk kedalam botol
pembiusan secara perlahan memisahkan antara botol kultur dengan botol
pembiusan dengan posisi botol kultur dibawah dan botol pembiusan di
bawah
6. Setelah lalat masuk lalu menutup botol pembiusan dengan sumbatan.
Lalu ditetesi 2-3 kali tetes menggunakan pipet eter kedalamnya
7. Setelah lalat pingsan,langsung memindahkannya ke dalam cawan petri
8. Menghitung dan mengamati Drosophila melanogaster yang belum
diketahui jenis serta parientalnya.
9. Setelah menganalisa, kemudian di mati kan dengan cara
memasukkannya ke dalam wadah yang berisi sabun, agar tidak
menganggu keletarian sekitar
E. HASIL PENGAMATAN
Peluang
Misal= Merah : AA
Putih : aa
=2-1
=1
∑(𝐹𝑡−𝑓𝑡)2
X2 = 𝑓𝑡
(33−30)2 (7−10)2
= +
30 10
(3)2 (−3)2
= +
30 10
9 9
=30 + 30
= 1,2
Bagan Persilangan:
AA >< aa
A a
F1 : Aa >< Aa
A A
a a
F2: AA
Aa aa= Putih
Kesimpulan :
1. No botol : M 25
Prental : ++ : Normal
cu : curled
=2-1
=1
∑(𝐹𝑡−𝑓𝑡)2
X2 = 𝑓𝑡
(150−150)2 (50−50)2
= +
150 50
(0)2 (0)2
= 150 + 50
0 0
=150 + 50
= 0+0
=0
Bagan Persilangan:
+ 𝑐𝑢
+ 𝑐𝑢
+ Cu
+ +
F1 : ><
𝑐𝑢 𝑐𝑢
+ +
F2: 1. + = Normal 3. 𝑐𝑢 = Normal
+ 𝑐𝑢
2. 𝑐𝑢 = Normal 4. 𝑐𝑢 = Curled
3:1
Kesimpulan:
𝑐𝑢
Rasio Genotipe = 3+_ : 1 𝑐𝑢
Oleh karena itu jika dibandingkan dengan tabel chio-kuadrat maka hasil
tersebut lebih kecil dari 0,05(batas signifikan) sehingga menerima hipotesis
nol pada taraf kepercayaan 95% yang artinya persilangan terebut sesuai
Hukum Mendel 1 yaitu 3:1. Data tersebut juga dinyatakan sesuai dengan Ho
yaitu data yang diperoleh mempunyai rasio merah: putih= 3:1.
Pada hasil pengamatan yang diperoleh jumlah individu yang diamati yaitu
normal berjumlah 150 dan sepia 50 kemudian berjumlah 200. Sedangkan dari
jumlah individu yang diharapkan normal berjumlah 150 dengan sepia juga 50.
Hal ini sesuai dengan apa yang di harapkan.
2. Parental lalat buah yang berada pada botol M.25 adalah normal dan
sepia.