Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ari Miftahul Jannah

NIM : 023001808065
Manajemen Resiko dan Asuransi

A. Pengertian Hazard :
 Hazard adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril.
Jadi merupakan keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan sesuatu terkena
peril.
Hazard lebih erat kaitannya dengan masalah kemungkinan dari pada dengan masalah
resiko, meskipun hal itu merupakan factor yang tidak dapat diabaikan dalam
penanggulangan resiko.
Sebab hazard pada hakikatnya merupakan dasar/bahan dalam upaya mengestimasi
besarnya kemungkinan terjadinya peril.

B. Macam – macam tipe hazard, yaitu :


a) Physical Hazard : Adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan
terjadinya peril, yang bersumber dari karakteristik secara fisik dari objek, baik yang bisa
diawasi/ diketahui maupun tidak. Kondisi ini biasanya dicoba diatasi (kemungkinannya
diperkecil) dengan melakukan tindakan-tindakan preventif.
1) Misalnya jalan licin, tikungan tajam yang memperbesar kemungkinan terjadinya
kecelakaan, dicoba diatasi dengan pemasangan rambu-rambu lalu lintas ditempat
tersebut.

b) Moral Hazard : Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan
terjadinya peril, yang bersumber pada sikap mental, pandangan hidup, kebiasaan dari
orang yang bersangkutan. Jadi merupakan karakter pribadi seseorang yang memperbesar
kemungkinan terjadinya peril. Contoh pelupa, akan memperbesar kemungkinan
terjadinya musibah/ kerugian yang menimpa orang tersebut.

c) Morale Hazard : Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar


kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber pada perasaan hati orang yang
bersangkutan, yang umumnya karena pengaruh dari suatu keadaan tertentu.
1) Contoh: Orang yang telah mengasuransikan dirinya, mobilnya dan telah merasa
mahir pengemudi, maka karena merasa aman terhadap risiko, Ia ceroboh dalam
mengemudikan mobilnya. Keadaan dan kondisi ini tentu akan memperbesar
kemungkinan terjadinya kecelakaan yang akan menimpanya.
d) Legal Hazard : Adalah perbuatan yang mengabaikan peraturan-peraturan atau
perundang undangan yang berlaku (melanggar hukum), sehingga memperbesar
kemungkinan terjadinya peril. Misalnya kebijaksanaan perusahaan yang melanggar/ tidak
memenuhi Undang-Undang Tentang Keselamatan Kerja, akan memperbesar
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
1) Contoh: Para pekerja yang tugasnya memanjat (tukang cat, pembersih gedung
bertingkat) pada waktu melakukan pekerjaan harus dilengkapi/ memakai “sabuk
pengaman”. Pekerja umumnya merasa terganggu bila memakai sabuk pengaman,
maka banyak dari mereka yang tidak mau memakainya. Hal ini tentu memperbesar
kemungkinan mereka mengalami kecelakaan kerja.

Judul Berita : Ugal-Ugalan! Ngebut Sambil Zig-Zag, Mobil Boks Hantam Pemotor
Keterangan : 25 JANUARI 2019, 21: 51: 14 WIB | EDITOR : ALI MUSTOFA

Link : https://radarbali.jawapos.com/read/2019/01/25/115933/ugal-ugalan-ngebut-sambil-
zig-zag-mobil-boks-hantam-pemotor

Berdasarkan berita diatas, kecelakaan Mobil Boks termasuk ke dalam Morale Hazard.

 Dan dari hasil olah tkp, dalam kecelakaan tersebut polisi tidak menemukan adanya rem blong.
Pengemudi sengaja mengendarai mobil dengan ugal-ugalan. Merasa dirinya sudah mahir dalam
berkendara terbukti dari saksi mata yang memang sudah melihat mobil boks tersebut melaju
kencang sebelum ugal-ugalan meliak-liuk ke kiri dan kanan.
Hingga pada akhirnya mobil tersebut oleng karna menghindari tabrakan dari kendaraan di
depannya. Kecelakaan tersebut menimbulkan resiko kemacetan dan adanya korban.

 Risiko ini bersumber dari dalam hati pengemudi yang merasa sudah mahir, sehingga selalu
merasa aman dalam mengendarai dalam konsisi apapun.

Anda mungkin juga menyukai