Anda di halaman 1dari 30

TUGAS TB PARU & STRATEGI DOTS

STUDI KASUS TB MDR

Dosen Pembimbing :
Joko Sapto Pramono, S.Kp.MPHM

Disusun Oleh:
Novinta Devi Setyaningrum
P0722021725

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Identitas Klien
Nama : Tn. E
Umur : 32 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNT
Agama : Islam
Alamat : Leweng Sawo Kota Bumi Cilegon
Tgl. Masuk : 22.09.2018
Tgl. Pengkajian : 29.09.2018
No. Medrek : 158.09.2018
Diagnosa Medis : TBC-MDR

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. E
Umur : 31 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Leweng Sawo Kota Bumi Cilegon
Hubungan dengan Klien : Istri

B. Keluhan Utama :
Klien mengeluh batuk berdahak dengan lendir kekuningan + 1 bulan yang lalu.

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan mengalami batuk berdahak dengan lendir kekuningan. K lien
mengatakan tidak enak badan, lemas disertai panas badan dan menggigil, serta keluar
keringat banyak setiap malam diatas jam 01.00 WIB. Klien merasakan nafsu makan
turun. Dalam surat rujukan didapatkan keterangan bahwa Tn. E gagal pengobatan
kategori 1 pada bulan Mei 2018 dan dirujuk ke RSKM (UGD). Hasil pemeriksaan
penunjang yang dibawa adalah Xpert- MTB-RIF yang menunjukkan hasil terdeteksi
resisten terhadap Rifampisin. Klien mengatakan melakukan rawat jalan di RSKM
sebanyak 3 kali dan kunjungan terakhir klien dianjurkan rawat inap untuk pengobatan
lebih lanjut.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pernah dirawat di RS KM pada tahun 2005 dengan gastritis
selama 3 hari, klien juga mengatakan punya penyakit TBC ini sudah sejak tahun 2017
sampai sekarang dan pernah berobat selama 6 bulan, setelah itu tidak berobat lagi
dikarenakan kebutuhan ekonomi keluarga / dialihkan kepentingan keluarga.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien tinggal bersama dengan keluarga istrinya, Menurut klien dikeluarganya
tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti jantung, hypertensi, dan yang
lain, namun dikeluarga pihak perempuan ada yang menderita penyakit menular seperti
TBC sedangkan mertua laki-laki mempunyai penyakit TBC.
GENOGRAM

Ket. :
: Laki-Laki

: Perempuan

: Sakit
D. Pola Aktivitas

No. Aktivitas Sebelum sakit Sesudah sakit


1 Nutrisi
 Makan
Nasi, sayur, buah-buahan.
jenis makanan Nasi, sayur lauk pauk
3x/hari, habis ½ porsi
kadang-kadang buah –
buahan.
3 – 6 gelas / hari
Frekuensi 2-3 x / hari, habis ¾ porsi.
klien mengatakan nafsu
keluahan Klien mengatakan tidak ada
makan berkurang karena
keluhan apapun.
sering mual.dan nyeri pada
.
daerah perut kiri.
3-6 gelas /hari
Minum 3 botol aqua besar dan
paling sedikit 6 - 8 gelas
hari (1500 – 2000 cc)
air putih
Jenis Air putih dan air teh
klien mengatakan jarang
keluhan Tidak ada keluhan
minum

2 Pola Eliminasi
3 x / hari
a. BAB 2 x/ hari, konsistensi
3x / hari
b BAK lembek
kuning jernih
5 x / hari
Kuning jernih
klien mengatakan tidur tidak
3 Pola
tentu selama 1-2 jam perhari
Istirahat Siang jam 14.00-17.00 WIB
pada malam hari dan pada
malam hari jam 22.00-05.00
siang hari sekitar 2 jam tidak
WIB.
tentu.
4 Personal hygiene
Klien mengatakan hanya
 Kebersihan
dilap dengan air hangat
kulit Klien mengatakan mandi
1x/hari.
 Kebersihan 2x/hari
Klien gosok gigi 2x / hari
gigi Klien gosok gigi 2x / hari
 Kebersihan
Klien mengatakan selama
rambut Klien mencuci rambut 2x /
dirawat belum pernah dicuci
minggu
rambut.
5 Aktivitas
Klien dapat melakukan
Klien melakukan aktifitas
aktifitas sendiri tanpa
dibantu oleh perawat dan
bantuan dari orang
keluarga termasuk ketika
lain.klien juga seorang
hendak BAB.
karyawan dari PT TNT
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Compos mentis GCS 15
2. Tanda-Tanda Vital
TD : 100 / 70 mmhg N : 100 x / menit
S : 370C R : 24 x / menit
3. System Pernapasan
Bentuk hidung simetris, septum terdapat, tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
tidak terdapat secret, mukosa hidung lembab dan berwarna merah muda, patensi hidung
kuat, tidak terdapat nyeri tekan sinus.bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi
intercostalis, vertebrate lurus, tidak terdapat masa dan tidak terdapat nyeri tekan, vocal
fremitus antara paru kanan dan kiri simetris, pengembangan paru saat bernafas simetris,
pada perkusi suara paru resonan, suara psru terdengar vesikuler.respirasi 24 x/ menit.
4. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva pucat, tidak terdapat peningkatan JVP ( Jugularis Vena Pressur ),
CRT ( Cafilrary Refilling Time ) dapat kembali dalam waktu 2 detik, akral teraba
hangat, ictus kordis teraba pada ICS V Midclavikula kiri, suara perkusi jantung Dulhes,
bunyi jantung S1 dan S2 terdengar murni reguler, pulsasi denyut nadi teraba lemah
dengan irama teratur, frekwensi nadi 100 x / menit. TD : 100 / 70 mmHg.
5. Sistem Pencernaan
Bibir dan mukosa lembab, tidak terdapat kelainan pada bentuk bibir, gigi jumlah
32 buah, pergerakan lidah bebas, tidak terdapat lesi, warna merah muda, tidak terdapat
nyeri tekan, terdapat reflek menelan, bentuk perut datar dan terasa sakit bila ditekan
kwadran kanan bawah, dan tidak teraba pembesaran hepar dan limpa, BU 8x/menit, BB
48 kg
6. Sistem Persyarafan
Kesadaran compos mentis dengan nilai GCS = 15
Orientasi klien terdapat orang,waktu dan tempat baik terbukti klien dapat
menyebutkan dimana klien sekarang berada serta keluarga yang menunggunya. Klien
dapat mengingat kejadian masa lampau dan kejadian yang baru saja terjadi.

Test Nervus Cranial


(1). Nervus Olfaktorius
Klien mampu membedakan bau kopi dan kayu putih
(2). Nervus Optikus
Klien mampu membaca papan nama perawat dalam jarak 30 cm
(3). Nervus Okulomotoris, Troklearis, Abdusen
Klien mampu menggerakkan bola mata kearah atas, bawah, dan samping
mengedip spontan, pupil osokov simetris dan kontraksi saat diberi cahaya.
(4). Nervus Trigeminus
Klien mengatakan sentuhan kapas diwajahnya, klien dapat menggerakkan
rahangnya, klien mampu mengedip
(5). Nervus Fasialis.
Klien dapat menggerakkan dahi, dapat membedakan rasa asin, manis, pada
lidahnya, tidak terdapat parese
(6). Nervus Auditorius
Klien mendengar dengan jelas dibuktikan dapat menjawab semua pertanyaan.
(7). Nervus Glosofaringeus dan Vagus
klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior lidah.
Klien dapat menelan, uvula bergetar saat klien mengucapkan kata “Ach “.
(8). Nervus Acessorius
Klien dapat menggerakkan leher, kekuatan otot sama saat diberi tekanan pada
dagu disaat klien menoleh, klien dapat mengangkat bahunya tanpa rasa nyeri dan
melawan tekanan yang diberikan.
(9) . Nervus Hipoglosus
Klien mampu menjulurkan lidahnnya kekiri dan kekanan dan dapat
menariknya dengan baik dan pergerakan terkontrol.

7. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening. Pada leher kiri terdapat bekas
opersi lympadenopati, tidak terdapat tanda-tanda gangguan hormonal seperti moonface
ataupun exopthalmus, tidak terdapat tremori pada kedua belah tangan.

8. Sistem Genetourinaria
Bentuk utuh, pada supra pubis terdapat luka post operasi kelenjar KGB + 5 cm
yang masih basah, jahitan masih utuh, pada pacpasi tidak terdapat pembesaran ginjal,
blas terasa kosong.

9. Sistem Muskoloskeletal
- Postur tubuh simetris, klien dapat membuka mulut, klien dapat menahan pada saat
dagu diberi tahanan.
- Leher dapat difleksikan 45o, hypertensi 135o, flexi lateral kidanka 45o, dan rotasi
360o.
- Extermitas Atas
Bentuk tangan simetris, bahu dapat extensi 18oC, aduksi 45oC rotasi 360o,
pergelangan tangan dapat di extensikan , fleksi, rotasi, supehasi, prohasi, jari-jari
tangan dapat di abduksikan, reflek bisep, dan tricep (++/++), tidak terdapat odiem
terpasang infus RL 20 tpm pada tangalo kanan.
- Extermitas bawah
Pada kaki kiri panggul extensi 90o, fleksi, abduks 20o abduksi 45o, extensi
lutut 120o, pergelangan kaki dapat difleksikan, extensi dan jari-jari kaki dapat
diversikan, inversi, abduksi, abduksi, reflek fatella (++/++), kekuatan otot
5 5
5 5
10. Sistem Integumen
Rambut agak kotor, tidak mudah tercabut, kulit kepala berketombe, tugor kulit
baik) S . 376C., terdapat luka operasi pada daerah lipatan paha pinggang
a. Sistem penglihatan dan pendengaran dan wicara
Klien dapat membaca dengan baik, klien dapat menjawab pertanyaan bila
diajukan perawat dengan benar klien dapat bicara dengan arti kulasi yang jelas

F. Data Psikologis
1. Status Emosi
Emosi klien tampak stabil dan berbicara dengan nada rendah
2. Kecemasan
Expresi wajah klien tampak lemas dan pucat, klien sering bertanya apakah
penyakitnya bisa kambuh lagi, klien mengatakan tidak tahu banyak tentang
penyakitnya dan cara perawatannya.
3. Pola koping
Menurut klien apabila klien punya masalah klien suka bercerita.
4. Gaya Komunikasi
Klien berbicara cukup jelas, expressi muka sesuatu yang klien rasakan
5. Konsep Diri
- Gambaran diri / body image
Klien merasa tidak puas pada kondisi badannya karena menderita sakit TBC.
- Identitas Diri
Klien sebagai seorang laki-laki yang telah menikah pegawai PT TNT, dan klien
adalah seorang ayah yang memiliki seorang anak.
- Peran
Klien berperan suami dan tidak dapat melaksanakan perannya karena sakit
- Idiel Diri
Harapan klien ingin cepat sembuh dan lekas pulang, sehingga ia dapat beraktivitas
sebagaimana sebelum sakit
- Harga Diri
Klien merasa bangga dengan dirinya, klien tidak merasa malu dengan keadaannya
saat ini

G. Data Sosial
Klien dimasyarakat sebagai seorang pekerjaan buruh di PT. TNT, dan klien sehari-hari
berhubungan baik dengan tetangga-tetangganya. Di RS komunikasi dengan perawat baik,
hubungan dengan keluarga baik dan keluarga mau untuk di ajak kerja sama.
H. Data Spiritual
Falsafah Hidup
Klien percaya dengan adanya sehat dan sakit, klien mengatakan jika sakit akan sembuh
dengan pengobatan yang teratur disertai do’a kepada Tuhan YME. Selama di RS klien
tidak dapat menjalankan ibadahnya seperti biasa.

I. Hasil Laboratorium

a. Xpe rt MTB-RIF Asay tanggal 9 Mei 2018


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Metode Keterangan
Myobacterium tbc Detected low Not detected Standart
Rifampisin resisten Detected Not detected Standart

b. Hematologi tanggal 19 Septe mbe r 2018


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Hematologi Paket
Hemoglobin 7.9 g/dL 12.00 - 15.00 L
Hematokrit 25.8 % 35 – 47 L
Eritrosit 3.24 10^6/uL 4.4 – 5.9 L
MCH 24.4 Pg 27.00 – 32.00 L
MCV 79.6 fL 76 – 96
MCHC 30.6 g/dL 29.00 – 36.00

Leukosit 18.1 10^3/uL 3.6 - 11 H


Trombosit 765 10^3/uL 150 – 400 H
RDW 15.8 % 11.60 – 14.80 H
MPV 9.6 fL 4.00 – 11.00
Kimia Klinik
Glukosa puasa 352 mg/dL 80-109: baik, 110-125: H
sedang, >126: buruk
GDP terganggu bila
110<= GDP<126 dan
GTT 2 jam < 140
Glukosa PP2 jam 385 mg/dL 80-140: baik, 145-179: H
sedang, >180: buruk
SGOT 12 u/L 15 – 34 L
SGPT 7 u/L 15 – 60 L
Ureum 32 mg/dL 15 – 39
Kreatinin 1.4 mg/dL 0.60 – 1.30 H
Asam urat 4.8 mg/dL 2.6 – 6.0
HbAIc 11.2 % 6.0 – 8.0 H
Elektrolit
Natrium 138 mmol/L 136 – 145
Kalium 4.0 mmol/L 3.5 – 5.1
Chlorida 104 mmol/L 98 – 107
Immunoserologi
HBsAg 0.19 Negatif < 1.0 Negatif
Equivocal 1-50
Positif > 50
TSHs 2.17 uIU/mL 0.51 – 4.94
Anti HIV NON
screening REAKTIF

c. Hematologi tanggal 22 Septembe r 2018

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan


Hematologi Paket
Hemoglobin 11.1 g/dL 12.00 - 15.00 L
Hematokrit 34.5 % 35 – 47 L
Eritrosit 4.28 10^6/uL 4.4 – 5.9 L
MCH 25.9 Pg 27.00 – 32.00 L
MCV 80.6 fL 76 – 96
MCHC 32.2 g/dL 29.00 – 36.00
Leukosit 13.9 10^3/uL 3.6 - 11 H
Trombosit 543 10^3/uL 150 – 400 H
RDW 15.3 % 11.60 – 14.80 H
MPV 9.6 fL 4.00 – 11.00
15
TERAPI MEDIS DAN KEPERAWATAN
Jenis Terapi Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
NaCl 0,9% 20 tpm IV pengganti cairan dan elektrolit natrium  Pasien dengan gagal jantung pemberian dosis besar
dan klorida pada kondisi kekurangan kongestif dapat menyebabkan
cairan misalnya diare, demam, dan  Pasien dengan gangguan fungsi penumpukan natrium
dehidrasi. Selain itu juga digunakan ginjal berat dan udem
sebagai cairan irigasi steril dan sebagai  Kondisi yang disertai dengan retensi
pelarut berbagai jenis obat. natrium dan edema
 Sirosis hepatis
 Tidak boleh digunakan sebagai
irigasi pada prosedur elektrosurgical
Lantus 10 unit SC Untuk dewasa, remaja, dan anak tahun Hipoglikemia Hipoglikemia, gangguan
dengan DM yang memerlukan terapi visual temporer,
insulin lipoatrofi atau
lipohipertrofi, reaksi
pada tempat injeksi.
Jarang reaksi alergi
berat atau edema.
Lorazepam 1 mg/ 24 po mengobati kecemasan, bekerja pada Hipersensitivitas terhadap  Mengantuk, pusing,
jam otak dan saraf (sistem saraf pusat) benzodiazepin atau bahan yang kelelahan;
untuk menghasilkan efek digunakan ketika formulasi (benzil  Penglihatan kabur;
menenangkan, dapat digunakan untuk alkohol, polietilen glikol, atau propilen  Masalah tidur
mengurangi gejala sakaw alkohol, glikol). Pasien glaukoma akut sudut (insomnia);
untuk mencegah mual dan muntah tertutup, kontraindikasi injeksi  Kelemahan otot,
akibat kemoterapi, dan kesulitan tidur lorazepam pada pasien apnea. kurangnya
(insomnia). keseimbangan atau
koordinasi;
 Amnesia atau lupa,
sulit berkonsentrasi;

16
 Mual, muntah,
sembelit;
 Perubahan nafsu
makan
 Ruam kulit
Novomix 6-0-6 unit SC Untuk pengobatan DM. Hipersensivitas, hipoglikemi Hipoglikemi
Bedaquiline 400mg/ 24 p.o 1. Pasien TB RO yang resistan  Hipersensitivitas  Detak jantung tak
jam terhadap FQ dan tidak resistan obat  Kalium darah rendah atau tingkat teratur
injeksi lini kedua (Pre-XDR) atau kalsium  Sakit kepala
pasien dengan alergi thd FQ  Nyeri sendi
2. Pasien TB RO yang resistan thd  Mual
obat injeksi lini kedua dan tidak  Sakit dada
resisten thd FQ (Pre-XDR) atau
 Batuk darah
pasien dengan alergi thd obat
injeksi lini kedua  Pingsan
3. Pasien TB RO yang alergi atau  Risiko pemanjangan
dengan efek samping berat interval QT,
terhadap dua atau lebih obat hepatotoksisitas, dan
bahkan kematian
golongan 4 (Eto, Cs, PAS)
4. Pasien TB RO yang telah resistan
terhadap salah satu golongan FQ
dan salah satu obat injeksi lini
kedua (XDR)
Levofloxacin 750mg/24 p.o Golongan antibiotik quinolone yang Pasien yang hipersensitif atau alergi  Gangguan tidur.
jam dapat digunakan untuk mengobati terhadap levofloxacin dan antimikroba  Pusing.
infeksi bakteri, seperti infeksi saluran golongan kuinolon lainnya. Seseorang  Sakit kepala.
kemih, pneumonia, sinusitis, infeksi yang mempunyai penyakit epilepsi.  Diare.
kulit, jaringan lunak, dan infeksi prostat. Pasien dengan riwayat gangguan  Mual.
Obat ini juga dapat digunakan untuk tendon terkait pemberian  Mempengaruhi hasil
mengobati anthrax, serta fluorokuinolon. Anak atau remaja. uji lab organ hati

17
mencegah penyakit pes (termasuk Wanita hamil dan menyusui.  Reaksi alergi parah.
bentuk pneumonic dan septicemic).  Nyeri atau
Levofloxacin bekerja dengan cara pembengkakan sendi.
membunuh bakteri dan mencegahnya  Kesulitan melihat.
tumbuh kembali.  Berhalusinasi
Sikloserin 750mg/ 24 po dalam kombinasi dengan obat-obat gangguan fungsi ginjal berat, epilepsi, terutama neurologis,
jam lain, tuberkulosis yang resisten depresi, ansietas berat, keadaan termasuk sakit kepala,
terhadap obat-obat pilihan pertama. psikotik, ketergantungan alkohol; pusing, vertigo,
porfiria. mengantuk, tremor,
kejang, psikosis,
depresi; ruam; anemia
megaloblastik;
perubahan pada uji
fungsi hati.

Etionamid 750mg/ 24 po digunakan bersamaan dengan obat Hypersensitivitas terhadap obat ini,  kecanggungan atau
jam lain untuk mengobati tuberculosis severe liver disease, Porphyria. kehilangan
(TB). Ethionamide merupakan keseimbangan
antibiotik dan bekerja dengan  Depresi mental
menghentikan pertumbuhan bakteri.  Perubahan mood atau
perubahan mental
 Baal atau kebas,
kesemutan, terbakar
atau nyeri pada tangan
dan kaki
 Mata atau kulit
berwarna kekuningan
INH 300mg/ 24 po Indikasi isoniazid (INH) utamanya pasien yang alergi terhadap komponen pening, kejang,
(isoniazid) jam adalah pada kasus tuberkulosis. Pada obat INH, pasien yang pernah neuritis optik, gejala
tuberkulosis paru aktif, INH mengalami efek samping berat setelah mental, anemi
diindikasikan untuk pengobatan konsumsi INH (seperti demam, hemolitik,

18
tuberkulosis aktif yang disebabkan menggigil, atau artritir), dan pasien agranulositosis, reaksi
oleh infeksi Mycobacterium yang memiliki gangguan fungsi hati lupus,
tuberculosis yang masih sensitif aktif (seperti pada kerusakan hati artralgia dan
terhadap INH. Selain itu, pada berat, penyakit hati aktif, dan riwayat ginekomasti
tuberkulosis laten, INH digunakan kerusakan hati akibat penggunaan INH
untuk pengobatan pasien asimtomatik sebelumnya)
yang terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis
Ethambutol 1000mg/2 po - mengobati tuberkulosis (TBC),  Jangan digunakan untuk penderita Kehilangan penglihatan
4 jam terutama bila diduga telah terjadi yang mengalami reaksi yang progresif, reaksi
resistensi. hipersensitivitas terhadap alergi, dan gangguan
ethambutol. pada saluran
- Penggunaan obat ini sebaiknya tidak  Tidak boleh diberikan kepada pasien pencernaan, terjadinya
secara tunggal namun yang menderita neuritis optik, masalah pada organ hati
dikombinasikan dengan obat-obat kecuali ada penilaian klinis yang (penyakit kuning),
anti tuberculosis yang lain. menyatakan obat ini bisa diberikan. neuritis perifer, efek
- mengobati infeksi oleh  Jangan menggunakan obat ini samping pada sistem
Mycobacterium avium complex, dan kepada pasien yang tidak bisa saraf pusat, serta
Mycobacterium kansaii. mendeteksi dan melaporkan hiperurisemia.
terjadinya gangguan penglihatan,
misalnya anak-anak < 13 tahun.
Pirazinamide 1200mg/ po obat yang digunakan dengan obat lain angguan fungsi hati berat, porfiria kerusakan hati
24 jam dengan fungsi untuk mengobati (lihat 11.8.2), hipersensitivitas (hepatotoksik) dan sakit
tuberkulosis (TB). Obat ini adalah terhadap pirazinamid, gout, wanita persendian (artralgia),
antibiotik dan bekerja dengan hamil dan menyusui Mual, demam ringan,
menghentikan pertumbuhan bakteri. pembesaran hati dan
limpa agak nyeri
mungkin diikuti dengan
ikterus

19
Data Penyebab dan Dampak Masalah
1. 2. 3. 4.
1. Ds : Invasi mycobacterium Gangguan
- Klien mengeluh tuberculosa pertukaran gas
sesak nafas dan 
batuk terbentuk tuberkel pada paru
Do : 
- Klien tampak sesak keruakan jaringan alveoli
- Klien batuk 
- Ro : thorax kusam pertukaran gas pada alveoli
Tb paru duplex aktif terhambat
- Terdengar suara 
ronchi Gangguan pertukaran gas
- Nadi 100 x / mnt
- Respirasai 28x/mnt
- Sputum kental
warna kuning

20
No Data Penyebab dan Dampak Masalah
1. 2. 3. 4.
2. Ds : Infeksi kuman TBC pada paru Intoleransi
- Klien mengatakan  aktivitas
badan klien lemah inflamasi / peradangan pada
dan lemah. paru-paru
- Klien merasa 
mudah lelah. penyekatan membrane respirasi
Do : 
- Klien tampak lemas oksigenasi kurang
- Hb 9,1 gr/dl dari 
nilai normal 13-16 metabolisme menurun
gr/dl.

- Klien terlihat pucat.
energi yang dihasilkan menurun
- TD : 100/70 mmHg.

- Nadi : 100x/menit.
lemah
- Resp : 28x/menit.

- Suhu : 37 0c
Intoleransi aktifitas
- Keperluan klien di
bantu oleh keluarga
dan perawat

21
22
No Data Penyebab dan Dampak Masalah
1. 2. 3. 4.
3. Ds : Masuknya Mikroorganisme Defisit Nutrisi
- Klien mengeluh TBC
tidak ada nafsu 
makan terjadi reaksi antigen dan
- Mual antibodi
Do : 
- Porsi makan tidak kerusakan jaringan paru-paru
habis, hanya ¼ 
setiap kali makan suplai 02 kejaringan berkuang
- BB: 48 KG
- Hb : 9,1 mg/dl
- Klien tampak lemas Proses Merangsang
metabolis me impuls saraf
- Konjungtiva pucat menurun 
 merangsang
pemecahan medulla
karbohidrat,pro vomoitng
tein, lemak center

mual / respon
makan
menurun

Defisit Nutrisi
23
No Data Penyebab dan Dampak Masalah
1. 2. 3. 4.
4. Ds : Kurangnya pengetahuan pasien Ansietas
Klien menanyakan tentang keadaan penyakitnya
terus keadaan penyakit 
nya dan menanyakan Salah persepsi
apa pantangannya 
Do : merupakan stressor psikologis
Ekspresi wajah agak 
tegang, klien selalu Ansietas
menanyakan dan proses
kejadiannya penyakit
pada pemeriksa klien
24
terlihat murung
5. Ds : Reaksi imflamasi pada paru Gangguan
Klien mengatakan  pola tidur
susah tidur Peningkatan metabolisme dan
Do : oxigenasi di paru-paru
- Wajah lesu 
- Mata merah Respon saraf simpatis
- Frekwensi nafas 
meningkat Keringat meningkat
- Tidur malam 1-2 
jam sering terjaga RAS teraktivasi untuk
mengaktifkan kerja organ tubuh

Rem menurun

Klien terjaga

J. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


- Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi (D.0003)
- Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan (D.0019)
25
- Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan (D.0055)
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)
- Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)

K. PERENANCAAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. E Diagnosa : TB Paru MDR


Umur : 30 Tahun No. Medrec : 58-02-83
26
Perencanan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Gangguan pertukaran gas b.d Tujuan: 1. Atur dan pertahankan posisi 1. posisi membantu memaksi
ketidakseimbangan ventilasi Tidak terjadi gangguan oksigenasi : tidur klien dalam semi fowler. malkan ekspansi paru dan
perfusi (D.0003) diffuse. menurunkan upaya per
Ditandai dengan : Kriteria hasil : 2. Observasi status pernafasan napasan.
Ds : Setelah dilakukan perawatan selama setiap 8 jam sekali termasuk 2. Untuk mengetahui efekti
- Klien mengeluh sesak nafas 5 hari, akumulasi secret berkurang frekuensi nafas, kedalaman dan vitas jalan nafas serta kondisi
dan batuk dengan kriteria : bunyi nafas tubuh akibat jalan nafas yang
Do : - Ronchi berkurang tidak efektif. 8 jam
- Klien tampak sesak - Frekuensi nafas dalam batas- 3. Kolaborasi pemberian O2 ditentukan dari pergerakan
- Klien batuk batas normal 18-24 x/mnt lembab sesuai dengan mukus di saluran nafas yang
- Ro : tharox kusam Tb paru - Klien tidak terlihat sesak kebutuhan klien di dorong oleh silia
duplex akitf (1cm/ment)
- Terdengar suara ronchi 4. Ajarkan metode dalam dan 3. Meningkatkan ventilasi
- Nadi 100 x / mnt batuk efektif 2-3 kali sehari maksimal dan oksigenasi
- Respirasai 28x/mnt 4. Metode ini memudahkan
Sekret kental warna kuning 5. Laksanakan program media ekspansi maksimum paru
therapi antibiotik sehingga dahak akan
terdorong keluar.
6. Anjurkan klien untuk banyak 5. Agen mukolik menurunkan
27
minum ± 1600-2000 ml/ hari kekentalan dan perlengketan
sekret dan mencegah
penyebaran kuman lebih
lanjut.
6. dengan minum banyak air
membantu klien untuk
mengeluarkan secret.
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Defisit nutrisi b.d kurangnya Tujuan :
asupan makanan (D.0019) Kebutuhan nutrisi terpenuhi 1. Tingkatkan pemahaman klien 1. Pemahamanan yang baik
ditandai dengan : Kriteria hasil : tentang pentingnya nutrisi bagi tentang pentingnya nutrisi
Ds : Setelah dilakukan perawatan selama tubuhnya serta diit yang di terhadap kondisinya akan
- Klien mengeluh tidak ada lima hari kebutuhan nutrisi klien butuhkan meningkatnya motivasi klien
nafsu makan terpenuhi dengan kriteria : dalam memenuhi kebutuhan
- Mual - Mual berkurang nya.
Do : - Porsi makan habis 2. Anjurkan minum air hangat 2. Makanan/minuman dalam
- Porsi makan tidak habis, - Nafsu makan meningkat sebelum makan dan anjurkan keadaan hangat akan menam
hanya ¼ setiap kali makan - BB naik 0.5 kg klien untuk memakan makanan bah menetralisiri asam
- BB: 48 KG dalam keadaan hangat. lambung.
- Hb : 9,1 mg/dl 3. Atur pola makan dengan porsi 3. Porsi kecil akan mengurangi

- Klien tampak lemas kecil tapi sering atau makanan mual dan kebutuhan nutrisi
- Konjungtiva pucat yang disukai klien, roti, nasi tetap terpenuhi
atau susu.
28
2. Motivasi keluarga untuk 4 Dukungan keluarga terdekt
memenuhi klien saat makan diharapkan membangkitkan
3. Cegah/atasi penurunan selera semangat klien untuk makan.
makan klien dengan cara 8. Oral hygeine yang kurang
meningkatkan oral hygiene akan menimbulkan bau
klien dan beri motivasi. mulut yangkurang sedap
4. Berikan rantin 3 x 1 ampul sehingga akan menurunkan
sesuai instruksi. selera makan klien.
5. Berikan ATP 3 x 1 tab sesuai 9. Antiemetik dapat mengu
instruksi rangi mual.
6. Timbang BB secara rutin 10. Vitamian bisa membantu
mengembalikan atau
meningkatkan daya tahan
tubuh.
11. Untuk mengetahui perkemba
ngan klien.

(1) (2) (3) (4) (5)


3. Gangguan pola tidur b.d Tujuan; 1. Pertahankan upaya untuk 1. Untuk mencegah kehilangan
hambatan lingkungan Kebutuhan istirahat tidur klien mengurangi sesak dan nyeri oksigen.
(D.0055) terpenuhi dengan tidur klien dalam semi

29
Ds : Kriteria hasil : fowler.
- Klien mengatakan susah Setelah dilakukan perawatan selama 2. Bereskan tempat tidur dan 2. Memberikan rasa nyaman
tidur tiga hari tidur klien bertambah lingkungan tempat tidur. dan diharapkan klien dapat
- Tidur malam 1-2 jam sering dengan kriteria : beristirahat.
terjaga - Klien tampak segar
Do : - Klien tidak sering menguap 3. Anjurkan klien dan keluarga 3. Pengunjung yang banyak
- Wajah lesu - Jam tidur menjadi tujuh jam untuk membatasi pengunjung akan menganggu klien untuk
- Mata merah dan penunggu hanya boleh dua istirahat
- Frekwensi nafas meningkat orang.
4. Anjurkan keluarga klien untuk 4. Lampu yang redup akan
mematikan atau meredupkan mengendorkan syarat-syaraf
lampu ketika klien mau tidur. yang ada pada pola mata
sehingga klien akan tidur.

5. Anjurkan klien untuk minum 5. Asam tritokan yang


susu hangat ketika akan tidur. terkandung dalam susu di
harapkan akan membuat
klien mengantuk dan tertidur
6. Anjurkan untuk selalu berdo’a 6. Berdo’a dapat menenangkan
menjelang tidur. jiwa klien.

30
(1) (2) (3) (4) (5)
4. Intoleransi aktivitas b.d Tujuan : 1. Jelaskan pada klien untuk 1. Menambah pengetahuan
kelemahan (D.0056) Klien dapat bertoleransi terhadap melakukan aktivitas pada klien tentang penting
ditandai dengan: aktivitas secara bertahap nya melakukan aktivitas
Ds : Kriteria hasil: secara bertahap.
- Klien mengatakan badan Aktivitas klien terpenuhi dalam 4
klien lemah dan lemah. hari dengan kriteria 2. Siapkan dan dekatkan peralatan 2. Menyiapkan dan mendekat
- Klien merasa mudah lelah. - Lemas berkurang untuk memenuhi kebutuhan kan semua peralatan akan
Do : - Klien dapat beraktivitas secara ADLnya memudahkan klien untuk
- Klien tampak lemas bertahap memenuhi ADLnya.
- Hb 9,1 gr/dl dari nilai - Kulit bersih 3. Ajarkan pada klien metoda 3. Agar energi tidak terbuang
normal 13-16 gr/dl. - Rambut dan kulit kepala bersih penghematan energi untuk sehingga mengurangi kelelah
- Klien terlihat pucat. aktivitas. an.
- TD : 100/70 mmHg. 4. Bantu klien memenuhi 4. Menjaga kebersihan klien
- Nadi : 100x/menit. kebutuhan personal hygiene dan memberikan rasa
- Resp : 28x/menit. nyaman.
31
- Suhu : 37 0c 5. Berikan waktu istirahat setelah 5. Memberikan kesempatan
- Keperluan klien di bantu klien melakukan aktivitas. pada tubuh untuk mengum
oleh keluarga dan perawat pulkan tenaga baru.
6. Libatkan anggota keluarga 6. Agar keluarga tidak ber
untuk melatih klien untuk gantung pada perawat untuk
memenuhi kebutuhannya pemenuhan kebutuhan ADL
klien.
7. Hitung denyut nabi dan RR 7. Untuk mengetahui keadaan
setelah klien melakukan umum klien setelah
aktivitas melakukan aktivitas.

(1) (2) (3) (4) (5)


5. Ansietas b.d kurang terpapar Tujuan; 1. Bina hubungan saling percaya 1. Dengan hubungan saling
informasi (D.0080) Raman aman cemas teratasi percaya diri meningkatkan
ditandai dengan : Kriteria hasil: keyakinan klien terhadap
Ds : Rasa aman cemas terpenuhi dengan perawat.
Klien menanyakan terus kriteria :

32
keadaan penyakit nya dan - Cemas berkurang 2. Berikan penjelasan tentang 2. Menambah pengetahuan
menanyakan apa pantangannya - Klien mengerti pencegahan dan pengetian, pencegahan, pera sehingga klien merasa
Do : perawatan watan dan pengobatan (satpel nyaman
Ekspresi wajah agak tegang, - Klien mengerti tentang kondisi terlampir)
klien selalu menanyakan dan dan proses terjadinya penyakit
proses kejadiannya penyakit 3. Libatkan keluarga dalam 3. Dukungan keluarga terdekat
pada pemeriksa klien terlihat memberikan support sistem diharapkan membangkitkan
murung semangat klien untuk
sembuh

33
34

Anda mungkin juga menyukai