Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENGENALAN PROGRAM EVIEWS
1.1 PENDAHULUAN
1
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Perbedaan mendasar antara Micro TSP dan EViews antara lain adalah:
Micro TSP berbasis DOS, Eviews berbasis WINDOWS.
Dalam program Eviews disediakan fasilitas tampilan grafik yang hampir
sama dengan tampilan grafik yang ada pada Microsoft Excel, sementara
pada Micro TSP hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik.
Lebih banyak metode pengujian yang disediakan oleh Eviews, seperti uji
stasioneritas, uji kointegrasi, uji asumsi klasik, dan sebagainya.
Adanta kemudahan dalam melakukan pengolahan data dengan metode
pooling data.
Persamaan regresi, grafik, tabel ataupun sekelompok data yang telah
diestimasi atau dibuat dalam program Eviews dapat disimpan.
Adanya fleksibilitas program olah data Eviews merubah database,
sehingga hampir semua program olah data yang berbasis worksheet
kompatibel dengan program olah data Eviews, misal Microsoft Excel,
SPSS, Shazam, DataFit.
2
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Simulasi
Analisis data keilmuan dan evaluasi
EViews dalam versi baru adalah seperangkat alat untuk memanipulasi
data runtun waktu (time series) untuk dikembangkan dalam program Time series
Processor (TSP) dalam komputer. Bentuk terdahulu dari EViews adalah Micro
TSP, yang di keluarkan pertama kali pada tahun 1981. Meskipun EViews
dikembangkan oleh para pakar ekonomi dan banyak digunakan untuk
kepentingan ekonomi, tetapi tidak menutup kemungkinan tidak hanya digunakan
untuk data Time Series akan tetapi data Cross-section juga dapat ditangani oleh
EViews.
Data dasar yang dipakai oleh EViews adalah data time series. Setiap seri
diberikan nama dan anda dapat menjalankan operasi hanya dengan
menyebutkan nama dari seri tersebut. EViews menyediakan cara yang sangat
mudah dalam tampilannya untuk memasukkan data time series dari keyboard
atau dari file dalam disket anda, untuk membuat seri baru dari file dalam disket,
untuk membuat seri baru dari file yang sudah ada, untuk menampilkan dan
mencetak seri dan menampilkan analisis statistik dari hubungan antara seri
tersebut.
EViews menggunakan keutamaan tampilan modern dari perangkat lunak
Windows. Anda dapat menggunakan mouse anda sebagai pemandu operasi
dengan menu dan dialog-dialog standar dari Windows. Hasilnya akan ditampilkan
Windows dan dapat dimanipulasi dengan tehnik Windows yang standart. Sebagai
alternatif, anda dapat menggunakan bahasa-bahasa perintah dalam EViews.
Anda dapat memasukkan dan mengedit perintah dalam kolom perintah yang
telah disediakan. Anda dapat membuat dan memasukkan perintah-peritah
tersebut pada keseluruhan proyek penelitian anda.
Beberapa kemampuan dasar EViews yang paling penting adalah :
Memasukkan, memperluas, dan mengkoreksi data time series anda.
3
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
4
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
1.1.2 Instalasi
Cara menginstall program olah data Eviews relatif mudah. Jika program
olah data Eviews terdapat di CD, masukkan CD program ke CD drive, tunggu
beberapa saat sampai spins-up dan setup program secara langsung. Jika dics
tidak melakukan spins-up, gunakan Windows Explorer, kemudian klik Setup icon.
Jika program diinstal dengan benar, maka akan terlihat tampilan Eviews window
ketika program dijalankan. Tampilan Eviews window akan terlihat seperti di
bawah: Balok judul (title Kotak perintah
bar) (command window)
Menu Utama
(main menu)
Wilayah
kerja
(work area)
5
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Drop-down
menu
6
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Kita akan membahas berbagai macam pilihan secara detil berikutnya, tapi untuk
saat ini perhatikan setelah anda memulai EViews, jika anda melihat-lihat
submenu yang ada akan terlihat beberapa submenu tertulis dengan warna hitam
adalah submenu yang dapat anda gunakan dan submenu lainnya berwarna abu-
abu tidak dapat anda gunakan. Sebagai contoh, anda tidak dapat membuat New
object atau store object akan tetapi anda dapat mencetak Print dan Views
Option. Keseluruhan menu yang terdapat dalam menu-menu utama Eviews
dapat dilihat dalam gambar 3 berikut ini.
7
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Drag to resize
8
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
9
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
window ke atas atau ke bawah. Lepaskan mouse jika ukuran command window
sudah seperti yang kita inginkan.
Clear message
Default directory Current workfile
Ketika pertama kali program Eviews dijalankan, kotak pesan akan bertuliskan
WELCOME TO EVIEWS. Pesan ini akan berubah apabila program Eviews telah
dioperasikan untuk perhitungan. Misalnya, menghitung perubahan jumlah
penjualan (DSALE). Setelah perintah perhitungan DSALE dimasukkan, maka akan
muncul pesan DSALE SUCCESFULLY COMPUTED.
10
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
area kerja ini sebagai kertas-kertas yang mungkin anda letakkan diatas meja
kerja anda sebagai pekerjaan anda. Windows akan menyusunnya dengan wilayah
yang anda pakai atau sedang anda aktifkan diatas wilayah yang tidak anda
kerjakan.
Anda dapat memindahkan area kerja dengan mengklik pada titlebar
kemudian mendragnya ke lokasi baru. Anda dapat mengubah ukurannya dengan
mengklik sudut kanan bawah dan mendrag sudut tersebut ke lokasi baru.
1.3 LATIHAN
Mari kita lihat apakah EViews bekerja dengan baik, dan mulai belajar
menggunakannya, dengan latihan di bawah ini :
Klik pada File hingga submenu terlihat kebawah, kemudian klik pada New
dan kemudian Workfile. Akan muncul kotak dialog kemudian kursor akan
berada pada kotak Start Date, ketik 1990, kemudian gunakan mouse untuk
11
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
12
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
13
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
BAB II
ENTRY DATA
Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk membuat file baru
dan memasukkan dalam program pengolah data Eviews, yaitu:
Dalam kotak workfile range terdapat workfile frequency data yang menunjukkan
jenis data (tahunan, semesteran, kuartalan, bulanan, mingguan, harian (5 dan 7
hari) dan undated (cross section).
2. Cara penulisan pada kotak START DATE dan END DATE
Annual 1990 2005
Semi-annual 1990:1 2005:2
14
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
15
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
16
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
3 2
1 Klik ke atas
1
2 Klik dlm kotak obs
kedua
3 Enter Name
17
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Gambar 2.5 File dalam bentuk Excel (.xls) yang akan di copy-paste
18
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Gambar 2.6 File dalam bentuk Excel yang sudah di paste di EViews
Tempatkan kursor di sel kiri-atas, dengan arah ke kanan dari label obs
kedua. Kemudian pililh Edit/Paste dari menu utama( Edit +/- di toolbar).
Lembar kerja kelompok sekarang memuat data dari clipboard.
e. Impor Data
Sebelum melakukan impor data pastikan terlebih dahulu bahwa
sudah tersedia workfile range sesuai dengan data yang dimiliki. Impor
bisa dilakukan melalui dua cara:
Dari tampilan workfile atau menu utama:
PROCS
IMPORT
Read text-Lotus-Excel
19
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
20
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Masukkan
nama series
atau jumlah
series
Sampel data
yang dibaca
Anda akan menemui versi yang sangat berbeda dari dialog ini jika data dibaca
dari file Lotus, atau Excel 4. Sekarang mengisi kotak dialog:
21
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
untuk GDP dan PCON terdapat dalam satu baris maka dibaca by series. Setelah
semua informasi dalam kotak dialog terisi, maka tekan ENTER, sehingga akan
tampak tambahan dua variabel baru GDP dan PCON dalam workfile, seperti di
bawah ini.
22
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Gambar 2.11 Kotak Dialog untuk impor data dari file dalam bentuk text (ASCII)
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika mengimpor data dari file ASCII:
Pada sebelah bawah kotak dialog ditampilkan data 16K pertama dari file yang
akan diimpor. Anda dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan
berbagai pilihan format dalam dialog.
Anda harus mengisi beberapa informasi:
Nama series (Names for series) atau jumlah series dalam file.
Jika file tidak memuat nama series, atau jika anda tidak ingin
menggunakan nama dalam file, tulis nama series supaya terlihat di file, di
pisahkan dengan spasi. Jika nama-nama series terletak dalam file sebelum
memulai data, anda dapat memberikan kepada Eviews untuk
menggunakan nama-nama itu dengan memasukkan jumlah yang
mewakili jumlah series untuk dibaca.
Jika mungkin, hindarilah menggunakan tanda kurung dan simbol
matematika seperti "*", "+", "-", "/", "^" dalam nama. Jika EViews
mencoba membaca nama dari file dan menemukan nama yang tidak
valid, maka ia akan mencoba merubah nama (rename) series menjadi
23
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
nama yang valid dengan memindahkan karakter yang tidak valid dengan
underscore dan angka. Sebagai contoh, jika series diberi nama X(-3)
dalam file, EViews akan merubah nama series menjadi X__3_01. Jika
X__3_01 sudah menjadi salah satu nama series, maka EViews akan
menamakan dengan X__3_02, dst.
Jika EViews tidak bisa memberi nama series anda, mungkin karena
namanya terbalik, atau karena namanya digunakan oleh obyek bukanlah
nama series, maka series akan diberi nama SER01, SER02, dst.
Perlu diperhatikan bahwa kita harus sangat berhati-hati dalam
memberikan nama series, karena jika nama dalam daftar mempunyai
nama dengan series yang sudah ada sebelumnya, maka data dari seies
yang sudah ada sebelumnya akan diganti dengan data series yang baru
dimasukkan.
Urutan data (data order).
Perlu untuk menspesifikasikan bagaimana data disusun dalam file. Jika
data disusun by observation maka tiap-tiap series berada dalam kolom,
pilih dalam Kolom. Jika data disusun by series maka semua data dari
series pertama diikuti oleh semua data dari series kedua, dst, pilih dalam
Baris.
Sampel yang diimpor.
Anda harus menspesifikasikan sampel di mana data akan ditempatkan
dari file. EViews mengisi dialog dengan sampel yang ada dalam workfile,
tetapi anda dapat mengedit bentangan sampel atau menggunakan
tombol reset sampel untuk merubah sampel input. Sampel input sampel
hanya menge-set sampel untuk prosedur impor, tidak merubah sampel
workfile.
EViews mengisikan semua observasi dalam sampel yang ada
menggunakan data dalam file input.. ada beberapa aturan yang harus
diperhatikan:
24
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
25
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Sebagai contoh, dalam file konsumsi Srilangka dibawah ini, ada empat
baris yang harus dilompati sebelum sampai ke data, dan terdapat satu
kolom yang harus dilompati (skip)
Series Headers
Pilihan ini memberitahukan kepada Eviews berapa banyak sel yang harus
ditutup antara judul series dengan data dalam file, baik gap dalam kolom
maupun dalam baris. Untuk file yang rectangular, penutupan ditentukan
oleh baris (untuk data dalam kolom) atau dengan kolom (untuk data
dalam baris). Sebagai contoh untuk data konsumsi Srilangka diatas, tidak
ada gap antara judul series dan data sehingga series hader offset = 1
Miscellaneous Options.
Tanda kutip dengan ‘not” tunggal. Perlakuan Eviews terhadap sesuatu di
dalam pasangan double tanda kutip sebagai satu string, kecuali jika ia
adalah angka.
26
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Currency
Pilihan ini untuk menspesifikasikan simbol mata uang. Sebagai contoh,
jika kita memasukkan data dengan Rp 100 (akan dicatat sebagai NA atau
diloncati) kecuali kita menspesifikasikan “Rp” sebagai delimiter. Jika kita
masukkan “Rp” dalam pilihan Currency, maka Rp 100 akan dibaca sebagai
angka 100
Text for NA.
Pilihan ini untuk menspesifikasikan kode untuk observasi yang hilang. This
option allows you to specify a code for missing observations. Ketiadaan
data adalah NA. Anda dapat menggunakan pilihan ini untuk membaca file
data yang menggunakan nilai spesial untuk mengindikasikan nilai yang
hilang, seperti “.”, atau “-99”. Anda dapat menspesifikasikan hanya stu
kode untuk observasi yang hilang. Keseluruhan tanda Text for NA akan
diperlakukan sebagai kode nilai yang hilang
Setelah semua informasi dalam kotak dialog terisi, maka tekan OK atau
ENTER, sehingga akan tampak tambahan dua variabel baru GDP dan
PCON dalam workfile, seperti di bawah ini. Pada tampilan workfile akan
muncul tambahan dua variabel baru (GDP dan PCON)
Gambar 2.13 Tambahan variabel baru GDP dan PCON dalam workfile
27
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
kemudian akan muncul dialog: (Pilih variabel apa saja yang igin ditampilkan)
Contoh:
OK atau ENTER
2. Menampilkan data bisa melalui jendela perintah (command window):
28
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
1. Menampilkan data bisa dilakukan juga melalui GROUP yang terdiri dari satu
atau lebih variabel yang akan diolah. Membuat GROUP: pilih variabel yang
akan tergabung dalam group (CTRL+klik), klik kanan OPEN / GROUP
2.
Gambar 2.16 Meampilkan data dengan GROUP
Gambar 2.17 Worksheet dalam eviews setelah entry atau impor data
29
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Range atau sampel dirubah dengan merubah rentang periode dalam kotak
star date dan/atau end date.
30
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
31
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
32
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Mean (X )
Merupakan nilai rata-rata dari observasi data (sampel)
Median (Md)
Merupakan nilai tengah dari observasi data (sampel)
Maximum
Merupakan nilai tertinggi dari sampel data
Minimum
Merupakan nilai terendah dari sampel data
Std Dev (S)
Merupakan dispersi/penyebaran nilai observasi (sampel) terhadap nilai rata-
ratanya.
33
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
N
s yt y / N 1
2
t 1
di mana N adalah jumlah observasi dalam sampel dan y adalah rata-rata
variabel.
-3s X +3s
Skewness
Merupakan kemencengan dimana jika semua sampel diplotkan dan
dihubungkan maka akan membentuk suatu kurva yang tidak simetris.
Jika nilai skewness semakin mendekati nol, kurva semakin simetris sedangkan
semakin jauh, semakin menceng.
yt y
N 3
1
s
N
ˆ
t 1
di mana ̂ adalah suatu estimator untuk deviasi standar yang didasarkan
pada estimator bias untuk varian. Skewness dari suatu distribusi yang
simetrik, sepreti distribusi normal, adalah nol. Skewness yang positif berarti
34
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Kurtosis
Kurtosis mengukur kerucingan atau kedataran dari distribusi variabel. Kurtosis
dihitung berdasarkan rumus:
yt y
N 4
1
K
N
ˆ
t 1
di mana ̂ adalah suatu estimator untuk deviasi standar yang didasarkan
pada estimator bias untuk varian.
Ukuran Kurtosis:
Jika nilai kurtosis lebih dari 3 maka disebut Leptokurtik (runcing)
Jika nilainya sama dengan 3 maka disebut Mesokurtik (normal)
Jika kurang dari 3 maka disebut plantikurtik (tumpul)
35
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Jarque-Bera
Jarque-Bera adalah uji statistik untuk menguji apakah variabel terdistribusi
secara normal. Uji statistik mengukur selisih skewness dan kurtosis variabel
dari distribusi normalnya. Statistik dihitung dengan:
N k 2 K 3
2
Jarque Bera S
6 4
di mana S adalah skewness, K adalah kurtosis, dan k mewakili jumlah
koefisien yang diestimasi yang digunakan untuk membuat series.
Di bawah hipotesis nol dari distribusi normal, statistik Jarque-Bera
didistribusikan dengan 2 derajad kebebasan (degrees of freedom). The reported
Probabilitas yang dicatat adalah probabilitas bahwa statistik Jarque-Bera
melebihi (dalam nilai absolut) nilai yang diobservasi di bawah hipotesis nol- nilai
probabilitas yang kecil mendorong untuk menolak hipotesis nol distribusi
normal. Untuk contoh perhitungan uji statistik JB untuk variabel GDP (lihat
histogram GDP), kita menerima hipotesis distribusi normal pada tingkat 5%.
36
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Tampilan statistik deskriptif yang bisa dihadirkan antara lain: mean, median,
maksimum, minimum, standar deviasi, skewness, kurtosis, dan Jarque-Bera.
Untuk melihat tampilan statistik deskriptif, setelah data muncul, klik menu
View yang terletak di kiri atas workfile, pilih Descriptive Stats, kemudian
tinggal pilih apakah deskripsi statistik akan menampilkan data secara
bersama-sama (Common Sample) atau sendiri-sendiri (Individual Sample).
37
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Selain statistik deskriptif yang berisi Mean, Median, Modus, Standar Deviasi
dan Jarque Berra statistik, beberapa tampilan lain bisa dilihat, seperti
diagram garis, diagram balok, scatter diagram, dll, seperti pada pilihan Menu
View pada tampilan Group dibawah ini.
38
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
39
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
40
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
BAB III
REGRESI DAN KORELASI
41
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
dalam suatu scatter diagram mendekati kurva. Baik korelasi linier maupun non-
linier dapat bersifat positif, negatif maupun tidak terdapat korelasi.
X X
(a) Korelasi Linier Positif (b) Korelasi Non-Linier Positif
Y Y
X X
(c) Korelasi Linier Negatif (d) Korelasi Non-Linier Negatif
X
(e) Korelasi Nol
42
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Regresi memiliki dua pengertian fungsi regresi yang berbeda yaitu fungsi
regresi populasi (population regression function = PRF) dan fungsi regresi sampel
(sample regression function = SRF). Misalnya dalam estimasi fungsi permintaan
barang (Y) dengan variabel penjelas tingkat harga (X). Hukum ekonomi
menyatakan bahwa hubungan antara X dan Y adalah negatif, karena apabila
tingkat harga naik—permintaan akan barang akan turun. Dengan asumsi bahwa
data X dan Y tersedia, maka nilai yang akan dicari adalah rata-rata pengharapan
atau populasi (expected or population mean) atau nilai rata-rata populasi
(population average value of Y) pada berbagai tingkat harga (X). Penggambaran
dari model ini akan berbentuk garis regresi populasi (population regression line =
PRL). PRL menyatakan bahwa nilai rata-rata dari variabel tak bebas Y akan
berhubungan dengan setiap nilai variabel bebas X. Secara matemnatis, PRL dapat
dinyatakan sebagai berikut:
(1) E (Y X i ) 0 1 X i
di mana E (Y X i ) atau E(Y) adalah berarti rata-rata atau pengharapan akan nilai
43
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(2) Yˆi b0 b1 X i
di mana:
44
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Arti pertama dan mungkin lebih alamiah dari linieritas adalah bahwa nilai
rata-rata kondisional dari variabel Y merupakan fungsi linier terhadap X i
sebagaimana disajikan dalam persamaan (1) atau (3) ataupun dalam persamaan
(2) dan (4). Sedangkan bentuk fungsi non-linier dalam variabel antara lain adalah:
(5) E (Y ) 0 1 X i2
(6) E (Y ) 0 1 (1 / X i )
Persamaan (5) dan (6) di atas dinamakan persamaan yang tidak linier, karena
persamaan (5) berpangkat 2, sementara persamaan (6) dinyatakan dalam bentuk
kebalikan (inverse).
45
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Y Y
Slope β 2 adalah sama dalam Slope β 2 adalah berbeda dalam
setiap titik dalam kurva setiap titik dalam kurva
Kuantitas Barang
Kuantitas Barang
β2
β2
1
1
β2
1 β2
1
X X
Harga Harga
(a) (b)
Lebih lanjut, bentuk fungsi persamaan (7) tidak dikatakan sebagai fungsi linier,
karena 1 tidak berpangkat 1.
46
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(7) E (Y ) β 0 β12 X i
(8) E (Y ) β1 β 2 X 2i β3 X 3i
di mana E (Y ) E (Y X 2 , X 3 )
(9) Yi β1 β 2 X 2i β3 X 3i u i
E (Y ) u i
sederhana merupakan nilai rata-rata E(Y) pada titik-titik garis regresi populasi.
47
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
ii. Komponen non-sistematik atau acak, ui yang ditentukan oleh faktor-faktor lain
di luar X 2 dan X 3 .
(10) Yi β0 β1 X i ui
Oleh karena PRF dalam persamaan (10) di atas tidak dapat diamati secara
langsung, maka didekati dengan SRF dengan bentuk persamaan berikut:
(11) Yi b0 b1 X i ei
48
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(12) ei Yi b0 b1 X i
estimasi yang biasa dipakai dalam ekonometrika, yaitu OLS, pemilihan b0 dan b1
dapat dilakukan dengan memilih nilai jumlah kuadrat residual (residual sum of
squared=RSS), e 2
i yang paling kecil. Atau dapat ditulis sebagai berikut:
Dengan optimasi kondisi order pertama sama dengan nol, maka diperoleh:
(16) Yi nb1 b2 X i
(17) Yi X i b1 X i b2 X i2
49
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(18) b0 Y b1 X
b0
X Y X X Y
i
2
i i i i
n X ( X ) i
2
i
2
n X i Yi X i Yi
(19) b1
n X i2 ( X i ) 2
( X X )(Y Y )
i i
(X X ) i
2
x yi i
x 2
i
y i (Yi Y ) .
50
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
2) Nilai rata-rata Y yang diestimasi Y = Yˆi adalah sama dengan nilai rata-rata
(X i X) 0.
b2 B2
(20)t statistik =
se(b2 )
di mana B2 β 2 .
Jika dimisalkan hipotesis nol ( H 0 ) : B2 B2* , maka persamaan (33) dapat ditulis:
b2 B2*
(21)t statistik =
se(b2 )
51
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Apabila nilai t statistik lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (kritisnya),
maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa b2 = 0 ditolak. Begitu pula
sebaliknya, apabila nilai t statistik lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel,
maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa b2 = 0 harus ditolak.
(22) Yi Yˆi ei
52
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Misalkan persamaan (22) disajikan dalam bentuk yang sedikit berbeda, tetapi
ekuivalen dengan bentuk sebagaimana, disajikan dalam gambar 3.3:
ui = karena residual
(Yi - Y ) = Total Ŷi
X
0 Xi
Gambar 3.3 Perincian Variasi Y i
53
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Lebih lanjut, berdasarkan uraian di atas, maka perlu diketahui berapa ciri atau
sifat dari r2 (R2) yaitu:
a. Nilai r2 (R2) merupakan besaran non negatif, karena berdasarkan formulasi
persamaan (2.46) misalnya, tidak mungkin r2 (R2) akan bernilai negatif.
b. Nilai r2 (R2) adalah terletak 0 ≤ r2 (R2) ≤ 1. Suatu nilai r2 (R2) sebesar 1 berarti
suatu kesesuaian sempurna (hampir tidak pernah terjadi), sedangkan nilai r2
(R2) sebesar nol berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan
variabel yang menjelaskan (variabel bebas) atau prosentase dari variasi
variabel Y tidak mampu dijelaskan oleh variasi dari variabel X.
G. Koefisien Korelasi
(36)r (R) =
( X X )(Y Y )
i i
( X X ) (Y Y )
i
2
i
2
(37)r (R) =
x y i i
x y2
i
2
i
(38) r r 2
54
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
55
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
RSS /(n k )
(40) R 2 1
TSS /(n 1)
RSS /(n 1)
1
TSS /(n k )
(n k )
(41) R 2 1 (1 R 2 )
(n 1)
I. INTERPRETASI HASIL
Dalam menginterpretasikan estimasi regresi dengan metode OLS, yang
diinterpretasikan adalah hasil rregresi yang signifikan.
Linear
Y 0 1 X 1 2 X 2
jika X1 dan X2 sama dengan nol maka besarnya Y sama dengan konstantanya
yaitu 0.
Jika X1 meningkat 1 satuan maka Y juga akan meningkat1 satuan dan Jika X1
turun 1 satuan maka Y juga akan menurub 1 satuan (hubungannya positif).
Begitu juga dengan X2, jika X2 meningkat 1 satuan maka Y juga akan
56
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Semi-Log
Y 0 1 X 1 2 X 2
Jika X1 dan X2 sama dengan nol maka besarnya Y sama dengan konstantanya
yaitu 1%, dan jika X1 turun 1 satuan maka Y juga akan menurun 1%,
(hubungannya positif)
Lain halnya dengan X2, jika X2 meningkat 1 satuan maka Y akan menurun 1%
satuan, dan jika X2 turun 1 satuan maka Y akan meningkat 1%, satuan
(hubungannya negatif)
Double log
Log Y 0 1 X 1 2 X 2
Jika X1 dan X2 sama dengan nol maka besarnya Y sama dengan konstantanya
yaitu o.
Jika X1 meningkat 1% maka Y akan meningkat 1%, dan jika X1 turun 1%maka
Y juga akan menurun 1% (hubungannya positif). Begitu juga dengan X2, Jika
X2 meningkat 1% maka Y akan meningkat 2%, dan jika X2 turun 1% maka Y
juga akan menurun 2%.
PCONt =f(GDPt)
57
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
PCONt = a0 + a1GDPt + et
di mana:
PCONt = nilai konsumsi nominal pada tahun t
GDPt = pendapatan domestik bruto pada tahun t
58
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
59
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
60
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
61
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
62
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
dan pada workfile akan tersimpan series baru yaitu residual dari
persamaan 1 (EQ01) dengan nama resid01.
63
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
64
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
LATIHAN 1
Table 6.4 Fertility and other data for 64 countries
CM = child mortality PGNP = per capita GNP in 1980
FLR = female literacy rate TFR = total fertility rate
CM = 0 + 1 FLR + 2 PGNP + 0 TFR + i.
CM FLR PGNP TFR CM FLR PGNP TFR
128 37 1870 6.66 142 50 8640 7.17
204 22 130 6.15 104 62 350 6.6
202 16 310 7 287 31 230 7
197 65 570 6.25 41 66 1620 3.91
96 76 2050 3.81 312 11 190 6.7
209 26 200 6.44 77 88 2090 4.2
170 45 670 6.19 142 22 900 5.43
240 29 300 5.89 262 22 230 6.5
241 11 120 5.89 215 12 140 6.25
55 55 290 2.36 246 9 330 7.1
75 87 1180 3.93 191 31 1010 7.1
129 55 900 5.99 182 19 300 7
24 93 1730 3.5 37 88 1730 3.46
165 31 1150 7.41 103 35 780 5.66
94 77 1160 4.21 67 85 1300 4.82
96 80 1270 5 143 78 930 5
148 30 580 5.27 83 85 690 4.74
98 69 660 5.21 223 33 200 8.49
161 43 420 6.5 240 19 450 6.5
118 47 1080 6.12 312 21 280 6.5
269 17 290 6.19 12 79 4430 1.69
189 35 270 5.05 52 83 270 3.25
126 58 560 6.16 79 43 1340 7.17
12 81 4240 1.8 61 88 670 3.52
167 29 240 4.75 168 28 410 6.09
135 65 430 4.1 28 95 4370 2.86
107 87 3020 6.66 121 41 1310 4.88
72 63 1420 7.28 115 62 1470 3.89
128 49 420 8.12 186 45 300 6.9
27 63 19830 5.23 47 85 3630 4.1
152 84 420 5.79 178 45 220 6.09
224 23 530 6.5 142 67 560 7.2
Sumber: Gujarati, 2003,”Basic Econometrics”.
65
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
66
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
BAB IV
Pemilihan Model dan Bentuk Fungsi Model Empiris
Pada bagian ini akan dibahas pemilihan model dan bentuk fungsi model
empirik berdasarkan teori ekonometrika. Dalam analisis ekonometrika,
pemilihan model merupakan salah satu langkah yang penting di samping
pembentukan model teoritis dan model yang dapat ditaksir, estimasi, pengujian
hipotesis, peramalan (forecasting) dan analisis mengenai implikasi kebijakan dari
model tersebut. Terlebih lagi jika analisis dikaitkan dengan pembentukan model
dinamis yang perumusan-nya dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perilaku
atau tindak-tanduk pelaku ekonomi, peranan dan kebijaksanaan penguasa
ekonomi, faktor-faktor kelembagaan dan pandangan pembuat model terhadap
realitas yang dihadapi (Insukindro, 1992: 3; Insukindro dan Aliman, 1999).
Tentu saja agar suatu model estimasi dapat dipilih sebagai model empirik
yang baik dan mempunyai daya prediksi serta peramalan dalam sampel, perlu
dipenuhi syarat-syarat dasar antara lain: model itu dibuat sebagai suatu
perpsepsi mengenai fenomena ekonomi aktual yang dihadapi dan didasarkan
pada teori ekonomika yang sesuai, lolos uji baku dan berbagai uji diagnosis
asumsi klasik, tidak menghadapi persoalan regresi lancung atau korelasi lancung
dan residu regresi yang ditaksir adalah stasioner khususnya untuk analisis data
runtun waktu (Insukindro, 1999: 3). Langkah-langkah tersebut dimaksudkan agar
peneliti dapat terhindar dari kesalahan spesifikasi (specification error). Johnston
dan DiNardo (1997: 109-112) mengatakan bahwa kesalahan spesifikasi dapat
disebabkan oleh 3 kemungkinan yaitu kemungkinan kesalahan yang disebabkan
oleh variabel gangguan (disturbances), variabel penjelas (explanatory variable)
dan parameter.
67
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
variabel bebas (independent variable) misalnya, salah satu hal penting yang perlu
form) dari model yang akan diestimasi. Pertanyaan yang sering muncul berkaitan
dengan isu yang disebut terakhir adalah apakah bentuk fungsi adalah linier atau
model estimasi dinyatakan dalam bentuk log-linier. Hal ini karena bentuk log-
linier diyakini mampu mengurangi tingkat veriasi data yang akan digunakan (data
lebih halus). Namun, dalam studi empirik keputusan untuk menetapkan bentuk
fungsi model yang diestimasi perlu diuji apakah memang model tersebut sesuai
dengan argumen teori dan perilaku variabel yang sedang diamati dan persepsi si
1. Kriteria Statistik
68
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
T T k
T
4. HQ 9. PC
j
1
RSS 2k RSS T
5. RICE T 1 T 10. RVC T T k
j
Keterangan :
RSS = residual sum of squares
T = Jumlah data/observasi
k = Jumlah variabel penjelas ditambah dengan konstanta
69
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
70
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
71
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
72
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
73
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
RSS 2 k / T
Langkah T e
Bentuk linier Bentuk log-linier
I 1470.418 4 55 0.239983 4 55
55 e 55 e
28.67 0.00
II 1345.872 6 55 0.218097 4 55
55 e 55 e
27.32 0.00
III 1340.785 0.218097
55 e 55 55 e 55
8 8
28.32 0.00
RSS T k
Langkah T T k
Bentuk linier Bentuk log-linier
I 1470.418 55 2 0.239983 55 2
55 55 2 55 55 2
28.75 0.00
II 1345.872 55 3 0.218097 55 3
55 55 3 55 55 3
27.29 0.00
III 1340.785 55 4 0.218079 55 4
55 55 4 55 55 4
27.66 0.00
Keterangan :
T = 55
k = 2 (langkah I), k = 3 (langkah II), k = 4 (langkah III),
kj = 2 (langkah I), kj = 3 (langkah II), kj = 4 (langkah III)
Tabel 4.2 menyajikan hasil perhitungan memilih model dengan
menggunakan rumus AIC dan FPE. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa model persamaan 3 dan 4 merupakan kandidat
model empiris yang relatif lebih baik dibandingkan dengan model
persamaan 1, 2, 5, dan 6, hal ini karena model persamaan 3 mempunyai
nilai estimasi AIC dan FPE yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai
estimasi AIC dan FPE untuk model persamaan 1 dan 5. hal serupa untuk
74
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
model persamaan 4 mempunyai nilai estimasi AIC dan FPE yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai estimasi AIC dan FPE untuk model
persamaan 2 dan 6. Dari kedua bentuk model ini, kemudian akan diuji
lebih lanjut dengan menggunakan uji MWD, uji B-M uji Zarembka untuk
menentukan bentuk fungsi model empirik yang paling layak.
2. Omitted Test
Test ini dilakukan menguji apakah variabel baru bisa ditambahkan dalam
model. Jika variabel baru memberikan kontribusi yang signifikan pada model,
berarti variabel tersebut tidak bisa diabaikan dan harus dimasukkan dalam
model.
(1) UKRt = a1 + a2 YRt + a3 IRt + a4 IFt + ut Model A: Linier
(2) LUKRt = b1 + b2 LYRt + b3 IRt + b4 IFt + et Model B: Log-Linier
Langkah pengujian:
1. Regresi OLS model A dengan satu variabel bebas
UKR C YR
Diperoleh hasil seperti pada tampilan persamaan (1) diatas.
75
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Pada kotak dialog ketikkan nama variabel baru (IR) yang akan
ditambahkan.
OK.
Akan muncul hasil sbb:
76
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Perhatikan nilai probabilitas pada F-Statistic, jika lebih kecil dari 0,05
berarti penambahan variabel baru memberikan kontribusi yang signifikan
pada model sehingga varibel tersebut harus dimasukkan dalam model.
Dan jika probabilitas lebih besar dari 0,05, berarti kontribusi variabel baru
pada model tidak signifikan dan variabel tersebut tidak perlu dimasukkan
dalam model. Pada contoh diatas, IR perlu dimasukkan dalam model.
Lakukan berulang pada variabel lainnya.
3. Wald Test
77
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
2. Lakukan Wald test terhadap variabel yang paling tidak signifikan pada
regresi awal, yaitu IF.
Dari Equation:
klik VIEW
COEFFICIENT TESTS
WALD –Coefficient Restrictions,
78
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Pada kotak dialog tuliskan koefisien yang akan direstriksi, yaitu C(4)=0
OK
79
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
80
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
81
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
82
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Y log e Xataue Y a X X Y
1
X Y
log e Y 1 X 2 X 2
Y 1 2 2 X 1 2 2 X ) X
Log-kuadratik
log e Y 1 X 2 X 2 Y 1 2 2 X 1 2 2 X ) X
log e Y atauY e / X Y2 1
Log-hiperbolik X X X
(Log-Inverse) log e Y atauY e / X Y2 1
X X X
log e Y log e X atau Y aX
Y
Dobel log e Y log e X atau Y aX X
logaritma
Y
X
83
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
84
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
bila Z2 signifikan secara statistik maka kita menolak model yang benar adalah
log-linear atau dengan kata lain, bila Z2 signifikan maka model yang benar
adalah model linear.
MWD, ada beberapa langkah yang harus ditempuh. Pada bagian bawah ini, kita
Langkah pengujian:
1. Regresi model linier dan dapatkan nilai estimasi UKR (UKR fitted)
UKRF.
Dari Menu Utama:
QUICK
ESTIMATE EQUATION
UKR C YR IR
OK.
Dari tampilan equation,
FORECAST
UKRF (pada kotak dialog SERIES NAME / FORECAST NAME)
OK
Beri nama equation,
klik NAME
EQ01 (nama equation)
OK
85
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
2. Regresi model log-linier dan dapatkan nilai estimasi log UKR (log UKR
fitted) LUKRF
Dari Menu Utama:
Klik QUICK
ESTIMATE EQUATION
log(UKR) C log(YR) IR
OK
Dari tampilan equation,
FORECAST
LUKRF (pada kotak dialog SERIES NAME FORECAST NAME)
OK
Beri nama equation,
klik NAME
EQ02
OK
3. GENR Z1 = log(UKRF) – LUKRF
4. Regresi Y terhadap variabel X dan Z1. Jika Z1 signifikan secara statistik,
maka tolak Ho (model linier) dan jika tidak signifikan, maka tidak menolak
Ho (model linier).
86
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
87
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
88
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
1 RSS 2
(9) T Ln kita namakan dengan RSS hitung
2 RSS1
f) Dari hasil perhitungan pada bagian (e) di atas, kemudian bandingkan dengan
RSS hitung dengan nilai X2 tabel, dengan pedoman sebagai berikut :
- Bila RSS hitung > X2 tabel, maka bentuk yang tepat adalah log – linear
- Bila RSS hitung < X2 tabel, maka bentuk yang tepat adalah linear
(2) Dari langkah pertama kemudian kita dapat menemukan besarnya geometrik
mean, yaitu exp (4.359903) = 78.24951 selanjutnya kita namakan dengan
MTT. Dalam komputer, perintah yang harus ditulis adalah : GENR MTT =
exp(78.24951)
(3) Dari langkah pertama dan kedua diatas, kemudian dapat nilai S bintang (S*)
dalam EViews untuk mendapatkan nilai MTB, perintah yang harus ditulis
adalah : GENR MTB = UKR/MTT
(4) Setelah ditemukan, tibalah saat melakukan regresi untuk mendapatkan nilai
RSS1 dan RSS2, dengan MTB menggantikan UKR (persamaan 5) dan LMTB
menggantikan LUKR (persamaan 6) dengan perintah regresi dalam EViews
adalah sebagai berikut :
89
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
MTB C YR IR
LMTB C LYR IR
Untuk lebih jelasnya perhatikan tampilan di bawah ini, dan jangan lupa lihat
Sum of Squared resid (SSR) – nya.
Dari tampilan di atas ditemukan RSS adalah sebagai berikut :
RSS1 = 0,219373
RSS2 = 0,217254
(5) Dari langkah ke empat di atas kemudian kita menghitung besarnya RSS hitung
dengan rumus sebagai berikut :
1 RSS 2 1 0, 217254
T xLn 55 xLn
2 RSS1 2 0, 219373
= 27,5*Ln 0,990342
= 27,5* - 0,00971
= - 0,26688 (pakai harga mutlak = 0,26688)
(6) Dari hasil perhitungan pada bagian (5) di atas terlihat jelas bahwa nila RSS
hitung lebih kecil bila dibandingkan dengan nilaI 2 tabel pada tingkat
signifikansi 5% yang besarnya 3,84. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model yang baik untuk menganalisis permintaan uang riil selama
periode pengamatan adalah model linear, dengan kata lain kita menolak
model yang menggunakan model log-linear untuk kasus di atas.
90
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
91
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
92
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
93
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Lampiran Data Jumlah Uang Kartal (UK), Uang Kartal Riil (UKR, LUKR(Log UKR)),
Tingkat Pendapatan Nasional Nominal dan Rill (YN dan YR, LYR(Log YR)), Indeks
Harga Konsumen (IHK), Tingkat Suku Bunga Dalam Negeri (IR), Tingkat Suku
Bunga Luar Negeri (IF), Kebijakan Moneter (PAKTO 1988 = D88)
94
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
95
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
96
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
BAB V
UJI ASUMSI KLASIK
+ui
-ui
Xi X2 X3 X4 X
97
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(5.3)
E t2 X t , karena asumsi ketiga
2
f(ui)
P
r
o
b
d
e
n
s
i
t Y
a
s
ui
X1
X2
Xi PRF:Yi=β1+ β2Xi
X
Gambar 5.2 Homoskedastisitas
98
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Sebaliknya, kita lihat dari gambar 5.3, varians dari populasi Y yang
bervariasi dengan X. Keadaan ini dikenal sebagai Heteroskedastisitas,
(5.4) Var i X i i2
f(ui)
P
r
o
b
d
e
n
s
i
t
a Y
s
ui
X1
X2
Xi PRF:Yi=β1+ β2Xi
X
Gambar 5.3 Heteroskedastisitas
cov u i , u j X i , X j E u i E u i X i u j E u j X j
(5.5) E u , X u X
i i j j
0
dimana i dan j adalah dua pengamatan yang berbeda dan dimana cov
berarti covariance.
99
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
+ui +ui
-ui -ui
(a) (b)
+ui
-ui +ui
-ui
Gambar
(c) 5.4 Pola korelasi diantara variabel
pengganggu. (a) serial korelasi positif; (b) korelasi serial
negatif; (c) korelasi nol.
100
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
covu i , X i E u i E u i X i E X i
E u i X i E X i , ketika E u i 0
(5.6) E u i X i E X i E u i , ketika E X i adalah non stokastik
E u i X i , ketika E u i 0
0, karena diasumsikan begitu
101
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Lebih jauh, bila semua sumsi di atas dipenuhi, maka menurut Gauss akan
diketemukan model penaksir yang tidak bias, linier dan terbaik (best liniar
unbiased estimator = BLUE). Sifat BLUE ini penting karena:
a. Linier
Sifat ini diperlukan untuk mempermudah perhitungan dengan penaksiran.
Suatu fungsi linier dari suatu variabel acak adalah seperti variabel tak bebas Y
di dalam model regresi
b. Tidak bias
Secara sendirian sifat ini tidak berguna. Satu-saaaatunya jaminan daari sifaat
ini adalah bila jumlah sampel sangat besar, penaksir parameter diperoleh
dari sampel besar kira-kira lebih mendekati nilai parameter yang sebenarnya.
c. Terbaik
Sifat varian terkecil secara sendirian tidak dibutuhkan karena suatu taksiran
memiliki varian sama dengan nol, namun memiliki penyimpangan yang besar.
Sifat varian minimum dibutuhkan, bila dikombinasikan dengan sifat tidak bias
(unbiasedness). Pentingnya sifat ini kelihatannya bila diterapkan dalam uji
signifikansi baku terhadap parameter-parameter variabel yang sedang
diestimasi serta membuat interval keyakinan taksiran-taksiran. Lebih lanjut,
dalam buku-buku ekonometri disebutkan bahwa suatu estimasi yang
menghasilkan penaksir yang tidak bias dan mempunyai varian yang minimum
disebut dengan efficient estimator.
102
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
A. Uji Normalitas
S 2 K 3 2
(5.7) JB n ~ df 2
2
6 24
Jika probabilitas JB lebih kecil dari 0,05 berarti JB statistik berbeda dengan
0. Tolak Ho. Jika nilai probabilitas JB lebih besar dari 0,05 berarti JB statistik tidak
berbeda dengan 0. Tidak menolak Ho.
Langkah pengujian:
dari Equation
VIEW
RESIDUAL TESTS
HISTOGRAM – NORMALITY TEST
103
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
B. Uji Linieritas
104
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
OK
C. Uji Autokorelasi
1 ei ei 1
(5.8) d 2
ei
2
Ragu-ragu
Ragu-ragu
Autokore 105
Autokore Tidak ada lasi negatif
lasi positif autokorelasi
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Untuk menguji hipotesis nol tidak ada autokorelasi, terdapat tabel Durbin-
Watson (DW), dengan kriteria hasil perhitungan DW statistik dibandingkan
dengan tabel (DW), sebagai berikut:
Jika d < dL = menolak Ho
Jika d dU < d < 4 – dU = tidak menolak Ho
Jika dL < d < dU atau 4 – dU < d < 4 – dL = pengujian tidak meyakinkan
(inconclusive)
2. B-G test
Untuk menghindari masalah pengujian autokorelasi dengan DW d test
T.S. Breusch dan L.G. Godfrey tahun 1978 mengembangkan pengujian
autokorelasi yang lebih umum.
Langkah-langkah pengujian:
1) Estimasi persamaan regresi dengan OLS, dapatkan nilai residualnya (u t).
2) Regresi ut terhadap variabel bebas dan ut-i ......ut-p
106
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Dari hasil uji autokorelasi, diketahui bahwa nilai probabilitas lebih besar dari
probabilitas 5%, maka hipotesa yang menyatakan pada model tidak terdapat
autokorelasi tidak ditolak. Bararti model empirik lolos dari masalah autokorekasi.
D. Uji Homoskedastisitas
107
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
1. Uji White
Dalam program olah data Eviews, ada dua versi uji White, yaitu (1) White
Heterroscedasticity (no cross term) dan (2) White Heterroscedasticity (cross
term).
Langkah-langkah pengujian uji White:
1. Lakukan estimasi model awal:
QUICK
ESTIMATE EQUATION
EQUATION SPECIFICATION
Y C X2 X3 X4
OK
2. Dari tampilan equation:
VIEW
RESIDUAL TESTS
WHITE HETEROSCEDASTICITY (no cross)
108
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
2. Uji LM ARCH
109
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
E. Uji Multikolinieritas
110
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
111
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(2) QUICK
ESTIMATE EQUATION
X3 C X2 X4
OK
(3) QUICK
ESTIMATE EQUATION
X4 C X2 X3)
OK
112
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
3. Pedoman yang digunakan, jika nilai R2a lebih tinggi dari nilai R2 pada regresi
antar variabel bebas, maka dalam model empirik tidak terdapat adanya
multikolinieritas, dan sebaliknya.
2. Pendekatan Koutsoyiannis
Langkah-langkah:
1. Lakukan regresi terhada persamaan awal
113
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Estimate Y C X3
3. Nilai R2 pada regresi dengan tiga variabel bebas memberikan nilai R 2 yang
lebih tinggi dibanding R2 pada regresi dengan masing-masing variabel bebas.
114
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
115
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
BAB VI
LOGIT DAN PROBIT
116
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
I. LOGIT
117
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
di mana Zi = 1 + 2 Xi.
Persamaan (2) diatas disebut sebagai fungsi distribusi logistik kumulatif
(cumulatif logistic distributin function). P(X) merupakan distribusi normal
kumulatif, yaitu bahwa P(X) merupakan probabilitas suatu variabel random
dengan distribusi normal, rata-rata nol, dan unit varians tidak melebihi X.
Model logit membuat probabilitas tergantung dari variabel-variabel yang
diobservasi, yaitu variabel bebas Xi. Variabel-variabel bebas tersebut dikalikan
dengan koefisien parameter dari variabel Xi, yaitu bi. Tujuan estimasi dengan
model logit ini adalah untuk menemukan nilai terbaik bagi masing-masing
koefisien. Bila koefisien suatu variabel ternyata positif berarti semakin tinggi nilai
variabel tersebut berkaitan dengan semakin rendahnya probabilitas bahwa Y = 0;
dengan kata lain, semakin tinggi nilai suatu variabel berarti semakin tinggi
probabilitas Y = 1.
Analisis logit digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang
mencerminkan pilihan diantara dua alternatif. Secara umum model logit dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut (Gujarati, 2003: 596):
P
L i ln i Z i
1 Pi (3)
1 2 X i
di mana Pi/(1-Pi) adalah odds ratio dan L adalah log dari odds ratio, L disebut
dengan logit, sehingga model dalam persamaan (3) disebut dengan model logit.
Ciri utama model logit adalah (Gujarati, 2003:596):
1) karena P berada di antara 0 dan 1, nilai lgit tidak terbatas (antara - hingga
).
2) Meski L linier dalam X, tapi probabilitasnya tidak linier.
3) Koefisien bi mengukur seberapa jauh perubahan L akibat perubahan X
sebesar satu unit.
Dengan ciri seperti di atas, maka metode estimasi model logit menggunakan
metode estimasi maximum likelihood (MLE). Metode estimasi maximum
118
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
likelihood dari suatu vektor parameter bernilai 1 adalah vektor tertentu 1MLE
yang memberikan probabilitas terbesar dalam memperoleh data. Koefisien
estimasi dengan cara ini memiliki ciri-ciri asimtotik fungsi distribusi kumulatif
seperti huruf “S”, yaitu tidak bias, konsisten, efisien, dan berdistribusi normal.
119
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Di mana wi = NiPi(1-Pi)
Jadi dengan menggunakan probabilitas relatif, maka prosedur OLS dapat
diterapkan yaitu dengan meregres Li dengan Xi atau dengan meregres Liwi dengan
Xiwi
EViews sudah menyediakan prosedur untuk model logit, sehingga tidak
perlu dikelompokkan, cukup meregres variabel dependen yang mempunyai nilai
0 dan 1 dengan variabel independennya.
Contoh 2.
Misal, Y = f (X1,X2)
Dimana Y = 1, jika keputusannya memilih program A, dan Y = 0, jika lainnya
X1 = nilai qualitative GRE aptitude test
X2 = nilai verbal GRE aptitude test
120
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Tabel 6.2
Obs Y X1 X2
1 1 760 550
2 0 600 350
3 0 720 320
4 1 710 630
5 0 530 430
6 0 650 570
7 1 800 500
8 1 650 680
9 0 520 660
10 0 800 250
11 0 670 480
12 1 670 520
13 1 780 710
A. Cara pengoperasian estimasi regresi LOGIT:
Masukkan data pada jenis UNDATED or IRREGULAR
Klik PROCS, MAKE EQUATION
121
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
122
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
123
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Li = Ln(Pi/1-Pi)
Anti Ln Li = Pi/(1-Pi)
Pi = anti Ln Li/(1 + anti Ln Li)
Jadi pada kasus ini Pi = anti Ln Y calculated/(1-anti Ln Y calculated)
X1 Anti Ln Li Pi Pi 1Pi(1-Pi)
520 4.97E-17 4.97E-17 4.15E-18
530 1.14E-16 1.14E-16 9.54E-18
600 3.92E-14 3.92E-14 3.27E-15
650 2.54E-12 2.54E-12 2.12E-13
670 1.34E-11 1.34E-11 1.12E-12
710 3.78E-10 3.78E-10 3.15E-11
720 8.69E-10 8.69E-10 7.25E-11
760 2.44E-08 2.44E-08 2.04E-09
780 1.29E-07 1.29E-07 1.08E-08
800 6.86E-07 6.86E-07 5.72E-08
X2 Anti Ln Li Pi Pi 2Pi(1-Pi)
250 9.05E-31 9.05E-31 4.24E-32
320 2.41E-29 2.41E-29 1.13E-30
350 9.84E-29 9.84E-29 4.61E-30
430 4.19E-27 4.19E-27 1.96E-28
480 4.37E-26 4.37E-26 2.05E-27
500 1.12E-25 1.12E-25 5.23E-27
520 2.85E-25 2.85E-25 1.34E-26
550 1.16E-24 1.16E-24 5.46E-26
124
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Li = c + BiXi
B. Interpretasi
Ada perbedaan interpretasi yang digunakan untuk persamaan regresi
dengan model LOGIT dibandingkan dengan model regresi linier biasa (OLS).
Perbedaannya ialah, dalam menginterpretasikan koefisien persamaan regresi
dengan model LOGIT, kita harus mentransformasikan koefisien LOGIT kembali
kedalam Odds –Ratio, yang mengukur besarnya efek dari perubahan variabel
independen terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan mencari
antilog dari koefisien estimasi, menguranginya dengan 1, kemudian
mengalikannya dengan 100, maka kita akan mendapatkan persentase perubahan
dalam odds dari setiap kenaikan satu unit dari variabel regresor (independen)
(Gujarati, 1995, p: 559). Cara lain untuk menginterpretasikan koefifien regresi
LOGIT adalah dengan cara mencari log natural e terhadap eksponen yang sama
dari logit, dan kesamaan odds-ratio.
Pada nilai quantitative = 780 probabilitas keputusan untuk memilih
program A adalah 1.29 x 10-7 atau 0.0000129%. Karena Li linier terhadap X
sedangkan probabilitasnya tidak maka dengan menggunakan calculus di dapat
p / x Pi (1 P1 ), maka pada x = tingkat 780, probabilitas 0.0000129%,
Pi (1 P1 ) sebesar 0.00000108. artinya pada tingkat nilai quantitative 780 maka
125
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
artinya pada tingkat nilai quantitative 780 maka probabilitas keputusan untuk
memilih program A meningkat sekitar 0.0000000572 per satu satuan kenaikan
nilai quantitative.
Jadi pada model ini kenaikan/perubahan probabilitas keputusan untuk
memilih program A berbeda pada tingkat nilai yang juga berbeda. Begitu pula
dengan variabel X2 (nilai ujian verbal).
C. Uji t
Uji t pada model ini sama halnya dengan uji t pada regresi, yaitu
berdasarkan nilai t hitung yang dibandingkan dengan t tabel atau berdasarkan
probabilitasnya.
Pada contoh do atas probabilitasnya lebih besar dari 15%, jadi baik X 1 dan
X2 tidak signifikan pada tingkat 15%.
D. Uji F
Uji F ini mengikuti distribusi chi-square pada derajat k-1. jika F hit> chi-
square tabel, maka secara bersama-sama semua koefisien regresi tersebut
signifikan. Dan sebaliknya, jika F hit < chi-square tabel, maka secara bersama-
sama semua koefisien regresi tersebut secara statistik tidak signifikan.
F
ESS /(k 1)
( Pi Y ) /(k 1)
2
Untuk memperoleh nilai ESS, RSS, dan TSS adalah sebagai berikut :
Melalui fungsi generate, cari nilai Y estimasi dengan rumus seperti pada
persamaannya, yaitu Yi = -80.900434 + (0.083384947*X1) +
(0.046890581*X2), lalau di anti Ln dan di cari probabilitasnya.
126
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Hitung ESS, RSS, dan TSS dengan fungsi kuadrat, yaitu (misal) ESS = (P1-Y)^2
Cari masing-masing jumlah ESS, RSS, dan TSS dengan fungsi @sum(X), yaitu
@sum(ESS),@sum(RSS).@sum(TSS)
2.604372 /(3 1) 1.3021860
Pada contoh diatas nilai F 18.6008 ,
0.700007 /(13 3) 0.0700007
sedangkan nilai F tabel = 4.10 = 5.991 pada tingkat 5%. Jadi secara statistik
semua koefisien regresi itu signifikan.
E. Uji R2
Untuk unteprestasi nilai R2, sama dengan intepretasi pada regresi biasa
R2 1
RSS
1
(Y Pi)2 1 0.70007 0.88
TSS (Y Y )2 3.130773
jadi 88% variasi variabel dapat dijelaskan oleh variasi variabel X, sedang sisanya
tidak dapat dijelaskan.
Pada model Logit yang menggunakan prosedur OLS intepretasi
disesuaikan dengan hasil dari regresi OLS tersebut.
II. PROBIT
Model ini didasarkan atas asumsi bahwa dependent variabel yang diteliti
mengikuti fungsi distribusi kumulatif yang berbentuk normal (normal cumulatif
distribution function)
Dalam contoh kepemilikan tanah oleh petani, diatas dapat dibuat
anggapan bahwa pengambilan keputusan suatu keluarga petani mengernai
pemilikan tanah tergantung pada suatu indek kegunaan yang tidak dapat
diobservasi (unobservable utililty index) yang dinyatakan dengan simbol Ii dimana
indek itu ditentukan oleh variabel-variabel bebas.
I i o 1 X i
127
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Indek kegunaan tersebut mempunyai ambang batas (threshold), sebut saja Ii*
dimana jika Ii, lebih tinggi dari pada Ii* maka petani tersebut akan memutuskan
memiliki tanah. Sebaliknya jika Ii lebih rendah dari pada Ii* maka petani tersebut
memutuskan tidak memiliki tanah.
Probabilitas bahwa Ii* lebih kecil atau sama dengan Ii, atas dasar asumsi
standarized normal cumulative distribution function yang diformulasikan sebagai
berikut:
1 t 2
Pi Pr( Ii* Ii) F ( Ii) e 2
dt
2
1 t 2
o iXi e 2
dt
2
x 0.02 0.04
2
128
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
1
0.1 Pi 0.5557
0.8 0.7995
Misal Pi>0.5 yaitu 0.8, Pi yang dekat dengan 0.8 adalah 0.7995. pada tabel
lihat deret horizon paling kiri pada kolom x (nilainya adalah 0.8), lalu lihat
deret vertikal paling atas pada baris x (nilainya : 0.04). Jadi nilai Ii pada Pi =
0.7995 adalah 0.84.
Jika Pi<0.5 maka Pi yang dicari adalah 1 – 0.45 = 0.55. Nilai yang dekat
dengan 0.55 adalah 0.557. Ii yang diperoleh dari table adalah 0.12. Karena Pi
< 0.5 bernilai negatif, maka Ii tersebut menjadi –0.12. Ii juga dapat diperoleh
dari fungsi generate, yaitu @CNORM(X).
Jadi nilai Ii sudah diperoleh maka prosedur OLS dapat diterapkan yaitu
dengan meregres Xi dengan n.e.d, atau dengan probit.
Misalnya:
Hasil regresi n.e.d dengan Xi di dapat Ii^ = -1.0088 + 0.0481 Xi
Jika X meningkat 1 saaaatuan, maka rata-rata Ii^ meningkat 0.0481 saaatuan.
Pada X = 600 maka Ii^ = -0.7202. Dengan table Z diperoleh probabilitas
sebesar 0.2389. Jadi pada tingkat pendapatan sama dengan 6 ($6000) maka
probabilitass untuk memilih memiliki tanah sebesar 0.24 atau 24%.
Hasil regresi probit deengan Xi di dapat Zi = 3.9911 + 0.0481 Xi
Pada saat X = 6 maka Zi = 4.2797. Untuk mencari probabilitasnya maka
4.2797 – 5 = -0.7203, dan dengan table Z diperoleh nilai 0.2389.
129
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Lain halnya, jika tidak menggunakan prosedur OLS, misalnya untuk data
pemilihan keputusan dalam memilih program A. Data yang sudah ada langsung di
regres dengan pilihan estimation setting pada probit, hasil regressi probitnya
adalah :
REPRESENTASINYA:
130
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
I1 I2 P2 P1
-10.06102 -30.51900 0.000000 4.17E-23
-17.44408 -35.83229 0.000000 0.000000
-11.90678 -36.62929 0.000000 6.54E-32
-12.36822 -28.39368 0.000000 2.42E-34
-20.67417 -33.70698 0.000000 0.000000
-15.13687 -29.98767 0.000000 0.000000
-8.215250 -31.84732 0.000000 8.82E-16
-15.13687 -27.06536 0.000000 0.000000
-21.13561 -27.59669 0.000000 0.000000
-8.215250 -38.48894 0.000000 8.82E-16
-14.21399 -32.37865 0.000000 0.000000
-14.21399 -31.31599 0.000000 0.000000
-9.138133 -26.26837 0.000000 2.94E-19
B. Intepretasi
Jika X1 meningkat 1 score maka rata-rata I1 meningkat 0.046144. pada X1=780, Ii
sebesar –9.138133, dan berdasarkan table Z atau dengan menggunakan fungsi
@DNORM(x) didapat probabilitas sebesar 2.94 X10 -19. analog untuk X2
Untuk uji t, uji F, dan R2 sama halnya dengan model Logit
131
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Latihan
Obs YESVM LINC PTCON YEARS Obs YESVM LINC PTCON YEARS
1 1 9.77 6.7452 35 39 1 10.021 7.0475 2
2 1 10.463 7.2793 3 40 0 10.82 7.2793 5
3 1 10.463 6.7452 16 41 0 9.4335 6.7452 18
4 0 9.77 7.0435 7 42 1 9.77 5.9915 20
5 1 9.77 6.7452 5 43 0 8.9227 6.3969 14
6 0 9.77 7.0475 11 44 0 9.4335 7.4955 3
7 0 10.222 6.7452 3 45 0 9.4355 6.7452 17
8 1 10 7.0475 2 46 0 10.021 7.0475 2
9 1 21 6.7452 2 47 1 10.021 7.0475 3
10 0 9.4335 6.7452 2 48 1 10.021 7.0475 2
11 0 8.294 7.0475 2 49 1 10.222 7.0475 5
12 1 10.463 7.0475 4 50 1 9.77 7.0475 35
13 1 10.021 7.0475 2 51 0 10.021 7.2793 10
14 0 10.222 7.2793 3 52 1 9.77 7.0475 8
15 1 10.222 7.0475 3 53 0 9.77 7.0475 12
16 1 10.222 7.4955 2 54 1 10.222 6.7452 7
17 0 10.021 7.0475 10 55 1 10.463 6.7452 3
18 1 10.222 7.0475 2 56 0 10.222 6.7452 25
19 0 10.021 7.0475 2 57 1 9.77 6.7452 5
20 0 10.82 7.4955 3 58 1 10.222 7.0475 4
21 1 10.021 7.0475 3 59 1 10.021 7.2793 2
22 1 10.021 7.0475 3 60 1 10.463 6.7452 5
23 1 10.021 6.7452 6 61 0 9.77 7.0475 3
24 1 10.021 7.0475 2 62 1 10.82 7.4955 2
25 0 9.77 6.7452 26 63 0 8.9227 5.9915 6
26 0 10.222 7.4955 18 64 1 9.77 7.0475 3
27 0 9.77 6.7452 4 65 1 9.4335 6.3969 12
28 0 10.021 7.0475 6 66 1 9.77 6.7452 3
29 1 10.021 6.7452 12 67 1 10.021 7.0475 3
30 1 9.4335 6.7452 49 68 1 10.021 6.7452 3
31 1 10.463 7.2793 6 69 1 10.222 7.2793 3
32 0 9.77 7.0475 18 70 1 10.021 7.0475 3
33 1 10.021 7.0435 5
132
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
34 1 9.77 5.9915 6
35 0 9.4335 7.0435 2
36 1 9.77 6.3969 1
37 1 10.021 6.7452 3
38 0 10.463 7.0475 5
YESVM = F(LINC, PTCON, YEARS)
Dimana YESVM = 1 jika memutuskan untuk membeli tanah bangunan, dan 0 jika
sebaliknya
LINV = natural logaritma pendapatan rumah tangga
PTCON = natural logaritma pajak yang dibayar
YEARS = lamanya tinggal di komunitas tersebut.
Analisislah data diatas dengan menggunakan model LPM, Logit dan Probit, serta
bandingkan diantara ketiganya.
133
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
BAB VII
PEMBENTUKAN MODEL DINAMIS
I. PENDAHULUAN
134
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
135
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
rupa sehingga hasil yang tinggi tersedia di mana-mana. Seorang pekerja sering
ditawari beberapa pilihan asuransi kesehatan, tetapi sekali pilihan dijatuhkan,
seorang pekerja tidak dapat beralih ke rencana asuransi lain selama paling tidak
1 tahun. Meskipun hal tersebut dilakukan untuk kepentingan administrasi yang
baik, pekerja tersebut berada dalam kondisi terperangkap paling tidak selama
satu tahun.
136
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan
model dinamik, yaitu penurunan dan isu statistik model dinamik (Insukindro,
1993:118). Penurunan model dinamik dapat dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan. Pertama, pendekatan Autoregressive Distributed Lag (ADL), dan
kedua, pendekatan fungsi biaya kuadrat (Quadratic Cost Function) atau sering
pula disebut dengan pendekatan teori ekonomi terhadap model dinamik.
137
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
138
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
lebih cocok untuk menggambarkan keadaan nyata yang dihadapi oleh negara-
negara sedang berkembang.
Fungsi biaya kuadrat tunggal banyak digunakan dalam model ekonomi,
terutama studi-studi yang berhubungan dengan pendekatan PAM, ECM dan I-
ECM. Secara umum, fungsi biaya ini dapat ditulis sebagai berikut (lihat misalnya
Insukindro, 1990: 89-91):
dan 1 b
b1 b2
di mana b
b1 b2 b1 b2
Persamaan (7.2) dapat diestimasi dengan metode kuadrat terkecil atau OLS,
tergantung pada formulasi model permintaan uang yang diinginkan yang
biasanya merupakan fungsi dari himpunan variabel yang dapat diobservasi,
seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat suku bunga (dalam negeri dan luar
negeri) atau tingkat inflasi.
139
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
140
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Dalam model lag yang didistribusikan, estimasi dengan proses OLS tidak
dapat dilakukan karena ada dua masalah yaitu :
1. Jumlah lag sangat panjang dan ukuran sampel kecil, sehingga parameter
tidak dapat diestimasi. Dengan setiap penambahan nilai lag pada
variabel, satu observasi akan turun dan menyebabkan penurunan tingkat
signifikansi (degrees of freedom)
2. Adanya multikolinearitas, karena adanya kemungkinan korelasi yang kuat
antara variabel – variabel yang sama yang saling berubah.
model Koyck dengan lag satu periode dan mengalikan dengan , diperoleh :
(7.4)
Yt 1 o o X t 1 2 o X t 2 ... U t
Yt Yt 1 o(1 ) oX t (U t U t 1 )
Model ini nilai yang diinginkan atau optimal dari variabel dependen (Yt)
dihubungkan dengan nilai variabel independen dalam periode waktu tertentu.
Fungsi konsumsi model ini dapat dituliskan sebagai berikut :
(7.6) Ct* = o + 1Yt + Ut
141
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
142
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
1 1
(7.11) Yt 1 * C t 1 U t 1
dengan substitusi hipotesis harapan adaptif, diperoleh :
1 1 1 1
Ct Ut C t 1 U t i
1
(7.12) Yt U t 1
Atau C t ( ) ( )Yt (1 ) U t (1 )U t 1
Contoh :
Data pada tabel 1 dibuat model PAM-nya adalah sebagai berikut :
RPDBt = o - 1SMPTt - 2SPPPt 3RX14RAPDNt + (1-)RPDBt-1
Regresi diatas dalam program ditulis :
LS RPDB C SPMT SPPP RX RAPDN RPDB (-1)
Hasil regresi model PAM dengan program EViews adalah sebagai berikut ;
143
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Catatan :
Untuk model dinamis di mana variable-variabel bebas mengandung
lagged dependent variable, uji Durbin-Watson tidak dapat digunakan untuk
menguji asumsi autokorelasi ini. Nerlove dan Wallis (1966) telah membuktikan
bahwa jika uji Durbin-Watson diaplikasikan pada model ini, maka D.W statistics
secara asymptotic akan bias mendekati nilai 2 (Sritua Arief, 1993: 15)
Untuk itu maka untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dalam
model PAM dan ECM digunakan Langrange multiplier test (Ramanathan, 1992;
442). Langrange multiplier test adalah berupa regresi atas semua variabel
independen dalam peramaan model regresi ECM di atas dan variabel lag-1 dari
nilai residual dari hasil regresi model ECM yaitu :
144
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Jika (-1)R2 > X2 (0.05), berarti terdapat masalah autokorelai. Namun jika
sebaliknya maka ridak terjadi masalah autokorelasi.
145
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
tersebut akan meleset jauh dan uji baku yang umum untuk koefisien regresi
terkait menjadi tidak sahih atau invalid.
Apabila variabel-variabel yang diamati memiliki derajat integrasi yang
sama, maka dapat dilakukan estimasi regresi kointegrasi. Regresi kointegrasi
ditaksir untuk menguji apakah residual regresi yang didhasilkan stasioner atau
tidak (Insukindro, 1994: 129). Apabila hasil uji residual regresi kointegrasinya
juga stasioner (berkointegrasi), maka model dinamis yang cocok adalah model
koreksi kesalahan (Kusumastuti, 1996: 283 dalam Mulyanto, 1993:3)
Teorema representasi granger (Granger Representation Theorem)
menekankan bahwa sistem yang berkointegrasi selalu memiliki mekanisme
koreksi kesalahan. Apabila variabel dependen dan independen berkointegrasi,
maka terdapat hubungan jangka panjang antar variabel-variabel tersebut. Lebih
lanjut, dinamika jangka pendek dapat dijelaskan dengan mekanisme koreksi
kesalahan. Sedangkan apabila mekanisme koreksi kesalahan merupakan model
yang shahih, maka variabel – variabel yang digunakan akan merupakan
himpunan variabel yang berkointegrasi, sebaliknya bila variabel – variabel yang
digunakan tidak bekointegrasi, maka rdsidual dari ECM tidak stasioner dan
spesifikasi dari model tidak akan shahih (Mudrajat Kuncoro, Artiatun Adji dan
Rimawan Pradityo, 1997:231) keterkaitan uji kointegrasi dengan ECM dapat
ditelusuri melalui uji statistik ECT yang signifikan secara statistik. Sebaliknya bila
koefisien ECT-nya tidak signifikan, hal ini menandakan bahwa spesifikasi model
yang diamati dengan metode ECM tidak shahih atau invalid (Insukindro,
1992:263-264)
ECM didasarkan pada asumsi bahwa pasar selalu berada dalam
ketidakseimbangan dan keinginan selalu tidak sama dengan yang terjadi. Kondisi
ini menyebabkan seseorang akan menanggung biaya yang berkaitan dengan
kondisi itu di mana biaya ini terdiri dari fungsi biaya kuadratik periode tunggal.
Fungsi kuadratik periode tunggal dapat ditulis sebagai berikut (Insukindro,
1992:263-264)
146
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(7.14) C ta 1 Yt Yt 1
* 2
2 1 Yt
2
Di mana
Y1 = variabel aktual
Yt * = tingkat yang diharapkan
= operasi kelambanan
Contoh :
Rumusan akhir ECM pada data tabel 1 adalah :
RPDBt = o + 1SMPTt + 2SPPPt + 3RXt + 4RAPDN1 + 5SPMTt-1
6SPPPt-1 + 7RXt-1 + 8RAPDNt-1 + 9ECT
147
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Hasil regresi model ECM dengan program Eviews adalah sebagai berikut:
Dependent Variable: D(RPDB)
Method: Least Squares
Date: 01/28/03 Time: 02:47
Sample(adjusted): 1968 1995
Included observations: 28 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4.530408 2.233783 2.028133 0.0576
D(SPMT) 0.092963 0.051052 1.820956 0.0853
SPMT(-1) -0.935148 0.236837 -3.948488 0.0009
D(SPPP) -0.104826 0.421657 -0.248606 0.8065
SPPP(-1) -1.148213 0.376234 -3.051857 0.0069
D(RX) 0.138809 0.042163 3.292206 0.0041
RX(-1) -0.860862 0.239239 -3.598336 0.0021
D(RAPDN) 0.034148 0.017789 1.919561 0.0709
RAPDN(-1) -0.989325 0.248016 -3.988950 0.0009
ECT 1.002766 0.255266 3.928322 0.0010
R-squared 0.777493 Mean dependent var 0.232143
Adjusted R-squared 0.666240 S.D. dependent var 2.520643
S.E. of regression 1.456225 Akaike info criterion 3.862026
Sum squared resid 38.17067 Schwarz criterion 4.337813
Log likelihood -44.06836 F-statistic 6.988487
Durbin-Watson stat 1.820146 Prob(F-statistic) 0.000249
148
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Uji akar-akar unit dapat dipandang sebagai uji stasioner data. Uji tersebut
dimaksudkan untuk mengamati apakah koefisien-koefisien tertentu dari model
otoregresif yang ditaksir memiliki nilai satu atau tidak. Tetapi, karena model
tersebut memiliki distribusi yang tidak baku, maka uji statistik yang tidak baku
seperti uji t dan uji F tidak cukup layak dipakai untuk menguji hipotesis yang
diketengahkan. Penelitian ini menggunakan dua uji yang dikembangkan oleh
Dickey dan Fuller. Uji akar-akar unit dilakukan dengan menaksir model
otoregresif berikut ini (Insukindro, 1994: 13) :
k
(7.15) DX t a o al BX bi B i DX t
i 1
k
(7.16) DX t co cl T c 2 BX t bi B i DX t
i 1
dimana :
DXt = Xt - Xt-1 B = Backward lag operator
BXt = Xt-1 k = N1/3 dimana N adala jumlah observasi
T = trend tertentu Xt = variabel yang diamati pada periode t
149
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
k
(7.18) D 2 X t g o g l T g 2 BDX t hi B i D 2 X t
i 1
dimana :
D 2 X t DX t DX t 1
BDX T DX T 1
Nilai statistik DF dan ADF untuk mengetahui pada derajat keberapa suatu
data akan stasioner dapat dilihat pada nisbah t pada koefisien regresi BDX t
persamaan (7.17) dan (7.18). Jika e1 dan g2 sama dengan nol satu, maka variabel
Xt dikatakan stasioner pada derajat satu atau I (1). Jika e 1 dan g2 sama dengan
nol, maka variabel X1 belum stasioner pada deferensi pertama. Bila hal tersebut
terjadi, uji derajat integrasi perlu dilanjutkan sehingga diperoleh data yang
stasioner. Untuk uji akar-akar unit dan derajat integrasi, apabila nilai hitung
mutlak DF dan ADF lebih kecil daripada nilai krisis mutlak (pada 10%), maka
variabel tersebut tidak stasioner, sebaliknya jika nilai hitung mutlak DF dan ADF
lebih besar daripada nilai kritis mutlak (pada 10%), maka variabel tersebut
stasioner.
150
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
151
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
OK
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X2) dapat
disimpulkan bahwa variabel X2 belum stationer dengan tingkat kesalahan
5%.
152
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X3) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(X3) belum stationer dengan tingkat
kesalahan 5%.
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X4) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(X4) belum stationer dengan tingkat
kesalahan 5%.
153
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(Y) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(Y) belum stationer dengan tingkat
kesalahan 5%.
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X2) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(X2) belum stationer dengan tingkat
kesalahan 5%.
154
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X3) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(X3) belum stationer dengan tingkat
kesalahan 5%.
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X4) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(X4) belum stationer dengan tingkat
kesalahan 5%.
155
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(Y) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(Y) belum stationer dengan tingkat
kesalahan 5%.
4. Pada prinsipnya sama, dengan uji akar unit tetapi pada kotak Test for unit
root in klik pada 1st difference untuk I(1) dan 2nd difference untuk I(2).
Uji derajat integrasi I(1)
Variabel D(LOG(X2) – DF
156
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X2) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(X2) sudah stationer dengan tingkat
kesalahan 5%.
Variabel DLOG(X3) – DF
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X3) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(X3) sudah stationer dengan tingkat
kesalahan 1%.
157
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Variabel DLOG(X4) – DF
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(X4) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(X4) sudah stationer dengan tingkat
kesalahan 1%.
Variabel DLOG(Y) – DF
Berdasarkan tampilan hasil uji akar unit terhadap variabel LOG(Y) dapat
disimpulkan bahwa variabel LOG(Y) sudah stationer dengan tingkat
kesalahan 1%.
158
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji akar-akar unit dan uji
derajat integrasi. Untuk dapat melakukan uji kointegrasi harus diyakini terlebih
dahulu bahwa variabel-variabel terkait dalam pendekatan ini memiliki derajat
integrasi yang sama atau tidak. Pada umumnya sebagian besar pembahasan
mengenai isu terkait lebih memusatkan perhatiannnya pada variabel yang
berintegrasi nol [I(0)] atau satu [I(1)].
Suatu himpunan variabel runtun waktu X dikatakan berkointegrasi pada
derajat d, b atau CI(d,b) bila setiap elemen X berintegrasi pada derajat d atau I(d)
dan terdapat satu vektor k yang tidak sama dengan nol sehingga W=k’X~I (d-b)
dengan d > 0 dan k merupakan vektor kointegrasi (engel dan Granger, 1987: 253
dalam Insukindro, 1994: 132). Uji CRDW (Cointegrating Regression Durbin
Watson), DF (Dickey-Fuller) dan ADF (Augmented Dickey-Fuller) merupakan uji
statistik yang disukai dalam pendekatan ini. Untuk menghitung CRDW, DF dan
ADF, ditaksir regresi kointegrasi berikut ini dengan metode kuadrat terkecil biasa
(OLS):
(7.19) Yt = me + m1 X1t + m2 X2t + Et
Kemudian regresi berikut ini ditaksir dengan OLS:
(7.20) DEt = p1 BEt
159
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
160
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
161
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
162
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Atau
Dari Workfile Series E:
VIEW
UNIT ROOT TEST
AUGMENTED DICKEY-FULLER (type test)
LEVEL (test for unit root in)
NONE (include in test equation)
3 (lagged differences)
OK
163
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Dari uji akar unit terhadap E (residual) disimpulkan bahwa E sationer atau
I(0) pada tingkat kesalahan 1%. Berarti variabel E bisa di gunakan dalam
model jankga pendek ECM-EG:
164
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
dimana
Et-1 = ut-1 = LYt-1 - 1 - 2 LX2t-1 - 3 LX3t-1 - 4 LX4t-1
adalah nilai residual regresi kointegrasi pada periode sebelumnya.
t = random error term
Koefisien 4 diharapkan signifikan dan negatif.
165
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
model yang digunakan adalah sahih atau valid. ECM-EG juga lolos dari semua uji
asumsi klasik.
Berdasarkan hasil estimasi ECM-EG diketahui bahwa dalam jangka
pendek dan jangka panjang arah pengaruh semua variabel sesuai teori dan
variabel log(X2) dan log(X3) signifikan sedangkan log(x4) tidak signifikan. Misal,
jika X2 naik 1 persen maka Y akan naik 33,17 persen dalam jangka pendek dan
naik 40,59 persen dalam jangka panjang. Sementara itu, jika X3 naik 1 persen
maka Y akan turun 30,96 persen dalam jangka pendek dan turun 43,88 persen
dalam jangka panjang.
166
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Table 7.9
Demand for Chickens, United States, 1960-1982
YEAR = Year
Y = Per Capita Consumption of Chickens, Pounds
X2 = Real Disposable Income Per Capita, $
X3 = Real Retail Price of Chicken Per Pound, Cents
X4 = Real Retail Price of Pork Per Pound, Cents
X5 = Real Retail Price of Beef Per Pound, Cents
X6 = Composite Real Price of Chicken Substitutes Per Pound, Cents
Obs Y X2 X3 X4 X5 X6
1960 27,8 397,5 42,2 50,7 78,3 65,8
1961 29,9 413,3 38,1 52 79,2 66,9
1962 29,8 439,2 40,3 54 79,2 67,8
1963 30,8 459,7 39,5 55,3 79,2 69,6
1964 31,2 492,9 37,3 54,7 77,4 68,7
1965 33,3 528,6 38,1 63,7 80,2 73,6
1966 35,6 560,3 39,3 69,8 80,4 76,3
1967 36,4 624,6 37,8 65,9 83,9 77,2
1968 36,7 666,4 38,4 64,5 85,5 78,1
1969 38,4 717,8 40,1 70 93,7 84,7
1970 40,4 768,2 38,6 73,2 106,1 93,3
1971 40,3 843,3 39,8 67,8 104,8 89,7
1972 41,8 911,6 39,7 79,1 114 100,7
1973 40,4 931,1 52,1 95,4 124,1 113,5
1974 40,7 1021,5 48,9 94,2 127,6 115,3
1975 40,1 1165,9 58,3 123,5 142,9 136,7
1976 42,7 1349,6 57,9 129,9 143,6 139,2
1977 44,1 1449,4 56,5 117,6 139,2 132
1978 46,7 1575,5 63,7 130,9 165,5 132,1
1979 50,6 1759,1 61,6 129,8 203,3 154,4
1980 50,1 1994,2 58,9 128 219,6 174,9
1981 51,7 2258,1 66,4 141 221,6 180,8
1982 52,9 2478,7 70,4 168,2 232,6 189,4
Sumber: Gujarati (2003: 239)
167
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
BAB VIII
UJI KAUSALITAS GRANGER
m m
INVt i INVt i j NPS t j U 2t
t 1 j 1
Dimana U1t dan U2t adalah error terms yang diasumsikan tidak mengandung
korelasi serial dan n=m.
Hasil-hasil regresi kedua bentuk model regresi linier ini akan
menghasilkan empat kemungkinan mengenai nilai koefisien-koefisien regrei
masing-masing (Sritua Arief, 1993:152):
n m
1) Jika
j 1
j 0 dan j 0, maka terdapat kausalitas satu arah dari INV
j 1
ke NPS.
168
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
n m
2) Jika
j 1
j 0 dan j 0, maka terdapat kausalitas satu arah dari INV
j 1
ke NPS.
n m
3) Jika j 1
j 0 dan j 0, maka NPS dan INV bebas antara satu
j 1
dan NPS.
Untuk memperkuat indikasi keberadaan berbagai bentuk kausalitas yang
tersebut diatas, maka dilakukan uji F untuk masing-masing model regresi.
169
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Contoh :
Masukkan data sebagai berikut
NPS INV
Tahun
(Milyar Rp) (Milyar RP)
1977 0.153 553.91
1978 0.219 810.06
1979 1.334 811.95
1980 5.733 3498.15
1981 7.652 2746.11
1982 12.625 5288.35
1983 10.108 8932.27
1984 2.139 3289.12
1985 3.206 4700.91
1986 1.816 5814.62
1987 5.184 12966.3
1988 30.592 21829.58
1989 964.272 28056.79
1990 7311.289 73146.36
1991 5778.249 58563.68
1992 7953.299 50628.14
1993 19086.24 56631.92
1994 25482.8 113466.4
1995 32357.5 162045.4
1996 75729.89 172034.8
1997 120385.2 277194
1998 99684.7 169638.2
Uji kausalitas granger dalam program E-Views dapat dilakukan sebagai berikut :
170
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Ketik nama variabel yang akan diuji (Misal NPS dan INV).
OK
Kemudian muncul dialog, pada lag keberapa, kausalitas akan diuji:
Isi lagnya.
OK.
Hasil uji kausalitas Granger adalah sebagai berikut :
Pada Lags 1:
171
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Pada Lags 2:
Pada Lags 3:
Pada Lags 4:
172
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Pada Lags 5:
Pada Lags 6:
173
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
BAB IX
REGRESI LINIER DATA PANEL
I. PENDAHULUAN
174
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
175
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
data dan cross section adalah bahwa sampel mungkin tidak secara random
eksperimen yang mempunyai pendapatan diatas 1,5 kali dari yang biasanya
menghasilkan apa yang sering disebut sebagai bias seleksi (e.g. Hausman adn
1) Dimensi kurun waktu yang pendek. Banyak data panel yang hanya
tidak terbatas.
176
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Model estimasi seperti pada model (1) dan (2) tergantung pada
asumsinya pada intersep, koefisien slope dan error term. Ada beberapa
kemungkinan:
1. Intersep dan koefisien slope konstan setiap waktu dan unit dan error
menampung perbedaan tiap waktu dan unit.
(9.1) Yit 1 2 X 2it 3 X 3it it
3. Koefisien slope konstan tetapi intersep bervariasi tiap unit dan waktu
(9.3) Yit 1it 2 X 2it 3 X 3it it
Uji akar unit dalam studi runtut waktu (time series) sudah menjadi bagian
data dengan uji akar unit mempunyai kekuatan lebih dibanding uji akar unit
berdasarkan pada rantun waktu individual. Saat ini sudah banyak literatur yang
membahas mengenai uji akar unit dalam data panel yang merupakan gabungan
177
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
antara data runtun waktu (time series) dan lintas sektoral (cross section). Review
literatur mengenai hal ini diberikan oleh Banerjee (1999), Baltagi dan Kao (2000),
Choi (2004), dan yang terbaru oleh Breitung dan pesaran (2007). Generasi
pertama uji akar unit panel data diawali oleh Levin, Lin dan Chu (2002) dan Im,
Pesaran dan Shin (2003) yang memfokuskan pada panel di mana kesalahan
gabungan tidak berkorelasi secara lintas sektoral. Uji Generasi kedua meliputi
kontribusi dari Moon dan Perron (2004), Bai dan Ng (2004,2007) dan Pesaran
(2007). Uji yang disarankan oleh Moon dan Perron (2004) dan Pesaran (2007)
sedangkan prosedur uji Bai dan Ng (2004, 2007) membolehkan derajad integrasi
yang berbeda .
Uji akar unit panel data mutakhir dilakukan oleh Levin dan Lee (1992), Im,
Pesaran dan Shin (1997), Harris dan Tzavalis (1999), Maddala dan Wu (1999),
Choi (2001) dan Hadri (1999). Selain itu, Bharagava, Franzini dan Narendranathan
(1982), Boumahdi dan Thomas (1991), Breitung dan Meyer (1994) dan Quah
(1994). Bharagava, Franzini dan Narendranathan (1982) uji random walk residual
dalam model dinamik dengan efek tetap (fixed effect). Mereka menyarankan
dua tes statistik lain yang berdasarkan pada residual OLS pada tingkat
178
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(1991) menyarankan generalisasi uji DF untuk uji akar unit panel data untuk
menaksir efisiensi pasar modal Perancis dengan menggunakan 140 harga stok
Perancis selama periode Januari 1973 sampai Februari 1986. Breitung dan
unit model panel data dalam negosiasi upah kontrak pada tingkat industri dan
menyarankan uji akar unit untuk model panel data tanpa fixed effect di mana
baik N maupun T bergerak dalam jumlah yang tidak terbatas pada tingkat yang
sama dengan N/T adalah konstan. Levin dan Lin (1992) mengeneralisasi model ini
untuk efek tetap (fixed effect), dengan tren determistik individual, dan kesalahan
Gengenbach, Palm dan Urbain (2006). Dalam uji akar unit yang diajukan oleh
individual yang diperluas dari Yit dengan rata-rata lintas sektoral variabel terikat
(nilai lag dan saat ini Δyt, yt-1= n-1jN = 1 y j t-1). Rata-rata lintas sektoral digunakan
sebagai proksi yang diasumsikan sebagai faktor bersama yang tidak diobservasi.
Uji statistik panel didasarkan pada rata-rata t-statistik individual untuk semua
unit lintas sektoral dan diperlihatkan oleh parameter gangguan yang bebas,
179
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
yang tidak diobservasi dapat menjadi sebuah limitasi dalam prakteknya. Bai dan
mengaplikasikan uji akar unit dari faktor bersama dan komponen gabungan
component (PC).
faktor yang benar dan faktor-faktor mereka sendiri. Moon dan Perron (2004)
mengikuti pendekatan yang sama di mana mereka mendasarkan uji mereka pada
diestimasi.
Menurut LLC uji akar unit individual memiliki kekuatan yang terbatas
keseimbangannya. Hal ini terutama terjadi pada sampel kecil. LLC menyarankan
uji akar unit panel data yang lebih memiliki kekuatan dibandingkan dengan uji
akar unit individual untuk tiap-tiap unit cross section. Hipotesis nolnya adalah
180
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
bahwa setiap variable runtun waktu individual mengandung akar unit melawan
(3.15)
Dengan dmt mengindikaskan vector variable deterministic dan αmi vektor yang
d2t={1} dan d3t={1,t}. selagi lag pada order pi tidak diketahui, LLC menyarankan
Tahap 1 dimulai dengan regresi terpisah ADF untuk tiap cross section:
(3.16)
Untuk T tertentu, pilih lag maksimum dengan order ρmaks kemudian gunakan t-
statistik didistribusikan N(0,1) dibawah hipotesis nol (θiL = 0), baik ketika ρi =0
residual orthogonal:
Estimasi Δyit terhadap Δyi,t-L (L=1,…, ρi ) dan dmt untuk mendapatkan residual
residual .
181
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
section i
Langkah 2.
Estimasi rasio deviasi standar jangka panjang terhadap jangka pendek. Dibawah
hipotesis nol akar unit, varians jangka panjang dari (12.1) dapat diestimasi
dengan
(3.17)
Di mana adalah lag yang terpotong yang dapat menjadi data yang tergantung.
Langkah 3.
order lag dari regresi ADF individual. T-statistik konvensional untuk H0: ρ = 0
adalah ,
Di mana
182
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
Dan
(3.18)
diberikan oleh tabel 2 LLC. Tabel ini juga termasuk saran untuk memotong
LLC menyarankan menggunakan uji akar unit panel data mereka untuk
ukuran moderat dengan N antara 10 dan 250 dan T antara 25 dan 250. Mereka
secara mencukupi untuk data panel dalam ukuran ini. Bagaimanapun, untuk
ukuran T yang sangat besar, mereka berargumentasi bahwa uji akar unit
183
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
individual akan memiliki cukup cukup kekuatan untuk diaplikasikan pada setiap
cross section.
Uji LLC yang diajukan memilik beberapa keterbatasan. Uji ini secara
krusial tergantung pada asumsi independensi antar cross section dan tidak dapat
diaplikasikan jika terdapat korelasi cross section. Kedua, asumsi bahwa semua
cross section mempunyai atau tidak mempunyai akar unit adalah restriksi. Dari
beberapa literature mutakhir mengenai uji akar unit panel data ditemukan
Uji Levin dan Lin restriktif dalam hal bahwa ia membutuhkan ρ harus
alternatif ini membatasi setiap negara untuk konvergen pada tingkat yang sama.
Im, Pesaran dan Shin (2003) (IPS) membolehkan koefisien heterogen dari yi,t-1
dan mengusulkan sebuah prosedur uji alternatif yang berdasarkan pada rata-
rata statistik uji akar unit individual. IPS menyarankan rata-rata uji ADF ketika uit
berkorelasi serial dengan sifat korelasi serial yang berbeda antar unit cross
section, yakni dalam model (12.2). Hipotesis nol adalah tiap-tiap series dalam
panel mengandung akar unit, yakni H0: ρi = 0 untuk semua i dan hipotesis
184
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
(3.19)
ini perlu untuk konsistensi dari uji akar unit panel. Statistik t-bar IPS didefinisikan
N
1
t
N
t
i 1
i (3.20)
dalam (12.6) (3.3). Dalam kasus order lag selalu nol (ρi = 0 untuk semua i), IPS
memberikan nilai kritis yang disimulasikan untuk untuk jumlah cross section N
intersep saja atau intersep dan tren linier. Dalam kasus yang lebih umum, di
mana order lag ρi mungkin bukan nol untuk beberapa cross section, IPS
Dimulai dari hasil dalam series runtun waktu untuk N yang tertentu (fixed)
W
1
iZ dWiZ
t i 0
1
t iT (3.21)
1W 2
0 iZ
2
dalam (12.8) (3.5), IPS mengasumsikan bahwa tiT adalah IID dan mempunyai
185
MODUL LABORATORIUM EKONOMETRIKA
1 1
N N
N t
i 1 iT i 1
E[t iT i 1]
N N N (0,1) (3.22)
1
N
i 1
var[t iT i 1]
N
1 N
N t i 1 E[t iT i 1]
t IPS N N (0,1) (3.23)
1 N
var[t iT i 1]
N i 1
var[tiT i 1] dihitung oleh IPS melalui simulasi untuk nilai yang berbeda dari T
dan ρi’s. IPS juga menyarankan uji kelompok rata-rata Lagrange Multiplier untuk
rata-rata LM dan