Anda di halaman 1dari 2

Hidup Baru & Berdamai dengan diri sendiri

Hidup baru berarti kita meninggalkan sesuatu yang dahulu, yang sudah berlalu.
Meninggalkan hidup lama, dosa dosa dahulu yang sudah diperbuat. Hidup lama ialah hidup
yang tidak mengenal Allah, hanya berorientasi pada kehidupan diri sendiri. Hal ini jelas dan
hanya menyesatkan kita. Untuk itu, kita perlu memperbaharui hidup kita.. Hidup baru dapat
dimulai dengan mengampuni sesama kita. Jika kita membenci atau marah kepada sesama
kita, hendaknya kemarahan itu hilang sebelum matahari terbenam dan jangan sekali-kali
memberikan kesempatan pada iblis untuk merebut hatimu. Supaya rasa amarah, kesal,
dendam, iri hati, dan lainnya tidak hinggap di hati kita serta roh kudus dapat selalu menuntun
kita untuk berkata serta berbuat yang benar dihadapan Allah.

Dengan menjalani hidup baru, kita akan memiliki hubungan yang lebih intim kepada Allah.
Lebih rutin dalam berkomunikasi denganNya melalui doa , membaca firman, ke gereja dan
nyanyi-nyanyian bagi kemuliaan namaNya. Membaca firman Tuhan ini yang nantinya akan
menjadi rutinitas kita setiap hari dan membimbing kita untuk hidup benar sehingga kita dapat
berpegang teguh pada kebenaran yang telah kita ketahui dan mengimplementasikannya
dalam kehidupan kita sehari-hari.

Hidup baru dalam roh artinya ialah memproduksi 9 buah roh yang ada. Ialah mengasihi
semua orang, senantiasa bersukacita, menciptakan kehidupan yang damai sejahtera, selalu
sabar, bermurah hati, berbuat baik, setia, bersikap lemah lembut, serta dapat menguasai diri.
Sebagai orang Kristen, kita memiliki roh kudus yang menghasilkan kesembilan buah roh ini.
Bersama roh kudus , kita dapat dibantu untuk menaklukan perbuatan dari dosa. Hal ini lah
yang menjadi tujuan Roh kudus hadir dalam kehidupan orang orang percaya, yaitu untuk
menolong mereka menjadi serupa dengan gambar Allah.

Menjadi saksi Kristus menjadi hal pokok dalam hidup baru. Menjadi saksi Kristus dapat
dimulai melalui perbuatan kita sehari hari. Dengan berbuat hal yang benar, kita telah
menunjukkan kepada dunia bagaimana rupa Allah. Selain itu, menjadi saksi kristus juga
dapat dimplementasikan dengan giat melayani Allah, dengan bertugas di gereja. Tidak hanya
melalui khotbah, bisa juga dengan menjadi petugas persembahan, penyanyi, sintua, atau hal
yang lainnya. Segala sesuatunya dapat kita lakukan untuk memuliakan nama Tuhan serta
menjadi saksi bagi diriNya.

Hal pokok yang terakhir dalam hidup baru ialah mengasihi Allah dan mengasihi sesama.
Mengasihi sesama ialah hukum utama yang Tuhan ajarkan kepada kita. Hal ini dapat dilihat
dalam kesepuluh perintah Allah. Urutan ke-10 perintah Allah tidak diberikan atas dasar
kebetulan, tetapi menurut St. Thomas Aquinas, memang ada alasannya tergantung dari
tingkatan prioritasnya. ((St. Thomas Aquinas, The Aquinas Catechism : A Simple Explanation
of the Catholic Faith by the Church’s Greatest Theologian (Manchester N.H.: Sophia
Institute Press, 2000), p.249-250)) Untuk mengasihi Allah, kita harus melakukan tiga hal,
yaitu: (1) Tidak boleh mempunyai Allah lain, yang dituliskan: Jangan menyembah berhala,
berbaktilah kepadaKu saja, dan cintailah Aku lebih dari segala Sesuatu; (2) Harus
memberikan kepada Allah penghormatan, yang dituliskan: Jangan menyebut nama Tuhan
Allahmu dengan tidak hormat; (3) Kita harus beristirahat di dalam Tuhan, yang
dituliskan: Kuduskanlah hari Tuhan. Dan untuk membuktikan kasih kita kepada Allah, maka
kita harus mengasihi sesama seperti yang dijabarkan dalam perintah 4-10, yaitu: (1) Kita
harus mengasihi orang tua kita, yang dituliskan: Hormatilah ibu-bapamu; (2) Kita tidak boleh
melukai sesama kita dengan perbuatan – baik dengan melukai seseorang, yang
dituliskan: jangan membunuh; atau merusak perkawinan seseorang, yang dituliskan: Jangan
berzinah; atau mengambil barang atau harta milik sesama, yang dituliskan: Jangan mencuri;
(3) Kita tidak boleh melukai sesama kita dengan perkataan dan pikiran – melukai dengan
perkataan, yang dituliskan: Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu; melukai sesama dengan
pikiran, yang dituliskan: Jangan mengingini istri sesamamu dan Jangan mengingini milik
sesamamu secara tidak adil.

Jika kita telah hidup baru, kita juga telah berdamai dengan diri sendiri. Dengan berdamai
dengan sendiri, artinya kita dapat menghargai diri kita sendiri, memaafkan segala kesalahan/
dosa yang telah kita perbuat sehingga tidak ada lagi perasaan takut, gelisah, khawatir, atau
bahkan tidak bisa menerima diri sendiri. Kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia menjadi
salah satu cara Allah untuk menyelamatkan manusia serta menyadarkan mereka untuk
mengasihi diri sendiri. Mensyukuri karya Allah dalam diri kita. Damai sejahtera akan hadir
jiika kita mampu untuk berdamai dengan diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai